Bakteri Penyebab Penyakit Pada Ikan
-
Upload
phinus0165916 -
Category
Documents
-
view
52 -
download
0
Transcript of Bakteri Penyebab Penyakit Pada Ikan
Bakteri Penyebab Penyakit Pada IkanBakteri merupakan jenis mikrooganisme yang sebagian besar bersifat parasit dan patogen bagi semua
organisme tidak terkecuali ikan. Bakteri menginfeksi organisme lain lalu menyebabkan penyakit dan
mengambil nutrisi dari inangnya. Adapun bakteri yag menyerang ikan yakni:
Aeromonas hydrophila
Aeromonas hydrophila merupakan suatu bakteri berbentuk batang yang pada umumnya terdapat pada
perairan dengan bahan organik yang tinggi. Bakteri ini termasuk jenis bakteri gram negatif karena saat
pewarnaan dinding sel organisme ini tidak dapat menahan zat pewarna setelah dicuci dengan alkohol 95%
akibat dari diinding sel bakteri ini mengandung lebih sedikit peptidoglikan tetapi di luar lapisan peptidoglikan
ada struktur membran kedua yang tersusun dari protein, fosfolipida, dan lipopolisakarida. Bakteri ini bersifat
motil yang bergerak dengan flagella polar. Aeromonas hydrophila tidak hanya mampu menyerang ikan mas,
melainkan dapat juga menyerang hampir semua jenis ikan air tawar, termasuk juga didalamnya ikan lele.
Aeromonas hydrophila menghasilkan berbagai toksin ekstraseluler salah satunya aerolysin yang mungkin
merupakan faktor virulen. Aeromonas hydrophila dikenal sebagai bakteri yang bersifat oportunis, yaitu jarang
menyerang pada ikan yang sehat tetapi dapat menginfeksi pada saat system pertahanan tubuh ikan sedang
menurun akibat stess. Bakteri ini dapat ditemukan di air tawar maupun payau pada iklim tropik. Hal ini karena
bakteri ini dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang aerobik dan anaerobik, dan dapat mencerna bahan
seperti gelatin dan hemoglobin. Gejala yang timbul akibat infeksi bakteri ini adalah adanya borok pada ikan,
busuk ekor dan sirip, dan hemoragik septikemia. Adanya hemoragik septikemia menyebabkan pendarahan di
insang dan anal, exophthalmia, serta pembengkakan. Cara pencegahan ikan dari infeksi bakteri ini yakni :
pergantian air harus dilakukan secara terkontrol dan periodic, padat tebar diusahakan sesuai dengan carrying
capacity kolam agar tidak terjadi gesekan/luka antar ikan. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan
memberikan desinfektan dan acriflavine pada air kolam sesuai dosis. Pengobatan ikan yang terinfeksi bakteri
ini dengan menggunakan satu persen natrium hipoklorit dan dua persen kalsium hipoklorit atau memberikan
agen antibiotic misalnya kloramfenikol, florenicol, tetracycline, sulfonamide, nitrofuran derivative, dan asam
pyrodinecarboxylic.
Streptococcus sp.
Bakteri ini bersifat non motil karena tidak memiliki alat gerak, termasuk jenis bakteri gram-positif. Selama
hidupnya bakteri ini tidak membentuk spora (endospora). Bakteri ini biasanya hidup tidak soliter akan tetapi
berpasangan, bergerombol seperti anggur atau bergerombol seperti rantai yang panjangnya bervariasi. Bakteri
ini memiliki karakteristik bulat atau bulat telur . Kebanyakan bakteri ini bersifat anaerob fakultatif, meskipun
beberapa spesies bersifat anaerob obligat. Mereka biasanya membutuhkan medium kultur yang kompleks
untuk tumbuh. Bakteri ini biasanya menyerang belut, ikan belanak, mujair, mas, lele, nila, dan ikan trout.
Gejala ikan yang terinfeksi bakteri ini adalah : bagian perut ikan bengkak, exophthalmia (penonjolan mata) ,
haemoragic pada mata, opercula, dasar sirip, dan permukaan tubuh, kulit berwarna kehitaman, ikan
kejang/berputar, nafsu makan turun, lemah,pertumbuhan lambat, pergerakan tidak terarah, sedangkan
kerusakan internal biasanya terjadi pada bagian hati, ginjal, limpa, dan usus, serta terdapat cairan pada rongga
perut Pencegahan agar ikan tidak terinfeksi ikan ini yakni memberikan desinfektan ke air kolam sebelum ikan
ditebar dan setelah pemeliharaan ikan, memberikan vaksin anti-Streptococcus spp. pada benih ikan,
memberikan immunostimulan seperti : memberikan tambahan vitamin c pada pakan selama pemiliharaan,
pemeriksaan kesehatan ikan secara terkontrol, serta perbaikan kualitas air kolam secara keseluruhan terutama
peningkatan frekuensi pergantian air dan pengurangan bahan organic pada kolam. Adapun pengendalian ikan
yang terinfeksi yakni dengan pemberian erythromycin 25 mg/kg bb/hari selama 4-7 hari, pemberian
oxytetracyclin dan amphicilin, serta sodium nipufur styrenate 50 mg/kg bb/hari selama 3-5 hari.
Vibrio sp.
Bakteri ini merupakan salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam kelompok marine bacteria, hal ini
berkaitan dengan habitat alaminya yang hidup di laut. Bakteri ini juga sering di jumpai hidup di perairan payau
misalnya estuari. Spesies bakteri ini termasuk ke dalam kelompok bakteri gram negatif dengan bentuk
tubuhnya batang pendek yang bengkok (koma) atau lurus, serta biasanya bersifat motil karena dilengkapi oleh
alat gerak berupa flagella polar. Biasanya bakteri ini panjang tubuhnya berukuran (1,4 – 5,0) µm dan lebar (0,3
– 1,3) µm. Karekateristik spesies ini yakni kemampuannya yang bisa berpendar di dalam air. Adapun sifat
biokimia bakteri ini yakni oksidase positif, fermentatif terhadap glukosa dan sesnsitif terhadap uji 0/129.
Bakteri Vibrio sp. tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH
9,0. Bakteri ini juga bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Gejala ikan/udang
yang terinfeksi bakteri ini adalah nafsu makan menurun, kondisi tubuh lemah, berenang lambat, pada udang
terdapat bercak merah pada bagian pleopod dan abdominal, serta menunjukan nekrosis, pada malam hari
ikan/udang yag terinfeksi bisanya terlihat menyala, selain itu pada ikan gejala lain berupa warna kulit buram,
inflamasi pada bagian anus, insang, dan mulut, terjadi pendarahan pada pangkal sirip dan mulut. Pencegahan
ikan/udang dari infeksi bakteri ini adalah : desinfeksi sarana budidaya sebelum dan setelah pemeliharaan,
menghindari terjadinya setres, pemberian unsur imunostimulan secara rutin selama pemeliharaan (pemberian
vitamin c), melakukan vaksinasi anti fibrosis, dan pengelolaan kualitas air dan kesehatan ikan secara terpadu.
Adapun pengendalian ikan yang terinfeksi bakteri ini yakni dengan pemberian antibiotik oxytetracycline
sebanyak 0,5 garam per kg makanan pada udang/ikan selama 7 hari, sulphonamides 0,5 gram per kg makanan
udang ditambak selama 7 hari dan chloromphenicol sebanyak 0,2 gram per kg berat makanan udang/ikan
selama 4 hari, serta pemberian iodine pada bagian yang borok akibat infeksi sebagai obat oles pertama.
Pseudomonas sp.
Bakteri ini termasuk kelompok bakteri gram negative, bersifat motil karena adanya alat gerak berupa
flagel, dan bersifat aerobic. Beberapa spesies menghasilkan pigmen yang larut dalam air. Bentuk bakteri ini
berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 µm. Bakteri ini dapat terlihat sebagi bakteri tunggal,
berpasangan, atau bergerombol membentuk rantai pendek. Gejala ikan yang terinfeksi bakteri ini adalah :
terdapat benjolan merah pada pangkal sirip dada, perutnya bengkak, tubuhnya penuh borok, pendarahan pada
organ internal, sekitar mulut, opercula dan daerah ventral, terjadi nekrosis pada jaringan limpa dan ginjal,
pertumbuhan menurun, nafsu makan berkurang, dan terlihat lemah. Pencegahan ikan dari infeksi bakteri ini
yakni pengelolaan kualitas air ditingkatkan, pengendalian penyakit secara terpadu, memberikan
imunostimulan, dan mencegah ikan setres. Adapun pengendalian ikan yang terinfeksi bakteri ini yakni
melakukan perendaman pada ikan yang terinfeksi dengan larutan kalium permanganate dosis 10-20 ppm
selama 30-60 menit, perendaman dengan oxytetracyclin dosis 5 ppm selama 24 jam, perendaman dengan
larutan emequil dosis 5 ppm selama 24 jam atau bisa juga dilakukan penyuntikan secara intraperitomeal
menggunakan kanamycin dosis 20 mg/kg ikan-40 mg/kg ikan atau penyuntikan secara intra muscular
menggunakan steromycin dosis 20 mg/kg ikan-40 mg/kg ikan.
.