Bandung Isi PTK
-
Upload
babandudungs -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
Transcript of Bandung Isi PTK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan sebagian besar tergantung pada kualitas
guru dalam pengelolaan pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dibutuhkan keterampilan dalam mendesain pembelajaran.
Keterampilan mendesain pembelajaran sangat tergantung pada
profesionalisme guru dan kemauan guru mengelola proses pembelajaran.
Salah satu dari sekian kemampuan yang harus dikuasai guru adalah
kemampuan membuat perencanaan, pembelajaran, mampu menyajikan
program pembelajaran dikelas secara tepat, dan kemampuan mengadakan
penilaian terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar serta
kemampuan mengadakan tindak lanjut. Apalagi dengan diberlakukannya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Guru benar-benar dituntut
untuk mendesain kurikulum, silabus dan pembelajarannya. Hal ini
membutuhkan tanggungjawab guru yang tinggi.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan peluang
kepada tiap-tiap satuan pendidikan terutama pendidik yang dalam hal ini
merupakan satu komponen yang langsung berperan dalam proses
pembelajaran. Telah banyak perubahan paradigma dalam proses pendidikan
khususnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi lebih
mementingkan peran peserta didik dan karakteristik sumber daya yang ada
pada tiap-tiap satuan pendidikan. Pembelajaran berpusat pada siswa, oleh
karenanya siswalah yang diharapkan dapat berperan aktif dan partisipatif
dalam mengeksplorasi dan menginterpretasikan pengetahuan dan
permasalahan baru yang dibandingkan, dikombinasi, dan dianalisa dengan
pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik
Guru yang memiliki tanggungjawab yang tinggi akan selalu
berupaya agar peserta didik dapat memiliki kemampuan yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan. Tetapi kenyataan membuktikan
bahwa masih banyak siswa yang belum mampu memenuhi tujuan pengajaran
1
2
yang sudah ditetapkan. Hal ini bisa dilihat pada proses pembelajaran anak
kurang berpartisipasi untuk mengikuti pelajaran. Hal ini terbukti pada hasil
yang diperoleh anak masih belum memenuhi. Terkait dengan hal tersebut
guru perlu mengadakan diagnosa dalam pembelajaran yang dilakukan. Salah
satunya dengan melihat partisipasi dan hasil belajar yang dicapai siswa.
Sebelum peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas, partisipasi
belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas V SD Umbulrejo Ponjong ternyata
masih rendah. Banyak siswa yang bermain sendiri ketika pembelajaran
berlangsung, ada siswa yang tidur saat pembelajaran, siswa ramai sendiri,
bermain kejar-kejaran, dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa
tingkat partisipasi belajar siswa masih rendah. Seharusnya siswa didalam
proses pembelajaran antusias mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Penyebab utama dalam pembelajaran disini kurang menariknya guru
dalam memberikan pembelajaran, cara penyampaian materi pelajaran hanya
monoton. Kondisi seperti ini mendorong peneliti untuk mengadakan
perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
Untuk tujuan tersebut di atas peneliti mengadakan penelitian pada
siswa kelas V SD Umbulrejo yang berjumlah 20 orang siswa yang terdiri 12
siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Upaya peneliti dalam meningkatkan
partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan media gambar,
dengan harapan siswa akan lebih berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan
belajar. Alasan peneliti melakukan penelitian ini karena dalam pembelajaran
IPA, partisipasi belajar siswa masih rendah.
Salah satu upaya peneliti dalam hal ini adalah dengan pemanfaatan
media pembelajaran yang tepat. Proses pembelajaran lebih diutamakan
daripada hasil yang diperoleh. Pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student centered) cenderung lebih memperlihatkan paradigma pendidikan
saat ini, sebagaimana yang terkandung dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Hal ini merupakan satu hal mengapa media pembelajaran sangat
diperlukan dalam proses pembelajaran.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan
dengan berbagai alasan diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat
persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari
model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan,
3
dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Sekolah dasar dalam kaitannya dengan penerapan KTSP harus
menerapkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa bukan lagi
menggunakan paradigma lama seperti datang, duduk, diam, dengarkan, dan
dilarang bertanya (apalagi yang macam-macam). Siswa didorong untuk lebih
partisipatif dalam melaksanakan dan mengikuti proses pembelajaran sehingga
pembelajaran akan berjalan secara optimal
B. Rumusan Masalah
Atas dasar uraian permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPA kelas V
SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul?
2. Apakah media gambar dapat meningkatkan partisipasi siswa pada mata
pelajaran IPA di SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
1. Memperbaiki pembelajaran khususnya bidang studi IPA di SD Umbulrejo
Ponjong Gunungkidul.
2. Meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD
Umbulrejo Ponjong Gunungkidul.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru :
Para guru lebih professional sehingga kinerja guru lebih meningkat dan rasa
percaya diri semakin meningkat pula.
2. Bagi Siswa
Media gambar dapat meningkatkan partisipasi siswa pada mata pelajaran
IPA di SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul.
4
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan masukan bagi guru lain yang mengalami kesulitan masalah
belajar mengajar.
b. Memberikan sumbangan positif bagi kemajuan siswa.
Laporan ini disusun berdasarkan temuan-temuan yang ada di kelas
baik berhubugan dengan guru maupun siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan dalam 3 siklus untuk mendiskripsikan keberhasilan yang dicapai
dalam proses setiap perbaikan pembelajaran.
E. Hipotesis Tindakan
Dalam sebuah penelitian hipotesis perlu dimunculkan sebagai
gambaran awal kondisi objek yang diteliti. Langkah ini harus dilakukan supaya
penelitian ini bisa berjalan sistematis, terarah dan mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Adapun rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa
penggunaan media gambar dapat meningkatkan partisipasi siswa pada mata
pelajaran IPA kelas V SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul.
5
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Partisipasi Belajar
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah
pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi
adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian
tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut
kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya
partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan
dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul
tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat
kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik
maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.
Partisipasi dalam proses pembelajaran sangat penting, karena
dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti yang dikemukakan oleh
Assrofudin (telyna,2011.http://www.telyna.com) “Partisipasi siswa dalam
pembelajaran sangat penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran
yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin”.
Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi
serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang
melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian
tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Partisipasi belajar dapat terwujud apabila terdapat unsur-unsur
partisipasi, antara lain:
a. keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar.
b. kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan
yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
5
6
Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur tercapainya partisipasi
siswa dalam proses balajar mengajar yaitu:
a. Aktif mengerjakan soal yang diberikan guru,
b. Aktif bertanya,
c. Menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal didepan kelas,
d. Memberi tanggapan dan mengajukan ide,
e. Membuat kesimpulan dari materi baik secara mandiri atau
kelompok.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan
demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan bisa dicapai
semaksimal mungkin.
Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik
yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang
membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar.
Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu
kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang
bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa
dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih
terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Media Gambar
Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual
sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan
dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-
simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar
artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.
Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula
untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak
7
digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi
biayanya.
Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang
amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan
kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak
diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar termasuk kepada
gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu:
pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang,
misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah
transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film
strips dan transparancies.
Namun yang termasuk media gambar, penulis maksudkan dalam
pembahasan laporan ini yang terdapat pada kelompok pertama yakni Flat
opeque picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah
pengadaannya serta biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah media
yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima (siswa). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke
dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi
fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak
digrafiskan.
1. Kelebihan yang lain dari media gambar adalah :
a. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok
masalah dibanding dengan media verbal semata.
b. Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak
semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak
selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar
atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba
dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa
yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu
kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau
foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
8
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel
atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata
telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalah pahaman.
e. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa
memerlukan peralatan yang khusus.
2. Kelemahan media gambar
Selain kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai
beberapa kelemahan yaitu :
a.Gambar atau foto hanya menekankan presepsi indra mata.
b.Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran.
c.Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
9
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Subjek Penelitian
1. Tempat pelaksanaan
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang
dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Penelitian tindakan
kelas ini mengambil lokasi di SD Negeri Umbulrejo Kecamatan Ponjong
Kabupaten Gunungkidul Tahun pelajaran 2012/2013. Dilakukan terhadap
siswa kelas V di SD Negeri Umbulrejo yang siswanya bejumlah 20 siswa.
Dari 20 siswa tersebut 8 siswa adalah laki-laki dan 12 siswa lainnya
adalah perempuan.
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu yaitu dari tanggal 11
September 2012 sampai 25 September 2012. Data diperoleh dari tiga sikus
yatu :
a. Siklus satu pada tangal 11 September 2012
b. Siklus kedua pada tanggal 18 September 2012
c. Siklus ketiga pada tanggal 25 September 2012
3. Karakteristik Siswa
Di kelas V di SD Negeri Umbulrejo yang siswanya bejumlah 20
siswa. Dari 20 siswa tersebut 8 siswa adalah laki-laki dan 12 siswa
lainnya adalah perempuan, ada beberapa siswa yang datang ke kelas
dengan penuh semangat, riang gembira, dan minat yang besar untuk
belajar, dan sebagian besar siswa yang datang ke kelas dengan perasaan
takut, sedih, susah, malas, tidak senang, dan sebagainya, didalam kelas
banyak siswa yang bermain sendiri ketika pembelajaran berlangsung, ada
siswa yang tidur saat pembelajaran, siswa ramai sendiri, bermain kejar-
kejaran, dan lain sebagainya. Kondisi yang demikian ini disebabkan
karena kondisi ekonomi, lingkungan, pekerjaan orang tua yang tidak sama.
9
Siklus I
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengumpulan Data I
Refleksi
Siklus II
Perencanaan II
Pelaksanaan Tindakan II
Pengumpulan Data II
Refleksi
Siklus III
Perencanaan III
Pelaksanaan Tindakan III
Pengumpulan Data III
Refleksi
10
Banyak siswa kurang mendapat perhatian dari orang tua masing-masing,
karena sebagian besar orang tua siswa adalah petani dan buruh serabutan.
Orang tua dari pagi hingga sore sudah sibuk dengan pekerjaan masing-
masing.
4. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Bagan Per Siklus
5. Informasi observer
Dalam proses pengambilan data pada pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas yang berlangsung, dibantu oleh kolaborator Bapak
Suwasdi, S. Pd. menjabat Kepala Sekolah dan seorang observer yaitu Ibu
Iswanti, S. Pd. SD. yang bertugas mengobservasi proses perbaikan
pembelajaran siklus pertama, kedua dan ketiga
11
B. Deskrepsi Per Siklus
Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dengan tingkat
keberhasilan yang akan dicapai dalam fokus penelitian. Setiap siklus
dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran dalam waktu 2x35 menit.
Untuk melakukan perbaikan pembelajaran ini, maka perlu mengadakan
persiapan yang matang terlebih dahulu sehingga dalam pelaksanaan
selanjutnya tidak mengalami kesulitan serta dapat meningkatkan hasil
pembelajaran yang optimal. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan
pembelajaran ini dilaksanakan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada siklus satu ini peneliti mempersiapkan RPP 1,
perlengkapan mengajar yang telah dibuat dalam RPP 1, seperti LKS;
alat peraga, sumber belajar dll, menyiapkan instrument pengumpulan
data, seperti lembar observasi, lembar evaluasi KBM, kriteria
keberhasilan siswa dll.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan Awal
Siswa disiapkan dan berdo’a, dilanjutkan presensi. Apresepsi :
“anak-anak pada waktu kalian berangkat tadi ditepi jalan
menemui / melihat tumbuhan apa saja? Apa manfaat tumbuhan
bagi manusia dan hewan ? Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
hari ini.
2) Kegiatan Inti
Siswa secara berkelompok melakukan pengamatan. Guru memberi
penjelasan materi tentang fotosintesis tumbuhan hijau dengan
menggunakan media gambar tumbuhan hijau, memberi kesempatan
siswa untuk bertanya tentang penjelasan materi yang telah
disampaikan, menilai kinerja anak. Siswa membuat kesimpulan,
setelah itu siswa mengerjakan soal tes formatif.
12
3) Kegiatn Akhir
Peneliti memberikan penilaian, komentar dan saran serta tindak
lanjut.
c. Pengumpulan data
Observer melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir dengan lembar observasi
yang telah dipersiapkan. Berikut ini akan disajikan hasilnya observasi
yang telah dilakukan :
Tabel 1Instrumen Tentang Observasi Partisipasi
Siklus 1
No. Nama Siswa
INDIKATOR
JumlahRata - rata
Akt
if m
enge
rjak
an
soal
Akt
if b
erta
nya
Men
jaw
ab
pert
anya
an a
tau
men
gerj
akan
soa
l
Mem
beri
ta
ngga
pan
dan
men
agju
kan
ide
Mem
buat
ke
sim
pula
n
1 Aditya T.P 1 1 1 1 1 5 1.002 Bondan S.M 1 2 1 1 1 6 1.203 Erma S 1 1 1 1 1 5 1.004 Khairunissa M 2 2 2 2 2 10 2.005 Laega H.N.F 2 2 2 2 1 9 1.806 Mahardika NA. 1 2 1 1 1 6 1.207 Mardiana C.P 2 2 1 1 1 7 1.408 Mardiani C.P 2 2 1 1 1 7 1.409 M. Iqbal D.P 1 2 1 1 1 6 1.2010 Peri S 1 2 2 2 1 8 1.6011 Prisma N.S 1 2 2 2 1 8 1.6012 Sapto 1 1 2 1 1 6 1.2013 Suciati D.N 2 1 2 1 1 7 1.4014 Tisha G 2 1 2 1 1 7 1.4015 Veronika T.W 1 2 2 2 1 8 1.6016 Wulan N.W 2 2 2 2 2 10 2.0017 Yogi S 2 1 1 1 2 7 1.4018 Bayu S.H 1 1 1 1 2 6 1.2019 M. Zakir I 1 2 2 2 1 8 1.6020 Kharista P.A 2 2 2 2 1 9 1.80
Jumlah 29 33 31 28 24 145 2.90Nilai Rata-rata 1.45 1.65 1.55 1.40 1.20 7.25 1.45
Keterangan : 1 = rendah2 = sedang3 = tinggi
Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi
13
Dilihat dari hasil penilaian partisipasi anak masuk kategori
rendah. Hal ini terlihat dari anak yang aktif hanya beberapa orang saja.
Dari data hasil pengamatan observer dianalisir ternyata
partisipasi siswa tinggi tidak ada, sedang 4, dan rendah 16 dari 20
siswa.
d. Refleksi
Semua temuan dan data yang diperoleh pengamat dan peneliti
kemudian didiskusikan. Ternyata dalam siklus 1 ini dari proses
pembelajaran ada kelebihan dan kekurangan yang masih perlu
diperbaiki. Kelebihan PTK dengan menggunakan media gambar
adalah dengan menggunakan media gambar akan mempermudah siswa
untuk mengamati tumbuhan hijau lebih jelas tanpa harus menggunakan
peralatan yang mahal. Kekurangan dalam siklus 1 adalah siswa masih
banyak yang belum memperhatikan, ada siswa yang mengantuk, masih
ada anak yang bercanda dan bermain dengan teman. Dalam
pembelajaran peneliti kurang keras dalam menerangkan materi
pelajaran, sehingga menyebabkan partisipasi anak masih kurang,
belum sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil analisis data tersebut
maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua.
2. Siklus II
Siklus 2 dilaksanakan dengan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35
menit, yaitu tanggal 18 September 2012. Untuk mengantisipasi kekurangan
pada siklus 1 , maka peneliti benar-benar mempersiapkan pelaksanaan
siklus 2 dengan membuat rencana tindakan 2, sehingga kesalahan pada
siklus 1 tidak terulang pada siklus 2
a. Perencanaan
Rencana tindakan pada siklus 2 media pembelajaran yang peneliti
gunakan masih tetap menggunakan media gambar. Dengan
menggunakan media gambar diharapkan partisipasi siswa dapat
meningkat. Setelah selesai mengadakan refleksi pada siklus satu,
peneliti mempersiapkan RPP 2. peneliti mempersiapkan perlengkapan
mengajar yang telah dibuat dalam RPP 2, berikut adalah RPP 2: seperti
14
LKS, sumber belajar dll. peneliti menyiapkan instrument pengumpulan
data, seperti lembar observasi, Kriteria keberhasilan siswa dll.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Peneliti mengadakan tanya jawab dan meminta siswa menyediakan
alat dan bahan.
2) Kegiatan Inti
Pada tahapan pelaksanaan siklus II penulis melakukan perbaikan
pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Mengulang kembali materi tentang fotosintesis tumbuhan hijau
dengan menggunakan media gambar tumbuhan hijau (pohon
mangga) serta siswa juga disuruh untuk mengamati tumbuhan
hijau disekitar sekolah.
b) Guru mulai mempersiapkan dan mendemonstrasikan eksperimen
tentang fotosintesis tumbuhan hijau beserta hasilnya dengan
menggunakan media gambar.
c) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang
demonstrasi dengan menggunakan media gambar yang telah
dilakukan.
d) Guru meminta siswa untuk mengulang demonstrasi yang telah
dilakukan secara berkelompok serta mengerjakan LKS yang
telah dibuat dan dibagikan guru kepada siswa secara individu.
e) Guru membantu kelompok yang kesulitan dalam melakukan
percobaan.
f) Guru bersama siswa membahas LKS yang telah dikerjakan oleh
siswa secara silang dan dinilai oleh guru.
g) Membuat kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan siklus kedua ini diakhiri dengan pemberian tindak lanjut
dan PR.
15
c. Pengumpulan data
Berdasarkan catatan lapangan selama proses pembelajaran pada
siklus II, pembelajaran dalam siklus II sudah dapat dikatakan tergolong
baik/berhasil. Untuk lebih jelasnya setelah penulis melakukan
pengumpulan data, baik secara tes tulis maupun secara observasi,
berikut ini akan disajikan hasilnya masing-masing :
Tabel 2Instrumen Tentang Observasi Motivasi Belajar
Siklus II
No. Nama Siswa
INDIKATOR
JumlahRata - rata
Akt
if m
enge
rjak
an
soal
Akt
if b
erta
nya
Men
jaw
ab
pert
anya
an a
tau
men
gerj
akan
soa
l
Mem
beri
ta
ngga
pan
dan
men
agju
kan
ide
Mem
buat
ke
sim
pula
n1 Aditya T.P 2 2 2 2 1 9 1.82 Bondan S.M 3 3 2 1 1 10 2.03 Erma S 2 2 2 1 1 8 1.64 Khairunissa M 3 3 3 3 2 14 2.85 Laega H.N.F 3 3 3 2 2 13 2.66 Mahardika NA. 2 3 2 1 1 9 1.87 Mardiana C.P 3 3 2 2 1 11 2.28 Mardiani C.P 3 2 2 2 1 10 2.09 M. Iqbal D.P 3 3 2 2 1 11 2.210 Peri S 2 2 2 2 2 10 2.011 Prisma N.S 3 3 3 2 2 13 2.612 Sapto 2 2 2 1 1 8 1.613 Suciati D.N 3 3 3 2 1 12 2.414 Tisha G 2 3 2 2 1 10 2.015 Veronika T.W 2 2 2 2 1 9 1.816 Wulan N.W 3 2 3 2 2 12 2.417 Yogi S 3 3 2 1 2 11 2.218 Bayu S.H 2 3 2 2 2 11 2.219 M. Zakir I 2 2 2 2 1 9 1.820 Kharista P.A 3 3 3 2 1 12 2.4
Jumlah 51 52 46 36 27 212 42.4Nilai Rata-rata 2.55 2.6 2.3 1.8 1.35 10.6 2.12
Keterangan : 1 = rendah2 = sedang3 = tinggi
Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi
Setelah observer mengamati jalannya pembelajaran, maka
menurut pengamatan observer, siswa dalam berpartisipasi meningkat,
16
dari hasil rata-rata siklus 1 ke siklus 2 tingkat partisipasi siswa naik
sebesar 0,37. Hasil tersebut diperoleh dari rata-rata siklus 2 dikurangi
rata rata siklus 1.
Peningkatan partisipasi siklus 2 = 2,12 – 1,45 = 0,67
Keaktifan siswa mulai nampak, dari data hasil pengamatan observer,
siswa yang aktif 6 orang, yang kurang aktif 12 orang, dan tidak aktif
sama sekali 2 orang dari 20 siswa.
d. Refleksi
Penggunaan media gambar pada siklus kedua ini memberikan
manfaat yang besar karena dalam pembelajaran siswa merasa asik
dalam mengamati dan menggunakan media gambar dalam proses
belajar. Dari hasil pengamatan observer yang telah dianalisis, diketahui
pada siklus 2 ini partisipasi siswa ada peningkatan dibanding siklus
pertama. Walaupun ada peningkatan masih ada kekurangan yang harus
diperbaiki. Setelah melalui diskusi dengan observer, ternyata
kekurangan tersebut muncul dari anak anak, masih saja ada anak yang
tidak memperhatikan dalam proses pembelajaran, dalam membuat
kesimpulan rata-rata anak belum bisa. Secara menyeluruh peneliti
dalam menyampaikan pembelajaran sudah tidak ada masalah, yang
perlu diperebaiki adalah membantu dan mengarahkan siswa dalam
membuat simpulan dan membuat pembelajaran lebih menarik. Setelah
selesai berdiskusi dengan observer peneliti perlu mengadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus tiga.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Setelah mengadakan refleksi dan mengetahui data hasil
pengamatan observer pada siklus dua maka peneliti melakukan revisi
pada Rencana Perbaikan Pembelajaran untuk pembelajaran pada siklus
ketiga. Pada siklus ketiga peneliti membuat RPP dan instrumen
pembelajaran seperti dengan kondisi kelemahan dan kekurangan pada
siklus II, sesuai dengan hasil yang telah didiskusikan antara peneliti
dengan observer, sehingga dalam siklus III ini pelaksanaan
pembelajaran akan sesuai dengan harapan.
17
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilakukan dengan memberi salam kepada para siswa,
dilanjutkan dengan absensi, menanyakan kabar siswa, menanyakan
kesiapan menerima pelajaran. Kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan dilanjutkan dengan
menanyakan pelajaran sebelumnya (pre-tes).
2) Kegiatan Inti
Pada siklus ketiga ini, keaktifan dan kreativitas siswa benar-benar
lebih dioptimalkan. Pada proses pembelajaran dibuat semenarik
mungkin sehingga partisipasi siswa lebih meningkat.
3) Kegiatan Askhir
Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian tindak lanjut dan pekerjaan
rumah.
c. Pengumpulan data
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus III pada saat
pembelajaran berlangsung, dari satu kali pertemuan, dapat dilihat pada
lembar observasi partisipasi menunjukan rata-rata 2,39 hal ini
mengindikasikan bahwa partisipasi siswa sudah meningkat. Berikut
adalah tabel hasil observasi pada siklus 3 :
Tabel 3Instrumen Tentang Observasi Motivasi Belajar
Siklus III
No. Nama Siswa
INDIKATOR
JumlahRata –
rata
Akt
if m
enge
rjak
an
soal
Akt
if b
erta
nya
Men
jaw
ab
pert
anya
an a
tau
men
gerj
akan
soa
l
Mem
beri
ta
ngga
pan
dan
men
agju
kan
ide
Mem
buat
ke
sim
pula
n
1 Aditya T.P 3 2 2 2 2 11 2.22 Bondan S.M 3 3 2 2 2 12 2.43 Erma S 2 2 2 2 2 10 2.04 Khairunissa M 3 3 3 3 2 14 2.85 Laega H.N.F 3 3 3 2 2 13 2.66 Mahardika NA. 2 3 2 2 2 11 2.27 Mardiana C.P 3 3 2 2 2 12 2.4
18
No. Nama Siswa
INDIKATOR
JumlahRata –
rata
Akt
if m
enge
rjak
an
soal
Akt
if b
erta
nya
Men
jaw
ab
pert
anya
an a
tau
men
gerj
akan
soa
l
Mem
beri
ta
ngga
pan
dan
men
agju
kan
ide
Mem
buat
ke
sim
pula
n
8 Mardiani C.P 3 2 2 2 2 11 2.29 M. Iqbal D.P 3 3 2 2 2 12 2.410 Peri S 3 3 2 2 2 12 2.411 Prisma N.S 3 3 3 2 2 13 2.612 Sapto 2 2 2 2 2 10 2.013 Suciati D.N 3 3 3 2 2 13 2.614 Tisha G 3 3 2 2 2 12 2.415 Veronika T.W 3 3 3 2 2 13 2.616 Wulan N.W 3 3 3 2 2 13 2.617 Yogi S 3 3 2 2 2 12 2.418 Bayu S.H 2 3 2 2 2 11 2.219 M. Zakir I 3 2 2 2 2 11 2.220 Kharista P.A 3 3 3 2 2 13 2.6
Jumlah 56 55 47 41 40 239 47.8Nilai Rata-rata 2,8 2,75 2,35 2,.05 2,00 11,95 2,39
a. Keterangan : 1 = rendah2 = sedang3 = tinggi
b. Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi
Menurut pengamatan observer, partisipasi siswa sudah banyak
peningkatan. Karena dari hasil analisis pengamatan observer partisipasi
siswa telah tercapai, sudah tidak ada siswa yang berada didalam kriteria
1,00 – 1,67, yaitu kriteria partisipasi rendah. Kenaikan rata-rata dari
siklus 1 ke siklus 2 adalah 0,67, sedangkan dari siklus 2 ke siklus 3 ini
kenaikan rata-rata sebesar 0,27. Kenaikan rata-rata pada siklus 3 ini
lebih rendah 0,10 dibandingkan kenaikan pada siklus 1, akan tetapi pada
siklus ke-3 ini partisipasi siswa rata-rata sudah berada pada posisi aktif.
d. Refleksi
Berdasarkan data hasil observasi tindakan pada siklus 3,
pengamatan kineja siswa diketahui bahwa adanya peningkatan
partisipasi pada mata pelajaran IPA, pada siklus 3 ini semua tujuan
perbaikan pembelajaran bisa tercapai. Melalui pengamatan setiap siklus
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media gambar terbukti mampu meningkatkan partisipasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD Umbulrejo, Ponjong,
19
Gunungkidul. Pengamatan tersebut dilakukan secara bertahap pada
lembar observasi motivasi yang menunjukkan adanya peningkatan dari
siklus I sampai ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III. Karena tujuan
perbaikan pembelajaran telah tercapai, maka penelitian tindakan kelas
diakhiri sampai pada siklus 3.
20
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 3 siklus dimana
dalam setiap siklusnya terdiri dari satu tindakan. Berdasarkan hasil penelitian
selama 3 siklus pembelajaran yaitu :
1. Siklus I tanggal 11 September 2012
2. Siklus II tanggal 18 September 2012
3. Siklus III tanggal 25 September 2012
Diperoleh data sebagai berikut :
no
Siklus I Siklus II Siklus III
Indikator∑ π
Indikator∑ π
Indikator∑ π
v w x y z v w x y z v w x y z
1. 1 1 1 1 1 51.0
2 2 2 2 1 91.8
3 2 2 2 2 112.2
2. 1 2 1 1 1 61.2
3 3 2 1 110
2.0
3 3 2 2 2 122.4
3. 1 1 1 1 1 51.0
2 2 2 1 1 81.6
2 2 2 2 2 102.0
4. 2 2 2 2 210
2.0
3 3 3 3 214
2.8
3 3 3 3 2 142.8
5. 2 2 2 2 1 91.8
3 3 3 2 213
2.6
3 3 3 2 2 132.6
6. 1 2 1 1 1 61.2
2 3 2 1 1 91.8
2 3 2 2 2 112.2
7. 2 2 1 1 1 71.4
3 3 2 2 111
2.2
3 3 2 2 2 122.4
8. 2 2 1 1 11.4
3 2 2 2 110
2.0
3 2 2 2 2 112.2
9. 1 2 1 1 1 61.2
3 3 2 2 111
2.2
3 3 2 2 2 122.4
10. 1 2 2 2 1 81.6
2 2 2 2 210
2.0
3 3 2 2 2 122.4
11. 1 2 2 2 1 81.6
3 3 3 2 213
2.6
3 3 3 2 2 132.6
12. 1 1 2 1 1 61.2
2 2 2 1 1 81.6
2 2 2 2 2 102.0
13. 2 1 2 1 1 71.4
3 3 3 2 112
2.4
3 3 3 2 2 132.6
14. 2 1 2 1 1 71.4
2 3 2 2 110
2.0
3 3 2 2 2 122.4
15. 1 2 2 2 1 81.6
2 2 2 2 1 91.8
3 3 3 2 2 132.6
16. 2 2 2 2 210
2.0
3 2 3 2 212
2.4
3 3 3 2 2 132.6
17. 2 1 1 1 2 71.4
3 3 2 1 211
2.2
3 3 2 2 2 122.4
18. 1 1 1 1 2 61.2
2 3 2 2 211
2.2
2 3 2 2 2 112.2
21
19. 1 2 2 2 1 81.6
2 2 2 2 1 91.8
3 2 2 2 2 112.2
20. 2 2 2 2 1 91.8
3 3 3 2 112
2.4
3 3 3 2 2 132.6
∑ 29 33 31 28 24 145 2.9 51 52 46 3 27 21242.
456 55 47 41 40 239
47.8
π 1.45
1.65
1.55
1.4 1.27.25
1.45
2.55
2.6 2.3 1.81.35
10.6
2.12
2.82.75
2.35
2.05
2.00
11.952.39
Keterangan indikator : v = Aktif mengerjakan soalw = Aktif bertanyax = Menjawab Pertanyaany = Memberi tanggapanz = Membuat simpulan
Keterangan : 1 = rendah2 = sedang3 = tinggi
Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi
Menurut pengamatan observer, partisipasi siswa sudah mengalami peningkatan
yang cukup bagus, dengan hasil pada siklus I adalah 1,45 siklus II adalah 2,12
dan siklus III adalah 2,39. Dari hasil analisis pengamatan observer partisipasi
siswa telah tercapai, sudah tidak ada siswa yang berada didalam kriteria 1,00 –
1,67, yaitu kriteria partisipasi rendah. Kenaikan rata-rata dari siklus 1 ke siklus
2 adalah 0,67 sedangkan dari siklus 2 ke siklus 3 ini kenaikan rata-rata sebesar
0,27. Berikut adalah tabel rata-rata persiklus :
No Siklus I Rata-rata Kenaikan Kriteria
1. Siklus I 1,45 0 Rendah
2. Siklus II 2,12 0,67 Sedang
3. Siklus III 2,39 0,27 Tinggi
tabel rata-rata persiklus
Kriteria penilaian 1 – 1,67 = rendah1,68 – 2,35 = sedang2,36 – 3 = tinggi
Jika di tuangkan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :
20
22
Siklus I Siklus II Siklus III0
0.5
1
1.5
2
2.5
RendahSedangTinggi
Diagram rata-rata per siklus
B. Pembahasan
Selama melaksanakan pembelajaran aktivitas guru diamati dan dicatat
oleh teman sejawat dan observer. Berdasarkan hasil pengamatan observer
tentang aktivitas guru dalam proses belajar mengajar pada siklus I dapat
dikategorikan guru yang aktif. Hal ini dapat dilihat pada tabel Instrumen
observasi, masing-masing indikator terlihat jelas bahwa partisipasi siswa
berada pada kriteria rendah.
Pertemuan berikutnya pada siklus II, guru tidak lagi mendominasi
kegiatan belajar mengajar. Kesiapan siswa menerima pelajaran sudah ada
peningkatan. Sehingga pada saat guru mengadakan tanya jawab siswa berebut
menjawab pertanyaan guru. Tugas kerja demonstrasi kelompok sudah dapat
berjalan dengan baik.
Pada siklus III ini guru berfungsi sebagai motivator karena pada
siklus pada siklus ini siswa yang paling aktif yaitu dengan berdiskusi memberi
contoh dalam kehidupan sehari-hari cara gaya mengubah bentuk atau gerak
benda. Apalagi pada saat mengerjakan tugas bermain peran, terjadi interaksi
antara guru - siswa, siswa dan siswa.
Aktivitas siswa selama pembelajaran dari Siklus I sampai dengan
Siklus III menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Pada Siklus I siswa
belum mempunyai kesiapan menerima pelajaran, sehingga sebagian siswa
masih pasif, pada saat guru mengajukan pertanyaan belum ada tanggapan,
23
pemberian tugas belum berjalan sesuai dengan harapan, siswa banyak yang
hanya bermain dan bercanda.
Pada Siklus II aktivitas belajar siswa mulai ada peningkatan,
diantaranya terlihat dari siswa sudah menanggapi pertanyaan-pertanyaan, ada
pembagian tugas dalam menyelesaikan tugas, sehingga ada interaksi antara
siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.
Pada Siklus III aktivitas belajar siswa menunjukkan peningkatan
partisipasi yang sangat signifikan. Peningkatan partisipasi belajar ini nampak
dalam mengerjakan tugas, siswa sangat antusias mengerjakannya, dan dalam
bermain peran sudah terjadi interaksi antara guru – siswa dan antara siswa dan
siswa.
Berdasarkan penelitian, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang
dilaksanakan di kelas V SD Umbulrejo dalam tiga kali pertemuan 2 x 35 menit
sebanyak tiga siklus dengan hasil kegiatan sesuai dengan indikator sebagai
berikut :
1. Aktif mengerjakan soal
a. Siklus I
Data hasil observasi siklus I menunjukkan bahwa perbaikan
pembelajaran Siklus I belum sesuai dengan rencana yang diharapkan.
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPA pada Siklus I, pada
masing-masing indikator masih rendah yaitu rata-rata 1.45. Untuk
memotivasi siswa agar mempunyai kesiapan awal menerima
pelajaran, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Pembelajaran
Siklus I dilaksanakan. Aktivitas guru selama Proses Pembelajaran IPA
pada Siklus I belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya kesiapan siswa menerima pelajaran dan kurangnya
pemahaman siswa terhadap tugas yang diberikan guru, siswa masih
banyak yang belum memperhatikan, ada siswa yang mengantuk,
masih ada anak yang bercanda dan bermain dengan teman. Sehingga
guru harus banyak memberikan pengarahan selama siswa
mengerjakan tugas.
b. Siklus II
24
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA pada siklus II
semakin aktif, meningkat dari 1.45 menjadi 2.55. Hal ini karena siswa
sudah memahami tugas-tugas yang harus dikerjakan dan kesiapan
siswa menerima pelajaran sudah ada. Pada Siklus II aktivitas guru
tidak lagi mendominasi pembelajaran bila dibandingkan dengan
aktivitas pada siklus I. Hal ini disebabkan siswa sudah ada pembagian
tugas dalam kerja kelompok dan kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran sudah baik, sehingga nampak siswa lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran.
c. Siklus III
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran Sains pada Siklus III
semakin aktif, yaitu 2,8 yang merupakan pencapaian nilai rata-rata
masuk dalam kategori tinggi. Hal ini karena siswa teratrik dengan
pembelajaran yang menggunakan media gambar. Pemberian tugas
yang berbentuk bermain peran dan kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran sudah baik. Guru selama proses belajar mengajar Sains pada
siklus III berperan sebagai fasilitator.
2. Aktif bertanya
a. Siklus I
Pada siklus I siswa kelihatan belum ada yang antusias untuk
mengikuti pelajaran. Setiap diberi kesempatan untuk bertanya mereka
malah terdiam semua, tidak ada siswa yang berani untuk mengajukan
pertanyaan mengenai pelajaran, apa yang belum mereka ketahui
ataupun yang belum dipahami. Nilai rata-rata tingkat partisipasi siswa
pada indikator ke-2 siklus I ini adalah 1,65 yang masuk pada kriteria
rendah. Guru lebih banyak mendominasi dalam pelajaran.
b. Siklus II
Di siklus II sebagian siswa sudah ada yang mulai aktif bertanya,
partisipasi siswa untuk mengikuti pelajaran semakin meningkat.
25
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menarik siswa untuk
lebih aktif bertanya. Peningkatan partisipasi pada indikator ke-2 ini
adalah sebesar 0,95 yaitu peningkatan dari 1,65 menjadi 2,6.
c. Siklus III
Pada siklus III siswa semakin aktif dalam menjawab setiap pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Pembelajaran dengan menggunakan media
gambar terbukti mampu meningkatkan partisipasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPA di SD Umbulrejo, banyak siswa yang
memperhatikan dalam proses pembelajaran. Dari tabel observasi
siklus III indikator ke-2 dengan nilai rata-rata 2,75 tingkat partisipasi
pada indikator ke-2 siklus ke tiga masuk dalam kriteria tinggi yaitu
terletak pada rentan kriteria penilaian 2,36 – 3.
3. Menjawab pertanyaan
a. Siklus I
Dari hasil observasi indikator ke-2 siklus I siswa masih pasif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Masih banyak siswa yang diam saat
guru melontarkan pertanyaan pada saat pelajaran berlangsung. Hanya
beberapa anak saja yang mau menjawab, siswa lebih banyak yang
bermain sendiri sehingga mereka tidak memperhatikan apa yang
dijelaskan oleh guru, sehingga saat diberi pertanyaan mereka tidak
bisa menjawab. Kriteria partisipasi siswa pada siklus I indikator ke-3
ini masuk dalam kriteria rendah karena nilainya adalah 1,55 yaitu
masuk dalam kriteria penilaian antara 1 – 1,67.
b. Siklus II
Pada siklus II siswa sudah mulai kelihatan keaktifan dalam mengikuti
pelajaran. Sudah banyak siswa yang bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru. Dengan media gambar siswa lebih
mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan pada
pembelajaran IPA, hal ini yang membantu peningkatan partisipasi
siswa terhadap pelajaran. Dengan nilai partisipasi sebesar 2,3 di siklus
II ini maka nilai pertisipasi naik sebesar 0,75. Pada siklus II ini masuk
dalam kriteria sedang.
26
c. Siklus III
Partisipasi siswa selama proses pembelajaran Sains pada Siklus III
indikator ke-3 semakin aktif, yaitu 2,35 yang merupakan pencapaian
nilai rata-rata masuk dalam kategori sedang. Hal ini karena siswa
teratrik dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar.
Pemberian tugas pertanyaan kepada siswa rata-rata anak sudah bisa
menjawab.
4. Memberi tanggapan
a. Siklus I
Pada siklus I siswa kelihatan belum ada yang antusias untuk
mengikuti pelajaran. Setiap diberi kesempatan untuk menanggapi
tentang materi yang telah disampaikan mereka malah diam semua,
tidak ada siswa yang berani untuk memberikan tanggapan mengenai
pelajaran, apa yang ada materi yang belum jelas. Karena siswa tidak
memperhatikan saat guru menjelaskan dan memberikan materi
palajaran. Nilai rata-rata tingkat partisipasi siswa pada indikator ke-1
siklus I ini adalah 1,4 yang masuk pada kriteria rendah.
b. Siklus II
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA pada siklus II
meningkat dari 1.4 menjadi 1,8. Hal ini karena siswa sudah mulai
memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Pada Siklus II aktivitas
siswa mulai kelihatan ada siswa yang sudah berani menggapi
pelajaran yang disampaikan guru.
c. Siklus III
Pada siklus III siswa semakin aktif dalam memberikan tanggapan,
pembelajaran dengan menggunakan media gambar terbukti mampu
meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD
Umbulrejo, banyak siswa yang memperhatikan dalam proses
pembelajaran. Dari tabel observasi siklus III indikator ke-2 dengan
nilai rata-rata 2,75 tingkat partisipasi pada indikator ke-2 siklus ke tiga
masuk dalam kriteria tinggi yaitu terletak pada rentan kriteria
penilaian 2,36 – 3.
27
5. Membuat simpulan
a. Siklus I
Dari hasil observasi indikator ke-5 siklus I siswa belum dapat
membuat kesimpulan. Karena siswa lebih banyak yang bermain
sendiri sehingga mereka tidak memperhatikan apa yang dijelaskan
oleh guru, sehingga saat disuruh membuat kesimpulan dari
keseluruhan pelajaran yang telah diberikan tidak bisa. Kriteria
partisipasi siswa pada siklus I indikator ke-3 ini masuk dalam kriteria
rendah karena nilainya adalah 1,2.
b. Siklus II
Pada siklus II siswa sudah mulai kelihatan keaktifan dalam mengikuti
pelajaran. Sudah banyak siswa yang antusias untuk mengikuti
pelajaran. Dengan media gambar siswa lebih mudah memahami
materi pelajaran yang disampaikan pada pembelajaran IPA, hal ini
yang membantu beberapa siswa untuk dapat membuat kesimpulan di
akhir pelajaran. Dengan nilai partisipasi sebesar 1,35 di siklus II ini
maka nilai pertisipasi naik sebesar 0,15. Pada siklus II ini masih dalam
kriteria sedang.
c. Siklus III
Partisipasi siswa selama proses pembelajaran Sains pada Siklus III
indikator ke-5 semakin aktif, yaitu 2,0 yang merupakan pencapaian
nilai rata-rata masuk dalam kategori sedang. Hal ini karena siswa
teratrik dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar.
Sehingga siswa rata-rata sudah bisa membuat kesimpulan pada akhir
pelajaran.
Dari uraian diatas dapat digambarkan dengan sebuah diagram sebagai berikut :
28
Indikator1 Indikator2 Indikator3 Indikator4 Indikator50
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Siklus ISiklus IIISiklus III2
Diagram rata-rata pada tiap indikator dalam 3 siklus
29
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran tentang “Upaya
Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan
Penggunaan Media Gambar Di Kelas V SD Umbulrejo Ponjong
Gunungkidul” dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat menimbulkan
perasaan senang bagi siswa. Aktivitas siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh media yang digunakan oleh guru.
Pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat merangsang
partisipasi belajar siswa, perhatian siswa lebih terfokus pada saat guru
memberikan penjelasan tentang materi pelajaran IPA di kelas V SD
Umbulrejo. Ketepatan penggunaan media atau alat peraga yang digunakan
guru akan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran, termasuk
kemampuan menjawab pertanyaan, aktif bertanya, aktif mengerjakan soal,
dapat memberi tanggapan, dan dapat membuat kesimpulan.
2. Dengan menggunakan media gambar ternyata dapat meningkatkan
Partisipasi belajar siswa kelas pada proses pembelajaran pada mata
pelajaran IPA. Hal ini terbukti dengan meningkatnya partisipasi pada tiap
siklus dalam setiap pembelajaran, siswa dalam mengikuti pelajaran sangat
antusias, memiliki semangat untuk belajar. Partisipasi siswa rata-rata siklus
I adalah sebesar 1,45, siklus II sebesar 2,12 sampai siklus III adalah 2,39.
Kenaikan tiap siklus pada mata pelajaran IPA mengalami peningkatan. Hal
ini terbukti dengan meningkatnya partisipasi pada tiap siklus dalam setiap
pembelajaran, siswa dalam mengikuti pelajaran sangat antusias, memiliki
semangat untuk belajar.
28
30
B. Saran dan Tindak Lanjut
1. Saran
Dari hasil penelitian dan perbaikan pembelajaran pada mata
pelajaran IPA Kelas V SD Umbulrejo Ponjong Gunungkidul dapat saya
(peneliti) sampaikan saran sebagai berikut :
a. Saran untuk penelitian selanjutnya
Setelah melihat hasil dari perbaikan pembelajaran ternyata
penggunaan media gambar dapat meningkatkan partisipasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk itu disarankan penelitian ini
dilanjutkan, mungkin penggunaan media gambar ini bisa diterapkan
pada mata pelajaran lain.
b. Saran untuk penerapan hasil
Dari hasil perbaikan pembelajaran ternyata penggunaan media
gambar dapat membantu siswa dan guru dalam pembelajaran. Dengan
penggunaan media gambar, guru bukan satu-satunya sumber belajar
bagi siswa, namun guru hanya sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran
IPA guru tidak perlu menjelaskan materi secara detail tapi siswa dapat
secara aktif dan kreatif berperan membuat pembelajaran semakin
kondusif dan dengan peran guru sebagai fasilitator, maka guru akan
lebih banyak memberikan perhatian kepada para siswa seperti
partisipasi belajar, pembentukan kepribadian ataupun membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar.
2. Tindak lanjut
Setelah melihat hasil perbaikan pembelajaran melalui PTK
(Penelitian Tindakan Kelas ) ini maka perlu ditindaklanjuti dengan cara uji
coba pada mata pelajaran yang lain serta perlunya sikap positif kepala
sekolah dan guru lain. Untuk mengadakan PTK, seorang guru harus
berkolaborasi dengan kepala sekolah dan teman sejawat, dengan tujuan
berbagi pengalaman, bertukar pikiran mengenai masalah maupun tugas
mengajar dalam upaya mencari solusi pemecahannya.
31
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, dkk. (2011). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
A. Sardiman. 1990, "Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar", Jakarta: CV.Rajawali Pers.
Asep Herry Hernawan, dkk. (2007) Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Assrofudin, Pengertian Partisipasi (telyna,2011.http://www.telyna.com)
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.
Dinas Pendidikan Propinsi DIY. (2006). Model Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kelas IV. Yogyakarta.
Masri Sangarimbun dan Soffian Efendi (1985), Metode Penelitian Suvey. Jakarta:LP3ES.
M. Sulaiman. (2004). Lebih Dekat Dengan Alam 4. Jakarta: PT. Setia Purna.
Mikarsa, Hera Lestari. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sarjan. (2004). Sains V. Klaten: CV. Sahabat.