BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN...

87
LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015 2016

Transcript of BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN...

Page 1: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

LAPORAN KINERJA

BALAI BESAR PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA

LAHAN PERTANIAN

TAHUN 2015

2016

Page 2: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LAKIN) lingkup Balai Besar Litbang Sumber

Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2015 ini merupakan

salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna,

berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala

Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja lingkup BBSDLP ini disusun berdasarkan indikator-indikator

yang telah ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja lingkup BBSDLP TA 2015

yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Dalam dokumen PK

tersebut ditetapkan 7 (tujuh) sasaran kegiatan dengan 15 (lima belas) indikator

kinerja yang ingin dicapai oleh lingkup BBSDLP pada TA 2015. Secara operasional,

kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh seluruh balai di lingkup

BBSDLP yakni: BBSDLP, Balittra, Balittanah, Balitklimat, dan Balingtan yang bekerja

sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Diharapkan Laporan Kinerja lingkup

BBSDLP Tahun 2015 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan

kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja

lingkup BBSDLP selanjutnya.

Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap

pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini.

Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2016

Kepala Balai Besar,

Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr.

NIP. 19640623 198903 1 002

Page 3: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

IKHTISAR EKSEKUTIF iv

I PENDAHULUAN 1

II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 4

2.1. Perencanaan Strategis 4

2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2015 13

2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 15

III AKUNTABILITAS KINERJA 17

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2015 17

3.2. Analisis Capaian Kinerja 19

3.3. Akuntabilitas Keuangan 57

3.4. Kegiatan Kerjasama 60

3.5. Kegiatan Diseminasi 61

PENUTUP 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN 78

Page 4: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 iii

DDAAFFTTAARR LLAAMMPPIIRRAANN

HHaallaammaann

LLaammppiirraann 11.. TTiimm PPeennyyuussuunn LLAAKKIINN BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 7788

LLaammppiirraann 22.. SSttrruukkttuurr OOrrggaanniissaassii BBaallaaii BBeessaarr LLiittbbaanngg SSuummbbeerrddaayyaa 7799

LLaahhaann PPeerrttaanniiaann

LLaammppiirraann 33.. PPaagguu ddaann RReeaalliissaassii AAnnggggaarraann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 8800

LLaammppiirraann 44.. FFoorrmmuulliirr RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss BBBBSSDDLLPP TTaahhuunn 22001155 –– 22001199 8811

LLaammppiirraann 55.. RReennccaannaa KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 8833

LLaammppiirraann 66.. PPeerrjjaannjjiiaann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 8844

LLaammppiirraann 77.. PPeenngguukkuurraann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 8855

LLaammppiirraann 88.. TTaarrggeett ddaann CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa BBBBSSDDLLPP TTaahhuunn 22001100––22001155 8866

Page 5: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 iv

IIKKHHTTIISSAARR EEKKSSEEKKUUTTIIFF

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

(BBSDLP) telah menetapkan Tujuan Utama yang ingin dicapai sebagaimana yang

tertuang dalam Renstra BBSDLP tahun 2015-2019 sebagai berikut: 1) Meneliti dan

mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian

mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing, 2) Menghasilkan

rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan

pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak

pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani, dan 3)

Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam

mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun

jejaring kerjasama nasional dan internasional. Tujuan utama BBSDLP tahun 2015-

2019 tersebut, menjadi dasar dalam menentukan sasaran kegiatan yang ingin

dicapai BBSDLP pada tahun anggaran 2015 yang dituangkan dalam Perjanjian

Kinerja (PK) Lingkup BBSDLP yakni: 1) Tersedianya data dan informasi sumber

daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial, dengan 3 indikator

kinerja; 2) Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian,

dengan 2 indikator kinerja; 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan

pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan, dengaan 1

indikator kinerjA; 4) Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas

tambang, dengan 1 indikator kinerja; 5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian,

dengan 1 indikator kinerja; 6) Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk

inovasi SDLP dan materi alih teknologi, dengan 2 indikator kinerja; dan 7)

Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional

dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang sumberdaya lahan

pertanian yang handal dan terkemuka, dengan 5 indikator kinerja.

Berdasarkan hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja (PPK) sampai akhir bulan

Desember 2015, seluruh indikator kinerja sasaran yang ditetapkan untuk TA 2015

telah berhasil diselesaikan dengan rata-rata persentase capaian 146,2% (sangat

berhasil).

Faktor-faktor penghambat yang dihadapi peneliti dalam upaya pencapaian

sasaran kegiatan selama TA 2015 adalah: faktor alam berupa kondisi cuaca dan

serangan hama & penyakit tanaman, dan faktor SDM berupa terbatasnya jumlah

SDM berkeahlian khusus. Untuk mengatasi kendala serangan hama akibat cuaca

yang buruk, peneliti mengintensifkan pengamatan dan segera melakukan

pemberantasan hama saat serangan hama terdeteksi secara dini, akan tetapi jika

Page 6: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 v

serangan hama sudah sangat parah, maka peneliti mengulang lagi dengan tanaman

yang baru. Untuk mengatasi cuaca ekstrim, peneliti mengatasinya dengan

pembuatan embung untuk mengatasi kekeringan, dan membuat parit/saluran irigasi

atau menanam varietas yang adaptif terhadap genangan air. Keterbatasan jumlah

SDM berkualitas/berkeahlian khusus telah diatasi dengan cara memaksimalkan SDM

yang ada dan dengan melibatkan tenaga luar yang memenuhi kualifikasi sesuai

kebutuhan.

Untuk membiayai pencapaian sasaran strategis di lingkup BBSDLP, pada

tahun anggaran 2015, lingkup BBSDLP berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran) revisi terakhir mendapat anggaran sebesar Rp. 147.819.809.000,-

dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp 35.567.213.000,- , Balittra Rp.

34.518.044.000,- , Balittanah Rp 28.130.088.000,- , Balitklimat Rp

16.096.599.000,- , dan Balingtan Rp 33.507.865.000,-. Anggaran tersebut

digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output

sebagaimana yang tercantum dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yang

ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian adalah sebagai berikut : 1)

menghasilkan 7 Sistem Informasi Pertanian, 2) menghasilkan 63 Peta/Informasi

Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian, 3) menghasilkan 24 Teknologi

Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem

Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, 4) menghasilkan 10 Formula (pupuk anorganik,

pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian

( perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan, 5) menghasilkan 5

Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan

Lingkungan serta Perubahan Iklim, 6) menghasilkan 7 Database dan Informasi

Sumber Daya Pertanian, 7) menghasilkan 1 model pengembangan pertanian

terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan, dan 8) menghasilkan produk inovasi

yang terdistribusikan yang terdiri dari : 10 publikasi, 34 buah KTI, 2 invensi HaKI, 1

MoU, 100 buku Atlas Peta Tematik, 70 Ton benih padi Impara, dan 2 Agro Science

Park.

Dari total anggaran sebesar Rp. 147.819.809.000,- dana yang bersumber dari

APBN sebesar Rp. 146.820.634.000,-, sedangkan sisanya sebesar Rp. 999.175.000,-

berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp. 572.527.000,- dikelola oleh

Balitklimat, dan sebesar Rp. 426.648.000,- dikelola oleh Balingtan.

Hingga akhir Desember 2015, total realisasi anggaran yang berhasil diserap

lingkup BBSDLP sebesar Rp. 144.859.062.998,- atau 98,00% dengan rincian:

BBSDLP Rp. 34.650.453.618,- atau 97,42%, Balittra Rp. 33.731.043.303 ,- atau

97,72%, Balittanah Rp. 27.511.126.820,- atau 97,80%, Balitklimat Rp.

15.783.754.079,- atau 98,06%, dan Balingtan Rp. 33.182.685.178,- atau 99,03%.

Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 2.960.746.002,-

atau 2,0%. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 98,00%, akan tetapi

Page 7: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 vi

seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%.

Pencapaian target sasaran yang berhasil direalisasikan oleh lingkup BBSDLP hingga

akhir Desember adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 7 Sistem Informasi

Pertanian (100%) dari target 7 sistem, 2) menghasilkan 73 Peta/Informasi

Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian (115,9%) dari target 63 peta, 3)

menghasilkan 24 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian

Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan (100%) dari target 24

teknologi, 4) menghasilkan 11 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk

hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian ( perangkat uji dan

instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan (110%) dari target 10 formula, 5)

menghasilkan 16 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber

Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim (320%) dari target 5

rekomendasi, 6) menghasilkan 7 Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian

(100%) dari target 7 database, 7) menghasilkan 1 model pengembangan pertanian

terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan (100%) dari target 1 model, dan 8)

menghasilkan produk inovasi yang terdistribusikan yang terdiri dari : 16 publikasi

(160%) dari target 10 publikasi, 64 buah KTI (188,24%) dari target 34 buah KTI, 6

invensi HaKI (300%) dari target 2 invensi HaKI, 3 MoU (300%) dari target 1 MoU,

115 buku Atlas (115%) dari target 100 buku Atlas Peta Tematik, 65 ton (92,86%)

dari target 70 Ton benih padi Impara, dan 2 Agro Science Park (100%) dari target 2

ASP. Dengan efisiensi sejumlah itu, satker-satker lingkup BBSDLP telah dapat

melaksanakan kegiatan dengan tingkat pencapaian sasaran kegiatan sangat

berhasil.

Page 8: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 1

BAB I

PENDAHULUAN

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

(BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No

37/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis

di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan

penelitian pengembangan sumber daya lahan pertanian. Dalam melaksanakan

tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program,

rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan

sumber daya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumber daya

lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan

pemanfaatan sumber daya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan

komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumber daya lahan

pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan

pengembangan sumber daya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan

sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian;

serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan

perlengkapan BBSDLP.

Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan

Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006

mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang

bersifat lintas sumber daya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan

lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah – Bogor, Balai

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi – Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

– Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian –

Page 9: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 2

Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Koordinasi difokuskan untuk mensinergikan

pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan dan untuk

menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT.

Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang

Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG),

Dirjen Perkebunan, BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan

mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium.

Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi

semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumber daya lahan dan

pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan

global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya

diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut,

BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus

berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan

dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki.

Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif

penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi

untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact

recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian

status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research

institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus

dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi

pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna

menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja

sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku

usaha nasional maupun internasional.

Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh sumber

daya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data

per 31 Desember 2015, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 506 orang dengan

komposisi SDM menurut pendidikan terakhir sebagai berikut: lulusan S3 sebanyak

53 orang, lulusan S2 sebanyak 73 orang, lulusan S1 sebanyak 98 orang, dan lulusan

< S1 sebanyak 282 orang.

Page 10: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 3

Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumber Daya Lahan

Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa

instalasi laboratorium tanah; rumah kaca; kebun percobaan lahan kering di

Tamanbogo yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan

lahan kering; kebun percobaan lahan rawa di Banjarbaru yang terdiri dari: KP.

Belandean (Lahan Pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (Lahan Lebak-tadah hujan),

KP. Handil Manarap (Lahan Tadah hujan), KP. Binuang (lahan kering-tadah hujan-

lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (lahan lebak dangkal-tengahan); dan kebun

percobaan Jakenan. Pemanfaatan kebun percobaan ini masih harus terus

dioptimalkan.

Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu)

laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium

mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1)

Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika

& biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1)

Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga)

Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca

(Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC)

tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2

dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3)

Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam

berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya

mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP

sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas

rumah kaca secara langsung di lapangan. Selain itu BBSDLP juga telah memiliki

Laborartorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS).

Page 11: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 4

BAB II

PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumber daya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2015-2019 merupakan acuan dan arahan

bagi Unit Kerja di lingkup BBSDLP dalam merencanakan dan melaksanakan

penelitian dan pengembangan pertanian periode 2015-2019 secara menyeluruh,

terintegrasi, dan sinergis, baik di dalam maupun antar subsektor terkait.

Penyusunan Renstra BBDLP mengacu kepada: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 2) Rencana

Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025, 3) Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, 4) Renstra

Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, dan Renstra Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Tahun 2015-2019. Secara operasional, Renstra ini

menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup

BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan

strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders.

2.1.1. Visi

Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian

terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika

berkelanjutan.

2.1.2. Misi BBSDLP

a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian

unggul berdaya saing yang berbasis advanced technology dan bioscience,

Page 12: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 5

bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan

aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition.

b. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya penelitian dan

pengembangan sumberdaya lahan pertanian.

c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking)

dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan

(scientific recognition) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian

(impact recognition).

2.1.3. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan Utama

Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun 2015-2019 adalah sebagai

berikut:

1) Meneliti dan mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya

lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya

saing.

2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan

sumberdaya lahan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif

maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan

kesejahteraan petani.

3) Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam

mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam

membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.

b. Sasaran Kegiatan

Sasaran Kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada periode 2015-2019 adalah:

1) Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis

informatika dan geospasial.

2) Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.

3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung

sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.

4) Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang.

5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian.

6) Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan

materi alih teknologi.

Page 13: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 6

7) Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring

kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang

sumberdaya lahan pertanian yang handal dan terkemuka.

2.1.4. Indikator kinerja Utama

Dalam lima tahun ke depan (2015 – 2019), Balai Besar Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai sasaran

kegiatan yang telah ditetapkan. Secara terinci IKU tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun 2015-2019.

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama

1. Tersedianya data dan

informasi SDL pertanian

1. Jumlah informasi geospasial

sumberdaya pertanian 2. Jumlah sistem informasi pertanian

3. Jumlah database sumberdaya lahan

pertanian

2. Tersedianya inovasi teknologi

pengelolaan sumberdaya

lahan pertanian

1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan,

air dan agroklimat, dan lingkungan

pertanian 2. Jumlah formula dan produk pertanian

yang ramah lingkungan

3. Tersedianya rekomendasi

kebijakan pembangunan

pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri

berkelanjutan.

1. Jumlah rekomendasi kebijakan

Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan

Perubahan Iklim

4. Tersedianya daftar inventarisasi dan

pemanfaatan lahan bekas tambang

1. Jumlah informasi dan teknologi

reklamasi lahan terlantar bekas

pertambangan

5. Terbangunnya Taman Sains

Pertanian

1. Jumlah Taman Sains Pertanian

6. Tersedia, terdistribusi, dan

termanfaatkannya produk

inovasi SDLP dan materi alih teknologi.

1. Jumlah publikasi, KTI dan produk

cetakan

Page 14: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 7

7. Diperolehnya HaKI dan lisensi

serta penguatan dan perluasan jejaring kerja

nasional dan internasional mendukung terwujudnya

lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.

1. Jumlah HaKI

2. Jumlah lisensi 3. Jumlah MoU/kegiatan kerjasama

nasional dan internasional

2.1.5. Arah Kebijakan

Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan

pertanian mengacu pada arah kebijakan pembangunan pertanian yang

berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ketiga (2015-2019),

sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo

dan Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan jangka Panjang

Nasional 2005-2025.

Arah Kebijakan Litbang SDLP ke depan adalah:

a. Memprioritaskan penyediaan inovasi dan teknologi inovatif untuk

optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian, terutama lahan

suboptimal, baik lahan eksisting maupun untuk perluasan areal baru.

b. Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika dalam

pemenfaatan sumberdaya hayati tanah dan optimalisasi lahan pertanian

sebagai inti “sistem inovasi pertanian bioindustri nasional” sebagai

landasan dan motor penggerak sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

dengan bertitik tolak dari pengembangan konsep hulu-hilir.

c. Mempercepat penyediaan Advance Technology (frontier) seperti teknologi

nano, iradiasi, sensorik, sumberdaya lahan dan air, dan biomassa dan

limbah organik .

d. Meningkatkan scientific recognition melalui peningkatan jumlah publikasi

dalam jurnal nasional dan internasional serta peningkatan kualitas Jurnal

BBSDLP.

e. Memposisikan spirit tagline (Science.Innovation.Networks) dalam setiap

kegiatan litkajibangrap baik dalam proses teknis maupun dalam aspek

manajemen dan kepemimpinan dan pemikiran.

Page 15: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 8

f. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis

geospasial serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

dengan sistem cloud computing.

g. Merumuskan rekomendasi kebijakan, organisasi dan kelembagaan

terutama berkaitan dengan peningkatan efektivitas sinergi program

penelitian dan pengembangan pertanian

2.1.6. Strategi Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

Strategi umum litbang sumberdaya lahan pertanian yang terkait dengan

tupoksi BBSDLP untuk mewujudkan visi pembangunan pertanian tersebut adalah :

a. Identifikasi, evaluasi dan analisis sintesis kebijakan sumberdaya lahan

pertanian, meliputi: karakteristik, potensi, ketersediaan, kesesuaian, land

tenure, kebijakan tata kelola, dan sebagainya.

b. Pengembangan teknologi inovasi pengelolaan pengelolaan sumberdaya

lahan pertanian berbasis bio science, nano technology, dan irradiasi yang

meliputi:

1) Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi sumberdaya lahan

pertanian eksisting, terutama lahan suboptimal dan pemulihan lahan

terdegrasi,

2) Inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi yang merespon terhadap

dinamika perubahan iklim.

3) Inovasi sistem produksi biomassa (produk utama dan produk samping)

yang unggul dan cermat,.

c. Pengembangan Sistem Database dan Sistem Informasi Pertanian Berbasis

Web Sumberdaya Lahan Pertanian.

d. Pengembangan sistem usahatani bio/agroindustri dan bio/agroservices

terpadu, meliputi:

1) Mengembangkan sistem usahatani tanaman-ternak terpadu,

2) Mengembangkan usahatani untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

dan bencana,

3) Mengembangkan usahatani ramah lingkungan,

4) Mengembangkan agrowisata dan penyedia jasa lainnya,

Page 16: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 9

e. Penelitian in house untuk menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk

mendukung penelitian terapan dan inovastif yang meliputi: metodologi

pemetaan dan GIS, tanah, iklim, air, dan lingkungan pertanian.

f. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian

melalui Spectrum Dissemination Multi Channel kepada seluruh stakeholders

nasional melalui jejaring PPP (public-private–partnership) maupun

internasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pembangunan

pertanian (impact recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientific

recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian lainnya di

luar APBN (eksternal fundings).

2.1.7. Program dan Kegiatan

a. Program

Program Balitbangtan pada periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan

teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Oleh karena itu,

Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus

komoditas yang terdiri atas delapan kelompok produk yang ditetapkan oleh

Kementerian Pertanian, yakni: (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung,

Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) Bahan Makanan Pokok

Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubikayu, ubijalar); (3) Produk Pertanian Penting

Pengendal iInflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri

(Konvensional): Sawit, Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5)

Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri, (6) Produk

Industri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung dan Jamu; (7) Produk Energi

Pertanian (Prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan (8) Produk Pertanian

Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan (Nanas, Manggis, Salak,

Mangga, Jeruk), Kambing/Domba, Babi, Florikultura. Dalam delapan kelompok

produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas

strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah, dan

bawang merah.

b. Kegiatan

Sesuai dengan Tupoksi dari BBSDLP dan mengacu pada program Litbang

Pertanian untuk periode 2015-2019, maka kegiatan BBSDLP adalah Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan corporate program yang

Page 17: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 10

merupakan kegiatan lintas institusi dan atau lintas kepakaran dalam menjawab isu

tematik aktual tertentu.

Kegiatan litbang sumberdaya lahan pertanian diarahkan pada inventarisasi

dan evaluasi potensi sumberdaya lahan pertanian, meliputi pemetaan tanah dan

pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra

satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis Global Information System (GIS).

Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan diarahkan kepada

lahan suboptimal (lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan gambut,

dan lahan terlantar bekas pertambangan) untuk mewujudkan sistem pertanian

ramah lingkungan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan

sumberdaya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air),

formulasi pupuk dan pembenah tanah (anorganik, organik, hayati, dan

pengembangan teknologi nano). Kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan

lingkungan pertanian terdiri atas perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran

lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan

measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi.

Selain itu juga dilaksanakan analisis kebijakan terkait dengan pengelolaan

sumberdaya lahan,pupuk dan pembenah tanah, antisipasi dampak perubahan iklim,

serta pengembangan sistem basisdata dan teknologi sistem informasi pertanian

berbasis web. Berdasarkan arah dan strategi penelitian dan pengembangan

sumberdaya lahan pertanian, telah disusun fokus penelitian dan pengembangan

sumberdaya lahan pertanian, yaitu:

1) Penelitian dan pengembangan terkait problema sumberdaya lahan pertanian

berbasis bioscience, bioengineering, dan teknologi informasi, yang meliputi:

a) Degradasi dan penciutan lahan eksisting berupa kegiatan identifikasi dan

penciptaan teknologi.

b) Ketersediaan, kondisi, dan kebijakan terhadap pengembangan sumberdaya

lahan pertanian berupa kegiatan identifikasi dan analisis dan sintesis

kebijakan.

c) Pemanfaatan dan pengelolaan lahan suboptimal dan lahan terlantar/lahan

terdegradasi berupa kegiatan identifikasi, penciptaan teknologi, dan analisis

sintesis kebijakan.

2) Penelitian dan pengembangan terkait dengan isu perubahan iklim, yaitu:

Page 18: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 11

a) Dampak perubahan iklim (jenis, sifat, dan bobot) berupa kegiatan

identifikasi dan analisis sintesis kebijakan.

b) Adaptasi dan mitigasi berupa kegiatan analisisi sintesis kebijakan dan

penciptaan teknologi.

c) Program dan kebijakan pendukung berupa kegiatan analisis sintesis dan

kebijakan.

3) Penelitian sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan, yaitu:

a) Informasi potensi dan wilayah pengembagan berupa kegiatan identifikasi

dan analisis sintesis kebijakan.

b) Teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya lahan dan bioproses berupa

kegiatan penciptaan teknologi.

4) Transfer teknologi dan advokasi, yaitu:

a) Akurasi, kecepatan, dan efektivitas berupa manajemen output dan

komunikasi dan teknologi informasi.

b) Pengembangan sistem “litkajibangrap” sumberdaya lahan pertanian melalui

jejaring kerjasama dengan BPTP berupa manajemen komunikasi dan

perencanaan.

c) Pengembangan sistem informasi pertanian berbasis web berupa manajemen

dan kapasitas teknologi informasi.

2.1.8. Fokus penelitian dan pengembangan BBSDLP

Mengacu pada fokus peneliian dan pengembangan sumberdaya lahan

pertanian, fokus penelitian dan pengembangan untuk Balai Besar Litbang

Sumberdaya Lahan Pertanian adalah:

a. Penyusunan informasi dan analisis geospasial mendukung

pengembangan pertanian kawasan berupa kegiatan yang menghasilkan

peta tematik (tanah, AEZ, kesesuaian lahan, dan sebagainya).

b. Pengembangan basisdata sumberdaya lahan pertanian.

Page 19: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 12

c. Pengembagan sistem informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis

web (Agrimap Info).

d. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan

sumberdaya lahan pertanian serta perubahan iklim

e. Penelitian in house sumberdaya lahan pertanian (metodologi dan genesa

tanah, scientific base research).

2.1.9. Fokus penelitian tanah dan pupuk

Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan

pertanian, fokus penelitian tanah dan pupuk adalah:

a. Penelitian teknologi pengelolaan lahan suboptimal dan terdegradasi

mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan.

b. Penelitian teknologi pengelolaan hara dan peningkatan kesuburan tanah

mendukung swasembada pangan berkelanjutan.

c. Penelitian perakitan formula dan perangkat uji pupuk dan pembenah

tanah.

d. Pengembangan sistem informasi dan database sumberdaya tanah.

e. Penelitian teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumberdaya

tanah dan pupuk (in house).

2.1.10. Fokus penelitian agroklimat dan hidrologi

Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan

pertanian, fokus penelitian agroklimat dan hidrologi adalah:

a. Penelitian teknologi dan model pengelolaan sumberdaya iklim dan air

terpadu mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan.

b. Penelitian kalender tanam terpadu serta pengelolaan sumberdaya iklim

dan air untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

c. Pengembangan analisis numerik dan sistem informasi sumberdaya iklim

dan air.

d. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya iklim dan air (in

house/scientific base research).

Page 20: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 13

2.1.11. Fokus penelitian pertanian lahan rawa

Mengacu pada fokus penelitian pertanian lahan rawa, fokus penelitian

pertanian lahan rawa adalah:

a. Penelitian teknologi pengelolaan hara, tanaman, dan air lahan rawa

mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan .

b. Penelitian teknologi pemulihan lahan rawa terdegrdasi dan pengelolaan

lahan rawa ramah lingkungan dan adaptif perubahan iklim.

c. Penelitian teknologi pertanian (budidaya) dan model inovasi UT lahan

rawa mendukung swasembada pangan.

d. Pengembangan sistem database dan sistem informasi lahan rawa

e. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan pertanian lahan rawa (in house/

scientific base research).

2.1.12. Fokus penelitian lingkungan pertanian

Mengacu pada fokus penelitian lingkungan pertanian, fokus penelitian

lingkungan pertanian adalah:

a. Penelitian emisi dan teknologi mitigasi gas rumah kaca mendukung

pertanian bioindustri berkelanjutan

b. Penelitian pencemaran bahan agrokimia dan teknologi pengendalian

serta remediasi mendukung keamanan pangan nasional

c. Pengembangan sistem informasi dan database lingkungan pertanian.

d. Penelitian in house lingkungan pertanian (metodologi MRV, uji toksisitas

pestisida/scientific base research).

2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2015

Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2015,

telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya

pencapaian sasaran pada TA 2015.

Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai

yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan

Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Kegiatan utama yang

Page 21: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 14

telah ditetapkan adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan

Pertanian. Dari kegiatan tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (PKT sebelum pagu definitif) lingkup BBSDLP,

TA 2015

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3) (4)

1.

2.

3.

4

Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial.

Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.

Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang

a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian

b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian

c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.

d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.

e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.

f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian

g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan

7 Sistem Informasi 60 Peta

22 Teknologi 7 Formula

5 Rekomendasi

7 Database

1 Model

Page 22: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 15

5

6.

7

Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.

Diperolehnya HKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.

Pembangunan 100 agro techno park dan 34 agro science park di 34 Provinsi

h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI

j. Jumlah HKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi

a. Jumlah Agro Science Park (ASP)

8 Publikasi 34 Buah

2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton

2 Provinsi

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2015, BBSDLP merencanakan untuk

menghasilkan: (1) 7 sistem informasi, (2) 60 peta, (3) 22 teknologi, (4) 7 formula,

(5) 5 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 1 model, (8) 8 publikasi, (9) 34 buah KTI,

(10) 2 HaKI, (11) 1 invensi, (12) 1 MoU, (13) 100 buku atlas, (14) 70 ton benih

padi, dan (15) 2 Agro Science Park.

2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, setelah dilakukan berbagai

pembahasan dan setelah ditetapkannya pagu anggaran indikatif, selanjutnya

diajukan kepada Kepala Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi

Perjanjian Kinerja. Setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang

Pertanian, maka Perjanjian Kinerja BBSDLP tahun 2015 adalah sebagaimana

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) lingkup BBSDLP tahun 2015.

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3) (4)

1.

2.

Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial.

Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.

a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian

b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian

c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.

7 Sistem Informasi 63 Peta

24 Teknologi

Page 23: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 16

3.

4

5

6.

7

Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang

Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.

Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.

Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi

d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.

e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.

f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian

g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan

h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI

j. Jumlah HaKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi

a. Jumlah Agro Science Park (ASP)

10 Formula

5 Rekomendasi

10 Database

1 Model

10 Publikasi 34 Buah

2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton

2 Provinsi

Pagu Anggaran tanpa hibah

Rp. 146.820.634.000,-

Pagu Anggaran termasuk hibah

Rp. 147.819.809.000,-

Page 24: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 17

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target),

sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah

dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori

keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100

persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59

persen.

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2015

Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2015 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.

Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2015,

Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian mempunyai 7 (tujuh) Sasaran

Kegiatan dengan 15 indikator kinerja yang ingin dicapai.

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja BBSDLP hingga akhir tahun 2015,

Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan BBSDLP adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2015

NO SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Page 25: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 18

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 2. 3. 4 5 6.

Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan

a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian

b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian

c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.

d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.

e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.

f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian

g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan

h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI j. Jumlah HaKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi

7 Sistem Informasi 63 Peta 24 Teknologi 10 Formula 5 Rekomendasi 10 Database 1 Model

10 Publikasi 34 Buah 2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton

7 Sistem 73 peta 24 teknlg 10 Forml 16 Rek 10 database 1 model 16 pulikasi 64 buah 2 invensi 2 invensi 3 MoU 116 Atlas 65 ton

100 115,9 100 100 320 100 100 160 188,2 100 200 300 116 92,9

Page 26: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 19

7

terkemuka. Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi

b. Jumlah Agro Science

Park (ASP)

2 Provinsi

2 Prov

100

Rata-rata capaian kinerja 146,2

Pagu Anggaran Rp. 147.819.809.000,-

Realisasi Anggaran

Rp. 144.859.062.998,- (98,00%)

Berdasarkan tabel di atas, capaian rata-rata indikator kinerja sasaran kegiatan

lingkup BBSDLP tahun 2015 adalah 146,2%. Dengan demikian capaian rata-rata

kinerja keseluruhan BBSDLP TA 2015 adalah 146,2% dengan katagori tingkat

capaian Sangat Berhasil.

Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran

tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus,

serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan

tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan

terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan

komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran kegiatan yang telah

ditetapkan.

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Analisis akuntabilitas kinerja tahun 2015 BBSDLP dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Sasaran 1 : Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran

dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 5. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Sistem Informasi Pertanian 7 Sistem 7 Sistem 100

Page 27: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 20

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 7 sistem informasi atau 100% dari

target 7 sistem. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja

1 adalah berhasil, karena capaiannya 100%.

Secara lengkap rincian output 7 sistem informasi yang dihasilkan beserta

kegunaannya adalah:

Tabel 6. Rincian output 7 Sistem Informasi

No. Uraian Kegunaan/Manfaat

Page 28: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 21

1 Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu pada setiap musim tanam

Sistem Informasi Katam Terpadu dapat membantu di dalam menetapkan strategi penyediaan dan distribusi sarana produksi serta perencanaan pola tanam, teknik budidaya pengelolaan tanaman untuk menghindari/mengurangi resiko iklim pada tanaman pangan lahan sawah. Sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dapat dengan mudah dan cepat melakukan perencanaan pertanian tanaman pangan di lahan sawah yang mempertimbangkan prediksi iklim near real time yang meliputi waktu tanam, luas tanam, rekomendasi dan kebutuhan pupuk, rekomendasi varitas dan kebutuhan benih, serta informasi wilayah rawan banjir, kekeringan dan rawan OPT.

KatamTerpadu Modern versi 2.3

Contoh PDF Endemi

Page 29: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 22

2 Sistem informasi sumberdaya air nasional

Memberikan informasi sumberdaya air meliputi sebaran Daerah Irigasi, sebaran Satuan Wilayah Sungai (SWS), sebaran Daerah Aliran Sungai (DAS), potensi ketersediaan air tingkat kabupaten serta indeks kekritisan air tingkat kabupaten secara online.

Atlas Potensi sumberdaya air Pulau Sulawesi

Aplikasi Model Hidrologi IFAS (Integrated Flood Analysis System)

Page 30: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 23

3 Sistem Informasi Kesuburan Tanah dan Konservasi tanah pada lahan sawah dan lahan kering

Merupakan Sistem Informasi yang akan sangat membantu para pengambil kebijakan dalam mengelola sumberdaya lahan melalui peningkatan efisiensi pemupukan mendukung peningkatan produksi dan terpeliharanya produktivitas lahan secara lestari.

90100110120

2007 2012

Pro

du

ktiv

itas

(ku

G

KG

/ha/

thn

)

Tahun

Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa

Timur

PrKr

PrKs

PrKt

100

105

110

115

120

125

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Pro

du

ktiv

itas

(ku

GK

G/h

a/th

n)

Tahun

Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa Timur

PsKr

PsKs

PsKt

105

110

115

120

125

130

2007 2012

Pro

du

kiti

vita

s (k

u G

KG

/ha/

thn

)

Tahun

Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa

Timur

PtKr

PtKs

PtKt

Page 31: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 24

4 Sistem informasi Pemantauan Tanaman Pertanian (SI-PETANI)

Merupakan infrastruktur web untuk menyajikan informasi seputar tanaman pertanian. Pada tahun 2015, sistem informasi ini fokus menyajikan fase tumbuh pada berbagai waktu dan kelas umur tanaman tebu

Tampilan muka web SI-PETANI

5 Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian (SI-SULTAN)

Merupakan aplikasi WebGIS yang menyediakan informasi berkaitan sumberdaya lahan pertanian nasional. Peta Tanah, Peta Kesesuaian Lahan dan Peta AEZ. Sistem informasi dirancang agar ramah pengguna dan menyajikan overview data peta. Ini artinya kedetilan data dibatasi, meskipun demikian pengguna sudah dapat mengetahui peta-peta yang telah dihasilkan serta informasi dasar yang tersedia.

Tampilan muka webGIS SISULTAN. Klik www. sisultan.litbang.pertanian.go.id untuk menampilkan

website ini.

Page 32: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 25

6 Sistem Dinamik Spasial (SISDINS)

Yakni model dinamika spasial berbasis webGIS untuk mendukung kebijakan pertanian. Didalamnya

menyediakan fasilitas untuk intervensi kebijakan dan akibat yang ditimbulkannya pada produksi bawang merah nasional dan provinsi. Web ini tersedia untuk kalangan terbatas khususnya para pengambil kebijakan.

2011 2012 2013 2014

-400,000

-350,000

-300,000

-250,000

-200,000

Ton/yr

2011 2012 2013 20140

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

Ton/yr

Produksi bawang merah

Kebutuhan Konsumsi

Kebutuhan benih

Produksi Permintaan0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

Ton/yrPilih

Jateng

AKHIR SIMULASI

1/1/2015

Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papua_brt Papua

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

Ton/yr

Produksi_Nas Permintaan_Nas

1,100,000

1,200,000

1,300,000

1,400,000

Ton/yr

Perluasan Tanam

Pola Tanam

Pemupukan

Benih Unggul

Tek Losses

Tek OPT

Penyuluhan

0.00 Ha

0.00 %/yr

0.00 %/yr

0.00 %/yr

0.00 %/yr

0.00 %/yr

0.00 %/yr

Target Ekspor

Kebutuhan Industri 650,000 Ton/yr

0 Ton/yr

2,018Th Perluasan

Produksi

Konsumsi

-191,482.93 Ton/yr

NERACA NASIONAL

Tampilan muka web untuk simulasi dinamik ketersediaan bawang merah.

7 Sistem Informasi AgroMap Info

Adalah suatu aplikasi WebGIS yang menyajikan informasi geospasial tematik pertanian yang diintegrasikan dengan kebijakan spasial bidang pertanian. Dari segi kontennya, AgroMap Info menyediakan dukungan informasi aspek teknologi, sarana dan prasarana, serta konsolidasi dan ketersediaan lahan untuk meningkatan produksi dan produktivitas suatu komoditas pertanian strategis (padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, gula (tebu), dan daging (sapi). Pengembangan komoditas ini bertumpu pada agroekosistem lahan sawah irigasi, lahan rawa, dan lahan kering.

Tampilan muka webGIS AgroMap Info. Klik www.bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/agromap untuk

menampilkan website ini.

Page 33: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 26

Ketujuh sistem informasi tersebut merupakan hasil kerja keras tim IT lingkup

BBSDLP (BBSDLP, Balittanah dan Balitklimat) yang bekerjasama dengan tim peneliti

senior tanpa kenal lelah untuk menghasilkan karya terbaiknya. Sistem yang telah

dihasilkan tersebut akan terus dikembangkan untuk mengakomodir berbagai

masukan dan permasalahan yang berkembang.

Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertania

63 Peta 73 Peta 115,9

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 73 peta atau 115,9% dari target 63

peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah

sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari

perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim

yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke

lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan

cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/RBI, radar, peta geologi,

peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian

dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan

yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan

pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan

penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi

lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, pH Trough, Abney

Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form

pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk operasi lapang

lainnya.

Page 34: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 27

Berbagai alat survey tanah

Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke

lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan

persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun

administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga

mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul

kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara

demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan

efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh

dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS

yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta

berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim

GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan,

seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh

ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk

mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai.

Data dari lapang Entri data base Perbaikan batas SPT

Alur Entri Data dan Perbaikan Batas SPT di lapang

Page 35: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 28

Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan

form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP,

selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan

lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior

yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil

kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari

lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft

peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan

diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan

masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan

output yang dihasilkan.

Secara lengkap rincian output 73 peta yang dihasilkan beserta kegunaannya

adalah:

Tabel 8. Rincian output 73 peta

No. Uraian Kegunaan/Manfaat

1 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Karo, Sumut

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

2 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Karo, Sumut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

3 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut.

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

4 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut.

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

5 Peta Tanah Semi Detil skala

1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau

Merupakan peta yang menyajikan informasi

karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

6 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

7 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kota Dumai, Riau

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

Page 36: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 29

8 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kota Dumai, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

9 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

10 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

11 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

12 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barru

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

13 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

14 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala

1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan

komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

15 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

16 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

17 Peta Tanah Semi Detil, skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut.

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

18 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

19 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

Page 37: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 30

20 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

21 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

22 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja

Utara, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

23 Peta Tanah Semi Detil Kab. Palangkaraya, Kalteng

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

24 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalteng

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

25 Peta Tanah Semi Detil, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan, Kalsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

26 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan, Kalsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

27 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Barito Utara, Kalsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

28 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barito Utara, Kalsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

29

Peta Tanah Semi Detil skala

1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar

Merupakan peta yang menyajikan informasi

karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

30 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

31 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa sawit skala 1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa sawit

Page 38: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 31

32 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

33 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Banjar, Jabar

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

34 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Banjar, Jabar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

35 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Garut, Jabar

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

36 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Garut, Jabar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

37 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Jembrana, Bali

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

38 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala

1:50.000 Kab. Jembrana, Bali

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan

komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

39 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Pangandaran, Jabar

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

40 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Pangandaran, Jabar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

41 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Pesisir Barat, Lampung

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

42 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Pesisir Barat, Lampung

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

43 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Waykanan, Lampung

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

Page 39: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 32

44 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Waykanan, Lampung

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

45 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Lampung Barat, Lampung

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

46 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Lampung

Barat, Lampung

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

47 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tebu, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

48 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

49 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Barito Utara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

50 Peta Kesesuaian Lahan

Untuk Kelapa Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Barito Utara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

51 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

52 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

53 Peta Kesesuaian Lahan

Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

54 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

55 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

Page 40: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 33

56 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

57 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cabai

58 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1:50.000

Kab. Minahasa Utara, Sulut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal

tanaman cabai

59 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jeruk skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sultra.

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jeruk

60 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao

61 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sultra

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao

62 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sultra

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao

63 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi

64 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1:50.000 Kab. Toraja Utara, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi

65 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Pala, skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Pala

66 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah

67 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah

Page 41: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 34

68 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Toraja Utara, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah.

69 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jagung, skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jagung.

70 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Dumai, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa Sawit.

71 Peta Sebaran Gambut di Kab. Bengkalis, Riau

Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Bengkalis, Raiu.

72 Peta Sebaran Gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi

Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi.

73 Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat.

Menyajikan data mengenai penyebaran lahan rawa di Prov. Papua Barat

Dari seluruh output peta sumber daya lahan yang dihasilkan, 72 peta

dihasilkan oleh satker BBSDLP, sedangkan sisanya 1 peta (Peta Lahan Rawa

Indonesia, Prov. Papua Barat) dihasilkan oleh satker Balittra. Salah satu kendala

yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya

tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga

yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan.

Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi

surveyor akan habis pada tahun 2020. Sementara itu rekruitmen tenaga pemeta

sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode 1978 – 1985 Balai Penelitian Tanah (saat

ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga

peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten surveyor tanah tersebut

mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus

dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta,

menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga

cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon

asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti dalam

melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional.

Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM yang

diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon

surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang

karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi

Page 42: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 35

keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, sejak tahun 2011 dilakukan

pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya

masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey. Dengan

semangat dan kemampuan yang masih tinggi, pada akhirnya seluruh tugas

pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga

surveyor, juga terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini

diatasi dengan mengangkat tenaga outsorching yang merupakan tenaga-tenaga

muda yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer.

Gambar tampilan peta disajikan pada lampiran dari Lakin ini.

Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumberdaya lahan

pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9 : Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumber daya

lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015

No Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail (peta)

6 peta (100%)

12 peta (150%)

24 peta (120%)

26 peta (186%)

28 peta (140%)

73 peta (115%)

Peta-peta yang dihasilkan pada setiap tahunnya berbeda tema dan skalanya.

Pada tahun 2010 dan 2011, peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan

peta sumberdaya tanah skala 1:250.000 yang cakupan arealnya sangat luas, dan

data yang masih kasar. Peta-peta tersebut dihasilkan dari kegiatan pemetaan

tingkat tingkat tinjau. Sedangkan mulai tahun 2012 hingga 2015 peta-peta yang

dihasilkan merupakan peta skala 1:50.000 yang cakupan luasannya per kabupaten.

Peta skala 1:50.000 ini merupakan peta yang aplikatif dan dapat digunakan sebagai

data dasar untuk perencanaan pengembangan pertanian pada tingkat kabupaten.

Tema-tema peta pada skala 1:50.000 lebih diarahkan pada kesesuaian lahan untuk

berbagai komoditas pertanian. Dengan demikian capaian output peta antara tahun

pertama dan tahun berikutnya tidak bisa dibandingkan, karena target outputnya

berbeda-beda dari tahun ke tahun.

Page 43: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 36

Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Database dan Informasi Sumber

Daya Pertanian

10 Database 10 Database 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 10 database atau 100% dari target 10

database. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3

adalah berhasil, karena capaiannya 100%.

Secara lengkap rincian output 10 database yang dihasilkan adalah:

Tabel 11. Rincian output 10 database

No. Uraian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Site & horizon Soil sample analyses Data spasial peta SDL Monitoring tanaman dan kekeringan. Database pertanian lahan rawa pulau Papua (Papua Barat). Database konservasi tanah dan pupuk berbasis web dan spasial di provinsi Jawa Timur. Database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan tanah sawah irigasi di provinsi Jawa Timur. Dinamika karbon pada pertanaman bioindustri berkelanjutan melalui pendekatan life cycle assemment Faktor emisi GRK dari lahan pertanian Dinamika Emisi GRK dari berbagai varietas padi sawah di tanah mineral

Sasaran 2 : Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran

dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 44: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 37

Tabel 12. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 1

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air,

Iklim, dan Lingkungan Pertanian

Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.

24 Teknlg 24 Teknlg 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 1 pada tabel di atas, pada

tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 24 teknologi atau 100% dari target 24

teknologi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1

adalah berhasil, karena capaiannya 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan hasil dari kerja

keras seluruh peneliti yang ada di Balittanah, Balingtan, dan Balittra. Dengan

dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: kebun percobaan, rumah kaca,

laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi

dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian

sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang

berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan

sesuai dengan proposal.

Secara lengkap rincian output 24 teknologi yang dihasilkan beserta

kegunaannya adalah:

Tabel 13. Rincian Output 24 Teknologi yang dihasilkan beserta kegunaan/

manfaatnya

No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat

1. Teknologi olah tanah konservasi di lahan

kering yang mampu meningkatkan karbon tanah terhumifikasi dan water stable aggregate pada pertanaman jagung

Aplikasi olah tanah konservasi mampu mempertahankan sifat tanah dan sekaligus memberikan

hasil yang cukup tinggi. Olah tanah konservasi dapat diaplikasikan di lahan kering masam terdegradasi di Lampung Timur guna optimalisasi lahan dengan resiko kerusakan lahan minimum.

Page 45: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 38

Kandungan C-total tanah pada berbagai ukuran agregat tanah pada aplikasi olah tanah konservasi pada pertanaman jagung di lahan kering KP Taman Bogo, Kab. Lampung Timur. 2015

2. Teknologi pengelolaan

status karbon organik tanah untuk meningkatkan daya adaptasi terhadap perubahan iklim pada tanaman kedelai

Mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia tanah,

mengurangi terjadinya degradasi lahan serta mitigasi GRK.

Teknik pemberian Kapur (dolomit) 4 ton/ha ditambah NPK rekomendasi dengan pemberian pembenah tanah biochar

dosis 5 ton/ha meningkatkan produksi biomas

3. Teknologi konservasi tanah dan air untuk tanaman cabai di dataran

tinggi.

Teknologi ini dapat meningkatkan tingkat penurunan erosi tanah

Teknik Konservasi petani (kontrol) + mulsa plastik(KTA-4) dan bedengan searah kontur + mulsa (KTA-2) dapat memberikan hasil cabai sebesar 8, 53 t/ha dan 7,07 t/ha

4. Teknologi rehabilitasi lahan

Teknologi rehabilitasi lahan bekas tambang yang berupa pengelolaan bahan organik seperti penggunaan pembenah tanah organik, kompos insitu, pupuk kandang dan penanaman mukuna sebagai sumber bahan organik tanah adalah komponen teknologi yang mampu meningkatkan kualitas lahan bekas tambang batubara.

Page 46: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 39

5. Teknologi pemulihan kualitas lahan sawah terdegradasi akibat intrusi air laut

Pemulihan lahan usahatani padi pada lahan sawah tercemar natrium dari air laut adalah menurunkan daya hantar listrik dengan cara menurunkan kejenuhan natrium sampai < 1000 mg/kg.

kontrol Gypsum SP50 Volcanorf

S532

6. Teknologi pengelolaan sawah bukaan baru

Pengelolaan air terbaik dengan sistem intermeten 1 minggu basah - 1 minggu kering. Pengelolaan hara terbaik dengan cara pemberian pupuk NPK sampai dosis rekomendasi berdasarkan analisis PUTS yang dikombinasikan dengan jerami 2 t/ha.

7. Teknologi pemanfaatan potensi sumberdaya air untuk pengembangan food smart village

Menyediakan teknologi pengelolaan air dan iklim bagi petani dalam hal pemanfaatan air dari jaringan irigasi yang ada untuk mengembangkan komoditas tanaman dengan tanaman yang lebih bervariasi (tanaman pangan, sayuran, buah) untuk meningkatkan produktivitas lahan kering

Kondisi sumberdaya air

Page 47: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 40

Rancang Bangun dan Instalasi Jaringan Irigasi

8. Teknologi terobosan prediksi iklim dan perubahan iklim berdasarkan key area

Hasil identifikasi wilayah kunci (Key Area) menjadi dasar yang penting dalam penetapan teknologi adaptif dan permasalahan adopsinya dalam mengatasi risiko bencana terkait iklim serta langkah kebijakan inovasi teknologi maupun transfer teknologinya hingga tingkat petani.

Program Aplikasi Untuk Mendeteksi Struktur Keluaran Regresi Minitab

Contoh Tampilan Sistem Informasi Key Area Pada Halaman Peta Kekeringan di Prov. Jawa Barat

9. Teknologi nano hidrogel untuk efisiensi irigasi skala lapang

Terciptanya hydrogel berbasis teknologi nano dan sensor curah hujan diharapkan akan berdampak pada perubahan teknik bertani masyarakat sehingga mampu memanfaatkan sumber daya pertanian yang seminimal mungkin untuk meningkatkan produksi pertaniannya.

Page 48: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 41

Smart hydrogel yang mudah, murah dan ramah lingkungan akan mempermudah petani dalam mengimplementasikan paket teknologi efisiensi irigasi, sehingga dengan tambahan satu teknologi, petani mampu meningkatkan jaminan keberhasilan panen.

10. Teknologi pemanfaatan energi surya untuk irigasi

Pompa air tenaga surya ini dapat menghemat energi dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga pompa energi matahari lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis dengan biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang

lebih sedikit, dan tidak membebani petani dalam melakukan kegiatan usahataninya.

Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul,

Daerah Istimewa Yogyakarta

Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi di Desa

Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

11. Teknologi sensor iklim untuk pertanian presisi

Penerapan pertanian presisi melalui aplikasi sensor klimatologi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya pertanian, yang pada akhirnya mendorong peningkatan produksi dengan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

Page 49: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 42

Alat Pengukuran curah hujan

12. Teknologi monitoring online dinamika ketersediaan air petak tersier

Alat pantau otomatis dinamika ketersediaan air yang dapat diakses secara online diharapkan dapat memberikan informasi dengan tepat, cepat, dan akurat tentang ketersediaan air pada daerah irigasi sehingga ketersediaan air dapat dipantau tidak berlebih dan tidak kurang dalam memenuhi kebutuhan air tanaman

Bagan alat pantau otomatis

13 Teknologi informasi iklim untuk adaptasi terhadap

perubahan iklim di Indonesia

Dengan stasiun iklim otomatis maka inventarisasi data iklim menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat. Data

iklim dapat diakses real time untuk memberikan informasi tepat waktu mendukung perencanaan usahatani dan pengurangan risiko kejadian bencana. Perekaman data otomatis memungkinkan untuk memperoleh informasi mengenai pola cuaca lebih dini sehingga dapat meminimalkan risiko

Monitoring AWS Cimel

AWS Telemetri

Page 50: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 43

14. Teknologi pengelolaan sumberdaya air terpadu dan partisipatif DAS Pusur Kabupaten Klaten

Pengelolaan sumberdaya air menghasilkan basis data hidrologi DAS Pusur. Identifikasi keragaan jaringan irigasi, ketersediaan sumberdaya air serta distribusi air dan kondisi pertumbuhan tanaman. Penelitian pengelolaan air dan partisipatif DAS Pusur menghasilkan perangkat lunak sistem informasi sumberdaya air (SISDA)

Gambar desain pengukuran air DAS Pusur

Pengambilan data

15. Teknologi remediasi residu pestisida di lahan pertanian

Teknologi remediasi bermanfaat untuk membantu pemerhati lingkungan atau pengambil kebijakan sektor terkait untuk menurunkan kontaminan atau cemaran residu pestisida di lahan pertanian, sehingga kualitas lingkungan meningkat, kesehatan manusia terjamin, dan produk pertanian Indonesia aman dikonsumsi dan bebas cemaran.

Page 51: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 44

Foto teknologi remediasi POPs

16. Tekmologi remediasi

logam berat di lahan pertanian

Teknologi remediasi logam berat ini diharapkan mampu

menurunkan logam berat Hg dan As pada tanah tercemar dengan pemanfaatan mikroba toleran logam berat Hg dan As.

Foto teknologi remediasi logam berat

17. Teknologi/komponen teknologi pengelolaan lahan pasang surut yang adaptif dan aplikatif serta ramah lingkungan meliputi : teknis budidaya, pengelolaan air, pengolahan tanah, dan penggunaan varietas toleran untuk meningkatkan IP ≥ 200

Bermanfaat dalam meningkatkan IP dari 100 menjadi 300 dengan pola tanam padi-padi-palawija

18. Teknologi/komponen teknologi remediasi untuk tanaman kedelai di lahan sulfat masam terdegradasi

Berguna dalam menurunkan aplikasi pupuk anorganik serta mampu meningkatkan produktivitas lahan dengan meningkatnya pH tanah.

Page 52: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 45

19. Teknologi/komponen teknologi remediasi lahan gambut terdegradasi melalui pemberian amelioran dan pupuk hayati untuk tanaman kedelai.

Teknologi ini bermanfaat dalam mengurangi penggunaan pupuk anorganik serta meningkatkan produktivitas lahan gambut karena meningkatnya aktivitas mikroba di lahan gambut.

20. Teknologi model neraca air di lahan rawa pasang surut untuk pertanaman padi dan atau palawija/ hortikultura.

Bermanfaat untuk mengetahui kebutuhan tanaman padi atau palawija pada lahan rawa pasang surut, sehingga memudahkan pengaturan irigasi

21. Teknologi model neraca air di lahan rawa lebak untuk pertanaman padi dan/atau palawija/ hortikultura

Bermanfaat untuk mengetahui kebutuhan tanaman padi dan/atau palawija/hortikultura pada lahan rawa lebak, sehingga memudahkan pengaturan irigasi

22. Teknologi analisis terbaik dan status hara P dan K untuk tanaman jagung di tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C.

Bermanfaat untuk mengetahui status hara P dan K pada tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Sehingga memudahkan memperkirakan kebutuhan hara P dan K untuk pertanaman jagung

23. Teknologi analisis terbaik dan status hara P dan K untuk tanaman kedelai di tanah sulfat masam

lahan rawa pasang surut tipe luapan C.

Bermanfaat untuk mengetahui status hara P dan K pada tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Sehingga memudahkan memperkirakan kebutuhan hara P dan K untuk pertanaman kedelai

24. Database dan sistem informasi pertanian lahan rawa di propinsi Papua Barat.

Merupakan data hasil analisis fisika dan kimia tanah di lahan rawa Provinsi Papua Barat

Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output indikator

kinerja kedua dan ketiga di atas secara umum antara lain: kondisi cuaca,

keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan

penyakit, dan ketersediaan data pendukung.

Page 53: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 46

Kendala cuaca antara lain menyebabkan terhambatnya pelaksanaan

penelitian lapangan di Balittanah, Balingtan, dan Balittra; di Balittra akibat cuaca

yang selalu hujan mengakibatkan lahan percobaan di rawa lebak selalu tergenang

dan gagal ditanami sehingga menghambat pelaksanaan penelitian. Akibat faktor

cuaca yang kurang bersahabat, juga telah menyebabkan serangan hama dan

penyakit meningkat dan menyebabkan terganggunya areal pertanaman percobaan.

Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus juga menjadi kendala bagi

semua balit dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian, analisis

laboratorium dan pengolahan data.

Untuk mengatasi kendala cuaca, bila areal pertanaman kekeringan karena

terlambatnya musim hujan, digunakan air yang berasal dari embung seperti yang

dilakukan pada penelitian di Tamanbogo dan Balingtan-Jakenan, atau dilakukan

penyiraman secara manual seperti yang dilakukan di Balittra-Banjar Baru.

Sedangkan jika areal pertanaman kelebihan air (tergenang) akibat hujan yang terus-

menerus, akan dilakukan penanaman ulang hingga dua kali tanam, akan tetapi jika

air tidak kunjung surut maka penelitian bias dihentikan/digagalkan.

Untuk mengatasi serangan penyakit blast (Pirycularia oryzae) pada tanaman

padi yang banyak menyerang lahan percobaan di lahan gambut Balittra, dilakukan

dengan pencegahan berupa seed treatment dan aplikasi fungisida tambahan selain

perlakuan dengan dosis yang sama untuk semua perlakuan.

Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus cukup dirasakan

menyulitkan bagi para peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Di

Balittanah dan Balingtan keterbatasan SDM sangat dirasakan oleh para penelliti

terutama untuk membantu mengamati dan pelaksanaan perlakuan terhadap

tanaman percobaan di rumah kaca maupun di lapangan, programmer, dan tenaga

analis. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya yakni dengan memaksimalkan

SDM yang ada dan dengan cara menggunakan tenaga dari luar yang memenuhi

kualifikasi.

Tabel 14. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.

10 Formula 10 Formula 100

Page 54: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 47

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 10 formula atau 100% dari target 10

formula. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2

adalah sangat berhasil, karena capaiannya mencapai 100%. Secara lengkap

rincian output formula yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Rincian Output 10 Formula yang dihasilkan

No. Nama Teknologi Gambar

1 Formula larutan nutrisi

tanaman

2 Formula pupuk majemuk NPKSi untuk tanaman kelapa sawit

3 Formula media tanam Alternatif media tanam di perkotaan guna optimalisasi pengelolaan lahan

4 Formula pupuk hayati untuk tanaman kedelai dalam berbagai bahan carrier

5 Formula bioamelioran berbasis biochar

Berguna dalam memperbaiki dan meningkatkan pH tanah dan menurunkan emisi gas rumah kaca di tanah gambut yang ditanami palawija.

6 Formula biofertilizer Bermanfaat dalam meningkatkan ketersediaan hara N, P, K sehingga produktivitas lahan pasang surut khususnya untuk persawahan dapat meningkat.

Page 55: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 48

7 Test Kit PUTK horti

8 Test Kit PUP digital Dengan dilakukan metode pembacaan warna menggunakan Test Kit PUP digital maka diperoleh hasil pembacaan kadar P dan N mendekati 90%

9 Bio Test Kit Telah diperoleh dari kegiatan inventarisasi metoda analisa konvensional untuk dihidrogenase yang kemudian akan dimodifikasi menjadi prototipe Bio Test Kit

10 Perangkat uji cepat residu pestisida

Keberhasilan yang dicapai dalam menghasilkan output pada indikator kinerja

pertama dan kedua tersebut merupakan buah dari komitmen peneliti dan tenaga

pendukung untuk mengasilkan target yang ditetapkan. Selain itu fungsi pemantauan

dan evaluasi yang berjalan cukup baik menjadikan seluruh kegiatan terlaksana

sesuai yang diharapkan. Setiap bulan seluruh penanggungjawab diwajibkan

melaporkan perkembangan kegiatannya. Tim monev yang dibentuk pada masing-

masing balai melakukan monitoring lapangan pada saat penelitian berjalan, dan

selanjutnya dilakukan evaluasi berdasarkan hasil temuan pada saat monitoring yang

dilakukan oleh para peneliti senior. Dengan cara demikian target yang ditetapkan

telah dapat dicapai dengan baik.

Page 56: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 49

Sasaran 3 : Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri

berkelanjutan

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 16. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber

Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.

5 Rekom 16 Rekom 320

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 16 rekomendasi/policy breaf atau 320%

dari target 5 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian

indikator kinerja adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.

Secara lengkap rincian rekomendasi/policy breaf yang dihasilkan berikut

rekomendasi kebijakannya adalah:

Tabel 17. Rincian output rekomendasi/policy breaf

No. Judul Kebijakan/Policy Brief

Ringkasan isi

1. Strategi Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Lahan Gambut

Berisi rekomendasi yang diusulkan oleh tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP mengenai strategi yang dapat dilakukan dalam menanggulangi kebakaran di lahan gambut. Rekomendasi ini merupakan respon

terhadap isu kebakaran hutan terutama lahan gambut yang sering menjadi isu nasional yang mengemuka di setiap tahun El Niño. Isu ini sering lenyap seketika setelah musim hujan tiba, namun akan menghangat lagi pada musim kemarau.

2. Strategi Pengelolaan Tanah Pertanian Dalam Rangka Adaptasi Perubahan Iklim

Berisi rekomendasi yang diusulkan oleh tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP tentang hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam pengelolaan tanah pertanian sebagai upaya untuk beradaptasi menghadapi cekaman iklim ekstrim. Dalam Policy Brief ini diuraikan bagaimana perubahan iklim

Page 57: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 50

mempengaruhi sifat-sifat tanah dan bagaimana seharusnya tanah dikelola untuk meningkatkan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

3. Kebijakan Pengembangan Lahan 9 Juta Hektar: Kenapa, Dimana, Dan Seperti Apa?

Merupakan respon dari Tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP terhadap kebijakan strategis Pemerintah Jokowi JK tentang Program Pengembangan Lahan 9 Juta Hektar yang bertujuan membuka bagi perwujudan cita-cita reforma agraria yang dicanangkan lebih dari 8 tahun yang lalu. Di dalamnya berisi mengenai berbagai permasalahan dalam tata kelola lahan, arah dan kebijakan dalam penyediaan lahan, serta rekomendasi yang ditawarkan untuk pengembangan lahan 9 juta hektar.

4. Model Percepatan Pembangunan Pertanian Berbasis Inovasi di Lahan Bekas Tambang (M-P3LBTT) di Provinsi Bangka Belitung

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR), telah melakukan kajian singkat dalam bentuk Kunjungan Kerja Tematik terkait reklamasi lahan bekas tambang timah (LBTT) di Provinsi Bangka Belitung. Kajian yang dilaksanakan dari tanggal 28 Juni hingga 3 Juli 2015 telah melakukan serangkaian kegiatan utama, yaitu (a) audiensi dengan Gubernur Provinsi Bangka Belitung dan Bupati dan pejabat terkait, (b) kunjungan lapangan ke berbagai kondisi LBTT di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Belitung, dan Belitung Timur; (c) diskusi dengan pemangku kepentingan terkait, serta (d) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan terkait, baik di Prop. Babel maupun di Jakarta. Aspek yang dikaji bersifat holistik, mulai dari sumberdaya tanah dan air, jenis tanaman, aspek sosial ekonomi, serta legalitas dan kebijakan. Kegiatan tersebut menghasilkan model Percepatan Pembangunan Pertanian di Lahan Bkeas tmabah Timah di Prop. Babel serta beberapa rumusan kesimpulan dan saran kebijakan implementasinya.

5. Arah dan Strategi Pemetaan Sumberdaya Lahan Pertanian Tingkat Detail di Indonesia

Mengingat kebutuhan data sumberdaya lahan detail juga diperlukan dalam menyusun perencanaan suatu kegiatan pembangunan pertanian. Dalam UU No. 32/2009 tentang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disyaratkan perlunya pembangunan pertanian didasarkan kepada wilayah ekoregional. Mengingat lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian cukup luas maka diperlukan strategi pemetaan yang meliputi : (1). penggunaan peralatan survei mutakhir, (2). pemanfaatan teknik penginderaan jauh menggunakan citra satelit resolusi tinggi yang dipadukan dengan DEM, (3). pemanfaatkan data base tanah sebagai data warisan, (4). penggunaan

Page 58: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 51

metode pemetaan tanah digital, dan (5). penggunaan sistem grid fleksibel untuk daerah yang tidak mempunyai data sebelumnya. Atas dasar tersebut diperlukan suatu Pedoman Teknis Pemetaan Tingkat Detail berdasarkan arah dan strategi seperti yang disebutkan di atas.

6. Arahan Pengelolaan Lahan Vulkan dengan Pendekatan Sifat Kandungan Mineralogi Tanah

Policy breaf ini berisi mengenai arahan yang perlu diperhatikan dalam mengelola lahan vulkan untuk kepentingan pertanian. Kebijakan penyusunan peta tanah yang untuk lahan-lahan yang terbentuk dari bahan vulkan bersifat masam, tengahan, dan basis perlu dibuat untuk mengetahui luas lahan pada masing-masing sifat material vulkan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat kebijakan pengelolaan lahan vulkan.

7. Permentan Nomor : 09/Permentan/Ot.140/3/2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawaperlu Disempurnakan

Sasaran dan tujuan terbitnya permentan No.09/Permentan/OT.140/3/2006 akan dapat dipenuhi secara sempurna mana kala pasal 6 ayat 1 dalam BAB II dipertegas, semisal dipertegas menjadi Kelompok Jabatan Fungsional yang dibentuk terdiri atas jabatan fungsional Peneliti dan sejumlah jabatan fungsional lainnya, yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing, harus disesuaikan dengan tupoksi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga dengan demikian kinerja Balittra akan lebih maksimal, karena didukung oleh organisasi pelaksana yang lengkap, sigap, dan mumpuni.

8. Alokasi Ruang Budidaya Kelapa Sawit di Kawasan Perbatasan Indonesia – Malaysia di Indonesia

Dalam prolicy brief ini dikemukakan kebijakan sebagai berikut: 1) Mendorong pemerintah daerah untuk

menyempurnakan dokumen Tata Ruang Provinsi dan Tata Ruang Kabupaten/Kota untuk menjadi pedoman/acuan dalam menetapkan Alokasi Ruang untuk Budidaya Kelapa sawit di kawasan Perbatasan Malaysia di Kalimantan.

2) Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit pada kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah pengembangan di kawasan perbatasan

RI-Malaysia di Kalimantan 3) Untuk mendapatkan lahan yang dapat digunakan

untuk budidaya kelapa sawit yang “clear dan clean” data potensi lahan harus diintergrasikan dengan data status lahan dan kawasan Hutan (Kementerian LHK), dan status peruntukan lahan yang belum dibebani oleh hak konsesi lahan atau penguasaan lahan lainnya (Kementerian Agraria dan Tata Ruang), termasuk studi kendala sosek dan hankam-nya

4) Pembangunan pertanian di kawasan perbatasan harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana

Page 59: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 52

yang mencakup jaringan jalan, pasar, kelembagaan, dan fasilitas lainnya.

9. Strategi dan Kebijakan Pengendalian Lahan Terdegradasi

Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan bahwa strategi dan kebijakan yang paling penting sebagai langkah awal pengendalian dan pemulihan degradasi lahan dan hutan dalam suatau kawasan DAS adalah penyelarasan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten (RTRW-K) dengan pemanfaatan lahan di kawasan “Budidaya” dan “Non Budidaya”. Struktur pemerintahan dan lembaga harus memastikan bahwa investasi dalam pengelolaan lahan dan hutan secara

berkelanjutan, pengendalian dan pemulihan lahan terdegradasi, tidak dilakukan dengan mengorbankan mata pencaharian penduduk lokal dan kapasitas adaptasi masa depan mereka.

10. Percepatan Penyediaan Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Skala Operasional (> 1:50.000) Mendukung Pengembangan Pertanian

Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan mengenai strategi yang dapat ditempuh dalam upaya mendukung pengembangan pertanian melalui pemanfaatan informasi geospasial sumberdaya lahan. Dikemukakan bahwa penggunaan teknologi citra penginderaan jauh dan GIS dapat diterapkan untuk percepatan dan peningkatan akurasi, dan efisiensi survei dan pemetaan tanah, melalui pendekatan teknik integrasi data citra, digital elevation model (DEM), peta rupabumi, peta geologi, dan teknik GIS dengan tetap memperhatikan kualitas, sesuai yang tercantum dalam UU Informasi Geospasial. Selain itu juga diperlukan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang tak kalah pentingnya dalam pelaksanaan pemetaan sumberdaya lahan.

11. Strategi Pengelolaan Lahan Sawah Terintrusi Air Laut Menghadapi Dampak Perubahan Iklim

Dalam menghadapi dampak perubahan iklim terhadap lahan sawah terintrusi air laut, diperlukan strategi yang tepat dan terukur. Selain itu diperlukan kebijakan/peraturan pemerintah daerah untuk mengendalikan dampak negatif pengaruh intrusi air laut ke lahan sawah, berupa: 1) Peraturan daerah mengenai pemanfaatan air, 2) Perlunya dibuat peraturan daerah mengenai penetapan zona konservasi air tanah, 3) Peraturan untuk mengintensifkan penanaman dan rehabilitasi mangrove (bakau) di pinggir pantai serta membatasi pembuatan tambak udang dan ikan untuk mengurangi masuknya air laut ke lahan sawah, dan 4) Meningkatkan kandungan air tanah dengan cara membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air tanah dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi rendah.

Page 60: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 53

12. Strategi Peningkatan Adopsi Teknologi Konservasi Tanah pada Kawasan Sayuran Dataran Tinggi

Beberapa kebijakan pemerintah yang diperlukan untuk meningkatkan adopsi teknologi konservasi tanah adalah: 1) Memberikan insentif bagi petani yang mengadopsi

teknologi konservasi tanah dengan cara memberikan pengurangan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pemberian bunga lunak jika mengusulkan pinjaman modal usahatani ke Bank.

2) Membuat peraturan daerah yang mewajibkan petani melakukan teknologi konservasi tanah jika mengolah lahan dengan kemiringan 8-15%.

3) Pembayaran biaya kerusakan lingkungan pada petani yang mengolah lahan dengan kemiringan 8-15% tanpa disertai tindakan konservasi tanah.

4) Membatasi pemusatan penguasaan sumberdaya lahan oleh perseorangan atau kelompok.

5) Kebijakan pemerintah daerah agar sebagian penerimaan pajak yang didapat dari wilayah bagian hilir didistribusikan sebagai bantuan langsung tunai untuk mengelola wilayah bagian hulu.

13. Permentan No. 03/Permentan/OT.140/2/2015 pada Lahan Rawa Pasang Surut

Program upaya khusus peningkatan produsksi padi, jagung dan kedelai (pajale) sesuai Pementan No. 3 tahun 2015 merupakan landasan atau pedoman umum pembangunan pertanian setiap wilayah/ daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) secara nasional. Kebijakan ini akan menimbulkan berbagai permasalahan bagi setiap wilayah/daerah disebabkan karena jenis dan tipologi lahan, kondisi dan karaktersitik lahannya berbeda. Sebagai saran dan rekomendasi untuk penyusunan kebijakan, ke depan kebijakan pembangunan pertanian sebaiknya dirumuskan dan ditetapkan berdasarkan jenis dan tipologi lahan, potensi lahan, karakteristik dan kesesuaian lahannya, sehingga kebijakan pembangunan pertanian seperti UPSUS lebih aplikabel dan lebih efektif dan capaian keberhasilannya akan lebih nyata.

14. Strategi Peningkatan Produksi Jagung di Lahan Rawa

Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan mengenai strategi yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan produksi jagung di lahan rawa, antara lain: 1) Perluasan areal tanam jagung di lahan rawa

terutama pada lahan yang memiliki potensi dan sesuai serta pada lahan-lahan bukaan baru.

2) Meningkatkan intensitas pertanaman jagung pada lahan yang produktif.

3) Menerapkan teknologi spesifik lokasi meliputi penggunaan varietas unggul, penyiapan lahan, pemberian amelioran dan pemupukan,

Page 61: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 54

pemeliharaan dan panen dan pasca panen. 4) Meningkatkan dukungan kelembagaan seperti

penyuluhan, kelembagaan sarana produksi, kelembagaan permodalan, dan pemasaran agar pelaksanaan pengelolaan tanaman terpadu komoditas jagung dapat terlaksana dengan lancar dan berhasil dengan baik.

15. Strategi Penggunaan Pupuk Majemuk NPK dalam Mendorong Pemupukan Berimbang

Dalam rangka meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas tanah dan tanaman maka diperlukan formulasi pupuk majemuk NPK yang mempertimbangkan status hara tanah dan kebutuhan hara masing-masing komoditas tanaman serta agroekosistem tanah. Formula pupuk majemuk NPK yang ditetapkan perlu divalidasi dan dievaluasi pada beberapa jenis tanah utama dan komoditas unggulan. Pupuk majemuk NPK dengan formula yang telah ditetapkan hendaknya disosialisasikan mengenahi dosis, cara penggunaan, serta tambahan Urea untuk mencapai target hasil yang diharapkan. Untuk meningkatkan efektivitas pupuk majemuk NPK maka diperlukan penambahan pupuk organik yang diperkaya dengan mikroba, hara makro sekunder (Ca, Mg, Si) dan bahan amelioran seperti kapur atau dolomit.

16. Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Tanaman Kedelai: Arah dan Prioritas Pengembangan

1) Pengembangan kedelai sebaiknya diprioritaskan pada lahan yang pada tahun 1992 merupakan sentra kedelai, dan saat ini masih mempunyai preferensi untuk mengembangkan kedelai. Preferensi petani terhadap pertanaman kedelai saat ini paling banyak di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Aceh. Dari aspek pemupukan, usahatani kedelai yang relatif lebih intensif diusahakan terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, dan Lampung.

2) Perluasan areal tanam kedelai pada lahan sawah melalui pola Padi-Padi-Kedelai atau Padi-Palawija/Sayuran/Kedelai-Kedelai mempunyai tiga makna dan tujuan strategis, yaitu: a) percepatan

menuju swasembada kedelai, b) mendukung peningkatan produksi padi melalui perbaikan kondisi tanah sawah, c) peningkatan optimalisasi sumberdaya air, dan (d), pengembangan sistem pertanian berkelanjutan melalui penerapan sistem pertanian organik terpadu tanaman pangan.

3) Lahan yang belum dimanfaatkan untuk apapun dan terlantar baik di APL, HGU/HTI dan hutan konversi, apabila dapat dimanfaatkan untuk perluasan areal kedelai dalam jangka panjang, dapat mendukung dalam pencapaian swa sembada kedelai. Namun demikian, masih perlu

Page 62: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 55

identifikasi lebih detil pada skala operasional secara cepat untuk menentukan luas dan sebarannya di masing-masing penggunaan lahan yang ada.

4) Lahan yang belum dimanfaatkan tersebut tentunya akan bersaing pemanfaatannya untuk berbagai komoditas dan berbagai sektor di luar pertanian. Oleh karena itu, perlu adanya kemauan dan keinginan pemerintah untuk segera memanfaatkan lahan tersebut terutama untuk komoditas strategis dalam upaya mensukseskan ketahanan dan kedaulatan pangan.

5) Perlu adanya regulasi dari pusat yang mengutamakan suatu kawasan untuk pangan yang harus ditaati oleh pemerintah daerah. Pada kenyataannya sampai saat ini tanaman pangan kurang mendapat perhatian. Sebagai contoh hasil kajian Kementan (PSP, Litbang/BBSDLP, IPB, UGM) tahun 2012 bahwa lahan HPK yang diberikan Kemenhut di Kalbar dan Kalteng sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya oleh pemda, walaupun sudah dilakukan sosialisasi dan pembahasan di daerah dan pusat oleh Kemenko Perekonomian.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan buah dari

kegigihan dari para Profesor Riset dan peneliti senior di lingkup BBSDLP yang

tergabung dalam Kelompok Peneliti (Kelti) Sinjak. Meskipun memiliki jadwal

kegiatan yang sangat padat pada berbagai kegiatan penelitian, akan tetapi tetap

memiliki komitmen yang tinggi untuk mengerahkan kekuatan intektualnya guna

membahas, merumuskan hingga menetapkan berbagai rekomendasi kebijakan

terkait pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global.

Sasaran 4 : Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 63: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 56

Tabel 18. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan

1 model 1 model 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2015 BBSDLP telah berhasil membuat 1 model atau 100% dari target 1

model. Dengan demikian capaian kinerja untuk indikator kinerja ini termasuk

katagori berhasil karena capaiannya 100%. Secara terinci model yang dihasilkan

tersebut adalah:

Tabel 19. Capaian output model

No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat

1 Model Percepatan

Pembangunan Pertanian Lahan Bekas Tambang

Timah

Model ini merupakan kegiatan percontohan

percepatan pembangunan pertanian Lahan Bekas Tambang Timah (LBTT) yang dirancang

secara sinergis dan terintegrasi antar berbagai pemangku kepentingan, baik perusahaan

pertambangan, pemda provinsi dan

kabupaten/ kota di Babel, maupun Balitbangtan.

Sasaran 5 : Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk

inovasi SDLP dan materi alih teknologi.

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 20. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Publikasi 10 publikasi 16 publikasi 160

Jumlah KTI 34 buah 64 buah 188

Page 64: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 57

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2015 BBSDLP telah menghasilkan 16 publikasi 160% dari target 10 publikasi,

dan 64 KTI (188%) dari target 34 buah KTI. Dengan demikian capaian kinerja untuk

kedua indikator kinerja tersebut termasuk katagori sangat berhasil karena

capaiannya lebih dari 100%.

Sasaran 6 : Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan

perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang

handal dan terkemuka.

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 21. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah HaKI 2 lisensi 2 lisensi 100

Jumlah Lisensi 1 lisensi 2 lisensi 200

Jumlah MoU 1 MoU 3 MoU 300

Peta Tematik 100 Buku Atlas 116 Buku 116

Benih Padi 70 Ton 65 Ton 92,9

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2015 BBSDLP telah menghasilkan 16 publikasi 160% dari target 10 publikasi,

dan 64 KTI (188%) dari target 2 buah lisensi HaKI (100%) dari target 2 lisensi, , 2

buah lisensi (200%) dari target 1 lisensi, 3 MoU (300%) dari target 1 MoU, 116

buku atlas (116%) dari target 100 buku atlas, dan 65 ton benih padi impara

(92,9%) dari target 70 ton. Dengan demikian capaian kinerja untuk kelima indikator

kinerja sasaran tersebut termasuk katagori sangat berhasil karena capaian rata-

ratanya lebih dari 100%.

Khusus untuk capaian produksi benih padi impara yang hanya mencapai 65

ton (92,9%) dari target 70 ton, hal tersebut disebabkan terjadinya pengurangan

anggaran yang semula Rp 700.000.000 berubah menjadi Rp. 681.700.000,- dengan

adanya pengurangan anggaran tersebut menyebabkan terjadi penurunan target

Page 65: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 58

yang semula 70 ton menjadi 65 ton, perubahan anggaran tersebut telah tercantum

pada RKAKL revisi terakhir.

Sasaran 7 : Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 22. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Agro Science Park (ASP) 2 provinsi 2 provinsi 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun

2015 BBSDLP telah berhasil membangun 2 buah agro science park (ASP) pada 2

provinsi (100%) dari target membangun 2 ASP, yakni di Kalimantan Selatan

(Balittra) dan di Jawa Tengah (Balingtan). Dengan demikian capaian kinerja untuk

indikator kinerja sasaran tersebut termasuk katagori berhasil karena capaian

100%.

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan lingkup BBSDLP pada

umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai

operasional seluruh kegiatan lingkup BBSDLP pada tahun 2015 berdasarkan total

pagu terakhir mendapat anggaran sebesar Rp. Rp. 147.819.809.000,- dengan

rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp 35.567.213.000,- , Balittra Rp.

34.518.044.000,- ; Balittanah Rp 28.130.088.000,- , Balitklimat Rp

16.096.599.000,- , dan Balingtan Rp 33.507.865.000,-. Dari total anggaran

tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp. 146.820.634.000,-, sedangkan sisanya

sebesar Rp. 999.175.000,- berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp.

572.527.000,- dikelola oleh Balitklimat, dan sebesar Rp. 426.648.000,- dikelola oleh

Balingtan yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian

Page 66: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 59

output : 1) menghasilkan 7 Sistem Informasi Pertanian, 2) menghasilkan 63

Peta/Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian, 3) menghasilkan 24

Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung

Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, 4) menghasilkan 10 Formula (pupuk

anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan

Produk Pertanian ( perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan,

5) menghasilkan 5 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber

Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim, 6) menghasilkan 7

Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian, 7) menghasilkan 1 model

pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan, dan 8)

menghasilkan produk inovasi yang terdistribusikan yang terdiri dari : 10 publikasi,

34 buah KTI, 2 invensi HaKI, 1 MoU, 100 buku Atlas Peta Tematik, 70 Ton benih

padi Impara, dan 2 Agro Science Park.

APBN 92,3%

Hibah 7,7%

Proporsi anggaran berdasarkan sumbernya

Besaran proporsi anggaran tiap satker dapat dilihat pada gambar di bawah

ini:

BBSDLP 24,06%

Balittanah 19,03%

Balitklimat 10,89%

Balittra 23,35%

Balingtan 22,67%

Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA 2014

Berdasarkan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBSDLP

menempati pagu anggaran tertinggi, yaitu sebesar 24,06%, sedangkan pagu

anggaran terendah adalah Satker Balitklimat yakni 10,89%.

Belanja dalam rangka operasional kegiatan lingkup BBSDLP dilakukan dengan

Page 67: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 60

mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap

menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan

dalam Penetapan Kinerja. Pagu BBSDLP dialokasikan untuk belanja pegawai,

barang, dan modal, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada

gambar berikut:

Belanja Pegawai25,52%

Belanja BarangOperasional 7,90%

Belanja Barang NonOperasional 31,01%

Belanja Modal35,58%

Perbandingan anggaran berdasarkan jenis belanja

Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa proporsi Belanja Modal

menempati proporsi terbesar yakni 35,58%, sedangkan Belanja Barang Non

Operasional menempati proporsi kedua sebesar 31,01%. Selanjutnya secara

berurutan Belanja Pegawai dan Belanja Barang Operasional masing-masing

menempati proporsi ke 3 dan 4. Besarnya proporsi Belanja Modal dan Belanja

Barang Non Operasional yang besarnya mencapai 66% lebih menunjukkan bahwa

anggaran BBSDLP untuk pengadaan fasilitas peralatan penelitian dan sarana

kegiatan pendukung menempati proporsi yang cukup besar.

Hingga akhir Desember 2014, total realisasi anggaran yang berhasil diserap

lingkup BBSDLP sebesar Rp. 144.859.062.998,- atau 98,00% dengan rincian:

BBSDLP Rp. 34.650.453.618,- atau 97,42%, Balittra Rp. 33.731.043.303 ,- atau

97,72%, Balittanah Rp. 27.511.126.820,- atau 97,80%, Balitklimat Rp.

15.783.754.079,- atau 98,06%, dan Balingtan Rp. 33.182.685.178,- atau 99,03%.

Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 2.960.746.002,-

atau 2,0%. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 98,00%, akan tetapi

seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Dengan

demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 2.960.746.002,- atau 2%.

Selengkapnya realisasi per jenis belanja untuk masing-masing satker dapat dilihat

pada tabel berikut :

Page 68: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 61

Tabel 23. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31 Desember 2015

Jenis Belanja Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) %

BBSDLP 35.567.213.000 34.650.453.618 97,42%

Belanja Pegawai 8.268.631.000 8.214.156.793 99,34%

Belanja Barang Operasional 3.369.220.000 3.353.355.446 99,53%

Belanja Barang Non Operasional 22.444.442.000 21.620.576.379 96,33%

Belanja Modal 1.484.920.000 1.462.365.000 98,48%

BALITTANAH 28.130.088.000 27.511.126.820 97,80%

Belanja Pegawai 12.073.636.000 11.717.294.175 97,05%

Belanja Barang Operasional 2.331.012.000 2.310.395.972 99,12%

Belanja Barang Non Operasional 7.208.412.000 7.199.516.323 99,88%

Belanja Modal 6.517.028.000 6.283.920.350 96,42%

BALITKLIMAT 16.096.599.000 15.783.754.079 98,06%

Belanja Pegawai 4.499.311.000 4.265.002.496 94,79%

Belanja Barang Operasional 1.760.457.000 1.746.066.513 99,18%

Belanja Barang Non Operasional 5.654.468.000 5.440.735.470 96,22%

Belanja Modal 4.355.927.000 4.172.363.000 99,45%

BALITTRA 34.518.044.000 33.731.043.303 97,72%

Belanja Pegawai 8.443.855.000 8.412.185.210 99,62%

Belanja Barang Operasional 2.651.936.000 2.614.309.653 98,58%

Belanja Barang Non Operasional 4.928.839.000 4.909.691.190 99,61%

Belanja Modal 18.493.414.000 17.794.857.250 96,22%

BALINGTAN 33.507.865.000 33.182.685.178 99,03%

Belanja Pegawai 4.431.317.000 4.197.171.719 94,72%

Belanja Barang Operasional 1.559.983.000 1.559.925.767 100,00%

Belanja Barang Non Operasional 5.598.780.000 5.594.780.050 99,93%

Belanja Modal 21.917.785.000 21.830.807.642 99,60%

Jumlah 147.819.809.000 144.859.062.998 98,00%

Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIN ini baru dapat menginformasikan

realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi

penggunaan sumber daya. Hal ini karena sampai saat ini sistem penganggaran yang

ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk

mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh

instansi yang berwenang.

3.4. Kegiatan Kerjasama

Pada tahun 2015, BBSDLP melakukan kegiatan kerjasama hanya dengan

mitra kerja dalam. Secara lengkap data kerjasama yang dilaksanakan oleh BBSDLP

pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Page 69: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 62

Tabel 24. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra dalam negeri pada tahun 2015

No. Judul Kegiatan Mitra Kerjasama Penanggungjawab

1 Pembangunan Pertanian Berbasis Eko-Regional Badan Litbang Pertanian

Dr. Ai Dariah

2 Percepatan Pengembangan dan Verifikasi Model Standing Crop (SC) dan Kalender Tanam (Katam) di Kalimantan, NTB, NTT, Maluku dan Papua untuk Mendukung Upaya Khusus Swasembada Beras

Badan Litbang Pertanian

Dr. Rhizatus Shofiyati, MSc

3 Kajian Percepatan Akreditasi Laboratorium Lingkup Badan Litbang Pertanian

Badan Litbang Pertanian

Dr. Asep Nugraha

Seluruh kegiatan untuk tahun anggaran 2015 telah selesai dilaksanakan dan

telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah MoU.

3.5. Kegiatan Diseminasi

Selama tahun 2015, kegiatan diseminasi, publikasi, seminar dan ekspose

yang dilaksanakan di lingkup BBSDLP adalah :

3.5.1. Kegiatan Ekspose

1. Pameran di Kementerian Luar Negeri

Pameran ini dilaksanakan dalam rangka

penandatanganan MoU South to South, di

Kementerian Luar Negeri, Jakarta pada

tanggal 17-18 Maret 2015

Page 70: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 63

2. Pameran dalam rangka Dies Natalis ke-14 STTP Bogor

Pameran dilaksanakan di gedung dan halaman STTP Bogor pada tanggal 8-

11 April 2015.

3. IndoGreen Forestry Expo 2015

Pameran dalam rangka IndoGreen Forestry Expo 2015 ke-7 di JCC Jakarta,

pada tanggal 9-12 April 2015, dengan tema Hutan Lestari untuk Mendukung

Ketahanan Pangan, Air dan Energi Terbarukan.

4. Climate Change Education Forum and Expo 2015

Pameran dalam rangka Climate Change Education Forum and Expo,

dilaksanakan di JICC Jakarta pada tanggal 14-17 Mei 2015.

Page 71: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 64

5. Pameran di Universitas Telkom, Bandung

Pameran dalam rangka MoU Taman Sains dan Tekno Pertanian di

Universitas Telkom Bandung, pada bulan Mei 2015.

6. Pekan Lingkungan Indonesia

Pameran dalam Pekan Lingkungan Indonesia dilaksanakan di JCC pada

tanggal 18 juni 2015

7. Pameran dalam Hari Pangan Sedunia

Pameran yang diikuti terdiri atas pameran Indoor dan Outdoor dalam

rangka Hari Pangan Sedunia di Palembang, tanggal 17-20 Oktober 2015. Dalam

pameran indoor yang dilaksanakan di Stadion Jakabaring, BBSDLP mendisplay

berbagai perangkat uji dan pupuk hayati/pupuk organik. Dalam pameran outdoor,

BBSDLP menampilkan Teknologi tata kelola air dengan pompanisasi, irigasi tetes

dan sprinkle.

Page 72: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 65

8. Gelar Teknologi Pertanian Modern Satu Tahun Kabinet Kerja

Pameran dalam rangka Gelar Teknologi

Pertanian Modern Satu Tahun Kabinet

Kerja diselenggarakan diDesa Gardu

Mukti, Kecamatan Tambakdahan,

Kabupaten Subang, tanggal 20 Oktober

2015. Pameran ini diikuti oleh seluruh

Unit Kerja lingkup Balitbangtan dan

swasta khususnya perusahaan penghasil

alsintan.

9. Pameran dalam Kongres HITI

Pameran dalam rangka Kongres HITI di

Gedung Widyaloka, Universitas

Brawijaya, Malang pada tanggal 28-29

Oktober 2015. Dalam pameran ini

didistribusikan sebanyak 2.700 eksemplar

publikasi dalam bentuk paket kepada

Komda HITI seluruh Indonesia dan

perguruan tinggi baik negeri maupun

swasta.

Page 73: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 66

3.5.2. Kegiatan Seminar

1) Seminar Peta Kawasan Pertanian

Seminar dilaksanakan tanggal 18 Maret 2015 di Ruang Rapat Lt. 2 BBSDLP,

dibuka oleh Ir. Sofyan Ritung, M.Sc,

dengan pembicara Dr. D. Subardja dan

Dr. Chendy Tafakresnanto. Seminar

dihadiri oleh sekitar 30 peneliti dan

litkayasa lingkup BBSDLP.

Presentasi pertama oleh Dr.

Chendy judul “Penyusunan Peta

Kawasan Pertanian”. Pendekatan

kawasan adalah implementasi

pendekatan teknokratik yang merupakan salah satu pendekatan dalam sistem

perencanaan nasional. Kawasan

pertanian nasional tersebut meliputi

sektor pangan, peternakan, hortikultura,

dan perkebunan. Program PJKU (Padi,

Jagung, Kedelai, dan Ubikayu)

diharapkan dapat meningkatkan

produksi PJKU itu sendiri dan

mensukseskan Swasembada PAJALE.

Lokasi yang masuk dalam program

pendekatan kawasan ini terdiri atas 88 kabupaten dari 25 provinsi di Indonesia.

Namun dalam pelaksanaannya, masih ada beberapa masalah seperti data di lokasi

yang belum lengkap dan SDM yang kurang.

Presentasi kedua dengan judul “Sosialisasi Klasifikasi Tanah Nasional 2014”

disampaikan oleh Dr. Subardja. Klasifikasi tanah digunakan untuk mengenali,

memahami, serta mengetahui ciri dan potensi dari tanah. Sistem klasifikasi tanah

yang digunakan di Indonesia untuk tujuan survei dan pemetaan adalah Soil

Taxonomy. Dengan adanya Sistem Klasifikasi Tanah Indonesia 2014, diharapkan

masyarakat Indonesia dapat menggunakan sistem ini sebagai acuan untuk

keperluan survei maupun pemetaan tanah. Sistem ini disusun dengan mengacu

pada sistem yang ada (PPT, 1981/1983) dengan sedikit modifikasi. Sedangkan Soil

Taxonomy System (USDA) dan atau FAO/UNESCO masih dapat digunakan namun

dijadikan sebagai padanan atau referensi. Diharapkan kedepannya, sistem ini dapat

disosialisasikan, digunakan, dan dikembangkan untuk mendukung pengembangan

wilayah dan pembangunan pertanian berkelanjutan.

Page 74: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 67

2) Seminar Pupuk dan Pemupukan

Pada Seminar Dua Mingguan BBSDLP tanggal 25 Maret 2015

dipresentasikan 2 makalah yang masing-masing disampaikan oleh Dr. I.G.M Subiksa

dan Dr. Etty Pratiwi.

Presentasi pertama oleh Dr. Subiksa dengan tema Pupuk Gambut (PUGAM).

Dalam bahasannya beliau menekankan penggunaan pupuk PUGAM yang sangat baik

digunakan pada lahan gambut. Lahan gambut mengandung asam organik beracun

yang dapat menghambat perkembangan akar, maka dari itu perlu dinetralisir agar

tanaman tidak terganggu. PUGAM dapat difungsikan sebagai amelioran untuk

mengurangi pengaruh buruk asam organik beracun. Selain itu, bentuk granule dari

PUGAM juga membantu karena pupuk ini termasuk yang slow release yang

berperan untuk mesuplai hara

tanaman secara kontinyu selama

masa pertumbuhan tanaman. Namun

masalah yang menghambat dalam

memproduksi PUGAM ini adalah salah

satu bahan di dalamnya yang masih

digolongkan sebagai bahan limbah

B3, bahan tersebut adalah terak baja.

Diharapkan Dr. Subiksa dan Tim

dapat mengurus perijinan ke KLH agar PUGAM ini dapat didistribusikan keberbagai

stakeholder.

Presentasi kedua oleh Dr. Etty

dengan tema Pupuk Agrimeth. Pupuk

Agrimeth merupakan pupuk berbasis

mikroba yang dapat meningkatkan

efisiensi pemupukan, kesuburan, dan

kesehatan tanah. Pupuk ini sendiri

sudah di uji dalam dua sistem

pengujianya itu uji keefektifan dan

pengujian Konsorsium Pengembangan

Inovasi Pupuk Hayati. Dalam 2 kali

pengujian di beberapa daerah di Indonesia, Pupuk Agrimeth dinyatakan efektif

meningkatkan produksi cabai, kedelai, dan padi. Kedepannya, Dr. Etty dan Tim

berharap dapat mengikutsertakan Pupuk Agrimeth dalam program Swasembada

PAJALE.

Page 75: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 68

3) Seminar Teknologi Data Satelit RadarSat

Seminar mengenai Teknologi Data Satelit RadarSat dilaksanakan pada 26

Januari 2015 dengan pembicara Greg Frey (Direktur International Business

Development Surveillance and Intelligence, Canada). Mr Greg menjelaskan bahwa

perusahaan yang dipimpinnya memiliki satelit RADARSAT-2 yang diluncurkan sejak

2007, dimana RADARSAT-2 ini memiliki kemampuan antara lain : total area imaged

33,9 billion km2, dan image 8,2 billion km2 (25%) with direct downlink to

RADARSAT-2 network station.

Selain itu, perusahaan ini juga menawarkan paket training untuk para

peneliti Badan Litbang Pertanian/BBSDLP, yang modulnya meliputi:

Introductory

RADARSAT-2 info

SAR-based Agricultural Monitoring Methodologies

Computer-based Analysis of Radarsat-2 Imagery for Agriculture Application

ICALRD/MDA workshop on developing SAR-based agricultural monitoring in

Indonesia.

Selain itu, perusahaan ini dapat melakukan training yang sesuai dengan

kebutuhan pengguna, dalam hal ini Badan Litbang Pertanian/BBSDLP, antara lain

training terkait Soil Mapping, Detecting the Ground Water Surface, dan Crop

Monitoring.

Hasil diskusi menyimpulkan bahwa akan diadakan pembicaraan lebih lanjut

mengenai kemungkinan keikutsertaan para peneliti Badan Litbang

Pertanian/BBSDLP untuk mengikuti training ini, khususnya untuk menunjang

Program Swasembada Pangan 2015.

3.5.3. Siaran di Radio Republik Indonesia Bogor

1) Siaran tanggal 9 Januari 2015

Pada 9 Januari 2015, BBSDLP

mengisi acara Siaran Pedesaan di Radio

Republik Indonesia Bogor yang berlangsung

pada pukul 19.30-20.00 WIB. Dr. Edi

Husen, MSc sebagai narasumber

mengangkat tema Dukungan Informasi

Sumberdaya Lahan Pertanian dalam

Page 76: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 69

Pembangunan Pertanian di Indonesia. Acara berupa penjelasan dari narasumber

terkait tema dan diselingi dengan tanya jawab dengan host seputar tema yang

diangkat. Sinopsis acara Siaran Pedesaan disajikan pada Lampiran 2.

2) Siaran tanggal 13 Februari 2015

Dalam Siaran Pedesaan tanggal 13 Februari 2015, Dr. Umi Haryati sebagai

nara sumber menyajikan tema terkait Teknologi Konservasi Tanah dan Air untuk

Lahan Budidaya Sayuran di Dataran Tinggi. Dalam uraiannya, narasumber

menjelaskan mengenai definisi konservasi tanah, metode konservasi tanah dan air,

manfaat penerapan teknik konservasi tanah dan air, alternatif teknik konservasi

tanah untuk lahan budidaya sayuran di dataran tinggi, dan pemilihan alternatif

teknik konservasi tanah dan air. Sinopsis siaran dijasikan dalam lampiran 3.

3) Siaran tanggal 13 Maret 2015

Terkait perubahan iklim yang terjadi pada dasawarsa ini, Dr. Aris Pramudia

sebagai narasumber Siaran Pedesaan tanggal 13 Maret 2015 menyampaikan materi

terkait Perkiraan Masa Tanam. Materi tersebut perlu disosialisasikan, mengingat

perubahan iklim berpengaruh terhadap perubahan musim yang dengan sendirinya

akan berpengaruh terhadap perubahan masa tanam. Selain itu, Dr Aris juga

menguraikan tools/perangkat dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang

terjadi, yaitu kalender tanam terpadu. Dimana tools ini berisi berbagai informasi

antara lain, rekomendasi waktu tanam, jenis komoditas yang sebaiknya ditanam,

dan pupuk yang perlu diaplikasikan.

4) Siaran tanggal 13 April 2015

Dr. Chendy Tafakresnanto sebagai narasumber Siaran Pedesaan tanggal 13

April 2015 menguraikan materi terkait Kawasan Pertanian yang meliputi pengertian

kawasan pertanian, landasan hukum kawasan pertanian, pendekatan kawasan,

pengembangan dan peta kawasan pertanian. Sinopsis Kawasan Pertanian disajikan

pada Lampiran 4.

5) Siaran tanggal 28 Agustus 2015

Pada tanggal 28 Agustus 2015, Dr. Ratih Dwi Hastuti menjadi narasumber

dalam Siaran Pedesaan di RRI Bogor dengan membawakan tema mengenai Pupuk

Hayati untuk Kesuburan dan Kesehatan Tanah.

Page 77: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 70

Dalam uraiannya, Dr Ratih menyatakan bahwa penggunaan pupuk

anorganik secara terus-menerus memberikan kontribusi nyata terhadap penurunan

kualitas tanah. Biota tanah rusak dan kesuburan tanah menurun, yang akan

mengakibatkan rendahnya efisiensi pemupukan dan mengurangi keuntungan

usahatani. Oleh karena itu, pemanfaatan mikroorganisme tanah sebagai pupuk

hayati sangat diperlukan dalam upaya perbaikan pertumbuhan dan peningkatan

produksi tanaman budi daya. dalam pembangunan pertanian berkelanjutan.

Selanjutnya narasumber menjelaskan secara lebih rinci mengenai definisi

dan manfaat pupuk hayati, peran pupuk hayati dalam pertanian yaitu sebaia :

penyedia hara, pemacu tumbuh dan pengendali hama dan penyakit tanaman,

perombak bahan organik (dekomposer), dan sebagai pemulih pencemaran lahan

(bioremediator).

6) Siaran tanggal 9 Oktober 2015

Siaran Pedesaan tanggal 9 Oktober 2015 diisi oleh narasumber Dr. Markus

Anda dengan tema Sifat-Sifat Tanah dan Kesesuaian Lahan untuk Pertanian.

Selanjutnya narasumber menguraikan secara lebih rinci mengenai asal dan

pembentukan tanah, variasi sifat-sifat tanah, dan kesesuaian lahan pertanian

berkelanjutan.

3.5.4. Workshop Peningkatan Kapabilitas Penyusunan Data Spasial

Workshop yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Februari 2015 ini bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan petugas dinas provinsi yang membidangi

perkebunan. Jumlah peserta workshop 19 orang yang berasal dari lingkup

Direktorat Jenderal Perkebunan dan BBSDLP.

Pelaksanaan workshop berlangsung selama 11 hari yang dibagi menjadi 2

gelombang, dengan narasumber dari BBSDLP antara lain: Dr. Yiyi Sulaeman, M.Sc;

Saefoel Bachri, S.Kom., MMSi.; Ropik S.IP., M.Si.; Noto Prasodjo; Ir. Adi Setiyanto,

M.Si; Hapid Hidayat, A.Ma; Asisah, A.Md; Lia Amalia, A.Md; Mukhlisin Sahidin, SP;

Fitri Widiastuti, A.Md; Jaelani; dan Afif Muzaki Ahsan, SP.

Materi workshop antara lain pengenalan GIS dan ArcGis 10.1, teknik

Georeferencing, pengenalan GPS dan pemanfaatannya, pengelolaan data spasial,

pengelolaan data atribut, eksplorasi data spasial dan penyajian data spasial untuk

laporan.

Melalui workshop ini diharapkan para peserta mengetahui mengenai dasar-

dasar GIS, dan dapat mengoperasikan program GIS serta pemanfaatannya untuk

Page 78: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 71

berbagai kebutuhan pengolahan, manipulasi dan pemutakhiran data spasial untuk

keperluan pembangunan pertanian khususnya perkebunan.

3.5.5. Kegiatan Perpustakaan Digital

Dalam rangka kegiatan terkait Perpustakaan digital, telah dilakukan entri

data sebanyak 204 judul koleksi perpustakaan, 325 judul artikel/publikasi BBSDLP.

Selain itu juga dilakukan update di website terkait kegiatan dan publikasi yang telah

diterbitkan oleh BBSDLP, serta menghadiri kegiatan temu pustakawan untuk

meningkatkan kemampuan dan memperluas jejaring bagi pustakawan.

3.5.6. Penerimaan Kunjungan

1) Kunjungan Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,

Universitas Gadjah Mada

Sebanyak 60 mahasiswa/mahasiswi

dan dua dosen dari Keluarga Mahasiswa

Ilmu Tanah (KMIT), Fakultas Pertanian,

Universitas Gadjah Mada pada tanggal 13

Januari 2015 mengunjungi BBSDLP.

Kunjungan yang berlangsung setengah hari

tersebut bertujuan untuk menambah

wawasan para anggota KMIT terkait

sumberdaya lahan dan ilmu tanah.

Pada kesempatan tersebut

diadakan presentasi profil BBSDLP, AWS

Telemetri, dan Perangkat Uji Pupuk. Para

mahasiswa berkesempatan untuk mencoba

memperoleh informasi melalui A WS

Telemetri dengan menggunakan HP

masing-masing.

2) Kunjungan delegasi Land Development Department (LDD) Thailand

Penerimaan kunjungan/scientific visit sebanyak 8 orang dari Land

Development Department (LDD) Thailand pada tanggal 26 Mei 2015. Kunjungan

bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta dan untuk saling sharing

Page 79: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 72

informasi terkait teknologi pertanian. Selain mengunjungi BBSDLP, peserta juga

mengunjungi Balitklimat, BB Biogen, Puslitbangbun dan BB Pasca Panen.

3) Kunjungan siswa SMA Yasporbi Jakarta

Pada tanggal 4 November 2015, sebanyak 40 siswa dan 3 guru pendamping

dari SMA Yasporbi mengunjungi BBSDLP. Pada kunjungan tersebut para siswa

mendapatkan informasi mengenai Tupoksi BBSDLP dan berbagai contoh produk

inovasi yang telah dihasilkan.

4) Kunjungan mahasiswa UIN Jakarta

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta

beserta beberapa dosen pendamping mengunjungi BBSDLP pada 12 Oktober 2015.

Tujuan kunjungan mereka adalah untuk menambah wawasan terkait pertanian

khususnya ditinjau dari aspek lahannya.

3.5.7. Kegiatan Publikasi

1) Jurnal Tanah dan Iklim

Jurnal Tanah Jurnal Tanah dan Iklim memuat hasil-hasil penelitian primer

aspek tanah dan iklim. Pada Tahun Anggaran 2015, BBSDLP menerbitkan dua

nomor jurnal yaitu Vol. 39 No. 1 yang terbit pada bulan Juli 2015 dan Vol. 39 No. 2

yang terbit pada bulan Desember 2015, dimana masing-masing terbitan memuat 7

makalah.

Page 80: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 73

2) Jurnal Sumberdaya Lahan

Jurnal Sumberdaya Lahan memuat makalah tinjauan terhadap hasil-hasil

penelitian yang berupa olah pikir analisis dan sintesis sejumlah hasil penelitian yang

telah diterbitkan yang berkaitan dengan aspek lahan/tanah, air, iklim, dan

lingkungan. Pada TA 2015, BBSDLP menerbitkan dua nomor Jurnal Sumberdaya

Lahan yaitu Vol. 9 No. 1 yang terbit pada bulan Juli 2015 dan Vol. 9 No. 2 yang

terbit pada bulan Desember 2015, dimana masing-masing terbitan memuat 5

makalah.

3) Buku Sistem Surjan: Model Pertanian Lahan Rawa Adaptif Perubahan

Iklim

Buku Sistem Surjan yang ditulis oleh Dedi Nursyamsi, M. Noor, dan Haryono

ini disusun dalam rangka turut memajukan pertanian rawa, termasuk masyarakat

petani rawa yang sebagian besar masih tertinggal. Buku Sistem Surjan ini

mengemukakan tentang sejarah pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa

dalam sistem surjan untuk pengembangan pertanian sampai dengan hubungannya

dengan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang menjadi

komitmen pemerintah.

Sistem surjan merupakan perpaduan Sistem surjan mengalami dinamika

perkembangan dari masa ke masa dalam kaitannya dengan optimalisasi

sumberdaya lahan, khususnya lahan rawa sehingga lahan rawa tidak hanya untuk

budiaya padi sawah, tetapi juga dapat dikembangkan untuk berbagai komoditas

seperti palawija, hortikultura, dan perkebunan.

Page 81: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 74

Buku ini terdiri atas tujuh bab, Bab 1 Pendahuluan; Bab 2 tentang

perkembangan model surjan di lahan rawa dan perubahannya; Bab 3 tentang sifat-

sifat tanah surjan, Bab 4 tentang kemajuan teknologi dalam mendukung sistem

surjan; Bab 5 analisis ekonomi usahatani pada sistem surjan; Bab 6 tentang perub

ahan iklim; dan Bab 7 tentang analisis dan sintesis.

4) Buku Petunjuk Teknis Penanganan Lahan Relokasi Pengungsi

Sinabung di Siosar, Kabupaten Karo, Sumatera Utara

Buku Petunjuk Teknis Penanganan Lahan

Relokasi Pengungsi Sinabung di Siosar, Kabupaten

Karo, Sumatera Utara disusun oleh Sukarman, Erna

Suryani, Ai Dariah , Markus Anda, Etty Pratiwi,

Neneng L. Nurida, Sutono, Dedi Erfandi, A. Kasno, dan

Irsal Las.

Maksud penyusunan Juknis ini adalah agar

penyiapan lahan relokasi pengungsi Sinabung di

Siosar dapat dilaksanakan dengan baik, masyarakat

dapat berusahatani kembali dengan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan. Tujuan

penyusunan Juknis adalah:

a. Memberikan petunjuk teknis kepada para pelaksana di lapang dalam

menyiapkan lahan pertanian bagi pengungsi Sinabung di Siosar.

b. Memberikan petunjuk teknis kepada para pelaksana di lapang dalam

meningkatkan produktivitas lahan relokasi pengungsi Sinabung di Siosar.

5) Buku Sumberdaya Lahan Pertanian Indonesia Luas, Penyebaran, dan Potensi Ketersediaan

Buku ini disusun oleh Tim yang terdiri atas : Sofyan Ritung, Erna Suryani, D.

Subardja, Sukarman, Kusumo Nugroho, Suparto, Hikmatullah, Anny Mulyani,

Chendy Tafakresnanto, Yiyi Sulaeman, Rudi Eko Subandiono, Wahyunto, Ponidi,

Noto Prasodjo, Usep Suryana, Hapid Hidayat, Adi Priyono, dan Wahyu Supriatna,

dengan penyunting : Edi Husen, Fahmuddin Agus, dan Dedi Nursyamsi.

Buku Sumber Daya Lahan Pertanian ini memuat informasi terkini tentang

luas, penyebaran, dan potensi sumber daya lahan serta potensi ketersediaannya

untuk pengembangan pertanian ke depan yang diterbitkan pertama kali pada tahun

2014. Namun sejalan dengan dinamika pembangunan dan tuntutan terhadap

Page 82: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 75

kebaharuan data sumber daya lahan, maka Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian

menerbitkan kembali Buku Sumber Daya Lahan

Edisi 2015.

Penerbitan Buku Sumber Daya Lahan Edisi

2015 ini merupakan pembaharuan (updating)

terhadap terbitan tahun 2014 dan data

sebelumnya (BBSDLP, 2008) yang bersumber dari

peta-peta tanah tinjau skala 1:250.000 (BBSDLP,

2014), peta penggunaan lahan (BPN, 2013), dan

peta status kawasan terbaru (Kemhut, 2014).

Pembaharuan data ini terutama pada lahan rawa

yang pada Edisi 2015 ini hanya dibedakan atas lahan rawa pasang surut dan rawa

lebak, sehingga lahan rawa gambut yang pada terbitan pertama disajikan tersendiri,

pada Edisi 2015 ini menjadi bagian dari kedua tipologi lahan rawa tersebut. Dengan

demikian ada lahan gambut yang terdapat pada rawa pasang surut dan lahan

gambut yang berada pada rawa lebak. Untuk lahan kering pada Edisi 2015 ini

disusun lebih rinci berdasarkan pada ketinggian tempat dari permukaan laut, iklim,

dan kemasaman tanah.

6) Buku Laporan Tahunan 2014

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya Lahan Pertanian dan Balit-Balit

lingkup koordinasi telah melaksanakan berbagai

penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan

data/informasi yang handal tentang sumberdaya

lahan pertanian dan berbagai inovasi teknologi

peningkatan produktivitas lahan, pemupukan,

pengelolaan iklim dan air, dan pengelolaan

lingkungan pertanian untuk meningkatkan produksi

dan ketahanan pangan. Buku Laporan Tahunan

2014 ini merangkum seluruh hasil penelitian dan

pengembangan tersebut, informasi pengelolaan

kerjasama, diseminasi, serta hasil penelitian

selama Tahun Anggaran 2014.

Page 83: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 76

7) Buku Prosiding Seminar Nasional 2015

Prosiding ini menyajikan makalah-makalah hasil Seminar Nasional Topik

Khusus, yaitu tentang Sistem Informasi dan Pemetaan Sumberdaya Lahan

Mendukung Swasembada Pangan yang

diselenggarakan oleh Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Penelitian

(BBSDLP) pada tanggal 29-30 Juli 2015 di

Auditorium BBSDLP. Makalah yang

dipresentasikan dan dibahas dalam seminar ini

merupakan hasil penelitian, ide-ide, pengalaman,

maupun terobosan teknologi di bidang sistem

informasi dan pemetaan sumberdaya lahan dari

berbagai lembaga penelitian.

Prosiding ini terdiri atas 3 buku, yaitu:

Buku I yang menyajikan makalah terkait sistem

informasi sumberdaya lahan, Buku II makalah

yang terkait pemetaan sumberdaya lahan, dan

Buku III makalah yang terkait teknologi pengelolaan lahan.

8) Buku Petunjuk Teknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi

Suplementer

Buku Petunjuk Teknis Penentuan Sumber Air

dan Jenis Irigasi Suplementer ini disusun untuk

memberikan pedoman praktis bagi para pelaksana di

lapangan sebagai solusi permanen kekeringan dan

banjir akibat El Nino dan La Nina. Juknis ini

melengkapi informasi teknologi yang sudah disusun

sebelumnya, seperti juknis budidaya padi hemat air

dan upaya peningkatan sarana dan prasarana

antisipasi kekeringan.

Diterbitkannya juknis ini dimaksudkan untuk

pedoman bagi koordinator POPT Kabupaten (Dinas

Pertanian), Danramil wilayah kekeringan (KODIM),

koordinator Liaison Officer (LO) Upaya Khusus (UPSUS) BPTP di 14 provinsi yang

terkena kekeringan, serta beberapa eselon 2 dan 3 di Badan Litbang Pertanian,

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan, serta Tim Kekeringan Kementerian Pertanian. Secara khusus, juknis ini

Page 84: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 77

menjadi pedoman dalam: (i) mengidentifikasi sumber dan bangunan air baik berupa

embung, dam parit, long storage maupun air tanah dangkal dan dalam

(pompanisasi) yang sesuai dengan karakteristik wilayahnya; (ii) mendukung upaya

penanganan kekeringan di wilayah yang berpotensi terkena dampak El Nino dan

wilayah endemik kekeringan; (iii) menanggulangi kekeringan pada pertanaman dan

menekan risiko gagal panen dengan memanfaatkan sumber air alternatif; dan (iv)

melakukan pengaturan pola tanam dan menggunakan tanaman padi berumur

genjah, varietas tahan kekeringan atau menggantinya dengan palawija atau

tanaman cash-crop.

Juknis ini disusun oleh Tim yang terdiri atas: Budi Kartiwa, Nani Heryani,

Popi Rejekiningrum, Erni Susanti, Woro Estiningtyas, Suciantini, Haryono, Hendri

Sosiawan, Nono Sutrisno, Adang Hamdani, Sidik Hadi Talaohu, Kurmen Sudarman,

Aris Pramudia, Yayan Apriyana, Elza Surmaini, Edi Husen, Haris Syahbuddin, Dedi

Nursyamsi.

9) Company Profile BBSDLP

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP)

merupakan salah satu unit kerja di lingkup Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BBSDLP

mendapat mandat untuk melaksanakan penelitian

dan pengembangan inovasi teknologi

pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan

pertanian.

Visi dan Misi BBSDLP adalah senantiasa

berupaya mengatasi berbagai masalah yang

dihadapi dalam pemanfaatan dan pengelolaan

lahan pertanian melalui berbagai kegiatan

penelitian. Inovasi teknologi dan alternatif

kebijakan yang dihasilkan dikembangkan melalui

berbagai kesempatan untuk memberi kontribusi yang nyata bagi pembangunan

pertanian nasional.

Buku Company Profile ini menyajikan visi, misi, sejarah, tugas dan fungsi

BBSDLP, inovasi teknologi, kerjasama penelitian, dan pengembangan jaringan

penelitian dan pengkajian.

Page 85: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 78

PENUTUP

Capaian sasaran BBSDLP tahun 2015 diukur dengan 15 (lima belas) indikator

kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2015

seluruhnya telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan rata-rata

tingkat capaian 146,2% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian sasaran secara

umum didukung oleh sumber daya yang handal, terutama SDM peneliti, litkayasa,

analis, operator komputer, dan tenaga administrasi yang menunjukkan kegigihan

dan komitmen yang tinggi. Selain dukungan dari SDM, juga didukung oleh sarana

dan prasarana yang memadai untuk terlaksananya seluruh kegiatan.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain

SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, serta kondisi

cuaca masih dialami pada pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkup BBSDLP. Selain

itu juga terdapat kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian tertentu.

Dengan komitmen yang kuat, seluruh kendala tersebut bisa diatasi sehingga seluruh

kegiatan dapat terselesaikan tepat waktu.

Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja,

dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap seluruh

jajaran di lingkup BBSDLP dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan,

meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumber daya

yang ada, serta memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan

dan pemantauan.

Guna meningkatkan kualitas output dari penelitian-penelitian yang dilakukan,

perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap rencana kegiatan yang akan

dilakukan terutama terkait output yang diharapkan agar sesuai dengan tuntutan

teknologi inonavi pertanian terkini.

Page 86: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 79

LLAAMMPPIIRRAANN--LLAAMMPPIIRRAANN

Lampiran 1. Tim Penyusun LAKIN Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan

Pertanian TA 2015

No N a m a Jabatan dalam

Tim

1. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. Ka. BB Litbang SDLP Penanggungjawab/

Nara Sumber

2. Ir . Mas Teddy Sutriadi, M.Si. Ka. Bid. Program dan Evaluasi BBSDLP

Nara Sumber

3. Sulaeman, SP, M.Si. Kasie. Evaluasi BBSDLP

Ketua

4.

Efi Hanafiah, S.IP. Staf Bidang Program

dan Evaluasi

Anggota

5. Erwan Mardi, S.IP. Staf Bidang Program dan Evaluasi

Anggota

6. Wahyu Wahdini M. SE., MM. Kasie. Program

BBSDLP

Kontributor

7. Drs. Paidi R., MM., M.Si. Kabag TU BBSDLP Kontributor

8. Dr. Ir. Ladyani Retno W. Balittanah Kontributor

9. Rasta S., SE., M.Si Balitklimat Kontributor

10. Suharsih, S.Si. Balingtan Kontributor

11. Ir. Muhammad Balittra Kontributor

Page 87: BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIANbbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/images/LAKIN/LAKIP... · 2020. 6. 21. · Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006,

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 80

Lampiran 2.

Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian

KEPALA BBSDLP

Dr.Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr

Sulaeman, SP., M.Si.

Dr. Wiratno

BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA

(BALITTRA)

Dr. Herman Subagyo