BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket...

144
BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BERIMAN UMAT DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI JETIS - YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Anastasia Ninda Milla NIM : 031124026 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Transcript of BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket...

Page 1: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BERIMAN UMAT

DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI JETIS - YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Anastasia Ninda Milla

NIM : 031124026

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

Page 2: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.
Page 3: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.
Page 4: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Jesus Maria dan Joseph Pelindung Societas yang membimbing dan memberi

kekuatan kepadaku,

Para Suster Societas Jesus Maria dan Joseph (JMJ),

Para jemaat kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola, Cokrodiningratan,

Paroki Jetis-Yogyakarta,

Orang tua, saudara-saudaraku, para pembimbingku,

dan almamaterku tercinta,

serta semua pemerhati Iman jemaat kristiani di mana saja berada.

Page 5: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

v

MOTTO

Kekuatan Allah Telah Melengkapi Kelemahanku.

Page 6: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 November 2007

Penulis,

Anastasia Ninda Milla

Page 7: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

vii

ABSTRAK

Judul skripsi BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BERIMAN UMAT DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODINIGRATAN-YOGYAKARTA dipilih berdasarkan keprihatinan penulis setelah melihat umat di lingkungan St. Igantius Loyola Cokrodiningratan yang terkesan belum mampu memahami dan memaknai kesetiaan Maria kepada Allah sesuai dengan iman Gereja. Bagi mereka Maria adalah pengabul doa. Hal ini menunjukkan bahwa bagi umat di lingkungan ini, Maria memiliki posisi atau kedudukan yang sejajar dengan Allah. Padahal Gereja, meskipun telah memberikan gelar kehormatan yang paling tinggi di antara kelompok orang-orang kudus terhadap Maria tetapi tidak pernah memposisikan Maria sejajar dengan Allah. Dalam kesempatan ini penulis fokus pada kesetiaan Maria Bunda Yesus dan mengajak segenap umat Kristiani untuk belajar dari kesetiaan iman Maria sehingga dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup ini tidak putus asa dan tetap setia kepada Allah seperti Maria. Berkaitan dengan hal itu persoalan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan memahami dan memaknai kesetiaan iman Maria, telah sesuai dengan pandangan Gereja atau tidak? Serta bagaimana Katekese Umat dapat membantu umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan dalam meneladani kesetiaan iman Maria guna meningkatkan kehidupan berimannya. Untuk mengkaji persoalan ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu penyebaran angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan. Di samping itu studi pustaka juga dilaksanakan untuk memperoleh pemikiran-pemikiran yang dapat membantu dalam memahami dan memaknai kesetiaan Maria kepada Allah sesuai dengan iman Gereja.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis melihat bahwa umat di lingkungan itu sebenarnya telah mampu memahami dan memaknai Maria sebagai teladan dalam kesetiaan iman. Dan, berdasarkan ungkapan pengalaman hidup sehari-hari, mereka memaknai Maria sebagai Ibu, bunda, penolong, sahabat dan pengantara doa. Agar pemahaman dan pemaknaan umat terhadap Maria yang demikian dapat semakin mendalam maka penulis mengusulkan program Katekese Umat model Shared christian Praxis. Katekese Umat dalam hal ini difokuskan pada tema Maria dengan harapan umat semakin mengenal sosok Maria dengan keteladanan imannya yang setia akan Allah dan mampu menjadikan Maria sebagai sumber inspirasi hidup beriman bagi mereka dalam menghadapi berbagai persoalan hidup sehari-hari.

Page 8: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

viii

ABSTRACT

The title of the thesis is “LEARNING FROM THE ADHERENCE OF MARY’S FAITH TO RAISE THE QUALITY OF CHRISTIANS’ LIFE IN THE COMMUNITY OF ST. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PARISH JETIS-YOGYAKARTA COMMUNITY.” The background of this study is based on the concern after observing the Christians’ life in that community. Apparently it seems that they are not so capable to understand Mary’s adherence to God according to the Church faith. They receive and believe in Mary as the one who answers their prayer or request. This shows that they receive Mary and God in the same position or existence. In fact, the Church never puts her in the same position as God, although the Church has given the most honorable title to Mary among the saints.

The study focuses on Jesus Mother as wellas, Mary’s adherence and invites all the Christians to learn it. Relating to this, it helps the people not to be in despair about their life burdens, but keep in faith to God and also to as Mary. Then, the problem formulation of this study consists of two points. First is, whether the people’s way of understanding Mary’s faithfull adherences is what the Church wants or not. Second is how the catechism helps the Christians in living Mary’s faithfull adherence to increase their spiritual life quality.

To analyze this problem we need to have accurate data. Therefore, the writer has conducted questioners and interviews. The literary study was also conducted to obtain any supporting ideas in understanding the adherence of Mary. Based on the research, the Christians in that station actually have understood and have perceined of Mary as a model of faithful adherence. In their daily life, they have considered Mary as the Mother, Holy Mother, the Helper their, best friend and the mediator for their prayer to Jesus. To enable them to improve their understanding, the writer proposes a catechism program called Shared Christian Praxis. The catechism theme focuses on Mary. It is expected that the Christians deeply comprehend the figure of Mary and her faithful deed to God. They also receive Mary as their an inspiring figure of their life faith to overcome with their daily life problems.

Page 9: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

ix

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Allah Bapa, Putra, Roh Kudus atas kasih karunia-Nya yang

melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Belajar dari

Kesetiaan Iman Maria Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Beriman Umat di

Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan-Yogyakarta.

Skripsi ini diilhami oleh hasil refleksi dan keprihatinan penulis terutama dalam

usaha umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Yogyakarta dalam

meneladani kesetiaan Iman Maria guna meningkatkan kualitas hidup berimannya.

Keterlibatan umat dalam berbagai kegiatan di lingkungan khususnya kegiatan Devosi

kepada Bunda Maria yaitu doa Rosario cukup nampak, tetapi pemahaman dan

pemaknaannya masih sangat kurang. Oleh karena itu penyusunan skripsi ini

dimasudkan untuk membantu umat dalam memahami dan memaknai kesetiaan

Maria kepada Allah, sehingga melalui kegiatan devosi kepada Bunda Maria secara

wajar dan benar sesuai dengan ajaran gereja mampu membawa mereka pada suatu

tahap perkembangan iman yang diharapkan oleh Gereja sendiri.

Dengan keterlibatannya dalam berbagai kegiatan devosi kepada Bunda Maria,

umat juga dapat berperan lebih aktif dalam berbagai kegiatan pendalaman iman

yang dilaksanakan di lingkungan dan setiap kegiatan sosial di masyarakat. Selain

itu, skripsi ini juga disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma.

Page 10: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

x

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Pimpinan Umum dan para Dewan pimpinan Umum, Pimpinan Provinsi dan

para Dewan pimpinan Provinsi Konggregasi Jesus Maria dan Joseph (JMJ),

serta para suster yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada

penulis untuk belajar dan mengembangkan diri di IPPAK-USD Yogyakarta

2. Dra. J. Sri Murtini M.Si selaku dosen pembimbing utama sekaligus dosen

pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian, waktu, semangat,

motivasi, sumbangan pemikiran dengan penuh kesabaran dan cinta kepada

penulis. Terima kasih untuk masukan dan kritiknya sehingga penulis

diteguhkan dan lebih termotivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

3. Drs. L. Bambang Hendarto,Y.M.Hum selaku dosen penguji yang telah

memberikan motivasi pada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

4. Bapak P. Banyu Dewa HS. S.Ag., M.Si selaku dosen Penguji, yang telah

memberikan semangat dan motivasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

5. Seluruh Staf Dosen Prodi IPPAK-USD, dan seluruh karyawan yang telah

mendidik, mengarahkan, mendukung dan membimbing penulis selama belajar

sehingga dapat menyelesaikan studi di Prodi IPPAK-USD dengan baik.

6. Terima kasih kepada teman-teman angkatan 2003/2004 atas cinta dan

persahabatan yang telah terjalin selama 4 tahun di kampus IPPAK-USD.

Page 11: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

xi

7. Seluruh Umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan,

paroki-jetis yang telah menyisihkan waktunya untuk mengisi angket dan

wawancara.

8. Pimpinan Komunitas JMJ Trimargo Yogyakarta mulai dari Sr. Immacule Palit

JMJ, Sr. Auxilia Tandayu, Sr. Ivonne Pusung JMJ dan para suster JMJ dan

OSA anggota komunitas, serta Karyawan/ti yang telah mendukung penulis

dalam penulisan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada semua orang yang tidak dapat diungkapkan satu per satu,

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman,

sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan, terutama seluruh umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan.

Yogyakarta, 12 November 2007

Penulis,

Anastasia Ninda Mila

Page 12: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO..............................................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................... vi

ABSTRAK............................................................................................................ vii

ABSTRACT......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................xv

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi ..........................................................1

B. Rumusan Permasalahan .........................................................................8

C. Tujuan Penulisan....................................................................................8

D. Manfaat Penulisan..................................................................................9

E. Metode Penulisan...................................................................................9

F. Sistematika Penulisan ............................................................................9

BAB II. GAMBARAN UMUM UMAT KRISTIANI DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI JETIS-YOGYAKARTA DAN PEMAHAMAN SERTA PEMAKNAANNYA TENTANG KESETIAAN IMAN MARIA......11

A. Gambaran Umum Umat Kristiani di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta .............................12

1. Sejarah dan Latar Belakang terbentuknya Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta..........12

2. Macam-macam Kegiatan Umat di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta .......................16

Page 13: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

xiii

3. Semangat yang Menjiwai Hidup Beriman Umat di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta…….............................................................................18

B. Penelitian Pemahaman dan Pemaknaan Umat Kristiani di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta Tentang Kesetiaan Iman Maria Kepada Allah ................20

1. Latar Belakang Penelitian..............................................................20

2. Rumusan Masalah Penelitian.........................................................22

3. Tujuan Penelitian ...........................................................................23

4. Metodologi Penelitian....................................................................23

5. Variabel Penelitian.........................................................................25

6. Teknik Analisis Data .....................................................................27

C. Laporan Hasil Pembahasan, dan Kesimpulan Penelitian.....................27

1. Laporan Hasil, dan Pembahasan Penelitian.................................27

2. Kesimpulan Hasil Penelitian..........................................................40

BAB III. PANDANGAN GEREJA TENTANG KESETIAAN IMAN MARIA ................................................................................................44

A. Maria Bagi Umat Kristiani…………………………………………..44

1. Gambaran Maria .............................................................................44

2. Maria Typus Gereja .......................................................................46

3. Maria: Advocata, Auxiliatrix, Adiutrix dan Mediatrix..................47

B. Keistimewaan Maria dalam Gereja......................................................48

1. Iman................................................................................................48

2. Panggilan..................................................................................…..50

3. Kesetiaan........................................................................................51

B. Relevansi Keteladanan Kesetiaan Iman Maria ................................................63

1. Sikap Maria yang Rendah Hati .......................................................64

2. Sikap Maria yang Penuh Penyerahan Diri Kepada Allah..............66

3. Ketekunan Maria dalam Doa ..........................................................67

4. Maria yang Setia terhadap Keputusanya Sendiri ............................67

5. Kepekaan Maria dalam Menanggapi Rencana Allah dalam Hidupnya…………………………………………………69

Page 14: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

xiv

BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT DENGAN MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS BAGI UMAT DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI JETIS -YOGYAKARTA ...................................................................71

A. Katekese Umat dengan Model Shared Christian Praxis (SCP) ..........71

1. Katekese Umat (KU) .....................................................................71

2. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) dan Langkah-Langkahnya Dalam Katekese Umat ..............................................80

B. Usulan Program Katekese Umat dengan Model SCP..........................89

1. Matriks Program Katekese Umat Dengan Model SCP..................91

2. Contoh Persiapan Katekese Umat Dengan Model SCP................96

BAB V. PENUTUP .........................................................................................108

A. Kesimpulan ..................................................................................108

B. Saran ............................................................................................111

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................114

LAMPIRAN.........................................................................................................116

. Lampiran I : Deskripsi Hasil Wawancara.............................................. ........(1) • Responden I .............……………...........................................(1) • Responden II.. ...........................……………..........................(3) • Responden III..............................................…………….........(6) • Responden IV. ...............................…….................................(8) • Responden V .........................................................………….(10) • Responden VI ..................................................……………..(12) • Responden VII ................................................……………...(13)

Lampiran II : Lagu-Lagu Tentang Maria......................................................….(15)

Page 15: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

xv

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian

Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat (Dipersembahkan kepada Umat

Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Depatemen Agama RI dalam

rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

LG : Lumen Gentium Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang

Gereja, tanggal 21 November 1964.

NA : Nostra Aetate Deklarasi tentang Hubungan Gereja dengan Agama-

agama bukan Kristen, tanggal 28 Oktober 1965.

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

FIPA : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama

FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

IPPAK : Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

JMJ : Jesus Maria dan Joseph.

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

Prodi : Program Studi

S1 : Strata satu

SJ : Serikat Jesus

STFK : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik

STKAT : Sekolah Tinggi Kateketik

Page 16: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan, penulis akan membahas mengenai latar belakang

penulisan skripsi, rumusan permasalahan, tujuan, manfaat, metode dan sistematika

penulisan skripsi. Untuk menjelaskan hal-hal tersebut, berikut ini adalah uraiannya:

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi

Umat manusia zaman sekarang tidak bisa melepaskan diri dari situasi sulit.

Situasi sulit itu muncul akibat dari semakin maraknya kemiskinan dan penderitaan

yang terjadi. Di sisi lain umat manusia mengalami suatu perkembangan peradaban

yang ditandai dengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Macam-

macam hasil penemuan membuat manusia kagum terhadap kemampuan dan

kekuasaannya. Umat manusia terkadang lupa terhadap siapa yang paling berkuasa di

alam semesta ini. Kehadiran Allah dengan mudah dilupakan.

Umat manusia merasa bahwa dengan berbagai sarana yang canggih, dirinya

dapat memenuhi segala kebutuhannya yang tanpa batas. Ironisnya, tidak sedikit umat

manusia yang kemudian cemas terhadap hidupnya sendiri. Perasaan takut dan

bingung kerap kali menghantui hidupnya manakala masalah datang bertubi-tubi.

Dewasa ini banyak masalah yang membuat umat manusia tidak berdaya.

Misalnya bencana alam, konflik antar kelompok masyarakat, ekonomi keluarga,

hubungan pasangan suami-istri dan anak, serta masih banyak persoalan lain yang

cukup kompleks. Umat manusia menjadi tidak berdaya manakala harus berhadapan

dengan pertanyaan soal perannya, tujuannya dan eksistensinya di dunia ini. Situasi

ini juga dirasakan oleh segenap umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan. Sejauh pengalaman hidup bersama dengan umat di lingkungan ini,

Page 17: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

17

penulis melihat bahwa tidak sedikit permasalahan yang muncul dan membuat

penghayatan iman umat menjadi kurang mendalam. ( Observasi penulis)

Umat Kristiani di lingkungan inipun tidak bisa lepas dari pengaruh

modernisasi yang sangat menonjol terutama dalam bidang industri, teknologi, dan

komunikasi baik yang berbentuk hiburan maupun yang mengarah pada peningkatan

ekonomi, sosial, dan politik. Tidak jarang umat yang mengeluh soal hidup terutama

manakala mereka harus masuk dalam situasi yang semakin menguras tenaga, pikiran,

dan harta benda. Tetapi ada juga anggota umat yang merasa semakin nyaman dengan

hidupnya yang berlimpah harta kekayaan. Bagi mereka bila tidak hati-hati dapat

dibutakan oleh kebutuhan-kebutuhan materi belaka, sehingga tenggelam dalam arus

konsumerisme, hedonisme, individualisme dan pragmatisme.

Situasi zaman semakin lama semakin berkembang. Umat di lingkungan inipun

turut berkembang. Dalam situasi zaman yang semakin berkembang menuntut semua

orang, tidak hanya umat Kristiani di lingkungan ini untuk mengambil sikap dan

pilihan. Berbagai sikap hidup ditampilkan manusia hanya demi mempertahankan

eksistensi diri. Dan banyak pilihan yang ditawarkan demi hidup yang lebih baik di

masa datang. Jika tidak hati-hati dan selalu berpegangan pada iman kepercayaan

pada Allah, bisa-bisa arus negatif dari kemajuan jaman menyeretnya dalam jurang

kehancuran. Dalam menyikapi situasi hidup ini, tidak sedikit juga umat yang

semakin berpegang kuat pada Allah. Tidak kurang juga umat yang berusaha kembali

kepada Allah yang diimani sebagai yang maha kuasa. Adapun sikap atau tindakan

yang dilakukan oleh umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan adalah

devosi kepada orang-orang kudus. Misalnya devosi kepada hati kudus Yesus dan

devosi kepada Bunda Maria. Dalam kesempatan ini penulis akan memfokuskan

penulisannya pada kesetiaan Maria Bunda Yesus dan mengajak segenap umat

Page 18: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

18

Kristiani untuk belajar dari kesetiaan iman Maria sehingga dalam menghadapi

berbagai permasalahan hidup ini tidak lantas putus asa dan tidak percaya pada Allah.

Adapun alasan penulis memfokuskan penulisan skripsi pada dua hal di atas

adalah karena prihatin melihat umat yang menurut hemat penulis belum mampu

memahami dan memaknai kesetiaan Maria kepada Allah sesuai dengan iman Gereja.

Dengan kata lain, penghayatan iman umat di lingkungan ini terhadap Maria

menunjukkan indikasi yang kurang sesuai dengan pokok ajaran iman Kristiani.

Maria tidak lagi dipandang sebagai pengantara doa melainkan pengabul doa.

Umat di lingkungan ini cenderung untuk mensejajarkan Maria dengan Allah, hal ini

berdasarkan pengamatan penulis dalam mengikuti kegiatan doa di lingkungan secara

khusus doa Rosario yaitu doa permohonan umat yang didoakan dalam doa rosario.

Padahal Gereja, meskipun telah memberikan gelar kehormatan yang paling tinggi di

antara kelompok orang-orang kudus terhadap Maria tetapi tidak pernah

memposisikan Maria sejajar dengan Allah. Berkaitan dengan hal ini, seorang imam

Fransiskan yang bernama (Kristiyanto 1988:25) menuliskan dalam bukunya yang

berjudul “Maria dalam Gereja” demikian: “Gereja meyakini bahwa Maria sebagai

tanda harapan yang pasti serta hiburan bagi umat Allah yang berziarah”. Dalam hal

ini Kristiyanto mencoba mengangkat LG art. 68. Menurutnya, pada art. 68

terkandung keyakinan Gereja bahwa melalui sosok Santa Perawan Maria Gereja

memperoleh gambaran tentang dirinya yakni Gereja yang sedang dalam peziarahan

di dunia dan sedang menantikan keselamatan.

Salah satu doktrin Gereja tentang Maria yakni Maria diangkat ke surga telah

menunjukkan bahwa sebenarnya gereja meyakini bahwa itulah citra gereja di masa

depan. Artinya, jika segenap umat Kristiani mampu bersikap seperti Maria dan

meneladani segala kesetiaan imannya akan Allah maka bukan sesuatu yang mustahil

Page 19: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

19

jika kelak akan diselamatkan dan dimuliakan Allah di surga. Seperti halnya hidup

Maria yang sederhana, penuh iman, harap dan cinta demikianlah hendaknya kita

sebagai umat Kristiani yang sama-sama berimankan akan Yesus Sang Mesias. Sosok

Maria yang dikenal oleh Gereja telah mampu memberikan pengharapan baru bahwa

juru selamat pasti akan datang dan menolong siapa saja yang selalu menggantungkan

hidupnya pada penyelenggaraan Ilahi dan selalu setia terhadap segala rencanaNya.

Pemahaman dan keyakinan yang seperti inilah yang seharusnya dihayati oleh umat

Kristiani tanpa kecuali sehingga praktek iman terhadap Allah, Yesus, Roh Kudus dan

Maria nampak lebih dewasa.

Praktek iman dewasa yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa praktek iman

dilakukan secara proporsional. Persoalan hidup yang dirasakan itu salah satunya

adalah soal perkembangan hidup beriman sebagai orang Kristiani. Berikut ini adalah

beberapa contoh persoalan kehidupan beriman yang kerap dihadapi oleh umat di

lingkungan ini: kawin campur, keaktifan anggota umat dalam berbagai kegiatan

Gereja baik di lingkungan maupun di paroki dan tingkat pengetahuan iman dari para

orang tua Katolik yang kurang memadai sehingga tidak mampu mendidik anak-

anaknya sesuai dengan pokok ajaran iman Kristiani sesuai dengan harapan Gereja.

Persoalan-persoalan hidup beriman di atas, menurut hemat penulis lebih disebabkan

karena pendampingan iman dalam keluarga sangat kurang dan bahkan dalam

keluarga sendiri kurang ada perhatian mengenai pelestarian iman anak.

Orang tua sibuk bekerja sehingga tidak sempat berkomunikasi dengan anak-

anaknya (hal ini berdasarkan pengamatan penulis dan sharing pengalaman dari

beberapa anggota umat). Maka, tidak heran jika kualitas hidup beriman umat

Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan ini masih perlu

ditingkatkan lebih baik lagi.

Page 20: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

20

Pernah suatu ketika, penulis bertemu dengan salah satu umat yang

mensharingkan pengalamannya bahwa anaknya lebih senang ke Masjid karena setiap

sore hari anaknya melihat anak-anak berbondong-bondong ke Masjid dengan

perlengkapan mengaji, tetapi apabila diajak untuk ke Gereja anaknya tidak mau

berangkat (Observasi Penulis). Bagi saya ini suatu kendala bahwa pengaruh

lingkungan juga sangat berperan dalam membangun iman. Situasi semacam ini bisa

dikatakan sebagai kegoncangan hidup rohani.

Kegoncangan hidup rohani ini nampak dalam kehidupan umat sebagai warga

Gereja khususnya umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan.

Kegoncangan itu di antaranya adalah banyak umat yang sulit untuk diajak

berkumpul untuk membangun paguyuban, sehingga mereka merasa tidak perlu lagi

untuk berkumpul atau berdoa bersama seperti dalam pendalaman iman dan

pelayanan-pelayanan sosial lainnya. Pelayanan itu cenderung dilakukan oleh orang-

orang tertentu atau pengurus lingkungan yang menjabat sebagai pengurus pada

periode yang bersangkutan.

Semangat untuk terlibat dan berkorban untuk orang lain mulai kurang. Lain

dari pada itu umat cenderung menggantungkan diri kepada orang yang sering

berkecimpung dalam pelayanan pastoral, sehingga mereka sudah merasa aman

dengan dirinya sendiri tanpa harus memikirkan tugas. Dan keprihatinan itu

memunculkan sikap egoisme pada diri umat yang sedikit banyak berpengaruh dalam

kehidupannya dalam bermasyarakat. Dengan melihat situasi lingkungan yang

demikian, penulis merasa perlu untuk membantu umat sehingga mereka dapat

kembali merasakan bahwa Allah sungguh-sungguh maha baik dan penyayang. Pada

kesempatan ini, penulis mengajak segenap anggota umat Kristiani di lingkungan ini

untuk belajar dari kesetiaan iman Maria dalam menghadapi berbagai persoalan

Page 21: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

21

hidup. Seperti halnya dalam Konsili Vatikan II telah dibahas tentang Maria sebagai

teladan Gereja yang ulung. Sebagai pribadi manusia, Maria itu juga anggota Gereja

dalam arti bahwa Maria termasuk dalam persekutuan orang beriman di dunia ini,

sekaligus ia mendapat tempat yang istimewa sebagai bunda segenap orang beriman

karena kesetiaannya akan Allah.

Karena itu sebagai anggota Gereja umat beriman pun pada tempatnyalah hidup

meneladan Maria (LG, art. 53). Gereja sebenarnya telah mengajak semua anggota

umat Kristiani yang ada di dunia ini untuk bersama-sama melihat dan meneladani

Maria. Kesetiaan Maria ini nampak dalam sikap Maria menerima kabar gembira dari

malaikat Gabriel (Luk 1:38), keberanian Maria dalam menjawab “YA” terhadap

panggilan Tuhan dengan iman yang total dan dari lubuk hatinya yang paling dalam ia

memuji keagungan Allah (Luk 1:67).

Membagikan kegembiraan yang datang dari Allah kepada orang lain dalam hal

ini adalah St. Elisabet saudarinya (Luk 1:39), keterlibatan Maria dalam pelayanan

kepada sesama, yakni dalam pernikahan di Kana (Yoh 2:1), Maria mencari Yesus

yang hilang di bait Allah (Haring, 1992:86), Maria menemani Yesus dalam jalan

salib hingga sampai puncak Golgota (Yoh 19:25). Maria pantas menjadi teladan bagi

setiap orang beriman.

Kesetiaan iman Maria inilah yang seharusnya diteladani oleh segenap umat

Kristiani. Hidup meneladan Maria berarti bertindak seperti Maria sebagaimana kita

kenal lewat kesaksian Kitab Suci yang kemudian diperkaya dalam terang

pemahaman Konsili Vatikan II. Dalam praktek hidup beriman umat di lingkungan

ini, Maria menjadi bunda pengantara segala rahmat. Segala permohonan

disampaikan, segala harapan diungkapkan dan setiap suka duka dibagikan kepada

Bunda Maria dan semua doa itu ditujukan kepada bunda Maria. Penulis mendapat

Page 22: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

22

kesan bahwa Bunda Maria menjadi setara dan sejajar dengan Yesus atau Allah Bapa.

Penghayatan iman yang lebih bersifat sentimentil, emosional terjadi di lingkungan

ini. Penghayatan iman umat menjadi kurang dewasa.

Pengetahuan iman tentang Allah, Yesus dan bahkan Maria sendiri kurang

menjadi fokus perhatian umat. Umat sendiri lebih mementingkan praktek hidup doa

yang devosional yang cenderung pasif. Umat kurang tertarik dengan kegiatan

pendalaman iman yang mendorong mereka berpikir, berefleksi, berbicara,

berpendapat di hadapan orang lain. Ini merupakan bentuk hidup beriman yang

kurang dewasa.

Keprihatinan ini mengundang perhatian penulis untuk lebih bersikap proaktif

dalam menyikapi situasi semacam ini. Maka dalam kepentingan inilah, penulis

menyusun skripsi dengan judul: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA

GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BERIMAN UMAT DI

LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI

JETIS - YOGYAKARTA

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pokok yang akan

dibahas dalam penulisan skripsi ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan

memahami dan memaknai kesetiaan iman Maria?.

2. Bagaimana pandangan Gereja tentang kesetiaan iman Maria?

3. Bagaimana katekese umat dapat membantu umat di lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan dalam meneladani kesetiaan iman Maria guna

meningkatkan kehidupan berimannya?

Page 23: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

23

C. Tujuan Penulisan

Skripsi ini ditulis dengan tujuan:

1. Mengetahui pemahaman dan pemaknaan umat di lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan tentang kesetiaan Maria?

2. Mengetahui pandangan gereja tentang kesetiaan Maria.

3. Memberikan sumbangan katekese yang dapat membantu umat dalam

meningkatkan kualitas iman dengan belajar dari kesetiaan Maria.

4. Memenuhi persyaratan kelulusan Sarjana Srata Satu (SI) IPPAK-JIP-FKIP-

USD-Yogyakarta

D. Manfaat Penulisan

1. Penulis dapat mengetahui situasi, pemahaman dan pemaknaan umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan tentang kesetiaan iman Maria

serta membantu mereka untuk meningkatkan kualitas beriman mereka.

2. Umat semakin memahami secara lebih dewasa dan jelas tentang Maria dan

keteladanan kesetiaan imannya.

3. Umat semakin mengetahui devosi kepada Maria yang benar dari ajaran Gereja.

4. Memberikan suatu sumbangan katekese bagi para Katekis dan tokoh umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan, agar mampu membuat

katekese yang sesuai dengan situasi dan kondisi umat setempat.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis. Yang

dimaksud dengan metode ini adalah bahwa penulis akan menggambarkan

permasalahan yang ada, dalam hal ini data diperoleh melalui pengamatan, penelitian

dan studi pustaka. Data-data tersebut akan dianalisis dan direfleksikan guna

Page 24: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

24

meningkatkan kualitas iman umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan.

F. Sistematika Penulisan

Bab I : Penulis akan memaparkan tentang pendahuluan yang berisi: latar

belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Penulis akan memaparkan hasil penelitian tentang pemahaman dan

pemaknaan umat di Lingkungan St.Ignatius Loyola Cokrodiningratan

terhadap kesetiaan iman Maria serta usaha-usaha yang telah mereka

dilakukan guna meningkatkan kualitas beriman.

Bab III : Penulis akan membahas tentang konsep Kesetiaan Maria berdasarkan

Kitab Suci dan Tradisi Gereja dengan memaparkan pengertian iman,

panggilan dan kesetiaan Maria.

Bab IV : Penulis akan membuat program Katekese Umat dengan model SCP bagi

umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan -Yogyakarta

sebagai bentuk aplikasi dari teori yang telah dibahas pada bab III dan

sesuai dengan persoalan yang dipaparkan di bab II.

Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran demi terwujudnya kehidupan

beriman yang berkualitas.

Page 25: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

BAB II

GAMBARAN UMUM UMAT KRISTIANI

DI LINGKUNGAN St. IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN

PAROKI JETIS-YOGYAKARTA DAN PEMAHAMAN SERTA

PEMAKNAANNYA TENTANG KESETIAAN IMAN MARIA

Untuk menjawab permasalahan pertama dari skripsi ini, pada bab II penulis

akan membagi pembahasan menjadi tiga sub bab yaitu di bawah ini akan

dideskripsikan.

Pada sub bab pertama, penulis memaparkan gambaran umum umat Kristiani di

lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta. Adapun

hal-hal yang akan dibahas adalah mengenai sejarah, latar belakang terbentuknya

lingkungan dan macam-macam kegiatan yang dilakukan, serta semangat yang

menjiwai umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-

Yogyakarta.

Pada sub bab kedua, penulis memaparkan penelitian pemahaman dan

pemaknaan umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-

Yogyakarta tentang kesetiaan iman Maria. Adapun hal-hal yang digali dalam

penelitian ini antara lain, pemahaman dan pemaknaan kesetiaan iman Maria yang

berkaitan dengan siapa Maria, bagaimana bentuk-bentuk devosi Maria, bagaimana

usaha-usaha yang dilakukan dan faktor-faktor penghambat yang dialami umat

berkaitan dengan usaha meningkatkan kualitas hidup beriman mereka.

Sedangkan dalam sub bab ketiga, penulis memaparkan pembahasan hasil dan

kesimpulan penelitian.

Page 26: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

26

A. Gambaran Umum Umat Kristiani di Lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta

Untuk mengetahui gambaran umum umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan, penulis akan menguraikan sejarah dan latar belakang

terbentuknya lingkungan, kegiatan-kegiatan yang ada dan semangat yang menjiwai

umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan berdasarkan hasil studi

buku panduan lingkungan dan pengamatan lapangan. Berikut ini adalah uraiannya:

1. Sejarah dan Latar Belakang terbentuknya Lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta

Berdasarkan dokumen lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan (

Sukirman 2003: 14), yaitu Sejarah dan Latar Belakang lingkungan dijelaskan sebagai

berikut: Sebelum 1964 Paroki Jetis merupakan salah satu bagian dari paroki Kota

Baru. Saat itu, paroki Jetis belum menjadi paroki melainkan stasi. Seturut

perkembangan jumlah umat maka tepat pada tahun 1964, stasi Jetis memisahkan diri

dari Paroki Kotabaru dan berdiri sendiri sebagai paroki dengan nama Paroki St.

Albertus Agung Jetis-Yogyakarta dengan pastor parokinya adalah Romo. HS

Notosusilo, Pr. Pada tahun 1964 itu, Paroki Jetis cukup berkembang dengan pesat.

Hal ini nampak dalam jumlah umat yang terbagi dalam 4 kring. Adapun nama-nama

kring yang ada saat itu antara lain: kring Jetisharjo, kring Gondolayu, kring

Pancawinatan dan kring Bangirejo. Cikal bakal lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan itu sendiri adalah berasal dari kring Bangirejo. Pada waktu itu

kring Bangirejo diketuai oleh Bpk. P.C Slamet (alm). Kring Bangirejo sendiri saat itu

meliputi empat lingkungan antara lain: lingkungan Cokrodiningratan, lingkungan

Blunyah, lingkungan Karangwaru dan lingkungan Bangirejo sendiri. Dibandingkan

dengan lingkungan yang lainnya, lingkungan Cokrodiningratan nampak lebih

Page 27: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

27

berkembang pesat. Pada bulan Agustus 1964, lingkungan ini memisahkan diri dari

kring Bangirejo dan berdiri sendiri sebagai kring Cokrodiningratan. Adapun tempat

peresmiannya dilaksanakan di tempat Bpk. Mujiono dan diresmikan oleh pastor

paroki dan pada saat itu juga terpilihlah ketua kring Cokrodiningratan yang pertama

yakni Bpk. D. Soekirman. Dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua kring, Bpk. D.

Soekirman dibantu dan didampingi oleh sesepuh dan para tokoh umat di paroki Jetis

antara lain: Bpk. Ph Kartosudarmo, Bpk B. Supardi dan Bpk Vic. Irlan. Saat ini

ketiga-tiganya sudah meninggal dunia. (Sukirman.2003:16).

Pada saat kring Cokrodiningratan berdiri, umatnya masih belum banyak, kira-

kira 12 keluarga dengan jumlah jiwa 40 orang. Pada awal berdirinya, lingkungan

Cokrodiningratan belum mempunyai santo pelindung. Untuk memilih siapa santo

pelindungnya, umat dari lingkungan ini berdoa dengan khusuk. Pada bulan Oktober

1964 umat di lingkungan ini mengadakan doa rosario sebulan penuh (Sukirman

2003:16).

Selain memuliakan Maria sebagai intensinya, juga dalam doa itu dibacakan

riwayat para kudus dengan tujuan untuk mencari dan memilih santo pelindung. Dari

sekian banyak orang kudus yang telah dibaca dan direnungkan akhirnya dipilihlah St.

Ignatius Loyola sebagai Pelindung Kring Cokrodiningratan. Adapun waktu

peresmiannya adalah pada bulan November 1964 oleh Romo HS. Notosusilo, Pr

dalam suatu misa Kudus bertempat di rumah Bapak B. Supardi, dan sampai sekarang

pesta nama St. Ignatius Loyola yang jatuh pada tanggal 31 Juli, selalu diperingati dan

dirayakan. Untuk memeriahkan kesempatan ini, biasanya umat mengadakan berbagai

kegiatan, antara lain misa kudus, lomba membaca Kitab Suci, dan lomba memasak

bagi keluarga-keluarga. Pada 1969 nama kring diubah menjadi kepamongan, namun

Page 28: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

28

tidak berlangsung lama dan pada tahun 1980, nama kepamongan diganti menjadi

lingkungan hingga sekarang. Tahun 2007 Paroki Jetis sendiri telah terbagi dalam 4

wilayah dan 1 paroki administratif (Paroki Nandan).

Keempat wilayah itu antara lain:

a. Wilayah I terdiri dari: Lingkungan Bumijo, lingkungan Gowongan, lingkungan

Penumping dan lingkungan Poncowinatan.

b. Wilayah II terdiri dari: Lingkungan Bangunrejo, lingkungan Kricak,

lingkungan Jatimulyo Alfonsus, lingkungan Jatimulyo Thomas, lingkungan

Jatimulyo Paulus;

c. Wilayah III terdiri dari: Lingkungan Bangirejo. Lingkungan Blunyah,

Lingkungan Karangwaru, dan lingkungan Cokrodiningratan.

d. Wilayah IV Lingkungan Jogoyudan Kidul, Jogoyudan Lor. Lingkungan

Cokrokusuman dan Lingkungan Jetisharjo (Dokumen Lingkungan 2006.17):.

Dari pembagian wilayah di atas kita dapat melihat bahwa lingkungan St.

Ignatius Cokrodiningratan termasuk dalam wilayah III. Adapun jarak dari

lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan ke paroki ada sekitar 500 m.

Lingkungan ini berada di kelurahan Cokrodiningratan, kecamatan Jetis-Yogyakarta.

Seturut perjalanan waktu, lingkungan inipun berkembang meskipun tidak sangat

pesat tetapi telah mampu menunjukkan bahwa secara perlahan-lahan namun pasti

lingkungan ini menunjukkan perkembangannya. Hal ini nampak dari jumlah

umatnya. Dalam kurun waktu 38 tahun, lingkungan ini telah mengumpulkan 65 kk

atau jumlah jiwa 175 orang sebagai anggota ( Dokumen lingkungan 2006:10-11).

Untuk semakin memperkembangkan kualitas hidup beriman umat lingkungan

ini juga dibantu oleh beberapa tarekat religius, antara lain: Tarekat Carolus

Page 29: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

29

Boromeus (CB) dan Societas Jesus Maria dan Joseph (JMJ). Kedua tarekat itu

adalah milik para suster yang berkarya dalam bidang yang berbeda. Tarekat CB

bergerak dibidang kesehatan dan pendidikan serta tarekat JMJ sebagai komunitas

studi para suster muda JMJ. Selain tugas studi para suster juga terlibat dalam

lingkungan baik dalam pendalaman iman, kegiatan koor, kunjungan orang sakit dan

memimpin ibadat-ibadat yang dilakukan di lingkungan.

Dari segi letak geografisnya, lingkungan ini termasuk ke dalam wilayah

perkotaan. Banyak gedung sekolah, kantor pemerintahan, rumah sakit, pasar dan

berbagai fasilitas umum lainnya. Hal ini menyebabkan seluruh kehidupan umat

dipengaruhi suasana dan permasalahan kehidupan kota yang sangat kompleks. Dari

segi sosial-budaya, lingkungan ini umumnya dihuni oleh orang-orang yang ramah,

dan berpendidikan. Hal Ini nampak dalam berbagai kegiatan yang diikuti bersama

tetangga sekitar seperti kegiatan RT, RW ataupun kelurahan dan arisan Ibu-ibu.

Demikian juga kegiatan yang dilakukan antar umat Kristiani sendiri di lingkungan

seperti ibadat sabda, pendalaman iman, persekutuan dan pelayanan, ibadat rosario

dan kunjungan sosial. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa dari pengamatan

penulis melihat keaktifan umat dalam setiap peribadatan lingkungan yang paling

diminati oleh umat adalah ibadat rosario saja.

Ibadat rosario diadakan setiap hari pada bulan Mei dan Oktober. Kehidupan

sosial-ekonomi umat lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan sangat

beragam. Berbagai macam latar belakang tingkat ekonomi dan mata pencaharian ada

di lingkungan ini. Mulai dari buruh, pedagang/wiraswasta, karyawan swasta, guru

sampai pegawai negeri ada semua. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan yang

menyolok antara keluarga satu dengan yang lainnya walaupun terdapat tingkat atas,

menengah dan bawah. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa di balik kemajuan yang

Page 30: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

30

ada, umat St Ignatius Loyola Cokrodiningratan, tentunya mengalami suatu tantangan

dalam membangun dan memelihara serta meningkatkan kehidupan beriman mereka.

Suatu kendala yang kerap dihadapi adalah masalah keluarga yang kawin campur,

kurangnya pendampingan iman dalam keluarga dan juga kurangnya pemahaman

ajaran iman dari para orang tua. Itulah sekilas sejarah terbentuknya dan

perkembangan lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan.

2. Macam-macam Kegiatan dalam Mengembangkan Kehidupan Beriman Umat di

Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta saat

ini

Dalam usaha mengembangkan kehidupan iman, umat Kristiani di lingkungan

St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis kerap kali mengadakan berbagai

kegiatan rutin. Berikut ini adalah macam-macam kegiatan rutin mulai dari kegiatan

rutin harian, bulanan dan tahunan yang dilakukan oleh umat di lingkungan ini.

a. Kegiatan Rutin Harian Umat Di Lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan Paroki Jetis –Yogyakarta

Dalam mengisi hari-harinya, umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan secara kreatif menyusun berbagai macam program kegiatan

sehingga setiap hari selalu ada kesempatan untuk bertemu dan saling meneguhkan

iman masing-masing.

Adapun program kegiatan yang kerap kali mereka lakukan antara lain:

kunjungan orang sakit yang diadakan setiap hari Rabu, pendalaman iman dan doa

rosario setiap hari Kamis, latihan koor setiap hari Jumat, pendalaman Iman anak

setiap hari Sabtu dan hari minggu, serta kunjungan keluarga oleh Tim Pastoral yang

dilakukan satu kali dalam seminggu.

Page 31: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

31

Kegiatan-kegiatan harian ini merupakan momen yang sangat penting bagi

umat, di mana dengan melakukan kegiatan rutin tersebut, selain dapat saling

meneguhkan dalam iman, masing-masing anggota umat Kristiani juga dapat semakin

menjalin tali persaudaraan dalam satu iman.

b. Kegiatan Rutin Bulanan Umat Di Lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan Paroki Jetis –Yogyakarta

Dalam setiap bulan, umat di lingkungan ini mendapat pelayanan dari para

pastor yang ada di paroki. Pelayanan itu berupa misa lingkungan dan kunjungan

pastor paroki. Melalui kegiatan itu, Gereja berharap umatnya dapat semakin

disegarkan dan dikembangkan dalam hal iman. Sejauh pengamatan penulis, kegiatan

ini sungguh-sungguh mampu memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi

perkembangan hidup umat. Melalui kegiatan ini umat semakin menyadari akan arti

dan pentingnya perayaan ekaristi serta keberadaannya dalam lingkungan.

Sebagai makhluk sosial umat Krisitini juga menyadari dengan saling

mengunjungi satu sama lain akan memperkembangkan iman, saling meneguhkan

satu dengan yang lain dan dalam kebersamaan mereka mampu menghayati imannya

dengan lebih baik. Sungguh merupakan momen yang sangat tepat bagi umat untuk

semakin berkembang dalam hidup beriman, jika kegiatan bulanan ini dapat terus-

menerus dipertahankan atau jika mungkin semakin dikembangkan.

c. Kegiatan Rutin Tahunan Umat Di Lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta

Selain kegiatan rutin harian dan bulanan, umat di lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan juga kerap kali mengadakan kegiatan tahunan. Kegiatan

tahunan yang biasa dilakukan adalah misa bersama untuk memperingati Santo

Page 32: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

32

pelindung lingkungan yang diadakan setiap tgl 31 Juli dan ziarah bersama pada bulan

Oktober dan Misa tutup tahun pada akhir bulan Desember. Melalui kegiatan-kegiatan

tersebut umat diajak untuk mensyukuri segala kasih dan rahmat berlimpah dari Allah

selama satu tahun mereka hidup bersama dan berjuang memperkembangkan iman

Kristianinya. Karena kegiatan ini hanya dilakukan sekali dalam setahun, tidak sedikit

dari anggota umat lingkungan sangat antusias dalam menyelenggarakan kegiatan ini.

Sejauh pengamatan penulis, kegiatan tahunan biasanya dibuat lebih kreatif dan

interaktif sehingga umat cukup antusias dalam mengikutinya.

3. Semangat yang Menjiwai Hidup Beriman Umat di Lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan

Pada awal mulanya lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan belum

mempunyai santo pelindung. Pada awal bulan November 1964, setelah melalui

proses yang cukup panjang (novena selama satu bulan penuh) akhirnya dipilihlah St.

Ignatius Loyola sebagai Santo pelindung dari lingkungan ini. Adapun sebagai alasan

umat memilih St. Ignatius Loyola sebagai santo pelindung adalah karena melihat

perjuangan dan kesungguhan dari umat sendiri untuk menjadi anggota Gereja. Pada

saat terbentuknya lingkungan ini, banyak umat yang memiliki semangat berkorban

dan melayani bagi sesamanya. Ketekunan dalam doa juga menjadi salah satu alasan

mengapa St. Ignatius Loyola dipilih sabagai santo pelindung.

Dengan berbekal tekad dan kemauan untuk mandiri dan tidak tergantung pada

para pastor di paroki, umat di lingkungan ini berusaha semaksimal mungkin agar

kehidupan iman mereka tetap tumbuh dan berkembang meskipun para pastor di

paroki tidak berkunjung ke lingkungan. Misalnya, untuk doa lingkungan meskipun

tidak ada pastor masih tetap berjalan dengan baik.

Page 33: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

33

Keinginan untuk mandiri dan memisahkan diri dari kring Bangirejo saat itu

didorong pula oleh jarak yang jauh antara anggota umat lingkungan satu dengan

yang lainnya. Meskipun Jumlah umat sedikit pada waktu itu, tetapi semangat

kekeluargaan dan kebersamaan sangat terasa dan selalu dijaga. Hal ini nampak pada

kegiatan doa lingkungan dan doa rosario yang dilaksanakan hampir setiap hari.

Berdasarkan pengalaman itu, para pemimpin umat di lingkungan menemukan

semangat yang sama, antara semangat dari umat dengan semangat yang dimiliki oleh

St. Ignatius Loyola. Selain itu, banyak harapan yang ingin dicapai oleh umat agar

hidup iman mereka minimal serupa dengan hidup beriman St. Ignatius Loyola.

Semangat pelayanan, dan kesetiaan pada Allah dari St. Ignatius ternyata telah

memberikan inspirasi bagi umat di lingkungan ini. Totalitas dalam menjawab

panggilan Allah saat itu telah menjadi komitmen dan tekad bersama.

Dengan berperilaku baik di masyarakat, umat di lingkungan ini yakin dan

percaya bahwa keteladanan hidup merupakan bentuk pewartaan Injil yang paling

efektif. Hal ini diperoleh umat setelah belajar lebih banyak tentang siapa St. Ignatius

itu. Menjadi semakin serupa dengan Kristus, yakni demi semakin besarnya

kemuliaan Allah telah menjadi spirit dari umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan. Dalam praktek hidup berimannya, umat yang telah terinspirasi

oleh semangat hidup beriman St. Ignatius juga mengimbangi hidup berimannya

dengan melakukan doa devosi kepada Bunda Maria. Melalui devosi kepada Bunda

Maria ini mereka seolah-seolah semakin merasa dekat dengan Allah. Allah yang

berada di surga kini dirasakan sangat dekat berkat kehadiran Santa Perawan Maria.

Devosi kepada Bunda Maria sudah dilakukan sejak awal berdirinya

lingkungan ini. Jadi, bukanlah suatu yang asing bagi mereka ketika ditanya siapa

Bunda Maria itu. Seturut perjalanan waktu dan perkembangan peradaban, rupa-

Page 34: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

34

rupanya baik semangat St. Ignatius maupun keteladanan Bunda Maria sedikit

mengalami kemunduran. Hal ini juga disebabkan karena pergantian ketua lingkungan

di mana masing-masing ketua biasanya mempunyai prioritas yang hendak dicapai

oleh segenap umat. Meskipun tujuannya sama, yakni semakin dekatnya mereka

dengan Allah tetapi hal ini sedikit mempengaruhi perkembangan hidup beriman

umat.

Kemunduran hidup beriman nampak pada motivasi umat yang kadang-kadang

tidak jelas. Sebagai salah satu contoh konkret adalah bahwa dewasa ini tidak sedikit

umat yang menolak untuk menyediakan waktu dan tempat untuk doa rosario,

pendalaman iman atau ibadat bersama.

Hal ini disebabkan karena kebiasaan tuan rumah untuk tidak menyediakan

jamuan pada setiap pertemuan doa, tidak dilakukan lagi, sehingga ada anggota umat

yang keberatan karena masalah konsumsi dan kelayakan tempat untuk menampung

seluruh umat yang hadir.

Tetapi hal ini sebenarnya bisa diatasi oleh umat sendiri karena penulis yakin

semangat dari St. pelindung lingkungan selalu memberikan kekuatan bagi

perkembangan hidup beriman umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan.

B. Penelitian Pemahaman dan Pemaknaan Umat Kristiani di Lingkungan St.

Ignatius Loyola Cokrodiningratan tentang Kesetiaan Iman Maria

Untuk mengetahui pemahaman dan pemaknaan umat kristiani khususnya umat

di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan tentang kesetiaan iman Maria,

penulis mengadakan pengamatan dan penelitian sederhana mengenai siapa Maria

bagi umat, apa bentuk-bentuk devosi yang biasa dilakukan, serta usaha-usaha yang

Page 35: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

35

dilakukan umat dalam mengembangkan kualitas hidup berimannya dan faktor-

faktor penghambat yang di hadapi umat berkaitan dengan usaha untuk meningkatkan

kualitas beriman umat.

1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan iman umat merupakan tugas semua pihak baik keluarga, gereja

maupun masyarakat. Semangat beriman umat merupakan anugerah dari Allah yang

diberikan kepada umatnya sesuai dengan cara dan pola hidupnya masing-masing.

Setiap pribadi umat memiliki semangat iman yang beraneka ragam. Keanekaragaman

ini merupakan suatu variasi yang sangat indah yang dimiliki oleh Gereja sebagai

Umat Allah. Gereja sebagai Umat Allah memiliki kebebasan yang seluas-luasnya

untuk memilih sumber semangat atau spiritualitas yang diimani oleh gereja universal.

Misalnya, ada sebagian umat yang beriman akan Allah setelah melakukan devosi

kepada Hati Kudus Yesus, ada juga yang meneladani cara hidup para orang kudus

(St. Ignatius, St. Fransiskus dan lain-lain). Sebagian umat lain lebih senang dengan

doa rosario, atau devosi kepada bunda Maria.

Secara umum, umat di wilayah Yogyakarta, terutama mereka yang mulai

berusia lanjut sangat senang dengan bunda Maria. Hal ini dapat dilihat dari lagu

Nderek Dewi Maria. Hampir di setiap pertemuan pembinaan iman atau katekese,

perkawinan, doa-doa rosario bahkan upacara kematian sekalipun lagu ini tidak

pernah dilupakan. Tetapi memang perlu disadari bahwa baik pemaknaan maupun

penghayatan spiritualitas atau kesetiaan iman Maria kadang-kadang disalahartikan

misalnya, umat lebih menyukai doa rosario dibanding katekese atau pendalaman

iman karena dalam doa rosario umat tidak perlu berpikir, diskusi atau bersharing.

Sejauh penulis melihat situasi di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan,

Page 36: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

36

umat masih kurang biasa sharing dan berpikir mengenai iman kepercayaannya

sendiri. Tetapi lepas dari pada itu, kehadiran berbagai sumber semangat iman

merupakan sesuatu yang sangat berharga. Ini adalah kekayaan iman yang dimiliki

oleh Gereja dan umat memiliki kebebasan yang seluas-luasnya untuk menggunakan

spiritualitas yang paling sesuai dengan keadaan dirinya. Dan, yang penting adalah

bahwa mereka semakin beriman akan Allah yang nampak dalam kata dan

tindakannya sehari-hari.

Secara khusus dalam penelitian ini, peneliti mencoba melihat bagaimana

pemahaman dan pemaknaan umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan-Yogyakarta tentang kesetiaan Maria. Lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan itu sendiri merupakan bagian dari Paroki St. Albertus

Agung Jetis. Sebagai salah satu lingkungan yang berada dalam sebuah paroki,

lingkungan ini merupakan satu wadah umat katolik untuk dapat menghimpun umat

terdekat yang ada di sekitarnya dan menghimpun umat untuk melakukan kegiatan

bersama.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana pemahaman dan pemaknaan umat di lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan tentang kesetiaan Iman Maria?

b. Bentuk-bentuk devosi Maria mana saja yang dapat membantu umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola dalam membangun kualitas hidup beriman?

c. Usaha-usaha apa yang dilakukan umat dalam membangun kehidupan

berimannya?

Page 37: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

37

d. Faktor penghambat apa saja yang dihadapi umat di Lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan sehubungan dengan usaha dalam membangun

kehidupan berimannya?

3. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pandangan umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan tentang siapa Maria.

b. Mengetahui Bentuk-bentuk devosi Maria yang dirasa membantu umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola dalam membangun kualitas hidup beriman.

c. Memperoleh gambaran mengenai usaha-usaha yang dilakukan umat dalam

membangun kehidupan berimannya.

d. Mengetahui berbagai faktor penghambat yang dihadapi umat di Lingkungan St.

Ignatius Loyola Cokrodiningratan sehubungan dengan usaha dalam

membangun kehidupan berimannya.

4. Metodologi Penelitian

a. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif

fenomenologis. Pendekatan kualitatif fenomenologis adalah suatu pendekatan

penelitian yang mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi: observasi,

penyebaran angket, wawancara dan studi dokumentasi (Sukmadinata, 2005: 95).

Data yang dihasilkan dari pendekatan kualitatif berupa data deskriptif (Moleong,

1991: 3). Adapun sumber data berdasarkan pendekatan ini adalah bersifat alamiah,

maka penelitian dengan pendekatan kualitatif fenomenologis dapat disebut juga

penelitian naturalistik (Nasution, 1992: 5).

Page 38: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

38

b. Pemilihan Setting

Sesuai dengan tujuan dari penulisan skripsi ini, maka untuk lebih mengenal dan

mengetahui bagaimana kehadiran Bunda Maria sungguh-sungguh memberikan

inspirasi bagi umat dalam usaha mengembangkan kehidupan beriman, peneliti akan

mengadakan penelitian di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodinigratan.

Lingkungan ini merupakan salah satu lingkungan di wilayah III Paroki St. Albertus

Agung-Jetis, Jl. A.M. Sangaji no. 20 Yogyakarta.

Penelitian ini akan dilaksanakan 24-31 Mei 2007, sedangkan wawancara

diadakan pada tgl 5-10 juni 2007. Adapun jumlah responden yang direncanakan

adalah sekitar 50 orang dari total keseluruhan anggota umat yang ada di lingkungan

ini. Para responden ini adalah anggota umat dewasa yang bisa mengisi angket yakni

Bapak dan ibu yang tinggal di lingkungan ini. Adapun teknik sampling yang

digunakan peneliti adalah teknik purposif sampling artinya pengambilan sampel di

sesuaikan dengan tujuan Penelitian adapun jumlah atau ukuran sampel tidak

dipersoalkan (Sukandarrumidi ,2002:65).

c. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah umat Kristiani St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan Yogyakarta. Untuk memperoleh data atau informasi yang

mendukung penelitian ini peneliti menggunakan cara snowball sampling, yakni data

atau informasi diambil berdasarkan informasi dari bapak ketua lingkungan St.

Ignatius Loyola Cokrodiningratan, kemudian bapak itu diminta untuk menunjukkan

orang lain yang dapat memberikan informasi dan kemudian responden ini diminta

untuk menunjukkan orang lain dan seterusnya sampai redundancy data, yaitu

ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa dengan menggunakan responden

selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi ada tambahan informasi yang berarti

Page 39: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

39

(Nasution, 1992: 32). Adapun alasan lingkungan ini dipilih sebagai tempat penelitian

adalah mengingat lokasinya merupakan tempat tinggal peneliti. Peneliti sendiri

terlibat langsung dengan umat setempat. Hal ini diharapkan dapat membantu

memperlancar pencarian data.

d. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses mengumpulkan data, peneliti akan mengadakan observasi

sebagai usaha untuk memperoleh validitas data serta dengan cara studi dokumen,

menebarkan angket dan wawancara. Adapun alat yang digunakan dalam wawancara

adalah panduan pertanyaan, tape recorder untuk mendapatkan data yang lebih

lengkap. Maksud mengadakan wawancara antara lain menklarifikasi dan mengenal

lebih dalam situasi dan pemaknaan umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan tentang kesetiaan Maria, yaitu pandangan umat tentang Maria dan

devosi kepada Maria.

5. Variabel Penelitian

Dalam penelitian tentang pemaknaan kesetiaan iman Maria yaitu pandangan

umat tentang Maria dan devosi kepada Maria, yang akan diteliti diuraikan sebagai

berikut:

a. Pemahaman dan Pemaknaan Umat di Lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan tentang kesetiaan Iman Maria

Sesuai dengan topik skripsi ini yakni mengenai kesetiaan iman Maria,

demikianpun pada penelitian ini penulis akan menggali sejauh mana umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan memahami dan memaknai

kesetiaan iman Maria dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Page 40: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

40

Adapun untuk mendukung proses penggalian untuk variabel ini, peneliti

mengajukan beberapa pertanyaan seputar pandangan umat tentang siapa Maria bagi

mereka, bagaimana peran Maria dalam hidup mereka, terutama yang secara nyata

dapat dirasakan melalui “mujizat” dan terakhir sharing pengalaman iman sehubungan

dengan tindakan iman yang dilakukan umat dengan meneladani kesetiaan iman

Maria.

b. Bentuk-bentuk Devosi Maria sebagai Penyemangat Umat dalam Membangun

Kualitas Hidup Beriman

Melalui penggalian terhadap variabel ini, peneliti bermaksud menemukan

sejauh mana semangat doa dan pemahaman umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan tentang devosi Maria. Bentuk-bentuk devosi Maria yang dimaksud

dalam hal ini lebih pada pengertian hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan

devosi Maria yang dilakukan oleh umat di lingkungan ini. Bentuk-bentuk itu

meliputi: frekuensi umat dalam berdoa devosi Maria, waktu yang biasa digunakan

untuk berdevosi, cara berdevosi dan bentuk-bentuk devosi Maria yang sering

dilakukan umat di lingkungan ini.

Adapun harapan yang hendak dicapai adalah bahwa dengan mengetahui

bentuk-bentuk di atas peneliti dapat membantu umat dalam memperdalam

pemahaman dan praktek devosi Maria dalam usaha membangun kualitas hidup

berimannya.

c. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan Umat dalam Membangun Kehidupan

Berimannya?

Sebagai wujud dari iman, umat perlu melakukan suatu aktivitas yang

menunjukkan bahwa keberimanan mereka tidak hanya sebatas kata-kata atau teori

Page 41: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

41

belaka. Melalui berbagai macam usaha yang dilakukan, masing-masing pribadi umat

beriman dapat mengukur sejauhmana keberimanan mereka itu dapat

dipertanggungjawabkan. Berkaitan dengan hal ini peneliti hendak menggali berbagai

macam usaha yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh umat di lingkungan St.

Ignatius Loyola Cokrodiningratan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup

berimannya.

Dengan mengetahui berbagai macam usaha tersebut baik peneliti sebagai salah

satu dari anggota umat maupun segenap anggota umat Kristiani di lingkungan ini

dapat melakukan evaluasi terhadap segala usaha yang telah dilakukan dan melakukan

suatu rencana yang lebih efektif guna mengupayakan usaha yang dapat

mengembangkan kehidupan beriman secara lebih baik.

d. Faktor Penghambat Umat dalam Membangun Kualitas Hidup Beriman

Dalam proses pengembangan hidup beriman. Peneliti menyadari bahwa selalu

ada faktor-faktor yang menjadi penghambat keberhasilan suatu usaha

mengembangkan iman. Pada kesempatan ini, secara khusus peneliti akan menggali

dari pengalaman umat kira-kira faktor-faktor penghambat apa saja yang kerap kali

mereka hadapi manakala sedang melakukan usaha pengembangan hidup beriman.

Dengan mengetahui faktor penghambat itu, peneliti berharap dapat menemukan

solusi yang berguna bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh umat ketika

melakukan usaha-usaha yang bersifat mengembangkan hidup beriman.

Untuk mempermudah pemahaman akan variabel-variabel Penelitian diatas

maka penulis menguraikan dalam bentuk tabel yang mencakup : Variabel Penelitian,

Item-item dan jumlah Soal.

Page 42: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

42

Tabel I. Variabel Penelitian Pemahaman dan Pemaknaan Umat di Lingkungan St.

Ignatius Loyola Cokrodiningratan, tentang Kesetiaan Iman Maria.

No Variabel Penelitian Item-item Jumlah

Soal

1. Bagi anda, siapakah Maria itu?

2. Pernahkah anda mengalami mukjizat setelah berdoa pada Allah dengan perantaraan Maria melalui Devosi Maria?

a.

Pemahaman dan pemaknaan umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan tentang siapa Maria

3. Jika jawaban anda pernah mengalami mukjizat, silahkan anda sharing secara singkat! (Kapan, dimana dan bagaimana itu terjadi)

3

4. Seringkah anda berdoa dengan perantaraan Bunda Maria?

5. Kapan anda menyediakan waktu khusus untuk devosi Maria?

6. Apakah berdevosi kepada Maria sering dilakukan bersama-sama di lingkungan anda?

b.

Bentuk-bentuk devosi Maria yang dirasa membantu umat di lingkungan St. Ignatius Loyola dalam membangun kualitas hidup beriman.

7. Apa bentuk devosi Maria yang dirasa paling membantu anda dalam memperkembangkan kehidupan beriman?

4

8. Bidang-bidang Usaha apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman? c.

Usaha-usaha yang dilakukan umat dalam membangun kehidupan berimannya 9. Kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat

mendukung anda dalam membangun kesetian iman seperti yang diteladankan oleh Bunda Maria?

2

10. Apa faktor penghambat yang anda hadapi dalam rangka belajar dari kesetiaan iman Maria guna membangun kehidupan beriman?

11. Persoalan apa saja yang kerap kali anda hadapi dalam rangka belajar dari kesetiaan iman Maria guna meningkatkan kehidupan beriman?

d.

Faktor penghambat yang dihadapi umat dalam membangun kehidupan beriman

12. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi berbagai persoalan hidup?

3

Jumlah Keseluruhan Item-item

12

C. Laporan Hasil Pembahasan, dan Kesimpulan Penelitian

Setelah melakukan penelitian di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan, selanjutnya penulis akan melaporkan hasil penelitian dan

pembahasannya serta kesimpulan penelitian.

Page 43: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

43

1. Laporan Hasil, dan Pembahasan Penelitian

Sesuai dengan rencana awal bahwa penelitian telah dilaksanakan pada 24-31

Mei 2007 dan wawancara 5-10 Juni 2007 di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan Paroki Jetis. Semula jumlah responden yang direncanakan adalah

50 responden yang akan mengisi angket. Tetapi dalam kenyataannya peneliti hanya

berhasil mengumpulkan data quesioner, 42 responden.

Untuk wawancara yang direncanakan ádalah 10 responden namun yang

berhasil diwawancarai ádalah 7 orang dan jumlah responden yang mengisi angket

maupun yang diwawancarai mengalami pengurangan. Hal ini disebabkan karena

kesulitan untuk menentukan waktu yang tepat untuk wawancara baik dari peneliti

maupun dari responden sendiri. Karena wawancara bersifat cross check dan sebagai

pendukung dari penelitian angket maka peneliti mewawancarai responden yang telah

mengisi angket. Selanjutnya data atau informasi yang akan dilaporkan berikut ini

adalah hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penyebaran angket dalam bentuk

tabel yang kemudian di-cross check melalui wawancara.

Adapun pembahasan hasil penelitian diuraikan sesuai dengan urutan variabel-

variabel yang diteliti.

a. Pemahaman dan Pemaknaan Umat di Lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan tentang Siapa Maria

Tabel 2. Pemahaman dan Pemaknaan Umat tentang Maria (N=42)

No Pertanyaan Jawaban responden Jumlah responden yang

menjawab dalam angka

Jumlah responden

yang menjawab dalam %

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Bagi anda, siapakah Bunda Allah 18 42,9

Page 44: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

44

Sahabat dalam doa 10 23,8 Bunda Pengantara doa 13 31

Maria itu?

Pilihan lain: Bunda penolong abadi

1 2,4

Jumlah 42 100 Pernah

31 73,8 2. Pernahkah anda mengalami mukjizat setelah berdoa pada Allah dengan perantaraan Maria melalui Devosi Maria?

Tidak Pernah 11 26,2

Jumlah 42 100 Dalam keadaan sakit 7 16,7 Dalam Bahaya: Kecelakaan, maut, Bencana alam.

6 14,2

Dalam menghadapi masalah: Kegagalan, ketakutan, kecemasan, masalah keluarga

6 14,2

Pada saat berelasi dengan orang lain baik yang dikenal maupun tidak , musuh atau sahabat

2 4,8

Saat berdoa 3 7,1

3. Jika jawaban anda pernah mengalami mukjizat, silahkan anda sharing secara singkat! (Kapan, dimana dan bagaimana itu terjadi)

Dalam kehidupan sehari-hari

3 7,1

Jumlah 42 100

Untuk menggali variabel Pemahaman dan pemaknaan umat tentang siapa

Maria maka berikut ini adalah interpretasi data hasil penelitian yang terangkum

dalam tabel dan ditambah dengan hasil wawancara dengan responden. Data

menunjukkan bahwa umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan

memaknai kesetiaan iman Maria sesuai dengan dogma Gereja yang memberikan

tempat istimewa bagi bunda Maria dalam kehidupan iman umat. Dari 42 responden

ada 18 orang yang mengatakan bahwa Maria adalah bunda Allah (Tabel 2).

Sebagai Bunda Allah Maria sungguh mempunyai peran dalam hidup umat.

Sekitar 10 orang dari 42 orang responden memahami bahwa Maria adalah sahabat

dalam doa baik dalam situasi suka maupun duka. Selain sebagai sahabat dalam doa

umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan memaknai kehadiran Maria

Page 45: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

45

sebagai pengantara doa dan sekaligus sebagai penolong yang setia. Pemaknaan

kesetiaan iman Maria muncul dalam setiap pergulatan hidup umat. Seperti halnya

yang diungkapkan oleh Responden IV yang diwawancarai, mengatakan:

Kalau saya membaca dalam injil Lukas 1: 39-45 waktu Maria mengunjungi Elisabet: “siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku”, dengan itu saya berkeyakinan bahwa Maria adalah Ibu Tuhan dan saya hanya berpedoman dengan injil Tuhan ketika saya mengajarpun saya tekankan bahwa Maria adalah bunda Tuhan. Bunda Maria adalah manusia biasa dan sekaligus sebagai ibu Tuhan.

Selain Maria dipandang sebagai Ibu, penolong dan pengantara doa, ada juga

yang memandang Maria sebagai sumber inspirasi dalam hidup terutama dalam

menghadapi dan menjalani hidupnya. Berikut ini adalah ungkapan responden II yang

mengatakan:

Maria adalah inspirasi saya, dan Maria adalah seorang ibu bagi saya. Seperti ibu saya sendiri, saya omong-omong dan saya rasakan ada komunikasi di dalamnya. Ketika saya menyampaikan doa seperti ibu saya waktu masih hidup.

Cara memandang umat terhadap sosok Maria tenyata membawa pengaruh

dalam hidup mereka masing-masing. Pengaruh itu semakin nyata ketika mereka

mengalami suatu perubahan dalam hidup yang dimulai dengan karya tangan Allah

sendiri melalui mujizat. Mujizat dalam pengertian ini tidak serta merta berarti suatu

peristiwa yang ajaib, besar dan menggemparkan tetapi lebih pada pengalaman yang

dapat membuat orang berubah dari yang tidak percaya menjadi percaya, dari yang

mudah putus asa menjadi orang yang sangat bersemangat dalam menjalani hidup.

Seperti yang diungkapkan oleh responden I sebagai berikut:

...kalau dalam arti mujizat yang luar biasa di luar kemampuan manusia, saya merasa belum. Tetapi kalau itu hanya pada suatu perubahan, saya sudah pernah mengalami. Ya, saya lebih menerima itu karena saya bisa sungguh-sunguh merasakan anugerah, yang membuat saya mengalami suatu perubahan.

Page 46: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

46

Dan, ketika umat ditanya mengenai mujizat doa setelah berdoa, sebagian besar

mereka mengalaminya dalam hidup sehari-hari. Dari 42 responden 31 responden

yang mengalami mujizat. Mujizat yang dimaksud bukanlah peristiwa yang besar dan

ajaib, melainkan dalam arti yang sederhana misalnya suka cita dalam hidup sehari-

hari, mengalami perubahan sikap dari yang tidak baik berubah menjadi lebih baik,

mengalami kesembuhan atau sembuh dari sakit, semakin mencintai sesama dengan

tulus, bebas dari kecelakaan dan bencana. Berikut ini adalah contoh pengalaman dari

responden I V yang pernah mengalami mujizat:

...yang pertama kali, waktu istri saya melahirkan anak ke-3 itu seharusnya operasi, tapi selama 3 bulan terakhir, ternyata istri saya melahirkan dengan selamat tanpa operasi. Yang kedua saya berkali-kali mengalami musibah dalam pesawat terbang dan kecelakaan dengan mobil tetapi tetap selamat. Sekarang ke mana saja saya selalu membawa rosario dan berdoa jalan, entah di mobil, pesawat, kereta api lebih-lebih pada waktu saya sakit hepatitis dan akhirnya dokter mengatakan saya sembuh.

Melalui doa kepada bunda Maria dan melalui pengalaman-pengalaman kecil

yang menghibur, menyembuhkan dan bahkan yang menyelamatkan, bagi mereka

merupakan suatu mujizat yang mereka terima dari Allah. Kesederhanaan mereka

menerima suatu mujizat melalui hal-hal yang kecil dan biasa menjadikan iman

mereka juga semakin realis dan kontekstual.

b. Bentuk-bentuk devosi Maria yang dirasa membantu umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola dalam membangun kualitas hidup beriman

Tabel 3. Bentuk-bentuk Devosi Maria (N=42)

No Pertanyaan Jawaban responden

Jumlah responden yang

menjawab dalam angka

Jumlah responden

yang menjawab dalam %

(1) (2) (3) (4) (5)

Page 47: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

47

Sering sekali 3 7,1 Sering 22 52,4 Kadang-kadang 7 16,7

4. Seringkah anda berdoa dengan perantaraan Bunda Maria?

Tidak Pernah 10 23,8 Jumlah 42 100

Pagi hari 5 11,9 Siang hari 0 0 Malam hari 24 57,1 Tidak ada waktu khusus

10 23,8

5. Kapan anda menyediakan waktu khusus untuk devosi Maria?

Pilihan lain: 1. Dalam

keadaan tenang 2. Pada sore

hari di setiap bulan Mei dan Oktober

3 7,1

1. Jumlah 42 100 Sering sekali 12 28,6 Sering 13 31 Kadang-kadang 15 35,7

6 Apakah berdevosi kepada Maria sering dilakukan bersama-sama di lingkungan anda? Tidak Pernah 2 4,8

Ziarah ke Gua Maria 2 4,8 Doa Rosario bersama/pribadi

30 71,4 7 Apa bentuk devosi Maria

yang dirasa paling membantu anda dalam memperkembangkan kehidupan beriman?

Doa Novena 10 23,8

2. Jumlah 42 100

Keistimewaan Maria, nyata dalam kehadirannya di dunia sebagai Bunda Allah.

Umat kristiani mengimani keistimewaan itu sebagai dogma yang diajarkan oleh

Gereja. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai keistimewaan Maria di dalam

kehidupan umat kristiani, penulis mengadakan penelitian sederhana terhadap umat

Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan-Yogyakarta.

Berdasarkan data hasil penelitian yang dikumpulkan melalui angket dan wawancara,

penulis menemukan data-data yang cukup memberikan gambaran tentang

penghayatan iman umat terhadap Maria sebagai sosok orang kudus yang memiliki

keistimewaan.

Ketika para responden ditanya mengenai frekuensi berdoa dengan perantaraan

Maria, dari angket diperoleh data ada 3 orang yang menjawab sering sekali, 22 orang

mengatakan sering, 7 orang mengatakan kadang-kadang dan 10 orang mengatakan

Page 48: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

48

tidak pernah. Sedangkan dari hasil wawancara ada 2 orang yang menjawab sering

sekali, 4 orang menjawab sering dan 1 orang menjawab tidak sering. Berdasarkan

data di atas, penulis dapat memahami situasi kehidupan beriman umat di lingkungan

St. Ignatius Loyola Cokrodingratan, terutama dalam penghayatan imannya pada

Bunda Maria. Frekuensi umat dalam berdoa dengan perantaraan Bunda Maria cukup

beragam. Artinya, umat sendiri sebagian besar memiliki sikap pada Bunda Maria

seperti yang diharapkan oleh Gereja. Berdoa dengan perantaraan Bunda Maria

merupakan bentuk penghargaan yang tinggi dari umat.

Meskipun demikian, tidak semua anggota umat berdoa dengan perantaraan

Bunda Maria. Dari 42 responden ada 10 orang yang mengatakan tidak pernah berdoa

dengan perantaraan Bunda Maria. Artinya, bagi mereka yang tidak pernah berdoa

dengan perantaraan Bunda Maria, ada beberapa kemungkinan alasan, misalnya

seperti yang diungkapkan oleh responden I dan II yang diwawancarai. Mereka

mengatakan:

Saya lebih enjoy berdoa dengan perantaraan Hati Kudus Yesus dari pada devosi pada Bunda Maria (Responden 1). ...pengalaman doa pribadi dengan keluarga saya yang beda agama (campur) membuat saya jarang untuk berdoa dengan perantaraan bunda Maria. Namun saya sendiri punya kerinduan untuk berdoa.... (Responden II)

Bagi anggota umat yang sering atau sering sekali berdoa dengan perantaraan

Bunda Maria, berdasarkan data yang diperoleh, penulis dapat melihat bahwa ada 24

orang berdoa pada waktu malam hari setelah melakukan aktifitas harian. Mereka

merasa perlu mensyukuri apa yang telah diberikan Allah pada hari ini. Ada 5 orang

yang berdoa pada Allah dengan perantaraan Bunda Maria pada pagi hari sebagai

wujud persiapan untuk menjalani waktu satu hari itu. Ada juga yang menjawab tidak

ada waktu khusus dalam berdoa dengan perantaraan Bunda Maria. Dan, ada juga

Page 49: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

49

yang berdoa dengan perantaraan Bunda Maria hanya pada bulan Mei dan Oktober, di

mana bulan Mei dan Oktober merupakan kesempatan yang ditetapkan oleh Gereja

sebagai bulan khusus devosi sekaligus penghormatan kepada Bunda Maria sebagai

Bunda Allah. Umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan

cukup akrab dengan kegiatan doa rosario.

Ini menunjukkan bahwa mereka memahami posisi Maria dalam Gereja. Hal ini

nampak dalam tanggapan mereka ketika ditanya soal doa bersama di lingkungan. Hal

ini semakin nyata dalam ungkapan responden III, yang mengatakan:

...sejak kecil saya sudah mengalami doa rosario bersama di lingkungan pada bulan Mei dan Oktober. Dari pengalaman itu, saya melihat umat di lingkungan ini cukup antusias dan itu sangat membantu dan mendukung perkembangan iman.

Tetapi ada juga yang memahami bahwa devosi kepada Bunda Maria hanya

dilakukan oleh umat Kristiani pada bulan Mei dan Oktober saja. Hal ini diungkapkan

oleh responden IV yang mengatakan:

“Devosi Maria itu...kan pada bulan Mei dan Oktober aja, ya udah toh, itu aja”.

Berdoa dengan perantaraan Bunda Maria dapat dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama.

Suatu kebiasaan yang baik manakala iman dihayati dalam kebersamaan dan

diperdalam dalam kehidupan doa pribadi. Dilihat dari data yang ada, penulis melihat

bahwa umat cenderung untuk berdoa bersama, baik di Lingkungan maupun di

Paroki. Ada 12 orang yang menjawab sering sekali berdoa di lingkungan. 13 orang

yang lain mengatakan sering berdoa dengan perantaraan Bunda Maria di Lingkungan

atau di Paroki. Dan, ada 15 orang yang mengatakan kadang-kadang. Serta, 2 orang

yang lainnya mengatakan tidak pernah berdoa bersama-sama. 2 orang responden ini

mempunyai alasan yang cukup masuk akal. Adapun alasan itu disampaikan oleh

responden I dan II adalah:

Page 50: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

50

...untuk doa pribadi dan doa lingkungan saya jarang melakukannya karena keluarga saya bukan keluarga Katolik yang utuh (campur),...situasi keluarga kurang mendukung....(Responden II)

...waktu tidak memungkinkan saya untuk ikut doa bersama di lingkungan, yang biasanya malam hari, karena fisik yang sudah tua ..... (responen VII)

Berdoa, menurut hemat penulis bukan semata-mata pilihan, melainkan suatu

aktivitas hidup seorang beriman di mana relasi antara dirinya dengan Allah dan

sesamanya perlu seimbang. Begitupun dalam berdoa dengan perantaraan Bunda

Maria, kebersamaan menjadi sesuatu yang dapat menumbuhkan iman kepercayaan

secara lebih mendalam. Memang tidak semua orang merasakan hal yang sama, tetapi

belajar dari Yesus sendiri bahwa kebersamaan menjadi ciri khas putra-putri Allah

yang sama-sama berjuang di dunia. Tetapi penulis sendiri tidak memaksakan bahwa

yang baik adalah doa bersama dan kurang baik adalah doa pribadi.

Tanpa bermaksud demikian penulis hendak mengatakan bahwa berdoa dengan

perantaraan Bunda Maria perlu dihayati dalam kebersamaan hidup beriman, sehingga

tidak menumbuhkan pribadi-pribadi yang jatuh pada pilihan pribadi melulu tanpa

diimbangi sikap iman yang dewasa. Kebersamaan dalam berdoa dengan perantaraan

Bunda Maria, semakin terasa dalam bentuk-bentuk atau cara berdoa, misalnya

dengan ziarah, doa rosario dan novena Salam Maria. Berdasarkan data baik dari

angket maupun wawancara, peneliti melihat bahwa ada 4,8 % responden yang

merasa terbantu dalam pengembangan hidup beriman oleh kegiatan Ziarah bersama,

71,4% responden terbantu oleh doa rosario baik pribadi maupun bersama-sama dan

20,4 % terbantu oleh doa novena. Dari angka persentasi di atas, dapat dilihat bahwa

umat berdoa rosario dalam menghormati Maria sebagai Bunda Pengantara. Doa

rosario merupakan bentuk doa yang sederhana namun mampu membawa seseorang

pada suatu pengalaman yang berharga, di mana dengan kata yang diulang-ulang

Page 51: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

51

mengajak seseorang untuk hening, diam dan hanya mendengarkan suara Allah. Jika

ini telah dilakukan oleh umat maka doa rosario tidak akan jatuh pada suatu

pengertian bahwa Bunda Maria adalah tujuan dari doa melainkan sebagai perantara

doa.

c. Usaha-usaha yang dilakukan Umat dalam Membangun Kehidupan Berimannya

Tabel 4. Usaha Konkret Umat (N=42)

No Pertanyaan Jawaban responden Jumlah responden yang

menjawab dalam angka

Jumlah responden yang

menjawab dalam %

(1) (2) (3) (4) (5) Persekutuan 10 23,8 Litugi 9 21,4 Pelayanan 20 47,6

8 Bidang-bidang Usaha apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman? Pewartaan 3 7,1

Jumlah 42 100 Terlibat dalam koor lingkungan

3 7,1

terlibat dalam doa lingkungan

22 52,3

mengunjungi orang sakit

4 9,5

9 Kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun kesetian iman seperti yang diteladankan oleh Bunda Maria?

Mengikuti perayaan Ekaristi

13 31

Jumlah 42 100

Dalam memperkembangkan imannya akan Allah, umat di lingkungan St.

Ignatius Loyola Cokrodiningratan tidak berjuang sendiri. Pihak Gereja sungguh-

sungguh menolong dengan cara memberikan fasilitas di mana seluruh umat dapat

mengekspresikan pengalaman imannya. Berdasarkan hasil penelitian, penulis melihat

bahwa sekurang-kurangnya ada empat bidang usaha hidup menggereja yang

sungguh-sungguh dijalani oleh umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan. Bidang-bidang inilah yang memfasilitasi umat untuk

memperdalam imannya masing-masing.

Page 52: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

52

Ketika penulis bertanya kepada umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan tentang bidang usaha Gereja yang sungguh mendukung dalam

memperkembangkan kehidupan imannya, ada sekitar 10 orang menjawab bidang

persekutuan, 9 orang menjawab bidang liturgi, 20 orang menjawab bidang pelayanan

dan 3 orang menjawab bidang pewartaan. Berdasarkan data-data itu, penulis

menafsirkan bahwa kekhasan dari umat di lingkungan ini adalah dalam hal

pelayanan. Umat di lingkungan ini kebanyakan terbantu oleh bidang pelayanan.

Memang perlu diakui bahwa masing-masing lingkungan bahkan paroki, masing-

masing mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Dalam konteks ini,

lingkungan Cokrodiningratan mempunyai kekuatan di bidang pelayanan. Dalam

praktek hidup beriman, penulis melihat bahwa antar bidang usaha dengan kegiatan

sepertinya kurang konsisten. Berdasarkan data diatas, ketika jemaat di lingkungan ini

ditanya kegiatan yang dapat mendukung mereka dalam membangun kesetiaan iman

seperti yang diteladankan oleh Bunda Maria, dari 42 responden, ada 22 orang yang

menjawab kegiatan doa, 13 orang yang lain menjawab perayaan Ekaristi, 3 orang

yang lainnya lagi menjawab terlibat dalam koor lingkungan dan 4 orang yang lainnya

menjawab dalam kegiatan kunjungan kepada orang sakit.

d. Faktor penghambat yang dihadapi umat dalam membangun kehidupan beriman

Tabel 5. Faktor Penghambat yang dihadapi Umat (N=42)

No Pertanyaan Jawaban responden Jumlah responden yang menjawab

dalam angka

Jumlah responden

yang menjawab dalam %

(1) (2) (3) (4) (5) 10 Apa faktor penghambat

yang anda hadapi dalam rangka belajar dari

Kurang pengetahuan dan pemahaman tentang devosi Maria

30 71,4

Page 53: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

53

Sarana yang kurang Tidak ada

4 9,5

kesempatan/waktu untuk berdoa kepada Maria

3 7,1

Tempat ziarah sulit dijangkau

3 7,1

kesetiaan iman Maria guna membangun kehidupan beriman?

Tidak disiplin waktu atau tidak konsisten

2 4,8

Jumlah 42 100 Malas 24 57,1 Lingkungan tidak mendukung

3 7,1

Membosankan, berdoa kepada bunda masia

2 4,8

Persoalan ekonomi 8 19

11 Persoalan apa saja yang kerap kali anda hadapi dalam rangka belajar dari kesetiaan iman Maria guna meningkatkan kehidupan beriman?

Pilihan lain 1. Bila

mempunyai ujub baru rajin berdoa

2. Sulit untuk rendah hati seperti Bunda maria.

3. bila saya mengalami ketakutan

4. Kesibukan kerja

5. Tidak mengisi

5 11,9

Jumlah 42 100 Tegar 11 26,2 Mudah putus asa 2 4,8 Mencari dukungan 2 4,8

12 Bagaimana sikap anda dalam menghadapi berbagai persoalan hidup?

Sabar Bersyukur dalam doa

27 64,3

Jumlah 42 100

Dalam proses membangun kehidupan iman yang secara khusus penghayatan

doa dengan perantaraan Maria, umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan tidak pernah lepas dari faktor-faktor penghambat. Adapun faktor-

faktor penghambat yang kerap kali mereka hadapi antara lain pengetahuan yang

kurang mendalam tentang devosi Maria, sarana dan prasarana yang kurang

menunjang, kesempatan untuk berdoa (waktu), tempat Ziarah yang sulit dijangkau,

sikap yang kurang disiplin (ketekunan berdoa).

Dari 42 responden yang mengisi angket, sekitar 71 % responden mengatakan

bahwa faktor penghambat dalam rangka mendalami iman Maria adalah pengetahuan

Page 54: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

54

yang kurang tentang devosi Maria. Umat yang lain menjawab, faktor penghambat

yang kerap muncul adalah rasa malas yang muncul dalam diri sendiri. Selain itu ada

juga responden yang menjawab bahwa devosi Maria kini mulai salah kaprah. Berikut

ini adalah ungkapan dari seorang responden yang diwawancarai peneliti:

...Saya sudah tidak respek lagi pada ziarah karena ziarah sekarang terlalu ramai sehingga sulit berkonsentrasi. Umat terlalu mementingkan rekreasinya. (Responden I)

Selain alasan di atas, ada alasan lain yang terungkap dari responden yang

diwawancarai sehubungan dengan hal-hal yang menghambat perkembangan iman

seseorang. Berikut ini adalah hasil wawancara penulis dengan Responden II:

Dari diri saya sendiri sebenarnya tidak ada kendala untuk urusan Gereja. Saya merasa harus terlibat hanya saja lingkungan dan keluarga yang kurang mendukung...ketika saya terlibat banyak di Gereja, suami saya yang bukan Katolik kadang kurang mempercayai, dengan kegiatan di Gereja. Ia sering bertanya kegiatan-kegiatan apa aja kok menyita waktu yang banyak. Dan di lingkungan sendiri ketika saya terlibat di paroki, selalu timbul opini-opini anggapan-anggapan bahwa saya ada tertarik dengan romo paroki atu cari muka pada orang-orang di gereja, padahal sungguh-sungguh saya lakukan itu dengan tulus dan iklas karena memang itulah kemampuan saya dan saya tidak ingin dipuji dan hanya itu yang yang bisa saya lakukan.

Situasi ini seharusnya menjadi keprihatinan bersama. Di mana umat Kristiani

sudah merasa tidak tahu ditambah tidak ada dukungan yang positif lagi dari orang-

orang di sekitarnya. Perlu ada suatu gerakan dari pihak Gereja untuk membantu umat

di lingkungan ini, terutama para keluarga yang perkawinannya campur. Penulis

merasa tergugah ketika membaca jawaban angket dan sharing dari para responden

yang diwawancarai. Umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan

kurang mendapat pembekalan berupa pengetahuan dan ajaran iman, terutama tentang

Maria dan berbagai kegiatan gerejani lainnya.

Faktor-faktor penghambat yang telah disebutkan di atas merupakan faktor

penghambat yang kerap dihadapi umat secara bersama-sama. Kemudian ketika umat

Page 55: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

55

di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan ditanya mengenai persoalan

yang kerap kali dihadapi dalam rangka menumbuhkan kehidupan iman, dalam hal

tentang iman Maria, sekitar 50 % dari responden yang mengisi angket menjawab

malas. Rasa malas memang cenderung menjadi persoalan masing-masing pribadi

manusia yang hendak menjalin komunikasi dengan Allah. Persoalan malas ini

memang tidak ada solusinya kecuali umat sendiri secara pribadi mengalahkan rasa

malas itu dengan cara berusaha rajin dan disiplin dalam berdoa, terutama ketika

berdoa dengan perantaraan Maria. Rasa malas itu juga tidak bisa lepas dari segala

persoalan hidup pribadi umat. Persoalan pribadi itu dapat berupa persoalan ekonomi

keluarga, relasi, pekerjaan dan lain-lain.

Berikut ini hasil wawancara penulis dengan beberapa responden. Mereka

mengatakan alasan yang berbeda-beda: seperti yang diungkapkan oleh responden I,

III dan VI yang diwawancarai. Mereka mengatakan:

...devosi itukan bermacam-macam. Kalau di tingkat lingkungan saya tidak mengalami banyak kesulitan tetapi untuk yang khusus ziarah itu loh...mengingat biaya...yang tidak sedikit, transportasi, waktu..dan banyaklah...sehingga saya tidak sempat untuk ziarah. (Responden I)

Dari pribadi saya sebelum devosi kalau kita udah emosi saya merasa saya kurang pantas menghadap bunda Maria. (Responden III)

...Kadang-kadang ada rasa bosan karena doa kita tidak dikabulkan, sering memohon dan tidak dikabulkan. Kadang-kala kita menyalahkan Tuhan dan bunda Maria.... ( Responden VI)

Dalam menghadapi berbagai persoalan itu, umat di lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan berusaha bersikap sabar dan bersyukur dalam doa. Dari

hasil angket dan wawancara, ada umat yang ketika ditanya mengenai sikap

pribadinya dalam menghadapi persoalan hidup, menjawab putus asa. Bagi umat yang

demikian itu, Gereja hendaknya peka karena justru dalam situasi yang seperti inilah

Page 56: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

56

penghayatan hidup beriman akan nyata. Menurut hemat penulis, sebenarnya umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan cukup mampu untuk

mengembangkan imannya masing-masing tetapi dalam kenyataannya mereka masih

perlu mendapat pendampingan dari orang-orang yang berkompeten di bidang agama.

Salah satu yang mencoba diusulkan oleh penulis adalah mengajak umat di

lingkungan ini untuk belajar mengenal dan memahami Maria sang teladan dalam

iman. Kesetiaan iman Maria pada Allah dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi di

mana dengan tindakan-tindakan yang sederhana umat dapat semakin dekat dengan

Allah Bapa.

2. Kesimpulan Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan masih memiliki gairah untuk

semakin tumbuh dan berkembang dalam hal iman. Meskipun demikian umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodingratan masih perlu belajar lebih dalam

mengenai Maria. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti melihat bahwa umat di

lingkungan itu telah mampu memahami Maria sebagai teladan dalam kesetiaan iman.

Dan, berdasarkan ungkapan pengalaman hidup sehari-hari, mereka memaknai

kesetiaan Maria sebagai Ibu, bunda, penolong, sahabat dan pengantara doa. Tetapi,

ungkapan ini terkesan baru sebatas hafalan karena ketika diminta untuk

mempertanggungjawabkan ungkapannya itu mereka masih kesulitan untuk

merumuskan ide dan gagasannya sendiri.

Kebiasaan berdoa bersama dalam keluarga, lingkungan, dan gereja, yaitu

mengikuti perayaan Ekaristi, pendalaman Kitab Suci, Ziarah dan doa rosario akan

sangat membantu umat dalam meningkatkan kualitas iman mereka kualitas iman

Page 57: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

57

Maria yang radikal adalah iman yang penuh dengan kepercayaan dan pengharapan.

Imannya adalah tunduk dan percaya sepenuhnya kepada Allah.

Iman Maria adalah kegembiraan, tetapi juga usaha mencari dengan rendah hati

dan penuh rindu akan kehendak Allah. Oleh karena alasan inilah penulis merasa

perlu untuk mengajak mereka belajar lebih dalam tentang Maria sesuai dengan yang

diajarkan oleh Gereja sendiri sehingga iman mereka semakin dewasa pula. Tidak

bisa dipungkiri bahwa umat di lingkungan ini cukup memiliki semangat untuk terus

menerus memperkembangkan imannya. Hal ini nampak pada usaha-usaha yang

dilakukan dalam membangun kehidupan berimannya. Menyempatkan waktu berdoa

baik pribadi maupun bersama-sama, terlibat dalam berbagai kegiatan baik di

lingkungan maupun di paroki serta turut berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat

merupakan usaha-usaha yang konkret dan sederhana. Usaha yang konkret dan

sederhana bukan berarti proses perkembangan hidup mereka berjalan lancar dan

mulus.

Banyak kendala yang harus mereka hadapi, misalnya kendala yang datang dari

masing-masing pribadi umat: kedisiplinan, ketekunan dan kesungguhan dalam

berdoa, kesehatan fisik, materi; kendala dari keluarga yang kurang mendukung serta

kendala yang menyangkut sarana dan prasarana pendukung. Tetapi hal ini dapat di

atasi berkat kerjasama di antara anggota umat dan Gereja sendiri. Gereja sendiri telah

memfasilitasi umat agar dapat berkembang lebih baik dalam hal iman.

Usaha-usaha untuk semakin berkembang dalam hal iman, juga nampak pada

intensitas mereka dalam berdoa, terutama dalam berdoa kepada Santa Perawan Maria

melalui devosi Maria. Berbagai bentuk devosi yang kerap kali mereka lakukan

ternyata dapat memotivasi mereka untuk semakin dekat dengan Allah. Adapun

Page 58: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

58

bentuk-bentuk devosi yang dimaksud adalah antara lain: ziarah, doa rosario dan

novena kepada bunda Maria.

Bentuk-bentuk devosi yang mereka lakukan sedikit demi sedikit telah

membawa mereka pada pengenalan akan Maria secara lebih mendalam. Tidak sedikit

umat yang sangat terbantu oleh perantaraan Santa Perawan Maria. Berbagai mujizat-

mujizat kecil pernah mereka rasakan. Karena masih dalam proses, maka mereka

tidak bisa langsung berkembang hebat sekali tetapi masih tetap harus didampingi dan

dibina sehingga akhirnya memiliki hidup beriman yang berkualitas.

Proses pendampingan dan pembinaan yang dapat dilakukan dalam situasi umat

di lingkungan st. Ignatius Loyola Cokrodiningratan lebih diarahkan pada usaha

memperdalam pemahaman tentang Maria yang sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.

Hal ini dilakukan agar umat semakin mampu memaknai kesetiaan iman Maria

sebagai sumber inspirasi bagi usaha memperkembangkan kualitas kehidupan

beriman sehingga penghayatan imannya semakin mendalam dan dewasa. Pemaparan

ini lebih bersifat membantu umat agar pengetahuannya tentang Maria semakin

mendalam sehingga pemaknaannyapun semakin memberikan kontribusi yang berarti

bagi perkembangan iman umat sendiri. Tentu saja usaha ini perlu didukung oleh

semua pihak, baik para pemimpin Gereja, Katekis dan umat sendiri.

Semoga jerih payah yang dilakukan sungguh-sungguh berbuah kebaikan bagi

semua orang di mana masing-masing orang semakin diperkaya dan

diperkembangkan dalam hal iman.

Page 59: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

BAB III

PANDANGAN GEREJA TENTANG KESETIAAN IMAN MARIA

Untuk menggali pemahaman dan makna kesetiaan iman Maria sehingga

penulis dapat membantu umat di lingkungan St. Ignatius Cokrodiningratan dalam

meningkatkan kualitas hidup berimannya, pada bab ketiga ini akan dibahas mengenai

peranan Maria dalam karya keselamatan Allah, keistimewaan Maria dalam Gereja

dan relevansi keteladanan kesetiaan iman Maria dalam situasi hidup umat Kristiani

zaman sekarang. Ketiga sub bab ini akan diperdalam dengan beberapa teori, ajaran

dan keyakinan Gereja yang sampai sejauh ini masih diyakini. Selain dari dokumen

Gereja, penulis juga mengambil referensi dari pemikiran beberapa teolog dan

mariolog yang cukup terkenal dalam Gereja Katolik. Misalnya Pater Tom Jacob SJ,

Pater E. Eddy Kristiyanto OFM, Pater C. Groonen OFM dan lain-lain. Untuk

semakin memperjelas isi dari bab ketiga, berikut ini adalah uraiannya:

A. Maria bagi Umat Kristiani

Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang dapat membantu umat dalam mengenal

dan memahami siapa Maria. Pater E. Eddy Kristiyanto OFM, dalam bukunya yang

berjudul ”Maria dalam Gereja” memaparkan ketiga hal itu, yakni gambaran Maria,

Maria Typus Gereja dan Maria: Advocata, Auxiliatrix, Adiutrix dan Mediatrix.

1. Gambaran Maria

Gereja menggambarkan Maria sebagai Hawa yang baru, hamba Tuhan yang

miskin, hina dina dan Putri Sion. Gambaran Maria sebagai Hawa yang baru, Pater

Kristiyanto, OFM menggunakan sumber informasi dari Kitab Suci dan Lumen

Gentium. Maria ditafsirkan sebagai inkarnasi Hawa. Seperti halnya Hawa ditentukan

Page 60: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

60

Allah sebagai Ibu dari Manusia yang diharapkan mampu mengembangkan

ciptaanNya sesuai dengan kehendak Allah (tindakan iman manusia), demikianpun

Maria diyakini sebagi Bunda dari penyelamat dunia. Tetapi Hawa tidak menjalankan

apa yang dikehendaki Allah, artinya ia tidak sangat beriman kepada Allah. Oleh

karena itu, kehadiran Maria diharapkan mampu mengembalikan kepercayaan Allah

kepada Manusia yang telah dikhianati oleh Hawa.

Kita baru bisa memahami ketidaktaatan atau ketidakberimanan Hawa kepada

Allah jika belajar dari ketaatan Maria. Sebagai ilustrasi untuk memahami pernyataan

ini, penulis memunculkan suatu pernyataan sebagai berikut: untuk dapat

membedakan rasa manis, kita perlu terlebih dahulu mencicipi rasa pahit, begitu pula

sebaliknya. Dalam LG art 56 Santa Maria dilukiskan sebagai Hawa Baru dengan

menggunakan model pemikiran patristik. Landasan pemikiran ini adalah sikap Maria

terhadap Sabda Allah. Di mana, Maria telah menerima Sabda Allah dengan sepenuh

jiwa dan raga tanpa paksaaan dari siapapun. Sikap ini menunjukkan bahwa Maria

hanya percaya pada penyelenggaraan Ilahi saja. Sikap yang demikian, diyakini oleh

para Bapa gereja (Ireneus, Ambrosius dan Augustinus) sebagai sikap yang benar dan

lurus di hadapan Allah. Selanjutnya, para Bapa Gereja memaparkan bahwa sikap

Maria yang demikian merupakan negasi dari sikap Hawa yang membawa manusia

pada kematian. Dengan kata lain, sikap Maria yang taat pada Allah melahirkan

kehidupan kekal dan sebaliknya sikap Hawa yang menolak Sabda Allah

mengakibatkan kematian. Benang merah dari model ketaatan Hawa dan Maria

kepada Allah terletak pada sikap hati Maria itu sendiri yang taat pada Allah.

2. Maria Typus Gereja

Kata Typus sering dianggap sama dengan model, pola, contoh dan citra. Maria

adalah citra (typus) Gereja. Sebagai citra Gereja, Maria memiliki hubungan cinta

Page 61: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

61

mesra yang sempurna dengan Kristus. Dalam hal ini, Maria menjadi pelopor cinta

Gereja pada Kristus. Maka oleh sebab itu, Maria juga diyakini sebagai teladan gereja

dalam membangun relasi yang mendalam bersama Yesus Kristus dan Allah Bapa.

Allah mewujudkan cinta dan perhatiannya terhadap Gereja dalam gambaran

sempurna Bunda Perawan. Perjalanan hidup Maria bersama Yesus telah memberikan

terang bagi segenap jemaat Kristiani bahwa Allah sungguh-sungguh mencintai

manusia. Hal ini nampak pada cinta Yesus kepada BundaNya.

Jika Maria disebut sebagai typus Gereja maka sebutan itu hanya berarti bahwa

kehadiran Maria dipusatkan pada peranan dan tugasnya untuk membantu setiap

anggota Gereja sampai pada hidup dan kesatuan bersama Kristus seperti halnya

Maria sendiri telah hidup dan bersatu dengan Kristus.

Berkaitan dengan hal ini, sebagai typus Gereja, Maria juga dapat disebut sebagai

Bunda Gereja. Sebutan Maria sebagai Bunda Gereja muncul karena Maria sendiri

dapat bekerjasama dalam dan dengan Gereja untuk menjalankan tugas dan

perutusannya. Selain itu, Gereja sendiri telah menunjukkan dan menerima kebundaan

Maria dalam dirinya sendiri. Hal ini nampak dalam praktik penghormatan umat

kepada Santa Perawan Maria melalui berbagai bentuk dan sifatnya, misalnya devosi,

doa rosario, ziarah, novena dan pemberian berbagai macam gelar: Advocata,

Auxiliatrix, Adiutrix dan Mediatrix.

3. Maria: Advocata, Auxiliatrix, Adiutrix dan Mediatrix

Maria sebagai advocata artinya ia berdiri sebagai pengacara, auxiliatrix sebagai

pembantu, adiutrix sebagai penolong dan mediatrix sebagai pengantara umat pada

Allah. Pemahaman tentang Maria sebagai advocata tidak semata-mata disamakan

Page 62: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

62

dengan peran Yesus Kristus sebagai perantara satu-satunya antara Allah dan

Manusia. Peran Maria dalam konteks ini tidak lebih hebat dari pada peran Yesus.

Gereja sendiri memberikan rambu-rambu pada umat agar tidak salah paham

mengenai peran Maria ini. Rambu-rambu itu nampak pada keyakinan dasar Gereja

akan inkarnasi Yesus Kristus yang menyatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya

pengantara manusia pada Allah karena dalam pribadi Yesus terwujud persatuan yang

sempurna antara Allah sebagai Bapa dan Yesus sebagai Putera. Dan, tidak ada

seorangpun yang dapat dijadikan sebagai kembaranNya. Tanpa terkecuali Maria

Bunda Yesus sendiri.

Peran pengantara yang tak tergantikan dalam diri Yesus semakin diperkuat oleh

sikap totalnya pada Allah sampai wafat di kayu salib. Maria dalam berbagai gelar di

atas lebih dipahami dalam konteks kecintaannya pada Allah dan manusia. Manusia

yang masih hidup di dunia, dipandang sebagai saudara-saudari Putranya yang masih

merantau di dunia dan terancam oleh rupa-rupa kecemasan dan kekuatiran. Manusia

perlu dibantu, ditolong dan diperantarai agar sampai kepada Allah Bapa di Surga.

B. Keistimewaan Maria dalam Gereja

Keistimewaan Maria yang dipandang oleh Gereja adalah terletak pada sikap

Maria yang tergantung sepenuhnya kepada Allah. Sikap nyata dalam

kesiapsediaannya untuk menjadi Bunda Allah seperti yang dikehendaki Allah. Dari

pernyataan ini muncul dua kata kunci, yakni iman dan rahmat Allah yang diterima

oleh Maria. Bagaimana menghubungkan antara iman Maria dengan rahmat yang ia

terima dari Allah melalui perantaraan Roh Kudus? Banyak tokoh besar yang

dikisahkan dalam Kitab Suci dipanggil Tuhan dan pada awalnya mereka tidak

menyadari panggilan itu. Hal ini tidak terkecuali dengan Maria.

Page 63: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

63

Ketika didatangi malaikat Tuhan, “Maria terkejut mendengar perkataan itu,

lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu” (Luk 1:29). Berkat imannya

yang kokoh Maria terbukti sebagai salah satu tokoh besar yang setia dalam

melaksanakan panggilan dan kehendak Tuhan. Iman Maria yang kokoh merupakan

teladan yang patut untuk diperjuangkan seluruh umat Kristiani. Untuk sampai

mampu mengekspresikan imannya dalam hidup sehari-hari seperti Santa Maria, umat

Kristiani terlebih dahulu perlu memahami istilah iman, panggilan dan kesetiaan.

1. Iman

Iman pertama-tama dimengerti sebagai anugerah Allah bagi umat-Nya. Iman

tidak terlepas dari wahyu. Wahyu sendiri merupakan inisiatif Allah untuk menyapa,

berelasi dengan manusia dan manusia menanggapinya secara tulus dan ikhlas, maka

terjadilah relasi timbal balik antara Allah dengan manusia. Seperti yang telah ditulis

dalam Konstitusi Dogmatik Dei Verbum Konsili Vatikan II:

Kepada Allah yang menyampaikan wahyu, manusia wajib menyatakan ketaatan iman. Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan dan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikaruniakan olehnya (DV, art. 5).

Iman merupakan hubungan pribadi manusia dengan Allah yang telah rela

menyatakan diri-Nya. Iman dapat terjadi hanya karena cinta dan rahmat Allah.

Dalam memahami iman, yang terpenting adalah bahwa inisiatif selalu datang dari

Allah demi keselamatan manusia. Dari isi Konstitusi Dogmatik Dei Verbum art. 5 di

atas dikatakan bahwa Allahlah yang memberikan wahyu dan manusia harus

menyatakan ketaatan iman yaitu dengan bebas menyerahkan diri secara total kepada

Tuhan.

Page 64: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

64

Menurut Bele (1980: 13), seorang asal Amerika Latin, iman adalah jawaban

atas perwahyuan Allah dalam diri Yesus Kristus. Umat Kristen mengenal Allah

secara pribadi sebagai Bapa, melalui Yesus. Bele mengutip salah satu ayat dari Injil

Matius untuk membantu umat dalam memahami makna iman yang berbunyi

demikian “Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun

mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan

orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” (Mat 11:27). Selanjutnya

Bele menegaskan bahwa, dapat dikatakan iman adalah suatu keyakinan orang akan

ketergantungan dirinya kepada Tuhan (Bele, 1980: 15).

Secara garis besar gagasan mengenai iman dalam Kitab Suci mengandung tiga

unsur. Unsur pertama bahwa Iman merupakan penyerahan diri secara total kepada

Tuhan. Sikap rendah hati dibutuhkan dalam kepercayaan, sebagaimana Kristus yang

merendahkan diri hingga wafat di kayu salib (Flp 2:8). Unsur kedua adalah

kepercayaan yang penuh dan radikal menuntun manusia kepada kesetiaan yang

sebenarnya. Tuhan sendiri tetap tinggal setia kepada umat manusia (Ul 14:4), pada

janji-janji-Nya (2 Sam 7:28 ; Hos 2:22 dan Tob 14:4).

Kesetiaan kepada Tuhan melibatkan segenap kebebasan subyek iman, yaitu

orang yang beriman. Dan unsur ketiga sehubungan dengan ketaatan. Ketaatan

merupakan suatu cara berada dalam relasi yang erat dengan Tuhan. Persahabatan

dengan Tuhan dijalin melalui perwujudan ketaatan kepada-Nya. Dan ketaatan ini

pada prinsipnya mengandaikan sikap dasar untuk mendengarkan. Karena

mendengarkan merupakan proses pembatinan Sabda Tuhan hingga membangkitkan

dan memperkuat kepercayaan. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita

harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr 11:1).

Page 65: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

65

2. Panggilan

Untuk memahami istilah panggilan, penulis terinspirasi oleh gagasan seorang

guru besar, Tom Jacobs. Menurut Jacobs dalam istilah panggilan terkandung dua

unsur, yaitu aktivitas Allah yang selalu mengundang dan kesanggupan manusia

untuk menjawab. Untuk dapat menjawab atau menanggapinya, manusia diberi

kebebasan untuk memilih hidup yang sesuai dengan panggilan hidupnya. Memilih

berarti menempati suatu profesi tertentu dan pengenalan identitas serta karakteristik

dirinya menjadi hal yang penting dalam unsur panggilan.

Setiap orang Kristiani melihat hidupnya sebagai pelaksanaan panggilan Allah.

Sebab hidup adalah sesuatu yang diterima dari Allah (Jacobs, 1987: 263). Sejauh

memahami pernyataan ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa istilah panggilan

pertama-tama merujuk pada suatu tindakan konkret baik Allah maupun manusia.

Tindakan konkret itu semakin nyata dalam pola dan tingkah laku iman manusia itu

sendiri.

Semakin orang itu beriman maka semakin mampulah ia untuk mencintai dan

menghargai mahluk ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini. Jika, satu sama lain

memiliki pola dan tingkah laku hidup yang demikian, maka kerajaan Allah yang

dirindukan oleh banyak orang akan semakin nyata di dunia yang fana ini.

Selanjutnya, tindakan konkret yang lain adalah jawaban “ya” dari manusia atas

segala tawaran dan undangan Allah. Hal ini nyata dalam sikap batin seseorang yang

semakin serupa dengan Yesus Kristus Putra Allah. Seperti halnya Yesus yang dalam

karyaNya selalu mengutamakan kepentingan orang-orang kecil, lemah dan

tersingkir, demikianpun jemaat Kristiani hendaknya semakin peka dalam menyikapi

kebutuhan orang lain, terutama mereka yang tidak memiliki kekuatan apa-apa untuk

berkembang dalam hidupnya.

Page 66: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

66

3. Kesetiaan

a. Maria Menurut para Ahli Kitab Suci

Untuk memahami istilah kesetiaan, penulis belajar banyak dari Paus Yohanes

yang selama hidupnya sungguh mencerminkan kesatiaan seorang Bapa Suci yang

sangat dekat dengan Maria Bunda Yesus. Paus Yohanes Paulus II pernah

mengungkapkan bahwa kesetiaan yang dihayati Maria mempunyai tiga dimensi.

Dimensi pertama dari kesetiaan ialah pencarian. Maria setia pertama-tama ketika

mulai dengan penuh cinta kasih mencari makna terdalam dari rencana Allah dalam

dirinya dan bagi dunia melalui pertanyaan yang diajukannya kepada malaikat

“Bagaimana hal itu mungkin terjadi?” Dimensi kedua dari kesetiaan Maria adalah

penerimaan. Dari pertanyaan “bagaimana hal itu mungkin terjadi?” berubah menjadi

Fiat di mana Maria bersedia menerima tawaran rencana Allah meskipun banyak hal

yang tidak ia ketahui. Dimensi ketiga dari kesetiaan Maria adalah ketekunan. Hanya

ketekunan yang berlangsung seumur hidup yang dapat disebut sebagai kesetiaan.

Fiat Maria dalam menerima kabar Malaikat Tuhan mencapai kepenuhannya di kaki

salib Darmawijaya (1989:45).

Menurut hemat penulis, pencarian, penerimaan dan ketekunan Maria

merupakan suatu proses yang sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa yang

berkehendak untuk dekat dengan Allah. Tidak sedikit anggota umat Kristiani yang

memiliki kehendak demikian tetapi tidak mampu melewati ketiga dimensi yang

dilalui oleh Maria. Sangat jarang anggota umat Kristiani yang mampu masuk

kedalam tiga dimensi itu. Hal ini terjadi karena tantangan dan godaan dunia modern

lebih kuat dibandingkan dengan yang dihadapi oleh orang-orang yang hidup sebelum

dunia mengalami perkembangan jaman yang sedemikian pesat.

Page 67: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

67

Sebenarnya masih banyak bentuk kesetiaan iman yang ditawarkan Kitab Suci

kepada seluruh umat Kristiani. Seperti yang pernah diungkapkan oleh salah satu ahli

Kitab Suci bernama Darmawijaya bahwa kesetiaan dalam Kitab Suci menunjukkan

sifat Allah, dan sifat tersebut erat sekali hubungannya dengan kerahiman atau kasih

karunia Allah yang dinyatakan kepada manusia. Darmawijaya (1989: 46) dalam

bukunya Kesetiaan Suatu Tantangan mengatakan bahwa: Kesetiaan menyangkut

pengertian kasih, kerahiman, karunia yang ditawarkan dalam hidup ini dan menuntut

pertanggungjawaban yang tetap dan terus menerus. Kesetiaan adalah tanda bukti

kasih yang tidak mudah luntur oleh kesulitan hidup. Kesetiaan mempunyai peranan

dalam proses kehidupan, karena kesetiaan dapat menjadi tanda bukti dari mutu

pribadi dan juga mutu pelayanan bagi sesamanya. Namun kesetiaan tidak berdiri

sendiri sebagai ciri mutu manusia, melainkan terutama sebagai ciri hubungan Allah

dengan manusia yang dicintainya.

Kesetiaan sebagai tanda bukti kasih Allah yang tetap dan tidak berubah-ubah.

Kasih sejati Allah tidak ditarik begitu saja karena kesalahan, kegagalan dan dosa

manusia, melainkan terus-menerus diusahakan (Darmawijaya, 1998: 49). Dalam

pengalaman iman, kesetiaan merupakan sikap Allah yang teguh dan terus-menerus

memperhatikan umat yang disayanginya dalam perjuangan yang diwarnai dengan

godaan dan dosa.

Kesetiaan dalam terang Kitab Suci menunjukkan unsur yang amat mencolok:

ketetapan, keteguhan, kesabaran, kasih Allah yang hendak terus-menerus mencintai

umat kesayangan-Nya, kendati mereka itu gagal. Kasih yang abadi tercermin dalam

kesetiaan yang tidak kunjung henti. Dalam Perjanjian Baru St.Paulus menuliskan

kepada jemaat di Korintus bahwa, “Allah yang memanggil kamu kepada persekutuan

dengan anak-Nya Yesus Kristus Tuhan kita, adalah setia” (1 Kor 1:9), juga kepada

Page 68: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

68

jemaatnya di Tesalonika Paulus menuliskan, “Ia yang memanggil kamu adalah setia,

Ia juga akan menggenapinya (1 Tes 5:24). Bagi orang Kristen kesetiaan Allah nyata

dalam Pribadi Yesus Kristus. Dia adalah saksi kesetiaan Allah bagi manusia. Maria

mendapat penghormatan dalam Gereja pertama-tama karena ia adalah ibu Yesus

yang digelari Kristus.

Namun demikian Maria dihormati sesungguhnya terlebih-lebih sebagai teladan

iman. Yakni kepekaan, penerimaannya dengan gembira, penuh syukur dan

kerendahan hati akan Dia yang adalah Jalan, kebenaran dan cinta Kasih (Sutrisna,

2003:77). Dalam keseluruhan hidupnya Maria telah menunjukkan kesetiaannya

kepada Allah. Dalam imannya Maria mampu melihat tanda-tanda kehadiran Allah.

Tanpa iman mustahil orang berkenan kepada Allah (Ibr 11:6). Maria berkenan

kepada Allah lebih dari pada makhluk yang lain, sebab dia lebih unggul berkat

imannya kepada Allah (Darminta, 1995: 32). Sabda yang telah mengambil kodrat

manusia di dalam rahimnya merupakan tanda agung kesetiaan dan belaskasihan

Allah. Kesetiaan iman Maria dapat dilihat dalam peristiwa Maria pada awal Maria

menerima kabar gembira, Maria dalam masa kanak-kanak Yesus, Maria

mempersembahkan Yesus dalam bait Allah, Maria dalam hidup umum Yesus sampai

Maria dalam peristiwa penyaliban.

b. Maria menurut Kitab Suci Perjanjian Baru

Setelah menguraikan istilah iman, kesetiaan dan panggilan Maria, selanjutnya

penulis mengajak pembaca untuk semakin mengenal sosok Maria yang diambil dari

Injil. Sebagai gadis keturunan dan pewaris iman Abraham, sebagai Putri Israel,

Maria akrab dengan sejarah panggilan dari para bangsa dan panggilan bangsanya.

Dari situ pula Maria belajar kenal bagaimana Allah bertindak dan berbicara dalam

situasi kehidupan. Maria dalam Lukas dinyatakan mempunyai kebiasaan menyimpan

Page 69: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

69

segala peristiwa di dalam hati dan merenungkannya (Luk 2:19; 2:51). Dengan cara

demikian, Maria membiarkan kehendak dan rencana Allah yang terkandung dalam

segala peristiwa yang dialami, tumbuh dan berkembang dalam hati dan batinnya.

Oleh karena itu Maria begitu dekat dan akrab dengan Allah. Kedekatan dengan Allah

inilah yang memampukan Maria merasakan kunjungan Allah (Darminta, 1995:18).

Kebimbangan yang dialami oleh Maria bukanlah merupakan tanda bahwa ia

menolak Allah, keraguan Maria bukanlah sikap memberontak pada kehendak Allah.

Tetapi Maria ingin menimbang kedalaman sapaan dan kebesaran tugas yang

disandangnya. Karena itu setelah berada dalam suasana kebiasaannya yaitu

menyimpan dan merenungkan, Maria menjawab dengan kerelaan yang mengatasi

keraguannya dengan berkata “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah

padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Dengan sikap dan jawabnya itu Maria

menjadi teladan spiritual dalam menjawab panggilan Tuhan, dengan seluruh hati,

seluruh pikiran, seluruh tubuh, seluruh kehendak dan seluruh program hidup

(Mardiatmadja, 2003:35).

Maria menerima kabar sukacita dari Malaikat Gabriel sebagai utusan Allah.

Maria dengan rela hati menerima, karena Maria percaya sungguh akan kasih Allah

yang selalu menyertainya. Jawaban Maria melalui “fiat”nya: “Sesungguhnya aku ini

hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38) mengungkapkan

suatu penyerahan diri yang total kepada kehendak Allah. Maria telah dipilih Allah

sejak semula untuk menjadi ibu penyelamat dan digariskan kembali oleh Elisabeth

dalam ucapan bahagianya. Maksud Maria mengunjungi Elisabeth (Luk 1:39-45)

adalah hendak membagikan warta sukacita kepada saudarinya. Elisabeth menanggapi

kunjungan tersebut dengan sukacita sebab Maria adalah ibu penebus (Haring,

1992:29). Maria terbuka akan rencana Allah melalui kabar gembira dari malaikat

Page 70: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

70

Tuhan, hal ini mau menggambarkan bahwa Maria percaya dan menyerahkan diri

seutuhnya kepada Allah.

Iman yang ada dalam diri Maria membuat Maria percaya bahwa karya

keselamatan Allah terlaksana dalam dirinya karena pada Allah tidak ada yang

mustahil. Ketaatan Maria pada panggilan Allah menunjukkan bahwa Maria memiliki

relasi yang mendalam dan personal dengan Allah.

Setelah mengetahui kisah panggilan Maria selanjutnya penulis akan

menguraikan perjalanan Maria bersama Yesus. Untuk memahami perjalanan Maria,

penulis belajar dari Mardiatmadja. Mardiatmaja (Mardiatmadja, 2003: 36)

menjelaskan bahwa pokok kisah Masa kanak-kanak Yesus dalam Injil Lukas dapat

dirasakan sebagai riwayat mengenai hidup Maria dan pengalaman bathinnya pada

kurun waktu tertentu. Dalam Injilnya itu Lukas menggali dan memaparkan cerita

mengenai pengalaman bathin dan perasaan Maria (Luk 1:26-38), penghayatan

mengenai panggilan Tuhan (Luk 1:26); rasa cemasnya sebagai gadis muda (Luk

1:29-34); kesediaannya menyerahkan diri kepada Tuhan (Luk 1:38); luapan

kegembiraannya yang menuju pada yang kudus dan memperhatikan orang lain (Luk

1:39-55).

Yang terpenting dari semua peristiwa itu bahwa Maria ditampilkan sebagai

seorang Yahudi, sebagai ibu dengan anak dan ibu yang miskin. Tindakan ketaatan

Maria juga nampak dalam penyerahan Yesus di dalam bait Allah, penyerahan anak

sulung sebenarnya merupakan suatu tindakan persembahan. Maria melaksanakan hal

tersebut seraya mempersembahkan dirinya sendiri sebagai pendamping dan pelayan-

Nya. Dalam perjumpaannya dengan Simeon, Maria menerima suatu nubuat istimewa

yaitu nubuat pedang penderitaan. Dialah yang akan mengikuti Kristus kemana saja

Yesus pergi, bahkan sampai mengalami penderitaan yang tak terhingga dalamnya.

Page 71: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

71

Dalam hal ini Maria sungguh menjadi teladan yang hidup kerelaan Maria untuk

berpartisipasi penuh dalam seluruh kehidupan Yesus. Mulai saat itu, peran Maria di

dalam misteri keselamatan menjadi nyata sepenuhnya. Maria mengambil bagian

dalam sengsara Kristus (Maloney, 1990: 86).

Sosok Maria hanya disebutkan dua kali dalam Injil Lukas yaitu 8:19-21 dan

11:27-28, dan berapa kali dalam Injil Markus. Kedua injil tersebut memiliki

perbedaan fokus perhatian dalam hal mengangkat sosok Maria. Perbedaan itu

nampak pada kisah kanak-kanak Yesus. Hal ini dapat dipahami karena perhatian

Lukas tentang Maria lebih dilihat dalam kerangka sebagai murid atau simbol murid.

Dalam masa karya Yesus, sudah ada banyak contoh kemuridan terutama kedua

belas rasul (Tisera, 1988: 47). Pesta perkawinan di Kana (Yoh 2:1-11) merupakan

kisah Injil yang memaparkan mengenai keikutsertaan Maria dalam karya Yesus

pertama. Sekurang-kurangnya ada empat makna yang dapat diperoleh dari perikop

tersebut. Pertama, bahwa dalam situasi krisis, Maria secara kodrati berpaling kepada

Yesus yang dipercayainya dapat membantu. Dalam hal ini Maria bertindak sebagai

perantara antara manusia dengan Allah. Pada saat manusia tidak berdaya, dengan

tulus hati Maria membuka hatinya dan menyampaikan setiap permohonan manusia

pada Allah. Kedua, bahwa dengan mendengar jawaban Yesus, Maria tidak merasa

terganggu karena percaya kepada Yesus. Respon yang diberikan oleh Yesus sama

sekali tidak menggoyahkan iman Maria. Maria sungguh mengenal siapa puteranya.

Maka, Maria yakin bahwa puteranya mampu berbuat sesuatu demi orang lain yang

sangat membutuhkan. Dengan keteladanan iman yang seperti ini, Maria mengajak

seluruh manusia untuk melihat dan berusaha mengenal Yesus Sang Mesias. Ketiga,

Maria bertindak dengan menyiapkan hati orang lain untuk memperoleh mukjizat.

Persiapan itu nampak pada tindakkan Maria yang memberikan petunjuk-petunjuk

Page 72: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

72

yang harus dilakukan oleh para pelayan. Melalui petunjuk-petunjuknya itu,

sebenarnya Maria hendak mengajak para pelayan untuk percaya pada Yesus. Karena

bagi Maria kepercayaan adalah pintu masuk untuk keselamatan Allah. Keempat,

Yesus sungguh-sungguh berkenan mengatasi situasi sulit yang sedang dihadapi oleh

orang yang sedang berpesta. Dengan kekuatan dan kuasa Allah, Yesus sunguh-

sungguh menampakkan kemuliaanNya. Mukjizat yang dibuat oleh Yesus saat itu,

tidak mungkin terjadi jika Maria tidak memohonkannya kepada Yesus. Dalam hal

ini, jelas bahwa peran Maria sungguh-sungguh mampu membuka hati Allah bagi

manusia yang sangat membutuhkan pertolonganNya.

Menurut Mardiatmadja (2003:24), kiranya sudah menjadi kabar baik bahwa

ketika ibu menyapa Anaknya dengan penuh kepercayaan dan pengharapan, ternyata

dijawab Yesus dengan memperlihatkan kemuliaan-Nya. Hal ini semakin

meneguhkan keyakinan mengenai Maria yang hening, tenang namun memiliki

kepribadian kuat yang nampak ketika Yesus masih kanak-kanak. Maria adalah orang

beriman yang masih harus belajar, sebelum sampai ke salib. Maria tetap seorang

murid, model bagi orang beriman dalam usaha memahami kehendak Allah. Maria

membiarkan kehendak dan rencana Allah yang terkandung dalam segala peristiwa

yang dialami tumbuh dan berkembang dalam hati dan batinnya. Bagaimanapun

Maria hadir dalam relasi awal Yesus, yang menyuarakan kesulitan manusia, tetapi

Maria masih belum memahami sepenuhnya. Maria orang beriman, dan bersama

orang beriman masih harus terus belajar untuk beriman (Tisera, 1988: 51).

Puncak dari karya penyelamatan Manusia oleh Allah dengan mengorbankan

PuteraNya adalah peristiwa penyaliban Yesus di gunung Kalvari dan Maria sungguh

setia menemani Puteranya dalam menyelesaikan misiNya turun kedunia ini.

Peristiwa dalam penyaliban menunjukkan keindahan hubungan antara Yesus dan ibu-

Page 73: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

73

Nya serta antara Yesus dengan murid yang dikasihi-Nya. Di Kalvari Maria menerima

hubungan baru dengan Yesus Kristus. Yesus bermaksud menjamin adanya dukungan

dan perlindungan bagi ibunya dengan mempercayakan dia kepada murid

kesayanganNya (Maloney, 1990:36).

Peran khusus Bunda Maria bukan pada karya publik Yesus melainkan ketika

saat tiba, saat permuliaan, saat sesudah Yesus secara historis. Maria menjadi Bunda

yang mengatasi Bunda Kodrati, dalam hubungan dengan Gereja para murid, yang

dalam peristiwa itu diwakili oleh murid yang dikasihi. Peran ini diberikan oleh Yesus

sendiri dengan kata-kataNya yang oleh Yoh 19:26-27 ditulis demikian: “Ibu, inilah

anakmu!”. Juga dengan kata-kata Yesus kepada murid yang dikasihi-Nya, “Inilah

ibumu!”. Djono Moi (2004: 41-42) mengatakan bahwa: Kehadiran Maria dibawah

salib Yesus menunjukkan bahwa ia turut serta dalam penderitaan Yesus, ia telah

menghibur Yesus sebagai seorang ibu, ia memberikan kekuatan kepada anaknya

walaupun semuanya dihadapi melalui perjuangan maha hebat untuk menaklukkan

tangisan dan derita hatinya sebagai seorang ibu.

Semua orang Kristiani diundang oleh kata-kata Yesus supaya menghormati

keibuan Rohani Maria, yang mempersatukan semua orang kristiani secara istimewa

dalam solidaritas keselamatan yang merangkul sekalian orang, saling memikul beban

satu sama lain, yang bersumber, berpusat dan berpuncak pada pribadi Yesus Kristus.

Keibuan bukanlah karena unsur kodrati, melainkan karena hubungan iman yang

membentuk Gereja.

Komunitas murid-murid Yesus didirikan di mana Maria hadir sebagai bunda

dan wanita. Dengan perkataan “Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam

rumahnya”, terbentuklah hubungan yang jauh lebih akrab yakni hubungan keibuan

rohani yang penuh dengan misteri antara bunda dengan murid Yesus. Dan sejak saat

Page 74: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

74

itu Maria menjadi Bunda para murid dan Bunda bagi putra yang lain, singkatnya

Maria menjadi “Bunda Gereja” (Sutrisnaatmaka, 2003:81). Maria melihat,

mendengar, merasakan dan merenungkan derita Yesus. Ia diam tanpa kata tetapi

dalam kehadirannya itu Maria sungguh-sungguh turut serta dalam derita Yesus.

Maria menunjukkan ketabahannya sebagai orang beriman. Mereka semua

bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta

Maria Ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus (Kis 1:14). Kisah Para Rasul ini

menunjukkan lukisan penting mengenai tempat Maria dalam Gereja. Segi ini penting

untuk menemukan sikap yang tepat mengenai kebaktian kepada Maria dalam gereja

masa kini. Dalam ayat itu diperlihatkan Maria yang hadir di tengah keluarga

pengikut Yesus Kristus dalam persaudaraan dan doa. Persatuan dan persaudaraan itu

tentunya diresapi oleh semangat Maria yang penuh iman dan cinta kasih

(Mardiatmadja, 2003:26). Dalam lima langkah Konsili sudah menguraikan

keterlibatan dan peran serta Maria dalam tata penyelamatan. Dalam Lumen Gentium

artikel 55 dikatakan bahwa:

Kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Baru, begitu pula Tradisi yang terhormat, memperlihatkan Bunda Penyelamat dalam tata keselamatan dengan cara yang semakin jelas, dan seperti menyajikannya untuk direnungkan. Adapun kitab-kitab Perjanjian Lama melukiskan sejarah keselamatan, yang lambat laun menyiapkan kedatangan Kristus di dunia. Naskah-naskah kuno itu sebagaimana dibaca dalam Gereja dan dimengerti dalam terang perwahyuan lebih lanjut yang penuh, langkah-demi langkah makin jelas mengutarakan citra seorang wanita Bunda Penebus.

Perjanjian Lama sudah berbicara tentang Maria bila dibaca dan ditafsirkan

dengan terang iman Kristen. Dalam terang tafsir ini dapat beranggapan bahwa

sebenarnya Marialah yang dimaksud dengan perempuan yang akan meremukkan

kepala ular (Kej 3:15), ia juga perawan yang melahirkan putra yang disebut Emanuel

(Yes 7:14). Dan Maria dapat dihitung di antara umat sederhana dan rendah hati, sisa

Page 75: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

75

Israel yang dalam keterbukaan rohaninya menantikan keselamatan dari Allah

sehingga ia merupakan Putri Sion yang benar, Israel yang mendambakan penyelamat

dan menyambut-Nya dengan gembira ketika Ia datang (Kirchberger, 1988:100).

Peranan Maria dalam tata penyelamatan diuraikan dalam perjanjian baru

dengan penggambaran yang dasariah, terutama ditonjolkan oleh penginjil Lukas,

dengan Ketaatan Maria yang penuh kepercayaan. Hal ini ditegaskan pula oleh

Konsili dengan pernyataan sebagai berikut :

Bapa yang penuh belaskasihan menghendaki, supaya penjelmaan Sabda didahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah ditetapkan menjadi Bunda-Nya. Dengan demikian, seperti dulu wanita mendatangkan maut, sekarang pun wanita mendatangkan kehidupan. Itu secara amat istimewa berlaku tentang Bunda Yesus yang telah melimpahkan kepada dunia Hidup sendiri yang membaharui segalanya, dan yang oleh Allah dianugerahi kurnia-kurnia yang layak bagi tugas seluhur itu. Maka tidak mengherankan juga, bahwa diantara para Bapa suci menjadi lazim untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena oleh cemar dosa manapun juga, bagaikan makhluk yang diciptakan dan dibentuk baru oleh Roh Kudus” (LG, art. 56).

Allah menuntut kesetiaan dan ketaatan. Namun Allah juga memberi anugerah

kemampuan untuk dapat memenuhi tuntutan-Nya, dan cara orang menggunakan

kemampuan berbeda-beda. Ketaatan Maria pada Sabda Allah tidak mengekang

kebebasannya sebagai makhluk ciptaan-Nya. Bahkan sebaliknya, semakin ia taat

kepada sabda Allah akan semakin besar kebebasannya dan semakin ia tergantung

pada Allah yang memberikan berkat semakin ia beriman. Dengan ketaatan yang

bebas Maria bekerjasama demi untuk keselamatan umat manusia, sebaliknya yang

terjadi dengan Hawa, yang menyalahgunakan kebebasannya dalam ketidaktaatan,

telah menaruh dirinya dalam kuasa kematian (Eddy Kristiyanto, 1987:29).

Dengan rahmat-Nya Allah membiarkan Maria bersikap bebas dalam

keadaannya. Maria diperkenankan mengambil sikap terhadap rencana illahi. Karena

Page 76: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

76

rahmat Allah tidak meniadakan kodrat kemanusiaan Maria, melainkan

menyempurnakannya, maka ia menjadi citra para beriman yang menyambut tawaran

Allah sepenuhnya. Allahpun tidak berhemat dalam mencurahkan belas kasih-Nya

sehingga Maria menjadi dirinya sendiri. Sedangkan Hawa menjadi gambaran

manusia yang tidak menanggapi tawaran Allah dan kehilangan dirinya sendiri

(Kristiyanto, 1987:30).

Dalam LG, art. 57 digambarkan nilai fundamental yang diejawantahkan pada

pelbagai tahap hidup dan karya Yesus. Pada setiap tahap dan peristiwa konstitusi

menekankan dua aspek yaitu: bagaimana Maria sendiri dikuduskan dan diberi bagian

dalam keselamatan yang dikerjakan putra-Nya dan yang kedua ialah tentang arti dan

nilai dari peran serta Maria itu bagi semua orang beriman.

Dalam semua peristiwa itu Maria turut serta bukan dalam terang pengertian

yang jelas, melainkan dalam kegelapan iman, yang seringkali baru perlahan-lahan

bisa mengerti dan menyingkapkan kehendak dan maksud Allah. Dengan segala

pengalaman manusiawinya itu Maria justru menampakkan keteladanannya sebagai

orang beriman karena di tengah duka derita khususnya yang melekat pada tugasnya

sebagai bunda Yesus ia tetap mempertahankan pengabdiannya kepada Tuhan. Ia

tidak pernah melarikan diri dari kesulitan-kesulitan yang muncul sebagai

konsekuensi imannya (Eddy Kristiyanto, 1987:38).

Cinta kasih yang tiada taranya dan yang dibangun atas dasar penyerahan total

kepada Allahlah yang mampu mempersatukan Maria dengan putranya. Ikatan erat

yang tidak terputuskan ini membuahkan iman bagi Maria, yaitu bahwa Maria

beriman bukan dari dunia melainkan dari Allah yang mengikutsertakan dia dalam

karya penyelamatan. Dan kepada Maria masih dituntut suatu ketekunan dalam hal

iman, termasuk di dalamnya kesetiaan pada Tuhan sampai peristiwa akhir yaitu

Page 77: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

77

disalib. Dan Maria telah menunjukan kesetiaannya itu, ia dapat bertahan untuk tetap

mengabdi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan segenap akal

budinya sampai akhir hidupnya (LG, art. 58).

C. Relevansi Keteladanan Kesetiaan Iman Maria

Gereja tidak pernah memisahkan diri dari perjalanan iman Maria. Beriman

berarti hidup bergaul dengan Allah, melakukan suatu perjalanan bersama Allah, dan

berserah diri kepada kuasa Allah yang mencipta dan menebus. Oleh karena itu

perjalanan iman juga dapat dikatakan sebagai perjalanan umat Kristiani untuk

menjadi semakin kontemplatif sehingga semakin dibimbing untuk memiliki hati dan

mata yang mampu melihat karya Allah dalam peristiwa-peristiwa hidup sehari-hari

(Darminta, 1994:24).

Keteladanan iman yang paling sederhana dan dekat dengan umat Kristiani

adalah keteladanan iman Maria. Berikut ini penulis akan memaparkan relevansi

keteladanan kesetiaan iman Maria dalam situasi hidup jemaat Kristiani jaman

sekarang khususnya umat lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan. Adapun

sebagai inti dari pembahasan dari sub bab ketiga ini adalah jawaban atas pertanyaan

mengapa umat Kristiani di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan perlu

meneladani Maria dalam hal iman dan aspek-aspek apa saja yang dimiliki Maria

yang dapat diteladani oleh umat Kristiani yang sedang mengalami krisis iman karena

berbagai masalah kehidupan.

Konsili suci menganjurkan kepada semua anggota jemaat Gereja supaya

dengan tulus dan sepenuh hati melakukan kebaktian kepada Santa Perawan Maria,

khususnya kebaktian liturgis. Berbicara relevansi keteladanan kesetiaan iman Maria,

tidak bisa lepas dari praktik kebaktian liturgis. Mengapa? Karena melalui kebaktian

Page 78: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

78

liturgis selain secara pribadi disegarkan dan dikuatkan dalam hal iman, kebersamaan

dan kesatuan iman dengan anggota Gereja yang lain juga dapat semakin memberikan

motivasi yang semakin kuat untuk membangun relasi yang intim dengan Allah.

Tetapi, meskipun demikian Konsili mengingatkan dengan sangat kepada para teolog

dan pewarta sabda Ilahi supaya menghindari segala keterlaluan yang salah maupun

kesempitan pikiran dalam membicarakan kehormatan khusus Bunda Allah (LG, Art.

67). Umat sendiri diminta untuk lebih bersikap bijak dan penuh keyakinan. Dengan

kata lain, sikap hidup sehari-hari yang mencerminkan keteladanan kesetiaan iman

Maria, lebih baik dari pada membuat suatu kebaktian liturgis yang glamor, meriah

dan memakan biaya yang tidak sedikit.

1. Sikap Maria yang Rendah Hati

Manusia dicipta untuk memuliakan dan memuji Tuhan. Itulah hakikat hidup

manusia. Di hadapan Elisabet, Maria mengungkapkan isi hatinya setelah ia diresapi

oleh rahmat Tuhan sendiri. Pengalaman terhadap suatu anugerah yang

membahagiakan, penyelesaian yang diberikan oleh Allah dan peneguhan dari sesama

diungkapkan oleh Maria dalam madah pujian “Madah Magnificat”. Dengan madah

pujian ini, Bunda Maria mengungkapkan rasa terdalam atas dirinya sebagai ciptaan

Allah. Bagi Bunda Maria, manusia diciptakan untuk memuliakan dan memuji Tuhan

(Darminta, 1994:14). Madah pujian merupakan ungkapan luapan kegembiraan hati

dan jiwa Maria. Pujian Maria ini sungguh keluar dari suatu kepastian diri bahwa

karya Tuhan telah terjadi atas dirinya. Bahwa kerendahan hati merupakan sikap

kebajikan yang senantiasa hidup dan ada dalam diri Maria.

Kerendahan hati memang telah menjadi bagian dari kehidupan Maria. Maka

dihadapan Elisabet dan Tuhan, Maria secara jujur mengungkapkan hal ini. Sebagai

Page 79: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

79

hamba Tuhan, ia harus menerima apapun yang Allah kehendaki (Haring, 1992:39).

Bunda Maria mengungkapkan bahwa manusia tidak hanya ciptaan Allah, tetapi juga

yang diselamatkan oleh Allah.

Bunda Maria melihat bahwa manusia sesungguhnya adalah pendosa, yang tetap

dicintai dan dikasihi oleh Allah. Meskipun Bunda Maria mendapat perkenanan dari

Allah terbebas dari dosa, Bunda Maria tetap menyamakan diri dengan manusia

pendosa (Darminta, 1993:15). Maka dia menyebut dirinya hamba yang rendah dan

hina di hadapan Allah. Dia tetap melihat bahwa apapun yang terjadi pada dirinya,

yang membawa kebaikan adalah karya Allah yang menyelamatkan. Allah yang

dialami adalah sebagai Allah yang setia, karena Dia kudus. Karena itu rahmat-Nya

akan setia turun-temurun, bila orang itu gentar dan takut akan Dia. Maria merasa

bangga dengan dirinya. Tetapi kebanggaan Maria merupakan cetusan sikap

kontemplatif seorang wanita beriman yang penuh kebijaksanaan dan kerendahan hati

(Djono Moi, 2004:19).

2. Sikap Maria yang penuh penyerahan diri kepada Allah

Inti hidup manusia adalah penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan

rencana penyelamatan-Nya (Suharyo, 1990:380). Bunda Maria mengucapkan “Fiat'”

dengan imannya. Dalam iman ia mempercayakan dirinya kepada Allah tanpa batasan

apapun dan menyerahkan diri sepenuhnya sebagai hamba Allah kepada pribadi dan

karya puteranya. Dan Puteranya ini seperti para Bapa Gereja ajarkan ia mengandung

putra ini dalam jiwanya sebelum dikandung dalam rahimnya. Justru dalam iman

Elisabet memuji Maria:

Terberkatilah yang percaya bahwa akan terpenuhi apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan. Dan kata-kata tersebut telah terpenuhi: Maria dari Nasareth menghadirkan diri pada ambang pintu Elisabet dan Zakharia sebagai

Page 80: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

80

Bunda Putera Tuhan. Inilah ungkapan Elisabet yang menggembirakan: “Bunda Tuhan datang kepadaku (RM, art. 13).

Bunda Maria menempatkan sabda Tuhan sebagai pusat hidupnya. Dengan

demikian Bunda Maria menjadi hamba karya penyelamatan Allah. Menyadari diri

sebagai hamba dan segala sesuatu hanyalah kelimpahan rahmat semata, Bunda Maria

tidak dapat berbuat lain kecuali menyerahkan diri dalam kesederhanaan iman kepada

rencana illahi (Darminta, 1994:7).

Maria menunjukkan bahwa kemerdekaan beriman adalah anugerah yang

diberikan oleh Roh Kudus. Karena Roh Kudus, Maria dimampukan untuk

menyambut dan menyetujui rencana Allah dengan penuh kebebasan, karena

dilandasi oleh cinta. Dengan imannya yang penuh kasih Maria menjawab kasih Allah

dengan penyerahan diri seutuhnya untuk mengabdi Allah dalam segala-galanya.

3. Ketekunan Maria dalam Doa

Maria dilihat sebagai orang yang beriman kuat. Hanya orang yang memiliki

kedekatan yang erat dengan Tuhan, yang mampu beriman kuat. Maria tumbuh dan

berkembang dalam ikatan relasi yang kuat dengan Allah. Bunda Maria terus-menerus

menatap sabda Allah, ia tumbuh dan berkembang dalam imannya. Dalam jawaban

Maria, tampaklah hubungan kerja sama antar Allah dan Maria. Terjadinya relasi

yang mendalam antara Allah yang hendak melaksanakan kehendak-Nya dalam diri

Maria dan Maria sebagai manusia yang tak berdaya menerima tawaran Allah. Berkat

keterbukaan hati dan cintanya yang tulus Maria menerima penyelesaian ini.

Sikap penyerahan diri dan terbuka kepada Allah inilah yang merupakan sikap

doa (Djono Moi, 2004:12). Berkat hidupnya di hadirat Allah dalam doa dan

kontemplasi, Maria disapa dan dipilih oleh Allah. Doa telah mengantar Maria kepada

Page 81: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

81

suatu pengalaman kehidupan yang penuh rahasia. Pengalaman hidup yang demikian,

menjadikan dirinya pasrah kepada kehendak Allah sendiri.

Dalam doa kontemplatif melalui madah pujian Maria mengungkapkan rasa

optimismenya yang begitu tinggi bahwa rahmat Tuhan tidak saja diperuntukkan bagi

dia dan seluruh bangsa Israel tetapi juga diperuntukkan bagi semua orang dari segala

zaman. Maria mau menyatakan bahwa Tuhan sungguh menaruh perhatian kepada

semua orang yang mencintai dan mengasihi Dia.

4. Maria yang setia terhadap keputusannya sendiri

Cinta Allah ditanggapi dalam iman, dan wujud tanggapan itu secara nyata

tampak dalam kesetiaan sebagai upaya menterjemahkan iman tersebut. Bagi orang

Kristen, dasar yang kokoh dalam hal kesetiaan adalah kasih Allah sendiri, karena

kasih Allah menjadi kekuatan dan dasar kesetiaan manusia terhadap sesamanya

(Jacobs, 1987:15). Maria sebagai ibu dan tokoh beriman, mewujudkan imannya

dalam kesetiaan kepada arah kehidupan sang anak yaitu Yesus Kristus sampai

sehabis-habisnya. Bunda Maria mewujudkan imannya dalam solidaritas dengan

perjuangan Yesus, sekaligus dia setia terhadap kelompok para murid Yesus

(Mardiatmadja, 2003:45). Saat perkawinan di Kana, Bunda Maria hadir, dengan

kesetiaannya terhadap keluarga yang mengundangnya, ia melibatkan diri dalam

kegelisahan mereka.

Bunda Maria mewujudkan kesetiaannya kepada Yesus, bukan pada persoalan

kekurangan anggur, melainkan lebih pada perhatian terhadap yang akan dilakukan

oleh Yesus. “Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: Apa yang dikatakan

kepadamu, buatlah itu” (Yoh 2:5). Bunda Maria sungguh setia terhadap misi

Putranya (Haring, 1992:110). Bunda Maria menunjukkan kesetiaannya terhadap

Page 82: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

82

panggilan dan perutusan sang anak. Di bawah Salib, Bunda Maria menanti dengan

sabar, gelisah, penuh iman. Kesabaran, ketekunan merupakan wujud kesetiaannya

terhadap masalah yang diperjuangkan oleh Yesus. Kehadirannya di bawah Salib

Yesus menunjukkan bahwa ia turut serta dalam penderitaan Yesus, ia telah

menghibur Yesus sebagai seorang ibu, ia memberikan kekuatan kepada anaknya, ia

ikut menderita bersama Yesus yang menderita. Walaupun semuanya melalui

perjuangan maha hebat untuk menaklukkan tangisan dan derita hatinya sebagai

seorang ibu (Djono Moi, 2004:41).

Dari keempat sikap Maria di atas, diharapkan menjadi bagian dalam kehidupan

umat dan bahkan sungguh-sungguh menjadi semangat hidup umat Kristiani dalam

menyikapi situasi jaman. Dengan bercermin kepada pola hidup Maria, umat di

lingkungan St. Ignatius Cokrodiningratan, dari hari-ke hari dapat memetik pelajaran

bahwa sikap yang perlu dibangun adalah sikap pasrah, setia dan mau kembali kepada

Allah manakala mulai terbawa arus.

Arus globalisasi yang saat ini mengancam seluruh umat manusia perlu segera

disikapi dengan bijak. Tuntutan pasar, berbagai persoalan ekonomi, pendidikan,

politik, hubungan antar umat beriman dan lain sebagainya sekurang-kurangnya telah

mengikis iman orang-orang yang sebelumnya memiliki iman akan Allah. Lari dari

imannya sendiri merupakan fenomena yang tidak asing bagi kita. Misalnya karena

pasangan hidup beragama lain dan orang itu mau menikah, akhirnya demi

mempertahankan hubungannya, iman Kristianinya ditinggalkan atau ada juga kasus

karena kurangnya biaya pendidikan sekonyong-konyong lari dari Gereja Katolik dan

pindah gereja atau bahkan pindah agama. Masih banyak contoh-contoh

ketidaksetiaan manusia terhadap imannya sendiri. Dengan kata lain semangat jemaat

saat ini adalah terlalu mendewakan paradigma pilihan, bahwa beragama adalah

Page 83: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

83

pilihan dan bukan panggilan Allah. Akhirnya sakralitas dari agama dan iman itu

sendiri menjadi luntur dan orang mulai tidak respek lagi.

Dalam situasi yang demikian keteladanan Maria sungguh-sungguh dapat

menjadi sumber inspirasi bagi jemaat kristiani untuk tetap setia bertekun dalam doa,

berserah diri dan rendah hati di hadapan Allah meskipun tantangan dan cobaan

datang silih berganti.

Page 84: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

BAB IV

USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT DENGAN MODEL SHARED

CHRISTIAN PRAXIS BAGI UMAT DI LINGKUNGAN ST. IGNATIUS

LOYOLA, COKRODININGRATAN, PAROKI JETIS

Pada bab ini penulis mengusulkan program Katekese Umat dengan model

Shared Christian Praxis (SCP) guna meningkatkan kualitas hidup beriman umat di

lingkungan St. Ignatius Loyola, Cokrodiningratan. Berkaitan dengan itu, pembahasan

bab III dibagi menjadi dua bagian besar, yakni: pertama tentang katekese umat

dengan model Share Christian Praxis (SCP) dan program katekese dan salah satu

contoh bentuk pertemuan katekese umat dengan model SCP. Untuk lebih jelas

berikut ini adalah penjabarannya.

Katekese Umat dengan Model Share Christian Praxis (SCP)

Dalam penjabaran sub bab pertama, penulis akan memaparkan dua point

pokok, antara lain: pertama Katekese Umat (KU) yang meliputi: arti makna, peserta,

pendamping, tujuan, proses dan keunggulan Katekese Umat; kedua Model SCP yang

dalam Katekese, yang meliputi: pengertian dan langkah-langkah proses katekese.

1. Katekese Umat (KU)

a. Arti makna Katekese Umat

Dalam buku yang berjudul “Katekese Umat”, Pater Yosef Lalu (2005: 63)

memaparkan arti makna Katekese Umat (KU) secara sistematis. Beliau memaparkan

Page 85: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

85

bahwa KU selalu mengalami perkembangan dalam prakteknya di lapangan.

Perkembangan ini disebabkan karena tinjauan terhadap KU sendiri bermacam-

macam. Dalam hal ini, sekurang-kurangnya ada tiga aspek yang dapat ditinjau dalam

KU, antara lain aspek antropologis, sosiologis dan teologis. KU dapat ditinjau dari

aspek antropologis hasilnya adalah bahwa KU diartikan atau dimaknai sebagai

musyawarah iman. Adapun alasan mengapa KU disebut sebagai musyawarah iman

adalah kerena antara kegiatan musyawarah dengan katekese memiliki persamaan dari

segi prosesnya.

Umat Kristiani, terutama di negara Indonesia, sangat familiar dengan istilah

musyawarah. Seperti yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada

umumnya, sekurang-kurangnya ada tiga langkah pokok dalam proses musyawarah.

Langkah pokok yang pertama adalah melihat dan mendalami persoalan atau

kebutuhan. Pada langkah pertama ini, peserta musyawarah yang dipimpin oleh

seorang moderator atau fasilitator mengajukan suatu persoalan dan melihat sebab

akibatnya atau suatu kebutuhan kemudian dipikirkan untung ruginya. Dengan kata

lain, langkah ini disebut langkah atau tahap melihat dan mendalami (menganalisa)

situasi. Sedangkan pada langkah yang kedua, peserta musyawarah diajak untuk

menimba kebijaksanaan dari tradisi atau adat kebiasaan masyarakat setempat. Pada

langkah kedua ini, setelah persoalan atau kebutuhan hidup masyarakat dilihat dan

didalami, selanjutnya peserta musyawarah mencoba mencari petunjuk-petunjuk yang

tepat dari tradisi atau adat kebiasaan masyarakat setempat.

Biasanya yang dijadikan sebagai petunjuk adalah kata-kata kunci dan mytos-

mytos yang mempunyai daya meyakinkan karena dianggap memiliki nilai

kebijaksanaan, falsafah hidup dan bahkan teologi dari suku atau bangsa yang

Page 86: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

86

bersangkutan. Pada langkah ketiga, peserta diajak untuk menentukan suatu aksi

konkret yang dapat dilakukan guna menjawab persoalan dan kebutuhan yang sedang

dihadapi oleh warga masyarakat. KU adalah hasil inkulturasi terhadap musyawarah

masyarakat kita sendiri. Hanya saja, perbedaannya terletak pada dimensinya.

Musyawarah lebih berdimensi budaya sedangkan KU berdimensi Injili.

KU dapat ditinjau juga dari aspek sosiologis. Hasilnya adalah bahwa katekese

Umat merupakan analisa sosial dalan terang Injil. Katekese pada hakekatnya tidak

bisa lepas dari kehidupan sosial umat. Mengapa? Karena apa yang dibicarakan dalam

katekese adalah hidup beriman umat sendiri yang bergulat dalam sebuah realitas

sosial masyarakat. Ketika umat mengalami suatu ketidakadilan karena sistem yang

diberlakukan tidak memihak pada yang lemah, saat itulah dibutuhkan suatu pola

berpikir yang radikal dan mampu mengangkat persoalan yang menjadi penyebab

ketidakadilan itu. KU dapat menjadi media untuk menumbuhkan pola pikir baru

yang dapat membawa umat atau masyarakat pada suatu tatanan kehdiupan yang lebih

adil, makmur dan sejahtera. Pola berpikir yang dimaksud adalah pola pikir yang

menggunakan pendekatan Analisis Sosial (ANSOS).

Selama ini, katekese dengan model ANSOS sudah sering dilakukan. Dan

berdasarkan pengalaman, katekese dengan model ANSOS ini harus bersikap

konsisten kendati menghadapi sebuah sistem. Adapun proses KU yang menggunakan

pendekatan ANSOS dapat berurut sebagai berikut:

1). Melihat dan menyadari gejala ketidakadilan sosial yang ada

2). Mengelompokkan fenomena ketidakadilan itu

Page 87: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

87

3). Mencari akar dan akibat dari ketidakadilan tersebut

4). Merefleksikan dalam iman (Kitab Suci dan ajaran Gereja)

5). Merencanakan aksi, yang kemudian disusul dengan aksi

KU dapat juga ditinjau dari aspek teologis. Hasilnya adalah bahwa Katekese

Umat dapat dimaknai sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman antar

anggota jemaat. Ketika peserta Katekese Umat membagikan pengalaman imannya,

saat itulah sebenarnya mereka sedang memberikan kesaksian iman. Dan, melalui

kesaksian iman para peserta dapat saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman

masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna (Sumarno,

2005:9). Sebagai bentuk kesaksian iman, komunikasi atau tukar pengalaman antar

peserta tentunya harus berisi tentang kesaksian imannya akan Yesus Kristus. Dengan

kata lain, tidak semua pengalaman hidup sehari-hari dapat dikomunikasikan dalam

KU. Pengalaman bergaul dengan Yesus Kristus sehingga mampu membawa mereka

pada satu perubahan sikap kearah yang lebih baiklah yang dapat dijadikan sebagai

bahan komunikasi iman.

b. Peserta Katekese Umat

Ketika kita berbicara mengenai KU, berarti berbicara mengenai umat. Seperti

yang telah dirumuskan dalam PKKI II, bahwa:

...yang menjadi peserta atau yang berkatekese adalah umat, dalam arti semua orang beriman yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih memahami Kristus; Kristus menjadi pola hidup pribadi pun pola kehidupan kelompok; jadi seluruh umat baik yang berkumpul dalam

Page 88: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

88

kelompok basis, maupun di sekolah atau perguruan tinggi (Yosep Lalu, 2005: 69)

Dalam KU, umat dipandang sama derajatnya, tidak ada yang ditinggikan dan

direndahkan, semuanya adalah orang-orang yang perlu untuk dihargai dan

didengarkan. Semangat yang perlu dibangun oleh peserta katekese dalam proses KU

adalah semanagt setia kawan sebagai saudara seperjalanan menuju kepenuhan di

dalam Kristus. Sedangkan sikap yang perlu dimiliki oleh peserta adalah sikap mau

mendengarkan dan berani mengungkapkan setiap pengalaman iman yang dialami

sehingga suasana yang tercipta di tengah-tengah umat adalah suasana tobat.

c. Pendamping Katekese Umat

Dalam KU tidak digunakan istilah pemimpin tetapi pendamping iman.

Pendamping iman dalam hal ini memiliki tugas sebagai fasilitator yang membantu

umat agar dapat lebih mudah menemukan dan mengungkapkan pengalaman

imannya. Selain sebagai fasilitator, pendamping juga berperan sebagai pelayan yang

siap menciptakan suasana komunikatif, membangkitkan gairah supaya para peserta

berani berbicara secara terbuka.

Yang paling perlu untuk diperhatikan oleh seorang pendamping iman adalah

dalam berkatekese adalah bahwa ia tidak membawa diri sebagai pembesar yang

mengindoktrinasikan bawahannya dan juga tidak memberikan kesan bahwa dirinya

yang paling pandai dalam menyampaikan pengethauan atau padangan kepada para

peserta yang tidak tahu apa-apa mengenai iman Krsitiani. Sebaliknya, yang mesti

dilakukan oleh seorang pendamping iman adalah meneladani sikap Sang Guru, yakni

Yesus Kristus yang selalu bersikap mau melayani dengan tulus semua orang tanpa

kecuali.

Page 89: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

89

Untuk mendukung karyanya di tengah-tengah umat, seorang pendamping iman

perlu memiliki kemampuan yang lebih dibanding peserta katekese. Kemampuan itu

meliputi penguasaan pengetahuan iman, kemampuan menata kehidupan

(kepribadiannya) dan mampu memimpin sebuah pertemuan katekese secara terampil.

d. Tujuan Katekese Umat

Para katekis yang turut serta dalam PKKI II telah merumuskan tujuan Katekese

Umat sedemikian rupa. Inti seluruh tujuan yang dirumuskan dalam lima butir adalah

menolong para peserta untuk melihat dan memahami bahwa riwayat dan perjalnan

hidup mereka merupakan sebuah karya sejarah penyelematan dari Allah. Berikut ini

adalah rumusan dari kelima butir tujuan yang hendak dicapai melalui Katekese

Umat:

1). Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman

kita sehari-hari

2). Dan kita bertobat terus-menerus kepada Allah dan semakin menyadari

kehadiranNya dalam kenyataan hidup sehari-hari

3). Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan

cinta kasih dan semakin dikukuhkan hidup Kristiani kita

4). Pula kita semakin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin

mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta

5). Sehingga kita sanggup memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup

sehari-hari.

Dari rumusan kelima butir tujuan KU di atas kita dapat memahami bahwa

ketiga butir yang pertama lebih memperhatiakan peserta sendiri. Tujuan dari KU

adalah demi perkembangan peserta katekese (umat) sendiri. Umat menjadi sasaran

Page 90: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

90

utama KU. Sedangkan kedua yang terakhir lebih memperhatikan mengenai tugas

umat Kristiani sebagai angota Gereja. Selain bergerak dalam Gereja, umat Kristiani

juga diharapkan mampu terlibat dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat.

e. Proses dan keunggulan Katekese Umat

Untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan di atas, para peserta PKKI II

juga sepakat telah sepakat untuk memberikan semacam panduan proses KU bagi para

katekis di lapangan. Harapannya adalah dengan bantuan semcam itu, para katekis

mampu membudayakan KU dalam masing-masing komunitas umat beriman dari

yang besar sampai yang terkecil sekalipun, dari umat yang berada di kota sampai

yang berada di pedesaan terpencil. Katekese Umat mengikuti proses katekese umat

pada umumnya. Menurut PKKI II ada tiga langkah besar yang dapat dilakukan dalam

KU, yaitu:

1). Langkah pertama; mengamati dan menyadari suatu

fenomena tertentu dalam masyarakat yang diangkat sebagai tema katekese

Tema Katekese Umat diangkat dari situasi umat. Situasi konkrit ini bisa

merupakan persoalan masyarakat, misalnya: kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan,

bencana alam, tindak kriminal dan kebutuhan masyarakat (sandang, pangan, papan,

pendidikan). Situasi itu didalami dan dianalisis supaya dapat disadari secara utuh.

Katekese ini bertitik tolak dari situasi konkrit masyarakat karena Allah

bersabda bukan secara anonim saja, tetapi Allah menyapa manusia dalam situasi

kehidupannya yang konkrit, yakni manusia yang hidup dalam konteks sosio-budaya

tertentu.

Supaya dapat mendengarkan dan menghayati sabda Allah dengan baik, orang

perlu menghadirkan diri dalam konteks sosio-budaya di mana ia hidup. Ini berarti

Page 91: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

91

bahwa dalam katekese kontekstual umat perlu ditolong agar memiliki kepedulian

akan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya, mencoba memperoleh

gambaran tentang masalah-masalahnya.

Kepedulian akan masalah-masalah masyarakat merupakan titik tolak dari

katekese yang akan memacu umat untuk mendengarkan Allah yang berada di

tengahnya guna menyadari apa arti keselamatan, dan apa yang perlu dilakukan agar

dapat menghayati iman yang terlibat dalam masyarakat.

2). Langkah kedua; menyadari dan merefleksikan

situasi yang telah dianalisis dalam terang Sabda Allah

Situasi konkrit telah dialami dan dirasakan oleh masyarakat dengan berbagai

bentuknya. Hal itu sudah menjadi bagian dari hidup manusia yang tidak bisa

dipungkiri. Masyarakat/umat diarahkan untuk melihat semuanya itu dalam terang

Sabda Allah. Kitab Suci merupakan ungkapan tertulis sabda Allah itu yang

mempunyai peranan penting dalam katekese.

Dengan melalui Kitab Suci umat diajak untuk mendengarkan sabda Allah yang

bersabda kepada mereka di tengah masalah-masalah yang dihadapinya. Perikopa

Kitab Suci yang dipilih sekurang-kurangnya mendekati masalah-masalah yang

sedang dihadapi tersebut, agar sabda Allah sungguh menggema dalam hati sanubari

umat.

Umat perlu diberi kesempatan serta waktu untuk sungguh-sungguh

mendengarkan dan merenungkan sabda Allah. Melalui renungan itu umat diharapkan

menemukan dan memahami kepedulian Allah kepada umat dalam situasi yang

kurang menguntungkan, dengan kata lain diajak untuk mengerti, meresapkan

pandangan dan sikap Allah atas peristiwa-peristiwa yang dialami. Dengan demikian

Page 92: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

92

umat diajak untuk memikirkan apa arti keselamatan bagi masyarakat dan apa yang

perlu diperbuat agar keselamatan tersebut sungguh terjadi bagi kehidupan.

3). Langkah ketiga; memikirkan dan merencanakan

aksi untuk bertindak (historis dalam komunikasi kritis-kreatif)

Mengamati situasi dan merefleksikannya dalam terang sabda Allah bertujuan

supaya dapat menjadi lebih sadar akan panggilan sebagai orang beriman untuk

bertindak memperbaiki keadaan. Mungkin sabda Allah itu akan menegur umat

supaya bermetanoia, memberi inspirasi dan meneguhkan untuk berani bertindak,

maka pada tahap ini diharapkan peserta katekese membuat rencana-rencana dan

membulatkan tekad untuk bertindak. Memang, langkah ketiga ini sudah berada di

luar proses katekese itu, namun ini merupakan implementasi dari katekese, dan

katekese itu sebenarnya harus berujung pada tindakan atau aksi nyata. Berdasarkan

pengalaman praktek di lapangan dengan proses yang dijalani dengan setia, para

katekis mampu menemukan keunggulan dari KU. Sejauh ini ada empat keunggulan

KU yang dirasakan oleh para katekis, antara lain,

pertama: dengan KU, umat mendapat kesempatan untuk mengasah

kemampuannya dalam berpikir kritis, aktif berbicara dan turut berpartisipasi dalam

mengambil sebuah keputusan bersama. Dengan kata lain, KU mampu membuat

peserta menjadi umat Kristiani yang kreatif, kritis dan mampu membangun

kepercayaan diri dalam menghayati imannya akan Yesus Kristus. Umat merasa jadi

subjek yang memiliki daya untuk berkembang.

Kedua: karena dalam KU peserta selalu diajak untuk menerangi setiap

pengalaman hidup sehari-hari dengan terang Injili maka umat semakin sadar akan

cmpur tangan Allah dalam perjalanan hidupnya. Hal ini semakin menumbuhkan

harapan dalam diri umat bahwa dirinya tidak pernah berjuang sendiri di dunia ini,

Page 93: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

93

ada Allah yang selalu menyertainya. Dengan kata lain KU dapat menjadi sarana yang

strategis dan efektif dalam mengembangkan iman umat Kristiani.

Ketiga: karena roh dari KU terletak pada kagiatan komunikasi maka para

peserta dapat dikondisikan sedemikian rupa sehingga dengan terbiasa melakukan

komunikasi maka dengan sendirinya semangat untuk berkumpul, hidup dalam

persdekutuan iman semakin kuat dirasakan. Dan, jika hal ini telah tercapai maka

Bangunan Gerejapun akan semakin kokoh berdiri dalam setiap hati umat Kristiani

yang tergabung dalam suatu komunitas basis.

Keempat: dengan KU peserta diajak untuk mengkomunikasikan pengalaman-

pengalaman bermakna yang setiap hari selalu baru, hal ini mendorong gereja untuk

selalu berpikir secara kontekstual dan terbuka terhadap setiap perkembangan dunia.

Dengan demikian, orientasi Gereja tidak hanya pada dirinya sendiri melainkan pada

terbangunnya Kerajaan Allah di tengah dunia ini.

2. Pengertian Shared Cristian Praxis (SCP) dan langkah-langkahnya

dalam Katekese Umat

a. Pengertian Shared Cristian Praxis (SCP)

Istilah praxis dalam konteks katekese ini tidak hanya sekedar dalam arti

“praktek” (lawan dari teori) melainkan suatu tindakan yang sudah direfleksikan.

Dalam pengertian ini terkandung makna keterlibatan, perbuatan dan tujuan dari

hidup manusia yang secara sengaja dibuat atau dilakukan.

Istilah praxis lebih mengacu pada suatu pengertian bahwa setelah melalui

proses katekese umat, umat diharapkan mengalami suatu perubahan hidup kearah

yang lebih baik. Oleh karena itu maka dapat diketahui bahwa dalam istilah praxis

sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang coba dibentuk dalam setiap pribadi umat

Page 94: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

94

1. Matriks Program Katekese Umat Dengan Model SCP

Tema Umum : Belajar dari Kesetiaan Iman Maria guna Meningkatkan Kualitas Hidup Beriman Umat di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis-Yogyakarta

Tujuan Umum : 1. Semakin Memahami dan Memaknai Kesetiaan Iman Maria 2. Agar Bersama Peserta dapat Meneladani Kesetiaan Iman Maria dalam Meningkatkan Kualitas Hidup

Beriman. Peserta : Segenap Anggota Umat di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodinigratan Paroki Jetis-Yogyakarta

No Sub Tema Judul

Pertemuan Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Buku Sumber

1 Maria dalam Kitab Suci Perjanjian Baru

1. Maria dalam Injil Markus

1. Membantu jemaat Kristiani dalam memahami Markus

2. Membantu jemaat dalam memahami Maria dalam Markus

1. Keluarga Yesus: Mrk 3:31-35

2. Maria, Yakobus dan Yusuf : Mrk 15:40, 47; 61:1

-Ceramah

-Diskusi

-Teks KS.

Mrk.3:20-35 dan

Mrk15:40,47;61:1

Transparansi,

-Spidol,

- OHP

Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Tafsir Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Harun, Martin.

(1988). Maria dalam

Perjanjian Baru.

Obor. Jakarta

2. Maria dalam Injil Matius

1. Membantu Jemaat Kristiani dalam memahami Maria dalam kisah masa kanak-kanak Yesus

2. Membantu jemaat kristiani dalam memahami peranan Maria pada saat Yesus

1. Peranan Maria pada saat Yesus dikandung

(Matius 1:18-25) 2. Maria dalam masa karya

Yesus ( Matius 12:46-50)

-Dialog

-Interaktif,

- Ceramah

- Diskusi

-Laptop, LCD,

-Transparansi,

-Spidol,

- OHP

Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Tafsir Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Page 95: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

95

dikandung 3. Membantu jemaat Kristiani

dalam memahami Maria dalam masa karya Yesus (Mat 12:46-60; 13:53-58)

Harun Martin.

(1988). Maria dalam

Perjanjian Baru.

Obor. Jakarta

3. Maria dalam Injil Lukas

Membantu jemaat Kristiani dalam memahami Maria dalam komunitas Yerusalem

Maria dalam Komunitas Yerusalem (Matius 28:1-10)

- Dialog

- Interaktif,

- Ceramah

- Diskusi

- Laptop,

- LCD,

- Spidol,

- OHP

Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Tafsir Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Harun. 1988. Maria

dalam Perjanjian

Baru. Obor. Jakarta

4. Maria dalam Injil Yohanes

1. Membantu jemaat Kristiani dalam memahami peristiwa Kana

2. Membantu jemaat Kristiani dalam memaknai kehadiran Maria di kaki Salib (Yoh 1

1. Kekuatan permohonan Maria (Yoh 2:4)

2. Menfsirkan perikop Injil (Yoh 19: 25-27)

- Dialog

- Interaktif

- Ceramah

- Diskusi

- Laptop,

- LCD,

- Transparansi,

- Spidol,

- OHP

Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Tafsir Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Harun. 1988. Maria

dalam Perjanjian

Baru. Obor. Jakarta

2. Maria dalam Gereja

1. Peranan Santa Perawan Maria dalam Tata Penyelamatan

1. Membantu jemaat Kristiani untuk memahami Gambaran Maria sesuai dengan dogma yang diajarkan Gereja

2. Membantu jemaat Kristiani

1. Maria, Hawa Baru 2. Maria: Hamba Tuhan,

Miskin dan Hina Dina 3. Maria, Puteri Sion 4. Bersatu dengan Kristus

dalam karya

- Dialog

- Interaktif,

- Ceramah

- Diskusi

- Laptop,

- LCD,

- Transparansi,

- Spidol,

Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Tafsir Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Page 96: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

96

dalam memaknai keistimewaan Maria dalam Gereja

Penyelamatan, kebundaan Maria dan Maria diangkat ke Surga

- OHP Buku Dokumen

Kon.Vat.II,

Kristiyanto. 1987.

Maria dalam

Gereja. Kanisius.

Yogyakarta

2. Maria teladan kesetiaan iman yang penuh pasrah dalam menjawab panggilan Tuhan

Bersama peserta dapat menghayati iman, seperti Maria yang penuh dengan kepasrahan dalam menjawab panggilan Tuhan dalam hidup sehari-hari.

- Peristiwa panggilan Maria

- Relasi Maria terhadap panggilan Allah.

Penyerahan diri Maria yang telah saya hayati.

- Tanya jawab

- Sharing - Refleksi - informasi

Madah Bakti - KS PB. - Cerita - Teks lagu

KS. Perjanian Baru

Christiane 1988.

Kisah Maria

3. Menyelami Doa Salam Maria

1. Gereja mengajar tentang Doa Salam Maria

1. Membantu jemaat Kristiani dalam memahami Rumusan Resmi “Doa Salam Maria”

2. Membantu jemaat Kristiani dalam memaknai Salam Malaikat Gabriel kepada Maria

3. Membantu jemaat Kristiani dalam memaknai Pujian Elisabet kepada Maria

1. Bagian-bagian pokok doa Salam Maria

2. Khaire= Salam 3. Kekharitomene=yang

dikaruniai 4. Ho Kurios meta

sou=Tuhan beserta engkau

5. Eulogemene su en gunaiksin=diberkatilah engkau diantara perempuan.

6. Eulogemenos ho karpos tes koilias sou=diberkatilah buah kandungmu

7. Hagia Maria=Santa

- Dialog

- Interaktif,

- Ceramah

- Diskusi

-Laptop

- LCD

- Transparansi,

- Spidol,

- OHP

Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Tafsir Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Hendrik. 2002.

Menyelami Makna

Doa Salam Maria.

Yogyakarta: Pustaka

Nusatama.

Page 97: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

97

Maria 8. Meter Theou=Ibu

Tuhanku 9.Proseukhou huper hemon

a hamartolon=Perantara orang beriman dengan Yesus 10. Nun kai en te hora tou

thanatou hemon= Skarang dan pada waktu kematian kami.

2. Doa Rosario, apa dan bagaimana?

Membantu jemaat dalam memahami berbagai macam bentuk cara berdoa rosario

1. Sejarah Doa Rosario 2. Rosario Yesus 3. Kaplet Roh Kudus 4. Rosario Santa

Perawan Maria 5. Rosario Luka-Luka

Yesus 6. Koronka 7. Rosario Tujuh Duka

Maria 8. Rosario Tujuh

Sukacita Maria 9. Kaplet Santo Mikael 10. Kaplet Kanak-kanak

Yesus 11. Rosario Jalan Salib

- Dialog

Interaktif,

Ceramah

Diskusi

- Transparansi,

- Spidol,

- OHP,

- Macam-macam

bentuk doa

rosario

Kitab Suci

Perjanjian Baru,

Tafsir Kitab Suci

Perjanjian Baru.

Yon Lesek, (2005).

Rahasia Gelar-

gelar Maria.

Jakarta: Fidei Press

Daia. (2004).

Berdoa dengan 9

Ragam Rosario.

Yogyakarta:

Pustaka Nusatama

4. Maria dalam

1. Peka terhadap kehadiran

Peserta diajak untuk semakin peka terhadap

1. Mengasah kepekaan untuk menanggapai

-Bercerita - Cerita ”Percaya -Luk 1: 26-38,

Page 98: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

98

Hidup sehari-hari

Tuhan yang memberdayakan

kehadiran Tuhan yang memberdayakan dalam hidup sehari-hari sehingga semakin setia dan percaya kepadaNya

kehadiran Tuhan. 2. Pemberitahuan tentang

kelahiran Yesus Luk 1:26-38

-Sharing

-Informasi

-Refleksi

Kepada Tuhan”

- Madah Bakti.

Leks Stefan,

(2003). Tafsir Injil

Lukas. Yogyakarta:

Kanisius, Warkito,

DS; OSX.(1995).

Pelayanan Lewat

Kotbah.Yogyakarta

: Kanisius.

Warto, PJ.(1994).

111 Cerita dan

perumpamaan bagi

para pengkotbah

dan Guru.

Yogyakarta:

Kanisius.

Haring. Maria

dalam Hidup kita

sejhari-hari. Ende:

Nusa Indah.

Page 99: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

99

2. Kerendahan hati Maria merupakan teladan dalam mengikuti Yesus

Bersama peserta dapat menghayati kesetiaan Maria kepada Allah dengan bersikap taat, setia, mendengarkan sabda Tuhan dalam hidup sehari-hari

- Yoh 16:1-2 - Kesulitan-kesulitan yang

di hadapi. - Sikap yang perlu di ambil dalam menghadapi kesulitan.

- Tanya jawab

- Diskusi - Sharing - Informasi

-Madah Bakti -Gambar Maria dibawa salib -KS PB Cerita dan dilampirkan

Haring Maria

dalam hidup sehari.

Yoh. 16:1-2

Page 100: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

100

Kristiani, yakni aktivitas, refleksi dan kreatifitas. Aktivitas meliputi kegiatan mental

dan fisik, kesadaran, tindakan personal dan sosial, hidup pribadi dan publik yang

semuanya merupakan medan masa kini untuk perwujudan diri manusia.

Sedangkan, refleksi menekankan refleksi kritis terhadap tindakan historis

pribadi dan sosial dalam masa lampau, terhadap praxis pribadi dan kehidupan

bersama masyarakat serta terhadap “tradisi” dan “Visi” iman Kristiani sepanjang

sejarah. Dan, kreatifitas merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yang

menekankan sifat transenden manusia dalam dinamika menuju masa depan untuk

praxis baru.

Refleksi yang dimaksud adalah refleksi kritis. Refleksi kritis merupakan suatu

kegiatan manusia yang meliputi tiga unsur: akal budi kritis dalam mengevaluasi

masa sekarang yaitu mengerti apa yang nyata dalam masa kini, ingatan kritis dalam

menyingkap masa lalu dalam masa sekarang meliputi daya ingatan untuk

mengaktifkan masa lampau dengan mengingat apa yang terjadi dalam tindakan dan

memberi arti tindakan itu secara pribadi dan sosial dan imaginasi kreatif untuk

menghadapi masa depan dalam masa sekarang yaitu menatap ke depan berdasarkan

pengalaman masa lampau.

Harapan masa depan justru menjadi ungkapan harapan atas dasar yang nyata

dari masa lampau. Melalui katekese dengan model SCP ini, setiap praksis yang telah

dialami dan yang telah direfleksikan secara kritis selanjutnya di-share-kan atau

didialogkan bersama dengan para peserta yang lain. Bagian ini lebih dikenal dengan

istilah sharing dialog. Dalam sharing dialog bukan hanya dalam arti bahwa peserta

harus omong terus menerus dan bergantian dalam suatu pertemuan melainkan para

peserta sungguh-sungguh berbagi rasa, pengalaman, pengetahuan serta saling

mendengarkan pengalaman orang lain. Dialog dimulai dari diri sendiri dan

Page 101: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

101

diungkapkan selaras dengan pengalamannya sendiri dalam suasana penuh

persaudaraan dan cinta kasih. Adapun syarat yang perlu diperhatikan antara lain:

cinta akan dunia dan manusia yang menjadi dasar berkomunikasi, sikap kerendahan

hati mau menerima dan memberi pengalaman pribadi, pengalaman iman yang

mendalam yang melibatkan kepercayaan pada manusia lain dengan jujur dan terbuka,

suasana yang mendorong peserta katekese untuk memiliki pengharapan akan

kekuatan Allah dan dukungan dari sesama. Bijaksana terhadap apa yang mau

disharingkan dan yang diterima dari hasil sharing dari orang lain. Sharing terjadi

bukan hanya dialog antara peserta saja tetapi diharapkan antara peserta dengan

Tuhan. Pemaknaan dari setiap setiap pengalaman yang telah disharingkan dan

didialogkan tersebut selanjutnya dilakukan berdasarkan terang tradisi iman Kristiani.

Tradisi itu sendiri merupakan seluruh pengalaman iman umat dalam bentuk

apapun yang sudah terungkap dan yang sudah dibakukan oleh Gereja dalam rangka

menanggapi perwahyuan Allah di dunia ini. Tradisi Gereja meliputi seluruh corak

kehidupan Kristiani, Kitab Suci, ajaran Gereja resmi, interpretasi/tafsir, penelitian

para teolog, ibadat, sakramen, simbol, ritus dan lain sebagainya.

Di dalam tradisi Kristiani terkandung suatu visi yang hendak dicapai bersama

oleh seluruh anggota Gereja semesta. Visi dalam Gereja sebetulnya tidak bisa

dilepaskan dari Tradisi, karena Visi merupakan suatu kenyataan hadirnya

manivestasi konkrit dari isi Tradisi. Jadi Visi merupakan manifestasi konkrit dari

jawaban manusia terhadap janji Allah yang terwujudkan dalam sejarah atau tradisi.

Di sini visi Kristiani merupakan kritik atas praksis perbuatannya masa kini, dan

yang menjadi ukuran keberimanan manusia serta yang senantiasa terbuka akan masa

depan. Melalui konfrontasi antara pengalaman sehari-ahri peserta dengan visi

Krsitiani, sebenarnya peserta diajak untuk melakukan suatu interpretasi terhadap

Page 102: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

102

keduanya, sehingga keduanya dapat saling memberikan makna bagi perkembangan

hidup beriman umat Krsitiani. Interpretasi berarti memperjelas, menafsirkan

mengkritik teks dari Tradisi sejauh diungkapkan para ahli dalam rangka

membimbing umat guna menemukan kehendak Allah bagi umat dalam hidupnya

sehari-hari sehingga umat mampu membedakan dan menegaskan kehendak Allah

dalam setiap langkah konkritnya.

b. Langkah-langkah dalam proses Katekese dengan Model SCP

Untuk memahami langkah-langkah katekese dengan model SCP, penulis

terinspirasi oleh gagasan Groome (Sumarno, 2006:..). Dalam gagasan tersebut,

Sumarno menguraikan lima langkah pokok dalam katekese dengan model SCP,

yakni:

1). Langkah 0 (Awal) : Pemusatan Aktivitas

Pada langkah 0 atau langkah awal pendamping katekese mendorong umat

(subyek utama) menemukan topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan konkret

yang selanjutnya menjadi tema dasar pertemuan. Dengan demikian tema dasar

sungguh-sungguh mencerminkan pokok-pokok hidup, keprihatinan, permasalahan,

dan kebutuhan mereka. Dengan kata lain, langkah ini benar-benar mengajak peserta

untuk melakukan pemusatan aktivitas apa yang hendak dibicarakan dalam pertemuan

katekese ini. Pemusatan Aktivitas yang dimaksud adalah mengungkapkan keyakinan

bahwa Allah senantiasa aktif mewahyukan diri dan kehendak-Nya di tengah

kehidupan manusia. Melalui refleksi, sejarah hidup manusia dapat menjadi medan

perjumpaan antara pewahyuan Allah dan tanggapan manusia terhadap-Nya. Untuk

memfasilitasi peserta, para pendamping iman atau ketekis dapat menggunakan

berbagai sarana yang dapat membantu peserta untuk menemukan kembali

Page 103: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

103

pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari yang akan dibicarakan dalam pertemuan

katekese. Adapun macam-macam sarana yang dapat digunakan adalah antara lain:

simbol, keyakinan, cerita, bahasa foto, poster, video, kaset suara, film, telenovela dan

lain-lain. Yang perlu diperhatikan oleh katekis adalah bagaimana memilih sarana

yang cocok agar dalam langkah ini peserta terbantu untuk menemukan dan memilih

tema dasar pertemuan. Tema dasar hendaknya sungguh-sungguh mendorong peserta

untuk terlibat aktif dalam pertemuan dan konsisten dengan model “Shared Christian

Praxis” yang menekankan partisipasi dan dialog serta tidak bertentangan dengan

iman kristiani.

2). Langkah I: Pengungkapan pengalaman hidup faktual

Pada langkah pertama ini, katekis sebagai pendamping pertemuan mengajak

para peserta untuk menindaklanjuti apa yang telah dipersiapkan pada langkah 0 di

atas. Berdasarkan tema dasar, langkah ini membantu peserta untuk mengungkapkan

pengalaman hidup faktual.

Katekis mengundang peserta untuk mengungkapkan pengalaman masing-

masing atau permasalahan (sosekbud) yang sedang dihadapi bersama-sama, tentunya

yang sesuai dengan tema dasar yang telah disepakati bersama. Biasanya cara yang

dipakai adalah sharing.

Peserta membagikan (to share) pengalaman hidup yang sungguh-sungguh

dialami dan tidak boleh ditanggapi sebagai suatu laporan. Dalam dialog ini peserta

boleh diam, karena diam pun merupakan salah satu cara berdialog. Diam tidak sama

dengan tidak terlibat. Adapun bentuk share-nya dapat bermacam-macam: dalam

bentuk lambang, tarian, nyanyian, puisi, pantomim, dan sebagainya. Yang penting,

bentuk itu bisa dimengerti oleh peserta lain dan betul-betul mengungkapkan

pengalaman hidup faktual. Dalam hal ini peran dan tanggung jawab pendamping

Page 104: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

104

katekese pertama-tama adalah sebagai fasilitator yang menciptakan suasana

pertemuan menjadi hangat dan mendukung peserta untuk membagikan praxis

hidupnya berkaitan dengan tema dasar. Kalau peserta banyak, sebaiknya dibagi

dalam kelompok-kelompok kecil; Kedua, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang

jelas, terarah, tidak menyinggung harga diri seseorang, sesuai dengan latar belakang

peserta, bersifat terbuka dan obyektif, misalnya: gambarkan atau lukiskan, atau

ceritakan apa yang Anda temui, lihat, dengar, dan lakukan.

3). Langkah II: Refleksi kritis atas sharing pengalaman hidup faktual

Pada langkah kedua ini, katekis mengajak peserta katekese untuk

memperdalam pengalaman hidup yang telah di-share-kan pada langkah pertama

sampai pada kesadaran kritis. Hal-hal yang perlu diperdalam pada kesempatan ini

adalah pertama: pemahaman kritis dan sosial, baik pribadi maupun bersama serta

pengalaman hidup yang telah dibentuk oleh sistem sosial yang hidup dalam

masyarakat ynag saling berhubungan. Kedua; kenangan analisis dan sosial, yang

meliputi penekanan terhadap sejarah hidup peserta, pranata-pranata sosial yang

saling membentuk dan mempengaruhi cara hidup peserta serta masyarakatnya.

Ketiga; imaginasi kreatif dan sosial, yang meliputi: konsekuensi dan tanggung jawab

atas tindakan yang telah dilakukan oleh masing-masing pribadi, kesadaran

keterlibatan dan solidaritas sosial.

Dalam langkah memperdalam pengalaman ini, seorang katekis memiliki

tanggung jawab sebagai: pertama; penciptaan suasana pertemuan yang menghormati

dan mendukung setiap gagasan serta sumbang saran peserta. Kedua, mengundang

refleksi kritis setiap peserta; Ketiga, mendorong peserta supaya mengadakan dialog

dan penegasan bersama yang bertujuan memperdalam, menguji pemahaman,

kenangan, dan imaginasi peserta; Keempat, mengajak setiap peserta untuk berbicara

Page 105: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

105

tapi tidak memaksa; Kelima, menggunakan pertanyaan yang menggali tidak

menginterogasi dan mengganggu harga diri dan apa yang dirahasiakan peserta;

Keenam, menyadari kondisi peserta, lebih-lebih mereka yang tidak biasa melakukan

refleksi kritis terhadap pengalaman hidupnya.

4). Langkah III: Mengusahakan supaya tradisi dan visi Kristiani lebih terjangkau

Langkah ketiga merupakan langkah yang paling pokok karena pada langkah ini

peserta diajak oleh pendamping untuk mampu mengkomunikasikan nilai-nilai

Tradisi dan visi Kristiani dengan pengalaman hidupnya sehingga pengalaman

tersebut lebih bermakna Injili. Dalam hal ini, katekis memiliki tugas yang cukup

penting, yakni mengangkat tradisi dan visi Kristiani ke tengah-tengah umat atau

peserta katekese. Katekis mengungkapkan pewahyuan dan kehendak Allah yang

memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus Kristus serta mengungkapkan

tanggapan manusia atas pewahyuan tersebut. Adapun sifat pewahyuan ilahi yang

perlu diangkat oleh katekis adalah dialogal, menyejarah, dan normatif, seperti

terungkap dalam Kitab Suci, dogma, pengajaran Gereja, liturgi, spiritualitas, devosi,

seni dalam Gereja, kepemimpinan, dan kehidupan jemaat beriman.

Walaupun bersifat normatif sedapat mungkin disampaikan secara aktual dan

relevan sesuai dengan kebutuhan peserta dengan cara menafsirkannya. Berkaitan

dengan hal itu, ketekis bertugas untuk menafsirkan Kitab Suci. Adapun sikap dari

katekis pada saat menafsirkan Kitab Suci adalah pertama; menghormati Tradisi dan

visi Kristiani sebagai yang otentik dan normatif; Kedua, cara dan isi tafsiran

bertujuan memberi informasi dan membantu peserta agar nilai-nilai Tradisi dan visi

Kristiani menjadi miliknya. Ketiga, menggunakan metode yang tepat. Pembimbing

bisa menggunakan metode kuliah, diskusi kelompok, memanfaatkan produk-produk

audio-visual atau media murah. Keempat, bersikap tidak mendikte tetapi mengantar

Page 106: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

106

peserta ke tingkat kesadaran; tidak mengulang-ulang rumusan; tidak bersikap sebagai

“guru”, adakalanya bersikap sebagai “murid” yang siap belajar. Kelima, tafsiran dari

pembimbing mengikutsertakan kesaksian iman, harapan, dan hidupnya sendiri;

Keenam, harus membuat persiapan yang matang dan studi sendiri.

5). Langkah IV : Interpretasi/tafsir dialektis antara tradisi dan visi kristiani dengan

tradisi dan visi peserta.

Pada langkah kempat, katekis mengajak peserta menemukan bagi dirinya

sendiri nilai hidup yang hendak digarisbawahi, sikap-sikap pribadi yang picik yang

hendak dihilangkan, dan nilai-nilai baru yang hendak diperkembangkan berdasar

nilai Tradisi dan visi kristiani. Dengan kata lain peserta didorong untuk

mengintegrasikan nilai-nilai hidup mereka ke dalam Tradisi dan visi kristiani dan

mempersonalisasikan serta memperkaya dinamika Tradisi dan visi kristiani dengan

pengalaman hidup mereka masing-masing.

Katekis bersama dengan para peserta mendialogkan hasil pengolahan mereka

pada langkah pertama dan kedua dengan isi pokok langkah ketiga. Mereka bertanya,

bagaimana nilai-nilai Tradisi dan visi kristiani meneguhkan, mengkritik atau

mempertanyakan, dan mengundang mereka untuk melangkah pada kehidupan yang

lebih baik dengan semangat, nilai, dan iman yang baru demi terwujudnya Kerajaan

Allah. Sebenarnya apa yang diailogkan oleh peserta? Yang didialogkan oleh peserta

adalah perasaan, sikap, intuisi, persepsi, evaluasi, dan penegasannya yang

menyatakan kebenaran, nilai, serta kesadaran yang diyakini. Adapun cara berdialog

peserta adalah dengan tulisan, penjelasan, simbol, atau ekspresi artistik, dsb.

Cara ini bukan berarti tanpa kendala, beberapa hal perlu dihindari dan ini

adalah tugas dari pendamping yang perluy memiliki kejelian dalam memandu. Hal-

hal yang perlu dihindari adalah antara lain subyektivisme dan obyektivisme.

Page 107: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

107

Subyektivisme yang dimaksud adalah bahwa pendapat peserta dipandang sebagai

yang paling benar; sedangkan obyektivisme yang dimaksud dalam hal ini adalah

bahwa tafsiran pembimbing sebagai kebenaran satu-satunya.

Dalam menyikapi kedua hal ini, seorang katekis perlu : pertama; menghormati

kebebasan dan hasil penegasan peserta, termasuk peserta yang menolak tafsiran

pembimbing; kedua, meyakinkan peserta bahwa mereka mampu mempertemukan

nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai Tradisi dan visi Kristiani;

ketiga, mendorong peserta untuk merubah sikap dan pendengar pasif menjadi pihak

yang aktif; keempat, menyadari bahwa tafsiran pembimbing bukan kata mati;

kelima, mendengar dengan hati tanggapan, pendapat, dan pemikiran peserta.

6). Langkah V: Keterlibatan baru demi makin

terwujudnya Kerajaan Allah di dunia ini

Pada langkah yang terakhir ini, pendamping katekese mengajak peserta agar

sampai pada keputusan praktis yang dipahami sebagai tanggapan jemaat terhadap

pewahyuan Allah yang terus berlangsung di dalam sejarah kehidupan manusia dalam

kontinuitasnya dengan Tradisi Gereja sepanjang sejarah dan visi kristiani. Dengan

kata lain, peserta diajak untuk memiliki keprihatinan terhadap realitas sosial sehingga

semakin terdorong untuk semakin terlibat dan mengusahakan metanoia dalam

kehidupan sehari-hari di masyarakat. Harapanya adalah peserta mampu mengambil

keputusan ke arah yang lebih baik dan tentu saja meskipun masing-masing peserta

memiliki fokus perhatian dan kebutuhan yang berbeda tetapi arahnya tetap sama,

yakni demi kebaikan bersama.

Dalam hal peran pendamping: pertama, membantu peserta untuk menyadari

hakikat praktis, inovatif, dan transformatif dari langkah ini; kedua, merumuskan

pertanyaan-pertanyaan operasional yang membantu ke arah itu; ketiga, menekankan

Page 108: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

108

sikap optimis yang realistis pada peserta; keempat, pembimbing dapat merangkum

hasil langkah pertama sampai keempat, supaya dapat lebih membantu peserta;

kelima, mengusahakan supaya peserta sampai pada keputusan pribadi dan bersama;

keenam, sebagai penutup peserta diajak merayakan liturgi sederhana untuk

mendoakan keputusan.

B. Usulan Program Katekese Umat dengan Model SCP

Dalam mengaplikasikan ide atau gagasan yang telah dikemukakan dalam bab-

bab sebelumnya, yakni mengenai Kesetiaan Iman Maria yang dapat menjadi sumber

inspirasi bagi usaha meningkatkan kualitas hidup beriman umat di lingkungan St.

Ignatius Loyola Cokrodiningratan, berikut ini penulis akan mengusulkan program

Katekese yang khusus bertemakan Maria.

Selain sebagai bentuk aplikasi, pada bagian ini juga merupakan suatu usaha

dari penulis dalam membantu anggota umat untuk belajar lebih dalam tentang Maria.

Untuk membantu mengembangkan iman umat di lingkungan St. Ignatius

Cokrodiningratan perlu suatu program yang tersusun secara sistematis, teratur dan

berkala. Mengingat bahwa pengembangan iman ini sangat penting maka yang perlu

diperhatikan adalah: sasaran program, isi dan pemilihan model dalam katekese.

Adapun yang menjadi sasaran dari program adalah umat di lingkungan St. Ignatius

Loyola Cokrodiningratan Yogyakarta. Adapun alasan mengapa sasaran ini dipilih

adalah berdasarkan hasil penelitian, penulis melihat bahwa kesempatan untuk belajar

tentang kesetiaan iman Maria umat di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan seperti yang diusulkan oleh penulis masih kurang sehingga tidak

sedikit umat yang belum memahami kesetiaan Maria walaupun dalam kenyataan

mereka sudah melaksanakaannya tetapi ketika ditanya tentang Maria oleh orang lain

mereka tidak bisa memberikan jawaban yang memadai.

Page 109: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

109

Sedangkan isi program adalah pemahaman dan keteladanan kesetiaan Maria

baik yang dikisahkan dalam Kitab Suci maupun yang dialami oleh umat. Dengan

belajar dari pengalaman umat mengenai kesetiaan iman Maria, penulis berharap

program ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan iman

umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan.

Dalam hal ini Penyusunan program katekese mempunyai peranan yang penting

karena program adalah suatu rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang

akan dijalankan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988:702). Dalam hubungan

dengan meningkatkan kualitas beriman program berarti prosedur yang dijadikan

landasan untuk menentukan isi dan urutan acara yang akan dilaksanakan. Supaya

usulan penulis ini dapat dipahami lebih jelas, berikut ini adalah matrik program

Pendalaman Iman dan satu contoh bentuk persiapan pertemuannya.

Page 110: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

110

1. Contoh Persiapan Katekese Umat dengan Model SCP

A. Identitas

1. Judul Pertemuan : Peka terhadap kehadiran Tuhan yang memberdayakan

2. Tujuan : Peserta diajak untuk semakin peka terhadap kehadiran

Tuhan yang memberdayakan dalam hidup sehari-hari,

sehingga semakin setia dan percaya kepadaNya.

3. Peserta : Umat lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan.

4. Tempat : Salah satu rumah keluarga

5. Waktu : Pukul 19.30- 21.00 WIB

6. Metode :- Bercerita

- Sharing pengalaman

- Tanya jawab

- Diskusi

- Refleksi

7. Model : Shared Christian Praxis

8. Sarana : Buku Madah Bakti, No.541, Salam Maria. No. 538.

Perawan pilihan Allah; teks Cerita “Percaya Kepada Allah”,

Teks Injil Lukas 1:26-38

9. Sumber Bahan : Injil Lukas 1:26-38, Leks, S. 2003. Tafsir Injil Lukas.

Yogyakarta: Kanisius; Wharton, PJ.1994. 111 Cerita & Perumpamaan bagi

para Pengkhotbah dan Guru. Yogyakarta: Kanisius.

B. Pemikiran Dasar

Tidak mudah bagi seseorang untuk peka terhadap kehadiran Tuhan. Apalagi

dalam peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi dalam hidup baik di tengah keluarga

Page 111: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

111

atau di lingkungan masyarakat. Sebagai contoh, apabila dalam keluarga kita

suasananya rukun dan semua orang yang ada di dalamnya merasa betah dan bahagia,

saling melayani satu sama lain, sebenarnya disitulah Tuhan menghadirkan diri. Kita

beranggapan bahwa Tuhan hadir dalam hidup kita melalaui peristiwa-peristiwa yang

istimewa dan luar biasa dan itu membawa pengaruh yang luar biasa pula dalam hidup

kita.

Sebenarnya Tuhan hadir dalam hidup kita tanpa dapat kita duga. Bahkan Ia

datang seperti pencuri yang tidak kita ketahui kapan datangnya. Dalam Injil Luk 1:

26-38, Maria kedatangan tamu, yaitu Malaikat Gabriel. Malaikat itu diutus oleh

Tuhan, datang membawa warta kepada Maria, bahwa Maria akan mengandung.

Warta tersebut meskipun kelihatan menyenangkan, namun penuh resiko.

Maka dijelaskan kepada Maria “jangan takut” sebab Allah sendirilah yang

berkenan. Maria mencoba mengelak. Namun sekali lagi ditegaskan kepada Maria

bahwa Allah akan menyertainya, maka Maria menjadi percaya dan bersedia. Maria

melihat bahwa apa yang mustahil di mata manusia, merupakan hal yang biasa bagi

Allah.

Maria berani menanggapi sapaan Tuhan yang hadir melalui malaikat Gabriel,

karena ia yakin bahwa apa yang baik bagi Tuhan adalah baik juga bagi dirinya. Sikap

Maria ini adalah sikap seorang yang sungguh peka akan kehadiran Tuhan dan rendah

hati mau menerimanya, sehingga mempercayakan seluruh hidupnya ke tangan

Tuhan. Maka dalam pertemuan kali ini, kita berharap agar semakin peka terhadap

kehadiran Tuhan dan rendah hati pula untuk menerima kehendak Allah. Selain itu

kita juga percaya, bahwa Ia pasti memberikan yang terbaik bagi kita.

Dengan menyadari atau peka terhadap kehadiran Tuhan terlebih dalam hidup

kita di tengah keluarga. Maupun masyarakat, melalui kehadiran, kebersamaan, dan

Page 112: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

112

kerukunan dengan sesama dan lain sebagainya. Kita boleh percaya bahwa Tuhan

selalu hadir, menyertai, dan melindungi perjalanan kita sehari-hari. Dalam segala hal

terlebih dalam pengalaman kecil dan sederhana kita diharapkan peka terhadap

kehadiran Tuhan.

Dengan bercermin dan meneladani Bunda Maria, ibu Tuhan sendiri, sikap dan

semangat itu diharapkansemakin tumbuh dan mewarnai seluruh hidup kita baik

dalam keadaan suka maupun duka. Tuhan hadir bukan hanya peristiwa yang

menyenangkan, melainkan juga melalui peristiwa-peristiwa yang sudah sering kita

alami dan kita anggap sebagai hal biasa-biasa saja dalam hidup kita.

C. Pengembangan langkah-langkah

1. Pengantar

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada

malam hari ini kita bertemu kembali sebagai satu keluarga dalam Kristus. Kita

sebagai manusia dihargai dan dipilih oleh Allah untuk ikut ambil bagian dalam

sejarah keselamatan. Namun, seringkali kita kurang menyadari bahwa manusia

yang sungguh berharga di hadapan Allah.

Dalam hidup sehari-hari kita kurang peka terhadap kehadiran Tuhan, sehingga,

membuat kita kurang percaya kepadaNya. Untuk mengawali pertemuan ini marilah

kita menyanyikan lagu pembukaan.

2. Lagu pembukaan

Madah Bakti No.541 “ Salam Maria”. (Lih. Lamp. 1)

3. Doa Pembukaan

Allah Bapa yang Maha baik, kami mengucapkan syukur dan terimakasih

kepada-Mu atas anugerah dan cinta kasihMu yang selalu Engkau curahkan setiap

Page 113: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

113

saat kepada kami. Pada saat ini kami ingin bersama-sama menggali dan mendalami

serta merefleksikan pengalaman kami dalam terang sabdaMu tentang sikap peka

terhadap kehadiranMu dalam hidup kami, karena kami sungguh percaya pada

kehendak-Mu atas diri kami masing-masing. Dengan meneladani sikap iman bunda

Maria, ya Tuhan, kami mohon kepadaMu agar selalu memberi semangat dan

kekuatan sehingga kami semakin mampu menyadari kehadiranMu dalam hidup

kami dan melaksanakan sabdaMu sebagai wujud konkrit kepercayaan kami

kepadaMu. Demi Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.

4. Langkah I : Pengungkapan pengalaman hidup faktual

a. Membagikan teks cerita “Percaya Kepada Allah” kepada peserta.

b. Pendamping memberikan kesempatan kepada peserta membaca dan

mempelajarinya sendiri.

c. Pendamping meminta seorang peserta menceritakan kembali dengan kata-kata

sendiri isi pokok dari cerita “Percaya kepada Allah”.

d. Pengungkapan pengalaman : peserta diajak mendalami cerita dengan tuntunan

pertanyaan-pertanyaan :

1) Apakah pengkhotbah peka terhadap kehadiran Allah dalam cerita tadi?

2) Ceritakanlah pengalaman bapak/ibu, ketika mengalami bahwa Tuhan hadir

dalam hidup sehari-hari dan bagaimana menanggapi Kehadiran Tuhan dalam

hidup?

Percaya kepada Allah

Suatu ketika ada banjir besar melanda suatu daerah dan seorang pengkhotbah berenang ke tempat yang dalam untuk menolong siapa saja sedapat mungkin. Air naik sampai ke pinggangnya dan masih naik juga ketika dia menolong seorang lelaki

Page 114: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

114

dan wanita yang terluka. Sebuah sampan datang mendekat dan salah seorang berkata kepada Pengkhotbah itu. “biarlah saya menyelamatkan engkau” pengkhotbah itu berkata, “Ambil dua orang ini Allah akan menyelamatkan saya.” Sampan kedua itupun menjauhi dia. Air naik sampai di dagunya sementara dia berjuang untuk menyelamatkan seorang ibu dan dua anaknya. Sampan lain datang mendekat dan seorang dalam sampan itu berkata, “ Mari, biar saya menyelamatkan engkau.” Pengkhotbah itu berkata lagi, “Selamatkanlah orang-orang malang ini. Allah akan menyelamatkan saya.” Sampan yang kedua itupun menjauhi dia dengan memuat orang lain. Akhirnya air sampai ke kepala pengkhotbah dan dia tenggelam. Tetapi dia menemukan dirinya berada di gerbang mutiara dan Santo Petrus menuntun dia maju ke depan Allah yang mahakuasa. Pengkotbah itu mengatakan, “Tuhan, saya selalu menjalani hidup yang baik, memberi makan kepada yang lapar, menolong para tunawisma, seringkali berdoa, dan mengantar banyak orang untuk percaya kepadaMu. Katakanlah kepadaku, mengapa engkau tidak menolong aku ketika aku berada di tengah banjir itu ?” Tuhan menjawab,”Jangan mempersalahkan aku. Aku telah berbuat segala sesuatu untuk menolong engkau. Bukankah Aku mengirim dua sampan untuk engkau?”

e. Rangkuman

Dalam cerita tadi seorang pengkhotbah mempunyai niat baik dengan menolong

orang-orang yang kesulitan karena sedang dilanda banjir. Ada beberapa orang yang

berhasil ia selamatkan. Sementara ia sibuk menolong orang lain, air terus saja naik

tanpa dapat dibendung. Di sela-sela kesibukannya itu ada dua buah sampan yang

datang mendekat untuk menolong dia. Namun, ia tidak mau mendahulukan orang

yang tolong agar mereka menolong dia. Banjir semakin besar dan ia tetap bersih

keras dengan pendiriannya. Akhirnya air sampai di kepala dan menenggelamkannya.

Ketika ia bertemu Tuhan digerbang surga, ia bertanya kepada Allah mengapa ia tidak

diselamatkan. Dan dengan lembut Tuhan mengatakan bahwa ia telah berusaha

menyelamatkanya dengan mendatangkan dua buah sampan, namun ia mau

menanggapinya. Ternyata itulah cara Allah untuk menyelamatkannya.

5. Langkah II : Mendalami pengalaman hidup faktual

a. Pengantar

Selanjutnya peserta diajak untuk mendalami cerita dengan pertanyaan sebagai

berikut:

Page 115: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

115

1. Mengapa Pengkhotbah tidak peka terhadap kehadiran Allah?

2. Cara-cara apa saja yang bapak/ibu gunakan untuk menanggapi kehadiraan

Tuhan dalam hidup!

b. Rangkuman

Dalam cerita tadi ternyata si pengkhotbah tidak peka terhadap kehadiran Tuhan

yang hadir untuk menolongnya melalui perantaraan dua orang dengan dua

perahunya. Ia tidak peka dan tidak menyadari bahwa Tuhan hadir melui peristiwa

kecil seperti itu. Ia mengharapkan Tuhan akan datang sendiri atau membuat suatu

mujizat untuk menyelamatkan dirinya.

Sebaliknya, dalam pengalaman bapak/ibu, Tuhan sungguh hadir. Misalnya jika

sakit parah dan dapat disembuhkan dari penyakit itu, kita akan merasa bahagia dan

gembira. Kita sungguh mengalami bahwa Tuhanlah yang hadir dan membawa serta

memberi kesembuahan bagi kita. Atau, bila hubungan dalam keluarga baik kita

menyadari bahwa ternyata Tuhan hadir dan semua anggota keluarga hidup dengan

bahagia.

6. Langkah III: Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani lebih terjangkau

a. Pengantar

Pendamping meminta salah seorang peserta untuk membaca perikop Injil

Lukas 1:26-38. Peserta diberi kesempatan untuk hening sambil merenungkan dan

menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan bantuan pertanyaan penuntun sebagai

berikut:

1. Ayat-ayat mana dalam bacaan tadi yang menunjukan kepekaan Maria dalam

menanggapi kehadiran Tuhan? Mengapa?

Page 116: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

116

2. Sikap apa yang mau ditanamkan dalam perikop tadi sebagai tanda kepekaan

kita terhadap kehadiran Tuhan.

b. Rangkuman

Peserta diajak untuk menemukan dan mengungkapkan pesan inti perikop

sehubungan dengan dua pertanyaan di atas. Pendamping memberikan interpretasi

dari perikop Injil Lukas 1:26-38 dalam hubungannya dengan tema dan tujuan sebagai

berikut.Dalam ayat 28 diceritakan bahwa malaikat Gabriel masuk ke dalam rumah

Maria dan memberi salam padanya. Malaikat Gabriel berkata, “Salam, hai engkau

yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. salam tersebut tidak mempunyai makna

yang istimewa. Kata salam itu sama seperti kata “Selamat pagi/siang/malam” dalam

bahasa Indonesia. Tetapi Maria kebingungan mendengar salam yang biasa itu karena

langsung disusul dengan kata “yang dikaruniai”.

Maria dikaruniai Allah, artinya Maria menjadi manusia pilihannya sehingga

diberi peranan dalam sejarah penyelamatan. Kunjungan malaikat sendiri yang berarti

Allah menghadirkan diri bagi Maria merupakan bukti pilihannya itu. Ungkapan

“Tuhan menyertai engkau” lebih menegaskan apa yang sudah dinyatakan dalam

salam tadi: Tuhan sudah ada (hadir), bukan “akan ada” dalam hidup Maria,

menyertainya, berkarya dalam dirinya. Ia berkarya dalam hidup Maria secara leluasa.

Tetapi kalau Allah menyertai seorang pilihanNya, maka ia tidak hanya

melindunginya tetapi terutama menawarkan kepadanya suatu misi.

Dalam ayat 29 diceritakan bahwa Maria terkejut mendengar perkataan

malaikat Gabriel dan bertanya apa arti dari salam itu. Maria bukan wanita yang pura-

pura rendah hati, atau kaget karena kunjungan malaikat. Sesungguhnya ia bingung,

merasa terkejut karena isi ucapan malaikat yang langsung dipahaminya sesuatu yang

Page 117: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

117

sangat misterius. Manusia yang merasa ketakutan berhadapan dengan Allah atau

utusanNya ditenangkan dan dihimbau agar mengatasinya dengan penuh percaya.

Dari dua ayat di atas, terlihat bahwa Maria bingung dan terkejut menanggapi

kehadiran Allah. Namun, ia menyadari dan melihat kehadiran Allah itu merupakan

wujud Allah yang berkenan menghadirkan diri dalam dirinya. Maria melihat bahwa

apa yang mustahil bagi manusia merupakan yang biasa bagi Allah. Maria berani

melihat sisi Ilahi dari hidup ini.

Meskipun dalam ayat selanjutnya (ay.34), Maria bertanya bagaimana caranya

nubuat yang diwartakan oleh malaikat kepadanya dapat terjadi, yaitu bahwa ia akan

melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaknya diberi nama Yesus, yang akan

menjadi besar, disebut anak Allah yang maha tinggi yang akan menduduki tahta

Daud dan menjadi raja atas keturunan Yakub, serta kerajaannya tidak akan

berkesudahan (ay. 32-33). Dengan pertanyaannya itu, Maria sesungguhnya

menyatakan keyakinannya bahwa itu akan terjadi, tetapi ia masih mempertanyakan

caranya, sebab ia masih perawan. Setelah mendengar jawaban malaikat Gabriel,

maka Maria berkata “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut

perkataanmu itu” (ay. 38a) ia menanggapi kehadiran Tuhan dalam hidupnya, Maria

siap menjadi hamba Tuhan, artinya ia siap untuk melaksananakan kehendakNya. Ia

ingin taat kepada Allah, melekat kepadaNya, dengan seluruh jiwa raganya. Maria

pasti sadar bahwa ia menghadapi misteri yang tak terpahami, serupa pelayan/hamba

yang disuruh untuk melakukan suatu pesan tanpa diberi penjelasan yang tuntas.

Kebesaran Maria ada pada penyerahan dirinya secara menyeluruh terhadap

tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam karya yang dimulai Allah dalam dirinya.

Sebagai orang beriman sejati, Maria sadar bahwa pelaksanaan kehendak Allah selalu

terjadi dalam sejarah dan tidak terbatas pada huruf Kitab Suci. Allah memang selalu

Page 118: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

118

menghadirkan diriNya dalam kehidupan manusia.

Perikop Injil ini menawarkan sikap peka, pasrah, terbuka, penuh kesadaran, percaya

dan penuh iman menanggapi kehadiran Allah. Manusia perlu selalu menyadari

bahwa Allah sejak semula telah hadir dalam dirinya. Karena itu, perlulah membuka

budi dan pikiran agar senantiasa peka menanggapi kehadiran Allah itu.

7. Langkah IV: Interpretasi/Tafsir Dialektis antara Tradisi dan visi Kristiani

dengan Tradisi dan visi Peserta

a. Pengantar

Dari awal tadi kita telah mencoba untuk menggali pengalaman kita bersama

dalam menanggapi kehadiran Allah dalam hidup kita. Dalam cerita tadi ternyata

Pengkhotbah masih kurang peka menanggapi kehadiran Allah. Kita juga kadang-

kadang peka, seringkali kita juga kurang menyadari kehadiran Allah dalam hidup

kita sehari-hari. Namun Maria dalam perikop Injil tadi, meskipun pada awalnya

bingung dan takut menanggapi kehadiran Allah dan kurang peka terhadap

kedatangan malaikat Gabriel, tapi akhirnya ia menanggapi kehadiran Allah dalam

hidupnya dengan penuh kepercayaan dan menyerahkan seluruh hidup kepadaNya,

sehingga rencana keselamatan Allah dapat terwujud. Sebagai bahan refleksi bagi

kita, maka kita diajak untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan berikut: Sikap

mana yang perlu saya perjuangkan agar semakin peka dan mampu menanggapi

kehadiran Allah dalam hidupku?

Sebagai bahan refleksi atas pengalaman dan pesan injil hari ini kita diajak

untuk membangun sikap agar semakin peka dan mampu menanggapi kehadiran

Allah dalam hidup sehari-hari?

Page 119: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

119

1. Apakah dengan cerita Kitab Suci ini kita semakin disadarkan dan dimampukan

untuk senantiasa peka terhadap kehadiran Tuhan dalam hidup kita ?

2. Sikap-sikap manakah yang perlu kita Perjuangkan dalam hidup agar kita

sungguh-sungguh peka terhadap kehadiran Tuhan dalam hidup kita ?

b. Pedoman rangkuman

Maria dengan teladannya mengajak kita untuk semakin peka dan mampu

menanggapi kehadiran Allah dalam hidup kita dengan sikap pasrah, percaya,

menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah, dan melaksanakan segala perintah

dengan sepenuh hati dan kritis. Kita harus selalu menyadari bahwa sejak awal

kehidupan kita Allah telah hadir di dalam diri kita. Oleh karena itu, kita sebagai

orang yang beriman kepadaNya dituntut untuk selalu menyadari kehadiran Allah

dalam hidup kita, entah di dalam setiap anggota keluarga kita atau sesama yang kita

temui setiap hari.

Kepekaan terhadap kehadiran Allah itu akan mampu menyadarkan kita untuk

semakin percaya kepadaNya dan menyerahkan segala persoalan hidup kepadaNya,

sehingga kita yakin bahwa Allah akan selalu melindungi dan menyertai kita dalam

setiap perjuangan hidup kita. Dengan kepekaan pula kita akan selalu dapat bersyukur

atas segala hal yang boleh kita alami. Tuhan tidak pernah berjanji kepada kita

bahwa hidup ini akan selalu mudah untuk dijalani namun Ia berjanji akan selalu

menyertai perjalanan hidup kita.

8. Langkah V: Keterlibatan Baru demi makin Terwujudnya Kerajaan Allah di

Dunia

a. Pengantar

Bapak, ibu, saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus, setelah kita

bersama-sama menggali pengalaman kita melalui cerita singkat yag menceritakan

Page 120: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

120

sikap Pengkhotbah yang kurang peka menanggapi kehadiran Allah itu, kita

diingatkan untuk semakin peka dan mampu menanggapi kehadiran Allah dalam

hidup kita, terutama dalam peristiwa hidup yang tak terduga. Demikian pengalaman

bapak, ibu, saudara-saudari sekalian dalam menanggapi kehadiran Allah, seringkali

pula kita tidak menyadari lalu mengabaikan kehadiran Tuhan itu bagitu saja.

Dalam Injil Lukas, kita diingatkan kembali melalui keteladanan Bunda Maria

untuk semakin peka akan kehadiranNya, percaya kepadaNya, dan melaksanakan

kehendakNya dengan sikap tulus, setia, menerima, dan percaya. Dengan demikian

kita akan selalu mendapat perlindungan dan penyertaan dari Allah. Maka sikap-sikap

itu harus juga menjadi bagian dalam hidup kita. Agar kita mampu mewujudkan kasih

Allah dalam hidup kita. Dengan bantuan dan kekuatan dari Allah sendiri kita yakin

bahwa hidup kita akan semakin bermakna, jika kita memaknai kehadiran Tuhan

dalam hidup kita dengan melaksanakan pekerjaan dan cara hidup yang bermutu.

Mempunyai hati yang suci dan terbuka pada kehendak Allah, layak kita perjuangkan

sebagai cara pemaknaan hidup.

Peserta diajak untuk memikirkan niat untuk lebih menghayati sikap peka

dalam menanggapi kehadiran Allah dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:

Niat apa yang hendak kita lakukan untuk mewujudkan sikap peka terhadap

kehadiran Allah bagi sesama?

9. Penutup

Page 121: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

121

a. Setelah selesai merumuskan niat peserta diajak untuk menyampaikan doa-doa

permohonan secara spontan dan diakhiri dengan doa Bapa Kami dengan

Pengantar doa sebagai berikut:

Bapak, ibu, saudara-saudari yang terkasih, kehadiran Allah dalam diri kita telah

mendorong kita untuk memanjadkan doa-doa kepadaNya:

b. Doa Penutup

Allah Bapa yang mahakasih, kami mengucap syukur dan berterimakasih

kepadaMu, karena anugerah dan kasihMu yang berlimpah kepada kami. Engkau

selalu menghadirkan diri kepada kami, namun kami seringkali kurang menyadari

kehadiranMu itu. Dalam pertemuan ini Engkau telah menyadarkan kami untuk

semakin peka terhadap kehadiranMu terutama dengan meneladani Bunda Maria

yang pasrah, rendah hati, percaya dan menyerahkan diri untuk menanggapi

kehadiranMu. Kami mohon curahkan Roh KudusMu ke dalam hati dan pikiran kami,

sehingga kami juga mampu menanggapi kehadiranMu dengan hati terbuka dan

melaksanakan kehendakMu dalam hidup kami demi kemuliaan namaMu. Demi

Kristus Pengantara kami, yang hidup kini dan sepanjang masa. Amin

c. Lagu Penutup

Madah Bakti No. 528 “Terpilih Bunda Maria” ( Lih. Lamp.1)

Page 122: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

BAB V

PENUTUP

Pada bab lima penulis akan menyampaikan kesimpulan dan saran yang

diharapkan dapat berguna bagi umat Kristiani, khususnya umat di lingkungan St.

Ignatius Loyola Cokrodiningratan dalam usaha meningkatkan kualitas hidup beriman

dengan belajar dari kesetiaan iman Maria.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lingkungan St. Ignatius Loyola

Cokrodiningratan dan studi pustaka tentang kesetiaan iman Maria, penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa kedudukan Maria dalam Gereja memiliki keistimewaan

dan umat sendiri kerapkali berdoa dengan perantaraannya, baik dalam bentuk yang

sederhana (doa rosario di lingkungan atau pribadi) maupun dalam bentuk yang cukup

meriah (Ziarah, Devosi dan lain-lain).

Berbagai kegiatan doa yang disemangati oleh Spiritualitas Maria yang

dilakukan oleh umat Kristiani tertentu memiliki tujuan untuk semakin

berkembangnya kualitas hidup beriman jemaat. Tetapi, berkaitan dengan hal itu,

kegiatan-kegiatan doa ini kurang didukung dengan wawasan iman yang cukup luas

dan mendalam. Terutama dalam memahami Maria. Tidak sedikit umat yang masih

belum memahami Maria sesuai dengan yang diajarkan oleh Gereja sendiri. Maka

berkaitan dengan hal itu, penulis sadar bahwa umat Kristiani yang demikian perlu

mendapat pendampingan dan pembinaan yang cukup intensif agar hidup doa mereka

semakin mendalam dan berkualitas. Dan, berdasarkan hasil penelitian di lingkungan

Page 123: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

123

St. Ignatius Cokrodiningratan, penulis melihat bahwa kelemahan dalam hal

pengetahuan iman inilah yang cukup memprihatinkan. Umat di lingkungan ini kerap

memahami Maria sebagai pengabul doa dan bukan pengantara antara Allah dan

manusia. Pemahaman ini tentu saja salah kaprah dan perlu ada orang yang

meluruskan kesalahkaprahan ini.

Dengan penjelasan mengenai Maria terutama tentang kesetiaan iman Maria

yang ditulis dalam bab III, penulis berharap pengetahuan iman umat di lingkungan

ini tentang kesetiaan iman Maria semakin luas dan mendalam. Kesetiaan iman akan

Allah akan semakin nampak dalam kata dan tindakan hidup sehari-hari. Kepekaan

untuk menyadari kehadiran Allah merupakan bentuk kesetiaan iman seseorang, di

mana dengan semakin pekanya hati seseorang maka ia semakin mampu membuka

diri pada Allah dan itu artinya kesetiaan iman semakin berkembang.

Berkaitan dengan hal di atas, pada bab IV penulis memaparkan katekese

dengan model SCP agar para pendamping umat (katekis) semakin mampu

mendampingi dan memberdayakan umat dalam hidup imannya. Berkaitan dengan

apa yang telah ditulis dalam skripsi ini, penulis melihat ada tiga point pokok yang

dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam mewujudkan umat yang

memiliki kesetiaan iman pada Allah:

1. Umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan merupakan sebagian

kecil dari umat Kristiani yang cukup memberikan perhatian terhadap iman

kepercayaan Gereja tentang Maria. Maria yang memiliki kedudukan yang

istimewa dalam Gereja sedikit banyak telah memberikan warna tersendiri bagi

perkembangan hidup beriman umat Kristiani. Tidak sedikit umat yang merasa

terbantu, terinspirasi dan mendapat keteladanan khususnya dalam hal kesetiaan

iman akan Allah. Kenyataan ini merupakan angin segar bagi Gereja untuk

Page 124: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

124

terus-menerus berjuang untuk semakin mengokohkan Kerajaan Allah di dunia

ini. Namun, meskipun demikian perlu ada usaha yang terus-menerus pula agar

penghayatan hidup iman umat yang terinspirasi oleh kesetiaan iman Maria

semakin mendalam dan dewasa. Seperti yang terungkap dalam hasil penelitian

yang menunjukkan bahwa tidak sedikit umat yang belum memahami Maria

sesuai dengan yang diajarkan oleh Gereja. Kenyataan ini akan terus menerus

terjadi apabila tidak ada usaha yang cukup intensif dari pihak-pihak yang

berkepentingan dan memiliki kompetensi lebih di bidang ini.

Sebagai angota Gereja yang merasa bertanggung jawab terhadap keprihatinan

ini, penulis mengusulkan agar pendampingan yang dilakukan terhadap umat

dapat dimulai dengan mengenal keadaan awal umat, khususnya dalam hidup

doanya. Devosi-devosi kepada Santa Perawan Maria yang selama ini dilakukan

umat di lingkungan St. Ignatius Cokrodiningratan ternyata mampu memberikan

kontribusi yang berarti bagi perkembangan kualitas hidup beriman mereka.

Adapun bentuk-bentuk devosi yang dirasa membantu mereka adalah novena,

ziarah dan doa rosario. Kegiatan ini merupakan usaha-usaha yang dapat

dilakukan untuk membangun kehidupan iman mereka selama ini. Gereja sendiri

telah memberikan landasan dan pedoman usaha berupa 5 bidang tugas Gereja.

Maka oleh sebab itu, sedapat mungkin umat Kristiani mampu bergerak dalam

kelima bidang tersebut.

2. Gereja senantiasa telah merumuskan sedemikian luas dan mendalamnya posisi

Maria dalam Tubuh Mistik Gereja. Secara khusus Gereja telah

mendeskripsikan Maria sekaligus cara umat memahaminya dalam dokumen-

dokumen Gereja seperti Lumen Gentium dan Dei Verbum. Tidak mudah

memang memahami ajaran Gereja tentang Maria ini tetapi bukan berarti itu

Page 125: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

125

tidak mungkin untuk dipelajari dan dipahami oleh umat Kristiani secara

keseluruhan. Maka untuk membantu umat Kristiani yang masih belum mampu

memahami Maria secara luas dan mendalam diperlukan orang-orang yang

belajar secara khusus tentang hal itu, misalnya saja para alumni IPPAK-USD

untuk mensosialisasikan ajaran gereja ini secara intensif.

3. Untuk melakukan sosialisasi atau juga untuk membantu mereka semakin

mampu menghayati kesetiaan iman Maria dalam hidup umat Kristiani sehari-

hari dapat dilakukan katekese. Sesuai dengan bidang yang di pelajari oleh

penulis, yakni ilmu katekese hendaknya katekese yang dilakukan telah

dipersiapkan sedemikian rupa dan sedapat mungkin dipersiapkan secara

sistematis agar proses katekse lebih efektif. Salah satu model yang dapat

dipakai dalam berkatekese adalah model SCP, dimana dengan menggali

pengalaman hidup peserta, nilai-nilai luhur Injil dapat terungkap dan umat

semakin dekat dengan Allah yang diimaninya.

B. Saran

1. Sehubungan dengan iman yang diyakini sebagai anugerah Allah yang istimewa,

maka iman itu perlu terus menerus disyukuri. Iman perlu dipelihara dan

dipupuk agar tumbuh dan berkembang sebagaiman dikehendaki oleh Allah.

2. Sebagaimana maria menjadi pendengar dan pelayan Sabda, hendaknya sebagai

umat beriman kita juga terus-menerus membangun hidup dengan berlandaskan

Sabda Allah.

3. Program katekese yang sudah dijabarkan dalam 5 (lima) sub tema, hendaknya

dapat dilaksanakan oleh penulis agar semakin mampu memahami sosok Maria

dan sekaligus meneladani iman Maria dalam kesetiaannya menjawab panggilan

Tuhan. Apabila Program Katekese ini dilaksanakan oleh para Katekis dan

Page 126: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

126

Tokoh umat, hal ini pelu suatu kaderisasi bagi para Katekis dan Tokoh umat,

agar mereka terlebih dahulu paham dan mengetahui makna dari kesetiaan Iman

Maria itu sendiri, sehingga mempermudah mereka untuk memberikan atau

memandu katekese yang dilakukan di lingkungan.

4. Maria menerima segala peristiwa yang terjadi dalam hidupnya dengan

kacamata iman. Maria melihat peristiwa itu dalam rangka penyelamatan Allah.

Karena itu hendaknya sebagai umat beriman memperluas pandangan agar dapat

mengerti dan memahami sungguh sosok dan peran Maria dalam keseluruhan

rencana Allah, melalui buku, dengan membiasakan membaca buku, tekun dan

sabar dalam menghadapi setiap peristiwa hidup serta pasrah pada

penyelenggaraan Allah yang menyelamatkan.

Page 127: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

127

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. (2006). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bernard, Häring. (1992). Maria dalam Hidup Kita Sehari-Hari. Yogyakarta:

Kanisius. Caril, J.B. (1957). Mariologi II. The Bruce Publising Company: Milwaukee. Cristiane, Gaud. Bernard, Descouleurs. (1988). Kisah Maria. Yogyakarta. Kanisius. Daia, Willem. (2004). Berdoa dengan 9 ragam Rosario. Yogyakarta: Yayasan

Pustaka Nusatama. Darmawijaya, St. (1994). Maria Bunda Iman Kita. Yogyakarta: Kanisius. ----------. (1997). Yesus Kristus dan Bunda Maria. Yogyakarta: Kanisius. ----------. (2002). Perempuan di Sekitar Yesus. Yogyakarta: Kanisius. Darminta, J. (1994). Maria Bunda Iman Kita. Yogyakarta: Kanisius. -----------. (1995). Dari Madah Maria ke Spiritualitas Gerakan. Yogyakarta:

Kanisius Eddy Kristiyanto, A. (1987). Maria dalam Gereja. Yogyakarta: Kanisius. Emanuel, Frans, da Santos. (2001). Sejenak Bersama Bunda Maria. Jakarta: Obor. Govaart, Halkes, Tine, Maria Bunda Orang Beriman, Seri Pustaka no.73,

Yogyakarta, PUSKAT. Groenen, C. (1998). Mariologi Teologi dan Devosi. Yogyakarta: Kanisius. -----------. (1988). Maria Teladan Para Pengikut Kristus. Rohani. Harun, Martin. (1988). Maria dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Huber, TH. (1981). Katekese Umat: Hasil pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-

Indonesia II. Yogyakarta: Kanisius Iswanti. (2003). Kodrat yang Bergerak. Yogyakarta: Kanisius. Jacob, T. (1984). Yesus dan Maria, Yogyakarta: Kanisius. ----------. (1987). Gereja Menurut Vatikan II. Yogyakarta: Kanisius. Kirchberger, Georg. SVD (1988). Dogma-dogma tentang Maria. Seri buku

pastoralia. XIV. Ende: Arnoldus Leks, Stefan. (1992). Yesus Kristus: Menurut keempat Injil. Yogyakarta: Kanisius Maloney, George.A. (1990). Maria Rahim Allah. Yogyakarta: Kanisius Mardiatmadja. (1985). Beriman dengan Bertanggungjawab. Yogyakarta. Kanisius. Moleong, Lexy. (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya. Nasution, S. (1992). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Njiolah, Hendrik. (2002). Menyelami Makna Doa “Salam Maria”. Yogyakarta:

Yayasan Pustaka Nusatama. Patrisius, P. (2006). Jadilah Padaku Menurut PerkataanMu. Yogyakarta: Kanisius. Sukmadinata, Syaodih. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Sukirman, D. (2004). Dokumen Lingkungan: Laporan Kegiatan Umat Katolik

Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan. Sumarno, Ds., M. (2005). Pengantar Pendidikan Agama Katolik. Diktat Mata Kuliah

Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa Semesetr VI, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Snata Dharma Yogyakarta.

Sutrisnaatmaka, A.M. (2003). Segi-segi Hidup Beriman. Manuskrip dalam rangka Perayaan Dasawarsa Keuskupan Palangka Raya tanggal 18 Mei 2003

Stinissen, Wilfried. (2005) Maria dalam Kitab Suci dan dalam Hidup Kita. Malang Dioma.

Page 128: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

128

Tule, Philipus. (2000). Para Perempuan di Sekitar Yesus. Ende: Nusa Indah. Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. (R. Hardawirjana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan thn 1

Page 129: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

LAMPIRAN

Page 130: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(1)

Lampiran I: Deskripsi Hasil Wawancara

• Responden I

Tanggal : 5 Juni 2007 Tempat : Biara JMJ Identitas Responden : Mas Seno

Pertanyaan Jawaban Responden 1. Bagi anda, siapakah Maria itu? Apakah sebagai

sahabat, Bunda Allah atau siapa, menurut anda?

Inspirasi bagi saya, bagaimana kita menyikapi, mengimani Allah. Maria memang punya kekhususan di dalam rencana Allah. Maria adalah manusia biasa yang mempunyai sikap dan iman. Itulah yang mengisnspirasi saya.

2. Pernahkah anda mengalami mukjizat setelah berdoa pada Allah dengan perantaraan Bunda Maria?

Pernah tapi tidak rutin. Kadang-kadang kalau saya ingat baru berdoa.

3. Jika jawaban anda “pernah mengalami mukjizat”, silahkan anda sharing secara singkat! (Kapan, dimana dan bagaimana itu terjadi?

-

4. Seringkah anda berdoa dengan perantaraan bunda Maria?

Saya tidak sering berdoa dengan perantaraan Bunda Maria karena saya lebih enjoy berdoa dengan perantaraan Hati Kudus Yesus.

5. Kapan biasanya anda menyediakan waktu khusus untuk berdevosi kepada Bunda Maria?

Selama ini, saya melihat misa lingkungan ya. Ya mungkin itu bisa dimasukkan dalam bidang liturgy ya…,

6. Dalam doa bersama, bagaimana Devosi Maria yang dilakukan di lingkungan anda?

Bagus ya, suster. Terutama dalam bulan Mei dan Oktober, dimana itu adalah bulan rosario. Setiap hari selalu ada dan mungkin sebagai sarana untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Dan dalam kebersamaan itu, menurut saya umat lebih masuk devosinya dibandingkan jika berdoa sendirian.

7. Bentuk devosi Maria apa saja yang dirasa paling membantu anda dalam memperkembangkan kehidupan beriman?

Maksudnya apa suster? Ya...paling tidak dalam doa itu saya megalamai kesegaran dan dapat lebih mampu melihat apa-apa yang kurang dalam hidup agar selanjutnya dapat hidup lebih bai. Dan bentuk doa yang paling membanntu adalah doa rosario itu karena tidak terlalu banyak memerlukan pemikiran.

Page 131: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(2)

8. Bidang-bidang Usaha gerejani apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangunan hidup beriman?

Kalau untuk devosinya, sebenarnya sih.....kalau saya melihat...begini, devosi itukan bermacam-macam. Kalau di tingkat lingkungan saya tidak mengalami banyak kesulitan tetapi untuk yang khusus jiarah itu loh......mengingat biaya...yang tidak sedikit, transportasi, waktu..dan banyaklah.....sehingga saya tidak sempat untuk jiarah.

9. Dalam bidang-bidang itu, kira-kira kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman?

Kalau yang menyangkut soal umat, saya cenderung melihat misa lingkungan yang disertai dengan sharing dan pendalaman iman. Sedangkan jika di paroki hanya misa saja, untuk sharing dan pendalaman iman kurang. Selain itu saya juga melihat hal yang dapat lebih membantu adalah pertemuan lingkungan, pendalaman iman, doa rosario, kunjungan, jiarah mungkin. Untuk jiarah saat sekarang mungkin terlalu condong pada rekreasinya tidak khusus jiarah (doa).

10. Faktor penghambat apa saja yang anda rasakan berdevosi Maria?

Ya, saya mengalami terutama dalam kegiatan jiarah. Saya sudah tidak respek lagi pada jiarah karena jiarah sekarang terlalu ramai sehingga sulit berkonsentrasi. Umat terlalu mememntingkan rekreasinya.

11. Persoalan apa saja yang kerap kali anda hadapi dalam rangka belajar dari iman Maria guna meningkatkan kehidupan beriman?

Mukjizat....? kalau dalam arti mukjizat yang luar biasa diluar kemampuan manusia, saya merasa belum. Tetapi kalau itu hanya pada suatu perubahan, saya sudah pernah mengalami. Ya...saya lebih menerima itu akarena saya bisa sungguh-sunguh merasakan anugerah, yang membuata saya mengalami suatu perubahan.

12. Bagaiman sikap anda dalam menghadapi berbagai persoalan hidup?

Untuk hal ini, saya lebih melihat pada intensi pribadinya. Jujur saja saya memang kurang konsen terhadap devosi kepada bunda Maria. Dalam jiarah misalnya, jika suasananya kurang tenang, saya biasanya mengambil jarak dan waktu sendiri.

Page 132: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(3)

• Responden II Tanggal : 5 Juni 2007 Tempat : Biara JMJ Identitas Responden : Mba Titi

Pertanyaan Jawaban Responden 1. Bagi anda, siapakah Maria itu? Apakah sahabat,

Bunda Allah atau siapa, menurut anda?

Maria adalah inspirasi saya, dan maria adalah seorang ibu bagi saya. Seperti ibu saya sendiri, saya omong-omong dan saya rasakan ada komunikasi didalamnya.ketika saya menyampaikan doa seperti ibu saya waktu masih hidup.

2. Pernahkah anda mengalami mukjizat setelah berdoa pada Allah dengan perantaraan Bunda Maria?

Ga tau apakah ini muzjizat atau tidak.

3. Jika jawaban anda “pernah mengalami mukjizat”, silahkan anda sharing secara singkat! ( kpan, di mana dan bagaiman itu terjadi)

Setiap hari khususnya Pada saat sakit dan dan saya pasrah dan rasa sakit itu berkurang samapi aku bisa sembuh berkat pertolongan Bunda Maria.

4. Seringkah anda berdoa dengan perantaraan Bunda Maria?

Ini kebetulan saya bukan keluarga katolik , saya kawin campur beda agama. Pengalaman doa doa pribadi, dengan lingkungan keluarga saya yang beda dan situasi seperti ini saya jarang melakukannya namun saya punya keinginan dan kerinduan untuk berdoa. Kami mempunyai 2 anak yang pertama jadi putra altar dan yang satu masih 6 tahun dan belum dibabtis karena permintaan ayahnya agar dewasa dahulu baru di baptis. Pengalaman doa ini sangat berpengaruh juga bagi saya karena saya bertoleransi agar tidak terjadi konflik dalam keluarga. dan kegiatan doa selalu saya lakukan sendiri. Dalam doa saya selalu bersandar pada bunda Maria karena saya perempuan dan seorang ibu dan bunda maria juga adalah seorang ibu dan semua masalah dan persoalan-persoalan, saya sampaikan kepada bunda Maria. saya ingin sekali berdoa bersama dengan anak-anak saya. Kembali lagi pada situasi keluarga saya yang kurang mendukung, sehingga saya hanya berdoa sendiri walaupun saya mempunyai kerinduan untuk berdoa bersama.

5. Kapan biasanya anda menyediakan waktu khusus untuk berdevosi kepada Bunda Maria?

Maaf suster, saya biasanya berdoa itu pada waktu malam pada saat suami saya tidur dan disitu saya menyalakan lilin dan patung bunda Maria. Untuk berdoa siang itu agak sulit karena banyak kesibukan yang harus saya kerjakan.

Page 133: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(4)

6. Dalam doa bersama, bagaimana Devosi Maria

yang dilakukan di lingkungan anda? Doa di lingkungan selalu dilakukan , kecuali saya sendiri yang jarang mengikuti kegiatan di lingkungan ini saya selalu berdoa kepada Bunda Maria. Kebetulan doa rosario itu didoakan setiap malam. Kebetulan ibu saya mertua saya muslim,dan masihberfkir Feodal artinya ketika saya sering keluar malam mengikuti kegiatan doa rosario, beliau sering megatakan tidak baik kalau sering keluar malam. Dan beliau masih banyak campur tangan dalam kehidupan kami dan kebetulan juga suami saya anak yang bungsu jadi dekat dengan ibunya. Saya selalu berdoa, Tuhan kapan Engkau beri waktu aku untuk ikut terlibat penuh di lingkungan dalam kegiatan-kegiatan dan doa-doa.

7. Bentuk devosi Maria apa saja yang dirasa paling membantu anda dalam memperkembangkan kehidupan beriman

Kerinduan itu sebenarnya ada dan selama ini saya lakukan di dalam rumah, memang saya lebih suka untuk berziarah. Dalam keaadan seperti itu saya pernah mengalami suatu pengalaman bahwa saya di larang oleh salahsatu anggota keluarga untuk menyalakan lilin dan berdoa sehingga saya harus mencari waktu yang tepat, yaitu ketika suami saya sudah tidu. Baru saya cukup leluasa dalam berdoa.menyalakan lilin waktu makan adalah biasa sedangkan menyalakan lilin untuk berdoa itu sangat luar biasa.

8. Bidang-bidang Usaha gerejani apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangunan hidup beriman?

Sekarang itu Romo paroki kita mengajak umat untuk berdoa Koronka setiap pkl 15.00 di Gereja. Apakah itu sebagai devosi atau apa suster? Oh.. itu doa kerahiman Ilahi. Bagi saya usaha Gereja masih kurang, pinginnya itu Gereja juga mengadakan devosi khusus dan tindakan yang konkrit. Kalau saya sering ke Gereja keluarga saya yang demikian, artinya yang berbeda agama saya sendiri harus berusaha untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga.

9. Dalam bidang-bidang itu, kira-kira kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman?

Saya merasa belum terlibat banyak di Gereja dan saya ingin sekali terlibat di gereja kebetulan yang saya lakukan yaitu, dengan merangkai bunga, menghias aaltar. gereja, saya melakukan dengan sungguh-sungguh dan itulah bentuk iman saya yang saya tuangka dengan sebaik-baik mungkin.

10. Faktor penghambat apa saja yang anda rasakan berdevosi Maria?

Dari diri saya sendiri sebenarnya tidak ada kendala untuk urusan gereja saya harus terlibat hanya saja lingkungan keluarga saya yang kurang mendukung. Nah...Ketika saya terlibat banyak di geraja terutama suami saya yang bukan katolik kadang kurang mempercayai , apa ya benar-benar ada kegiatan di gereja dan kegiatan-kegiatan apa aja ko menyita waktu yang banyak, dan di lingkungan sendiri ketika saya terlibat di paroki, selalu timbul opini-opini anggapan-anggapan bahwa saya ada tertarik dengan romo paroki atu cari muka pada orang-orang di gereja, pada hal sungguh-sungguh saya

Page 134: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(5)

lakukan itu dengan tulus dan iklas karena memangg itulah kemampuan saya dan tidak saya tidak ingin dipuji dan hanya itu yang yang bisa saya lakukan.

11. Persoalan apa saja yang kerap kali anda hadapi dalam rangka belajar dari iman Maria guna meningkatkan kehidupan beriman?

Kerena anak saya masih kecil, jadi persoalan untuk biaya belum terasa, persoalan yang saya alami dengan pasangan saya. Suami Saya kurang memahami kegiatan di Gereja sehingga sering cemburu masih kurang rela bila saya terlibat dalam Gereja. Padahal saya juga berusaha untuk toleransi dalam keluarga. Cantoh kecil selama berpuasa saya berusaha untuk terlibat dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan puasa itu semua saya lakukan selama puasa dan itulah bentuk toleransi saaya dalam keluarga.. Terkadang suami saya masih kurang rela bila saya terlibat di gereja.,Mungkin juga karena suami saya tidak terlibat dalam Gereja.

12. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi berbagai persoalan hidup?

Saya akhirnya hanya pasrah kepada Tuhan dan terinspirasi dengan bunda Maria dan usaha konkrit saya mendidik anak-anak saya dengan sabar, ketulusan dan terindah hati inilah teladan bunda maria yang saya teladani dan saya tunjukan kepada suami dan keluarga bisa melihat ketulusan itu dan akhir nya menilai oh.... ini toh orang Katolik?

Page 135: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(6)

• Responden III Tanggal : 6 Juni 2007 Tempat : Rumah umat Identitas Responden : Pak Oni

Pertanyaan Jawaban Responden 1. Bagi anda, siapakah Maria itu? Apakah sahabat,

Bunda Allah atau siapa, menurut anda?

Bunda maria itu bagi saya seperti orang tua saya. Selalu mendengarkan, juga sebagai teman saya, dan selalu menyertai dan saya kira maria adalah milik semua orang karena di tempat-tempat ziarahpun bukan saja orang katolik saja yang berziarah tapi juga orang beragama lain. Dan bunda Maria juga ada dalam kitb-kitab mereka.

2. Pernahkah anda mengalami mukjizat setelah berdoa pada Allah dengan perantaraan Bunda Maria?

Ya...Saya pernah mengalaminya.

3. Jika jawaban anda “pernah mengalami mukjizat”, silahkan anda sharing secara singkat! (Kapan, dimana dan bagaimana itu terjadi)

6 tahun yang lalu saya sungguh mengalami kesulitan keuangan untuk keluarga samapi saya sulit mendapat , kebetulan saya di ajak teman saya untuk berziarah ke gua jatih ningsih dan saya berdoa kepada bunda maria menceritakan segala kesulitan saya. Lalu besoknya saya di panggil oleh bos saya untuk meminjamkan uang dan saya yakin bahwa Tuahn Yesus dan bunda maria telah menggerakan hati bos saya sehingga bisa membantu dan meringankan beban saya.

4. Seringkah anda berdoa dengan perantaraan Bunda Maria?

Untuk berdoa kepada Bunda maria sudah sejak kecil bersama mbah untuk berdoa rosario dan menjadi yang penting / pokok dalam hidup kami.

5. Kapan biasanya anda menyediakan waktu khusus untuk devosi Maria?

Yah... setelah saya menginjak dewasa saya selalu berdoa pada bulan mei dan bulan oktober dan itu selalu berkesinambungan dan biasanya malam dan sore seperti yang di saran kan orang tua saya dan secara khusus berdoa kepada Maria.

6. Dalam doa bersama, bagaimana Devosi Maria yang dilakukan di lingkungan anda?

Ya... saya juga mengalami sejak kecil bahwa untuk lingkungan doa rosario mei dan oktober umat cukup antusias dan sangat membantu dan mendukung perkembangan iman.

7. Bentuk devosi Maria apa saja yang dirasa paling membantu anda dalam memperkembangkan kehidupan beriman?

Yang pertama justru doa rosario di lingkungan dan keluarga. Sedangkan ziarah merupakan pelengkap pertemuaan dan bagi saya kalau Maria dihadirkan Maria dalam keluarga dan lingkungan.

8. Bidang-bidang Usaha gerejani apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangunan hidup beriman?

Kalau Gereja ya... Dulu ya saya pernah aktif di legio Maria termasuk juga usaha gereja berdevosi kepada bunda Maria yang konkrit lewat kelompok doa legio Maria ada kelompok ibu-ibu, kelompok bapak-bapak sebab waktu kecil saya menjadi misdinar Legio Maria kecil menginjak dewasa.

9. Dalam bidang-bidang itu, kira-kira kegiatan- Dengan kita terlibat dalam paroki dan bagi saya kita harus terlibat dalam lingkungan

Page 136: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(7)

kegiatan apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman?

kalau kita aktif dalam lingkungan pasti kita juga akan aktif dalam masyarakat.

10. Faktor penghambat apa saja yang anda rasakan berdevosi Maria?

Dari pribadi sebelum devosi kalau kita udah emosi saya merasa saya kurang pantas menghadap bunda Maria.

11. Persoalan apa saja yang kerap kali anda hadapi dalam rangka belajar dari iman Maria guna meningkatkan kehidupan beriman?

Butuh kesabaran, atau belajar untuk setia seperti bunda Maria.

12. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi berbagai persoalan hidup?

-

Page 137: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(8)

• Responden IV Tanggal : 7 Juni 2007 Tempat : Rumah umat Identitas Responden : Pak Kirman

Pertanyaan Jawaban Responden 1. Bagi anda, siapakah Maria itu? Apakah

sahabat, Bunda Allah atau siapa, menurut anda?

Kalau saya membaca dalam injil lukas 1: 39-45 waktu maria mengunjungi Elisabet, siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku,” dengan itu saya berkeyakinan bahwa maria adalah Ibu Tuhan dan saya hanya berpedoman dengan injil Tuhan ketika saya mengajarpun saya tekankan bahwa Maria adalah bunda Tuhan. Bahwa manusia biasa dan sekaligus sebagai ibu Tuhan.

2. Pernahkah anda mengalami mukjizat setelah berdoa pada Allah dengan perantaraan Bunda Maria?

Mujizat? Sering dan saya parnah mengalaminya.

3. Jika jawaban anda “ pernah mengalami mukjizat”, silahkan anda sharing secara singkat! (Kapan, dimana dan bagaimana itu terjadi)

Ya yang pertama kali waktu istri saya melahirkan anak ke-3 itu seharusnya operasi, tapi selama 3 bulan terakhir, ternyatata istri saya melahirkan dengan selamat tanpa opersi yang kedua saya berkali-kali saya mengalmi musibah, dalam pesawt terbang, dalam perjalanan ke surabaya kecelakan dengan mobil, entah dengan mobil mau masuk jurang sekarang kemana saja saya selalu membawa rosario dan berdoa sepanjang jalan, entah di mobil, pesawat, kereta api lebih lebih pada waktu saya sakit Hepatitis dan akhir nya dokter mengatakan saya sembuh.

4. Seringkah anda berdoa dengan perantaraan bunda Maria?

Setiap hari suster.

5. Kapan biasanya anda menyediakan waktu khusus untuk devosi Maria?

Waktunya setiap malam dan kerinduan saya itu pasti setiap hari meskipun saya kesal.

6. Dalam doa bersama, bagaimana Devosi Maria yang dilakukan di lingkungan anda?

Kalau di lingkungan itu tidak setiap hari, dan yang jelas setiap bulan Mei dan Oktober sebulan penuh juga ada kunjungan orang-orang sakit dan kami berdoa 3x Salam Maria maksudnya supaya berkat Maria itu bisa meluncur kepada keluarga yang sedang menderita.

7. Bentuk devosi Maria apa saja yang dirasa paling membantu anda dalam memperkembangkan kehidupan beriman?

Bagi saya pribadi suster ya, banyak doa-doa pribadi, kebetulan juga karena stamina dan kondisi saya tidak mampu lagi untuk ziarah maka yang saya alkukan adalah berdoa aja di rumah.

8. Bidang-bidang Usaha gerejani apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangunan hidup beriman?

Bidang-bidang gereja kurang jelas tapi bisa melalaui sarana-saran yang ada di Gereja yaitu sakrmen maha kudus, patung bunda Maria dan hati Kudus, dan membiarkan umat untuk berdoa kepada bunda Maria atau hati Kudus

Page 138: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(9)

9. Dalam bidang-bidang itu, kira-kira

kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman?

Kadang-kadang Pernah, begini di belakang Gereja itu ada gua Maria , dan Romo sendiri mengajak umat untuk memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa kepada bunda Maria.

10. Faktor penghambat apa saja yang anda rasakan berdevosi Maria?

Karena kami merasa bahwa hidup kami belum sempurna, secara manusia kami masih mengharapka ndukungan dan berkat dari Allah sendiri melalui doa memule doa kepada bunda Maria dan melalaui doa doa itu kami merasa lebih tenang dan dan tentram, bergembira,lebih mantap dan bahagia. Dan melalui doa tersebut sangat mendukung dalam pengembangan iman, khususnya dalam meningkatkan spiritualitas sehingga penghayatanpun semakin di tingkatkan.

11. Persoalan apa saja yang kerap kali anda hadapi dalam rangka belajar dari iman Maria guna meningkatkan kehidupan beriman?

Ya persoalan yang sering kami alami berbarengan dengan tugas2 dan kewajiban misalnya sore atau malam saya harus berdoa tapi berbarengan dengan tugas atau masih dalam perjalanan sering kali semangatnya kurang apalagi lalu kesal ini sering mengganggu. kalau sarana-saran saya kira cukup tapi yang sering mengganggu itu adalah. Kemampuan, godaan2, waktu dan tugas.

2.Bagaimana sikap anda dalam menghadapi berbagai persoalan hidup?

Saya mempunyai persaan yang peka sekali bila behadapan dengan orang yang mempunyai masalah saya tidak sampai hati. lewat doa bersama, kothba saya memberikan gambaran2 yang dibutuhkan umat, katekese2 mereka yang mengalami kesulitan-kesulitan dan mengambil tema yang sesuai dengan kebutuhan umat dan di pahami oleh umat, karena kunjungan atau door to door jarang saya lakukan karena berbenturan dengan waktu saya.tidak mendukung. Ya.. Hanya bisa memberikan pengarahan-pengarahandan saran-saran bahwasanya doa karena merupakan suatu kekuatan atau sarana yang ampuh sekali sehingga menggugah mereka umpamanya doa rosario mereka yang tidak mau menerima berdoa rosario di rumahnya, lalu kami memberikan saran dan motivesi supaya mereka menerima. Akhirnya dari hari kehari semakin padat umat yang hadir, dan bahkan dalam perjalanan waktu banyak umat yang tidak mendapat giliran untuk berdoa rosario di rumahnya. Tapi yang semula itu memang umat tidak begitu banyak yang hadir, tapi melalui kotbah dan pendaaman iman

Page 139: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(10)

• Responden V Tanggal : 7 Juni 2007 Tempat : Biara JMJ Trimargo Wetan 1 Identitas Responden : Sr. Anna Maria JMJ

Pertanyaan Jawaban Responden 1. Bagi anda, siapakah Maria itu? Apakah

sahabat, Bunda Allah atau siapa, menurut anda?

Ya.... Yang saya alami bunda Maria bagi saya adalah bunda maria adalah Ibu, ia selalu mendengarkan karena bunda Maria sebagai membantu dan saya alami sebagai pembantu abadi dan sekaligusmenjadi pelindung. Bunda maria siap membantu

2. Pernahkah anda mengalami mukjizat setelah berdoa pada Allah dengan perantaraan Bunda Maria?

Pernah

3. Jika jawaban anda “pernah mengalami mukjizat”, silahkan anda sharing secara singkat! (Kapan, dimana dan bagaimana itu terjadi)

Dulu ya ketika saya mengalami sakit dengan perantaraan suster yang ada di komunitas. Dia anjurkan saya berdoa 3x salam maria dan saya lakukan di gereja. Banyak orang mengatakan saya menderita penyakit agak lain dan dengan tekun berdoa akhirnya saya memperoleh kesembuhan.

4. Seringkah anda berdoa dengan perantaraan bunda Maria?

Terima kasih sr Anas, biasanya setiap hari saya berdoa rosario

5. Kapan biasanya anda menyediakan waktu khusus untuk devosi Maria?

Untuk menyediakan waktu khusus yang saya ambil pada waktu sembah sujud khusus dengan perantaraan maria itu saya merasa di bantu

6. Dalam doa bersama, bagaimana Devosi Maria yang dilakukan di lingkungan anda?

Yang saya lihat ya...Biasanya mereka ambil waktu untuk berdoa rosario pada bulan mei dan oktober

7. Bentuk devosi Maria apa saja yang dirasa paling membantu anda dalam memperkembangkan kehidupan beriman?

Biasanya yang saya buat adalah Devosi 3x salam Maria itu yang sering saya lakukan dan apa yang saya mohon itu terkabukan. Seperti kalau saya mengalami kesulitan dan saya fokuskan untuk itu. Menurut saya bukan saja sekedar ziarah tetapi kalau setiap hari saya berdoa saya selalu persembahkan seluruh pengalaman yang saya alami sepanjang hari ini dengan perantaraan bunda Maria, baik itu kesusaha, kegembiraan dan semua saaya persembahkan kepada bunda maria.

8. Bidang-bidang Usaha gerejani apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman?

Kalau saya melihat ya ..dari gereja sendiri, memang ada usaha baik novena 3x salam maria untuk membangun iman umat dan iman masing-masing.

9. Dalam bidang-bidang itu, kira-kira kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup

Disamping pergi ke gereja setiap hari lewat perayaan ekaristi untuk mendapatkan kekuatan kita mendapat kekuatan secara pribadi terlibat dalam kegiatan di lingkungan dengan pendalaman iman, daan kegiatan yang ada di gereja

Page 140: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(11)

beriman? 10. Faktor penghambat apa saja yang anda

rasakan berdevosi kepada Maria?

Misalnya kalau devosi dan Kadang-kadang ada rasa bosan karena doa kita tidak dikabulkan sering memohon dan tidak dikabulkan kadang kala kita menylahkan Tuhan dan bunda Maria, serta bertanya-tanya mengapa doa kita tidakm dikabulkan, bisa saja kita salah berdoa

11. Persoalan apa saja yang kerap kali anda hadapi dalam rangka belajar dari iman Maria guna meningkatkan kehidupan beriman?

Kalau saya melihat teladan Bunda Maria contoh kerendahan hati Maria, kadang susah sekali dan bagi saya ini sangat membutuhkan suatu proses yang tidak mudah.

12. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi berbagai persoalan hidup?

Sikap yang saya ambil dari teladan maria yang sulit saya buat dan teladani tapi saya berusaha untuk rendahhati bila tidak ya saya harus rendahati untuk bertanya dan juga melami kesulitan lain saya belajar dari bunda maria menyimpan semua dalam hatinya dan berusaha untuk mencari jalan keluar dengan terbuka seperti Bunda Maria Yang terbuka terhadap rencana Tuhan sendiri. Terbuka terhadap bimbingan

Page 141: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(12)

• Responden VI Tanggal : 9 Juni 2007 Tempat : Rumah umat Identitas Responden : Ibu Sarbini

Pertanyaan Jawaban Responden 1. Bagi anda, siapakah Maria itu? Apakah sahabat, Bunda Allah atau

siapa, menurut anda? Maria itu pelindung kami serta penguat kami dalam kegiatan tugas-tugas kami sehari-hari. Bunda maria selalu melindungi kami.

2. Pernahkah anda mengalami mukjizat setelah berdoa pada Allah dengan perantaraan Bunda Maria?

Sering itu suster....

3. Jika jawaban anda “pernah mengalami mukjizat”, silahkan anda sharing secara singkat! (Kapan, dimana dan bagaimana itu terjadi)

Pada waktu malam kami mengajak anak-anak saya berdoa supaya Bapak yang mau dioperasi. Akhirnya operrasi berlangsung baik dan walaupun dalam proses tersebut bapak di panggil Tuhan.

4. Seringkah anda berdoa dengan perantraan bunda Maria? Saya tu setiap malam dan setiap pagi kalau kegereja 5. Kapan biasanya anda menyediakan waktu khusus untuk devosi

Maria? Setiap pagi dan setiap malam

6. Dalam doa bersama, bagaimana Devosi Maria yang dilakukan di lingkungan anda?

Oh itukan pada bulan Mei dan oktober.ya udah Itu aja toh

7. Bentuk devosi Maria apa saja yang dirasa paling membantu anda dalam memperkembangkan kehidupan beriman?

Doa-doa serta permohonan kami dikabulkan, dan walaupun tidak dikabulkan kami tetap berdoa kepada Bunda Maria. Contohnya waktu anak saya mau jadi imam lalu akhirnya tidak terpanggil menjadi imam kami tetap berdoa karena semua itu di tentukan dari Tuhan

8. Bidang-bidang Usaha gerejani apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman?

Liturgi, serta doa dan novena Roh kudus itu suster

9. Dalam bidang-bidang itu, kira-kira kegiatan –kegiatan apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman?

Sering rekoleksi, pertemuan ibu-ibu dimanapun selalu kami ikut entah di muntilan dan dimana saja

10. Faktor penghambat apa saja yang anda rasakan berdevosi kepada Maria?

Permohonan itu loh suster, sering tidak di kabulkan tapi kami tetap berdoa. Kami tidak lepas dari berdoa doa

11. Persoalan apa saja yang kerap kali anda hadapi dalam rangka belajar dari iman Maria guna meningkatkan kehidupan beriman?

Permohonan yang tidak di kabulkan tapi kami sering dan tetap berdoa kepada Maria.

12. Bagaiman Sikap anda dalam menghadapi berbagai persoalan hidup? Komunikasikan dengan anak dan saudara.

Page 142: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(13)

• Responden VII Tanggal : 10 Juni 2007 Tempat : Rumah umat Identitas Responden : Ibu Marcia

Pertanyaan Jawaban Responden 1. Bagi anda, siapakah Maria itu? Apakah sahabat,

Bunda Allah atau siapa, menurut anda? Maria itu adalah ibu Yesus Kristus dan ibu teladan wanita.

2. Pernahkah anda mengalami mukjizat setelah berdoa pada Allah dengan perantaraan Bunda Maria?

Pernah Suster...

3. Jika jawaban anda “pernah mengalami mukjizat”, silahkan anda sharing secara singkat! (Kapan, dimana dan bagaimana itu terjadi)

Waktu itu saat ibu meninggal dunia, waktu memandikan jenazah, kalau orang jawakan ga boleh mengeluarkan air mata. Karena pada waktu itu saya subguh merasa kehilangan. Dan pada waktu yang bersamaan saya ingat akan bunda Maria dan saya berdoa 3x salam maria, akhirnya saya tidak menangis lagi dan menjadi kuat

4. Seringkah anda berdoa dengan perantaraan bunda Maria?

Dalam doa pribadi , ya... saya sering

5. Kapan biasanya anda menyediakan waktu khusus untuk devosi Maria?

Setiap pkl 15.00 doa rosario kerahiman dan pada pkl 21-30 doa penyerahan kepada hati Kudus

Dalam doa bersama, bagaimana Devosi Maria yang dilakukan di lingkungan anda?

Kalau tidak ada halangan saya selalu usahakan untuk hadir dalam doa lingkungan.

6. Bentuk devosi Maria apa saja yang dirasa paling membantu anda dalam memperkembangkan kehidupan beriman?

Kita harus merendahkan diri seperti bunda maria yang mulia dan misa dilingkungan tu kerap kali ada.dan yang enak itu doa rosario bersama dengan umat yang lain dan kalaudari lingkungan ada waktu ziarah bersama lingkungan saya berusaha untuk mengikutinya.

7. Bidang-bidang Usaha gerejani apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangunan hidup beriman?

Mendengarkan pewartaan injil melalui doa di gereja dan di lingkungan.

8. Dalam bidang-bidang itu, kira-kira kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat mendukung anda dalam membangun hidup beriman?

Kita harus menyesuikan dengan keadaan umat di lingkungan cokrodiningratan contohnya kalau ada kunjungan orang sakit saya salalu meluangkan waktu untuk kunjungan orang sakit. Kegiatan WK dan kegiatan ibu-ibu RT

9. Faktor penghambat apa saja yang anda rasakan berdevosi Maria?

Fisik yang kurang baik dan lemah

Page 143: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(14)

10. Bagaiman Persoalan yang kerap kali anda hadapi dalam rangka belajar dari iman Maria guna meningkatkan kehidupan beriman?

Karena fisik yang sudah tua dan juga ada rada – rada malas

11. Bagaiman sikap anda dalam menghadapi berbagai persoalan hidup?

Mengambil waktu untuk tenang dan menenangkan pikiran dan mawas diri pada malam hari. Mohon terang roh kudus agar di dmpingi.

Page 144: BELAJAR DARI KESETIAAN IMAN MARIA GUNA …repository.usd.ac.id/22596/2/031124026_Full.pdf · angket dan wawancara terhadap umat di lingkungan St. Ignatius Loyola telah dilaksanakan.

(15)

Lampiran II. Lagu-lagu tentang Maria dalam Madah Bakti.

1. No . 541 Reff. Salam Maria Puteri pilihan dari Israel Kembang juwita salam bagimu Engkau diberkati Allah Kau menjadi bunda Penebus o Maria

Perawan bahagia perawan nirmala Kuasa Allah lagi kasihNya Akan menaungi dikau Dara suci bunda Allah o Maria

Ibunda Putera Bunda tercinta Oh bunda kami, kami kasihi Yesus Kristus Puteramu Lagi dikau bunda kami. 2. No. 538 Perawan pilihan Allah oh Maria Kau terima rahmat berlimpah oh Maria Reff. Doakan para putra dalam mengemban tugasnya di dunia. Dengan hati yang terbuka oh Maria Kau sambut tugas raksasa oh Maria. Reff Walaupun Kau tetap dara oh Maria Namun jadi ibu Tuhan oh Maria. Reff Mendampingi Sang Putera oh Maria Setia sampai di Golgota oh Maria. Reff Maka turut mulia juga oh Maria Dan jadi ibu gereja oh Maria. Reff