Bahan Ajar Bahasa Indonesia Xi Ipa 2

25
BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA SEMESTER GANJIL KELAS XI IPA 2 TAHUN 2013/2014 Disusun Oleh: Adam Mahesa Putra Muhammad Muzammil Nurul Firdayanti Rahmah Auliya

Transcript of Bahan Ajar Bahasa Indonesia Xi Ipa 2

BAHAN AJAR BAHASA INDONESIASEMESTER GANJIL KELAS XI IPA 2TAHUN 2013/2014

Disusun Oleh:

Adam Mahesa PutraMuhammad MuzammilNurul FirdayantiRahmah Auliya

GURU PEMBINA BAHASA INDONESIADRA. ROSNANINIP. 196602072008012007

SILABUS PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH: SMAN 13 JAKARTAMATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIAKELAS: XISEMESTER: 1STANDAR KOMPETENSI: Membaca

7. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat

A. Kompetensi Dasar 7.1Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat

1. Materi PembelajaranTeks hikayat Ciri-ciri hikayat Unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan unsur-unsur ekstrinsik

2. Kegiatan Pembelajaran Membaca teks hikayat Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama Menemukan unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan unsur ekstrinsik Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri

3. Indikator Pencapaian Kompetensi Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama Menemukan unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan unsur ekstrinsik Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri

4. Sumber/ Bahan/ Alat Buku hikayat

B. Kompetensi Dasar 7.2Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan

1. Materi PembelajaranNovel Indonesia dan novel terjemahan Unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) Unsur-unsur ekstrinsik (nilai budaya, sosial, moral, dll)

2. Kegiatan Pembelajaran Membaca novel Indonesia dan novel terjemahan Menganalisis unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel Indonesia dan novel terjemahan Membandingkan unsur ekstrinsik dan intrinsik novel terjemahan dengan novel Indonesia

3. Indikator Pencapaian Kompetensi Menganalisis unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel Indonesia Menganalisis unsur ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel terjemahan Membandingkan unsur ekstrinsik dan intrinsik novel terjemahan dengan novel Indonesia

4. Sumber/ Bahan/ Alat Novel Indonesia Novel terjemahan

BAHAN AJAR

Kompetensi Dasar: 7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat

Materi Pembelajaran: A. Hikayat Adalah karya sastra Melayu lama berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, silsilah raja-raja, agama, sejarah, biografi, atau gabungan dari semuanya. Ciri-ciri hikayat diantaranya: Berisi kisah-kisah kehidupan lingkungan istana (istana sentris) Juru cerita tidak pernah diketahui secara eksplisit (anonim) Banyak menggunakan kosakata yang kini tidak lazim digunakan dalam komunikasi sehari-hari Disebarkan secara lisan Menggunakan bahasa klise, atau meniru bahasa penutur sebelumnya Terbitan dan cetakan tidak berangka tahun

Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah hikayat dibagi menjadi 2 unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik 1. Unsur Intrinsik Hikayat Tema merupakan gagasan atau ide sentral yang menjadi pangkal tolak penyusunan karangan dan sekaligus menjadi sasaran karangan tersebut. Tema mayor adalah tema yang sangat menonjol dalam suatu persoalan. Tema minor adalah tema yang tidak menonjol. Amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan adalah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan adalah makna yang termuat dalam karya sastra tersebut. Tokoh merupakan pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama adalah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya.

Dalam karya sastra dikenal pula, tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis adalah tokoh yang disukai para pembaca atau penikmat dikarenakan sifat-sifatnya yang baik. Antagonis adalah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat jahatnya. Penokohan atau perwatakan merupakan teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui penguraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi. Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan. Pengaluran , yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya. Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar. Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.2. Unsur Ekstrinsik Hikayat Nilai Moral (Nilai Etik)Adalah nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh, misalnya kejujuran; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai yang berkaitan dengan benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat. Nilai KeagamaanAdalah konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat pada beberapa masalah pokok dalam kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan warga masyarakat yang bersangkutan. Nilai BudayaAdalah kebiasaan yang berhubungan dengan adat istiadat, mata pencaharian, perlengkapan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Berikut adalah salah satu contoh hikayat yang berjudul Si MiskinKarena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih sayang.Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar.Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.

(Sumber: Peristiwa Sastra Melayu Lama)

1. Unsur Intrinsik dalam Hikayat Si Miskin Tema : Kunci kesuksesan adalah kesabaran. Perjalanan hidup seseorang yang mengalami banyak rintangan dan cobaan. Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan. Setting/ Latar : Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan, pasar, Negeri Puspa , Lautan, Tepi Pantai Pulau Raksasa, Kapal, Negeri Palinggam Cahaya. Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan, Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu. Amanat : Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah. Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain. Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati. Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya. Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran. Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal. Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.

2. Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat Si Miskin1) Nilai MoralKita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita. Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.2) Nilai BudayaSebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua. Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua.3) Nilai SosialKita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih. Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.4) Nilai ReligiusJangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya. Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.5) Nilai PendidikanKita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih. Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.

Kompetensi Dasar: 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan

Materi Pembelajaran: B. Novel IndonesiaNovel ialah karangan bentuk prosa yang menceritakan sebagian dari kehidupan para pelakunya/ tokohnya. Unsur-unsur yang terdapat di dalam novel tidak jauh berbeda dengan hikayat. Di dalam novel juga terdapat unsure intrinsik dan unsureekstrinsik. Unsur intrinsik dalam novel diantaranya: Tema Amanat Plot/ alur Perwatakan/ penokohan Latar/ setting Sudut pandang pengarang Gaya BahasaSedangkan unsur ekstrinsik di dalam novel diantaranya: Latar belakang penciptaan Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan

Novel Indonesia dibagi menjadi 2, yaitu novel sastra dan novel popular. Ciri-ciri novel sastra adalah:a) Mengandung kebaruan (inovasi), kepaduan (koherensi), kerumitan (kompleksitas), keaslian (orisinalitas), kematangan (intelektualitas) dan kedalaman (eksploratif)b) Lebih menceritakan aspek kehidupan manusia (kehidupan nyata)c) Menggunakan bahasa Indonesiad) Memiliki nilai-nilai historis, social, edukatif (pendidikan, etika, moral, cultural/ budaya, agama, dan psikologi)e) Dibaca untuk penyempurnaan dirif) Menceritakan kehidupan yang ada di Indonesia

Sedangkan ciri-ciri novel popular adalah: a) Kurang menapilkan unsur-unsur seperti novel sastra, kurang menampilkan konflik batin atau problem sosiokultural, berakhir dengan happy endingb) Dibaca untuk kepentingan hiburan sementarac) Berfungsi personald) Menyimpan nilai kesementaraane) Isinya hanya merupakaan kenyataan semu

Berikut adalah contoh sinopsis novel Indonesia yang berjudul Di Bawah Lindungan Kabah:Seorang anak yatim yang miskin bernama Hamid diangkat anak oleh keluarga Haji Jafar . Haji Jafar adalah orang yang kaya raya. Haji Jafar dan istrinya ( Asiah ), menganggap Hamid seperti anaknya sendiri. Hamid anak yang rajin, sopan dan berbudi sehingga diperlakukan sama dengan anak kandung mereka, Zaenab.Hamid juga menganggap Hamid seperti kakak kandungnya. Ia banyak bersama sama dengan Hamid. Karena bersekolah di tempat yang sama, keduanya pergi dan bermain bersama. Ketika mereka beranjak remaja, dalam hati mereka mulai tumbuh perasaan lain, suatu perasaan yang selama ini belum mereka rasakan sebelumnya. Hamid merasa bahwa rasa sayangnya terhadap Zaenab bukan lagi perasaan sayang kepada adiknya. Demikian pula halnya dengan Zaenab.

Setelah tamat dari sekolah rendah, Hamid melanjutkan sekolahn ke Padang Panjang, sedangkan Zaenab tidak melanjutkan sekolahnya. Pada masa itu, wanita yang tamat sekolah rendah tidak dibolehkan meneruskan sekolahnya. Mereka dipingit untuk kemudian dinikahkan dengan pilihan orang tuanya. Dengan berat hati, Hamid meninggalkan gadis itu.Selama di Padang Panjang, Hamid semakin menyadari perasaan cintanya terhadap Zaenab. Perasaan rindu hendak bertemu dengan gadis itu semakin hari semakin menyiksa. Ia ingin selalu berada di dekatnya. Namun, ia tidak berani mengutarakan perasaan hatinya. Dia sadar adanya jurang pemisah yang sangat dalam antara mereka. Zaenab berasal dari keluarga terpandang, sedangkan Hamid berasal dari keluarga miskin. Itulah sebabnya, rasa cinta yang bergelora terhadap Zaenab hanya dipendamnya saja.

Hamid benar benar harus menguburkan rasa cintanya kepada Zaenab ketika Haji Jafar, ayah zaenab yang sekaligus ayah angkatnya, meninggal dunia. Tidak lama kemudian, ibu kandungnya pun meninggal. Betapa pilu hatinya ditinggal oleh dua orang yang sangat dia cintai. Kini dia merasa hidup sebatang kara. Dia merasa tidak lebih sebagai pemuda yatim piatu yang miskin. Sejak kematian ayah angkatnya, Hamid tidak dapat menemui Zaenab lagi karena gadis itu telah dipingit ketat oleh mamaknya.Hati Hamid semakin hancur ketika mengetahui bahwa zaenab akan dijodohkan dengan pemuda yang memiliki kekerabatan dengan ayah angkatnya. Bahkan, Mak Asiah meminta Hamid untuk membujuk Zaenab supaya mau dijodohkan. Betapa hancur hati Hamid menerima kenyataan tersebut. Cinta kasihnya kepada Zaenab tidak akan pernah tercapai.Dengan berat hati, Hamid menuruti kehendak Mak Asiah. Dia menemui Zaenab dan membujuk gadis itu agar mau menerima pemuda pilihan mamaknya. Menerima kenyataan tersebut, hati Zaenab menjadi sangat sedih. Dalam hatinya, dia ingin menolak kehendak mamaknya, namun dia tidak mampu melakukannya.Setelah kejadian itu, Hamid memutuskan untuk pergi meninggalkan kampung halamannya. Dia tidak sanggup menanggung beban berat. Dia meninggalkan Zaenab dan pergi ke Medan, dia menulis surat kepada Zaenab. Dalam suratnya, dia mencurahkan isi hatinya kepada gadis itu. Dari Medan Hamid melanjutkan perjalanan menuju Singapura, kemudian dia pergi ke tanah suci Mekkah.

Betapa sedih dan hancur hati Zaenab ketika dia menerima surat dari Hamid. Gadis itu tersiksa karena dia pun mencintai Hamid. Dia sangat merindukannya. Namun, dia harus melupakan cintanya karena mamaknya telah menjodohkan dirinya dengan pemuda lain. Karena selalu dirundung kesedihan, Zaenab sering sakit sakitan dan kehilangan semangat hidup.Hamid selalu gelisah karena menahan rindu pada Zaenab. Untuk mengahapuskan kerinduannya, dia bekerja pada sebuah penginapan milik seorang Syekh. Sambil bekerja, dia terus memperdalam agama islam dengan tekun.Setelah setahun berada di Mekkah, Hamid bertemu dengan Saleh, seorang teman dari kampungnya yang sedang melakukan ibadah haji. Ketika itu Saleh menjadi tamu di penginapan tempat Hamid bekerja. Dari Saleh, Hamid dapat mendengar kabar tentang Zaenab. Sejak kepergiannya, Zaenab sering sakit sakitan. Dia sangat menderita karena menanggung rindu kepadanya. Dia juga mengetahui kalau zaenab tidak jadi menikah dengan pemuda pilihan ibunya.Mendengar penurturan Saleh, Hamid merasa sedih sekaligus gembira. Dia sedih sebab Zaenab dalam keadaan menderita batin. Di lain pihak, dia gembira sebab Zaenab ternyata mencintainya. Setelah mengetahui kenyataan yang menggembirakan itu, Hamid memutuskan untuk kembali pulang ke kampung halamannya setelah ia menunaikan ibadah haji.Sementara itu , Saleh mengirim surat kepada istrinya mengabarkan pertemuannya dengan Hamid. Dia menceritakan bahwa hamid masih menantikan Zaenab dan dia pun memberitahukan bahwa Hamid akan pulang ke kampung halamannya bila mereka telah selesai menunaikan ibadah Haji.Rosna memberikan surat dari Saleh kepada zaenab. Ketika dia membaca surat itu, betapa gembiranya hati Zaenab. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan kekasih hatinya. Dia merasa tidak sabar lagi menanti kedatangan Hamid. Segala kenangan indah bersama Hamid kembali menari nari dalam pikirannya. Semua itu dia ungkapkan melalui suratnya kepada Hamid.Hamid menerima surat Zaenab dengan sukacita. Semangatnya untuk segera kembali pulang ke kampung semakin mengebu bgebu. Dia sangat merindukan kekasih hatinya. Itulah sebabnya, dia memaksakan diri untuk tetap menunaikan ibadah haji sekalipun dalam keadaan sakit. Dia menjalankan setiap tahap yang wajib dilaksanakan untuk kesucian dan kemurnian ibadah haji dengan penuh semangat. Dalam keadaan sakit parah, dia melakukan wukuf. Namun, sepulang melakukan wukuf di Padang Arafah, tubuhnya semakin melemah.Pada saat yang sama, Saleh mendapat kabar dari istrinya bahwa Zaenab telah meninggal dunia. Dia tidak ingin memberi tahu kabar itu kepada Hamid. Namun, Hamid mendesaknya untuk menceritakan isi surat tersebut.Mengetahui isi surat itu, Hamid sangat terpukul. Namun, karena keimanannya kuat, dia mampu menerima kenyataan pahit itu. Dia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Keesokan harinya, dia tetap memaksakan diri untuk berangkat ke Mina. Namun, dalam perjalannya, dia terjatuh, sehingga Saleh mengupah orang Baduy untuk memapahnya.Usai acara di Mina, mereka berdua berangkat ke Masjidil Haram. Ketika mereka selesai mengelilingi Kabah, Hamid minta berhenti di Kiswah. Sambil memegang Kiswah itu, dia mengucapkan Ya Rabbi, ya Tuhanku Yang Maha Pengasih dan Penyayang, beberapa kali. Suaranya semakin melemah dan akhirnya berhenti untuk selama lamanya. Hamid meninggal dunia di depan Kabah.

UNSUR INTRINSIK Novel Di Bawah Lindungan KabahA. TEMANovel ini bertemakan tentang kisah cinta yang terhalang karena perbedaan kelas sosial.

B. ALURNovel ini mempunyai alur maju mundur.Tahapan alur : EKSPOSISIKetika menginjakan kaki di tanah suci, aku menumpang di rumah seorang syekh yang pekerjaan dan pencahariaannya dari memberi tumpangan bagi orang haji. Di tempat tumpangan itu si Aku bertemu dengan seorang pemuda yang berusia kira-kira 23 tahun. Pemuda itu menurut syekh berasal dari Sumatra. Dalam beberapa hari si Aku dapat berkenalan dengannya. KONFLIK AWALBaru dua bulan saja, pergaulan kami yang baik itu tiba-tiba telah terusik dengan kedatangan seorang teman baru dari Padang, yang rupanya mereka adalah teman lama. Ia bernama Saleh, menurut kabar ia hannya tinggal dua atau tiga hari di Mekah sebelum naik haji, ia akan pergi ke Madinah dulu dua tiga hari pula sebelum jemaah haji ke Arafah. Setelah itu ia akan meneruskan perjalanannya ke Mesir guna meneruskan studinya. Namun kedatangan sahabat baru itu, mengubah keadaan dan sifat-sifat Hamid. KOMPLIKASISetelah beberapa lama kemudian, dengan tidak disangka-sangka satu musibah besar telah menimpa kami berturut-turut. Pertama ialah kematian yang sekonyong-konyong dari Engku Haji Ja'far yang dermawan itu...Kematiannya membawa perubahan, yang bukan sedikit kepada perhubungan dengan rumah tangga Zainab. Belum beberapa lama setelah budiman itu menutup mata, datang pula musibah baru kepada diri saya. Ibu saya yang tercinta, yang telah membawa saya menyebrangi hidup bertahun-tahun telah ditimpa sakit, sakit yang selama ini telah melemahkan badannya, yaitu penyakit dada. KLIMAKSSetelah kejadian pada pada hari itu, Hamid memutuskan untuk meninggalkan kota Padang tanpa sepengetahuan Zainab. Hamid menuju kota Medan, ketika di Medan Hamid mengirimkan surat kepada Zainab, dengan meberanikan diri mencurahkan segala perasaan yang selama ini dipendamnya. Setelah dari Medan Hamid menuju ke Singapura, selanjutnya ke Tanah Suci Mekah. PENURUNAN KLIMAKSKehadiran Saleh memberikan informasi kepada Hamid tentang keadan di kampungnya dan tentang Zainab. Tentu ini semua membuat bahagia Hamid. Saleh juga memberi tahu bahwa Zainab mencintai Hamid, Saleh tau hal tersebut dari istrinya yaitu Rosna yang kebetulan Rosna adalah teman sepermainannya Zainab. PENYELESAIANBegitupun dengan Zainab kini ia telah mengetahui keberadaan Hamid, seseorang yang ia nantikan selama bertahun-tahun. Karena Saleh pula cinta keduanya jadi terbuka, Hamid dan Zainab kini sama-sama telah mengetahui perasaan masing-masing, yang ternyata cinta mereka tidak bertepuk sebelah tangan. Tetapi sebelum keduanya bertemu di tanah air, Tuhan telah berkehendak lain. Zainab dipanggil-Nya, disusul pula oleh Hamid yang juga di paggil-Nya.

C. SETTING/LATAR1. Latar Tempata. Di Mekahb. Di Kota Padangc. Di Rumahd. Di Halaman Rumahe. Di Puncak Gunung Padangf. Di Padang Panjangg. Di Pesisir Arauh. Pekuburan Ma'ala2. Latar Waktua. Tahun 1927b. Bulan Ramadan, Bulan Syawalc. Bulan Zulhijjahd. Pagie. Hari Mingguf. Malamg. Sore3. Latar Suasanaa. Suasana sedihb. Suasana Bahagia

D. PENOKOHANa) Hamid: tabah dan sabar serta tegar, badannya kurus lampai, rambutnya hitam berminyak, sifatnya pendiam, suka bermenung seorang diri.b) Zainab :seorang gadis yang baik, walaupun ia anak orang kaya tetapi dia mau berteman dengan orang miskin.c) Haji Ja'far :Haji Ja'far mempunyai watak baik hati dan dermawan.d) Mak Asiah :dermawan dan rendah hati, memiliki rasa belas kasihan, penyanyang.e) Ibu :pemarah,putus asa,penyabar, seorang yang penuh kasih sayang.f) Saleh :setia kawan.g) Rosna :setia dan teguh hati.h) Aku ( Pengarang) :lemah hati, mudah dipercaya.

E. SUDUT PANDANGSudut pandang yang digunakan oleh pengarang adalah sudut pandang narator-pengamat.Kutipan:Belakangan Hamid lebih banyak duduk termenung dan berdiam seorang diri, seakan-akan "Aku" dianggap tidak ada dan tidak diperdulikannya lagi. Karena merasa tidak nyaman, maka "Aku" memberanikan diri mendekati dan bertanya kepadanya, kabar apakah gerangan yang dibawa sahabat baru itu sehingga membuatnya murung. Ia termenung kira-kira dua tiga menit, setelah itu ia memandangku dan berkata bahwa itu sebuah rahasia. Namun setelah dibujuk agak lama, barulah ia mau berbagi kedukaannya kepadaku. Dan ternyata rahasia yang ia katakan ialah tentang masa lalu dan kisah cintanya dimasa itu. Saleh mengabarkan kalau dia sudah menikah dengan Rosna yang kebetulan teman sekolahnya dan sahabat Zainab juga.Suatu ketika Rosna bertandang ke rumah Zainab, yang mana Zainab itu adalah orang yang Hamid kasihi selama ini, namun ia tiada berani untuk memberitahukan perasaannya itu kepada Zainab,mengingat jasa-jasa orang tua Zainab kepada Hamid dan ibunya selama ini. Apalagi saat itu ibunya Zainab pernah meminta Hamid untuk membujuk Zainab supaya mau dinikahkan dengan kemenakan ayahnya. Padahal waktu itu Hamid berniat unuk memberi tahukan tentang perasaannya yang selama itu dia simpan kepada Zainab,namun niatnya itu diurungkannya.

F. GAYA BAHASAa. Gaya bahasa asosiasi1) ...Merapi dengan kepundannya yang laksana disepuhi emas...2) ...setelah melayap laksana satu bayangan, ia pun hilang dan tidak akan kembali lagi...3) Surat itu saya pandang laksana sehelai azimat untuk penawar hatiku...4) Ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci.5) Saya hidup laksana seorang buangan yang tersisih pada suatu padang belantara yang jauh, laksana seorang bersalah besar yang dibuang ke pulau, tiada manusia menengok, tidak ada kawan yang melihat, ditimpa haus dan dahaga.6) Bukit-bukit yang gundul itu tegak dengan teguhnya laksana pengawal yang menyaksikan dan menjagai orang haji yang berangsur pulang ke kampungnya masing-masing.b. Gaya bahasa hiperbolisme1) ...terlompatlah air mata ibuku karena suka cita... (HAMKA, 2010:17).2) ...dan kadang-kadang memberi melarat kepada jiwamu. (HAMKA, 2010:28).3) ...saya karam dalam permenungan... (HAMKA, 2010:32).4) ...air matanya kelihatan menggelenggang...(HAMKA, 2010:37).5) ...saya patahkan hati anaknya yang hanya satu...(HAMKA, 2010:40).6) ...saya telah karam di dalam khayal... (HAMKA, 2010:48).7) ...dia telah meninggalkan saya dengan gelombang angan-angan... (HAMKA, 2010:50).8) Dan kapalku memecahkan ombak dan gelombang menuju Tanah air yang tercinta. (HAMKA, 2010:66).c. Gaya bahasa antithese1) ...kita akan bertemu dengan yang tinggi dan yang rendah, kita akan bertemu dengan kekayaan dan kemiskinan, kesukaan dan kedukaan, tertawa dan ratap tangis. (HAMKA, 2010:6).2) ...di antara kaya dan miskin, mulia dan papa... (HAMKA,2010:27).3) ...tidak memperbeda-bedakan di antara raja-raja dengan orang minta-minta, tidak menyisihkan orang kaya denganorang miskin, orang hina dengan orang mulia... (HAMKA, 2010:28).d. Gaya bahasa personifikasi1) ...tiba-tiba datang ombak yang agak besar, dihapuskannya unggunan yang kami dirikan itu... (HAMKA, 2010:18).2) ...dicelah-celah ombak yang memecah ke atas pasir... (HAMKA, 2010:32).3) ...memperhatikan pergulatan ombak dan gelombang... (HAMKA, 2010:48).e. Gaya bahasa repetisi1) Masa itu sedang rimbun, bunga sedang kembang dan buah sedang lebat... (HAMKA, 2010:12).2) ...Engkau tentu memikirkan juga, bahwa emas tak setara dengan loyang, sutra tak sebangsa dengan benang. (HAMKA, 2010:27).G. AMANATSegala sesuatu membutuhkan pengorbanan. Kita sebagai manusia boleh berencana, berharap dan berusaha semaksimal mungkin, namun Allah jugalah yang menentukan semua itu.

UNSUR EKSTRINSIKa. NILAI PENDIDIKANSekolah-sekolah Agama yang di situ mudahsekali sayaMasuki, karena lebih dahulu saya mempelajari ilmu umum, saya hanya tinggal memperdalam pengertian dalam perkara agama saja, sehingga akhirnya salah seorang guru menyarankan saya mempelajari agama di luar sekolah , sebab kepandaian saya dalam ilmu umum.

b. NILAI AGAMA Ibu pun menunjukkan kepadaku beberapa doa dan bacaan, yang menjadi wirid dari almarhum Ayah semasa mendiang hidup, mengharapkan pengharapan yang besar-besar kepada Tuhan serwa sekalian alam memohon belas kasihannya .

c. NILAI MORAL maka pada dirinya saya dapati beberapa sifat yang tinggi dan terpuji, yang agaknya tidak terdapat pada pemuda-pamuda yang lain baik dari kalangan kaya dan bangsawan sekalipun. Sampai pada saat yang paling akhir daripada kehidupan ayahku, belum pernah ia menunjukkan Perangai yang tercela. Wahai Ros saya tertarik benar kepadanya.

d. NILAI SOSIAL...kemiskinan telah menjadikan ibu putus harapan memandang kehidupan dan pergaulan dunia ini, karena tali tempat bergantung sudah putus dan tanah tempat berpijak sudah terban...

C. Novel TerjemahanAdalah novel yang telah dialih bahasa ke dalam bentuk bahasa Indonesia. Unsur-unsur dalam novel terjemahan sama dengan unsur-unsur novel pada umumnya. Novel terjemahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1. Bahasa baku dan jelas, tidak mendayu-dayu2. Kebudayaan dari cerita berbeda dengan Indonesia3. Latar/ setting peristiwa seperti kota kebanyakan di luar negeri4. Lebih banyak fiksi dibandingkan nonfiksi5. Nama-nama tokoh tidak familiar dengan nama-nama Indonesia

Berikut adalah salah satu contoh sinopsis novel terjemahan yang berjudul Harry Potter and The Chamber of Secret:Harry Potter menghabiskan liburan tahun pertama sekolahnya bersama bibinya Petunia, paman Vernon, dan sepupunya Dudley Dursley. Ia membenci paman, bibi, dan sepupunya seperti mereka membenci Harry. Suatu hari, ia mendapat peringatan agar tidak kembali ke sekolah di tahun keduanya oleh peri rumah bernama Dobby. Harry tidak menghiraukan itu tetapi si peri melakukan segala cara agar Harry tidak pergi ke sekolah, bahkan saat Harry sudah kembali bersekolah. Alasannya jelas diketahui Harry setelah hal-hal aneh terjadi di Hogwarts. Ia sering mendengar seseorang berbicara ingin membunuh.Kamar rahasia telah dibuka lagi. Menurut legenda, salah satu pendiri sekolah-Salazar Slytherin yang tidak sependapat dengan ketiga pendiri lainnya mengenai pelajar muggle (pelajar bukanketurunan penyihir) membuat sebuah kamar yang berisi sebuah monster untuk menghabisi para muggle di sekolah. Lima puluh tahun yang lalu kamar itu pernah terbuka dan seorang gadis meninggal. Sekarang, beberapa pelajar ditemukan dalam keadaan membatu. Seorang keturunan Slytherin menulis ancaman di depan kamar mandi perempuan yang rusak bertahun-tahun karena hantu Myrtle Merana. Harry dan teman- temannya mencurigai Draco Malfoy, seorang pelajar dari asrama Slytherin yang kelihatan sangat senang atas peristiwa ini.Harry menemukan sebuah buku harian di kamar mandi Myrtle. Buku itu sangat misterius karena saat ditulisi oleh Harry, buku itu menjawabnya dengan tulisan si pemilik buku sebelumnya. Ternyata buku harian itu milik Tom Riddle, seorang pelajar lima puluh tahun yang lalu, ia membawa Harry ke masa lampau, waktu di mana kamar rahasia pernah terbuka. Ia melihat Hagrid dituduh sebagai penyebab kejadian itu dan dikeluarkan dari sekolah, tetapi ia tetap diijinkan Albus Dumbledore untuk tinggal di Hogwarts. lalu Harry dan teman- teman mencoba mencari jawaban dari misteri ini. Hermione mencari segala petunjuk di perpustakaan. Tetapi ia ditemukan dalam keadaan membatu dengan sebuah kertas di genggaman tangannya yang berisi semua jawaban dari misteri ini.Monster yang tinggal di dalam kamar rahasia adalah Basilisk, seekor ular raksasa yang paling beracun dan sorotan matanya dapat membunuh seseorang. Suara-suara misterius yang sering ia dengar akhir-akhir ini adalah suara Basilisk dan ia dapat mendengarnya, karena ternyata ia adalah seorang parselmouth, seseorang yang berbicara bahasa ular. Harry dan Ron pergi ke kamar itu untuk menyelamatkan Ginny dan Harry menemukan Tom Riddle di sana. Ternyata ia adalah Lord Voldemort yang menggunakan Ginny untuk mengeluarkan Basilisk. Dengan pedang Griffindor yang dibawa oleh Fawkes, burung phoenix milik Dumbledore, Harry membunuh monster itu lalu ia menghancurkan buku harian Riddle dengan menancapkan taring Basilisk ke dalamnya. Ramuan untuk mereka yang membatu telah selesai dibuat oleh para guru Hogwarts dan mereka kembali normal. Semua masalah diselesaikan oleh Harry Potter dan semua senang karena ujian ditunda sebagai hadiah dari sekolah.

Unsur Intrinsik1. Tema: Keberanian2. Alur: Alur Campuran Harry masuk ke dalam buku milik Tom Riddle yang ia temukan, lalu ia ditunjukkan kembali kisah terbukanya pintu kamar rahasia lima puluh tahun yang lalu (alur mundur) Harry mendengar suara-suara gaib I want to kill you yang hanya bias didengar olehnya, lalu Harry mencari tahu tentang suara itu berasal (alur maju)3. Setting : Tempat : Rumah, Kamar, Kamar mandi, Sekolah Hogwarts4. Suasana: Menakutkan : Ketika Harry mendengar suara yang ingin membunuhnya Menegangkan : Ketika Harry melawan Ular raksasa5. Perwatakan: Harry, pemberani: Ia melawan Lord Voldemort seorang diri Hermione, pintar: Ia bisa membuat ramuan untuk merubah wajah dan juga menemukan jawaban dari semua misteri yang ada Ron, penakut: Ia takut saat Harry mengajaknya ke hutan terlarang dan bertemu dengan laba-laba raksasa6. Amanat : angan pernah menyerah untuk menyelesaikan suatu masalah, karena setiap masalah pasti dapat diselesaikan.

Unsur Ekstrinsik1. Nilai persahabatanUntuk memecahkan misteri ini Harry dibantu oleh kedua sahabatnya2. Nilai keberanian Dengan keberaniannya, Harry menyelamatkan Ginny dari Voldemort seorang diri