Beras bulog

2

Click here to load reader

Transcript of Beras bulog

Page 1: Beras bulog

Jum'at, 08 Maret 2013 , 04:48:00Pembongkaran Beras Bulog di Pelabuhan Lambat

SORONG – Karena padatnya aktifitas pembongkaran barang dalam kontainer di Pelabuhan Sorong, menyebabkan keterlambatan dalam pembongkaran beras Bulog di Pelabuhan. Kepala Bulog (Kabulog) Sub Divre Sorong, Firmansyah kepada Koran ini mengakui, aktifitas pembongkaran beras Bulog dari pelabuhan menuju gudang mengalami keterlambatan yang cukup dirasakan. Hal itu lantaran adanya kegiatan pembongkaran barang diantaranya semen yang padat di Terminal Kontainer. Dikatakan Firmansyah, saat ini pihaknya hanya mampu membongkar dan mengangkut beras kiriman asal Jawa Timur sebanyak 280 ton dalam tiga harinya. Padahal , biasanya saat dalam kondisi lancar, jumlah tersebut mampu diselesaikan dalam satu hari. Tentunya hal itu sangat berdampak pada efisiensi waktu serta tenaga bongkar muat yang ditugaskan.“Biasanya satu hari bisa selesai 200 ton lebih, tapi karena banyak aktifitas pembongkaran yang padat, sekarang ini baru bisa selesai dalam waktu tiga hari,â€ujarnya. Diakui, �keterlambatan itu tidak berdampak pada pendistribusian beras untuk penerima beras Bulog. “Kalau untuk pendistribusian kita secara rutinitas tidak berdampak karena kita masih mempunyai stok di gudang. Hanya hal itu terasa pada waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut dari pelabuhan ke gudang serta tenaga bongkar kita,â€jelasnya. Seharusnya jelas Firmansyah, �tenaga yang ditugaskan dapat menjalankan tugas lain jika waktu pembongkaran lebih cepat. Dimana, beras yang didatangkan dalam kontainer itu harus dibongkar di pelabuhan dan diangkut menggunakan truk, karena tidak diperbolehkan keluar bersama kontainernya. Lebih lanjut disampaikan Kabulog, pihaknya menerima kiriman beras dalam negeri (DN) asal Jawa Timur sebanyak 5.000 ton. Beras DN ukuran kemasan 15 Kg tersebut dikirim secara bertahap ke Sorong dalam kontainer. Saat ini pihaknya telah kedatangan beras DN sebanyak 1.200 ton yang dikemas dalam 50 kontainer. “Yang sudah kita bongkar baru sebagian saja karena masih mengalami kendala saat pembongkaran,â€ujar Firmansyah. Saat ini untuk stok yang ada di �gudang masih mampu untuk kebutuhan beberapa bulan kedepan, dimana untuk kebutuhan dalam setiap bulannya, beras didistribusikan sebanyak 1.200 ton.(reg)

Orientasi pembangunan pertanian tanaman pangan di Indonesia, khususnya padi selama ini lebih ditujukan pada usaha peningkatan volume produksi, sehingga insentif yang diperoleh petani untuk meningkatkan mutu masih kurang menarik dibanding dengan usaha peningkatan volume produksi. Hal ini menyebabkan petani kurang memperhatikan mutu gabah yang dihasilkan. Padahal untuk menghasilkan beras yang berkualitas, pengusaha penggilingan padi harus menggunakan bahan baku gabah yang berkualitas pula. Strategi agar petani dan penggilingan padi dapat memperoleh insentif yang menarik atas perbedaan harga akibat perbaikan mutu beras perlu langkah-langkah operasional antara lain : (1) memperbaiki mutu beras sebagai bahan pangan dan bahan baku industri, (2) mempunyai standar mutu gabah dan beras nasional serta kebijakan operasionalnya, (3) meningkatkan fasilitas dan teknik pengujian mutu dan (4) mengembangkan teknologi pengolahan dalam mendorong agroindustri beras. Pengertian standar mutu beras oleh pelaku pasar seperti konsumen rumah tangga, rumah makan, pedagang beras dan penggilingan padi dalam perdagangan beras masih beragam. Sebagian konsumen

Page 2: Beras bulog

beranggapan bahwastandar mutu beras yang berlaku di Indonesia adalah standar mutu beras Bulog dan sebagian lagi standar mutu pasar hasil pengelompokan atau klas mutu beras oleh pedagang berdasarkan varietas atau tingkat kepulenan atau penampakan Kedua standar mutu di atas bukan standar mutu untuk perdagangan yang digunakan secara luas, sehingga Indonesia belum memiliki standar baku mutu beras untuk perdagangan. Standar mutu Bulog yang lebih berorientasi untuk tujuan penyimpanan dan tidak berdasarkan preferensi konsumen(Damardjati, 1995). Dalam standar mutu Bulog lebih dititik beratkan pada komponen mutu fisik dan tidak memperhatikan mutu tanak, mutu rasa dan jenis atau varietas padi (Bulog, 1989).