Belajar ICU Just Another WordPress

5
Mengenal ICU Lebih Jauh Oleh Irfan NR pada Tak Berkategori . Ditandai:beban kerja , etik di ICU , ICU , ICU indonesia , indikasi ICU , intensive care unite , jenis ICU , kontra indikasi ICU , pengertian ICU , perawat , rumah sakit , tugas perawat ICU . & Komentar MENGENAL ICU LEBIH JAUH Ini adalah postingan pertama saya, sebelum mengetahui lebih kauh tentang ICU kita tentu perlu tahu semua deskripsi ICU ICU (Intensive Care Unite) adalah ruang rawat di rumah sakit dengan staf dan perlengkapan khusus ditunjukan untuk mengelola pasien dengan penyakit, trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa akibat kegagalan disfungsi satu organ atau lebih akibat penyakit, bencan atau komplikasi yang masih ada harapan hidup . (TE Oh) Dlam mengelola ICU diperlukan dokter ICU yang memahami teknologi kedokteran, fisiologi, farmakologi dan kedokteran konvensional dengan kolaborasi erat bersama perawat yang terdidik dan terlatih untuk critical care. Kebutuhan pelayanan ICU berhubungan dengan demografi, ekonomi dan teknologi, tetapi dapat juga berasal dari aktifitas dokter (missal bedah syaraf, bedah jantung dll). Biaya ICU mencapai tiga kali dari bed bangsal akut dalam perharinya. Ada 3 level ICU di Indonesia Level I di rumah sakit daerah tipe (tipe C dan D) Di sini ICU lebih tepat disebut sebagai unit ketergantungan tnggi (high dependency). Dapat melakukan observasi ketat dengan EKG monitor dan resusitasi

description

hft

Transcript of Belajar ICU Just Another WordPress

Page 1: Belajar ICU Just Another WordPress

Mengenal ICU Lebih   Jauh

Oleh Irfan NR pada Tak Berkategori. Ditandai:beban kerja, etik di ICU, ICU, ICU indonesia, indikasi ICU, intensive care unite, jenis ICU, kontra indikasi ICU, pengertian ICU, perawat, rumah sakit, tugas perawat ICU. & Komentar

MENGENAL ICU LEBIH JAUH

Ini adalah postingan pertama saya, sebelum mengetahui lebih kauh tentang ICU kita tentu perlu tahu semua deskripsi ICU

ICU (Intensive Care Unite) adalah ruang rawat di rumah sakit dengan staf dan perlengkapan khusus ditunjukan untuk mengelola pasien dengan penyakit, trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa akibat kegagalan disfungsi satu organ atau lebih akibat penyakit, bencan atau komplikasi yang masih ada   harapan hidup . (TE Oh)

Dlam mengelola ICU diperlukan dokter ICU yang memahami teknologi kedokteran, fisiologi, farmakologi dan kedokteran konvensional dengan kolaborasi erat bersama perawat yang terdidik dan terlatih untuk critical care.

Kebutuhan pelayanan ICU berhubungan dengan demografi, ekonomi dan teknologi, tetapi dapat juga berasal dari aktifitas dokter (missal bedah syaraf, bedah jantung dll). Biaya ICU mencapai tiga kali dari bed bangsal akut dalam perharinya.

Ada 3 level ICU di Indonesia

Level I di rumah sakit daerah tipe (tipe C dan D)

Di sini ICU lebih tepat disebut sebagai unit ketergantungan tnggi (high dependency). Dapat melakukan observasi ketat dengan EKG monitor dan resusitasi dengan cepat tetapi ventilator hanya di berikan kurang dari 24 jam.

Level II di rumah sakit tipe B

Di sini dapat melakukan ventilasi jangka lama, ada dokter residen yang selalu siap di tempat dan mempunyai fasilitas hubungan dengan fasilitas fisioterapi, patologi dan radiologi. Bentuk fasilitas lengkap untuk menunjang kehidupan misalnya dialysis, monitor invasive dan pemeriksaan canggih (CT scan) jika menunjang peran rumah sakit sebagai trauma center.

Level III rumah sakit tertier (tipe A)

Page 2: Belajar ICU Just Another WordPress

Biasanya pada RS tipe A mempunyai semua aspek yang di butuhkan ICU agar dapat memenuhi peran sebagai RS rujukan.

Dari segi fungsinya ICU dapat di bagi menjadi :

1.)    ICU medic.

2.)    ICU trauma/ bedah.

3.)    ICU umum.

4.)    ICU pediatric.

5.)    ICU neonates.

6.)    ICU respiratori.

Semua jenis ICU mempunyai tujuan yang sama yaitu  mengelola pasien sakit serius yang terancam jiwanya.

Personil (Sumber daya manusia) di ICU meliputi tenaga dokter, perawat ICU, paramedic lain dan non medic tergantung pada level ICU. Peran perawat di perluas dalam  menangani pasien antara lain :

Dalam proses sapih ventilator yang dilakukan berdasarkan keadaan pasien dan data laboratorium atau monitor bedside.

Dalam pengobatan titrasi obat inotropik, vasodilator, sedative, analgetik, insulin dan obat lain dapat dilakukan penyesuaian oleh perawat ICU berdasarkan data klinis dan laboratorium.

Dalam menangani kasus hipotensi dapat melakukan challenge test lebih dahulu apabila gagal dibicarakan dengn dokter ICU.

Perawat di ICU dapat bertindak dalam segi administrasi, bicara dengan teman atau keluarga pasien. Tugas lain bias sebagai fisioterpis, tata usaha ruangan, pekerja sosial dan pengawas ruangan.

ETIK di ICU

Kontroversi sering terjadi di ICU dalam hal legalitas, moral dan etik seperti pada kasus Euthanasia atau pengobatan antusias. Etik di ICU juga di pertimbangkan hal-hal berikut :

Prosedur masuk ICU : pasien yang masuk ICU dikirim oleh dokter disiplin lain diluar ICU setelah konsultasi dengan dokter ICU. Transportasi pasien ke ICU masih dalam tanggung jawab dokter pengirim. Transportasi dapat di bantu perawat ICU bila pasien dalam keadaan khusus. Pasien dan atau keluarga di beri penjelasan tentang indikasi masuk ICU, tata tertib ICU,

Page 3: Belajar ICU Just Another WordPress

biaya dan segala konsekuensinya dengan menandatangani informed consent ( surat persetujuan ).

Indikasi masuk ICU : seperti dikemukakan dalam definisi ICU maka indikasi masuk ICU adlah pasien yang dalam keadaan terancam jiwanya sewaktu-waktu karena kegagalan atau disfungsi satu/ multiple organ atau system dan masih ada kemungkinan dapat di sembuhkan kembali oleh perawatan, pemantauan dan pengobatan intensif. Selain itu indikasi masuk ICU ada indikasi sosial yaitu masuknya pasien ke ICu karena ada pertimbangan sosial.

Kontra indikasi Masuk ICU : yang mutlak tidak boleh masuk ICU adalah pasien dengan penyakit yang menular dimana penularan penyakit melalui udara. (contohnya : pasien dengan gangrene, TB aktif dll).

Kriteria keluar ICU : pasien tidak perlu lagi mendapat perawatan di ICU bila meninggal, tidak ada kegawatan yang mengancam jiwa sehingga bias dirawat di ruang biasa dan atas permintaan keluarga bila ada informed consent khusus darikeluarga pasien. ( perhatikan hubungan pasien dengan yang mengajukan pulang paksa dan berikan informasi tentang resiko dari keputusan pasien atau keluarga).

Catatan : dalam pengalaman saya, prosedur masuk ICU, indikasi masuk ICU, kontra indikasi masuk ICU dan criteria keluar ICU sangat perlu di sosialisasikan dan di pahami kepada seluruh tenaga di Rumah sakit baik perawat di IGD, ruangan rawat biasa, IBS, laboratorium, radiologi dll agar tidak menjadi konflik dalam proses masuk dan keluar pasien ICU.

Pasien di ICU merupakan pasien dengan ketergantungan tinggi terhadap perawat dan dokter. Terkadang segala sesuatu yang terjadi pada pasien diketahui oleh data objektf seperti monitoring dan recording, hasil laborat dan tanda-tanda klinis. Perubahan yang terjadi pada diri pasien harus dianalisa dengan cermat untuk mendapatkan tindakan atau pengobatan secara cermat dan tepat.

Komunikasi yang baik juga perlu di jaga antara keluarga pasien dan perawat/ dokter sehingga keluarga tahu perkembangan pasien dan mengurangi kecemasan. Di ICU juga perlu ada tenaga jas rohaniawan dan tempat khusus untuk dapat beristirahat yang dilengkapi kamar mandi/ WC.

Mengingat beban kerja personil di ICU maka perlu mendapat perhatian khusus dari segi kesejahteraan personil ICU. Mulai dari sarana di tempat kerja seperti ruang rehat yang di sediakan makanan kecil dan minuman. Kemudian rekreasi keluarga ICU di luar dinas untuk menyegarkan pikirn. Fasilitas kunjungan symposium, seminar atau setudi banding ke Rumah sakit dapat menambah ilmu daisamping sebagai sarana rekreasi. Dalam hal pendapatan tentunya personil ICU

Page 4: Belajar ICU Just Another WordPress

berhak mendapat jasa intensif  yang lebih menimbang beban kerja dan resiko bekerja di ICU.

Pengelolaan rutin pasien ICU dapat meliputi :

1. Pendekatan pasien. Seperti Anamnesis, serah terima pasien, pemerikasaan fisik, kajian hasil pemerikasaan, identifikasi masalah dan setrategi penanggulangannya, juga informasi kepada keluarga secara konsisten.

2. Pemeriksaan fisik dari seluruh aspek fisiologis dan data demografi. Minimal 1 kali sehari.

3. Pemeriksaan, observasi dan monitoring rutin.4. Jalur intra vaskuler.5. Intubasi dan pengelolaan trachea.6. Pengelolaan cairan.7. Perdarahan gastro intestinal.8. Nutrisi.9. Usia lanjut dan penyakit yang serius.10. Reaksi pasien saat di rawat di ICU.11. Tujuan akhir pengobatan ICU yang di intervensikan sebelumnya.