BAHAN DAN METODE · BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ... plate ELISA, dan ELISA Reader....
Transcript of BAHAN DAN METODE · BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ... plate ELISA, dan ELISA Reader....
10
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai Januari hingga Juli 2010, bertempat di
Rumah Kaca Kebun Percobaan IPB Cikabayan Darmaga, Bogor dan
Laboratorium Virologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan kitosan 1% dan
kitosan 0,1%, tanaman kacang panjang kultivar Parade, air, tanah, pupuk,
inokulum bergejala VMKP, mercaptoethanol, carborundum, aquades, antiserum
BCMV strain Peanut Stripe, dan general Potyvirus, Bufer phosphat, PNP, serta
bufer-bufer ELISA.
Alat yang digunakan adalah gelas ukur, mortar, pistil, sarung tangan,
timbangan digital, hand sprayer, polybag, pipet mikro, plate ELISA, dan ELISA
Reader.
Metode Penelitian
Perbanyakan Inokulum
Daun tanaman kacang panjang yang bergejala mosaik sebelumnya
dideteksi secara serologi dengan metode ELISA menggunakan antiserum BCMV
strain Peanut Stripe dan general Potyvirus. Hasil deteksi menunjukkan bahwa
sampel negatif terhadap BCMV strain Peanut Stripe dan positif terhadap
antiserum general Potyvirus. Hasil perunutan DNA parsial gen coat protein
mengkonfirmasi bahwa VMKP yang digunakan adalah Bean common mosaic
virus (Damayanti 2010; data sekuen tidak dipublikasikan). Inokulum kemudian
diinokulasi dan diperbanyak ke tanaman kacang panjang yang sehat untuk sumber
inokulum. Inokulasi dilakukan pada tanaman kacang panjang yang berumur 7 hari
setelah tanam (HST).
Penanaman Kacang Panjang
Kacang panjang yang digunakan adalah kacang panjang kultivar Parade.
Kacang panjang ditanam pada media tanam tanah dan pupuk kandang dengan
11
perbandingan 2:1 di dalam polybag. Untuk setiap polybag ditanam 3 benih kacang
panjang. Pada saat tanaman telah berumur 7 hari, setiap polybag dipilih satu
tanaman dengan pertumbuhan yang baik. Pada saat tanaman telah berumur 18
hari, setiap polybag diberi ajir yang berguna untuk memudahkan tanaman tumbuh
menjalar dan diikat dengan menggunakan tali rafia.
Pembuatan Larutan Kitosan
Konsentrasi Kitosan yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0,1% dan
1%. Kitosan diperoleh dari Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan FPIK IPB
dengan konsentrasi 6%. Kitosan dengan konsentrasi 0,1% dan 1 % diperoleh
dengan cara diencerkan. Kitosan dengan konsentrasi 6% diencerkan menggunakan
aquades dengan pengenceran 6 kali untuk kitosan 1% dan pengenceran 60 kali
untuk memperoleh kitosan 0,1%.
Perlakuan
Adapun perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut ;
(1) Perlakuan kitosan 0,1% pada benih (PB0,1)
(2) Perlakuan kitosan 1% pada benih (PB1)
(3) Perlakuan kitosan 0,1% sebelum inokulasi (SB0,1)
(4) Perlakuan kitosan 1% sebelum inokulasi (SB1)
(5) Perlakuan kitosan 0,1% setelah inokulasi (ST0,1)
(6) Perlakuan kitosan 1% setelah inokulasi (ST1)
(7) Kontrol tanpa perlakuan kitosan yang diinokulasi dengan virus (K+)
(8) Kontrol sehat (K-)
Perlakuan kitosan sebelum inokulasi (SB) dilakukan pada saat tanaman
berumur 5 HST sedangkan perlakuan kitosan setelah inokulasi (ST) dilakukan
pada saat tanaman berumur 9 HST. Penyemprotan pada daun dilakukan merata
keseluruh permukaan daun.
Inokulasi Tanaman Uji
Tanaman kacang panjang yang telah berumur 7 HST siap untuk
diinokulasi dengan virus. Inokulum digerus menggunakan mortar dan pistil steril
bersama bufer phosphat yang mengandung 1% mercaptoethanol (ditambahkan
sebelum digunakan), dengan perbandingan inokulum dan bufer adalah 1:10.
Inokulum yang terdapat pada mortar dipersiapkan di atas es. Daun pertama
kacang panjang ditaburi
mekanis. Setelah diinokulasi daun dibilas dengan aquades.
Adapun parameter pengamatan yang diamati adalah sebagai berikut;
Perkembangan Penyakit
Parameter yang digunakan
yaitu waktu inkubasi, kejadian penyakit, keparahan penyakit, dan akumulasi virus
yang dideteksi dengan ELISA. Masa
sampai terjadinya gejala pertama yang muncul pada tanaman sedangkan kejadian
penyakit diamati hingga akhir penelitian.
Perhitungan keparahan penyakit ditentukan dengan menggunakan skala
yang telah ditentukan sebelum
pada saat tanaman berumur 2 MSI dan 4 MSI. Adapun skala yang digunakan
seperti yang telah digunakan oleh
berikut:
0 = Tanaman tidak menunjukkan gejala
1 = Gejala mosaik rin
2 = Gejala mosaik sedang
3 = Gejala mosaik berat
4 = Gejala mosaik berat dengan malformasi daun yang parah, kerdil, atau mati.
Gambar 1 Skala untuk kearahan penyakit. (a) skor 0; (b) skor
skor 3;(e)
Nilai akumulasi virus dari hasil ELISA digunakan untuk menghitung
persentase penghambatan virus akibat perlakuan kitosan dengan rumus sebagai
berikut:
Inokulum yang terdapat pada mortar dipersiapkan di atas es. Daun pertama
kacang panjang ditaburi carborundum 600 mesh, lalu sap diinokulasi secara
mekanis. Setelah diinokulasi daun dibilas dengan aquades.
Parameter Pengamatan
meter pengamatan yang diamati adalah sebagai berikut;
Perkembangan Penyakit
Parameter yang digunakan untuk mengetahui perkembangan penyakit
yaitu waktu inkubasi, kejadian penyakit, keparahan penyakit, dan akumulasi virus
yang dideteksi dengan ELISA. Masa inkubasi dihitung sejak inokulasi virus
sampai terjadinya gejala pertama yang muncul pada tanaman sedangkan kejadian
diamati hingga akhir penelitian.
Perhitungan keparahan penyakit ditentukan dengan menggunakan skala
yang telah ditentukan sebelum dilakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan
pada saat tanaman berumur 2 MSI dan 4 MSI. Adapun skala yang digunakan
seperti yang telah digunakan oleh Kurnianingsih (2010) (Gambar 1) sebagai
0 = Tanaman tidak menunjukkan gejala
1 = Gejala mosaik ringan disertai pemucatan tulang daun
2 = Gejala mosaik sedang
3 = Gejala mosaik berat
4 = Gejala mosaik berat dengan malformasi daun yang parah, kerdil, atau mati.
Skala untuk kearahan penyakit. (a) skor 0; (b) skor 1; (c) skor 2;(d)
skor 3;(e) skor 4
Nilai akumulasi virus dari hasil ELISA digunakan untuk menghitung
persentase penghambatan virus akibat perlakuan kitosan dengan rumus sebagai
12
Inokulum yang terdapat pada mortar dipersiapkan di atas es. Daun pertama
600 mesh, lalu sap diinokulasi secara
meter pengamatan yang diamati adalah sebagai berikut;
untuk mengetahui perkembangan penyakit
yaitu waktu inkubasi, kejadian penyakit, keparahan penyakit, dan akumulasi virus
inkubasi dihitung sejak inokulasi virus
sampai terjadinya gejala pertama yang muncul pada tanaman sedangkan kejadian
Perhitungan keparahan penyakit ditentukan dengan menggunakan skala
dilakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan
pada saat tanaman berumur 2 MSI dan 4 MSI. Adapun skala yang digunakan
(2010) (Gambar 1) sebagai
4 = Gejala mosaik berat dengan malformasi daun yang parah, kerdil, atau mati.
; (c) skor 2;(d)
Nilai akumulasi virus dari hasil ELISA digunakan untuk menghitung
persentase penghambatan virus akibat perlakuan kitosan dengan rumus sebagai
Nilai rata-rata
penghambatan penyakit,
Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter
batang, masa berbunga, jumlah daun dan bobot kering tanaman. Penghitungan
tinggi dan diameter tanaman dilakukan pada 2, 4, 6, 8 minggu se
(MSI) (2, 4, 6, 8 MSI = 21, 35, 49, 63 HST) . Jumlah daun dihitung pada 7 MSI
dan bobot kering dihitung diakhir masa penelitian.
Konsentrasi virus pada tanaman kacang panjang ditentukan
dengan ACP-ELISA (
menggunakan antiserum
dengan manual pembuatnya
menggunakan ELISA
Percobaan ini disusun dalam Rancangan acak l
perlakuan dengan masing
analisis sidik ragam dan
pada taraf nyata α = 5%
rata skoring keparahan digunakan untuk meghitung persentase
penghambatan penyakit, dengan rumus sebagai berikut:
Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter
batang, masa berbunga, jumlah daun dan bobot kering tanaman. Penghitungan
tinggi dan diameter tanaman dilakukan pada 2, 4, 6, 8 minggu se
(MSI) (2, 4, 6, 8 MSI = 21, 35, 49, 63 HST) . Jumlah daun dihitung pada 7 MSI
dan bobot kering dihitung diakhir masa penelitian.
ELISA
Konsentrasi virus pada tanaman kacang panjang ditentukan
ELISA (Antigen coated-plate enzyme-linked immunosorbent assay
menggunakan antiserum Potyvirus (DSMZ). Prosedur yang digunakan
dengan manual pembuatnya (DSMZ). Kuantifikasi virus dilakukan dengan
menggunakan ELISA Reader pada panjang gelombang 405 nm.
Analisis Data
Percobaan ini disusun dalam Rancangan acak lengkap (RAL)
asing-masing perlakuan 9 tanaman uji. Data diolah dengan
dan dilanjutkan dengan uji selang berganda Duncan
α = 5% menggunakan SAS versi 6.12.
13
oring keparahan digunakan untuk meghitung persentase
Pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter
batang, masa berbunga, jumlah daun dan bobot kering tanaman. Penghitungan
tinggi dan diameter tanaman dilakukan pada 2, 4, 6, 8 minggu setelah inokulasi
(MSI) (2, 4, 6, 8 MSI = 21, 35, 49, 63 HST) . Jumlah daun dihitung pada 7 MSI
Konsentrasi virus pada tanaman kacang panjang ditentukan secara serologi
linked immunosorbent assay)
Prosedur yang digunakan sesuai
. Kuantifikasi virus dilakukan dengan
engkap (RAL) terdiri dari 8
masing perlakuan 9 tanaman uji. Data diolah dengan
Duncan (DMRT)