Berbisnis Roti Penyet
-
Upload
fredy-menunggu-jawaban -
Category
Documents
-
view
236 -
download
8
description
Transcript of Berbisnis Roti Penyet
Judul Proposal
Perencanaan atau Cita-Cita Bisnis Kudapan Roti Penyet Khas Banjarmasin
Latar Belakang
Di Indonesia, berbagai bidang bisnis memiliki peluang dan prospek kedepan yang baik karena gaya hidup masyarakat saat ini yang cenderung konsumtif. Bisnis bidang kuliner merupakan salah satu bidang bisnis yang memiliki prospek atau peluang untuk berwirausaha. Salah satu jenis makanan bidang kuliner berupa roti merupakan jenis makanan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Roti adalah salah satu makanan tertua di dunia. Sejarah roti yang panjang konon berawal dari Mesir dan Mesopotamia. Dari bangsa Mesir inilah Yunani mengambil teknologi pembuatan roti yang kemudian menyebar di seluruh Eropa dan menjadikan roti sebagai makanan yang dianggap penting oleh masyarakatnya (masukdapur.blogdetik.com). roti sendiri masuk ke Indonesia pada awal abad ke 16 yang di bawa oleh penjajah bangsa asing dan pedagang yang mayoritas berasal dari timur tengah.
Di Indonesia, biasanya roti disajikan untuk makan pagi/sarapan juga sebagai kudapan yang disajikan bersamaan dengan teh atau kopi. Sekarang berbagai macam olahan roti dan kue sudah sangat beragam. melihat kondisi yang seperti ini, agar mampu bertahan dan diterima oleh pasar maka produk roti yang ditawarkan harus inovatif dan kreatif.
Dengan landasan latar belakang diatas, penulis sangat tertarik untuk mendirikan suatu usaha yang menawarkan produk olahan roti yang dibuat dan disajikan dengan cara berbeda dari biasanya yaitu roti penyet.
Visi, Misi dan Tujuan
Visi roti penyet ini adalah menjadikan bisnis kuliner kudapan pilihan masyarakat Banjarmasin yang khas untuk segala kalangan dengan cara terus melakukan inovasi dan kreasi pada produk kudapan yang khas, lezat dan unik.
Sedangkan misi yang akan penulis usung dalam pembuatan bisnis roti penyet ini adalah :
Menyajikan berbagai makanan kudapan yang khas, lezat dan unik.Terus mengembangkan inovasi dan kreasi pada produk.Mengembangkan dan melakukan inovasi pada kegiatan promosi sebagai panganan yang khas dari Banjarmasin.Menjaga kualitas dan rasa dari produk.Menjaga dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Tujuan dari bisnis ini adalah memperkenalkan Brand Awareness Roti Penyet ke wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya serta Kalimantan Selatan, mencapai profit sebesar 30-50%.
Gambaran Usaha
Roti penyet merupakan usaha kuliner yang menawarkan produk kudapan yang dijual secara langsung dan penjualan secara pre order. Pengembangan berikutnya roti penyet khas Banjarmasin dapat dijual melalui outlet oleh-leh atau standbooth sendiri, dimana proses produksi dari pengolahan bahan baku menjadi produk setengah jadi dilakukan di rumah dan proses akhir yaitu penggorengan akan dilakukan di outlet. Tahap berikutnya model bisnis roti penyet ini dibuat seperti kedai. Roti penyet ini pada akhirnya akan menambah aneka makanan kudapan yang dikembangkan sebagai menu makanan dan minuman yang dapat memanjakan pelanggannya, di tambah pula dengan berbagai fasilitas yang mendukung seperti wi-fi dan penyejuk ruangan. Kedai nantinya akan menjadi tempat dimana proses produksi, penyediaan dan penjualan dilakukan.
Produk dijual per-paket dengan jumlah 6 pcs dan 12 pcs roti per-paket dan akan dikemas dengan kemasan karton yang sesuai dengan ukuran roti dan jumlah roti tiap paket yang dilengkapi dengan gambar merk, alamat usaha, dan indentitas rasa di kemasan.
Roti Penyet menawarkan cara baru dalam menyantap roti. Konsepnya adalah meng-Indonesiakan roti yang merupakan makanan utama dari negara lain, namun diolah dengan cara yang lebih Indonesia yaitu dipenyetkan. Selama ini makanan yang diikuti dengan kata penyet biasanya adalah ayam atau ikan penyet, makanan yang dipenyet merupakan cara khas Indonesia mengolah makanan tradisionalnya, sehingga Roti Penyet hadir untuk mengubah paradigma dimana roti merupakan makanan khas barat kini ada juga roti khas Indonesia.
Keunikan produk ini belum ada di pasaran sehingga berpeluang menjadi trendsetter. Keunikan lain yaitu produk dibuat dari bahan pilihan seperti roti tawar, putih telur, tepung roti dan berbagai selai atau isi.
Proses pembuatan nya adalah roti tawar dipotong menjadi ukuran seperempat roti tawar yang dipenyetkan dan diberi varian rasa hingga menjadi empat lapis, kemudian dilapisi putih telur dan tepung roti yang kemudian digoreng. Penggunaan minyak goreng pilihan untuk menggoreng dan putih telur saja bertujuan mengurangi kolesterol. Roti Penyet ini juga nantinya akan memiliki variasi lain seperti bentuk roti gulung.
Aspek Pemasaran
Segmen Pasar, Target Pasar, dan Positioning
Berdasarkan jenis-jenis variabel segmentasi menurut Kotler (2008), segmen yang dituju oleh Roti Penyet ini adalah berdasarkan segmentasi geografi yaitu wilayah pasar, segmentasi demografi yaitu berdasarkan gender, usia, kelas ekonomi dan profesi. Kemudian segmentasi psikografi yaitu berdasarkan karakter atau sifat psikologis pasar yang dituju. Di bawah ini merupakan segmentasi yang dituju :
Segmen Geografi
Penduduk Kota Banjarmasin dan sekitarnya
Segmen DemografiPria dan WanitaUsia 5 60 tahunKelas ekonomi menengah hingga menengah ke atasPelajar, mahasiswa, karyawan dan lain-lainSegmen PsikografiGaya hidup konsumtif, menyukai makanan kudapan, suka mengemilSuka mencoba hal baru
Pada segmentasi psikografi ditentukan dengan karakteristik seperti di atas, karena produk yang ditawarkan bukan merupakan makanan utama tetapi makanan kudapan, sehingga produk ditujukan pada pasar yang konsumtif, menyukai makanan kudapan, dan suka mengemil.
Target pasar yang ingin dituju oleh Roti Penyet ini tidak membatasi umur dan pekerjaan, tetapi difokuskan pada konsumen dengan karakter psikografis menyukai hal baru, tantangan, dan suka mengkonsumsi makanan kudapan. Dengan atribut karakteristik tersebut, yang akan difokuskan target pasarnya adalah pelajar dan mahasiswa dengan kisaran umur 12-24 tahun.
Positioning Dari Roti Penyet ini adalah Cara gaul makan roti dimana Roti Penyet tidak hanya menawarkan produk roti saja, tetapi ada unsur tantangan berupa game di dalam paket produk.
Perkiraan Permintaan dan Penawaran
Perkiraan permintaan terhadap produk olahan roti dan kue di Kota Banjarmasin diestimasikan 20% dari jumlah penduduk 1.226.218. Sedangkan penawaran dari produsen yang menawarkan produk olahan roti dan kue di Banjarmasin sebagai berikut :
Tabel 1. Perkiraan Penawaran Produk Olahan Roti dan Kue
oleh Produsen di Banjarmasin dan sekitarnya
Nama Perusahaan
Penawaran Dalam unit Produk
Market Share
2014
2015
2016
Sari Roti
27.620
31.763
36.528
8%
Monita
65.593
75.431
86.747
19%
Breadtalk
62.143
71.465
82.186
18%
A.Z bakery
41.429
47.644
54.791
12%
Lain-lain
44.879
51.610
59.352
13%
Jumlah
241.664
277.913
319.604
70%
Sumber : hasil survey dengan wawancara ke produsen roti dan kue
Perkiraan penawaran dari produsen baru memenuhi sekitar 70 % dari permintaan pasar. Hal tersebut menunjukkan adanya peluang untuk dapat masuk ke pasar, karena permintaan yang cenderung tinggi dan meningkat dimana produsen belum dapat memenuhi perkiraan permintaan pasar. Peluang pasar yang masih terbuka sebesar 30%, dan perkiraan target yang ingin dicapai usaha Roti Penyet ini berkisar antara 3 - 6% dalam waktu 3 tahun.
Rencana Penjualan
Rencana penjualan awal, dengan melakukan penjualan langsung di wilayah kampus dan menitipkan produk pada sebuah kantin di kampus lain. Pangsa pasar yang dituju adalah 55% mahasiswa, 30% dosen, dan 15% pegawai. Rencana jadwal penjualan akan dilakukan pada akhir tahun 2015.
Tabel 2. Rencana Penjualan
Tahun
Permintaan
Peluang
Rencana Penjualan
Pangsa Pasar
2015
345.244
103.580
12.000
3,5 %
2016
397.031
119.118
18.000
4,5 %
2017
456.585
136.981
27.000
6 %
Strategi Pemasaran Perusahaan terhadap Pesaing
Strategi pemasaran dilakukan berdasarkan analisa 4 P dengan alat analisis SWOT menurut Kotler (2008) :
Produk
Produk yang ditawarkan menggunakan berbagai bahan baku pilihan, seperti roti tawar biasa dan gandum, aneka selai dan isi roti, dan tepung roti putih. Produk disajikan dengan ukuran seperempat roti tawar yaitu 7 cm pada setiap sisi roti dan bentuk roti gulung seperti bentuk roll yang akan sama-sama dipenyetkan. Aneka rasa yang ditawarkan diantaranya coklat, keju, coklat keju, strawberry, kacang, srikaya, abon, dan juga rasa Alien yang beraneka ragam. Maksud dari rasa roti alien adalah varian rasa yang kurang cocok atau asing dimakan dengan roti, dari kata asing inilah penulis, mendapatkan ide untuk menamakan varian produk tersebut dengan sebutan roti alien. Selain itu, penulisa akan melakukan inovasi pada produk kudapan yang bahan dasarnya tidak hanya dari roti, seperti pancake burger dan pancake pizza.
Produk akan dikemas dengan kemasan karton jenis concord yang tahan terhadap minyak dimana kemasan tersebut sekaligus dapat menjadi kantong dengan tujuan mengurangi penggunaan kantong plastik.
Harga
Produk Roti Penyet ini ditawarkan dengan harga yang bersaing, harga satuan produk dijual dengan harga Rp 3000 tiap rotinya dan perpaket dengan harga Rp 18.000. Di bandingkan dengan pesaing, strategi harga Roti Penyet ini termasuk harga yang kompetitif.
Promosi
Kegiatan promosi yang akan dilakukan agar dapat dikenal konsumen diantaranya :
Periklanan
Roti Penyet akan menggunakan iklan media cetak yaitu brosur. Di bawah ini contoh brosur awal untuk menarik minat calon konsumen. Rencananya brosur ini akan di sebar selama 1 bulan pertama. Di mana pada minggu ke-2 atau ke-3 produk akan mulai di jual ke konsumen.
Sales Promotion
Roti Penyet juga akan mempromosikan produknya melalui cara penawaran seperti memberikan tester dan promosi melalui media sosial dan media chat seperti Blackberry Messenger dan lain-lain. Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong munculnya strategi Words of Mouth (WOM). Cara pemasaran ini lebih di tujukan pada segmen pasar anak muda hingga remaja, mengingat pengguna BBM dan media sosial lebih di dominasi oleh kalangan anak muda dan remaja. Selain itu bentuk promosi lainnya akan mengikuti sesuai dengan event atau hari raya yang ada, contoh promosi yang dilakukan di antaranya untuk pembelian 1 paket akan mendapat 1 paket secara gratis pada hari raya Idul Fitri dan moment lain seperti hari Valentine. Promosi lainnya seperti memberikan kartu stempel, di mana setiap transaksi pembelian akan mendapatkan cap yang dapat di tukar dengan hadiah yang berlaku.
Personal Selling
Roti Penyet juga melakukan promosi melalui penjualan langsung ke wilayah kampus dengan menawarkan produk langsung ke konsumen. Pada awalnya penjualan ini akan di lakukan oleh penulis sendiri.
Public Relation
Roti Penyet akan melakukan kegiatan public relation dengan mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan bisnis Roti Penyet seperti lomba menghias roti, lomba membuat maskot Roti Penyet dan lain-lain, dimana kegiatan tersebut mendorong keterlibatan masyarakat dalam membangun perusahaan.
Tempat
Pendistribusian produk akan dilakukan secara langsung di wilayah konsumen berada atau penjualan secara langsung, dengan tempat produksi yang masih dilakukan di rumah.
Pada konsep kedai, kedai akan di desain dengan menarik, interior yang nyaman dan santai yang cocok untuk tempat berkumpul remaja, anak muda dan pegawai. Tempat akan dilengkapi berbagai fasilitas seperti musik, wi-fi dan penyejuk ruangan serta kebersihan yang dijaga. Pelayanan tempat dibuat agar tetap mendukung berbagai aktivitas pelanggan.
Aspek Organisasi dan Manajemen
Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Rencana Struktur organisasi akan dibagi menjadi 4 bagian, yaitu produksi, pemasaran, penjualan dan keuangan.
Perijinan
Pada awal usaha perijinan belum ada, rencana pengurusan ijin kedepannya adalah ijin produk ke BPOM untuk regulasi, standarisasi, dan sertifikasi produk. Pengurusan ijin IRT dan ijin di sekitar lokasi dimana akan dibuka stand dan kedai. Selanjutnya, baru akan mengurus perijinan SITU (Surat Ijin Tempat Usaha) dan pajak industri.
Kegiatan Pra Operasi dan Inventarisasi
Penjadwalan menurut Baker merupakan proses pengalokasian sumber untuk memilih sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu. Pelaksanaan kegiatan pra operasi bisnis ini akan dilakukan di akhir tahun 2015.
Inventaris kantor yang diperlukan berupa 1 buah laptop, 1 buah printer, alat tulis, buku kas, dan kertas. Inventaris tersebut unuk membantu pembuatan desain brosur, poster, cetak brosur, dan pembuatan laporan keuangan.
Aspek Produksi
Pemilihan Lokasi
Lokasi produksi roti penyet ini rencana akan berada di Ruko Pesona Kav. 3E Jl. Gatot Subroto Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan 70235. Lokasi ini diperkirakan cukup strategis untuk memulai usaha ini.
Rencana Tata Letak
Tata letak harus di desain sebaik mungkin dengan mempertimbangkan efesiensi biaya, efektifitas ruangan, keselamatan kerja, dan keindahan (Dr. Suliyanto, 2010).
Proses Produksi dan Gambaran Teknologinya
Pada proses produksi Roti penyet dibuat alur dari pembelian dan persiapan bahan baku hingga produk siap untuk di kemas dan di jual.
Persiapan
Peralatan
Pemotongan roti dengan pisau
Pembelian dan persiapan bahan baku
Mencelupkan roti dengan putih telur
Pemberian isi dan selai pada roti
Proses mempenyetkan roti dengan alat press
Ditiriskan, dikemas dan siap untuk di jual
Proses
Penggorengan
Melumuri roti dengan tepung roti
Gambar 1. Alur Proses Produksi
Bagian kotak yang berwarna orange dilakukan di wilayah 1 pada gambar 1. Tata letak tempat produksi, sedangkan bagian kotak berwarna hijau di lakukan di wilayah 2 pada tata letak produksi. Gambaran teknologi masih sederhana seperti perlengkapan dan peralatan dapur, kompor, dan alat press roti.
Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Pada usaha Roti Penyet bahan baku utama dan bahan pembantu untuk menghasilkan produk roti penyet adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Bahan baku dan bahan pembantu
Bahan Baku
Bahan Pembantu
Roti tawar
Susu kental manis
Aneka selai dan isi roti
Putih telur
Tepung roti
Minyak goreng
Tenaga Produksi
Pada awal usaha Roti Penyet ini, penulis masih berperan sebagai tenaga produksi. Untuk menambah kapasitas produksi Roti Penyet, penulis akan menambah 2 hingga 3 tenaga kerja untuk membantu bagian produksi.
Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi produk Roti Penyet masih sederhana. Peralatan yang dibutuhkan di antaranya adalah kompor gas, isi gas tabung, penyaring, spatula, penjepit, teflon, alat press roti, talenan, pisau dan beberapa toples untuk tempat isi dan selai roti.
Aspek Keuangan
Sumber Pendanaan
Untuk merealisasikan pelaksanaan rencana bisnis ini, secara keseluruhan membutuhkan permodalan sebesar Rp 142.230.000, dimana perkiraan sumber modal berasal dari modal sendiri, orang tua, dan relasi (teman, saudara atau investor) yang tertarik menanamkan modalnya untuk pendirian usaha ini.
Rencana Kebutuhan Modal Investasi
Peralatan adalah alat-alat untuk mendukung proses produksi. Pembiayaan pembelian peralatan yang dibutuhkan bersifat untuk jangka waktu panjang. Berikut adalah rincian kebutuhan modal investasi untuk peralatan :
Tabel 4. Rincian Kebutuhan Peralatan Roti Penyet
Peralatan
Jlh
Harga per unit
Total
Kompor gas 2 tungku
1
@ 275.000
Rp 275.000,-
Penyaring
2
@ 25.000
Rp 50.000,-
Spatula
1
@ 25.000
Rp 25.000,-
Penjepit
3
@ 10.000
Rp 30.000,-
Teflon
2
@ 300.000
Rp 600.000,-
Alat press
1
@ 10.000
Rp 10.000,-
Talenan
1
@ 70.000
Rp 70.000,-
Pisau
1
@ 20.000
Rp 20.000,-
Box plastik/toples
12
@ 10.000
Rp 120.000,-
Wadah plastik
5
@ 20.000
Rp 100.000,-
Tabung gas elpiji 3 kg
2
@ 200.000
Rp 400.000,-
Notebook
1
@ 3.000.000
Rp 3.000.000,-
Printer
1
@ 300.000
Rp 300.000,-
Meja & kursi kerja
1 set
@ 600.000
Rp 600.000,-
TOTAL BIAYA
Rp 6.000.000,-
Investasi peralatan Roti Penyet di asumsikan memiliki nilai ekonomis selama 3 tahun. Nilai penyusutan peralatan di atas sebesar Rp 2.000.000 setiap tahunnya.
Rencana Kebutuhan Keuangan
Menurut Agnes Sawir (2005,h.129) Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, dan biaya yang dibutuhkan untuk kebutuhan modal kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Modal Kerja Roti Penyet
Peralatan
Jlh
Harga per unit
Total
Roti tawar
602 pcs
@ 10.000
Rp 6.020.000,-
Selai dan isi roti
6000
@ 500
Rp 3.000.000,-
Tepung roti
30 pcs
@ 7.000
Rp 210..000,-
Minyak goreng
60 liter
@ 11.000
Rp 660.000,-
Susu kental
15 pcs
@ 7.500
Rp 112.500,-
Putih telur
30 kg
@ 4.000
Rp 120.000,-
Kemasan produk
1000 pcs
@ 750
Rp 750.000,-
TOTAL BIAYA
Rp 10.872.500,-
Ket : untuk produksi 1000 paket 6 pcs roti dalam sebulan
Tabel 6. Biaya Pengeluaran Lain Produksi
Keterangan
Biaya tetap
Biaya yang keluar
Listrik
1 bulan
30.000
Rp 50.000,-
Pulsa (internet)
1 bulan
100.000
Rp 100.000,-
Transportasi
1 bulan
20.000
Rp 80.000,-
Air (PDAM)
1 bulan
30.000
Rp 70.000,-
Gas elpiji 3 kg
1 bulan
19.000
Rp 180.000,-
TOTAL BIAYA
Rp 480.000,-
Ket : biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1000 paket perbulan
Analisa Kelayakan Usaha
Studi Kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2009) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan. Untuk menentukan kelayakan suatu usaha untuk di jalankan, alat analisis yang akan di gunakan adalah Pay Back Period (PBP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Dari alat analisis tersebut di dapat PBP 1 tahun 6 bulan, NPV bernilai positif Rp 196.497.352, dan IRR sebesar 62,2 % dimana persentase tersebut lebih besar dibandingkan dengan BI rate 7,5 %.
Analisa Keuntungan
Dalam menganalisa keuntungan, alat analisis yang biasa di gunakan adalah Break Event Point (BEP). BEP adalah titik dimana total biaya sama dengan total penghasilan (Dwi Prastowo dan Rifka, 2005). Roti Penyet harus menjual sebanyak 325 unit produk atau penjualan mencapai Rp 5.850.000,- agar mencapai BEP.
Laporan Keuangan
Menurut Standart Akuntansi Keuangan (2009,h.4) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, yang meliputi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (www.library.upnvj.ac.id). Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai konsisi keuangan usaha dan kinerja dari perusahaan tersebut.
Daftar Rujukan
BPS, Kalsel 2014, Sumsel dalam Angka, Diakses pada tanggal 20 September 2015, http://kalsel.bps.go.id/site/content/id/163.
Dwi, Prastowo dan Rifka Julianty 2005, Analisis Laporan Keuangan, AMP YKPN, Yogyakarta.
Kasmir, Jakfar 2009, Studi Kelayakan Bisnis, Kencana, Bogor.
Kotler, Philip 2008, Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Masukdapur, blogdetik 2010, Seri Sejarah Roti, Diakses pada tanggal 20 September 2015, http://masukdapur.blogdetik.com/2013/02/22/seri-roti-sejarah-roti/.
Roti, Sari 2013, Jumlah Produksi Sari Roti di Indonesia, Diakses oleh Ria Mustika Sari pada tanggal 20 September 2015,
http://www.sariroti.com/0_repository/NIC-Bond-Prospectus.pdf" http://www.sariroti.com/0_repository/NIC-Bond-Prospectus.pdf.
Sawir, Agnes 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
Suliyanto 2010, Studi Kelayakan Bisnis, Andi, Yogyakarta.
Tioriman, Valencia. 2013. Perencanaan Pendirian Usaha Roti. STIE MDP. Palembang.
Umar H 2007, Studi Kelayakan Bisnis, Gramedia, Jakarta.
Universitas Pembangunan Nasional 2012, Pengertian Laporan Keuangan. Diakses oleh Ria Mustika Sari pada tanggal 20 September 2015, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3akuntansi/207102004/bab2.pdf" http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3akuntansi/207102004/bab2.pdf
TUGAS
Proposal Perencanaan atau Cita-Cita Bisnis
Kudapan Roti Penyet Khas Banjarmasin
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis
Dosen Pembimbing
ABDUL KADIR, SE., MM.
OLEH :
RIA MUSTIKA SARI
NIM : ................................
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PANCASETIA
BANJARMASIN
2015