Bahan Ajar IV. Sistem Muscular
-
Upload
rizki-riveros -
Category
Documents
-
view
292 -
download
3
description
Transcript of Bahan Ajar IV. Sistem Muscular
1
Nama Bahan Kajian : Anatomi dan Fisiologi Manusia
Program Studi : Biologi
Fakultas/Universitas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/UNP
Jumlah SKS : 4 SKS
Dosen : Dr. Ramadhan S. M. Si dan Ernie Novriyanti S.Pd, M. Si.,
Yosi Laila Rahmi, M. Pd. dan Relsas Yogica, M. Pd.
Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) Mata Kuliah terkait KKNI: Mampu memahami
sistem Musculus pada manusia.
Soft skills/Karakter: Mengintegrasikan nilai kejujuran, objektif, adil, dan bertanggungjawab
dalam pembelajaran Anatomi dan Fisiologi Manusia
Materi :
1. Pengertian dan fungsi sistem musculus
2. Pembagian otot pada tubuh manusia
3. Macam-macam otot pada tubuh manusia
4. Mekanisme pergerakan otot
5. Kelainan dangangguan pada sistem musculus
SISTEM MUSCULUS Sistem musculus dalah sistem organ yang terdiri dari otot lurik, polos dan jantung yang dapat
menimbulkan kontraksi.
1. Pergerakan
2. Penompang tubuh dan mempertahankan postur
3. Produksi panas
Otot disebut juga alat gerak aktif karena memiliki kemampuan berkontraksi sehingga dapat
menggerakkan tulang. Sifat otot ada tiga yaitu: kontraktibilitas (kemampuan memendek),
elastisitas (kemampuan kembali ke bentuk semula), dan ekstensibilitas (kemampuan
memanjang).
JENIS OTOT
OTOT LURIK
• Gabungan otot berbentuk kumparan dan menggembung bagian tengahnya, disebut
empal atau ventrikel/pusat otot/belli. Bagian ini mempunyai daya kontraktibilitas dan
elastisitas tinggi, yang dapat memanjang dan memendek. Kedua ujungnya mengecil,
keras, dan liat disebut urat atau tendon. Ujung tendon yang melekat pada tulang yang
tidak bergerak disebut origo, sedangkan yang melekat pada tulang yang bergerak
disebut insersio.
BAHAN AJAR 4
2
• Jika mengamati otot rangka dengan mata telanjang, tampak adanya otot yang
berwarna merah dan otot yang berwarna putih. Perbedaan warna itu disebabkan oleh
jumlah pigmen otot yang dikandungnya. Pigmen otot ini dikenal dengan mioglobin.
Otot rangka merah lebih banyak memiliki mioglobin, sedangkan otot rangka putih
kurang memilikinya.
• Mioglobin adalah senyawa protein yang mempunyai peran mirip hemoglobin pada
darah, yaitu mengikat oksigen. Mioglobin lebih kuat mengikat oksigen dibandingkan
hemoglobin.
• Otot dibungkus oleh selaput yang disebut fasia superfisialis, sebenarnya disusun oleh
kumpulan serabut otot yang dibungkus oleh selaput fasia propia. Satu serabut otot
dibungkus oleh selaput sarkolemma, dan dibentuk oleh banyak miofibril. Satu
miofibril disusun oleh banyak sarkomer dimana tiap sarkomer tersusun dari aktin
dan miosin.
• Sarcolemma adalah membran sel yang membungkus setiap sel otot (juga dikenal
sebagai serat otot).
Endomysium adalah jaringan ikat yang membungkus setiap serat otot individu.
Perimisium adalah jaringan ikat yang membungkus bundel dari serat otot - "bundel"
yang dikenal sebagai fasicles.
Epimysium adalah jaringan ikat yang membungkus seluruh otot.
Fascia (atau "fasia profunda") mencakup seluruh otot dan terletak di atas lapisan
epimysium.
Sarcolema (membran plasma) yang menutupi serabut otot.
- Sarkoplasma, merupakan sitoplasma sel otot
- Retikulum sarkoplasma, merupakan retikulum endoplasma sel otot
- Inti, serabut otot berinti banyak. Inti( nukleus) terletak dibawah membran plasma
- Terdapat Rentetan miofibril
3
4
Struktur myofibril
Miofibril tersusun atas sarkomer. Sarkomer tersusun atas bbrp filamen tipis dan filamen tebal.
a. Filamen tipis tersusun atas tiga protein yaitu aktin, tropomiosin dan troponin. Aktin
merupakan protein struktural utama penyusun filamen tipis yang terdiri dari dua untai helix
(spiral). Molekul aktin memiliki tempat aktif untuk berikatan dengan jembatan silang miosin.
Tropomiosin merupakan protein berbentuk seperti benang yang terletak di sepanjang untai
heliks aktin dan menutupi tempat-tempat aktif aktin yang berikatan dengan jembatan silang.
Troponin merupakan kompleks protein yang terdiri atas tiga protein yaitu troponin I
(mengikat aktin), troponin T (mengikat tropomiosin) dan troponin C mengikat ion kalsium
(Ca2+)
b.Filamen tebal terdiri dari benang-benang protein miosin. Satu susunan filamen miosin
memiliki memiliki kepala-kepala yang menonjol di berbagai tempat di kedua ujung. Kepala-
kepala molekul miosin membentuk jembatan silang. Setiap setiap jembatan silang memiliki
memiliki dua tempat penting yaitu tempat mengikat aktin dan tempat enzim ATPase miosin.
5
Sarkomer dipisahkan oleh dua garis Z. Garis Z merupakan tempat menempelnya filamen-
filamen aktin. Daerah terang disebut pita I (isotrop), hanya memiliki filamen tipis (filamen
aktin), daerah gelap disebut pita A (anisotrop) memiliki filamen tipis dan tebal (miosin). Pita
I dibagi dua oleh garis Z dan pita A dibagi dua oleh zona H. Pada zona H hanya terdapat
filamen tebal (miosin).
Kontraksi otot lurik
1. Jika rangsang sampai pada ujung saraf motorik, maka ujung saraf motorik akan
melepaskan neurotransmiter (pemindah rangsang ke sel berikutnya) yang berupa asetilkolin
keserabut otot melalui celah sinapsis.
2. Asetilkolin menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan ion Ca2+ masuk kedalam
sarkoplasma otot
3. Ion Ca2+ yang dilepaskan di ikat oleh unit troponin C yang menyebabkan kompleks
tropomiosin secara fisik bergeser kesamping, membuka tempat pengikatan jembatan silang
aktin.
4. Dengan terbentuknya tempat pengikatn jembatan silang aktin menyebabkan terbentuknya
jembatan silang atau antara kepala miosin dan filamen aktin mengikat dan menyebabkan
serabut otot menjadi lebih pendek (zona Z dan H menjadi pendek dan juga sarkomer menjadi
lebih pendek) dan otot berkontraksi dengan bantuan energi atau ATP.
6
Relaksasi otot lurik
1. Tidak adanya ion kalsium di dalam sarkoplasma. Ion Ca2+ dibebaskan oleh unit
troponin C. Ion Ca2+ dipompa kembali kedalam retikulum sarkoplasma dengan
transporatktif
2. Komplek troponin-tropomiosin bergeser kembali keposisinya menutupi tempat pengikatan
jembatan silang aktin sehingga aktin dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang
3. Filamen tipis bergeser kembali keposisi istirahat dan terjadi proses relaksasi.
4. Setelah ATP terurai, maka kepala miosin tak mempunyai energi lagi untuk menggerakkan
aktin atau mengikat aktin untuk berkontraksi sehingga keadaan miosin kembali seperti
semula dan begitu pula dengan keadaan aktin akan kembali seperti semula.
OTOT POLOS
Otot polos mempunyai struktur yang lebih kecil dari otot rangka dan tidak ada gambaran
striata. RS tidak berkembang dengan baik seperti otot rangka. Juga terdapat aktin, myosin dan
tropomiosin tetapi tidak terdapat troponin. Otot polos juga mengandung sedikit mitokondria
dan ini tergantung dari aktivitas metabolismenya.
Otot polos Multiple Unit merupakan otot polos yang memiliki sifat gabungan antara
otot lurik dan otot polos single unit. Otot polos multiple unit memiliki unit-unit yg terpisah
dan mirip seperti unit motor otot lurik/skeletal sehingga memiliki sifat neurogenik. Akan
tetapi berbeda dengan otot skeletal respon kontraktil pada otot polos multiple unit adalah
potensial depolarisasi bertingkat. Kekuatan kontraksi tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah
7
unit yang terstimulasi dan kecepatan stimulasi, tetapi juga oleh hormon dan obat yang
bersirkulasi. Contoh tempat yang banyak mengandung otot polos multiple unit yaitu dinding
pembuluh darah besar, otot lensa, otot iris, saluran udara besar paru, dan otot folikel rambut.
Otot polos single unit juga disebut dengan otot polos visceral. Disebut sebagai otot
polos unit tunggal karena serabut otot polos menjadi aktif dan berkontraksi secara serempak
sebagai suatu unit tunggal. Otot polos unit tunggal mempunyai sistem electrical junction/unit
kelistrikan dan mekanik sebagai suatu unit yang dikenal sebagai sinsitium fungsional. Otot
polos unit tunggal mampu membangkitkan stimulus pada selnya sendiri tanpa stimulus
melalui saraf self excitable. Sel otot polos unit tunggal juga tidak memiliki potensial istirahat
yang konstan dan fluktuasi potensial membrannya tanpa pengaruh eksternal sama sekali.
Depolarisasi spontan pada otot polos unit tunggal akibat adanya pacemaker dan potensial
gelombang lambat (slow-wave potentials). Kemampuan otot polos unit tunggal untuk
berkontraksi tanpa stimulus dari saraf disebut sebagai aktivitas miogenik.
Mekanisme kontraksi otot polos seperti bagan dibawah ini:
Kontraksi otot polos
Otot polos juga mempunyai filament aktin dan myosin dengan karakteristik kimia yang sama
dengan filament aktin dan myosin pada otot rangka. Pada otot polos tidak terdapat troponin,
sehingga mekanisme pengaturan kontraksinya berbeda. Aktin dan myosin mekanisme
kontraksi satu sama lainnya seperti halnya otot rangka dan proses ini diaktivasi oleh ion Ca
dan ATP sebagai sumber energy.
Oleh karena pada otot polos RS tidak begitu berkembang seperti otot rangka, maka sumber
utama ion kalsium untuk kontraksi otot berasal dari ion kalsium ekstrasel yang masuk melalui
Ca channel ke dalam sel. Ion kalsium akan terikat pada kalmodulin yang mempunyai fungsi
seperti troponin pada otot rangka. Walaupun struktur kalmodulin dan troponin hampir sama,
tetapi mekanismenya dalam mengawali kontraksi berbeda. Ikatan Ca-kalmodulin akan
mengaktifkan enzim myosin kinase yang menyebabkan fosforilasi ATP pada kepala myosin.
8
Fosforilase kepala myosin akan menyebabkan aktin membentuk cross bridge dengan myosin
dan terjadilah kontraksi.
Bila konsentrasi ion Ca turun dibawah konsentrasi yang cukup untuk menimbulkan kontraksi,
maka akan terjadi proses defosforilase dari kepala myosin yang dikatalisa oleh enzim myosin
fosfatase. Enzim ini akan memisahkan gugus fosfat dari kepala misoin sehingga interaksi
filament aktin dan myosin akan berhenti, dan terjadilah relaksasi.
OTOT JANTUNG
Di dalam jantung terdapat suatu mekanisme khusus yang menyebabkan kontraksi otot secara
terus-menerus yang disebut irama jantung, menjalarkan potensial aksi ke seluruh otot jantung
untuk menimbulkan denyut jantung yang berirama. Jantung terdiri atas 3 tipe otot jantung
utama yakni: otot atrium, otot ventrikel, dan serabut otot eksitatorik dan konduksi khusus.
Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya
saja durasi kontraksi otot-otot tersebut lebih lama. Sebaliknya, serabut-serabut khusus
eksitatorik dan konduksi berkontraksi dengan lemah sekali sebab serabut-serabut ini hanya
mengandung sedikit serabut kontraktil, justru mereka memperlihatkan pelepasan muatan
listrik berirama yang otomatis dalam bentuk potensial aksi atau konduksi potensial aksi yang
melalui jantung, yang bekerja sebagai suatu sistem eksitatorik yang mengatur denyut jantung
yang berirama.
Masing-masing sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang bercabang-
cabang, dengan sel-sel yang berdekatan disatukan ujungnya struktur khusus yang dinamai
diskus interkalaris. Di dalam lempeng ini terdapat dua jenis taut membran : desmosom
(suatu tipe taut yang secara mekanis menyatukan sel-sel, sangat banyak terdapat di jaringan
seperti jantung yang mengalami stres mekanis berat) dan taut celah (daerah dengan resistensi
listrik rendah yang memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel
sekitarnya. Jantung sebenarnya terdiri atas dua sintisium, sintisium atrium yang menyusun
dinding kedua atrium dan sintisium ventrikel yang membentuk dinding kedua ventrikel.
Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrosa yang mengelilingi pembukaan katup
AV yang terdapat di antara atrium dan ventrikel. Biasanya, potensial tidak dihantarkan dari
sintisium atrium menuju ke sintrisium ventrikel secara langsung melalui jaringan fibrosa.
Namun, potensial ini dihantarkan hanya dengan sistem hantaran khusus yang disebut berkas
A-V, yaitu sebuah berkas serabut hantaran dengan diameter beberapa milimeter. Pembagian
sintisium menjadi dua sintisium fungsional akan menyebabkan atrium berkontraksi sesaat
sebelum kontraksi ventrikel, yang penting bagi efektivitas pompa jantung.
10
Terdapat beberapa sumber energy untuk proses refosforilasi ATP yaitu:
1. Fosfokreatin
Fosfokreatin membawa ikatan fosfat berenergi tinggi dan akan dihidrolisa menjadi keratin
dan fosfat. Ikatan fosfat yang berasal dari fosfokreatin akan dipergunakan untuk resintesa
ATP dari ADP dengan bantuan enzim keratin kinase.
2. Glikogen
Glikogen yang terdapat pada otot akan dipecah menjadi asam piruvat dan asam laktat dengan
proses enzimatik dan akan menghasilkan energy yang akan dipakai untuk resintesa ATP dari
ADP. ATP tersebut dipakai secara langsung untuk kontraksi otot atau membentuk kembali
fosfokreatin. Proses ini disebut glikolisis. Proses ini terjadi tanpa adanya oksigen sehingga
kontraksi otot dapat berlangsung dalam jangka pendek. Demikian juga pembentukan ATP
melalui proses ini 2,5 kali lebih cepat daripada memakai oksigen. Hanya saja terdapat hasil
11
akhir yang akan berakumulasi (asam laktat) pada otot. Bila hanya mengandalkan proses ini
kontraksi otot hanya berlangsung 1 menit
3. Glikogen
Pada proses ini oksigen akan lebih banyak bergabung dengan glukosa, asam lemak atau
protein untuk menghasilkan ATP. 90% dari ATP yang terbentuk berasal dari mekanisme
glukosa. Sebagian besar ATP yang dibutuhkan untuk proses kontraksi otot yang lama berasal
dari proses ini
Cara Menamakan Otot Rangka
Otot rangka dinamakan berdasarkan beberapa kriteria (struktural dan fungsi) :
1. Arah serat/fiber otot :
Rektus – otot lurus, selari dengan median tubuh. Contoh rektus femoris.
Transverse – fiber otot bersudut tegak dengan garisan median tubuh.
Oblik – berpenjuru dengan garisan median tubuh
2. Ukuran Otot :
Maksimus – jika otot sangat besar
Medius – jika otot bersaiz sederhana
Minimus – jika otot kecil
Major – jika otot sederhana besar
Minor – jika otot sederhana kecil
Longus – jika otot atau tendonnya panjang
Brevis – jika otot atau tendonnya pendek
3. Jumlah /bilangan `origo` :
Biceps – berpunca dari dua kepala/origin.
Triceps – berpunca dari tiga kepala/origin
Quadriceps – berpunca dari empat kepala/origin.
4.Lokasi Otot :
Temporalis – otot yang terletak di kawasan tulang temporal pada tengkorak.
Frontalis – otot yang terletak di kawasan tulang frontal pada tengkorak.
Abdominis – otot yang terletak di bahagian abdomen.
5. Lokasi `origin`otot dan lekatannya :
Sternocleidomastoid – `origin`/asalnya pada sternum (sterno) dan klavikel (cleido) dan
lekatan (insertion) pada mastoid (proses tulang temporal).
6. Bentuk Otot :
Deltoid – jika otot berbentuk delta atau segitiga.
Trapezius – jika otot berbentuk trapezium.
Rhomboideus – jika otot berbentuk rhomboid.
7. Tindakan Otot:
Flexor – otot yang melakukan fleksi.
Extensor – otot yang melakukan ekstensi.
Adduktor – otot yang melakukan adduksi
Pronator – otot yang melakukan pronasi lengan bawah.
Supinator – otot yang melakukan supinasi lengan bawah.
12
Rektus
Transvers & Oblik
13
Maksimus & Medius
Minimus
14
Major & Minor
Longus
15
Brevis
Deltoid
16
Rhomboideus
Trapezius.
17
Berdasarkan hubungan serabut otot dan tendona. Otot fusiform, ciri-cirinya1) Serabutnya panjang2) Hasil gerakannya luas tapi tidak kuat3) Tendon relatif pendekb. Otot Unipenatus,ciri-cirinya1) Serabut pendek2) Tendon panjang3) Lebih kuatc. Otot Bipenatus,ciri-cirinya1) Serabut pendek, melekat pada kedua sisi tendo2) Tendo panjang3) Lebih kuat
18
Biceps and triceps muscles
19
Otot frontalis yang berfungsi untuk mengangkat alis mata, posisi nya terletak di sekitar alis
otot orbikularis okuli berfungsi untuk menutup kelopak mata, posisinya terletak di kelopak
mata
Otot orbikularis oris berfungsi untuk mengkerutkan bibir
Otot sternokleidomastoid yang berfungsi untuk memiringkan kepala
Otot trapezius berfungsi untuk memperkuat bahu
Otot pektoralis major berfungsi untuk memutar lengan
Otot pektoralis minor berfungsi untuk menarik bahu kebawah
Otot triseps dan otot biseps berfungsi untuk menggerakan lengan
Otot serratus anterior yang berfungsi untuk menarik bahu kesekeliling
Otot interkosta berfungsi untuk mengangkat rusuk
Otot rektus abdominis berfungsi untuk mengempiskan dinding perut
Otot sartorius berfungsi untuk memilin paha dan membengkokan penggul dan lutut
Otot guadriseps femoris berfungsi untuk menekuk pinggul dan meluruskan lutut
Otot gastroknemius berfungsi untuk mengangkat tumit dan menekuk lutut
Otot tibialis anterior berfungsi untuk mengangkat kaki
Otot peroneus berfungsi untuk melengkungkan kaki
Otot latissimus dorsi berfungsi untuk memperkuat punggung
Otot gluteus maksimus berfungsi untuk meluruskan pinggul
Otot archiles tendon berfungsi untuk menggerakan telapak kaki
20
Arah gerak otot
Otot-otot yang menimbulkan arah gerak yang berlawanan disebut otot antagonis. Arah
gerakan yang antagonis dapat berupa:
ekstensor (meluruskan) x fleksor (membengkokkan)
abduktor (menjauhi badan) x adduktor (mendekati badan)
depresor (menurunkan) x elevator (mengangkat)
supinasi (menengadah) x pronasi (menelungkup)
Contoh otot antagonis adalah otot bisep (otot ber-origo dua) dan otot trisep (otot ber-origo
tiga).
Otot-otot yang bekerjasama untuk menimbulkan suatu gerak searah disebut otot sinergis.
Contoh gerak sinergis adalah gerak pronasi (menelungkupkan telapak tangan) yang timbul
karena kerjasama otot pronator teres dan pronator kuadratus.
Kelainan dan gangguan pada sistem gerak
21
Penyakit otot1.Kelelahan otot
Kontaksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Kelelahan ini diakibatkan oleh ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolism serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama. Hambatan aliran darah menuju ke otot yang sedang berkontraksi disebut kelelahan otot
2. Hipertrofi otot• Aktiviatas otat yang kuat menyebabkan ukuran otot bertambah, dikarenakan
hipermetrofi otot meningkatkan daya gerak otot dan mekanisme zat gizi untuk mempertahankan peningkatan daya gerak
3. Atrofi otot• Kebalikan dari hipermetrofi otot, terjadi saat otot tidak digunakan ataupun
digunakan dalam kontraksi sangat lemah. Penderita penyakit ini biasanya karena menggunakan gips karena hal tersebut memungkinkan mencegah kontaksi otot. Ukuran otot pun berkurang.
4. Stiff atau kaku leher• Keadaan leher terasa kaku dan terasa sakit jika digerakkan. Gangguan otot
ini terjadi karena adanya peradangan pada otot trapesius leher.5. Hernia abdominalis• Sobeknya otot dinding perut yang lemah sehingga usus melorot ke bawah.
Keadaan ini mengakibatkan penderita tidak mampu bergerak dengan baik.
6. Penyakit genetik otot Duchenne distrofi otot (DMD) adalah gangguan resesif X-linked dalam bentuk
distrofi otot , yang mempengaruhi sekitar 1 dalam 3.600 anak laki-laki, yang menghasilkan degenerasi otot dan akhirnya berujung pada kematian. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi pada distrofin gen , yang terletak di manusia kromosom X , yang kode untuk protein distrofin, komponen struktural penting dalam jaringan otot yang memberikan stabilitas struktural ke kompleks dystroglycan (DGC) dari membran sel .
7. Muscle Penyakit inflamasi • Dimana sistem kekebalan tubuh melukai otot sendiri. Ada Otot Penyakit metabolik,
yang mungkin tidak umum sebagai Penyakit otot lain. Tapi begitu terpengaruh itu sangat sedikit kesempatan pemulihan. Ini adalah disebabkan oleh kekurangan dalam enzim. Gejala dimulai dengan kelemahan otot, sampai kondisi orang sakit memburuk. Misalnya, Gangguan Karbohidrat-Pengolahan adalah jenis penyakit metabolik di mana pemecahan glikogen atau glukosa dipengaruhi.
Penimbunan asam laktat (hasil pemecahan asam piruvat dalam keadaan anaerob)
dalam otot menyebabkan kelelahan dan pegal linu, dan jika otot tidak mampu berkontraksi lagi maka akan terjadi kejang otot atau kram. Gangguan pada otot antara lain, tetanus (akibat racun Clostrodium tetani) , kram, dl
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad Ramali (1981), Atlas Anatomi, Jambatan Jakarta
2. Ahmad Sofian (1980), Ilmu Urai Tubuh Manusia, Jakarta: Teragung
3. Anthony and Thibodeau (1983), Anatomy and Physiology, The C.V. Mosby St. Louis,
Toronto London
4. Evelyn C, Piare (1989), Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: PT
Gramedia
5. Fakultas Kedokteran UNPAD (1983), Obstetri Fisiologi
6. G.I. Tortora and N.P Anagnostakos (1984), Principles of anatomy and Physiology, 4
Th Ed. New York: Hareper and Row
7. Nyanyu Syamsiar Nangsari (1988), Pengantar Fisiologi Manusia, Jakarta: Depdikbud
Dikti PPLPTK
8. Saladin S. Kenneth (2004), Anatomy & Physiology The Unity of Form and Function,
Mc Graw Hill Higher Education Boston. New York San
Fransisco St Louis Toronto
9. Soejiono Basuki (1988), Anatomi dan Fisiologi Manusia, Jakarta: Depdikbud Dikti
PPLPTK
10. Syafiuddin, B.Ac (1996), Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Perawat. Jakarta: EGC
11. Warner Platzer (1988), Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, Jakarta EGC Penerbit
Buku Kedokteran