BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan...

132
Triwulan IV dan Tahun 2013 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Transcript of BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan...

Page 1: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Triwulan IV dan Tahun 2013

Laporan Pelaksanaan Tugasdan Wewenang

BANK INDONESIA

Page 2: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

ii Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia kepada Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan merupakan pemenuhan

amanat yang digariskan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2009. Penyampaian

laporan tersebut pada hakikatnya merupakan salah satu wujud dari akuntabilitas dan

transparansi atas pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia. Laporan triwulan ini

melaporkan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia selama triwulan IV-2013

dan untuk keseluruhan tahun 2013.

Page 3: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013 iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, Bank Indonesia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik pada triwulan IV-2013. Sebagai bagian dari pemenuhan aspek transparansi dan akuntabilitas sebagaimana diatur pada pasal 58 Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2009, Bank Indonesia telah menyusun laporan pelaksanaan tugas dan wewenang periode triwulan IV-2013. Selanjutnya, melalui laporan ini Bank Indonesia juga menyampaikan rencana kebijakan dan langkah-langkah pelaksanaan tugas dan wewenang untuk periode yang akan dating dengan memperhatikan kondisi perekonomian dan pasar keuangan global maupun domestik. Laporan triwulan ini selanjutnya diharapkan akan menjadi bagian bahan bagi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia guna melakukan penilaian terhadap kinerja Dewan Gubernur Bank Indonesia dan Bank Indonesia secara keseluruhan.

Kinerja perekonomian Indonesia selama triwulan IV-2013 terus menghadapi tantangan, terutama dari aspek eksternal. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2013 diprakirakan sebesar 5,7% (yoy), meningkat sedikit dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,6% (yoy). Masih lemahnya permintaan global ditengah penurunan harga komoditas menyebabkan pertumbuhan ekspor Indonesia menjadi terbatas. Permintaan domestik juga belum mampu menopang pertumbuhan ekonomi karena melemahnya daya beli konsumen akibat kenaikan inflasi pascakenaikan harga bahan bakar bersubsidi.

Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan IV-2013 membaik, dengan defisit transaksi berjalan pada triwulan IV-2013 tercatat 2,0% dari PDB, lebih rendah dibandingkan dengan defisit transisi berjalan pada triwulan II yang sebesar 4,4% dan triwulan III sebesar 3,8% dari PDB. Menurunnya defisit transaksi berjalan ini sejalan dengan upaya Bank Indonesia dan Pemerintah dalam menurunkan tekanan pada transaksi berjalan. Membaiknya Neraca Pembayaran Indonesia juga ditopang oleh meningkatnya surplus neraca modal dan finansial, yang pada triwulan IV-2013 mencatat surplus sebesar 9,2 miliar dolar AS, membaik dibandingkan dengan catatan surplus pada triwulan-triwulan sebelumnya. Sejalan dengan membaiknya defisit transaksi berjalan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Desember 2013 meningkat menjadi USD99,4 miliar dari sebelumnya USD95,7 miliar pada akhir September 2013.

Page 4: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

iv Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Kondisi fundamental perekonomian yang belum sepenuhnya pulih ini masih mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah, dengan berlanjutnya pelemahan pada triwulan IV-2013, walaupun sedikit mereda. Nilai tukar rupiah secara point to point pada triwulan laporan tercatat melemah 4,85% (qtq), lebih rendah dibandingkan depresiasi triwulan III-2013 sebesar 14,29% (qtq). Secara rata-rata, pelemahan rupiah sedikit meningkat dari 8,18% pada triwulan III-2013 menjadi 8,76% pada triwulan IV-2013. Secara rata-rata, nilai tukar rupiah sepanjang 2013 melemah sebesar 10,4% dari Rp9.358 per dolar AS pada 2012 menjadi Rp10.445 per dolar AS pada 2013. Namun demikian, kondisi tersebut tetap dapat dikelola pada tingkat volatilitas yang relatif rendah dan lebih baik dibandingkan dengan negara Asia lainnya.

Respons kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan koordinasi dengan Pemerintah berpengaruh positif pada menurunnya tekanan inflasi pada triwulan IV-2013. Setelah mengalami tekanan tinggi akibat gejolak pangan dan kenaikan harga BBM bersubsidi pada triwulan II dan III-2013, inflasi IHK pada triwulan laporan menurun secara signifikan dari triwulan sebelumnya. Inflasi IHK pada triwulan III-2013 tercatat sebesar 4,08% (qtq) atau 8,40% (yoy), turun menjadi 0,75% (qtq) atau 8,38% (yoy) pada triwulan IV-2013.

Di tengah berbagai tekanan tersebut, ketahanan industri perbankan tetap dapat terjaga. Kondisi tersebut didukung oleh rasio permodalan yang kuat (CAR 18,60%). Fungsi intermediasi perbankan juga tetap berjalan lancar, meski penyaluran kredit melambat seiring dengan perlambatan perekonomian. Pada triwulan laporan, penyaluran kredit perbankan tumbuh 4,6% (qtq) turun dari 6,4% (qtq) pada triwulan sebelumnya, juga sebagai dampak stabilisasi yang dilakukan. Seiring dengan penyaluran kredit, kualitas kredit dapat tetap terjaga sebagaimana dicerminkan dari rasio kredit bermasalah yang rendah, dengan NPL gross sebesar 1,77% (turun dari 1,86% pada triwulan sebelumnya).

Selain didukung oleh kondisi perbankan yang terjaga, kelancaran transaksi sistem pembayaran dan ketersediaan uang kartal dalam jumlah yang cukup menopang kinerja perekonomian pada triwulan laporan. Transaksi sistem pembayaran berjalan aman dan lancar selama triwulan IV-2013 dan selama tahun 2013. Nilai transaksi sistem pembayaran non tunai pada triwulan IV-2013 mengalami penurunan sebesar Rp1.925 triliun (6,85%), sementara volume transaksi meningkat sebesar 33,24 juta (3,29%) dibandingkan dengan periode sebelumnya. Penurunan nilai transaksi terutama disebabkan oleh penurunan nilai transaksi menggunakan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Sedangkan peningkatan volume terutama berasal dari meningkatnya volume transaksi Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK).

Mencermati dinamika yang terjadi selama triwulan III-2013 serta prakiraan ke depan, Bank Indonesia mengambil sejumlah langkah kebijakan yang difokuskan pada upaya untuk mengendalikan inflasi, stabilitas nilai tukar dan mengarahkan kinerja transaksi berjalan yang lebih sehat, guna menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, Bank Indonesia melakukan penyesuaian suku bunga acuan dan memperkuat operasi moneter yang sejalan dengan arah kebijakan moneter terkini. Pada November 2013, Bank Indonesia kembali memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,50%, dengan suku bunga LF dan suku bunga DF masing-masing naik sebesar 25 bps

Page 5: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013 v

Jakarta, 27 Februari 2014GUBERNUR BANK INDONESIA

Agus D.W. Martowardojo

menjadi 7,50% dan 5,75%. Kebijakan ini ditempuh dengan mempertimbangkan deficit transaksi berjalan yang masih besar yaitu 3,8% dari PDB seperti ditunjukkan oleh data transaksi berjalan triwulan III-2013 yang dipublikasikan pada November 2013. Selain itu, risiko ketidakpastian global juga masih tinggi sehingga semakin memberikan tekanan kepada nilai tukar rupiah dan mengganggu stabilitas ekonomi.

Kebijakan strategis yang bersifat forward looking yang dilakukan oleh Bank Indonesia tersebut selain meningkatkan ketahanan perekonomian juga mendapatkan pengakuan dari harian dan majalah keuangan terkemuka dunia. The Financial Times pada edisi 3 Februari 2014 telah menobatkan Bank Indonesia sebagai bank sentral terbaik kedua diantara negara-negara emerging setelah Brazil. Bersama Bank Sentral India, ketiga bank sentral ini (Brazil, Indonesia dan India) oleh The Financial Times disebut sebagai “the guiders”, yaitu bank sentral yang secara ahead of the curve dinilai paling mampu mengarahkan perekonomian dan pasar keuangan. Secara khusus, Bank Indonesia dihormati atas kebijakan-kebijakannya yang semakin market-friendly, serta stance moneter yang secara agresif diarahkan kepada siklus pengetatan sepanjang triwulan III dan IV tahun 2013.

Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah mengambil kebijakan strategis secara tepat waktu dan terukur. Sementara itu, bank sentral lain dinilai terlambat merespons situasi pasar global yang memburuk dan cenderung mengambil kebijakan yang berlebihan. The Economist menilai bahwa kebijakan nilai tukar yang ditempuh Bank Indonesia efektif meredam impor dan mendorong peningkatan ekspor, sehingga membawa dampak positif pada neraca transaksi berjalan. Selain itu, upaya stabilisasi dengan kenaikan BI-Rate secara bertahap pada triwulan III dan IV tahun 2013 dipandang telah dilakukan secara terukur, sehingga mampu memperlambat laju permintaan domestik, namun tidak sampai pada tingkat yang dapat menyebabkan resesi ekonomi.

Bank Indonesia menyadari bahwa kondisi perekonomian saat ini dan kedepan masih diwarnai dengan ketidakpastian global yang masih tinggi dan permasalahan domestik yang bersifat struktural. Untuk memantapkan hasil yang telah diraih, Bank Indonesia akan senantiasa mencermati berbagai tantangan tersebut dan menyikapinya secara terukur. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bank Indonesia juga senantiasa mengedepankan nilai-nilai tata kelola organisasi yang baik sambil terus mengoptimalkan kinerja agar pelaksanakan tugas dapat semakin efektif.

Page 6: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

vi Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Kata Pengantar ..........................................................................................................................................iii

Daftar Isi ....................................................................................................................................................vi

Daftar Tabel ...............................................................................................................................................ix

Daftar Grafik ...............................................................................................................................................x

Bab 1 Ringkasan Eksekutif .................................................................................................................... 1

1.1. Kinerja Perekonomian ......................................................................................................... 2

1.2. Kebijakan yang Ditempuh Tahun 2013 ................................................................................. 3

1.3. Kebijakan Kedepan .............................................................................................................. 6

Bab 2 Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ...... 7

2.1. Inflasi ................................................................................................................................... 8

2.2. Pertumbuhan Ekonomi.... ................................................................................................... 11

2.3. Neraca Pembayaran ............................................................................................................ 15

2.4. Nilai Tukar Rupiah .............................................................................................................. 17

2.5. Perkembangan Pasar Uang Antar Bank (PUAB) ................................................................... 18

2.6. Perkembangan Suku Bunga Perbankan .............................................................................. 20

2.7. Perkembangan Bank Umum ............................................................................................... 22

2.8. Perkembangan Perbankan Syariah ...................................................................................... 25

2.9. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .................................................................... 26

2.10. Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ...................................... 27

2.11. Perkembangan Sistem Pembayaran .................................................................................... 28

2.12. Perkembangan Pengedaran Uang ....................................................................................... 30

Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia .................................................. 33

3.1. Stabilitas Moneter .............................................................................................................. 34

3.1.1. Kebijakan Moneter .................................................................................................. 34

3.1.2. Pengelolaan Operasi Moneter dan Nilai Tukar .......................................................... 37

3.1.3. Koordinasi dengan Pemerintah ................................................................................ 41

3.1.4. Pengelolaan Utang Luar Negeri ................................................................................ 43

3.1.4.1. Posisi Utang Luar Negeri ......................................................................... 43

3.1.4.2. Penarikan dan Pembayaran Utang Luar Negeri ....................................... 44

DAFTARISI

Page 7: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013 vii

3.1.5. Implementasi Kebijakan Devisa Hasil Ekspor ............................................................. 44

3.1.6. Pengelolaan Database Statistik dan Survei untuk Mendukung

Perumusan Kebijakan .............................................................................................. 45

3.2. Stabilitas Sistem Perbankan ................................................................................................ 46

3.2.1. Kebijakan dan Pengawasan Bank Umum ................................................................. 47

3.2.1.1. Pengaturan Bank Umum ........................................................................... 47

3.2.1.2. Kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) ......................................... 48

3.2.2. Pengawasan Bank Umum ........................................................................................ 51

3.2.3. Kebijakan dan Pengawasan Perbankan Syariah ........................................................ 53

3.2.4. Kebijakan dan Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ...................................... 55

3.2.5. Program Keuangan yang Inklusif (Financial Inclusion) ............................................... 56

3.2.5.1. Digital Financial Services (DFS) / Layanan Keuangan Digital .................... 56

3.2.5.2. Edukasi Keuangan .................................................................................. 56

3.2.5.3. Program TabunganKu ............................................................................ 58

3.2.5.4. Kampanye Gerakan Menabung .............................................................. 58

3.2.5.5. Financial Identity Number (FIN) Survey .................................................... 58

3.2.5.6. Pengembangan Sistem Informasi Harga Komoditi ................................... 59

3.2.5.7. Kerjasama dengan Pemangku Kepentingan Terkait ................................ 59

3.2.6. Penguatan Sektor Riil dan Penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) ................................................................................................. 59

3.2.7. Perizinan dan Informasi Perbankan .......................................................................... 64

3.2.8. Penyelenggaraan Sistem Informasi Debitur (SID) ....................................................... 66

3.2.9. Investigasi dan Mediasi Perbankan ........................................................................... 67

3.2.10. Penyiapan Pengalihan Fungsi Pengaturan dan Pengawasan Bank ke

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) .................................................................................. 69

3.3. Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang ......................................................................... 72

3.3.1. Kebijakan Sistem Pembayaran .................................................................................. 72

3.3.2. Kebijakan Umum Pengelolaan Uang Bank Indonesia ................................................ 75

3.4. Kerjasama Internasional ...................................................................................................... 77

3.5. Komunikasi dan Edukasi Kebijakan ..................................................................................... 81

Bab 4 Manajemen Intern Bank Indonesia .......................................................................................... 85

4.1. Manajemen Strategi dan Akuntabilitas ............................................................................... 86

4.2. Audit Intern ........................................................................................................................ 88

4.3. Keuangan Intern ................................................................................................................ 89

4.4. Teknologi Informasi ............................................................................................................ 91

Page 8: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

viii Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

4.5. Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) ...................................................................... 92

4.5.1. Penyiapan Organisasi dan Bank Indonesia ............................................................. 92

4.5.2. Pemenuhan dan Pengembangan SDM .................................................................. 93

4.6. Aspek Hukum .................................................................................................................... 94

4.7. Program Sosial Bank Indonesia ........................................................................................... 95

Bab 5 Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2014 ................................................ 99

5.1. Arah Strategis Bank Indonesia 2014 ............................................................................. 100

5.2. Strategi Tahunan Bank Indonesia Tahun 2014 .............................................................. 102

Lampiran

Pelaksanaan Program Inisiatif Bank Indonesia 2013 ........................................................................ 105

Produk Hukum Bank Indonesia Tahun 2013 ..................................................................................... 109

1. Peraturan Bank Indonesia ................................................................................................. 110

2. Peraturan Dewan Gubernur.............................................................................................. 111

Daftar Istilah ........................................................................................................................................ 113

Daftar Singkatan ................................................................................................................................. 117

Page 9: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013 ix

2.1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran ................................................................................... 12

2.2. Suku Bunga Simpanan Per Kelompok Bank (%) ........................................................................ 20

2.3. Perkembangan Nilai Rata-Rata SBDK Industri Perbankan (%) .................................................... 21

2.4. Suku Bunga Rata-rata DPK (%) ................................................................................................. 23

2.5. Statistik Perkembangan Perbankan ........................................................................................... 24

2.6. Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan Syariah ............................................................. 25

2.7. Indikator Utama Kinerja BPR ..................................................................................................... 27

2.8. Baki Debet Kredit UMKM ......................................................................................................... 28

2.9. Perkembangan Rata-rata UYD di Masyarakat dan Bank pada Akhir Periode .............................. 31

2.10. Indikator Pengelolaan Uang ...................................................................................................... 31

3.1. Kegiatan Perizinan Bank Umum ................................................................................................ 65

3.2. Statistik Investigasi Dugaan Tindak Pidana Perbankan (Triwulan IV-2013) ................................. 67

3.3. Statistik Investigasi Dugaan Tindak Pidana Perbankan (Tahun 2013) ......................................... 68

3.4. Statistik Jenis Informasi dan Tindak Lanjut ................................................................................ 69

4.1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Bank Indonesia Tahun 2013 ............................................. 86

4.2. Hasil Survei Indikator Kinerja Utama Bank Indonesia Tahun 2013 ............................................. 87

4.3. Pencapaian Program Kerja Inisiatif Bank Indonesia Tahun 2013 ................................................ 87

5.1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Bank Indonesia Tahun 2014 ......................................................... 101

Bab 2 Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter,

Perbankan dan Sistem Pembayaran

Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

Bab 5 Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2014

Bab 4 Manajemen Intern Bank Indonesia

DAFTARTABEL

Page 10: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

x Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

2.1. Inflasi Triwulanan ....................................................................................................................... 8

2.2. Inflasi Tahunan ........................................................................................................................... 8

2.3. Inflasi Inti dan Faktor Eksternal ................................................................................................... 9

2.4. Ekspektasi Harga Konsumen ..................................................................................................... 10

2.5. Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast ........................................................................................ 10

2.6. Peta Inflasi Daerah Desember-2013 (%, yoy) ............................................................................ 11

2.7. Penjualan Eceran dan Penjualan Kendaraan Bermotor .............................................................. 13

2.8. Indeks Tendensi Bisnis (ITB)....................................................................................................... 13

2.9. Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah tahun 2013 (%) ................................................................ 14

2.10. Neraca Pembayaran Indonesia .................................................................................................. 15

2.11. Neraca Transaksi Berjalan ......................................................................................................... 16

2.12. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 2012-2013 .......................................................................... 17

2.13. Volatilitas Mata Uang Regional Asia Triwulan IV-2013 dan Tahun 2013 .................................... 17

2.14. Perkembangan CDS Obligasi Pemerintah Tenor 5 Tahun di Negara Kawasan ............................ 18

2.15. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional Triwulan IV-2013 .......................... 18

2.16. Suku Bunga PUAB dan Bank Indonesia Rate ............................................................................. 19

2.17. Suku Bunga PUAB O/N dan JIBOR............................................................................................. 19

2.18. Volume Transaksi PUAB ............................................................................................................ 19

2.19. Jumlah Bank Pelaku PUAB ....................................................................................................... 19

2.20. Perkembangan Rata-Rata Suku Bunga Kredit, Suku Bunga Deposito Rupiah dan BI Rate .......... 21

2.21. Perkembangan Rata-Rata Suku Bunga Kredit per Jenis Penggunaan ......................................... 22

2.22. Perkembangan Rata-Rata Uang Kartal Yang Diedarkan (qtq) .................................................... 30

2.23. Perkembangan Rata-Rata Uang Kartal Yang Diedarkan (yoy) .................................................... 30

Bab 2 Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter,

Perbankan dan Sistem Pembayaran

DAFTARGRAFIK

Page 11: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013 xi

Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

Bab 5 Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2014

3.1. Perkembangan Suku Bunga Instrumen Operasi Moneter .......................................................... 38

3.2. Perkembangan Outstanding Instrumen Operasi Moneter .......................................................... 39

3.3. Struktur Instrumen Operasi Moneter ........................................................................................ 39

3.4. Implementasi Basel II di Indonesia ............................................................................................. 50

3.5. Perkembangan Jumlah Debitur dan Fasilitas SID (dalam juta) .................................................... 66

5.1. Peta Strategi Bank Indonesia Tahun 2014 ............................................................................... 102

Page 12: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

xii Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 13: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

BAB 1

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian Indonesia di 2013 menghadapi tantangan yang tidak ringan. Dampak

pertumbuhan ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih dan ketidakpastian di sektor

keuangan akibat sentimen negatif pengurangan stimulus moneter di Amerika Serikat

berimbas ke perekonomian dan pasar keuangan Indonesia. Tantangan ini diperberat dengan

kondisi perekonomian domestik yang belum optimal dalam struktur industri maupun pasar

keuangannya. Meskipun demikian, mulai triwulan IV-2013, stabilitas ekonomi dan sistem

keuangan terkendali dan mulai bergerak ke arah yang lebih seimbang. Membaiknya berbagai

indikator perekonomian tidak terlepas dari dampak respons kebijakan yang ditempuh oleh

pemerintah dan Bank Indonesia selama 2013.

Page 14: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

2 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

1.1. Kinerja Perekonomian

Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2013 mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, meski secara keseluruhan tahun 2013 lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Tanda perbaikan nampak dari angka pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2013 yang lebih baik dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2013 tercatat 5,72% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,63% (yoy), didukung oleh kenaikan kinerja ekspor. Secara tahunan, perekonomian Indonesia di 2013 tumbuh 5,78% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi di 2012 yang mencapai 6,23%. Menurunnya kinerja perekonomian merupakan dampak terbatasnya pertumbuhan ekspor riil seiring dengan melambatnya ekonomi global, serta lemahnya pertumbuhan investasi. Adapun konsumsi rumah tangga masih menjadi penggerak utama bagi pertumbuhan ekonomi.

Seiring dengan perbaikan ekspor, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2013 menunjukkan kinerja yang lebih baik. Menurunnya defisit neraca transaksi berjalan dan meningkatnya surplus neraca transaksi modal dan finansial dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, mendukung perbaikan kinerja NPI. Membaiknya kinerja NPI di triwulan IV-2013 membantu mengurangi tekanan NPI, meskipun kinerja secara keseluruhan tahun di 2013 masih lebih rendah dibanding 2012. Neraca transaksi berjalan di 2013 menunjukkan defisit yang lebih besar di banding 2012, terutama disebabkan penurunan ekspor nonmigas dan meningkatnya impor migas. Tekanan tersebut diperberat dengan kondisi transaksi modal dan finansial di 2013 yang mengalami penurunan surplus dipicu sentimen terhadap pengurangan stimulus moneter di AS dan persepsi terhadap kondisi transaksi berjalan.

Membaiknya kinerja NPI di triwulan IV-2013 memberikan dampak positif terhadap nilai tukar rupiah.Tekanan pelemahan nilai tukar rupiah mulai mereda di triwulan tersebut. Namun, secara keseluruhan tahun Rupiah berada pada tren melemah. Meski melemah, volatilitas nilai tukar rupiah terkelola rendah dan relatif lebih baik dibandingkan dengan sebagian mata uang negara Asia. Melemahnya nilai tukar di 2013 tidak terlepas dari sentimen negatif terhadap rencana pengurangan stimulus moneter oleh AS, di tengah kenaikan inflasi domestik pasca-kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan persepsi terhadap prospek transaksi berjalan domestik.

Perkembangan harga di triwulan IV-2013 juga menunjukkan tekanan yang mereda. Setelah mengalami tekanan yang tinggi akibat gejolak pangan dan kenaikan BBM bersubsidi pada triwulan II dan III-2013, inflasi IHK pada triwulan laporan menurun tajam yakni dari 4,08% (qtq) atau 8,40% (yoy) di triwulan III-2013 menjadi 0,75% (qtq) atau 8,38% (yoy) di triwulan IV-2013. Secara keseluruhan, tekanan inflasi yang mereda pada triwulan IV-2013 mendorong inflasi tahun 2013 tetap terkendali di single digit, meskipun berada di atas kisaran targetnya 4,5%+1%. Secara keseluruhan tahun, inflasi IHK pada 2013 mencapai 8,38% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi tahun sebelumnya sebesar 4,30% (yoy). Tekanan inflasi bersumber dari tingginya inflasi administered prices dan inflasi volatile food yang masing-masing mencapai 16,65% (yoy) dan 11,83% (yoy).

Stabilitas sistem keuangan tetap terkendali, ditopang ketahanan perbankan yang tetap terjaga sampai dengan akhir 2013. Di tengah tren perlambatan ekonomi domestik dan pelemahan nilai tukar rupiah, kinerja sektor keuangan Indonesia khususnya industri perbankan tetap solid dengan

Page 15: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

3Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar yang tetap terjaga. Secara industri, rasio permodalan perbankan masih cukup kuat di atas batas minimum rasio permodalan yang diwajibkan. Intermediasi perbankan juga tetap berfungsi optimal, meski mengalami perlambatan seiring dengan melambatnya perekonomian dan kenaikan suku bunga domestik. Selama triwulan IV-2013, kredit tumbuh 4,6% (qtq) atau secara tahunan tumbuh 21,60% (yoy).

Kinerja sistem pembayaran selama triwulan IV-2013 dan keseluruhan tahun 2013 juga terjaga.Transaksi sistem pembayaran non tunai dapat dilaksanakan secara lancar dan baik. Hal tersebut didukung oleh ketersediaan sistem setelmen dana besar, ritel maupun sistem setelmen surat berharga. Sementara itu, ketersediaan uang kartal dalam jumlah yang cukup mendukung transaksi pembayaran yang dilakukan secara tunai. Peningkatan kebutuhan uang kartal yang melonjak signifikan khususnya pada periode-periode hari Raya dapat dipenuhi dengan baik oleh Bank Indonesia.

1.2. Kebijakan Yang Ditempuh Tahun 2013

Tetap kondusifnya situasi perekonomian dan terjaga stabilnya sistem keuangan selama triwulan IV-2013 dan keseluruhan tahun 2013, merupakan dampak berbagai respons kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah dan Bank Indonesia.

Langkah kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia difokuskan pada upaya untuk mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mengarahkan kinerja transaksi berjalan yang lebih sehat, guna menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan guna meredam potensi risiko yang mempengaruhi keseimbangan ekonomi makro.

Sebagai langkah pre-emptive untuk mengendalikan inflasi dan keseimbangan eksternal, Bank Indonesia melakukan penyesuaian suku bunga acuan (BI Rate) dan memperkuat operasi moneter yang sejalan dengan arah kebijakan moneternya. Secara bertahap, Bank Indonesia menaikkan BI Rate dan koridor suku bunga operasional yaitu suku bunga deposit facility (DF) sebagai batas bawah dan suku bunga lending facility (LF) sebagai batas atas. Selama 2013, secara kumulatif Bank Indonesia menaikkan BI Rate sebesar 175 bps dan dipertahankan pada level 7,50% hingga akhir 2013. Sementara suku bunga DF dan suku bunga LF naik menjadi masing-masing 5,75% dan 7,50%. Kebijakan suku bunga yang ditempuh oleh Bank Indonesia merupakan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran masing-masing 4,5%+1% pada 2014 dan 4,0%+1% pada 2015, serta mengendalikan defisit transaksi berjalan menuju ke tingkat yang lebih sehat dan berkesinambungan.

Dalam pengelolaan nilai tukar, Bank Indonesia berupaya untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamentalnya. Upaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dilakukan melalui berbagai kebijakan dan penguatan operasi moneter. Pada triwulan II-2013, Bank Indonesia mulai mempublikasikan kurs referensi spot Rupiah/Dollar Amerika Serikat (AS) yaitu Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) agar pelaku di pasar domestik memiliki acuan terhadap nilai tukar rupiah dalam bertransaksi. Pada triwulan berikutnya, Bank Indonesia melakukan relaksasi ketentuan pembelian valas bagi eksportir yang telah melakukan penjualan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Pada triwulan yang sama, Bank Indonesia juga menyesuaikan ketentuan transaksi forex swap (FX swap)

Page 16: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

4 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

bank dengan Bank Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia menyesuaikan aturan mengenai Utang Luar Negeri (ULN) dengan menambah jenis pengecualian ULN jangka pendek yang dapat dilakukan oleh perbankan. Di triwulan IV-2013, Bank Indonesia menerbitkan aturan transaksi lindung nilai nasabah bank (perorangan dan perusahaan, termasuk Bank Umum Milik Negara/BUMN). Aturan tersebut merupakan hasil koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Negara BUMN dalam rangka pemenuhan kebutuhan valas BUMN. Sejalan dengan aturan tersebut, Bank Indonesia juga menyempurnakan ketentuan terkait transaksi swap lindung nilai antara bank dengan Bank Indonesia.

Dalam operasi moneternya, Bank Indonesia melakukan intervensi ganda melalui pasokan valas dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, menambah frekuensi lelang TD valas serta keragaman tenor instrumen operasi moneter valas (Term Deposit valas). Selain itu, Bank Indonesia menerbitkan instrumen operasi moneter Rupiah yang baru yakni Sertifikat Deposit Bank Indonesia (SDBI) dan mempersingkat aturan periode minimal kepemilikan (month holding period) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dari 6 bulan menjadi 1 bulan.

Langkah penguatan untuk meminimalkan potensi gangguan likuiditas sistem keuangan juga dilakukan melalui kerangka kerjasama bank sentral. Di 2013, Bank Indonesia menyepakati kerjasama dengan Bank of Japan (BoJ) melalui perpanjangan Bilateral Swap Arrangement sebesar USD12 miliar. Selain melakukan perpanjangan Bilateral Swap Arrangement, juga disepakati kerjasama Cross Border Liquidity Arrangement. Selain dengan BoJ, Bank Indonesia juga menyepakati kerjasama Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) dengan Bank of Korea senilai KRW10,7 triliun/Rp115 triliun. Kerjasama juga dilakukan dengan People’s Bank of China dengan kesepakatan untuk memperpanjang BCSA senilai CNY100 miliar/IDR175 triliun.

Langkah kebijakan juga ditempuh melalui pengaturan makroprudensial guna menjaga stabilitas sistem keuangan. Dilakukan penyesuaian aturan Giro Wajib Minimum (GWM) sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) Rupiah. Penyesuaian dimaksudkan untuk menjaga kecukupan likuiditas perbankan dalam mengantisipasi risiko yang muncul dari dinamika perekonomian, dengan tetap memperhatikan fungsi intermediasi perbankan.

Kebijakan makroprudensial juga ditempuh melalui penyesuaian aturan Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit pemilikan properti dan kredit konsumsi beragun properti. Kebijakan bertujuan untuk meningkatkan kehati-hatian perbankan dengan memperlambat konsentrasi risiko kredit pada sektor properti.

Koordinasi pengendalian inflasi dengan pemerintah terus dilakukan baik di pusat maupun di daerah melalui Tim Pengendali Inflasi/Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPI/TPID). Koordinasi dilakukan antara lain melalui forum Round Table Policy Discussion yang melibatkan Bank Indonesia, kementerian dan instansi yang terkait kebijakan perekonomian. Dalam forum tersebut dibahas mengenai perkembangan perekonomian terkini beserta isu-isu yang perlu ditindaklanjuti, serta merumuskan langkah kebijakan ke depan. Koordinasi dengan pemerintah juga ditempuh untuk memastikan terjaganya stabilitas sistem keuangan Indonesia. Koordinasi dilakukan melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang sekaligus merupakan implementasi Protokol Manajemen Krisis (PMK). Untuk memastikan kesiapan implementasi PMK, pada November 2013 telah dilakukan

Page 17: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

5Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

simulasi penuh yang melibatkan instansi terkait yakni Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan.

Untuk mendukung berbagai respons kebijakan yang telah diambil, Bank Indonesia juga menempuh strategi komunikasi kebijakan dengan melibatkan stakeholders dari berbagai kalangan di seluruh Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan monitoring secara intensif kondisi stabilitas sistem keuangan, termasuk melakukan supervisory action kepada perbankan. Hal ini dimaksudkan agar kebijakan yang telah diambil dapat diterapkan secara efektif.

Di bidang perbankan, Bank Indonesia juga berupaya untuk memastikan bahwa kondisi industri perbankan tetap terjaga dan mampu menjalankan perannya secara optimal. Selama 2013, berbagai kebijakan perbankan digulirkan oleh Bank Indonesia meliputi kebijakan untuk pemeliharaan stabilitas sistem keuangan, penguatan ketahanan dan daya saing perbankan, dan pengelolaan perbankan yang didasarkan pada prinsip kehati-hatian.

Bank Indonesia juga memberikan dukungan penuh terhadap penyiapan operasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator pengaturan dan pengawasan bank yang baru. Dalam hal ini Bank Indonesia mempersiapkan berbagai aspek pengalihan tugas pengaturan dan pengawasan bank ke OJK. Dengan upaya tersebut, selama masa transisi dan pada saat dialihkannya kewenangan Bank Indonesia ke OJK pada akhir 2013, tugas pengaturan dan pengawasan perbankan tetap dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.

Upaya untuk meningkatkan pemberdayaan sektor riil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga terus dilakukan oleh Bank Indonesia. Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan kapasitas dan kelayakan dari sisi pelaku usaha dan memperluas jangkauan perbankan ke sektor tersebut.Program pemberdayaan sektor riil juga diselaraskan dengan misi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas harga melalui program klaster komoditas strategis.

Guna mendukung kinerja perekonomian dan tetap kondusifnya sistem keuangan Indonesia, Bank Indonesia terus mengupayakan agar sistem pembayaran dapat terselenggara dengan baik, aman dan lancar. Di sistem pembayaran non-tunai, fokus utama kebijakan tetap diarahkan untuk menjaga kelancaran dan keamanan serta meningkatkan efisiensi sistem pembayaran, dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan terhadap pengguna jasa sistem pembayaran. Berbagai inisiatif telah dilaksanakan selama 2013 diantaranya interoperabilitas uang elektronik (e-money) dan interkoneksi layanan transfer dana, standarisasi chip pada kartu ATM/Debet, dan penyiapan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement System (BI-SSSS) Generasi II. Di bidang sistem pembayaran tunai, Bank Indonesia melakukan pemenuhan ketersediaan uang Rupiah. Upaya tersebut dilakukan melalui tiga kegiatan utama yakni distribusi uang yang aman dan optimal, layanan kas yang prima, dan ketersediaan uang yang berkualitas dan terpercaya. Pemenuhan uang tersebut menjangkau pula daerah terpencil, pulau terluar dan perbatasan.

Untuk mendukung efektivitas kebijakan dan pelaksanaan tugasnya, Bank Indonesia melakukan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat. Selain itu, pengelolaan manajemen internal yang mengedepankan prinsip tata kelola organisasi yang baik juga mengambil peranan penting dalam pengelolaan tugas dan kredibilitas Bank Indonesia.

Page 18: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

6 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

1.3. Kebijakan Kedepan

Ke depan, beberapa tantangan tetap perlu menjadi perhatian karena dapat mengganggu prospek ekonomi Indonesia. Prospek pertumbuhan ekonomi global dan indikasi perubahan lanskap ekonomi global perlu dicermati karena dapat menurunkan prospek aliran modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain itu, tantangan ekonomi domestik untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke arah yang lebih sehat perlu secara konsisten ditempuh sehingga perekonomian dapat tumbuh lebih seimbang dan berkesinambungan.

Kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2014 tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran sehingga dapat mendukung tercapainya sasaran target inflasi yang telah ditetapkan.

Di bidang moneter, kebijakan akan tetap secara konsisten diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat, melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya. Penguatan operasi moneter, pengelolaan lalu lintas devisa, dan pendalaman pasar keuangan akan diintensifkan untuk mendukung efektifitas transmisi suku bunga dan nilai tukar, sekaligus untuk memperkuat struktur dan daya dukung sistem keuangan dalam pembiayaan pembangunan. Beberapa Program Kerja Inisiatif yang direncanakan antara lain merumuskan strategi dan koordinasi kebijakan moneter dengan makroprudensial, meningkatkan peran TPI/TPID dalam mengendalikan inflasi volatile food, dan mengembangkan infrastruktur, piranti, serta indikator guna mendukung transmisi kebijakan moneter.

Di bidang Stabilitas Sistem Keuangan dan makroprudensial, kebijakan diarahkan untuk melakukan metigasi risiko sistemik di sektor keuangan serta pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makroekonomi. Beberapa kegiatan PK inisiatif yang direncanakan antara lain membangun sistem informasi yang terintegrasi untuk mendukung macro-micro surveillance, menyempurnakan kebijakan dan strategi pengembangan instrumen keuangan yang mendukung intermediasi sektor riil, dan memperkuat aliansi ketahanan regional melalui arrangement international safety net.

Di bidang sistem pembayaran, kebijakan diarahkan untuk pengembangan industri sistem pembayaran domestik yang lebih efisien. Beberapa kegiatan Program Kerja inisiatif yang direncanakan antara lain implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (National Payment Gateway), perluasan penggunaan instrumen non-tunai, dan ketersediaan Uang Layak Edar.

Sementara di bidang manajemen intern yang merupakan strategic enabler organisasi, kebijakan diarahkan untuk mengembangkan organisasi dan sistem MSDM sehingga dapat lebih efektif dan efisien.

Page 19: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

BAB 2

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan danSistem Pembayaran

Belum kondusifnya perekonomian global dan ditambah adanya tekanan pada pasar

keuangan global berimbas pada perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi melambat

dan berada pada tren yang menurun. Sementara pasar keuangan dan nilai tukar rupiah juga

masih tertekan. Perkembangan yang membaik ditunjukkan oleh inflasi dan neraca pembayaran

Indonesia. Sementara itu, ketahanan perbankan tetap terjaga, demikian pula dengan sistem

pembayaran yang terkelola dengan baik, sehingga berjalan dengan aman dan lancar.

Page 20: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

8 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

2.1. Inflasi

Berbagai langkah yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah mendorong menurunnya tekanan inflasi pada triwulan IV-2013 yang kembali pada pola normalnya. Namun demikian, inflasi tahun 2013 tetap tercatat tinggi dan berada di atas sasaran inflasi yang telah ditetapkan sebesar 4,5+1%, dipengaruhi dampak kenaikan harga pangan dan kenaikan harga BBM bersubsidi pada akhir triwulan II-2013.

Respons kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan koordinasi dengan pemerintah berpengaruh positif pada menurunnya tekanan inflasi pada triwulan IV-2013. Setelah mengalami tekanan tinggi akibat gejolak pangan dan kenaikan harga BBM bersubsidi pada triwulan II dan III-2013, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan laporan menurun secara signifikan dibanding triwulan sebelumnya. Inflasi IHK pada triwulan III-2013 tercatat sebesar 4,08% (qtq) atau 8,40% (yoy) turun menjadi 0,75% (qtq) atau 8,38% (yoy) pada triwulan IV-2013 (Grafik 2.1).

Penurunan tersebut terutama didorong oleh deflasi pada kelompok volatile food dan rendahnya inflasi pada kelompok administered price pascakenaikan harga BBM bersubsidi. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kelompok volatile food pada triwulan laporan mencatat deflasi setelah mencatat inflasi tinggi pada triwulan II-2013. Sementara itu, inflasi pada kelompok administered price jauh menurun dari triwulan sebelumnya. Sejalan dengan kedua kelompok tersebut, inflasi pada kelompok inti turut mengalami penurunan pada triwulan laporan.

Pada triwulan IV-2013, kelompok volatile food mencatat deflasi sebesar 0,58% (qtq) dipengaruhi oleh beberapa faktor pascameningkat tinggi pada triwulan III-2013 yang mencatat inflasi sebesar 4,36% (qtq). Tren deflasi atau penurunan harga tersebut dipengaruhi oleh membaiknya pasokan sejalan dengan berlangsungnya masa panen beberapa komoditas seperti bawang merah dan aneka cabai. Selain itu, adanya relaksasi kebijakan pengaturan impor hortikultura turut mendorong

Grafik 2.1Perkembangan Inflasi Triwulanan

Grafik 2.2Perkembangan Inflasi Tahunan

���

�����

�����

�����

����

����

����

����

����

�����

�����

�����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

��� ���

���

���

��� ���

���

���

��� ���

���

���

��� ���

���

���

��� ���

���

���

��� ���

���

���

��� ���

���

���

��������������������������

������

��

��

��

���

��������������������������������������

�����

����

�����

����

� � � ����� � � � ������ � � ������ � � ������ � � ������ � � ����� � � � ��������� ���� ���� ���� ���� ���� ����

Page 21: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

9Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

terjadinya perbaikan pasokan seperti pada komoditas bawang putih. Deflasi pada kelompok volatile food kemudian mendorong penurunan inflasi secara tahunan yakni dari 13,94% (yoy) pada triwulan III-2013 menjadi 11,83% (yoy) pada triwulan IV-2014.

Inflasi kelompok administered prices pada triwulan IV-2013 juga menurun tajam. Pada triwulan laporan, inflasi administered price tercatat rendah sebesar 1,40% (qtq), jauh menurun dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,94% (qtq). Penurunan tajam tersebut sejalan dengan minimalnya kebijakan pemerintah terkait penyesuaian harga barang-barang strategis pascakenaikan harga BBM bersubsidi pada triwulan II-2013. Tekanan inflasi pada kelompok administered price pada triwulan laporan hanya bersumber dari kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) tahap IV pada November 2013 serta kenaikan Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT), khususnya LPG terkait penyesuaian tarif distribusi pada akhir tahun.

Tekanan inflasi pada kelompok inti juga mereda pada triwulan IV-2013. Inflasi inti pada triwulan laporan menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 2,59% (qtq) menjadi sebesar 1,00% (qtq). Namun, secara tahunan inflasi inti pada akhir triwulan IV-2013 tercatat sebesar 4,98% (yoy), meningkat dibandingkan dengan akhir triwulan III-2013 yang tercatat sebesar 4,72% (yoy). Meredanya tekanan inflasi inti secara triwulanan pada triwulan IV-2013 dipengaruhi oleh belum kuatnya pengaruh lanjutan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap inflasi serta harga komoditas internasional nonpangan yang masih turun, khususnya emas (Grafik 2.3).

Inflasi inti yang turun pada triwulan IV-2013 juga dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi yang membaik pascakenaikan harga BBM bersubsidi. Perkembangan ini tidak terlepas dari dampak bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia sehingga mampu menjangkar ekspektasi inflasi para pelaku ekonomi dan pada gilirannya menahan tekanan inflasi yang lebih tinggi. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia dan Survei Consensus Forecast menunjukkan ekspektasi inflasi berada pada tren yang menurun pascamelonjak tinggi pada triwulan III-2013 (Grafik 2.4 dan 2.5).

Grafik 2.3Inflasi Inti dan Faktor Eksternal

��

��

��

��

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

���������������������������������������������������������������������������������������������

���������������������������������

���� ���� ���� ���� ���� ���������� ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������

������ ������

Page 22: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

10 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Secara keseluruhan, tekanan inflasi yang mereda pada triwulan IV-2013 mendorong inflasi tahun 2013 tetap terkendali di single digit, meskipun berada di atas kisaran targetnya 4,5%+1%. Secara keseluruhan tahun, inflasi IHK pada 2013 mencapai 8,38% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi tahun sebelumnya sebesar 4,30% (yoy). Tekanan inflasi bersumber dari tingginya inflasi administered prices dan inflasi volatile food yang masing-masing mencapai 16,65% (yoy) dan 11,83% (yoy) (Grafik 2.2). Tingginya inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi pada Juni 2013 serta kenaikan harga pangan akibat berkurangnya pasokan karena adanya kebijakan pembatasan impor produk juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari 4,40% (yoy) menjadi 4,98% (yoy). Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi yang sempat meningkat cukup tinggi pada pertengahan tahun terkait implementasi kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Sementara itu, dampak dari depresiasi nilai tukar rupiah terhadap inflasi terbilang masih rendah karena dampak pass-through dapat diredam oleh harga komoditas internasional yang masih terus menurun.

Berdasarkan kawasan, peningkatan inflasi terjadi di seluruh daerah. Di Sumatera dan Jawa, inflasi tercatat masing-masing sebesar 8,92% (yoy) dan 8,55% (yoy) (Grafik 2.6) atau lebih tinggi dari inflasi nasional sehingga kontribusinya terhadap inflasi nasional meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun 2012. Sementara itu, di Kawasan Timur Indonesia (KTI) peningkatan inflasi lebih moderat karena rendahnya harga di beberapa komoditas utama, seperti subkelompok ikan segar.

Bank Indonesia meyakini pada 2014 inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 4,5%+1%. Prakiraan tersebut ditopang oleh proyeksi kondisi permintaan yang terkendali serta pasokan dan distribusi barang yang semakin baik. Produksi dan distribusi bahan makanan diperkirakan tidak mengalami gangguan sebagaimana terjadi pada 2013. Selain itu, prakiraan juga didukung oleh asumsi tidak terdapat kebijakan kenaikan harga dan jasa strategis oleh pemerintah. Namun, beberapa risiko yang dapat menyebabkan lebih tingginya tekanan inflasi di masa mendatang perlu

Grafik 2.4Ekspektasi Harga Konsumen

Grafik 2.5Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast

������

���

���

���

���

���

���

������

��

��

��

�� � ������ � ������ � ������ � ������ � ������ � ������ � ������ � ������ � �����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

����

����

������

����������������������������������������������

���

���

���

���

���

���

���

���

���� ����� � � � � � � � � �� �� �� � � � � � � � � � �� �� ��

���� ��������

��������

����

��������

��������

���� ��������

��������

��������

����

��������

���� ��������

����

����

����

��������

����

����

����

���� ��������

Page 23: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

11Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Grafik 2.6Peta Inflasi Daerah Desember-2013 (%, yoy)

tetap diwaspadai, khususnya terkait risiko dampak lanjutan pelemahan nilai tukar serta gangguan produksi dan distribusi bahan makanan. Menyikapi kondisi tersebut, Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan dan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah untuk menjaga agar inflasi sesuai dengan rentang sasarannya sebesar 4,5%+1% pada tahun 2014.

2.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pada triwulan IV-2013, perekonomian Indonesia membaik dengan ditopang oleh struktur yang lebih berimbang. Pertumbuhan ekonomi didorong oleh perbaikan pada kondisi eksternal perekonomian Indonesia, sedangkan permintaan domestik melambat secara terkendali. Struktur pertumbuhan ekonomi yang mulai berimbang tersebut searah dengan langkah stabilisasi Bank Indonesia dan pemerintah dalam membawa ekonomi ke arah yang lebih sehat dan berkesinambungan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2013 tumbuh 5,7% (yoy), lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2013 meningkat ditopang oleh struktur yang berimbang. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2013 tercatat 5,7% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan III-2013 sebesar 5,6% (yoy). Pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh kenaikan ekspor sedangkan pertumbuhan permintaan domestik melambat sejalan dengan melambatnya pertumbuhan total konsumsi dan investasi. Sejalan dengan itu, pada triwulan laporan impor melambat bahkan mencatat kontraksi. Perkembangan ini menunjukkan bahwa struktur pertumbuhan ekonomi mulai berimbang searah dengan langkah stabilisasi Bank Indonesia dan pemerintah dalam membawa ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang.

Page 24: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

12 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Kenaikan ekspor pada triwulan IV-2013 cukup kuat sehingga menopang kenaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan. Ekspor pada triwulan IV-2013 tumbuh 7,4% (yoy) meningkat dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,0% (yoy). Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan permintaan mitra dagang negara-negara maju sejalan dengan membaiknya ekonomi global. Pada triwulan IV-2013, perekonomian global, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi, perkembangan harga komoditas, maupun perkembangan bursa saham membaik. Perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS), Eropa, China dan India terindikasi lebih baik dari perkiraan sebelumnya seiring dengan membaiknya indikator ekonomi negara-negara tersebut.

Pada sisi lain, permintaan domestik pada triwulan IV-2013 melambat dipengaruhi menurunnya konsumsi. Pertumbuhan total konsumsi triwulan IV-2013 tercatat 5,4% (yoy), melambat dari triwulan III-2013 yang tercatat sebesar 5,9% (yoy). Penurunan tersebut dipengaruhi oleh melambatnya konsumsi rumah tangga, meskipun masih pada level cukup tinggi. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,3% (yoy), sedikit melambat dari konsumsi triwulan III-2013 yang tumbuh sebesar 5,5% (yoy). Lebih rendahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama bersumber dari konsumsi nonmakanan sebagaimana tercermin dengan turunnya indeks penjualan eceran kelompok peralatan komunikasi, peralatan rumah tangga, serta suku cadang dan bahan bakar kendaraan. Selain itu, penjualan kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor, juga melambat pada triwulan laporan (Grafik 2.7). Di samping pengaruh dari konsumsi rumah tangga, menurunnya konsumsi juga dipengaruhi oleh perlambatan konsumsi pemerintah dari 8,8% (yoy) menjadi 6,5% (yoy). Hal tersebut seiring dengan lebih rendahnya penyerapan anggaran dalam APBN-P 2013 akibat belanja barang yang melambat.

Permintaan domestik yang melambat juga disebabkan oleh menurunnya kinerja investasi. Pada triwulan laporan, pertumbuhan investasi tercatat 4,37% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan III-2013 yang tercatat sebesar 4,51% (yoy). Melambatnya pertumbuhan investasi terutama terjadi pada investasi nonbangunan yang mencatat kontraksi 1,5% (yoy), sedangkan investasi bangunan masih tumbuh meningkat dari 6,2% (yoy) menjadi 6,7% (yoy). Masih lemahnya investasi nonbangunan antara lain dipengaruhi oleh melambatnya Indeks Tendensi Bisnis (ITB) BPS pada triwulan IV-2013 (Grafik 2.8).

Sumber : BPS* Proyeksi Bank Indonesia

% Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

Komponen 2012 2013 2014*2013

I II III IV

Tabel 2.1Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Konsumsi Rumah Tangga 5,3 5,2 5,1 5,5 5,3 5,3 5,1 - 5,5Konsumsi Pemerintah 1,2 0,4 2,1 8,8 6,5 4,9 1,2 - 1,6Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 9,8 5,5 4,5 4,5 4,4 4,7 5,7 - 6,1Ekspor Barang dan Jasa 2,0 3,6 4,8 5,3 7,4 5,3 7,2 - 7,6Impor Barang dan Jasa 6,6 0,0 0,5 3,8 -0,6 1,2 5,8 - 6,2PDB 6,2 6,1 5,8 5,6 5,7 5,8 5,8 - 6,2

Page 25: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

13Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Sejalan dengan melambatnya permintaan domestik, impor pada triwulan IV-2013 turun tajam. Pertumbuhan impor mengalami kontraksi 0,6% (yoy) pada triwulan laporan, menurun secara signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang masih mencatat pertumbuhan positif 3,8% (yoy). Melambatnya impor terutama disebabkan oleh impor nonmigas khususnya impor barang modal yang turun cukup dalam sejalan dengan melambatnya kinerja investasi (Grafik 2.7). Perlambatan impor tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah guna mengarahkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih seimbang dan menurunkan defisit transaksi berjalan.

Dengan perkembangan triwulan IV-2013, pertumbuhan ekonomi 2013 tercatat 5,8%, melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2012 sebesar 6,2% (Tabel 2.1). Selaras dengan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah, perlambatan pertumbuhan ekonomi ini merupakan bagian dari proses penyesuaian menuju ke struktur ekonomi yang lebih seimbang sehingga tidak memberikan tekanan berlebih terhadap defisit transaksi berjalan. Pertumbuhan ekspor 2013 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,0% menjadi 5,3%, sedangkan impor mengalami penurunan dari 6,7% mejadi 1,2% sejalan dengan melambatnya permintaan domestik. Permintaan domestik 2013 yang melambat terutama dipengaruhi oleh investasi yang menurun secara signifikan dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 9,7% (yoy) menjadi sebesar 4,7% (yoy). Sementara itu, konsumsi rumah tangga masih kuat dan stabil dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,3% (yoy).

Secara spasial, perlambatan ekonomi terjadi di hampir seluruh kawasan. Perlambatan yang cukup dalam terlihat di kawasan Jakarta dan Jawa, meskipun kedua kawasan tersebut masih mencatat pertumbuhan ekonomi diatas 6,0%. Ekonomi kawasan Jawa dan Jakarta tumbuh melambat dari 6,6% dan 6,5% pada 2012 menjadi masing-masing sebesar 6,1% pada 2013. Sementara itu, kawasan Sumatera dan Kawasan Timur Indonesia mencatatkan pertumbuhan di bawah nasional, yakni masing-masing sebesar 5,6% dan 5,7% (Grafik 2.9).

Grafik 2.7 Penjualan Eceran dan PenjualanKendaraan Bermotor

������

��

��

��

��

��

����

����

����

����������������������������������

�� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

���� ���� ����

����������������

���������

������������

Grafik 2.8Indeks Tendensi Bisnis (ITB)

�����

���

���

���

���

��

�����

���

���

���

��

��

��

��

������������

������ ��� �� �

������ ��� �� �

������ ��� ���

�������������������������������

����������������������������

Page 26: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

14 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Perlambatan ekonomi global yang disertai dengan penurunan harga komoditas sepanjang tahun 2013 menahan pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah, terutama daerah yang berbasis Sumber Daya Alam (SDA) seperti Kawasan Sumatera dan KTI.

Di Sumatera, perlambatan ekonomi bersumber dari perlambatan sektor pertambangan dan sektor pertanian. Perlambatan sektor pertambangan terutama disebabkan oleh penurunan lifting migas di Provinsi Riau, Sumatera bagian Selatan. Sementara itu, perlambatan kinerja sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan dipengaruhi oleh masih terbatasnya permintaan global dan relatif masih rendahnya harga komoditas. Di Jakarta, perlambatan ekonomi global dan pelemahan nilai tukar rupiah sejak Juli 2013 menekan sektor-sektor utama yakni sektor konstruksi, sektor keuangan, real estate, jasa perusahaan, dan sektor industri pengolahan, sejalan dengan perlambatan ekonomi. Sementara itu, perlambatan ekonomi Jawa disebabkan oleh penurunan kinerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor industri pengolahan akibat pengaruh perlambatan ekonomi global serta menurunnya permintaan domestik.

Pada 2014, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi lebih baik dari pertumbuhan ekonomi tahun 2013. Konsumsi rumah tangga diprakirakan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2014, sejalan dengan meningkatnya intensitas kegiatan terkait PEMILU. Selain itu, kinerja ekspor yang diprakirakan membaik dari sebelumnya akan turut memberikan dorongan bagi perekonomian merespon permintaan dunia yang mulai meningkat. Namun demikian, sejalan dengan proses konsolidasi ekonomi dalam merespons berbagai perkembangan ekonomi global dan domestik, pertumbuhan ekonomi 2014 diperkirakan mendekati batas bawah dengan kisaran 5,8-6,2%.

Grafik 2.9Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah tahun 2013 (%)

gPDRB > 6,3%

3,8% < gPDRB ≤ 6,3%

1,3% < gPDRB ≤ 3,8%

gPDRB ≤ 1,3%

Page 27: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

15Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

2.3. Neraca Pembayaran

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2013 mencatat surplus, ditopang oleh menurunnya defisit neraca transaksi berjalan dan meningkatnya surplus pada neraca modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan yang menurun pada triwulan IV-2013 selaras dengan stabilisasi ekonomi yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah dalam mengendalikan ekonomi ke arah yang lebih seimbang. Secara keseluruhan, NPI 2013 mencatat defisit, dipengaruhi oleh meningkatnya defisit transaksi berjalan 2013 menjadi 3,3% dari PDB serta menurunnya surplus transaksi modal dan finansial.

NPI pada triwulan IV-2013 membaik ditopang oleh menurunnya defisit transaksi berjalan. Setelah sebelumnya mencatat defisit, NPI pada triwulan IV-2014 mencatat surplus sebesar 4,4 miliar dolar AS. Defisit transaksi berjalan pada triwulan IV-2013 tercatat 2,0% dari PDB, lebih rendah dibandingkan dengan defisit transaksi berjalan pada triwulan II dan III-2013 yang masing-masing tercatat sebesar 4,4% dan 3,8% dari PDB. Menurunnya defisit transaksi berjalan sejalan dengan upaya Bank Indonesia dan pemerintah dalam menurunkan tekanan pada transaksi berjalan. Selain ditopang oleh membaiknya defisit pada transaksi berjalan, membaiknya NPI triwulan IV-2013 juga ditopang oleh meningkatnya surplus neraca modal dan finansial. Neraca modal dan finansial pada triwulan IV-2013 mencatat surplus sebesar 9,2 miliar dolar AS, membaik dibandingkan dengan catatan surplus pada triwulan-triwulan sebelumnya (Grafik 2.10).

Penurunan defisit transaksi berjalan pada triwulan IV-2013 terutama didorong oleh perbaikan neraca perdagangan. Pada triwulan IV-2013, neraca perdagangan mencatat surplus sebesar 4,8 miliar dolar AS, meningkat dibanding triwulan III-2013 yang tercatat sebesar 0,1 miliar dolar AS (Grafik 2.11). Perbaikan neraca perdagangan terutama dipengaruhi oleh membaiknya neraca perdagangan nonmigas akibat meningkatnya ekspor nonmigas dan masih menurunnya impor nonmigas. Ekspor nonmigas yang meningkat dipengaruhi oleh menguatnya permintaan dari negara maju dan

Grafik 2.10Neraca Pembayaran Indonesia

������

������

������

������

������

�����

������

�������

�������

������

���� ���� ����� ������� �� ��� �� � �� ��� ��

���������������������������������������������

���������������

�������������

������������������������������������������

Page 28: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

16 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Dengan perkembangan NPI pada triwulan IV-2013 maka NPI secara keseluruhan tahun 2013 mencatat defisit sebesar 7,3 miliar dolar AS, berbeda dari tahun 2012 yang mencatat surplus sebesar 0,2 miliar dolar AS. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh melebarnya defisit neraca transaksi berjalan dari 2,8% dari PDB pada 2012 menjadi 3,3% dari PDB pada 2013. Selain itu, surplus neraca modal dan finansial tercatat menurun dibandingkan dengan surplus tahun sebelumnya sehingga tidak sepenuhnya dapat membiayai defisit transaksi berjalan. Perkembangan tersebut pada gilirannya menurunkan posisi cadangan devisa dari sebelumnya sebesar 112,8 miliar dolar AS pada akhir 2012 menjadi 99,4 miliar dolar AS pada akhir 2013. Posisi cadangan devisa tersebut masih setara dengan 5,4 bulan impor dan pembayaran ULN dan berada di atas standar kecukupan internasional.

Pada 2014, NPI diperkirakan akan membaik. Proyeksi ini ditopang oleh menurunnya defisit transaksi berjalan sejalan dengan perkiraan ekspor yang meningkat didorong perbaikan ekonomi global. Selain itu, impor tetap terkendali dipengaruhi oleh permintaan domestik yang tetap terjaga, sejalan dengan respons kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah. Proyeksi NPI 2014 yang membaik juga dipengaruhi oleh surplus transaksi modal finansial yang meningkat sejalan dengan persepsi investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap terjaga. Namun demikian, risiko terkait dengan dampak tapering off di AS tetap perlu dicermati karena dapat menurunkan prospek aliran modal masuk ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

membaiknya daya saing. Penurunan impor nonmigas antara lain dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah dan menurunnya permintaan domestik sejalan dengan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mengendalikan perekonomian ke arah yang lebih seimbang. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas masih membesar terutama didorong oleh konsumsi minyak di dalam negeri yang masih tinggi.

Grafik 2.11Neraca Transaksi Berjalan

���

���

��

��

��

��

��

��

��

�� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

���� ���� ���� ����� ������

��� ��� ������

��� ��� ��� ������

��� ����������� ����

��������

����

��������

����

������������������������

����������������������������������

������������������������������

��������������� ����������

Page 29: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

17Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

2.4. Nilai Tukar Rupiah

Tekanan pelemahan terhadap nilai tukar rupiah selama triwulan IV-2013 mereda, sejalan dengan membaiknya NPI pada triwulan IV-2013 dan respons kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah. Perkembangan keseluruhan tahun 2013 menunjukkan nilai tukar rupiah dalam tren melemah sejalan dengan kinerja NPI 2013 yang mencatat defisit.

Tekanan pelemahan terhadap rupiah sedikit mereda pada triwulan IV-2013. Perkembangan ini dipengaruhi oleh membaiknya kinerja NPI triwulan IV-2013 dan berbagai respons kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia dan pemerintah. Nilai tukar rupiah secara point to point pada triwulan laporan tercatat melemah 4,85% (qtq), namun tercatat lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi di triwulan III-2013 sebesar 14,29% (qtq). Secara rata-rata, pelemahan rupiah sedikit meningkat dari 8,18% pada triwulan III-2013 menjadi 8,76% pada triwulan IV-2013 (Grafik 2.12). Sejalan dengan meredanya tekanan depresiasi tersebut, volatilitas rupiah juga berkurang (Grafik 2.12).

Grafik 2.12Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 2012-2013

Grafik 2.13 Volatilitas Mata Uang Regional Asia Triwulan IV-2013 dan Tahun 2013

�������

�����

�����

�����

�����

�����

�����

����

����

����

����

��

����� ���� ���� ���� ���� ����

�������������������������

�������������������������������

����

�����

����

��������

�����

���� �������� ���� ���� ����

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

����� ���� ����� ����� �����

���

���

����������

������������

����������

����������

����������

����������

����������

����������

����������

����������

���������

Dengan perkembangan pada triwulan IV-2013 maka nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2013 berada dalam tren melemah. Secara rata-rata, nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2013 melemah sebesar 10,4% dari Rp9.358 per dolar AS pada 2012 menjadi Rp10.445 per dolar AS pada 2013. Namun demikian, kondisi tersebut tetap dapat dikelola pada tingkat volatilitas yang relatif rendah dan relatif lebih baik dibandingkan dengan sebagian negara Asia lainnya (Grafik 2.13).

Tren pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2013 dipengaruhi oleh kondisi defisit transaksi berjalan Indonesia yang melebar pada 2013. Tekanan pelemahan semakin kuat terutama sejak Mei 2013, dipicu oleh rencana pengurangan stimulus moneter AS (tapering-off) dan masih tingginya ketidakpastian global yang kemudian mendorong berkurangnya aliran modal masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Aliran modal masuk yang berkurang juga dipengaruhi oleh sentimen investor asing terhadap perkembangan defisit transaksi berjalan dan ekspektasi inflasi.

Page 30: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

18 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Namun demikian, pengaruh global tersebut terlihat cukup kuat dalam mempengaruhi pelemahan rupiah. Hal ini tercermin pada indikator risiko negara-negara berkembang seperti Credit Default Swap (CDS) yang juga meningkat, termasuk Indonesia (Grafik 2.14). Pengaruh global yang cukup kuat juga tercermin pada koreksi yang dialami oleh mata uang negara-negara di kawasan Asia (Grafik 2.15). Pada 2013 hampir semua mata uang di kawasan Asia mengalami pelemahan, kecuali Korea Won. Selain rupiah yang melemah 20,81%, tekanan depresiasi nilai tukar yang cukup besar juga dialami oleh Indian Rupee sebesar 16,60%. Phillipine Peso dan Malaysia Ringgit juga terdepresiasi masing-masing sebesar 7,57% dan 6,71%. Berbeda dengan perkembangan mata uang lainnya, Korea Won tercatat mengalami apresiasi sebesar 1,31% (yoy).

Grafik 2.14 Perkembangan CDS Obligasi Pemerintah Tenor 5 Tahun di Negara Kawasan

Grafik 2.15 Perkembangan Nilai Tukar Rupiahdan Mata Uang Regional Triwulan IV-2013

���

���

���

���

���

��

����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

����������������������

���������������������

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

������� ������ ������ ������ ����� ����� ����� �����

������

�����������

����������

����������

����������

����������

��������

����������

����������

�����

���������

����

���������

2.5. Perkembangan Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

PUAB pada triwulan IV-2014 ditandai dengan kenaikan suku bunga dan rata-rata harian volume PUAB. Secara keseluruhan, kenaikan suku bunga dan volume PUAB tersebut juga terjadi di keseluruhan tahun 2013 sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga BI Rate dan suku bunga Deposit Facility (DF).

Pada triwulan IV-2013, suku bunga PUAB tenor overnight (O/N) meningkat sejalan dengan respons Bank Indonesia yang menaikan BI Rate dan suku bunga Deposit Facility (DF). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, rata-rata harian suku bunga PUAB O/N meningkat sebesar 79 bps, yaitu dari 5,04% pada triwulan III-2013 menjadi sebesar 5,83% pada triwulan IV-2013. Di tengah tren kenaikan suku bunga PUAB tersebut, selisih suku bunga tertinggi dan terendah PUAB O/N juga masih cukup stabil yakni 24 bps, mengalami sedikit peningkatan dari triwulan sebelumnya sebesar 23 bps.

Kenaikan suku bunga PUAB O/N tersebut juga terjadi pada tenor PUAB lainnya. Pada periode laporan, rata-rata harian suku bunga PUAB tenor 1 minggu dan tenor 1 bulan masing-masing meningkat sebesar 97 bps dan 132 bps menjadi 6,36% dan 7,49%. Selain itu, kenaikan suku bunga

Page 31: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

19Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

PUAB juga diikuti oleh suku bunga Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR), yang merupakan suku bunga indikasi penawaran tingkat bunga. Rata-rata harian JIBOR O/N bergerak naik selama triwulan IV-2013 sebesar 81 bps, yaitu dari 5,04% menjadi 5,85%. Pada periode yang sama, rata-rata harian JIBOR tenor 1 minggu dan tenor 1 bulan masing-masing meningkat sebesar 93 bps dan 117 bps menjadi 6,29% dan 7,21%.

Grafik 2.16Suku Bunga PUAB dan BI Rate

Grafik 2.17Suku Bunga PUAB O/N dan JIBOR

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���� ����

���� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

�������� ��������� ��

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���� �������� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

�������� �������������������� ����������������������

Dari sisi transaksi, di tengah kenaikan suku bunga PUAB tersebut, rata-rata harian volume PUAB pada triwulan IV-2013 tetap meningkat didorong kebutuhan likuiditas masyarakat pada masa liburan sekolah, Hari Raya dan tahun baru. Rata-rata harian volume transaksi PUAB pada triwulan IV-2013 meningkat sebesar 4% disbanding triwulan sebelumnya, dari Rp10,15 triliun menjadi Rp10,57 triliun. Kenaikan rata-rata harian volume transaksi tersebut terutama terjadi pada tenor di bawah empat hari.

Grafik 2.18Volume Transaksi PUAB

Grafik 2.19Jumlah Bank Pelaku PUAB

����������

��� ������ ����� ������

��

��

��

���� ����

���� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

����������

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���

���

���

���������������� ��������������������������� ���������������

��

��

�� �� ��

��

�� ��

���� �������� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

Page 32: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

20 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Namun demikian, kenaikan volume transaksi tersebut tidak diikuti oleh kenaikan frekuensi transaksi. Rata-rata harian frekuensi transaksi PUAB selama triwulan IV-2013 tercatat sebesar 143 transaksi/hari dan jumlah bank pelaku sebesar 67 bank/hari.

Secara keseluruhan tahun 2013, suku bunga dan volume transaksi PUAB O/N juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012. Rata-rata harian suku bunga PUAB O/N naik menjadi 4,81%, dari 4,01% pada 2012 mengikuti kenaikan BI Rate dan suku bunga DF masing-masing sebesar 175 bps menjadi 7,5% dan 5,75%. Sementara itu, rata-rata harian volume transaksi PUAB juga meningkat sebesar 15% dari tahun sebelumnya mencapai Rp10,75 triliun.

Di tengah kenaikan suku bunga dan volume PUAB O/N, selisih suku bunga PUAB O/N tertinggi dan terendah selama tahun 2013 juga tercatat meningkat, dari rata-rata sebesar 10 bps menjadi sebesar 16 bps. Selain itu, volatilitas suku bunga PUAB O/N selama tahun 2013 juga meningkat yaitu dari 2 bps menjadi 7 bps. Namun demikian, peningkatan volatilitas suku bunga di pasar uang tersebut masih cukup terkendali sebagai dampak variasi ekspektasi suku bunga ke depan.

2.6. Perkembangan Suku Bunga Perbankan

Melanjutkan tren kenaikan pada triwulan sebelumnya, suku bunga perbankan pada triwulan IV-2013 baik suku bunga simpanan maupun kredit masih menunjukkan tren meningkat. Peningkatan tersebut merespon perkembangan kondisi perekonomian terkini dan pengetatan pada kebijakan moneter.

Suku bunga simpanan satu bulan pada triwulan IV-2013 mengalami kenaikan sebesar 64 bps menjadi 7,92 dibandingkan dengan rata-rata suku bunga simpanan pada triwulan III-2013 yang tercatat sebesar 7,28. Peningkatan suku bunga terjadi di semua kelompok bank (Tabel.2.2)

Kelompok Bank Mar-13 Sep-13Jun-13 Des-13 qtq

Tabel 2.2Suku Bunga Simpanan Per Kelompok Bank (%)

Persero 5,12 5,09 6,22 7,15 0,93Swasta 5,74 5,69 6,97 8,53 1,56BPD 5,86 5,78 6,38 7,55 1,17Campuran 6,15 5,69 6,9 8,12 1,22Asing 4,51 4,6 6,48 6,66 0,18

Peningkatan suku bunga simpanan diikuti dengan kenaikan pada suku bunga kredit. Rata-rata suku bunga kredit selama triwulan IV-2013 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya naik sebesar 75 bps menjadi 12,83%. Peningkatan rata-rata suku bunga kredit dan rata-rata suku bunga simpanan menyebabkan menurunnya selisih suku bunga kredit dengan simpanan dari 5,35% pada akhir triwulan III-2013 menjadi 4,91% pada akhir triwulan IV-2013.

Secara tahunan, tren suku bunga menunjukkan penurunan hingga triwulan II-2013. Namun, pada awal triwulan III-2013, perkembangan suku bunga mulai menunjukkan peningkatan. Kondisi tersebut sebagai bentuk penyesuaian terhadap kondisi perekonomian dan respons kebijakan moneter yang mengetat (Grafik 2.20).

Page 33: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

21Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) pada semua segmen kredit untuk triwulan IV-2013 mengalami peningkatan. Segmen kredit korporasi mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan dengan segmen kredit lainnya, yakni meningkat sebesar 56 bps dibandingkan triwulan III-2013. Untuk SBDK, segmen Retail meningkat sebesar 44 bps, sementara segmen KPR meningkat sebesar 20 bps dan non KPR meningkat sebesar 49 bps (Tabel 2.3).

Grafik 2.20Perkembangan Rata-Rata Suku Bunga Kredit,

Suku Bunga Deposito Rupiah dan BI Rate

��

��

��

��

���

���

���

���

���

������ ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

���� ���� ���� ����

�����������

���������������������������

���������������������

� �

SegmenKredit

2011 20132012 qtqDes12-Des13

Mar11-Des13

Seluruh Sampel

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des

Korporasi 10,51 10,72 10,51 10,18 9,86 9,81 9,75 9,69 9,53 9,65 10,08 10,64 0,55 0,95 0,13Ritel 11,80 11,91 12,04 11,61 11,23 11,08 11,03 11,14 10,91 11,03 11,28 11,72 0,44 0,58 (0,08)KPR 11,16 11,38 11,04 10,71 10,61 10,50 10,45 10,41 10,33 10,37 10,63 10,83 0,20 0,42 (0,33)Non-KPR 11,56 11,86 11,88 11,51 11,05 10,99 10,67 10,65 10,62 10,59 11,06 11,55 0,49 0,90 (0,01)

Tabel 2.3Perkembangan Nilai Rata-Rata SBDK Industri Perbankan (%)

Ditinjau dari tujuan penggunaannya, kenaikan suku bunga kredit terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI). Rata-rata suku bunga KMK dan KI naik masing-masing 19 bps dan 24 bps menjadi 10,22% dan 10,13%. Kredit Konsumsi (KK) juga turut bergerak naik walaupun tipis yaitu sebesar 10 bps menjadi 13,13% (qtq) (Grafik 2.21). Kenaikan suku bunga KK disebabkan perbankan mulai menyesuaikan kenaikan BI Rate agar pendapatan operasional tidak terus menurun disebabkan semakin tipisnya spread suku bunga.

Page 34: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

22 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

2.7. Perkembangan Bank Umum

Meskipun mengalami tekanan baik yang berasal dari sektor eksternal maupun domestik, industri perbankan Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang positif. Kinerja positif tercermin dari rasio permodalan perbankan yang tercatat jauh di atas ambang batas 8%, yang dicapai melalui perolehan profitabilitas perbankan sejalan dengan peran intermediasi yang optimal, dan efisiensi yang semakin membaik.

Kinerja perbankan nasional pada triwulan IV-2013 tetap positif yang dicerminkan oleh fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik dan resiliensi yang tetap terjaga. Pada triwulan IV-2013, meskipun terjadi perlambatan dalam penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga, perkembangan intermediasi perbankan dalam mendukung pembiayaan perekonomian masih menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan III-2013. Hal tersebut tercermin dari peningkatan penyaluran kredit perbankan yang mencapai Rp3.292,9 triliun, tumbuh 4,6% (qtq) atau melambat dibandingkan triwulan III-2013 sebesar Rp3.147,2 triliun, yang tumbuh sebesar 6,4% dibanding triwulan sebelumnya. Sementara itu, secara tahunan, kredit mengalami pertumbuhan sebesar 21,60% (yoy) dari Rp2.707,9 triliun pada triwulan IV-2012 menjadi Rp3.292,9 triliun pada triwulan IV-2013.

Berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Investasi (KI) mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK), namun lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya. KI pada triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 6,5% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan III-2013 yang tumbuh sebesar 7,0% (qtq). Sementara itu, KMK dan KK tumbuh masing-masing sebesar 5,2% dan 2,1% (qtq), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang masing-masing-masing tumbuh sebesar 7,1% dan 4,6% (qtq). Secara tahunan, KI, KMK ,dan KK tumbuh masing-masing sebesar 35,0%, 20,4% dan 13,7% (yoy).

Grafik 2.21Perkembangan Rata-Rata Suku Bunga Kredit

per Jenis Penggunaan

��

��

��

��

��

���� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

���� ���� ���� ����

�������

Page 35: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

23Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Secara sektoral, persentase pertumbuhan kredit terbesar pada triwulan IV-2013 berasal dari sektor Jasa Sosial (13,8%), pertambangan (10,9%), listrik (9,3%) dan pertanian (7,3%). Untuk pertumbuhan kredit secara tahunan, tercatat kredit sektoral tumbuh tinggi pada Pengangkutan (35,6%), listrik (34,6%) dan Jasa Sosial (31,6%).

Meskipun mengalami pertumbuhan yang melambat, kualitas kredit perbankan mengalami peningkatan. Hal tersebut tercermin dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan. Pada triwulan IV-2013, NPL gross perbankan mengalami penurunan sebesar 0,09% dari 1,86% pada triwulan III-2013 menjadi 1,77% pada triwulan IV-2013. Secara tahunan, NPL gross perbankan juga menurun sebesar 0,10% dari 1,87% menjadi 1,77%.

Dari sisi penghimpunan dana, peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit. Pada triwulan IV-2013, DPK tercatat sebesar Rp3.664,0 triliun, meningkat Rp137,8 triliun atau hanya tumbuh 3,9% (qtq) dibanding triwulan III-2013 yang mencapai Rp3.526,2 triliun. Secara tahunan, DPK meningkat sebesar Rp438,8 triliun atau tumbuh 13,6% (yoy). Lambatnya pertumbuhan DPK tersebut diantaranya disebabkan oleh perpindahan sebagian besar dana nasabah ke produk investasi lain yang memberikan yield lebih tinggi baik di pasar saham maupun obligasi. Dengan perkembangan penyaluran kredit dan penghimpunan DPK tersebut, secara triwulanan, Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan meningkat sebesar 0,62% dari semula 89,25% pada triwulan III-2013 menjadi 89,87% pada triwulan IV-2013. Pencapaian LDR tersebut dinilai masih dalam batas kewajaran sebagaimana batasan yang ditetapkan dalam aturan Giro Wajib Minimum LDR yakni 78%-92%.

Peningkatan terbesar pada komponen DPK tampak pada peningkatan Tabungan sebesar Rp86,7 triliun (7,7%) diikuti oleh Deposito sebesar Rp61,5 triliun (4,0%), sedangkan Giro mengalami penurunan sebesar Rp10,4 triliun (1,2%). Secara tahunan, seluruh komponen DPK juga mengalami peningkatan dengan peningkatan terbesar pada Deposito sebesar Rp223,2 triliun (16,2%), diikuti oleh Tabungan sebesar Rp135,9 triliun (12,6%), dan Giro sebesar Rp79,7 triliun (10,4%). Peningkatan DPK tersebut terjadi seiring meningkatnya suku bunga deposito 1 bulan secara signifikan pasca kenaikan BI Rate sejak Juni 2013 (Tabel 2.4).

Suku Bunga Rata-rata DPK (%)

Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 qtq yoy

Tabel 2.4Suku Bunga Rata-rata DPK (%)

Giro (Rp) 2,12 2,16 2,17 2,15 1,65 (0,50) (0,47)

Tabungan (Rp) 1,91 1,86 1,99 1,99 1,89 (0,10) (0,02)

Deposito 1bln (Rp) 5,59 5,48 5,55 6,67 7,72 1,05 2,13

Fungsi intermediasi perbankan meningkat diiringi dengan ketahanan perbankan yang terjaga. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada akhir triwulan IV-2013 tercatat sebesar 18,60%, meningkat jika dibandingkan dengan rasio CAR triwulan III-2013 (17,70%). Meningkatnya rasio CAR tersebut disumbangkan oleh modal perbankan yang meningkat

Page 36: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

24 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan modal perbankan sebesar 7,5% (qtq) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebesar 4,0% (qtq). Hal tersebut mendukung CAR perbankan masih berada dalam level aman dan diatas level minimum yang dipersyaratkan.

Intermediasi perbankan yang berjalan dengan baik dan resiliensi yang terjaga didukung oleh kemampuan industri perbankan mempertahankan tingkat efisiensi. Hal tersebut tercermin dari indikator rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang mengalami penurunan tipis karena peningkatan beban operasional yang lebih kecil dibandingkan peningkatan pendapatan operasional. Rasio BOPO pada triwulan IV-2013 tercatat sebesar 74,42%, menurun dibandingkan dengan akhir triwulan III-2013 yang tercatat sebesar 74,86%.

Profitabilitas perbankan pada periode laporan juga mengalami peningkatan. Rasio Net Interest Margin (NIM) meningkat dari 5,48% pada triwulan III-2013 menjadi 5,53% pada triwulan IV-2013. Peningkatan tersebut didukung oleh meningkatnya laba perbankan. Sampai dengan akhir triwulan IV-2013, perbankan membukukan laba sebesar Rp106,7 triliun.

Dari sisi aset, total aset perbankan Indonesia mengalami peningkatan. Pada akhir triwulan IV-2013, aset perbankan mencapai Rp4.954,5 triliun, meningkat sebesar Rp217,2 triliun atau 4,58% (qtq) dibanding triwulan III-2013 yang tercatat sebesar Rp4.737.3 triliun.

Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi positif pada kestabilan sistem keuangan secara keseluruhan. Hal tersebut tidak terlepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem keuangan Indonesia dengan pangsa aset lebih dari 70%. Dengan kinerja perbankan yang masih terjaga dan fungsi intermediasi yang masih tumbuh dalam mendukung pembiayaan perekonomian, stabilitas sistem keuangan pada triwulan IV-2013 tetap terjaga. Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (Financial Stability Index/FSI)1 tercatat pada level 1,10, mengalami perbaikan dibandingkan triwulan III-2013 yang tercatat pada level 1,20.

1 Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (Financial Stability Index/FSI) merupakan rata-rata fungsi perkembangan NPL perbankan, indeks harga saham gabungan, dan yield obligasi pemerintah.

Tabel 2.5Statistik Perkembangan Perbankan

Indikator Utama2012 2013

Triwulan III Triwulan IVTriwulan IITriwulan ITriwulan IV

Total Aset (T Rp) 4.262,59 4.313,83 4.461,78 4.737,31 4.954,5DPK (T Rp) 3.225,20 3.243,14 3.374,42 3.526,19 3.664,0Giro 767,07 754,23 827,40 857,15 846,8Tabungan 1.076,83 1.047,43 1.066,01 1.126,01 1.212,7Deposito 1.381,30 1.441,47 1.481,02 1.543,02 1.604,5Kredit 2.707,86 2.768,37 2.959,12 3.147,21 3.292,9Jumlah NPLs (T Rp) 50,64 54,42 55,67 58,51 58,38CAR (%) 17,32 18,92 17,98 17,70 18,36NPLs Gross (%) 1,87 1,97 1,88 1,86 1,77ROA (%) 3,08 2,99 2,98 3,01 3,08BOPO (%) 74,15 75,46 74,88 74,86 74,03LDR (%) 83,96 85,36 87,69 89,25 89,87

Jumlah Bank 120 120 120 120 120Jumlah Kantor 16.625 17.089 17.504 17.953 18.558

Page 37: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

25Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

2.8. Perkembangan Perbankan Syariah

Kinerja perbankan syariah yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPRS), masih menunjukkan perkembangan yang baik selama triwulan IV-2013 maupun keseluruhan tahun 2013.

Kinerja perbankan syariah yang terjaga dicerminkan pada berbagai indicator seperti intermediasi dan kecukupan modal. Selain itu, asset perbankan syariah juga mengalami peningkatan sehingga mampu memperbesar pangsa pasarnya.

Fungsi intermediasi perbankan syariah yang baik ditunjukkan pada kemampuan penghimpunan dana dan penyaluran pembiayaan. Secara tahunan, penghimpunan dana pihak ketiganya meningkat sebesar 24,41% (yoy) menjadi Rp183,53 triliun. Sementara pembiayaannya tumbuh 24,81% (yoy) menjadi Rp184,12 triliun.

Tabel 2.6Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan Syariah

Indikator Utama2012 2013

Triwulan III Triwulan IVTriwulan IITriwulan ITriwulan IV

BUS + UUS Total aset (Rp. T) 195,02 209,60 218,57 227,71 242,27DPK (Rp. T) 147,51 156,96 163,97 171,70 183,53 - Giro 17,71 14,07 16 15,52 18,52 - Tabungan 45,07 46,47 48,29 52,38 57,19 - Deposito 84,73 96,42 99,68 103,80 107,81Pembiayaan (Rp. T) 147,51 161,08 171,23 177,32 184,12Jumlah NPF (Rp T) 3,27 4,43 4,52 4,96 4,82CAR (%) 14,13% 14,38% 14,32% 14,19% 14,44%*NPF Gross (%) 2,22% 2,75% 2,64% 2,80% 2,62%*NPF Net (%) 1,34% 1,71% 1,69% 1,77% 1,75%*ROA (%) 2,14% 2,39% 2,1% 2,04% 2,00%*BOPO (%) 74,97 79,76% 82,06% 83,13% 83,40%*FDR (%) 100,00% 102,62% 104,43% 103,27% 100,32%Jumlah Bank - BUS 11 11 11 11 11 - UUS 24 24 24 23 23Jumlah Kantor 2262 2341 2420 2495 2588BPRS Total aset (Rp. T) 4,7 4,9 5,17 5,49 5,83DPK (Rp. T) 2,94 3,13 3,21 3,41 3,66Pembiayaan (Rp. T) 3,55 3,75 4,16 4,32 4,43Jumlah NPF (Rp T) 0,22 0,27 0,30 0,33 0,28CAR (%) 25,16% 24,40% 22,40% 21,96% 22,08%NPF Gross (%) 6,15% 7,21% 7,25% 7,58% 6,50%NPF Net (%) 5,00% 6,00% 6,07% 6,16% 5,29%ROA (%) 2,64% 3,06% 2,98% 2,85% 2,79%BOPO (%) 80,02 84,99% 84,83% 86,76% 86,02%FDR (%) 120,96% 119,67% 129,63% 126,52% 120,93%

Jumlah Bank 158 159 159 160 163Jumlah Kantor 404 399 397 413 402

*) Angka sementara

Page 38: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

26 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Tingkat kecukupan modal (CAR) jauh di atas minimum 8% dengan rata-rata CAR sebesar 12,24%. Perkembangan perbankan syariah selama satu tahun terakhir, cukup menggembirakan, dimana asset perbankan syariah mampu tumbuh 24,22% (yoy) sehingga total asetnya meningkat menjadi Rp242,27 triliun dari Rp195,02 triliun pada triwulan IV-2012. Pencapaian ini tidak terlepas dari besarnya ekspansi jaringan kantor dan layanan syariah, strategi promosi dan edukasi masyarakat dibidang perbankan syariah. Hal tersebut ditempuh melalui koordinasi/sinergi Bank Indonesia dengan pelaku industri, serta pengembangan dan inovasi produk, sehingga mampu memperbesar market share perbankan syariah menjadi 4,9%.

2.9. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kinerja BPR selama triwulan IV-2013 dan keseluruhan tahun 2013 tetap positif dengan fungsi intermediasi yang berjalan baik dan ketahanan yang terjaga.

Fungsi intermediasi BPR selama triwulan laporan berjalan dengan baik. Kredit BPR pada triwulan IV-2013 tumbuh 1,64% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp58,2 triliun menjadi sebesar Rp59,2 triliun. Sementara secara tahunan, kredit tumbuh 18,78% (yoy) dari outstanding akhir 2012 yang sebesar Rp49,8 triliun. Dari sisi penghimpunan dana BPR, DPK tumbuh lebih pesat yaitu 5,48% (qtq) dari triwulan sebelumnya sebesar Rp47,9 triliun menjadi sebesar Rp50,5 triliun. Secara tahunan, DPK BPR tumbuh 12,59% dari posisi akhirt ahun 2012 yang sebesar Rp44,8 triliun. Dengan perkembangan pertumbuhan kreditdan DPK tersebut, LDR BPR pada akhir triwulan IV- 2013 tercatat 84,34%. Sejalan dengan pertumbuhan kredit, aset BPR pada 2013 tumbuh 14,80% (yoy) menjadi Rp77,4 triliun.

Meningkatnya penyaluran kredit BPR dapat diimbangi dengan tetap terjaganya kualitas kredit. Rasio NPL gross BPR pada triwulan IV-2013 tercatat sebesar 4,41%, lebih rendah baik dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,12%, maupun triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 4,75%.

Kondisi permodalan BPR pada triwulan IV-2013 masih terjaga dengan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 27,50% atau meningkat 30 bps dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar 27,20%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan modal disetor pada triwulan IV-2013, meskipun pada saat yang sama ATMR meningkat sejalan dengan pertumbuhan kredit.

Dari sisi efisiensi operasional BPR, terdapat peningkatan efisiensi operasional BPR yang dicerminkan oleh menurunnya rasio BOPO. Selama triwulan IV-2013, rasio BOPO BPR turun sebesar 25 bps dari 77,18% pada triwulan III-2013 menjadi 76,93% pada triwulan IV-2013.

Rentabilitas BPR selama triwulan IV-2013 tumbuh positif meskipun terjadi perlambatan. Pertumbuhan kredit memberikan kontribusi positif pada peningkatan profitabilitas BPR yang dicerminkan oleh rasio Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Pada triwulan IV-2013, ROA BPR menurun sebesar 18 bps dari 3,62% pada triwulan III-2013 menjadi 3,44% (qtq) pada triwulan IV-2013, sementara ROE menurun sebesar 160 bps dari 34,01% menjadi 32,41% (qtq).

Page 39: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

27Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Kelembagaan BPR berkembang dengan baik didukung dengan jangkauan jaringan kantor yang semakin luas. BPR saat ini berjumlah 1.635 BPR dengan jumlah kantor sebanyak 3.053 kantor (termasuk kantor kas).

Tabel 2.7Indikator Utama Kinerja BPR

Indikator2012 2013

Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Jumlah BPR 1.653 1.653 1.641 1.641 1.635Jaringan Kantor BPR* 2.982 3.007 3.033 2.989 3.053Total Aset (Rp M) 67,40 68,65 71,90 74,44 77,37Kredit (Rp M) 49,82 52,63 56,25 58,22 59,17Dana Pihak Ketiga - Tabungan (Rp M) 14,47 14,72 14,76 15,29 16,64 - Deposito (Rp M) 30,40 30,77 31,17 32,60 33,87CAR 27,55 29,39 26,73 27,20 27,50**LDR 78,63 81,43 84,56 83,88 84,34ROA 3,46 3,77 3,80 3,62 3,44ROE 32,63 35,30 35,73 34,01 32,41BOPO 77,77 77,37 76,57 77,18 78,51NPL Gross 4,75 5,25 4,98 5,12 4,41NPL Net 3,25 3,64 3,43 3,57 2,88

*) Meliputi jumlah kantor pusat, kantor cabang dan kantor kas**) Angka sangat sementara

2.10. Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Penyaluran kredit perbankan pada sektor UMKM tetap berjalan optimal, meskipun mengalami perlambatan seiring dengan kondisi perekonomian.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan, kredit yang disalurkan ke sektor UMKM juga mengalami pertumbuhan. Pada triwulan IV-2013, baki debet kredit UMKM bank umum konvensional mencapai Rp608,8 triliun, tumbuh 3,3% (qtq) atau 15,7% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan III-2013 yang tumbuh sebesar 18,6% (yoy). Hal ini menunjukkan mulai terjadinya perlambatan pertumbuhan kredit UMKM sejalan dengan melambatnya kegiatan ekonomi. Menurut sektor ekonomi, melambatnya pertumbuhan kredit UMKM terutama terjadi di sektor perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, dan pertanian. Meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, pertumbuhan kredit UMKM 2013 lebih baik dibanding tahun 2012 yang tumbuh 14,9 (yoy). Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit perbankan pada triwulan IV-2013 tercatat sebesar 19,4%, menurun dibandingkan pangsa pada triwulan III-2013 (19,6%).

Dari sisi kualitas, di tengah kondisi perekonomian yang menurun, NPL kredit UMKM masih relatif stabil. NPL kredit UMKM pada akhir triwulan IV-2013 mencapai sebesar 3,21%, membaik dibanding akhir triwulan III-2013 (3,50%) maupun akhir triwulan IV-2012 (3,23%). Laju perekonomian yang melambat dan daya beli masyarakat yang relatif menurun, diindikasikan menjadi penyebab penurunan pendapatan UMKM sehingga mempengaruhi kemampuan bayar debitur UMKM.

Page 40: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

28 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Triliun Rp

Tabel 2.8Baki Debet Kredit UMKM

Baki Debet (Triliun Rp)Kredit UMKM

Pangsa Growth (yoy) NPL

Des-13Jun-13 Sep-13 Des-13 Sep-13 Des-13 Sep-13 Sep-13 Des-13

Kredit UMKM 583,7 589,4 608,8 19,6% 19,4% 21,2% 15,7% 3,50% 3,21%

Kredit Non UMKM 2,236,8 2,512,1 2,537,3 80,4% 80,6% 23,5% 23,2% 1,38% 1,35%

Kredit Perbankan 2,820,5 3,010,9 3,146,1 100,0% 100,0% 23,1% 21,7% 1,80% 1,71%

Klasifikasi Usaha 583,7 579,3 608,8 100,0% 100,0% 21,2% 15,7% 3,50% 3,21%

Kredit Usaha Mikro 108,9 112,2 118,9 19,4% 19,5% 19,6% 22,3% 2,74% 2,46%

Kredit Usaha Kecil 174,8 176,4 186,4 30,3% 30,6% 15,0% 13,5% 5,10% 4,48%

Kredit Usaha Menengah 300,1 290,6 303,6 50,3% 49,6% 26,0% 14,6% 2,82% 2,72%

Jenis Penggunaan 583,7 579,3 608,8 100,0% 100,0% 21,2% 15,7% 3,50% 3,21%

Kredit Modal Kerja 430,5 425,1 444,0 72,9% 72,9% 14,8% 10,2% 3,63% 3,30%

Investasi 153,3 154,2 164,8 27,1% 27,1% 42,7% 33,6% 3,14% 2,95%

Kredit Konsumsi - - - - - - - - -

Terkait penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), realisasi penyaluran KUR hingga triwulan IV-2013 tercatat sebesar Rp41,7 triliun. Jumlah tersebut mencapai 115,7% dari target realisasi KUR tahun 2013 sebesar Rp36 triliun. Berdasarkan sebaran demografisnya, penyaluran KUR masih terpusat di Jawa (48,6%). Adapun penyaluran KUR di daerah lain masing-masing Sumatera sebesar 22,6%, Sulawesi sebesar 10,9%, Kalimantan sebesar 10,4%, Bali sebesar 4,5%, dan Papua Maluku sebesar 3,0%. Dari sisi sektor ekonomi, sektor perdagangan mendominasi penyaluran KUR yakni mencapai 62,9% dari realisasi KUR.

Dari sisi kualitas, NPL KUR pada triwulan IV-2013 tercatat sebesar 3,07%, membaik dibandingkan akhir triwulan III-2013 (3,99%). Sedangkan Non Performing Guarantee (NPG) yang merupakan perbandingan antara Klaim KUR yang dibayar dengan KUR yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Kredit (LPK) relatif tetap sejak triwulan III-2013 yaitu sebesar 3,66%, namun cenderung meningkat sejak akhir triwulan IV-2012 (3,46%).

2.11. Perkembangan Sistem Pembayaran

Transaksi sistem pembayaran berjalan aman dan lancar selama triwulan IV-2013 dan selama tahun 2013.

Nilai transaksi sistem pembayaran non tunai pada triwulan IV-2013 mengalami penurunan sebesar Rp1.925 triliun (6,85%), sementara volume transaksi meningkat sebesar 33,24 juta (3,29%) dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kondisi tersebut sejalan dengan perkembangan transaksi tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. Nilai transaksi tahun 2013 menurun sebesar Rp7.329 triliun (6,99%), sedangkan volume transaksi meningkat sebesar 677,78 juta (20,73%).

Penurunan nilai transaksi terutama disebabkan oleh penurunan nilai transaksi menggunakan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Sedangkan peningkatan volume terutama berasal dari meningkatnya volume transaksi Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK).

Page 41: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

29Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Nilai transaksi pembayaran yang diselesaikan melalui sistem BI-RTGS pada triwulan IV-2013 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar Rp1.965,64 triliun (7,45%) menjadi sebesar Rp24.403,82 triliun. Sedangkan volume transaksi mengalami peningkatan 4,62 juta volume transaksi atau meningkat sebesar 0,36 juta (8,39%).

Nilai transaksi melalui BI-SSSS pada triwulan laporan juga mengalami penurunan sebesar Rp26,59 triliun (0,30%) dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari Rp8.259.94 triliun menjadi Rp8.233,35 triliun. Sedangkan volume transaksi mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 6.613 transaksi (23,20%) menjadi 35.133 transaksi.

Nilai transaksi sistem pembayaran non tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada triwulan IV-2013 mencapai Rp707,99 triliun atau meningkat sebesar Rp27,19 triliun (3,99%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Volume transaksi SKNBI juga mengalami peningkatan sebesar 1,48 juta (5,64%) menjadi 27,75 juta dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 26,27 juta.

Secara umum, kehandalan sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia tetap terjaga. Penyelenggaraan sistem pembayaran non tunai selama triwulan IV-2013 dan keseluruhan tahun 2013 berlangsung dengan baik dan lancar. Hal ini tercermin dari ketersediaan sistem BI-RTGS sebagai setelmen dana, BI-SSSS sebagai setelmen surat berharga pemerintah dan Bank Indonesia, dan SKNBI, yang mencapai 100%. Selain itu, kemampuan setelmen dari sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia juga sangat baik yaitu mencapai 99,93%. Dengan kondisi tersebut, adanya peningkatan volume transaksi dan setelmen dana bernilai besar maupun ritel serta surat berharga dapat dilaksanakan secara aman dan lancar.

Disamping sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, penyelenggaraan transaksi yang aman dan lancar juga terjadi pada sistem pembayaran dengan APMK dan uang elektronik. Hal ini tercermin dari tidak adanya gangguan yang signifikan dalam penyelenggaraan APMK dan uang elektronik pada triwulan IV-2013 maupun pada keseluruhan tahun 2013.

Selain itu, penyelenggaraan sistem pembayaran oleh industri menunjukkan perkembangan yang positif, terlihat dari peningkatan transaksi APMK, baik nilai maupun volume. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pada triwulan IV-2013, nilai dan volume transaksi APMK meningkat masing-masing sebesar Rp13,39 triliun (1,29%), dan 30,74 juta (3,25%). Peningkatan tersebut berasal dari transaksi kartu ATM dan ATM/debet.

Untuk penggunaan uang elektronik, nilai penggunaan uang elektronik pada triwulan IV-2013 sedikit menurun yaitu sebesar Rp0,16 triliun (18,03%). Kondisi tersebut berbeda dengan volume uang elektronik yang menunjukkan peningkatan sebesar 0,66 juta (1,84%).

Dari perkembangan data dan informasi di atas, sistem pembayaran pada 2013 menunjukkan kinerja positif. Hal tersebut tercermin dari terlaksananya berbagai transaksi pembayaran dalam kegiatan ekonomi baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun dunia usaha. Selain itu, kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran juga terus diarahkan untuk memastikan terselenggaranya sistem pembayaran yang aman dan efisien, serta mengedepankan aspek perlindungan konsumen.

Page 42: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

30 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

2.12. Perkembangan Pengedaran Uang

Rata-rata Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) meningkat terutama karena peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat pada perayaan hari besar keagamaan dan hari libur.

Pada triwulan laporan, rata-rata harian Uang Kartal yang Diedarkan tercatat sebesar Rp448,03 triliun, meningkat sebesar Rp11,78 triliun atau 2,70% dibanding triwulan III-2013 (Grafik 2.22). Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar Rp52,95 triliun atau 13,40% dibanding (Grafik 2.23). Meningkatnya UYD terutama disebabkan siklus musiman, yakni meningkatnya kebutuhan uang tunai masyarakat selama perayaan Natal dan liburan menjelang Tahun Baru 2014.

Grafik 2.22Perkembangan Rata-rata Uang Kartal

yang Diedarkan (qtq)

Grafik 2.23Perkembangan Rata-rata Uang Kartal

yang Diedarkan (yoy)

���

���

���

���

���

���

���

���

��

��

��

��

�������������������������������������

���� ���� ���� ���� ���� ����

������ ������ ������ ������ ������ ������

����

�����

����

���� ����

�����

����

����

�����

����

����

����������

���

���

���

���

���

���

���

���

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���������� ������ ������ ������ ������ ������

�������������������������������������

�����

����������

�����

���������� ����� �����

�����

�����

�����

����������

Berdasarkan komponennya, pada triwulan IV-2013 rata-rata harian persediaan uang di khazanah perbankan tercatat sebesar Rp69,79 triliun atau meningkat sebesar 7,32% dibanding periode sebelumnya. Sementara itu, uang yang beredar di masyarakat (uang kartal) tercatat sebesar Rp378,24 triliun atau meningkat 1,89% dibanding triwulan sebelumnya. Komposisi uang beredar di masyarakat dan perbankan terhadap UYD masing-masing sebesar 84,42% dan 15,58%. Dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 85,09% dan 14,91%, terjadi penurunan untuk uang yang beredar di masyarakat sementara uang yang ada di khasanah perbankan mengalami peningkatan (Tabel 2.9).

Berdasarkan pecahan, UYD pada triwulan laporan masih didominasi Uang Pecahan Besar (Rp20.000 ke atas) yaitu 93,46%. Untuk komposisi pecahan Rp100.000, Rp50.000 dan Rp20.000 masing-masing sebesar 60,89%, 30,45% dan 2,12% dari total UYD.

Page 43: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

31Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Kecukupan kas Bank Indonesia selama triwulan IV-2013 tetap terjaga meskipun pertumbuhan uang keluar dari Bank Indonesia (outflow) meningkat cukup tinggi. Jumlah aliran uang keluar pada periode laporan tercatat sebesar Rp150,85 triliun, menurun sebesar 7,81% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, jumlah aliran uang masuk ke Bank Indonesia (inflow) pada triwulan IV-2013 tercatat sebesar Rp86,62 triliun, menurun 39,97% dibandingkan triwulan sebelumnya. Menurunnya aliran uang masuk menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai untuk melakukan transaksi pembayaran masih cukup tinggi.

PeriodeNominal (Triliun Rp) Pangsa

Masyarakat Bank Jumlah Masyarakat Bank

Triwulan I 291,04 52,90 343,93 84,62% 15,38% Triwulan II 300,39 51,88 352,26 85,27% 14,73% Triwulan III 327,65 65,11 392,76 83,42% 16,58% Triwulan IV 334,84 60,24 395,08 84,75% 15,25%

Triwulan I 332,20 65,34 397,54 83,56% 16,44% Triwulan II 335,54 61,41 396,94 84,53% 15,47% Triwulan III 371,22 65,03 436,25 85,09% 14,91% Triwulan IV 378,24 69,79 448,03 84,42% 15,58%

2012

2013

Tabel 2.9Perkembangan Rata-rata UYD di Masyarakat dan Bank pada Akhir Periode

Tabel 2.10Indikator Pengelolaan Uang

Indikator Utama20132012

Triwulan ITriwulan IVTriwulan III Triwulan III Triwulan IVTriwulan II

Rata-rata harian UYD (triliun Rp) 392,76 395,08 397,54 396,94 436,25 448,03 Pertumbuhan (qtq) 11,49% 0,59% 0,62% -0,15% 9,90% 2,70% Pertumbuhan (yoy) 16,09% 16,37% 15,59% 12,68% 11,07% 13,40%Posisi UYD akhir periode (triliun Rp) 384,84 439,72 394,82 413,49 434,68 500,02 Pertumbuhan (qtq) 2,78% 14,26% -10,21% 4,73% 5,12% 15,03% Pertumbuhan (yoy) 14,36% 17,90% 15,92% 10,43% 12,95% 13,71%Outflow (triliun Rp) 125,05 133,57 74,33 101,20 163,63 150,85 Pertumbuhan (qtq) 15,14% 6,81% -44,35% 36,15% 61,70% -7,81% Pertumbuhan (yoy) 1,45% 24,60% 19,28% -6,83% 30,85% 12,94%Inflow (triliun Rp) 115,58 78,63 119,49 86,46 144,30 86,62 Pertumbuhan (qtq) 50,69% -31,97% 51,98% -27,64% 66,89% -39,97% Pertumbuhan (yoy) 12,77% 12,24% 25,33% 12,72% 24,84% 10,17%

Pemusnahan Uang Rupiah Tidak Layak EdarNominal (triliun Rp) 2,54 7,39 14,76 19,30 29,96 41,29 Pertumbuhan (qtq) -44,70% 191,35% 99,66% 30,76% 55,25% 37,82% Pertumbuhan (yoy) -93,64% -82,26% -55,35% 320,59% 1080,85% 458,59% Rasio Pemusnahan thd Inflow 2,19% 9,40% 12,35% 22,32% 20,76% 47,66%Lembar (miliar) 0,54 1,04 1,20 0,98 1,22 1,72 Pertumbuhan (qtq) -25,07% 92,33% 15,92% -18,14% 24,34% 40,53% Pertumbuhan (yoy) -55,34% -42,71% -21,18% 36,74% 126,93% 65,81%

Page 44: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

32 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Untuk menjaga agar uang rupiah yang beredar di masyarakat selalu dalam kondisi layak edar, Bank Indonesia melakukan sortasi uang yang masuk dari perbankan dan masyarakat dengan memisahkan antara Uang Layak Edar (ULE) dan Uang Tidak Layak Edar (UTLE). Berdasarkan hasil sortasi tersebut, ULE akan diedarkan kembali, sedangkan UTLE akan dimusnahkan.

Selama triwulan IV-2013, sejumlah 1,72 miliar lembar/keping UTLE telah dimusnahkan, mengalami kenaikan sebesar 40,53% atau Rp41,29 triliun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara rasio pemusnahan UTLE terhadap aliran uang masuk tercatat sebesar 47,67%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2013 yang tercatat sebesar 20,76%.

Page 45: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

BAB 3

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

Guna mengendalikan inflasi sehingga sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan

serta mengarahkan ekonomi agar dapat tumbuh secara seimbang dan berkesinambungan,

Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter. Selain itu, Bank Indonesia juga

memperkuat ketahanan perbankan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian bank.

Untuk mendukung implementasi kebijakan tersebut, kelancaran sistem pembayaran dan

pemenuhan uang beredar juga menjadi fokus kegiatan Bank Indonesia selama

triwulan IV-2013 dan keseluruhan tahun 2013.

Page 46: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

34 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3.1. Stabilitas Moneter

Pada triwulan IV-2013 dan juga keseluruhan tahun 2013, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan guna mengendalikan inflasi agar dapat segera kembali menuju lintasan sasaran inflasi jangka menengah dan menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Bauran kebijakan tersebut terdiri dari kebijakan moneter melalui penetapan suku bunga kebijakan, kebijakan nilai tukar, kebijakan untuk memperkuat operasi moneter, lalu lintas devisa dan pendalaman pasar keuangan, kebijakan makroprudensial, serta penguatan koordinasi dengan Pemerintah dan kerjasama dengan bank sentral lain.

3.1.1. Kebijakan Moneter

Respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia pada triwulan IV-2013 tetap diarahkan untuk mengendalikan inflasi sehingga sesuai sasarannya. Selain itu, respons kebijakan juga bertujuan menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Arah kebijakan ini merupakan kelanjutan dari berbagai kebijakan yang telah ditempuh pada triwulan-triwulan sebelumnya di 2013 dalam merespon meningkatnya tekanan inflasi dan melebarnya defisit transaksi berjalan.

Konsistensi kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia tersebut diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi yang sempat terganggu akibat meningkatnya tekanan inflasi yang terjadi paska kenaikan harga BBM bersubsidi dan gejolak harga pangan domestik. Tantangan terhadap stabilitas ekonomi semakin bertambah karena pada saat bersamaan, defisit transaksi berjalan meningkat. Defisit transaksi berjalan yang melebar tidak terlepas dari pengaruh melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang berada dalam tren menurun di 2013. Di tengah kondisi fundamental ekonomi yang cenderung melemah, tekanan juga datang dari eksternal khususnya pasca Pengumuman rencana pengurangan stimulus moneter oleh the Fed (tapering off) pada Mei-2013. Pengumuman rencana tapering off kemudian memicu aliran keluar modal asing dalam jumlah yang cukup besar sehingga mengganggu kinerja neraca pembayaran, mendorong pelemahan nilai tukar rupiah, dan akhirnya menambah tekanan terhadap stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Sejalan dengan arah kebijakan merespon tantangan tersebut, pada Oktober 2013, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 7,25%, dengan suku bunga Lending Facility (LF) dan suku bunga Deposit Facility (DF) tetap pada level 7,25% dan 5,50%. Kebijakan ini ditempuh dengan mempertimbangkan mulai terkendalinya tekanan inflasi yang ditandai oleh menurunnya inflasi pada September 2013 dan Oktober 2013. Selain itu, tekanan dari pasar keuangan mereda dan diikuti aliran dana nonresiden yang mulai masuk ke bursa saham dan obligasi kawasan dan kemudian mendorong penguatan mata uang Asia, termasuk rupiah. Namun demikian, Bank Indonesia tetap mencermati berbagai risiko yang muncul dari ketidakpastian global, perdebatan debt ceiling, dan penghentian sementara layanan pemerintah AS (government shutdown).

Pada November 2013, Bank Indonesia kembali memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,50%, dengan suku bunga LF dan suku bunga DF masing-masing naik sebesar 25 bps menjadi 7,50% dan 5,75%. Kebijakan ini ditempuh dengan mempertimbangkan defisit transaksi

Page 47: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

35Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

berjalan yang masih besar yaitu 3,8% dari PDB seperti ditunjukkan oleh data transaksi berjalan triwulan III-2013 yang dipublikasikan pada November 2013. Selain itu, risiko ketidakpastian global juga masih tinggi sehingga semakin memberikan tekanan kepada nilai tukar rupiah dan mengganggu stabilitas ekonomi.

Bank Indonesia pada Desember 2013 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 7,50% dengan suku bunga LF dan suku bunga DF yang juga dipertahankan tetap pada level 7,50% dan 5,75%. Dengan perkembangan ini, BI Rate pada 2013 secara kumulatif naik sebesar 175 bps, sementara koridor suku bunga yaitu DF sebagai batas bawah dan suku bunga LF sebagai batas atas naik menjadi masing-masing 5,75% dan 7,50%. Bank Indonesia menilai bahwa kebijakan suku bunga tersebut konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju ke sasaran masing-masing yaitu 4,5+1% pada 2014 dan 4,0+1% pada 2015, serta upaya mengendalikan defisit transaksi berjalan menuju ke tingkat yang lebih sehat dan berkesinambungan.

Bank Indonesia juga terus memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah sehingga dapat bergerak stabil sesuai dengan nilai fundamental. Kebijakan nilai tukar rupiah pada triwulan IV-2013 konsisten dengan kebijakan yang telah ditempuh di triwulan sebelumnya.

Untuk mendukung kebijakan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan lalu lintas devisa. Kebijakan tersebut bertujuan antara lain untuk meningkatkan turnover transaksi valas, mengurangi ketidakseimbangan pasokan dan permintaan di pasar valas, serta memperluas basis instrumen, termasuk memperluas cakupan kegiatan ekonomi yang menjadi underlying transaksi valas.Tujuan akhir dari kebijakan ini adalah agar kondisi pasar valas domestik yang lebih berkembang, likuid, dan efisien, sehingga dapat mendukung upaya Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara stabilitas nilai tukar rupiah. Dalam hal ini, Bank Indonesia meninjau ulang beberapa ketentuan yang berlaku, menyesuaikan cara pengelolaan likuiditas valas, serta memperkuat komunikasi dengan pelaku pasar.

Terkait dengan kebijakan lalu lintas devisa, Bank Indonesia dan Pemerintah telah menerbitkan payung hukum untuk pelaksanaan transaksi lindung nilai. Selain itu, Bank Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Negara (Kemeneg) BUMN terkait untuk pemenuhan kebutuhan valas BUMN. Sebagai tindak lanjut hasil koordinasi tersebut, Kemeneg BUMN menerbitkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2013 tahun 2013 yang memberikan kepastian hukum bagi perusahaan milik negara untuk melakukan transaksi lindung nilai (hedging) dalam rangka memitigasi risiko pasar yang dihadapi. Bank Indonesia juga mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia2 tentang Transaksi Lindung Nilai kepada Bank yang mengatur transaksi lindung nasabah bank (perorangan dan perusahaan, termasuk BUMN).

Sejumlah peraturan tersebut diharapkan dapat mendorong pelaku ekonomi untuk aktif melakukan lindung nilai terhadap kegiatan ekonomi maupun investasinya. Dengan demikian, kegiatan ekonomi tetap dapat berjalan baik di tengah gejolak pergerakan nilai tukar. Dalam jangka panjang, transaksi lindung nilai baik melalui transaksi swap atau forward yang dilakukan oleh pelaku ekonomi diharapkan dapat mendukung upaya pendalaman pasar valuta asing domestik.

2 No. 15/8/PBI/2013 tanggal 7 Oktober 2013.

Page 48: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

36 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Selanjutnya untuk meminimalkan risiko nilai tukar, Bank Indonesia juga melakukan penyempurnaan ketentuan terkait Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia dengan menerbitkan Peraturan Bank Indonesia3. Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia adalah transaksi swap beli bank dalam valuta asing terhadap rupiah, dalam rangka lindung nilai yang dilakukan antara bank dengan Bank Indonesia. Penyediaan instrumen swap lindung nilai bagi pelaku pasar domestik tersebut merupakan upaya Bank Indonesia dalam memperdalam pasar valas domestik yang saat ini masih terbatas terkait jumlah instrumen swap jangka menengah-panjang, yang pada gilirannya diharapkan dapat turut mendukung kegiatan investasi di Indonesia.

Beberapa penyempurnaan yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tersebut antara lain mengenai perluasan cakupan transaksi underlying, perpanjangan tenor transaksi dengan penyelesaian yang dapat dilakukan secara netting, pricing, mekanisme transaksi dan dokumentasi transaksi. Melalui penyempurnaan tersebut, kontrak lindung nilai dapat dilakukan dengan jangka waktu hingga tiga tahun, dengan tenor tiga, enam, atau 12 bulan. Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dapat diperpanjang dengan penyelesaian secara netting. Melalui transaksi tersebut, bank dapat melakukan kegiatan lindung nilai atas kegiatan ekonomi baik atas nama nasabah maupun atas nama bank.

Untuk memperkuat kebijakan suku bunga dan kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia juga terus berkoordinasi dengan Pemerintah dalam pemantapan Protokol Manajemen Krisis (PMK) yang merupakan kelanjutan dari Program Kerja Inisiatif tahun sebelumnya. Sebagaimana diketahui, PMK adalah suatu pedoman atau tata cara kerja, mekanisme koordinasi dan pengambilan keputusan yang terintegrasi dalam melaksanakan langkah-langkah pencegahan dan/atau penanganan krisis, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PMK Nasional. Protokol koordinasi dalam PMK Nasional menggunakan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) sebagaimana termaktub pada Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Kegiatan utama program kerja pemantapan PMK 2013 mencakup penguatan PMK Bank Indonesia dan kontribusinya pada PMK Nasional. Di sisi penguatan PMK, Bank Indonesia telah menyusun dua buah kajian yaitu kajian rekalibrasi indikator surveillance (analytical tools) dan kajian respons kebijakan bank sentral terhadap krisis keuangan (policy toolkit). Di tataran PMK Nasional, Bank Indonesia memberikan kontribusi dengan berperan aktif dalam rapat di tingkat Deputi dan Rapat FKSSK. Selain itu, Bank Indonesia pun terlibat secara intens dalam penyusunan atau penyempurnaan berbagai dokumen sebagai landasan koordinasi dan tata kelola anggota FKSSK seperti draft Prosedur Operasional Pertukaran Data dan Informasi FKSSK, draft Prosedur Operasional Pelaksanaan Rapat dan Pengambilan Keputusan FKSSK, draft Prosedur Operasional Komunikasi Publik, serta Crisis Binder Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK). Berbagai dokumen tersebut telah diujicobakan dalam Simulasi Krisis (Full-Dressed Simulation) di akhir tahun 2013. Dengan berbagai capaian tersebut, seluruh kegiatan yang tercantum dalam Program Kerja Inisiatif Pemantapan PMK telah selesai sesuai target.

Berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia pada 2013 juga diperkuat dengan Program Kerja Inisiatif “Penguatan Implementasi Framework Stabilitas Moneter, Stabilitas Sistem Keuangan, dan

3 No. 15/17/PBI/2013yang akan berlaku tanggal 3 Februari 2014.

Page 49: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

37Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Sistem Pembayaran yang Terintegrasi dan Didukung dengan Penguatan Operasi Moneter.“ Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (i) penyelesaian kerangka kerja dan proses perumusan kebijakan Bank Indonesia (ii) penyusunan kajian/review mengenai eksistensi BI Rate (iii) implementasi dan evaluasi kerangka kerja dan proses perumusan kebijakan BI, dan (iv) revisit kerangka operasi moneter dan implementasinya dengan mempertajam mapping permasalahan.

Secara umum, penyelesaian program inisiatif berjalan sesuai rencana. Produk yang dihasilkan antara lain adalah Draft Final Peraturan Dewan Gubernur (PDG) Kerangka Kerja dan Proses Perumusan Kebijakan Utama Bank Indonesia, Working Paper untuk menyempurnakan model simulasi kebijakan (ARIMBI) dengan memperkuat peran variabel sektor keuangan/SSK dan kebijakan makroprudensial dalam mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter, serta Hasil Kajian/Review mengenai eksistensi BI Rate. Beberapa kegiatan inisiatif akan dilanjutkan pelaksanaannya di tahun 2014 yaitu (i) penyelesaian PDG Kerangka Kerja dan Proses Perumusan Kebijakan Utama Bank Indonesia, (ii) implementasi kerangka bauran kebijakan, dan (iii) mempersiapkan tahapan penajaman strategi operasi moneter.

Secara keseluruhan, berbagai kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia pada 2013 dapat dipahami oleh berbagai pemangku kepentingan. Pemahaman ini penting dalam upaya memperkuat efektivitas dan meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter. Berdasarkan pengukuran persepsi pemangku kepentingan terhadap kredibilitas kebijakan moneter Bank Indonesia, pemangku kepentingan menyatakan cukup yakin dengan indeks keyakinan mencapai 4,84 dari skala 1 hingga 6. Hasil tersebut menunjukkan secara umum para pemangku kepentingan menilai proses perumusan kebijakan moneter Bank Indonesia telah didasarkan pada hasil kajian, diimplementasikan secara konsisten, dan ditujukan untuk mendukung stabilitas perekonomian Indonesia.

3.1.2. Pengelolaan Operasi Moneter dan Nilai Tukar

Pada triwulan IV-2013, kebijakan moneter Bank Indonesia juga didukung oleh pengelolaan likuiditas di pasar uang rupiah dan pasar valas melalui operasi moneter rupiah dan valas. Strategi pengelolaan operasi moneter yang dilakukan melalui optimalisasi pengelolaan kecukupan likuiditas rupiah sehingga dapat mengarahkan suku bunga PUAB O/N sebagai sasaran operasional kebijakan moneter yang konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas ekonomi.

Secara keseluruhan, likuiditas rupiah di sistem perbankan selama triwulan IV-2013 masih berada dalam kondisi ekses likuiditas sehingga Bank Indonesia secara net melakukan operasi moneter kontraktif. Pada akhir Desember 2013, posisi instrumen operasi moneter tercatat sebesar Rp273,49 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp35,41 triliun (15%) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp308,90 triliun. Pengelolaan likuiditas di pasar uang rupiah dilakukan melalui instrumen Operasi Pasar Terbuka, antara lain melalui Sertifikat Bank Indonesia Konvensional dan Syariah (SBI/S), Reverse Repo SBN (RR-SBN), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI), Term Deposit (TD) Rupiah, serta melalui instrumen Standing Facilities (SF) yang terdiri dari Deposit Facility (DF/S) dan Lending facility (LF/S) konvensional dan syariah tenor overnight (O/N).

Page 50: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

38 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Seiring dengan kenaikan BI Rate selama triwulan IV-2013 sebesar 25 bps, suku bunga instrumen operasi moneter juga turut mengalami peningkatan di semua tenor. Suku bunga SBI 9 bulan, sebagai suku bunga instrumen operasi moneter tenor terpanjang, naik sebesar 26 bps menjadi 7,22% pada triwulan IV-2013. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, slope suku bunga tersebut cenderung lebih curam (Grafik 3.1). Pembentukan slope suku bunga instrumen yang lebih curam tersebut ditujukan untuk memperbaiki term structure suku bunga pasar serta sebagai upaya untuk melakukan “locking” likuiditas ke tenor lebih panjang sebagai bagian dari strategi pengelolaan likuiditas.

Grafik 3.1 Perkembangan Suku BungaInstrumen Operasi Moneter

��������������������������������

�������

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

Sebagaimana triwulan sebelumnya, DF/S masih menjadi instrumen operasi moneter paling dominan. Posisi DF/S pada triwulan laporan meningkat sebesar Rp11,22 triliun (10%) menjadi Rp127,40 triliun dibandingkan triwulan III-2013. Posisi DF/S yang meningkat di akhir tahun sejalan dengan pola di tahun sebelumnya, dimana hal tersebut mencerminkan perilaku berjaga-jaga pelaku pasar dalam mengantisipasi kebutuhan likuiditas di akhir tahun.

Sebagai upaya untuk menyediakan instrumen pengelolaan likuiditas bagi bank yang lebih fleksibel di tengah penurunan ekses likuiditas namun dengan tenor lebih panjang dari DF/S, Bank Indonesia mengoptimalkan penggunaan instrumen SBI/S, SDBI dan RR SBN. Selama triwulan IV-2013, posisi SBI/S meningkat sebesar Rp27,52 triliun menjadi Rp96,10 triliun; SDBI meningkat sebesar Rp 7,25 triliun menjadi Rp26,52 triliun, sedangkan RR SBN menurun sebesar Rp12,94 triliun menjadi Rp75,15 triliun. Instrumen SBI, SDBI dan RR SBN diharapkan dapat mendukung pendalaman pasar uang dan pasar SBN.

Berdasarkan perkembangan pada triwulan IV-2013 tersebut, posisi instrumen operasi moneter pada akhir 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi 2012. Posisi instrumen moneter akhir tahun 2013 tercatat sebesar Rp273,49 triliun, menurun Rp155,65 triliun (36%) dibanding posisi akhir 2012. Penurunan posisi operasi moneter tersebut antara lain disebabkan oleh mutasi uang kartal terkait dengan kebutuhan kegiatan ekonomi dan transaksi valas Bank Indonesia dalam pengelolaan nilai tukar.

Page 51: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

39Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Grafik 3.2 Perkembangan OutstandingInstrumen Operasi Moneter

Dari perkembangan tahunan tersebut, terlihat adanya pergeseran komposisi penggunaan instrumen operasi moneter (Grafik 3.3). Pada 2013, Bank Indonesia berupaya menyediakan instrumen pengelolaan likuiditas yang lebih fleksibel bagi perbankan dalam mengantisipasi risiko terjadinya tekanan dan keketatan likuiditas di pasar uang. Hal ini mengakibatkan komposisi TD menjadi berkurang, bahkan menjadi nihil pada akhir tahun 2013. Sementara itu, komposisi SBI, RR SBN, dan SDBI meningkat masing-masing menjadi sebesar 30%, 23% dan 8%, dengan komposisi DF/S tenor O/N masih relatif tinggi, yaitu sebesar 39%.

����������

���

���

���

����

���� �������� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

����

��

����

������

����

����

����

�������

��� ���

Grafik 3.3Struktur Instrumen Operasi Moneter

�����������������������������������

�����������������������������������

���������� �����

���

�������

��������

���������

�����

������

�������

Selain menggunakan instrumen operasi moneter yang dapat mendukung pendalaman pasar uang rupiah, Bank Indonesia juga melakukan kegiatan pengembangan instrumen keuangan serta peningkatan partisipasi pelaku pasar, antara lain melalui penyusunan Mini Master Repurchase

Page 52: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

40 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Agreement (Mini-MRA). Implementasi Mini MRA dimaksudkan untuk mendukung pendalaman pasar uang rupiah dengan cara mendorong penggunaan kontrak standar dalam transaksi repo antar bank sehingga mempermudah dan meminimalkan potensi risiko pelaksanaan transaksi repo antar bank. Pada triwulan IV-2013, pilot project Mini MRA telah disepakati oleh delapan bank. Kesepakatan penggunaan yang dituangkan dalam kontrak perjanjian standar diharapkan akan diikuti oleh perbankan secara luas sehingga market line repo antar bank dapat segera terbentuk dan dapat memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter Bank Indonesia guna mencapai stabilitas harga.

Pada triwulan IV-2013, Bank Indonesia juga melakukan kerjasama dengan Bank of Japan terkait Cross Border Liquidity Arrangement. Kerjasama tersebut sebagai bagian dari komitmen Bank Indonesia dan Bank of Japan untuk mendukung hubungan ekonomi dan finansial antara Indonesia dan Jepang yang telah lama terjalin. Kerjasama Cross Border Liquidity Arrangement antara Bank Indonesia dengan Bank of Japan dilaksanakan dalam rangka meminimalkan potensi terjadinya gangguan likuiditas sistem keuangan, melalui penyediaan likuiditas rupiah dari Bank Indonesia kepada bank komersial domestik dengan underlying asset berupa Japanese Government Bond (JGB). Mekanisme Cross Border Liquidity Arrangement diberlakukan pada kondisi krisis terkait Protokol Manajemen Krisis (PMK) Bank Indonesia. Penetapan kondisi krisis diputuskan oleh Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).

Untuk mewujudkan pasar keuangan Indonesia yang lebih berkembang dan tertata dengan baik, di 2013 Bank Indonesia melanjutkan inisiatif akselerasi pendalaman pasar keuangan. Kegiatan ini sekaligus sebagai lanjutan dari program kerja tahun 2012. Program akselerasi pendalaman pasar keuangan mencakup lima pilar yaitu (i) pilar regulasi dan standarisasi, (ii) pilar pengembangan pasar dan instrumen, (iii) pilar pengembangan infrastruktur dan sistem pasar keuangan, (iv) pilar kelembagaan, serta (v) pilar pemahaman dan edukasi.

Sampai dengan akhir 2013, Bank Indonesia telah menyusun strategi pendalaman pasar keuangan berdasarkan pemetaan kondisi pasar keuangan dan hasil diskusi dengan pemangku kepentingan terkait. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan koordinasi dengan Dewan Syariah Nasional (DSN)-Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam rangka inisiasi penyusunan fatwa terkait repo syariah antarbank, sekaligus sebagai edukasi dan sharing informasi kepada DSN-MUI mengenai mekanisme repo syariah.

Bank Indonesia melakukan survei kepada perusahaan dan bank untuk mendukung finalisasi kajian pengembangan instrumen Medium Term Notes dan Commercial Paper. Selain itu juga dilakukan evaluasi pengaturan kegiatan Trustee guna mengidentifikasi peluang pengembangan ke depan. Evaluasi dilakukan dengan melibatkan perbankan yang menjalankan fungsi Trust dan deposan yang menjadi target klien kegiatan Trustee.

Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan penelitian terhadap kegiatan sekuritisasi aset lembaga pembiayaan dan upaya pengembangan pasar secondary mortgage facility. Kegiatan tersebut mencakup pula survei kepada lembaga pembiayaan yang tersebar di lima kota besar di Indonesia.

Stabilitas nilai tukar rupiah memerlukan dukungan pasar keuangan yang sehat khususnya pasar valuta asing domestik untuk menjaga kelangsungan kegiatan ekonomi nasional. Sementara itu, kapasitas

Page 53: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

41Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

pasar valas domestik saat ini belum memadai untuk menyerap risiko ketidakpastian pergerakan nilai tukar. Sebagian besar kebutuhan valas dihadapi pembeli valas terbesar yaitu BUMN, adalah belum adanya payung hukum bagi pelaksanaan transaksi lindung nilai. Terkait hal tersebut, Bank Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Negara (Kemeneg) BUMN terkait dengan pemenuhan kebutuhan valas BUMN. Sebagai tindak lanjut hasil koordinasi dimaksud, telah dilakukan :

1. Penerbitan Peraturan Menteri BUMN4 yang memberi kepastian hukum bagi perusahaan milik negara untuk melakukan transaksi hedging atau lindung nilai dalam rangka memitigasi risiko pasar yang dihadapi.

2. Perbitan Peraturan Bank Indonesia5 yang mengatur transaksi lindung nasabah bank (perorangan dan perusahaan, termasuk BUMN).

3. Penerbitan Peraturan Bank Indonesia6 yang merupakan penyempurnaan ketentuan terkait Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia. Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia adalah transaksi swap beli bank dalam valuta asing terhadap Rupiah, dalam rangka lindung nilai yang dilakukan antara bank dengan BI. Penyediaan instrumen swap lindung nilai bagi pelaku pasar domestik tersebut merupakan upaya Bank Indonesia dalam memperdalam pasar valas domestik dimana instrumen swap jangka menengah-panjang masih terbatas. Hal ini ditujukan untuk meminimalkan risiko nilai tukar dan mendukung kegiatan investasi di Indonesia.

Payung hukum tersebut diharapkan dapat mendorong pelaku ekonomi melakukan lindung nilai terhadap kegiatan ekonomi maupun investasinya sehingga kelangsungan kegiatan ekonomi tetap berjalan di tengah gejolak pergerakan nilai tukar. Dalam jangka panjang, transaksi lindung nilai baik melalui transaksi swap atau forward yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dapat mendukung pendalaman pasar valuta asing domestik.

3.1.3. Koordinasi dengan Pemerintah

Untuk memperkuat efektivitas kebijakan moneter yang ditempuh, pada triwulan IV-2013 Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dalam mengendalikan inflasi. Menindaklanjuti hasil kesepakatan dalam Rakornas IV Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Pokjanas TPID melakukan koordinasi dengan dengan seluruh TPID melalui forum Rakor Pusat-Daerah. Pelaksanaan Rakor Pusat-Daerah dibagi ke dalam tiga wilayah, yaitu Sumatera, Jawa, dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Dalam kesempatan tersebut dibahas berbagai permasalahan inflasi, khususnya terkait volatile food yang memerlukan penanganan kebijakan oleh Pemerintah Pusat. Selain itu, juga dilakukan High Level Meeting yang merupakan forum pertemuan tertinggi dengan melibatkan pimpinan masing-masing Kementerian/Lembaga dalam anggota Pokjanas TPID. Dalam pertemuan tersebut diputuskan berbagai isu, rencana kerja, serta berbagai rekomendasi kebijakan untuk selanjutnya diimplementasikan dan ditindaklanjuti oleh level teknis.

4 Nomor PER-09/MBU/2013 tahun 2013.5 No. 15/8/PBI/2013 tanggal 7 Oktober 2013 tentang Transaksi Lindung Nilai kepada Bank.6 No. 15/17/PBI/2013 (berlaku 3 FebruarI-2014).

Page 54: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

42 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Koordinasi kebijakan pengendalian inflasi pada triwulan IV-2013 dan keseluruhan tahun 2013 difokuskan pada upaya penguatan koordinasi dan aspek kelembagaan TPID, peningkatan akses informasi harga, dan upaya meminimalkan dampak kenaikan harga BBM subsidi. Hal ini mengingat pengendalian inflasi selama tahun 2013 dihadapkan pada sejumlah tantangan, baik dari sisi internal seperti gejolak harga pangan dan kenaikan BBM bersubsidi maupun dari sisi ekternal berupa pelemahan nilai tukar Rupiah terkait ketidakpastian kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang kemudian memicu imported inflation.

Berbagai tantangan tersebut membutuhkan penanganan dan kerjasama yang erat antara otoritas fiskal dan otoritas moneter. Berbagai kebijakan telah ditempuh oleh Bank Indonesia untuk meredakan tekanan inflasi melalui koordinasi dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, dalam forum Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Kerjasama dilakukan mempertimbangkan upaya stabilisasi harga yang efektif membutuhkan koordinasi lintas sektor, lintas kementerian, dan melibatkan aparatur pusat maupun daerah.

Bank Indonesia juga terus melakukan penguatan koordinasi dan konsolidasi kebijakan dengan Pemerintah dalam upaya memperkuat ketahanan ekonomi dalam menghadapi sejumlah tekanan domestik maupun eksternal yang muncul di tahun 2013. Konsolidasi kebijakan dengan Pemerintah dan lembaga terkait dilakukan melalui forum koordinasi “Round Table Policy Dialogue” (RTPD). Forum tersebut merupakan high level meeting, yang beranggotakan Bank Indonesia, sejumlah Kementerian teknis bidang perekonomian, dan Badan Pusat Statistik. Forum ini dibentuk dengan tujuan memberi nilai tambah dalam perumusan kebijakan baik oleh Bank Indonesia maupun Pemerintah melalui dialog dan diskusi bersama.

Koordinasi yang dilakukan melalui RTPD di tahun 2013 secara umum diarahkan untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang dapat membawa defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selama 2013, telah diselenggarakan RTPD sebanyak empat kali, membahas berbagai isu ekonomi terkini yang memerlukan penanganan secara lintas Kementerian dan lembaga, termasuk dalam merespons tekanan terhadap Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Dalam RTPD, Bank Indonesia dan Pemerintah memiliki kesamaan pandangan bahwa permasalahan NPI, khususnya defisit transaksi berjalan, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor siklikal berupa perlambatan laju perekonomian global dan penurunan harga komoditas namun juga disebabkan oleh masalah struktural seperti lemahnya daya saing ekspor dan tingginya ketergantungan terhadap impor. Dengan demikian, selain memitigasi dampak jangka pendek akibat kondisi global yang tidak kondusif, koordinasi kebijakan juga diperlukan untuk memperkuat struktur ekonomi Indonesia guna meningkatkan daya saing ekspor dan mengurangi tingginya ketergantungan impor.

Koordinasi dengan Pemerintah merupakan bagian pelaksanaan tugas Bank Indonesia sejalan dengan amanat Undang-undang Bank Indonesia. Bentuk koordinasi dilakukan dalam kerangka sebagai Pemegang Kas Pemerintah dan pengelola kredit.

Sebagai pemegang Kas Pemerintah, Bank Indonesia terus berupaya memberikan layanan terbaik. Salah satunya melalui pengembangan sistem aplikasi Bank Indonesia Government electronic Banking (BIG-eB). Sistem aplikasi ini merupakan sarana elektronik yang disediakan khusus oleh Bank Indonesia kepada Pemerintah untuk memfasilitasi pelaksanaan transaksi secara elektronik dan online.

Page 55: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

43Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Di sisi lain, Pemerintah juga mengembangkan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) yang mengintegrasikan tiga proses utama di Kementrian Keuangan yaitu Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran, serta Akuntansi dan Pelaporan.

Pada awal tahun 2014, BIG-eB dan SPAN akan terkoneksi satu sama lain sehingga diharapkan pengelolaan rekening Pemerintah menjadi lebih efektif dan efisien.

Sampai dengan akhir 2013 Bank Indonesia mengelola berbagai rekening Giro Pemerintah yaitu:

a. Rekening Giro Pemerintah dalam rupiah seperti Rekening Kas Umum Negara (RKUN) dan Rekening Penempatan

b. Rekening Giro Pemerintah dalam valas seperti Rekening Kas Umum Negara dalam valas dan Rekening Penempatan dalam valas:

Sebagai pengelola kredit, koordinasi dengan Pemerintah diperlukan terkait dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia dalam mengelola Surat Utang Pemerintah (SUP) dan menyelesaikan risk sharing skim kredit tertentu.

3.1.4. Pengelolaan Utang Luar Negeri

3.1.4.1. Posisi Utang Luar Negeri

Perkembangan posisi utang luar negeri Indonesia per Desember 2013 adalah sebesar USD264,1 miliar, menunjukkan utang luar negeri Indonesia pada 2013 berada dalam tren melambat. Utang luar negeri Indonesia pada Desember 2013 yang tercatat sebesar USD264,1 miliar, tumbuh 4,6% dibandingkan dengan posisi akhir 2012 yang tercatat sebesar USD252,4 miliar. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan utang luar negeri tahun 2012 sebesar 12,0%. Perlambatan pertumbuhan utang luar negeri tergambar pada dinamika setiap triwulan selama 2013. Pada triwulan I-2013, pertumbuhan utang luar negeri masih tercatat 11,2% (yoy), namun kemudian tumbuh dalam tren melambat menjadi 8,0% (yoy) pada triwulan II-2013, 7,0% (yoy) pada triwulan III-2013, dan 4,6% (yoy) pada triwulan IV-2013.

Perlambatan pertumbuhan utang luar negeri Indonesia terjadi baik pada utang luar negeri sektor swasta maupun sektor publik. Utang luar negeri Indonesia pada Desember 2013 terdiri dari utang luar negeri sektor publik sebesar USD123,5 miliar (46,8% dari total utang luar negeri) dan utang luar negeri sektor swasta sebesar USD140,5 miliar (53,2% dari total utang luar negeri). Dengan posisi tersebut, utang luar negeri sektor publik terkontraksi 2,0% dibandingkan dengan pertumbuhan 6,3% pada 2012. Sementara itu, utang luar negeri sektor swasta pada periode yang sama tumbuh 11,3% (yoy), juga lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2012 sebesar 18,3%.

Dalam rangka memenuhi azas transparansi dan akuntabilitas pengelolaan data utang sektor publik, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan menerbitkan publikasi bersama (Joint Publication) Statistik Utang Sektor Publik Indonesia (SUSPI), yang terdiri dari data utang Pemerintah, Bank Indonesia dan BUMN, baik utang domestik maupun utang luar negeri. SUSPI merupakan joint program antara World Bank dan IMF dalam rangka penyediaan data utang sektor publik di setiap negara sesuai standar internasional yang comparable.

Page 56: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

44 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3.1.4.2. Penarikan dan Pembayaran Utang Luar Negeri

Berdasarkan Undang-undang, Bank Indonesia melakukan penatausahaan penarikan utang luar negeri Pemerintah. Penarikan utang luar negeri ini selain ditujukan untuk membiayai proyek tertentu, juga diperlukan untuk membiayai defisit APBN, dan pengelolaan portofolio utang, serta melakukan pembayaran utang luar negeri Pemerintah yang jatuh waktu.

Pada triwulan IV-2013, jumlah penarikan utang luar negeri Pemerintah yang ditatausahakan oleh Bank Indonesia mencapai USD1,7 miliar. Sebagian besar merupakan penarikan utang yang berasal dari pinjaman yang diberikan oleh kelompok Multilateral yakni sebesar USD1,2 miliar.

Sementara itu, jumlah pembayaran utang luar negeri Pemerintah yang jatuh waktu dilaksanakan berdasarkan perintah pembayaran dari Kementerian Keuangan. Pada triwulan IV-2013, realisasi pembayaran utang luar negeri Pemerintah tercatat sebesar USD970 juta yang terdiri dari USD803 juta untuk pembayaran pokok dan USD167 juta pembayaran bunga pinjaman.

Aspek penting dalam pembayaran utang luar negeri adalah terlaksananya pembayaran cicilan pokok dan bunga yang aman, akurat dan tepat waktu. Oleh karena itu, Bank Indonesia harus dapat menjamin ketersediaan valuta asing yang diperlukan Pemerintah untuk keperluar pembayaran utang tersebut.

3.1.5. Implementasi Kebijakan Devisa Hasil Ekspor

Kebijakan penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE)7 yang mulai berlaku pada 1 Januari 2012 terus menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Hal ini terlihat dari persentase aliran DHE ke bank devisa di dalam negeri yang semakin meningkat. Berdasarkan pemantauan pada periode Januari sampai November 2013, aliran DHE melalui bank devisa di dalam negeri secara kumulatif meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini tercermin baik secara nominal maupun pangsa terhadap total nilai DHE, yaitu dari USD117.908 juta (82,8% terhadap total nilai DHE) menjadi sebesar USD118.752 juta (84,7% terhadap total nilai DHE). Sebaliknya DHE yang diterima melalui bank di luar negeri mengalami penurunan dari USD24.408 juta (17,2% dari nilai DHE) menjadi USD21.398 juta (15,3% dari total DHE) dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Berdasarkan komoditasnya, lima komoditas terbesar penyumbang penerimaan DHE adalah coal, palm oils, rubber, chemical products danmachinery and mechanic.

Kepatuhan laporan DHE semakin membaik. Hal ini terlihat dari berkurangnya jumlah eksportir yang dikenai sanksi penangguhan pelayanan ekspor pada triwulan IV-2013, dari 49 perusahaan pada triwulan III-2013 menjadi sebanyak 84 perusahaan. Selama 2013, jumlah eksportir yang dikenai sanksi penangguhan pelayanan ekspor mencapai 350 perusahaan, 85 perusahaan diantaranya sudah dibebaskan, sementara sisanya sekitar 265 perusahaan masih ditangguhkan pelayanan ekspornya. Berdasarkan bidang usahanya, perusahaan yang dikenai sanksi bergerak di bidang banyak komoditas (Others) sebanyak 63 perusahaan, animal and husbandry products sebanyak 50 perusahaan, textile and textile product sebanyak 41 perusahaan, chemical products sebanyak 34 perusahaan, dan 162 perusahaan lainnya tersebar di berbagai komoditas.

7 PBI No. 14/25/PBI/2012 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Utang Luar Negeri.

Page 57: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

45Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Dalam upaya mendorong implementasi ketentuan DHE yang lebih efektif, Bank Indonesia senantiasa melakukan berbagai upaya seperti sosialisasi dan coaching clinic kepada eksportir dan bank, meningkatkan penyampaian informasi hasil monitoring DHE secara cepat kepada eksportir, meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta penyempurnaan ketentuan. Selain itu, dilakukan koordinasi secara periodik dan kontinyu dengan instansi terkait seperti SKK Migas, Ditjen Bea dan Cukai, BPS, dan Ditjen Pajak.

Dalam rangka memberikan alternatif penerimaan DHE di dalam negeri, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No. 14/17/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan Dengan Pengelolaan (Trustee). Saat ini Bank Indonesia sudah memberikan ijin kepada 3 bank domestik.

3.1.6. Pengelolaan Database Statistik dan Survei untuk Mendukung Perumusan Kebijakan

Untuk mendukung proses formulasi kebijakan, Bank Indonesia memanfaatkan hasil-hasil survei dalam melakukan analisis sektor riil dan sektor finansial. Beberapa survei yang secara rutin dilakukan oleh Bank Indonesia antara lain adalah Survei Konsumen (SK), Survei Penjualan Eceran (SPE), Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Harga Properti Residensial (SHPR), Survei Perbankan (SP) dan Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) serta survei-survei lainnya yang dilakukan secara ad-hoc.

Untuk analisis sektor finansial dilakukan antara lain dalam bentuk analisis Neraca Arus Dana (NAD) dan Perusahaan Pembiayaan (PP). Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan kegiatan liaison pada beberapa perusahaan selama tahun 2013 untuk memperoleh asesmen mengenai tekanan pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia.

Bank Indonesia juga telah mempublikasikan data statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2012 dan triwulan I s.d III-2013 beserta laporan lengkapnya yang berisi penjelasan komprehensif tentang perkembangan NPI selama triwulan laporan. Selain itu, telah dipublikasikan statistik Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia tahun 2012, Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI), serta posisi cadangan devisa per akhir Desember 2012 dan Januari s.d November 2013.

Pada 2013, dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan survei dan pengelolaan data, Bank Indonesia telah melakukan beberapa upaya antara lain :

1. Integrasi aplikasi survei seperti Survei Penjualan Eceran (SPE), Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan Survei Pemantauan Harga (SPH). Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang telah dimulai pada 2012.

2. Pengembangan dan penyempurnaan metodologi kompilasi statistik dengan mengacu pada standar yang berlaku.

3. Melakukan diskusi bilateral mengenai praktek kompilasi statistik Neraca Pembayaran dan Posisi Investasi Internasional dengan Bank Sentral Rusia (Bank of Russia) dan Bank Sentral Jerman (Bundesbank).

Page 58: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

46 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Selama 2013, Bank Indonesia telah melakukan beberapa kegiatan dalam rangka memenuhi G20-DGI, diantaranya :

a. Secara regular bersama Kementrian Keuangan membahas, menyusun, mempublikasikan serta menyempurnakan SUSPI (Statistik Utang Sektor Publik Indonesia)

b. Menyusun dan mengembangkan Sectoral Accounts Statistics bersama dengan BPS. Statistik Sectoral accounts merupakan integrated statistic dalam bentuk matrix yang menggambarkan kerangka ekonomi secara keseluruhan yang dibagi menurut sektor bank sentral, bank umum, pemerintah, bisnis, rumah tangga dan luar negeri.

c. Berperan secara aktif dalam berbagai forum internasional terkait dengan kompilasi statistik, seperti IFC (Irving Fisher Committee) BIS, forum OECD Working Group on International Investment Statistics (WGIIS), ASEAN Working Group on International Investment Statistics (WGIIS) dan Financial Accounts yang diselenggarakan ECB.

d. Berkontribusi dalam proses penyusunan BPM6 Compilation Guide (BPM6 CG), sebagaimana dilaporkan dalam hasil Twenty-Sixth Meeting of the IMF Committee on Balance of Payments Statistics, October 2013. BPM6 CG merupakan dokumen panduan pelengkap Balance of Payments and International Investment Position Manual 6th Edition (BPM6) yang diterbitkan oleh IMF.

3.2. Stabilitas Sistem Perbankan

Terjaganya kondisi perbankan selama triwulan IV dan keseluruhan tahun 2014 tidak terlepas dari berbagai kebijakan Bank Indonesia di bidang pengaturan dan pengawasan perbankan. Dalam masa transisi pengalihan tugas pengaturan dan pengawasan perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia juga terus menata industri perbankan dan mempersiapkan seluruh aspek pengalihan, agar industri dan sistem pengawasannya tetap terjaga.

#2 – Financial Soundness Indicators (FSIs) IMF#7 – Debt Securities BIS,ECB, IMF#12 – International Investment Position (IIP) Bank Indonesia#18 – Public Sector Debt (PSD) IMF#19 – Real Estate Price Indices BIS, Eurostat

G20 DGI Rekomendasi nomor # Lead Agency

Dalam rangka memenuhi kebutuhan Data Gap Initiative (DGI) terkait dengan keikutsertaan Indonesia sebagai anggota G20, IMF telah berkunjung ke Indonesia (Bank Indonesia dan Kemenkeu) untuk memonitor perkembangan pemenuhan DGI terkait dengan 20 rekomendasi, yang antara lain mencakup items seperti pada table berikut:

Page 59: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

47Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3.2.1. Kebijakan dan Pengawasan Bank Umum

Selama triwulan IV-2013 dan keseluruhan tahun 2014, kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia di bidang perbankan secara konsisten ditujukan pada upaya untuk mewujudkan industri perbankan yang sehat, berdaya saing dan dikelola berdasarkan prinsip kehati-hatian. Selain itu, Bank Indonesia berkoordinasi dengan OJK terus melakukan persiapan pengalihan tugas pengaturan dan pengawasan perbankan, agar sejak akhir Desember 2013 tugas tersebut dapat dialihkan dengan baik dan lancar.

3.2.1.1. Pengaturan Bank Umum

Guna mewujudkan industri perbankan yang sehat dan dikelola berdasarkan prinsip kehati-hatian, pada triwulan IV-2013 Bank Indonesia menerbitkan ketentuan mengenai penyertaan modal dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).

Pada ketentuan penyertaan modal8, Bank Indonesia mengatur kembali kegiatan penyertaan modal yang merupakan salah satu bagian dari kegiatan penanaman dana bank. Penerbitan ketentuan tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan, daya saing, dan efisiensi perbankan nasional dengan menata ulang persyaratan penyertaan modal antara lain berupa persyaratan tingkat kesehatan sebelum bank dapat melakukan penyertaan modal, penerapan manajeman risiko, jumlah maksimum penyertaan modal yang dapat dilakukan sesuai dengan kapasitas permodalan yang dimilikinya dan persyaratan divestasi penyertaan modal. Selain itu, ketentuan tersebut juga sebagai upaya harmonisasi ketentuan dengan t beberapa ketentuan Bank Indonesia yang telah diterbitkan antara lain terkait kualitas aset, penerapan manajemen risiko secara konsolidasi bagi bank yang melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak, dan kegiatan usaha dan jaringan kantor bank berdasarkan modal inti serta adanya dinamika standar akuntansi internasional.

Pada ketentuan KPMM9, Bank Indonesia mendorong kemampuan permodalan bank dalam menyerap risiko yang disebabkan oleh kondisi krisis dan/atau pertumbuhan kredit perbankan yang berlebihan sesuai dengan standar internasional yang berlaku yaitu Basel III. Peningkatan kualitas permodalan bank dilakukan melalui penyesuaian komponen dan persyaratan instrumen modal serta penyesuaian rasio-rasio permodalan. Adapun peningkatan kuantitas permodalan bank dicapai melalui kewajiban pembentukan tambahan modal sebagai penyangga (buffer) berupa Capital Conservation Buffer, Countercyclical Buffer. Selain itu, bank yang dianggap berpotensi sistemik diwajibkan untuk membentuk tambahan modal berupa Capital Surcharge.

Selain melalui pengaturan, pada triwulan laporan Bank Indonesia juga menyelenggarakan workshop bagi pelaku perbankan. Dalam kesempatan tersebut, Bank Indonesia memberikan pemahaman mengenai penerapan risk based approach dan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

Selama 2013, Bank Indonesia mengeluarkan berbagai ketentuan yang secara garis besar ditujukan untuk (i) pemeliharaan stabilitas sistem keuangan, (ii) penguatan ketahanan dan daya saing perbankan,

8 PBINo.15/11/PBI/2013tanggal22November2013tentangPrinsipKehati-HatiandalamKegiatanPenyertaanModal.9 PBI No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

Page 60: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

48 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

dan (iii) penerapan prinsip kehati-hatian. Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan ditengah semakin meningkatnya tekanan pasar keuangan, pada triwulan III-2013 Bank Indonesia melakukan penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM) sekunder10. Bank Indonesia menaikkan GWM Sekunder secara bertahap dari 3% hingga 4% yang diberlakukan sejak 1 Oktober 2013. Bank Indonesia juga mengubah kisaran target penyaluran kredit yang harus dipenuhi oleh perbankan, yang dicerminkan dalam pencapaian Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam perhitungan GWM sekunder. LDR target diubah menjadi dari sebelumnya 78%-100% menjadi 78% - 92%. Selain itu, sejalan dengan inisiatif pemberlakuan instrumen operasi moneter yang baru yakni Sertifikat Deposit Bank Indonesia (SDBI), Bank Indonesia memperkenankan instrumen tersebut diperhitungkan sebagai komponen GWM Sekunder mulai tanggal 1 Oktober 2013.

Sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan dan daya saing perbankan, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan antara lain terkait pelaporan bank11, Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)12, pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum13, dan penetapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme bagi Bank Umum14. Selain menerbitkan ketentuan tersebut, Bank Indonesia juga menyempurnakan ketentuan mengenai penetapan status dan tindak lanjut pengawasan bank umum konvensional15.

Guna memperkuat praktek perbankan berdasarkan prinsip kehati-hatian, Bank Indonesia menerbitkan ketentuan antara lain (i) penerapan manajemen risiko pada bank yang melakukan pemberian kredit atau pembiayaan pemilikan properti16, (ii) persyaratan bank yang melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing17 dan (iii) penilaian kualitas aset bank umum18. Penerapan manajemen risiko pada bank yang melakukan pemberian kredit atau pembiayaan pemilikan properti, dilakukan dengan menyesuaikan aturan mengenai Loan To Value (LTV) / Financing To Value (FTV). Sebelumnya, pada tahun 2012 Bank Indonesia telah memberlakukan aturan mengenai LTV/FTV dengan mengatur rasio LTV/FTV sebesar 70% untuk menjaga risiko perbankan. Penyesuaian yang dilakukan pada 2013 dimaksudkan untuk mengurangi risiko bank karena masih tingginya penyaluran kredit di sektor properti.

3.2.1.2. Kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API)

Terkait dengan implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API), hingga triwulan IV-2013 Bank Indonesia masih melanjutkan kegiatan yang terkait dengan Pilar I Penguatan Struktur Perbankan terkait program BPD Regional Champion (BRC) dan Pilar 4 Peningkatan Kualitas Manajemen dan Operasional Perbankan terkait program kerja untuk perbankan ramah lingkungan hidup.

10 Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/19/Pbi/2010 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing.

11 SuratEdaranBankIndonesiaNomor15/14/DPNPTanggal24April2013PerihalPerubahanKetigaatasSuratEdaranBankIndonesiaNomor8/15/DPNPTanggal12Juli 2006 Perihal Laporan Berkala Bank Umum.

12 SE Bank Indonesia No. 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum.13 SE Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.14 SuratEdaranBankIndonesiaNo.15/21/DPNPtanggal14JunI-2013tentangPenetapanProgramAntiPencucianUangdanPencegahanPendanaanTerorismeBagi

Bank Umum.15 Peraturan Bank Indonesia No. 15/2/PBI/2013 tanggal 20 MeI-2013 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum Konvensional.16 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013 perihal Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Yang Melakukan Pemberian Kredit

AtauPembiayaanPemilikanProperti,KreditAtauPembiayaanKonsumsiBeragunProperti,DanKreditAtauPembiayaanKendaraanBermotor.17 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/27/DPNP tanggal 19 JulI-2013 perihal Persyaratan Bank Umum untuk Melakukan Kegiatan Usaha dalam Valuta Asing.18 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/28/DPNP tanggal 31 JulI-2013 perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.

Page 61: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

49Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Pelaksanaan program BRCdifokuskan pada beberapa aspek yang dinilai penting untuk meningkatkan daya saing BPD sebagai agen pembangunan di daerah. Aspek tersebut meliputi upaya pemenuhan kecukupan modal inti minimum Rp1 triliun, penguatan kualitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik, kerjasama dengan investor strategis, dan peningkatan daya saing di tingkat regional. Terkait hal tersebut, pada triwulan IV-2013 Bank Indonesia melakukan koordinasi dengan berbagai pihak diantaranya Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah mengenai program pengembangan BRC ke depan.

Selain memperkuat struktur perbankan melalui program BRC, pada 2013 Bank Indonesia juga menerbitkan beberapa ketentuan pelaksanaan (Surat Edaran) antara lain mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia, Kepemilikan Saham Bank Umum, Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Kegiatan Usaha dan Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Modal Inti.

Terkait program kerja perbankan ramah lingkungan hidup, pada triwulan laporan Bank Indonesia masih melanjutkan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia bagi perbankan dan pengawas perbankan. Upaya ini dilakukan dengan melalui Training Analis Lingkungan Hidup. Selama tahun 2013, Bank Indonesia telah menyelenggarakan empat kali training yang melibatkan 140 bankir dari 80 bank umum, konvensional dan syariah, dan 20 pengawas bank. Training bertujuan untuk meningkatkan kompetensi bank terkait risiko lingkungan hidup dan manajemen proyek ramah lingkungan hidup. Selain kegiatan tersebut, Bank Indonesia bersama dengan pemangku kepentingan terkait melakukan evaluasi dan kajian kegiatan kebijakan Green Banking 2013. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupakan upaya Bank Indonesia mendorong perbankan sebagai lembaga intermediari untuk berperan dalam mendukung pembangunan yang mengedepankan prinsip berkelanjutan. Dalam upaya tersebut, diperlukan kebijakan dan regulasi perbankan yang memadai serta peningkatan kompetensi para pelaku perbankan.

Guna menerapkan praktek tata kelola perusahaan yang baik, Bank Indonesia juga berperan dalam penjurian Annual Report Award. Award ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan bagi perusahaan termasuk perbakan yang menerapkan prinsip tata kelola yang baik khususnya dalam penyampaian laporan kepada masyarakat (laporan publikasi).

Disamping melaksanakan kegiatan yang terkait dengan implementasi API, pada triwulan IV-2013 Bank Indonesia masih melanjutkan kajian blue print perbankan untuk sepuluh tahun kedepan. Guna mendapatkan masukan yang menyeluruh, Bank Indonesia melaksanakan serangkaian Focus Group Discussion dengan melibatkan asosiasi perbankan, praktisi, anggota legislatif, ahli di bidang hukum internasional, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, dan instansi pemerintah terkait. Sejalan dengan pengalihan tugas pengawasan perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), konsep API yang dihasilkan akan diserahkan oleh Bank Indonesia kepada OJK.

3.2.1.2.1. Perkembangan Implementasi Basel II

Salah satu bentuk implementasi dari Pilar API terkait dengan kebijakan mikroprudensial dalam upaya penguatan permodalan dan manajemen risiko adalah melalui penerapan Basel II dan Basel III pada perbankan Indonesia.

Page 62: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

50 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Secara umum kerangka Basel II terdiri dari tiga pilar, yaitu Pilar 1: kecukupan modal minimum, Pilar 2: proses review oleh pengawas, dan Pilar 3: disiplin pasar. Pilar 1 mencakup mekanisme perhitungan modal minimum bank yang lebih sensitif terhadap risiko (risk sensitive), yang mencakup risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Pilar 2 merupakan proses review yang dilakukan otoritas pengawasan, antara lain untuk mengevaluasi aktivitas, profil risiko, dan manajemen risiko bank untuk menetapkan apakah bank perlu mengalokasikan tambahan modal terkait dengan risiko yang dihadapi. Sedangkan Pilar 3 mencakup transparansi dan kewajiban bank untuk mengungkapkan informasi mengenai eksposur risiko baik kuantitatif maupun kualitatif, manajemen risiko yang dilakukan bank, dan kecukupan permodalan yang dimiliki.

Kerangka Basel II (Pilar 1, Pilar 2 dan Pilar 3) di Indonesia telah diimplementasikan secara penuh sejak Desember 2012 (Grafik 3.4).

Grafik 3.4Implementasi Basel II di Indonesia

��������

�����������������������������������

����������������������������������

�������������������������

������������� ������������ �����������������

��������������������

����������������������������

��������������������

�������������

����������������������

�������������������� ���

���������������������� �������������������������������������������

�������������������������������������������

���������������� ���������������� ���������������� ����������������

����������������������������������������������������

�����������

Sejalan dengan implementasi Pilar 2 Basel II dan dalam rangka meningkatkan level kepatuhan terhadap standar internasional serta meningkatkan efektifitas pengawasan bank yang beroperasi secara internasional, sejak tahun 2010 Bank Indonesia menjalin kerjasama pengawasan dengan otoritas pengawas bank negara lain. Kerjasama dilakukan melalui penyusunan Memorandum Of Understanding (MoU) on Cross Border Banking Supervision. Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menandatangani lima MoU terkait Cross Border Banking Supervision yaitu MoU dengan Bank Negara Malaysia, Monetary Authority of Singapore, China Banking Regulatory Commission, Australian Prudential Regulation Authority dan Korean Financial Service Commission and Korean Financial Supervisory Services.

Sehubungan dengan akan beralihnya tugas dan fungsi pengawasan bank ke OJK, rencana penyusunan MoU on Cross Border Banking Supervision dengan Financial Services Authority (FSA)United Kingdom dan Cayman Island Monetary Authority (CIMA) akan dilanjutkan oleh OJK. Hal ini guna mengantisipasi perluasan lingkup MoU sesuai ruang lingkup tugas OJK.

Page 63: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

51Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3.2.1.2.2. Persiapan Implementasi Basel III

Dengan telah diimplementasikannya Basel II, fokus kegiatan diarahkan pada persiapan implementasi Basel III. Kerangka Basel III dikeluarkan oleh Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) dalam rangka merespons krisis keuangan global yang terjadi tahun 2008/2009. Sesuai kesepakatan seluruh anggota BCBS, kerangka Basel III akan diterapkan secara bertahap dimulai sejak Januari 2013 hingga implementasi penuh pada Januari 2019. Indonesia sebagai salah satu anggota G-20 dan BCBS, telah memberikan komitmennya dengan mengadopsi kerangka Basel III sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan.

Sejalan dengan komitmen tersebut, Bank Indonesia telah melakukan serangkaian upaya intensif untuk mensosialisasikan dan mengkomunikasikan rencana penerapan Basel III kepada seluruh stakeholders. Melalui penerbitan Consulative Paper (CP), Bank Indonesia meminta masukan dari industri dan stakeholder lainnya terhadap usulan pengaturan sebagai bentuk adopsi kerangka Basel III. Selain itu juga telah dilakukan diskusi dengan anggota working group Basel mengenai kerangka Basel III.

Dalam rangka mengetahui dampak penerapan Basel III terhadap perbankan nasional, Bank Indonesia melakukan studi secara berkala kepada seluruh perbankan nasional. Pelaksanaan studi dampak Basel III yang telah dilakukan adalah (1) Global Comprehensive Quantitative Impact Study (QIS) yang dilakukan oleh BCBS; (2) pelaksanaan domestik QIS terhadap seluruh bank umum konvensional; serta (3) studi dampak Basel III dengan menggunakan data Laporan Bulanan Bank Umum (LBU). Berdasarkan hasil studi yang diperoleh diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap kondisi permodalan perbankan Indonesia pasca-penerapan Basel III. Selain itu, studi juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan SDM dan sistem informasi manajemen di bank untuk memahami dan memenuhi kebutuhan struktur data terkait penerapan Basel III.

Menindaklanjuti serangkaian upaya intensif yang telah dilakukan Bank Indonesia dalam rangka mengadopsi kerangka Basel III, pada triwulan IV-2013 Bank Indonesia menerbitkan ketentuan mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum19.

3.2.2. Pengawasan Bank Umum

Pengawasan bank oleh Bank Indonesia dilaksanakan dalam kegiatan on-site supervision (pemeriksaan) maupun off-site supervision (pengawasan). Pengawasan bank pada triwulan IV-2013 didasarkan pada hasil penilaian tingkat kesehatan bank posisi akhir Juni 2013. Namun demikian, setiap bulan Bank Indonesia melakukan analisis terhadap kondisi keuangan dan likuiditas manajemen untuk memastikan apakah terdapat perubahan terhadap penilaian di posisi akhir semester tersebut. Dari hasil kegiatan pemeriksaan dan penelitian terhadap laporan-laporan dan kondisi di internal bank, Bank Indonesia menyusun posisi penilaian tingkat kesehatan final.

Pengawasan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia mencakup seluruh kegiatan dan kualitas manajemen bank. Hal tersebut bertujuan guna memastikan bank beroperasi secara berhati-hati, sehat, dan efisien. Mencermati masih adanya tekanan di pasar keuangan global dan domestik yang

19 PBI No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

Page 64: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

52 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

terjadi pada triwulan IV-2013, Bank Indonesia tetap memberikan perhatian terhadap kondisi likuiditas perbankan. Untuk itu, Bank Indonesia melakukan pemantauan likuiditas bank secara harian dan mendorong manajemen bank untuk menjaga kestabilan likuiditas banknya.

Bank Indonesia melakukan pemantauan secara intensif terhadap transaksi valas yang dilakukan oleh perbankan, menyikapi tekanan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi sejak pertengahan tahun 2013. Dalam kegiatannya, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan khusus terhadap kegiatan bank yang melakukan transaksi valas baik dengan nasabah umum maupun dengan Pedagang Valuta Asing serta Kegiatan Usaha Pengiriman Uang (KUPU). Upaya tersebut bertujuan untuk memastikan transaksi valas telah sesuai ketentuan dan tidak terdapat tindakan spekulasi yang mengambil keuntungan dari kondisi nilai tukar rupiah yang sedang melemah. Terhadap bank-bank yang melakukan pelanggaran ketentuan yang mengatur pembatasan transaksi valas dan rupiah, misalnya terhadap tansaksi valas yang tidak didasari oleh underlying yang jelas dan legal, Bank Indonesia mengenakan sanksi kewajiban membayar atau denda.

Aspek pengelolaan bank lainnya yang menjadi focus pengawasan bank pada triwulan laporan adalah penyaluran kredit. Mencermati kondisi perekonomian terkini, Bank Indonesia melakukan prudential meeting bersama manajemen bank untuk melihat kembali rencana pertumbuhan kredit. Dalam hal ini Bank Indonesia mendorong perbankan agar kredit baru lebih diarahkan pada sektor-sektor produktif dan mengurangi ekspansi pada sekto konsumsi. Bank Indonesia juga meminta bank untuk mengidentifikasi kembali rencana ekspansi kredit baru untuk sektor-sektor yang rentan terhadap volatilitas nilai tukar dan melesunya permintaan global. Selain itu, Bank Indonesia memantau perkembangan kondisi perbankan seiring dengan adanya kenaikan BI Rate sebagai suku bunga acuan secara bertahap sejak pertengahan 2013 dan dipertahankan tetappada triwulan IV-2013.

Dalam melaksanakan berbagai supervisory action tersebut, Bank Indonesia tidak menerapkan pendekatan one size fit all kepada seluruh bank. Bank Indonesia menggunakan pendekatan bank specific dan case-by-case basis berdasarkan parameter tertentu, karakteristik bisnis bank, targetpasar, likuiditas, rentabilitas dan economic of scale dari masing-masing bank.

Sebagai upaya quality assurance terhadap sistem pengawasan bank, Bank Indonesia secara rutin menyelenggarakan Forum Panel Pengawasan Bank Berdasarkan Risiko yang dilaksanakan dua kali dalam setahun pada setiap semester. Forum tersebut diadakan sebagai media check and balance oleh pihak ahli yang ditunjuk oleh Bank Indonesia untuk memastikan governance, compliance, procedural, dan competency dari proses pengawasan bank. Melalui forum tersebut, rekomendasi yang diberikan oleh para ahli digunakan untuk melengkapi dan memperkaya proses pengawasan bank.

Bank Indonesia memberikan perhatian yang lebih besar terhadap bank-bank yang hasil penilaian kualitas Good Corporate Governance (GCG) masih perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut sebagai bagian dari upaya Bank Indonesia untuk dapat mengalihkan tugas pengaturan dan pengawasan perbankan ke OJK dalam kondisi yang lebih mapan dan dikelola oleh manajemen yang lebih profesional. Concern pengawasan terhadap aspek GCG difokuskan pada tiga pilar yaitu structure, process,dan outcome, yang masing-masingnya menggambarkan kualitas dari fungsi direksi dan Dewan Komisaris, mekanisme kerja yang didasarkan pada risk management dan pengendalian internal, serta kondisi keuangan bank sebagai hasil dari manajemen dan mekanisme kerja dimaksud.

Page 65: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

53Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3.2.3. Kebijakan dan Pengawasan Perbankan Syariah

Di bidang perbankan syariah, fungsi pengawasan Bank Indonesia ditujukan untuk mewujudkan industri perbankan syariah yang sehat, mampu berkontribusi terhadap pembangunan, serta dikelola berdasarkan prinsip syariah dan kehati-hatian.

Sejalan dengan tujuan pengawasan tersebut, pada triwulan IV-2013 Bank Indonesia menerbitkan beberapa aturan terkait dengan pengelolaan bank dan penyediaan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP). Terkait pengelolaan bank, Bank Indonesia menyempurnakan aturan kelembagaan bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah20. Penerbitan aturan tersebut dilengkapi dengan ketentuan pelaksananya (Surat Edaran)21. Melalui aturan tersebut, Bank Indonesia berupaya mendorong tata kelola yang baik (good corporate governance) di industri perbankan syariah melalui peningkatan akuntabilitas dan akurasi laporan Pejabat Eksekutif.Selain itu, Bank Indonesia juga berupaya agar perbankan syariah semakin efisien dan berkembang semaking pesat. Pada triwulan yang sama, Bank Indonesia juga menerbitkan ketentuan pelaksanaan penyediaan FPJP bagi bank umum syariah22.

Penerbitan aturan-aturan tersebut, melengkapi berbagai aturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia selama 2013. Beberapa ketentuan yang diterbitkan untuk mengatur aspek pengelolaan perbankan syariah antara lain ketentuan pelaksanaan pedoman akuntansi perbankan syariah23 yang merupakan penjabaran Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bagi industri perbankan syariah. Bank Indonesia juga memperkuat manajemen risiko perbankan syariah dengan memperkuat aturan pembiayaan pemilikan properti sebagaimana diterapkan terhadap bank umum24. Pada pengaturan kelembagaan, antara lain telah diterbitkan aturan mengenai pembukaan jaringan kantor Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasarkan modal inti25. Selain itu, Bank Indonesia juga menerbitkan aturan untuk memperkuat fungsi pengawasan melalui pedoman pelaksanaan Quality Assurance melalui Forum Panel Pengawasan BPRS26.

Upaya untuk menciptakan industri perbankan syariah yang sehat dan dikelola dengan baik didukung pula oleh pengawasan terhadap kinerja individu bank syariah. Dalam hal ini, Bank Indonesia secara reguler memantau kondisi masing-masing bank syariah baik secara off-site melalui pelaporan maupun secara on-site dengan melakukan pemeriksaan langsung. Berdasarkan asesmen pengawasan, profil risiko perbankan syariah secara umum tergolong moderat, dan tidak terdapat bank umum syariah dalam status pengawasan intensif. Dalam hal ini, Bank Indonesia senantiasa mendorong bank agar meningkatkan kualitas manajemen risiko dan sistem pengendalian internal serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah dalam operasional bank. Di samping itu, Bank Indonesia juga mengarahkan perbankan untuk memperkuat ketahanan modal, guna menghindari dampak kondisi pasar keuangan dan perekonomian yang bergerak dinamis selama 2013. Pada aspek pemeriksaan, Bank Indonesia memfokuskan pemeriksaannya pada aspek risiko operasional, risiko kredit, kepatuhan penerapan prinsip syariah, dan pelaksanaan good corporate governance.

20 PBI No. 15/13/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Perubahan Atas PBI No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah dan PBI No.15/14/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Perubahan Atas PBI No. 11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah

21 SE BI No. 15/50/DPbS tanggal 30 Desember 2013 perihal Bank Umum Syariah dan SE BI No. 15/51/DPbS tanggal 30 Desember 2013 perihal Unit Usaha Syariah. 22 SE BI No. 15/44/DPbS tanggal 22 Oktober 2013 perihal Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah bagi Bank Umum Syariah.23 SE Ekstern BI No. 15/26/DPbS tanggal 10-7-2013 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI).24 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013 perihal Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Yang Melakukan Pemberian Kredit

AtauPembiayaanPemilikanProperti,KreditAtauPembiayaanKonsumsiBeragunProperti,DanKreditAtauPembiayaanKendaraanBermotor.25 SEBINo.15/8/DPbStanggal27Maret2013perihalPembukaanJaringanKantorBankUmumSyariahdanUnitUsahaSyariahBerdasarkanModalInti.26 SE Intern No. 15/58/Intern tanggal 28 MeI-2013 perihal Pedoman pelaksanaan Quality Assurance Melalui Forum Panel Pengawasan BPRS.

Page 66: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

54 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Selain melalui kewenangan pengaturan dan pengawasan, Bank Indonesia memastikan terkelolanya perbankan syariah secara baik melalui proses perizinan. Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia melakukan asesmen terhadap pengajuan perizinan bank baik terkait kelembagaan misal pembukaan kantor cabang maupun melakukan fit and proper test terkait kepengurusan bank.

Pada triwulan IV-2013, Bank Indonesia memberikan izin pendirian tiga Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Dengan penambahan tersebut, selama tahun 2013 terdapat penambahan lima BPRS baru sehingga jumlah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sampai dengan akhir tahun 2013 menjadi 11 BUS, 23 UUS dan 163 BPRS. Pada triwulan laporan, Bank Indonesia juga telah memberikan izin kegiatan usaha dalam valuta asing (bank devisa) kepada satu BUS. Sementara itu, untuk proses fit and proper test, selama triwulan laporan telah dilaksanakan fit and proper test terhadap 11 calon pengurus BUS, 3 calon pengurus BPRS dan satu calon Direktur UUS. Selain itu, Bank Indonesia juga memberikan perizinan terhadap 13 produk produk baru.

Selanjutnya, guna mendukung perumusan kebijakan dan pengembangan perbankan syariah, Bank Indonesia juga melakukan berbagai riset. Pada triwulan IV-2013, telah diselesaikan dua kajian dengan topik terkait efisiensi dan praktek perhitungan bagi hasil bank syariah dari prinsip revenue sharing menjadi prinsip profit dan loss sharing. Dalam melakukan penelitian dan pengkajian perbankan/keuangan syariah, Bank Indonesia melakukan diskusi dengan akademisi guna menguji konsepsi pemikiran untuk diterapkan di industri perbankan syariah. Forum tersebut sekaligus menjadi forum apresiasi bagi para peneliti dan akademisi yang berpartisipasi menyumbangkan inovasi, gagasan, dan pemikiran baru yang aplikatif dalam rangka memajukan perbankan syariah dan keuangan syariah.

Bank Indonesia juga bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam dan Perguruan Tinggi di Indonesia menyelenggarakan Forum Riset Keuangan Syariah - FREKS II (The 2nd Islamic Economic and Finance Research Forum) pada November 2013.

Selain menghasilkan karya penelitian, Bank Indonesia juga telah menyelesaikan Revisit Cetak Biru Perbankan Syariah, yang pertama kali diterbitkan di 2002 sebagai acuan pengembangan perbankan syariah. Hasil revisit tersebut diharapkan dapat menjadi acuan untuk pengembangan perbankan syariah periode sepuluh tahun ke depan (sampai dengan 2023). Selain itu, juga telah disusun review penerapan standar internasional Islamic Financial Services Board (IFSB) terkait permodalan (KPMM) yang diharapkan dapat menjadi referensi penyempurnaan ketentuan KPMM ke depannya.

Guna mendukung tugas pengawasan perbankan syariah, Bank Indonesia melengkapi infrastruktur pengawasannya dengan sistem informasi. Untuk mengoptimalkan perannya dalam mendukung pengawasan, pada 2013, Bank Indonesia melakukan beberapa pengembangan diantaranya pengembangan Sistem Informasi Perbankan (SIP) Modul Syariah untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Laporan Bulanan Bank Umum Syariah, Sistem Pengawasan BPRS, Rencana Bisnis Bank untuk BPRS serta sosialisasi dan pelatihan kepada pengawas Bank Syariah.

Dalam pengembangan SIP Modul Syariah, aplikasi pengawasan untuk bank syariah akan diintegrasikan dengan aplikasi pengawasan pada bank konvensional. Selain itu juga dikembangkan penilaian tingkat kesehatan berdasarkan berdekatan risiko (Risk Based Bank Rating – RBBR) yang merupakan harmonisasi dengan penilaian tingkat kesehatan bank konvensional dengan tetap menyesuaikan

Page 67: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

55Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

karakterisk perbankan syariah. Terkait pengembangan Laporan Bulanan Bank Umum Syariah (LBUS) dilakukan didasarkan pada kebutuhan informasi dalam rangka pengawasan berbasis risiko dan penerapan aturan Basel II, serta perubahan standar pelaporan sistem akuntansi internasional dan kebutuhan statistik moneter. Dalam pengembangannya diterapkan metode Extensible Business Reporting Language (XBRL) yang didasarkan pada kamus data sehingga mendorong efisiensi dan fleksibilitas pelaporan, sekaligus pioner di dalam industri perbankan nasional. Pengembangan sistem pelaporan BUS ini sekaligus merupakan bagian dari upaya pengintegrasian sistem pelaporan Bank Indonesia dalam kerangka Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan (LSMK).

3.2.4. Kebijakan dan Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Sebagaimana halnya pengawasan terhadap bank umum dan bank syariah, tugas pengawasan BPR dilaksanakan oleh Bank Indonesia secara menyeluruh. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengaturan, pengawasan dan pemeriksaan serta perizinan. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan berbagai kajian untuk mendukung kebijakan BPR.

Di bidang pengaturan, pada triwulan IV-2013 Bank Indonesia menerbitkan ketentuan pelaksanaan mengenai laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan publikasi BPR27. Pada aturan laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi BPR28, Bank Indonesia mendorong transparansi kondisi keuangan BPR kepada publik dan meningkatkan standar penyusunan laporan keuangan tahunan. Pada triwulan sebelumnya, Bank Indonesia juga menerbitkan ketentuan mengenai laporan BPR yakni laporan bulanan BPR29. Ketentuan tersebut diterbitkan sebagai upaya untuk menjaga kesinambungan dan kualitas data yang dikelola oleh Bank Indonesia.

Di bidang pengawasan, selain melakukan pengawasan dan pemeriksaan rutin, pada triwulan IV-2013 Bank Indonesia masih melanjutkan kajian penyempurnaan penilaian tingkat kesehatan BPR. Penyempurnaan tersebut terkait dengan penerapan tingkat kesehatan berbasis risiko guna melengkapi metode berbasis kepatuhan (compliance based). Kajian ini bersifat multi yearsdan pada akhir 2013 telah dihasilkan metodologi dan framework penilaian tingkat kesehatan.

Dalam rangka merumuskan kebijakan terkait dengan peningkatan peran intermediasi BPR, Bank Indonesia juga melakukan kajian mengenai intermediasi dan persaingan BPR. Kajian tersebut bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap peran BPR sebagai lembaga intermediasi dalam keuangan mikro dan memetakan kondisi persaingan yang dihadap oleh BPR. Laporan hasil penelitian menunjukkan perlunya dilakukan sosialisasi yang lebih intens oleh asosiasi dan regulator agar BPR dapat lebih dikenal di masyarakat.

Kajian lain yang sedang dilaksanakan oleh Bank Indonesia di 2013 adalah penyempurnaan konsep Arsitektur Perbankan Indonesia (API) BPR, dimana proyek serupa juga diterapkan bagi bank umum. Penyempurnaan API BPR dilakukan sekaligus dalam rangka mempersiapkan industri BPR untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2020.

27 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/43/DPNP tanggal 21 Oktober 2013 tentang Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/29/DKBU tanggal 31 JulI-2013 Perihal Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat.

28 Surat Edaran No. 15/29/DKBU tanggal 31 JulI-2013 perihal Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi BPR.29 Surat Edaran No. 15/39/DPNP tanggal 17 September 2013 perihal Perubahan atas Surat Edaran no 15/20/DKBU tanggal 22 MeI-2013 perihal Laporan Bulanan

Bank Perkreditan Rakyat.

Page 68: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

56 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Selama 2013, Bank Indonesia juga terus mendorong terwujudnya sinergi antara Bank Umum dan BPR melalui kerjasama Apex BPR. Untuk itu, Bank Indonesia melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kerjasama APEX BPR yang saat ini telah berjalan. Saat ini, terdapat 7 bank umum yang bertindak sebagai Apex BPR yang terdiri dari 6 BPD dan 1 bank umum swasta. Bank Indonesia menilai, kinerja Apex BPR masih perlu ditingkatkan guna mencapai tujuan kerjasama Apex terutama dalam memberikan bantuan keuangan dan bantuan teknis kepada BPR anggota.

3.2.5. Program Keuangan yang Inklusif (Financial Inclusion)

Sebagai upaya meningkatan akses pada layanan keuangan bagi masyarakat, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan keuangan inklusif, bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dari dalam negeri dan luar negeri.

3.2.5.1. Digital Financial Services (DFS) / Layanan Keuangan Digital

Program ini bertujuan memperluas akses layanan sistem pembayaran dan keuangan terbatas kepada masyarakat unbanked, yang dilakukan tidak melalui kantor fisik bank, namun menggunakan sarana teknologi dan/atau jasa pihak ketiga.

Dalam mengimplementasikan program DFS tersebut, Bank Indonesia melaksanakan pilot project dengan melibatkan lima bank peserta yakni Bank Mandiri, BRI, Bank CIMB Niaga, BTPN dan BSHB. Selain itu, proyek tersebut mengikutsertakan dua Telco, yaitu: Indosat dan XL Axiata. Pilot project yang dilaksanakan pada Mei s.d November 2013 dilakukan di lima provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat (Bandung, Bogor, Cirebon, Indramayu, & Sumedang), Sumatera Selatan (Ogan Hilir & Banyuasin), Jawa Tengah (Purworejo, Kebumen), Jawa Timur (Banyuwangi), Bali (Karangasem, Gianyar, Jembarana & Tabanan). Berdasarkan evaluasi, animo masyarakat terhadap program tersebut cukup tinggi yang ditunjukkan dengan peningkatan pembukaan rekening tabungan dan e-money, serta peningkatan jumlah transaksi.

3.2.5.2. Edukasi Keuangan

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan keuangan, produk dan jasa perbankan, Bank Indonesia melakukan berbagai kegiatan edukasi keuangan. Sasaran edukasi keuangan tersebut cukup beragam, meliputi pelajar, Tenaga Kerja Indonesia dan kelompok masyarakat tertentu lainnya (Petani, Nelayan, UMKM, Pegawai Negeri). Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memasukkan materi edukasi keuangan ke dalam kurikulum nasional (SMA) serta kurikulum dasar pelatihan TKI. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan pelatihan (trainingfor trainers) kepada para pendidik.

Selama 2013, telah dilaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut:

1. Program Edukasi kepada pelajar SD dan SMP/setingkat:

a. Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kanwil Kemenag Jabar di tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di wilayah Jabar.

Page 69: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

57Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

b. Penyempurnaan bahan ajar bagi pelajar MI dan MTs.

c. Kegiatan training for trainers kepada para pendidik (MI dan MTs) di wilayah Jawa Barat.

d. Penyusunan buku ensiklopedi perbankan.

2. Program Edukasi kepada pelajar SMA/setingkat:

a. Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kanwil Kemenag Jabar untuk edukasi Kebanksentralan di tingkat Madrasah Aliyah (MA) di wilayah Jabar.

b. Penyusunan buku pedoman guru ekonomi.

c. Pengintegrasian pendidikan kebanksentralan (termasuk pendidikan keuangan) dalam kurikulum nasional 2013.

d. Kegiatan training for trainers kepada para pendidik MA di wilayah Jawa Barat.

3. Program Edukasi kepada mahasiswa, telah dilakukan Edukasi keuangan kepada mahasiswa di lima Wilayah : USU Medan (Sumatera Utara), UNM Malang (Jawa Timur), Universitas Mulawarman (Kalimantan Timur), Universitas Udayana (Denpasar), dan Universitas Haluoleo Kendari (Sulawesi Tenggara).

4. Program Edukasi perbankan dan kewirausahaan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI), telah dilakukan:

a. Kegiatan training for trainers dalam rangka edukasi keuangan kepada TKI dengan menggunakan modul World Bank.

b. Edukasi keuangan kepada TKI di enam wilayah kantong TKI (Kupang, Malang, Ungaran, Sidoarjo, Tangerang, dan Bekasi).

5. Program Edukasi kepada kelompok masyarakat tertentu, meliputi:

a. Pembina petani (Tim Pangan Desa) dan Pengurus Lembaga Keuangan Desa (LKD) seluruh Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.

b. Nelayan bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan di wilayah Belitung Timur – Provinsi Lampung, Aceh Tenggara – Provinsi Aceh, dan Bitung – Provinsi Sulawesi Utara.

c. Masyarakat di wilayah perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia (Entikong) kerjasama dengan Kementerian Ekonomi dan UMKM.

d. Masyarakat dan aparat pemerintah pegawai negeri di wilayah perbatasan dan masyarakat di kepulauan terluar bekerjasama dengan Dirjen Bea Cukai, dan TNI – Angkatan Laut di Kabupaten Atambua (NTT), Kabupaten Nunukan (Kalimantan Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), dan Pulau Jemaja, Pulau Tarempa, Pulau Laut/Sekatung, dan Pulau Subi.

e. Pembahasan modul edukasi keuangan kepada petani bekerjasama dengan Kementerian Pertanian.

f. Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk diteruskan kepada penerima PKH.

Page 70: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

58 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3.2.5.3. Program TabunganKu

Program perluasan akses layanan keuangan bagi masyarakat juga dikukan melalui program kemu dahan dalam menabung yang diberi nama program TabunganKu. Program tersebut disambut positif oleh masyarakat, sebagaimana ditunjukan dari jumlah rekening dan nominal TabunganKu yang terus meningkat. Pada November 2013, jumlah rekening TabunganKu dan Basic Saving Account lainnya tercatat sebanyak 10.853.834 rekening, meningkat sebesar 7.218.215 rekening dibandingkan akhir tahun 2012 (3.635.619 rekening). Jumlah tersebut melampaui target 2013 sebanyak 3 juta rekening. Sementara dari sisi nominal, jumlah nominal TabunganKu dan Basic Saving Account lainnya tercatat sebesar Rp18,14 triliun, meningkat Rp14,20 triliun dari Desember 2012 (Rp3,94 triliun). Adapun rata-rata saldo rekening tabunganKu dan Basic Saving Account adalah sebesar Rp1.671.249,17 per rekening.

Guna meningkatkan jangkauan program TabunganKu, Bank Indonesia melakukan beberapa upaya diantaranya dengan menyempurnakan fitur TabunganKu. Selain itu, saat ini sedang diupayakan penggunaan TabunganKu untuk mendukung program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Bank Indonesia juga akan mengkampanyekan Hari Rajin Menabung bersama dengan perbankan di beberapa wilayah.

3.2.5.4. Kampanye Gerakan Menabung

Guna mendukung kegiatan edukasi keuangan dan program TabunganKu, Bank Indonesia juga melakukan Kampanye Gerakan Menabung. Selama 2013, Bank Indonesia telah melaksanakan kampanye ini di sembilan wilayah kerja Kantor Perwakilan Wilayah Dalam Negeri Bank Indonesia. Bank Indonesia juga mendorong perbankan untuk mendukung hari Rabu sebagai Hari Rajin Menabung dan bersama dengan perbankan melaksanakan kampanye Gerakan Menabung di berbagai daerah.

3.2.5.5. Financial Identity Number (FIN) Survey

Untuk menyediakan database unbanked people yang dapat diakses oleh institusi keuangan, Bank Indonesia melaksanakan survei pembentukan FIN. Kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2012 dan dilanjutkan pada tahun 2013.

Di 2013, Bank Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri mencapai kesepakatan untuk memanfaatkan database FIN dalam rangka pemanfaatan e-KTP. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman antara Gubernur Bank Indonesia dengan Manteri Dalam Negeri. Untuk melengkapi database FIN, Bank Indonesia juga melakukan penjajagan pemanfaatan data masyarakat miskin dari Kementrian Sosial dan data yang berasal dari Baseline survey (a.l. menggunakan data TabunganKu, MPS, Profil UMKM, data G2P, data Kementerian Terkait) serta Comprehensive survey (a.l. menggunakan data UMKM Binaan BI, Profil UMKM baru). Selain itu, Bank Indonesia juga mengembangkan aplikasi FIN.

Page 71: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

59Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3.2.5.6. Pengembangan Sistem Informasi Harga Komoditi

Pengembangan Sistem Informasi Harga Komoditi bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi harga komoditi, sehingga dapat dipergunakan untuk meningkatkan taraf hidupnya dan mendukung perluasan akses layanan keuangan.

Di 2013, Bank Indonesia melakukan identifikasi dan penjajakan pengembangan Sistem Informasi Harga Komoditi. Ke depan, sistem informasi ini akan diselaraskan dengan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang sebelumnya telah diimplementasikan Bank Indonesia di beberapa daerah dalam rangka pengendalian inflasi.

3.2.5.7. Kerjasama dengan Pemangku Kepentingan Terkait

Dalam rangka pengembangan program keuangan inklusi, Bank Indonesia telah melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait. Beberapa kegiatan koordinasi dan kerjasama yang telah dilakukan selama 2013 meliputi:

a. Penyelenggaraan Workshop APEC on Financial Inclusion di Jakarta pada tanggal 26-27 Februari 2013 dan di Manado pada tanggal 23-24 Mei 2013.

b. Kontribusi dalam pelaksanaan Finance Ministers and Central Banks Deputies Meeting dan Senior Official Meeting APEC 2013 khususnya terkait topik financial inclusion.

c. Penyusunan Joint Ministerial Statement (JMS) APEC 2013 dengan memasukan materi financial inclusion hasil pembahasan workshop APEC. JMS telah disepakati para Menteri Keuangan APEC member economies sehingga financial inclusion tetap menjadi agenda prioritas pembahasan APEC berikutnya.

d. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara dengan TNP2K dalam rangka pengembangan keuangan inklusif.

e. Penjajagan kerjasama Government to Person (G2P) dengan Kementerian Sosial dan Bappenas dalam rangka perluasan program MPS melalui Program Keluarga Harapan (PKH).

f. Kerjasama dengan IFC – World Bank dalam rangka kegiatan “Launching the Digital Financial Inclusion initiative with the Forum on Product Innovations for Financial Inclusion” yang telah dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 12 November 2013.

3.2.6. Penguatan Sektor Riil dan Penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Dalam rangka mendorong peran intermediasi perbankan khususnya Bank Umum, Bank Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan akses UMKM kepada bank dan mendorong perbankan untuk membiayai UMKM. Kebijakan tersebut difokuskan agar UMKM mampu meningkatkan kelayakan dan kapabilitasnya sekaligus mendorong peningkatan kapasitas ekonomi daerah, serta untuk lebih meningkatkan portofolio pangsa kredit UMKM terhadap total kredit perbankan secara nasional. Dalam upaya tersebut, Bank Indonesia melakukan pelatihan serta pengembangan klaster komoditi unggulan daerah.

Page 72: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

60 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Upaya yang ditempuh Bank Indonesia dalam penguatan sektor riil dan pengembangan UMKM dilakukan melalui berbagai kegiatan yakni dengan menerbitkan ketentuan, melakukan penelitian dan pengembangan, serta koordinasi dan kemitraan strategis dengan Pemerintah.

1. Peningkatan akses kredit atau pembiayaan UMKM melalui penerbitan ketentuan.

Dalam upaya mendorong Bank Umum untuk meningkatkan akses kepada UMKM, di 2012 Bank Indonesia telah menerbitkan ketentuan yang mewajibkan Bank Umum untuk menyalurkan kredit/pembiayaan kepada UMKM minimal 20% dari portofolio kreditnya secara bertahap30. Sebagai petunjuk pelaksanaannya, pada 2013 Bank Indonesia telah menerbitkan Surat Edaran kepada perbankan31.

2. Peningkatan akses kredit atau pembiayaan UMKM melalui penelitian dan pengembangan dilakukan antara lain dengan :

a. Melakukan diseminasi dan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah setempat mengenai hasil penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan (KPJU) UMKM di provinsi DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan provinsi Bali.

b. Menyusun lending model komoditas pangan pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan. Lending model disusun sebagai salah satu rujukan bagi perbankan mengenai kelayakan usaha suatu komoditas tertentu serta menyediakan informasi secara lengkap mengenai berbagai aspek usaha komoditas tersebut.

c. Melakukan diseminasi dan sosialisasi kajian Lending Model komoditas UMKM kepada stakeholders terkait antara lain Kementerian, perbankan dan akademisi. Melalui upaya tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan lengkap kepada investor dan perbankan tentang potensi, prospek, dan risiko dalam pembiayaan komoditi UMKM.

d. Melakukan diseminasi dan sosialisasi kajian Kesiapan UKM Ramah Lingkungan Dalam Mendapatkan Akses Pembiayaan di DKI Jakarta kepada stakeholders antara lain Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, serta perbankan. Hasil kajian bagi pemerintah diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dalam rangka menyusun kebijakan untuk mendorong pengembangan UMKM Ramah Lingkungan, khususnya dalam meningkatkan akses terhadap pembiayaan. Bagi perbankan hasil kajian diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk menyusun skimpembiayaan kepada UMKM ramah lingkungan.

e. Melakukan diseminasi dan sosialisasi pilot project kajian Kunci Sukses Lembaga Keuangan Mikro (LKM) kepada stakeholders antara lain Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta perbankan. Dari hasil pilot project ini diharapkan dapat dirumuskan beberapa kiat sukses pembiayaan LKM sehingga dapat diterapkan pada LKM-LKM di Indonesia.

30 PBINo.14/22/PBI/2012tentangPemberianKreditAtauPembiayaandanBantuanTeknisDalamRangkaPengembanganUsahaMikro,Kecil,danMenengah.31 Surat Edaran (SE) Ekstern No. 15/35/DPAU tanggal 29 Agustus 2013 perihal Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka

PengembanganUsahaMikro,KecildanMenengah.

Page 73: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

61Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

f. Melakukan uji coba pemeringkatan kredit terhadap 58 UKM calon debitur bank di 4 wilayah, yaitu Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Semarang. Dalam melakukan uji coba, Bank Indonesia bekerja sama dengan tiga Bank Persero yaitu BRI, BNI dan Bank Mandiri dan empat lembaga pemeringkat, yaitu PT. Pefindo, PT. ICRA Indonesia, Yayasan MICRA dan PT. D&B Indonesia. Hasil uji coba secara umum menunjukkan adanya kesesuaian dari asesmen yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat dengan asesmen kredit yang dilakukan oleh bank. Asesmen oleh lembaga pemeringkat dipandang oleh bank dapat menjadi alat bantu untuk memutus persetujuan kredit dari nasabah UMKM.

g. Mengembangkan database UMKM ekspor yang merupakan bagian dari microsite INFO UMKM dalam website Bank Indonesia. Database tersebut mencakup informasi mengenai jenis produk, kapasitas produksi, kualitas produk, lokasi, dan contact person UMKM yang dapat dihubungi. Data awal terdiri dari 103 UMKM yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat, dengan komoditas antara lain kerajinan, makanan, garmen, dan furniture. Database tersebut telah dipublikasikan pada 29 Oktober 2013 di website Bank Indonesia.

3. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait, sebagai berikut:

a. Kementerian Pertanian

1) Bank Indonesia mendorong bank pelaksana dalam menyaluran kredit program pada sektor pertanian, yaitu Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS).

2) Bank Indonesia bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan perbankan terus mendorong penyerapan Skema Subsidi Resi Gudang (SRG) sebagai salah satu pembiayaan pertanian pasca panen (off farm) yang dapat menjadi alternatif pembiayaan bagi petani dan mengantisipasi fluktuasi harga terutama saat panen raya.

3) Sebagai upaya mitigasi risiko pada sektor pertanian khususnya subsektor peternakan, Bank Indonesia telah meluncurkan skema Asuransi Ternak Sapi pada tanggal 23 Oktober 2013. Skema asurasi ternak sapi ini telah mendapatkan ijin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan dengan menunjuk Konsorsium Asuransi Ternak Sapi (KATS) untuk memasarkan produk khusus asuransi ternak sapi di Indonesia. Asuransi ternak sapi memberikan jaminan penggantian kepada pemilik jika ternak sapi mengalami risiko kematian karena penyakit, kecelakaan dan melahirkan maupun risiko kehilangan sebagaimana diatur di dalam polis. Peluncuran produk ini diharapkan akan meningkatkan posisi tawar peternak dalam rangka mengakses sumber kredit/pembiayaan, dan di sisi perbankan akan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor pertanian karena sebagian risiko kegagalan telah diproteksi oleh asuransi.

b. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Bank Indonesia sebagai mitra kerja Komite Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) turut mendorong penyaluran KUR melalui kegiatan sebagai berikut:

1) Sosialisasi dan koordinasi dengan perbankan, penjamin, dan Kementerian terkait di beberapa wilayah untuk mendorong penyaluran KUR dan KUR TKI.

Page 74: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

62 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

2) Untuk memastikan KUR disalurkan tepat sasaran dan mengedepankan aspek kehati-hatian, Bank Indonesia telah memberikan masukan terhadap draft Standard Operational Procedure (SOP) atas pengawasan dan pelaksanaan KUR.

3) Menyikapi kecenderungan peningkatan NPL KUR pada beberapa bank pelaksana, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan atas penyaluran KUR pada bank pelaksana yang memiliki NPL di atas 5%. Tujuan pemeriksaan KUR tersebut terutama untuk mengetahui pelaksanaan penyaluran KUR dan penyebab terjadinya NPL.

Selain sebagai mintra kerja dalam program KUR, Bank Indonesia juga turut berperan dalam mendorong percepatan pendirian Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD) yang dikoordinir oleh Kemenko Bidang Perekonomian bersama Kementerian dan Lembaga lain, antara lain sebagai nara sumber dalam kegiatan sosialisasi dan diskusi kepada pemangku kepentingan.

c. Kementerian Koperasi dan UMKM

Dalam rangka pemberdayaan tenaga pendamping lembaga/klinik, Bank Indonesia menjalin kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Bank Indonesia menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) dan Business Development Service Provider (BDSP). Topik yang disampaikan mengenai perencanaan/pengembangan usaha UKM terutama terkait skim pembiayaan, peluang KUKM dalam akses pembiayaan dan evaluasi skim pembiayaan UKM. Selain itu, Bank Indonesia juga memberikan sosialisasi mengenai penyediaan informasi UMKM melalui website Bank Indonesia (INFO UMKM).

d. Kementerian Kelautan dan Perikanan

Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Kesepakatan Bersama antara Bank Indonesia dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan tentang Pengembangan Usaha di Sektor Kelautan dan Perikanan tahun 2012, Bank Indonesia melaksanakan berbagai kegiatan sosialisasi terkait upaya peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM di sektor kelautan dan perikanan. Sosialisasi dilakukan di berbagai daerah antara lain di Solo, Kupang, Serang, Palembang, dan Manado.

e. Kementerian Luar Negeri

Terkait dengan rencana implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015, bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, Bank Indonesia menjadi narasumber dalam sosialisasi dan workshop untuk mendorong UMKM Indonesia meningkatkan elijibilitas dan kapabilitasnya dalam rangka meningkatkan daya saing menghadapi MEA 2015.

f. Badan Pertanahan Nasional:

Sebagai tindaklanjut penandatanganan MoU antara Gubernur Bank Indonesia dengan BPN, Bank Indonesia turut mendorong peningkatan legalisasi hak atas tanah Usaha Mikro dan Kecil (UMK) untuk dapat digunakan sebagai agunan dalam mengajukan kredit. Kegiatan yang telah dilakukan adalah:

Page 75: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

63Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

1) Sosialisasi dan koordinasi dengan BPN, Kantor Pertanahan, dan Pemerintah Daerah atas pelaksanaan sertifikasi hak atas tanah UMK.

2) Koordinasi dengan Pokja dan Kementerian terkait (Kementerian Pertanian, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan) serta perbankan, untuk memberikan akses keuangan kepada peserta yang telah mengikuti program sertifikasi hak atas tanah UMK.

3) Penyusunan Petunjuk Teknis kerjasama sertifikasi Hak Atas Tanah UMK.

g. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Kesepakatan Bersama antara Bank Indonesia dengan Pemprov DKI Jakarta tentang Pengembangan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi Daerah tahun 2010, pada 13 September 2013 Bank Indonesia telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta. Perjanjian kerjasama terkait Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan UMKM di Provinsi DKI Jakarta.

Tujuan dilakukannya perjanjian kerjasama guna meningkatkan akses UMKM kepada lembaga keuangan di wilayah Provinsi DKI Jakarta, melalui pelatihan kepada pelaku UMKM dan pengurus lembaga penyedia dana UMKM, diseminasi hasil penelitian, edukasi, dan sosialisasi kepada UMKM mengenai pengelolaan keuangan, serta pertukaran informasi.

Menindaklanjuti perjanjian kerjasama tersebut, pada triwulan IV-2013 telah dilakukan pelatihan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) yang merupakan kerjasama antara Bank Indonesia, Dinas Koperasi & UMKM, serta Asosiasi KKMB DKI Jakarta.

Untuk lebih meningkatkan akselerasi pengembangan sektor riil dan UMKM, Bank Indonesia juga mencanangkan program kerja inisiatif yang bersifat multiyears dari tahun 2012 s.d. 2013 sebagai berikut:

1. Pengembangan UMKM melalui Pendekatan Klaster Cabai dan Bawang Merah.

Mempertimbangkan sumbangannya yang signifikan dalam pembentukan inflasi, Bank Indonesia berupaya untuk mendorong supply komoditas cabai dan bawang merah melalui pendekatan klaster. Sampai dengan triwulan IV-2013, telah dilaksanakan beberapa kegiatan dalam pengembangan klaster cabai dan bawang merah yakni:

a. Identifikasi kebutuhan pembiayaan petani klaster,

b. Sosialisasi dan pengenalan produk pembiayaan perbankan khususnya sektor pertanian dengan narasumber dari perbankan setempat,

c. Memfasilitasi lembaga klaster/koperasi untuk menjalin kerjasama dengan mitra kerja lain dalam rangka akses permodalan dan pemasaran, antara lain dengan koperasi lain, suplier saprodi, investor, dan pemasok hasil panen.

d. Pelatihan kepada kelompok tani anggota klaster dengan tema antara lain studi kelayakan usaha tani cabai, Supply Chain Management (SCM), pembukuan sederhana, dan manajemen kelembagaan.

Page 76: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

64 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

2. Penciptaan Wirausaha Baru

Pengembangan sektor riil dan UMKM juga dilakukan dari sisi pelaku usaha. Untuk itu, Bank Indonesia berupaya mendorong terciptanya wirausahawan-wirausahawan baru yang tangguh. Terkait hal tersebut, Bank Indonesia melakukan kegiatan pendampingan melalui mentoring, coaching, dan workshop dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta untuk mempromosikan usahanya. Jumlah wirausaha yang difasilitasi sebanyak 128 wirausaha baru.

Selain pendampingan kepada wirausaha baru, Bank Indonesia juga mengadakan kompetisi bagi wirausahawan. Terkait dengan concern Bank Indonesia terhadap kestabilan harga cabai, Bank Indonesia menyelenggarakan lomba menciptakan sambal olahan. Kegiatan ini merupakan bagian untuk memunculkan wirausaha di bidang sambal olahan dan mengedukasi masyarakat untuk mengubah perilaku mengkonsumsi sambal yang berbahan baku cabai segar menjadi sambal olahan. Diharapkan dalam jangka panjang perubahan perilaku ini akan membantu mengurangi tekanan inflasi yang bersumber dari cabai. Seluruh kegiatan wirausaha merupakan rangkaian kegiatan untuk mendukung kampanye pengembangan wirausaha internasional yang merupakan bagian dari aktivitas Global Enterpreneurship Week untuk mendukung Gerakan Kewirausahaan Nasional.

3. Pemetaan dan Pendalaman Klaster Komoditas Unggulan Daerah dan Komoditas Utama Penyumbang Inflasi di Indonesia.

Sampai dengan akhir 2013, Bank Indonesia telah memfinalkan penyusunan kajian pembentukan sistem informasi klaster daerah dan persiapan pembentukan sistem informasi klaster daerah. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan analisis dampak klaster terhadap pada perekonomian daerah dan pemetaan klaster baru di daerah.

4. Penguatan Ketahanan Pangan Daerah: Pilot Project untuk Komoditas Beras dan Cabai.

Untuk memperkuat ketahanan pangan daerah, Bank Indonesia melakukan pilot project pengembangan komoditas beras dan cabai di beberapa daerah. Dalam proyek tersebut, Bank Indonesia membantu memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan dan pendampingan.

3.2.7. Perizinan dan Informasi Perbankan

Dalam rangka menciptakan pengelolaan perbankan yang sehat, Bank Indonesia melaksanakan uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap New Entry, perizinan kelembagaan bank umum, dan perizinan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Fit and Proper testNew Entry dilakukan terhadap calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) dan Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT) dalam rangka akuisisi dan pembelian saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi bank umum dan bank holding company, termasuk pimpinan kantor cabang bank asing dan pemimpin kantor perwakilan bank yang berkedudukan di luar negeri.

Selain itu, Bank Indonesia juga mengelola perizinan kelembagaan bank umum dan BPR. Kegiatan perizinan tersebut merupakan bagian dari pengawasan Bank Indonesia untuk memastikan agar operasional bank sesuai dengan Rencana Bisnis Bank. Perizinan kelembagaan bank yang mencakup

Page 77: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

65Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

perubahan jaringan kantor, perubahan penggunaan izin usaha akibat perubahan nama bank, pemberian izin sebagai bank umum devisa, merger, konsolidasi, dan perubahan bentuk badan hukum. Sedangkan perizinan BPR mencakup pendirian BPR, perizinan merger dan konsolidasi BPR serta pencabutan izin usaha BPR.

Kegiatan perizinan yang telah dilakukan Bank Indonesia sampai dengan Triwulan IV-2013 adalah sebagai berikut.

JENIS KEGIATAN2012 2013

TriwulanI

TriwulanI

TriwulanII

TriwulanII

TriwulanIII

TriwulanIII

TriwulanIV

TriwulanIV

PELAKSANAAN FIT & PROPER TEST NEW ENTRY 1. PSP dan/atau PSPT 0 0 0 0 0 0 5 2. Dewan Komisaris 21 13 29 23 20 19 21 3. Direksi (termasuk pimpinan kantor cabang bank asing dan pemimpin kantor perwakilan) 28 25 40 16 41 27 36 JARINGAN KANTOR BANK UMUM 1. Pembukaan Bank Umum a. Kantor Wilayah (Kanwil) 0 0 0 3 1 0 0 2 b. Kantor Cabang (KC) 7 5 16 12 26 11 11 10 c. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 12 18 32 57 30 43 18 41 d. Kantor Fungsional (KF) 0 79 0 7 3 1 1 0 e. Kantor Perwakilan 0 0 0 0 1 0 1 02. Penutupan Bank Umum a. Izin usaha 0 0 0 0 0 0 0 0 b. Kantor Perwakilan 0 0 1 0 0 0 0 0 c. Kantor Cabang (KC) 1 0 2 1 2 1 0 0 d. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 2 13 9 7 4 8 6 2 e. Kantor Fungsional (KF) 1 3 2 6 0 0 1 113. Pemindahan Alamat Bank Umum a. Kantor Pusat (KP) 2 2 0 2 1 1 0 1 b. Kantor Wilayah (kanwil) 0 0 0 0 0 0 0 c. Kantor Cabang 4 4 6 4 2 1 2 2 d. Kantor Cabang Pembantu 12 35 16 56 18 25 19 9 e. Kantor Fungsional 0 0 0 2 0 1 1 0 f. Kantor Perwakilan Bank 0 0 0 0 0 0 0 04. Perubahan status Bank Umum a. Peningkatan Status - KCP menjadi KC 3 4 5 7 0 24 1 12 - KK menjadi KCP 1 2 0 18 1 5 2 10 - KF menjadi KCP 0 1 0 0 0 0 0 0 - KK menjadi KC 0 1 0 0 0 0 0 0 b. Penurunan Status Bank Umum - KC menjadi KK 0 0 0 0 0 0 0 0 - KC menjadi KCP 1 1 0 0 3 0 4 0 - KCP ke KF/KK 5 0 0 1 0 6 0 115. Perubahan Penggunaan izin usaha (Perubahan nama) 1 1 0 2 0 0 1 26. Perubahan Badan Hukum 1 0 0 0 0 0 0 07. Merger Bank Umum 0 0 0 0 0 0 0 08. Izin Bank Devisa 0 0 1 0 0 1 0 0

Tabel 3.1Kegiatan Perizinan Bank Umum

Page 78: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

66 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Grafik 3.5 Perkembangan Jumlah Debitur dan Fasilitas SID (dalam juta)

����

���

���

���

���

���

��

��

��

��

�� �� ��� �� � �� ��� ����

���� �����������������

���������������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ��

����� ������ ����� ��� ����� ����� ����� �����

�������������������

3.2.8. Penyelenggaraan Sistem Informasi Debitur (SID)

Sebagai bagian dari infrastrutur sistem keuangan dalam mendukung prinsip kehati-hatian serta efisiensi penyediaan dana di industri perbankan, Bank Indonesia mengelola Sistem Informasi debitur (SID). Perbankan dapat memanfaatkan SID untuk melakukan pengecekan data debitur, sehingga mendukung proses pemberian kredit yang sehat.

Pemanfaatan SID oleh lembaga keuangan semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik ditinjau dari sisi jumlah lembaga keuangan yang menjadi pelapor SID, data debitur dan fasilitas yang dilaporkan, maupun besarnya informasi perkreditan yang diakses dan dimanfaatkan oleh lembaga keuangan. Pada 2013, pertumbuhan data debitur SID mencapai 13,76% (yoy), sementara jumlah data fasilitas yang dilaporan tumbuh 17,08% (yoy).

Untuk memberikan basis data yang komprehensif, Bank Indonesia terus memperluas cakupan pelapor dan data dalam SIDsehingga jumlah debitur dan fasilitasnya terus mengalami peningkatan (Grafik 3.5)

Peningkatan debitur dan fasilitas tersebut berbanding lurus dengan permintaan Informasi Debitur Individual (IDI) yang merupakan output dari SID. Tercatat permintaan IDI sampai dengan akhir triwulan IV-2013 sebanyak 8,7 juta permintaan. Berdasarkan data statistik permintaan informasi perkreditan, terdapat peningkatan yang sangat signifikan dari BPR dan Perusahaan Pembiayaan. Untuk BPR, peningkatan permintaan informasi perkreditan pada 2013 mencapai 96,6% (yoy), sedangkan untuk Perusahaan Pembiayaan peningkatan mencapai 140,5% (yoy). Perkembangan tersebut menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran lembaga keuangan untuk memanfaatkan data perkreditan guna menunjang aktivitas bisnisnya.

Page 79: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

67Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Menyadari pentingnya informasi perkreditan baik bagi lembaga keuangan maupun lembaga publik, Bank Indonesia telah menyusun rencana pengembangan informasi perkreditan dalam kerangka blueprint pengembangan Sistem Informasi Perkreditan (SIPNAS). Terkait hal ini, pada 2013 telah dicapai beberapa target yang ditentukan dalam blueprint pengembangan SIPNAS, antara lain penerbitan aturan mengenai tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan32 serta petunjuk pelaksanaannya33. Melalui peraturan dimaksud, Bank Indonesia membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk turut mengelola dan menghasilkan informasi perkreditan yang komprehensif dan bernilai tambah. Ketersediaan informasi perkreditan yang komprehensif tersebut menjadi nilai tambah peningkatan kemudahan berusaha (Ease of Doing Business) khususnya pada aspek perolehan kredit (getting credit), yang dinilai secara langsung oleh World Bank.Dalam hal ini, Indonesia memiliki target untuk dapat berada dalam urutan 100 besar peringkat Ease of Doing Business World Bank pada tahun 2014.

3.2.9. Investigasi dan Mediasi Perbankan

Dalam rangka mewujudkan law enforcement perbankan, Bank Indonesia menindaklanjuti hasil pengawasan bank yang mengandung tindak pidana perbankan (Tipibank). Selama triwulan IV - 2013 (Oktober – Desember 2013) penanganan investigasi dugaan Tipibank adalah sebagai berikut:

32 PBI No. 15/1/PBI/2013 tanggal 18 FebruarI-2013tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP).33 Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/49/DPKL Tanggal 5 Desember 2013 perihal Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan.

Tindak lanjut hasil investigasi yang diduga mengandung tindak pidana perbankan dibahas dalam forum Tim Koordinasi sebagaimana diatur dalam Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia dan Kejaksaan RI tentang Koordinasi Penanganan Tindak Pidana Perbankan.Dalam kurun waktu tersebut telah dibahas sebanyak 22 kasus pada 14 kantor bank (termasuk kasus carry over dari periode sebelumnya), terdiri dari 10 kasus pada 8 kantor Bank Umum dan 12 kasus pada 6 kantor BPR, baik di pusat maupun di daerah.

KETERANGAN

Bank Umum BPR Total

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Bank

A. Investigasi perbankan yang dilakukan pada periode berjalan 2 2 15 7 17 9

B. Tindak lanjut hasil investigasi (termasuk carry over dari

periode sebelumnya)

1. Jumlah yang telah dibahas dalam Forum Koordinasi

Penanganan Tindak Pidana Perbankan 10 8 12 6 22 14

2. Jumlah yang dilaporkan kepada Penegak Hukum 4 3 7 4 11 7

Tabel 3.2Statistik Investigasi Dugaan Tindak Pidana PerbankanPeriode Triwulan IV - 2013 (Oktober - Desember 2013)

Page 80: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

68 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Berdasarkan pembahasan dalam forum Tim Koordinasi, dugaan tipibank yang telah memenuhi bukti awal adanya dugaan tipibank akan dilaporkan oleh Bank Indonesia kepada penegak hukum. Dalam triwulan IV-2013, dugaan tipibank yang telah dilaporkan oleh Bank Indonesia kepada penegak hukum sebanyak 11 kasus pada 7 kantor bank (4 kasus pada 3 kantor Bank Umum dan 7 kasus pada 4 kantor BPR).

Selama tahun 2013 (Januari – Desember 2013) penanganan investigasi dugaan tipibank adalah sebagai berikut:

KETERANGAN

Bank Umum BPR Total

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Bank

A. Investigasi perbankan yang dilakukan pada periode berjalan 19 14 43 21 62 35

B. Tindak lanjut hasil investigasi (termasuk carry over dari

periode sebelumnya)

1. Jumlah yang telah dibahas dalam Forum Koordinasi

Penanganan Tindak Pidana Perbankan 24 17 39 19 63 36

2. Jumlah yang dilaporkan kepada Penegak Hukum 14 9 21 12 35 21

Tabel 3.3Statistik Investigasi Dugaan Tindak Pidana Perbankan

Periode Tahun 2013 (Januari - Desember 2013)

Selama 2013, telah dilakukan investigasi dugaan tipibank sebanyak 62 kasus yang terjadi pada 35 kantor bank, terdiri dari 19 kasus pada 14 kantor Bank Umum dan 43 kasus pada 21 kantor BPR, baik di pusat maupun di daerah. Kasus yang dibahas dalam forum Tim Koordinasi sebanyak 63 kasus, yang terjadi pada 36 kantor bank (termasuk kasus carry over dari periode sebelumnya), terdiri dari 24 kasus pada 17 kantor Bank Umum dan 39 kasus pada 19 kantor BPR, baik di pusat maupun di daerah.Sedangkan yang telah dilaporkan oleh Bank Indonesia kepada penegak hukum sebanyak 35 kasus yang terjadi pada 21 kantor bank, terdiri 14 kasus pada 9 kantor Bank Umum dan 21 kasus pada 12 kantor BPR.

Selain melakukan investigasi terhadap dugaan tipibank, Bank Indonesia melakukan fungsi mediasi perbankan sebagai salah satu bentuk perlindungan konsumen. Selama triwulan IV-2013, informasi pengaduan dan permohonan penyelesaian sengketa yang diterima oleh Bank Indonesia adalah sebagai berikut :

Berdasarkan kuesioner yang disampaikan kepada nasabah yang mengikuti proses mediasi, diperoleh penilaian rata-rata tingkat kepuasan nasabah pada proses mediasi mencapai 5,2 dalam skala 1 s/d 6.

Page 81: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

69Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3.2.10. Penyiapan Pengalihan Fungsi Pengaturan dan Pengawasan Bank ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Dalam rangka pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK, Bank Indonesia telah melakukan berbagai persiapan pengalihan dengan menyelesaikan program kerja sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, Task Force yang dibentuk oleh Bank Indonesia telah bekerjasama dengan Tim Transisi yang dibentuk OJK sejak Agustus 2012. Secara umum, semua persiapan akhir telah berjalan dengan baik sehingga pengalihan tugas pengawasan dapat dilaksanakan secara lancar pada waktunya sesuai amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa keuangan. Terkait proses pengalihan tersebut, hingga akhir 2013 Bank Indonesia telah menyelesaikan penyiapan seluruh aspek yang diperlukan untuk menunjang proses kerja pengawasan bank di lembaga yang baru.

Di bidang pengawasan bank, seluruh pedoman pengawasan bank telah dikompilasikan oleh Bank Indonesia. Selain itu, telah dilakukan penyempurnaan Standard Operating Procedure (SOP) Pengawasan Bank Umum, Syariah, dan BPR/BPRS termasuk menyusun laporan/buku mengenai pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang pengaturan dan pengawasan perbankan. Dalam hal

Jenis Informasi dan Tindak Lanjut Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

A. Sengketa yang berpotensi untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya melalui Mediasi Perbankan 1. Sengketa yang diterima 26 26 34 10 96 2. Sengketa yang telah selesai ditangani 6 17 20 21 64 a. Pra Mediasi 1) Diselesaikan oleh Bank 3 7 9 4 23 2) Penyampaian Edukasi 3 3 3 5 14 3) Diteruskan kepada unit kerja/satuan kerja/instansi terkait 0 0 0 0 0 b. Mediasi 1) Sepakat 0 5 5 7 17 2) Tidak Sepakat 0 2 3 5 10 3. Sengketa yang sedang dalam proses penanganan pada periode berjalan 20 29 0 32 81 Sub Total (1+2+3) 52 72 54 63 241B. Permohonan/Informasi yang tidak berpotensi untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya melalui Mediasi Perbankan 1. Permohonan/Informasi yang diterima 85 96 94 233 508 2. Permohonan/Informasi yang telah selesai ditangani 54 84 90 47 275 a. Diselesaikan oleh Bank 9 14 6 4 33 b. Penyampaian Edukasi 15 34 38 6 93 c. Diteruskan kepada unit kerja/satuan kerja/instansi terkait 23 17 22 2 64 d. Didokumentasikan langsung 7 19 24 35 85C. Informasi Lainnya Sub Total (1+2) 139 180 184 280 783 Permohonan/Informasi yang diterima dan didokumentasikan langsung 173 160 123 107 563 Total Penanganan Permohonan/Informasi Yang Diterima Pada Periode Berjalan (A + B + C) 284 282 251 350 1167 Tingkat Kepuasan Nasabah 5,2 5,4 5,3 5,2

Tabel 3.4Perkembangan Mediasi Perbankan

Page 82: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

70 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

ini, Bank Indonesia mengupayakan tidak terdapat perubahan yang signifikan mengenai pendekatan/sistem/metodologi pengawasan bank dan struktur organisasi pengawasan bank. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan pada sistem perbankan atau sistem keuangan termasuk internal pengawasan bank.

Di bidang pengaturan, seluruh Peraturan Bank Indonesia (PBI), Surat Edaran Ekstern (SE BI), dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Ekstern (SK DIR) di bidang perbankan telah dikompilasi oleh Bank Indoensia. Kompilasi termasuk perizinan yang dinyatakan masih berlaku di OJK sampai dengan dilakukannya perubahan/pencabutan oleh OJK. Selanjutnya, Bank Indonesia telah melakukan kompilasi data atau informasi maupun hal-hal strategis lainnya di bidang pengawasan, pengaturan, dan perizinan perbankan untuk diserahterimakan kepada OJK.

Di bidang organisasi, Bank Indonesia telah menyiapkan struktur organisasi Kompartemen Pengawasan Bank di Kantor Pusat yang terdiri dari sembilan Departemen, enam Kantor Regional Pengawasan Bank, 29) Kantor Cabang Pengawasan Bank. Untuk Kantor Regional dan Kantor Cabang Pengawasan Bank, operasional organisasi telah dilakukan secara mirroring mulai 1 Agustus 2013, dengan kewenangan berada di Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia sampai dengan 31 Desember 2013, dan efektif di bawah kewenangan OJK mulai Januari 2014. Selain itu, untuk pelaksanaan tugas Bank Indonesia pasca pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK, juga telah dibentuk organisasi baru yaitu Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) dan Departemen Stabilitas Sistem Keuangan (SSK).

Di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), sejak 31 Oktober 2013 telah dilakukan penugasan pegawai sebanyak 1.150 ke OJK untuk tiga tahun penugasan terhitung mulai awal tahun 2014. Jumlah SDM yang ditugaskan tersebut termasuk pegawai Bank Indonesia yang ditugaskan mulai Januari 2013 sebanyak 70 pegawai, yang bertugas membantu mempersiapkan bekerjanya Organisasi Support/Shared Function di awal beroperasinya OJK di bidang SDM, Teknologi Informasi, Logistik, Hukum, Keuangan dan Edukasi dan Perlindungan Konsumen. Terhadap pegawai yang ditugaskan, Bank Indonesia memberikan opsi apakah setelah waktu penugasan 3 tahun berakhir akan menjadi pegawai OJK atau menjadi pegawai Bank Indonesia.

Dalam rangka memperlancar proses pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK pada 31 Desember 2013, Bank Indonesia telah menugaskan 16 pejabat sebagai anggota Tim Transisi OJK khusus bidang Pengaturan dan Pengawasan Perbankan. Selain itu, Bank Indonesia juga telah menyiapkan call center, mailing list, dan klinik konseling kepada pegawai yang akan ditugaskan ke OJK guna memberikan informasi mengenai kebijakan umum MSDM Bank Indonesia untuk pegawai penugasan, kebijakan pasca- kerja, pemenuhan hak dan kewajiban pegawai, kepangkatan dan leveling, promosi dan pengembangan karir, termasuk menyusun mekanisme pengalihan/penugasan pegawai ke OJK. Selain itu, Bank Indonesia bersama-sama dengan OJK telah menyepakati untuk pengelolaan SDM Bank Indonesia selama penugasan di OJK tahun 2014-2016.

Di bidang sistem informasi, Bank Indonesia telah melakukan beberapa kegiatan kritikal yakni :

a. Pemetaan seluruh sistem informasi serta infrastruktur teknologi informasi di Bank Indonesia termasuk aplikasi yang akan digunakan oleh OJK/Bank Indonesia ataupun bersama-sama,

Page 83: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

71Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

b. Bersama-sama dengan OJK menyiapkan infrastruktur jaringan dan teknologi informasi baik di Kantor Pusat, Kantor Regional maupun Kantor Cabang Pengawasan Bank dalam rangka pertukaran informasi dan pemantapan aplikasi perbankan di bidang mikro-makroprudensial,

c. Melakukan migrasi 17 aplikasi pengawasan bank kepada sistem teknologi informasi OJK,

d. Melakukan switch over jaringan dari jaringan Bank Indonesia ke jaringan OJK pada

e. Meminjampakaikan peralatan teknologi informasi untuk digunakan di Kantor Pusat, Kantor Regional maupun Kantor Cabang Pengawasan Bank. Selain itu selama belum terbentuk sistem yang terintegrasi, pelaporan bank dan lembaga pembiayaan disampaikan kepada OJK melalui sistem pelaporan yang ada di Bank Indonesia.

Di bidang pertukaran data dan informasi, Bank Indonesia dan OJK telah menyepakati untuk dapat saling mengakses secara penuh terhadap data/informasi hasil pengawasan bank termasuk pembentukan komite koordinasi pertukaran informasi dan sistem pelaporan Lembaga Jasa Keuangan.

Di bidang Logistik, Bank Indonesia telah meminjam pakaikan gedung/ruangan di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia Jakarta untuk tempat bekerja sebagian pegawai di Shared Function OJK yakni di bidang Audit, Edukasi dan Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Perbankan. Selain iu, Bank Indonesia juga memimjam pakaikan sebagian ruangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah untuk operasional kegiatan OJK.

Di bidang dokumen, Bank Indonesia telah melakukan penertiban dokumen Pengawasan Bank tahun 2009 s.d 2013 dan telah menyerahkan soft copy dokumen tersebut ke OJK.

Di bidang hukum, Bank Indonesia telah memberikan pendapat hukum atas penyusunan naskah Keputusan Bersama antara BI-OJK sebagai landasan hukum untuk pelaksanaan koordinasi dan kerjasama pasca pengalihan fungsi pengawasan Bank ke OJK serta memberikan pendapat hukum terhadap penyusunan perjanjian kedua lembaga di bidang teknologi informasi, non teknologi dan SDM, serta Berita Acara Serah Terima (BAST) yang diperlukan.

Dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan kewenangan masing-masing yaitu kebijakan di bidang makro dan mikroprudensial, pada 18 Oktober 2013 Bank Indonesia dan OJK telah menandatangani naskah keputusan bersama dengan pokok-pokok materi sebagai berikut :

a. Kerjasama dan koordinasi dalam pelaksanaan tugas sesuai kewenangan masing-masing;

b. Pertukaran informasi Lembaga Jasa Keuangan serta pengelolaan sistem pelaporan bank dan c. perusahaan pembiayaan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan;

c. Penggunaan kekayaan dan dokumen yang dimiliki dan/atau digunakan Bank Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan; dan

d. Pengelolaan pejabat dan/atau pegawai Bank Indonesia yang dialihkan untuk dipekerjakan pada Otoritas Jasa Keuangan.

Sebagai tindak lanjut operasionalisasi naskah Keputusan Bersama BI-OJK tersebut, Bank Indonesia secara internal telah menyiapkan mekanisme koordinasi untuk pelaksanaan kebijakan makro dan mikroprudrensial baik di Kantor Pusat maupun Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia.

Page 84: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

72 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Di bidang komunikasi, pada periode Oktober s.d Desember 2013, Bank Indonesia telah melaksanakan sosialisasi kepada pegawai sektor perbankan mengenai persiapan akhir pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK dan kebijakan SDM selama penugasan pegawai di OJK. Selain itu, pada akhir November 2013, Gubernur Bank Indonesia telah menyampaikan surat pemberitahuan kepada seluruh Direksi Bank Umum dan BPR, Pemerintah Daerah Tingkat I dan II serta Kepala Perwakilan Bank Asing di Indonesia, mengenai beralihnya fungsi pengawasan bank ke OJK sejak 31 Desember 2013.

Sesuai amanat Undang-Undang OJK, pengalihan fungsi pengawasan mulai diberlakukan pada 31 Desember 2013. Terkait hal tersebut, telah dilaksanakan kegiatan seremonial pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK dengan ditandatanganinya BAST antara Gubernur Bank Indonesia dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan. Pada acara serah terima tersebut, Bank Indonesia juga menyerahkan buku Laporan Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia di Bidang Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Bank yang telah dilakukan selama ini. Pada tanggal yang sama, juga dilakukan penandatangan BAST/perjanjian di bidang teknologi informasi, non teknologi informasi, dokumen dan kesepakatan umum pengelolaan SDM selama penugasan, serta hasil audit Bank Indonesia dan BPK terhadap sektor perbankan.

3.3. Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang

Kebijakan sistem pembayaran tetap mengeluarkan pada upaya menjaga sistem pembayaran nasional yang aman dan efisien. Sementara itu, kebijakan pengelolaan uang Rupiah tetap difokuskan pada pemenuhan kebutuhan uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, kondisi yang layak edar, dan penyediaan yang tepat waktu.

3.3.1. Kebijakan Sistem Pembayaran

Selama 2013, Bank Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan kelancaran sistem pembayaran, termasuk pengembangan infrastruktur secara berkelanjutan. Kebijakan tersebut diterapkan baik terhadap sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia maupun oleh penyelenggara lain di luar Bank Indonesia dengan nilai besar maupun ritel.

Sejalan dengan hal tersebut, Bank Indonesia juga telah menyempurnakan beberapa ketentuan sebagai berikut:

1. Capping transfer melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Batasan nominal transferyang semula Rp100 juta menjadi Rp500 juta per transaksi34. Peningkatan ini memberikan alternatif layanan yang lebih luas kepada masyarakat.

2. Transaksi dan penatausahaan SUN valas di pasar perdana domestik35 yang bertujuan mendukung penerbitan SUN valas di pasar perdana domestik oleh Pemerintah. Ketentuan diimplementasikan pada 25 November 2013.

34 SE BI Nomor 15/18/DASP tanggal 30 April 2013 perihal perubahan SE BI No. 11/13/DASP perihal Batas Nominal Nota Debet dan Transfer Kredit dalam Penyelenggaraan SKNBI.

35 SE BI Nomor 15/46/DPSP tanggal 20 November 2013 perihal Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara.

Page 85: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

73Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3. Ketentuan pelaksanaan bagi penyelenggara transfer dana36. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mendukung keamanan dan kelancaran transaksi transfer dana serta memberikan kejelasan pengaturan hak dan kewajiban bagi pihak yang terkait dalam penyelenggaraan transfer dana. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan masyarakat diaspora yang bekerja/tinggal di luar negeri terhadap masuknya devisa ke dalam negeri.

4. Pengaturan dalam rangka penyesuaian atas perubahan sistem/aplikasi pelaporan penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Lembaga Selain Bank (LSB)37.

Sejalan dengan meningkatnya penggunaan APMK dan Uang Elektronik di masyarakat, Bank Indonesia juga memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai perlindungan konsumen khususnya ketentuan perlindungan konsumen APMK dan cara mengatasi penyalahgunaan kartu. Hal ini menjadi isu yang relevan di saat Less Cash Society dicanangkan Bank Indonesia.

Perkembangan kebijakan sistem pembayaran pada triwulan IV-2013 yang merupakan kelanjutan kebijakan triwulan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Uang Elektronik

Difokuskan pada upaya meningkatkan penggunaan uang elektronik di masyarakat serta memperluas jangkauan dan akses serta penguatan infrastruktur melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi, serta perluasan pasar untuk jangka pendek dan menengah. Untuk jangka panjang dilakukan melalui standardisasi uang elektronik. Sebagai langkah awal standardisasi, Bank Indonesia telah menyusun pedoman penyelenggaraan uang elektronik berbasis chip (chip based).

Pada Desember 2013, implementasi e-ticketing di PT. KJC sudah mulai diberlakukan dengan melibatkan satu bank penerbit.

2. Pengembangan National Payment Gateway (NPG)

Sebagai kelanjutan koordinasi dan pembahasan kelembagaan NPG dengan perwakilan industri terkait, telah dimulai pembentukan Domestic Payment Scheme (DPS) bersama dengan perwakilan industri serta pembahasan mengenai lembaga pengelola DPS. DPS bertujuan untuk menghadirkan pemrosesan transaksi domestik oleh institusi nasional di wilayah Indonesia.

3. Standardisasi chip pada kartu ATM/Debet

Dalam rangka implementasi standardisasi chip pada kartu ATM/debet, telah dilakukan pembahasan dengan ASPI terkait wacana kepemilikan standar National Standard for Indonesian Chip Card Specification (NSICCS) oleh seluruh pelaku industri. Selanjutnya, direncanakan kepemilikan standar dimaksud akan direalisasikan pada triwulan I-2014.

36 SE BI Nomor 15/23/DASP tanggal 27 JunI-2013 perihal Transfer Dana.37 SE BI Nomor 15/13/DASP tanggal 12 April 2013 perihal Laporan Penyelenggaraan Kegiatan APMK dan Uang Elektronik oleh BPR dan LSB.

Page 86: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

74 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

4. Uang Elektronik Untuk Mendukung Financial Inclusion.

Untuk mendukung kegiatan Financial Inclusion, telah dilakukan pembahasan dan penyusunan draft Peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai Layanan Uang Elektronik yang direncanakan terbit pada Januari 2014. Pengaturan uang elektronik lebih difokuskan pada kerjasama dengan pihak lain/agen untuk menyediakan layanan uang elektronik (top up, registrasi, cash out, billing, pembelanjaan).

5. Pengembangan Kawasan Less Cash Society (LCS)

Dalam rangka pengembangan kawasan Less Cash Society (LCS), telah dilakukan program LCS khususnya untuk kalangan mahasiswa dan akademisi di kampus Universitas Indonesia. Mempertimbangkan bahwa kegiatan transaksi non-tunai ini cukup diminati, program ini akan dilanjutkan pada 2014 dengan skala nasional di beberapa kampus/wilayah/komunitas tertentu.

6. Pengembangan Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II

Pada triwulan IV-2013, tahapan kegiatan pengembangan Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II telah memasuki tahap integration test untuk menguji proses bisnis secara full cycle. Dalam rangka penyiapan peserta, telah dilakukan pelatihan operasional BI-SSSS dan BI-ETP kepada seluruh peserta. Selain itu juga dilakukan kegiatan uji koneksi dengan tujuan:

a. Memastikan keberhasilan instalasi aplikasi di lokasi peserta;

b. Memastikan kesiapan peserta, termasuk pengembangan/pengujian aplikasi interface dengan sistem internaldan kegiatan change management peserta.

Untuk mendukung implementasi sistem yang baru, saat ini sedang disiapkan penyusunan Peraturan Bank Indonesia dan ketentuan pelaksanaannya sebagai dasar hukum dalam penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, BI-SSSS dan BI-ETP.

7. Pengembangan Infrastruktur Pendukung Penatausahaan dan Transaksi Surat Utang Negara (SUN) dalam Valuta Asing (valas) di Pasar Domestik

Dalam rangka diversifikasi instrumen SUN dan mewujudkan pasar SUN dalam negeri yang lebih dalam, aktif, dan likuid, serta untuk memperluas basis investor, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan38 mengenai Lelang Suart Utang Negara. Aturan ini memungkinkan Pemerintah untuk melaksanakan lelang SUN valas di Pasar Perdana Domestik. Bank Indonesia dalam kewenangannya sebagai agen lelang dan penatausaha SUN, telah melakukan penyiapan infrastruktur dan ketentuan terkait untuk mendukung rencana Pemerintah menerbitkan SUN Valas di Pasar Domestik.

Pada triwulan IV-2013, telah dilakukan penyiapan infrastruktur yang meliputi kegiatan pengembangan, uji coba, dan sosialisasi kepada industri serta penyusunan ketentuan terkait. Pada 25 November 2013 infrastruktur pendukung berhasil digunakan untuk kegiatan penatausahaan dan transaksi SUN valas di pasar perdana (lelang) serta kegiatan transaksi di pasar sekunder yang mulai diimplementasikan pada 29 November 2013.

38 Nomor43/PMK.08/2013tanggal4Maret2013tentangLelangSuratUtangNegaradalamMataUangRupiahdanValutaAsingdiPasarPerdanaDomestik.

Page 87: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

75Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

3.3.2. Kebijakan Umum PengelolaanUang Bank Indonesia

Dalam rangka mencapai misi Bank Indonesia di bidang pengelolaan uang rupiah, kebijakan pengelolaan uang diarahkan untuk mencapai tiga pilar, yaitu ketersediaan uang yang berkualitas dan terpercaya, distribusi dan pengolahan uang yang aman dan optimal, serta layanan kas yang prima. Implementasi kebijakan pada triwulan laporan serta tahun 2013, difokuskan mencapai tiga pilar tersebut, yakni sebagai berikut :

1. Kebijakan dalam rangka mencapai pilar pertama “menjaga ketersediaan uang yang berkualitas dan terpercaya”, dilakukan melalui:

a. Kerjasama dengan Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) terkait perjanjian pencetakan uang rupiah tahun 2014.

Bank Indonesia dan Perum Peruri telah menandatangani perjanjian pencetakan uang rupiah tahun 2014 pada 30 Desember 2013. Jumlah uang yang akan dicetak pada 2014 adalah sebesar Rp297,0 triliun, terdiri dari uang kertas Rp295,9 triliun dan uang logam sebesar Rp1,1 triliun. Perencanaan pencetakan uang tahun 2014 dilakukan setelah Bank Indonesia dan pemerintah (c.q. Kementerian Keuangan) menyepakati jumlah uang yang akan dicetak.

b. Koordinasi dengan Pemerintah terkait penerbitan uang rupiah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) pada tanggal 17 Agustus 2014.

Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan telah menyepakati mengenai jenis pecahan, desain, ukuran, gambar pahlawan nasional, dan tema uang yang akan diterbitkan. Terkait dengan gambar pahlawan, Bank Indonesia juga berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan Sekretariat Kabinet dalam rangka persiapan Keputusan Presiden (Keppres) terkait penggunaan gambar pahlawan nasional dalam desain uang rupiah kertas sebagaimana amanat Pasal 7 Ayat (3) Undang-Undang tentang Mata Uang. Penggunaan gambar pahlawan nasional dimaksud sudah mendapat persetujuan ahli waris pahlawan, dan draft Keppres sudah disampaikan oleh pihak Kemenkeu kepada Presiden Republik Indonesia untuk ditandatangani.

c. Koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal) terkait implementasi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dalam pemberantasan penyebaran uang rupiah palsu.

Bank Indonesia dan Botasupal (c.q Badan Intelijen Negara) melaksanakan kegiatan Semiloka Undang-Undang Mata Uang dan Pemberantasan Rupiah Palsu pada 24 Oktober 2013. Semiloka ini merupakan rangkaian kegiatan Semiloka sebelumnya pada 19 Juni dan 8 September 2013. Kegiatan Semiloka bertujuan untuk memberikan kesamaan pandang bagi aparat penegak hukum dalam menangani tindak pidana pemalsuan uang rupiah.

Bank Indonesia juga memiliki pusat database dan laboratorium uang rupiah palsu (Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center/BI-CAC) yang menyajikan informasi jenis dan jumlah uang rupiah palsu serta wilayah peredaran uang rupiah palsu di Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk mendukung aparat penegak hukum dalam pemberantasan peredaran uang rupiah palsu lintas wilayah. Dengan BI-CAC, terbentuk keseragaman dalam penindakan

Page 88: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

76 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

maupun proses peradilan terhadap para pelaku tindak pidana uang rupiah palsu di seluruh wilayah hukum Indonesia.

d. Kerjasama dengan Kementerian dan Lembaga lainnya dalam rangka sosialisasi dan edukasi publik mengenai Ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR) dan cara memperlakukan uang rupiah dengan baik.

Kantor Pusat Bank Indonesia telah melakukan 22 kegiatan sosialisasi dan Training of Trainer (ToT) CIKUR kepada 13.061 peserta di berbagai wilayah Indonesia. Peserta sosialisasi dan ToT terdiri dari perbankan, aparat penegak hukum, pelajar, pemerintah daerah, dan masyarakat umum, termasuk masyarakat di wilayah terpencil dan terdepan NKRI.

Sosialisasi CIKUR juga dilakukan melalui berbagai media, seperti Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di radio dan penggunaan social media (youtube, facebook dan twitter), pergelaran kebudayaan (wayang kulit, randai, tarling, wayang suket), Pameran atau Expo Produk Unggulan UMKM dan Perbankan di beberapa daerah.

Selain itu, Bank Indonesia juga menyusun Buku Panduan Guru Tingkat SMA dan Madrasah Aliyah mengenai Materi Kebanksentralan, termasuk materi CIKUR sebagai bagian dari materi pendidikan Ekonomi.

2. Kebijakan dalam rangka mencapai pilar kedua “distribusi dan pengolahan uang yang aman dan optimal”, dilakukan melalui:

a. Peningkatkan persediaan uang rupiah baik di Kantor Pusat maupun di seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri.

Upaya ini dilakukan melalui peningkatan frekuensi maupun kuantitas distribusi uang Rupiah oleh Bank Indonesia. Selama Desember 2013, realisasi penarikan uang dari Bank Indonesia mencapai Rp74,3 triliun atau meningkat 9,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp67,3 triliun.

b. Kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa angkutan.

Kerjasama dilakukan dengan PT. Kereta Api Indonesia dan PT. PELNI untuk menyediakan armada transportasi secara reguler guna mendukung kelancaran kegiatan distribusi rupiah ke seluruh Indonesia.

3. Kebijakan dalam rangka mencapai pilar ketiga “layanan kas prima”, dilakukan melalui:

a. Kerjasama dengan 12 Bank Umum, 15 BPR dan 5 perusahaan Cash in Transit (CiT) untuk melakukan kegiatan penukaran uang di 60 titik lokasi penukaran uang.

Kegiatan penukaran uang dilakukan pada kantor-kantor cabang bank peserta kerjasama di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Selama triwulan laporan, total penukaran uang sebesar Rp82,89 miliar.

b. Layanan kas Keliling yang berlokasi di tempat-tempat keramaian, seperti pasar, stasiun Kereta Api, dan pada kegiatan pameran.

Page 89: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

77Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Kegiatan ini berupa penukaran uang pecahan besar menjadi uang pecahan kecil dan uang rusak/cacat/lusuh dengan uang layak edar. Selama triwulan laporan, Kantor Pusat Bank Indonesia telah melakukan 128 kali kegiatan kas keliling dengan total penukaran Rupiah sebesar Rp58,10 miliar. Kegiatan tersebut terdiri dari 116 kali kegiatan kas keliling di wilayah Jakarta – Bogor – Depok – Tangerang – Bekasi (Jabodetabek) dan 12 kali kegiatan kas keliling di luar wilayah Jabodetabek.

Kegiatan layanan kas keliling juga dilakukan oleh seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri, yang selama triwulan laporan mencapai Rp244,4 miliar, sehingga secara total jumlah penukaran pada layanan Kas Keliling pada triwulan laporan mencapai Rp302,5 miliar.

c. Perluasan jaringan Kas Titipan pada perbankan di daerah yang sulit atau belum terjangkau oleh layanan Bank Indonesia namun memiliki aktivitas ekonomi yang cukup tinggi (blank spot area).

Selama triwulan laporan, telah dilakukan pembukaan empat Kas Titipan di Prabumulih (Provinsi Sumatera Selatan), Kotamobagu (Provinsi Sulawesi Utara), Bau-Bau (Provinsi Sulawesi Tenggara), dan Sintang (Provinsi Kalimantan Barat). Dengan perkembangan ini, jumlah Kas Titipan sampai dengan tahun 2013 mencapai 25 kas titipan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia (luar Pulau Jawa).

Jumlah penarikan uang oleh perbankan yang melaksanakan kegiatan Kas Titipan selama periode laporan mencapai Rp7,1 triliun.

d. Kerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia untuk pendistribusian dan pengamanan uang Rupiah ke daerah perbatasan dan terdepan NKRI.

Selama triwulan laporan telah dilakukan dua kali kegiatan Kas Keliling di wilayah Kepulauan Anambas – Natuna dan di wilayah Kepulauan Seribu. Pada dua kegiatan tersebut, jumlah penukaran uang adalah sebesar Rp6,2 miliar. Selain layanan kas, juga dilakukan kegiatan edukasi publik CIKUR dan cara memperlakukan uang Rupiah, pengembangan UMKM dan financial inclusion, less cash society, sosialisasi APMK, dan penelitian pengembangan wilayah tertinggal, serta pemberian Program Sosial Bank Indonesia.

Secara umum selama 2013, tingkat kepuasan masyarakat terhadap ketersediaan uang layak edar cukup tinggi. Hal ini tercermin pada hasil survei Bank Indonesia yang mencapai rata-rata 4,50 dari skala 6. Hasil ini meningkat 0,03 dibanding penilaian semester I-2013 yang tercatat sebesar 4,47. Pencapaian tersebut melebihi target yang ditetapkan sebesar 4.

3.4. Kerjasama Internasional

Partisipasi aktif Bank Indonesia dalam kerjasama internasional di berbagai fora regional maupun multilateral terus ditingkatkan sebagai upaya mendukung pelaksanaan tugas pokok Bank Indonesia.

Perkembangan ekonomi global yang demikian dinamis, terutama di tengah kemelut krisis keuangan global yang belum menunjukkan akhir, mendorong dilakukannya peningkatan kerjasama

Page 90: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

78 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

internasional dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Sejalan dengan paket kebijakan pemerintah yang mengusung tema stabilization over growth, fokus kerjasama internasional diarahkan untuk mendukung stabilitas domestik yang terganggu akibat instabilitas global. Langkah yang ditempuh diantaranya melalui penguatan financial safety net kawasan, kerjasama swap arrangement, penguatan resiliensi kawasan, upaya integrasi keuangan, serta penguatan koordinasi kebijakan, baik di antara bank sentral di kawasan maupun dengan bank sentral negara maju, melalui berbagai fora kerja sama.

1. Kerja Sama ASEAN

Selama triwulan IV-2013, inisiatif integrasi sektor keuangan di kawasan ASEAN masih terus dilanjutkan dengan pembahasan pada level teknis antara lain pada area financial services liberalisation, payment and settlement systems, capital account liberalisation, capital market development, dan banking integration.

Dalam area Financial Services Liberalisation (FSL), fokus utama kerjasama masih seputar upaya penyelesaian putaran perundingan ASEAN Framework Agreement of Services (AFAS) yang ke-6 untuk mencapai target penandatanganan Protokol AFAS pada 2014. Fokus lainnya adalah, target endorsement dari Menteri Keuangan Negara-Negara ASEAN pada 2014 atas kerangka kerja integrasi asuransi serta negosiasi ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) Annex on Financial Services.

Dalam area Payment and Settlement Systems (PSS), berbagai task force telah dibentuk untuk mencapai sistem pembayaran yang terintegrasi.Task Force (TF) yang telah dibentuk dalam area PSS, antara lain TF yang membahas isu setelmen perdagangan, transfer dana bagi pekerja asing, sistem pembayaran retail, setelmen pasar modal, serta standarisasi yang diberlakukan dalam bidang sistem pembayaran.

Dalam area Capital Account Liberalisation (CAL), policy dialogue khususnya terkait kebijakan safeguard mechanisms terus dilakukan untuk menjembatani gap policy antar membersyang menghambat upaya tercapainya cita-cita bersama ASEAN.

Sedangkan dalam area Capital Market Development (CMD), telah dilakukan upaya penyempurnaan Bond Market Development Scorecard yang dapat menggambarkan berbagai regulasi yang diterapkan khususnya dalam pengembangan pasar obligasi kawasan. Selain itu, juga dilakukan kerjasama penyusunan ASEAN Capital Market Infrastructure Blueprint for Post-Trade Linkages yang ditargetkan mendapat endorsement dari Menteri Keuangan Negara-Negara ASEAN pada 2014.

2. Kerja Sama ASEAN dengan Mitra Dialog (ASEAN+3)

Pada triwulan IV-2013, fokus kerjasama ASEAN+3 (Jepang, China, dan Korea), ditujukan pada upaya meningkatkan regional self-help mechanism, salah satunya melalui penguatan Chiang Mai Initiative Multilaterailzation (CMIM). Hasil kerja sama CMIM yang dicapai antara lain tersedianya fasilitas buffer krisis dan buffer neraca pembayaran untuk Indonesia masing-masing sebesar USD 22,76 miliar dan USD 6,8 miliar.

Page 91: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

79Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Dalam kerangka pengembangan pasar obligasi regional telah diluncurkan penjaminan penerbitan obligasi swasta oleh Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF). Sementara itu, untuk pengembangan pasar obligasi di masing-masing negara anggota, forum kerjasama ASEAN+3 juga aktif dalam menyediakan technical assistance bagi negara yang membutuhkan.

Di tingkat bilateral, pada tahun 2013 Bank Indonesia telah melakukan perpanjangan bilateral swap arrangement (BSA) dengan Bank of Japan. Dengan perpanjangan kerjasama ini, Indonesia memiliki tambahan buffer cadangan devisa dalam kerangka penanganan krisis sebesar USD 12 miliar.

3. Kerja Sama East Asia Pacific Central Banks (EMEAP)39

Pada triwulan IV-2013, Bank Indonesia berpartisipasi aktif dalam pertemuan EMEAP yang membahas dampak rencana exit policy the Fed atas kebijakan moneter uncoventional-nya terhadap stabilitas moneter dan keuangan global serta negara emerging, khususnya negara-negara EMEAP.

Pertemuan tersebut menyimpulkan ketahanan fundamental ekonomi negara-negara EMEAP pada dasarnya lebih kuat dibandingkan saat krisis Asia 1997. Risiko kerentanan yang dihadapi secara umum juga berbeda, sehingga economic turbulence yang terjadi saat ini dinilai belum akan mengarah pada terjadinya krisis seperti yang terjadi di tahun 1997. Namun demikian, tetap diperlukan kewaspadaan melalui penyiapan kebijakan manajemen krisis.

Pertemuan juga mendiskusikan kemajuan yang telah dicapai di berbagai spektrum aktivitas EMEAP yang mencakup kerjasama di area pengawasan perbankan, pasar keuangan, sistem pembayaran dan setelmen, dan teknologi informasi, serta kemajuan aktivitas surveillance dan riset yang telah dilakukan oleh EMEAP.

4. Kerja Sama Bank Sentral di BIS

Pada triwulan IV-2013, Bank Indonesia berperan aktif dalam BIS Bimonthly Meeting dengan rangkaian pertemuan meliputi Global Economy Meeting (GEM) dan Meeting of Governors.

Dalam GEM dibahas laporan Committee on the Global Financial System (CGFS), dan pergeseran balance of global growth dan external rebalancing. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi negara emerging yang semula merupakan motor pemulihan ekonomi global ditengah semakin membaiknya perekonomian negara maju. Sementara itu, Meeting of Governors difokuskan pada pembahasan financial structure, terutama terkait dengan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan financial structure serta implikasinya pada pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 2013, Bank Indonesia juga telah mengikuti rangkaian pertemuan BIS lainnya. Petemuan tersebut yaitu Asian Consultative Council (ACC) untuk membahas program kegiatan BIS satu tahun ke depan dengan fokus pembahasan pada aktivitas perbankan di Asia selama tahun 2013, update mengenai Asian Bond Funds, perkembangan riset kebijakan di bidang stabilitas moneter dan keuangan, serta rencana pertemuan ke depan.

39 EMEAPadalahbadankerjasamaantarbanksentraldanotoritasmoneterdiwilayahAsiaTimurdanPasifik,yangbertujuanuntukmemperkuathubungankerjasama dan koordinasi antar negara anggota.

Page 92: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

80 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

5. Kerja Sama IMF

Kerja sama IMF pada triwulan IV-2013 dilakukan antara lain melalui pertemuan tahunan IMF dan pelaksanaan Article IV consultation untuk Indonesia.

Dalam pertemuan tahunan IMF yang diselenggarakan pada 10-13 Oktober 2013, telah disepakati usulan respons tantangan perekonomian saat ini, meliputi: (1) pelaksanaan Triennial Surveillance Review; (2) pelaksanaan kajian kebijakan moneter dan makroprudensial serta potensi imbasnya kepada negara lain; dan (3) pelaksanaan kajian pengukuran kecukupan cadangan devisa, indikator likuiditas global, serta arus lalu-lintas modal. Langkah tindak lanjut yang akan dilakukan oleh IMF meliputi: (1) peningkatan kualitas analisis dan dialog multilateral untuk menciptakan harmonisasi kebijakan (policy coherence); (2) pelaksanaan aksi bersama untuk mengatasi imbas kebijakan suatu negara terhadap negara lain (spillover) dan risiko stabilitas serta mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja; dan (3) penyediaan bantuan pinjaman kepada negara anggota, termasuk bantuan siaga (precaution), untuk memfasilitasi proses penyesuaian kebijakan global.

Pertemuan dimaksud juga menekankan kembali komitmen IMF untuk menyelesaikan pelaksanaan review formula kuota serta review kuota ke-15 selambatnya Januari 2014. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia berusaha memperjuangkan dan mendukung perubahan formula agar mengakomodasi kuota yang lebih besar ke negara berkembang. Hal tersebut sejalan dengan peran negara emerging dalam perekonomian global yang semakin meningkat. Selain itu, diupayakan agar Pendapatan Domestik Bruto (PDB) menjadi variabel utama dalam formula kuota sehingga diharapkan kuota Indonesia dan negara emerging lainnya akan mengalami peningkatan.

Terkait pelaksanaan Article IV (AIV) consultation bagi Indonesia, berdasarkan staff Report AIV consulation untuk Indonesia yang telah dipublikasikan, disampaikan bahwa Indonesia menghadapi tantangan makro-ekonomi yang lebih tinggi akibat melemahnya pertumbuhan di major emerging market economies (EMEs), turunnya harga komoditi serta pengetatan kondisi keuangan global yang berdampak pada peningkatan tekanan di neraca pembayaran.

6. Kerja Sama APEC

Pada 2013 Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Rangkaian pertemuan yang telah dilakukan sepanjang tahun 2013 meliputi Finance and Central Bank Deputies Meeting pada bulan Februari 2013, Senior Finance Officials Meeting (SFOM) pada Mei 2013, dan Finance Deputies serta Finance Minister Meeting pada September 2013. Kerja Sama dalam APEC dilakukan Bank Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Fokus utama kerja sama APEC pada 2013 adalah dukungan terhadap pemulihan ekonomi global dan pencapaian pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable growth), antara lain melalui penguatan di bidang financial inclusion. Sebagai wujud dari upaya tersebut telah dilakukan Workshop on Financial Inclusion (FI) pada bulan Februari dan Mei 2013. Salah satu output yang dihasilkan dalam pembahasan tahun ini meliputi pokok-pokok inovasi pada saluran distribusi serta kompilasi international practices.

Page 93: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

81Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

7. Kerja Sama Negara G-20

Pada triwulan IV-2013, telah dilaksanakan tiga pertemuan dalam Forum G-20, yaitu: (1) pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (G-20 MGM) back to back dengan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, pada 10-13 Oktober; (2) pertemuan tingkat Deputi (Deputies Meeting) pada 16-17 Desember; dan (3) G-20 Conference pada 18-19 Desember.

Pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (MGM) menyepakati pentingnya koordinasi pelaksanaan kebijakan moneter yang dilakukan negara maju, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap perekonomian global. Pertemuan Deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral kembali menekankan perlunya keseimbangan kebijakan antara negara maju dan negara berkembang guna mencapai stabilitas global.

G-20 Seoul Conference secara umum menyimpulkan: (i) adanya pergeseran peran pusat pertumbuhan ekonomi dari kawasan emerging ke kawasan negara maju; (ii) Global Financial Safety Net (GFSN) masih sangat penting sebagai intrumen pencegahan dan penanggulangan krisis; (iii) perlunya peningkatan kerjasama IMF dengan Regional Financing Arrangements(RFAs) serta penguatan kerjasama bilateral swap untuk memperkuat GFSN.

3.5. Komunikasi dan Edukasi Kebijakan

Komunikasi kebijakan ditujukan untuk menunjang efektivitas kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dalam Inflation Targeting Framework (ITF), komunikasi adalah salah satu instrumen kebijakan itu sendiri. Pembentukan ekspektasi pasar dalam rangka pencapaian target inflasi maupun stabilitas nilai tukar diharapkan dapat tercapai dengan komunikasi yang efektif. Selain itu, komunikasi kebijakan di bidang stabilitas sistem keuangan maupun sistem pembayaran diharapkan dapat diterima dengan baik oleh stakeholder sehingga implementasi kebijakan dapat berjalan efektif.

Pada triwulan IV-2013 ini, berbagai kebijakan dikomunikasikan oleh Bank Indonesia kepada pemangku kepentingan utama dan publik melalui tahapan yang terencana, mulai dari pre-launching sampai kepada post launching kebijakan. Komunikasi kebijakan sektor moneter umumnya dilakukan dalam rangka pendalaman pasar keuangan serta kebijakan suku bunga (BI Rate). Dari sisi pendalaman pasar keuangan, Bank Indonesia mengeluarkan beberapa aturan dalam rangka memperluas cakupan transaksi di pasar keuangan. Bank Indonesia menyadari kondisi pasar keuangan Indonesia yang masih dangkal dan cukup rawan akan penarikan modal keluar.

Pada triwulan IV-2013 ini, Bank Indonesia mengeluarkan Mini Master Repo Agreement (MRA) dalam rangka memperkuat likuiditas rupiah di pasar uang antar Bank. Selain itu, Bank Indonesia juga mengeluarkan aturan terkait swap hedging yang diprioritaskan kepada korporasi – korporasi agar dapat memanfaatkan lindung nilai ini di tengah ketidakpastian global.

Dari sisi kebijakan suku bunga, pada bulan November 2013, Bank Indonesia kembali menaikkan BI Rate sebesar 25 bps dari sebelumnya 7,25 bps. Kebanyakan pihak tidak menyangka bahwa Bank Indonesia akan menaikkan kembali BI Rate karena melihat kondisi ekonomi domestik yang sudah

Page 94: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

82 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

cukup baik. Namun seiring dengan komunikasi yang terus menerus baik diberbagai media, pada akhirnya kebijakan tersebut cukup dapat diterima oleh publik.

Evaluasi terhadap kegiatan diseminasi kebijakan moneter di sejumlah daerah terpilih di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan indeks tingkat pemahaman audience terhadap kebijakan moneter Bank Indonesia. Pada 2013, indeks tersebut mencapai skor 4,94 atau meningkat dibandingkan indeks tahun sebelumnya yang sebesar 4,91 (skala 1 s.d. 6).

Dari sektor stabilitas sistem keuangan dan perbankan, Bank Indonesia juga mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung sistem keuangan pada umumnya dan perbankan pada khususnya.Salah satu kebijakan yang dikeluarkan adalah kebijakan terkait aturan permodalan bank. Kebijakan ini diawali dengan sosialisasi kepada media melalui media briefing dan dilanjutkan dengan launching atas kebijakan tersebut melalui info terbaru Bank Indonesia dan kemudian dilakukan monitoring terhadap tone pemberitaan terhadap kebijakan tersebut. Disisi lain, dalam rangka mendukung ekonomi syariah yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Indonesia, Bank Indonesia juga menggelar launching GRES (Gerakan Ekonomi Syariah) yang langsung dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia yang mendapat sambutan yang luar biasa di media. Kegiatan lain yang cukup besar dilakukan adalah kampanye Gerakan Indonesia Menabung (GIM) yang dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia dengan animo atas acara ini juga cukup besar.

Dalam rangka meningkatkan produktifitas UMKM, Bank Indonesia juga menggelar inovasi sambal anak negeri dalam rangka menjaga inflasi yang salah satu penyebabnya adalah berasal dari cabai. Inovasi sambal anak negeri ini juga berlangsung cukup marak dengan disponsori oleh lembaga terkait seperti kementerian pertanian serta carrefour sebagai korporasi yang akan memasok pemenang lomba inovasi sambal anak negeri ini.

Dari sistem pembayaran, Bank Indonesia juga tetap konsisten untuk melakukan edukasi serta sosialisasi untuk mengajak masyarakat menggunakan uang elektronik dalam bertransaksi.Less cash society merupakan program yang tetap dijalankan demi mendidik kaum muda khususnya dalam membiasakan menggunakan uang elektronik. Dengan melakukan komunikasi ke kampus – kampus diharapkan komunikasi atas program ini dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran.

Selain komunikasi kebijakan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, dilakukan pula komunikasi dalam rangka menjaga kredibilitas (issues handling) Bank Indonesia. Bank Indonesia juga senantiasa merespon berbagai isu terkait Bank Indonesia dan kebijakannya yang mengemuka di masyarakat.

Secara umum channel komunikasi Bank Indonesia sangat beragam baik langsung maupun tidak langsung. Channel komunikasi langsung umumnya dilakukan dengan menggelar konferensi pers ataupun menjadi pembicara dalam seminar – seminar yang diadakan oleh eksternal maupun oleh Bank Indonesia.

Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan diseminasi informasi melalui publikasi cetak maupun on-line. Publikasi kebijakan, data atau informasi melalui media cetak dilakukan melalui news letter Gerai Info. Sedangkan publikasi secara on-line dilakukan melalui website dan social media (twitter). Layanan informasi publik bagi masyarakat juga dikelola dengan baik melalui contact center yang

Page 95: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

83Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

terintegrasi yang terdiri dari call center BICARA (500131), visitor center Gerai Info maupun email Humas Bank Indonesia.

Secara umum, pelaksanaan komunikasi kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia berjalan cukup efektif sesuai target yang diharapkan, yakni adanya pemahaman yang baik dari stakeholder atas kebijakan yang diterbitkan Bank Indonesia. Berdasarkan hasil evaluasi yakni survey kepuasan terhadap stakeholder, komunikasi kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia dinilai cukup memuaskan. Selain itu, berdasarkan hasil monitoring pemberitaan secara berkala, pemberitaan terkait Bank Indonesia dan kebijakannya dengan tone positif masih mendominasi. Meskipun demikian, peningkatan kualitas komunikasi kebijakan terus dilakukan melalui Program Inisiatif yang dilaksanakan oleh Departemen Komunikasi.

Bentuk komunikasi kebijakan yang lain dilaksanakan oleh Bank Indonesia dengan memberikan edukasi kebanksentralan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Kegiatan tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan kalangan akademisi melalui kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Pada triwulan IV-2013, Bank Indonesia melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama pengembangan mata kuliah kebanksentralan dan pemberian bantuan dana penelitian dengan 15perguruan tinggi yaitu Universitas Teknologi Sumbawa, Universitas Mulawarman, Universitas Borneo Tarakan, Universitas Lambung mangkurat, Universitas Palangka Raya, Universitas Halu Oleo, Universitas Negeri Manado, Universitas Klabat, Universitas Katolik De La Salle, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Halu Oleo, Universitas Negeri Makassar, Universitas Pattimura, Universitas Khairun dan IAIN Mataram.

Sampai dengan Desember 2013, Bank Indonesia telah menjalin kerjasama keilmuan kebanksentralan dengan 62 perguruan tinggi. Selain itu, selama triwulan IV-2013, Bank Indonesia juga melakukan 43 pengajaran kebanksentralan di beberapa perguruan tinggi yang telah memiliki nota kesepahaman dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia juga menyelenggarakan 3 Lokakarya Kebanksentralan di Pontianak, Balikpapan dan Malang, dengan total 10 lokakarya selama tahun 2013 yang diberikan kepada guru SMA/SMK.

Upaya peningkatan persepsi positif mengenai perekonomian Indonesia baik yang ditunjukkan oleh peningkatan sovereign credit rating, perbaikan country risk classification dan berbagai indikator persepsi lainnya terus dilakukan. Investor Relations Unit (IRU) Bank Indonesia yang merupakan single point of contact bagi stakeholders internasional, telah melaksanakan berbagai program komunikasi dengan stakeholders utama mencakup investor dan opinion leaders yang berpengaruh dalam menentukan persepsi mengenai Indonesia seperti lembaga pemeringkat, lembaga multilateral serta akademisi internasional.

Kegiatan utama yang dilakukan IRU dalam triwulan IV-2013 meliputi fasilitasi pelaksanaan annual rating visit Fitch dan Moody’s, investor update baik melalui investors conference call yang diikuti investor dari berbagai belahan dunia maupun melalui individual investor briefing. Selain itu juga telah dilakukan koordinasi dengan Investor Relations perbankan dan korporasi, serta pengkinian data dan informasi ekonomi Indonesia secara berkala bagi stakeholders melalui website IRU Bank Indonesia.

Page 96: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

84 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Komunikasi yang intensif serta fasilitasi dalam pelaksanaan annual rating visit Fitch dan Moody’s telah menghasilkan afirmasi investment grade Indonesia dari kedua lembaga pemeringkat, masing-masing di level BBB-/outlook stable (Fitch) dan Baa3/outlook stable (Moody’s). Afirmasi tersebut merupakan pengakuan atas stabilitas ekonomi Indonesia dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap baik ditengah kondisi pelemahan ekonomi global.

Pelaksanaan investor update dalam bentuk investors conference call yang dilakukan pada Oktober 2013 menunjukkan adanya peningkatan animo investor. Hal tersebut terlihat dari jumlah rata-rata partisipan selama tahun 2013 sebanyak 135 peserta, jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang rata-rata hanya mencapai 82 peserta pada 2012 dan 86 peserta pada 2011. Kegiatan investor briefing yang dilakukan juga menunjukkan animo yang tinggi dari investor dalam mendapatkan informasi dan update kondisi perekonomian Indonesia saat ini yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan investasi investor.

Pada triwulan IV-2013 telah dipenuhi 12 permintaan briefing dari investor, sehingga secara total pada 2013 telah dilakukan 34 kali investor briefing. Selain memberikan informasi dan update kepada investor, dari kegiatan investor briefing juga diperoleh masukan bahwa walaupun sebagian besar investor menyatakan kekhawatirannya terhadap tekanan eksternal yang dihadapi Indonesia, mayoritas tetap yakin bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terjaga dengan baik.

Koordinasi dengan Investor Relations perbankan dan korporasi yang dilakukan pada Desember 2013 bertujuan memberikan update kondisi ekonomi dan fiskal serta respon kebijakan Bank Indonesia terkini kepada Investor Relations perbankan dan korporasi. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan rating awareness perbankan dan korporasi Indonesia. Kegiatan koordinasi tersebut mendapat apresiasi yang tinggi dari Investor Relations perbankan yang ditunjukkan dari kehadiran seluruh bank dan korporasi yang diundang, antara lain: Bank Mandiri; Bank Negara Indonesia; Bank CIMB Niaga; Bank Rakyat Indonesia; Bank OCBC NISP dan Bank Internasional Indonesia. Serta Investor Relations dari beberapa korporasi seperti: PT. Garuda Indonesia; PT. Pertamina; PT. Astra Internasional; PT. Adaro Energy dan PT. Medco Energi.

Dalam rangka melakukan diseminasi informasi kepada stakeholder eksternal, IRU senantiasa melakukan pengkinian data dan informasi ekonomi Indonesia secara berkala melalui website IRU Bank Indonesia. Evaluasi terhadap penggunaan website menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu, seperti terlihat dari hasil survey kepuasan stakeholders atas layanan website yang dilakukan dua kali dalam setahun. Survei pada semester II-2013 menghasilkan indeks kepuasan rata-rata sebesar 5.37 dari skala nilai 6.00, yang menunjukkan tingginya apresiasi pengguna terhadap website IRU.

Page 97: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

BAB 4

Manajemen Intern Bank Indonesia

Dalam rangka mendukung terwujudnya akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok Bank

Indonesia yang berlandaskan tata kelola organisasi yang baik, selama triwulan IV-2013 dan

keseluruhan tahun 2013, Bank Indonesia melaksanakan berbagai kegiatan strategic support

yang berpegang pada prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi kepada publik.

Page 98: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

86 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

4.1. Manajemen Strategis dan Akuntabilitas

Selama tahun 2013, perekonomian Indonesia mengalami berbagai dinamika yang dipengaruhi tekanan terhadap keseimbangan internal dan eksternal. Perkembangan tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan manajemen intern.

Guna mencapai target akhir tahun 2013, Bank Indonesia meningkatkan frekuensi monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan strategi di seluruh Satuan Kerja Bank Indonesia melalui pembahasan review pelaksanaan tugas dan kinerja Satuan Kerja secara bulanan yang dimulai sejak triwulan III-2013. Pelaksanaan review dilakukan untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam implementasi program kerja utama satuan kerja dan mencari solusi agar pencapaian target kinerjanya lebih optimal. Selain itu, juga dilakukan pemantauan realisasi anggaran program kerja utama satuan kerja untuk memastikan penyerapannya masih sesuai dengan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI). Strategi yang dilaksanakan secara tepat dan terukur, pada gilirannya memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan Bank Indonesia, yaitu mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah.

Sebagai wujud akuntabilitas, sebagaimana telah disampaikan pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia telah menetapkan ukuran dan target yang obyektif dan terukur berupa Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Bank Indonesia tahun 2013. Di penghujung tahun 2013, Bank Indonesia melakukan penilaian terhadap pencapaian kinerjanya berdasarkan IKU tersebut dan dievaluasi oleh Dewan Gubernur guna menjadi masukan dalam rangka perbaikan pelaksanaan tugas Bank Indonesia kedepan. Pengukuran kinerja dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif (Tabel 4.1), termasuk melalui survei kepada stakeholders eksternal Bank Indonesia (Tabel 4.2).

No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

Tabel 4.1Pencapaian Indikator Kinerja Utama Bank Indonesia Tahun 2013

1 Tingkat Inflasi IHK (yoy) 4 +1% 8,38%

2 Efektivitas transmisi bauran kebijakan moneter Efektif Efektif

3 Rata-rata volatilitas nilai tukar Rp/USD Tertentu 9,58%

4 Indeks SSK 1,85 1,10

5 Capital Adequacy Ratio (CAR) 12% 18,73%

6 Efektivitas Sistem Pembayaran Efektif Efektif

Beberapa penilaian dilakukan melalui survei oleh pihak independen kepada stakeholders eksternal Bank Indonesia untuk mendapatkan penilaian yang obyektif atas pencapaian kinerja Bank Indonesia dan memperoleh feedback yang konstruktif (Tabel 4.2). Jenis survey yang dilakukan adalah (i) tingkat keyakinan untuk mengukur dampak kebijakan Bank Indonesia terhadap perilaku stakeholders, (ii tingkat kepuasan untuk mengukur kualitas layanan/produk, (iii) tingkat efektivitas untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan, dan (iv) tingkat pemahaman untuk mengukur awareness stakeholders atas kebijakan Bank Indonesia yang relatif baru.

Page 99: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

87Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Untuk mengakselerasi pencapaian IKU Bank Indonesia 2013 tersebut di atas, Bank Indonesia juga telah menetapkan Program Kerja Inisiatif (PK Inisiatif) yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dengan koordinasi intensif antar Satuan Kerja. Pelaksanaan PK Inisiatif dilakukan secara terfokus dengan mengacu kepada Initiative Charter yang memuat jadwal pelaksanaan kegiatan utama dan target deliverables yang telah di-endorse oleh Dewan Gubernur. Secara umum, PK Inisiatif tahun 2013 telah diselesaikan sesuai rencana (Tabel 4.3) dengan rincian sebagaimana terlampir.

No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

Tabel 4.2Hasil Survei Indikator Kinerja Utama Bank Indonesia Tahun 2013

1 Tingkat keyakinan terhadap kredibilitas kebijakan moneter 4 4,84

2 Tingkat keyakinan terhadap kredibilitas kebijakan perbankan oleh BI 4 4,90

3 Tingkat kepuasan terhadap layanan Sistem Pembayaran (RTGS, SKN, S4, BI-GEB) 4 4,99

4 Tingkat kepuasan masyarakat terhadap ketersediaan Uang Layak Edar 4 4,50

5 Tingkat efektifitas komunikasi dan koordinasi 4 4,56

6 Indeks kepuasan stakeholder atas peran BI dalam mendorong UMKM 4 5,00

7 Tingkat efektifitas komunikasi dan koordinasi 4 4,56

8 Tingkat pemahaman masyarakat terhadap perlindungan konsumen 4 4,40

9 Tingkat pemahamanterkait kebijakan makroprudensial 4 4,65

No Program Kerja Inisiatif Pencapaian

Tabel 4.3Pencapaian Program Kerja Inisiatif Bank Indonesia Tahun 2013

1 Penguatan Framework Bauran Kebijakan Moneter dan Makroprudensial Sesuai rencana

2 Penguatan Peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Dalam Negeri (KPwDN) dalam mendukung

kebijakan KP (SM, SK, dan SP) dan pengembangan ekonomi daerah Sesuai rencana

3 Pemantapan Crisis Management Protokol (CMP) Sesuai rencana

4 Akselerasi Pendalaman Pasar Keuangan Sesuai rencana

5 Implementasi komitmen Indonesia terhadap reformasi keuangan global Sesuai rencana

6 Penguatan Sinergi BI dengan Pihak Terkait Dalam Rangka Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM Sesuai rencana

7 Financial Inclusion Sesuai rencana

8 Percepatan Terwujudnya National Payment Gateway (NPG) Sesuai rencana

9 Pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK Sesuai rencana

10 Performance Based Budgeting Sesuai rencana

11 Penguatan Komunikasi Kebijakan BI Sesuai rencana

12 Penyempurnaan Sistem-sistem MSDM Sesuai rencana

13 Penyiapan Organisasi dan Proses Bisnis Bank Indonesia Kedepan Sesuai rencana

14 Integrasi Sistem Informasi secara bertahap untuk mendukung SSK, Stabilitas Moneter & Sistem Pembayaran Sesuai rencana

Pada triwulan II-2013, Bank Indonesia telah memulai rangkaian kegiatan Forum Strategis (FORSTRA) untuk menetapkan strategi pada tahun-tahun mendatang. Bank Indonesia melakukan evaluasi atas pencapaian Destination Statement 2013, analisa lingkungan strategis internal maupun eksternal, dan memperoleh persepsi stakeholders sebagai masukan untuk mengetahui posisi saat ini dan sasaran yang diharapkan. Kemudian pada triwulan III-2013, Bank Indonesia merancang strategi

Page 100: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

88 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Bank Indonesia jangka panjang yaitu 10 tahun ke depan, jangka menengah yaitu Destination Statement 2018, dan jangka pendek yaitu Strategi Tahunan. Pada triwulan IV-2013, seluruh Satuan Kerja menyusun Kesepakatan Kerja yang berisi Peta Strategi, Indikator Kinerja Utama beserta targetnya, program kerja, dan anggaran dengan mengacu kepada Stategi Bank Indonesia yang telah ditetapkan. Sebagai bagian dari penerapan anggaran berbasis kinerja (ABK), seluruh program kerja tersebut disaring agar memiliki kontribusi terhadap pencapaian strategi Bank Indonesia. Seluruh usulan program kerja dievaluasi mulai dari rencana kerja, target waktu penyelesaian, deliverable, hingga anggarannya. Selanjutnya Kesepakatan Kerja tersebut ditandatangani oleh Pemimpin Satuan Kerja sebagai dasar akuntabilitas kinerja. Paralel dengan proses tersebut adalah penyampaian Rencana Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) Operasional Bank Indonesia 2014 kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang kemudian secara prinsip telah dibahas dan disetujui pada triwulan IV-2013. Selanjutnya RATBI tersebut menjadi landasan Bank Indonesia melaksanakan tugas dan wewenangnya di tahun 2014. Dalam penyusunan RATBI telah menerapkan ABK dengan mengaitkan alokasi anggaran dengan level kinerja tertentu yang menggambarkan pencapaian pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia.

Selain itu pada triwulan IV-2013, Bank Indonesia juga telah membahas telaahan Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) triwulan III-2013 atas laporan Bank Indonesia, dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia Triwulan III-2013 kepada DPR-RI.

Dalam rangka penguatan governance, Bank Indonesia menyempurnakan aturan kode etik yang berisi norma-norma moral sebagai landasan pedoman perilaku bagi Anggota Dewan Gubernur. Selain itu, Bank Indonesia membangun mekanisme penanganan informasi pelanggaran aturan kode etik oleh Anggota Dewan Gubernur, termasuk pembentukan Majelis Kehormatan Etik yang melibatkan pihak eksternal Bank Indonesia. Untuk menghindari timbulnya potensi konflik kepentingan terkait dengan kewenangan atau pengaruh jabatan, Bank Indonesia melangkah lebih maju dengan menerapkan aturan cooling off period bagi mantan Anggota Dewan Gubernur yang diberlakukan selama 6 bulan sejak berakhirnya masa jabatan. Setelah berakhirnya masa jabatan, selama 6 bulan mantan Anggota Dewan Gubernur tidak diperkenankan bekerja dengan jabatan yang memiliki kewenangan memutus atau menetapkan kebijakan pada lembaga yang diatur atau diawasi Bank Indonesia, dan/atau perusahaan yang memiliki hubungan kerja kontraktual dengan Bank Indonesia. Penerapan aturan tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya unfair competition, menghindarkan potensi kolusi, dan menjaga kepercayaan publik terhadap Bank Indonesia. Dengan pemantapan integritas Anggota Dewan Gubernur ini, independensi Bank Indonesia tetap diimbangi dengan akuntabilitas perilaku.

4.2. Audit Intern

Dalam mengawal pencapaian sasaran strategis Bank Indonesia, pelaksanaan fungsi audit intern Bank Indonesia meliputi kegiatan audit (assurance) dan konsultansi (consulting) di bidang tata kelola organisasi (governance), manajemen risiko (risk management), dan pengendalian intern (internal control).

Selama tahun 2013, telah dilaksanakan audit umum terhadap 43 satuan kerja dengan fokus pada bidang perbankan dan bidang lain yang memiliki risiko tinggi. Audit di bidang yang memiliki risiko

Page 101: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

89Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

tinggi khususnya terkait persiapan pengalihan dokumen pengawasan bank ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di 26 satuan kerja, audit pengelolaan uang dan operasional kas di 7 satuan kerja, dan audit sistem informasi. Selain melakukan audit, fungsi Audit Intern juga memberikan konsultasi internal bagi satuan kerja di Bank Indonesia dalam rangka perbaikan implementasi dan desain ketentuan. Dari sisi SDM, kegiatan audit dan konsultasi tersebut didukung oleh peningkatan kompetensi auditor yang telah menghasilkan beberapa auditor yang memiliki sertifikasi nasional dan internasional.

Dalam rangka audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan-Republik Indonesia (BPK-RI) terhadap Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia (LKTBI), sampai dengan triwulan IV-2013, penyelesaian tindak lanjut temuan BPK-RI sejak 1999 sampai dengan 2012 telah mencapai 86,3% atau sebanyak 1.453 butir temuan dari total 1.684 butir temuan.

Sesuai kerangka blue print pengembangan audit intern 2010-2014 dan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan audit, Bank Indonesia meningkatkan otomasi melalui pengembangan sistem informasi audit intern yang telah diselesaikan pada pertengahan triwulan IV-2013. Sasaran akhir yang akan dicapai adalah terwujudnya audit intern sesuai dengan standar profesi audit intern dan ekspektasi stakeholder.

Selain itu, untuk memperkuat Audit Intern Berbasis Risiko (AIBR), fungsi Audit Intern Bank Indonesia telah menyelesaikan pengembangan audit universe atas pengelolaan devisa yang mencakup aspek risiko, pengendalian dan Instruksi Kerja Audit.

4.3. Keuangan Intern

Kebijakan dan pelaksanaan program kerja di bidang Manajemen Keuangan Intern selama keseluruhan tahun 2013 diarahkan untuk memelihara sustainabilitas keuangan Bank Indonesia, meningkatkan good governance, dan efektivitas serta efisiensi anggaran untuk mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia.

Berdasarkan posisi keuangan sementara Bank Indonesia per 31 Desember 2013, surplus tercatat sebesar Rp37 triliun dengan posisi penerimaan sebesar Rp71 triliun dan pengeluaran sebesar Rp29 triliun, serta beban pajak sebesar Rp5 triliun. Penerimaan tersebut terutama berasal dari penerimaan pengelolaan devisa dan selisih kurs karena transaksi valuta asing, sedangkan pengeluaran terutama bersumber dari beban operasi moneter dan penyelenggaraan sistem pembayaran.

Good governance pengelolaan keuangan internal Bank Indonesia juga tercermin dari pemberian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia (LKTBI) Tahun 2003 - 2012 oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).

Sesuai siklus Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2014 yang telah diajukan pada triwulan sebelumnya, pada triwulan IV-2013 DPR-RI menyetujui rencana ATBI-2014 dengan beberapa penyesuaian terkait asumsi makro. Penyesuaian tersebut mengacu kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2014, biaya logistik dan sistem informasi dalam rangka pengalihan fungsi pengawasan perbankan ke OJK, serta anggaran kebijakan untuk pos Penyediaan Uang dan Biaya stabilisasi.

Page 102: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

90 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Selama tahun 2013, Bank Indonesia telah melakukan berbagai program kerja dalam rangka mendukung sustainabilitas, transparansi, dan akuntabilitas keuangan Bank Indonesia sebagai berikut:

1. Tindak lanjut Asset Liability Management (ALM) antara Bank Indonesia dengan Pemerintah difokuskan pada pelaksanaan kegiatan harmonisasi hubungan Pemerintah dan Bank Indonesia secara keseluruhan. Sebagai langkah awal, Bank Indonesia telah melakukan rekapitulasi topik-topik yang akan dibahas dengan Pemerintah, termasuk pending matters, untuk ditindaklanjuti secara proporsional. Topik pending matters tersebut antara lain Revisi Surat Keputusan Bersama perihal Penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang masih menunggu penyelesaian Buku Putih Kemenkeu. Sasaran yang diharapkan adalah perubahan Surat Keputusan Bersama perihal Mekanisme Penyetoran Sisa Surplus Bank Indonesia Kepada Pemerintah dan Pelunasan Obligasi Negara Seri SRBI-01/MK/2003 oleh Pemerintah Kepada Bank Indonesia.

2. Sebagai bank sentral yang bertujuan menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, evaluasi laporan keuangan Bank Indonesia perlu mengacu kepada kebijakan akuntansi yang secara obyektif dapat memberikan pemahaman mengenai dampak keuangan atas pengambilan keputusan kebijakan bank sentral. Pada triwulan IV-2013, Bank Indonesia telah selesai menyusun Pernyataan Kebijakan Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (PKAK BI) dan menerapkannya mulai tanggal 1 JanuarI-2014. PKAK Bank Indonesia yang disusun pada triwulan IV-2013 adalah PKAK Instrumen Keuangan Kebijakan dan PKAK Transaksi Tidak Unik. Sementara itu PKAK yang telah selesai disusun pada triwulan-triwulan sebelumnya adalah PKAK Kebijakan Akuntansi, PKAK Penyajian Laporan Keuangan, PKAK Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, PKAK Emas, dan PKAK Uang Dalam Peredaran. PKAK tersebut akan diimplementasikan dalam penyajian laporan keuangan mulai tahun 2014 dan dipergunakan BPK-RI sebagai acuan dalam memeriksa LKTBI.

3. Implementasi Performance Based Budgeting (PBB) dalam penyusunan anggaran tahun 2014 telah dilakukan sesuai tahapan yang ditetapkan. Tahapan tersebut terdiri dari penyempurnaan proses bisnis terkait penyusunan standardisasi program kerja, standard cost dan cost allocation, serta penyempurnaan proses alignment antara outcome, output, Sasaran Strategis Bank Indonesia, Sasaran Strategis Satuan Kerja, Program Kerja, dan Anggaran. Pada triwulan IV-2013 dilakukan evaluasi dan penyempurnaan implementasi PBB secara berkesinambungan, antara lain berupa penyesuaian ketentuan, pengukuran performance, dan pengembangan aplikasi pendukung implementasi PBB.

4. Telah disusun rencana pengembangan aplikasi Sistem Keuangan Bank Indonesia dengan jadwal pelaksanaan diperkirakan sampai dengan 2017 (multiyears). Pengembangan Sistem Keuangan Bank Indonesia tersebut diperlukan untuk mengakomodasi perubahan kondisi pada eksternal dan internal Bank Indonesia, seperti perubahan ketentuan perundang-undangan, struktur organisasi Bank Indonesia, serta kebutuhan interkoneksi dengan stakeholder eksternal. Pengembangan Sistem Keuangan Bank Indonesia terdiri dari sistem akunting dan sistem anggaran Bank Indonesia, meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, pencatatan, pengendalian, pelaporan dan informasi transaksi keuangan Bank Indonesia.

Page 103: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

91Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

4.4. Teknologi Informasi

Pengelolaan Sistem Informasi (SI) di Bank Indonesia pada 2013 bertujuan untuk mendukung pencapaian tugas dan strategi Bank Indonesia. Dukungan layanan SI terhadap pencapaian tugas dan strategi Bank Indonesia mencakup dukungan dalam proses pengambilan keputusan, perumusan kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan, pelaksanaan kebijakannya, dan penyediaan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat luas. Selain itu, dukungan layanan SI juga ditujukan untuk mendukung peningkatan kualitas manajemen intern Bank Indonesia, seperti pengelolaan keuangan intern, pengelolaan aset dan logistik, dan manajemen sumber daya manusia.

Pengelolaan Sistem Informasi Bank Indonesia mengacu pada roadmap Rencana Strategis Sistem Informasi Bank Indonesia (Renstra SIBI), dimana pada 2013 tema pengelolaan SI adalah penerapan pertukaran informasi antar lembaga. Disamping itu, sejak tahun 2012 Bank Indonesia melakukan inisiatif integrasi SI yang bertujuan untuk meningkatkan tata kelola informasi (information governance).Pada 2013, khususnya pada triwulan III dan IV juga dilakukan persiapan dan pelaksanaan pengalihan SI yang mendukung fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan ke OJK.

Inisiatif integrasi SI salah satunya dilakukan dengan mengintegrasikan sistem pelaporan perbankan.Integrasi sistem pelaporan dilakukan dengan menggunakan metode eXtensible Business Reporting Language (XBRL). Pemilihan metode ini mempertimbangkan metode mengacu kepada standar internasional sistem pelaporan. Saat ini, metode tersebut telah diterapkan pada sistem pelaporan bulanan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah yang tengah memasuki tahap parallel run hingga Juni 2014. Pada 2014, ruang lingkup implementasi integrasi sistem pelaporan ini akan diperluas ke pelaporan bank konvensional.

Dukungan SI pada pelaksanaan tugas di sektor moneter dilakukan melalui pengembangan beberapa aplikasi. Dalam rangka penerapan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) telah dikembangkan penyempurnaan aplikasi DHE khususnya terkait dengan sistem monitoring. Sementara terkait pengelolaan informasi utang luar negeri (ULN), saat ini telah dikembangkan penyempurnaan aplikasi sistem informasi ULN.

Guna mengetahui dampak atas suatu kebijakan, Bank Indonesia melakukan survey yang didukung oleh SI. Saat ini tengah dilakukan integrasi sistem survey yang bertujuan untuk memudahkan pengelolaan survey dan proses integrasi ini tengah dalam tahap pengujian. Selain itu, dalam upaya meningkatkan pengelolaan devisa, saat ini dilakukan penyempurnaan terhadap sistem treasuri BI. Penyempurnaan sistem juga dilakukan untuk mendukung pengelolaan moneter yang bertujuan untuk menyediakan informasi pendukung pengambilan keputusan.

Dukungan SI pada pelaksanaan tugas di sektor Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) dilakukan melalui penyelesaian sistem yang mendukung fungsi pengawasan bank baik Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, maupun Bank Pengkreditan Rakyat. Selain itu juga dilakukan peningkatan performa dan pembersihan data Sistem Informasi Debitur yang mendukung peningkatan penyaluran kredit.Guna mendukung kebijakan makroprudensial khususnya terkait ketentuan perhitungan Giro Wajib Minimum (GWM) berdasarkan loan to value ratio telah dilakukan penyesuaian terhadap aplikasi GWM.

Page 104: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

92 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Dukungan terhadap pelaksanaan tugas di sektor Sistem Pembayaran (SP) dilakukan melalui peningkatan kehandalan layanan SI SP yang bertujuan untuk meningkatkan kelancaran, keamanan, dan efisiensi SP. Pada 2013, tengah dikembangkan penyempurnaan terhadap Bank Indonesia Real Time Gross Settlement System (BI-RTGS) Generasi II yang terintegrasi dengan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) yang didukung dengan penerapan teknologi terkini dengan tujuan meningkatkan kualitas layanan pengiriman uang. Disamping itu, guna mendukung fungsi pengawasan SP juga dilakukan pengembangan sistem pengawasan yang saat ini tengah memasuki tahap pemrograman.

Dukungan SI dalam pelaksanaan tugas sektor manajemen intern bertujuan untuk meningkatkan tata kelola (governance). Dalam rangka mendukung peningkatan akuntabilitas dan transparansi lembaga melalui penyampaian informasi kepada masyarakat luas secara terbuka telah diimplementasikan penyempurnaan website BI. Disamping itu juga tengah dikembangkan sistem concact center Bank Indonesia (BICARA) yang bertujuan untuk pengelolaan permintaan informasi. Dukungan SI dalam penerapan tata kelola juga diwujudkan melalui pengembangan penyempurnaan sistem manajemen aset, sistem anggaran, dan sistem manajemen SDM.

Terkait dengan pengalihan fungsi pengaturan dan pengawasan bank ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia telah melakukan pengalihan SI yang mendukung fungsi tersebut kepada OJK. Bank Indonesia dan OJK telah menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) terkait Pembentukan Forum Koordinasi Pertukaran Informasi dan Sistem Pelaporan Lembaga Jasa Keuangan dan Kesepakatan Penggunaan Kekayaan Teknologi Informasi Bank Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia dan OJK juga telah menyiapkan sistem yang akan digunakan untuk fungsi pengawasan bank oleh OJK dan sistem pendukung operasional lainnya. Dalam rangka pertukaran informasi antara Bank Indonesia dan OJK telah dikembangkan Sarana Pertukaran Informasi Terpadu yang memungkinkan terjadinya sharing information antar kedua lembaga. Dengan persiapan yang telah dilakukan, proses switch over SI telah berjalan dengan lancar sehingga per 31 Desember 2013 dukungan SI OJK terhadap fungsi pengaturan dan pengawasan bank telah berjalan dengan baik.

4.5. Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Kebijakan Bank Indonesia di bidang organisasi dan SDM selama tahun 2013 diarahkan pada penyempurnaan organisasi dan pemenuhan SDM. Hal tersebut dilakukan melalui rekrutmen/mutasi/promosi dalam rangka impelementasi Struktur Organisasi Level Atas (SOLA) dan penyiapan pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK. Sejalan dengan penataan internal tersebut, dilakukan pengembangan teknis dan kepemimpinan SDM untuk mendukung terlaksananya strategi Bank Indonesia.

4.5.1. Penyempurnaan Organisasi Bank Indonesia

Sepanjang tahun 2013, Bank Indonesia melaksanakan implementasi SOLA yang menyempurnakan organisasi Satuan Kerja di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan. Untuk mempersiapkan organisasi Bank Indonesia baru setelah pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK, dilakukan reorganisasi

Page 105: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

93Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

20 Satuan Kerja di Kantor Pusat dan 41 Satuan Kerja Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPw DN) di daerah dengan beberapa penguatan fungsi di bidang Stabilitas Sistem Keuangan, Makro Prudensial, dan Financial Inclusion.

Perangkat organisasi Satker yang disempurnakan yaitu: 1) Misi dan Visi Satker; 2) Tugas Pokok Satker; 3) Struktur Organisasi Satker; 4) Pola Jabatan; 5) Struktur Jabatan; 6) Tugas Pokok Unit Kerja; 7) Uraian Tugas dan Profil Persyaratan Jabatan; 8) Mekanisme Kerja; 9) Kewenangan Pengambilan Keputusan; 10) Matriks Pengalihan Tugas; dan 11) Berita Acara Serah Terima. Menindaklanjuti penyempurnaan organisasi berbagai Satuan Kerja di Bank Indonesia sebelumnya, maka pada triwulan IV dilaksanakan penyelarasan beberapa tugas/kewenangan yang masih memerlukan penajaman.

4.5.2. Pemenuhan dan Pengembangan SDM

Sejalan dengan implementasi SOLA selama tahun 2013, Bank Indonesia telah melakukan perencanaan kebutuhan SDM untuk 5 tahun ke depan (tahun 2014 s.d 2018). Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan meningkatnya beban tugas di bidang Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan dalam beberapa tahun terakhir serta dimulainya masa penugasan pegawai Bank Indonesia bidang pengawasan bank ke OJK per 31 Desember 2013.

Mempertimbangkan perhitungan kebutuhan SDM tersebut, Bank Indonesia melakukan pemenuhan dari eksternal melalui rekrutmen calon pegawai dan dari internal melalui mutasidan promosi pegawai di berbagai level/jabatan.

Program pengembangan SDM yang dilaksanakan selama tahun 2013 adalah:

1. On Boarding: Program ini ditujukan bagi calon pegawai baru sebagai pembekalan pengetahuan dan praktikal melalui klasikal dan On the Job Training (OJT).

2. Leadership Development Program (LDP): yakni pembekalan aspek – aspek kepemimpinan baik teknis maupun perilaku yang ditujukan untuk pegawai yang memperoleh kenaikan jabatan/kepangkatan.

3. Competency Development Program (CDP): Program ini ditujukan untuk pengembangan kompetensi yang dilakukan melalui kegiatan Peningkatan Mutu Ketrampilan (PMK) dalam bentuk short course, seminar, benchmarking, dll.

4. Program Tugas Belajar (PTB): Program pengembangan pegawai yang bersifat jangka panjang dengan melaksanakan program tugas belajar S2 maupun S3 baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

5. Penugasan dan Attachment/Technical Assistance: Program pengembangan pegawai Bank Indonesia yang bersifat penugasan (lebih dari 1 tahun), attachment dan technical assistance (kurang dari 1 tahun) baik di lembaga negara, pemerintah atau perusahaan swasta di dalam negeri atau diluar negeri. Program penugasandilakukan antara lain di International Monetary Fund (IMF), Asean Macro Economics Research Office (AMRO), Islamic Reasearch and Training Institute (IRTI), dan lembaga dalam negeri seperti Lembaga Penjamin Simpanan(LPS), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Sekretariat Wakil Presiden, Unit Kerja

Page 106: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

94 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara itu, program attachment dilakukan di lembaga internasional seperti Deutsche Bundesbank, Reserve Bank of Australia, De Nederlandsche Bank, Australian Prudential Regulation Authority, dan The South East Asian Central Banks (SEACEN) Center.

6. International Conference, Workshop, Course: Program kegiatan internasional dalam bentuk seminar, workshop, maupun pelatihan bekerjasama dengan lembaga-lembaga internasional seperti The SEACEN Center, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Toronto Centre dan Deutsche Bundesbank.

4.6. Aspek Hukum

Berdasarkan Undang-Undang tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia merupakan badan hukum publik yang berwenang menetapkan peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum dalam pelaksanaan tugas sebagai bank sentral.

Selama tahun 2013, Bank Indonesia telah mengeluarkan beberapa peraturan baik yang berlaku untuk pihak eksternal maupun internal Bank Indonesia. Terdapat 172 buah peraturan yang dikeluarkan, yang terdiri dari 17 Peraturan Bank Indonesia (PBI), 13 Peraturan Dewan Gubernur (PDG), 52 Surat Edaran Ekstern (SE Ekstern) dan 90 Surat Edaran Intern (SE Intern) (daftar PBI dan PDG sebagaimana terlampir). Sementara itu pada triwulan IV, telah dilakukan legal review atas beberapa ketentuan BankIndonesia (PBI dan SE Ekstern) di bidang perbankan sebagai berikut :

1. PBI tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Kegiatan Penyertaan Modal;

2. PBI tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum;

3. PBI tentang Bank Umum Syariah;

4. PBI tentang Unit Usaha Syariah;

5. SE tentang Kelembagaan BPR;

6. SE tentang Bank Umum Syariah;

7. SE tentang Unit Usaha Syariah;

8. SE tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan BPR;

9. SE tentang Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat.

Dalam rangka melaksanakan tugas secara efektif, dukungan perangkat peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum menjadi diperlukan. Oleh karena itu, Bank Indonesia senantiasa berpartisipasi dalam penyusunan Naskah Akademik, Rancangan Undang-Undang (RUU) dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang terkait dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Beberapa pembahasan terkait dengan RUU yang terkait langsung dengan Bank Indonesia antara lain pembahasan RUU Perbankan, RUU Amandemen UU Bank Indonesia, RUU Perubahan Harga Rupiah (Redenominasi), RUU Amandemen UU Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar, RUU Keuangan Negara, dan pembahasan Naskah Akademik RUU Pembatasan Transaksi Tunai.

Page 107: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

95Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Dalam rangka koordinasi dan harmonisasi peraturan, Bank Indonesia juga berperan aktif dalam pembahasan antar kementerian terkait RUU tentang Badan Usaha di Luar Perseroan Terbatas dan Koperasi, Rancangan Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pendaftaran Sistem Elektronik, RUU tentang Koperasi, RUU tentang Balai Harta Peninggalan, dan Rancangan Peraturan Presiden tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif.

Selanjutnya, guna mendukung pengembangan dan pembangunan hukum nasional, Bank Indonesia melakukan sosialisasi khususnya mengenai Aspek Hukum mengenai Kedudukan, Fungsi, dan Tugas Bank Indonesia selaku Bank Sentral, yang dilakukan baik melalui pemberian kuliah umum di perguruan tinggi maupun diskusi terbatas dengan aparat penegak hukum (pembekalan kepada polisi, kejaksaan dan kehakiman). Pada bulan Desember 2013, telah dilakukan finalisasi kerjasama penelitian antara Bank Indonesia dengan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada mengenai Keterlibatan Bank Indonesia memprakarsai RUU dalam Sistem Ketatanegaraan, dan kerjasama penelitian antara Bank Indonesia dengan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro mengenai Pembatasan Transaksi Tunai di Indonesia.

Selain itu, Bank Indonesia juga menyelenggarakan Klinik Hukum yang bertujuan untuk mendiskusikan dan mencari solusi penyelesaian permasalahan-permasalahan hukum terkait dengan perbankan yang dihadapi dan ditangani oleh pengawas bank di kantor pusat maupun kantor perwakilan.

4.7. Program Sosial Bank Indonesia

Bank Indonesia melaksanakan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dalam rangka mewujudkan kepedulian sosial kepada lingkungannya. Sejalan dengan tema PSBI Tahun 2013, yaitu “Mendorong Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”, maka sepanjang tahun 2013 dilakukan penguatan beberapa program unggulan, yaitu program pengembangan pertanian, program komoditas unggulan, program pengembangan ekonomi kreatif, program sosial dan keagamaan, program kemanusiaan, program pelestarian lingkungan hidup, program pendidikan, dan program edukasi publik.

Program pengembangan pertanian dan komoditas unggulan dilakukan terutama melalui pengembangan klaster dan pembangunan infrastruktur pertanian. Pada triwulan I-2013, Bank Indonesia mengembangkan klaster kopi di Kintamani Bali, sapi di Barru Sulawesi Selatan, dan perikanan lele di Tanjung Pinang, sedangkan pada triwulan II-2013 dilakukan pengembangan klaster ayam ras pedaging di Tasikmalaya. Selain itu, Bank Indonesia juga membangun infrastruktur pascapanen padi serta alat pertanian di Sopeng Sulawesi Selatan, Subang, dan Majalengka. Untuk memudahkan akses informasi harga bagi para petani dan masyarakat, Bank Indonesia memberikan bantuan pemasangan papan informasi elektronis yang memuat harga pangan pada beberapa lokasi pasar di Pasar Kosambi Bandung dan di Tasikmalaya yang dilakukan pada triwulan I-2013, sedangkan pengembangan di Bekasi dan jakarta dilakukan masing-masing pada triwulan II-2013 dan triwulan III-2013. Selain program yang berkesinambungan di atas, pada triwulan II-2013, juga dilakukan Program Desa Kita “Penangkaran Benih Padi” di Medan dan bantuan sarana mesin produksi perikanan di Purwokerto. Beberapa kegiatan tersebut dilanjutkan sampai dengan triwulan IV-2013.

Page 108: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

96 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Program pengembangan ekonomi kreatif yang diselenggarakan pada triwulan I-2013, diwujudkan melalui penciptaan wirausaha baru dengan sasaran kaum muda melalui pemberian bantuan modal usaha kepada para mahasiswa. Selanjutnya pada triwulan II-2013, Bank Indonesia menyelenggarakan seminar dan pameran bagi UMKM di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memasarkan usaha kecil menengah di kalangan nasional dan internasional. Pada triwulan IV-2013, dalam pengembangan ekonomi kreatif, Bank Indonesia juga melaksanakan program “Penguatan Kelompok Pengrajin Sulaman Karawo” sebagai bagian dari Festival Karawo Gorontalo 2013 pada triwulan IV-2013.

Terkait dengan program sosial dan keagamaan, dilakukan melalui perbaikan tempat ibadah. Pada triwulan I-2013, Bank Indonesia memberikan dukungan perbaikan sarana ibadah di Pura Dalem Sudha Sidakarya, Pura Khayangan Jagat Berangbang Agung-Jembrana, serta Pura Puseh Ds. Pekraman Br. Gunung Penebel di Bali. Selain itu, Bank Indonesia juga menyalurkan bantuan untuk renovasi dan pembangunan Masjid Asy-Syaamil di Ciamis Selatan, Masjid Al Munawar di Bekasi dan Mushola Yayasan Lantaz 2000 di Pandeglang, Banten. Pada triwulan II-2013, Bank Indonesia memberikan dukungan perbaikan sarana ibadah di masjid Babutthaiyibah, Aceh Tengah, bantuan sarana dan prasarana keagamaan kepada musholla Miftahul Janna, Jelambar, Jakarta dan bantuan ke yayasan Bethel Madiun. Bank Indonesia juga memberikan bantuan kegiatan bhakti sosial bibir sumbing dan hernia kepada Klinik Darul Rizky pada triwulan II-2013. Kegiatan penyelenggaraan hari besar keagamaan juga dilakukan pada triwulan IV-2013.

Program kemanusiaan dilakukan melalui pemberian bantuan kepada korban bencana alam. Pada triwulan II-2013, Bank Indonesia memberikan bantuan tanggap darurat kepada korban bencana banjir di Jakarta dan korban kebakaran di wilayah Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta. Lebih lanjut pada triwulan III-2013, Bank Indonesia memberikan bantuan kepada daerah yang dilanda bencana alam seperti gempa bumi di Aceh, erupsi Gunung Rokatenda di Nusa Tenggara Timur, serta bencana banjir di Maluku, Kendari, dan Malang.

Program pelestarian lingkungan hidup juga mendapatkan dukungan Bank Indonesia. Pada triwulan II-2013, Bank Indonesia melakukan pengadaan Green House di Garut. selanjutnya pada triwulan III-2013, Bank Indonesia memberikan bantuan sarana penerangan/solar cell kepada masyarakat yang berada di enam pulau terluar di Indonesia yaitu Pulau Tanajempa, Pulau Alor, Pulau Rote, Pulau Raijua, Pulau Sumba dan Pulau Komodo.

Program pendidikan dilakukan melalui renovasi sekolah, pembangunan perpustakaan dan pelatihan murid dan guru. Pada triwulan I-2013, Bank Indonesia memberikan bantuan dalam renovasi Sekolah Luar Biasa (SLB) Kusuma Asih, pembangunan sarana prasarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Harapan Bangsa di Sukabumi, pemberian bantuan kepada Ponpes Musthafawiyah Purba Baru Sibolga, pembangunan perpustakaan di SD Wukirsari Yogyakarta, serta renovasi di Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Muawanah. Pada triwulan III-2013, Bank Indonesia mengembangkan komunitas mahasiswa penerima beasiswa dan perbaikan sumber daya manusia dan sarana pendidikan. Selanjutnya pada triwulan IV-2013, Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan internasional sail komodo bagi mahasiswa-mahasiswa di Kupang dan mengembangkan kompetensi para mahasiswa di Jakarta melalui keikutsertaan dalam Indonesia Leadership Camp, Kongres Negarawan Muda Indonesia

Page 109: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

97Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

dan juga ASEAN +9 Youth Assembly for ASEAN Community 2015. Selain itu, Bank Indonesia juga menyelenggarakan pelatihan guru matematika di wilayah Jawa Tengah serta perbaikan sarana pendidikan di daerah Cikakak Sukabumi dan Sumenep-Jawa Timur.

Program edukasi publik dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD), seminar dan diskusi lainnya. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai peran Bank Indonesia dalam bidang perekonomian. Pada triwulan II-2013, Bank Indonesia menyelenggarakan diskusi mengenai pembiayaan perumahan kepada Forum Wartawan Perumahan Rakyat (Forwapera), pembiayaan pertanian kepada Stomata, financial inclusion kepada Komunitas Jurnalis Radio (KJR), perbankan syariah kepada Lembaga Kajian Ekonomi Nasional (LAKEN). Selanjutnya pada triwulan III-2013, Bank Indonesia menyelenggarakan Annual Conference on Risk, and Financial Stability & Banking di Universitas Negeri Solo (UNS). Kegiatan tersebut dilanjutkan pada triwulan IV-2013 melalui penyelenggaraan seminar “Tantangan Implementasi Financial Inclusion dan Stabilitas Perbankan Nasional Dalam Mendorong Perkembangan Industri Perbankan di Indonesia”.

Page 110: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

98 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 111: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

BAB 5

Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2014

Dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan Forum Strategis (FORSTRA) Bank Indonesia

pada triwulan sebelumnya, Bank Indonesia menetapkan Arah Strategis Bank Indonesia

10 Tahun ke Depan (jangka panjang), Sasaran Konkrit Bank Indonesia Tahun 2014-2018

(jangka menengah), dan Strategi Bank Indonesia Tahun 2014 (jangka pendek).

Page 112: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2014

100 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

5.1. Arah Strategis Bank Indonesia 2014

Ke depan, beberapa tantangan tetap perlu menjadi perhatian karena dapat mengganggu prospek ekonomi Indonesia. Prospek pertumbuhan ekonomi global dan indikasi perubahan lanskap ekonomi global perlu dicermati karena dapat menurunkan prospek aliran modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain itu, tantangan ekonomi domestik untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke arah yang lebih sehat perlu secara konsisten ditempuh sehingga perekonomian dapat tumbuh lebih seimbang dan berkesinambungan. Dalam kaitan itu, beberapa kebijakan struktural perlu ditempuh guna mengarahkan kepada peningkatan daya saing ekonomi, penguatan kemandirian ekonomi nasional, dan penguatan basis pembiayaan yang lebih berkesinambungan.

Kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2014 tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Di bidang moneter, kebijakan akan tetap secara konsisten diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat, melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya. Penguatan operasi moneter, pengelolaan lalu lintas devisa, dan pendalaman pasar keuangan akan diintensifkan untuk mendukung efektifitas transmisi suku bunga dan nilai tukar, sekaligus untuk memperkuat struktur dan daya dukung sistem keuangan dalam pembiayaan pembangunan. Di bidang makroprudensial, kebijakan diarahkan untuk memitigasi risiko sistemik di sektor keuangan serta pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makroekonomi. Sementara di bidang sistem pembayaran, kebijakan diarahkan untuk pengembangan industri sistem pembayaran domestik yang lebih efisien. Seluruh kebijakan tersebut akan diperkuat dengan berbagai langkah koordinasi kebijakan yang ditempuh bersama dengan Pemerintah dan otoritas sektor keuangan terkait.

Sejalan dengan arah kebijakan Bank Indonesia, pada Forum Strategis (FORSTRA) bulan Agustus 2013, Dewan Gubernur menetapkan besaran sasaran konkrit sampai dengan 10 (sepuluh) tahun ke depan yaitu:

1. Terkendalinya inflasi sesuai dengan target yang ditetapkan.

2. Terkendalinya nilai tukar yang stabil sesuai dengan keseimbangan internal dan eksternal.

3. Terwujudnya pasar keuangan yang dalam dan efisien.

4. Terpeliharanya stabilitas sistem keuangan guna mendukung pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

5. Terwujudnya sistem keuangan yang semakin inklusif.

6. Terpeliharanya sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar, dengan memperhatikan perluasan akses dan kepentingan nasional.

7. Terjaganya kesinambungan keuangan Bank Indonesia.

8. Terwujudnya kapabilitas internal yang kuat.

9. Terakumulasinya dukungan sumber daya manusia yang kompeten.

10. Terpeliharanya persepsi positif Bank Indonesia.

Page 113: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2014

101Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Untuk tahun 2014, pencapaian Sasaran Konkrit Bank Indonesia tersebut khususnya di bidang stabilitas moneter, sistem keuangan, dan sistem pembayaran diukur dengan beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) beserta targetnya sebagai berikut:

Sasaran Strategis TargetIndikator Kinerja Utama

Tabel 5.1.Indikator Kinerja Utama (IKU) Bank Indonesia Tahun 2014

Stabilitas Nilai Rupiah IKU 1 Tingkat Inflasi IHK (yoy) 4,5%+1%

Kondisi Moneter Stabil IKU 2 Efektifitas Transmisi Kebijakan Moneter * Efektif 2 dari 4 jalur transmisi

IKU 3 Rata-rata Volatilitas Nilai Tukar Rp/USD Angka tertentu

IKU 4 Tingkat keyakinan terhadap kredibilitas

kebijakan moneter** 4,5 (skala1-6)

Sistem Keuangan Stabil dan Efisien IKU 5 Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) < 2

IKU 6 Tingkat keyakinan terhadap kredibilitas kebijakan

makroprudensial** 4,5 (skala1-6)

Sistem Pembayaranaman, efisien dan lancar IKU 7 Tingkat kehandalan sistem pembayaran Bank

Indonesia (RTGS, SSSS, SKN) Min. 99,95%

IKU 8 Peningkatan transaksi SP retail (Alat Pembayaran Nilai Nominal APMK dan uang

Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik) elektronik/PDB =min. 1,8 kali

IKU 9 Tingkat ketersediaan dan kualitas Uang Layak Edar Min. 100%

(ULE) yang mencakup :

i. Terpeliharanya ketersediaan ULE dengan target

soil level

ii. Distribusi ULE yang semakin luas

iii. Permintaan jumlah dan pecahan ULE perbankan

* Pengukuran melalui 4 jalur transmisi kebijakan moneter yaitu suku bunga, nilai tukar, likuiditas dan ekspektasi inflasi** Pengukuran melalui survey lembaga independen

Dalam upaya untuk mencapai sasaran-sasaran konkrit tersebut, Dewan Gubernur telah menetapkan 5 (lima) Strategi Utama (SU) yang saling berkaitan yaitu:

1. Memastikan terlaksananya pengalihan fungsi perbankan, perijinan, pengaturan, dan pengawasan perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu dan tepat kualitas.

2. Menetapkan arah dan mewujudkan strategi jangka menengah-panjang fungsi moneter, stabilitas keuangan, dan sistem pembayaran yang integratif dan berorientasi ke depan.

3. Menyusun dan melaksanakan anggaran tahunan sesuai mandat UU dan Arah Strategis Bank Indonesia serta penyelesaian pending matters 2012-2013.

4. Membangun dan memperkuat aliansi strategis internal dan eksternal baik secara ekstensif maupun intensif mencapai Untuk melaksanakan keempat misi besar tersebut.

5. Membangun organisasi Bank Indonesia yang prima melalui penguatan tata kelola, kultur, kompetensi dan kapabilitas.

Page 114: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2014

102 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

5.2. Strategi Tahunan Bank Indonesia Tahun 2014

Strategi Tahunan Bank Indonesia Tahun 2014 diwujudkan dalam Peta Strategi Bank Indonesia Tahun 2014 dengan beberapa Sasaran Strategis, IKU dan serangkaian Program Kerja Inisiatif yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik sepanjang tahun 2014.

Grafik 5.1.Peta Strategi Bank Indonesia Tahun 2014

�����������������������������������������������������������������������������������������������������������

���������������������������������������������������������������������������

����������������������������������������������������������������������������

���������������������������������������������������������������������

�������������������������������������������������������������

������������������������������

������������������������������������������������������������������������������������������������������

������������������������

����������������������������������������������������������������������������������������������������������

�����������������������������������

�������������������������������

�������������������������������������������

�����������������������������������������������������������������

����������������������

������������������������������������

���������������������������������������������

������������������������

��������������������������

����

�����

���

����

����

����

�����

����

����

����

���

��������

������������������������������������������������������

�������������

������������������������������

����������������������������������

��������������������������

�������������������

��������������������������

���������������������

�������������������������������������������

���������������

������������������������������� ���������������

����������������������������������������������

��������������

�����

��������������������������������

�����������������

Page 115: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2014

103Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Dalam upaya mencapai seluruh sasaran dan target yang ditetapkan pada tahun 2014 serta menjaga kesinambungan langkah dari pencapaian tahun 2013, Dewan Gubernur menetapkan beberapa Program Kerja Inisiatif tahun 2014 mencakup seluruh bidang tugas Bank Indonesia.

1. Memperkuat kerangka kebijakan moneter dan bauran kebijakan moneter yang terintegrasi untuk mendukung tercapainya sasaran target inflasi nasional.

2. Mengoptimalkan strategi pengelolaan nilai tukar yang mencerminkan kondisi fundamental untuk mendukung ketahanan eksternal.

3. Memperkuat strategi mewujudkan pasar keuangan yang dalam dan efisien untuk mendukung efektivitas transmisi kebijakan dan pembiayaan sektor produktif.

4. Memperkuat dan mendorong Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) termasuk mewujudkan makroprudensial yang efektif dalam menjaga ketahanan, intermediasi, dan efisiensi sistem keuangan nasional.

5. Memperkuat sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia dengan pihak terkait d/r mengembangkan sektor riil, UMKM, dan akses keuangan.

6. Meningkatkan efisiensi transaksi perekonomian melalui implementasi Jaringan Pembayaran Nusantara dan perluasan penggunaan instrumen non tunai.

7. Meningkatkan ketersedian Uang Layak Edar (ULE)misalnya dengan menjajaki kemungkinan pengembangan sentra pengedaran uang sesuai tahapan.

8. Memperkuat strategi manajemen keuangan dan pengendalian anggaran yang mendukung kinerja BI.

9. Mengembangkan organisasi dan menerapkan sistem MSDM yang efektif dan efisien, serta kultur baru BI.

10. Membangun persepsi positif Bank Indonesia di dalam dan luar negeri dengan beberapa terobosan strategi baru.

11. Memantapkan kelancaran implementasi pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK.

12. Menyusun arsitektur fungsi strategis Bank Indonesia jangka panjang dan proses implementasinya yang dilakukan secara bertahap.

Page 116: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2014

104 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 117: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

LAMPIRAN

Pelaksanaan Program Inisiatif Bank Indonesia 2013

Page 118: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Lampiran

106 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

DeliverablesNo Tujuan

1 Inisiatif Penguatan Framework Bauran Kebijakan Moneter dan Makroprudensial

2 Penguatan Peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Dalam Negeri (KPwDN) dalam mendukung kebijakan KP (SM, SK, dan SP) dan pengembangan ekonomi daerah

3 Pemantapan Crisis Management Protokol (CMP)

4 Akselerasi Pendalaman Pasar Keuangan

Mendorong penguatan implementasi kerangka kerja kebijakan stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan sistem pembayaran yang terintegrasi dan didukung penguatan operasi moneter.

Refokusing fungsi KPw di daerah pasca pengalihan fungsi Pengawasan Bank ke OJK dan meningkatkan alignment terhadap perumusan dan pelaksanaan bauran kebijakan.

Meningkatkan efektifitas pencegahan dan penanganan krisis secara menyeluruh melalui penguatan Crisis Management Protokol (CMP) Nasional dan CMP di Bank Indonesia.

Mempercepat proses pendalaman pasar keuangan domestik untuk terwujudnya pasar keuangan domestik yang likuid dan efisien.

1) Penyelesaian pematangan Kebijakan Moneter, Makroprudensial, Sistem Pembayaran dan Internasional, serta pembahasan kerangka kebijakan ekonomi dan keuangan daerah;

2) Penyempurnaan kajian/review mengenai eksistensi BI rate sebagai persiapan bahan diskusi dengan ekonom dan analis pasar keuangan, serta pelaksanaan focus group discussion dengan beberapa ekonom dan analis pasar;

3) Finalisasi draf Peraturan Dewan Gubernur (PDG) kerangka kerja dan proses perumusan kebijakan utama BI;

4) Finalisasi penulisan joint research sektor moneter, SSK dan SP; (v) finalisasi kajian review policy rate masih dalam proses.

1) Penyempurnaan ketentuan dan implementasi Sisstem Informasi Ekonomi Regional (SIER);

2) Memperkuat koordinasi Bank Indonesia di tingkat pusat dan di di KPwDN dalam rangka penyusunan model makro ekonomi daerah, serta memperkuat kerjasama dan komunikasi dengan kementerian/lembaga dan stakeholders daerah dalam rangka pengembangan ekonomi daerah;

3) Penyelenggaraan Rakornas TPI;4) pengembangan situs web TPI dan TPID;5) Pilot project Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) di DKI Jakarta;6) Pengembangan blue print PIHPS Nasional.

1) Pada CMP nasional telah diselesaikan penandatanganan pembaruan SKB antara Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan RI, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) No. 14/GBI/DKM/SKB tentang Sekretariat Forum Koordinasi SSK tanggal 7 Juni 2012. Setelah pembaruan, secara keseluruhan keanggotaan Sekretariat FKKSK berubah menjadi satu Koordinator Sekretariat dan 28 Anggota dengan komposisi 7 dari Kementerian Keuangan, 5 dari Bank Indonesia, 10 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan 6 dari LPS;

2) Telah disusun draft Crisis Binder Nasional serta pelaksanaan Crisis Simulation Excercise FKSSK;

3) Telah diselesaikan draf final kajian opsi kebijakan pencegahan dan penanganan krisis (policy toolkit);

4) Telah diselesaikan kajian rekalibrasi indikator surveillance (analytical toolkit) berupa (1) Aplikasi Principal Component Analysis (PCA) dalam Pembentukan Indeks Tekanan Pasar Keuangan; (2) Indeks Kerentanan Nilai Tukar (IKNT); dan (3) Identifikasi dan Asesmen Likelihood and Impact.

1) Penyusunan strategi pendalaman pasar keuangan; 2) Penyesuaian ketentuan tentang Valas, draft Repo pasar uang syariah, kajian

MTN dan CP, evaluasi penggunaan JIBOR, serta kajian SMF; 3) Koordinasi lintas otoritas lain seperti Kementerian Keuangan RI dan Otoritas

Jasa Keuangan, serta asosiasi pelaku pasar dan pengamat pasar keuangan, 4) Pelatihan financial programming and policy.

Page 119: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Lampiran

107Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

DeliverablesNo Tujuan

5 Implementasi komitmen Indonesia terhadap reformasi keuangan global

6 Penguatan Sinergi BI dengan Pihak Terkait Dalam Rangka Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM

7 Financial Inclusion

8 Percepatan Terwujudnya National Payment Gateway (NPG)

9 Pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK

Meningkatkan ketahanan dan efisiensi perbankan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas permodalan perbankan nasional, memitigasi risiko sistemik terhadap stabilitas sistem keuangan, serta mempersiapkan perbankan Indonesia dalam proses integrasi perbankan di ASEAN.

Mengoptimalkan peran Bank Indonesia dalam pemberdayaan sektor riil dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui penciptaan klaster dan wirausaha baru.

Meningkatkan akses masayrakat terhadap emapt jenis layanan jasa keuangan yang dianggap vital bagi kehidupan masyarakat, yaitu layanan simpanan dana, kredit/pembiayaan sistem pembayaran serta asuransi.

Meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui integrasi sistem pembayaran.

Memantapkan pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK sehingga dapat menjaga keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi pengawasan bank.

1) QIS Global, monitoring dampak penerapan permodalan dan leverage ratio sesuai basel III, serta penyempurnaan ketentuan permodalan sesuai basel III;

2) Pembahasan penetapan domestic systemically important banks (D-SIB), review ketentuan permodalan terkait D-SIB, penetapan indikator dan sub-indikator D-SIB, serta simulasi penetapan D-SIB;

3) Penyusunan kerangka kerja ASEAN Banking Integration Framework (ABIF), konsep ABIF charter, proses pengadaaan konsultan untuk kajian strategi nasional ABIF.

1) Fasilitasi akses kepada pembiayaan kepada petani klaster; 2) Pendampingan promosi usaha melalui mentoring, coaching dan workshop;3) Pilot project penguatan ketahanan pangan daerah.

1) Penandatanganan nota kesepahaman dengan beberapa instansi terkait; 2) Penyempurnaan fitur Tabunganku, selaras dengan kegiatan Mobile Payment

Service (MPS), termasuk sarana penerimaan BSM; 3) Komunikasi dan edukasi melalui berbagai jalur, seperti workshop, integrasi

pendidikan kebanksentralan, pelatihan kepada kelompok petani, nelayan, pengusahan UMKM, dan lain-lain.

NPG1) Disepakatinya nota kesepahaman interkoneksi layanan transfer dana antar

prinsipal ATM Debet, dan pembahasan interkoneksi prinsipal ATM/Debet domestic;

2) Penyempunaan ketentuan NPG melalui penyusunan konsepkepemilikan dan kelembagaan Jaringan Pembayaran Nasional dengan industry.

E-money 3) Penyusunan pedoman standar uang elektronik berbasis chip; 4) Perluasan penggunaan sektor transportasi; 5) Realisasi kawasan Less Cash Society dengan menggunakan uang elektronik

di Kampus UI.

1) Penyusunan dan penyempurnaan ketentuan internal pengawasan bank di OJK dan mekanisme koordinasi;

2) Kajian sistem pengawasan konsolidasi dan terintegrasi; 3) Penyediaan infrastruktur teknologi informasi; 4) Menyusun dan mengimplementasi struktur organisasi Pengawasan bank di

kantor pusat dan regional; 5) Identifikasi asset dan fasilitas yang digunakan OJK; 6) Penyiapan dokumen Pengawasan bank yang akan digunakan OJK.

Page 120: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Lampiran

108 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

DeliverablesNo Tujuan

10 Performance Based Budgeting

11 Penguatan Komunikasi Kebijakan BI

12 Penyempurnaan Sistem-sistem MSDM

13 Penyiapan Organisasi dan Proses Bisnis Bank Indonesia Kedepan

14 Integrasi Sistem Informasi secara bertahap untuk mendukung SSK, Stabilitas Moneter & Sistem Pembayaran

Meningkatkan akuntabilitas Sistem Anggaran BI dengan meningkatkan keterkaitan antara kinerja dan anggaran.

Meningkatkan efektivitas komunikasi, akuntabilitas, dan koordinasi terkait kebijakan Bank Indonesia.

Mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan sistem manajemen sumber daya manusia (MSDM) yang terintegrasi, dan melakukan penyesuaian grading sebagai dampak implementasi Struktur Organisasi Level Atas (SOLA) dan pengalihan fungsi perbankan kepada OJK.

Mengimplementasikan organisasi dan proses bisnis BI baru sesuai Struktur Organisasi Level Atas (SOLA), dan mengimplementasikan pola pengelolaan organisasi sesuai proses bisnis dan nomenklatur Bank Indonesia.

Membangun sistem informasi yang mampu merespons kebutuhan bisnis dengan cepat di sektor sistem perbankan, moneter, sistem keuangan, dan sistem pembayaran.

1) Implementasi standard costing pada penyusunan Program Kerja, Anggaran, dan Rencana Investasi (PKARI) tahun 2014;

2) Implementasi penyempurnaan pedoman cascading strategi Bank Indonesia, termasuk penggunaan Kertas Kerja Usulan Program Kerja (KKUPK);

3) Penyempurnaan standard costing untuk implementasi tahap berikutnya; 4) Sosialisasi anggaran berbasis kinerja; 5) Implementasi aplikasi PPA hasil pengembangan dalam penyusunan PKARI

2014, dan penyelesaian pengembangan aplikasi EDW; 6) Penyelesaian konsep Peraturan Dewan Gubernur untuk bidang anggaran.

1) Penyiapan draft ketentuan internal fungsi komunikasi dan organisasi komunikasi Bank Indonesia;

2) Desain sistem informasi Kehumasan, repository, dan ketentuan teknis; dan 3) Soft launching implementasi call center Bank Indonesia.

(i) penyempurnaan ketentuan internal Sistem penilaian Kinerja Pegawai (SPKP) dan ketentuan promosi; (ii) penyesuaian ketentuan pegawai tugas belajar (PTB); (iii) penyempurnaan mekanisme penugasan dan pengelolaan SDM penugasan, termasuk penugasan ke OJK; (iv) laporan dampak penerapan sistem grading terhadap remunerasi, dan penyesuaian ketentuan gaji; serta (v) rekrutmen Pendidikan Calon Pegawai Muda (PCPM) melalui jalur kerja sama dengan universitas maupun jalur massal.

1) Penyempurnaan organisasi di sektor stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, sistem pembayaran, dan satuan kerja mirroring pengawasan bank;

2) Penyempurnaan satuan kerja manajemen intern dan kantor perwakilan Bi di dalam negeri;

3) Pengelolaan komunikasi perubahan.

1) Pendetilan proses bisnis di sektor Stabilitas Sistem Keuangan dan pemetaan proses bisnis pengawasan di sektor Sistem Pembayaran.

2) Pemetaan kebutuhan informasi untuk fungsi pengawasan Sistem Pembayaran;

3) Penyusunan Kamus Data (Data Dictionary) aplikasi LSMK (termasuk Pengawasan Sistem Pembayaran);

4) Penyusunan enterprise data model LSMK (termasuk Pengawasan Sistem Pembayaran).

5) Integrasi aplikasi perolehan data, pemrosesan data terstruktur dan dashboard, serta pemrosesn data tidak terstruktur.

Page 121: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Produk Hukum Bank IndonesiaTahun 2013

Page 122: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Lampiran

110 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Tanggal Perihal

1. PeRATURAN BANK INDONeSIA

No Nomor PBI

1 15/1/PBI/2013 18 FebruarI-2013 Lembaga Pengelolaan Informasi Perkreditan

2 15/2/PBI/2013 20 MeI-2013 Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum Konvensional

3 15/3/PBI/2013 21 MeI-2013 Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat

4 15/4/PBI/2013 12 Agustus 2013 Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

5 15/5/PBI/2013 27 Agustus 2013 Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/ PBI/2010 Tentang Operasi Moneter

6 15/6/PBI/2013 30 Agustus 2013 Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/1/ PBI/2005 tentang pinjaman Luar Negeri Bank

7 15/7/PBI/2013 26 September 2013 Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/19/ PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing

8 15/8/PBI/2013 7 Oktober 2013 Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank

9 15/9/PBI/2013 10 Oktober 2013 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/13/PBI/2008 tentang Lelang dan Penatausahaan Surat Berharga Negara

10 15/10/PB/12013 1 November 2013 Jumlah Dan Nominal Uang Rupiah Yang dimusnahkan Tahun 2011 dan Tahun 2012

11 15/11/PBI/2013 22 November 2013 Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal

12 15/12/PBI/2013 12 Desember 2013 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

13 15/13/PBI/2013 24 Desember 2013 Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 Tentang Bank Umum Syariah

14 15/14/PBI/2013 24 Desember 2013 Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11 /10/PBI/2009 Tentang Unit Usaha Syariah

15 15/15/PBI/2013 24 Desember 2013 Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional

16 15/16/PBI/2013 24 Desember 2013 Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

17 15/17/PBI/2013 24 Desember 2013 Transaksi SWAP Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia

Page 123: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Lampiran

111Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Tanggal Perihal

2. PeRATURAN DeWAN GUBeRNUR

No Nomor PDG

1 15/1/PDG/2013 25 JanuarI-2013 Remunerasi Asisten Gubernur Bank Indonesia

2 15/2/PDG/2013 15 JanuarI-2013 Perubahan Ketiga Atas PDG No. 10/11/PDG/2008 tentang Remunerasi Pegawai Bank Indonesia

3 15/3/PDG/2013 26 FebruarI-2013 Penilaian Kinerja Pegawai Bank Indonesia

4 15/4/PDG/2013 15 Maret 2013 Perubahan Keempat atas PDG No. 10/11/PDG/2008 tentang Remunerasi Pegawai Bank Indonesia

5 15/5/PDG/2013 15 Maret 2013 Remunerasi Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia

6 15/6/PDG/2013 29 April 2013 Pinjaman Multiguna dan Pembiayaan bagi Pegawai Bank Indonesia

7 15/7/PDG/2013 29 April 2013 Pinjaman Multiguna dan Pembiayaan bagi Pegawai Bank Indonesia

8 15/8/PDG/2013 30 April 2013 Organisasi Bank Indonesia

9 15/9/PDG/2013 21 MeI-2013 Kode Etik Anggota Dewan Gubernur

10 15/10/PDG/2013 31 JulI-2013 Organisasi Bank Indonesia

11 15/11/PDG/2013 6 September 2013 Perubahan Atas Nomor 9/1/PDG/2007 Tentang Kejelasan TanggungJawab Pelaksanaan Tugas (Single Point Of Responsibility) Anggota Dewan Gubernur Bank

12 15/12/PDG/2013 6 September 2013 Perubahan Atas Peraturan Dewan Gubernur Nomor 12/4/ PDG/2010 Tentang Komite di Bank Indonesia

13 15/13/PDG/2013 31 Desember 2013 Kebijakan Akuntansi Keuangan Bank Indonesia

Page 124: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Lampiran

112 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 125: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Daftar Istilah

113Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Harga barang/jasa yang diatur oleh Pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.Rasio efisiensi bank yang mengukur beban operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin tinggi nilai BOPO maka semakin tidak efisien operasi bank.Suku bunga kebijakan yang mencerminkan stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.Bank Indonesia Real-Time Gross Settlement, merupakansistem transfer dana secara elektronik antar peserta Sistem BI-RTGS dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual.Bank Indonesia – Scripless Securites Settlement System, merupakan sarana transaksi dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaannya dan penatausahaan Surat Berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara Peserta, Penyelenggara dan Sistem BI-RTGS.Cadangan devisa negara yang dikuasai oleh Bank Indonesia yang tercatat pada sisi aktiva neraca Bank Indonesia, yang antara lain berupa emas, uang kertas asing, dan tagihan dalam bentuk giro, deposito berjangka, wesel, surat berharga luar negeri dan lainnya dalam valuta asing kepada pihak luar negeri yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran luar negeri.Rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).Penempatan dana rupiah oleh Bank di Bank Indonesia dalam rangka operasi moneter.Sistem Peringatan DiniSuatu kegiatan menyeluruh yang bertujuan untuk meniadakan segala bentuk hambatan baik yang bersifat harga maupun non harga, terhadap akses masyarakat dalam menggunakan dan/atau memanfaatkan layanan jasa keuangan.Indikator kinerja stabilitas sistem keuangan Indonesia secara keseluruhan yang mencakup perbankan, pasar saham dan pasar obligasi, dan membantu megidentifikasi potensi tekanan di sistem keuangan.Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR digunakan untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank umum.

DAFTARISTILAH

Administered price :

Biaya Operasional Pendapatan : Operasional (BOPO)

BI Rate :

Bank Indonesia Real-Time Gross : Settlement (BI-RTGS)

Bank Indonesia – Scripless Securites : Settlement System (BI-SSSS)

Cadangan Devisa :

Capital Adequacy Ratio (CAR) :

Deposit Facility :

Early Warning System (EWS) :Financial Inclusion (Keuangan : Inklusif)

Financial Stability Index :

Financing to deposit ratio (FDR) : atau Loan to deposit ratio (LDR)

Page 126: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Daftar Istilah

114 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Foreign Direct Investment (FDI) :

Good Governance :

Imported inflation :Inflasi Indeks Harga :Konsumen (IHK)

Investment Grade (Peringkat : Investasi)Jakarta InterBank Offered Rate : (JIBOR)Kliring :

Inflasi inti :

Likuiditas :

Makroprudensial :

National Payment Gateway :

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) :

Non Performing Loan (NPL) :

Non Performing Financing (NPF) :

Operasi Moneter :

Pasar Uang Antar Bank (PUAB O/N) :

Pemberian Pinjaman Atau Pembelian Kepemilikan Perusahaan Di Luar Wilayah Negaranya Sendiri.Tata kelola organisasi yang baik dan sehat.Inflasi yang disebabkan karena adanya perubahan harga di luar negeri dan atas perubahan nilai tukar.Kenaikan harga barang yang diukur dari perubahan indeks konsumen, yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa kebutuhan masyarakat luas.Peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat terkemuka.

Suku bunga indikasi penawaran dalam transaksi PUAB di Indonesia yang berasal dari kontributor JIBOR.Perhitungan utang piutang antara para peserta kliring secara terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan suat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan (clearing).Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices. Kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi segera dalam waktu yang singkat; sebuah perusahaan dikatakan likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar yang lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya (liquidity).Kegiatan pemantauan dana nalisis kinerja lembaga keuangan secara industri dalam kerangka pengawasan terhadap sistem keuangan.Kebijakan yang menitikberatkan pada upaya mengarahkan industri pembayaran untuk bekerjasama menciptakan platform standar sistem atau infrastruktur yang dapat digunakan secara bersama.Suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembeliandan penjualan barangdan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.Kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah.Pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dalam rangka pengendalian moneter melalui Operasi Pasar Terbuka dan Koridor Suku Bunga (Standing Facilities).Kegiatan pinjam meminjam dalam rupiah dan/atau valuta asing antar Bank Konvensional dengan jangka waktu satu hari (overnight).

Page 127: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Daftar Istilah

115Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Prinsipal :

Profitabilitas :

Rencana Bisnis Bank :

Risk Based Supervision :

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) :

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) :

Surat Utang Negara (SUN) :

Sovereign Credit Rating :

Strategy Map :

Term Deposit :

Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem dan atau jaringan antar anggotanya baik berperan sebagai penerbit dan acquirer dalam transaksi Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan pada satu perjanjian tertulis. Sedangkan yang dimaksud dengan acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang (i) melakukan kerjasama dengan pedagang sehingga pedagang mampu memproses transaksi APMK yang diterbitkan oleh pihak selain acquirer yang bersangkutan, (ii) bertanggung jawab atas penyelesaian pembayaran kepada pedagang.Ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.Dokumen tertulis yang menggambarkan rencana kegiatan usaha Bank jangka pendek (satu tahun) dan jangka menengah (tiga tahun), termasuk strategi untuk merealisasikan rencana tersebut, rencana untuk memperbaiki kinerja usaha, dan rencana pemenuhan ketentuan kehati-hatian sesuai dengan target dan waktu yang ditetapkan.Pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan (forward looking) dimana pengawasan/pemeriksaan suatu bank difokuskan pada risiko-risiko yang melekat (inherent risk) pada aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian risiko (risk control system).Surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.Suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi Bank dalam penentuan suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah Bank.Surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang berlaku.Peringkat hutang dari suatu lembaga negara yang berdaulat yaitu pemerintah. Sovereign Credit Rating mengindikasikan tingkat resiko dari sebuah lingkungan investasi dari suatu negara dan digunakan oleh investor asing yang ingin berinvestasi di negara tersebut. Interelasi antara pengukuran-pengukuran yang terkait satu sama lain dalam hubungan sebab akibat, yang menggambarkan strategi organisasi Bank Indonesia.Penempatan dana rupiah milik peserta Operasi Moneter secara berjangka di Bank Indonesia. Term deposit dapat dicairkan sebelum jatuh waktu (early redemption) sepanjang memenuhi persyaratan tertentu dan atas pencairan tersebut dikenakan biaya.

Page 128: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Daftar Istilah

116 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

Transaksi Reverse Repo :

Uang Kartal :

Unqualified Opinion :

Volatile food :

Transaksi pembelian Surat Berharga oleh peserta Operasi Pasar Terbuka (OPT) dari Bank Indonesia, dengan kewajiban penjualan kembali oleh peserta OPT sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati.Uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Indonesia dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Republik Indonesia.Pendapat wajar tanpa pengecualian, diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.Komponen inflasi IHK yang mencakup beberapa bahan makanan yang harganya sangat berfluktuasi.

Page 129: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Daftar Singkatan

117Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

DAFTARSINGKATAN

AMRO : ASEAN+3 Macroeconomic Research Office

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

API : Arsitektur Perbankan Indonesia

APMK : Alat Pembayaran Menggunakan Kartu

ASEAN : The Association of Southeast Asian Nations

ATM : Anjungan Tunai Mandiri

ATMR : Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

BBM : Bahan Bakar Minyak

BI : Bank Indonesia

BI-RTGS : Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement

BIS : Bank for International Settlement

BI-SSSS : Bank Indonesia-Scripless Security Settlement System

BOPO : Biaya Operasional Pendapatan Operasional

BPD : Bank Pembangunan Daerah

BPR : Bank Perkreditan Rakyat

BPRS : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

bps : Basis Point

BRC : BPD Regional Champion

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

BUS : Bank Umum Syariah

CAR : Capital Adequacy Ratio

CCP : Central Counterparty

CDS : Credit Default Swap

CMIM : Chiang Mai Initiative Multilateralization

CRATA : Comprehensive, Realible, Accuracy, Timelinessdan Accessible

DF : Deposit Facility

DHE : Devisa Hasil Ekspor

DPK : Dana Pihak Ketiga

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

EMEAP : The Executives’ Meeting of East Asia Pacific Central Banks

FDI : Foreign Direct Investment

FDR : Financing to Deposit Ratio

FGD : Focus Group Discussion

Page 130: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Daftar Singkatan

118 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

FIN : Financial Identity Number

FLS : Financial Literacy Survey

FPJP : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek

FSI : Financial Stability Index

FTV : Financing to Value

GCG : Good Corporate Governance

GDP : Gross Domestic Product

GWM : Giro Wajib Minimum

IDI : Informasi Debitur Individual

IHK : Indeks Harga Konsumen

IRU : Investor Relations Unit

JIBOR : Jakarta Interbank Offered Rate

KI : Kredit Investasi

KK : Kredit Konsumsi

KMK : Kredit Modal Kerja

KPJU : Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan

KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi

KPw BI : Kantor Perwakilan Bank Indonesia

KTI : Kawasan Timur Indonesia

KUR : Kredit Usaha Rakyat

LDR : Loan to Deposit Ratio

LK : Laporan Keuangan

LKTBI : Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia

LPS : Lembaga Penjamin Simpanan

LTV : Loan to Value

MoU : Memorandum of Understanding

Mtm : Month to month

NAD : Neraca Arus Dana

NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia

NPF : Non Performing Financing

NPG : National Payment Gateway

NPI : Neraca Pembayaran Indonesia

NPL : Non Performing Loan

OJK : Otoritas Jasa Keuangan

PBB : Performance Based Budgeting

PBC : Performance Based Culture

PBI : Peraturan Bank Indonesia

PDB : Produk Domestik Bruto

PDG : Peraturan Dewan Gubernur

PDN : Posisi Devisa Neto

PHR : Perdagangan, Hotel dan Restoran

Page 131: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Daftar Singkatan

119Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

PIHPS : Pusat Informasi Harga Pangan Strategis

PKE : Pembiayaan Kepemilikan Emas

PMK : Protokol Manajemen Krisis

POLRI : Kepolisian Republik Indonesia

PP : Perusahaan Pembiayaan

PPATK : Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keungan

PPKD : Perusahaan Penjamin Kredit Daerah

PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PSBI : Program Sosial Bank Indonesia

PSP : Pemegang Saham Pengendali

PUAB : Pasar Uang Antar Bank

PUAB O/N : Pasar Uang Antar Bank Overnight

QIS : Quantitative Impact Study

qtq : quarter to quarter

RI : Republik Indonesia

ROA : Return on Assets

RR-SBN : Reverse Repo-Surat Berharga Negara

RTGS : Real Time Gross Settlement

RUU : Rancangan Undang-Undang

SBDK : Suku Bunga Dasar Kredit

SBI : Sertifikat Bank Indonesia

SBN : Surat Berharga Negara

SDM : Sumber Daya Manusia

SHPR : Survei Harga Properti Residensial

SID : Sistem Informasi Debitur

SIP : Sistem Informasi Perbankan

SK : Survei Konsumen

SKB : Surat Keputusan Bersama

SKDU : Survei Kegiatan Dunia Usaha

SKNBI : Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

SP : Survei Perbankan

SPE : Survei Penjualan Eceran

SSB : Surat-Surat Berharga

STKE : Sistem Transfer Kredit Elektronik

SULNI : Statistik Utang Luar Negeri Indonesia

SUSPI : Statistik Utang Sektor Publik Indonesia

TD : Term Deposit

Tipibank : Tindak Pidana Perbankan

TNI-AL : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut

TPI : Tim Pengendali Inflasi

TPID : Tim Pengendali Inflasi Daerah

Page 132: BANK INDONESIA - bi.go.id · Sementara itu, the Economist pada edisi 22 Februari 2014 memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia ... Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank

Daftar Singkatan

120 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV dan Tahun 2013

ULN : Utang Luar Negeri

UMKM : Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UU : Undang-Undang

UUS : Unit Usaha Syariah

UYD : Uang yang Diedarkan

Valas : Valuta Asing

yoy : year on year

ytd : year to date