bahan assigmnt sedekah

9
Sedekah secara umum adalah pemberian sebuah barang atau apapun kepada orang lain dengan benar-benar mengharap keridhoan Allah SWT. [1] Dalam pengertian kamus Arab Indonesia mengenai sedekah H. Mahmud Yunus menulis sedekah berasal dari kata ”shadaqa-yashduqu- shadaqatan” yang artinya memberikan sedekah dengan sesuatu.[2] Sedekah atau shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti ’benar’. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya.[3] Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Infak hanya berkaitan dengan materi sedangkan sedekah memiliki arti luas, menyangkut hal yang bersifat nonmaterial. Sedekah dalam pengertian bukan zakat sangat dianjurkan dalam Islam dan sangat baik dilakukan tiap saat. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Diantaranya adalah: ”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al- Baqarah: 261) Menurut Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an I, bahwa ayat ini tidak dimulai dengan mewajibkan ataupun menugaskan, namun hanya anjuran dan memberikan rangsangan atau pengaruh. Metode seperti ini sangat efektif untuk membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan- kesan yang hidup didalam jiwa manusia. Jadi harta yang disedekahkan akan berkembang dan memberikan keberkahan kepada pemiliknya.[4] Adapun di ayat lain disebutkan: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), Maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Baqarah: 271)

description

sedeqah

Transcript of bahan assigmnt sedekah

Page 1: bahan assigmnt sedekah

Sedekah secara umum adalah pemberian sebuah barang atau apapun kepada orang lain dengan benar-benar mengharap keridhoan Allah SWT.[1] Dalam pengertian kamus Arab Indonesia mengenai sedekah H. Mahmud Yunus menulis sedekah berasal dari kata ”shadaqa-yashduqu-shadaqatan” yang artinya memberikan sedekah dengan sesuatu.[2]

Sedekah atau shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti ’benar’. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya.[3] Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Infak hanya berkaitan dengan materi sedangkan sedekah memiliki arti luas, menyangkut hal yang bersifat nonmaterial.

Sedekah dalam pengertian bukan zakat sangat dianjurkan dalam Islam dan sangat baik dilakukan tiap saat. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Diantaranya adalah:

”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah: 261)

Menurut Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an I, bahwa ayat ini tidak dimulai dengan mewajibkan ataupun menugaskan, namun hanya anjuran dan memberikan rangsangan atau pengaruh. Metode seperti ini sangat efektif untuk membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan-kesan yang hidup didalam jiwa manusia. Jadi harta yang disedekahkan akan berkembang dan memberikan keberkahan kepada pemiliknya.[4]

Adapun di ayat lain disebutkan: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), Maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Baqarah: 271)

Dalam ayat ini, maksud kata menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain. Menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya, Karena menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi.

Islam menganjurkan pengikutnya untuk bersedekah dalam berbagai bentuk, diantaranya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Q.S Al-Baqarah: 263)

Menurut Sayyid Quthb dalam tafsir Fi Zhilalil-Qur’an I, bahwa perkataan yang baik ini adalah perkataan baik yang dapat membalut luka dihati dan mengisinya dengan kerelaan dan kesenangan. Sedangkan pemberian maaf yang baik adalah yang dapat mencuci dendam dan kebencian didalam jiwa, dan menggantinya dengan persaudaraan dan persahabatan. Jadi perkataan yang baik dan pemberian maaf yang baik dalam kondisi seperti itu akan dapat menunaikan fungsi sedekah, yaitu membersihkan hati dan menjinakkan jiwa.[5]

Page 2: bahan assigmnt sedekah

Ayat diatas menjelaskan bahwa perkataan yang baik dan pemberian maaf yang baik itu merupakan bentuk sedekah, dan keduanya lebih baik dari pada memberi sedekah berupa materi namun diiringi dengan perkataan yang dapat menyinggung ataupun menyakiti perasaan si penerima.

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”(Q.S Al-Baqarah: 276)

Dalam ayat diatas yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah mengembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya, dan selalu berbuat dosa maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya.

Kata sedekah dipinjam daripada kalimat al-Qur'an, sadaqah. Ia, menurut Kamus Dewan (1994), bererti "pemberian kepada fakir miskin dll (dengan ikhlas)" Namun begitu, pengertiannya daripada al-Qur'an agak lebih luas.

Terdapat sebanyak dua puluh satu ayat di dalam al-Qur'an yang mengandungi kata tersebut dan kata kerjanya. Jumlah itu bukanlah sedikit tetapi satu pun tidak disebut oleh AW di dalam rencananya yang bertajukkan Islam.

Dengan tanpa merayau-rayau, berpusing-pusing, di dalam hutan kata-kata yang manis, seperti yang lazim didapati, dan menuju terus ke pokok perbincangan, lalu menyebut sebuah ayat al-Qur'an berbunyi,

Page 3: bahan assigmnt sedekah

"Ambillah daripada harta mereka sedekah untuk bersihkan mereka, dan untuk sucikan mereka dengannya," (9:103).

Ayat itu menjawab dua soalan pokok, iaitu apa yang harus disedekahkan dan, mengapa umat harus bersedekah. Sedekah adalah untuk membersih dan menyucikan (jiwa), dan ia disedekahkan daripada harta yang dimiliki. Bermaksud lagi, yang disedekahkan itu adalah benda.

Penulis agak bersetuju dengan AW yang menyatakan, "Pemikiran kebanyakan umat Islam sebenarnya masih menghubungkaitkan sedekah itu dengan sesuatu yang berbentuk material". Pemikiran tersebut tentu tidak disebut-sebut pada hari ini sekiranya umat Islam telah, terlebih dahulu, renungkan sepotong ayat Allah (yang juga merupakan ajaran Rasul yang wajib) berbunyi,

".... orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela, dan orang-orang yang tidak dapati sesuatu melainkan usaha mereka" (9:79)

Benar seperti kata beliau itu, bahawa sedekah bukan sahaja berbentuk material. Bagi yang tidak mampu, yang tiada harta, Allah hendak mereka menyumbangkan usaha mereka. Usaha adalah "daya upaya (ikhtiar, kegiatan, perbuatan dll) untuk mencapai (melaksanakan, menyempurnakan) sesuatu," kata Kamus.

Namun, usaha atau daya upaya yang dimaksudkan itu, pada hemat penulis, bukanlah sekadar beri senyuman, atau membuang hingus dari dalam masjid, seperti yang dicontohkan oleh AW. Usaha yang disumbangkan adalah yang manfaatkan mereka yang layak menerima sedekah.

Beliau juga tidak menyebut dengan tepat golongan-golongan yang patut menerima sedekah, walhal Allah telah tentukan dengan nyata, di dalam al-Qur'an, yang berbunyi,

"Sedekah adalah untuk orang-orang fakir (yang memerlukan), dan orang-orang miskin, dan yang beramal terhadapnya, dan orang-orang yang hatinya disatukan, dan merdekakan hamba-hamba, dan orang-orang yang berhutang di jalan Allah, dan musafir; begitulah ketentuan Allah, dan Allah Mengetahui, Bijaksana," (9:60).

Menyentuh mengenai orang-orang fakir, atau orang-orang yang memerlukan, yang baru disebut. Mereka adalah orang-orang yang memerlukan bantuan orang lain, seperti mereka yang cacat, sakit,

Page 4: bahan assigmnt sedekah

atau yang tua, atau mereka yang kehilangan harta benda akibat berlaku kebakaran, banjir, atau peperangan, atau yang seumpamanya.

Selanjutnya, golongan yang menerima sedekah adalah orang-orang miskin, dan amil yang mengurus hal ehwal mereka, dan orang-orang yang hatinya disatukan (mua'allaf), dan orang-orang yang berhutang di jalan Allah, dan orang-orang musafir. Sementara hamba-hamba pula dimerdekakan dengan pemberian sedekah. Kesemuanya tujuh golongan yang menerima sedekah, menurut ajaran Tuhan pada ayat 9:60 itu.

AW pula menyenaraikan sembilan, yang dianggapnya "antara amalan-amalan yang dianggap sedekah". Antara yang banyak menimbulkan persoalan dan keraguan dalam senarai itu adalah:

berusaha menyembuhkan luka orang yang ditimpa kemalangan,

teguhkan kedudukan orang-orang yang teraniaya,

membangunkan orang yang jatuh atau rebah,

menolong orang miskin yang mempunyai anak ramai, dan

menghindar atau berusaha mengelak daripada berlakunya kemalangan jalan raya.

Hikmahnya, tidaklah sebegitu hikmah yang menyinar pada suruhan Allah yang jelas dan jitu. Begitulah terjadi pada ajaran-ajaran yang diadakan, selain ajaran Tuhan, mereka jadi pudar.

Tokoh dari Kor Agama itu juga menetapkan sebagai yang menerima sedekah (tidak termasuk yang sembilan itu), iaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan, seperti kenyataannya yang berbunyi, "tetapi meliputi semua jenis kejadian yang hidup di alam ini termasuk binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan."

Walaupun Tuhan tidak menyenaraikan binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam ajaran sedekah-Nya, namun Dia melarang manusia daripada buat kerosakan di bumi, seperti ayat 2:205 yang melarang

Page 5: bahan assigmnt sedekah

merosakkan tanaman dan anak-anak pokok, atau ayat 5:1 dan 9:36, yang melarang memburu binatang selama empat bulan setahun. Apapun, senarai penerima sedekah daripada-Nya tidak usah ditambah lagi.

Bahawa sedekah diberi dengan cara senyap-senyap atau terang-terang, tidak juga disebut oleh AW. Itu sebenarnya adalah kehendak Allah seperti yang tersurat berbunyi,

"Jika kamu nampakkan sedekah kamu, ia sangat baik, tetapi jika kamu rahsiakan, dan beri orang-orang fakir, maka itulah lebih baik bagi kamu, dan akan lepaskan kamu daripada kejahatan-kejahatan kamu; Allah sedar apa kamu buat," (2:271).

Maka, berlandaskan satu daripada ajaran yang diada-adakan itu, dan sekiranya umat percayainya, maka umat harus mencari jalan bagaimana mereka bersedekah dengan beri senyuman secara senyap-senyap kepada mereka yang memerlukan bantuan!

Pengarang rencana tersebut tidak juga beritahu tentang sedekah yang diberi sebagai tebusan dalam suatu ibadah dalam haji. Pemberian ini ditentukan di dalam sebuah ayat di mana ia disebut sebagai satu daripada tiga pilihan dalam tebusan bagi mereka yang tidak dapat melaksanakan amalan mencukur kepala setelah pemberian mereka sampai di tempat korban. Ayat itu berbunyi,

"Jika sesiapa di antara kamu sakit, atau ada gangguan di kepalanya, ditebus dengan berpuasa, atau bersedekah, atau berkorban," (2:196).

Terus dikecewakan oleh tulisan AW bertajuk sedekah menurut kaca mata Islam ialah apabila beliau tidak menyatakan bahawa sedekah juga adalah ganti rugi yang dipulangkan balik, iaitu ganti rugi yang dibayar oleh pembunuh kepada keluarga orang yang dibunuhnya. Sedekah itu tersurat di dalam ajaran Allah yang berbunyi,

"Sesiapa membunuh seorang mukmin dengan silap, maka hendaklah dia merdekakan seorang hamba yang mukmin, dan ganti rugi dibayar kepada keluarganya, kecuali mereka sedekahkannya," (4:92).

Amalan itu sudah dilaksanakan dalam masyarakat Islam di sini, setelah pengetahuan mengenainya yang terkubur di dalam hutan kata-kata yang manis itu digali semula. Seperti itulah juga hendaknya

Page 6: bahan assigmnt sedekah

digali semula semua ayat Allah yang lain yang telah berkubur dengan lama supaya hutan yang mengelirukan itu jadi taman yang teratur, aman, kerana bersemarak dengan kata-kata Allah yang penuh hikmah.

Apa yang tidak didatangkan oleh AW di dalam artikelnya, yang atas nama Islam, adalah perintah-perintah Tuhan umat Islam mengenai amalan sedekah. Walhal, iman orang yang mengaku Islam harus berpaut pada perintah-Nya!

Kata Islam memang indah, dan mudah disebut. Rencana tersebut, yang sederhana panjangnya, didapati mendaulatkan kata itu, disebutnya sebanyak tujuh belas kali. Akan tetapi, ajarannya tidak berbau Islam sebenar. Sebaliknya, ia mencerminkan ajaran ulama palsu, yang mentaati kitab selain daripada al-Qur'an - ajaran yang tidak mampu untuk menyucikan umat dengan sempurna melalui amalan sedekah perintah Tuhan.

Rujukan:

Kalimat sedekah di dalam al-Qur'an

Penulis Bacaan

5.11.95

dikemaskini:

Ramadan / November 2002

Artikel / English Articles

Halaman Utama Terkini Perpustakaan Bacaan E-Mail Hiasan Kalimat Pilihan

Keratan Akhbar Penemuan Soalan Lazim Sudut Pelajar

Tulis kepada Pengurus Laman

Berkerja agar dapat memberi

Page 7: bahan assigmnt sedekah

Sabda Rasulullah s.a.w yang maksudnya: “Hendaklah setiap orang Islam itu bersedekah. Para sahabat bertanya: ‘Jika tidak mampu ya Rasulullah?’ Baginda menyatakan: ‘Maka hendaklah dia berusaha sendiri (bekerja dengan tangannya) yang dapat memberi faedah kepada dirinya dan dengan yang demikian dia dapat bersedekah.’ Mereka bertanya lagi: ‘Jika dia masih tidak sanggup (tidak mampu bekerja)? Jawab nabi: ‘Maka hendaklah dia menolong orang yang susah yang memerlukan bantuan.’ Tanya sahabat lagi: ‘Jika sekiranya dia tidak dapat berbuat demikian?’ Jawab nabi: ‘Maka hendakah dia (mengerjakan kebaikan dan) menyuruh orang lain mengerjakan kebaikan, jika dia tidak dapat berbuat demikian juga, maka hendaklah dia menahan dirinya daripada melakukan kejahatan, kerana yang demikian itu adalah juga dianggap sedekah.” (Riwayat Bukhari)

Bersedekah tapi jangan aniaya mereka…

Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya:” Tangan yang menghulur lebih baik daripada tangan yang menerima, mulakanlah dengan mereka yang di bawah tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah itu adalah yang tidak mengorbankan keperluannya atau keluarganya, sesiapa yang menahan daripada meminta sedekah dia akan dijaga oleh Allah S.W.T, sesiapa yang merasa berpada-pada maka diberikan Allah S.W.T kelegaan kepadanya.” Riwayat Bukhari dan Muslim

Dari Hakim bin Hizam r.a, katanya, Nabi s.a.w bersabda:”Tangan yang di atas (tangan yang memberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (tangan yang menerima atau meminta). Maka kerana itu mulailah memberi kepada keluargamu. Sebaik-baik sedekah ialah ketika kaya. Siapa yang memohon dipelihara (agar dia tidak sampai meminta-minta) Allah akan memeliharanya dan siapa yang memohon dicukupkan (agar tidak ada ketergantungan selain kepada Allah) Allah akan mencukupkannya.” (Bukhari)

Bermacam-macam jenis sedekah

Rasulullah saw. Bersabda yang bermaksud: “Sesiapa yang mempunyai kenderaan yang melebihi dari keperluannya sendiri hendaklah bersedekah kepada orang yang tidak mempunyai kenderaan dan sesiapa yang mempunyai lebihan bekalan makanan hendaklah ia bersedekah kepada orang yang tidak mempunyai apa-apa bekalan makanan. Selanjutnya baginda menyebut bermacam-macam lagi harta benda yang baginda teringat hingga kami lihat bahawasanya tidak ada seorang pun dari kami yang benar-benar mempunyai kelebihan” Riwayat Muslim