Bahan Lapak Tr Disolusi

8
PEMBAHASAN Pada praktikum Teknologi Formulasi Sediaan Solid dilakukan uji disolusi tablet ranitidin. Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut yang sesuai. Uji disolusi digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam monografi pada sediaan tablet kecuali dinyatakan pada etiket tablet harus dikunyah atau tidak memerlukan uji disolusi. Ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. Suatu bahan obat harus memiliki daya larut dalam air untuk memberi efek terapeutik. Senyawa yang relatif tidak dapat larut mungkin memperlihatkan absorpsi yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan respon terapeutik yang minimum. Daya larut yang ditingkatkan dari senyawa-senyawa ini mungkin dicapai dengan menyiapkan lebih banyak turunan yang larut, seperti garam dan ester dengan teknik seperti mikronisasi obat atau kompleksasi. Sifat-sifat kimia, fisika, bentuk obat dan juga fisiologis dari sistem biologis mempengaruhi kecepatan absorbsi suatu obat dalam tubuh. Oleh karena itu

description

Bahan Lapak Tr Disolusi

Transcript of Bahan Lapak Tr Disolusi

Page 1: Bahan Lapak Tr Disolusi

PEMBAHASAN

Pada praktikum Teknologi Formulasi Sediaan Solid dilakukan uji disolusi

tablet ranitidin. Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk

sediaan padat ke dalam media pelarut yang sesuai. Uji disolusi digunakan untuk

menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam monografi

pada sediaan tablet kecuali dinyatakan pada etiket tablet harus dikunyah atau tidak

memerlukan uji disolusi. Ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan

zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. Suatu

bahan obat harus memiliki daya larut dalam air untuk memberi efek terapeutik.

Senyawa yang relatif tidak dapat larut mungkin memperlihatkan absorpsi yang tidak

sempurna, sehingga menghasilkan respon terapeutik yang minimum. Daya larut yang

ditingkatkan dari senyawa-senyawa ini mungkin dicapai dengan menyiapkan lebih

banyak turunan yang larut, seperti garam dan ester dengan teknik seperti mikronisasi

obat atau kompleksasi.

Sifat-sifat kimia, fisika, bentuk obat dan juga fisiologis dari sistem biologis

mempengaruhi kecepatan absorbsi suatu obat dalam tubuh. Oleh karena itu

konsentrasi obat, bagaimana kelarutannya dalam air, ukuran molekulnya, pKa dan

ikatan proteinnya adalah faktor-faktor kimia dan fisika yang harus dipahami untuk

mendesain suatu sediaan. Hal ini meliputi faktor difusi dan disolusi obat. Pada saat

suatu sediaan obat masuk ke dalam tubuh, selanjutnya terjadi proses absorbsi ke

dalam sirkulasi darah dan akan didistribusikan ke seluruh cairan dan jaringan tubuh.

Apabila zat aktif pada sediaan obat tersebut memiliki pelarut yang cepat, berarti efek

yang ditimbulkan juga akan semakin cepat, begitu juga sebaliknya.

Pada percobaan ini ingin ditentukan konstanta kecepatan disolusi suatu obat.

Obat yang akan diukur kecepatan atau laju disolusinya adalah tablet ranitidine

hidroklorida yang melarut ke dalam media disolusi. Berdasarkan Farmakope

Indonesia edisi IV tahun 1995, medium disolusi yang digunakan adalah 900 ml air

Page 2: Bahan Lapak Tr Disolusi

dengan menggunakan alat disolusi tipe 2 pada 50 rpm pada waktu 45 menit.

Selanjutnya dilakukan penetapan kadar/konsentrasi ranitidine hidroklorida yang

terlarut dengan mengukur absorbansi filtrate larutan uji dengan menggunakan

instrument spektrofotometer pada panjang gelombang 314 nm.

Proses pelarutan tablet melalui proses disolusi yaitu melarutnya senyawa aktif

dari bentuk sediaannya (padat) ke dalam media pelarut. Setelah obat dalam larutan,

selanjutnya terjadi proses absorbsi ke dalam darah dan di bawa ke seluruh cairan dan

jaringan tubuh. Apabila zat aktif memiliki kecepatan pelarut yang cepat, berarti efek

yang ditimbulkan juga semakin cepat, begitu pula sebaliknya.

Sebelum uji disolusi terhadap tablet ranitidin, dibuat kurva baku dahulu

sebagai pembanding. Pembuatan kurva baku dengan membuat larutan baku dengan

variasi konsentrasi yaitu 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm dan 12 ppm. Dari masing-

masing konsentrasi larutan baku tersebut diukur absorbansinya dengan

spektrofotometer UV-visible pada panjang gelombang 314 nm. Pengukuran

absorbansi dilakukan secara triplo lalu dirata-ratakan. Dari kurva baku didapatkan

persamaan y = 0,0504x + 0,0735. Dimana y merupaka absorbansi dan x merupakan

konsentrasi.

Setelah didapatkan kurva baku, sampel obat dilakukan uji disolusi dengan

dimasukkan 3 tablet ranitidin masing – masing ke dalam wadah pada alat disolusi

yang telah diisi media yaitu 900 ml air secara serentak. Segera alat dijalankan pada

suhu 370 ± 0.50 C dengan kecepatan putaran 50 rpm selama 45 menit. Suhu pada uji

disolusi di setting 37 0C karena pada suhu tersebut sama dengan suhu tubuh manusia

karena diupayakan pada pengujian ini kondisi pada saat pengujian harus diupayakan

sama dengan kondisi pada saat obat melarut dalam tubuh. Suhu akan mempengaruhi

kecepatan melarut zat. Perbedaan sejauh lima persen dapat disebabkan oleh adanya

perbedaan suhu satu derajat. Kenaikan dalam pengadukan akan mempercepat

kelarutan. Umumnya kecepatan pengadukan adalah 50 atau 100 rpm. Pengadukan di

atas 100 rpm tidak menghasilkan data yang dapat dipakai untuk membeda-bedakan

Page 3: Bahan Lapak Tr Disolusi

hasil kecepatan melarut. Bilamana ternyata bahwa kecepatan pengadukan perlu lebih

dari 100 rpm maka lebih baik untuk mengubah medium daripada menaikkan rpm.

Walaupun 4% penyimpangan masih diperbolehkan, sebaiknya dihindarkan.

Setiap interval waktu (5”, 10”, 20”, 30”, dan 45”) larutan dalam labu disolusi

diambil 5 ml dengan menggunakan syrynge. Syringe harus terbuat dari bahan yang

inert agar tidak bereaksi dengan obat maupun medium disolusi. Setiap pengambilan 5

ml larutan aquadest yang berisi ranitidin harus ada penambahan 5 ml aquadest ke

dalam wadah disolusi yang telah berisi larutan aquadest agar larutan tersebut tetap

900 ml. Posisi yang dianjurkan untuk pengambilan cuplikan adalah di antara bagian

puncak dayung (atau keranjang) dengan permukaan medium (code of GMP).

Cuplikan harus diambil 10-25 mm dari dinding bejana disolusi, karena bagian ini

diperkirakan merupakan bagian yang paling baik pengadukannya. Posisi syrynge

harus tegak lurus agar hasil pengambilan volume akurat. Pengambilan larutan dalam

labu disolusi dilakukan dalam beberapa interval waktu, hal ini dilakukan untuk

mengetahui konsentrasi obat yang terlarut dalam media disolusi dalam waktu-waktu

tertentu.

Cuplikan yang diambil dimasukkan ke dalam kuvet kemudian diukur

Absorbansinya pada spektrofotometri UV-Vis dengan λ 314 nm. Prinsip dasar alat ini

adalah spektrometri yaitu metode analisa kimia berdasarkan serapan oleh molekul

terhadap gelombang elektromagnetik (cahaya). Sehingga berhubungan dengan

absorbansi dan transmitansi. Absorbansi adalah cahaya yang dapat diserap oleh

sampel dan transmitansi adalah cahaya yang diteruskan panjang gelombang

maksimum, menentuakn kurva standar dan menentukan konsentrasi sampel. Panjang

gelombang 314 nm digunakan sebagai panjang gelombang untuk menganalisis

absorbansi ranitidin karena pada panjang gelombang ini absorbansi sinar mempunyai

nilai yang maksimal. Dengan kata lain, pada panjang gelombang ini, sinar yang

dipancarkan oleh spektrofotometer paling banyak diserap oleh larutan. Oleh karena

itu, pengukuran pada panjang gelombang 314 nm ini menghasilkan pengukuran yang

Page 4: Bahan Lapak Tr Disolusi

akurat. Nilai absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0.2 –

0.8. Anjuran ini didasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan A adalah

0.005 (kesalahan fotometrik).

Dari pengukuran didapatkan absorbansi dari setiap tablet pada interval waktu

tertentu. Nilai absorbansi tablet ranitidin I untuk t 5,t 10, t 20, t 30, t 45 antara lain :

0.2366, 0.5786, 0.4684, 0.4658, 0.4321. Nilai absorbansi tablet ranitidin II untuk t 5,

t 10, t 20, t 30, t 45 antara lain : 0.5289, 0.4076, 0.4410, 0.4289, 0.494. Nilai

absorbansi tablet ranitidin III untuk t 5,t 10, t 20, t 30, t 45 antara lain : 0.2778,

0.5444, 0.6897, 0.4458, 0.4369.

Bahas hasil konsentrasi sama persen disolusi ya yoo

Berdasarkan toleransi ranitidin hidroklorida yang terdapat dalam FI IV 1995,

tablet ini dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 80% dari jumlah yang

tertera pada etiket.

Page 5: Bahan Lapak Tr Disolusi