Kti Artikel Xi Ipa 1

58
K A R Y A T U L I S I L M I A H ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran B.Indonesia Disusun oleh: 1. Anita Ratna Komala 2. Iswahyuni 3. Mohammad Nurul Huda SMA NEGERI 1 KARAWANG Jalan Jend. A. Yani No.22 Telp. (0267) 402335 Fax. (0267)417539 1

Transcript of Kti Artikel Xi Ipa 1

Page 1: Kti Artikel Xi Ipa 1

K A R Y A T U L I S I L M I A H

ARTIKEL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata

pelajaran B.Indonesia

Disusun oleh:

1. Anita Ratna Komala

2. Iswahyuni

3. Mohammad Nurul Huda

SMA NEGERI 1 KARAWANGJalan Jend. A. Yani No.22 Telp. (0267) 402335 Fax. (0267)417539

Karawang 41312

e-mail: [email protected] website: www.smun1-krw.sch.id

1

Page 2: Kti Artikel Xi Ipa 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah yang menjelaskan tentang

Artikel ini, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW, serta Keluarganya dan Umat Muslim pada

umumnya.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan pelengkap untuk bahan diskusi yang

akan kami presentasikan, dan juga sebagai kerangka acuan dalam diskusi tersebut

sehingga menjadi baik dan terarah.

Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, namun mudah-mudahan masih

dapat berguna untuk menjelaskan materi tentang Artikel.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam pembuatan makalah ini. Saran dan kritk yang membangun akan kami

terima dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas Karya Tulis Ilmiah

ini.

Karawang, 26 Agustus 2009

Penyusun

2

Page 3: Kti Artikel Xi Ipa 1

ABSTRAK

Untuk mengungkapkan suatu ide atau pemikiran tentang masalah , hal atau

peristiwa yang sedang hangat dibicarakan pada umumnya orang menuangkannya

dalam bentuk tulisan. Tulisan yang digunakan adalah tulisan ilmiah yang

bentuknya biasa berupa makalah, paper, skripsi, tesis bahkan Artikel. Artikel

adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah berbentuk argument yang mengemukakan

pendapat dari para ahlinya disertai bukti-bukti dan solusinya. Isi sebuah artikel

tidak hanya sebuah opini & pemecahan masalah saja, tetapi juga berisi berbagai

informasi dan ilmu pengetahuan yang mungkin sebelumnya tidak kita ketahui.

Berdasarkan Latar Belakang di atas, penelitian ini berarah pada masalah-

masalah sebagai berikut : (1) Bagaimana definisi Bahasa; (2) Bagaimana tahapan

perolehan bahasa; (3) Bagaimana pengertian bahasa buatan itu; (4) Bagaimana

cara menerjemahkan bahasa; (5) Bagaimana pengertian dari Artikel; (6) Apa saja

jenis-jenis artikel; (7) Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat

artikel; (8) Bagaimana aspek bahasa dalam artikel; Untuk memecahkan masalah

tersebut, penulis menggunakan metode penelitian dengan cara study pustaka yaitu

dari internet, buku bahasa Indonesia dan buku pedoman penulisan Karya Ilmiah.

Dalam penganalisisan data, yang kami peroleh dari Internet dapat

menjawab permasalahan nomor satu, dua, tiga dan empat di analisis dengan cara

diurutkan, dikelompokkan dan dipahami lebih dalam lagi. Data yang diperoleh

dari beberapa pendapat ahli bahasa dan Guru bahasa Indonesia dapat digunakan

untuk menjawab permasalahan nomor lima, enam, tujuh dan delapan di analisis

dengan cara diurutkan, dikelompokkan, dipahami dan dibandingkan.

Berdasarkan hasil penelitian dari contoh- contoh Artikel kami

menyimpulkan bahwa Artikel merupakan sebuah karangan tidak nyata, tentang

suatu masalah secara lengkap yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di

surat kabar, majalah, bulletin dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan

gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu

masalah, atau menghibur. Dan dalam pembuatan Artikel ada beberapa hal-hal

penting yang harus diperhatikan agar Artikel dapat tersusun dengan baik dan

benar.

3

Page 4: Kti Artikel Xi Ipa 1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i

Abstrak .......................................................................................................... i

Daftar Isi ....................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 2

1.5 Asumsi dan Keterbatasan .................................................................. 3

1.6 Metode Penelitian ............................................................................. 3

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Bahasa ................................................................................... 4

2.2 Beberapa istilah dalam Bahasa ............................................................... 4

2.3 Tahapan perolehan bahasa ...................................................................... 5

2.4 Bahasa buatan.......................................................................................... 5

2.5 Menerjemahkan bahasa............................................................................ 6

2.6 Pengertian Artikel ................................................................................... 6

2.7 Jenis Artikel............................................................................................. 8

2.8 Ciri-ciri Artikel........................................................................................ 10

2.9 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Artikel ................... 11

2.10 Aspek Bahasa Dalam Artikel ................................................................ 16

2.11 P engkajian Hasil Penelitian ................................................................. 16

2.12 Kerangka Pemikiran Argumentasi Keilmuan ....................................... 29

2.13 Pengajuan Hipotesis............................................................................... 29

Bab III Prosedur Penelitian

4

Page 5: Kti Artikel Xi Ipa 1

3.1 Tujuan Khusus ........................................................................................ 31

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian .......................................................... 31

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 31

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................... 31

3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ................................................. 32

Bab IV Deskriptif, Analisis, Pembahasan, Temuan, Penelitian dan

Perbandingan

4.1 Jabaran Variabel ...................................................................................... 33

4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 34

4.3 Pengujian Hipotesis ................................................................................ 34

4.4 Diskusi Hasil Penelitian .......................................................................... 35

Bab V Penutup

5.1 Simpulan ................................................................................................. 36

5.2 Saran ....................................................................................................... 36

Daftar Pustaka ............................................................................................... iv

5

Page 6: Kti Artikel Xi Ipa 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mengungkapkan suatu ide atau pemikiran tentang masalah , hal atau

peristiwa yang sedang hangat dibicarakan pada umumnya orang menuangkannya

dalam bentuk tulisan. Tulisan yang digunakan adalah tulisan ilmiah yang

bentuknya biasa berupa makalah, paper, skripsi, tesis bahkan Artikel.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami akan membahas khusus

tentang Artikel.

Artikel adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah berbentuk argument yang

mengemukakan pendapat dari para ahlinya disertai bukti-bukti dan solusinya.Isi

sebuah artikel tidak hanya sebuah opini & pemecahan masalah saja, tetapi juga

berisi berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang mungkin sebelumnya tidak

kita ketahui.

Dengan seringnya membaca dan mengkaji bahkan membuat artikel

diharapkan kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam proses penelitian- penelitian yang kami kaji, timbul berbagai

permasalahan yang muncul. Untuk itu kami membatasi permasalahan yang

muncul, diantaranya:

a. Apa yang dimaksud dengan bahasa?

b. Bagaimana tahapan perolehan bahasa?

c. Apa yang dimaksud dengan bahasa buatan?

6

Page 7: Kti Artikel Xi Ipa 1

d. Bagaimana cara menerjemahkan bahasa?

e. Apa yang dimaksud dengan artikel?

f. Apa saja jenis-jenis artikel?

g. Apa saja ciri-ciri Artikel?

h. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat artikel?

i. Bagaimana aspek bahasa dalam artikel?

1.3 Tujuan Penelitian

Kami sebagai tim penyusun melakukan penelitian dengan beberapa tujuan,

diantaranya:

a. Agar siswa dapat memahami tentang bahasa.

b. Agar siswa dapat mengetahui bagaimana tahapan perolehan bahasa.

c Agar siswa dapat mengetahui tentang bahasa buatan

d. Agar siswa dapat mengetahui cara menterjemahkan bahasa

e. Agar siswa dapat mengetahui tentang artikel.

f. Agar siswa dapat mengetahui jenis-jenis artikel

g. Agar siswa dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pembuatan artikel.

h. Agar siswa dapat mengetahui aspek bahasa dalam artikel.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dituangkan dalam karya tulis yang sangat bermanfaat

bagi para siswa di lingkungan kampus SMA Negeri 1 Karawang khususnya siswa

XI IPA 1. Adapun manfaatnya adalah:

7

1

Page 8: Kti Artikel Xi Ipa 1

a. Untuk memahami tentang bahasa.

b. Untuk mengetahui bagaimana tahapan perolehan bahasa.

c. Untuk mengetahui tentang bahasa buatan

d. Untuk mengetahui cara menterjemahkan bahasa

e. Untuk mengetahui tentang artikel.

f. Untuk mengetahui jenis-jenis artikel

g. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan artikel.

h. Untuk mengetahui aspek bahasa dalam artikel.

1.5 Asumsi dan Keterbatasan

Dalam pembuatan Artikel tentunya ada tata cara yang baik agar

memperoleh hasil yang baik pula. Diantaranya beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembuatan Artikel adalah menguji gagasan, pola penggarapan

Artikel, penulisan bagian pendahuluan, penulisan bagian pembahasan atau tubuh

utama, menutup artikel, dan pemeriksaan isi artikel. Aspek bahasa dalam

artikelpun perlu kita perhatikan dengan cara membedakan antara kosa kata ilmiah

dan kosa kata populer.

1.6 Metode Penelitian

Dalam proses penelitian membuat karya tulis ini, kami melakukan

beberapa metode penelitian, diantaranya:

1. Study pustaka : a. Internet

b. Buku Bahasa Indonesia

8

Page 9: Kti Artikel Xi Ipa 1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahasa

Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem

sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk mebentuk kalimat yang

memiliki arti. Bahasa memiliki beberapa definisi yaitu :

a. Satu system untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.

b. Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka

kepada orang lain.

c. Satu kesatuaan system makna.

d. Satu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara

bentuk dan makna.

e. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh :-

Perkataan, kalimat, dan lain lain.)

f. Satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.

2.2 Beberapa istilah dalam Bahasa

a. Fonem yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk

membedakan arti dari satu kata.

b. Morfem yaitu unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan

dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat

berbentuk imbuhan.

9

Page 10: Kti Artikel Xi Ipa 1

c. Sintaks yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan

sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu. Dalam bahasa Indonesia

terdapat aturan SPO atau Subjek-predikat-objek.

d. Semantik yaitu mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang

dibentuk dalam suatu kalimat.

e. Diskurs yaitu mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragraph, bab,

cerita atau literatur.

2. 3 Tahapan perolehan bahasa

a. Berbunyi yaitu tahapan yang dilakukan oleh bayi di seluruh dunia, tidak

terpengaruh pada jenis bahasa yang ada di sekitarnya. Bayi tuna rungu

pun melakukannya. Biasanya terdiri atas bebunyian dari huruf hidup.

b. Bergumam yaitu tahapan yang menunjukkan kecenderungan bayi untuk

mengeluarkan berbagai jenis fonem yang digabung antara huruf hidup dan

konsonan. Pada tahap ini suara babbling terdengar sama pada bayi berbahasa

apapun.

c. Ujaran satu kata yaitu Tahapan yang menunjukkan kecenderungan bayi

untuk mengeluarkan fonem yang berguna pada bahasanya, baik huruf hidup

maupun konsonan.

d. Ujaran dua kata dan penuturan telegrafik yaitu tahapan yang

berlangsung pada usia 1.5 – 2.5 tahun, dimana bayi dan balita mulai

menggabungkan dua atau tiga buah kata. Pada saat ini anak mulai belajar

memahami sintaks.

e. Struktur dasar kalimat dewasa yaitu tahapan yang mulai muncul pada

usia 4 tahun. Ditunjang oleh pertambahan perolehan kosa kata yang

meningkat secara eksponensial.

2.4 Bahasa buatan

10

Page 11: Kti Artikel Xi Ipa 1

Ada beberapa bahasa artifisial (buatan) yang dikenal. Salah satunya adalah

bahasa Esperanto. Bahasa ini diciptakan oleh L. L. Zamenhof di mana bahasa ini

merupakan paduan dari berbagai unsur bahasa, khususnya bahasa-bahasa Roman

yang dicampurkan dengan unsur-unsur Bahasa Slavia dan bahasa-bahasa Eropa

lainnya, serta digunakan untuk mempermudah pembelajaran bahasa karena

kesederhanaan tata bahasanya. Bahasa-bahasa artifisial lainnya yang disebut

conlang (constructed language) antara lain adalah Bahasa Interlingua dan Bahasa

Lojban.

Sebagian pakar bahasa, seperti J.R.R. Tolkien, telah menciptakan bahasa

rekaan, untuk tujuan di bidang sastera . Salah satunya adalah bahasa Quenya,

yakni satu bentuk bahasa yang dipakai oleh kaum Elvish. Quenya mempunyai

abjad dan istilah tersendiri serta dapat digunakan oleh manusia. Di samping

bahasa Quenya, juga diciptakan bahasa Klingon yang pernah dipakai dalam film

Star Trek.

2.5 Menerjemahkan bahasa

Bahasa manusia yang berbeda-beda menyebabkan manusia mencoba untuk

mengungkapkannya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan

menggunakan komputer untuk menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lainnya.

Perangkat demikian dikenal sebagai "Mesin Penerjemah".

Mesin Penerjemah merupakan hal yang sangat diidam-idamkan oleh para

pakar komputer sejak awal. Pada mulanya mereka memperkirakan, bahwa hal

tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi, hal tersebut ternyata sulit

dalam pelaksanaannya, sehingga para pakar komputer tersebut putus asa.

Meskipun demikian, di masa sekarang ini beberapa perangkat penerjemah telah

dijual secara komersial di pasaran.

2.6 Pengertian Artikel

11

Page 12: Kti Artikel Xi Ipa 1

Menurut kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs. S.

Wojowasito dan W.J.S. Poerwodarminto, article berarti “karangan”. Sedangkan

“artikel” dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia

berarti karangan di surat kabar, majalah dan sebagainya.

Menurut Sharon Schull

Artikel di definisikan sebagai bentuk karangan yang berisi analisis suautu

fenomena atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa, apa, kapan,

dimana, bagaimana dan mengapa fenomena alam atau sosial tersebut terjadi.

Suatu artikel terkadang menawarkan suatu alternative bagi pemecahan masalah.

Pada saat ini, menulis artikel di media cetak (dan elektronik) sudah

menjadi kegiatan yang terhormat dikalangan intelektual. Identitas dan otoritas

seorang intelektual akan terangkat jika ia dikenal sebagai seorang penulis artikel.

Dengan menulis artikel dimedia cetak, seseorang akan dikukuhkan sebagai warga

intelektual.

Namun demikian, bukan berati "kaum non intelektual" tidak memiliki

kesempatan yang sama untuk menulis artikel di media massa. Belakangan ini,

sudah banyak para praktisi, profesional di bidang tertentu dan penulis lepas

(freelance) yang melakukan hal sama. Ini tentu fenomena yang menggembirakan,

meskipun secara kuantitas jumlah mereka tidak begitu banyak.

Menurut Wikipedia Indonesia

Sebuah artikel merupakan sebuah halaman yang mempunyai informasi

seperti layaknya yang ada dalam ensiklopedia atau almanak di dalamnya (seperti

almanak merujuk kepada daftar-daftar, rentang waktu, tabel atau bagan).

Menurut Sumadiria

12

Page 13: Kti Artikel Xi Ipa 1

Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas

suatu masalah tertentu yang sifatnya actual dan kadang-kadang controversial

dengan tujuan untuk memberi tahu (informative), memengaruhi, meyakinkan

(persuasive argumentative), dan menghibur Khalayak pembaca.

Menurut Sumber lainnya

Artikel merupakan karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai di

majalah, surat kabar, dan sebagainya (1).

Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa,

yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam

masyarakat secara lugas (2).

Artikel merupakan:

1. karya tulis atau karangan;

2. karangan nonfiksi;

3. karangan yang tak tentu panjangnya;

4. karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur;

5. sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya;

6. wujud karangan berupa berita atau "karkhas" (Pranata 2002: 120).

2.7 Jenis Artikel

Berdasarkan jenis karangannya, artikel dibagi atas empat jenis

yaitu:

1. Artikel Deskriptif, diambil dari kata “describe” yang artinya menjelaskan. Isi

artikal ini menjelaskan suatu masalah atau fakta yang menjadi sorotan publik.

2. Artikel Eksplanatif, diambil dari kata “explain” yang berarti menerangkan

suatu masalah secara detail. Biasanya diakhiri dengan kesimpulan dan cara

untuk menyelesaikan masalah tersebut.

3. Artikel Prediktif, diambil dari kata “predict” yang berarti meramalkan.

Artikal berisi dugaan tentang masa yang akan datang dari masa sekarang.

13

Page 14: Kti Artikel Xi Ipa 1

4. Artikel Preskriptif, diambil dari kata “prescribe” yang berarti menuntun atau

mengajak untuk mengikuti apa yang disampaikan.

Berdasarkan jenis isinya, dibagi menjadi 6 yaitu:

a. Artikel ”How-To” adalah jenis artikel yang berisi suatu permasalahan.

Biasanya artikel ini punya judul yang lazimnya berawalan “Bagaimana…”.

b. Artikel definisi, dalam pembuatan artikel ini harus benar-benar memahami isi

permasalahan dan solusi dari masalah tersebut. Biasanya orang yang sudah

berpredikat ahli yang membuat artikel jrnis definisi ini.

c. Artikel opini, artikel jenis ini yang biasa digemari dan dibuat oleh semua

kalangan. Karena dalam pembuatan artikel ini murni dari pendapat penulis,

tentunya masih dalam batasan pemikiran dari penulis artikel tersebut.

d. Tulis e-course gratis, jenis artikel ini dapat kita lihat dan bayangkan dari

nama jenis artikel tersebut. E-course yang berarti dalam artikel ini kita harus

bisa membuat pembaca mengerti dengan isi article dan mengajak pembaca

melakukan atau membuat sesuatu secara gratis. Kenapa dibilang gratis ? karna

dalam bentuk penyajian artikel itu sendiri biasa kita temui pada blog, sama

seperti jenis “How to “, tetapi harus lebih memperhatikan konsep e-course itu

sendiri dan solusi yang tepat dan komplit atas satu permaslahan umum.

e. Artikel bentuk daftar, jenis artikel ini biasa kita temui dalam blog dengan

judul ”5 cara…, 6 Langkah…, 3 trik…, dll.” apa menariknya membuat artikel

macam ini?

Ada dua alasan. Pertama, orang lebih mudah mencerna isi tulisan jika inti sari

tulisan anda sudah tersedia dalam daftar. Kedua, artikel bentuk ini sering

punya link ke blogger lain. Jadi, kita mudah menambah traffic pengunjung

dengan tulisan ini. Nah, sama seperti jenis artikel yang lain. Dalam betuk

tulisan ini kita masih harus mempertahankan gaya cerita kita yang unik dan

keaslian pendapat kita. Jangan lupa juga… materi pemecahan masalah

(problem solving) harus selalu anda sajikan untuk pembaca.

14

Page 15: Kti Artikel Xi Ipa 1

f. Artikel teknis. Mirip seperti bentuk e-course gratis, artikel teknis fokus pada

penyelesaian masalah dengan cara step by step (selangkah demi selangkah).

Para pemilik blog tema teknologi suka dengan penulisan model ini. Selain itu,

mereka sering menggunakan grafik dan gambar untuk mengentaskan satu

masalah.

Menurut Sumber Lain

Ada beberapa jenis artikel berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi

atau kepentingannya (3) . Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel

umum.

Artikel redaksi ialah tulisan yang digarap oleh redaksi di bawah tema tertentu

yang menjadi isi penerbitan. Sedangkan artikel umum merupakan tulisan yang

ditulis oleh umum (bukan redaksi).

Sedangkan dari segi fungsi atau kepentingannya, ada artikel khusus dan

artikel sponsor.

Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan artikel

sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu.

2.8 CIRI-CIRI ARTIKEL

Artikel merupakan salah satu bentuk opini.  Yang lainnya berupa tajuk rencana /

editorial, karikatur, pojok, kolom dan surat pembaca. 

Untuk dapat menulis artikel yang berkualitas setidaknya ada tujuh hal yang mesti

diperhatikan. 

Hal inilah yang membuat tidak semua tulisan di media cetak bisa disebut sebagai

artikel.

1) Artikel adalah karya tulis yang ditulis dengan atas nama (by line story). 

Artinya, sebagai sebuah karya individual, dalam artikel harus dicantumkan

nama penulisnya.  Hal ini juga untuk menjaga tanggung jawab penulis.

15

Page 16: Kti Artikel Xi Ipa 1

2) Artikel harus mengandung gagasan yang aktual dan atau kontroversial.  Hal

ini untuk menarik minat pembaca.  Bukankah pembaca selalu menginginkan

ide-ide yang baru, segar bahkan kontroversial?  Dan bukan tidak mungkin

bila ide-ide itu akan menjadi rujukan dan bahan diskusi pembaca.  Ini berarti

membuka peluang Anda untuk dikenang dan dan dikenang oleh pembaca.  

3) Artikel harus mengangkat bahasan yang menyangkut kepentingan sebagian

besar pembacanya.  Artinya, sebagai penulis, Anda memang berhak untuk

menentukan topik apa yang akan ditulis.  Namun demikian bila Anda ingin

tulisan itu dimuat, mau tidak mau Anda harus juga mempertimbangkan topik

yang sedang diminati oleh sebagian besar masyarakat.  Karena hal inilah

yang antara lain menjadi pertimbangan redaktur dalam meloloskan artikel.

4) Artikel harus ditulis secara referensial dengan visi intelektual.  Mesti diingat

bahwa artikel bukanlah karya fiksi yang bisa berdasarkan imajinasi semata. 

Artikel merupakan karya non fiksi yang mesti bertumpu pada kaidah-kaidah

intelektual.  Karena itu apapun kasus dan argumen yang diangkat harus

didukung oleh data dan teori yang valid.  Ini untuk menghasilkan artikel

yang logis, sistimatis, analitis, akademis dan etis.

5) Artikel harus disajikan dalam bahasa yang komunikatif.   Ini penting karena

pembaca media cetak cukup beragam.  Dengan pola menyampaian yang

komunikatif, yaitu sederhana, jelas, menarik, hidup, populer, akan membuka

kemungkinan semakin banyak pembaca mampu memahami resensi artikel.

6) Artikel harus ditulis secara singkat dan tuntas.  Singkat artinya artikel harus

ditulis dengan effisien, tidak bertele-tele, langsung ke permasalahan dan

tuntas memberi solusi atas permasalahan tersebut.  Hal ini tak lepas dari

sangat terbatasnya ruang yang disediakan.  Biasanya hanya sebanyak 4-5

halaman A4, spasi ganda.

7) Artikel harus orisinal.  Artinya bukan hasil menjiplak karya orang lain. 

Kalaupun ada bagian-bagian artikel yang mengutip karya orang lain, harus

menyebutkan sumbernya dengan jelas.

2.9 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Artikel

16

Page 17: Kti Artikel Xi Ipa 1

2.9.1 Menguji Gagasan

Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis ialah menentukan atau

memastikan topik atau gagasan apa yang hendak dibahas. Ketika sudah

menentukan gagasan tersebut, kita bisa melakukan sejumlah pengujian. Pengujian

ini terdiri dari lima tahap sebagai berikut (4).

Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang?

Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga memunyai fokus yang

tajam?

Apakah gagasan itu terikat waktu?

Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan yang unik?

Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan penerbit?

2.9.2 Pola Penggarapan Artikel

Ketika hendak menghadirkan artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada

satu kemungkinan. setidaknya lima pola yang bisa kita gunakan untuk menyajikan

artikel tersebut. Berikut kelima pola yang dimaksudkan (5).

a. Pola pemecahan topik

Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang

ditemakan menjadi subtopik atau bagian-bagian yang lebih kecil dan sempit

kemudian menganalisa masing-masing.

b. Pola masalah dan pemecahannya

Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih dari satu) yang

masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang ditemakan dengan jelas.

Kemudian menganalisa pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di

bidang keilmuan yang bersangkutan.

c. Pola kronologi

Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan peristiwa yang terjadi.

17

Page 18: Kti Artikel Xi Ipa 1

d. Pola pendapat dan alasan pemikiran

Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan

pendapatnya sendiri tentang topik yang digarapnya, lalu menunjukkan alasan

pemikiran yang mendorong ke arah pernyataan pendapat itu.

e. Pola pembandingan

Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu topik dan

menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Inilah pola dasar yang paling sering

dipakai untuk menyusun tulisan.

Kelima pola penggarapan artikel di atas dapat dikombinasikan satu dengan

yang lain sejauh dibutuhkan untuk menghadirkan sebuah tulisan yang kaya.

2.9.3 Menulis Bagian Pendahuluan

Untuk bagian pendahuluan, setidaknya ada tujuh macam bentuk pendahuluan

yang bisa digunakan (6). Salah satu dari ketujuh bentuk pendahuluan berikut ini

dapat kita jadikan alternatif untuk mengawali penulisan artikel kita.

a. Ringkasan

Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata mengemukakan pokok

isi tulisan secara garis besar.

b. Pernyataan yang menonjol

Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan kejutan", diikuti kalimat

kekaguman untuk membuat pembaca terpesona.

c. Pelukisan

18

Page 19: Kti Artikel Xi Ipa 1

Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk

menggugah pembaca karena mengajak mereka membayangkan bersama penulis

apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel itu nantinya.

d. Anekdot

Pembukaan jenis ini sering menawan karena memberi selingan kepada

nonfiksi, seolah-olah menjadi fiksi.

e. Pertanyaan

Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga dianggap sebagai

pendahuluan yang bagus.

f. Kutipan orang lain

Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa

pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan

dalam artikel nanti.

g. Amanat langsung

Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca sudah tentu

akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorangan.

Meskipun merupakan pendahuluan, bagian ini tidaklah mutlak ditulis pertama

kali. Mengingat tugasnya untuk memancing minat dan mengarahkan pembaca ke

arah pembahasan, sering kali menulis bagian pendahuluan ini menjadi lebih sulit

daipada menulis judul atau tubuh tulisan. Oleh karena itu, lebih baik menuliskan

bagian lain terlebih dahulu (7).

2.9.4 Menulis Bagian Pembahasan atau Tubuh Utama

19

Page 20: Kti Artikel Xi Ipa 1

Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian. Masing-

masing dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi kesempatan agar

pembaca beristirahat sejenak, subjudul itu juga bertugas sebagai penyegar,

pemberi semangat baca yang baru (8). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul

tidak ditulis secara kaku.

Pada bagian ini, kita bisa membahas topik secara lebih mendalam. Uraikan

persoalan yang perlu dibahas, bandingkan dengan persoalan lain bila diperlukan.

2.9.5 Menutup Artikel

Kerangka besar terakhir dalam suatu karya tulis ialah penutup. Bagian ini

biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa juga berupa

saran, imbauan, ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005: 88).

Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak mesti terang-terangan

menuliskan subjudul berupa "Penutup" atau "Simpulan". Penutupan artikel bisa

kita lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan (9). Gaya pamit itu bisa

ditandai dengan pemarkah seperti "demikian", "jadi", "maka", "akhirnya", dan

bisa pula berupa pertanyaan yang menggugah pembaca.

2.9.6 Pemeriksaan Isi Artikel

Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu kita lakukan ialah

melakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk meyakinkan bahwa tulisan yang kita

hasilkan memang baik, kita harus rajin memeriksa tulisan kita. Untuk

memudahkan pengoreksian artikel, beberapa pertanyaan berikut perlu kita jawab

(10).

Untuk pembukaan, misalnya, apakah kalimat pembuka bisa menarik

pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang kita tuangkan? Jika tulisan

20

Page 21: Kti Artikel Xi Ipa 1

kita serius, adakah kata-kata yang sembrono? Apakah pembukaan kita

menyediakan cukup banyak informasi?

Untuk isi atau tubuh, apakah kalimat pendukung sudah benar-benar

mendukung pembukaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan

ide pokok? Apakah ada urutan logis antarparagraf?

Untuk simpulan, apakah disajikan dengan cukup kuat? Apakah mencakup

semua ide tulisan? Bagaimana reaksi kita terhadap kata-kata dalam simpulan

tersebut? Sudah cukup yakinkah kita bahwa pembaca pun akan memiliki reaksi

seperti kita?

Jika kita menjawab "tidak" untuk tiap pertanyaan tersebut, berarti kita perlu

merevisi artikel itu dengan menambah, mengganti, menyisipi, dan menulis ulang

bagian yang salah.

2. 10 ASPEK BAHASA DALAM ARTIKEL

Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita perlu

mencermati bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini.

Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan

yang kita hasilkan ditujukan untuk kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah

populer ditujukan kepada para pembaca umum.

Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata

ilmiah dan kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu

akan dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di

lapisan atas maupun di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata

yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah,

pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah (11).

2.11 Pengkajian Hasil Penelitian

21

Page 22: Kti Artikel Xi Ipa 1

2.11.1 Artikel 1

Unta: Hewan Yang Khidmat Kepada Umat Manusia

HARUN YAHYA

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan

langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan?

Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena

sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan."

(QS. Al Ghasiyah: 17-21)

Tidak diragukan lagi bahwa semua makhluk, dengan kemampuan mereka,

menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan tak terbatas dari Pencipta mereka.

Allah mengungkapkan hal ini dalam berbagai ayat Al Quran, mengisyaratkan

bahwa segala sesuatu yang Dia ciptakan sebenarnya adalah sebuah tanda, yaitu

lambang dan peringatan.

Dalam surat Al-Ghasiyah ayat ke-17, Allah merujuk kepada hewan yang akan kita

pelajari dan pikirkan dengan saksama, yaitu unta.

Pada bagian ini, kita akan mempelajari makhluk hidup yang ditunjukkan Allah

dalam ungkapan Al Quran, "Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana

mereka diciptakan?"

Yang menjadikan unta "makhluk hidup istimewa" adalah struktur tubuhnya, yang

tidak terpengaruh oleh kondisi alam paling keras sekalipun. Tubuhnya memiliki

beberapa keistimewaan, yang memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari

tanpa air dan makanan, dan mampu mengangkut beban ratusan kilogram selama

berhari-hari.

Ciri-ciri unta, yang akan kita pelajari secara terperinci pada halaman-halaman

berikut, membuktikan bahwa hewan ini diciptakan khusus untuk kondisi iklim

kering, dan bahwa ia disediakan untuk melayani manusia. Ini adalah tanda-tanda

penciptaan yang nyata bagi orang-orang yang berakal.

22

Page 23: Kti Artikel Xi Ipa 1

"Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan

Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya)

bagi orang-orang yang bertakwa." (QS.Yunus: 6).

Kepala Terlindung Dari Pasir:

Bulu mata memiliki sistem pengaitan. Dalam keadaan bahaya, bulu ini secara

otomatis menutup. Bulu mata yang saling berkait ini mencegah masuknya partikel

debu ke mata.

Hidung dan telinga ditutupi oleh bulu panjang agar terlindungi dari debu dan

pasir.

Lehernya yang panjang memungkinkan hewan ini mencapai dan memakan

dedaunan yang berada 3 m di atas tanah.

Kaki Yang Cocok Dengan Semua Jenis Tanah:

Kakinya memiliki dua jari kaki yang dihubungkan dengan bantalan elastis.

Struktur ini, yang memungkinkan unta mencengkeram tanah dengan erat, terdiri

dari empat bola berlemak. Ini sangat cocok untuk berbagai jenis kondisi tanah.

Kuku melindungi kaki dari kemungkinan rusak akibat benturan.

Lututnya tertutup kapalan, yang terbentuk dari kulit sekeras dan setebal tanduk.

Ketika hewan ini berbaring di pasir yang panas, struktur berkapalan ini

melindunginya dari luka akibat permukaan tanah yang sangat panas.

Punuk Unta Sebagai Simpanan Makanan:

Punuk unta, yang berupa gundukan lemak, menyediakan sari makanan bagi hewan

ini secara berkala ketika ia mengalami kesulitan makanan dan kelaparan. Dengan

sistem ini, unta dapat hidup hingga tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta

kehilangan 33% berat badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan

kehilangan 8% berat badannya dan meninggal dalam waktu 36 jam, dan

kehilangan seluruh air dari tubuhnya.

23

Page 24: Kti Artikel Xi Ipa 1

Bulu Tebal Yang Menyekat Panas:

Bulu tebal ini terdiri atas rambut yang tebal dan kusut, yang tidak hanya

melindungi tubuhnya dari kondisi cuaca dingin maupun panas, tetapi juga

mengurangi kehilangan air dari tubuh. Unta Dromedari dapat memperlambat

penguapan air dengan meningkatkan suhu tubuhnya sampai 41 C. Dengan cara

ini, ia mencegah kehilangan air.

Dengan bulu tebalnya, unta dapat bertahan hidup dengan suhu hingga 50 C di

musim panas dan hingga -50 C di musim dingin.

Mereka Bahkan Dapat Memakan Duri:

Unta Dromedari dapat bertahan pada suhu -52 C, di wilayah-wilayah paling tinggi

di Asia Tengah.

Daya Tahan Luar Biasa Dari Lapar Dan Haus

Unta dapat bertahan hidup tanpa makanan dan air selama delapan hari pada suhu

50 C. Pada masa ini, ia kehilangan 22% dari keseluruhan berat badannya.

Sementara manusia akan sekarat jika kehilangan air setara dengan 12% berat

badan, seekor unta kurus dapat bertahan hidup kendatipun kehilangan air setara

dengan 40% keseluruhan berat badan. Penyebab lain kemampuannya bertahan

terhadap haus adalah adanya mekanisme yang memungkinkan unta meningkatkan

suhu tubuh-dalamnya hingga 41 C. Dengan demikian, ia mampu meminimalkan

kehilangan air dalam iklim panas yang ekstrem di gurun pasir pada siang hari.

Unta juga mampu mengurangi suhu tubuh-dalamnya hingga 30 C pada malam

yang dingin di padang pasir.

Unit Penggunaan Air Yang Baik

Unta mampu mengonsumsi air hingga 30 liter, yaitu sekitar sepertiga dari berat

badannya, dalam waktu kurang dari 10 menit. Di samping itu, unta memiliki

struktur selaput lendir dalam hidungnya yang seratus kali lebih besar dari yang

ada pada manusia. Dengan selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung,

unta mampu menyerap 66% kelembapan yang ada di udara.

24

Page 25: Kti Artikel Xi Ipa 1

Pemanfaatan Maksimal Makanan Dan Air

Sebagian besar binatang mati keracunan ketika urea yang tertimbun dalam ginjal

berdifusi ke dalam darah. Akan tetapi, unta menggunakan air dan makanan secara

maksimal dengan melewatkan urea ini berkali-kali melalui hati. Struktur darah

dan sel unta dikhususkan untuk membuat hewan ini hidup lama tanpa air dalam

kondisi padang pasir.

Dinding sel hewan ini memiliki struktur khusus yang mampu mencegah

kehilangan air secara berlebihan. Di samping itu, komposisi darah mencegah

terjadinya pelambatan peredaran darah, bahkan ketika jumlah air di dalam tubuh

unta berkurang hingga batas minimum. Selain itu, dalam darah unta terdapat lebih

banyak enzim albumin, yang memperkuat ketahanan terhadap haus, dibandingkan

dalam darah makhluk hidup lain.

Punuk adalah pendukung lain bagi unta. Seperlima dari seluruh berat badan unta

tersimpan dalam bentuk lemak pada punuknya. Penyimpanan lemak tubuh hanya

pada satu bagian tubuh mencegah pengeluaran air dari seluruh tubuhnya-yang

berkaitan dengan lemak. Ini memungkinkan unta menggunakan air secara

minimum.

Walau mampu mengonsumsi 30-50 kg makanan dalam sehari, dalam kondisi yang

keras unta mampu bertahan hidup hingga sebulan hanya dengan 2 kg rumput

sehari. Unta memiliki bibir yang sangat kuat dan mirip karet, yang

memungkinkannya memakan duri yang cukup tajam untuk menusuk kulit tebal.

Di samping itu, unta memiliki lambung berbilik empat dan sistem pencernaan

yang sangat kuat, yang mampu mencerna apa pun yang ia makan. Ia bahkan

mampu memakan bahan-bahan seperti karet India, yang tidak dapat dianggap

sebagai makanan. Sungguh jelas bagaimana pentingnya kualitas ini pada iklim

yang sedemikian kering.

Perlindungan Terhadap Angin Tornado

Mata unta memiliki dua lapisan bulu mata. Bulu mata ini saling kait seperti

perangkap dan melindungi matanya dari badai pasir yang kuat. Selain itu, unta

mampu menutup lubang hidungnya, sehingga pasir tidak dapat masuk.

25

Page 26: Kti Artikel Xi Ipa 1

Perlindungan Terhadap Kondisi Cuaca Yang Terik Dan Membekukan

Bulu tebal yang tidak tertembus pada tubuh unta mencegah matahari padang pasir

yang terik mencapai kulitnya. Bulu ini juga menghangatkan unta dalam kondisi

cuaca yang membekukan. Unta padang pasir tidak terpengaruh oleh suhu hingga

setinggi 50 C, dan unta Baktria yang berpunuk dua mampu bertahan hidup pada

suhu hingga serendah -50 C. Unta jenis ini mampu bertahan hidup bahkan pada

lembah-lembah dataran tinggi, 4000 m di atas permukaan laut.

Perlindungan Terhadap Pasir Yang Membakar

Kaki unta, yang terlalu besar bagi tungkainya, secara khusus "didesain" dan

diperlebar untuk membantunya berjalan di atas pasir tanpa terperosok. Kaki ini

telapaknya luas dan menggembung. Selain itu, kulit tebal khusus di bawah telapak

kaki merupakan perlindungan terhadap pasir yang membakar.

Marilah kita berpikir dengan mengingat informasi tersebut: Apakah ia dengan

sendirinya menyesuaikan diri dengan kondisi padang pasir? Apakah ia dengan

sendirinya membentuk lapisan lendir dalam hidungnya atau punuk di

punggungnya? Apakah ia dengan sendirinya mendesain hidung dan struktur

matanya agar mampu melindungi diri dari dari angin tornado dan badai? Apakah

ia dengan sendirinya mendesain darahnya sendiri dan struktur selnya sendiri

berdasarkan prinsip penghematan air? Apakah ia dengan sendirinya memilih

bentuk bulu yang menutupi tubuhnya? Apakah ia mengubah dirinya sendiri

menjadi "kapal padang pasir"?

Sebagaimana makhluk hidup lain, unta sudah pasti tidak dapat melakukan satu

pun dari hal-hal tersebut dan membuat dirinya bermanfaat bagi manusia. Ayat di

dalam Al Quran "Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana ia

diciptakan?" mengarahkan perhatian kita kepada penciptaan hewan luar biasa ini

dalam bentuk terbaik. Sebagaimana makhluk lain, unta juga dilengkapi banyak

kualitas istimewa, lalu ditempatkan di muka bumi sebagai tanda kebesaran sang

Pencipta.

26

Page 27: Kti Artikel Xi Ipa 1

Unta diciptakan dengan ciri-ciri fisik yang luar biasa ini untuk melayani umat

manusia. Umat manusia sendiri diwajibkan untuk melihat penciptaan di seluruh

jagat raya dan tunduk kepada sang Pencipta segala makhluk: Allah SWT.

2.11.2 Artikel 2

Kain Batik Indonesia

Oleh : Agus Suprapto

Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata

batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax)

yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna

(dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian

dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa

di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata

pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan

eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan

masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi

fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa

dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan

membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.

Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa

corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap

berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para

penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa,

yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil

minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak

dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah

(gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti

warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai

dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki

perlambangan masing-masing.

27

Page 28: Kti Artikel Xi Ipa 1

Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada

keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga

teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah

dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara

seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia,

batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun

demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari

Indonesia, terutama dari Jawa.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga

kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu.

Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat

ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton

Yogyakarta dan Surakarta.

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini

masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden

Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Cara pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas

yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti

sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan

cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus,

atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam

serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna

yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian

dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa

kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia

untuk melarutkan lilin.

Jenis batik

Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan

tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

28

Page 29: Kti Artikel Xi Ipa 1

Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk

dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini

membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

2.11.3 Artikel 3

DNA Dapat Meningkatkan Potensi Diri

Oleh : Pandji

Deoxyribunucleic Acid (DNA) selama ini selalu dikenal untuk mengidentifikasi

garis keturunan karena dalam DNA lah yang membawa penurunan sifat oleh

karena itu DNA tidak dapat dipungkiri  untuk megungkapkan identitas dari

seseorang karena DNA memiliki pola-pola tersendiri yang mampu

mengungkapakan suatu garis keturunan dari seseorang, DNA pun dapat

ditemukan diseluruh jaringan tubuh seseorang

Padahal, DNA tak hanya bisa dipelajari dari sisi medis. Psikolog Miriati, Psi,

mengungkapkan, DNA juga bisa disorot dari ilmu Psikologi. Apa manfaatnya?

Ternyata, DNA bisa dioptimalkan untuk membangkitkan potensi diri. Mau tahu,

bagaimana mengaktifkan DNA?

DNA terdiri dari zat kimia yang sifatnya basah yaitu adenine, guanine, cytosine

dan thymine yang melekat pada fosfor dan gula. Bentuknya seperti tangga elips,

memutar. Menurut Miriati, setiap manusia memiliki DNA/gen yang mempunyai

potensi serupa. Memberikan pengaruh positif atau negatif, tergantung bagaimana

pengaktifan oleh masing-masing individu.

“DNA itu terdapat di setiap inti sel tubuh. Semua manusia memilikinya.

Perbedaannya, hanya karena masing-masing punya pilihan dan keinginan yang

berbeda. Selain itu disebabkan masih adanya gen yang padat dan belum mencair.

Sehingga, perlu di- on -kan,” ujar Miriati, pada diskusi Mengoptimalkan Potensi

Diri melalui Pengaktifan DNA/Gen, di MP Book Point, Jakarta Selatan, Kamis

(10/9).

29

Page 30: Kti Artikel Xi Ipa 1

“Dengan kehadiran gen/DNA, setiap orang punya bakat dan potensi yang sama.

Catatannya, harus membuka diri dengan berbagai kesempatan,” lanjutnya.

Miriati mencontohkan, sikap penolakan selalu menjadi respon awal bila

disodorkan sebuah kesempatan. Padahal, tawaran ini seharusnya direspon secara

positif dan yakin bahwa setiap orang bisa melakukannya, meskipun tanpa

pengalaman. Ketika kesempatan direspon positif, jelas Miriati, maka gen akan

hidup.

“Setiap orang punya potensi, berapapun usianya. Untuk memaksimalkan potensi,

setiap orang harus berpikir positif, bahwa dia bisa. Setiap orang punya muatan gen

yang sama, tergantung bisa dibuka atau tidak. Kalau negative thinking , gen tidak

akan terbuka,” papar Miriati.

Bagaimana mengaktifkan DNA untuk potensi diri?

Ada beberapa cara untuk mengaktifkan DNA. Miriati memaparkan, setidaknya

ada 6 karakter positif yang bisa ditumbuhkan pada setiap individu. Pertama,

membuka diri untuk menyerap wawasan yang luas. Wawasan yang luas akan

merangsang keinginan. Kedua, dengan keinginan atau dreams, bisa

membangkitkan energi positif dalam diri.

Tak hanya dari diri sendiri, menghidupkan DNA juga bisa distimulus dari

lingkungan sekitar. Cara ketiga, menginspirasi momen yang dijumpai.

“Seseorang bisa mengandalkan dirinya sendiri dengan apa yang ada didirinya.

Dimanapun, kita bisa terinspirasi asal dalam hidup menghadirkan consciousness

sehingga kita bisa memaknai suatu peristiwa,” ujarnya.

Keempat, selalu berpikir positif, grab it first and do it ! Artinya, selalu berpikir

positif atas setiap kesempatan baru. Dan kelima, selalu melakukan latihan terus

menerus sehingga pengaktifan DNA akan bisa dimunculkan secara spontan dan

berimplikasi positif bagi potensi diri.

Miriati juga mengingatkan, jika memiliki mimpi atau keinginan, berbagilah

dengan orang-orang yang diyakini bisa memberikan dorongan. Dorongan positif

30

Page 31: Kti Artikel Xi Ipa 1

yang yang didapatkan akan memacu DNA aktif. “Jangan cerita sama orang yang

belum-belum sudah memadamkan semangat Anda,” kata Miriati.sumber kompas

2.12 Kerangka Pemikiran Argumentasi Keilmuan

2.12.1 Argumentasi Artikel 1

Menurut pendapat kelompok kami, mengenai Artikel 1 yang

membahas tentang “Unta: hewan yang khidmat kepada umat manusia”

termasuk ke dalam Artikel Deskriptif karena didalam artikel itu

menjelaskan atau mengambarkan tentang unta.

2.12.2 Argumentasi Artikel 2

Menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel 2 yang

berjudul “Kain Batik Indonesia” termasuk ke dalam jenis artikel Deskriptif

karena didalam artikel in menjelaskan dan menggambarkan mengenai

batik.

2.12.3 Argumentasi Artikel 3

Menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel 3 yang

berjudul “DNA” dapat meningkatkan potensi diri” termasuk ke dalam

jenis artikel Deskrptif karena didalam artikel itu menjelaskan atau

menggambarkan tentang DNA makhluk hidup.

2.13 PENGAJUAN HIPOTESIS

2.13.1 Hipotesis Artikel 1

31

Page 32: Kti Artikel Xi Ipa 1

Hipotesis menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel

yang membahas tentang “Unta: hewan yang khidmat kepada umat

manusia” termasuk ke dalam Artikel Deskriptif karena didalam artikel itu

menjelaskan atau mengambarkan tentang unta, manfaat unta terhadap

manusia, yang hampir semua organ tubuhnya memiliki manfaat dan

kegunaan.

2.13.2 Hipotesis Artikel 2

Hipotesis menurut pendapat kami mengenai Artikel yang membahas tentang

“Kain Batik Indonesia“ termasuk kedalam Artikel Deskriptif karena didalam

artikel itu menjelaskan atau menggambarkan tentang Kain Batik mulai dari warna

dan motif batik, jenis, dan cara pembuatan.

2.13.3 Hipotesis Artikel 3

Hipotesis menurut pendapat kelompok kami mengenai Artikel yang

berjudul “DNA dapat meningkatkan potensi diri” termasuk ke dalam jenis artikel

Deskrptif karena didalam artikel tersebut menjelaskan atau menggambarkan

tentang DNA dalam makhluk hidup dapat meningkatkan potesi diri.

32

Page 33: Kti Artikel Xi Ipa 1

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Tujuan Khusus

Mengetahui lebih dalam tentang Artikel, ciri-ciri dan jenisnya.

Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

Artikel.

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang bersumber

dari internet, dengan cara meneliti beberapa contoh Artikel dari segi jenis, bahasa,

kosa kata, dan pola pembuatan Artikel.

3.3 Populasi dan Sampel

1. Contoh Artikel yang membahas tentang Unta: Hewan yang khidmat

kepada umat manusia.

2. Contoh Artikel yang berjudul Kain Batik Indonesia.

3. Contoh Artikel yang berjudul DNA dapat meningkatkan potens diri.

3.4 Instrumen Penelitian

Aspek Bahasa

33

Page 34: Kti Artikel Xi Ipa 1

Kata Baku

Kata Tidak Baku

3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya berupa mengamati

pembuatan Artikel dan memahami isi Artikel. Contoh Artikel diamati kami

dapatkan dari media internet.

Teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan contoh Artikel, mencari

dan memahami Artikel tersebut dengan pedoman beberapa informasi tentang

pengertian dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatn artikel yang

baik. Mengamati secara cermat dilakukan untuk memahami dan kemudian

untuk di apresiasikan dalam pembuatan Artikel yang baik.

Menganalisis data, langkah- langkah yang digunakan dengan

menggunakan metode ini adalah sebagai berikut. Pertama, membanding-

bandingkan antara data yang satu dengan data yang lainnya untuk

memudahkan analisis. Kedua, tabulasi data yaitu data yang disajikan dalam

tabel merupakan hasil identifikasi data secara kategorial mengenai masalah-

masalah dalam pembuatan Artikel. Hasil kategorisasi pertama yaitu dalam

bentuk tabel selanjutnya dianalisis secara deskriftif kualitatif. Ketiga,

penelitian berusaha membuat suatu kesimpulan tentang masalah- masalah

dalam pembuatan Artikel dari contoh- contoh Artikel yang kami dapatkan.

X

Y

X1 X2 X3

34

Page 35: Kti Artikel Xi Ipa 1

Y1 + / - + / - + / -

Y2 + / - + / - + / -

Y3 + / - + / - + / -

35

Page 36: Kti Artikel Xi Ipa 1

BAB IV

DESKRIFTIF, ANALISIS, PEMBAHASAN TEMUAN

PENELITIAN DAN PERBANDINGAN

4.1 Jabaran Variabel

Artikel

Bebas

Terikat

Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3

Aspek Bahasa +/- + / - + / -

Kata Baku + / - + / - + / -

Kata Tidak Baku + / - + / - + / -

36

Page 37: Kti Artikel Xi Ipa 1

4. 2 Hasil Penelitian

4.2.1 Artikel 1

Setelah penelitian yang kami lakukan pada artikel yang membahas tentang

“Unta: hewan yang khidmat kepada umat manusia”, kami mendapatkan beberapa

hal yang menjadi perhatian untuk kelompok kami teliti. Yaitu apek bahasa. Yang

di dalamnya mengandung kosa kata ilmiah dan kosa kata populer, serta kata baku

dan tidak baku.

Aspek bahasa harus diperhatikan dalam pembuatan suatu artikel. Yang di

dalamnya terkandung kosa kata yang terdapat dalam artikel itu sendiri. Baik kosa

kata ilmiah athu kosa kata populer, sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab

II di atas.

Setelah penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa ternyata,

artikel yang membahas tentang “Unta: hewan yang khidmat kepada umat

manusia”, mengandung aspek bahasa yang di dalamnya ternyata terdapat dua kosa

kata, kosa kata ilmiah dan populer. Namun, hasil dari penelitian yang kami

peroleh, artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata populernya. Oleh karena

artikel ini lebih dominan terhadap kosa kata populernya, artikel ini dapat di baca

oleh semua jenis kalangan. Mungkin maksud si penulis adalah, tidak semua

kalangan dapat memahami bahkan akan tidak mengerti, ketika membaca suatu

artikel yang di dalamnya menggunakan kosa kata ilmiah saja, sebagi aspek bahasa

dalam arikel tersebut. Oleh karena itu si penulis mengutamakan kosa kata popular

dalam artikel yang telah dibuatnya. Adapun beberapa contoh kosa kata ilmiah

yang telah kami telaah dalam dalam contoh artikel “Unta: hewan yang khidmat

kepada umat manusia” yang perlu kita ketahui diantaranya adalah struktur, pekan,

mekanisme, komposisi, desain, terperosok. Mengapa kata yang telah di sebutkan

tadi termasuk kedalam kosa kata ilmiah ? Kita dapat menjawabnya dengan

mudah. Kosa kata ilmiah adalah kosa kata yang hanya di ketahui oleh kalangan

tertentu saja, contohnya pelajar, mhasiswa, ilmuan, dll. Coba kalian perhatikan,

pada kata ‘sruktur’, tidak semua orang mengetahui kata ‘struktur’, mungkin

sebagian kalangan mengetahui kata ‘struktur’ itu adalah ‘penyusun’, bukan

‘struktur’, padahal keduanya memiliki arti yang sama, hanya katanya saja yang

37

Page 38: Kti Artikel Xi Ipa 1

berbeda. Oleh karena, itu disini kita dapat menyimpulkan, bahwa si penulis ingin

semua kalangan yang membacanya dapat memahami betul isi artikel yang di buat

oleh si penulis tersebut. Jadi, si penulis lebih dominan menggunakan kata popular

dalam artikel tersebut, agar semua kalangan dapat mudah mengerti ketika

membaca artikel yang di buat oleh si penulis.

4.2.2 Artikel 2

Setelah penelitian yang kami lakukan pada artikel yang membahas tentang

“Kain Batik Indonesia” kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi perhatian

untuk kelompok kami teliti. Yaitu apek bahasa. Yang di dalamnya mengandung

kosa kata ilmiah dan kosa kata populer, serta kata baku dan tidak baku.

Aspek bahasa harus diperhatikan dalam pembuatan suatu artikel. Yang di

dalamnya terkandung kosa kata yang terdapat dalam artikel itu sendiri. Baik kosa

kata ilmiah athu kosa kata populer, sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab

II di atas.

Setelah penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa

ternyata, artikel yang membahas tentang “Kain Batik Indonesia” itu, mengandung

aspek bahasa yang di dalamnya ternyata terdapat dua kosa kata, kosa kata ilmiah

dan populer. Namun, hasil dari penelitian yang kami peroleh, artikel ini lebih

dominan terhadap kosa kata ilmiahnya. Oleh karena artikel ini lebih dominan

terhadap kosa kata ilmiahnya, artikel ini tidak dapat di baca oleh semua jenis

kalangan. Mungkin maksud si penulis adalah, ingin memberitahu tentang kain

batik Indonesia, terutama hanya kepada kalangan terpelajar saja, yang mungkin

dengan informasi ini, kain batik Indonesia dapat lebih berkembang lagi. Oleh

karena itu si penulis mengutamakan kosa kata ilmiah dalam artikel yang telah

dibuatnya.

4.2.3 Artikel 3

Setelah penelitian yang kami lakukan pada artikel yang membahas tentang

“DNA” kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi perhatian untuk kelompok

kami teliti. Yaitu apek bahasa. Yang di dalamnya mengandung kosa kata ilmiah

dan kosa kata populer, serta kata baku dan tidak baku.

38

Page 39: Kti Artikel Xi Ipa 1

Aspek bahasa harus diperhatikan dalam pembuatan suatu artikel. Yang di

dalamnya terkandung kosa kata yang terdapat dalam artikel itu sendiri. Baik kosa

kata ilmiah athu kosa kata populer, sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab

II di atas.

Setelah penelitian yang sudah kami lakukan, kami mendapatkan bahwa

ternyata, artikel yang membahas tentang “DNA” itu, mengandung aspek bahasa

yang di dalamnya ternyata terdapat dua kosa kata, kosa kata ilmiah dan populer.

Namun, hasil dari penelitian yang kami peroleh, artikel ini lebih dominan

terhadap kosa kata ilmiahnya. Oleh karena artikel ini lebih dominan terhadap kosa

kata ilmiahnya, artikel ini tidak dapat di baca oleh semua jenis kalangan. Karena

Artikel ini membahas tentang sesuatu yang telah di teliti sejak lama oleh para

ilmuan-ilmuan penting di dunia, yang hanya dapat dimengerti oleh kalangan

tertentu saja . Oleh karena itu, dengan otomatis, karena artikel ini membahas

tentang sesuatu yang telah di pelajari oleh para ilmuan-ilmuan sejak jaman

dahulu, artikel ini banyak sekali terdapat kosa kata ilmiah didalamnya.

Dan ternyata, di dalam artikel ini terdapat beberapa kata yang masih menggunakan kata tidak baku. Beberapa kata tidak baku yang kami peroleh dari artikel di atas di antaranya : tak, di- on –kan. Seharusnya kata ‘tak’ di tulis mena\jadi ‘tidak’ dan kata’di- on –kan’ di tulis menjadi ‘dinyalakan’.

4.3 Pengujian Hipotesis

Bebas

Terikat

Deskriptif 1 Deskriptif 2 Desktiptif 3

39

Page 40: Kti Artikel Xi Ipa 1

Apek Bahasa + + +

Kata Baku + + +

Kata Tidak Baku - - +

4.4 Diskusi Hasil Penelitian

Setelah kami melakukan penelitian dari contoh- contoh Artikel yang

telah kami teliti, kami dapat membandingkan dari ke-tiga contoh artikel tersebut,

setiap aspek bahasa dan penggunaan kata baku dan tidak baku dalam setiap artikel

pasti berbeda-beda. Kami dapat menyimpulkan bahwa hal ini terjadi di karenakan

oleh penulis dari masing-masing artikel sendiri. Pengetahuan sang penulis tentang

artikel sangat lah penting. Hal ini digunakan untuk menilai, apakah artikel itu

40

Page 41: Kti Artikel Xi Ipa 1

artikel yang baik atau tidak sehingga si pembaca dapat memperoleh pengetahuan

dan wawasan yang luas dari membaca artikel tersebut dengan mudah.

Jadi, kesuksesan sebuah artikel, di tentukan oleh si penulis artikel itu

sendiri. Oleh karena itu, jika kita ingin berhasil membuat sebuah artikel, kita

harus memperhatikan aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan

artikel.

Sekali lagi perlu kita ingatkan, bahwa Artikel merupakan sebuah

karangan tidak nyata (nonfiksi), tentang suatu masalah secara lengkap yang

panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin dan

sebagainya tentang suatu hal, dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan

fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau

menghibur.

Dan dalam pembuatan Artikel ada beberapa hal-hal penting yang harus

diperhatikan agar Artikel dapat tersusun dengan baik dan benar.

41

Page 42: Kti Artikel Xi Ipa 1

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Artikel merupakan sebuah karangan tidak nyata, tentang suatu masalah

secara lengkap yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di surat kabar,

majalah, bulletin dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan

fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau

menghibur. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

sebuah Artikel adalah menguji gagasan, pola penggarapan Artikel, penulisan

bagian pendahuluan, penulisan bagian pembahasan atau tubuh utama, menutup

artikel, dan pemeriksaan isi artikel. Aspek bahasa dalam artikelpun perlu kita

perhatikan dengan cara membedakan antara kosa kata ilmiah dan kosa kata

populer.

5.2 Saran

Kami selaku penulis karya tulis ilmiah ini mempunyai harapan agar hasil

karya tulis ilmiah kami dapat mempunyai manfaat dan kegunaan bagi orang lain.

Dan juga kami berharap setelah membaca dan memahami karya tulis ini siswa

dapat memahami tentang Artikel beserta jenis-jenisnya dan Hal-hal yang harus

diperhatilkan dalam pembuatana Artikel.

42

Page 43: Kti Artikel Xi Ipa 1

DAFTAR PUSTAKA

1. www.google.com

2. www.qaradawi.net

43