belajar pasca panen

3
KEHILANGAN KOMODITI SEREALIA Latar belakang permasalahan: Umumnya di Negara berkembang seperti Indonesia kehilangan komoditi seperti serealia terjadi sebanyak 25-50%. Kehilangan ini biasanya terjadi pada tahapan penyosohan, pengeringan, penyimpanan, penggilingan - Penyosohan: 1,6 % Adalah pemisahan padi dari bunga padi. Kehilangan pada tahapan ini terjadi karena penanganan yang dilakukan terhadap gabah tidak memperhatikan kuantitas yang dihasilkan. Seperti penyosohan dengan cara tradisional yakni dengan cara diinjak- injak maupun dipukul-pukul mempunyai peluang kehilangan yang lebih besar jika dibandingkan dengan car penyosohan modern menggunakan pedal thresher/ axial flow thresher maupun alat modern lainnya - Pengeringan Adalah proses penghilangan air dari padi/gabah sampai kandungan air 13-14%. Pengeringan pada padi dibagi menjadi tiga metode yaitu pengeringan dengan menggunakan sinar matahari, pengeingan dengan menggunakan udara panas, dan pengeringan dalam kabin. Teknologi pengeringan yang dikenal yaitu pengeringan dengan sinar matahari langsung dimana gabah di hamparkan diatas alas yang disinari dengan menggunakan matahari. Pengeringan dengan sinar matahari tidak membutuhkan biaya mahal, namun tergantung pada keadaan cuaca. Selain itu proses pengeringan ini mebutuhkan pengadukan manual dengan menggunakan gagang untuk mencapai pengeringan yang seragam. Selanjutnya pengeringan dengan menggunakan udara panas. Pengeringan ini dapat mencapai kadar air sampai 13-14%. Pemanasan ini biasanya menggunakan suhu 43 o C. Pemanasan dalam kabin biasanya memakan waktu sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Gaya udara yang diberikan berasal dari gaya sentrifugasi kipas. - Penyimpanan Penyimpanan pasca panen harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari penurunan kualitas biji dan kerusakan hama dan penyakit. Penurunan kualitas biji disebabkan karena perubahan

description

l

Transcript of belajar pasca panen

Page 1: belajar pasca panen

KEHILANGAN KOMODITI SEREALIA

Latar belakang permasalahan:

Umumnya di Negara berkembang seperti Indonesia kehilangan komoditi seperti serealia terjadi sebanyak 25-50%. Kehilangan ini biasanya terjadi pada tahapan penyosohan, pengeringan, penyimpanan, penggilingan

- Penyosohan: 1,6 %Adalah pemisahan padi dari bunga padi. Kehilangan pada tahapan ini terjadi karena penanganan yang dilakukan terhadap gabah tidak memperhatikan kuantitas yang dihasilkan. Seperti penyosohan dengan cara tradisional yakni dengan cara diinjak-injak maupun dipukul-pukul mempunyai peluang kehilangan yang lebih besar jika dibandingkan dengan car penyosohan modern menggunakan pedal thresher/ axial flow thresher maupun alat modern lainnya

- PengeringanAdalah proses penghilangan air dari padi/gabah sampai kandungan air 13-14%. Pengeringan pada padi dibagi menjadi tiga metode yaitu pengeringan dengan menggunakan sinar matahari, pengeingan dengan menggunakan udara panas, dan pengeringan dalam kabin. Teknologi pengeringan yang dikenal yaitu pengeringan dengan sinar matahari langsung dimana gabah di hamparkan diatas alas yang disinari dengan menggunakan matahari. Pengeringan dengan sinar matahari tidak membutuhkan biaya mahal, namun tergantung pada keadaan cuaca. Selain itu proses pengeringan ini mebutuhkan pengadukan manual dengan menggunakan gagang untuk mencapai pengeringan yang seragam. Selanjutnya pengeringan dengan menggunakan udara panas. Pengeringan ini dapat mencapai kadar air sampai 13-14%. Pemanasan ini biasanya menggunakan suhu 43oC. Pemanasan dalam kabin biasanya memakan waktu sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Gaya udara yang diberikan berasal dari gaya sentrifugasi kipas.

- PenyimpananPenyimpanan pasca panen harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari penurunan kualitas biji dan kerusakan hama dan penyakit. Penurunan kualitas biji disebabkan karena perubahan suhu dan kelembaban relatif. Kerusakan yang dapat terjadi diantaranya :

1. Faktor fisik : suhu dan kelembabanSuhu mempengaruhi respirasi biji bijian, laju reaksi kimia dan enzimatis selama penyimpana. Ketika suhu mencapai 20oC akan mudah terinfestasi serangga dan mikroorganisme, apabila suhu terus meningkat, maka aktifitas enzimatis akan meningkat seperti aktifnya enzim lipase pada beras yang menyebabkan auto oksidasi pada lipid. Hal ini menyebabkan beras menjadi apek. Kerja enzim amilase meningkatkan kandungan gula pereduksi

2. Faktor kimia : kadar air dan oksigenBila kadar air relativ tinggi, karbohidrat akan mengalami fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang meninmbulkan aroma asam. Oksigen dapat menyebabkan perubahan warna dan flavor.

3. Faktor fisiologis : respirasi dan panasRespirasi adalah hilangnya hilangnya masa dan kadar air biji, mengkatnya kandungan CO2 serta meningkatnya suhu biji. Respirasi dalam kondisi anaerob

Page 2: belajar pasca panen

dapat menurunkan viabilitas dan kualitas. timbulnya panas disebabkan oleh respirasi biji bijian yang disimpan dalam keadaan curah.

4. Faktor biologis : serangga, fungi, mikroorganisme dan binatang pengeratSerangga dapat menginokulasikan fungi (memperoduksi mikotoksin), bakteri, serta larva dari kotorannya serta menghaislkan bau busuk. Terganggunya kemampuan biji untuk bergerminasi jika bagian gemnya terserang hama.

Metode penyimpanan yang baik diantaranya metode penyimpanan dalam karung, penyimpanan secara hermetic dan penyimpanan bulk.

- Penggilingan Penggilingan adalah pemecahan kulit gabah tanpa merusak butiran beras sehingga menghasilkan beras putih yang bebas dari kotoran. Mesin penggiling dikelompokan menjadi dua yaitu mesin penggilingan tradisional dan modern. 1. Tradisional

Penggilingan tradisional biasanya menggunakan penumbukan dengan tangan, single huller, sheller-cum-huller dan sheller mils. Prinsipnya : pembuangan sekam/kulit, kemudian campuran padi, sekam dan beras masuk kedalam huller kedua. Dalam proses ini terjadi pemutihan padi.