Banyak Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Aktivitas Kehidupan Mikroba Antara Lain Factor Abiotik Yang...
-
Upload
meeyghaa-thayhaankkszaiinyiikwu -
Category
Documents
-
view
17 -
download
9
description
Transcript of Banyak Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Aktivitas Kehidupan Mikroba Antara Lain Factor Abiotik Yang...
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan mikroba antara lain factor
abiotik yang meliputi temperature, kelembaban, tekanan osmosis, pengaruh pH, pengaruh
lpgam berat serta pengaruh zat kimia. Sedangkan faktor biotik meliputi bebas hama serta
asosiasi.
Untuk pertumbuhan jasad hidup dalam mikroba, banyak faktor – faktor lingkungan yang
berpengaruh. Maka adanya faktor lingkuan tersebut akan memberi jumlah peningkatan sel
atau populasi keseluruhan yang berbeda akhirnya mempengaruhi gambaran kurva
pertubuhan yang berlainan pula.
Mikroorganisme mempunyai penyebaran yang sangat luas, ada di dalam air, di udara,
bahan makanan, minuman, dalam sediaan farmasi, dalam tubuh manusia, bahkan
mikroorganisme masih dapat ditemukan di atmosfer sampai ketinggian 10 km.
Berdasarkan temperatur bakteri digolongkan menjadi 3 yaitu:
1. Bakteri termofil ( politermik ) yaitu bakteri yang tumbuh dengan baik sekali
pada temperatur setinggi 55°C sampai 65°C, meskipun bakteri itu juga
dapat berkembangbiak pada temperatur lebih rendah atau lebih tinggi dari
pada itu. Yaitu batas – batas 40°C dan 80°C.
2. Bakteri mesofil ( mesotermik ) yaitu bakteri yang hidup baik diantara 50°C
dan 60°C, sedang temperatur optimumnya ialah antara 25°C – 40°C.
3. Bakteri psikrofil ( oligotermik ) yaitu bakteri yang dapat hidup diantara 0°C
– 30°C, sedang temperatur optimumnya antara 10°C – 20°C.
Bakteri sebenarnya makhluk yang suka akan basah, bahkan bisa hidup dalam air. Hanya
didalam air yang tertutup mereka tak dapat hidup subur. Hal ini disebabkan kerena
kurangnya udara bagi mereka. Tanah yang cukup basah lebih baik untuk kehidupan
bakteri. Kandungan air dalam likungan mikroorganisme juga mempengaruhi pertumbuhan
itu sendiri.
Dalam praktikum yang dilakukan adalah faktor suhu, pH, zat kimia, dan cahaya.
1. Faktor Suhu
Berdasarkan literatur jenis – jenis bakteri dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok
berdasarkan suhu pertumbuhannya. Kelompok 1 adalah bakteri Psychrophil. Kelompok
bakteri ini memiliki suhu pertumbuhan minimum 0°C. suhu optimum pertumbuhannya
antara 15 – 20°C dan suhu maksimumnya sebesar 30°C. Kelompok bakteri ini biasanya
hidup di tempat yang dingin dan dalam air. Kelompok 2 yaitu bakteri mesophile. Kelompok
bakteri ini memiliki suhu pertumbuhan minimum antara 15 – 20°C, suhu optimum
pertumbuhan 37°C dan suhu maksimum sebesar 43°C. kelompok bakteri ini hanya
terdapat banyak dalam air, tanah, dan sumber – sumber air lainnya. Kelompok 3 yaitu
bakteri thermofil. Kelompok bakteri ini memiliki suhu pertumbuhan minimum antara 24 –
25°C, suhu optimum pertumbuhan antara 50 – 55°C. dan suhu maksimumnya sebesar
85°C. kelompok bakteri ini dapat hidup dengan baik pada temperature rendah maupun
tinggi.
Dari percobaan ini bila dilihat dari hasilnya, yaitu dalam faktor suhu tidak ada yang berhasil
pada suhu 10°C, 25°C dan 37°C dan tidak ada perubahan yang terjadi.
1. Faktor Cahaya
Dalam percobaan ini dilakukan 3 perlakuan: perlakuan 1, disinari matahari kemudian
dibungkus dengan kertas karbon. Perlakuan 2, disinari matahari, tidak ditutup kertas
karbon. Dan perlakuan 3 tidak disinari matahari dan ditutupi kertas karbon.
Perlakuan 1 dan 2 dipaparkan matahari dengan maksud untuk memperoleh sinar matahari
secukupnya yang dapat digunakan untuk berbagai proses dalam tubuhnya, apakah itu
proses fotosintesis untuk menghasilkan energi ataukah untuk proses metabolisme lain.
Pemaparan dilakukan selama 15 menit karena waktu penyerapan cahaya ini optimum pada
waktu ini, bila terlalu lama maka kemungkinan besar bakterinya akan mati karena radiasi,
sedangkan perlakuan III tidak dipaparkan matahari, tetapi dibungkus langsung kertas
karbon yang berwarna hitam dapat mencegah keluarnya hasil proses yang dilakukan
bakteri selama inkubasi sehingga dapat dilakukan pertumbuhan karena penggunaan
optimum dari hasil, alternativ untuk menyerap cahaya dari sumber lain tidak ada karena
kertas karbon yang hitam menahan sinar. Dalam hal ini, kertas karbon itu berfungsi untuk
menyerap cahaya (absorpsi). Dari hasil pengamatan dapat dilihat bakteri Basillus subtilis
dapat tumbuh dengan baik, pada cawan petri yang disinari oleh matahari dan ditutup
dengan kertas karbon, tetapi pada saat dikontrol dia hanya hidup sedikit. Kemudian pada
cawan petri yang hanya disinari tanpa dibungkus, bakteri juga dapat tumbuh bahkan pada
capet yang langsung ditutup kertas karbon tanpa disinari terlebih dahulu, bakteri ini hanya
sedikit yang tumbuh bahkan pada kontrol bakteri ini tidak tumbuh sama sekali.
1. Faktor bahan kimia,
Dalam percobaan ini digunakan beberapa jenis zat yaitu wipol, detol, asepsodan alcohol,
untuk mengatur kemampuan semua bahan itu dapat dilihat dari luasnya diameter zona
hambat yang dihasilkan olehnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Zona hambat
adalah daerah di sekitar zat kimia yang tidak terdapat mikroba, karena bakteri menjauhi
daerah tersebut. Zona oligoolienamik adalah daerah disekeliling zat kimia karena
pergerakan bakteri.
Asepso merupakan sabun kesehatan yag dapat membunuh bakteri yang mengandung
garam natrium. Asepso merupakan detergen/sabun yang mengandung garam natrium
(sabun padat keras) atau kalium (sabun lunak) dan juga merupakan sabun antiseptik yang
mengandung zat aktif terhadap bakteri tidak seperti sabun kecantikan. Asepso bekerja
dengan menganggu permebilitas dinding sel mikroba.
Detol merupakan antiseptik cair yang biasanya digunakan dengan dicampurkan pada air
untuk mencuci atau mandi. Mengandung kloroxilenol yang dapat merusak protein bakteri
yang ada. Wipol merupakan suatu desinfektan yang merupakan campuran antara sabun
dengan kresol yang bekerja menghambat pertumbuhan yang digolongkan faktor-faktor
alam yang mempengaruhi tumbuhnya mikroorganisme yaitu temperatur, kebasahan, nilai
osmotik dari medium, radiasi oleh sinar biasa radiasi oleh sinar-sinar yang lain dan
penghancuran mekanik.
Dalam praktikum ini yang hanya dilakukan adalah faktor atau pengaruh suhu, cahaya, zat
kimia dan pH.
1. Faktor suhu
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pada suhu 100C tidak memperlihatkan adanya
kehidupan bakteri, hal ini disebabkan karena bakteri ditempatkan pada suhu rendah, yaitu
100C. temperature rendah dapat mengakibatkan gangguan pada metabolisme. Pada suhu
250C yaitu pada suhu kamar memperlihatkan kekeruhan yang agak banyak, berarti ada
sejumlah bakteri yang tumbuh, ini menandakan bahwa pada percobaan ini suhu tersebut
merupakan suhu minimum pertumbuhan bakteri. Pada suhu 370C yaitu pada suhu
inkubator, memperlihatkan banyaknya kekeruhan berarti banyak bateri yang tumbuh, ini
menandakan bahwa suhu optimum bakteri tersebut tumbuh yaitu pada suhu 370C.
Dari percobaan ini, bila dilihat dari hasilnya maka berdasarkan literatur yang ada,
bakteriEscherichia coli dapat digolongkan menjadi bakteri mesophil (mesotermik) karena
dapat hidup pada suhu 25 – 370C. dan sangat sedikit sekali koloni yang berada pada suhu
lebih dari 370C. Adapaun hasil negativ pada percobaan kami, kami tidak mendapatkan hasil
yang sesuai karena adanya kesalahan dari oven dan pada saat menginkubasi bakteri dan
percobaan ini gagal.
1. Faktor cahaya
Dalam percobaan ini dilakukan 3 perlakuan : perlakuan pertama disinari oleh matahari
kemudian dibungkus dengan kertas karbon. Perlakuan II, disinari matahari, tidak ditutup
kertas karbon, dan perlakuan III tidak disinari matahari dan dibungkus dengan kertas
karbon. Perlakuan I dan II dipaparkan matahari dengan maksud untuk memperoleh sinar
matahari secukupnya yang dapat digunakan untuk berbagai proses dalam tubuhnya,
apakah itu proses fotosintesis untuk menghasilkan energy ataukah untuk proses
metabolism lain.
1. Faktor bahan kimia
Pembentukan zona hambat yaitu dengan cara paper disk yang mengandung sample bahan
kimia , disimpan dalam capet yang mengandung medium NA dan biakanStaphylococcus
aureus, maka bahan-bahan kimia menghambat pertumbuhan biakanStaphylococcus
areus penghambatan terlihat sebagai wilayah jernih di sekitar pertumbuhan
mikroorganisme. Zona hambat terbesar dihasilkan oleh detol dengan besarnya diameter
24,33 alkohol 23,10 wipol, 20,03 asepso 8,2.
Jadi, dari bahan-bahan kimia ini yang lebih efektif menghambat pertumbuhan mikroba
adalah detol karena memiliki zona hambat yang besar disusul oleh alkohol dan lain-lain.
Dikatakan demikian karena bahan ini yang pada pengamatan memiliki zona hambat
terhadap mikroba yang besar. Jadi dapat dikatakan bahwa bahan kimia ini mampu
menghambat mikroba dengan baik.
1. faktor pH
Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa kekeruhan tidak banyak seperti pada pH 8 berarti,
menandakan bahwa sedikitnya pertumbuhan bakteri pada pH tersebut, pada pH 7 hanya
ada sedikit kekeruhan yang terlihat berarti tidak begitu banyak pertumbuhan bakteri pada
pH tersebut yang sama halnya dengan pH 4. Kebanyakan bakteri mempunyai pH optimum
yaitu pH dimana pertumbuhan maksimalnya sekitar pH 6,5-7,5 pada pH di alam bawah 5,0
dan di atas 8,5 bakteri tidak tumbuh atau dapat tumbuh dengan jumlah yang sedikit.
Kurva pertumbuhan bakteri yang khas
C
B D
A
Ket. A: fase lamban
B: fase log (logaritmik) atau eksponensial
C: fase statis
D: fase penurunan atau kematian
Dari sini dapat dilihat bahwa ada suatu periode awal yang tampaknya tanpa pertumbuhan
awal (fase lamban atau log phase) diikuti oleh suatu periode pertumbuhan yang cepat
(fase log), kemudian mendatar (fase statis atau stationary phase), dan diikuti oleh suatu
penurunan populasi sel-sel hidup (fase penurunan atau kematian ). Diantara setiap fase ini
ada suatu periode peralihan (bagian yang lengkung). Ini lamanya waktu yang berlalu
sebelum semua sel memasuki fase yang baru.
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya metabolism bagi semua mahluk hidup.
Khususnya bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari suhu yang dapat
ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial lainnya
sehingga sel akan mati. Demikian pula bila suhu lingkungannya berada di bawah batas
toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan
terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti. Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya,
bakteri dibagi 4 golongan, psikrofil, mesofil, termofil, hipertermofil. selain suhu, cahaya juga
merupakan salah satu faktor yang
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Suhu optimum dari bakteri Escherichia coli adalah 27°C, sehingga bakteri
ini termasuk bakteri mesofilik
2. Pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis dipengaruhi oleh cahaya
3. Dettol merupakan bahan kimia yang paling efektif mempengaruhi
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan besarnya diameter
zona hambatan sebesar 24,34 mm
4. pH optimun bakteri Escherichia coli adalah 8
IV.2 Saran
Sebaiknya asisten lebih memperhatikan praktikannya.
LAMPIRAN
1. 1. Komposisi Medium
A. Medium NB (Nutrien Broth) :
Ekstrak Beef 3 g
Pepton 5 g
Air suling ad 1000 mL
1. Medium NA (Nutrien Agar) :
Ekstrak Beef 3 g
Pepton 5 g
Agar 15 g
Air Suling 1000 Ml
pertumbuhan bakteri. Secara umum bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat hidup
dengan baik pada paparan cahaya normal. Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas
sinar UV tinggi dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang
berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pada
fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri,
kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi[1].Semua mahluk hidup membutuhkan nutrien untuk pertumbuhan dan reproduksinya.
Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses-proses kehidupan sel. Nutrisi merupakan indikasi dari kompleksitas fisiologis mikroba. Umumnya diketahui nutrien dibutuhkan oleh mikroba secara langsung mencerminkan kemampuan fisiologisnya. Sebagai contoh beberapa anggota genus lactobacillus membutuhkan sejumlah asam amino, vitamin B dan nutrien-nutrien lainnya untuk pertumbuhannya. Sebaiknya mikroba autotrof hanya memerlukan cahaya dan karbondioksida dan gas nitrogen untuk tumbuh[2].
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi
serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebutt, termasuk juga
bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh
faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang
berbeda dan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya[3].
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori,
yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat mencakup
suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air, sumber karbon,
nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh[4].
Beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara lain:
suhu, kelembapan, cahaya, pH, AW dan nutrisi. Apabila faktor-faktor abiotik tersebut memenuhi
syarat, sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan
berkembang biak[5].
Bakteri merupakan organisme kosmopolit yang dapat kita jumpai di berbagai tempat
dengan berbagai kondisi di alam ini. Mulai dari padang pasir yang panas, sampai kutub utara
yang beku kita masih dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu
tertentu dia bisa tetap bertahan hidup, ada tiga jenis bakteri berdasarkan tingkat toleransinya
terhadap suhu lingkungannya:
1. Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin, dapat
tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 20oC.
2. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada suhu
yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20oC sampai 50oC
3. Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang
tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC, bakteri jenis ini dapat hidup di
tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas bakteri tipe ini dapat
ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber
air panas bersuhu 93-94oC[6].
Dalam menentukan jumlah sel yang hidup dapat dilakukan penghitungan langsung sel
secara mikroskopik, melalui 3 jenis metode yaitu metode: pelat sebar, pelat tuang dan most-
probable number (MPN). Sedang untuk menentukan jumlah total sel dapat menggunakan alat
yang khusus yaitu bejana Petrof-Hausser atau hemositometer. Penentuan jumlah total sel juga
dapat dilakukan dengan metode turbidimetri yang menentukan: Volume sel mampat, berat sel,
besarnya sel atau koloni, dan satu atau lebih produk metabolit. Penentuan kuantitatif metabolit
ini dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl[7].
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan danreproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya[8].
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatanmetabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan[9].
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan. Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya[10].
Dalam pertumbuhannya bakteri memiliki suhu optimum dimana pada suhu tersebut
pertumbuhan bakteri menjadi maksimal. Dengan membuat grafik pertumbuhan suatu
mikroorganisme, maka dapat dilihat bahwa suhu optimum biasanya dekat puncak range suhu. Di
atas suhu ini kecepatan tumbuh mikroorganisme akan berkurang. diperlukan suatu metode.
Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel
yang hidup dengan jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah total
sel atau jumlah massa sel. Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode
tidak langsung.
[1]Pertumbuhan Bakteri dan Suhu « I q b a l A l i . c o m.htm,http://iqbalali.com /2008/04/21/pertumbuhan_bakteri_dan_suhu/track_back/ (11 Desember 2009).
[2]Hafsah, Mikrobiologi Umum (Makassar: UIN Alauddin, 2009), h. 70.[3]Noviar Darkuni. Mikrobiologi (Malang: JICA, 2001), h. 127.
[4]Jeneng Tarigan. Pengantar Mikrobiologi ( Jakarta: Universitas Indonesia, 1988), h. 175.
[5]Utami Sri Haastuti. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi (Malang: Universitas Negeri Malang, 2008), h. 98.
[6]Ibid. h. 99.
[7]Ibid.
[8]Rizki, “Pertumbuhan Bakteri,” Blog Rizki. http://pertumbuhan-bakteri.blogspot.com (13 Desember 2009).
[9]Filzahazny. “Faktor Pertumbuhan Bakteri,” Blog Filzahazny. http://faktor-pertumbuhan-bakteri.blogspot.com (13 Desember 2009).
[10]Alfianzyah. “Faktor-Faktor Pertumbuhan Bakteri,” Blog Alfianzyah.http://faktor-pertumbuhan-
bakteri.blogspot.com (13 Desember 2009).
BAB III
METODE KERJA
A. Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah :
Hari / tanggal : kamis / 10 desember 2009
Pukul : 15.00 – 17.00 wita
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Gedung B
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata, Gowa.
B. Alat dan bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah cawan petri, tabung reaksi, rak
tabung, inkubator, ose, bunsen, spoit dan mistar.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah biakanE. coli, Staphylococcus
aureus, medium NB dan medium NA, detergent, tetra siklik, uang logam, paper disc dan alkohol.
C. Cara kerja
1. Pengaruh faktor suhu
a. Melakukan inokalasi pada biakan E.coli kedalam 3 tabung medium NB masing-masing 0,5 ml (2
ose).
b. Melakukan hal yang sama untuk biakan Staphylococcus aureus ke dalam tiga tabung medium.
c. Membiarkan 3 buah tabung tidak diinokulasi dan menggunakannya sebagai kontrol.
d. Mengikubasi pada suhu 5oC, 30oC dan 50oC selama 24 - 48 jam. Mengamati pertumbuhan yang
terjadi dan mencacat hasilnya.
2. Pengaruh faktor pH
a. Menginokulasi biakan E. coli ke dalam 3 tabung medium NB masing-masing 0,5 ml.
b. Membiarkan hal yang sama untuk biakan Staphylococcus aureus.
c. Membiarkan 3 buah tabung tidak diinokulasi dan menggunakan sebagai kontrol.
3. Pengaruh faktor senyawa beracun
a. Membuat biakan dengan metode cawan tuang dalam 2 cawan petri masing-masing dengan
biakan E. coli dan Staphylococcus aureus.
b. Meletakkan secara aseptis 4 paper disk yang telah dijenuhkan dalam larutan alcohol 70%,
HgCl2 0,1%, antibiotic 1 % dan air suling steril di atas medium agar.
DAFTAR PUSTAKA
Alfianzyah. “Faktor-Faktor Pertumbuhan Bakteri,” Blog Alfianzyah. http://faktor-pertumbuhan-
bakteri.blogspot.com (13 Desember 2009).
Filzahazny. “Faktor Pertumbuhan Bakteri,” Blog Filzahazny. http://faktor-pertumbuhan-
bakteri.blogspot.com (13 Desember 2009).
Hafsah. Mikrobiologi Umum. Makassar: UIN Alauddin, 2009.
Jeneng Tarigan. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia, 1988.
Noviar Darkuni. Mikrobiologi. Malang: JICA, 2001.
Pertumbuhan Bakteri dan Suhu « I q b a l A l i . c o m.htm,http://iqbalali.com
/2008/04/21/pertumbuhan_bakteri_dan_suhu/track_back/ (11 Desember 2009).
Rizki, “Pertumbuhan Bakteri,” Blog Rizki. http://pertumbuhan-bakteri.blogspot.com(13 Desember 2009).
Utami Sri Haastuti. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Negeri Malang,
2008.