BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf ·...

54
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1471, 2015 KEMENKEU. Pajak. Seharusnya Tidak Terutang. Kelebihan. Pengembalian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai tata cara pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.03/2013; b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap pelaksanaan tata cara pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai tata cara pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang www.peraturan.go.id

Transcript of BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf ·...

Page 1: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.1471, 2015 KEMENKEU. Pajak. Seharusnya Tidak Terutang.Kelebihan. Pengembalian. Tata Cara.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 187/PMK.03/2015

TENTANG

TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai tata cara pengembaliankelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidakterutang telah diatur dalam Peraturan MenteriKeuangan Nomor 10/PMK.03/2013;

b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadappelaksanaan tata cara pengembalian atas kelebihanpembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang,perlu mengatur kembali ketentuan mengenai tata carapengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yangseharusnya tidak terutang;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untukmelaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang KetentuanUmum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

www.peraturan.go.id

Page 2: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 2

Nomor 16 Tahun 2009, perlu menetapkan PeraturanMenteri Keuangan tentang Tata Cara Pengembalianatas Kelebihan Pembayaran Pajak yang SeharusnyaTidak Terutang;

Mengingat : Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang KetentuanUmum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARAPENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAKYANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yangselanjutnya disebut Undang-Undang KUP adalah Undang-UndangNomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.

2. Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disingkat SPT adalah suratyang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungandan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objekpajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan.

3. SPT Masa adalah SPT untuk suatu Masa Pajak.

4. SPT Tahunan adalah SPT untuk suatu Tahun Pajak atau BagianTahun Pajak.

5. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPLBadalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihanpembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripadapajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

6. Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak yang selanjutnya disingkatSPMKP adalah surat perintah dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak

www.peraturan.go.id

Page 3: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.14713

kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara untuk menerbitkanSurat Perintah Pencairan Dana sebagai dasar kompensasi Utang Pajakdan/atau dasar pembayaran kembali kelebihan pembayaran pajakkepada Wajib Pajak.

7. Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang selanjutnya disingkatP3B adalah perjanjian antara Pemerintah Indonesia denganpemerintah negara mitra atau yurisdiksi mitra untuk mencegahterjadinya pengenaan pajak berganda dan pengelakan pajak.

8. Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk, Cukai,Denda Administrasi, Bunga, dan Pajak dalam rangka impor yangselanjutnya disingkat SPKPBM adalah formulir penagihan untukmenagih bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, dan pajakdalam rangka impor yang tidak atau kurang dibayar oleh importir,pengangkut, pengusaha tempat penimbunan sementara, pengusahatempat penimbunan berikat, atau pengusaha pengurusan jasakepabeanan, yang diterbitkan oleh pejabat bea dan cukaisebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan yangmengatur mengenai tata cara penagihan piutang bea masuk, cukai,denda administrasi, bunga, dan pajak dalam rangka impor.

9. Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean yang selanjutnyadisingkat SPTNP adalah surat penetapan pejabat bea dan cukaisebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan yangmengatur mengenai tata cara penetapan tarif, nilai pabean, dansanksi administrasi, serta penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukaiatau pejabat bea dan cukai.

10. Surat Penetapan Pabean yang selanjutnya disingkat SPP adalah suratpenetapan pejabat bea dan cukai sebagaimana dimaksud dalamPeraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata carapenetapan tarif, nilai pabean, dan sanksi administrasi, sertapenetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau pejabat bea dancukai.

11. Surat Penetapan Kembali Tarif dan/atau Nilai Pabean yangselanjutnya disingkat SPKTNP adalah surat penetapan pejabat beadan cukai sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuanganyang mengatur mengenai tata cara penetapan tarif, nilai pabean, dansanksi administrasi, serta penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukaiatau pejabat bea dan cukai.

12. Surat Keterangan Domisili bagi Subjek Pajak Luar Negeri yangselanjutnya disebut SKD Subjek Pajak Luar Negeri adalah suratketerangan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di bidangperpajakan (Competent Authority) atau pejabat yang ditunjukberdasarkan P3B yang berisi status domisili (resident) Subjek Pajak

www.peraturan.go.id

Page 4: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 4

Luar Negeri dengan menggunakan formulir sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

13. Prosedur Persetujuan Bersama atau Mutual Agreement Procedureyang selanjutnya disebut MAP adalah prosedur administratif yangdiatur dalam P3B untuk menyelesaikan permasalahan yang timbuldalam penerapan P3B.

14. Persetujuan Bersama adalah hasil yang telah disepakati dalampenerapan P3B oleh pejabat yang berwenang dari PemerintahIndonesia dan pemerintah negara mitra atau yurisdiksi mitra P3Bsehubungan dengan MAP yang telah dilaksanakan.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yangseharusnya tidak terutang dapat diajukan dalam hal:

a. terdapat pembayaran pajak yang bukan merupakan objek pajak yangterutang atau yang seharusnya tidak terutang;

b. terdapat kelebihan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak yang terkaitdengan pajak dalam rangka impor;

c. terdapat kesalahan pemotongan atau pemungutan yangmengakibatkan pajak yang dipotong atau dipungut lebih besardaripada pajak yang seharusnya dipotong atau dipungut;

d. terdapat kesalahan pemotongan atau pemungutan yang bukanmerupakan objek pajak; atau

e. terdapat kelebihan pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilanterkait penerapan P3B bagi Subjek Pajak Luar Negeri.

BAB III

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

ATAS PEMBAYARAN PAJAK OLEH PIHAK PEMBAYAR

Pasal 3

Pembayaran pajak yang bukan merupakan objek pajak yang terutang atauyang seharusnya tidak terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2huruf a dapat berupa:

a. pembayaran pajak yang lebih besar dari pajak yang terutang;

b. pembayaran pajak atas transaksi yang dibatalkan;

c. pembayaran pajak yang seharusnya tidak dibayar; atau

www.peraturan.go.id

Page 5: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.14715

d. pembayaran pajak terkait dengan permintaan penghentian penyidikantindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalamPasal 44B Undang-Undang KUP yang tidak disetujui.

Pasal 4

(1) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapatdiminta kembali oleh pihak pembayar yang bersangkutan denganmengajukan permohonan.

(2) Pihak pembayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Wajib Pajak orang pribadi;

b. Wajib Pajak badan; dan

c. orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkan memiliki NomorPokok Wajib Pajak.

(3) Permohonan pengembalian diajukan secara tertulis dalam bahasaIndonesia.

(4) Permohonan pengembalian harus ditandatangani oleh pihakpembayar.

(5) Dalam hal permohonan ditandatangani oleh bukan pihak pembayar,permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidangperpajakan.

(6) Permohonan pengembalian harus dilampiri dengan dokumen berupa:

a. asli bukti pembayaran pajak berupa Surat Setoran Pajak atausarana administrasi lain yang dipersamakan dengan SuratSetoran Pajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; dan

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang.

(7) Permohonan pengembalian disampaikan secara langsung ke:

a. Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar; atau

b. Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempattinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan, dalam halorang pribadi atau badan tersebut tidak diwajibkan memilikiNomor Pokok Wajib Pajak,

dan kepadanya diberikan bukti penerimaan surat.

(8) Selain penyampaian permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(7), permohonan dapat disampaikan melalui:

a. pos dengan bukti pengiriman surat; atau

www.peraturan.go.id

Page 6: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 6

b. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan buktipengiriman surat.

(9) Bukti penerimaan surat atau bukti pengiriman surat sebagaimanadimaksud pada ayat (7) atau ayat (8) merupakan bukti penerimaansurat permohonan.

Pasal 5

(1) Direktur Jenderal Pajak meneliti kebenaran pembayaran pajakberdasarkan permohonan pengembalian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4.

(2) Dalam rangka meneliti kebenaran pembayaran pajak, DirekturJenderal Pajak dapat meminta dokumen dan/atau keterangan kepadapemohon.

(3) Hasil penelitian berupa pengembalian diberikan dalam hal memenuhiketentuan:

a. pajak yang seharusnya tidak terutang telah dibayar ke kasnegara; dan

b. pajak yang seharusnya tidak terutang telah dibayar sebagaimanadimaksud pada huruf a tidak dikreditkan dalam SPT.

(4) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalamlaporan hasil penelitian.

(5) Dalam hal laporan hasil penelitian terdapat kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang, Direktur Jenderal Pajakmenerbitkan SKPLB.

(6) Dalam hal laporan hasil penelitian tidak terdapat kelebihanpembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang, Direktur JenderalPajak menyampaikan surat pemberitahuan penolakan kepadapemohon.

Pasal 6

(1) Dalam hal pihak pembayar pajak merupakan Wajib Pajak orangpribadi atau Wajib Pajak badan, SKPLB sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 ayat (5) diterbitkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang mengatur tentang tata cara penerbitansurat ketetapan pajak dan surat tagihan pajak.

(2) Dalam hal pihak pembayar pajak merupakan orang pribadi ataubadan yang tidak diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak,SKPLB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (5) diterbitkandengan mengisi kolom Nomor Pokok Wajib Pajak dengan ketentuansebagai berikut:

a. pada 9 (sembilan) digit pertama dicantumkan angka 0 (nol);

www.peraturan.go.id

Page 7: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.14717

b. pada 3 (tiga) digit berikutnya dicantumkan angka kode KantorPelayanan Pajak tempat permohonan diajukan; dan

c. pada 3 (tiga) digit terakhir dicantumkan angka 0 (nol).

Pasal 7

(1) Pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang atas SKPLBsebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat dilakukan melaluipenerbitan SPMKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tata cara penghitungan danpengembalian kelebihan pembayaran pajak.

(2) Pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang atas SKPLBsebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat dilakukan melaluipenerbitan SPMKP ke rekening bank di Indonesia dalam mata uangRupiah atas nama orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkanmemiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

BAB IV

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

ATAS KELEBIHAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR

Pasal 8

Kelebihan pembayaran pajak yang terkait dengan pajak dalam rangkaimpor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b meliputi PajakPenghasilan Pasal 22 impor, Pajak Pertambahan Nilai impor, dan/atauPajak Penjualan atas Barang Mewah impor yang telah dibayar dantercantum dalam:

a. SPTNP atau SPKTNP;

b. SPKPBM, SPTNP, atau SPP yang telah diterbitkan keputusankeberatan;

c. SPKPBM, SPTNP, atau SPP yang telah diterbitkan keputusankeberatan dan putusan banding;

d. SPKPBM, SPTNP, atau SPP yang telah diterbitkan keputusankeberatan, putusan banding, dan putusan peninjauan kembali;

e. SPKTNP yang telah diterbitkan putusan banding;

f. SPKTNP yang telah diterbitkan putusan banding dan putusanpeninjauan kembali; atau

g. dokumen yang berisi pembatalan impor yang telah disetujui olehpejabat yang berwenang,

yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak.

www.peraturan.go.id

Page 8: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 8

Pasal 9

(1) Kelebihan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 dapat diminta kembali oleh Wajib Pajak yangbersangkutan dengan mengajukan permohonan.

(2) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Wajib Pajakorang pribadi dan Wajib Pajak badan.

(3) Permohonan pengembalian diajukan secara tertulis dalam bahasaIndonesia.

(4) Permohonan pengembalian harus ditandatangani oleh Wajib Pajak.

(5) Dalam hal permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak,permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidangperpajakan.

(6) Permohonan pengembalian harus dilampiri dengan dokumen berupa:

a. fotokopi bukti pembayaran pajak berupa surat setoran pabeancukai dan pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakandengan surat setoran pabean cukai dan pajak;

b. fotokopi SPTNP, SPKTNP, SPKPBM, SPP, atau dokumen yangberisi pembatalan impor yang telah disetujui oleh pejabat yangberwenang;

c. fotokopi keputusan keberatan, putusan banding, dan/atauputusan peninjauan kembali yang terkait dengan SPTNP,SPKTNP, SPKPBM, atau SPP, dalam hal diajukan keberatan,banding dan/atau peninjauan kembali terhadap SPTNP, SPKTNP,SPKPBM, atau SPP;

d. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; dan

e. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang.

(7) Permohonan pengembalian disampaikan secara langsung ke KantorPelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dan kepadanyadiberikan bukti penerimaan surat.

(8) Selain penyampaian permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(7), permohonan dapat disampaikan melalui:

a. pos dengan bukti pengiriman surat; atau

b. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan buktipengiriman surat.

www.peraturan.go.id

Page 9: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.14719

(9) Bukti penerimaan surat atau bukti pengiriman surat sebagaimanadimaksud pada ayat (7) atau ayat (8) merupakan bukti penerimaansurat permohonan.

Pasal 10

(1) Direktur Jenderal Pajak meneliti kebenaran pembayaran pajakberdasarkan permohonan pengembalian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 9.

(2) Dalam rangka meneliti kebenaran pembayaran pajak, DirekturJenderal Pajak dapat meminta dokumen dan/atau keterangan kepadapemohon.

(3) Hasil penelitian berupa pengembalian diberikan dalam hal memenuhiketentuan:

a. pajak yang seharusnya tidak terutang telah dibayar atau disetorke kas negara;

b. dalam hal pajak yang telah dibayar atau disetor sebagaimanadimaksud pada huruf a terkait dengan PPh Pasal 22 impor, pajaktersebut tidak dikreditkan dalam SPT Tahunan PajakPenghasilan;

c. dalam hal pajak yang telah dibayar atau disetor sebagaimanadimaksud pada huruf a terkait dengan PPN impor dan SPTTahunan Tahun Pajak terjadinya pembayaran telah dilaporkan,pajak tersebut tidak dikreditkan dalam SPT Masa PPN, tidakdibebankan sebagai biaya dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan,atau tidak dikapitalisasi dalam harga perolehan; dan

d. dalam hal pajak yang telah dibayar atau disetor sebagaimanadimaksud pada huruf a terkait dengan PPnBM impor, pajaktersebut tidak dibebankan sebagai biaya dalam SPT TahunanPajak Penghasilan atau tidak dikapitalisasi dalam hargaperolehan.

(4) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalamlaporan hasil penelitian.

(5) Dalam hal berdasarkan laporan hasil penelitian terdapat kelebihanpembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang, Direktur JenderalPajak menerbitkan SKPLB.

(6) Dalam hal berdasarkan laporan hasil penelitian tidak terdapatkelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang,Direktur Jenderal Pajak menyampaikan surat pemberitahuanpenolakan kepada pemohon.

www.peraturan.go.id

Page 10: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 10

Pasal 11

(1) SKPLB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (5) diterbitkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yangmengatur tentang tata cara penerbitan surat ketetapan pajak dansurat tagihan pajak.

(2) Pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang atas SKPLBsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penerbitanSPMKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganyang mengatur tentang tata cara penghitungan dan pengembaliankelebihan pembayaran pajak.

BAB V

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

ATAS KESALAHAN PEMOTONGAN ATAU PEMUNGUTAN

Pasal 12

(1) Kesalahan pemotongan atau pemungutan yang mengakibatkan pajakyang dipotong atau dipungut lebih besar daripada pajak yangseharusnya dipotong atau dipungut sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 huruf c dapat berupa:

a. pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan yangmengakibatkan Pajak Penghasilan yang dipotong atau dipungutlebih besar daripada Pajak Penghasilan yang seharusnya dipotongatau dipungut;

b. pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan ataspenghasilan yang diterima oleh bukan subjek pajak;

c. pemungutan Pajak Pertambahan Nilai terhadap bukan PengusahaKena Pajak yang lebih besar daripada pajak yang seharusnyadipungut; atau

d. pemungutan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang lebihbesar daripada pajak yang seharusnya dipungut.

(2) Kesalahan pemotongan atau pemungutan yang bukan merupakanobjek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d dapatberupa:

a. pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan yangseharusnya tidak dipotong atau tidak dipungut;

b. pemungutan Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya tidakdipungut; atau

c. pemungutan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yangseharusnya tidak dipungut.

www.peraturan.go.id

Page 11: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147111

Pasal 13

(1) Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan pajakterkait dengan Pajak Penghasilan, pajak yang seharusnya tidakdipotong atau tidak dipungut tersebut dapat diminta kembali olehWajib Pajak yang dipotong atau dipungut dengan mengajukanpermohonan.

(2) Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan pajakterkait dengan Pajak Pertambahan Nilai, pajak yang seharusnya tidakdipungut tersebut dapat diminta kembali oleh pihak yang dipungut,sepanjang pihak yang dipungut bukan Pengusaha Kena Pajak, denganmengajukan permohonan.

(3) Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan pajakterkait dengan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, pajak yangseharusnya tidak dipungut tersebut dapat diminta kembali oleh pihakyang dipungut dengan mengajukan permohonan.

(4) Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan pajakterhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang memiliki bentuk usaha tetapdi Indonesia, pajak yang seharusnya tidak dipotong atau tidakdipungut tersebut dapat diminta kembali oleh Subjek Pajak LuarNegeri tersebut melalui bentuk usaha tetap di Indonesia denganmengajukan permohonan.

(5) Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan pajakterhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang tidak memiliki bentuk usahatetap di Indonesia, pajak yang seharusnya tidak dipotong atau tidakdipungut tersebut dapat diminta kembali oleh Subjek Pajak LuarNegeri tersebut melalui Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan dengan mengajukan permohonan.

(6) Dalam hal terjadi kesalahan pemotongan atau pemungutan pajakterhadap orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkan memilikiNomor Pokok Wajib Pajak, pajak yang seharusnya tidak dipotong atautidak dipungut tersebut dapat diminta kembali oleh orang pribadi ataubadan tersebut melalui Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan dengan mengajukan permohonan.

(7) Dalam hal Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) tidakdapat ditemukan yang disebabkan antara lain karena pembubaranusaha, permohonan diajukan secara langsung oleh pihak yangdipotong atau dipungut.

Pasal 14

(1) Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.

www.peraturan.go.id

Page 12: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 12

(2) Permohonan pengembalian harus ditandatangani oleh Wajib Pajakatau pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.

(3) Dalam hal permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak ataupihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), permohonan harusdilampiri dengan surat kuasa khusus sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

(4) Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) harus dilampiri dengan dokumenberupa:

a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak, atau FakturPajak, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan FakturPajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; dan

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang.

(5) Permohonan pengembalian yang diajukan oleh Subjek Pajak LuarNegeri yang memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) harus dilampiri dengan dokumenberupa:

a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang;

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang; dan

d. surat pernyataan Subjek Pajak Luar Negeri bahwa pajak yangdimintakan pengembalian belum diperhitungkan dengan pajakyang terutang di luar negeri dan/atau belum dibebankan sebagaibiaya dalam penghitungan penghasilan kena pajak di luar negeri.

(6) Permohonan pengembalian yang diajukan oleh Wajib Pajak yangmelakukan pemotongan atau pemungutan yang bertindak untuk danatas nama Subjek Pajak Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalamPasal 13 ayat (5) harus dilampiri dengan dokumen berupa:

a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang;

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang;

d. surat permohonan dari Subjek Pajak Luar Negeri;

www.peraturan.go.id

Page 13: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147113

e. surat kuasa dari Subjek Pajak Luar Negeri yang dipotong ataudipungut kepada Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan; dan

f. surat pernyataan Subjek Pajak Luar Negeri bahwa pajak yangdimintakan pengembalian belum diperhitungkan dengan pajakyang terutang di luar negeri dan/atau belum dibebankan sebagaibiaya dalam penghitungan penghasilan kena pajak di luar negeri.

(7) Permohonan pengembalian yang diajukan oleh Wajib Pajak yangmelakukan pemotongan atau pemungutan atau Pengusaha KenaPajak yang melakukan pemungutan yang bertindak untuk dan atasnama orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkan memiliki NomorPokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6)harus dilampiri dengan dokumen berupa:

a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak, atau Faktur Pajakatau dokumen lain yang dipersamakan dengan Faktur Pajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang;

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang; dan

d. surat kuasa dari pihak yang dipotong atau dipungut kepadaWajib Pajak yang melakukan pemotongan atau pemungutan atauPengusaha Kena Pajak yang melakukan pemungutan.

(8) Dalam hal pemotong atau pemungut tidak dapat ditemukansebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (7) dan pihak yangdipotong atau dipungut merupakan Subjek Pajak Luar Negeri yangtidak memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia, permohonandilakukan secara langsung oleh Subjek Pajak Luar Negeri tersebutdan harus dilampiri dengan dokumen berupa:

a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang;

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang; dan

d. surat pernyataan Subjek Pajak Luar Negeri bahwa pajak yangdimintakan pengembalian belum diperhitungkan dengan pajakyang terutang di luar negeri dan/atau belum dibebankan sebagaibiaya dalam penghitungan penghasilan kena pajak di luar negeri.

(9) Dalam hal pemotong atau pemungut tidak dapat ditemukansebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (7) dan pihak yangdipotong atau dipungut merupakan orang pribadi atau badan yangtidak diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, permohonan

www.peraturan.go.id

Page 14: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 14

dilakukan secara langsung oleh orang pribadi atau badan tersebutdan harus dilampiri dengan dokumen berupa:

a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak, atau Faktur Pajakatau dokumen lain yang dipersamakan dengan Faktur Pajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang; dan

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang.

(10) Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) disampaikan secara langsung ke KantorPelayanan Pajak tempat Wajib Pajak yang dipotong atau dipungutterdaftar dan kepada pemohon diberikan bukti penerimaan surat.

(11) Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (4) disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajaktempat bentuk usaha tetap terdaftar dan kepada pemohon diberikanbukti penerimaan surat.

(12) Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (5), ayat (6), dan ayat (7) disampaikan secara langsung ke KantorPelayanan Pajak tempat Wajib Pajak yang melakukan pemotonganatau pemungutan terdaftar atau Pengusaha Kena Pajak yangmelakukan pemungutan dikukuhkan dan kepada pemohon diberikanbukti penerimaan surat.

(13) Selain penyampaian permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(10), ayat (11), dan ayat (12), permohonan dapat disampaikan melalui:

a. pos dengan bukti pengiriman surat; atau

b. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan buktipengiriman surat.

(14) Bukti penerimaan surat atau bukti pengiriman surat sebagaimanadimaksud pada ayat (10), ayat (11), ayat (12), atau ayat (13)merupakan bukti penerimaan surat permohonan.

Pasal 15

(1) Direktur Jenderal Pajak meneliti kebenaran pembayaran pajakberdasarkan permohonan pengembalian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 14.

(2) Dalam rangka meneliti kebenaran pembayaran pajak, DirekturJenderal Pajak dapat meminta dokumen dan/atau keterangan kepadapemohon.

(3) Hasil penelitian berupa pengembalian terkait dengan pemotonganatau pemungutan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalamPasal 13 ayat (1) diberikan dalam hal memenuhi ketentuan:

www.peraturan.go.id

Page 15: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147115

a. pajak yang seharusnya tidak terutang telah disetor ke kas negara;

b. dalam hal pajak yang telah disetor sebagaimana dimaksud padahuruf a terkait dengan pemotongan atau pemungutan yangbersifat tidak final, Pajak Penghasilan tersebut tidak dikreditkanpada SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang dipotongatau dipungut;

c. pajak yang dipotong atau dipungut telah dilaporkan olehpemotong atau pemungut dalam SPT Masa Wajib Pajak pemotongatau pemungut; dan

d. pajak yang dipotong atau dipungut tidak diajukan keberatan olehWajib Pajak yang dipotong atau dipungut sebagaimana dimaksuddalam Pasal 25 ayat (1) huruf e Undang-Undang KUP.

(4) Hasil penelitian berupa pengembalian terkait dengan pemungutanPajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat(2) diberikan dalam hal memenuhi ketentuan:

a. pajak yang seharusnya tidak terutang telah disetor ke kas negara;

b. pajak yang telah disetor sebagaimana dimaksud pada huruf atidak dikreditkan dalam SPT Masa PPN, tidak dibebankan sebagaibiaya dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan, atau tidakdikapitalisasi dalam harga perolehan;

c. pajak yang dipungut telah dilaporkan oleh pemungut dalam SPTMasa PPN Wajib Pajak pemungut; dan

d. pajak yang dipungut tidak diajukan keberatan oleh Wajib Pajakyang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)huruf e Undang-Undang KUP.

(5) Hasil penelitian berupa pengembalian terkait dengan pemungutanPajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana dimaksud dalamPasal 13 ayat (3) diberikan dalam hal memenuhi ketentuan:

a. pajak yang seharusnya tidak terutang telah disetor ke kas negara;

b. pajak yang telah disetor sebagaimana dimaksud pada huruf atidak dibiayakan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan WajibPajak yang dipungut atau tidak dikapitalisasi dalam hargaperolehan;

c. pajak yang dipungut telah dilaporkan oleh pemungut dalam SPTMasa PPN Wajib Pajak pemungut; dan

d. pajak yang dipungut tidak diajukan keberatan oleh Wajib Pajakyang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)huruf e Undang-Undang KUP.

www.peraturan.go.id

Page 16: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 16

(6) Hasil penelitian berupa pengembalian terkait dengan kesalahanpemotongan atau pemungutan pajak terhadap Subjek Pajak LuarNegeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) dan ayat (5)diberikan dalam hal memenuhi ketentuan:

a. pajak yang seharusnya tidak terutang telah disetor ke kas negara;

b. pajak yang dipotong atau dipungut telah dilaporkan dalam SPTMasa Wajib Pajak pemotong atau pemungut;

c. pajak yang telah disetor sebagaimana dimaksud pada huruf atidak diperhitungkan dengan pajak Subjek Pajak Luar Negeri yangterutang di luar negeri; dan

d. pajak yang telah disetor sebagaimana dimaksud pada huruf atidak dibebankan sebagai biaya dalam penghitungan penghasilankena pajak Subjek Pajak Luar Negeri di luar negeri.

(7) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalamlaporan hasil penelitian.

(8) Dalam hal berdasarkan laporan hasil penelitian terdapat kelebihanpembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang, Direktur JenderalPajak menerbitkan SKPLB.

(9) Dalam hal berdasarkan laporan hasil penelitian tidak terdapatkelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang,Direktur Jenderal Pajak menyampaikan surat pemberitahuanpenolakan kepada pemohon.

(10) Dalam hal atas permohonan kelebihan pembayaran pajak yangseharusnya tidak terutang telah diterbitkan SKPLB terhadap SubjekPajak Luar Negeri, Direktur Jenderal Pajak mengirimkan informasikepada otoritas perpajakan negara domisili Subjek Pajak Luar Negerisesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidangperpajakan.

Pasal 16

(1) SKPLB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (8) diterbitkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yangmengatur tentang tata cara penerbitan surat ketetapan pajak dansurat tagihan pajak dalam hal pihak yang dipotong atau dipungutmerupakan:

a. Wajib Pajak;

b. Subjek Pajak Luar Negeri yang memiliki bentuk usaha tetap diIndonesia; atau

c. orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkan memiliki NomorPokok Wajib Pajak atau Subjek Pajak Luar Negeri yang tidak

www.peraturan.go.id

Page 17: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147117

memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia, dan permohonannyadiajukan oleh Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan.

(2) Dalam hal Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c tidak dapatditemukan, SKPLB diterbitkan atas nama pihak yang dipotong ataudipungut, dengan mengisi kolom Nomor Pokok Wajib Pajak denganketentuan sebagai berikut:

a. pada 9 (sembilan) digit pertama dicantumkan angka 0 (nol);

b. pada 3 (tiga) digit berikutnya dicantumkan angka kode KantorPelayanan Pajak tempat permohonan diajukan; dan

c. pada 3 (tiga) digit terakhir dicantumkan angka 0 (nol).

Pasal 17

(1) Pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang atas SKPLBsebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat dilakukan melaluipenerbitan SPMKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tata cara penghitungan danpengembalian kelebihan pembayaran pajak.

(2) Dalam hal pihak yang dipotong atau dipungut merupakan orangpribadi atau badan yang tidak diwajibkan memiliki Nomor PokokWajib Pajak, pengembalian pajak atas SKPLB sebagaimana dimaksuddalam Pasal 16 ayat dilakukan melalui penerbitan SPMKP kerekening bank di Indonesia dalam mata uang Rupiah atas nama orangpribadi atau badan yang tidak diwajibkan memiliki Nomor PokokWajib Pajak.

(3) Dalam hal pihak yang dipotong atau dipungut merupakan SubjekPajak Luar Negeri yang tidak memiliki bentuk usaha tetap diIndonesia, pengembalian pajak atas SKPLB sebagaimana dimaksuddalam Pasal 16 ayat (2) dilakukan melalui penerbitan SPMKP kerekening bank di Indonesia dalam mata uang Rupiah atas namaSubjek Pajak Luar Negeri yang berkenaan atau orang pribadi ataubadan yang ditunjuk oleh Subjek Pajak Luar Negeri.

(4) Dalam hal pengembalian pajak melalui penerbitan SPMKP ke rekeningbank di Indonesia atas nama orang pribadi atau badan yang ditunjuksebagaimana dimaksud pada ayat (3), Subjek Pajak Luar Negerimenyampaikan surat penunjukan nomor rekening bank di Indonesiakepada Direktur Jenderal Pajak.

www.peraturan.go.id

Page 18: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 18

BAB VI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN

ATAS KELEBIHAN PEMOTONGAN ATAU PEMUNGUTAN TERKAITPENERAPAN P3B

Pasal 18

Kelebihan pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan terkaitpenerapan P3B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e disebabkan:

a. kesalahan penerapan P3B;

b. keterlambatan pemenuhan persyaratan administratif untukmenerapkan P3B setelah terjadi pemotongan atau pemungutan; atau

c. Persetujuan Bersama.

Pasal 19

(1) Dalam hal terdapat kelebihan pemotongan atau pemungutan PajakPenghasilan terhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang memiliki bentukusaha tetap di Indonesia, pajak yang dipotong atau dipungut tersebutdapat diminta kembali oleh Subjek Pajak Luar Negeri yang dipotongatau dipungut melalui bentuk usaha tetap di Indonesia denganmengajukan permohonan.

(2) Dalam hal terdapat kelebihan pemotongan atau pemungutan PajakPenghasilan terhadap Subjek Pajak Luar Negeri yang tidak memilikibentuk usaha tetap di Indonesia, pajak yang dipotong atau dipunguttersebut dapat diminta kembali oleh Subjek Pajak Luar Negeri yangdipotong atau dipungut melalui Wajib Pajak yang melakukanpemotongan atau pemungutan dengan mengajukan permohonan.

(3) Dalam hal Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapatditemukan yang disebabkan antara lain karena pembubaran usaha,permohonan diajukan secara langsung oleh Subjek Pajak Luar Negeriyang tidak memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia.

Pasal 20

(1) Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.

(2) Permohonan pengembalian harus ditandatangani oleh Wajib Pajakatau pihak yang mengajukan permohonan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 19.

(3) Dalam hal permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak ataupihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), permohonan harusdilampiri dengan surat kuasa khusus sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

www.peraturan.go.id

Page 19: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147119

(4) Permohonan pengembalian yang diajukan oleh Subjek Pajak LuarNegeri melalui bentuk usaha tetap di Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) harus dilampiri dengan dokumenberupa:

a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang;

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang;

d. surat pernyataan Subjek Pajak Luar Negeri bahwa pajak yangdimintakan pengembalian belum diperhitungkan dengan pajakyang terutang di luar negeri dan/atau belum dibebankan sebagaibiaya dalam penghitungan penghasilan kena pajak di luar negeri;

e. SKD Subjek Pajak Luar Negeri sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang perpajakan;

f. fotokopi Persetujuan Bersama, dalam hal kelebihan pemotonganatau pemungutan disebabkan adanya Persetujuan Bersamasebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c; dan

g. dokumen pendukung bagi Subjek Pajak Luar Negeri yangmenerima atau memperoleh penghasilan terkait dengan P3B.

(5) Permohonan pengembalian yang diajukan oleh Wajib Pajak yangmelakukan pemotongan atau pemungutan yang bertindak untuk danatas nama Subjek Pajak Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalamPasal 19 ayat (2) harus dilampiri dengan dokumen berupa:

a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang;

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang;

d. surat permohonan dari Subjek Pajak Luar Negeri;

e. surat kuasa dari Subjek Pajak Luar Negeri yang dipotong ataudipungut kepada Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan;

f. surat pernyataan Subjek Pajak Luar Negeri bahwa pajak yangdimintakan pengembalian belum diperhitungkan dengan pajakyang terutang di luar negeri dan/atau belum dibebankan sebagaibiaya dalam penghitungan penghasilan kena pajak di luar negeri;

g. SKD Subjek Pajak Luar Negeri sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang perpajakan;

www.peraturan.go.id

Page 20: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 20

h. fotokopi Persetujuan Bersama, dalam hal kelebihan pemotonganatau pemungutan disebabkan adanya Persetujuan Bersamasebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c; dan

i. dokumen pendukung bagi Subjek Pajak Luar Negeri yangmenerima atau memperoleh penghasilan terkait dengan P3B.

(6) Dalam hal pemotong atau pemungut tidak dapat ditemukansebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3), permohonandilakukan secara langsung oleh Subjek Pajak Luar Negeri dan harusdilampiri dengan dokumen berupa:

a. asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak;

b. penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang;

c. alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaranpajak yang seharusnya tidak terutang;

d. surat pernyataan Subjek Pajak Luar Negeri bahwa pajak yangdimintakan pengembalian belum diperhitungkan dengan pajakyang terutang di luar negeri dan/atau belum dibebankan sebagaibiaya dalam penghitungan penghasilan kena pajak di luar negeri;

e. SKD Subjek Pajak Luar Negeri sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang perpajakan;

f. fotokopi Persetujuan Bersama, dalam hal kelebihan pemotonganatau pemungutan disebabkan adanya Persetujuan Bersamasebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c; dan

g. dokumen pendukung bagi Subjek Pajak Luar Negeri yangmenerima atau memperoleh penghasilan terkait dengan P3B.

(7) Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19ayat (1) disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajaktempat bentuk usaha tetap terdaftar dan kepada pemohon diberikanbukti penerimaan surat.

(8) Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19ayat (2) dan ayat (3) disampaikan secara langsung ke KantorPelayanan Pajak tempat Wajib Pajak yang melakukan pemotonganatau pemungutan terdaftar dan kepada pemohon diberikan buktipenerimaan surat.

(9) Selain penyampaian permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(7) dan ayat (8), permohonan dapat disampaikan melalui:

a. pos dengan bukti pengiriman surat; atau

b. perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan buktipengiriman surat.

www.peraturan.go.id

Page 21: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147121

(10) Bukti penerimaan surat atau bukti pengiriman surat sebagaimanadimaksud pada ayat (7), ayat (8), atau ayat (9) merupakan buktipenerimaan surat permohonan.

Pasal 21

(1) Direktur Jenderal Pajak meneliti kebenaran pembayaran pajakberdasarkan permohonan pengembalian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20.

(2) Dalam rangka meneliti kebenaran pembayaran pajak, DirekturJenderal Pajak dapat meminta dokumen dan/atau keterangan kepadapemohon.

(3) Hasil penelitian berupa pengembalian diberikan dalam hal memenuhiketentuan:

a. pajak yang seharusnya tidak terutang telah disetor ke kas negara;

b. pajak yang dipotong atau dipungut telah dilaporkan dalam SPTMasa Wajib Pajak pemotong atau pemungut;

c. pajak yang telah disetor sebagaimana dimaksud pada huruf atidak diperhitungkan dengan pajak Subjek Pajak Luar Negeri yangterutang di luar negeri;

d. pajak yang telah disetor sebagaimana dimaksud pada huruf atidak dibebankan sebagai biaya dalam penghitungan penghasilankena pajak Subjek Pajak Luar Negeri di luar negeri; dan

e. tidak ditemukan adanya penyalahgunaan P3B oleh Subjek PajakLuar Negeri, dalam hal permohonan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 18 huruf a dan huruf b.

(4) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalamlaporan hasil penelitian.

(5) Dalam hal berdasarkan laporan hasil penelitian terdapat kelebihanpembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang, Direktur JenderalPajak menerbitkan SKPLB.

(6) Dalam hal berdasarkan laporan hasil penelitian tidak terdapatkelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang,Direktur Jenderal Pajak menyampaikan surat pemberitahuanpenolakan kepada pemohon.

(7) Dalam hal atas permohonan kelebihan pembayaran pajak yangseharusnya tidak terutang telah diterbitkan SKPLB, Direktur JenderalPajak mengirimkan informasi kepada otoritas perpajakan negaradomisili Subjek Pajak Luar Negeri sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang perpajakan.

www.peraturan.go.id

Page 22: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 22

Pasal 22

(1) SKPLB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (5) diterbitkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yangmengatur tentang tata cara penerbitan surat ketetapan pajak dansurat tagihan pajak dalam hal pihak yang dipotong atau dipungutmerupakan:

a. Subjek Pajak Luar Negeri yang memiliki bentuk usaha tetap diIndonesia; atau

b. Subjek Pajak Luar Negeri yang tidak memiliki bentuk usaha tetapdi Indonesia dan permohonannya diajukan oleh Wajib Pajak yangmelakukan pemotongan atau pemungutan.

(2) Dalam hal Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak dapatditemukan, SKPLB diterbitkan atas nama Subjek Pajak Luar Negeriyang tidak memiliki bentuk usaha tetap di Indonesia dengan mengisikolom Nomor Pokok Wajib Pajak dengan ketentuan sebagai berikut:

a. pada 9 (sembilan) digit pertama dicantumkan angka 0 (nol);

b. pada 3 (tiga) digit berikutnya dicantumkan angka kode KantorPelayanan Pajak tempat permohonan diajukan; dan

c. pada 3 (tiga) digit terakhir dicantumkan angka 0 (nol).

Pasal 23

(1) Pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang atas SKPLBsebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat dilakukan melaluipenerbitan SPMKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tata cara penghitungan danpengembalian kelebihan pembayaran pajak.

(2) Pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang atas SKPLBsebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat dilakukan melaluipenerbitan SPMKP ke rekening bank di Indonesia dalam mata uangRupiah atas nama Subjek Pajak Luar Negeri yang berkenaan atauorang pribadi atau badan yang ditunjuk oleh Subjek Pajak LuarNegeri.

(3) Dalam hal pengembalian pajak melalui penerbitan SPMKP ke rekeningbank di Indonesia atas nama orang pribadi atau badan yang ditunjuksebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subjek Pajak Luar Negerimenyampaikan surat penunjukan nomor rekening bank di Indonesiakepada Direktur Jenderal Pajak.

www.peraturan.go.id

Page 23: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147123

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 24

Dokumen berupa :

a. permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), Pasal 9 ayat (3), Pasal14 ayat (1), dan Pasal 20 ayat (1);

b. permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) yang diajukan olehWajib Pajak yang melakukan pemotongan atau pemungutan yangbertindak atas nama pihak yang dipotong atau dipungut;

c. surat kuasa dari orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkanmemiliki Nomor Pokok Wajib Pajak kepada pemotong atau pemungutsebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (7) huruf d;

d. surat permohonan dari Subjek Pajak Luar Negeri sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14 ayat (6) huruf d, dan Pasal 20 ayat (5) hurufd;

e. surat kuasa dari Subjek Pajak Luar Negeri yang dipotong ataudipungut kepada Wajib Pajak yang melakukan pemotongan ataupemungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (6) huruf edan Pasal 20 ayat (5) huruf e;

f. dokumen pendukung bagi Subjek Pajak Luar Negeri yang menerimaatau memperoleh penghasilan terkait dengan P3B sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat (4) huruf g, ayat (5) huruf i, dan ayat(6) huruf g;

g. laporan hasil penelitian permohonan pengembalian atas kelebihanpembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4),Pasal 10 ayat (4), Pasal 15 ayat (7), dan Pasal 21 ayat (4);

h. surat pemberitahuan penolakan permohonan pengembalian ataskelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (6), Pasal 10 ayat (6), Pasal15 ayat (9), dan Pasal 21 ayat (6); dan

i. surat penunjukan nomor rekening bank di Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pasal 17 ayat (4) dan Pasal 23 ayat (3),

dibuat dengan menggunakan format sesuai contoh sebagaimanatercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id

Page 24: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 24

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 25

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, terhadap permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidakterutang yang diajukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini danbelum diterbitkan SKPLB atau surat pemberitahuan penolakan, prosespenyelesaian permohonan tersebut dilakukan berdasarkan ketentuansebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan MenteriKeuangan Nomor 10/PMK.03/2013 tentang Tata Cara PengembalianKelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang, dicabutdan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 27

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 30 September 2015

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

BAMBANG P.S. BRODJONEGORO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 30 September 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 25: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147125

www.peraturan.go.id

Page 26: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 26

www.peraturan.go.id

Page 27: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147127

www.peraturan.go.id

Page 28: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 28

www.peraturan.go.id

Page 29: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147129

www.peraturan.go.id

Page 30: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 30

www.peraturan.go.id

Page 31: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147131

www.peraturan.go.id

Page 32: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 32

www.peraturan.go.id

Page 33: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147133

www.peraturan.go.id

Page 34: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 34

www.peraturan.go.id

Page 35: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147135

www.peraturan.go.id

Page 36: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 36

www.peraturan.go.id

Page 37: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147137

www.peraturan.go.id

Page 38: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 38

www.peraturan.go.id

Page 39: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147139

www.peraturan.go.id

Page 40: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 40

www.peraturan.go.id

Page 41: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147141

www.peraturan.go.id

Page 42: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 42

www.peraturan.go.id

Page 43: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147143

www.peraturan.go.id

Page 44: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 44

www.peraturan.go.id

Page 45: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147145

www.peraturan.go.id

Page 46: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 46

www.peraturan.go.id

Page 47: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147147

www.peraturan.go.id

Page 48: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 48

www.peraturan.go.id

Page 49: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147149

www.peraturan.go.id

Page 50: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 50

www.peraturan.go.id

Page 51: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147151

www.peraturan.go.id

Page 52: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 52

www.peraturan.go.id

Page 53: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.147153

www.peraturan.go.id

Page 54: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1471-2015.pdf · Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang ... terkait penerapan P3B bagi Subjek

2015, No.1471 54

www.peraturan.go.id