Barbiturat Dan Antibiotik 2

37
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam bidang analisa kimia terdapat dua macam analisa yaitu kaulitatif dan kuantitatif. Penetapan kadar suatu senyawa, khususnya dilakukan dalam analisa kuantitatif. Zat yang ditentukan sering ditunjukkan sebagai zat yang diinginkan atau analit. Dapat terdiri dari sebagian kecil atau besar dari contoh yang dianalisa. Penetapan kadar kuantitatif atau jumlah sangat penting untuk menjamin mutu dan kepercayaan konsumen terhadap suatu sediaan obat. Obat-obatan yang beredar di pasaran mengandung bahan aktif seperti yang tertera pada etiket, namun dapat saja obat tersebut telah berkurang kadarnya karena faktor pabrikasi. Jika ada obat yang retak atau rusak akan mempengaruhi efek terapeutiknya.

Transcript of Barbiturat Dan Antibiotik 2

Page 1: Barbiturat Dan Antibiotik 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam bidang analisa kimia terdapat dua macam analisa yaitu

kaulitatif dan kuantitatif. Penetapan kadar suatu senyawa, khususnya

dilakukan dalam analisa kuantitatif. Zat yang ditentukan sering

ditunjukkan sebagai zat yang diinginkan atau analit. Dapat terdiri dari

sebagian kecil atau besar dari contoh yang dianalisa.

Penetapan kadar kuantitatif atau jumlah sangat penting untuk

menjamin mutu dan kepercayaan konsumen terhadap suatu sediaan

obat. Obat-obatan yang beredar di pasaran mengandung bahan aktif

seperti yang tertera pada etiket, namun dapat saja obat tersebut telah

berkurang kadarnya karena faktor pabrikasi. Jika ada obat yang retak

atau rusak akan mempengaruhi efek terapeutiknya.

Penetapan kadar senyawa aktif dalam sediaan pada umumnya

menggunakan metode titrasi yang sesuai dengan sifat kimia dari

senyawa aktif yang ingin diketahui kadarnya.

Istilah antibiotik untuk pertama kali digunakan oleh Waksman

(1945) sebagai nama dari suatu golongan yang berasal dari bahan

biologis yang kerjanya antagonistik terhadap mikroorganisme. Istilah itu

berarti “melawan hidup”. Dengan kata lain maksud dari antibiotik

adalah zat yang dihasilkan oleh organisme (mikroorganisme) hidup,

Page 2: Barbiturat Dan Antibiotik 2

yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan

dapat memusnahkannya.

Barbiturat menyebabkan toleransi, enzim metabolik obat,

dependensi fisik dan gejala putus obat yang hebat. Paling

mengerikan dapat menyebabkan koma dalam dosis toksik. Barbiturat

tertentu seperti tiopental, karena bekerja sangat singkat, masih

digunakan sebagai induksi anestesia.

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi

senyawa obat golongan Antibiotik dan Barbiturat secara analisis

kualitatif.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengidentifikasi senyawa obat golongan

Antibiotik dan barbiturat melalui reaksi pendahuluan (Uji

Organoleptis, Uji Kelarutan dan Uji Pemijaran), reaksi

penggolongan dan reaksi spesifik.

I.3 Prinsip Percobaan

Penentuan golongan suatu senyawa obat dari golongan

antibiotik dan barbituran berdasarkan uji organoleptis, uji unsur, uji

gugus fungsi, uji golongan senyawa, uji mikoskopik dan uji reaksi

spesifik.

Page 3: Barbiturat Dan Antibiotik 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat.

Asam barbiturat merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea

dengan asam malonat. (Ganiswarna, 1995)

Rumus bangun asam barbiturat dapat digambarkan seperti dibawah

ini. (Sudjadi, 1999)O║C ― NH

R1 │6 1│C5 2 C ═ O

R2 │ │C4― 3NH

O

Adapun rumus beberapa turunan asam barbiturat, antara lain:

( Sudjadi, 1999)

Nama

Substituen pada

BM1 R1 R2

Barbital, veronal - etil etil 184,19

Fenobarbital, luminal - etil fenil 232,23

Butetal,soneril - etil n-butil 212,24

Pentobarbital,nembut - etil 1-metil butil 224,27

Allobarbital, alurat - alil alil 208,21

Aprobarbital, alurat - alil isopropil 210,23

Metarbital, gemonil Metil etil etil 198,22

Mefobarbital prominal Metil etil fenil 246,26

Page 4: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara

ekstensif sebagi hipnotik dan sedatif. Namun sekarang kecuali untuk

beberapa penggunaan yang spesifik, barbiturat telah banyak

digantikan oleh benzodiazepin yang lebih aman. (Ganiswarna,1995)

Barbiturat menyebabkan toleransi, enzim metabolik obat,

dependensi fisik dan gejala putus obat yang hebat. Paling

mengerikan dapat menyebabkan koma dalam dosis toksik. Barbiturat

tertentu seperti tiopental, karena bekerja sangat singkat, masih

digunakan sebagai induksi anestesia. (Mycek, 2001)

Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya,

yaitu (Mycek, 2001):

1. Barbiturat kerja panjang

Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang

2. Barbiturat kerja singkat

Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang

efektif sebagai sedatif dan hipnotik

3. Barbiturat kerja sangat singkat

Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena

anestesia.

Metode penetapan kadar barbiturat dapat dilakukan dengan

beberapa cara, antara lain:

1. Metode spektrofotometri untuk tablet (Sudjadi, 1999)

Page 5: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Pengukuran absorbansi barbiturat pada daerah ultraviolet

dapat dilakukan dengan beberapa cara. Barbiturat dapat dilarutkan

dalam basa kuat dan pengukuran dilakukan pada λ max 255 nm.

Metode ini spesifik jika spektra dari senyawa penganggu tidak

peka terhadap perubahan pH. Pengukuran pada 260 nM lebih baik

karena menghilangkan gangguan yang disebabkan oleh hasil

peruraiannya.

2. Metode kolorimetridengan garam kobalt

Reaksi parri dapat digunakan sebagai dasar analisis

kuantitatif.

3. Metode asidi-alkalimetri (Sudjadi, 1999)

Semua barbiturat dapat ditetapkan sebagai asam berbasa

satu. Titrasi dalam air dihindarkan karena sifat keasamannya yang

lemah dan kelarutannya dalam air yang kecil. Oleh karena itu

titrasi dilakukan dengan pelarut campuran air-alkohol.

Titrasi yang paling cocok untuk barbiturat dilakukan dalam

suasana bebas air. Natrium barbiturtat juga dapat ditetapkan

secara TBA.

4. Metode argentometri (Sudjadi, 1999)

Dalam suasana basa barbiturat dengan perak nitrat

membentuk garam yang tak larut. Reaksi yang terjadi tergantung

suasana larutannya. Penetapan kadar secara potensiometri akan

Page 6: Barbiturat Dan Antibiotik 2

didapat hasil yang lebih tepat dan teliti., dengan elektroda baku

perak-perak klorida dan elektroda penunjuk perak.

5. Metode bromometri untuk gugus yang tidak jenuh

Beberapa barbiturat mempunyai substituen pada kedudukan

5 yang merupakan gugus yang tidak jenuh, seperti dial. Gugus ini

dapat dititrasi kuantitatif dengan brom

Metoda netralisasi (asidimetri-alkalimetri) mencakup semua

penetapan titrimetri dengan reaksi netralisasi. Prinsip asidimetri dan

alkali metri sama, yaitu menetapkan kadar asam atau basa dengan

cara penambahan sejumlah larutan asam atau basa baku yang

setara, dari jumlah volum larutan asam atau basa yang ditambahkan

ini dapat dihitung kadar asam atau basa yang terdapat dalam contoh.

Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna indikator yang

sesuai . (Susanti, 1997)

Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya

mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaan di sini, yang

dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk

kelompok parasit (Djide, 2005).

Istilah antibiotik untuk pertama kali digunakan oleh Waksman

(1945) sebagai nama dari suatu golongan yang berasal dari bahan

biologis yang kerjanya antagonistik terhadap mikroorganisme. Istilah itu

berarti “melawan hidup”. Dengan kata lain maksud dari antibiotik adalah

zat yang dihasilkan oleh organisme (mikroorganisme) hidup, yang dapat

Page 7: Barbiturat Dan Antibiotik 2

menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat

memusnahkannya (Irianto, 2002).

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama

fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.

Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik

penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak

diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga

sering digolongkan sebagai antibiotik (Djide, 2005 ).

Banyak antibiotik yang berasal dari mikroorganisme, beberapa

dihasilkan oleh spesies fungi biasa, misalnya penisilin, tetapi kebanyakan

diperoleh dari bermacam-macam bakteri yang menyerupai fungi (mold

like). Sedikit sekali yang dihasilkan oleh bakteri asli, kecuali dari spesies

Bacillus (Irianto, 2002).

Antibiotik digunakan untuk berbagai jenis infeksi berbagai kuman

atau juga untuk prevensi unfeksi, misalnya pada pembedahan besar.

Secara profilaktis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan klep

jantung buatan, juga sebelum cabut gigi (Mutschler, 1999).

Kegiatan antibiotis untuk pertama kalinya ditemukan secara

kebetulan oleh dr. Alexander Fleming (Inggris 1928) tetapi penemuan ini

baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan perang dunia ke II di

tahun 1941, ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk

menanggulangi infeksi dari luka (Tjay, 2000)

Page 8: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Kemudian para peneliti memperoleh banyak zat lain dengan

khasiat antibiotis. Akan tetapi berhubung dengan sifat toksisnya

bagimanusia hanya sebagian kecil saja yang digunakan sebagai obat

diantaranya streptomycin, kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, rifampisi,

bleomisin, deksorubisin, minosiklin. dan tobramisin (Tjay, 2000).

Lazimnya antibiotik dibuat secara mikrobiologi yaitu fungi

dibiakkan dalam tangki-tangki besar bersama-sama gizi khusus. Oksigen

atau udara steril disalurkan kedalam cairan pembiakan guna

mempercepar pertumbuhan fungi dan meningkatkan produksi

antibiotikumnya. Setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotikum

dimurnikan dan aktivitasnya ditentukan (Tjay, 2000).

Pembuatan antibiotik terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut

(Irianto, 2002) :

1. Mikroorganisme penghasil antibiotik dikembangbiakan.

2. Mikroorganisme dipindahkan ke dalam bejana fermentasi yang

menyerupai tangki besar. Di tempat ini, mikroorganisme dipacu

dengan lingkungan yang cocok agar berkembang biak secara tepat.

3. Dari cairan biakan itu, antibiotika diekstraksi dan dimurnikan,

selanjutnya diujikan dengan urutan sebagai berikut

a. Zat diuji dalam tabung reaksi, berkhasiat membasmi kuman

atau tidak.

Page 9: Barbiturat Dan Antibiotik 2

b. Kemudian diuji pada hewan percobaan termasuk diteliti efek

sampingnya.

c. Bila ternyata aman, obat ini dapat diujicobakan kepada

sekelompok orang dengan pengawasan ketat para ahli.

d. Bila berhasil dengan baik, barulah diujikan pada orang sakit

dan selanjutnya dipasarkan.

II.2 Uraian Bahan

Golongan Antibiotik

1. Clindamycin

Nama resmi : Clindamycini hydrochloridum

Sinonim : Clindamycin

BM/RM : 461,44 / C18H33CIN2O5S.HCl

Pemerian : Serbuk hablurputih, dan tidak berbau

Kelarutan : MUdah larut dalam air, dan dalam etanol P;

larut dalam etanol 95% P, praktis tidak larut

dalam aseton

Khasiat : sebagai antibiotic

Farmakokinetik : Diserap hampir lengkap pada pemberian oral

setelah pemberian dosis oral 150mg

biasanya tercapai kadar puncak plama 2-3

mcg/ml dalam waktu 1 jam. Masa paruhnya

sekitar 2,7 jam, didistribusikan dengan baik

Page 10: Barbiturat Dan Antibiotik 2

ke seluruh bagian tubuh, hanya sekitar 10%

diekskresi dalam bentuk asal melalui urin

Efek samping : Demam, nyeri abdomen, diare

Indikasi : Pengobatan terhadap infeksi kuman anaerob

terutama B.Fragilis

Dosis : Infeksi serius 150-300 mg setiap 6 jam.

Infeksi berat 300-450 mg setiap jam

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel

2. Eritromisin

Nama Resmi : Erythromycinum

Sinonim : Eritromisin

RM/BM : C37H67NO13 / 733,94

Pemerian : Serbuk hablur putih atau agak kuning. Tidak

berbau ataiu praktis tidak berbau rasa pahit

agak higroskopik

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 1000 bagiian air,

larut dalam etanol (90%), kloroform P , dan

dalam eter P.

Khasiat : Sebagai antibiotik

Farmakokinetik : Diserap baik diusus kecil bagian atas, dengan

dosis oral 500 mg erytromycin basah dapat

Page 11: Barbiturat Dan Antibiotik 2

dicapai dengan kadar puncak 0,3-1,9 µg/ml

1,6 jam.

Efek samping : Reaksi alergi, hepatitis koleostatik, nyeri

perut, mual dan muntah, demam,

leukositosis, eosinofilia.

Indikasi : Terapi infeksi rongga mulut dan saluran nafas

Dosis : dewasa dan anak diatas 8 tahun 250-500 mg

atau 0,5-1 g tiap 12 jam, anak sampai 2

tahun125 mg tiap 6 jam, 2-8 tahun 250 mg

tiap 6 jam

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sampel antibiotic

3. Colistine

Nama Resmi : Polimycini B-Sulfat

Sinonim : Polymyxina B-sulfat

Pemerian : serbuk, putih sampai putih kuning gading,

tidak berbau atau berbau lemah

Kelarutan : Muda larut dalam air sukar larut dalam

metanol

Kegunaan : sampel antibiotic

Khasiat : Sebagai antibiotik

Farmakokinetik : Diserap melalui mukosa dan dieksresikan

melalui urin.

Page 12: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Efek samping : Kemerahan pada muka, vertigo, ataksia dan

rasa mengantuk

Indikasi : Infeksi saluran cerna karena kuman gram

negatif dan kuman proteus

Dosis : Dosis oral untuk anak dan bayi ialah 6-15

mg/kg BB/hari dibagi dalam tiga pemberian.

Dewasa 1-2 tablet 3 kali sehari

Penyimapan : Dalam wadah tertutup baik

4. Kanamycin

Nama Resmi : Kanamycini

Sinonim : Kanamycin

RM/ BM : C16H36N4O11 / 582,60

Pemerian : serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak

berbau atau hampir tidak berbau

Kelarutan : Larut dalam 8 bagian air,praktis tidak larut

dalam etanol (95%)P, sangat sukar larut

dalam kloroform P dan dalam eter P.

Kegunaan : sampel antibiotic

Khasiat : Sebagia antibiotik

Farmakokinetik : Reabsorbsinya dari usus praktis nihil,

terdistribusinya ke jaringan tubuh buruk tetapi

dapat melintasi plasenta. Eksresinya lewat

ginjal rata-rata 60% dalam bentuk utuh.

Page 13: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Efek samping : Gangguan vestibuler dan pendengaran,

nefrotoksisitas, hipomagnesemia dan

pemberian jangka panjang, colitis karena

antibiotik

Indikasi : Septikimia dan sepsis pada nonatus,

meningitis dan infeksi SSP lainnya, infeksi

bilier dan prostatitis akut, endokraditis

Dosis : Oral 50-100 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis,

i.m/i.v 15 mg/kg/hari dalam 2 sampai 4 dosis

5. Tetrasiklin

Nama Resmi : Tetracyclinum

Sinonim : Tetrasiklin

RM/BM : C22H24N2O8 / 444,44

Pemerian : serbuk hablur, kuning, tidak berbau. Stabil

diudara tetapi menjadi gelap oleh paparan

cahay kuat.

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut

dalam asam encer, dan NaOH, sukar larut

dalam etanol, praktis tidak larut dalam

kloroform dan eter.

Kegunaan : sampel antibiotic

Khasiat : Sebagai antibiotik

Page 14: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Farmakokinetik : Reabsorbsi tetrasiklin dari usus pad perut

kosong adal;ah lebih kurang 3-4 jam tercapai

kadar puncak dalam darah eksresi tetrasiklin

terutama secara utuh melalui ginjal, maka

kadarnya didalam kemih tinggi

Efek samping : Mual, muntah, diare, eritema, sakit kepala dan

gangguan penglihatan

Indikasi : Eksaserbasi bronkhitis kronis, bruselosis,

klamedia, mikoplasma, ricktsia, efusi pleura

karena keganasan atau serosis, aknen

vulgaris

Dosis : Oral : 250mg tiap 6 jam. Pada infeksi berat

ditingkatkan sampai 500 mg 6-8 jam

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. Rifampisin

Nama resmi : Rifampicinum

Sinonim : Rifampisin

BM/RM : 822,95 / C43H58N4O12

Pemerian : Serbuk hablur, coklat merah

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut

dalam kloroform; larut dalam etil asetat dan

dalam methanol

Kegunaan : sebagai sampel antibiotik

Page 15: Barbiturat Dan Antibiotik 2

7. Ampisilin

Nama Resmi : Ampicillinum

Sinonim : Ampisilin

RM/BM : C16H19N3O4S / 349,40

Pemerian : serbuk hablur, putih ; praktis tidak berbau

Kelarutan : sukar larut dalam air dan dalam methanol;

tidak larut dalam benzene, CCl4, dan

kloroform.

Kegunaan : sampel antibiotik

Golongan Barbiturat

1. Fenobarbital (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Phenobarbitalum

Nama lain : Fenobarbital, luminal

RM/BM : C12H12N2O3/ 232,24

Rumus bangun : H

O N O

H5C2 NH

Pemeriaan : Hablur atau serbuk hablur, putih tidak

berbau, rasa agak pahit

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol

(95%) P, dalam eter P, dalam larutan alkali

hidroksida dan dalam

Page 16: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Hipnotikum, sedativum

Kegunaan : sebagai sampel

Persyaratan kadar : Fenobarbital mengandung tidak kurang dari

98% dan tidak lebih dari 101,0% C12H12N2O3

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

2. Thiobarbital (Card System, 1979)

Nama resmi : Kemithal

Sinonim : Thiobarbital

Pemerian : Butir-butir kristal, butir putih, agak pahit

higroskopik.

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel

3. Heksa Barbital (Card System, 1979)

Nama resmi : Eripan

Sinonim : Heksa barbital

BM : 235,26

Pemerian : Kristal prisma, praktis tidak berasa

Kelarutan : Tidak Larut dalam air, laruta dala metanol,

etanol panas, eter, CHCl3, aseton, Benzen.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 17: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Kegunaan : Sebagai sampel

4. Lydo barbital (Card System, 1979)

Nama resmi : Phaodhorum

Sinonim : Cyclo barbital

Pemerian : Kristal pengikat, sangat pahit.

Kelarutan : Sedikit larut dalam air, cukup larut dalam air

panas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel

5. Allo barbital (Card System, 1979)

Nama resmi : Dial

Sinonim : Allo barbital

Pemerian : Kristal atau keping, agak pahit

Kelarutan : air 1 : 500, air mendidih 1 : 50

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel

BAB III

METODE KERJA

III. 1 Alat yang dipakai

1. Botol pot dan botol coklat

Page 18: Barbiturat Dan Antibiotik 2

2. Gegep kayu

3. Lampu spritus

4. Pipet tetes

5. Sendok tanduk

6. Tabung reaksi

III. 2 Bahan yang digunakan

1. Air suling

2. Ampicilin

3. Amoksisilin

4. Tetrasiklin

5. Streptomycin

6. Erytromicin

7. Penicillin

8. Allo barbital

9. Heksa barbital

10. Cyclo barbital

11. Fenobarbital

12. Prominal

III. 3 Cara kerja

1. Pemeriksaan Umum

- Analisis umum

Dipanaskan perlahan-lahan dengan api kuat, kemudian tidak

ada hablur dan berwarna coklat.

Page 19: Barbiturat Dan Antibiotik 2

- Analisis N

Filtrat + FeSO4 HCl encer Hijau

Filtrat dipananskan Mendidih

Filtrat + FeCl3 Biru

- Analisis S

Filtrat + Na.Nitroposida Ungu

Filtrat + Asam asetat Pb asetat Coklat

- Analisis P

Filtrat + Amonium molikat kuning

Filtrat + HNO3 Amonium muhibitat

- Halogen

Filtrat + CCl4 Na. Hiprosida encer Dipanaskan sampai

Merah

2. Penentuan gugus

- Ikatan rangkap

Dengan KmnO4

Zat + air / Aseton Zn + KmnO4 + 2 tetes Ungu

- Alkohol

Primer : Zat + KmnO4 + H2SO4 + Warna

Sekunder : Zat + Aquabrom + Na. Nitrofosfor

Tersier : Zat + H2O + H2SO4 Abu-abu

3. Uji golongan

Page 20: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Zat + Keton Bening

4. Uji Spesifik

Zat + DAB HCl kuning

Zat + CuSO4 Ungu kecoklatan

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Pemeriksaan organoleptis

No. Senyawa obat Bentuk Warna Bau Rasa

Page 21: Barbiturat Dan Antibiotik 2

1. Amoksilin Serbuk hablur Putih - -

2. Ampicilin Hablur halus Putih - Pahit

3. Tetrasiklin Serbuk hablur Kuning - -

4. Eritromicin Hablur halus Putih - Sangat pahit

5. Penisilin Serbuk halus Kuning - -

6. Clindamiycin Serbuk halus Putih - -

7. Streptomycin Zat padat Putih - -

8. Allo barbital Kristal - - Agak pahit

9. Heksa barbital Kristal prima - - -

10. Cyclo barbital Kristal Mengkilat Sangat pahit

11. Fenobarbital Serbuk hablur Putih - -

12. Penthoal Bubuk Putih

kunnig

Bawang -

13. Prominal Kristal Putih - Tidak berasa

IV. 2 Kelarutan

No. Senyawa obat Etanol Air Eter Kloroform

1. Amoksilin - larut Prk.tdk

larut

-

2. Ampicilin larut larut - -

Page 22: Barbiturat Dan Antibiotik 2

3. Tetrasiklin Sukar larut 60 bagian Tidak

larut

Tidak larut

4. Eritromicin Tidak larut Mudah

larut

Larut -

5. Penisiin Larut - - -

6. Streptomycin - - Tidak

larut

-

7. Clindamycin Larut - - -

8. Allo barbital 1 : 500 - - -

9. Heksa barbital Tidak larut Larut Larut Larut

10. Cyclo barbital Sedikit larut - - -

11. Thiobarbital Larut - - Tidak larut

12. Fenorbarbital Larut Larut - -

IV.3 Pembahasan

Antibiotik adalah suatu sediaan yang berasal dari

mikroorganisme yang digunakan untuk menghambat atau mematikan

mikroorganisme lain.

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,

terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi

mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara

semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari

Page 23: Barbiturat Dan Antibiotik 2

AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya

sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik.

Identifikasi dari antibi0tik yang terbaik adalah dengan

menggunakan cara mikrobiologis. Cara kimia sulit karena tidak

adanya persamaan sifat atau struktur kimia yang begitu mencolok.

Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat.

Asam barbiturat merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea

dengan asam malonat.

Rumus bangun asam barbiturat dapat digambarkan seperti

dibawah ini.

O║C ― NH

R1 │6 1│C5 2 C ═ O

R2 │ │C4― 3NH

O

Adapun rumus beberapa turunan asam barbiturat, antara lain:

Page 24: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya,

yaitu :

1. Barbiturat kerja panjang

Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang

2. Barbiturat kerja singkat

Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang

efektif sebagai sedatif dan hipnotik

3. Barbiturat kerja sangat singkat

Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena

anestesia.

BAB V

PENUTUP

Nama

Substituen pada

BM1 R1 R2

Barbital, veronal - etil etil 184,19

Fenobarbital, luminal - etil fenil 232,23

Butetal,soneril - etil n-butil 212,24

Pentobarbital,nembut - etil 1-metil butil 224,27

Allobarbital, alurat - alil alil 208,21

Aprobarbital, alurat - alil isopropil 210,23

Metarbital, gemonil metil etil etil 198,22

Mefobarbital prominal metil etil fenil 246,26

Page 25: Barbiturat Dan Antibiotik 2

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji organoleptik, uji golongan, uji kelarutan, serta

uji spesifik kita dapat mengetahui golongan dan senyawa apa dari

sampel yang diberikan.

Senyawa-senyawa yang termasuk golongan Antibiotik adalah

ampicilin, penicilin, tetrasiklin, clindamycin, streptomycin, eritromycin

dan amoksilin.

Senyawa-senyawa yang termasuk golongan Barbiturat adalah

Fenorbarbital, penthoal, Prominal, Allo barbital, Hekas barbital dan

Cyclo barbital.

V. 2 Saran

Agar pereaksi-pereaksi yang ada dilaboratorium agar lebih

dilengkapi, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, (1979),”Farmakope Indonesia”, edisi III, Depkes RI, Jakarta.

Page 26: Barbiturat Dan Antibiotik 2

Ganiswarna,Sulistia G., (1999), “Farmakologi dan Terapi”, Bagian Farmakologi FK-UI, UI-Press

Sudjadi dan Rahman,Abdul., “ Ananlisis Obat dan Makanan”, PT Gramedia, Jakarta.

Mycek, Mary,J., dkk, (2001), “Farmakologi Ulasan Bergambar”Edisi 2, Widya medika, Jakarta

Susanti, S., Wunas, Y., (1997) “Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif”, Jurusan Farmasi, Unhas, Makassar

Djide M. Natsir, dkk, 2005, ”Mikrobiologi Farmasi”, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unhas Makassar.

Tjay Hoan Tan, dkk, 2000, ”Obat – Obat Penting”, Edisi kelima, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.