Bandung Isi PTK

45
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pendidikan sebagian besar tergantung pada kualitas guru dalam pengelolaan pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dibutuhkan keterampilan dalam mendesain pembelajaran. Keterampilan mendesain pembelajaran sangat tergantung pada profesionalisme guru dan kemauan guru mengelola proses pembelajaran. Salah satu dari sekian kemampuan yang harus dikuasai guru adalah kemampuan membuat perencanaan, pembelajaran, mampu menyajikan program pembelajaran dikelas secara tepat, dan kemampuan mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar serta kemampuan mengadakan tindak lanjut. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Guru benar-benar dituntut untuk mendesain kurikulum, silabus dan pembelajarannya. Hal ini membutuhkan tanggungjawab guru yang tinggi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan peluang kepada tiap-tiap satuan pendidikan terutama pendidik yang dalam hal ini merupakan satu komponen yang langsung berperan dalam proses pembelajaran. Telah banyak perubahan

Transcript of Bandung Isi PTK

Page 1: Bandung Isi PTK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan sebagian besar tergantung pada kualitas

guru dalam pengelolaan pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dibutuhkan keterampilan dalam mendesain pembelajaran.

Keterampilan mendesain pembelajaran sangat tergantung pada

profesionalisme guru dan kemauan guru mengelola proses pembelajaran.

Salah satu dari sekian kemampuan yang harus dikuasai guru adalah

kemampuan membuat perencanaan, pembelajaran, mampu menyajikan

program pembelajaran dikelas secara tepat, dan kemampuan mengadakan

penilaian terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar serta

kemampuan mengadakan tindak lanjut. Apalagi dengan diberlakukannya

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Guru benar-benar dituntut

untuk mendesain kurikulum, silabus dan pembelajarannya. Hal ini

membutuhkan tanggungjawab guru yang tinggi.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan peluang

kepada tiap-tiap satuan pendidikan terutama pendidik yang dalam hal ini

merupakan satu komponen yang langsung berperan dalam proses

pembelajaran. Telah banyak perubahan paradigma dalam proses pendidikan

khususnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi lebih

mementingkan peran peserta didik dan karakteristik sumber daya yang ada

pada tiap-tiap satuan pendidikan. Pembelajaran berpusat pada siswa, oleh

karenanya siswalah yang diharapkan dapat berperan aktif dan partisipatif

dalam mengeksplorasi dan menginterpretasikan pengetahuan dan

permasalahan baru yang dibandingkan, dikombinasi, dan dianalisa dengan

pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik

Guru yang memiliki tanggungjawab yang tinggi akan selalu

berupaya agar peserta didik dapat memiliki kemampuan yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan. Tetapi kenyataan membuktikan

bahwa masih banyak siswa yang belum mampu memenuhi tujuan pengajaran

1

Page 2: Bandung Isi PTK

2

yang sudah ditetapkan. Hal ini bisa dilihat pada proses pembelajaran anak

kurang berpartisipasi untuk mengikuti pelajaran. Hal ini terbukti pada hasil

yang diperoleh anak masih belum memenuhi. Terkait dengan hal tersebut

guru perlu mengadakan diagnosa dalam pembelajaran yang dilakukan. Salah

satunya dengan melihat partisipasi dan hasil belajar yang dicapai siswa.

Sebelum peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas, partisipasi

belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas V SD Umbulrejo Ponjong ternyata

masih rendah. Banyak siswa yang bermain sendiri ketika pembelajaran

berlangsung, ada siswa yang tidur saat pembelajaran, siswa ramai sendiri,

bermain kejar-kejaran, dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa

tingkat partisipasi belajar siswa masih rendah. Seharusnya siswa didalam

proses pembelajaran antusias mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Penyebab utama dalam pembelajaran disini kurang menariknya guru

dalam memberikan pembelajaran, cara penyampaian materi pelajaran hanya

monoton. Kondisi seperti ini mendorong peneliti untuk mengadakan

perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

Untuk tujuan tersebut di atas peneliti mengadakan penelitian pada

siswa kelas V SD Umbulrejo yang berjumlah 20 orang siswa yang terdiri 12

siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Upaya peneliti dalam meningkatkan

partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan media gambar,

dengan harapan siswa akan lebih berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan

belajar. Alasan peneliti melakukan penelitian ini karena dalam pembelajaran

IPA, partisipasi belajar siswa masih rendah.

Salah satu upaya peneliti dalam hal ini adalah dengan pemanfaatan

media pembelajaran yang tepat. Proses pembelajaran lebih diutamakan

daripada hasil yang diperoleh. Pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student centered) cenderung lebih memperlihatkan paradigma pendidikan

saat ini, sebagaimana yang terkandung dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Hal ini merupakan satu hal mengapa media pembelajaran sangat

diperlukan dalam proses pembelajaran.

Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan

dengan berbagai alasan diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat

persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari

model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan,

Page 3: Bandung Isi PTK

3

dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah

mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.

Sekolah dasar dalam kaitannya dengan penerapan KTSP harus

menerapkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa bukan lagi

menggunakan paradigma lama seperti datang, duduk, diam, dengarkan, dan

dilarang bertanya (apalagi yang macam-macam). Siswa didorong untuk lebih

partisipatif dalam melaksanakan dan mengikuti proses pembelajaran sehingga

pembelajaran akan berjalan secara optimal

B. Rumusan Masalah

Atas dasar uraian permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPA kelas V

SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul?

2. Apakah media gambar dapat meningkatkan partisipasi siswa pada mata

pelajaran IPA di SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

1. Memperbaiki pembelajaran khususnya bidang studi IPA di SD Umbulrejo

Ponjong Gunungkidul.

2. Meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD

Umbulrejo Ponjong Gunungkidul.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru :

Para guru lebih professional sehingga kinerja guru lebih meningkat dan rasa

percaya diri semakin meningkat pula.

2. Bagi Siswa

Media gambar dapat meningkatkan partisipasi siswa pada mata pelajaran

IPA di SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul.

Page 4: Bandung Isi PTK

4

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan masukan bagi guru lain yang mengalami kesulitan masalah

belajar mengajar.

b. Memberikan sumbangan positif bagi kemajuan siswa.

Laporan ini disusun berdasarkan temuan-temuan yang ada di kelas

baik berhubugan dengan guru maupun siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini

dilaksanakan dalam 3 siklus untuk mendiskripsikan keberhasilan yang dicapai

dalam proses setiap perbaikan pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan

Dalam sebuah penelitian hipotesis perlu dimunculkan sebagai

gambaran awal kondisi objek yang diteliti. Langkah ini harus dilakukan supaya

penelitian ini bisa berjalan sistematis, terarah dan mencapai tujuan yang telah

dirumuskan. Adapun rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa

penggunaan media gambar dapat meningkatkan partisipasi siswa pada mata

pelajaran IPA kelas V SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul.

Page 5: Bandung Isi PTK

5

BAB    IIKAJIAN PUSTAKA

A. Partisipasi Belajar

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah

pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi

adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian

tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut

kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya

partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan

dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul

tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat

kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik

maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.

 Partisipasi dalam proses pembelajaran sangat penting, karena

dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti yang dikemukakan oleh

Assrofudin (telyna,2011.http://www.telyna.com) “Partisipasi siswa dalam

pembelajaran sangat penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang

aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran

yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin”.

Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi

serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang

melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian

tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.

Partisipasi belajar dapat terwujud apabila terdapat unsur-unsur

partisipasi, antara lain:

a. keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan

dalam proses belajar mengajar.

b. kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan

yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

5

Page 6: Bandung Isi PTK

6

Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur tercapainya partisipasi

siswa dalam proses balajar mengajar yaitu:

a. Aktif mengerjakan soal yang diberikan guru,

b. Aktif bertanya,

c. Menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal didepan kelas,

d. Memberi tanggapan dan mengajukan ide,

e. Membuat kesimpulan dari materi baik secara mandiri atau

kelompok.

Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk

menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan

demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan bisa dicapai

semaksimal mungkin.

Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik

yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang

membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar.

Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu

kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan

keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang

bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa

dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih

terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.

B. Media Gambar

Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual

sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan

dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera

penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-

simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar

artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.

Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula

untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau

menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak

Page 7: Bandung Isi PTK

7

digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi

biayanya.

Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang

amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan

kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak

diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar termasuk kepada

gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu:

pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang,

misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah

transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film

strips dan transparancies.

Namun yang termasuk media gambar, penulis maksudkan dalam

pembahasan laporan ini yang terdapat pada kelompok pertama yakni Flat

opeque picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah

pengadaannya serta biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah media

yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari

sumber ke penerima (siswa). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke

dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk

menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi

fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak

digrafiskan.

1. Kelebihan yang lain dari media gambar adalah :

a. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok

masalah dibanding dengan media verbal semata.

b. Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak

semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak

selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar

atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba

dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa

yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu

kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau

foto sangat bermanfaat dalam hal ini.

Page 8: Bandung Isi PTK

8

c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel

atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata

telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.

d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau

membetulkan kesalah pahaman.

e. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa

memerlukan peralatan yang khusus.

2. Kelemahan media gambar

Selain kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai

beberapa kelemahan yaitu :

a.Gambar atau foto hanya menekankan presepsi indra mata.

b.Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk

kegiatan pembelajaran.

c.Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

Page 9: Bandung Isi PTK

9

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Subjek Penelitian

1. Tempat pelaksanaan

Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang

dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Penelitian tindakan

kelas ini mengambil lokasi di SD Negeri Umbulrejo Kecamatan Ponjong

Kabupaten Gunungkidul Tahun pelajaran 2012/2013. Dilakukan terhadap

siswa kelas V di SD Negeri Umbulrejo yang siswanya bejumlah 20 siswa.

Dari 20 siswa tersebut 8 siswa adalah laki-laki dan 12 siswa lainnya

adalah perempuan.

2. Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu yaitu dari tanggal 11

September 2012 sampai 25 September 2012. Data diperoleh dari tiga sikus

yatu :

a. Siklus satu pada tangal 11 September 2012

b. Siklus kedua pada tanggal 18 September 2012

c. Siklus ketiga pada tanggal 25 September 2012

3. Karakteristik Siswa

Di kelas V di SD Negeri Umbulrejo yang siswanya bejumlah 20

siswa. Dari 20 siswa tersebut 8 siswa adalah laki-laki dan 12 siswa

lainnya adalah perempuan, ada beberapa siswa yang datang ke kelas

dengan penuh semangat, riang gembira, dan minat yang besar untuk

belajar, dan sebagian besar siswa yang datang ke kelas dengan perasaan

takut, sedih, susah, malas, tidak senang, dan sebagainya, didalam kelas

banyak siswa yang bermain sendiri ketika pembelajaran berlangsung, ada

siswa yang tidur saat pembelajaran, siswa ramai sendiri, bermain kejar-

kejaran, dan lain sebagainya. Kondisi yang demikian ini disebabkan

karena kondisi ekonomi, lingkungan, pekerjaan orang tua yang tidak sama.

9

Page 10: Bandung Isi PTK

Siklus I

Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengumpulan Data I

Refleksi

Siklus II

Perencanaan II

Pelaksanaan Tindakan II

Pengumpulan Data II

Refleksi

Siklus III

Perencanaan III

Pelaksanaan Tindakan III

Pengumpulan Data III

Refleksi

10

Banyak siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua masing-masing,

karena sebagian besar orang tua siswa adalah petani dan buruh serabutan.

Orang tua dari pagi hingga sore sudah sibuk dengan pekerjaan masing-

masing.

4. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

Bagan Per Siklus

5. Informasi observer

Dalam proses pengambilan data pada pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas yang berlangsung, dibantu oleh kolaborator Bapak

Suwasdi, S. Pd. menjabat Kepala Sekolah dan seorang observer yaitu Ibu

Iswanti, S. Pd. SD. yang bertugas mengobservasi proses perbaikan

pembelajaran siklus pertama, kedua dan ketiga

Page 11: Bandung Isi PTK

11

B. Deskrepsi Per Siklus

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dengan tingkat

keberhasilan yang akan dicapai dalam fokus penelitian. Setiap siklus

dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran dalam waktu 2x35 menit.

Untuk melakukan perbaikan pembelajaran ini, maka perlu mengadakan

persiapan yang matang terlebih dahulu sehingga dalam pelaksanaan

selanjutnya tidak mengalami kesulitan serta dapat meningkatkan hasil

pembelajaran yang optimal. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan

pembelajaran ini dilaksanakan sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Pada siklus satu ini peneliti mempersiapkan RPP 1,

perlengkapan mengajar yang telah dibuat dalam RPP 1, seperti LKS;

alat peraga, sumber belajar dll, menyiapkan instrument pengumpulan

data, seperti lembar observasi, lembar evaluasi KBM, kriteria

keberhasilan siswa dll.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Kegiatan Awal

Siswa disiapkan dan berdo’a, dilanjutkan presensi. Apresepsi :

“anak-anak pada waktu kalian berangkat tadi ditepi jalan

menemui / melihat tumbuhan apa saja? Apa manfaat tumbuhan

bagi manusia dan hewan ? Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

hari ini.

2) Kegiatan Inti

Siswa secara berkelompok melakukan pengamatan. Guru memberi

penjelasan materi tentang fotosintesis tumbuhan hijau dengan

menggunakan media gambar tumbuhan hijau, memberi kesempatan

siswa untuk bertanya tentang penjelasan materi yang telah

disampaikan, menilai kinerja anak. Siswa membuat kesimpulan,

setelah itu siswa mengerjakan soal tes formatif.

Page 12: Bandung Isi PTK

12

3) Kegiatn Akhir

Peneliti memberikan penilaian, komentar dan saran serta tindak

lanjut.

c. Pengumpulan data

Observer melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir dengan lembar observasi

yang telah dipersiapkan. Berikut ini akan disajikan hasilnya observasi

yang telah dilakukan :

Tabel 1Instrumen Tentang Observasi Partisipasi

Siklus 1

No. Nama Siswa

INDIKATOR

JumlahRata - rata

Akt

if m

enge

rjak

an

soal

Akt

if b

erta

nya

Men

jaw

ab

pert

anya

an a

tau

men

gerj

akan

soa

l

Mem

beri

ta

ngga

pan

dan

men

agju

kan

ide

Mem

buat

ke

sim

pula

n

1 Aditya T.P 1 1 1 1 1 5 1.002 Bondan S.M 1 2 1 1 1 6 1.203 Erma S 1 1 1 1 1 5 1.004 Khairunissa M 2 2 2 2 2 10 2.005 Laega H.N.F 2 2 2 2 1 9 1.806 Mahardika NA. 1 2 1 1 1 6 1.207 Mardiana C.P 2 2 1 1 1 7 1.408 Mardiani C.P 2 2 1 1 1 7 1.409 M. Iqbal D.P 1 2 1 1 1 6 1.2010 Peri S 1 2 2 2 1 8 1.6011 Prisma N.S 1 2 2 2 1 8 1.6012 Sapto 1 1 2 1 1 6 1.2013 Suciati D.N 2 1 2 1 1 7 1.4014 Tisha G 2 1 2 1 1 7 1.4015 Veronika T.W 1 2 2 2 1 8 1.6016 Wulan N.W 2 2 2 2 2 10 2.0017 Yogi S 2 1 1 1 2 7 1.4018 Bayu S.H 1 1 1 1 2 6 1.2019 M. Zakir I 1 2 2 2 1 8 1.6020 Kharista P.A 2 2 2 2 1 9 1.80

Jumlah 29 33 31 28 24 145 2.90Nilai Rata-rata 1.45 1.65 1.55 1.40 1.20 7.25 1.45

Keterangan : 1 = rendah2 = sedang3 = tinggi

Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi

Page 13: Bandung Isi PTK

13

Dilihat dari hasil penilaian partisipasi anak masuk kategori

rendah. Hal ini terlihat dari anak yang aktif hanya beberapa orang saja.

Dari data hasil pengamatan observer dianalisir ternyata

partisipasi siswa tinggi tidak ada, sedang 4, dan rendah 16 dari 20

siswa.

d. Refleksi

Semua temuan dan data yang diperoleh pengamat dan peneliti

kemudian didiskusikan. Ternyata dalam siklus 1 ini dari proses

pembelajaran ada kelebihan dan kekurangan yang masih perlu

diperbaiki. Kelebihan PTK dengan menggunakan media gambar

adalah dengan menggunakan media gambar akan mempermudah siswa

untuk mengamati tumbuhan hijau lebih jelas tanpa harus menggunakan

peralatan yang mahal. Kekurangan dalam siklus 1 adalah siswa masih

banyak yang belum memperhatikan, ada siswa yang mengantuk, masih

ada anak yang bercanda dan bermain dengan teman. Dalam

pembelajaran peneliti kurang keras dalam menerangkan materi

pelajaran, sehingga menyebabkan partisipasi anak masih kurang,

belum sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil analisis data tersebut

maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua.

2. Siklus II

Siklus 2 dilaksanakan dengan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35

menit, yaitu tanggal 18 September 2012. Untuk mengantisipasi kekurangan

pada siklus 1 , maka peneliti benar-benar mempersiapkan pelaksanaan

siklus 2 dengan membuat rencana tindakan 2, sehingga kesalahan pada

siklus 1 tidak terulang pada siklus 2

a. Perencanaan

Rencana tindakan pada siklus 2 media pembelajaran yang peneliti

gunakan masih tetap menggunakan media gambar. Dengan

menggunakan media gambar diharapkan partisipasi siswa dapat

meningkat. Setelah selesai mengadakan refleksi pada siklus satu,

peneliti mempersiapkan RPP 2. peneliti mempersiapkan perlengkapan

mengajar yang telah dibuat dalam RPP 2, berikut adalah RPP 2: seperti

Page 14: Bandung Isi PTK

14

LKS, sumber belajar dll. peneliti menyiapkan instrument pengumpulan

data, seperti lembar observasi, Kriteria keberhasilan siswa dll.

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

Peneliti mengadakan tanya jawab dan meminta siswa menyediakan

alat dan bahan.

2) Kegiatan Inti

Pada tahapan pelaksanaan siklus II penulis melakukan perbaikan

pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Mengulang kembali materi tentang fotosintesis tumbuhan hijau

dengan menggunakan media gambar tumbuhan hijau (pohon

mangga) serta siswa juga disuruh untuk mengamati tumbuhan

hijau disekitar sekolah.

b) Guru mulai mempersiapkan dan mendemonstrasikan eksperimen

tentang fotosintesis tumbuhan hijau beserta hasilnya dengan

menggunakan media gambar.

c) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang

demonstrasi dengan menggunakan media gambar yang telah

dilakukan.

d) Guru meminta siswa untuk mengulang demonstrasi yang telah

dilakukan secara berkelompok serta mengerjakan LKS yang

telah dibuat dan dibagikan guru kepada siswa secara individu.

e) Guru membantu kelompok yang kesulitan dalam melakukan

percobaan.

f) Guru bersama siswa membahas LKS yang telah dikerjakan oleh

siswa secara silang dan dinilai oleh guru.

g) Membuat kesimpulan.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan siklus kedua ini diakhiri dengan pemberian tindak lanjut

dan PR.

Page 15: Bandung Isi PTK

15

c. Pengumpulan data

Berdasarkan catatan lapangan selama proses pembelajaran pada

siklus II, pembelajaran dalam siklus II sudah dapat dikatakan tergolong

baik/berhasil. Untuk lebih jelasnya setelah penulis melakukan

pengumpulan data, baik secara tes tulis maupun secara observasi,

berikut ini akan disajikan hasilnya masing-masing :

Tabel 2Instrumen Tentang Observasi Motivasi Belajar

Siklus II

No. Nama Siswa

INDIKATOR

JumlahRata - rata

Akt

if m

enge

rjak

an

soal

Akt

if b

erta

nya

Men

jaw

ab

pert

anya

an a

tau

men

gerj

akan

soa

l

Mem

beri

ta

ngga

pan

dan

men

agju

kan

ide

Mem

buat

ke

sim

pula

n1 Aditya T.P 2 2 2 2 1 9 1.82 Bondan S.M 3 3 2 1 1 10 2.03 Erma S 2 2 2 1 1 8 1.64 Khairunissa M 3 3 3 3 2 14 2.85 Laega H.N.F 3 3 3 2 2 13 2.66 Mahardika NA. 2 3 2 1 1 9 1.87 Mardiana C.P 3 3 2 2 1 11 2.28 Mardiani C.P 3 2 2 2 1 10 2.09 M. Iqbal D.P 3 3 2 2 1 11 2.210 Peri S 2 2 2 2 2 10 2.011 Prisma N.S 3 3 3 2 2 13 2.612 Sapto 2 2 2 1 1 8 1.613 Suciati D.N 3 3 3 2 1 12 2.414 Tisha G 2 3 2 2 1 10 2.015 Veronika T.W 2 2 2 2 1 9 1.816 Wulan N.W 3 2 3 2 2 12 2.417 Yogi S 3 3 2 1 2 11 2.218 Bayu S.H 2 3 2 2 2 11 2.219 M. Zakir I 2 2 2 2 1 9 1.820 Kharista P.A 3 3 3 2 1 12 2.4

Jumlah 51 52 46 36 27 212 42.4Nilai Rata-rata 2.55 2.6 2.3 1.8 1.35 10.6 2.12

Keterangan : 1 = rendah2 = sedang3 = tinggi

Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi

Setelah observer mengamati jalannya pembelajaran, maka

menurut pengamatan observer, siswa dalam berpartisipasi meningkat,

Page 16: Bandung Isi PTK

16

dari hasil rata-rata siklus 1 ke siklus 2 tingkat partisipasi siswa naik

sebesar 0,37. Hasil tersebut diperoleh dari rata-rata siklus 2 dikurangi

rata rata siklus 1.

Peningkatan partisipasi siklus 2 = 2,12 – 1,45 = 0,67

Keaktifan siswa mulai nampak, dari data hasil pengamatan observer,

siswa yang aktif 6 orang, yang kurang aktif 12 orang, dan tidak aktif

sama sekali 2 orang dari 20 siswa.

d. Refleksi

Penggunaan media gambar pada siklus kedua ini memberikan

manfaat yang besar karena dalam pembelajaran siswa merasa asik

dalam mengamati dan menggunakan media gambar dalam proses

belajar. Dari hasil pengamatan observer yang telah dianalisis, diketahui

pada siklus 2 ini partisipasi siswa ada peningkatan dibanding siklus

pertama. Walaupun ada peningkatan masih ada kekurangan yang harus

diperbaiki. Setelah melalui diskusi dengan observer, ternyata

kekurangan tersebut muncul dari anak anak, masih saja ada anak yang

tidak memperhatikan dalam proses pembelajaran, dalam membuat

kesimpulan rata-rata anak belum bisa. Secara menyeluruh peneliti

dalam menyampaikan pembelajaran sudah tidak ada masalah, yang

perlu diperebaiki adalah membantu dan mengarahkan siswa dalam

membuat simpulan dan membuat pembelajaran lebih menarik. Setelah

selesai berdiskusi dengan observer peneliti perlu mengadakan perbaikan

pembelajaran pada siklus tiga.

3. Siklus III

a. Perencanaan

Setelah mengadakan refleksi dan mengetahui data hasil

pengamatan observer pada siklus dua maka peneliti melakukan revisi

pada Rencana Perbaikan Pembelajaran untuk pembelajaran pada siklus

ketiga. Pada siklus ketiga peneliti membuat RPP dan instrumen

pembelajaran seperti dengan kondisi kelemahan dan kekurangan pada

siklus II, sesuai dengan hasil yang telah didiskusikan antara peneliti

dengan observer, sehingga dalam siklus III ini pelaksanaan

pembelajaran akan sesuai dengan harapan.

Page 17: Bandung Isi PTK

17

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilakukan dengan memberi salam kepada para siswa,

dilanjutkan dengan absensi, menanyakan kabar siswa, menanyakan

kesiapan menerima pelajaran. Kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai dan dilanjutkan dengan

menanyakan pelajaran sebelumnya (pre-tes).

2) Kegiatan Inti

Pada siklus ketiga ini, keaktifan dan kreativitas siswa benar-benar

lebih dioptimalkan. Pada proses pembelajaran dibuat semenarik

mungkin sehingga partisipasi siswa lebih meningkat.

3) Kegiatan Askhir

Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian tindak lanjut dan pekerjaan

rumah.

c. Pengumpulan data

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus III pada saat

pembelajaran berlangsung, dari satu kali pertemuan, dapat dilihat pada

lembar observasi partisipasi menunjukan rata-rata 2,39 hal ini

mengindikasikan bahwa partisipasi siswa sudah meningkat. Berikut

adalah tabel hasil observasi pada siklus 3 :

Tabel 3Instrumen Tentang Observasi Motivasi Belajar

Siklus III

No. Nama Siswa

INDIKATOR

JumlahRata –

rata

Akt

if m

enge

rjak

an

soal

Akt

if b

erta

nya

Men

jaw

ab

pert

anya

an a

tau

men

gerj

akan

soa

l

Mem

beri

ta

ngga

pan

dan

men

agju

kan

ide

Mem

buat

ke

sim

pula

n

1 Aditya T.P 3 2 2 2 2 11 2.22 Bondan S.M 3 3 2 2 2 12 2.43 Erma S 2 2 2 2 2 10 2.04 Khairunissa M 3 3 3 3 2 14 2.85 Laega H.N.F 3 3 3 2 2 13 2.66 Mahardika NA. 2 3 2 2 2 11 2.27 Mardiana C.P 3 3 2 2 2 12 2.4

Page 18: Bandung Isi PTK

18

No. Nama Siswa

INDIKATOR

JumlahRata –

rata

Akt

if m

enge

rjak

an

soal

Akt

if b

erta

nya

Men

jaw

ab

pert

anya

an a

tau

men

gerj

akan

soa

l

Mem

beri

ta

ngga

pan

dan

men

agju

kan

ide

Mem

buat

ke

sim

pula

n

8 Mardiani C.P 3 2 2 2 2 11 2.29 M. Iqbal D.P 3 3 2 2 2 12 2.410 Peri S 3 3 2 2 2 12 2.411 Prisma N.S 3 3 3 2 2 13 2.612 Sapto 2 2 2 2 2 10 2.013 Suciati D.N 3 3 3 2 2 13 2.614 Tisha G 3 3 2 2 2 12 2.415 Veronika T.W 3 3 3 2 2 13 2.616 Wulan N.W 3 3 3 2 2 13 2.617 Yogi S 3 3 2 2 2 12 2.418 Bayu S.H 2 3 2 2 2 11 2.219 M. Zakir I 3 2 2 2 2 11 2.220 Kharista P.A 3 3 3 2 2 13 2.6

Jumlah 56 55 47 41 40 239 47.8Nilai Rata-rata 2,8 2,75 2,35 2,.05 2,00 11,95 2,39

a. Keterangan : 1 = rendah2 = sedang3 = tinggi

b. Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi

Menurut pengamatan observer, partisipasi siswa sudah banyak

peningkatan. Karena dari hasil analisis pengamatan observer partisipasi

siswa telah tercapai, sudah tidak ada siswa yang berada didalam kriteria

1,00 – 1,67, yaitu kriteria partisipasi rendah. Kenaikan rata-rata dari

siklus 1 ke siklus 2 adalah 0,67, sedangkan dari siklus 2 ke siklus 3 ini

kenaikan rata-rata sebesar 0,27. Kenaikan rata-rata pada siklus 3 ini

lebih rendah 0,10 dibandingkan kenaikan pada siklus 1, akan tetapi pada

siklus ke-3 ini partisipasi siswa rata-rata sudah berada pada posisi aktif.

d. Refleksi

Berdasarkan data hasil observasi tindakan pada siklus 3,

pengamatan kineja siswa diketahui bahwa adanya peningkatan

partisipasi pada mata pelajaran IPA, pada siklus 3 ini semua tujuan

perbaikan pembelajaran bisa tercapai. Melalui pengamatan setiap siklus

dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan media gambar terbukti mampu meningkatkan partisipasi

belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD Umbulrejo, Ponjong,

Page 19: Bandung Isi PTK

19

Gunungkidul. Pengamatan tersebut dilakukan secara bertahap pada

lembar observasi motivasi yang menunjukkan adanya peningkatan dari

siklus I sampai ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III. Karena tujuan

perbaikan pembelajaran telah tercapai, maka penelitian tindakan kelas

diakhiri sampai pada siklus 3.

Page 20: Bandung Isi PTK

20

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 3 siklus dimana

dalam setiap siklusnya terdiri dari satu tindakan. Berdasarkan hasil penelitian

selama 3 siklus pembelajaran yaitu :

1. Siklus I tanggal 11 September 2012

2. Siklus II tanggal 18 September 2012

3. Siklus III tanggal 25 September 2012

Diperoleh data sebagai berikut :

no

Siklus I Siklus II Siklus III

Indikator∑ π

Indikator∑ π

Indikator∑ π

v w x y z v w x y z v w x y z

1. 1 1 1 1 1 51.0

2 2 2 2 1 91.8

3 2 2 2 2 112.2

2. 1 2 1 1 1 61.2

3 3 2 1 110

2.0

3 3 2 2 2 122.4

3. 1 1 1 1 1 51.0

2 2 2 1 1 81.6

2 2 2 2 2 102.0

4. 2 2 2 2 210

2.0

3 3 3 3 214

2.8

3 3 3 3 2 142.8

5. 2 2 2 2 1 91.8

3 3 3 2 213

2.6

3 3 3 2 2 132.6

6. 1 2 1 1 1 61.2

2 3 2 1 1 91.8

2 3 2 2 2 112.2

7. 2 2 1 1 1 71.4

3 3 2 2 111

2.2

3 3 2 2 2 122.4

8. 2 2 1 1 11.4

3 2 2 2 110

2.0

3 2 2 2 2 112.2

9. 1 2 1 1 1 61.2

3 3 2 2 111

2.2

3 3 2 2 2 122.4

10. 1 2 2 2 1 81.6

2 2 2 2 210

2.0

3 3 2 2 2 122.4

11. 1 2 2 2 1 81.6

3 3 3 2 213

2.6

3 3 3 2 2 132.6

12. 1 1 2 1 1 61.2

2 2 2 1 1 81.6

2 2 2 2 2 102.0

13. 2 1 2 1 1 71.4

3 3 3 2 112

2.4

3 3 3 2 2 132.6

14. 2 1 2 1 1 71.4

2 3 2 2 110

2.0

3 3 2 2 2 122.4

15. 1 2 2 2 1 81.6

2 2 2 2 1 91.8

3 3 3 2 2 132.6

16. 2 2 2 2 210

2.0

3 2 3 2 212

2.4

3 3 3 2 2 132.6

17. 2 1 1 1 2 71.4

3 3 2 1 211

2.2

3 3 2 2 2 122.4

18. 1 1 1 1 2 61.2

2 3 2 2 211

2.2

2 3 2 2 2 112.2

Page 21: Bandung Isi PTK

21

19. 1 2 2 2 1 81.6

2 2 2 2 1 91.8

3 2 2 2 2 112.2

20. 2 2 2 2 1 91.8

3 3 3 2 112

2.4

3 3 3 2 2 132.6

∑ 29 33 31 28 24 145 2.9 51 52 46 3 27 21242.

456 55 47 41 40 239

47.8

π 1.45

1.65

1.55

1.4 1.27.25

1.45

2.55

2.6 2.3 1.81.35

10.6

2.12

2.82.75

2.35

2.05

2.00

11.952.39

Keterangan indikator : v = Aktif mengerjakan soalw = Aktif bertanyax = Menjawab Pertanyaany = Memberi tanggapanz = Membuat simpulan

Keterangan : 1 = rendah2 = sedang3 = tinggi

Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi

Menurut pengamatan observer, partisipasi siswa sudah mengalami peningkatan

yang cukup bagus, dengan hasil pada siklus I adalah 1,45 siklus II adalah 2,12

dan siklus III adalah 2,39. Dari hasil analisis pengamatan observer partisipasi

siswa telah tercapai, sudah tidak ada siswa yang berada didalam kriteria 1,00 –

1,67, yaitu kriteria partisipasi rendah. Kenaikan rata-rata dari siklus 1 ke siklus

2 adalah 0,67 sedangkan dari siklus 2 ke siklus 3 ini kenaikan rata-rata sebesar

0,27. Berikut adalah tabel rata-rata persiklus :

No Siklus I Rata-rata Kenaikan Kriteria

1. Siklus I 1,45 0 Rendah

2. Siklus II 2,12 0,67 Sedang

3. Siklus III 2,39 0,27 Tinggi

tabel rata-rata persiklus

Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi

Jika di tuangkan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :

20

Page 22: Bandung Isi PTK

22

Siklus I Siklus II Siklus III0

0.5

1

1.5

2

2.5

RendahSedangTinggi

Diagram rata-rata per siklus

B. Pembahasan

Selama melaksanakan pembelajaran aktivitas guru diamati dan dicatat

oleh teman sejawat dan observer. Berdasarkan hasil pengamatan observer

tentang aktivitas guru dalam proses belajar mengajar pada siklus I dapat

dikategorikan guru yang aktif. Hal ini dapat dilihat pada tabel Instrumen

observasi, masing-masing indikator terlihat jelas bahwa partisipasi siswa

berada pada kriteria rendah.

Pertemuan berikutnya pada siklus II, guru tidak lagi mendominasi

kegiatan belajar mengajar. Kesiapan siswa menerima pelajaran sudah ada

peningkatan. Sehingga pada saat guru mengadakan tanya jawab siswa berebut

menjawab pertanyaan guru. Tugas kerja demonstrasi kelompok sudah dapat

berjalan dengan baik.

Pada siklus III ini guru berfungsi sebagai motivator karena pada

siklus pada siklus ini siswa yang paling aktif yaitu dengan berdiskusi memberi

contoh dalam kehidupan sehari-hari cara gaya mengubah bentuk atau gerak

benda. Apalagi pada saat mengerjakan tugas bermain peran, terjadi interaksi

antara guru - siswa, siswa dan siswa.

Aktivitas siswa selama pembelajaran dari Siklus I sampai dengan

Siklus III menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Pada Siklus I siswa

belum mempunyai kesiapan menerima pelajaran, sehingga sebagian siswa

masih pasif, pada saat guru mengajukan pertanyaan belum ada tanggapan,

Page 23: Bandung Isi PTK

23

pemberian tugas belum berjalan sesuai dengan harapan, siswa banyak yang

hanya bermain dan bercanda.

Pada Siklus II aktivitas belajar siswa mulai ada peningkatan,

diantaranya terlihat dari siswa sudah menanggapi pertanyaan-pertanyaan, ada

pembagian tugas dalam menyelesaikan tugas, sehingga ada interaksi antara

siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.

Pada Siklus III aktivitas belajar siswa menunjukkan peningkatan

partisipasi yang sangat signifikan. Peningkatan partisipasi belajar ini nampak

dalam mengerjakan tugas, siswa sangat antusias mengerjakannya, dan dalam

bermain peran sudah terjadi interaksi antara guru – siswa dan antara siswa dan

siswa.

Berdasarkan penelitian, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang

dilaksanakan di kelas V SD Umbulrejo dalam tiga kali pertemuan 2 x 35 menit

sebanyak tiga siklus dengan hasil kegiatan sesuai dengan indikator sebagai

berikut :

1. Aktif mengerjakan soal

a. Siklus I

Data hasil observasi siklus I menunjukkan bahwa perbaikan

pembelajaran Siklus I belum sesuai dengan rencana yang diharapkan.

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPA pada Siklus I, pada

masing-masing indikator masih rendah yaitu rata-rata 1.45. Untuk

memotivasi siswa agar mempunyai kesiapan awal menerima

pelajaran, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Pembelajaran

Siklus I dilaksanakan. Aktivitas guru selama Proses Pembelajaran IPA

pada Siklus I belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan oleh

kurangnya kesiapan siswa menerima pelajaran dan kurangnya

pemahaman siswa terhadap tugas yang diberikan guru, siswa masih

banyak yang belum memperhatikan, ada siswa yang mengantuk,

masih ada anak yang bercanda dan bermain dengan teman. Sehingga

guru harus banyak memberikan pengarahan selama siswa

mengerjakan tugas.

b. Siklus II

Page 24: Bandung Isi PTK

24

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA pada siklus II

semakin aktif, meningkat dari 1.45 menjadi 2.55. Hal ini karena siswa

sudah memahami tugas-tugas yang harus dikerjakan dan kesiapan

siswa menerima pelajaran sudah ada. Pada Siklus II aktivitas guru

tidak lagi mendominasi pembelajaran bila dibandingkan dengan

aktivitas pada siklus I. Hal ini disebabkan siswa sudah ada pembagian

tugas dalam kerja kelompok dan kesiapan siswa dalam menerima

pelajaran sudah baik, sehingga nampak siswa lebih aktif dalam

mengikuti pembelajaran.

c. Siklus III

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran Sains pada Siklus III

semakin aktif, yaitu 2,8 yang merupakan pencapaian nilai rata-rata

masuk dalam kategori tinggi. Hal ini karena siswa teratrik dengan

pembelajaran yang menggunakan media gambar. Pemberian tugas

yang berbentuk bermain peran dan kesiapan siswa dalam menerima

pelajaran sudah baik. Guru selama proses belajar mengajar Sains pada

siklus III berperan sebagai fasilitator.

2. Aktif bertanya

a. Siklus I

Pada siklus I siswa kelihatan belum ada yang antusias untuk

mengikuti pelajaran. Setiap diberi kesempatan untuk bertanya mereka

malah terdiam semua, tidak ada siswa yang berani untuk mengajukan

pertanyaan mengenai pelajaran, apa yang belum mereka ketahui

ataupun yang belum dipahami. Nilai rata-rata tingkat partisipasi siswa

pada indikator ke-2 siklus I ini adalah 1,65 yang masuk pada kriteria

rendah. Guru lebih banyak mendominasi dalam pelajaran.

b. Siklus II

Di siklus II sebagian siswa sudah ada yang mulai aktif bertanya,

partisipasi siswa untuk mengikuti pelajaran semakin meningkat.

Page 25: Bandung Isi PTK

25

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menarik siswa untuk

lebih aktif bertanya. Peningkatan partisipasi pada indikator ke-2 ini

adalah sebesar 0,95 yaitu peningkatan dari 1,65 menjadi 2,6.

c. Siklus III

Pada siklus III siswa semakin aktif dalam menjawab setiap pertanyaan

yang diberikan oleh guru. Pembelajaran dengan menggunakan media

gambar terbukti mampu meningkatkan partisipasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPA di SD Umbulrejo, banyak siswa yang

memperhatikan dalam proses pembelajaran. Dari tabel observasi

siklus III indikator ke-2 dengan nilai rata-rata 2,75 tingkat partisipasi

pada indikator ke-2 siklus ke tiga masuk dalam kriteria tinggi yaitu

terletak pada rentan kriteria penilaian 2,36 – 3.

3. Menjawab pertanyaan

a. Siklus I

Dari hasil observasi indikator ke-2 siklus I siswa masih pasif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Masih banyak siswa yang diam saat

guru melontarkan pertanyaan pada saat pelajaran berlangsung. Hanya

beberapa anak saja yang mau menjawab, siswa lebih banyak yang

bermain sendiri sehingga mereka tidak memperhatikan apa yang

dijelaskan oleh guru, sehingga saat diberi pertanyaan mereka tidak

bisa menjawab. Kriteria partisipasi siswa pada siklus I indikator ke-3

ini masuk dalam kriteria rendah karena nilainya adalah 1,55 yaitu

masuk dalam kriteria penilaian antara 1 – 1,67.

b. Siklus II

Pada siklus II siswa sudah mulai kelihatan keaktifan dalam mengikuti

pelajaran. Sudah banyak siswa yang bisa menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan guru. Dengan media gambar siswa lebih

mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan pada

pembelajaran IPA, hal ini yang membantu peningkatan partisipasi

siswa terhadap pelajaran. Dengan nilai partisipasi sebesar 2,3 di siklus

II ini maka nilai pertisipasi naik sebesar 0,75. Pada siklus II ini masuk

dalam kriteria sedang.

Page 26: Bandung Isi PTK

26

c. Siklus III

Partisipasi siswa selama proses pembelajaran Sains pada Siklus III

indikator ke-3 semakin aktif, yaitu 2,35 yang merupakan pencapaian

nilai rata-rata masuk dalam kategori sedang. Hal ini karena siswa

teratrik dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar.

Pemberian tugas pertanyaan kepada siswa rata-rata anak sudah bisa

menjawab.

4. Memberi tanggapan

a. Siklus I

Pada siklus I siswa kelihatan belum ada yang antusias untuk

mengikuti pelajaran. Setiap diberi kesempatan untuk menanggapi

tentang materi yang telah disampaikan mereka malah diam semua,

tidak ada siswa yang berani untuk memberikan tanggapan mengenai

pelajaran, apa yang ada materi yang belum jelas. Karena siswa tidak

memperhatikan saat guru menjelaskan dan memberikan materi

palajaran. Nilai rata-rata tingkat partisipasi siswa pada indikator ke-1

siklus I ini adalah 1,4 yang masuk pada kriteria rendah.

b. Siklus II

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA pada siklus II

meningkat dari 1.4 menjadi 1,8. Hal ini karena siswa sudah mulai

memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Pada Siklus II aktivitas

siswa mulai kelihatan ada siswa yang sudah berani menggapi

pelajaran yang disampaikan guru.

c. Siklus III

Pada siklus III siswa semakin aktif dalam memberikan tanggapan,

pembelajaran dengan menggunakan media gambar terbukti mampu

meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD

Umbulrejo, banyak siswa yang memperhatikan dalam proses

pembelajaran. Dari tabel observasi siklus III indikator ke-2 dengan

nilai rata-rata 2,75 tingkat partisipasi pada indikator ke-2 siklus ke tiga

masuk dalam kriteria tinggi yaitu terletak pada rentan kriteria

penilaian 2,36 – 3.

Page 27: Bandung Isi PTK

27

5. Membuat simpulan

a. Siklus I

Dari hasil observasi indikator ke-5 siklus I siswa belum dapat

membuat kesimpulan. Karena siswa lebih banyak yang bermain

sendiri sehingga mereka tidak memperhatikan apa yang dijelaskan

oleh guru, sehingga saat disuruh membuat kesimpulan dari

keseluruhan pelajaran yang telah diberikan tidak bisa. Kriteria

partisipasi siswa pada siklus I indikator ke-3 ini masuk dalam kriteria

rendah karena nilainya adalah 1,2.

b. Siklus II

Pada siklus II siswa sudah mulai kelihatan keaktifan dalam mengikuti

pelajaran. Sudah banyak siswa yang antusias untuk mengikuti

pelajaran. Dengan media gambar siswa lebih mudah memahami

materi pelajaran yang disampaikan pada pembelajaran IPA, hal ini

yang membantu beberapa siswa untuk dapat membuat kesimpulan di

akhir pelajaran. Dengan nilai partisipasi sebesar 1,35 di siklus II ini

maka nilai pertisipasi naik sebesar 0,15. Pada siklus II ini masih dalam

kriteria sedang.

c. Siklus III

Partisipasi siswa selama proses pembelajaran Sains pada Siklus III

indikator ke-5 semakin aktif, yaitu 2,0 yang merupakan pencapaian

nilai rata-rata masuk dalam kategori sedang. Hal ini karena siswa

teratrik dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar.

Sehingga siswa rata-rata sudah bisa membuat kesimpulan pada akhir

pelajaran.

Dari uraian diatas dapat digambarkan dengan sebuah diagram sebagai berikut :

Page 28: Bandung Isi PTK

28

Indikator1 Indikator2 Indikator3 Indikator4 Indikator50

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Siklus ISiklus IIISiklus III2

Diagram rata-rata pada tiap indikator dalam 3 siklus

Page 29: Bandung Isi PTK

29

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran tentang “Upaya

Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan

Penggunaan Media Gambar Di Kelas V SD Umbulrejo Ponjong

Gunungkidul” dapat kami simpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat menimbulkan

perasaan senang bagi siswa. Aktivitas siswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh media yang digunakan oleh guru.

Pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat merangsang

partisipasi belajar siswa, perhatian siswa lebih terfokus pada saat guru

memberikan penjelasan tentang materi pelajaran IPA di kelas V SD

Umbulrejo. Ketepatan penggunaan media atau alat peraga yang digunakan

guru akan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran, termasuk

kemampuan menjawab pertanyaan, aktif bertanya, aktif mengerjakan soal,

dapat memberi tanggapan, dan dapat membuat kesimpulan.

2. Dengan menggunakan media gambar ternyata dapat meningkatkan

Partisipasi belajar siswa kelas pada proses pembelajaran pada mata

pelajaran IPA. Hal ini terbukti dengan meningkatnya partisipasi pada tiap

siklus dalam setiap pembelajaran, siswa dalam mengikuti pelajaran sangat

antusias, memiliki semangat untuk belajar. Partisipasi siswa rata-rata siklus

I adalah sebesar 1,45, siklus II sebesar 2,12 sampai siklus III adalah 2,39.

Kenaikan tiap siklus pada mata pelajaran IPA mengalami peningkatan. Hal

ini terbukti dengan meningkatnya partisipasi pada tiap siklus dalam setiap

pembelajaran, siswa dalam mengikuti pelajaran sangat antusias, memiliki

semangat untuk belajar.

28

Page 30: Bandung Isi PTK

30

B. Saran dan Tindak Lanjut

1. Saran

Dari hasil penelitian dan perbaikan pembelajaran pada mata

pelajaran IPA Kelas V SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul dapat saya

(peneliti) sampaikan saran sebagai berikut :

a. Saran untuk penelitian selanjutnya

Setelah melihat hasil dari perbaikan pembelajaran ternyata

penggunaan media gambar dapat meningkatkan partisipasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk itu disarankan penelitian ini

dilanjutkan, mungkin penggunaan media gambar ini bisa diterapkan

pada mata pelajaran lain.

b. Saran untuk penerapan hasil

Dari hasil perbaikan pembelajaran ternyata penggunaan media

gambar dapat membantu siswa dan guru dalam pembelajaran. Dengan

penggunaan media gambar, guru bukan satu-satunya sumber belajar

bagi siswa, namun guru hanya sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran

IPA guru tidak perlu menjelaskan materi secara detail tapi siswa dapat

secara aktif dan kreatif berperan membuat pembelajaran semakin

kondusif dan dengan peran guru sebagai fasilitator, maka guru akan

lebih banyak memberikan perhatian kepada para siswa seperti

partisipasi belajar, pembentukan kepribadian ataupun membantu siswa

yang mengalami kesulitan belajar.

2. Tindak lanjut

Setelah melihat hasil perbaikan pembelajaran melalui PTK

(Penelitian Tindakan Kelas ) ini maka perlu ditindaklanjuti dengan cara uji

coba pada mata pelajaran yang lain serta perlunya sikap positif kepala

sekolah dan guru lain. Untuk mengadakan PTK, seorang guru harus

berkolaborasi dengan kepala sekolah dan teman sejawat, dengan tujuan

berbagi pengalaman, bertukar pikiran mengenai masalah maupun tugas

mengajar dalam upaya mencari solusi pemecahannya.

Page 31: Bandung Isi PTK

31

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. (2011). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

A. Sardiman. 1990, "Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar", Jakarta: CV.Rajawali Pers.

Asep Herry Hernawan, dkk. (2007) Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Assrofudin, Pengertian Partisipasi (telyna,2011.http://www.telyna.com)

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.

Dinas Pendidikan Propinsi DIY. (2006). Model Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kelas IV. Yogyakarta.

Masri Sangarimbun dan Soffian Efendi (1985), Metode Penelitian Suvey. Jakarta:LP3ES.

M. Sulaiman. (2004). Lebih Dekat Dengan Alam 4. Jakarta: PT. Setia Purna.

Mikarsa, Hera Lestari. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sarjan. (2004). Sains V. Klaten: CV. Sahabat.