Bantuan Hidup Dasar

18
BANTUAN HIDUP DASAR (RJP) PENANGANAN SHOCK RESUSITASI JANTUG PARU (RJP) SOP OBAT EMERGENCY/RESUSITASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian. Prinsip Utama Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian). Istilah resusitasi atau reanimasi di dalam kamus-kamus diartikan sebagai menghidupkan kembali atau memberi hidup baru. Dalam arti luas resusitasi merupakan segala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan gawat atau kritis, untuk mencegah kematian. Kematian di dalam klinik diartikan sebagai hilangnya kesadaran dan semua refleks, disertai berhentinya pernafasan dan peredaran darah yang ireversibel. Oleh karena itu resusitasi merupakan segala usaha untuk mengembalikan fungsi sistem pernafasan, peredaran darah dan saraf, yang terhenti atau terganggu sedemikain rupa sehingga fungsinya dapat berhenti sewaktu-waktu, agar kembali menjadi normal seperti semula. Karenanya timbullah istilah “Cardio – Pumonary – Resuscitation” (CPR) yang dalam bahasa Indonesia menjadi Resusitasi Jantung Paru (RJP) BAB II PEMBAHASAN

Transcript of Bantuan Hidup Dasar

BANTUAN HIDUP DASAR (RJP)PENANGANAN SHOCK RESUSITASI JANTUG PARU (RJP) SOP OBAT EMERGENCY/RESUSITASIBAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangB-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia.Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian.Prinsip UtamaPrinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah Time Saving is Life Saving, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian).Istilah resusitasi atau reanimasi di dalam kamus-kamus diartikan sebagai menghidupkan kembali atau memberi hidup baru. Dalam arti luas resusitasi merupakan segala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan gawat atau kritis, untuk mencegah kematian. Kematian di dalam klinik diartikan sebagai hilangnya kesadaran dan semua refleks, disertai berhentinya pernafasan dan peredaran darah yang ireversibel. Oleh karena itu resusitasi merupakan segala usaha untuk mengembalikan fungsi sistem pernafasan, peredaran darah dan saraf, yang terhenti atau terganggu sedemikain rupa sehingga fungsinya dapat berhenti sewaktu-waktu, agar kembali menjadi normal seperti semula. Karenanya timbullah istilah Cardio Pumonary Resuscitation (CPR) yang dalam bahasa Indonesia menjadi Resusitasi Jantung Paru (RJP)BAB IIPEMBAHASAN

I. PENANGANAN SHOCK

A. Definisi ShockShock adalah keadaan dimana terjadi kegagalan sirkulasi darah perifer/tepi yang menyeluruh, sehingga aliran darah ke jaringan perifer tidak memadai untuk menunjang hidupB. ProsedurPersiapanAlat :1. Tensimete2. Disposable spuit3. Kanula vena4. Infusion set5. Tabung oksigen beserta regulator dan flowmeter6. Nasala prong atau masker beserta slang7. Ambu bag

C. Macam-Macam Shock

1. Shock hipovolemik2. Shock kardiogenik3. Shock vasomotor4. Shock kombinasi dari ketiganya

D. Sebab-Sebab Shock1. Shock hipovolemika. Perdarahan external yang exesive (banyak)b. Kehilangan cairan tubuh yang banyakc. Pengeluaran cairan yang banyak melalui ginjald. Kekurangan pemasukan cairan2. Shock Kardiogenik (volume darah cukup)a. Kegagalan ventrikulerb. Gangguan irama jantungc. Infark miokardd. Pneumothorak, embolus parue. Tamponade jantung3. Vasodilatasi shocka. Sepsis (sepsis shock)b. Intoksikasi obat (anafilaktik shock)c. Trauma serebral (neurogenik shock)

E. Gejala-Gejala Umum Shock

1. Penurunan kesadaran/gelisah2. Hipotensi, tekanan sistolik < 90 mmhg3. Hipotensi perifer, kulit teraba dingin, lembab, nadi kecil dan cepat4. Perbedaan tekanan darah pada posisi terlentang dengan posisi duduk/berdiri lebih dari 10 mmhg5. Perbedaan frekuensi nadi pada posisi terlentang dengan posisi duduk >15 x/menit

F. Tingkatan Shock1. Ringan (kehilangan volume darah 100 kali per menitb. Telapak tangan basah dingin dan pucatc. Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)14. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kakipasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung15. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang16. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan ataumembebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan ygdibebat mati)17. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen andFeel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.

F. Tindak Lanjutan RJP1. Nafas BantuanNafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).Prosedurnya :a. Posisikan diri di samping pasienb. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain sebagaipembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan penyakit2c. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head tilt untukmenutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung).d. Mata memperhatikan dada pasiene. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong

f. Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasienMengembang)g. Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasienmenghembuskan nafas keluar (ekspirasi)h. Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal

2. Pijat Jantung

Pijat jantung adalah usaha untuk memaksa jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas)Prosedur pijat jantung :a. Posisikan diri di samping pasienb. Posisikan tangan di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada)c. Posisikan tangan tegak lurus korband. Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint)e. Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cmf. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal (seperti gambar kanan atas)g. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan menghitungdapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :1) Satu Dua Tiga EmpatSATU2) Satu Dua Tiga Empat DUA3) Satu Dua Tiga Empat TIGA4) Satu Dua Tiga Empat EMPAT5) Satu Dua Tiga Empat LIMA6) Satu Dua Tiga Empat ENAM

h. Prinsip pijat jantung adalah :1) Push deep2) Push hard3) Push fast4) Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)5) Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)

III. SOP OBAT EMERGENCY/RESUSITASI

A. Pengertian1. koreksi hipoksia2. mempertahankan sirkulasi spontan pada kondisi tekanan darah (TD) yang adekuatmembantu optimalisasi fungsi jantung3. menghilangkan nyeri4. koreksi asidosis5. mengatasi gagal jantung kongestif

B. Obat-Obat Resusitasi Jantung-Paru Dan Obat-Obat Perbaikan Sirkulasi1. Oksigen2. meningkatkan TD : epinefrin/adrenalin, vasopresin, dopamine3. meningkatkan denyut jantung/nadi (HR : Heart Rate) : atropine4. menurunkan/mengatasi aritmia ventrikel : amiodaron, lidokain/lignokain, prokainamid, magnesium sulfat5. menurunkan/mengatasi aritmia supraventrikel : adenosin, diltiazem, amiodaron6. obat-obat untuk IMA : morfin, nitrogliserin, aspirin, fibrinoli7. Lain-lain

C. Obat Resusitasi Jantung-Paru (Rjp)1. Epinefrin/adrenalin.2. Amiodaron.3. Lidokain.4. Atropin.

D. Obat Perbaikan Sirkulasi1. Dopamin2. Dobutamin3. Noradrenalin

E. Lain-Lain1. Furosemid2. Morfin3. Nitrogliserin4. Digoksin5. Aminofilin

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanShock adalah keadaan dimana terjadi kegagalan sirkulasi darah perifer/tepi yang menyeluruh, sehingga aliran darah ke jaringan perifer tidak memadai untuk menunjang hidupResusitasi mengandung arti harfiah Menghidupkan kembali tentunya dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung paru terdiri atas 2 komponen utama yakni : bantuan hidup dasar / BHD dan Bantuan hidup lanjut / BHL Usaha Bantuan Hidup Dasar bertujuan dengan cepat mempertahankan pasok oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan. Bantuan hidup lanjut dengan pemberian obat-obatan untuk memperpanjang hidup Resusitasi dilakukan pada : infark jantung kecil yang mengakibatkan kematian listrik, serangan Adams-Stokes, Hipoksia akut, keracunan dan kelebihan dosis obat-obatan, sengatan listrik, refleks vagal, serta kecelakaan lain yang masih memberikan peluang untuk hidup. Resusitasi tidak dilakukan pada : kematian normal stadium terminal suatu yang tak dapat disembuhkan.Penanganan dan tindakan cepat pada resusitasi jantung paru khususnya pada kegawatan kardiovaskuler amat penting untuk menyelematkan hidup, untuk itu perlu pengetahuan RJP yang tepat dan benar dalam pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Editor Lyli Ismudiat R, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal : 106, 1998. Sunatrio DR, Resusitasi Jantung Paru, Editor Muchtaruddin Mansyur, IDI, Jakarta,hal : 193. Siahaan O, Resusitasi Jantung Paru Otak, Cermin Dunia Kedokteran, Edisi Khusus, No.80, hal : 137-129, 1992. Emergency Medicine Illustrated, Editor Tsuyoshi Sugimoto, Takeda ChemicalIndustries, 1985.