Peran Komponen Biotik Dan Abiotik Dalam Kehidupan

19
PERAN KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK DALAM KEHIDUPAN 13.36 2 comments Di dalam ekosistem, komponen biotik dan abiotik merupakan komponen pokok ekositem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Komponen biotik dan abiotik dalam kehidupan memiliki peran sendiri-sendiri yang saling  berhubungan. Antara komponen biotik dan abiotik dalam kehidup an saling mempengaruhi. Kedua komponen tersebut memiliki peran masing-masing yang saling mendukung. MA!"# $!%A&A"A' A. $!"A' K(M$('!' )#(#K DA' A)#(#K 1. $eran Komponen )iotik Dan Abiotik a. $rodusen $rodusen adalah kelompok penghasil makanan. $eran komponen biotik ini adalah menyediakan makanan*sumber makanan bagi konsumen tingkat #. $rodusen ini umumnya merupakan kelompok tumbuhan hi+au.  b. Konsumen Konsumen merupakan kelompok pemberi yang secara langsung dan tidak langsung menggunakan hasil dari produsen makanan bagi konsumen tingkat  berikutnya. Konsumen +uga berperan sebagai peny eimbang populasi dalam lingkungan c. $engurai dekomposer $engurai merupakan kelompok pengurai sisa-sisa sampah makhluk hidup, atau makhluk hidup yang mati. pemecah at organik atau anorganik. /at yang telah diurai dikembalikan ke tanah*lingkungannya lagi. $eran dekomposer dalam lingkungan adalah menghancurkan, makhluk hidup*tumbuhan yang telah mati dan dikembalikan ke tanah. 0oba bayangkan +ika di dunia ini tidak ada dekomposer. 2. $erana komponen Abiotik Dalam Kehidupan Adapun peran komponen abiotik dalam kehidupan adalah a. uhu Makhluk hidup memiliki suhu optimum untuk kelangsungan hidupnya. al ini di sebabkan karena reaksi kimia dalam tubuh organisme dipengaruhi oleh kualitas suhu lingkungan. $ada umunya organisme senang hidup di tempat yang suhunya anatar 45 - 450 sebab pada suhu di atas 450 kebanyakan protein akan terurai dan rusak . adapun 7aktor-7aktor yang mempengaruhi 8ariasi suhu adalah lamanya  penyinaran, kedudukan matahari terhadap bumi, dan cuaca.  b. 0ahaya Matahari 0ahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena sinar matahari menentukan suhu. 0ahaya matahari merupakan unsur 8ital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk ber7otosintensis. idak semua spektrum sinar matahari berguna unruk 7otositensis, hanya spektrum merah, nila dan biru dibutuhkan dalam 7otodintensis. c. Air 

Transcript of Peran Komponen Biotik Dan Abiotik Dalam Kehidupan

PERAN KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK DALAM KEHIDUPAN

PERAN KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK DALAM KEHIDUPAN13.362 commentsDi dalam ekosistem, komponen biotik dan abiotik merupakan komponen pokok ekositem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Komponen biotik dan abiotik dalam kehidupan memiliki peran sendiri-sendiri yang saling berhubungan. Antara komponen biotik dan abiotik dalam kehidupan saling mempengaruhi. Kedua komponen tersebut memiliki peran masing-masing yang saling mendukung.

MATERI PELAJARAN A. PERAN KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK

1. Peran Komponen Biotik Dan Abiotik

a. Produsen

Produsen adalah kelompok penghasil makanan. Peran komponen biotik ini adalah menyediakan makanan/sumber makanan bagi konsumen tingkat I. Produsen ini umumnya merupakan kelompok tumbuhan hijau. b. Konsumen

Konsumen merupakan kelompok pemberi yang secara langsung dan tidak langsung menggunakan hasil dari produsen makanan bagi konsumen tingkat berikutnya. Konsumen juga berperan sebagai penyeimbang populasi dalam lingkungan c. Pengurai (dekomposer)

Pengurai merupakan kelompok pengurai sisa-sisa sampah makhluk hidup, atau makhluk hidup yang mati. (pemecah zat organik atau anorganik). Zat yang telah diurai dikembalikan ke tanah/lingkungannya lagi. Peran dekomposer dalam lingkungan adalah menghancurkan, makhluk hidup/tumbuhan yang telah mati dan dikembalikan ke tanah. Coba bayangkan jika di dunia ini tidak ada dekomposer. 2. Perana komponen Abiotik Dalam Kehidupan

Adapun peran komponen abiotik dalam kehidupan adalah : a. Suhu

Makhluk hidup memiliki suhu optimum untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini di sebabkan karena reaksi kimia dalam tubuh organisme dipengaruhi oleh kualitas suhu lingkungan. Pada umunya organisme senang hidup di tempat yang suhunya anatar 0 - 40C sebab pada suhu di atas 40C kebanyakan protein akan terurai dan rusak . adapun faktor-faktor yang mempengaruhi variasi suhu adalah lamanya penyinaran, kedudukan matahari terhadap bumi, dan cuaca. b. Cahaya Matahari

Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena sinar matahari menentukan suhu. Cahaya matahari merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintensis. Tidak semua spektrum sinar matahari berguna unruk fotositensis, hanya spektrum merah, nila dan biru dibutuhkan dalam fotodintensis. c. Air

Air merupakan terhadap ekositem karena air dibutuhkan untuk kelasungan hidup organisme. Beberapa fungsi air adalah : 1) Sebagai penyusun tubuh organisme

2) Sebagai pelarut mineral-mineral

3) Sebagai media tempat kehidupan menghuni air

4) Sebagai habitat makhluk hidup menghuni air

5) Bagi tumbuhan air diperlukan untuk pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji.

6) Beberapa dalam proses fotosintensis

7) Mengabsorbsi temperatur dengan baik/mengatur temperatur di dalam tanaman.

8) Menciptakan situasi temperatur yang konstan.

Perubahan kehidupan dari air ke darat pada beberapa organisme atau siklus hidup organisme selalu terbentuk pada cara mengatasi kekurangan air. Masalah lain yang dihadapai organisme darat di daerah kering adalah tanpa air tidak ada kehidupan dan sebaliknya, jika ada air maka akan ada kehidupan. Adapun sifat air terdiri atas : 1) Sifat Kimia Air

Kepekatan air berhubungan dengan salinitas air, karena bervariasinya garam mineral yang terlarut dalam air. Hal ini sangat mempengaruhi pola kehidupan organisme. Pola kehidupan organisme di air yang salinitasnya rendah sangat berbeda dengan pola kehidupan organisme di air yang salinitasnya tinggi. 2) Sifat Jelek Air

Aliran air yang deras, suhu air yang tinggi dan banyaknya buih di perairan merupakan faktor pembatas bagi organisme perairan. Agar dapat mempertahankan hidupnya, organisme perairan harus dapat beradaptasi terhadap sifat fisik air tersebut. d. Tanah

Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya berbeda. Manusia dapat memanfaatkan tanah lebih besar dari pada organisme lain. Perlakuan manusia yang berlebihan pada tanah menyebabkan hilangnya kesuburan tanah dan tanah menjadi gersang. Tanah terbentuk dari proses penghancuran atau pelapukan dari batuan induk menjadi bentuk-bentuk berupa partikel yang sangat halus. Hujan, angin, suhu, aliran sungai, salju serta lumut kerak (Lichenes) merupakan faktor-faktor yang berperan dalam proses terjadinya tanah. Proses ini dikenal dengan istilah hancuran iklim.

Tanah tersusun atas bahan-bahan sebagai berikut : 1) Mineral sebanyak 45%

2) Bahan organik sebanyak 5%

3) Air sebanyak 25%

4) Udara sebanyak 25%

Bagi kehidupan tanaman, tanah dengan komponen penyusunnya yang menyatu berfungsi sebagai : 1) Media tempat geraknya tanaman.

2) Gudang unsur hara bagi keperluan nutrisi tanaman.

3) Tempat persediaan air bagi tanaman

4) Tempat persediaan oksigen dalam tanah

e. Ketinggian

Ketinggian suatu tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut. Ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. f. Angin

Angin berperan dalam menentukan kelembapan dan berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. g. Garis Lintang

Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara sah langsung menye babkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. B. PENGARUH KOMPONEN DALAM EKOSISTEM

1. Pengaruh Komponen Abiotik Terhadap Komponen Abiotik

Banyak kasus di sekitar kita yang menunjukan bahwa komponen abiotik sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan yang ada di atasnya. Air, kelembapan udara, cahay matahari, gaya gravitasi maupun suhu lingkaran merupakan komponen abiotik yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan organisme. a. Pengaruh air terhadap organisme

Keberadaan air didalam setiap ekosistem sangat menetukan kelangsungan hidup semua organisme yang ada di dalamnya. Kandungan air di berbagai lingkungan berbeda. Oleh karena itu, pada kondisi lingkungan yang kandungan airnya berbeda akan ditemukan tumbuhan yang berbeda. b. Pengaruh cahaya matahari terhadap organisme

Cahaya matahari merupakan sumber energi primer. Energi cahaya matahari oleh produsen atau tumbuhan hijau digunakan untuk fotositensis. Tanpa cahaya matahari, tumbuhan hijau tidak mungkin melakukan fotositensis. Itu berarti tidak mungkin tersedia makanan bagi tumbuhan maupun organisme lain. Selain itu, cahaya matahari juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan. c. Pengaruh air terhadap tanaman dan tanah

Tanah merupakan medium yang porous. Dapat menahan air, dapat meneruskan sebagian yang berasal dari air hujan maupun air dalam tanah itu sendiri. Adanya suatu infiltrasi air dan gerakan air merupakan suatau faktor-faktor tertentu yang saling bekerja sama dengan kandungan air yang ada di dalam tanah dan tanah sebagai medium serta tanaman yang ada di atas tanah biasanya disebut transporasi atau evapotranspirasi. Permukaan bagian atas tanah yang diduduki tetapi tanaman dapat menguapkan air tanah lebih banyak lagi meskipun evaporasi d. Pengaruh suhu terhadap tanaman

Temperatur tanaman selalu mengikuti sekeliling meskipun sering terjadi temperatur atmosfer lebih tinggi dari pada tanaman. Panas adalah bentuk energi kinetis yang dapat diubah dalam bentuk energi lain/dapat ditularkan dari suatu benda ke banda lain. Penghantaran panas dapat terjadi dengan cara radiasi, konduksi, dan konveksi. e. Pengaruh cahaya terhadap tanaman

Cahaya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan tanaman dapat mempunyai beberapa macam kegunaan antara lain : 1) Fotosintensis

2) Cahaya dalam hubungannya dengan klasifikasi tanaman

3) Sejumlah peristiwa yang terjadi dalam tubuh tanaman. Misalnya, sintensis klorofil, kelakuan stomata dan sebagainya.

4) Transpirasi

2. Pengaruh Faktor Biotik Terhadap Abiotik

Cacing tanah sebagai faktor biotik memengaruhi kesuburan tanah. Cacing tanah adalah hewan tidak memiliki rangka dan berbentuk bulat panjang. Hewan tersebut mempunyai peranan yang besar dalam membantu menjaga kesuburan tanah. Cacing tanah biasa hidup di tanah yang basah atau di bawah pohon yang banyak mengandung humus, jejaknya di dalam tanah menyebabkan terbentuknya lubang yang menimbulkan rongga udara dalam tanah. Dari dalam lubang tempat tinggalnya itulah akan keluar gundukan tanah. Makanan cacing adalah sisa tumbuhan. Sisa tumbuhan tersebut akan dihancurkan dengan alat pencernaannya yang telah berkembang cukup baik. Berkat kerja cacing tanah, sisa tumbuhan dihancurkan. Dengan demikian pengaruh cacing tanah terhadap tanah amat jelas yaitu : a. Membantu menghacurkan sampah sehingga mengemblikan hara ke dalam tanah.

b. Menjadikan pengudaraan tanah menjadi lebih baik karena jejak cacing menyebabkan terbentuknya rongga udara dalam tanah

c. Menyuburkan dan menggemburkan tanah karena adanya oengudaraan dan pembongkaran sampah.

Suplemen Kalsium Untuk MemperkuatTulang.Cara Menghitung Kebutuhan HutanKota

11 Fungsi HutanKota

Januari 28, 2012 olehputriputriayu

3 Votes

Polusi udara di Kota

Kita ketahui bersama bahwa polusi akan sangat mengganggu kehidupan manusia. Polusi umumnya disebabkan dua hal yaitu polusi akibat kondisi alam dan polusi dari dampak perkembangan ilmu pengetahuan & pemanfaatan teknologi manusia.Sedangkan hal yang kedua umumnya terjadi diwilayah perkotaan yang penuh dengan industri dan mobilitas kendaraan.Pencemaran / polusi diwilayah perkotaan umumnya didominasi oleh polusi udara, sehingga dampak yang dominan adalah dampak pencemaran udara.

Dampak pencemaran udara

Adapun dampak pencemaran udara tersebut menimbulkan permasalahan antara lain :

Pencemaran udara yang berbentuk partikel dangas. Pencemaran berbentuk partikel umumnya terdiri dari unsur debu, aerosol dan timah hitam (timbel). Sedangkan partikel gas umumnya terdiri dari unsur CO (karbon-monoksida), NO, SOx,H2Sdan HC. Pada tingkat dan tertentu, partikel & gas ini dapat mengganggu kesehatan baik dari macam jenis, ukuran dan komposisi kimianya. Umumnya yang rentan terganggu kesehatan adalah pada organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah, atau pada tingkat ringan terjadi berupa iritasi pada mata dan kulit.

Partikel debu dari polusi udara biasanya akan menyebabkan penyakit berupa gangguan pernapasan kronis. Bronchitis kronos, emfiesma paru, asma bronchilia dan yang lebih berat adalah dapat menyebabkan kanker paru.

Partikel gas dari polusi udara dapat menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah. Hal ini akibat gas polutan tersebut dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan melemahkan kondisi tubuh sehingga rentan akan serangan berbagai penyakit.

Partikel timbal (Pb) dari polusi udara, pada kadar tertentu dapat menyebabkan gangguan terhadap fungsi enzim pada khususnya disfungsi pembentukan sel darah merah. Pada stadium lanjut dapat merusak fungsiorgan tubuh seperti ginjal, selain itu juga dapat menyebabkan anemia. Hal ini dapat dikatakan sebagai gejala keracunan.

Partikel gas CO akan timbul sebagai akibat terbentuknya COHb (karboksihemoglobin) dalam darah. Kadar CO yang lebih tinggi dibandingkan dengan O2 terhadap Hb dapat mengganggu fungsi hemoglobin dalam menyebarkan oksigen keseluruh tubuh. Maka dapat dipastikan oksigen dalam tubuh akan berkurang dan menyebabkan sulit bernafas. Bila tahapan ini berlanjut dan tidak segera memperoleh oksigen segar, maka dapat menyebabkan kematian atau sering disebut mati lemas (tidak dapat bernafas0.

Partikel lain seperti H2S, SOx danNOxdapat menyebabkan iritasi dan radang pada saluran pernapasan.

Untuk dapat menekan / mengurangi dampak polutan sebagaimana tersebut diatas, maka perlunya penghijauan.

Pengembangan taman dan hutan kota sangat diperlukan guna meningkatkan kadar oksigen diudara yang dapat menetralkan kadar polutan diudara.

Taman Kota - Hutan Kota

Program pertamanan dan hutan kota memiliki kontribusi dalam menanggulangi polusi udara kota.Taman dan hutan kota berperan dalam mengatasi polusi udara dengan baik.

Sebelas Fungsi hutan kota:1) Menahan dan menyaring partikel padat diudara.Partikel debu yang melingkupi kehidupan masyarakat perkotaan dapat disebabkan oleh proses alamiah. Namun lebih besar akibat dari kegiatan manusia sendiri. Umumnya penyebab polusi udara di perkotaan akibat dari emisi gas buang kendaraan bermotor dan asap partikel dari cerobong asap pabrik.

Dengan adanya hutan kota, maka partikel-partikel debu yang beterbangan diudara akan terjerap atau menempel pada dedaunan pohon yang tumbuh disekitarnya. Terlebih lagi apabila banyak jenis pepohonan yang memiliki tekstur permukaan daunnya lebih kasar atau berbulu. Contoh : Pohon kersen (dalam bahasa lokal jawa disebutTalok) dan adapula yang menyebutnya pohon buahcherrylokal )

2) Menyerap partikel timbal (Pb)Unsur timbal yang mencemari udara didominasi oleh kendaraan bermotor. khususnya akibat pembakaran yang tidak sempurna atau disebabkan memang jenis bahan bakar yang mengandung unsur timbal. Menurut Krishnayya & Bedi (1986); Diperkirakan unsur timbal diudara akibat gas buang kendaraan bermotor yang mencemari udara mencapai 60-70%. Kendaraan bermotor merupakan sumber utama timbal yang mencemari udara di perkotaan (Goldmisth & Hexter).

Pohon Keben (Barrington asiatica)

Menurut Dahlan (1989) dan Fukuara, dkk (1990), mengenai beberapa jenis tanaman/ pohon yang memiliki dalam menekan / mengurangi kandungan timbal diudara sebagai berikut :

1. Jenis pohon dengankemampuan daya serapcukup tinggiterhadap kandungan timbal diudara antara lain : Pohon damar (Agathis alba), Pohon Mahoni (Swietenia macrophylla), Pohon Jamuju (Podocarpusimbricratus), Pohon Pala (Mirystica fragrans), Pohon Asam Landi (Pithecelobiumdulce), Pohon Johar (Casia siamea).

2. Sedangkan jenis tanaman dengankemampuandayaserap rendahterhadap kandungan timbal diudara tetapitidak pekaterhadap pencemar udara, antara lain : Glodogan (Polyalthea longifolia), Keben (Barringtonia asiatica) danTanjung(Mimusops elengi).

3. Dan jenis pohon dengankemampuan daya serap sangat rendahterhadap kandungan timbal diudara tetapitidak tahan terhadap sumber pencemar(kendaraan bermotor)antara lain : Tanaman Daun Kupu-kupu (Bhautinia purpurea) dan tanaman Kesumba (Bixa orellana).

3) Meredam kebisinganMenurut Grey dan Deneke (1978), bahwa pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan rantingnya. Dan daya serap kebisingan oleh daun tersebut dapat mencapai 95%. Adapun jenis tanaman yang efektif dalam meredam kebisingan suara adalah jenis tanaman/pohon yang memiliki daun tebal dan rindang.

4) Mengurangi bahaya hujan asamMenurut Smith (1985), pohon dapat membantu dalam mengatasi dampak negatif hujan asam melalui proses fisiologis tanaman yang disebutproses gutasi. Proses gutasi akan memberikan beberapa unsur kimia antara lain : Kalsium (Ca), Natrium (Na), Mangaan (Mg), Kalium (K).Dan menurut Smith (1981) pula, bahwa proses gutasi tersebut juga memberikan bahan organik seperti Glumatin dan Gula.

Menurut Henderson dkk (1977) bahwa bahan organik yang diturunkan ke lantai hutan dari tajuk melalui proses troughfall dengan urutan K > Ca > Mg > Na, baik untuk tegakan daun lebar maupun untuk daun jarum.

Hujan yang mengandung Asam Sulfat (H2SO4) dan Asam Nitrat (HNO3) apabila tiba dipermukaan daun akan mengalami reaksi.Pada saat permukaan daun mulai dibasahi, maka asam seperti asam Sulfat (H2SO4)akan bereaksi dengan Kalsium yang teredapat pada daun dan membentuk garam Kalsium Sulfat (CaSO4) yang bersifat netral.Maka dengan pH air yang lebih besar dari pada pH air hujan tersebut. Ini berarti bahwa adanya proses intersepsi dan gutasi melalui kenaikan pH sehingga air hujan tidak begitu berbahaya bagi lingkungan.

Hasil penelitian Hoffman dkk (1980) menunjukkan bahwa pH air hujan yang telah melewati tajuk pohon lebih tinggi, jika dibandingkan dengan pH air hujan yang tidak melewati tajuk pohon.

5) Menyerap karbonmonoksida (CO) Kacang merah (Phaseolus vulgaris) dapat menyerap gas CO sebesar 12-120 kg/km2/hari;

Mikro organisme dalam tanah pada lantai hutan berperan sebagai penyerap yang baik. Smith (1981) mengatakan bahwa tanah dengan mikroorganisme nyadapat menyerap gas CO dari udara yang semula 120 ppm menjadi hampir Nol hanya dalam waktu 3 jam;

6) Menyerap karbondioksida (CO2) & menghasilkan oksigen (O2)Di laut kita mengenal pythoplankton, ganggang, rumput laut sebagai penyerap karbon dioksida. Sedangkan didarat peran dan fungsi penyerap karbon dioksida tersebut berada pada hutan dan perkebunan serta taman pepohonan.

Bagaimana tanaman atau pepohonan melakukan penyerapan karbondioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2)?Tanaman atau pepohonan melakukan proses fotosintesis yaitu dengan memanfaatkan panas cahaya matahari guna mengubah gas CO2 dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Tentunya hal ini bermanfaat bagi kehidupan manusia dan binatang.

Widyastama (1991) menyatakan bahwa tanaman yang baik dalam menyerap CO2 dan menghasilkan O2 antara lain : pohon damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (bauhinia purpurea), lamtoro-gung (leucaena leucocephala), akasia (acacia auriculiformis) serta pohon beringin (ficus benyamina).

7) Menahan anginPohon dan tanaman juga memiliki peran penting dalam fungsinya menahan angin kencang atau angin badai. Spesifikasi jenis tanaman atau pohon yang umum digunakan sebagai taman hutan yang mampu menahan terpaan angin kencang adalah :

Tanaman / pohon yang memiliki dahan yang kuat atau tidak mudah patah;

Jenis daunnya tidak mudah gugur bila diterpa angin dengan kecepatan sedang (kecepatan+60km/jam);

Memiliki jenis akar tunjang yaitu akar yang menghujam kedalam tanah sehingga kuat berdiri tegak;

Memiliki kerapata yang cukup yaitu antara 50% s.d. 60%;

Hutan atau taman hutan memiliki tinggi dan lebar jalur hutan kota yang cukup besar sehingga dapat melindungi dengan baik wilayah yang diinginkan. (Grey dan Deneke, 1978). Angin kencang yang menerpa kota dapat ditekan / dikurangi hingga 75%-80% oleh suatu penahan angin yang berupa hutan kota(Panilov dalam Robinette, 1983).

8) Menyerap dan menangkis bauMenurut Grey dan Deneke (1978), bahwa tanaman dapat menyerap bau secara langsung, atau tanaman akan menahan gerakan angin yang bergerak dari sumber bau.

Untuk beberapa jenis tanaman atau pohon tertentu dapat mengeluarkan bau harum. Jika jenis tanaman tersebut ditanam didekat sumber bau, maka tanaman tersebut akan menetralisir bau dan mengganti dengan bau yang harum. Jenis tanaman tersebut antara lain: Cempaka (Michelia champaca) dan Tanjung (Mimusops elengi). Tidak heran jika pemakaman di Indonesia dan sebagian besar negeri di Asia Tenggara biasa ditanami jenis tanaman berbau harum serta jenis tanaman bunga yang harum. Dan ada pula yang menempatkan tempat pembuangan sampah akhir di lingkungan pepohonan atau kebun pohon rindang.

9) Menyimpan air tanahHumus adalah komponen penting hutan yang bersifat higroskopis dengan kemampuan penyerapan air tanah yang besar. Penyerapan air yang tinggi akan menghasilkan tingginya kadar air tanah dihutan pun tinggi pula. Humus adalah bagian sistem akar tanaman yang telah berubah bentuk dan menyebabkan pori-pori tanah meningkat.

Untuk daerah yang dihulu daratan, umumnya ditumbuhi jenis tanaman yang memiliki daya evapotranspirasi yang rendah dengan sistem akar yang mampu memperbesar porositas tanah. Dengan jenis tanaman ini maka air hujan akan dapat langsung masuk

10) Menangkis cahaya menyilaukan11) Menjadi habitat satwa khususnya burung.KESESUAIAN LAHAN FAO 1976Posted by Dr. Ir. Abdul Madjid, MSKLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN FAO 1976

Pengertian Keseuaian Lahan:Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu.

Pengertian Klasifikasi Kesesuaian Lahan:Klasifikasi kesesuaian lahan adalah perbandingan (matching) antara kualitas lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan.

Struktur Klasifikasi Keseuaian Lahan:Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka kerja FAO 1976 dalam Rayes (2007) adalah terdiri dari 4 kategori sebagai berikut:(1) Ordo (Order): menunjukkan keadaan kesesuaian secara umum.(2) Klas (Class) : menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.(3) Sub-Klas : menunjukkan keadaan tingkatan dalam kelas yang didasarkan pada jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas.(4) Satuan (Unit): menunjukkan tingkatan dalam sub-kelas didasarkan pada perbedaan-perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaannya.

Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Ordo:

Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan FAO (1976) dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:

(1) Ordo S : Sesuai (Suitable)Ordo S atau Sesuai (Suitable) adalah lahan yang dapat digunakan untuk penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya lahannya. Penggunaan lahan tersebut akan memberi keuntungan lebih besar daripada masukan yang diberikan.

(2) Ordo N: Tidak Sesuai (Not Suitable)Ordo N atau tidak sesuai (not suitable) adalah lahan yang mempunyai pembatas demikian rupa sehingga mencegah penggunaan secara lestari untuk suatu tujuan yang direncanakan.Lahan kategori ini yaitu tidak sesuai untuk penggunaan tertentu karena beberapa alasan. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan lahan yang diusulkan secara teknis tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, misalnya membangun irigasi pada lahan yang curamyang berbatu, atau karena dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang parah, seperti penanaman pada lereng yang curam. Selain itu, sering pula didasarkan pada pertimbangan ekonomi yaitu nilai keuntungan yang diharapkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan.

Kesesuaian Lahan pada Tingkat Kelas

Pengertian Kelas Kesesuaian Lahan:

Kelas kesesuaian lahan merupakan pembagian lebih lanjut dari Ordo dan menggambarkan tingkat kesesuaian dari suatu Ordo.

Tingkat dalam kelas ditunjukkan oleh angka (nomor urut) yang ditulis dibelakang simbol Ordo. Nomor urut tersebut menunjukkan tingkatan kelas yang makin menurun dalam suatu Ordo.

Jumlah kelas yang dianjurkan adalah sebanyak 3 (tiga) kelas dalam Ordo S, yaitu: S1, S2, S3 dan 2 (dua) kelas dalam Ordo N, yaitu: N1 dan N2. Penjelasan secara kualitatif dari definisi dalam pembagian kelas disajikan dalam uraian berikut:

Kelas S1:Kelas S1 atau Sangat Sesuai (Highly Suitable) merupakan lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidak menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.

Kelas S2:Kelas S2 atau Cukup Sesuai (Moderately Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.

Kelas S3:Kelas S3 atau Sesuai Marginal (Marginal Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan yang diperlukan.

Kelas N1:Kelas N1 atau Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.

Kelas N2:Kelas N2 atau Tidak Sesuai Selamanya (Permanently Not Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.

4 (Empat) Macam Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan FAO (1976) dikenal empat macam klasifikasi kesesuaian lahan, yaitu:(1) Kesesuaian lahan yang bersifat kualitatif.(2) Kesesuaian lahan yang bersifat kuantitatif.(3) Kesesuaian lahan aktual.(4) Kesesuaian lahan potensial.

Daftar Pustaka:

Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online.http://dasar2ilmutanah.blogspot.com

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 233 halaman.

Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta. 298 halaman.

Hutan kota

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

INCLUDEPICTURE "http://bits.wikimedia.org/static-1.24wmf3/extensions/FlaggedRevs/frontend/modules/img/arrow-down.png" \* MERGEFORMATINET

Hutan kotaadalahhutanatau sekelompok pohon yang tumbuh di dalamkotaatau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota.

Hutan kota penting untuk keseimbangan ekologi manusia dalam berbagai hal seperti, kebersihan udara, ketersediaan air tanah, pelindung terik matahari, kehidupan satwa dalam kota dan juga sebagai tempat rekreasi. Hutan kota bisa mengurangi dampak cuaca yang tidak bersahabat seperti mengurangi kecepatan angin, mengurangi banjir, memberi keteduhan. Juga memberikan efek pengurangan pemanasan global.

Menurut pemerintah Indonesia definisi hutan kota bisa dilihat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota[1]Daftar isi

[sembunyikan] 1Keuntungan 1.1Sosial, psikologis, rekreasi, lingkungan, flora dan fauna 1.2Keuntungan ekonomis 1.3Pengurangan polusi udara 2Membangun Hutan Kota 3Contoh hutan kota di dunia 4Referensi 5Pranala luarKeuntungan[sunting|sunting sumber]Keuntungan dari hutan kota dengan pohon dan semak-semaknya sangat banyak, termasuk keindahan, pengurangan efek pulau bahang (urban heat island), pengurangan limpasan air hujan, pengurangan polusi udara, pengurangan biaya energi untuk pendinginan udara ruang dalam bangunan jika ada bangunan di dekatnya, meningkatkan nilai lahan dan bangunan di sekitarnya, meningkatkan habitat kehidupan satwa, juga mitigasi dampak lingkungan perkotaan secara keseluruhan.

Sosial, psikologis, rekreasi, lingkungan, flora dan fauna[sunting|sunting sumber]Manfaatnya bisa meliputi:

1. Pelestarian plasma nutfah. Keragaman tanaman dan hewan yang ada di kota sudah banyak mengalami penurunan. Oleh sebab itu, hutan kota dapat dijadikan areal pelestarian plasma nutfah.

2. Penyangga ekosistem rawan. Tanah miring/terjal dan tepian sungai yang mudah longsor dapat ditanami dengan pepohonan hutan kota.

3. Meningkatkan estetika kota.

4. Hutan kota sebagai kawasan untuk pendidikan dan penelitian.[2]Keuntungan ekonomis[sunting|sunting sumber]Keuntungan ekonomis bisa meliputi:

1. Hutan kota juga dapat dimanfaatkan untuk areal wisata.

2. Pohon, bunga dan buah serta getah yang dihasilkan dapat menunjang pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Adanya hutan kota akan terbuka lapangan kerja baru seperti pemandu wisata, sopir, biro perjalanan, pedagang asongan dan cinderamata.[2]Pengurangan polusi udara[sunting|sunting sumber]Penyehatan lingkungan. Lingkungan kota tercemar berat. Hutan kota yang tahan terhadap pencemar dan efektif dalam menurunkan kandungan pencemar dapat menjadikan lingkungan kota menjadi lebih sehat.[2]Membangun Hutan Kota[sunting|sunting sumber]Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membangun Hutan Kota diantaranya:

1. Strategik: banyak masalah lingkungan kota dan perkotaan yang dapat diatasi dengan membangun hutan kota.

2. Antisipatif: hutan kota harus dipersiapkan untuk mengatasi masalah lingkungan yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Hal ini perlu diperhatikan mengingat hutan kota baru akan berfungsi dengan baik setelah tanaman berumur 15 25 tahun.

3. Futuristik: hutan kota akan dapat berfungsi dengan baik setelah tanaman berukur 15 25 tahun; selain itu disain dan tata letak tanaman dan jarak tanamnya harus memperhatikan lingkungan setempat. Jangan terlalu dekat dengan banguna, agar tanaman setelah dewasa tidak mengganggu bangunan, jalan dan saluran air.

4. Fungsional: hutan kota harus diarahkan untuk mengatasi masalah lingkungan baik yang sudah ada pada saat ini atau yang diperkirakan akan munsul pada masa yang akan datang.

5. Efektif: hutan kota dapat berperan dalam mengatasi masalah lingkungan karena jumlah luasan (batang) cukup.

6. Efisien: luasan hutan kota (jumlah batang) yang ada dapat mengatasi masalah lingkungan pada luasan yang minimal. Hal ini perlu diperhatikan mengingat lahan kota sangat mahal dan lahan kota harus cukup tersedia untuk menyangga kota sebagai pusat berbagai kegiatan.

7. Kecocokan: cocok dengan lingkungan setempat (tanah dan iklim)

8. Luasannya cukup agar manafaat hutan kota dapat dirasakan secara nyata.

9. Penata letakan tanaman diatur sedemikian rupa, sehingga menghasilkan kesan yang indah (estetik)

10. Ketahanan: tahan terhadap cekaman lingkungan alam dan buatan.[2]Abiotik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Abiotikadalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup (benda-bendamati). Komponen abiotik merupakankomponenpenyusunekosistemyang terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaanfisikdankimiadi sekitarorganismeyang menjadi medium dansubstratuntuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut. Beberapa contoh komponen abiotik adalahair,udara,cahaya matahari,tanah,topografi, daniklim.

Tanah, air, udara, dan bebatuan merupakan contoh komponen abiotik

Daftar isi

[sembunyikan] 1Air 2Udara 3Cahaya matahari 4Tanah 5Topografi 6ReferensiAir[sunting|sunting sumber]Hampir semua makhluk hidup membutuhkan air. Karena itu,air merupakan komponen yang sangatvitalbagikehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup tersusun oleh air dan tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Meskipun demikian, kebutuhan organisme akan air tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan ketersediaan air di suatu daerah, tidak sama antara daerah satu dengan yang lainnya.

Hal ini juga akan mempengaruhi cara hidup organisme yang ada di daerah-daerah tersebut. Misalnya hewan yang hidup di daerahgurunakan memiliki kapasitas penggunaan air yang relatif sedikit sebagai penyesuaian terhadaplingkunganhidupnya yang miskin air. Berbagai jenis tumbuhan yang ada juga beradaptasi dengan keadaan tersebut, salah satunya dengan membentukdaunyang tebal dan sempit sehingga mengurangipenguapan, contohnya adalah tumbuhankaktus.

Udara[sunting|sunting sumber]Udara sangat penting bagi kehidupan di bumi ini.Oksigendiperlukan manusia dan hewan untuk bernapas ataukarbondioksidayang diperlukan tumbuhan untuk berfotosintesisjuga berasal dari udara. Bahkan bumi pun dilindungi olehatmosferyang merupakan lapisan-lapisan udara.

Cahaya matahari[sunting|sunting sumber]Keadaan udara di suatu tepat dipengaruhi oleh cahaya matahari,kelembapan, dan jugatemperatur(suhu).Intensitascahaya matahari yang diterima oleh suatu daerah akan mempengaruhi kelembaban atau kadaruap airdi udara. Selain itu, cahaya matahari juga menyebabkan peningkatan suhu atau temperatur udara. Adanya perbedaan temperatur menyebabkan terjadinya perbedaantekanan udara, sehingga udara mengalir atau bergerak membentukangin. Kesemuanya memberikan pengaruh bagi organisme.

Cahaya matahari merupakan sumberenergiutama semua makhluk hidup, karena dengannya tumbuhan dapat berfotosintesis. Sedangkan keberadaan uap air di udara akan mempengaruhi kecepatanpenguapanair dari permukaan tubuh organisme. Organisme yang hidup didaerah panas(suhu udara tinggi dan kelembaban rendah) akan berupaya untuk mengurangi penguapan air dari dalam tubuh, misalnyauntayang merupakan hewan khas padang pasir. Sedangkanberuang kutub, karena hidup di lingkungan yang sangat dingin, beradaptasi dengan memiliki rambut yang tebal.

Selain perbedaan suhu udara juga bisa menimbulkan angin, yaitu aliran udara akibat perbedaan tekanan. Sehingga organisme akan menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Contohnya pada tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di daerah dengan angin yang kencang, daerah pantai misalnya, membentuksistem perakaranyang kuat danbatangyangelastissupaya tidak mudah patah ketika diterpa angin. Contohnya jenis tumbuhan tersebut adalahcemara udang.

Tanah[sunting|sunting sumber]Keberadaan suatuekosistemjuga dipengaruhi oleh kondisi tanah. Bila bumi hanya berisibatudanlogam, tanpa ada tanah maka tidak akan ada berbagai jenis tumbuhan dan organisme lainnya. Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis organisme, terutama tumbuhan. Adanya tumbuhan akan menjadikan suatu daerah memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan organisme lain yang memakan pemakan tumbuhan tersebut. Sebagai perbandingan adalah tanah yangsuburdengan tanah yangtandus. Kualitas tanah bisa dilihat dari derajat keasaman (pH),tekstur(komposisi partikel tanah), dan kandungangaram mineralatau unsur hara.

Topografi[sunting|sunting sumber]Topografi adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian di atas permukaan air laut atau dipandang darigaris bujurdangaris lintang. Topografi yang berbeda menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas cahaya, kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara, sehingga topografi dapat menggambarkandistribusimakhluk hidup.

Sedangkaniklimmerupakan keadaancuacarata-rata di suatu tempat yang luas dalam waktu yang lama (30 tahun), terbentuk olehinteraksiberbagai komponen abiotik seperti kelembaban udara,suhu,curah hujan, cahaya matahari, dan lain sebagainya.Iklim mempunyai hubungan yang erat dengankomunitastumbuhan dan kesuburan tanah. Contohnya adalah di daerah yang beriklimtropis, seperti Indonesia, memiliki hutan yang lebat dan kaya akan keanekaragaman hayati yang disebut hutan hujan tropis sedang kan di daerahsubtropishutan seperti itu tidak dijumpai.

Referensi[sunting|sunting sumber]1. ^Proposal mengenai kaitan Faktor Abiotik dengan kelangsungan hidup manusia, diakses 11-12-20112. ^Blog sains yang mengulas tentang komponen Abiotik, diakses 11-12-20113. ^Abiotik pada "The free dictionary", diakses 11-12-20114. ^Artikel prinsip-prinsip ekologi di Bebas UI, diakses 11-12-2011

Artikel bertopikbiologiini adalah sebuahrintisan. Anda dapat membantu Wikipedia denganmengembangkannya.