BAHAN-KETIK-FIX-INFEKSI-ODONTOGEN-SELULITIS-MAYANG.doc

9
Perbedaan abses dan selulitis (Peterson & Ellis, 2002 ; Topazian & Goldberg, 2002) KARAKTERISTIK SELULITIS & ABSES Selulitis Abses Durasi Akut Kronis Sakit Berat dan merata Terlokalisir Ukuran Besar Kecil Palpasi Indurasi jelas Fluktuasi Lokasi Difus Berbatas jelas Kehadiran pus Tidak ada Ada Derajat keparahan Lebih berbahaya Tidak darurat Bakteri Aerob (Streptococcus) Anaerob (Stafilococcus) Enzim yang dihasilkan Streptokinase / fibrinolisin, Coagulase Hyaluronidase dan Streptodornase Sifat Difus Terlokalisir ETIOLOGI: Streptococcus sp. Mikroorganisme lainnya negatif anaerob seperti Prevotella, Porphyromona dan Fusobacterium (Berini, et al, 1999). Infeksi odontogenik pada umumnya merupakan infeksi campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun anaerob mempunyai fungsi yang sinergis (Peterson,2002). Infeksi Primer selulitis dapat berupa: perluasan infeksi/abses periapikal, osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar tiga

Transcript of BAHAN-KETIK-FIX-INFEKSI-ODONTOGEN-SELULITIS-MAYANG.doc

Page 1: BAHAN-KETIK-FIX-INFEKSI-ODONTOGEN-SELULITIS-MAYANG.doc

Perbedaan abses dan selulitis(Peterson & Ellis, 2002 ; Topazian & Goldberg, 2002)KARAKTERISTIK SELULITIS & ABSES

Selulitis AbsesDurasi Akut Kronis

Sakit Berat dan merata Terlokalisir

Ukuran Besar Kecil

Palpasi Indurasi jelas Fluktuasi

Lokasi Difus Berbatas jelas

Kehadiran pus Tidak ada Ada

Derajat keparahan Lebih berbahaya Tidak darurat

Bakteri Aerob (Streptococcus) Anaerob (Stafilococcus)

Enzim yang dihasilkan Streptokinase / fibrinolisin, Coagulase

Hyaluronidase danStreptodornase

Sifat Difus Terlokalisir

ETIOLOGI: Streptococcus sp.Mikroorganisme lainnya negatif anaerob seperti Prevotella, Porphyromona

dan Fusobacterium (Berini, et al, 1999). Infeksi odontogenik pada umumnyamerupakan infeksi campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerobmaupun anaerob mempunyai fungsi yang sinergis (Peterson,2002).

Infeksi Primer selulitis dapat berupa: perluasan infeksi/abses periapikal,osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar tigarahang bawah, ekstraksi gigi yang mengalami infeksi periapikal/perikoronal,penyuntikan dengan menggunakan jarum yang tidak steril, infeksi kelenjar ludah(Sialodenitis), fraktur compound maksila / mandibula, laserasi mukosa lunakmulut serta infeksi sekunder dari oral malignancy.

Anatomi Spasia FasialisSpasia fasialis adalah suatu area yang tersusun atas lapisan-lapisan fasia di

daerah kepala dan leher berupa jaringan ikat yang membungkus otot-otot danberpotensi untuk terserang infeksi serta dapat ditembus oleh eksudat purulen(Peterson, 2002).

Pengetahuan tentang lokasi anatomis ruang atau spasia sebagaitempat penyebaran infeksi odontogenik sangat penting dalam menegakkandiagnosa.

Page 2: BAHAN-KETIK-FIX-INFEKSI-ODONTOGEN-SELULITIS-MAYANG.doc

PatofisiologisPada 88,4 % kasus selulitis fasialis disebabkan infeksi odontogenik yangberasal dari pulpa dan periodontal. Periodontitis apikalis akut atau kelanjutan dariinfeksi/abses periapikal, menyebar ke segala arah waktu mencari jalan keluar.Ketika itu biasanya periosteum ruptur dan infeksi menyebar ke sekitar jaringanlunak intra dan/atau extra oral, menyebabkan selulitis. Penyebab utama selulitisadalah proses penyebaran infeksi melalui ruangan subkutaneus sellular / jaringanikat longgar yang biasanya disebabkan dari infeksi odontogenik. Penyebaran ini dipengaruhi oleh struktur anatomi lokal yang bertindak sebagai barrier pencegahpenyebaran, hal tersebut dapat dijadikan acuan penyebaran infeksi pada prosesseptik. Barrier tersebut dibentuk oleh tulang rahang dan otot-otot yang berinsersipada tulang tersebut (Berini, et al,1999).

Jalur penyebaran infeksi odontogenik (Dimitroulis,1997):Gigi-gigi Rahang Bawah- M. Buccinator (bagian luar body mandibula)o Di bawah perlekatan otot : ke daerah fasialo Di atas perlekatan otot : ke intraoral- M. Mylohyoid (sebelah dalam body mandibula)o Di bawah perlekatan otot : ke daerah sublingual dalamo Di atas perlekatan otot : ke daerah sublingual luaro Anterior : ke daerah submental- M. Masseter (sebelah luar ramus mandibula)o Di antara m. Masseter : ke daerah submasseteriko Lateral : ke daerah temporal- M. Pterigoideus Medialis (sebelah dalam ramus mandibula)

Page 3: BAHAN-KETIK-FIX-INFEKSI-ODONTOGEN-SELULITIS-MAYANG.doc

o Lateral : ke daerah pterigomandibulao Medial : ke daerah pharyngealo Posterior : ke retropharyngeal

Gigi-gigi Rahang Atas- M. Buccinator (di lateral)o Di atas perlekatan otot : ke daerah fasialo Dibawah perlekatan otot : ke daerah intraoral- Palatum durum (di medial)- Sinus maksilaris ( di superior)Menurut Dimitroulis (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi penyebarandari infeksi adalah mikroorganisme (Virulensi mikroorganisme, jumlahmikroorganisme, asal infeksi (pulpa, periodontal, luka jaringan) dan toksisitasyang dihasilkan dan dikeluarkan dari mikroorganisme) dan host (keadaan Umum(status kesehatan, sistem imun, umur) dan faktor lokal (suplai darah, efektivitassistem pertahanan)).Peterson (2002) menguraikan mekanisme pertahanan tubuh terhadapinfeksi dengan lebih jelas lagi, sebagai berikut: mekanisme pertahanan lokal(barrier anatomi tubuh yang intak dan populasi bakteri normal dalam tubuh),

Page 4: BAHAN-KETIK-FIX-INFEKSI-ODONTOGEN-SELULITIS-MAYANG.doc

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan dari riwayat penyakit atau anamnesa danpemeriksaan klinis (inpeksi, palpasi & auskultasi intraoral dan ekstraoral), yanglebih jauh menegakkan diagnosa selulitis tersebut berasal dari gigi. Pemeriksaanpenunjang berupa pemeriksaan radiologis, umumnya periapikal foto danpanoramik foto, walaupun banyak kasus dilaporkan selulitis dapat didiagnosadengan MRI (Berini, Bresco & Gay, 1999) .Gejala lokal antara lain pembengkakkan mengenai jaringan lunak/ikatlonggar, sakit, panas dan kemerahan pada daerah pembengkakkan, pembengkakandisebabkan oedem, infiltrasi selular dan kadang karena adanya pus,pembengkakkan difus, konsistensi kenyal – keras seperti papan, kadang-kadangdisertai trismus dan kadang-kadang dasar mulut dan lidah terangkat.Gejala sistemik seperti temperatur tinggi, nadi cepat dan tidak teratur,

Page 5: BAHAN-KETIK-FIX-INFEKSI-ODONTOGEN-SELULITIS-MAYANG.doc

malaise, lymphadenitis, peningkatan jumlah leukosit, pernafasan cepat, mukakemerah-merahan, lidah kering, delirium terutama malam hari, disfagia dandispnoe, serta stridorPrognosa untuk kasus selulitis fasialis tergantung pada uimur penderita,kondisi pasien datang pertama ke poliklinik dan juga tergantung pada kondisisistemik pasien. Pada umumnya ad bonam jika segefra ditangani dengan cepat danbenar.Ad bonam, jika segera ditangani.

Terapi dan KomplikasiApabila terdapat tanda-tanda seperti kondisi sistemik seperti malaise dandemam tinggi, adanya disfagia atau dispnoe, dehidrasi atau pasien kurang minum,diduga adanya penurunan resistensi terhadap infeksi, toksis septikemia daninfiltrasi ke daerah anatomi yang berbahaya serta memerlukan anestesi umumuntuk drainase, diperlukan penanganan serius dan perawatan di rumah sakitsesegera mungkin.Jalan nafas harus selalu dikontrol, intubasi endotracheal atau tracheostomijika diperlukan. Empat prinsip dasar perawatan infeksi (Falace, 1995), yaitu:menghilangkan causa (Jika keadaan umum pasien mungkinkan segera dilakukanprosedur ini, dengan cara pencabutan gigi penyebab), drainase (Insisi drainasebisa dilakukan intra maupun extra oral, ataupun bisa dilakukan bersamaan seperti kasus-kasus yang parah. Penentuan lokasi insisi berdasarkan spasium yangterlibat).

Page 6: BAHAN-KETIK-FIX-INFEKSI-ODONTOGEN-SELULITIS-MAYANG.doc

Dalam pemberian antibiotik perlu diperhatikan apakah pasien mempunyairiwayat alergi terhadap antibiotik tertentu, terutama bila diberikan secaraintravena untuk itu perlu dilakukan skin test terlebih dahulu. Antibiotik diberikanselama 5-10 hari (Milloro, 2004)

DAFTAR PUSTAKA

Berini, et al, 1997, Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis. Volume 4,(p337-50).Dimitroulis, G, 1997, A Synopsis of Minor Oral Surgery, Wright, Oxford (71-81)Falace, DA, 1995, Emergency Dental Care. A Lea & Febiger Book. Baltimore (p214-26)Milloro, M., 2004, Peterson’s of Principles Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd

edition, Canada: BC Decker Inc.Neville, et al, 2004, Oral and Maxillofacial Pathology. WB Saunders, PhiladephiaPedlar, et al, 2001, Oral Maxillofacial Surgery. WB Saunders, Spanyotl (p90-100)Peterson, et al, 2002, Oral and Maxillofacial Surgery. Mosby, St. LouisTopazian, R.G & Golberg, M H, 2002, Oral and Maxillofacial Infection, WBSaunders, Philadelphia