bahan-kuliah-sosiologi1
description
Transcript of bahan-kuliah-sosiologi1
Dr. Rudy Pramono
KAPITAL EKONOMI
KAPITAL FISIK
KAPITAL MANUSIA
KAPITAL SOSIAL
KAPITAL SPIRITUAL
Emas, Mobil, Rumah, makanan dsb
Uang, surat berharga dsb
Pengetahuan, ketrampilan, karakter dsb
Kuantitas &kualitas hubungan : keluarga, teman, lembaga lain
dsb
Kuantitas &kualitas hubungan dengan
Tuhan
SOSIOLOGI
Nilai - Norm
a
Cemas, Marah,
sakit, mati dsb
Mana yg paling
penting dan
berharga bagi
manusia
Deskripsi : Mata kuliah ini berupaya memahami
fenomena kemasyarakatan dengan segala perkembangan yang terjadi didalamnya. Teori mengenai eksistensi masyarakat, institusi, relasi sosial, dan bidang-bidang kehidupan masyarakat lainnya.
Pert Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
Pengantar/Pengenalan Etimologi, ontologi, epistimologiPerkembangan dan penggunaan sosiologi
Perspektif Sosiologis Struktural fungsional, konflik, agensi
Kerangka sosial Budaya dan struktur sosial
Kerangka sosial Sosialisasi
Kerangka sosial Interaksi sosial
Kerangka sosial Kelompok sosial
Differensiasi Differensiasi dan ketimpangan sosial
Diferensiasi Stratifikasi
Diferensiasi Subordinasi dan dinamika kelas
Penyimpangan Penyimpangan dan masalah sosial
Institusi Sosial Politik, agama, keluarga,
Perubahan sosial Perubahan dan gerakan sosial
Teori sosial Sosiologi Klasik dan Kontemporer
1. Mahasiswa harus datang tepat waktu2. Mahasiswa wajib menandatangani daftar
hadir awal kelas dan dosen akan memanggil nama setiap mahasiswa yang telah menandatangani di akhir kelas
3. Waktu toleransi keterlambatan 15 menit dari waktu terjadwal
4. Selama kelas berlangsung HP dimatikan, penggunaan komputer (notebook) hanya diperkenankan jika berkaitan dengan kebutuhan kelas
5. Maksimal absen empat kali. Lebih dari empat kali tidak diperkenankan mengikuti ujian
1. Kat 1. (tugas mandiri) 10 %2. Kat 2 (tugas mandiri) 10 %3. Kat 3 (tugas kelompok) 20 %4. UTS 30 %5. UAS 30 %
Sociology berasal dari Bahasa Latin “socius”, dan Bahasa Greek “lógos” = "knowledge“ atau studi tentang.
Jadi, sosiologi = “….the systematic and scientific study of society, including patterns of social relationships, social action, and culture”.
= “….. the study of people and how we interact with others”.
= “… pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat”. Sosiologi mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
= “the study of the social lives of humans, groups and societies.
= “… studying society, including economic, political and cultural systems, has origins in the common stock of human knowledge and philosophy”.
Munculnya ilmu sosiologi dikaitkan dengan serangkaian perubahan di Eropa Barat yang dianggap menjadi “ancaman terhadap tatanan sosial yang ada” pada waktu itu, antara lain :
1. Tumbuhnya kapitalisme dan revolusi industri akhir abad 15.
2. Perubahan di bidang sosial dan politik.3. Perubahan dalam aspek keagamaan
(reformasi Marthen Luther).4. Meningkatnya individualisme5. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi.6. Berkembangnya kultur kehidupan modern
1. Auguste Comte (1798-1857), memunculkan istilah sosiologi, socius – logos; positivisme- metode positif (berdasarkan fakta), mengelompokkan sosiologi dalam : statika sosial dan dinamika sosial. Tahap teologi, metafisika, positif
2. Herbert Spencer, evolusi masyarakat (sosial), fungsionalisme organis, masyarakat militant (keras) Survival of the fittest >< masyarakat industri , organis : bertumbuh ukuran, lebih komplek, diferensiasi fungsi.
3. Karl Marx (1818 – 1883), teori kelas, sosialisme/komunisme, sejarah kehidupan merupakan perjuangan/dialektika material dua kelas antara pemilik modal dan buruh/proletar.
4. Emile Durkheim (1858-1917), sosiologi mempelajari fakta sosial (cara bertindak, berpikir dan perasaan yang mengendalikan seseorang); mengelompokan sosiologi dalam sosiologi umum, agama, ekonomi, hukum dsb., solidaritas mekanis (masy. segmental) –organis (masyarakat industri), pembagian kerja.
5. Max Weber (1864-1920), sosiologi mempelajari tindakan sosial, sosiologi agama (etika protestan dan semangat kapitalisme), birokrasi, kekuasaan, tipe-tipe tindakan sosial.
1. Durkheim, Fakta sosial, cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu, dan mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikannya. Contoh : bunuh diri merupakan fakta sosial, karena bersumber pada masyarakat.
2. Max Weber, Tindakan sosial, perilaku manusia yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya dengan mempertimbangkan perilaku orang dan berorientasi pada orang lain. Sosiologi bertujuan untuk memahami (verstehen) tindakan sosial.
3. C.W. Mill, The sociological imagination, imajinasi sosiologi untuk memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Imajinasi sosiologi memerlukan personal trouble dan public issues
4. Peter Berger, sosiologi untuk memahami masyarakat, interaksi sosial, sistem sosial bekerja.
5. Inkeles, mempelajari hubungan sosial, institusi, dan masyarakat6. J. Habermas, communicative action, bertujuan membantu
manusia dalam bertindak bersama dalam rangka pembebasan, dengan metode dasar reflektif kritis atas sejarah subyek manusiawi
7. Pitirim Sorokin, sosiologi = ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral).
8. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers, sosiologi = ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
9. Paul B. Horton sosiologi = ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut..
10. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi , sosiologi = ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial
11. Soejono Sukanto sosiologi = ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
12. Robert Lawang, How Society possible ?
Hubungan atau
Interaksi
Individu dg Individu
Individu dg kelompok
Kelompok dg kelompok
Mikro : keluarga, organisasi
Meso : komunitas, masyarakat
Makro : negara,
global
Dyadic (Duaan)Manusia
Statis – Struktur – Pola (pasti)
Dinamis – Berubah - Tidakpasti
Energi – Kekuatan - kekuasaan
1. Comte, Statika dan dinamika sosial2. Durkheim, sosiologi ekonomi, agama,
ekonomi, politik, kota, desa, pendidikan dsb.
3. R. Collins, makro (kelompok sekunder dst) dan mikro (individu, kelompok primer) sosiologi, berdasarkan waktu dan ruang.
4. Lenski, mikro-meso-mikro sosiologi.
Merupakan istilah yang dianggap lebih baik dari “Sosiologi Kesehatan dan Penyakit”
Menggunakan cara berpikir sosiologi untuk melakukan kajian atau memecahkan masalah-masalah biomedis/kesehatan masyarakat.
1. Sociology of medicine 2. Sociology in medicine
Mengembangkan perspektif sosiologis Mengembangkan perspektif sosiologis untuk meningkatkan pemahaman atas : untuk meningkatkan pemahaman atas :
- pengalaman kesehatan- pengalaman kesehatan - distribusi sosial dari ketimpangan - distribusi sosial dari ketimpangan
kesehatankesehatan - peran institusi yang memberikan - peran institusi yang memberikan
perawatan atau pengobatanperawatan atau pengobatan Menggunakan sosiologi medis untuk Menggunakan sosiologi medis untuk
memahami perubahasan sosial secara memahami perubahasan sosial secara umum : seperti konsumsi dan umum : seperti konsumsi dan konsumerisme konsumerisme
Pendekatan ini menitikberatkan pada teori dan konsep
Contoh seperti dikemukakan oleh Eliot Freidson “Professional Dominance” i.e. a suatu studi tentang mengapa dan bagaimana para dokter dominan dalam profesi dan lembaga kesehatan
Paul Starr “Transformasi Sosial dari Pengobatan di Amerika” membahas prediksi erosi dominasi dokter seiring dengan meningkatnya pengaruh korporasi bisnis kesehatan.
Sociology of medicineSociology of medicine Adopsi pendekatan kritis/analitis Adopsi pendekatan kritis/analitis
pada kehidupan medispada kehidupan medis Mempertanyakan kategori biomedisMempertanyakan kategori biomedis Mempertanyakan kekuasaan dalam Mempertanyakan kekuasaan dalam
medismedis Mengembangkan teori sosiologiMengembangkan teori sosiologi Kadang-kadang memuat pesan-Kadang-kadang memuat pesan-
pesan politik secara kritis (Straus pesan politik secara kritis (Straus 1957)1957)
Pendekatan ini menitikberatkan pada aplikasi dan pemecahan masalah medis dengan menggunakan pengetahuan sosiologi.
Contoh Studi David Mechanic tentang “illness behaviour”
Studi tentang “adherence” (“compliance”)
Sociology in medicineSociology in medicine - Menerima kategori-kategori medis- Menerima kategori-kategori medis - Mencoba untuk mewujudkan kepuasan - Mencoba untuk mewujudkan kepuasan
penyedia jasa kesehatan dan pembuat penyedia jasa kesehatan dan pembuat kebijakankebijakan
- Mengembangkan efektivitas dari - Mengembangkan efektivitas dari praktisipraktisi
- contoh. Kejadian sosial yang - contoh. Kejadian sosial yang mengakibatkan penyakitmengakibatkan penyakit
- upaya mendukung pengobatan sosial, - upaya mendukung pengobatan sosial, studi jasa kesehatanstudi jasa kesehatan
1. Individu – menganalisis persepsi/pengalaman 1. Individu – menganalisis persepsi/pengalaman kesehatan/penyakitkesehatan/penyakit
2. Komunitas (Meso) – kreasi sosial dari penyakit 2. Komunitas (Meso) – kreasi sosial dari penyakit (konstruksi/penyebab)(konstruksi/penyebab)
3. Masyarakat (Makro) – sistem pengaturan kesehatan 3. Masyarakat (Makro) – sistem pengaturan kesehatan nasional/global nasional/global
In medicine / health In medicine / health
Health behaviourHealth behaviour Lay beliefsLay beliefs Lay referralLay referral ComplianceCompliance Social support and stress / psycho-social perspectivesSocial support and stress / psycho-social perspectives Of Medicine / healthOf Medicine / health
Social construction of disease categories / medical knowledgeSocial construction of disease categories / medical knowledge Narratives of self and identityNarratives of self and identity Sociology of bodySociology of body
In medicine/healthIn medicine/health
Social causes of diseaseSocial causes of disease Social epidemiologySocial epidemiology Evaluation of health care effectivenessEvaluation of health care effectiveness Managerial effectiveness and efficiencyManagerial effectiveness and efficiency Health promotion and educationHealth promotion and education Health inequalitiesHealth inequalities
Of medicine/healthOf medicine/health
Medical dominance / power / inter-professional rivalryMedical dominance / power / inter-professional rivalry Conflict perspective on lay-professionalConflict perspective on lay-professional relationshiprelationship MedicalisationMedicalisation Managerialism as an ideology or discourseManagerialism as an ideology or discourse
In medicine / healthIn medicine / health
Improving the effectiveness and efficiency ofImproving the effectiveness and efficiency of policies and government initiativespolicies and government initiatives Building social capital in the communityBuilding social capital in the community
Of medicine / healthOf medicine / health
Relationship of capitalism / globalisation andRelationship of capitalism / globalisation and health care systemshealth care systems Health social movementsHealth social movements Social construction of the community viaSocial construction of the community via disciplinary surveillance / governmentality disciplinary surveillance / governmentality
Ethnisitas (“ras”)Kelas (Kelas sosial)Gender (“sex”)UmurDaerah (geographical location)PendidikanStatus pernikahan AgamaLainnya contoh sexualitas/orientasi sexual
Bagaimana keanggotaan dalam suatu kelompok etnis tertentu berpengaruh pada kesehatan seseorang ? Contoh : Kesehatan orang-orang asli dan etnis minoritas.
Mengukur kesehatan di tingkat populasi tertentu :
Laju Morbiditas (sakit) Laju Disabilitas Laju Mortalitas (kematian) Life expectancy Kultur, kesehatan dan penyakit : contoh pola
makan, perilaku lain yang berhubungan dengan kesehatan.
Kultur ikatan penyakit
Pembedaan kelas sosial dalam kesehatan (the “social class gradient in health”) :
Orang-orang di kelas bawah cenderung rentan sakit daripada yang di kelas atas.
Marmot’s “Whitehall studies” of British civil servants document the existence of a health gradient by civil service rank
Catatan: Kadang-kadang digunakan istilah status sosial ekonomi untuk “kelas”
Gender versus seks biologis Gender, sosialisasi dan kesehatan
Cancer Cervic – berkaitan dengan seks biologis
Lung cancer Kecanduan (tembakau, alkohol, narkoba) Penularan penyakit lewat seksual (STIs)
e.g. HIV/AIDS Luka akibat perilaku beresiko Penyimpangan citra tubuh dan makanan
Siklus Hidup dan kesehatan :
Sebelum lahir (fetus) BayiAnak RemajaPemudaDewasaUsia Lanjut
Lokasi geografis dan kesehatan :
Desa versus kotaDaerah kumuh versus Daerah elitNegara miskin versus negara kaya
Karakteristik fisik/cuaca dari daerah
Tingkat pendidikan dan kesehatan:
Masyarakat kurang berpendidikan cenderung lebih rentan penyakit jika dibanding yang lebih terdidik
Ibu-ibu yang berpendidikan berhubungan dengan laju mortalitas bayi lebih rendah
Status pernikahan dan kesehatan :
Pernikahan mempunyai dampak positif bagi kesehatan mental (bagi kebanyakan orang)
Orang yang hidup sendirian (orang sendirian, janda, orang tua yang sendirian) cenderung rentan terhadap penyakit
Nilai-nilai agama dan kesehatan :
Spiritualitas, keyakinan agama dapat berpengaruh terhadap kesehatan yang terkait dengan perilaku contoh diet, merokok, mabuk, sexualitas, kunjungan ke dokter atau psikiater dan pengobatan, Bunuh diri dan agama (katolik, protestan, studi Durkheim)
Medicalisation:
digunakan untuk menjelaskan masalah sosial yang perlu mendapatkan perhatian dari dokter atau profesi kesehatan lain : mabuk, kekerasan rumah tangga, judi , kecanduan dsb
Demedicalisation:
contoh homoseksualitas tidak lagi diklasifikasikan sebagai penyakit jiwa oleh Asosiasi Psikiatri AS sejak 1970an
Kebiasaan kehidupan manusia secara pribadi maupun berkelompok diperoleh melalui proses belajar yang disebut sosialisasi. Sosialisasi merupakan proses dimana seorang anak/anggota baru menjadi seseorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat untuk mengambil peran (role taking) (Berger).
A. Menurut Mead, manusia berkembang melalui beberapa tahap, play stage, game stage dan generalized other.
1. Play stage, belajar meniru/mengambil peran orang yang berada di sekitarnya.
2. Game stage, mengetahui perannya sendiri dan peran orang lain.
3. Generalized other, mampu memahami perannya sendiri serta peran orang lain dengan siapa dia berinteraksi
2. Cooley, konsep diri berkembang melalui interaksinya dengan orang lain, looking-glass self; menyangkut pandangan orang lain terhadapnya, persepsi thd penilaian akan penampilannya dan perasaan thd penilaian orang lain.
Unsocialized >< oversocialized
1. Keluarga, keluarga inti-keluarga luas. Pada awal kehidupan manusia biasanya agen sosialisasi utama adalah bapak-ibu dan saudara (keluarga inti). Sosialisasi juga dilakukan pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (nenek-kakek, paman-bibi dsb), Kibbutz (israel), sistem komunis, penitipan anak atau babby sitter/prt. Anak memasuki play stage dalam lembaga ini.
2. Teman bermain, hubungan yang sederajad, anak melakukan game stage, mempelajari peran yang kedudukannya sederajad.
3. Sekolah, pendidikan formal. Dreeben berpendapat selain belajar baca, tulis, berhitung dan ilmu pengetahuan, anak belajar ttg kemandirian, prestasi, universalisme, spesifisitas (pembatasan)
4. Mediamasa (cetak, elektronik), merupakan agen sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku orang banyak
Bisa jadi sosialisasi yang diberikan oleh agen-agen di atas membawa pesan yang saling bertentangan, oleh karena itu anggota baru dapat mengalami konflik pribadi dalam memenuhi harapan egen sosialisasi tsb.
Sosialisasi primer dan sekunder Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung
seumur hidup manusia. Luckmann mengemukakan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dimana ybs menjadi anggotanya. Sosialisasi sekunder sebagai proses yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya.
Contoh sosialisasi sekunder : resosialisasi (diri yang baru), desosialisasi (pencabutan), sosialisasi antisipatoris untuk peran baru, brainwashing, total institution,
Pola sosialisasi, sosialisasi represif (menggunakan hukuman terhadap kesalahan), sosialisasi partisipatoris (seimbang hukuman dan hadiah, kebebasan, komunikatif, multi arah)
Interaksionisme simbolikA. G.H. Mead, menggunakan simbol dalam
menjalin relasi. Simbol merupakan sesuatu nilai atau makna yang diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. Contoh : warna, kata, benda dsb.
B. H. Blumer, interaksionisme simbolik ada :1. Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu
(thing) atas dasar makna (meaning) yang dimiliki.
2. Makna yang dimiliki berasal dari interaksi sosial.
3. Makna diperlakukan dan diubah melalui proses penafsiran (interpretative process) dalam menghadapi sesuatu.
W.I. Thomas menolak pandangan Skinner (behaviorisme) yang menyatakan bahwa dalam interaksi manusia merupakan pemberian tanggapan (response) terhadap rangsangan (stimulus). Tindakan manusia melalui tahap penilaian dan pertimbangan berdasarkan definisi atau penafsiran situasi. Definisi situasi yang dibuat orang akan membawa konsekuensi nyata. Definisi situasi yang dibuat secara spontan oleh individu, atau yang dibuat oleh masyarakat (keluarga, teman, komunitas dsb). Definisi situasi tsb merupakan aturan yang mengatur interaksi manusia, yang berkaitan dengan ruang, waktu, gerak dan sikap.
Hall (1982) dalam The Hidden Dimension menggunakan 4 macam jarak; jarak intim (0-45 cm), jarak pribadi (45 - 122 cm), jarak sosial (122-366 cm)
Hall (1981) dalam The Silent Language , persepsi yang berbeda tentang waktu : masa lalu, masa kini, masa depan.
Hall juga menyatakan bahwa dalam interaksi, komunikasi verbal (bahasa) dan non verbal (gerak tubuh) menjadi aspek penting.
Melalui proses sosialisasi manusia belajar untuk mengambil peran orang lain (role taking) melalui informasi tentang orang yang bersangkutan. Bila tidak mendapatkan informasi, maka kita mendapatkan informasi dari ciri fisik yang diwarisi sejak lahir seperti jenis kelamin, usia, ras, penampilan, daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan dan percakapan/wacana (Karp & Yoels)
Goffman mempelajari interaksi dengan menggunakan bahasa dan khayalan teater (dunia ini panggung sandiwara). Dalam relasi sosial masing-masing pihak secara sadar atau tidak membuat pernyataan (expression) dan pihak lain memperoleh kesan (impression). Usaha mempengaruhi kesan orang lain melalui impression management.
Tempat kegiatan berlangsung disebut social establishment yang terdiri dari kawasan depan (front region) dan kawasan belakang (back region). Penampilan peserta interaksi diatur team performers, yang disaksikan oleh audience dan outsiders. Dalam interaksi para pelaku berusaha menjaga kesepakatan dan membatasi pertentangan, meskipun kadang-kadang terjadi “insiden”. Kritik terhadap teori ini adalah apakah manusia selalu bersandiwara dan melakukannya tidak sukarela ?
Knapp (1978) membahas berbagai tahap dalam interaksi yaitu : memulai, meningkatkan, menyatupadukan da mengikat. Selain itu interaksi juga diwarnai dengan perenggangan : membeda-bedakan, membatasi, memacetkan, menghindari dan memutuskan
Tatanan sosial berkaitan dengan konsep struktur sosial Struktur mikro : nilai-nilai, norma, peran, statusStruktur meso : intitusiStruktur makro : stratifikasi
Existing structure : struktur yang ada yang diteruskan melalui sosialisasiEmergent structure : struktur yang muncul akibat interaksi sosialNilai : sesuatu yang dianggap bernilai oleh manusia atau masyarakat.Status, sekumpulan hak dan kewajibanPeran (role), bagaimana seseorang menjalankan statusnya (hak dan
kewajiban)Linton (1968) membedakan antara status yang diperoleh (ascribed
status) dan status yang diraih (achieved status).Ascribed status, adalah status yang diberikan kepada individu tanpa
memandang kemampuan atau perbedaan individu yang dibawa sejak lahir.
Achieved status, status yang memerlukan kualitas tertentu melalui proses dan usaha.
Merton memperkenalkan konsep role set, pelengkap hubungan peran yang dipunyai seseorang karena menduduki suatu status sosial tertentu. (suami-istri-anak). Dalam realita seseorang menjalankan berbagai peran (multiple role)
Definisi :Kornblum, Suatu struktur status dan
peran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat.
Johnson, seperangkat norma yang terinstitusionalisasi melalui proses, pemunculan, penerimaan, tanggapan dan diwajibkan (sangsi).
P.L.Berger, suatu wadah yang mengatur manusia untuk memenuhi naluri atau kebutuhannya.
Keluarga kosanguinal (ikatan darah) >< konjugal (perkawinan)Keluarga orientasi (tempat dilahirkan) ><prokreasi (menikah)Keluarga batih (inti) >< luas (beberapa keluarga batih)Pola menetap : 1. Patrilokal (bersama keluarga laki-laki)2. Matrilokal (bersama keluarga perempuan)3. Patri-matrilokal (bersama keluarga laki-laki, kemudian pindah ke
keluarga perempuan)4. Matri-patrilokal (bersama keluarga perempuan, kemudian pindah
ke keluarga laki-laki)5. Bilokal ( boleh memilih di keluarga laki-laki atau perempuan)6. Neolokal (boleh memilih dimana saja)7. Avuncolocal ( tinggal pada kakak laki-laki ibunya)Aturan garis keturunan :1. Patrilineal, (garis laki-laki), mayoritas : batak, jawa 2. Matrilineal (garis perempuan) contoh dayak3. Rangkap, (pihak laki-laki dan perempuan)
Bentuk perkawinan :1. Monogami (seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam saat
yang sama)2. Poligami : poligyny dan poliandri.3. Exogamy (larangan kawin dengan anggota kelompok)4. Endogamy (kewajiban/anjuran kawin dengan anggota kelompok
sendiri)Fungsi keluarga :1. Fungsi pengaturan seks2. Reproduksi3. Sosialisasi4. Afeksi5. Definisi status6. Perlindungan7. EkonomiPerkembangan kehidupan keluarga :1. Pisah ranjang2. Perceraian3. Kawin kontrak4. Cohabitation (kumpul kebo)5. Keluarga sesama jenis6. Kekerasan dlm rumah tangga (KDRT)
Fungsi pendidikan 1.Fungsi manifes, mempersiapkan
anggota masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat, melestarikan kebudayaan, menanamkan ketrampilan dsb.
2.Fungsi laten, pemupukan keremajaan, pengurangan pengendalian orang tua, penyediaan sarana untuk pembangkangan, dipertahankannya sistem sosial
Durkheim, agama adalah sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan hal yang suci, mempersatukan semua orang yang beriman dalam suatu komunitas moral yang disebut umat. Profan ><fana
Belah menyatakan di luar agama ada kepercayaan dan ritual yang disebut civil religion.
Light, Keller dan Calhoun menyatakan ada unsur suatu agama : kepercayaan agama, simbol agama, praktik agama, umat agama, dan pengalaman agama.
Fungsi agama : Horton & Hunt : fungsi manifes (doktrin, ritual, aturan perilaku;
fungsi laten (integrasi, solidaritas, menggerakan orang dan membantu manusia untuk hidup). Disfungsi agama, radikalisme dan konflik kekerasan.
Menurut Marx, agama menghambat perubahan sosial. Tetapi ahli sosiologi lain berpandangan agama juga berperan dalam gerakan sosial untuk mengubah masyarakat
Sekularisme, proses dimana agama kehilangan pengaruhnya pada berbagai segi kehidupan manusia, atau hanya berperan dlm bidang rohani saja. Menghadapi sekularisasi ini, agama berubah ke arah diferensiasi, kekomprehensifan, dan rasionalitas yang lebih besar.
Saling keterkaitan institusi agama dengan institusi dan perkembangan praktek dan institusi lain ditekuni dalam sosiologi agama.
Sosiologi ekonomi merupakan kajian terhadap kegiatan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa. Penelitian institusi ekonomi difokuskan pada : pasar dan pembagian kerja, interaksi antara pemerintah dan institusi ekonomi, dan perubahan pada pekerjaan.
Ideologi ekonomi : merkantilisme, kapitalisme, sosialisme (sosialisme demokratis dan welfare capitalism).
Ciri kapitalisme : pemilikan pribadi sarna pribadi dan distribusi untuk mengejar keuntungan pribadi, pemupukan modal, penciptaan kekayaan dan ekspansionisme melalui persaingan bebas.
Macam kapitalisme (Giddens): kapitalisme keluarga, managerial capitalisme dan institutional capitalism.
Sosialisme : non marxis dan marxis bertujuan untuk mencegah penindasan, ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan akibat persaingan bebas yang tidak seimbang akibat perkembangan kapitalisme melalui persamaan hak dan pembatasan milik pribadi.
Berdasarkan skala kegiatan institusi ekonomi dapat dikelompok menjadi : perusahaan multimasional, besar, menengah, kecil dan mikro
Institusi politik sebagai perangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
Kornblum mendefinisikan politik menentukan siapa memperoleh apa, bilamana, dan bagaimana, dasar politik adalah pesaingan untuk memiliki kekuasaan.
Dominasi memerlukan keabsahan (legitimasi), yaitu pengakuan atau pembenaran masyarakat terhadap dominasi tersebut, agar penguasa dapat melaksanakan kekuasaannya secara sah. Namun kekuasaan dapat dijalankan tanpa wewenang dan yang dikuasai mengikuti dengan terpaksa.
Weber membedakan tiga jenis dominasi : kharismatik (pribadi yang memiliki kemampuan yang luar biasa), tradisional ( garis keturunan) dan legal rasional (berdasarkan aturan hukum yang sengaja dibuat dengan rasional).
Proses politik Marx, berpandangan perbedaaan merupakan sumber konflik oleh
karena itu perbedaan harus ditiadakan dengan masyarakat komunis.
Toqcqueville, konflik dan konsensus dapat tercapai; dan perlu ada oposisi agar kekuasaan dapat dikendalikan.
Weber dan Michels organisasi sosialis maupun kapitalis cenderung menjadi organisasi yang birokratis dan oligarkhis.
Stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya.
Weber menyatakan stratifikasi berdasarkan kekuasaan, kekayaan dan prestise.
Berdasarkan status yang dimiliki, anggota masyarakat dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, hubungan kekerabatan, dan keanggotaan dalam kelompok.
Stratifikasi usia, asas senioritas ><merit system (prestasi)
Stratifikasi jenis kelamin, Laki><perempuan><waria
Stratifikasi keanggotaan (agama, etnis, ras dsb) Stratifikasi pendidikan (rendah ><tinggi) Stratifikasi pekerjaan (otot ><otak) Stratifikasi ekonomi (kepemilikan asset ekonomi) Stratifikasi tertutup >< terbuka
Perpindahan status dalam stratifikasi sosial.
Mobilitas vertikal (naik-turun), mobilitas lateral (geografis)
Mobilitas intragenerasi >< antargenerasi
Studi Blau di AS, masyarakat terbuka mobilitas vertikal antar generasi dan intra generasi karena pengaruh prestasi pendidikan dan pekerjaan.
Jumlah lapisan sosial :
Marx : borjuis dan proletar
Ahli lain : atas, menengah, bawah.
Konsep lain, Barber : rentang (span), perbedaan kelas teratas dan terendah (kesenjangan), bentuk (shape)proporsi jml anggota kelas sosial (piramida, segitiga, intan dsb)
Dimensi stratifikasi :
Marx : dimensi ekonomi, kesadaran kelas perjuangan kelas masyarakat tanpa kelas
Weber : ekonomi (privilege), prestise, kekuasaan (power) gaya hidup dan bisa saling berakumulasi.
Kelas sosial himpunan keluarga yang mempunyai strata – status sama.
Stratifikasi muncul karena perbedaan dan terbatasnya sumber daya sehingga muncul persaingan- menunjang kelangsungan hidup masyarakat (fungsional)– status- Pembagian kerja perbedaan kekayaan, kekuasaan, prestise
Stratifikasi sosial mengakibatkan perbedaan gaya hidup, pakaian, perlengkapan rumah tangga, makanan, hiburan, bacaan, kegiatan,minuman. Perbedaan antar kelas memunculkan simbol status, cara menyapa, bahasa, gaya, gelar, kepemilikan, dsb.
Kedudukan dalam suatu kelas sosial mempunyai arti penting bagi seseorang karena berkaitan dengan perbedaan fertilitas, harapan hidup, kestabilan keluarga, kesehatan mental, perilaku sek, kehidupan beragama, mode, dan sikap politik.
Cara mempelajari stratifikasi sosial dengan pendekatan obyektif, pendekatan subyektif dan pendekatan reputational.
Menghadapi stratifikasi sosial, ada yang beranggapan wajar karena kemampuannya, namun ada juga yang menekankan asas pemerataan.
Cara mengatasi kesenjangan dengan jalan membatasi perbedaan individu.
Margaret Mead :Jenis kelamin, mengacu pada perbedaan
biologis/anatomi antara perempuan dan laki-laki (fisik,kromosom, kemampuan hamil dsb)
Gender, perbedaan psikologis, sosial dan budaya (Giddens); konstruksi sosial.
Gender tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari melalui sosialisasi (sosialisasi gender), agen yang berperan penting dalam sosialisasi adalah, keluarga, kelompok bermain, sekolah dan media masa. Feminin >< maskulin (tampan, gagah)
Gender dan Stratifikasi, ketimpangan dalam pembagian kekayaan, kekuasaan, dan priviledge antara laki-laki dan perempuan. Hal ini mendorong timbulnya gerakan sosial kalangan perempuan yang bertujuan membela dan memperluas hak-hak perempuan yang disebut feminisme.
Gender dan pendidikan, diskriminasi pendidikan atas dasar gender
Gender dan pekerjaan, diskriminasi pekerjaan atas dasar gender
Gender dan penghasilan, diskriminasi pendidikan atas dasar gender.
Gender dan kekuasaan, diskriminasi partisipasi dalam politik
Gender dan keluarga, ketimpangan pemagian kerja dan kekuasaan suami istri dalam rumah tangga, keluarga simetris dan asimetris. Sektor publik ><domestik.
Kekerasan terhadap perempuan, perkosaan, KDRT, pelecehan seksual
Dominasi laki-laki dan patriarki ialah :Seksisme, keunggulan suatu jenis kelamin merupakan
pembawaan sejak lahir (macionis)Feminis : sosial psikologis, feminisme liberal, feminisme
marxis, feminisme sosialis, feminisme radikal, feminisme gelombang ketiga.
Setiap orang sejak lahir sampai meninggal tergabung dalam suatu kelompok, baik secara resmi maupun tidak resmi, contoh : keluarga, keluarga besar, marga/kaum, teman sepermainan dsb.
Klasifikasi Bierstedt, kriteria kelompok : organisasi, hubungan sosial diantara anggota kelompok dan kesadaran jenis. Berdasarkan kriteria tersebut ada empat jenis kelompok :
1. kelompok statistik, analitis ciptaan ilmuwan, usia, pekerjaan dsb (tdk memenuhi semua kriteria)
2. kelompok kemasyarakatan (hanya memenuhi kriteria kesadaran jenis), kelompok gender
3. kelompok sosial (tdk terorganisasi), kelompok teman, kerabat dsb
4. kelompok asosisasi (memenuhi semua kriteria), organisasi sekolah, partai politik, negara dsb.
Klasifikasi Merton, sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan. Kriteria suatu kelompok sosial, pertama sering terjadinya interaksi, pihak yang berinteraksi mendifenisikan diri sebagai anggota, pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok. Kategori sosial, himpunan peran yang mempunyai ciri sama, jenis kelamin, usia.
Durkheim, solidaritas mekanik dan solidaritas organik
Solidaritas mekanik, (masyarakat segmental), masyarakat tinggal menyebar, hidup mandiri tanpa bekerjasama dg kelompok luar, pembagian kerja belum berkembang,peran anggota kelompok sama, yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap (kesadaran kolektif) dan sangsinya bersifat represif.
Solidaritas organik, mengikat masyarakat yang komplek dan telah mengenal pembagian kerja yg rinci dan dipersatukan leh saling ketergantungan antar bagian, yang mempersatukan adalah kesepakatan besama dan sangsi bersifat restitutif (ganti rugi).
Tonnies : gemeinschaft dan gesellchaft.Gemeinschaft, kehidupan bersama yang intim, pribadi dan eksklusif, yang dibawa sejak
lahir, Gemeinschaft by blood (ikatan kekerabatan), of place (tempat tinggal), of mind (persahabatan, pekerjaan)
Gesellchaft, kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri.Cooley, Primary group, kelompok yangditandai oleh pergaulan dan kerjasama tatap
muka yang intim (misal keluarga), Faris mengemukakan kelompok sekunder di luar kelompok primer.
Sumner : In group dan out group, dlm kelompok masyarakat primitif bekembang pembedaan antara kelompok kita/dalam (in group) dengan kelompok orang lain/luar (out group). Etnocentrism.
Merton, membership group dan reference group, Perilaku anggota kelompok tidak selalu mengacu pada kelompok dimana di dalamnya ia
menjadi anggota, namun kadang-kadang juga mengacu pada kelompok-kelompok lain (reference group) sebagai acuan sikap, penilaian dan perilakunya.
Parsons : Variabel pola, Affectivity – affective neutrality, dilema ada tidaknya emosi dalam interaksi.Specificity – diffuseness, dilema antara kekhususan (situasi tertentu) dan kekaburan Universalism – particularism, dilema antara perlakuan khusus dan sama untuk semua.Quality-performance, dilema antara faktor bawaan lahir dan prestasiSelf orientation – collective orientation,dilema antara kepentingan sendiri atau bersama.Geertz, priyayi, santri, abangan berdasarkan kategori budaya
Organisasi FormalMenurut Weber masyarakat modern cenderung suatu
hubungan kekuasaan rasional-legal dalam suatu jabatan modern yang dijumpai baik di pemerintahan maupun swasta, sistem jabatan ini dinamakan birokrasi. Menurut Bendix organisasi birokrasi mengandung prinsip : (1) urusan kedinasan dilaksanakan secara berkesinambungan, (2) urusan kedinasan didasarkan pada aturan dalam suatu badan administrasi, (3)tanggung jawab dan wewenang tiap pejabat merupakan bagian dari suatu hirarki wewenang, (4) pejabat dan pegawai administratif tidak memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas, (5) para pemangku jabatan tidak dapat memperjualbelikan jabatan laksana milik prbadi, (6) urusan kedinasan dilaksanakan dengan menggunakan dokumen tertulis.
Kelompok Formal dan Informal, Dalam kelompok formal, juga akan memunculkan kebutuhan anggota-anggotanya suatu hubungan yang lebih dekat, sehingga dalam organisasi formal akan terbentuk kelompok informal,seperti kelompok tempat tinggal dekat, suku yang sama, agama yg sama dsb.
Hubungan antar kelompok sering merujuk pada semua kelompok yang diklasifikasikan oleh Kinloch, yaitu :
1. Ciri fisiologis (jenis kelamin, usia, ras dsb)2. Ciri kebudayaan (etnik, agama)3. Ekonomi (kaya – miskin)4. Perilaku (cacat fisik, mental, menyimpang)Dimensi hubungan antar kelompok dilihat dari aspek, sejarah, demografi,
sikap, institusi, gerakan sosial, tipe utama hubungan antar kelompok.Kelompok mayoritas – minoritasHubungan antar kelompok berkaitan dengan stratifikasi sosial dan
ketidaksamaan dalam bidang kekuasaan, prestise dan privilese.Kelompok mayoritas ditandai oleh adanya kelebihan kekuasaan, dianggap
normal sedangkan kelompok lainnya dianggap tidak normal, lebih rendah sehingga mengalami eksploitasi dan diskriminasi dan tunduk pada kelompok mayoritas.
Ras, kelompok ras dapat didefinisikan secara fisik maupun sosial. Perbedaan fisik dijadikan dasar untuk menetapkan peran yang berbeda. Misal kulit putih >< kulit hitam
Kelompok etnik, suatu bentuk pembagian kelompok yang ditandai dengan persamaan warisan kebudayaan dan ikatan batin di antara anggotanya.
Rasisme, Seksisme dan Ageisme
Pola hubungan antar kelompok
1. Dimensi sejarah
Banton (1967) kontak antar dua kelompok ras dapat diikuti proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme atau integrasi, multikulturalisme
Liberson membedakan menjadi dua pola : pola dominasi pendatang atas pribumi dan pola dominasi pribumi atas pendatang
2. Dimensi sikap
Prasangka, sikap bermusuhan yang ditujukan terhadap suatu kelompok tertentu atas dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan. Laki ><perempuan, suku ><suku, kulit putih><kulit berwarna dsb. Mengapa prasangka muncul, teori frustrasi agresi (Dollard), org melakukan agresi manakala usahanya untuk memperole kepuasan terhalang. Jika agresi tidak dapat ditujukan pada yang menghalangi usahanya, maka agresi dialihkan pada kambing hitam.
Stereotype, merupakan citra yang kaku mengenai suatu kelompok ras, budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Stereotype negatif ><positif.
stereotype superego, sifat pribadi tertentu, ambisi, rajin, kerja keras, cerdas, curang, tidak jujur ; stereotype id (kelompok cenderung pada lapisan bawah masyarakat malas, tak bertanggung jawab, bodoh, malas dsb.
3. Dimensi Institusi, institusi sosial, politik, ekonomi yang mengatur hubungan antar kelompok. Ideologi yang melahirkan kebijakan rasisme, segregasi, penghilangan hak pilih, politik benteng, apartheid
4. Dimensi gerakan sosial, gerakan untuk mengubah hubungan antar kelompok yang dinilai kurang adil antara lain, feminist, homoseks, gam dsb.
5. Dimensi perilaku kolektif
Diskriminasi, perlakuan berbeda pada seseorang berdasarkan kategori tertentu, perempuan, suku, agama, cacat ds.
Jarak sosial, perilaku menjauhi anggota kelompok lain (endogami), perilaku berteman/bergaul, perilaku bermukim. Perilaku mengelompok dan menghindari kelompok lain menghasilkan pemukiman tersegregasi.
Perilaku kolektif bisa berupa gerakan protes dan demonstrasi, tetapi juga bisa berkembang menjadi huru hara kekerasan yang mengakibatkan korban.
Konformitas
Sosialisasi menghasilkan konformitas, yaitu suatu bentuk interaksi dimana seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok. Pada umumnya orang cenderung konformis, karena manusia mudah dipengaruhi oleh orang lain. Sebutkan kecenderungan sehari-hari.
Penyimpangan,
Peyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. Padaumumnya orang cenderung konformis, namun dalam kenyataan sering dijumpai adanya anggota yang menyimpang (non konformis). Penyimpangan (deviance), penyimpang (deviant), institusi menyimpang (deviant institution).
Penyimpangan bukan melekat pada btuk perilaku tertentu, melainkan diberi ciri penyimpangan melalui definisi sosial. Definisi tersebut dapat bersumber pada kelompok yang berkuasa dalam masyarakat, ataupun ada masyarakat umum. Contoh : rambut panjang laki-laki dianggap menyimpang dilakukan oleh penguasa yang tidak menyukai kebiasaan laki-laki beramput panjang.
Teori penyimpangan,
1. Teori differential associatian (sutherland), pergaulan yg beda, dipelajari melalui proses alih budaya. Bergaul dg org yang menyimpang.
2. Teori Labeling (Lemert), pemberian julukan, cap, etiket, merek yang diberikan masyarakat kepadanya. Penyimpangan primer, sekunder, gaya hidup dan akhirnya karir menyimpang.
3. Teori Merton, struktur sosial tidak hanya menghasilkan perilaku konformis, tetapi juga menghasilkan pula perilaku menyimpang, menekan orang tertentu ke arah perilaku menyimpang.
Cara adaptasi Tujuan Budaya Cara yg dilembagakan
I. Conformity + +
II. Innovation + -
III. Ritualism - +
IV. Retreatism + -
V. Rebellion - -
Teori fungsi Durkheim, keseragaman dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan; tiap individu berbeda satu dengan yang lain karena dipengaruhi secara berlainan oleh berbagai faktor, seperti keturunan, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Penyimpangan berfungsi untuk perkembangan moralitas dan hukum masyarakat.
Teori Konflik, Penyimpangan berkaitan dengan perkembangan kapitalisme, hukum merupakan pencerminan nilai dan kepentingan kelas berkuasa (kapitalis), oleh karena itu yang dianggap melakukan tindakan menyimpang (kejahatan) lebih banyak di kalangan orang miskin.
Jenis-jenis kejahatan,1. Kejahatan tanpa korban (victimless crime)2. Kejahatan terorganisasi (organized crime)3. Kejahatan terorganisasi transnasional (Transnational organized
crime)4. Kejahatan kerah putih (white collar crime)5. Kejahatan korporat (corporate crime)6. Governmental crime7. Cyber crime
Perilaku kolektif merupakan perilaku yang (1) dilakukan bersama oleh sejumlah orang, (2) tidak bersifat rutin, dan (3) merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu seperti peristiwa, benda, atau ide. Contohnya : perusakan tempat ibadah, perkelahian antara pelajar, penjarahan, huru-hara, pembelian panik dsb. (light, Keller dan Calhoun)
Kerumunan (crowd) berarti sejumlah individu yang karena satu dan lain hal kebetulan berkumpul bersama; yang mempunyai ciri baru dengan haluan sama dan kesadaran perseorangannya hilang. (Le Bon)
Klasifikasi jenis-jenis kerumunan menurut Blumer: (1) kerumunan sambil lalu (casual crowd), contoh : kerumunan krn ada kecelakaan, kerumunan konvensional (conventional crowd), contoh, kerumunan di terminal, kerumunan ekspresif (expressive crowd) contoh kerumunan penonton sepakbola, kampanye dan kerumunan bertindak contoh, kerumunan kerusuhan , kerumunan panik (acting crowd)
Penyebab Perilaku Kerumunan 1. Teori Lebon, (contagion theory)a. Dalam kerumunan kontrol individu hilang (anonim) , sehingga
orang cenderung ikut arus kerumunan.b. Penularan (contagion), perasaan dan tindakan bersifat menular.c. Suggestibility, dalam kerumunan individu mudah dipengaruhi,
percaya, taat dan menjadi berani.2. Teori Horton & Hunt (konvergence theory)Perilaku kerumunan muncul dari sejumlah orang yang mempunyai
dorongan, maksud, kebutuhan serupa.3. Teori Turner Killian (Emergent norm theory)Dalam interaksi yang tidak ada aturannya sering muncul aturan baru
yang diikuti oleh anggota kerumunan.4. Teori Smelser (pendekatan sosiologis)a. Structural conductiveness, situasi sosial yang bisa memicu
terjadinya perilaku kolektif.b. Structural strain, ketegangan struktural, kesenjangan dan
ketidakserasian antar kelompok etnik, agama, ekonomi yang bermukim berdekatan.
c. Berkembangnya suatu kepercayaan umum (desas-desus)d. Precipitating factor, faktor yang mendahului (pemicu)e. Mobilisasi para peserta untuk melakukan tindakan (provokator)f. Berlangsungnya pengendalian sosial yang tidak baik (kurang
adanya penegakan hukum)
Gerakan sosial merupakan suatu aliansi sosial sejumlah besar orang yang berserikat untuk mendorong ataupun menghambat suatu segi perubahan sosial dalam suatu masyarakat. Berbeda dg perilaku kolektif, gerakan sosial mempunyai tujuan dan kepentingan bersama (Giddens, 1989).
Ciri-ciri gerakan sosial, yaitu penggunaan cara yang berada di luar institusi yang ada, contoh pemogokan, pawai, demonstrasi, konfrontasi dsb.
Tipe perubahan yang dikehendaki
Besarnya Perubahan yang dikehendaki
Perubahan Perorangan
Perubahan Sosial
Sebagian Alternative Movemnet
Reformative Movement
Menyeluruh Redemtive Movement
Transformative Movement
Alternative Movement : gerakan yang bertujuan mengubah sebagIan perilaku perseorangan. (kampanye anti rokok, seks bebas dsb.Redemptive Movement : perubahan menyeluruh pada perilaku perorangan, misalnya : gerakan pertobatan total.Reformative Movement gerakan untuk mengubah segi-segi tertentu dalam masyarakat, misalnya : gerakan people power, gerakan perempuan/kaum gay, reformasi Indonesia 1998Transformative Movement : gerakan mengubah masyarakat secara menyeluruh, contoh : Gerakan komunis
Gerakan sosial menurut Kornblum dibedakan antara revolutionary movement (mengubah institusi dan stratifikasi), reformist movement (mengubah sebagian institusi dan nilai), conservative movement (mempertahankan nilai dan institusi masyarakat), dan reactionary movement (gerakan untuk kembali ke institusi dan nilai masa lalu dan meninggalkan masa kini).
Revolusi menurut Gidden (1989) memenuhi tiga kriteria antara lain :
1. Melibatkan gerakan sosial secara masal.2. Menghasilkan proses reformasi dan perubahan3. Melibatkan ancaman atau penggunaan
kekerasanFaktor-faktor penyebab Gerakan Sosial :1. Deprivasi relatif (kehilangan, penderitaan,
kesenjangan) ekonomi dan sosial2. Pengerahan sumber daya manusia dan alam
Pola Perubahan Sosial1. Pola linear, comte & spencerHukum tiga tahap : tahap teologis dan militer; tahap
metafisik dan Yuridis; tahap positivis dan Iptek/Industri. (Comte)
Struktur sosial homogen menjadi heterogen (spencer)2. Pola Siklus, Kebudayaan muncul, berkembang dan pudar laksana
gelombang, Masa anak, muda, dewasa, tua, mati (Oswald Spengler)
Aristokrasi hanya dapat bertahan untuk jangka waktu tertentu saja dan akhirnya digantikan oleh aristokrasi baru yang berasal dari lapisan bawah (Pareto)
3. Gabungan beberapa Pola.Sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan terus
menerus antara kelas-kelas dalam masyarakat (Marx)Siklus wewenang : karismatik, rasional legal dan tradisonal,
linear ditandai dengan semakin meningkatnya rasionalitas.
1. Teori Modernisasi, negara-negara terbelakang akan menempung jalan yang sama dengan negara industri maju di Barat sehingga akan menjadi negara berkembang dan maju melalui proses modernisasi. Transisi tradisional ke modern : menurunnya angka kematian dan kelahiran, menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga, terbukanya sistem stratifikasi; peralihan dari struktur feodal ke birokrasi, menurunnya pengaruh agama, beralihnya fungsi pendidikan dari keluarga ke sistem formal, meunculnya kebudayaan masa, berkembangnya perekonomian pasar dan industrilisasi.
2. Teori Ketergantungan, perkembangan dunia tidak merata; negara industri maju menduduki posisi dominan sedangkan negara dunia ketiga tergantung pada negara maju.
Teori sistem dunia, perekonomian dunia tersusun atas tiga jenjang yaitu : negara inti, negara semi periferi, dan negara periferi (pinggiran).
1. Dual societies (Boeke), kapitalisme mengakibatkan terjadinya ekonomi dualistis :
a. Produksi modern yang bersifat dinamis dan pedesaan yang statis.
b. Masyarakat perkotaan >< pedesaanc. Ekonomi uang ><barangd. Sentralisasi administrasi >< lokalisasie. Dominasi mesin >< kekuatan alamf. Ekonomi produsen ><konsumen2. Plural societies (Furnival), masyarakat yang terdiri
dari dua atau lebih elemen atau tatanan sosial dalam waktu bersamaan.
3. Involution ((Geertz), kapitalisme (mekanisasi pertanian) mengakibatkan kelebihan tenaga kerja di pedesaan yang mengakibatkan tiap orang tetap menerima bagian panen yang semakin mengecil.
A. Cara-cara untuk mendapatkan kebenaran/ilmu : Pendekatan non ilmiah, biasanya dilakukan
tanpa mengikuti langkah-langkah sistematis, tidak terkontrol, tidak ajeg dan bersifat subyektif Penemuan kebenaran melalui wahyu Penemuan kebenaran melalui ilham, wangsit dsb. Penemuan kebenaran secara kebetulan Penemuan kebenaran dengan akal sehat Penemuan kebenaran melalui usaha coba-coba Penemuan kebenaran melalui otoritas
Pendekatan ilmiah, dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sistematis, terkontrol, bisa diulang, dan lebih obyektif mengikuti metode penelitian. Metode penelitian seperti metode pengumpulan data, teknik penarikan sampel/informan, metode analisis data atau pemecahan masalah
B. Integritas hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh : Integritas berpikir : skeptis (berdasarkan fakta/data
yang diperoleh secara sahih dan valid), analitis (melakukan check dan re-check), kritis dalam menerima informasi dan mengolahnya berdasarkan logika dan akal sehat.
Integritas pribadi peneliti : obyektif, terbuka,kompeten dalam bidangnya.
C. Jenis-jenis penelitian Berdasarkan metode analisis
Penelitian kualitatif : bertujuan untuk memahami makna yang disimbolkan dalam perilaku masyarakat menurut masyarakat itu sendiri, metode dengan induktif dan verstehen, pelaporannya bersifat deskriptif dan naratif.
Penelitian kuantitatif : bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena, dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, mencari hubungan dan pengaruh antar variabel, menguji teori dsb.
A. Penelitian agama dapat dipahami dengan beberapa pengertian :
Mencari dan merumuskan ulang kebenaran agama Usaha untuk menemukan dan memahami kebenaran agama
sebagai realitas empiris dan bagaimana penyingkapan terhadap realitas tersebut
Meneliti fenomena sosial yang ditimbulkan oleh agama dan penyikapan masyarakat terhadap agama.
B. Objek penelitian agama ada tiga bagian : (Dhavamony,
1995:21) Ajaran, doktrin (penelitian normatif/teologis) Keberagamaan (penelitian empiris) Struktur dan dinamika masyarakat agama (penelitian empiris) Objek yang bersifat ajaran atau doktrin didekati dengan
pendekatan : Filsafat, filologi dan teologi. Objek yang bersifat empiris, seperti teks kitak suci, fenomena keberagamaan, struktur dan dinamika masyarakat beragama dikaji dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial, seperti sejarah, sosiologi, anthropologi, dan psikologi.
A. Pendekatan Teologis : Pendekatan teologis dalam studi agama adalah pendekatan iman
untuk merumuskan kehendak Tuhan berupa wahyu yang dapat disampaikan kepada para nabinya agar kehendak Tuhan itu dapat dipahami secara dinamis dalam konteks ruang dan waktu. Pendekatan ini bertujuan untuk mencari pembenaran dari suatu ajaran agama atau dalam rangka menemukan pemahaman/pemikiran keagamaan yang lebih dapat dipertanggungjawabkan secara normatif idealistik. Pendekatan teologis ini dalam perkembangannya, terutama untuk membuktikan kebenaran penyataannya terutama dari aspek-aspek sejarah dan ilmu pengetahuan, menggunakan metode-metode seperti hermeneutika, sejarah, anthropologi, psikologi dan sosiologi.
B. Pendekatan Sosiologis (Sosiologi agama): Pendekatan sosiologis mempelajari aspek sosial dari agama, objek
penelitian agama dengan pendekatan sosiologi menitik beratkan pada Kelompok dan lembaga keagamaan (organisasi, pemimpin agama,
pengikut agama, upacara keagamaan, sarana ibadah, sosialisasi ajaran/doktrin)
Perilaku individu dalam kelompok tersebut (perilaku individu, perilaku kelompok, stratifikasi sosial, perilaku pemimpin/elit agama dsb)
Konflik antar individu atau kelompok (konflik inten, antar umat beragama, hubungan masyarakat agama dengan penguasa)
C. Pendekatan Anthropologis Yang menjadi fokus penelitian dengan pendekatan anhtroplogi agama secara umum
adalah mengkaji agama sebagai ungkapan kebutuhan makhluk budaya yang meliputi : Pola-pola keberagamaan manusia (pola primitif, pola masyarakat modern dsb) Agama dan pola pengungkapannya (mitos, simbol, ritual dsb) Pengalaman religius (doa, meditasi, pertobatan dsb)
Metode yang digunakan umumnya adalah, fenomenologi, etnometodologi, everyday life, arkeologi. Sedangkan unit analisisnya berupa, individu, kelompok/organisasi dan masyarakat, benda-benda bersejarah, buku, prasasti, cerita-cerita rakyat dsb
D. Pendekatan Psikologi
Fokus penelitian psikologi agama menurut Johnson (1959) meliputi aspek kejiwaan tentang : Pengalaman beragama , kondisi jiwa pada saat doa, ibadah, upacara keagamaan,
berkorban, meditasi dsb. Pertumbuhan beragama, kondisi kejiwaan pada masa kanak-kanak, remaja, dewasa Konversi agama, faktor-faktor kejiwaan saat pindah agama, kondisi kejiwaan orang yang
baru bertobat, krisis dan konflik kejiwaan, pertentangan dan kelangsungan Doa dan kebaktian, pada waktu ibadah, perubahan ritme kehidupan dsb. Upacara keagamaan Situasi jiwa orang beriman dan orang yang ragu-ragu Perilaku kesadaran beragama Agama dan kesehatan jiwa Panggilan beragama Komunitas agama
Metode penelitian dengan pendekatan psikologis menggunakan pendekatan makro atau mikro baik kuantitatif seperti teori behaviorisme atau kualitatif (humanistik)
E. Pendekatan Sejarah Fokus penelitian agama dengan menggunakan pendekatan
sejarah : Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam suatu agama atau gerakan
keagamaan (otobiografi, pemikiran, tindakan, pergumulan hidup) Naskah atau buku agama (substansi, analisis kritis, perbandingan,
eksplorasi) Konsep agama sepanjang sejarah (naskah, kitab suci atau
perkembangan pemikiran dari waktu ke waktu) Penelitian arsip, tentang sejarah individu, kelompok, organisasi,
masyarakat maupun bangsa dengan menggunakan arsip resmi
F. Pendekatan Filologi Pendekatan ini didasarkan pada asumsi manusia adalah makhluk
berbahasa dan doktrin agama sebagian besar dipahami, disosialisasikan dan dihayati melalui bahasa. Istilah bahasa agama menunjukkan pada tiga bidang kajian dan wacana yaitu :
Ungkapan objek metafisis tentang Tuhan, roh dsb Bahasa kitab suci Bahasa ritual keagamaan
Metode yang digunakan dengan pendekatan filologi antara lain :
1. Metode eksegese (tafsir), penjelasan, pemahaman dan perincian atas kitab suci, sehingga isi pesan kitab suci dapat dipahami sebagaimana dikehendaki penulisnya.
2. Metode content analysis, dapat dilakukan dalam beberapa keadaan antara lain : Membanding pesan dari sumber yang sama dalam kurun waktu tertentu yang berbeda, dengan maksud
melihat kecenderungan isi. Membandingkan pesan dari sumber yang sama dalam situasi yang berbeda, dengan maksud melihat
pengaruh situasi terhadap isi pesan. Meneliti pengaruh khalayak sasaran terhadap isi dan gaya komunikasi Membandingkan pesan dari suatu sumber yang sama dalam situasi atau sasaran khalayak yang berbeda Membandingkan isi pesan yang dihasilkan oleh sumber tertentu dengan perilaku sumber tersebut untuk
mengetahui nilai, sikap, motif, atau tindakan dari sumber yang bersangkutan Membandingkan antara isi pesan yang yang ada pada satu atau lebih yang ada dengan keadaan
masyarakat pada waktu pesan itu disampaikan Membandingkan pesan yang disampaikan sumber tertentu dengan pesan yang diterima sasaran Membandingkan pesan yang disampaikan sumber tertentu dengan perilaku yang dilakukan oleh sasaran
3. Metode hermeneutik
Konsep hermeneutik memilki tiga unsur, yaitu :
a. Hermeneutik dogmatis atau teologis, mengalihkan makna yang terkandung dalam konteks yang agak tertutup, tidak dikenal, sulit dimengerti, asing atau sulit dimasukan ke dalam konteks yang lebih dikenal, terbuka dan dapat dimengerti
Fokus hermeneutik ini adalah :
Bagaimana menyampaikan kehendak Tuhan yang menggunakan “bahasa langit” kepada manusia yang menggunakan “bahasa bumi”
Bagaimana menjelaskan isi sebuah teks keagamaan kepada masyarakat yang hidup dalam tempat dan kurun waktu yang berbeda dengan penulisnya
b. Hermeneutik ilmiah, menggunakan hermenutik khusus untuk mengungkapkan dan mempelajari makna ‘murni” yang terkandung dalam sebuah teks (tulisan, simbol-simbol tertulis, karya seni, benda peninggalan sejarah (bangunan, prasasti), simbol (logo, ritus)
c. Aliran filsafat ilmu dalam ilmu sosial kemanusiaan, dalam interaksionisme simbolik, konstruktivisme sosial, etnometodologi, dan fenomenologi