BARBITURAT
-
Upload
mutiasariwardana -
Category
Documents
-
view
157 -
download
4
Transcript of BARBITURAT
Keracunan dan Over Dosis Obat BARBITURAT
KELOMPOK 2 :Chairunnisa
Mutia Sari WardanaNurfitriyani Putri Assifa
Qaffah Silma AzasWidya Larasaty
BARBITURAT
Senyawa yang digunakan sebagai hipnotik dan sedatif, untuk induksi anstesia, dan untuk pengobatan epilepsi pada status epileptikus. Dibagi menjadi 4 grup umum berdasarkan aktivitas farmakologis dan penggunaan klinik
1. Ultrashort-acting2. Short-acting3. Intermediate-acting4. Long-acting
Produk kombinasi umum mengandung barbiturat : Florinal (50 mg butalbital) Donnatal (16 mg phenobarbital)
Produk eutanasia hewan sering mengandung barbiturat diantaranya phenobarbital.
1. MEKANISME KERACUNAN
A. Semua barbiturat secara umum menyebabkan depresi pada aktivitas saraf di otak. Interaksi dengan reseptor barbiturat terjadi peningkatan hambatan sinaptik oleh mediator GABA. Hipotensi terjadi pada dosis besar disebabkan oleh depresi pada tonus simpatetik pusat bersamaan dengan depresi langsung pada kontraktilitas jantung.
B. Farmakokinetik, bervariasi sesuai senyawa dan grup 1. Ultrashort-acting barbiturat sangat mudah larut lemak dan cepat
berpenetrasi ke otak untuk induksi anestesia, selanjutnya dengan cepat menyebar ke jaringan lain. Secara klinis waktu memberikan efek sangat cepat dari pada T ½ eliminasi untuk senyawa ini
2. Long-acting barbiturat menyebar lebih cepat dan memiliki T ½ eliminasi panjang, biasa digunakan 1 x 1 pada pengobatan epilepsi.
TABEL II-13 BARBITURAT
Jangka Obat T ½ Eliminasi Akhir Normal (h)
Waktu Mula Efek (h)
Dosis Lazim Hipnotik (Dewasa) (mg)
Level Toksik Minimum (mg/L)
Ultrashort
Methohexital 3-5 < 0,5 50-120 > 5
Thiopental 8-10 < 0,5 50-75 > 5
Short Pentobarbital 15-50 > 3-4 50-200 > 10
Secobarbital 15-40 > 3-4 100-200 > 10
Intermediate
Amobarbital 10-40 > 4-6 65-200 > 10
Aprobarbital 14-34 > 4-6 40-160 > 10
Butabarbital 35-50 > 4-6 100-200 > 10
Butalbital 35 100-200 > 7
Long Mephobarbital 10-70 > 6-12 50-100 > 30
Phenobarbital 80-120 > 6-12 100-320 > 30
TABEL II-59 DATA FARMAKOKINETIK
Obat Onset (hr)
Puncak (hr)
T ½ (hr)
Metabolit Aktif
T ½ Metabolit
AktifVd
(L/kg)%Ikatan protein
Peningkatan Eliminasi Komentar
Primidone 3,3-12 Yes 29-120 0,4-1 20-30 HD,HP,PD, MDAC
Metabolit PEMA/phenobarbutal
Secobarbital 0,25 1-6 15-40 1,5-1,9 45-70 HD,HP,PD, MDAC
Thiopental < 0,1 < 0,1 8-10 > 10 1,4-6,7 72-86 HD,HP
Data yang disajikan berdasarkan dosis terapetik bukan overdosis. Secara umum setelah overdosis efek puncak dihambat dan T ½ serta durasi efek diperpanjang. Perubahan mungkin terjadi pada volume distribusi dan % ikatan protein. Kinetik mungkin bervariasi tergantung pada formulasi.HD = HemodialisisHP = HomoperfusiPD = Peritoneal dialisisMDAC = Dosis ganda karbon aktif
2. DOSIS TOKSIK
Dosis toksik barbiturat bervariasi tergantung pada obat, rute, dan laju administrasi serta pada toleransi individu pasien. Secara umum, toksisitas terjadi ketika dosis melebihi 5-10 kali dosis hipnotik.
A. Berpotensi fatal dosis oral pada senyawa shorter-acting adalah 2-3 g, dan phenobarbital adalah dosis 6-10 g.
B. Beberapa kematian telah dilaporkan banyak wanita muda menjalani terapi aborsi setelah menerima aliran cepat suntikan IV sebanyak 1-3 mg/kg methohexital.
3. GEJALA KLINIS
Gejala awal tergantung pada obat dan rute administrasi
1. Ringan-sedang : Lemah, sulit berbicara, nystagmus, dan gangguan keseimbangan.
2. Tinggi : hipotensi, koma, dan gangguan pernafasan. Pada koma panjang, pupil biasanya kecil atau berada
pada posisi tengah; pasien mungkin kehilangan aktivitas reflek dan kelihatan mati.
Hipotermia, khususnya korban yang terpapar lingkungan dingin. Hipotensi dan bradikardia umumnya muncul bersamaan dengan hipotermia.
4. DIAGNOSIS
A. Level spesifik Phenobarbital konsentrasi lebih dari 60-80 mg/L
menyebabkan koma, dan lebih dari 150-200 mg/L dengan hipotensi berat.
short-intermediate-acting koma terjadi pada konsentrasi serum >20-30 mg/L. Barbiturat mudah dideteksi rutin pada skrining toksikologi urin.
B. Penelitian laboratorium berguna lain elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin, gas darah arteri atau nadi oksimetri, dan x-ray pada dada
Pasien sadar dan berbicara seperti memiliki refleks jalan nafas yang utuh tapi sebaiknya dimonitor.Pada pasien lemah, refleks muntah atau batuk dapat menjadi indikasi langsung dari kemampuan pasien untuk melindungi jalan nafas. Jika ada keraguan, sebaiknya lakukan Endotracheal intubation, memiliki 2 rute :
1. Nasotracheal intubation kelebihan : digunakan untuk
pasien sadar tanpa paralisis neuromuskular
kekurangan :1. Perforasi dari mukosa nasal
dengan epistaxis2. Merangsang mual dan pasien
harus bernafas secara spontan3. Sulit bagi bayi karena anterior
epiglotis
2. Orotracheal intubation kelebihan : resiko pendarahan
tidak signifikan dan pasien tidak harus bernafas secara spontan
kekurangan :1. Menyebabkan paralisis muskular2. Manipulasi leher, dapat
menyebabkan cedera tulang belakang jika pasien mempunyai trauma leher.
AIRWAY
• Ventilatory traumaTreatment : ukur gas darah arteri, jika ada kenaikan tekanan CO2 mengindikasikan perlu tambahan ventilasi
• HipoksiaTreatment
1. Memeriksa hipoksia2. Penanganan pneumonia3. Penangana edema paru• Bronkoplasma
Treatment : memberi suplai oksigen dan lakukan endocheal intubation jika diperlukan
BREATHING
HASIL DIAGNOSA DIFERENSIALLangkah-langkah yang harus di lakukan :• Tenangkan trauma/penyebab lain dari pendarahan intracranial• Tingkatan abnormal dari glukosa darah, sodium/elektrolit lain • Hypoxia • Hypothyroidism • Hati atau gagal ginjal • Lingkungan hyperthermia atau hipotermia • Infeksi serius seperti penyakit otak dan meningitis
KOMA
PENGOBATANJaga aliran udara dan berikan ventilasi jika perlu. Sediakan O2 pelengkap • Dextrose
Semua pasien dengan kesadaran harus mendapatkan dextrose kecuali jika hypoglycemia. Konsentrasi dextrose yang terlalu tinggi dapat merusak jaringan
Dewasa : 50% dextrose, 50 ml (25 g) IV.Anak-anak : 25% dextrose, 2 ml / kg IV.
• Thiamine Thiamine diberikan untuk mencegah/mengobati sindrom Wernicke akibat dari kekurangan thiamine oleh pasien alkoholikTidak diberikan secara rutin kepada anak-anak. Pemberian thiamine sebanyak 100 mg secara IV atau IM.
• Naloxone pasien dengan gangguan tekanan pernapasan
KOMA
GEJALA DAN TANDA• Menggigil/gemetar.• Terasa melayang.• Pernapasan cepat.• Nadi lambat.• Gangguan penglihatan.• Reaksi mata lambat.• Alat gerak kaku.• Pupil mata melebar
(dilatasi) dan tidak bereaksi.
• Kesadaran menurun.
PENANGANAN• Pindahkan penderita dari
lingkungan dingin.• Jaga jalan napas dan
berikan oksigen bila ada.• Ganti pakaian yang
basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering dan hangat.
• Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan.
HIPOTERMIA
DIAGNOSIS DIFERENSIAL1. Hipertemia, merupakan
penyebab dari dilatasi arteriolar dan venodilatasi dan mengarah pada tekanan miokardial
2. Kehilangan cairan yang disebabkan oleh gastroenteritis
3. Kekurangan darah (seperti : dari trauma atau perdarahan gastrointestinal)
4. Infarction miokardial5. Sepsis6. Cedera tulang belakang.
PENGOBATAN1. Selalu adanya pasokan
oksigen2. Pengobatan aritmia jantung
dengan hipotensi (kecepatan angka hati <40-50/min atau >180- 200/min)
3. Tekanan sistolik darah yaitu 80- 90 mmHg ketika temperature tubuh pada 32oC (90oF).
4. Pemberian cairan dengan menggunakan crystalloid solution, 10-20 mL/ kg
5. Dopamine, 5- 15 mcg/kg/min.
HIPOTENSI
Obat spesifik dan antidot. Tidak ada antidot spesifik
ANTIDOT
Tindakan cuci lambung serta memuntahkan obat perlu dilakukan.
Setelah cuci lambung, karbon aktif dan suatu pencahar (sarbitol) harus diberikan. Pemberian dosis ulang karbon (setelah terdengar bising usus) dapat mempersingkat waktu paruh fenobarbital.
Pengukuran fungsi nafas perlu dilakukan sedini mungkin. PCO2 dan O2 perlu dimonitor
DEKONTAMINASI
1. Alkalinisasi pada urin meningkatkan pengeluaran urin dari phenobarbital tapi bukan barbiturat lain. Nilai ini terjadi pada overdosis akut namun tidak terbukti dan memberi kontribusi potensial dalam kelebihan cairan dan edema paru-paru
2. Dosis berulang karbon aktif menunjukan penurunan T ½ phenobarbital, tetapi data mengenai efek berlawanan pada durasi koma, waktu pada ventilasi tiruan dan waktu untuk ekstubasi
Bila masih dalam saluran cerna arang aktif dgn dosis 30-50 gram ; 0,5-1 gram/kgBB setiap 4 jam per oral/enteral.
3. Hemodialisis atau homoperfusi mungkin terjadi banyak keracunan pada pasien yang tidak merespon perawatan pendukung (contoh : hipotensi berat)
ELIMINASI