bahan galian industri
-
Upload
wimbo-prakoso-jati -
Category
Documents
-
view
60 -
download
7
description
Transcript of bahan galian industri
PAPER BAHAN GALIAN
INDUSTRI
Disusun Oleh
WIMBO PRAKOSO JATI
410011102
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
ENDAPAN RESIDU
Bahan galian adalah produk dari suatu magma dimana magma merupakan
larutan silica panas yang kaya akan elemen-elemen volatile dimana
magma tersebut berada jauh di bawah permukaan bumi yang kemudian
melalui reaksi panas dari massa padatan.
Macam-macam proses pembentukan bahan galian:
1. Metamofic concentration
2. Sublimation
3. hydrothermal processes
a. Cavity filling
b. Replacement
4. Sedimentation
5. Metamorphism
1. Magmatic Concentration
Terbentuknya bahan galian karena adanya diff dari magma.
Magma sebagai cairan panas dan pijar merupakan sumber dari jebakan
bijih yang terjadi dari bermacam-macam komponen, dimana dari masing-
masing komponen mempunyai daya larut yang berlainan. Pada waktu
magma naik ke permukaan bumi, maka temperature dan tekanannya akan
turun. Akibatnya terjadi kristalisasi, dimana komponen yang sukar larut
akan mengkristal lebih dahulu sebagai terbentuk endapan bijih.
Proses magmatic concentration dibagi atas:
I. Early magmatic
Early magmatic disebabkan karena terjadi langsung dari proses
magmatic mineral yang terjadi lebih cepat dari membekunya batuan
silikat dan dipisahkan oleh kristalisasi diff.
A. Dissemination
Dimana mengkristalnya mineral-mineral terpencar tanpa adanya
konsentrasi.
Contoh:
1. Cebakan intan di Africa Selatan didapat pada batuan ultrabasa yang
disebut kimberlite. Intan ini dianggap sebagai Phenocryst yaitu kristal-
kristal besar yang mengkrital dalam magma yang dalam sekali yang
kemudian terangkat bersama magma sehingga didapat sebagai kejadian
yang sekarang.
2. Cebakan Corundum dalam batuan nepheline syenit di Ontaria, Canada.
B. Segregation
Terjadi dari hasil gravity diff dan akumulasi dari mineral-mineral.
Ciri-ciri jebakan ini:
- hubungan dengan magma jelas
- endapan terdapat dalam lingkungan intrusi
- karena adanya gravity dif, maka dalam teksturnya menunjukkan
pseudootrasigrafi.
Contoh:
1. Cebakan chromite di Transvall, Africa Selatan dalam batuan
anorthosite yang mempunyai lapisan Cr 20-30 inch.
C. Injection
Bijih mineral terkonsentrasi oleh adanya kristalisasoi diff, kemudian
massa ini menerobos masuk ke dalam celah-celah batuan sekelilingnya.
Hubungan struktur dari jebakan dengan batuan yang diterobosnya jelas
sekali menunjukkan adanya injection.
Ciri-cirinya:
- adanya fragmen-fragmen batuan di dalamnya.
- Terdapat dike atau badan intrusi yang lain di dalam batuan aslinya.
- Terjadi metamorphose pada dinding batuan.
Contoh:
1. Cebakan Titaniferous magnetite di Cubarland.
2. Cebakan magnetite di faruna Swedia.
II. Late magmatic
Jebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai
bentuk sisa magma yang lebih kompleks dan mempunyai corak dengan
variasi yang lebih banyak. Magma dari endpan late magmatic mempunyai
sifat mobilitas tinggi.
Jebakan ore mineral late magmatic terjadi setelah terbentuknya
batuan silikat yang menerobos dan bereaksi dan menghasilkan rangkaian
reaksi.
Perubahan ini disebut Deuteric alteration yang terjadi pada akhir
kristalisasi dari batuan beku dan cirri-cirinya hampir mirip dengan efek
yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan hydrothermal.
Jebakan late magmatic terutama berasosiasi dengan batuan beku
yang basic dan disebabkan oleh bermacam-macam proses differensiasi,
kebanyakan jebakan mgmatic termasuk dalam golongan ini.
A. Residual Liquid Segregation
Dalam proses diff magma, residual magma umumnya lebih kaya
akan silikat alkali dan uap air. Twetapi pada jenis magma yang basic
menjadi kaya oleh Fe dan Ti. Ini adalah magma yang utama yang
menghasilkan anorthosite. Plagiocelah mengkristal pertama-tama dan Fe
oksida dengan atau tanpa piroxenne mengkristal belakangan. Resudual
liquid tadi mungkun menerobos keluar atau bisa juga trepisah dari
rongga-rongga kristal dari dapur magma dan mengkristal disitu tanpa
perpindahan.
Beberapa badan bijih yang terjadi cukup besar dan kaya untuk
membetuk jebakan yang berharga. Jebakan ini umumnya sejajar dengan
struktur primer btuan sekitarnya yang umumnya terdiri dari anhorthsite,
norite, gabro atau batuan lain.
Contoh:
1. Cebakan Titanifereous magnetite di Bushveld complex di Afrika
Selatan.
2. Cebakan platinum di Iron Mountain, Wyo.
B. Residual Liquid Injection
Proses ini hampir sama dengan diatas, dimana kumpulan residual
liquid yang banyak mengandung Fe oleh adanya tekanan dari luar
menyebabkan :
- Liquid menerobos keluar ke tempat yang tekanannya lebih rendah ke
dalam celah atau perlapisan batuan di atasnya.
- Jika pengumpulan liquid ini tidak terjadi, maka residual liquid yang
kaya Fe akan terfilter keluar membentuk late magmatic injection
deposite.
C. Immiscible Liquid Segregation
Dalam sisa magma yang basic dari Fe-Ni-Cu Sulphide berupa saat
pendinginan mereka memisah membentuk bagian yang tidak bisa
bercampur mengumpul pada dasar sumber magma membentuk larutan
yang terpisah.
Contoh:
1. Di Sudbury Ontario, Canada terdapat cebakan bijih Ni dalam bentuk
lensa yang teratur pipih disebut Marginal Deposite. Keseluruhan ini
terdapat dalam batuan norite brexia dimana mineral-mineralnya adalh
pyrrhotite, Chalcopyrite, Petlandite ( bijih Ca dan Ni ), magnetite, pyrote.
2. Cebakan Ni, Cu Sulphide di Insizwa Afrika Selatan, mineral Pyrrhotite,
Chalcopyrite, Petlandite dalam batuan gabro yang kontak dengan
sedimen. Di samping itu terdapat pula au dan Ag.
D. Immiscible Liquid injection
Proses ini hampir sama dengan proses Immiscible Liquid
Segregation di atas. Dimana pada residu liquid yang kaya akan suphide
diselingi gangguan sebelum konsolidasi sehingga menyebabkan liquid
menerobos ke dalam celah-celah batuan. Bentuk jebakan tidak teratur
atau dapat mirip bentuk dike.
Contoh:
1. Cebakan di Vlacfontein, Afrika Selatan.
2. jebakan Nickel di Norwegia.
2. Sublimation
Proses ini termasuk suatu proses yang kurang begitu penting dalam
ganesa bahan galian.
Dalam proses sublimasi terjadi penguapan yang langsung dari
bentuk badan kemudian diikuti ore deposit/pengendapan dari uap tersebut
pada temperatur atau tekanan yang lebih rendah. Proses ini berhubungan
erat dengan gejala vulkanis adalah endapan minerqal yang terdapat
disekitar gunung api fumarol, dimana kebanyakan tidak cukup besar
dikerjakan, yang penting hanya beberapa endapan Sulphide, misalnya di
Itali, Jepang, dan Indonesia. Sedang beberapa endapan yang tidak
ekonomis seperti endapan cloridha Fe, Cu, Zn: Oksida Fe, Cu, boracic
acis dan logam – logam alkali lainnya.
3. Hyrothermal Processes
Dalam poses diff. Magma akan menghasilkan product akhir berupa
larutan magma dimana didalamnya dapat terkonsentrasi bermacam-
macam meta, disebut juga larutan hydrothermal. Larutan hydrothermal ini
mengangkut mineral-mineral yang terkumpul didalam intrusi membentuk
cebakan mineral-mineral yang ekonomis.
Sesuai dengan temperatur pembentukannya dan jarak terhadap
intrusi magma, menurut Lingren, proses hidrothermal dapat dibedakan
atas tiga macam yaitu :
1. proses pada temperatur tinggi --- ------ hypothermal.
2. proses pada temperatur intermedia ---- mesethermal
3. proses pada temperatur rendah --------- epithermal
ENDAPAN SEDIMENTER ( PLACER )
1. PENGERTIAN ENDAPAN SEKUNDER
Endapan sekunder (secara umum) adalah :
a) Endapan yang terbentuk akibat konsentrasi mineral berharga (bijih),
b) Yang berasal dari perombakan batuan asal,
c) Mengalami pengendapan kembali melalui prosesproses
d) Pelapukan (kimia atau mekanis),
e) Transportasi,
f) Sorting (pelindian/leaching), dan
g) Pengkonsentrasian (pengkayaan).
2. Kategori Utama Endapan Sekunder
Endapan Sedimenter (Placer) ;
Pelapukan mekanis,
Memiliki perbedaan berat jenis,
Transportasi mekanis (air, angin, laut),
Konsentrasi gravitasi.Endapan Residual/Laterit
Pelapukan mekanis dan kimiawi,
Memiliki perbedaan mobilitas,
Pengalami pelindian (leaching),
Konsentrasi (residual maupun supergene enrichment
3. ENDAPAN SEDIMENTER
Merupakan endapan-endapan yang terbentuk(terkonsentrasi) oleh proses-
proses mekanis,terutama yang terjadi pada mineral-mineral berat (heavy
minerals) yang memiliki ketahanan (resistensi) terhadap pelapukan.
Contoh endapan Placer Adalah :
Kasiterit (SnO2), kromit (FeCr2O4), intan, emas,ilmenit (FeTiO3),
magnetit (Fe3O4), monazite[(Ce,La,Nd,Th)PO4], platinum, rutil (TiO2),
xenotim[Y(PO4)] dan zirkon (ZrSiO4), serta batu mulia(garnet, ruby,
sappire, dll).
Endapan Placer Residual adalah Endapan ini terbentuk di atas batuan
asal.Akibat penguraian dan penghancuran secara mekanisbatuan asal
mengalami perombakan ukuranbutir yang lebih kecil atau halus. Fragmen
yang relatif lebih ringan dan mudah larutakan tertransportasi konsentrasi
mineral berat.Morfologi atau topografi yang relatif datar.Pada topografi
miring , terjadi perpindahan konsentrasi mineral berat (residual)
endapaneluvial (collovial).
Faktor pengontrol :
Ketahanan terhadap pelapukan secara kimia
Tidak mengalami penguraian (deformasi) komposisi kimia,
Ketahanan terhadap pelapukan secara mekanis (fisik)tidak mengalami
kerusakan secara fisik,
Konsentrasi gravitasi secara alamiah (perbedaan beratjenis)
memungkinkan pengendapan kembali untukmencapai konsentrasi yang
ekonomis.
Media transportasi (solid, air, dan gas/udara) mediautama,
Perangkap atau lingkungan pengendapannya
4. Stream atau Endapan Placer Alluvial
Endapan placer aluvial merupakan tipe endapan yangsangat penting
untuk emas dan intan.Fraksiukuran butir pada mineral-mineral berat
relatiflebih halus daripada mineral-mineral ringan.Mineral-mineral berat
akan terkonsentrasi pada lokasidimana terjadi suatu gangguan pada aliran
(irregularflow) atau pengurangan energi, seperti natural riffle,lubang pada
dasar sungai atau air terjun, pada tubrukan arus sungai (pay streak),
meander sungai, dll.
SEDIMENTER (PLACER)
Hal - Hal yang mempengaruhi deposit endapan placer :
1. Lubang (perangkap) di dasar sungai/air terjun
2. Arah Aliran
3. Jebakan Alamiah
4. Batuan Dasar
5. Sungai.
5. Endapan pantai (beach placer) dan EndapanLepas
Pantai(offshoreplacer)
Pada endapan pantai, endapan yang ekonomisakan terkonsentrasi di
sepanjang garis pantai,atau pada muara sungai, atau reworking
padaendapan yang lebih tua.Dalam hal ini, pergerakan muka air laut
danombak memegang peranan penting.Sedangkan endapan lepas pantai
(offshore placer) merupakan kemenerusan dari endapanendapanpantai,
dimana keberadaan arusbawah menjadi penentu utama.