Berhubungan Dengan Cost Project

14
Cara Mengendalikan Biaya Operasional dalam Bisnis Semua pebisnis tentu menginginkan laba yang besar dan biaya bisnis yang sekecil-kecilnya. Biaya bisnis yang terlalu besar bisa menjadi masalah bagi perusahaan yang anda kelola. Sebagai pengelola anda harus mampu mengendalikan biaya bisnis tersebut agar anada mendapatkan keuntungan yang besar. Biaya bisnis yang terlalu mahal akan memperkecil lala anda atau bahkan anda mengalami kerugian. Bila kerugian terjadi modal anda pasti berkurang karena untuk menutupi biaya kerugian yang terlalu besar. Padahal semua orang menginginkan keuntungan yang besar namun karena kurangnya pengawasan dan perencanaan biaya bisnis mengakibatkan biaya membengkak dan perusahaan mengalami kerugian. Biaya pada dasarnya merupakan pengorbanan terhadap barang atau jasa yang akan diproduksi atau sudah diproduksi dengan ukuran nilai uang. Biaya selalu ada pada setiap produksi baik produksi langsung maupun tidak langsung. Mengendalkan biaya bisnis bukanlah hal yang sulit sekalipun anda memiliki beberapa perusahaan. Tanpa biaya produksi ini anda tidak bisa menciptakan produk berkwalitas baik. Biaya bisnis ini adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh pegelola bisnis untuk menghasilkan apa yang mereka inginkan. Bila produksi dalam sekala besar tentu saja biaya bisnis yang dikeluarkan juga besat demikian sebaliknya. Namun semua biaya bisnis tersebut sebenarnya bisa dikurangi sehingga keuntungan yang didapatkan huga lebih banyak. Untuk mengendalikan biaya bisnis tersebut, anada hatus mengetahui biaya apa saja yang sering dikeluarkan dalam berbisnis. Biaya- biaya tersebut diantaranya: Biaya poduksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilan barang yang diinginkan. Biaya produksi ini biasanya berbeda-beda pada masing-masing produk. Biaya ini bisa berupa bahan mentah atau juga bahan setengah jadi. Biaya produksi ini juga termasuk biaya bahan penolong, biaya

description

pltu

Transcript of Berhubungan Dengan Cost Project

Page 1: Berhubungan Dengan Cost Project

Cara Mengendalikan Biaya Operasional dalam Bisnis

Semua pebisnis tentu menginginkan laba yang besar dan biaya bisnis yang sekecil-kecilnya. Biaya bisnis yang terlalu besar bisa menjadi masalah bagi perusahaan yang anda kelola. Sebagai pengelola anda harus mampu mengendalikan biaya bisnis tersebut agar anada mendapatkan keuntungan yang besar.

Biaya bisnis yang terlalu mahal akan memperkecil lala anda atau bahkan anda mengalami kerugian. Bila kerugian terjadi modal anda pasti berkurang karena untuk menutupi biaya kerugian yang terlalu besar.

Padahal semua orang menginginkan keuntungan yang besar namun karena kurangnya pengawasan dan perencanaan biaya bisnis mengakibatkan biaya membengkak dan perusahaan mengalami kerugian.

Biaya pada dasarnya merupakan pengorbanan terhadap barang atau jasa yang akan diproduksi atau sudah diproduksi dengan ukuran nilai uang. Biaya selalu ada pada setiap produksi baik produksi langsung maupun tidak langsung.

Mengendalkan biaya bisnis bukanlah hal yang sulit sekalipun anda memiliki beberapa perusahaan. Tanpa biaya produksi ini anda tidak bisa menciptakan produk berkwalitas baik.

Biaya bisnis ini adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh pegelola bisnis untuk menghasilkan apa yang mereka inginkan. Bila produksi dalam sekala besar tentu saja biaya bisnis yang dikeluarkan juga besat demikian sebaliknya. Namun semua biaya bisnis tersebut sebenarnya bisa dikurangi sehingga keuntungan yang didapatkan huga lebih banyak.

Untuk mengendalikan biaya bisnis tersebut, anada hatus mengetahui biaya apa saja yang sering dikeluarkan dalam berbisnis. Biaya-biaya tersebut diantaranya:

Biaya poduksi

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilan barang yang diinginkan. Biaya produksi ini biasanya berbeda-beda pada masing-masing produk.

Biaya ini bisa berupa bahan mentah atau juga bahan setengah jadi. Biaya produksi ini juga termasuk biaya bahan penolong, biaya mesin produksi, biaya perlengkapan produksi dan biaya tenaga kerja operasional maupun non operasional lainnya.

Biaya bahan baku misalnya, biaya ini digunakan untuk membeli bahan baku yang akan di olah menjadi produk yang diinginkan, sedangkan biaya bahan baku setengah jadi merupakan bahan baku yang akan diolah kembali menjadi barang jadi namun prosesnya lebih ringkas karena melanjutkan proses sebelumnya.

Biaya administrasi

Biaya ini merupakan biaya untuk mengolah data produksi dan perencanaan keuangan sekarang maupun masa depan. Biaya administrasi ini meliputi biaya gaji karyawan, administrasi pengelolaan data, biaya pengurusan badan hukum usaha, biaya pengurusan pajak dan biaya administrasi lainnya.

Page 2: Berhubungan Dengan Cost Project

Untuk biaya gaji, semua karyawan baik mereka yang menjadi karyawan operasional maupun bagian administrasi keuangan semua mendapatkan gaji demikian juga dengan pengelola perusahaan tertinggi atau pemilik perusahaan.

Walaupun anda sebagai pemilik perusahaan anda tetap berhak mendapatkan gaji. Cara ini sangat efektif untuk mengendalikan biaya bisnis yang terlalu besar.

Dari beberapa unsur biaya tersebut, anda bisa menekan biaya sekecil mungkin namun dengan syarat produk yang anda jual kepasaran juga dengan kwalitas baik . Bila anda hanya bertujuan untuk mengendalikan biaya bisnis saja tanpa memikirkan kwalitas produk tentu saja anda akan merugi.

Dalam pengendalian biaya bisnis tersebut anda tidak boleh melupakan selera konsumen dan kepuasan mereka. Untuk mgendalikan biaya bisnis tersebut anda bisa memilih bahan baku dengan kwalitas baik namun dengan harga yang lebih rendah.

Selain itu anda juga bisa meningkatkan kwalitas SDM pada perusahaan agar tidak terjadi recruitment karyawan yang sia-sia. Anda bisa menyeleksi setiap calon karyawan baru yang benar-benar memenuhi kriteria karyawan yang dibutuhkan. Dengan pengendalian biaya bisnis tersebut anda tidak akan khawatir dengan kerugian perusahaan.

Bila anda memiliki banyak bisnis apakah semua bisnis yang anda miliki sudah anda kelola dengan baik. Banyak pebisnis mungkin mengelola bisnis mereka hanya sebatas kemampuan saja. Mengelola bisnis secara profesional jarang dilakuakan oleh pebisnis sekalipun mereka memiliki banyak bisnis.

Padahal pengelolaan bisnis yang profesional itu bisa meningkatkan omset perusahaan. Bukan hanya itu saja, pengelolaan bisnis yang amburadul atau asal-asalan bisa menjadikan kegagalan dalam berbisnis.

Jika anda mengelola bisnis secara profesional, tentu saja keuangan atau administrasi akan rapi, kinerja karyawan bisa optimal dan penjualan produk juga meningkat. Pengelolaan bisnis sangat penting bagi kemajuan usaha anda selain keuntungan yang diinginkan.

Bisnis kadang menjadi hal yang teramat penting bagi orang. Bisnis bismendatangkan keuntungan yang besar dan dengan keuntungan itulah anda bisa mendapatkan apa yang anda inginkan.

Mengelola bisnis secara profesional   merupakan hal yang mutlak bagi anda sebagai pebisnis. Bisnis isa diartikan dengan pengelolaan hal baik itu produksi maupun jasa yang bertujuan untuk dipasarkan kepada orang yang membutuhkan dengan imbalan jasa atau uang. Bisnis selalu dikaitkan dengan uang dan keuntungan.

Tidak adaorang yang menginginkan kerugian dalam berbisnis sehingga mereka harus panda-pandai dalam menjalankan bisnis tersebut. Untuk menghindarkan diri dari kerugian, anda harus bisa mengelola bisnis secara profesional.

Pengelolaan merupakan semua hal yang memanfaatkan suatu barang atau jasa untuk dijadikan barang baru yang memberikan manfaat lebih dan keuntungan bagi pengelolanya.

Page 3: Berhubungan Dengan Cost Project

Pengelolan bisnis ini merupakan cara untuk mendapatkan dan menata bisnis agar pemilik bisnis bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dari pengelolaan bisnis ini anda bisa mendapatkan keuntungan namun kadanga anda harus menanggung kerugian. Mengapa erjadi kerugian? Kerugiaan bisa terjadi bila anda mengelola bisnis seadanya.

Mengelola bisnis secara profesional bisa dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:

SDM yang handal

SDM merupakan hal yang utama bagi bisnis anda selain modal. Tanpa SDM ynga handal modal berapa pun akan habis karena tidak bisa digunakan secara tepat. SDM yang handal dan berpengalaman bisa mengatur keuangan atau administrasi perusahaan, mengelola bisnis dengan baik dan merencanakan semua keperluan bisnis untuk saat ini dan masa yang akan datang. Perencaaan bisnis yang tepat diperlukan untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan tersebut kedepannya.

Kwalitas produksi

Bila anda memiliki bisnis untuk produksi kosmetik misalnya, untuk mengelola bisnis secara profesional, anda tentu memperhatikan kwalitas dari kosmetik yang anda buat tersebut.

Kwalitas produksi juga menandakan seberapa mampu anda bekerja secara profesional. Seman baik kwalitas suatu barang yang diproduksi semakin baik pula pengelolaan bisnis anda.

Keuangan dan administrasi

Sama seperti SDM diatas, pengelolaan keuangan yang tepat dan sesuai rencana merupakan faktor pendukung pengelolaan bisnis secara profesional.

Bila keuangan dan administrasi ditata dengan rapi tentu bisnis akan mudah dilaporkan dan di cek. Pengecekan laporan keuangan dan administrasi bisnis ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusaaan berkembang atau tidak. Seperti pada posisi laba atau rugi perusahaan tiap bulan. Bila perusahaan mengalami kerugian pihak terkait bisa melakukan perbaikan terhadap mutu barang yang diproduksi.

Merek

Merek suatu produk bisa menjadi citra dari bisnis yang anda kelola. Dari merek yang baik tersebut konsumen akan menilai bahwa anda bisa mengelola bisnis secara profesional.

Merek yang bagus akan dikenal banyak orang dan selalu menjadi pilihan mereka. Karena itulah banyak pebisnis yang mengeluarkan banyak uang hanya untuk mendapatkan merek yang terbaik bagi produknya.

Page 4: Berhubungan Dengan Cost Project

Cara Mengendalikan Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Dalam sistem akuntansi dikenal Biaya Overhead Pabrik atau BOP, yaitu semua biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik ini merupakan salah satu unsur pokok dalam menentukan harga pokok-produk. Biaya overhead pabrik ini terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (BTKTL), Biaya Bahan Penolong (BBP), penyusutan dan amortisasi, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya listrik dan air, biaya asuransi serta BOP lain-lain. Biaya overhead pabrik merupakan salah satu jenis biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan produk atau barang yang lazimnya aktivitas pembuatan produk atau aktivitas produksi dilakukan oleh perusahaan manufaktur, apa itu perusahaan manufaktur??? untuk memahami terkait perusahaan manufaktur dapat dipahami dalam artikel karakteristik perusahaan manufaktur secara tepat

Banyaknya kendala dalam menentukan BOP ini menjadi permasalahan tersendiri dalam pencatatan akuntansi. Biaya-biaya overhead pabrik ini bisa terjadi secara teratur, bisa juga terjadi secara tidak menentu dalam waktu satu periode serta banyak macamnya sehingga kadang perusahaan kesulitan dalam menentukan apakah biaya overhead pabrik yang dikeluarkan telah sesuai dengan anggaran atau malah terjadi ketidakefisienan. Hal inilah yang membuat perusahaan kesulitan melacak ke mana biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga berakibat pada meruginya perusahaan.

Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan di buatnya anggaran untuk setiap periode akuntansi, namun belum bisa memecahkan masalah pertanggungjawaban atas biaya produksi yang dikeluarkan. Namun permasalahan biaya overhead pabrik ini dapat dipecahkan dengan melakukan pembagian pabrik menjadi beberapa departemen atau bagian sehingga biaya overhead yang dikeluarkan juga bisa dipilah berdasarkan tiap bagian pabrik. Adapun tujuan dari pembagian pabrik menjadi beberapa departemen ini adalah untuk lebih meningkatkan ketepatan dalam memperhitungkan biaya produksi serta meningkatkan pengendalian mengenai siapa yang bertanggungjawab terhadap biaya overhead pabrik.

Dengan penetapan tarif yang berbeda di setiap departemen, perhitungan biaya overhead menjadi lebih akurat. Dengan adanya pembagian departemen ini maka perhitungan biaya overhead pabrik bisa dilakukan dengan lebih tepat. Jadi diperlukan

Page 5: Berhubungan Dengan Cost Project

rencana anggaran pada tiap-tiap departemen sehingga akan dapat diketahui jika terdapat selisih biaya yang signifikan. Dengan pembagian pabrik menjadi beberapa departemen, perhitungan biaya produksi akan lebih baik dan efisien. Pembagian departemen ini membuat tiap departemen bertanggung jawab pada biaya overhead yang dikeluarkan di departemen tersebut.

Kesimpulan

Dalam sistem akuntansi dikenal Biaya Overhead Pabrik atau BOP, yaitu semua biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila biaya overhead pabrik dapat dikendalikan dengan baik maka laporan keuangan khususnya bentuk laporan harga pokok produksi dapat disusun dengan akurat dan terhindar dari manipulasi.

Biaya dalam Pembangkitan Tenaga Listrik***

Berbicara tentang biaya dalam pembangkitan tenaga listrik, berarti kita berbicara tentang harga yang jelas-jelas berbeda dengan tarif. Bila harga itu nilainya ditentukan oleh besarnya investment yang dilakukan, maka tarif itu sendiri tergantung kepada kebijakan pemerintah. Itulah sebabnya biaya tagihan listrik yang kita bayar setiap bulannya itu dikenal dengan nama tarif listrik.

Dalam pembangkitan tenaga listrik ada empat komponen biaya yang biasanya harus diperhitungkan, komponen A,B,C, dan D.  Namun, dalam kasus-kasus tertentu, ada tambahan satu komponen lagi yang dikenal dengan komponen E.

Komponen A

Merupakan fixed cost, yakni biaya yang harus tetap dikeluarkan terlepas dari pembangkit listrik tersebut dioperasikan atau tidak. Komponen ini umumnya terdiri dari

Page 6: Berhubungan Dengan Cost Project

biaya konstruksi PLT (Pembangkit Listrik Tenaga …) seperti pekerjaan sipil, biaya pembelian turbin, generator, dan lain-lain.

Komponen B dan D

Kedua komponen ini dikenal dengan nama variable cost dan biasanya nilainya kecil. Selain itu, keduanya juga sering disebut sebagai OM Cost yang berarti biaya yang dikeluarkan untuk operasi dan maintenance si pembangkit.

- komponen B

merupakan fixed OM Cost, seperti gaji pegawai/karyawan, biaya manajemen, dan lain-lain

- komponen D

merupakan variable OM Cost, seperti biaya untuk pelumas. Semakin sering dan berat kerja si pembangkit, semakin dibutuhkan pulalah pelumas. Maka, biaya komponen D ini akan meningkat. Dan demikian pulalah sebaliknya.

Komponen CKomponen ini merupakan fuel cost atau biaya bahan bakar. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga komponen ini misalnya banyaknya konsumsi bahan bakar yang diperlukan, jenis bahan bakarnya, lama waktu penyalaan pembangkit, dan beberapa hal lainnya.

Komponen E (optional)Biaya ini tidak merupakan biaya wajib yang harus ada dalam komponen biaya pembangkitan. Namun, saat kita berada dalam posisi IPP (Independent Power Producer) atau penyedia listrik non-PLN (Pemerintah), terkadang komponen biaya ini turut kita perhitungkan.

Komponen E ini adalah komponen biaya saluran dari trafo step-up yang ada di pembangkit kita ke gardu induk PLN terdekat. Misalnya kita membangun PLTU sendiri di pinggir pantai. Sementara itu, gardu induk PLN terdekat berada pada jarak 5 km dari PLTU Anda. Nah, untuk menghubungkan output trafo step-up di pembangkit Anda ke gardu induk tersebut tentu dibutuhkan saluran listrik kan. Biaya instalasi saluran inilah yang dikenal dengan nama komponen E dan biasanya dibebankan ke PLN selaku pembeli.

***

Kemudian, setelah komponen-komponen tadi diketahui nilainya, kita tinggal menjumlahkannya untuk mendapatkan nilai yang dikenal dengan nama BPP (Biaya Pokok Pembangkitan). Inilah biaya pembangkitan sebenarnya yang dikeluarkan oleh si pembangkit.

Page 7: Berhubungan Dengan Cost Project

Berikut ini adalah contoh perhitungan beberapa komponen biaya :

1. Komponen A

- Capital Cost (CC) adalah biaya konstruksi PLT. Biaya ini meliputi biaya turbin, generator, switchgear, BOP (Balance of Plant), dll.

- CRF (Capital Recovery Factor) atau faktor pengembalian investasi biasanya direpresentasikan oleh persamaan berikut:

dengan  i = interest dan n = masa manfaat

- kapasitas merupakan kapasitas total pembangkit.

- 8760 dinyatakan dalam jam, yang merupakan lamanya jam dalam satu tahun. Hal ini mewakili waktu nyala si pembangkit dalam selama satu tahun.

- CF (Capacity Factor) merupakan faktor kesediaan PLT dalam memproduksi listrik. Nilai CF ini umumnya bervariasi antara 0,8-0,9.

2. Komponen C

Besarnya komponen C dipengaruhi oleh harga bahan bakar per satuan (misalnya Rp/liter untuk diesel) dan harga SFC (Specific Fuel Consumption) yang dinyatakan dalam satuan per kwh (misalnya liter/kwh untuk diesel)

Contoh kasus:

Sebuah pembangkit memiliki kapasitas 3×1000 kW dengan masa manfaat 5 tahun. Harga capital cost adalah $ 300/kWh. Bahan bakar solar (diesel) yang digunakan memiliki efisiensi 0,275 liter/kWh. Besarnya komponen B dan D adalah sebagai berikut berturut-turut (dalam cent dollar) 0,3 dan 0,6. Hitunglah BPP bila:

(a) Take or Pay

(b) PLT bekerja sebagai peaker yang hanya menyala 2 jam/hari

Jawab

- Total kapasitas pembangkit adalah 3X1000 kW.- Capital cost totalnya adalah : $ 300/kW x 3000 kW = $ 900.000- Masa manfaatnya (n) adalah 5 tahun

Page 8: Berhubungan Dengan Cost Project

- Dengan mengasumsikan nilai i = 30%, maka

Dengan menggunakan harga diesel untuk industri (Rp 8.800/kWh), komponen C akan bernilai : Rp 8.800/liter x 0,275 liter/kWh = Rp 2420/kWhCF sendiri kita asumsikan sebesar 0,8. Jadi:(a) Saat pembangkit digunakan take or pay, itu berarti pembangkit akan menjadi IPP yang menjual listriknya sepanjang tahun. Maka

Dan dengan mengambil kurs 1$ = Rp 9.000, maka BPP menjadi :

BPP = (0,018 x 9000) + ((0,3+0,6)/100 x 9000) + 2420

= Rp 2663/kWh

(b) Saat pembangkit digunakan sebagai peaker dengan waktu menyala 2 jam/hari = 2 x 365 hari = 730 jam/tahun, maka

Dan dengan mengambil kurs 1$ = Rp 9.000, maka BPP menjadi :

BPP = (0,211 x 9000) + ((0,3*+0,6)/100 x 9000) + 2420

= Rp 4400/kWh

*menurut dosen saya, nilai komponen B juga akan mengalami perubahan saat PLT digunakan sebagaipeaker. Namun, saya masih kurang paham akan hal itu. Karenanya saya masih menuliskan hal yang saya tangkap. Namun yang pasti, nilai komponen A saat digunakan sebagai peaker jauh lebih besar dibandingkan saat penggunaan biasa.

Page 9: Berhubungan Dengan Cost Project

BAB I

PROJECT COST MANAJEMENT

Project Cost Manajement atau biasa disebut dengan manajemen biaya adalah sebuah metode yang menggunakan teknologi untuk mengukur biaya dan produktivitas melalui siklus hidup penuh proyek tingkat perusahaan. Project Cost Manajemen meliputi beberapa fungsi khusus manajemen proyek yang mencakup kontrol pekerjaan memperkirakan, pengumpulan data lapangan, penjadwalan, akuntansi dan desain.

 Pengertian Cost Dan Project Cost Manajemen

Cost atau Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya.Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb

Project Cost Manajemen atau Manajemen Biaya Proyek adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disepakati.

Pentingnya Project Cost Manajemen

Informasi manajemen biaya merupakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola secara efektif perusahaan atau organisasi non laba. Informasi keuangan saja dapat mengakibatkan misleading karena infomasi tersebut cenderung berfokus pada jangka pendek.

Tahapan Biaya Manajemen Proyek

Terdapat 4  tahapan dalam biaya  manajemen proyek yaitu:

1. Perencanaan sumberdaya adalah menentukan sumberdaya apa dan berapa banyak yang harus digunakan

2. Cost estimating adalah membuat sebuah estimasi dari biaya dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek

3. Cost budgeting adalah mengalokasikan semua estimasi biaya tersebut pada tiap paket kerja untuk membuat sebuah baseline, agar dapat diukur kinerjanya

4. Cost control adalah mengendalikan perubahan dana proyek

 Masalah – masalah Dengan Estimasi biaya IT

1. Membuat estimasi untuk proyek perangkat lunak yang besar merupakan pekerjaan yang cukup besar, mengingat bahwa estimasi biaya dilakukan pada berbagai level proyek

Page 10: Berhubungan Dengan Cost Project

2. Banyak orang melakukan estimasi dengan sedikit pengalaman akan pekerjaan yang berkaitan. Solusinya adalah cobalah untuk melakukan berbagai pelatihan dan mentoring

3. Setiap orang memiliki bias masing-masing akan estimasi. Solusinya berikan pertanyaan-pertanyaan kritis yang meyakinkan bahwa estimasi tidak bias.

4. Manajemen menginginkan sejumlah tawaran,bukan estimasi sebenarnya.  Manajer Proyek harus bisa bernegosiasi dengan sponsor proyek agar dapat membuat estimasi biaya yang realistis

 Cost Estimation Tools  & Techniques

1. Analogous Estimates ( Top Down Estimates)

Mengestimasi biaya proyek berdasarkan biaya aktual dari proyek sebelumnya yang dianggap “mirip” dengan proyek yang akan dikerjakan

2. Bottom Up Estimates

Estimasi berdasarkan setiap paket kerja terkecil dan menjumlahkan seluruhnya hingga diperoleh biaya total dari sebuah proyek

3. Parametric Modeling

Estimasi biaya proyek dilakukan dengan memanfaatkan karakteristik proyek sebagai parameter dalam model matematika.

Contoh :  Model Aircraft Cost

 COST BUDGETING

Cost budgeting mencakup alokasi estimasi biaya proyek kemasing-masing item pekerjaan dan memberikan garis dasar biaya. Jumlah tersebut dialokasikan ke budget yang bersesuaian

 COST CONTROL

Adalah suatu Proses dalam pengendalian biaya termasuk dalam monitoring kinerja pembiayaan meyakinkan bahwa hanya perubahan yang tepat yang termasuk dalam baseline biaya yang direvisi memberikan informasi pada stakeholders bahwa perubahan dapat mengakibatkan perubahan biaya pula\

 

PengendalianBiaya

Proses dalam pengendalian biaya termasuk

- monitoring kinerja pembiayaan- meyakinkan bahwa hanya perubahan yang tepat yang termasuk dalam baseline

biaya yang direvisi

Page 11: Berhubungan Dengan Cost Project

- memberikan informasi pada stakeholders bahwa perubahan dapat mengakibatkan perubahan biaya pula

Earned value management merupakan salahsatu alat penting dalam pengendalian biaya.

 

EVM adalah alat untuk mengukur kinerja proyek yang mengintegrasikan ruang lingkup, waktu dan data biaya.Untuk menggunakan EVM harus dibuat terlebih dahulu baseline (original plan plus approved changes).   Dengan baseline dapat dievaluasi apakah proyek berjalan dengan baik atau tidak. Secara periodik informasi aktual mengenai kinerja proyek harus diperbaharui sehingga pemanfaatan EVM dapat optimal.