Bank english

10
Negara sekular adalah salah satu konsep sekularisme , dimana sebuah negara menjadi netral dalam permasalahan agama, dan tidak mendukung orang beragama maupun orang yang tidak beragama. Negara sekular juga mengklaim bahwa mereka memperlakukan semua penduduknya sederajat, meskipun agama mereka berbeda-beda, dan juga menyatakan tidak melakukan diskriminasi terhadap penduduk beragama tertentu. Negara sekular juga tidak memiliki agama nasional. Negara sekular didefinisikan melindungi kebebasan beragama. Negara sekular juga dideskripsikan sebagai negara yang mencegah agama ikut campur dalam masalah pemerintahan, dan mencegah agama menguasai pemerintahan atau kekuatan politik. Negara sekuler? Di Indonesia yang memiliki tradisi historis tersendiri, konsep negara sekuler sulit diterapkan. Kalau kita mengikuti definisi Donald Eugene Smith (1963), the seculer state is a state that guarantees individual and corporate freedom of religion, deals with the individual as a citizen irrespective of his religion, is not constitutionally connected to a particular religion, nor seeks either to promote or interfere with religion, maka Indonesia sulit disebut negara sekuler karena terlalu banyak anomali dan deviasi dari definisi itu. Dari segi freedom of religion, Pasal 29 Ayat (2) UUD 1945 menjamin seseorang bebas mendiskusikan atau memilih atau tidak memilih suatu agama tanpa campur tangan negara, dan ketika telah menganut agama dia bebas mengikuti ajaran-ajarannya, berpartisipasi dalam kebaktian, menyebarkan ajaran-ajarannya dan menjadi pejabat dalam organisasi agamanya. Namun, Ayat 1 yang berbunyi 'negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa' tidak sesuai prinsip negara sekuler. Dari segi citizenship dalam pengertian, agama sepenuhnya tidak relevan dalam mendefinisikan kewarganegaraan dan bahwa hak dan kewajiban warga negara tidak dipengaruhi agama yang dianut, Indonesia masih melakukan banyak diskriminasi atas dasar agama. Begitu pula dari segi separation of state and religion dalam pengertian, agama dan negara berfungsi di wilayah yang berbeda dan bahwa negara tidak berfungsi mengembangkan, meregulasi, mengarahkan atau mencampuri agama, Indonesia juga tidak memenuhi prinsip ini, karena sejak dulu hingga kini ada relasi interdependence antara negara dan agama. Negara mengembangkan agama - membangun tempat-tempat ibadah, menyumbangkan dana kepada clergy, sementara agama memberi, mendukung, dan membantu negara. Agama memberikan legitimasi pada negara dan sebaliknya (mutual legitimatization). Apabila Indonesia adalah negara sekuler, negara tidak memberi bantuan apa pun kepada lembaga agama. Departemen Agama harus bubar, dualisme peradilan (negeri dan agama) harus dihilangkan karena negara sekuler meniscayakan tata hukum sipil yang seragam (uniform civil code). Belum lagi berbagai kebijakan seperti perayaan hari-hari besar agama, regulasi tanah-tanah wakaf, pengurusan haji, lembaga-lembaga pendidikan agama seperti IAIN dan madrasah, pembangunan sarana agama seperti Islamic centre oleh pemerintah, undang-undang zakat, labelisasi halal bagi makanan dan minuman, dan sebagainya.

Transcript of Bank english

Page 1: Bank english

Negara sekular adalah salah satu konsep sekularisme, dimana sebuah negara menjadi netral dalam

permasalahan agama, dan tidak mendukung orang beragama maupun orang yang tidak beragama. Negara sekular juga

mengklaim bahwa mereka memperlakukan semua penduduknya sederajat, meskipun agama mereka berbeda-beda,

dan juga menyatakan tidak melakukan diskriminasi terhadap penduduk beragama tertentu. Negara sekular juga tidak

memiliki agama nasional.

Negara sekular didefinisikan melindungi kebebasan beragama. Negara sekular juga dideskripsikan sebagai

negara yang mencegah agama ikut campur dalam masalah pemerintahan, dan mencegah agama menguasai

pemerintahan atau kekuatan politik.

Negara sekuler?

Di Indonesia yang memiliki tradisi historis tersendiri, konsep negara sekuler sulit diterapkan. Kalau kita mengikuti

definisi Donald Eugene Smith (1963), the seculer state is a state that guarantees individual and corporate freedom of

religion, deals with the individual as a citizen irrespective of his religion, is not constitutionally connected to a

particular religion, nor seeks either to promote or interfere with religion, maka Indonesia sulit disebut negara sekuler

karena terlalu banyak anomali dan deviasi dari definisi itu. Dari segi freedom of religion, Pasal 29 Ayat (2) UUD 1945

menjamin seseorang bebas mendiskusikan atau memilih atau tidak memilih suatu agama tanpa campur tangan negara,

dan ketika telah menganut agama dia bebas mengikuti ajaran-ajarannya, berpartisipasi dalam kebaktian, menyebarkan

ajaran-ajarannya dan menjadi pejabat dalam organisasi agamanya. Namun, Ayat 1 yang berbunyi 'negara berdasar atas

Ketuhanan Yang Maha Esa' tidak sesuai prinsip negara sekuler.

Dari segi citizenship dalam pengertian, agama sepenuhnya tidak relevan dalam mendefinisikan kewarganegaraan dan

bahwa hak dan kewajiban warga negara tidak dipengaruhi agama yang dianut, Indonesia masih melakukan banyak

diskriminasi atas dasar agama. Begitu pula dari segi separation of state and religion dalam pengertian, agama dan

negara berfungsi di wilayah yang berbeda dan bahwa negara tidak berfungsi mengembangkan, meregulasi,

mengarahkan atau mencampuri agama, Indonesia juga tidak memenuhi prinsip ini, karena sejak dulu hingga kini ada

relasi interdependence antara negara dan agama. Negara mengembangkan agama - membangun tempat-tempat

ibadah, menyumbangkan dana kepada clergy, sementara agama memberi, mendukung, dan membantu negara. Agama

memberikan legitimasi pada negara dan sebaliknya (mutual legitimatization).

Apabila Indonesia adalah negara sekuler, negara tidak memberi bantuan apa pun kepada lembaga agama.

Departemen Agama harus bubar, dualisme peradilan (negeri dan agama) harus dihilangkan karena negara sekuler

meniscayakan tata hukum sipil yang seragam (uniform civil code). Belum lagi berbagai kebijakan seperti perayaan

hari-hari besar agama, regulasi tanah-tanah wakaf, pengurusan haji, lembaga-lembaga pendidikan agama seperti IAIN

dan madrasah, pembangunan sarana agama seperti Islamic centre oleh pemerintah, undang-undang zakat, labelisasi

halal bagi makanan dan minuman, dan sebagainya.

Page 2: Bank english

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF OTONOMI DAERAH

Dampak Positif

Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah makapemerintah daerah akan

mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas lokalyang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan

kendali pemerintah pusatmendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yangberada

di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yangdidapatkan melalui jalur birokrasi dari

pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkanpemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta

membangun program promosikebudayaan dan juga pariwisata.

otonomi daerah memunculkan kesempatan identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan

kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalammenghadapi masalah yang berada di

daerahnya sendiri. Bahkan dana yangdiperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi

daripemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorongpembangunan daerah serta

membangun program promosi kebudayaan danjuga pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah juga akan lebih

tepatsasaran dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih efisien.

Dengan melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah akanlebih tepat sasaran, hal

tersebut dikarenakan pemerintah daerah cinderung lebih menegetikeadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-

potensi yang ada di daerahnya daripadapemerintah pusat. Contoh di Maluku dan Papua program beras miskin yang

dicanangkanpemerintah pusat tidak begitu efektif, hal tersebut karena sebagian penduduk disana tidakbisa

menkonsumsi beras, mereka biasa menkonsumsi sagu, maka pemeritah disana hanyamempergunakan dana beras

meskin tersebut untuk membagikan sayur, umbi, danmakanan yang biasa dikonsumsi masyarakat. Selain itu, denga

system otonomi daerahpemerintah akan lebih cepat mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu saatitu,

yanpa harus melewati prosedur di tingkat pusat.

Dampak Negatif

Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagioknum-oknum di pemerintah daerah

untuk melakukan tindakan yang dapat merugikaNegara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu

terkadang adakebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi Negara yang dapatmenimbulkan

pertentangan antar daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahkandaerah dengan Negara, seperti contoh

pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi ditingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system otonomi

daerah maka pemerintahpusat akan lebih susah mengawasi jalannya pemerintahan di daerah, selain itu

karenamemang dengan sistem.otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak begitu berarti.

otonomi daerah memunculkan kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai

pelanggaran,munculnya pertentangan antara pemerintah daerah dengan pusat, sertatimbulnya kesenjangan antara

daerah yang pendapatannya tinggi dangandaerah yang masih berkembang.

Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah yang terkadang dapatmemicu perpecahan.

Contohnya jika suatu daerah sedang mengadakan promosipariwtsata, maka daerah lain akan ikut melakukan hal yang

sama seakan timbulpersaingan bisnis antar daerah. Selain itu otonomi daerah membuat kesenjangan ekonomiyang

terlampau jauh antar daerah. Daerah yang kaya akan semakin gencar melakukanpembangunan sedangkan daerah

pendapatannya kurang akan tetap begitu-begitu sajatanpa ada pembangunan. Hal ini sudah sangat mengkhawatirkan

karena ini sudahmelanggar pancasila sila ke-lima, yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”

Page 3: Bank english

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF OTONOMI DAERAH TERHADAP KEMAJUAN BANGSA INDONESIA

A. Pengertian Desentralisasi

Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara

kesatuan Republik Indonesia. dengan adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan

daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai

penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini

seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan

perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia. Desentralisasi juga dapat diartikan sebagai pengalihan tanggung

jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya (dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Dasar

pemikiran yang melatarbelakanginya adalah keinginan untuk memindahkan pengambilan keputusan untuk lebih dekat

dengan mereka yang merasakan langsung pengaruh program dan pelayanan yang dirancang dan dilaksanakan oleh

pemerintah. Hal ini akan meningkatkan relevansi antara pelayanan umum dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat

lokal, sekaligus tetap mengejar tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah ditingkat daerah dan nasional, dari segi

sosial dan ekonomi. Inisiatif peningkatan perencanaan, pelaksanaan, dan keuangan pembangunan sosial ekonomi

diharapkan dapat menjamin digunakannya sumber-sumber daya pemerintah secara efektif dan efisien untuk

memenuhi kebutuhan lokal.

B. Sentralisasi dan Desentralisasi

Sentralisasi dan desentralisasi sebagai bentuk penyelenggaraan negara adalah persoalan pembagian sumber

daya dan wewenang. Pembahasan masalah ini sebelum tahun 1980-an terbatas pada titik perimbangan sumber daya

dan wewenang yang ada pada pemerintah pusat dan pemerintahan di bawahnya. Dan tujuan “baik” dari perimbangan

ini adalah pelayanan negara terhadap masyarakat.

Di Indonesia sejak tahun 1998 hingga baru-baru ini, pandangan politik yang dianggap tepat dalam wacana publik

adalah bahwa desentralisasi merupakan jalan yang meyakinkan, yang akan menguntungkan daerah. Pandangan ini

diciptakan oleh pengalaman sejarah selama masa Orde Baru di mana sentralisme membawa banyak akibat merugikan

bagi daerah. Sayang, situasi ini mengecilkan kesempatan dikembangkannya suatu diskusi yang sehat bagaimana

sebaiknya desentralisasi dikembangkan di Indonesia. Jiwa desentralisasi di Indonesia adalah “melepaskan diri

sebesarnya dari pusat” bukan “membagi tanggung jawab kesejahteraan daerah”.

Sentralisasi dan desentralisasi tidak boleh ditetapkan sebagai suatu proses satu arah dengan tujuan pasti.

Pertama- tama, kedua “sasi” itu adalah masalah perimbangan. Artinya, peran pemerintah pusat dan pemerintah

daerah akan selalu merupakan dua hal yang dibutuhkan. Tak ada rumusan ideal perimbangan. Selain proses politik

yang sukar ditentukan, seharusnya ukuran yang paling sah adalah argumen mana yang terbaik bagi masyarakat.

Masalah sentralisasi dan desentralisasi bukan lagi dipandang sebagai persoalan penyelenggara negara saja. Pada

akhirnya kekuatan suatu bangsa harus diletakkan pada masyarakatnya. Saat ini di banyak wilayah, politik lokal

dikuasai selain oleh orang-orang partai politik juga kelompok-kelompok yang menjalankan prinsip bertentangan

dengan pencapaian tujuan kesejahteraan umum. Kekuatan kelompok pro pembaruan lemah di banyak daerah dan

langsung harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan politik lokal dengan kepentingan sempit.

Page 4: Bank english

Birokrasi sekali lagi adalah alat pemerintah pusat untuk melakukan perbaikan daerah. Birokrasi, jika dirancang secara

sungguh-sungguh, bisa berperan sebagai alat merasionalisasikan masyarakat. Pemerintah pusat, misalnya, membantu

pemerintah daerah dalam mendesain pelayanan publik yang akuntabel. Pemerintah daerah sering pada situasi terlalu

terpengaruh dengan kepentingan perpolitikan lokal.

C. Dampak Positif dan Negatif Desentralisasi bagi Kemajuan Bangsa Indonesia

Jika kita tinjau lebih jauh penerapan kebijakan otonomi daerah atau desentralisasi sekarang ini, cukup

memberikan dampak positif nagi perkembangan bangsa indonesia. Dengan adanya sistem desentralisasi ini

pemerintahan daerah diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur daerahnya, karena dinilai pemerintahan

daerah lebih mengetahui kondisi daerahnya masing-masing. Disamping itu dengan diterapkannya sistem

desentralisasi diharapkan biaya birokrasi yang lebih efisien. Hal ini merupakan beberapa pertimbangan mengapa

otonomi daerah harus dilakukan.

Dalam setiap kebijakan atau keputusan yang diambil pasti ada sisi positif dan sisi negatifnya. Begitu juga

dengan penerapan sistem desentaralisasi ini, memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Secara terperinci mengenai

dampak dampak positif dan negatif dari desentarlisasi dapat di uraikan sebagai berikut :

dengan adanya otonomi daerah, maka setiap daerah akan diberi kebebasan dalam menyusun program dan

mengajukannya kepada pemerintahan pusat. Hal ini sangat akan berdampak positif dan bisa memajukan daerah

tersebut apabila Orang/badan yang menyusun memiliki kemampuan yang baik dalam merencanan suatu program

serta memiliki analisis mengenai hal-hal apa saja yang akan terjadi dikemudia hari. Tetapi sebaliknya akan

berdamapak kurang baik apabila orang /badan yang menyusun program tersebut kurang memahami atau kurang

mengetahui mengenai bagaimana cara menyusus perencanaan yang baik serta analisis dampak yang akan terjadi.

Antara Musyawarah dan Voting

Dimasyarakat demokrasi, mengenal 2 cara proses pengambilan keputusan, yakni dengan musyawarah dan voting.

Manakah yang lebih baik dintara keduanya? Atau Keduanya tidak ada yang baik? Atau mungkin keduanya sama-sama

memiliki kelebihan serta kekurangan sehingga perlu adanya modifikasi/percampuran diantara keduanya?

Voting

Pemungutan suara (voting) sering digunakan oleh lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi baik dalam

sebuah negara maupun dalam sebuah perkumpulan biasa, di dalam mengambil sebuah sikap atau dalam memilih

seorang pimpinan dan lain-lain. Cara ini sudah menjadi sesuatu yang tidak asing lagi di mata kita, karena semua

permasalahan diselesaikan dengan cara mengambil suara mayoritas atau dengan pemungutan suara itu. Dengan

pemungutan suara secara otomatis siapa saja / masyarakat umum bisa dilibatkan di sini.

Cara seperti ini pada mulanya dipraktekkan dan disebarluaskan oleh negara-negara barat yang menyatakan

dirinya sebagai negara demokrasi. Voting atau bahasa sederhananya pungutan suara kerap dilakukan dalam

pengambilan keputusan pada suatu rapat organisasi. Voting dilakukan dengan cara setiap angota diberi hak untuk

menyampaikan pendapatnya sesuai dengan opsi yang ada. Misal suatu rapat organisasi menentukan apakah perlu

dibentuk divisi atau tidak. Lantas tiaptiap angota bebas mengutarakan pendpatnnya antara perlu/ya atau tidak. Opsi

yang terbanyak dipilih anggota, itulah yang akan dilaksanakan. Memang dengan voting, semua angota akan

mengutarakan suaranya. Namun tetap memiliki sisi negatifnya yakni akan terjadi win-lose solution. Dan bisa berakibat

orang yang mendukung pilihan yang kalah suara akan tidak melaksanakan keputusan rapat.

Page 5: Bank english

Dengan voting kita hanya perlu membuat rumusan masalah dengan beberapa pilihan penyelesaian. Tidak

sembarangan orang dapat ikut memberikan suara dalam sebuah voting. Biasanya orang yang memiliki hak saja dalam

pemberian suara. Contoh nyata kegiatan ini adalah Pemilihan Presiden. Dalam pemilihan presiden hanya warga

negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih saja yang dapat memberikan suara. Dalam hal ini calon presiden

menjadi opsi bagi para pemilih. Nah, dari suara pemilih ini lah nantinya akan terbentuk sebuah keputusan. Dalam

Voting opsi yang memiliki suara terbanyak (pemilih terbanyak) akan menjadi sebuah keputusan akhir.

Dan satu fakta menarik lagi, sekarang voting lebih didominasi oleh orang-orang berduit! (ini yang terjadi pada ranah

perpolitikan). Bayangkan ketika suara mayoritas didominasi oleh orang-orang yang tak bermoral! Apakah itu dianggap

tidak sah secara hukum? Tentu tidak demikian!

Maka, apakah voting = musyawarah yang selalu dikonotasikan untuk sesuatu yang baik?? Mana yang terlihat serius,

dan mana yang terlihat asal-asalan? Let’s think it deeply!

Musyawarah

Musyawarah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “syawara” yang pada mulanya bermakna

mengeluarkan madu dari sarang lebah. Makna ini kemudian berkembang, sehingga mencakup segala sesuatu yang

dapat diambil atau dikeluarkan dari yang lain, termasuk pendapat. Musyawarah dapat juga berarti mengatakan atau

mengajukan sesuatu. Kata musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan

makna dasarnya.

Dalam musyawarah, semua anggota bebas mengemukakan pendapatnya. Dengan kebebasan berdialog itulah

diharapkan dapat diketahui kelemahan pendapat yang dikemukakan, sehingga keputusan yang dihasilkan tidak lagi

mengandung kelemahan. Dengan demikian, kata musyawarah merupakan istilah yang lazim di telinga kaum muslimin

untuk memilih mana yang paling baik dari yang baik, dan mana pendapat dengan hujjah (bukti) yang terkuat.

Tradisi Indonesia mengenal cara pengambilan keputusan dengan cara musyawarah. Tujuan musyawarah

adalah untuk dicapainya mufakat dimana semua angota mutlak mendukung dan tidak terjadi perpecahan. Selain itu

musyawarah pun memiliki sisi pendidikan, yakni orang yangtidak memahami akan suatu hal dapat tercerahkan. Bila

dibawa ke Pancasila, maka akan sesuai dengan sila ke 4 dan ke 5. Oleh karena pengambilan keputusan dilakukan

secara mufakat, maka sangat dimungkinkan bahwa keputusan dalam musyawarah adalah pengambilan keputusan

yang demokratis dan win-win solution.Disamping sisi positif tersebut, ternyata musyawarah pun memiliki kekurangan

yang cukup mengganggu. Bilamana angota dalam musyawarah tersebut bersifat psif dan hanya ikut saja, maka proses

pengambilan keputusan dapat dipastikan hanya ditentukan oleh segelintir orang saja. Dan pastinya hanya

mementingkan kepentingannya saja dan parahnya akan dianggap sebagai hasil mufakat. Bila ini terjadi, maka bisa

dipastikan menjadi win-lose solution.

KETIDAKADILAN

ketidakadilan Historical berada di mana-mana dalam sejarah manusia. Asal-usul hampir setiap lembaga yang

relevan dengan kehidupan politik manusia memiliki silsilah diwarnai oleh berbagai ketidakadilan

magnitudo. Perbudakan, genosida, massa pengambilalihan properti, interniran massa, sembarangan pembunuhan

warga sipil dan represi politik besar semua menyedihkan akrab fitur sejarah manusia, baik dalam dan lebih baru masa

lalu. Jika ada dari mereka akan diatasi? Bisa ketidakadilan sejarah akan diatasi? Haruskah negara diadakan

bertanggung jawab atas berdarah asal mereka, seperti kolonisasi brutal dari adat bangsa Amerika dan

Australasia? Haruskah kekuasaan kekaisaran mantan harus ganti rugi keturunan orang-orang yang mereka

terjajah? Haruskah keturunan budak dan korban bencana diberi kompensasi atas kerugian dilakukan untuk orang-

Page 6: Bank english

orang mereka? Berurusan dengan ketidakadilan historis juga menjadi tugas utama bagi negara-negara berjuang untuk

menemukan baru lembaga dan bentuk kehidupan bersama setelah bertahun-tahun penindasan atau konflik sipil –

untuk Sebagai contoh, di Eropa Tengah dan Timur setelah jatuhnya Komunisme Soviet, serta di Afrika pasca-kolonial,

Amerika Selatan dan Asia.

bahkan bukan masa lalu belum. Ini akan menjadi moral berperasaan dan mungkin tidak adil untuk sekedar

memberhentikan setiap ketidakadilan historis karena diganti oleh berlalunya waktu. Namun, di sisi lain tangan,

perjalanan waktu pasti melakukan hal-hal berubah; itu mengubah fakta-fakta di lapangan,dan bisa dibilang harus

mengubah pemahaman kita tentang pentingnya moral apa terjadi. Apakah keadilan yang terkait dengan klaim atas

reparasi harus mundur mencari, dan untuk alasan politis berbicara sangat bermasalah? Sebanyak ini adalah

pertanyaan filosofis kompleks mereka yang bermuatan politis juga. Bahkan, skeptis akun banyak filosofis masuk akal

reparasi untuk sejarah ketidakadilan telah diimbangi dengan meningkatkan relevansi politik mereka. Dan begitu

penekanan saya

pada ketidakadilan sejarah politik adalah disengaja. Sebagai isu umum, tantangan berurusan dengan sentuhan

ketidakadilan sejarah tentang berbagai diperebutkan namun sangat penting konsep dalam filsafat politik kontemporer,

seperti sifat keadilan, hak dan tanggung jawab. Namun ada urgencies praktis juga. Di jantung serius banyak konflik di

dunia saat ini terletak beberapa jenis keluhan sejarah. Banyak klaim ini yang meragukan, dan cerita-cerita sejarah

berbaring di belakang mereka sering palsu. Tetapi banyak yang tidak. Jadi bergulat dengan sifat ketidakadilan historis

sering merupakan fitur penting dari politik hidup. Apapun pembelaan yang masuk akal dari ide pembuatan reparasi

untuk ketidakadilan masa lalu harus berurusan dengan enam pertanyaan: Berapa berat badan normatif banyak yang

harus kita berikan di masa lalu pembahasan tentang apa yang kita berutang satu sama lain? Yang sejarah ketidakadilan

materi dan mengapa? Kepada siapa yang reparasi berutang? Siapa yang harus membayar mereka? Apa bentuk

reparasi? Dan akhirnya, apa dan politik pertimbangan kehati-hatian perlu diambil ke pada saat membela (atau

mengkritik) reparasi? Saya akan mencoba untuk bekerja melalui pertanyaan sebagai sarana memberikan survei kritis

karya terbaru dalam teori politik yang membahas masalah ketidakadilan sejarah.

Page 7: Bank english

BANKING

Definition and Functions Bank

In the life of a country's economy, banks have an important rolein the economy. According to the Banking Act

No. 10 of 1998, the bank is business entity which collects funds from the public in the form of deposits and passes to

the public in the form of credit and other forms other in order to improve the lives of many.Pursuant to Article

paragraph (3) of Law No. 10 of 1998, commercial banks are banks conducting business in a conventional and based on

Islamic principles in its activities to provide services in traffic payment.

The definition of commercial banks in brief is the bank that can provide services in payment

traffic. Commercial banks consist of commercial banks government, private commercial banks, national income,

national private banks nondevisa and foreign banks and joint venture. The main activities of commercial banks is to

collect public funds, among others, in the form of demand deposits, time deposits and savings, and distribute to the

public in the form of credit (Pohan, 2008). Financial markets have an important function in transferring resources

economy of households that want to save part of their income to households and firms that want to borrow to buy

goods investment that will be used in the production process. The process of transferring funds from savers to

borrowers is called financial intermediaries (financial intermediation). Many institutions in the economy act as

financial intermediaries, but only bank that has the legal authority to create assets that are part of the money supply,

such as checking accounts. Therefore, the only bank financial lemabga that directly affect the supply of money

(Mankiw,2000).The function and role of commercial banks in the economy is very important and

strategic. Commercial banks are very important in terms of sustaining the strength and smoothness payments system

and monetary policy effectiveness. The functions of commercial banks as described below demonstrates the importance

of commercial banks in the modern economy :(1)the creation of money,(2)supports the smooth payment mechanism,

(3) accumulation of funds, (4) supportsmooth international transactions, (5) storage of goods and letters securities, (6)

provision of other services (Manurung and Rahardja, 2004).

Process Transformation Function Intermediation and Banking Assets

The function of the transformation of the bank to make deposits as a liability into an asset with a portfolio of

cash reserves and loan or credit. Cash reserves are part of the statutory minimum that can be used to finance

government deficits. Loan or credit is a source of bank revenue and funding sources investment company. Bank loan or

credit is a liability on the balance sheet company (Manurung and Manurung, 2009).

productive. (2) The period of time, the credit period is distinguished by be short-term loans, medium term and long

term. (3) According nature of its use, according to the nature of their use of credit loans can be divided into working

capital, investment loans, and consumer credit. (4) According to the nature of its withdrawal, withdrawal of credit by

its nature can be divided into direct loans, and credit Indirect (5) According to the financing risk, credit risk by

financing divided into, the relevant credit with bank funds, syndicated loans, and loan participation / management

(SMUT Bank, 2007).

Concept of Commercial Bank Credit

Credit (loans) is the largest asset owned commercial banks. The portion of loans about 60% -80% of the total

assets of commercial banks. The main purpose of lending is the interest earned. Because the portion of loans in bank

assets is large, then most of the bank's revenue came from mortgage interest (Manurung and Rahardja, 2004). In

lending, banks are still running on the precautionary principle. BASED addition to 5C (Capital, Collateral, Character,

Capacity and Condition of Economy), the bank is also considering other things, such as the ability entrepreneurs

(borrowers) to restore their credit. In order to give flexibility to bank lending, some things that may be taken by Bank

Page 8: Bank english

Indonesia include: 1) Improve the role of banks in lending to micro, small and medium (KUMKM), 2) Improving the

efficiency of the Bank in conducting financing in order to encourage the real sector, 3) Enhancing the role of Bank 'in

extending the reach of services to customers (Bank Indonesia, 2009). If banks want to increase public savings, ceteris

paribus, interest rates will be raised so that the interest savings will be greater. Meanwhile, fund distribution side, the

interaction will affect the development of banking credit to the public. If the banks want increasing expansion of credit,

ceteris paribus, loan interest rates will drop such that the interest for borrowing by the public increased (Pohan,2008).

The interest rate of bank credit is a cost opportunitas in establishment of investment by the business sector, so the

increase in mortgage interest rates banks will lower the level of investment and thus reduce economic growth. Decrease

the intensity of competition banks will increase

bank credit supply or a positive association with the structure of bank credit. Improving the structure of bank credit

due to reduced bank competition intensity

will increase investment in real sector and then encourage the growth of economy (Bank Indonesia Medan, 2007).

Monetary Policy

To overcome the potential weakening of the monetary policy transmission

indication of the slow response to lower interest rates and credit distribution,

Bank Indonesia will improve communication to the public about the policy direction to front. In addition, Bank

Indonesia will encourage banks on board for more acts as a market leader in moving the funds rate and credit. Thus,

monetary policy interest rate cuts (BI Rate) can be followed by interest rates and bank loan funds more quickly (Bank

Indonesia, 2009). The central bank has three monetary policy instruments: market operations open, reserve

requirements, and the discount rate. The discount rate (discount rate) is the interest rate charged when the central

bank makes loans to banks. The lower the discount rate, the cheaper backup lent. Thus, the decrease in the discount

rate increases the monetary base and supply of money (Mankiw, 2000).

The role of interest rates in the economy such as components to encourage investment, as a means of pressing the rate

of inflation and as guardian of the currency exchange rate (exchange rate). As a component that encourage investment,

interest rates should be low. Low interest rates encourage investors to make loans to banking institutions and thus

denagn investment will rise. Higher interest rates would increase the cost burden that unattractive investment. From

here arises the opinion that the increase in the BI rate would pressing investment (Miraza, 2006). In line with the

decline in SBI rates, in general the bank immediatelyadjust its cost of funds. Furthermore, bank lending rates seen

declining gradually but still tends to be slow. incentive to lower interest mortgage interest actually exists, but the debtor

is still delaying the withdrawal of credit also affect the lower interest rates further. In the long term, factors decline in

mortgage interest rates to re-increase the demand forcredit. While in the short term, essentially lending rates and

conditions rationalization of credit (credit rationing) are more determined by the bank based on certain business

considerations. Therefore, it is necessary encouragement from supervisory authorities to urge or warn banks to

immediately lower the lending rates and extend credit (Hadad et al, 2003). BI rate is implemented through open

market operations to one-month SBI because of several considerations. First, one-month SBI has been used as

benchmark by banks and market players in Indonesia in various activities. Secondly, the use of one-month SBI as an

operational target would strengthen the response signal of monetary policy pursued by the central bank. Third, with

improving the condition of the banking and financial sector, one-month SBI proven monetary policy transmits to the

financial sector and the economy (Banjarnahor,2008).

Page 9: Bank english

In raising its intermediary function, the bank also felt the need to take some policy. Banking credit interest rate

reduction still is a main sequence that needs to be done in lending. For banking, the high BI rate banks retain lead

mortgage interest rates are high. If Bank Indonesia lowered the BI rate, then banking will further try to improve the

acceptance of credit interest than placing the funds in SBIs. Monetary policy affects aggregate demand directly through

the availability of bank credit. Contractionary monetary policy, as For example, will reduce the supply of bank credit

due to reduced bank reserve and the cost of funds to be expensive. Assuming that the majority of funding investment

company comes from bank loans (ie bank loans not perfectly substituted with other funds, such as commercial paper,

corporate bonds, etc.), monetary policy can affect the amount bank credit will directly affect the company's ability to

investing (the Great, et al, 2001).

Quality and Credit Risk

Disruption of banking credit growth may occur due to weak credit demand, weak supply, or both. Disturbances

in the side demand may be declining quality of customer credit, high interest rates that exceed customers' ability to

pay, and the high risk of attempted so that customers do not dare to start their business. Meanwhile, the disturbance

on the side bidding can be a limitation of bank capital, the availability of loanable funds, bank's NPL problem, and the

reluctance of banks to channel credit associated with higher risk business world (Grand et al, 2001). Loans disbursed to

say problematic if the return is late compared to the planned schedule, even not returned at all.Credit is not smooth can

be grouped into three, namely: substandard credit, doubtful loans and bad credit. Classification of the credits do not

pass this determined based on Bank Indonesia Circular Letter No.. 23/12/BPPP, February 1991(Manurung and

Rahardja, 2004). Bank credit according to its quality is essentially based on risk possible according to the conditions

and compliance with bank customers in fulfill the obligations to pay interest, repay and repay lending to banks. So the

key element in determining the quality of these by time interest payments, installment payments, or repayment of loan

principal, and specified as follows:

1. Current Credit (Pass). Loans are classified as current if they meet the criteria:

a) payment of principal and / or interest on time, and

b) have mutations account active, or c) part of the loan secured by

cash collateral (cash collateral).

2. Special mention (Special Mention). Loans are classified into

special mention loans if they meet the criteria: a) there

Process Money Multiplier and Multiplier Credit Score

The process of doubling the money (money multiplier) incurred in connection withactivities of commercial

banks or banks demand deposits creator (BPUG), which is a member of the monetary system, in creating demand

deposits and quasi money. In its activities, commercial banks can lend some money saved community in the form of

demand deposits, savings and time deposits, and only a small proportion maintained as liquid instruments (cash and

deposits at the central bank) to meet the obligations to be paid immediately at any time and to meet minimum

statutory reserve requirements or reserve requirements. Amount may be loaned back into the banks as money

deposits. Some of these deposits lent again. So forth. In Theoretically, if a part is maintained as liquid instruments by

0.2 (20%) and lent part of 0.8 (80%), it will generate savings equal to 4 times The main deposits so the total savings to

be 5 times the main deposit. In the process of granting loans from the deposits it receives, commercial banks can

provide loans with maturities longer than term savings because according to experience, rarely terjdi the storage / Care

money to take all the deposits and on time / day The same that happened diversiteit, which represents the difference

between the maximum point and minimum point at a different time. Because of these diversiteit,then there was the

core fixed (constant) and commercial banks can transform.

Page 10: Bank english

TUGAS BAHASA INGGRIS

ANGGOTA KELOMPOK : 1. IKA NURJANAH (10320026) 2. FARAH SUHARTINI (10320022) 3. LULUI SAPUTRA A (10320059) 4. SOFAH NURUL WAKIAH (10320044) 5. TEUKU MUDASIR (10320063)

Fakultas Ekonomi

Program Studi “Akuntansi” S-1 (Pagi)