Bahan Bhs Indon. Penalaran

41
P?Lknf b;.[ikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi , cari Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian . Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki dari sumber yang terpercaya . Berpikir Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi . Daftar isi 1 Metode dalam menalar o 1.1 Metode induktif o 1.2 Metode deduktif 2 Konsep dan simbol dalam penalaran 3 Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran Metode dalam menalar Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif . Metode induktif Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung

description

dalam bahasa indonesia kita harus bisa menjelaskannya

Transcript of Bahan Bhs Indon. Penalaran

P?Lknf b;.[ikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki dari sumber yang terpercaya.

Berpikir

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Daftar isi 1 Metode dalam menalar

o 1.1 Metode induktif o 1.2 Metode deduktif

2 Konsep dan simbol dalam penalaran 3 Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Metode dalam menalarAda dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

Metode induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab. Contoh paragraf Induktif: Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti brigdance, salsa, free dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.

Contoh generalisasi:

Jika ada udara, manusia akan hidup.Jika ada udara, hewan akan hidup.Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Bagian ini membutuhkan pengembangan

Konsep dan simbol dalam penalaranPenalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaranJika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.

Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Artikel bertopik ideologi atau filsafat ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

DEFINISI PENALARAN

Definisi Penalaran.

            Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika seseorang sedang melanarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak di derasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan?disitulah nalar kita bekerja. mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh.

Ciri-ciri penalaran :1.      Adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika.2.      Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan

berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Tujuan penalaran.            Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.

Sumber :

http://zamroniye.wordpress.com/2011/06/11/kesalahan-dalam-berfikir/

http://rogonyowosukmo.wordpress.com/2009/12/04/apa-itu-penalaran-reasoning/

http://arief021091.wordpress.com/2011/10/27/arti-penalaran-definisi-penalaran-dan-hakikat-penalaran/

http://nicokani.blogspot.com/2012/03/definisi-penalaran.html

Penalaran Presentation Transcript

1. Penalaran PENGERTIAN: Proses berfikir yang sistematis dan logis untuk mengambil sebuah kesimpulan • JENIS PENALARAN: 1. Induktif 2. Deduktif

2. Penalaran Induktif: Khusus - Umum 1 Generalisasi 2 Analogi 3 Sebab-akibat 3. generalisasi Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala

dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum. Contoh: Orang Jawa tidak suka berterus terang.

4. analogi Kesimpulan tentang kebenaran sesuatu ditarik berdasarkan pengamatan terhadap gejala yang memiliki kemiripan. Contoh: Hawa nafsu adalah kuda tunggangan yang akan membawamu meraih ambisi, sementara agama adalah kendali untuk mengendalikan tungganganmu agar tidak liar, mementalkan, menyeret, dan menginjak- injak dirimu.

5. sebab-akibat Semua peristiwa harus ada penyebabnya, namun seringkali orang sampai pada kesimpulan yang salah karena proses penarikan kesimpulan tidak sah (karena sikap pribadi, takhayul, prasangka, pandangan politik) Contoh: Sebagian besar siswa mendapat nilai buruk karena pada waktu ulangan ada kucing hitam yang melintas di halaman.

6. Penalaran deduktif: Umum - Khusus Penalaran yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori, atau putusan yang berlaku umum. Contoh: Semua makhluk akan mati. Manusia adalah makhluk. Karena itu, semua manusia akan mati.

7. Silogisme Deduksi menggunakan silogisme atau entinem sebagai alat penalarannya. Silogisme adalah proses yang menghubungkan 2 proposisi yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan. Silogisme: -premis mayor(dianggap benar) - premis minor(peristiwa khusus) - kesimpulan

8. Beberapa ketentuan silogisme 1 Hanya terdiri dari tiga proposisi. 2 Jika mengandung premis positif dan negatif maka kesimpulannya negatif. Contoh: Semua mahasiswa PGSDtidak perlu menempuh mata kuliah BI Andi mahasiswa PGSD Jadi, Andi tidak perlu menempuh mata kuliah

9. lanjutan … 3 Dari dua premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan. Contoh: Indonesia adalah negara yang tidak ramah. Amir adalah orang yang tidak ramah. Jadi, Amir adalah orang Indonesia.

10. Salah nalar Kekeliruan dalam proses berpikir karena emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Contoh: Menulis adalah keterampilan berbahasa yang paling sulit di antara keterampilan berbahasa yang lain.

11. Macam-macam salah nalar 1. Generalisasi yang terlalu luas. Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar. Semua pejabat pemerintah korup. 2. Kerancuan analogi. Negara adalah kapal berlayar menuju tanah harapan. 3. Kekeliruan kausalitas. Saya tidak bisa berenang karena saya bukan keturunan perenang.

12. lanjutan… 4. Kesalahan relevansi. Saya memilih dia karena dia baik dengan saya. 5. Pembenaran. Semua juga begitu. 6. Kurang memahami persoalan. Pendekatan komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang diarahkan pada bagaimana berbicara. 7. Prestise seseorang. Hendaknya cermat dalam mengutip pendapat orang.

http://www.slideshare.net/hanyaqhu1/penalaran-26250841

Penalaran Induktif dan Deduktif Posted by Irpan Ramdani On Saturday, March 10, 2012 No comments

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif. 

1. Penalaran Induktif 

Pengertian Penalaran Induktif 

Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. 

Contoh penalaran induktif : 

Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 

Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 

2. Penalaran Deduktif 

Latar Belakang 

Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi. Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. 

Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif tengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum. 

Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umu. Dengan memikirakan fenomena bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerakIsaac Newton menyimpulkan teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan Le Verrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik). 

Pengertian Penalaran Deduktif 

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 

Macam – Macam Penalaran Deduktif 

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 

a. Silogisme Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. Contoh Silogisme: Semua manusia akan matiAmin adalah manusiaJadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan) 

b. Entimen Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Contoh Entimen : Proses fotosintesis memerlukan sinar matahariPada malam hari tidak ada matahariPada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuktian_melalui_deduksi 06.39, 20 September 2011 http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran 06.57, 5 Januari 2012. Penalaran Induktif dan Deduktif Warta Warga 16.08, 28 pebruari 2012 

http://irpantips4u.blogspot.com/2012/03/penalaran-induktif-dan-deduktif.html

Proposisi, Term, Penalaran dan Permis berserta Contohnya.

Tugas Bahasa Indonesia Proposisi, Term, Penalaran dan Permis berserta Contohnya.ProposisiProposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.Jenis-Jenis ProposisiProposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :1. Berdasarkan bentuk2. Berdasarkan sifat3. Berdasarkan kualitas4. Berdasarkan kuantitasBerdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :a) Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.Contoh :• Semua petani harus bekerja keras.• Setiap pemuda adalah calon pemimpin.b) Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.Contoh :• Semua petani harus bekerja keras dan hemat.• Paman bernyanyi dan menari.Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.Contoh:• Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.• Semua daun pasti berwarna hijau.b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.Contoh proposisi kondisional:• jika hari mendung maka akan turun hujanContoh proposisi kondisional hipotesis:• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.Contoh proposisi kondisional disjungtif:• Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian

hubungan antar subjek dan predikat.Contoh:• Semua dokter adalah orang pintar.• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.Contoh:• Semua harimau bukanlah singa.• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.Contoh:• Semua gajah bukanlah kera.• Tidak seekor gajah pun adalah kera.b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.Contoh:• Sebagian mahasiswa gemar olahraga.• Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.Term Term adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata yang merupakan ekspressi verbal dari suatu pengertian.* Bagian dari proposisi yang berfungsi sebagai subyek atau predikat, serta dapat berfungsi sebagai penghubung antara dua proposisi yang disebut premis dalam sebuah silogisme.* Tidak semua kata atau kumpulan kata adalah term, meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan kata. Alasannya: tidak semua kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri merupakan ekspressi verbal dari pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri berfungsi sebagai subyek atau predikat dalam suatu proposisi. * Term adalah kata atau sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri. Jenis kata seperti itu disebut kata kategorimatis. Mis. : bunga, burung, pohon (term tunggal), orang tua asuh, pencinta lingkungan hidup (term majemuk).* Ada jenis kata yang tidak bisa berdiri sendiri, baik sebagai subyek maupun predikat. Ini disebut kata sinkategorimatis. Mis. : tetapi, beberapa, karena, dengan cepat. Pada dirinya sendiri kata-kata ini tidak merupakan ekspressi verbal dari pengertian, dan karena itu tidak merupakan term.* Kata-kata sinkategorimatis itu selalu tergantung pada kata-kata kategorimatis untuk membentuk sebuah term. Ump.: kata “berjalan” (kategorimatis, term), “dengan cepat” (sinkategorimatis, bukan term). Tapi “berjalan dengan cepat” mengungkapkan suatu pengertian baru, dan karena itu dapat berfungsi sebagai term dalam sebuah proposisi. 3. Jenis-jenis Term* Dalam kaitan dengan pengertian (arti yang dikandungnya) – Term Univok (satu kata, satu pengertian) : karyawan, pelanggan, guru, manager. – Term Ekuivok (satu kata, lebih dari satu pengertian): genting, bulan, bait, pasar. – Term Analog (satu kata, pengertian bisa sama bisa berbeda): ada, suap, sehat.* Dalam kaitan dengan jumlah kata – Term Tunggal : gunung, manusia, kejahatan. – Term Majemuk : Kereta api, lapangan sepak bola, CEO, TQM, BKIA, KPKPN. 

* Term ditinjau dari luasnya: Term Singular: mengatakan tentang satu hal tertentuTerm Partikular: mengatakan tentang sebagian Term universal: mengatakan tentang seluruh luasnya.* Berdasarkan sifatnya Term Distributif: berlaku untuk setiap anggotaTerm Kolektif: berlaku pada sesuatu sebagai satu kesatuan* Berdasarkan fungsinya dalam proposisi dan silogisme Term subyekTerm predikatTerm menengah / terminus medius PenalaranPengertian Penalaran secara umum : Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.(wikipedia indonesia)Penalaran DeduktifMetode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

PermisJenis-jenis SilogismeBerdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari;Silogisme KategorialSilogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh:   Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)   Akasia adalah tumbuhan (premis minor).∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi)Hukum-hukum Silogisme Katagorik.Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.Contoh:   Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).   Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.Contoh:   Semua korupsi tidak disenangi (mayor).   Sebagian pejabat korupsi (minor).∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.Contoh:

   Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).   Bambang adalah politikus (premis 2).Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.Contoh:   Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).   Kucing bukan bunga mawar (premis 2).Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulanApabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.Contoh:   Kerbau adalah binatang.(premis 1)   Kambing bukan kerbau.(premis 2)∴ Kambing bukan binatang ?Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positifTerm penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.Contoh:   Bulan itu bersinar di langit.(mayor)   Januari adalah bulan.(minor)∴ Januari bersinar dilangit?Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.Contoh:   Kucing adalah binatang.(premis 1)   Domba adalah binatang.(premis 2)   Beringin adalah tumbuhan.(premis3)   Sawo adalah tumbuhan.(premis4)Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannyaSilogisme HipotetikSilogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.Contoh:   Jika hujan saya naik becak.(mayor)   Sekarang hujan.(minor)∴ Saya naik becak (konklusi).Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.Contoh:   Jika hujan, bumi akan basah (mayor).    Sekarang bumi telah basah (minor).

∴ Hujan telah turun (konklusi)Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.Contoh:   Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.   Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.∴ Kegelisahan tidak akan timbul.Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.Contoh:   Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.   Pihak penguasa tidak gelisah.∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.Silogisme AlternatifSilogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:   Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.   Nenek Sumi berada di Bandung.∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.EntimenSilogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.Silogisme DisjungtifSilogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:Silogisme disyungtif dalam arti sempitSilogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh:   Heri jujur atau berbohong.(premis1)   Ternyata Heri berbohong.(premis2)∴ Ia tidak jujur (konklusi).Silogisme disjungtif dalam arti luasSilogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh:

   Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)   Ternyata tidak di rumah.(premis2)∴ Hasan di pasar (konklusi).Hukum-hukum Silogisme DisjungtifSilogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid.Contoh:   Hasan berbaju putih atau tidak putih.   Ternyata Hasan berbaju putih.∴ Hasan bukan tidak berbaju putih.Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah1. Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).Contoh:   Budi menjadi guru atau pelaut.   Budi adalah guru.∴ Maka Budi bukan pelaut.1. Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah).Contoh:   Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogyakarta.   Ternyata tidak lari ke Yogyakarta∴ Dia lari ke Solo?Konklusi yang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain.Source http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme http://firmansopian.blogspot.com/2010/05/pengertian-term-term-adalah-suatu-kata.html http://sitompulke17.blogspot.com/2010/05/proposisi.html

http://nu2ges.blogspot.com/p/proposisi-term-penalaran-dan-permis.html

PENALARAN DAN MACAM-MACAM PENALARAN

PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi

empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang

sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah

proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru

yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar, dalam penalaran,

proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan hasil

kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan

konklusi disebut konsekuensi.

Pengertian Premis (antesendens) adalah pernyataan yang menjadi dasar

penarikan suatu kesimpulan Terdapat dua macam premis, yaitu:

1. Premis mayor adalah premis yang berisi term yang menjadi predikat kesimpulan.

2. Premis minor adalah premis yang berisi term yang menjadi subyek kesimpulan.

· Pengertian yang menjadi subyek (S) disebut term minor.

· Pengertian yang menjadi predikat (P) disebut term mayor.

· Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh :

· Semua tumbuhan membutuhkan air (premis mayor).

· Akasia adalah tumbuhan (premis minor).

· Akasia membutuhkan air (Konklusi).

Dari contoh tersebut term tumbuhan adalah term penengah. Akasia adalah term minor. Air

adalah term mayor.

· Semua binatang makan (premis mayor).

· Sapi adalah binatang (premis minor).

· Jadi, sapi itu makan (Konklusi).

Dari contoh tersebut term binatang adalah term penengah. Sapi adalah term minor. Makan

adalah term mayor.

Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung.Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.Penarikan tidak langsung ditarik

dari dua premis.

Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang

bersifat khusus.

Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan

simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga

wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,

sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan

penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan

kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas

berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada

penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya

akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi

penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan

proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.

Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan

sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.

Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

MACAM MACAM PENALARAN

Sebelum membahas tentang macam-macam penalaran, terlebih dahulu kita kembali

membahas arti dari penalaran tersebut. Penalaran adalah proses berfikir yang sistematik untuk

memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah

atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif

dan penalaran deduktif. Perbedaan dasar diantara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika

deduktif dengan progesi secara logis dari bukti – bukti umum kepada kebenaran atau

kesimpulan yang khusus sementara dengan induktif, dinamika logisnya justru sebaliknya dari

bukti – bukti khusus kepada kebenaran atau kesimpulan yang umum. Penalaran dibagi

menjadi dua, yaitu :

1. Penalaran Induktif

Pengertian penalaran induktif adalah proses penalaran untuk

manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum

berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut

Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara

impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang

sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua

penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran

induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu

penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.

Contoh penalaran induktif :

Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga

berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan

melahirkan.

Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

2. Macam – Macam Penalaran Induktif

Ada 2 jenis penalaran induksi :

a. Generalisasi

Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala

yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam

pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan

lain-lain.

Macam – macam generalisasi :

Generalisasi sempurna

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki.

Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi

tetap saja yang belum diselidiki.

Generalisasi tidak sempurana

Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang

berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

b. Analogi

Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.

2. penalaran Deduktif

Pengertian Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk

manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku

khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses

penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk

dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku

kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses

pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu

dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Macam – Macam Penalaran Deduktif

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

a. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari

dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa

silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.

Contohnya:

Semua manusia akan mati

Nana adalah manusia

Jadi, Nana akan mati (konklusi / kesimpulan)

b. Entimen

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme

premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh :

Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari

Pada malam hari tidak ada matahari

Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2

macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.

Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau

sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya

disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu

Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan Entinem.

SUMBER :

1. Pengertian penalaran, Wikipedia.org, 2010

2. Penalaran dan macam-macam penalaran, mey-82.blogspot,

2010

3. Penalaran induktif dan deduktif, wartawarga.gunadarma,

2011

Diposkan oleh PRATIWI di 05.59 http://pratiwi-19.blogspot.com/2012/03/penalaran-dan-macam-macam-penalaran_06.html

Sabtu, 09 Juni 2012

PROPOSISI, PREMI, TERM DAN PENALARAN

PROPOSISI

adalah “pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai

benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.

Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh

mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.

Rumus ketentuannya :

Q +  S  +  K  +  P

Keterangan :

Q : Pembilang / Jumlah

(ex: sebuah, sesuatu, beberapa, semua, sebagian, salah satu, bilangan satu s.d. tak terhingga)

Q boleh tidak ditulis , jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilang nya

sudah jelas berapa jumlahnya :

a. Nama (Pram, Endah, Ken, Missell, dll)

b. Singkatan (PBB, IMF, NATO, RCTI, ITC, NASA, dll)

c. Institusi (DPRD, Presiden RI, Menteri Keuangan RI, Trans TV, Bank Mega, Alfamart,

Sampurna, Garuda Airways, dll)

S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat

yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).

K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.

P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).

Contoh :

1. Gedung MPR terletak 500 meter dari jembatan Semanggi.

Jawaban :

1. Cari P (kata bendanya dulu) : Gedung MPR atau Jembatan Semanggi,

2. Pasang K (kopula) yang cocok : adalah

3. Bentuk S (subjek) yang relevan : (lihat contoh)

4. Cari bentuk Q – nya yang sesuai.

Benar :

Sebuah + gedung yang terletak 500 meter dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.

Salah

500 meter + dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.

Jenis-jenis proposisi, yaitu :

1. Bentuk

2. Sifat

3. Kualitas

4. Kuantitas

1. Bentuk

dibagi menjadi 2, yaitu :

- Tunggal : kalimat yang terdiri dari 1 subjek dan 1 predikat

contoh : Habibie terjatuh

Richard pergi

- Majemuk : Kalimat Proporsisi yang terdiri dari 1 subjek dan lebih dari 1 predikat

contoh : Doni menaiki tangga dan membaca Koran

Rian memasak di dapur dan menyuapi anaknya

2. Sifat

dibagi menjadi 3, yaitu :

- Kategorial : proporsisi hubungan antara subjek dan predikatnya tidak ada syarat apapun

contoh : semua bangku di kelas 3ka02 berwarna hitam

- Kondisional : proporsisi yang hubungannya subjek dan predikat membutuhkan persyaratan

tertentu. Biasanya diawali :jika, apabila, walaupun, seandainya

contoh : jika susi wanita maka akan menikah dengan rudi

~kondisional dibagi menjadi 2, yaitu :

-Hipotesis . Contoh : Jika susi rajin belajar maka dia akan pintar

– Disjungtif yaitu memiliki 2 predikat dan predikatnya alternatif.

contoh : Wanita itu sudah menikah apa belum

3.Kualitas ,yang terdiri dari :

– Afirmatif (+) : proporsisi dimana predikatnya membenarkan subjek

contoh : Semua kucing pasti mempunyai ekor

– Negatif (-) : proporsisi dimana predikatnya menolak subjek

contoh : Tidak ada kucing yang tidak memiliki ekor

4. Proporsisi Universal : proporsisi yang predikatnya mendukung atau mengingkari

subjeknya

contoh : Tidak ada satupun mahasiswa yang tidak memiliki NPM

CONTOH KALIMAT PROPOSISI:

 - Gedung MPR terletak 500 meter dari jembatan Semanggi.

 - Jika susi wanita maka akan menikah dengan rudi

 - Jika susi rajin belajar maka dia akan pintar

 - Tidak ada satupun mahasiswa yang tidak memiliki NPM

 - Semua kucing pasti mempunyai ekor

PREMIS

Ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Merupakan

kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis mayor dan premis minor. Subjek pada

kesimpulan itu merupakan term minor. Term menengah menghubungkan term mayor dengan

term minor dan tidak boleh terdapat pada kesimpulan. Perlu diketahui, term ialah suatu kata

atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P).

Contoh:

(1) Semua cendekiawan adalah manusia pemikir

(2) Semua ahli filsafat adalah cendekiawan

(3) Semua ahli filsafat adalah manusia pemikir.

TERM

Pengertian “Term”

Term adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata yang  merupakan ekspressi verbal dari

suatu pengertian. Bagian dari proposisi yang berfungsi sebagai subyek  atau predikat, serta

dapat berfungsi sebagai  penghubung antara dua proposisi yang disebut premis dalam sebuah

silogisme.

Tidak semua kata atau kumpulan kata adalah term, meskipun setiap term itu adalah kata atau

kumpulan  kata. Alasannya: tidak semua kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri 

merupakan ekspressi verbal dari pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada dirinya  sendiri

berfungsi sebagai subyek atau predikat dalam suatu proposisi.

Term adalah kata atau sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri. Jenis kata seperti itu disebut

kata kategorimatis. Mis. : bunga, burung, pohon (term tunggal), orang tua asuh, pencinta

lingkungan hidup (term majemuk).

Jenis-jenis Term

Dalam kaitan dengan pengertian (arti yang  dikandungnya)

Term Univok (satu kata, satu pengertian) : karyawan,  pelanggan, guru, manager.

Term Ekuivok (satu kata, lebih dari satu pengertian):   genting, bulan, bait, pasar.

Term Analog (satu kata, pengertian bisa sama bisa  berbeda): ada, suap, sehat.

Dalam kaitan dengan jumlah kata

Term Tunggal : gunung, manusia, kejahatan.-  Term Majemuk : Kereta api, lapangan sepak

bola, CEO, TQM, BKIA, KPKPN.

Term ditinjau dari luasnya:

Term Singular: mengatakan tentang satu hal tertentu

Term Partikular: mengatakan tentang sebagian

Term universal: mengatakan tentang seluruh luasnya.

Berdasarkan sifatnya

Term Distributif: berlaku untuk setiap anggota

Term Kolektif: berlaku pada sesuatu sebagai satu  kesatuan

Berdasarkan fungsinya dalam proposisi dan silogisme

Term subyek

Term predikat

Term menengah / terminus medius

PENALARAN

A.Pengertian

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik)

yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis

juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang

diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya

tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis

(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan

antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

B. Metode dalam Menalar

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

1. Induktif

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari

hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi

fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir

induktif.

Contoh:

• Jika dipanaskan, besi memuai.

• Jika dipanaskan, tembaga memuai.

• Jika dipanaskan, emas memuai.

• Jika dipanaskan, platina memuai.

• Jika dipanaskan, logam memuai.

• Jika ada udara, manusia akan hidup.

• Jika ada udara, hewan akan hidup.

• Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

• Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

 2. Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum

terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah

kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang

menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial

.C. Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan

simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga

wujud penalaran akan akan berupa argumen. 

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,

sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan

penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan

kebenaran konklusi dari premis.

 Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas

berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada

penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya

akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi

penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan

proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

 D. Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.

Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang

memang benar atau sesuatu yang memang salah.

• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua

premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun

material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan –

aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai

premis tepat.

CONTOH PENALARAN: 

 A.   Penalaran Induktif: 

 Jika dipanaskan, besi memuai. 

Jika dipanaskan, tembaga memuai. 

Jika dipanaskan, emas memuai. 

Jika dipanaskan, platina memuai

Jika dipanaskan, logam memuai. 

Jika ada udara, manusia akan hidup. 

Jika ada udara, hewan akan hidup. 

Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. 

Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

B.     Penalaran Deduktif:

1. Kambing adalah binatang berkaki empat (premis minor)

2. Semua kambing pasti akan mati (kesimpulan)

3. kambing adalah hewan (premis mayor)

http://bigfat-evillaugh.blogspot.com/2012/06/proposisi-premi-term-dan-penalaran.html

Ratih Septi Blog Senin, 25 Juni 2012

Pengertian dan Contoh dari Proposisi, Premis, Term dan Penalaran

Definisi, Jenis dan contoh-contoh Proposisi

Proposisi adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu predikat terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai bener atau salah.

Jenis-jenis proposisi terbagimenjadi 4 bagian :1. Proposisi berdasarkan Bentuk :a. proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.Contoh : Unie menyayiAyah membaca koranb. Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.Contoh : Indra belajar bermain piano dan menyayi di studioAdik Belajar bahasa indonesia dan membuat kalimat majemuk

2.Proposisi berdasarkan Sifat :a. Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapunContoh : Semua Perempuan di indonesia akan mengalami MenstruasiSetiap mengendarai mobil harus memakai seftybeldb. Proposisi kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu.Contoh : Jika yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiahJika saya lulus penelitian ilmiah maka saya akan mengadakan syukuran

3. Proposisi berdasarkan kualitas:a. proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.Contoh : Semua gajah berbadan besarSemua ilmuwan adalah orang pandaib. proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.Contoh : Tidak ada wanita yang berjenggotTidak ada binatang yang bisa bicara

4. proporsisi berdasarkan kuantitas:a. proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.Contoh : Semua warga Indonesia mememiliki KTPSemua masyarakat mematuhi peratura lalulintas

b. proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.Contoh : Tidak semua murid patuh kepada gurunya.

Pengertian dan Contoh Premis

ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis mayor dan premis minor. Subjek pada kesimpulan itu merupakan term minor. Term menengah menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak boleh terdapat pada kesimpulan. Perlu diketahui, term ialah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P).

Contoh:(1) Semua cendekiawan adalah manusia pemikir(2) Semua ahli filsafat adalah cendekiawan(3) Semua ahli filsafat adalah manusia pemikir.

Pengertian dan Contoh Term

Term adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata yang merupakan ekspresi verbal dari suatu pengertian. Sebagaimana pengertian terkandung dalam putusan dan penyimpulan, maka term terkadung dalam proposisi dan silogisme. Karena itu, term bisa juga dirumuskan sebagai bagian dari proposisi yang berfungsi sebagai subyek atau predikat.

Tidak semua kata atau kumpulan kata adalah term, meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan kata. Alasannya ialah bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri merupakan ekspresi verbal dari pengertian dan bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri berfungsi sebagai subyek atau predikat dalam suatu proposisi. Kata-kata seperti “semua”, “tetapi”, “beberapa”, “karena”, “dengan cepat” – kata keterangan, kata depan, kata penghubung, kata sandang – biasanya berfungsi sebagai kata-kata sinkategorimatis). Pada dirinya sendiri kata-kata sinkategorimatis tidak merupakan ekspresi verbal dari suatu pengertian dan karenanya tidak merupakan term, tetapi kata-kata tersebut dapat digabungkan dengan kata-kata lain untuk mengungkapkan pengertian baru. Sebagai contoh, “berjalan” adalah suatu kata kategorismatis, artinya dapat difungsikan sebagai term dalam proposisi, tetapi “dengan cepat” adalah kata sinkategorimatis karena itu tidak mengungkapkan suatu pengertian sehingga juga tidak dapat langsung difungsikan sebagai term dalam sebuah proposisi tetapi “berjalan dengan cepat” mengungkapkan suatu pengertian baru sehingga dapat berfungsi sebagai term dalam sebuah proposisi.

Jadi, kata-kata sinkategorismatis itu selalu tergantung pada kata-kata kategorismatis untuk membentuk sebuah term. Karena itu dalam proposisi “Anak nakal itu menggoda Siti yang sedang belajar di perpustakaan”, term predikatnya adalah menggoda Siti yang sedang belajar

di perpustakaan. Hal ini berbeda dengan tata bahasa, karena dalam tata bahasa predikatnya adalah menggoda, sedangkan Siti adalah obyek dan yang sedang belajar di perpustakaan adalah keterangan. Kata-kata sinkategorimatis berdiri sendiri apabila kata-kata itu pada kenyataannya berubah fungsi menjadi kata-kata kategorismatis, yaitu ketika kata-kata itu sendiri merupakan hal yang dibicarakan, seperti yang ditunjukkan dalam proposisi berikut ini: “Kata penghubung yang biasanya digunakan untuk menunjukkan perlawanan adalah “tetapi”.

Dari uraian di atas jelas bahwa suatu term dapat berupa satu kata atau kelompok kata. Term yang terdiri dari satu kata disebut term tunggal; sedangkan term yang terdiri dari lebih daripada satu kata disebut term majemuk. Misalnya: “kuda” (term tunggal) adalah binatang berkaki empat (term majemuk).

Pengertian dan Contoh Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.Menurut tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:1.     Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.2.     Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman.3.     Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

 Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu : 1.  dilakukan dengan sadar2.  didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui3. sistematis4, terarah dan bertujuan5. menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru6. sadar tujuan7. premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan8. pola pemikiran tertentu9. sifat empiris nasional

Salah nalar ada dua macam:1.      Salah nalar induktif, berupa :

a)      kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,b)      kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,c)      kesalahan analogi.2.   Kesalahan deduktif dapat disebabkan :a)      kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;b)      kesalahan karena adanya term keempat;c)      kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dand)      kesalahan karena adanya 2 premis negatif.Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

Pengertian dan contoh salah nalar :1.      Gagasan,2.      pikiran,3.      kepercayaan,4.      simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.

Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Sumberhttp://yulianidwiputri-uniez.blogspot.com/2010/05/definisi-jenis-dan-contoh-contoh.htmlhttp://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-premis/http://hadasiti.blogspot.com/2012/03/arti-dan-contoh-dari-penaralan-induktif.htmlhttp://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-dan-term/

http://ratihseptiaryani.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-contoh-dari-proposisi.html