BAGIAN INTI (y).doc

14
MAAG I. PENDAHULUAN Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan maag adalah penyakit yang sering terjadi di masyarakat, namun penyakit ini sering diremehkan dan disepelekan oleh penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit gastritis tidak bisa diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini dibiarkan dan diabaikan berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung. Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan peningkatan kanker perut. (Made. 2012) Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan kesembilan dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 (Made. 2012) Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun terakhir dan menyerang laki-laki lebih banyak daripada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan sakit maag antara lain adalah riwayat keluarga yang menderita sakit maag, kurangnya daya mengatasi atau adaptasi yang buruk terhadap stres. (Made. 2012) [1]

description

BAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INTI (y).docBAGIAN INT

Transcript of BAGIAN INTI (y).doc

Page 1: BAGIAN INTI (y).doc

MAAG

I. PENDAHULUAN

Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan maag adalah penyakit yang sering

terjadi di masyarakat, namun penyakit ini sering diremehkan dan disepelekan oleh

penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit gastritis tidak bisa diremehkan. Gastritis adalah

penyakit pencernaan pada lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang

berlebihan. Hal ini mengakibatkan inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung.

Penderitanya akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini

dibiarkan dan diabaikan berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung. Dalam

beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan peningkatan

kanker perut. (Made. 2012)

Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan kesembilan dari 50 peringkat

utama pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus 218.500

(Made. 2012)

Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun terakhir dan menyerang laki-

laki lebih banyak daripada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena

kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.  Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan

sakit maag antara lain adalah riwayat keluarga yang menderita sakit maag, kurangnya daya

mengatasi atau adaptasi yang buruk terhadap stres. (Made. 2012)

II. PEMBAHASAN

II.1 DEFINISI MAAG

  Gastritis atau sering disebut maag adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam

lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan inflamasi

atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada hulu hati. Gejala yang

terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Mekanisme kerusakan lambung diakibatkan oleh

ketidakseimbangan factor-faktor pencernaan seperti asam lambung dan pepsin dengan

produksi mucus bikarbonat aliran darah. (Made. 2012)

[1]

Page 2: BAGIAN INTI (y).doc

Penyakit maag ada dua yaitu:

a. Penyakit maag akut adalah kerusakan yang terjadi pada dinding lambung, yang

disebabkan oleh berlebihnya produksi asam lambung sesaat atau akibat makanan yang

merangsang terlalu banyak.

b. Penyakit maag kronis adalah pembengkakan atau radang pada dinding lambung,luka

sampai berdarah.

Penyakit maag akut umumnya lebih mudah ditangani daripada maag kronis. (Departemen

Kesehatan. 2006)

II.2 PATOFISIOLOGI MAAG

Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar oleh berbagai

faktor endogen yang dapat mempengaruhi integritas mukosanya, seperti asam lambung,

pepsinogen/pepsin dan garam empedu. Sedangkan faktor eksogennya adalah obat-obatan,

alkohol dan bakteri yang dapat merusak integritas epitel mukosa lambung, misalnya

Helicobacter pylori. Oleh karena itu, gaster memiliki dua faktor yang sangat melindungi

integritas mukosanya, yaitu faktor defensif dan faktor agresif. Faktor defensif meliputi

produksi mukus yang didalamnya terdapat prostaglandin yang memiliki peran penting baik

dalam mempertahankan maupun menjaga integritas mukosa lambung, kemudian sel-sel epitel

yang bekerja mentransport ion untuk memelihara pH intraseluler dan produksi asam

bikarbonat serta sistem mikrovaskuler yang ada dilapisan subepitelial sebagai komponen

utama yang menyediakan ion HCO3- sebagai penetral asam lambung dan memberikan suplai

mikronutrien dan oksigenasi yang adekuat saat menghilangkan efek toksik metabolik yang

merusak mukosa lambung. Gastritis terjadi sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini

hilang atau rusak, sehingga dinding lambung tidak memiliki pelindung terhadap asam

lambung. (Alexandrio. 2012)

II.3 FAKTOR RISIKO MAAG

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan produksi asam lambung berlebihan, dapat

terjadi karena :

1. Efek dari pemakaian obat-obatan tertentu secara terus-menerus (aspirin, ibuprofen,

naproxen)

2. Pemakaian zat-zat kimia seperti kokain

3. Radiasi atau kemoterapi

4. Meningkatnya cairan asam lambung

[2]

Page 3: BAGIAN INTI (y).doc

5. Konsumsi alkohol

6. Terlalu banyak makan atau terlalu banyak mengkonsumsi makanan panas dan pedas

7. Merokok (penggunaan tembakau)

8. Kopi dan minuman lain yang mengandung kafein

9. Kecemasan dan tingkat stress yang tinggi

10. Pola makan yang tidak teratur (Wibowo, J. 2012)

2.4 GEJALA KLINIS MAAG

1. Nyeri serta rasa panas pada ulu hati dan dada

2. Mual disertai muntah dan perut kembung

3. Kram perut

4. Nafsu makan menurun.

5. Sering bersendawa. (Ratu A dan Adwan M. 2013)

2.5 PENGOBATAN MAAG

2.5.1 TERAPI FARMAKOLOGI

1. ANTASIDA (ANTACID)

Menurut bahasa, antasida terdiri dari dua kata “anti” berarti lawan dan “acid”

berarti asam. Sesuai dengan namanya golongan obat ini berfungsi untuk melawan atau

mengurangi tingkat keasaman lambung akibat produksi asam lambung berlebih,

diibaratkan bagaikan air dingin yang mengurangi kobaran api.

Termasuk dalam golongan ini adalah mylanta, antasida DOEN, Magasida,

Magalat, Promag dan lain-lain. (Bachtiar, R. 2010)

a. Polysilane®

Polysilane® adalah obat maag yang digunakan Untuk mengurangi gejala-

gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak usus dua belas

jari, dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh

pada lambung. Dosis yang diberikan untuk Dewasa 1-2 tablet 3-4 kali sehari. Anak-

anak 6-12 tahun ½-1 tablet 3-4 kali sehari, Dianjurkan di minum 1-2 jam setelah

makan dan menjelang tidur, sebaiknya tablet dikunyah dahulu. (ISO Indonesia

Volume 46. 2010)

[3]

Page 4: BAGIAN INTI (y).doc

2. PEMBLOKIR RESEPTOR H2 (H2 BLOCKER)

Beberapa nama obat yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain adalah

Ranitidine, Famotidine, Nizatidine dan Cimetidine. Obat-obat ini akan memblokir

sementara fungsi reseptor H2 hingga menyebabkan berkurangnya produksi asam

lambung namun, sebagai efek universalnya obat ini juga akan menyebabkan

pengurangan produksi getah selaput lendir lain seperti yang telah disebutkan sehingga

akan ditemui efek samping berupa mulut kering, mata kering, hidung kering tapi tidak

termasuk kantong kering karena obat ini cukup terjangkau harganya. (Bachtiar, R.

2010)

a. Ranitidine

Ranitidine adalah obat yang disebut histamine-2 blockers. Ranitidine

bekerja dengan mengurangi kadar produksi asam perut. Ranitidine digunakan untuk

mengobati dan mencegah luka pada perut dan pencernaan. Obat ini juga mengobati

kondisi dimana perut memproduksi terlalu banyak asam, seperti Zollinger-Ellison

syndrome. Ranitidine juga mengobati gastroesophageal reflux disease (GERD) dan

kondisi lain dimana asam naik dari perut ke dalam esophagus yang menyebabkan

mulas. Efek samping yang terjadi berupa sakit kepala (dapat menjadi parah),

mengantuk, pusing, sulit tidur, menurunnya kemampuan seksual, bengkak atau rasa

kebal pada payudara (pada laki-laki), mual, muntah, sakit perut, diare atau

konstipasi.

3. PERINTANG POMPA PROTON

Golongan ini adalah obat maag yang paling potensial dalam mengurangi

produksi asam lambung. Dalam dosis tertentu, obat ini mampu untuk mengurangi

produksi harian asam lambung sebesar 80% sampai 95%. Sesuai dengan namanya,

obat yang termasuk ke dalam golongan ini bekerja dengan merintangi pompa proton

lambung.

Terdapat beberapa obat yang tersedia untuk penggunaan klinis antara lain

adalah Omeprazole, Lansoprazole, Rabeprazole, Pantoprazole, dan Esomeprazole.

(Bachtiar, R. 2010)

[4]

Page 5: BAGIAN INTI (y).doc

a. Omeprazole

Omeprazole menghambat sekresi asam lambung dengan cara berikatan pada

pompa H+K+ATPase dan mengaktifkannya sehingga terjadi pertukaran ion kalium

dan ion hydrogen dalam lumen sel. Omeprazole berikatan pada enzim ini secara

irreversibel, tetapi reseptor-H2 tidak dipengaruhi. Secara klinis, tidak terdapat efek

farmakodinamik yang berarti selain efek obat ini terhadap sekresi asam. Pemberian

melalui oral dari obat ini menghambat basal dan sekresi asam yang distimulasi oleh

pentagastrin. Dewasa: Tukak duodenum, tukak lambung dan refluks esofagitis;

dosis yang dianjurkan 20 mg diminum dengan air. Pengobatan diberikan selama 2-4

minggu untuk tukak duodenum, 4-8 minggu untuk tukak lambung dan refluks

esofagitis. Sindroma Zollinger-Ellison, dosis awal yang dianjurkan 60 mg sekali

sehari atau, jika diperlukan, sampai 120 mg sekali sehari diminum dengan air.

Dosis diatas 80 mg sehari sebaiknya dalam dosis terbagi dan diberikan 20 – 120 mg

sehari. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati dan pasien usia lanjut tidak

memerlukan dosis penyesuaian. (Santoso, T.B. 2009)

2.5.2 TERAPI NON FARMAKOLOGI

1. Atur pola makan

2. Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung

(cokelat, keju, dan lain-lain).

3. Hindari mengkonsumsi makanan yang menimbulkan gas di lambung (kol, kubis,

kentang, melon, semangka dan lain-lain).

4. Hindari mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas.

5. Hindari minuman dengan kadar kaffein, alkohol, dan kurangi rokok.

6. Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung

7. Kelola stres psikis seefisien mungkin

2.6 KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE)

1. Antasida dalam bentuk cairan kental (suspensi) kerjanya lebih cepat dibandingkan

bentuk tablet

2. Antasida dalam bentuk tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan

3. Obat antasida jangan digunakan bersama dengan obat lain

[5]

Page 6: BAGIAN INTI (y).doc

4. Beri jarak minimal satu jam untuk minum obat yang lain

5. Antasida diminum satu jam sebelum makan atau satu jam sesudah makan

6. Selama menggunakan antasida sebaiknya banyak minum air putih, tujuannya

meminimalkan gangguan pada fungsi saluran pencernaan

7. Tidak dianjurkan bagi penderita yang diet garam natrium

8. Tidak dianjurkan bagi penderita alergi terhadap aluminium, kalsium, magnesium,

simetikon, natrium bikarbonat dan bismut

9. Tidak dianjurkan pemakaian lebih dari dua minggu kecuali atas saran dokter.

10. Obat antasida hanya digunakan apabila telah diketahui bahwa gejala mual, nyeri

lambung.

11. Penggunaan terbaik obat antasida adalah saat gejala timbul sewaktu lambung kosong

dan menjelang tidur malam.

12. Antasida mengganggu absorbsi obat-obat tertentu (misal antibiotik), bila diminum

bersama harus diberi waktu satu atau dua jam.

13. Bila setelah dua atau tiga hari gejala tetap ada, hendaknya segera menghubungi

dokter.

14. Bila dosis berlebihan dapat menimbulkan sembelit, wasir, perdarahan anus, feses

padat, mual, dan muntah.

III. PENUTUP

Gastritis atau sering disebut maag adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam

lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan inflamasi

atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang

terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Mekanisme kerusakan lambung diakibatkan oleh

ketidakseimbangan factor-faktor pencernaan seperti asam lambung dan pepsin dengan

produksi mucus bikarbonat aliran darah.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan produksi asam lambung berlebihan, dapat

terjadi karena efek dari pemakaian obat-obatan tertentu secara terus-menerus (aspirin,

ibuprofen, naproxen), pemakaian zat-zat kimia seperti kokain, radiasi atau kemoterapi,

meningkatnya cairan asam lambung, konsumsi alkohol, terlalu banyak makan atau terlalu

banyak mengkonsumsi makanan panas dan pedas, merokok (penggunaan tembakau), kopi dan

minuman lain yang mengandung kafein, kecemasan dan tingkat stress yang tinggi, pola

[6]

Page 7: BAGIAN INTI (y).doc

makan yang tidak teratur. Gejala umum berupa nyeri serta rasa panas pada ulu hati dan dada,

mual disertai muntah dan perut kembung, kram perut, nafsu makan menurun, sering

bersendawa

Pengobatan maag secara farmakologi dapat dilakukan dengan memberikan obat

golongan antasida (Mylanta, antasida DOEN, Magasida, Magalat, Promag), golongan H2

blocker (Ranitidine, Famotidine, Nizatidine, dan Cimetidine), golongan perintang pompa

proton (Omeprazole, Lansoprazole, Rabeprazole, Pantoprazole dan Esomeprazole).

Sedangkan pengobatan maag non farmakologi dilakukan dengan atur pola makan, hindari

makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung (cokelat, keju, dan

lain-lain), hindari mengkonsumsi makanan yang menimbulkan gas di lambung (kol, kubis,

kentang, melon, semangka dan lain-lain), hindari mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas,

hindari minuman dengan kadar kaffein, alkohol, dan kurangi rokok, hindari obat yang

mengiritasi dinding lambung, kelola stres psikis seefisien mungkin.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Alexandrio. 2012. Etiologi dan Penanganan Gastritis / Maag. Infect. Dis. [cited 2014 Jul.5]. Available from: URL: http://alexandrio-galung.blogspot.com/2012/09/etiologi-dan-penanganan-gastritis-maag.html

Anonim. 2010. ISO Indonesia Volume 46 2011-2012. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan

Bachtiar, R. 2010. Obat Maag. Infect. Dis. [cited 2014 Jul.2]. Available from: URL: http://ricobachtiar.wordpress.com/category/farmakologi/

Departemen Kesehatan. 2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Obat Bebas terbatas.

Jakarta : Direktorat Bina Farmasi Komonitas Dan Klinik.

Made. 2012. Asuhan Keperawatan Gastritis. Infect. Dis. [cited 2014 Jul.5]. Available from: URL: http://made-m-p-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-63376-Keperawatan%20Pencernaan-Asuhan%20Keperawatan%20Gastritis.html

Ratu A dan Adwan M. 2013. Penyakit Hati, Lambung, Usus dan Ambeien. Edisi Pertama.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Santoso, T.B. 2009. Omeprazole 20 mg. Infect. Dis. [cited 2014 Jul.7]. Available from: URL: http://health.detik.com/read/2009/08/06/161427/1178701/769/omeprazole-20-mg

Wibowo, J. 2012. Penyakit Maag. Infect. Dis. [cited 2014 Jun.24]. Available from: URL: http://penyakitmaag.com/penyakit-maag.html

[7]

Page 8: BAGIAN INTI (y).doc

V. LAMPIRAN

5.1 KASUS SWAMEDIKASI PADA PENYAKIT MAAG

W : Pasien laki-laki bernama Agus, yang berumur 20 tahun datang ke Apotek Kimia Farma

211 Sesetan dengan keluhan bahwa dia mengalami rasa perih di sekitar lambung dan

merasa mual ingin muntah.

H : Gejala yang Agus alami ini sejak tadi pagi karena semalam Agus tidak makan.

A : Ia hanya membuat air gula untuk mengurangi perut kembung tersebut.

M : Belum melakukan pengobatan apapun.

Seorang pasien laki-laki bernama Agus, yang berumur 20 tahun datang ke Apotek

Kimia Farma 211 Sesetan dengan keluhan bahwa dia mengalami rasa perih di sekitar lambung

dan merasa mual ingin muntah. Gejala yang Agus alami ini sejak tadi pagi karena semalam

Agus tidak makan. Pertama nya Agus berfikir kalau ini adalah gejala perut kembung sehingga

Ia hanya membuat air gula untuk mengurangi perut kembung tersebut. Namun setelah

beberapa menit kemudian dia merasakan perih di sekitar lambung dan belum melakukan

pengobatan. Dari gejala-gejala tersebut penulis memberikan obat maag yaitu Mylanta untuk

mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak

lambung, dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati.

5.2 OBAT YANG DIBERIKAN KEPADA PASIEN

Mylanta

Gambar 1. Mylanta Suspensi

[8]

Page 9: BAGIAN INTI (y).doc

Komposisi :

Tiap 5 ml suspensi mengandung

Aluminium hidroksida gel kering.............................................. 200 mg

Magnesium hidroksida.............................................................. 200 mg

Simetikon................................................................................... 20 mg

Cara Kerja Obat :

Kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida merupakan antasida yang

bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri hulu hati

akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Disamping itu efek laksatif dari

Magnesium hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari Aluminium hidroksida.

Cara Pemakaian : Peroral

Indikasi :

Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung,

gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari, dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri

lambung, dan nyeri hulu hati.

Kontraindikasi :

Jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat, karena dapat

menimbulkan hipermagnesia (kadar magnesium dalam darah meningkat).

Dosis :

Dewasa : 1-2 sendok takar (5-10 ml) 3-4 kali sehari. Anak-anak 6-12 tahun ½ - 1

sendok takar (2,5-5 ml) 3-4 kali sehari. Diminum satu jam sebelum makan atau dua jam

setelah makan dan menjelang tidur.

Efek Samping :

Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala

tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.

[9]

Page 10: BAGIAN INTI (y).doc

Peringatan dan Perhatian :

Tidak dianjurkan digunakan terus-menerus lebih dari dua minggu, kecuali atas

petunjuk dokter. Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti simetidin atau

antibiotika tetrasiklin, harap diberikan dengan selang waktu satu sampai dua jam. Tidak

dianjurkan pemberian pada anak-anak di bawah enam tahun, kecuali atas petunjuk dokter,

karena biasanya kurang jelas penyebab gangguan penyakitnya. Hati-hati pemberian pada

penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama, karena dapat mengurangi kadar fosfor

dalam darah.

Interaksi Obat :

Pemberian bersama-sama dengan simetidin atau tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi

obat tersebut.

Penyimpanan :

Simpan dibawah suhu 300 C. Kocok dahulu sebelum diminum. Setelah dibuka,

disarankan dikonsumsi dalam waktu tiga bulan.

[10]