BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013...

59
BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 UNIVERSITAS HASANUDDIN ANALISIS PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA UNTUK PENYAKIT SISTEM INDERA, KULIT, ENDOKRIN METABOLIK DAN NUTRISI OLEH: Willis Kwandou C111 08 287 PEMBIMBING: Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013...

Page 1: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013

UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER

INDONESIA UNTUK PENYAKIT SISTEM INDERA, KULIT, ENDOKRIN

METABOLIK DAN NUTRISI

OLEH:

Willis Kwandou

C111 08 287

PEMBIMBING:

Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU

KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Telah Disetujui Untuk Dicetak dan Diperbanyak

Judul Skripsi:

“ANALISIS PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER

INDONESIA UNTUK PENYAKIT SISTEM INDERA, KULIT,

ENDOKRIN, METABOLIK DAN NUTRISI”

Makassar,

Pembimbing

Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

Page 3: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

PANITIA SIDANG UJIAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Skripsi dengan judul “ANALISIS PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI

DOKTER INDONESIA UNTUK PENYAKIT SISTEM INDERA, KULIT,

ENDOKRIN, METABOLIK DAN NUTRISI” telah diperiksa dan disetujui

untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin Makassar pada:

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat : Ruang Seminar IKM-IKK FKUH PB.622

Ketua Tim Penguji

Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M.Sc

Anggota Tim Penguji

dr. Sri Ramadhany, M. Kes dr. Muh. Rum Rahim, M.Sc

Page 4: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

.ABSTRAK

SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

JUNI 2013

Willis Kwandou, C11108287

Dr. dr. Armyn Nurdin, M.Sc

“ANALISIS PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

UNTUK PENYAKIT SISTEM INDERA, KULIT, ENDOKRIN, METABOLIK DAN

NUTRISI”

Iii + 46 halaman + 7 lampiran

Background: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar adalah institusi

kedokteran yang selalu mengambil inovasi untuk memperbarui teknik pembelajaran dan

pengajaran. Institusi ini mengimplementasikan kurikulum dasar berdasarkan kompetensi

yang dapat membantu mahasiswa mencapai kompetensinya selama menempuh

pendidikannya. Kompetensi ini berdasarkan standar kompetensi dokter indonesia (SKDI).

Tetapi kompetensi yang diharapkan belum mampu dapat dicapai oleh mahasiswa. Oleh

karena itu unit pendidikan harus mengevaluasi dan memperbaiki metode pembelajaran serta

alokasi waktu untuk mahasiwa agar dapat mencapai kompetensi sesuai SKDI.

Purpose: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui waktu pembelajaran yang dibutuhkan

untuk mencapai SKDI untuk penyakit sistem indera, kulit, endokrin, metabolik dan nutrisi.

Lebih jauh lagi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang efektif

serta persepsi dokter muda terhadap kompetensi yang dimilikinya saat ini.

Method: Penelitian ini merupakan studi observasional yang menganalisa pencapian standar

kompetensi dokter indonesia untuk penyakit sistem indera, kulit, endokrin, metabolik dan

nutrisi Sampel yang digunakan merupakan dokter muda yang dipilih oleh peneliti, dengan

teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling dengan jumlah sampel 11 orang

Result: Berdasarkan pendapat dokter muda memiliki waktu yang terbatas untuk mencapai

standar kompetensi dokter indonesia yang telah ditentukan. Dari penelitian, metode

pembelajaran yang efektif untuk mencapai SKDI menurut dokter muda adalah belajar

mandiri. Persepsi dokter muda akan kompetensi yang dimilikinya berdasarkan SKDI masih

rendah.

Page 5: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

Conclusion: Dokter muda memiliki waktu yang terbatas untuk mencapai SKDI yang telah

ditentukan. metode pembelajaran yang efektif adalah belajar mandiri. Persepsi dokter muda

akan kompetensi yang dimilikinya berdasarkan SKDI masih rendah

Keywords: special sence, skin , endocrin , metabolic, nutrition, SKDI

Page 6: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini sebagai

salah satu syarat dalam melaksanakan tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan

Masyrakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

dengan judul :

“Analisis Pencapaian Standar Kompetensi Dokter Indonesia Untuk Penyakit Sistem

Indera, Kulit, Endokrin, Metabolik dan Nutrisi”

Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam

kepada Bapak Dr. dr.H. A. ArmynNurdin, M.Sc, selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dengan tekun dan sabar memberikan arahan, koreksi dan bimbingannya

tahap demi tahap penyusunan skripsi ini. Waktu yang beliau berikan merupakan kesempatan

berharga bagi penulis untuk belajar.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, juga penulis sampaikan kepada:

1. Ketua bagian dan seluruh staf dosen Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.

2. Pimpinan dan staf-staf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.

3. Seluruh keluarga dan dosen-dosen penulis yang juga telah memberikan dorongan

dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Sahabat seperjuangan minggus aya yang telah banyak memberikan dukungan

kepada penulis.

5. Rekan-rekan mahasiswa kepaniteraan klinik yang telah turut serta menjadi sampel

penelitian ini

Page 7: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, untuk itu

dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan skripsi ini. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang ada mudah-

mudahan skripsi ini ada manfaatnya. Akhirnya penulis hanya dapat berdoa semoga Tuhan

memberikan imbalan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

Makassar, 20 Juni 2013

Penulis,

Willis Kwandou

Page 8: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………....... ii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………… ........... iii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….. ......... 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………… ...... 1

1.2 Rumusan masalah…………………………………………………… ......... 4

1.3 Tujuan penelitian……………………………………………………… ...... 4

1.4 Manfaat penelitian………………………………………………………. ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………… ......... 5

2.1 Sejarah Pendidikan Dokter…………………………………………… ...... 6

2.2Undang – undang Republik Indonesia…………………………………… . 7

2.3 Peraturan Konsil Kedokteraan Indonesia….……………………… ......... 8

2.4Standar Kompetensi Dokter Indonesia) ……………………………… ..... 10

2.5 Sistematika Standar Kompetensi Dokter Indonesia…………………… .. 12

2.6 Area, Komponen dan Penjabaran Standar Kompetensi Dokter……...... 14

2.7 Sistem Indera, Kulit, Endokrin, Metabolik dan Nutrisi………...…… .... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ……….……..… ........... 33

3.1 Dasar Pemikiran Variabel Penelitian………………………………..... ..... 33

3.2 Kerangka konsep …………………………….………………………… .... 33

3.3Definisi operasional ……………………………………………….….. ........ 34

BAB 4 METODE PENELITIAN……………………………………………………… ........... 35

4.1 Jenis penelitian…………………………………………………………… .. 35

4.2 Waktu Penelitian…………………………………………………………. .. 35

4.3 Lokasi Penelitian…………………………………………………………. .. 35

4.4 Populasi dan Sampel…………………………………………………… ..... 35

4.5 Metode Penelitian…….………………………………………….……........ 35

4.6Instrument pengambilan data…………………………………………… .. 35

4.7Skala Pengukuran Penelitian………………………………………….… ... 35

4.8Teknik pengolahan data……………………………………………… ........ 35

4.9 Etika Penelitian ……………………………………………….………….. . 36

4.10 Analisis Penelitian…………………………………………………… ....... 36

Page 9: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN…...…………………...……………………….. ........... 37

5.1 Hasil penelitian……………………………………………….………… ..... 37

5.2 Pembahasan…………………………………………………………… ....... 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………… ....... 45

6.1 Kesimpulan……………………………………………………………… .... 45

6.2Saran………………………………………………………………………. .. 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

DAFTAR TABEL

TABEL 5.1 Hasil Kuesioner Analisis Pencapaian Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Untuk Penyakit Sistem Indera ................................................................................................... 37

TABEL 5.2 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK

Unhas Untuk Penyakit Sistem Indera ....................................................................................... 38

TABEL 5.3 Hasil Kuesioner Analisis Pencapaian Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Untuk Penyakit Sistem Kulit ..................................................................................................... 39

TABEL 5.4 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK

Unhas Untuk Penyakit Sistem Kulit ......................................................................................... 40

TABEL 5.5 Hasil Kuesioner Analisis Pencapaian Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Untuk Penyakit Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi ...................................................... 40

TABEL 5.6 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK

Unhas Untuk Penyakit Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi .......................................... 41

TABEL 5.7 Persepsi Dokter Muda FK Unhas Terhadap Kompetensi Yang Dimiliki

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia Untuk Penyakit Sistem Indera,

Kulit, Endokrin, Metabolik dan Nutrisi ................................................................................... 42

Page 11: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK 5.1 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK

Unhas Untuk Penyakit Sistem Indera ....................................................................................... 37

GRAFIK 5.2 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK

Unhas Untuk Penyakit Sistem Kulit ......................................................................................... 38

GRAFIK 5.3 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK

Unhas Untuk Penyakit Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi .......................................... 39

GRAFIK 5.4 Persepsi Dokter Muda FK Unhas Terhadap Kompetensi Yang Dimiliki

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia Untuk Penyakit Sistem Indera,

Kulit, Endokrin, Metabolik dan Nutrisi ................................................................................... 40

Page 12: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Master Tabel

Lampiran 3 : Surat Penugasan Nama Pembimbing Skripsi

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Proposal

Lampiran 5 : Undangan Seminar Proposal

Lampiran 6 : Lembar Pembacaan Proposal

Lampiran 7 : Lembar Persetujuan Pembacaan Hasil Skripsi

Lampiran 8 : Undangan Ujian Skripsi

Lampiran 9 : Lembar Pembacaan Hasil Skripsi

Lampiran 10 : Profil Penulis

Page 13: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan

dan teknologi ilmu kedokteran menuntut tersedianya sumber daya manusia yang handal dan

terampil serta profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di pihak lain,

tersedianya alat dan teknologi yang canggih akan mudah memperoleh informasi dengan cepat

sehingga masyarakat sebagai pengguna sadar akan hak-haknya disamping kewajiban-

kewajiban yang harus ia penuhi. Perlu kita sadari bahwa akhir-akhir ini dirasakan

peningkatan keluhan masyarakat baik di media elektronik maupun media cetak terhadap

tenaga dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kita memahami bahwa pelayanan

kesehatan merupakan proses hilir, baik buruknya pelayanan kesehatan ditentukan proses dari

hulu, yaitu pendidikan profesi kedokteran dan menjunjung etika kedokteran. Semua ini tentu

tidak terlepas dari bagaimana proses pendidikan yang dijalani tenaga kesehatan tersebut

sehingga benar-benar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai sebelum terjun

di tengah-tengah masyarakat.(skdi 2)

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin merupakan salah satu institusi

pendidikan yang selalu melakukan inovasi–inovasi pendidikan untuk memperbaiki kualitas

belajar mengajar. Saat ini, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menggunakan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini mengintegrasikan kemampuan

kognitif, keterampilan medis, dan aspek emosional praktis sebagai salah satu kunci dari

proses belajar. Kombinasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional yang

diaplikasikan dalam berbagai aspek inilah yang disebut kompetensi. Dalam kurikulum ini

mahasiswa diharapkan mampu mencapai kompetensinya ketika lulus nanti yang sesuai

dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Kompetensi klinis yang harus dicapai

antara lain keterampilan komunikasi dalam menggali riwayat penyakit, sikap profesional,

kesadaran atas pelayanan kesehatan yang beretika, pemeriksaan fisik, keterampilan

laboratorium klinis, tindakan prosedural medis, keterampilan mendiagnosis dan memberikan

terapi bagi pasien. Selain itu, dalam standar kompetensi juga mencakup keterampilan dalam

kegawatdaruratan, pemikiran kritis dalam memecahkan masalah, kerja tim, organisasi dan

keterampilan manajerial, serta keterampilan menguasai teknologi informasi. Sesuai dengan

UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 27 bahwa pendidikan dan pelatihan

kedokteran, untuk memberikan kompetensi kepada dokter, dilaksanakan sesuai dengan

Page 14: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

standar pendidikan profesi kedokteran, maka perlu disusun Standar Pendidikan Dokter.

Dalam penyusunan Standar Pendidikan Dokter diupayakan otonomi fakultas kedokteran dan

program pendidikan profesi dokter dihormati sesuai dengan UU No. 22/2003, sehingga

penerapan standar ini tidak dimaksudkan untuk menyeragamkan fakultas Kedokteran dan

program pendidikan dokter.

Dalam pencapaian kompetensi tersebut, Skills Lab memegang peranan penting dalam

pendidikan keterampilan medis. Belajar keterampilan medis di Skills Lab mempunyai banyak

keuntungan, antara lain di Skills Lab kita bisa mengajarkan keterampilanketerampilan

medis apapun secara aman, sederhana, dan segala situasi bisa lebih terkontrol. Selain itu, di

Skills Lab suatu keterampilan medis yang jarang dijumpai di klinik dan tidak memungkinkan

untuk dilakukan pada pasien dapat dilakukan berkali-kali karena dalam laboratorium

kesalahan dapat ditolerir. Dalam laboratorium berlatih keterampilan medis tidak tergantung

adanya pasien, sehingga permasalahan pasien yang dalam realita sulit dijumpai, bisa

diperankan oleh pasien simulasi.

Permasalahan muncul dari data penelitian yang dilakukan oleh Remmen dan

Scherpbier (2001) yang menyatakan bahwa mahasiswa kurang mendapatkan kesempatan

berlatih pada saat dokter muda untuk mempraktekkan teori dan keterampilan medis yang

telah dikuasainya selama pendidikan S1. Kita tahu memang banyak sekali tantangan yang

harus dihadapi oleh mahasiswa dalam pendidikan profesi. Masa pendidikan yang singkat dan

sulit didapatkannya kasus untuk latihan menjadi sumber permasalahan utama yang dihadapi

oleh seorang dokter muda. Ditambah lagi, kurangnya supervisi dari staf pengajar menambah

parahnya keadaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu inovasi untuk pendidikan

keterampilan medis baik pada S1 maupun pendidikan profesi untuk mengatasi permasalahan

tersebut agar mahasiswa kedokteran dapat mencapai standar kompetensi tepat waktu ketika

lulus nanti.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan persebaran dokter di

Indonesia saat ini tidak merata sehingga dikhawatirkan akan mengganggu pelaksanaan sistem

jaminan sosional. (SJSN). Menurut Kabid Pengembangan Sistem Pelayanan Kedokteran

Terpadu dengan Sistem Rujukan PB IDI, dr. Gatot Soetono di Jakarta, hampir 60 persen yang

ada di Indonesia berada di Pulau Jawa. Itu menunjukkan adanya disparitas yang tajam

terhadap layanan kesehatan di Indonesia. Dokter di Indonesia berjumlah 94.641 orang. Paling

banyak, yaitu 19.567 orang atau 20,67 persen berada di Jakarta. Selanjutnya di Jawa Barat

14.573 orang (15,40 persen), Jawa Timur 10.623 orang (11,22 persen) dan Jawa Tengah

9.999 orang (10,57 persen). Selain persebaran yang tidak merata di seluruh Indonesia,

Page 15: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

sebagian besar dokter juga berada di ibukota provinsi. Akibatnya, ketersediaan dokter di

derah juga tidak merata. Indonesia masih kekurangan 12.371 dokter umum. Dari 33 provinsi,

terdapat 27 provinsi yang tidak memenuhi kriteria jumlah dokter menurut ketetapan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sesuai dengn kriteria WHO, jumlah dokter yang ideal

adalah satu dokter melayani 2.500 penduduk atau 40:100.000, sedangkan menurut catatan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan rasio dokter di Indonesia saat ini, yaitu

33 dokter/100.000 penduduk. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 27 provinsi

di Indonesia yang masih kekurangan dokter dan jauh dari kriteria WHO. Di Sulawesi Barat

misalnya, rasio jumlah dokter hanya 8 per 100.000 penduduk. Di Nusa Tenggara Timur juga

hanya 9 dokter per 100.000 penduduk. Jumlah dokter umum di Indonesia saat ini 88.309

orang. Jika merujuk kriteria WHO, dibutuhkan setidaknya 101.040 dokter umum di Indonesia

dengan jumlah penduduk saat ini. Dari enam provinsi yang sudah memenuhi kriteria,

sebagian di antaranya memiliki jumlah dokter yang berlebih, seperti di DKI Jakarta yang

memiliki rasio 139 dokter untuk 100.000 penduduk.

Ketua Komisi IX DPR RI, Ribka Tjiptaning, berpendapat bahwa pemerataan

dokter di Indonesia saat ini dipersulit oleh sistem yang dibentuk oleh pemerintah sendiri.

Sebagai seorang sarjana kedokteran, mereka harus menempuh sejumlah ujian komptensi yang

memerlukan biaya cukup besar agar bisa mendapatkan lisensi melakukan praktek. Akibatnya,

Indonesia mengalami kekurangan dokter untuk bisa ditempatkan di pelosok. Di sisi lain,

setelah lulus dari fakultas kedokteran, para sarjana kedokteran masih harus melampaui

berbagai ujian tertulis demi mengukuhkan diri sebagai dokter yang memiliki komptensi dan

berhak melakukan praktek. Tingginya biaya pendidikan tidak bisa dijangkau semua

masyarakat Indonesia, sehingga pendidikan hanya bisa dinikmati segelintir orang. Pendidikan

semakin mahal ketika seorang dokter mengambil spesialisasi. Alhasil, tingginya biaya

pendidikan mempengaruhi pola pengabdian dokter.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disebutkan diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini analisis pencapaian standar kompetensi dokter Indonesia untuk penyakit sistem

indera, kulit, endokrin, metabolik dan nutrisi

Page 16: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk analisis pencapaian standar

kompetensi dokter Indonesia untuk daftar penyakit sistem indera, kulit, endokrin, metabolik

dan nutrisi

I.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah

1) Untuk mengetahui mengetahui waktu yang dibutuhkan guna mencapai

standar kompetensi dokter Indonesia untuk daftar penyakit sistem indera,

kulit, endokrin, metabolik dan nutrisi

2) Untuk mengetahui metode pembelajaran yang efektif dalam mencapai

standar kompetensi dokter Indonesia untuk daftar penyakit sistem indera,

kulit, endokrin, metabolik dan nutrisi

3) Untuk mengetahui persepsi dokter / dokter muda terhadap kompetensi

yang dimiliki berdasarkan standar kompetensi Indonesia.

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dalam

menentukan perencanaan standar kompetensi kedokteraan terutama dalam pemilihan jenis

media pendidikan yang tepat serta waktu yang dibutuhkan untuk menguasai daftar penyakit

sistem indera, kulit, endokrin, metabolik dan nutrisi

I.4.2 Manfaat Ilmiah

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menajdi suatu sumbangan ilmiah dan

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta merupakan bahan acuan untuk perencanaan

standar kompetensi kedokteraan

I.4.2 Manfaat bagi Peneliti

Sebagai aplikasi ilmu dan pengalaman berharga serta dapat menambah

wawasan ilmiah dan pengetahuan penulis tentang standar kompetensi kedokteraan.

Page 17: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Pendidikan Dokter

Atas prakarsa Kepala Jawatan Kesehatan (tentara dan Sipil) pada waktu itu, Dr. W.

Bosch, pada tanggal 1 Januari 1851 didirikan di Weltevreden (sekarang Jakarta-Pusat), di

bawah pimpinan Dr. P. Bleeker, sebuah sekolah untuk mendidik pemuda-pemuda Jawa

menjadi “Dokter Jawa”, yang lamanya pendidikan 2 (dua) tahun, untuk diperkerjakan sebagai

dokter pembantu (hulp-geneesheer) dan bertugas memberi pengobatan dan vaksinasi cacar.

Dalam tahun 1856 mulai diterima masuk pendidikan pemuda-pemuda pribumi lainnya. Pada

tahun 1864 pendidikan diperpanjang menjadi 3 (tiga) tahun. Di tahun 1875 pendidikan

Page 18: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

dijadikan 7 (tujuh) tahun terdiri dari 2 tahun bagian persiapan dan 5 tahun bagian kedokteran,

dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar, yang sebelumnya adalah bahasa Melayu

(induk dari bahsa Indonesia kita sekarang). Dalam tahun 1881 lamanya bagian persiapan

dijadikan 3 tahun.

Mulai tahun 1890 para calon murid harus sudah lulus Sekolah Dasar Belanda

(Europeesche Lagere School). Di tahun 1902 bagian kedokteran dari 5 tahun dijadikan 6

tahun, hingga seluruh pendidikan lamanya 9 (sembilan) tahun; nama sekolah diganti dengan

“School tot Opleiding van Inlandsche Artsen”, disingkat STOVIA, dan lulusannya mendapat

gelar “Inlandsche Artsen” (dapat kita terjemahkan dengan “Dokter Bumiputera”). Dalam

tahun 1913 dibuka sekolah dokter kedua di Surabaya dengan diberi nama “ Nederlandsch

Indische Artsen” disingkat NIAS. Sekaligus lamanya pendidikan bagian kedokteran untuk

kedua perguruan itu ditambah dengan satu tahun, hingga lamanya pendidikan dokter

seluruhnya menjadi sepuluh tahun sesudah Sekolah Dasar Belanda. Mulai tahun itu pula,

kedua perguruan terbuka bagi semua bangsa (tidak hanya bumiputera), hal mana antara lain

atas desakan IEV (“indo Europeesch Verbond”, suatu perkumpulan orang-orang pranakan

Belanda); lulusannya mendapat gelar “Indisch Arts” (dapat kita terjemahkan dengan “Dokter

Hindia”).

Mulai tahun 1924, baik STOVIA maupun NIAS tidak lagi menerima siswa lulusan

sekolah dasar, tetapi dari sekolah lanjutan pertama, yang dinamakan MULO (Singkatan dari

“Meer Uitgebreid Lager Onderwijs”), dan lamanya seluruh pendidikan dijadikan delapan

tahun. Bahkan ulai tahun 1928 lamanya pendidikan di NIAS (STOVIA sudah diganti oleh

Geneeskundi-Hoogeschool) adalah Sembilan tahun sesudah MULO, tanpa penggunaan istilah

bagian persiapan lagi (Marsaid).

Pada tanggal 16 Agustus 1927 dibuka Geneeskundige Hoogeschool (Sekolah Tinggi

Kedokteran) untuk mengganti STOVIA. STOVIA sendiri tidak lagi menerima siswa baru,

tetapi menyelesaikan pendidikan para siswanya yang sudah ada; sebagai lulusan terakhir

adalah dokter Sanjoto yang lulus dalam tahun 1934, dan pada waktu itu pula dengan resmi

STOVIA ditutup. Lamanya pendidikan di Geneeskundi-Hoogeschool adalah tujuh tahun

sesedah Sekolah Lanjutan Atas (AMS) atau Sekolah Menengah Belanda (HBS). Secara resmi

nilai ijazah GH Betawi ditetapkan tidak berbeda dari ijazah fakultas-fakultas kedokteran di

negeri Belanda.

Pada tahun 1953 oleh WHO didatangkan suatu “visiting team” yang terdiri dari ahli-

ahli ilmu kedokteran yang dikumpulkan dari pelbagai Negara untuk memberi ceramah-

ceramah di universitas-universitas di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Medan dan beberapa

Page 19: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

kota besar lainya. Sejak itu keengganan untuk kerjasama dengan Negara-negara lain dapat

dihilangkan dan mulailah program-program afiliasi dari universitas di universitas di

Indonesia dengan universitas di luar negeri, yang kemudian disusul oleh program-program

kerjasama lainnya. Dengan demikian pertukaran ahli dapat dilaksanakan dengan mudah dan

pendidikan spesialis-spesialis dalam berbagai bidang dapat dipercepat. Sistem pendidikan

dokter yang tadinya sangat sedikit hasilnya dapat diperbaharui, hingga jumlah hasilnya dapat

dilipat-gandakan. Penambahan jumlah fakultas kedokteran yang didirikan di Sumatera,

Sulawesi, Bali, dan Jawa telah meningkatkan dengan cepat kemampuan Pemerintah untuk

mengisi jabatan-jabatan di kabupaten-kabupaten dan selanjutnya mencakup kecamatan-

kecamatan. Demikianlah secara sederhana dan singkat riwayat Pendidikan Kedokteran di

Indonesia.

Pada saat ini pendidikan kedokteran telah berkembang dengan pesat. Kemajuan di

bidang teknologi memaksa kita harus mengikuti kemajuan ilmu kedokteran secara

berkelanjutan. Pendidikan kedokteran juga telah berkembang dengan pesat. Pendidikan

dokter bukan saja dilaksanakan oleh perguruan tinggi, tetapi pihak swasta pun telah

melaksanakannya.

2.2 Undang- undang Republik Indonesia

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi menimbang :

a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa, dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-

nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia;

b. bahwa pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki

peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu

Page 20: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora

serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan;

c. bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di

segala bidang, diperlukan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan/atau

profesional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh,

serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa;

d. bahwa untuk mewujudkan keterjangkauan dan pemerataan yang berkeadilan dalam

memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan dengan kepentingan

masyarakat bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan, diperlukan penataan

pendidikan tinggi secara terencana, terarah, dan berkelanjutan dengan memperhatikan

aspek demografis dan geografis;

e. bahwa untuk menjamin penyelenggaraan pendidikan tinggi diperlukan pengaturan

sebagai dasar dan kepastian hukum;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,

huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk Undang-Undang

tentang Pendidikan Tinggi;

2.3 Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Standar

Kompetensi Dokter Indonesia menimbang ;

a. bahwa pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan dokter

yang profesional melalui proses yang terstandardisasi sesuai kebutuhan pelayanan

kesehatan masyarakat;

b. bahwa standar kompetensi dokter yang diatur dalam Keputusan Konsil

Kedokteran Indonesia Nomor 21A/KKI/KEP/IX/2006 tentang Pengesahan

Standar Kompetensi Dokter perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi kedokteran;

c. bahwa untuk menyesuaikan kompetensi dokter dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi kedokteran, perlu disusun kembali standar kompetensi

dokter;

Page 21: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

d. bahwa telah disusun revisi standar kompetensi profesi dokter yang merupakan

acuan dalam penyelenggaraan pendidikan profesi dokter;

e. bahwa mempertimbangkan pelaksanaan ketentuan pasal 8 Undang-Undang

Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,

huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu menetapkan Peraturan Konsil Kedokteran

Indonesia tentang Standar KOmpetensi Dokter Indonesia;

Mengingat;

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4431);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5072);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5336);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

7. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 351);

Memutuskan;

Peraturan Konsil Kedokteraan Indonesia Tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Pasal 1

Page 22: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

(1) Standar Kompetensi Dokter Indonesia merupakan bagian dari Standar Pendidikan

Profesi Dokter Indonesia yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.

(2) Standar Kompetensi Dokter Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Konsil Kedokteran Indonesia ini.

Pasal 2

Setiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi dokter, dalam

mengembangkan kurikulum harus menerapkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2).

Pasal 3

Pada saat peraturan ini mulai berlaku, Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia

Nomor 21A/KKI/KEP/IX/2006 tentang Pengesahan Standar Kompetensi Dokter,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Konsil

Kedokteran Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

2.4 Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal

kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan primer. SKDI

pertama kali disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah

digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). SKDI

juga menjadi acuan dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional. SKDI

memerlukan revisi secara berkala, mengingat perkembangan yang ada terkait sinergisme

sistem pelayanan kesehatan dengan sistem pendidikan dokter, perkembangan yang terjadi di

masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.

Berdasarkan pengalaman institusi pendidikan kedokteran dalam

mengimplementasikan

SKDI tersebut, ditemukan beberapa hal yang mendapatkan perhatian, sebagai berikut:

1. SKDI harus mengantisipasi kondisi pembangunan kesehatan di Indonesia dalam

kurun waktu 5 tahun ke depan. Sampai dengan tahun 2015, Millenium Development

Goals (MDGs) masih menjadi tujuan yang harus dicapai dengan baik. Untuk itu,

Page 23: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

fokus pencapaian kompetensi terutama dalam hal yang terkait dengan kesehatan ibu

dan anak serta permasalahan gizi dan penyakit infeksi, tanpa mengesampingkan

permasalahan penyakit tidak menular.

2. Tantangan profesi kedokteran masih memerlukan penguatan dalam aspek perilaku

profesional, mawas diri, dan pengembangan diri serta komunikasi efektif sebagai

dasar dari rumah bangun kompetensi dokter Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan

hasil pertemuan Konsil Kedokteran se-ASEAN yang memformulasikan bahwa

karakteristik dokter yang ideal, yaitu profesional, kompeten, beretika, serta memiliki

kemampuan manajerial dan kepemimpinan.

3. Dalam mengimplementasikan program elektif, institusi pendidikan kedokteran perlu

mengembangkan muatan lokal yang menjadi unggulan masing-masing institusi

sehingga memberikan kesempatan mobilitas mahasiswa secara regional, nasional,

maupun global.

4. Secara teknis, sistematika SKDI yang baru mengalami perubahan, yaitu:

Penambahan Daftar Masalah Profesi pada Lampiran Daftar Masalah, sebagai tindak

lanjut hasil kajian terhadap perilaku personal dokter.

Penambahan Lampiran Pokok Bahasan untuk Pencapaian 7 Area Kompetensi, sebagai

tindak lanjut hasil kajian mengenai implementasi SKDI di institusi pendidikan

kedokteran.

Konsistensi lampiran daftar masalah, penyakit dan keterampilan klinis disusun

berdasarkan organ sistem. Hal ini untuk memberikan arahan yang lebih jelas

bagi institusi pendidikan kedokteran dalam menyusun kurikulum, serta mencegah

terjadinya duplikasi yang tidak perlu. Sistematika berdasarkan organ sistem ini

juga mempermudah penyusun kurikulum dalam menentukan urutan tematik tujuan

pembelajaran secara

Agar SKDI dapat diimplementasikan secara konsisten oleh institusi pendidikan

kedokteran, maka berbagai sumber daya seperti dosen, tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana serta pendanaan yang menunjang seluruh aktivitas perlu disiapkan secara efektif

dan efisien serta disesuaikan dengan SPPD.

2.5 Sistematika Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter Indonesia terdiri atas 7 (tujuh) area kompetensi yang

diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi dokter layanan primer. Setiap area

Page 24: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area kompetensi

dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut menjadi

kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan. Secara skematis, susunan Standar

Kompetensi Dokter Indonesia dapat digambarkan pada

Standar Kompetensi Dokter Indonesia ini dilengkapi dengan Daftar Pokok Bahasan,

Daftar Masalah, Daftar Penyakit, dan Daftar Keterampilan Klinis. Fungsi utama keempat

daftar tersebut sebagai acuan bagi institusi pendidikan kedokteran dalam mengembangkan

kurikulum institusional.

Daftar Pokok Bahasan, memuat pokok bahasan dalam proses pembelajaran untuk

mencapai 7 area kompetensi. Materi tersebut dapat diuraikan lebih lanjut sesuai bidang ilmu

yang terkait, dan dipetakan sesuai dengan struktur kurikulum masing masing institusi.

Daftar Masalah, berisikan berbagai masalah yang akan dihadapi dokter layanan

primer. Oleh karena itu, institusi pendidikan kedokteran perlu memastikan bahwa selama

pendidikan, mahasiswa kedokteran dipaparkan pada masalah-masalah tersebut dan diberi

kesempatan berlatih menanganinya.

Daftar Penyakit, berisikan nama penyakit yang merupakan diagnosis banding dari

masalah yang dijumpai pada Daftar Masalah. Daftar Penyakit ini memberikan arah bagi

Page 25: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

institusi pendidikan kedokteran untuk mengidentifikasikan isi kurikulum. Pada setiap

penyakit telah ditentukan tingkat kemampuan yang diharapkan, sehingga memudahkan bagi

institusi pendidikan kedokteran untuk menentukan kedalaman dan keluasan dari isi

kurikulum.

Daftar Keterampilan Klinis, berisikan keterampilan klinis yang perlu dikuasai oleh

dokter layanan primer di Indonesia. Pada setiap keterampilan telah ditentukan tingkat

kemampuan yang diharapkan. Daftar ini memudahkan institusi pendidikan kedokteran untuk

menentukan materi dan sarana pembelajaran keterampilan klinis.

2.6 Area, Komponen dan Penjabaran Standar Kompetensi Dokter

A. Area Kompetensi

Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas profesionalitas yang luhur,

mawas diri dan pengembangan diri, serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa

pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan

pengelolaan masalah kesehatan Oleh karena itu area kompetensi disusun dengan urutan

sebagai berikut:

1. Profesionalitas yang Luhur

2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri

3. Komunikasi Efektif

4. Pengelolaan Informasi

5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

6. Keterampilan Klinis

7. Pengelolaan Masalah Kesehatan

Page 26: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

B. Komponen Kompetensi

Area Profesionalitas yang Luhur

1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa

2. Bermoral, beretika dan disiplin

3. Sadar dan taat hukum

4. Berwawasan sosial budaya

5. Berperilaku profesional

Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri

6. Menerapkan mawas diri

7. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

8. Mengembangkan pengetahuan

Area Komunikasi Efektif

9. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga

10. Berkomunikasi dengan mitra kerja

11. Berkomunikasi dengan masyarakat

Area Pengelolaan Informasi

12. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan

13. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional

kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan

kesehatan

Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

14. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu

Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini

untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif.

Area Keterampilan Klinis

15. Melakukan prosedur diagnosis

16. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif

Area Pengelolaan Masalah Kesehatan

17. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat

18. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu,

keluarga dan masyarakat

19. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

Page 27: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

20. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan

derajat kesehatan

21. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian

masalah kesehatan

22. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang

merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia

C. Penjabaran Kompetensi

1. Profesionalitas yang Luhur

1.1. Kompetensi Inti

Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai

dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya.

1.2. Lulusan Dokter Mampu

1. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa)

a. Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik kedokteran

b. Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran merupakan upaya

maksimal

2. Bermoral, beretika, dan berdisiplin

a. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur dalam praktik

kedokteran

b. Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik kedokteran

Indonesia

c. Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi pada pelayanan

kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

d. Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat

3. Sadar dan taat hukum

a. Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan kedokteran dan memberikan saran

cara pemecahannya

b. Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan ketertiban masyarakat

c. Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlaku

d. Membantu penegakkan hukum serta keadilan

4. Berwawasan sosial budaya

a. Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani

Page 28: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

b. Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama, usia, gender, etnis,

difabilitas, dan sosial-budaya-ekonomi dalam menjalankan praktik kedokteran dan

bermasyarakat

c. Menghargai dan melindungi kelompok rentan

d. Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang berkembang di

masyarakat multikultur

5. Berperilaku profesional

a. Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional

b. Bersikap dan berbudaya menolong

c. Mengutamakan keselamatan pasien

d. Mampu bekerja sama intra- dan interprofesional dalam tim pelayanan kesehatan demi

keselamatan pasien

e. Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka sistem kesehatan nasional

dan global8

2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri

2.1. Kompetensi Inti

Mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan, mengatasi masalah

personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara

berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi keselamatan pasien.

2.2. Lulusan Dokter Mampu

1. Menerapkan mawas diri

a. Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial dan budaya diri

sendiri

b. Tanggap terhadap tantangan profesi

c. Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang lebih mampu

d. Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain untuk pengembangan

diri

2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

a. Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan belajar untuk

mengatasi kelemahan

b. Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi

3. Mengembangkan pengetahuan baru

a. Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada individu,

keluarga dan masyarakat serta mendiseminasikan hasilnya

Page 29: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

3. Komunikasi Efektif

3.1. Kompetensi Inti

Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien pada

semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.

3.2. Lulusan Dokter Mampu

1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

a. Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal

b. Berempati secara verbal dan nonverbal

c. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti

d. Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan secara holistik

dan komprehensif

e. Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita buruk, informed

consent) dan melakukan konseling dengan cara yang santun, baik dan benar

f. Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan spiritual pasien dan

keluarga

9

2. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain)

a. Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar

b. Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan

c. Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak hukum,

perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan pihak lainnya jika diperlukan

d. Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif

3. Berkomunikasi dengan masyarakat

a. Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi masalah

kesehatan dan memecahkannya bersama-sama

b. Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah

kesehatan individu, keluarga dan masyarak

4. Pengelolaan Informasi

4.1. Kompetensi Inti

Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam

praktik kedokteran.

4.2. Lulusan Dokter Mampu

1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan

Page 30: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

a. Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

b. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan untuk dapat belajar

sepanjang hayat

2. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesi kesehatan lain,

pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan

a. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk diseminasi informasi dalam

bidang kesehatan.

5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

5.1. Kompetensi Inti

Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan

kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.

5.2. Lulusan Dokter Mampu

Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan

Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola

masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif.

a. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran

Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran

Komunitas yang berhubungan dengan promosi kesehatan individu, keluarga, dan

masyarakat10

b. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran

Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran

Komunitas yang berhubungan dengan prevensi masalah kesehatan individu, keluarga,

dan masyarakat

c. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran

Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran

Komunitas untuk menentukan prioritas masalah kesehatan pada individu, keluarga,

dan masyarakat

d. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran

Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran

Komunitas yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan individu,

keluarga, dan masyarakat

Page 31: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

e. Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang yang rasional untuk

menegakkan diagnosis

f. Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan penatalaksanaan masalah kesehatan

berdasarkan etiologi, patogenesis, dan patofisiologi

g. Menentukan prognosis penyakit melalui pemahaman prinsip-prinsip ilmu Biomedik,

ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan

Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas

h. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran

Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran

Komunitas yang berhubungan dengan rehabilitasi medik dan sosial pada individu,

keluarga dan masyarakat

i. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran

Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/Kedokteran

Komunitas yang berhubungan dengan kepentingan hukum dan peradilan

j. Mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien, bukti ilmiah kedokteran, dan

keterbatasan sumber daya dalam pelayanan kesehatan untuk mengambil keputusan

6. Keterampilan Klinis

6.1. Kompetensi Inti

Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan

menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan keselamatan orang

lain.

6.2. Lulusan Dokter Mampu

1. Melakukan prosedur diagnosis

a. Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero-anamnesis, pemeriksaan

fisik umum dan khusus sesuai dengan masalah pasien

b. Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang dasar dan mengusulkan

pemeriksaan penunjang lainnya yang rasional

2. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif

a. Melakukan edukasi dan konseling

b. Melaksanakan promosi kesehatan

c. Melakukan tindakan medis kuratif

d. Melakukan tindakan medis rehabilitatif

e. Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat membahayakan diri sendiri dan

orang lain

Page 32: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

f. Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis dengan menerapkan prinsip

keselamatan pasien

g. Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikolegal terhadap masalah

kesehatan/kecederaan yang berhubungan dengan hukum

7. Pengelolaan Masalah Kesehatan

7.1. Kompetensi Inti

Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat secara

komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan

primer.

7.2. Lulusan Dokter Mampu

1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat

a. Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola pikir, sikap dan perilaku, serta modifikasi

gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, agama,

masyarakat, jenis kelamin, etnis, dan budaya

b. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi

kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat

2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu,

keluarga dan masyarakat

a. Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan

b. Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko penyakit laten untuk mencegah dan

memperlambat timbulnya penyakit

c. Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi dan timbulnya komplikasi

penyakit dan atau kecacatan

3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

a. Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis

b. Menginterpretasi data kesehatan keluarga dalam rangka mengidentifikasi masalah

kesehatan keluarga

c. Menginterpretasi data kesehatan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi dan

merumuskan diagnosis komunitas

d. Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling tepat berdasarkan

prinsip kendali mutu, biaya, dan berbasis bukti

e. Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab (lihat Daftar

Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit) dengan memperhatikan prinsip keselamatan

pasien

Page 33: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

f. Mengkonsultasikan dan/atau merujuk sesuai dengan standar pelayanan medis yang

berlaku (lihat Daftar Penyakit)

g. Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca12

h. Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan sakit, sehat, kematian,

laporan kejadian luar biasa, laporan medikolegal serta keterangan medis lain sesuai

kewenangannya termasuk visum et repertum dan identifikasi jenasah

i. Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis,

tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan

dapat dibaca.

j. Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor

perkembangan penatalaksanaan, memperbaiki, dan mengubah terapi dengan tepat

k. Menentukan prognosis masalah kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat

l. Melakukan rehabilitasi medik dasar dan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga,

dan masyarakat

m. Menerapkan prinsip-prinsip epidemiologi dan pelayanan kedokteran secara

komprehensif, holistik, dan berkesinambungan dalam mengelola masalah kesehatan

n. Melakukan tatalaksana pada keadaan wabah dan bencana mulai dari identifikasi

masalah hingga rehabilitasi komunitas

4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan

a. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat agar mampu mengidentifikasi

masalah kesehatan actual yang terjadi serta mengatasinya bersama-sama

b. Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam rangka pemberdayaan masyarakat

untuk mengatasi masalah kesehatan

5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian

masalah kesehatan

a. Mengelola sumber daya manusia, keuangan, sarana, dan prasarana secara efektif dan

efisien

b. Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer dengan

pendekatan kedokteran keluarga

c. Menerapkan manajemen kesehatan dan institusi layanan kesehatan

6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang

merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia

Page 34: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

a. Menggambarkan bagaimana pilihan kebijakan dapat memengaruhi program kesehatan

masyarakat dari aspek fiskal, administrasi, hukum, etika, sosial, dan politik.

2.7 Sistem Indera Pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia

2.7.1 Definisi Sistem Indera

Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi

indera. Sistem indera mencakup penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penghidu. Setiap

indera khusus memiliki reseptor yang sangat terlokalisasi dan memiliki kekhususan, yang

berespon terhadap rangsangan lingkungan tertentu.

Sistem Penglihatan ( Mata )

Penglihatan merupakan persepsi saraf mata mengenai impuls cahaya. Mata sendiri

merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya. Cahaya masuk

melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian

difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina

mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls

saraf. Setelah melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi

penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.

Dalam standar kompetensi dokter indonesia, sistem indera untuk penglihatan

mencakup beberapa penyakit yang harus dikuasai oleh dokter indonesia meliputi penyakit

pada konjungtiva, kelopak mata, aparatus lakrimal, sklera, kornea, bola mata, anterior

chamber, cairan vitreous, iris, akomodasi, refraksi, retina, saraf mata, dan glaukoma.

Sistem Pendengaran ( Telinga )

Pendengaran merupakan persepsi saraf telinga mengenai energi suara. Telinga sendiri

terdiri dari tiga bagian; telinga luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah telinga

menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk

memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik

yang berbeda; koklea yang mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang suara

menjadi impuls-impuls saraf sehingga kita dapat mendengar, dan aparatus vestibularis untuk

keseimbangan

Dalam standar kompetensi dokter indonesia, sistem indera untuk pendengaran

mencakup beberapa penyakit yang harus dikuasai oleh dokter indonesia meliputi penyakit

gangguan pada telinga, pendengaran dan keseimbangan

Sistem Penghidu ( Hidung )

Hidung merupakan organ yang berfungsi sebagai organ penciuman pada manusia

selain sebagai organ pernapasan. Bagian dari hidung yang sangat penting untuk penciuman

Page 35: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

adalah mukosa olfaktorius yang terletak di langit-langit rongga hidung yang terdiri dari tiga

jenis sel; sel reseptor olfaktorius, sel penunjang dan sel basal. Sel reseptor olfaktorius inilah

yang akan mengirimkan impuls ke otak sebagai persepsi bau

Dalam standar kompetensi dokter indonesia, sistem indera untuk penghidu mencakup

beberapa penyakit yang harus dikuasai oleh dokter indonesia meliputi penyakit gangguan

pada hidung dan sinus hidung.

2.7.2 Daftar Penyakit Sistem Indera

NNoo DDaaffttaarr PPeennyyaakkiitt TTiinnggkkaatt KKeemmaammppuuaann

MATA

Konjungtiva

1 Benda asing di konjungtiva 4A

2 Konjungtivitis 4A

3 Pterigium 3A

4 Perdarahan subkonjungtiva 4A

5 Mata kering 4A

Kelopak Mata

6 Blefaritis 4A

7 Hordeolum 4A

8 Chalazion 3A

9 Laserasi kelopak mata 3B

10 Entropion 2

11 Trikiasis 4A

12 Lagoftalmus 2

13 Epikantus 2

14 Ptosis 2

15 Retraksi kelopak mata 2

16 Xanthelasma 2

Aparatus Lakrimal

17 Dakrioadenitis 3A

18 Dakriosistitis 3A

19 Dakriostenosis 2

Page 36: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

20 Laserasi duktus lakrimal 2

Sklera

21 Skleritis 3A

22 Episkleritis 4A

Kornea

23 Erosi 2

24 Benda asing di kornea 2

25 Luka bakar kornea 2

26 Keratitis 3A

27 Kerato-konjungtivitis sicca 2

28 Edema kornea 2

29 Kerato konus 2

30 Xeroftalmia 3A

Bola mata

31 Endoftalmitis 2

32 Mikroftalmos 2

Anterior chamber

33 Hifema 3A

34 Hipopion 3A

Cairan Vitreous

35 Perdarahan Vitreous 1

Iris dan Badan Silier

36 Iridosisklitis, iritis 3A

37 Tumor iris 2

Lensa

38 Katarak 2

39 Afakia kongenital 2

40 Dislokasi lensa 2

Akomodasi dan Refraksi

41 Hipermetropia ringan 4A

42 Miopia ringan 4A

Page 37: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

43 Astigmatism ringan 4A

44 Presbiopia 4A

45 Anisometropia pada dewasa 3A

46 Anisometropia pada anak 2

47 Ambliopia 2

48 Diplopia binokuler 2

49 Buta senja 4A

50 Skotoma 2

51 Hemianopia, bitemporal and homonymous 2

52 Gangguan lapang pandang 2

Retina

53 Ablasio retina 2

54 Perdarahan retina, oklusi pembuluh darah retina 2

55 Degenerasi makula karena usia 2

56 Retinopati (diabetik, hipertensi, prematur) 2

57 Korioretinitis 1

Diskus Optik dan Saraf Mata

58 Optic disc cupping 2

59 Edema papil 2

60 Atrofi optik 2

61 Neuropati optik 2

62 Neuritis optik 2

Glaucoma

63 Glaukoma akut 3B

64 Glaukoma lainnya 3A

TELINGA

Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan

65 Tuli (kongenital, perseptif, konduktif) 2

66 Inflamasi pada aurikuler 3A

67 Herpes zoster pada telinga 3A

68 Fistula pre-aurikuler 3A

69 Labirintitis 2

Page 38: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

70 Otitis eksterna 4A

71 Otitis media akut 4A

72 Otitis media serosa 3A

73 Otitis media kronik 3A

74 Mastoiditis 3A

75 Miringitis bullosa 3A

76 Benda asing 3A

77 Perforasi membran timpani 3A

78 Otosklerosis 3A

79 Timpanosklerosis 2

80 Kolesteatoma 1

81 Presbiakusis 3A

82 Serumen prop 4A

83 Mabuk perjalanan 4A

84 Trauma akustik akut 3A

85 Trauma aurikuler 3B

HIDUNG

Hidung dan Sinus Hidung

86 Deviasi septum hidung 2

87 Furunkel pada hidung 4A

88 Rhinitis akut 4A

89 Rhinitis vasomotor 4A

90 Rhinitis alergika 4A

91 Rhinitis kronik 3A

92 Rhinitis medikamentosa 3A

93 Sinusitis 3A

94 Sinusitis frontal akut 2

95 Sinusitis maksilaris akut 2

96 Sinusitis kronik 3A

97 Benda asing 4A

98 Epistaksis 4A

99 Etmoiditis akut 1

Page 39: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

100 Polip 2

Kepala dan Leher

101 Fistula dan kista brankial lateral dan medial 2

102 Higroma kistik 2

103 Tortikolis 3A

104 Abses Bezold 3A

2.8. Sistem Kulit Pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia

2.8.1 Definisi Sistem Kulit

Kulit manusia tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan subkutan.

Epidermis dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan tabung

epidermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar

sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.

Kulit memiliki beberapa fungsi:

1. Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat

2. Sebagai alat peraba.

3. Sebagai pelindung organ dibawahnya.

4. Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.

5. Pengatur suhu tubuh.

6. Tempat menimbun lemak.

Dalam standar kompetensi dokter indonesia, sistem kulit dan integumen mencakup

beberapa penyakit yang harus dikuasai oleh dokter indonesia meliputi penyakit gangguan

pada kulit berupa infeksi virus, bakteri, jamur, gigitan serangga, dermatitis, lesi eritro-

squamosa, kelainan kelenjar sebasea, penyakit vesikobulosa, penyakit kulit alergi, penyakit

autoimun, gangguan keratinisasi, inflamasi non infeksi, kelainan pigmentasi, neoplasma,

kelainan pada rambut dan trauma.

Page 40: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

2.8.2 Daftar Penyakit Sistem Kulit

NNoo DDaaffttaarr PPeennyyaakkiitt TTiinnggkkaatt KKeemmaammppuuaann

Kulit

Infeksi Virus

1 Veruka vulgaris 4A

2 Kondiloma akuminata 3A

3 Moluskum kontagiosum 4A

4 Varisela, herpes zoster, herpes simpleks 4A

5 Campak 4A

Infeksi Bakteri

6 Impetigo 4A

7 Impetigo ulseratif (ektima) 4A

8 Folikulitis superfisialis 4A

9 Furunkel, karbunkel 4A

10 Eritrasma 4A

11 Erisipelas 4A

12 Skrofuloderma 4A

13 Leprosi 4A

14 Reaksi lepra 3A

15 Sifilis 4A

16 Aktinomikosis 1

17 In growing toe nail 4A

18 Paronikia 4A

Infeksi Fungal Superfisialis

19 Tinea, Tinea versikolor 4A

20 Kandidiasis mukokutaneous 4A

Penyakit jamur sistemik 2

Gigitan Serangga dan Infestasi

21 Pedikulosis capitis, pubis 4A

22 Reaksi gigitan serangga 4A

23 Skabies 4A

Page 41: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

24 Cutaneus larva migran 4A

25 Filariasis tanpa komplikasi 4A

Dermatitis Eksim

26 Dermatitis kontak iritan 4A

27 Dermatitis kontak alergika 3A

28 Dermatitis atopik 4A

29 Dermatitis numularis 4A

30 Liken simpleks kronik/ neurodermatitis 3A

31 Napkin eczema 4A

Lesi Eritro-Squamosa

32 Psoriasis vulgaris 3A

33 Dermatitis seboroik 4A

34 Pitiriasis rosea 4A

Kelainan Kelenjar Sebasea dan Ekrin

35 Akne vulgaris 4A

36 Hidradenitis supuratif 4A

37 Dermatitis perioral 4A

38 Rosasea 3A

39 Miliaria 4A

40 Hiperhidrosis 2

Penyakit Vesikobulosa

41 Pemphigus vulgaris 2

42 Pemphigoid 2

43 Dermatitis herpetiformis 2

44 Toxic epidermal necrolysis 3B

45 Sindroma Stevens-Johnson 3B

Penyakit Kulit Alergi

46 Urtikaria 4A

47 Angioedema 3B

48 Dishidrosis 4A

Penyakit Autoimun

Page 42: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

49 Dermatomiositis 1

50 Skleroderma/ morfea 3A

Gangguan Keratinisasi

51 Ichthyosis vulgaris 3A

Klavus 3A

Inflamasi Non Infeksi

52 Liken planus 3A

53 Granuloma annulare 3A

Reaksi Obat

54 Exanthematous drug eruption, fixed drug eruption 4A

Kelainan pigmentasi

55 Vitiligo 3A

56 Melasma 3A

57 Albino 2

58 Hiperpigmentasi dan hipopigmentasi paska inflamasi 3A

Neoplasma

59 Tumor epitel jinak 1

60 Keratosis seboroik 2

61 Kista epitel 3A

Tumor Epitel Premaligna dan Maligna

62 Squamous cell carcinoma 2

63 Basal cell carcinoma 2

Tumor Dermis

64 Xanthoma 2

65 Hemangioma 2

67 Limfangioma 1

68 Angiosarkoma 1

Tumor Sel Melanosit

69 Lentigo 2

70 Nevus pigmentosus 2

71 Melanoma maligna 1

Page 43: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

Rambut

72 Alopesia areata 2

73 Alopesia androgenik 2

74 Telogen eflluvium 2

Trauma

75 Vulnus laseratum, punctum 4A

76 Vulnus perforatum, penetratum 3B

77 Luka bakar derajat 1 dan 2 4A

78 Luka bakar derajat 3 dan 4 3B

79 Luka akibat bahan kimia 3B

80 Luka akibat sengatan listrik 3B

2.9 Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi Pada Standar Kompetensi Dokter

Indonesia

2.9.1 Definisi Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi

Sistem endokrin merupakan salah satu dari dua sistem kontrol utama tubuh selain

sistem saraf, sistem ini mengeluarkan hormon yang diantaranya berfungsi sebagai

homeostasis bekerja untuk mengatur aktivitas tubuh baik aktivitas metabolik dan fungsi

nutrisi. Kelenjar endokrin perifer mencakup kelenjar tiroid yang mengontrol laju

metabolisme basal tubuh; kelenjar adrenal yang mengeluarkan hormon-hormon yang

penting dalam metabolisme molekul nutrien, adaptasi terhadap stres, dan pemeliharaan

keseimbangan garam serta kelenjat pankreas yang berfungsi mengatur keseimbangan

gula darah.

Dalam standar kompetensi dokter indonesia, sistem endokrin, metabolik dan

nutrisi mencakup beberapa penyakit yang harus dikuasai oleh dokter indonesia meliputi

penyakit gangguan pada kelenjar endokrin serta kelainan gizi dan metabolisme

2.9.2 Daftar Penyakit Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi

NNoo DDaaffttaarr PPeennyyaakkiitt TTiinnggkkaatt KKeemmaammppuuaann

Endocrine Glands

1 Diabetes melitus tipe 1 4A

2 Diabetes melitus tipe 2 4A

Page 44: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

3 Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa akibat penyakit

lain atau obat-obatan)

3A

4 Ketoasidosis diabetikum 3B

5 Hiperglikemi hiperosmolar non ketotik 3B

6 Hipoglikemia ringan 4A

7 Hipoglikemia berat 3B

8 Diabetes insipidus 1

9 Akromegali, gigantisme 1

10 Defisiensi hormon pertumbuhan 1

11 Hiperparatiroid 1

12 Hipoparatiroid 3A

13 Hipertiroid 3A

14 Tirotoksikosis 3B

15 Hipotiroid 2

16 Goiter 3A

17 Tiroiditis 2

18 Cushing's disease 3B

19 Krisis adrenal 3B

20 Addison's disease 1

21 Pubertas prekoks 2

22 Hipogonadisme 2

23 Prolaktinemia 1

24 Adenoma tiroid 2

25 Karsinoma tiroid 2

Gizi dan Metabolisme

26 Malnutrisi energi-protein 4A

27 Defisiensi vitamin 4A

28 Defisiensi mineral 4A

29 Dislipidemia 4A

30 Porfiria 1

31 Hiperurisemia 4A

32 Obesitas 4A

Page 45: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Penelitian ini akan menjelaskan hubungan SKDI dan waktu yang dibutuhkan guna

mencapai standar kompetensi dokter melalui 4 metode pembelajaran, yaitu: kuliah tatap

muka, Clinical Skill Lab (CSL), Problem Base Learning (PBL), self direct learning (belajar

mandiri).

3.2. Kerangka Konsep

3.2.1. Variabel Independen

Variabel independen dari penelitian ini ialah waktu yang dibutuhkan guna

mencapai standar kompetensi dokter. Standar kompetensi dokter ini dapat dicapai dengan

4 metode pembelajaran, yaitu: kuliah tatap muka, Clinical Skill Lab (CSL), Problem Base

Learning (PBL), self direct learning (belajar mandiri).

3.2.2. Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini ialah Standar Kompetensi Dokter Indonesia

(SKDI). Standar Kompetensi Dokter Indonesia merupakan standar minimal kompetensi

lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan primer. SKDI

digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi dan

menjadi acuan dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional.

Page 46: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

3.3. Definisi Operasional

3.3.1. Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Definisi : Standar minimal kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar

kewenangan dokter layanan primer. SKDI digunakan sebagai acuan

untuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi dan menjadi

acuan dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat

nasional.

3.3.2. Kuliah Tatap Muka

Definisi : Proses belajar mengajar yang penyampaiannya secara tatap muka

dimana pola proses pembelajarannya dosen aktif dan mahasiswa pasif.

3.3.3. Clinical Skill Lab (CSL)

Definisi : Pembelajaran keterampilan klinik dimana keterampilan dipraktekkan

hingga standar kompetensi dicapai.

3.3.4. Problem Base Learning (PBL)

Definisi : Belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus

mlakukan pencarian ataupun penggalian informasi untuk dapat

memecahkan masalah tersebut.

3.3.5. Self Directed Learning (Belajar Mandiri)

Definisi : Proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu mahasiswa

sendiri.

Page 47: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional study yang menganalisa

pencapaian standar kompetensi dokter Indonesia untuk penyakit sistem indera, kulit,

endokrin, metabolik dan nutrisi

4.2 Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 04 Mei 2013 –18 Mei 2013.

4.3 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian di Universitas Hasanuddin Makassar.

4.4 Populasi, Peserta Dan Sampel

4.1.1 Populasi

Semua dokter/dokter muda yang dihasilkan oleh Universitas Hasanuddin Makassar.

4.1.2. Peserta

Dokter/dokter muda Universitas Hasanuddin Makassar

4.1.3Sampel

Puporsive Sampling

4.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara tertutup pada Dokter/dokter muda

Universitas Hasanuddin Makassar

Page 48: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

4.7 Instrument Pengambilan Data

Instrument pengambilan data ketika wawancara tertutp dilalukan pada penelitian ini

adalah questioner

4.8 Skala Pengukuran Penelitian

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Lictner

4.9 Tehnik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dalam beberapa proses yaitu :

a. Editing

Memeriksa data dengan cara melihat kembali hasil pengumpulan data untuk

menghindari kesalahan data.

b. Entry

Proses pemasukan data dalam suatu program computer.

c. Tabulating

Menyusun data dengan mengorganisir data sesuai variabel yang diteliti.

4.9 Etika Penelitian

a. sebelum memberikan persetujuan tertulis peneliti akan memberikan penjelasan

secara lisan

b. setiap subjek akan diajamin kerahasiaan atas informasi yang diberikan

c. sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada

institusi terkait

4.10 Analisis Penelitian

Tipe analisis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe deskriptif

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 49: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

Penelitian dilaksanakan di Universitas Hasanuddin Makassar dari tanggal 04 Mei

2013 sampai 18 Mei 2013. Jumlah sampel adalah 10 orang dokter muda fakultas kedokteran

unhas yang dipilih oleh peneliti. Untuk menjamin jawaban responden mendekati nilai

validitas dan reabilitas dilakukan :

1. Memberi penjelasan sebelum dan selama pengisian kuisioner kepada responden.

2. Memberikan alokasi waktu yang cukup untuk mengisi kuisioner yaitu sekitar 30

menit.

Selanjutnya setiap jawaban kuisioner diperiksa dengan seksama secara manual. Dari 10

responden, tidak ada berkas jawaban yang di eksklusi oleh karena beberapa hal seperti :

- Pengisian identitas yang tidak lengkap.

- Berkas jawaban rusak atau tidak dikembalikan

5.1. Hasil Penelitian

Pada tabel berikut hasil kuesioner dari dokter muda FK Unhas untuk Penyakit Sistem

Indera, Kulit, Endokrin, Metabolik dan Nutrisi. Pada tabel di bawah memperlihatkan jumlah

sampel 10 orang . Data yang dikumpul diolah dengan menggunakan metode komputerisasi

yaitu dengan menggunakan program Microsoft Excel serta disajikan dalam bentuk tabel

berdasarkan tujuan penelitian.

Tabel 5.1 Hasil Kuesioner Analisis Pencapaian Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Untuk Penyakit Sistem Indera

Nama

Responden KULIAH CSL PBL

BELAJAR

MANDIRI Total Pencapaian

ALBERTUS

MMH 153 86 142 193 574 78.36538462

ARLEN 152 147 164 158 621 64.90384615

FAISAL BUDI 416 208 208 208 1040 51.20192308

FRIZT 160 0 160 520 840 68.99038462

GO FRENGKY 123 104 87 104 418 84.13461538

HENDRA 30.45 0 14.75 19.25 64.45 61.05769231

MARSON 160 0 204 280 644 66.34615385

RAFAIL 104 52 291 368 815 65.86538462

WIDYARIZKHI

AP 203 104 104 417 828 47.83653846

Page 50: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

ZACHRA 148 169 172 199 688 87.5

RATA - RATA 164.945 87 154.675 246.625 653.245 67.62019231

Dari tabel di atas memperlihatkan jumlah mahasiswa adalah 10 orang. Dari tabel dapat

dilihat jumlah waktu total belajar dalam jam dari seluruh poin yang terdapat pada standar

kompetensi dokter indonesia untuk sistem indera beserta persepsi terhadap kompetensi yang

dimilikinya.

Tabel 5.2 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK Unhas

Untuk Penyakit Sistem Indera

METODE PEMBELAJARAN JUMLAH ( JAM ) PERSENTASE (%)

KULIAH 165 JAM 25 %

CSL 87 JAM 13 %

PBL 155 JAM 24 %

BELAJAR MANDIRI 257 JAM 38 %

TOTAL 654 JAM 100 %

Grafik 5.1 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK Unhas

Untuk Penyakit Sistem Indera

Tabel dan Grafik di atas menunjukkan total waktu yang dibutuhkan untuk mencapai

standar kompetensi dokter indonesia untuk penyakit sistem indera menurut dokter muda FK

Unhas. Dengan Total 654 Jam, Terdiri dari Kuliah 165 Jam, CSL 87 Jam, PBL 155 Jam dan

165

87 155

247

654

0

100

200

300

400

500

600

700

SISTEM INDERA

KULIAH 25%

CSL 13% PBL

24%

BELAJAR MANDIRI

38%

SISTEM INDERA

Page 51: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

Belajar Mandiri 247 Jam. Dengan metode pembelajaran yang efektif menurut dokter muda

FK Unhas ialah belajar mandiri sebesar 38 %

Tabel 5.3 Hasil Kuesioner Analisis Pencapaian Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Untuk Penyakit Sistem Kulit

Nama

Responden KULIAH CSL PBL

BELAJAR

MANDIRI Total Pencapaian

ALBERTUS

MMH 107 82 91 51 331 84.56790123

ARLEN 86 86 90 92 354 83.33333333

FAISAL BUDI 243 81 81 81 486 50

FRIZT 140 0 140 405 685 79.62962963

GO FRENGKY 81 21 81 81 264 80.55555556

HENDRA 31.25 0 26 29.5 86.75 78.39506173

MARSON 140 0 221 162 523 66.35802469

RAFAIL 81 40.5 222 296 639.5 66.04938272

WIDYARIZKHI

AP 143 81 81 303 608 50

ZACHRA 81 112 99 97 389 84.25925926

RATA - RATA 113.325 50.35 113.2 159.75 436.625 72.31481481

Dari tabel di atas memperlihatkan jumlah mahasiswa adalah 10 orang. Dari tabel dapat

dilihat jumlah waktu total belajar dalam jam dari seluruh poin yang terdapat pada standar

kompetensi dokter indonesia untuk sistem indera beserta persepsi terhadap kompetensi yang

dimilikinya.

Tabel 5.4 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK Unhas

Untuk Penyakit Sistem Kulit

METODE PEMBELAJARAN JUMLAH ( JAM ) PERSENTASE (%)

KULIAH 113JAM 26 %

CSL 50 JAM 11 %

PBL 113 JAM 26 %

BELAJAR MANDIRI 160 JAM 37 %

TOTAL 436 JAM 100 %

Page 52: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

Grafik 5.2 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK Unhas

Untuk Penyakit Sistem Kulit

Tabel dan Grafik di atas menunjukkan total waktu yang dibutuhkan untuk mencapai

standar kompetensi dokter indonesia untuk penyakit sistem kulit menurut dokter muda FK

Unhas. Dengan Total 436 Jam, Terdiri dari Kuliah 113 Jam, CSL 50 Jam, PBL 113 Jam dan

Belajar Mandiri 160 Jam. Dengan metode pembelajaran yang efektif menurut dokter muda

FK Unhas ialah belajar mandiri sebesar 37 %

113

50

113

160

436

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

SISTEM KULIT

KULIAH 26%

CSL 11% PBL

26%

BELAJAR MANDIRI

37%

SISTEM KULIT

Page 53: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

Tabel 5.5 Hasil Kuesioner Analisis Pencapaian Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Untuk Penyakit Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi

Nama

Responden KULIAH CSL PBL

BELAJAR

MANDIRI Total Pencapaian

ALBERTUS

MMH 39 8 47 32 126 79.6875

ARLEN 49 32 64 64 209 66.40625

FAISAL BUDI 96 0 32 32 160 50

FRIZT 51 0 51 160 262 71.875

GO FRENGKY 32 1 32 32 97 85.9375

HENDRA 11.1 0 6.25 6.75 24.1 71.09375

MARSON 51 0 83 64 198 68.75

RAFAIL 32 16 83 108 239 68.75

WIDYARIZKHI

AP 51 32 32 111 226 50

ZACHRA 52 32 32 63 179 80.46875

RATA - RATA 46.41 12.1 46.225 67.275 171.01 69.296875

Dari tabel di atas memperlihatkan jumlah mahasiswa adalah 10 orang. Dari tabel dapat

dilihat jumlah waktu total belajar dalam jam dari seluruh poin yang terdapat pada standar

kompetensi dokter indonesia untuk sistem indera beserta persepsi terhadap kompetensi yang

dimilikinya.

Tabel 5.6 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK Unhas

Untuk Penyakit Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi

METODE PEMBELAJARAN JUMLAH ( JAM ) PERSENTASE (%)

KULIAH 46 JAM 27 %

CSL 12 JAM 7 %

PBL 46 JAM 27 %

BELAJAR MANDIRI 67 JAM 39 %

TOTAL 171 JAM 100 %

Grafik 5.3 Waktu Belajar Rata-Rata Yang Dibutuhkan Menurut Dokter Muda FK Unhas

Untuk Penyakit Sistem Endokrin, Metabolik dan Nutrisi

Page 54: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

Tabel dan Grafik di atas menunjukkan total waktu yang dibutuhkan untuk mencapai

standar kompetensi dokter indonesia untuk penyakit sistem endokrin, metabolik dan nutrisi

menurut dokter muda FK Unhas. Dengan Total 171 Jam, Terdiri dari Kuliah 46 Jam, CSL 12

Jam, PBL 46 Jam dan Belajar Mandiri 67 Jam. Dengan metode pembelajaran yang efektif

menurut dokter muda FK Unhas ialah belajar mandiri sebesar 39 %

46

12

46

67

171

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

SISTEM ENDOKRIN,METABOLIK DAN NUTRISI

KULIAH 27%

CSL 7% PBL

27%

BELAJAR MANDIRI

39%

SISTEM ENDOKRIN,METABOLIK DAN NUTRISI

Page 55: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

Tabel 5.7 Persepsi Dokter Muda FK Unhas Terhadap Kompetensi Yang Dimiliki

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia Untuk Penyakit Sistem Indera, Kulit,

Endokrin, Metabolik Dan Nutrisi

SISTEM PERSENTASE PENCAPAIAN

SISTEM INDERA 67,62 %

SISTEM KULIT 72,31 %

SISTEM ENDOKRIN, METABOLIK DAN

NUTRISI

69,29 %

Grafik 5.4 Persepsi Dokter Muda FK Unhas Terhadap Kompetensi Yang Dimiliki

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia Untuk Penyakit Sistem Indera, Kulit,

Endokrin, Metabolik Dan Nutrisi

Tabel dan Grafik di atas menunjukkan persepsi dokter muda FK Unhas terhadap

kompetensi yang dimiliki berdasarkan standar kompetensi dokter indonesia untuk penyakit

sistem indera, kulit, endokrin, metabolik dan nutrisi. Pada sistem indera, dokter muda FK

Unhas mempunyai persepsi pencapaian terhadap kompetensi yang dimiliki mencapai 67,62%

berdasarkan standar kompetensi dokter indonesia sedangkan pada sistem kulit, dokter muda

FK Unhas mempunyai persepsi pencapaian terhadap kompetensi yang dimiliki mencapai

72,31 % sedangkan pada sistem endokrin, metabolik dan nutrisi hanya mencapai 69,29 %

berdasarkan standar kompetensi dokter indonesia.

67,62%

72,31%

69,29%

65,00%

66,00%

67,00%

68,00%

69,00%

70,00%

71,00%

72,00%

73,00%

SISTEM INDERA SISTEM KULIT SISTEM ENDOKRIN METABOLIK DAN

NUTRISI

PERSEPSI DOKTER MUDA TERHADAP KOMPETENSI YANG DIMILIKI BERDASARKAN SKDI

Page 56: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

5.2 Pembahasan

Waktu Belajar Yang Dibutuhkan Untuk Pencapaian SKDI

Dari Hasil Penelitian didapatkan menurut dokter muda FK Unhas, waktu belajar yang

dibutuhkan untuk mencapai standar kompetensi dokter indonesia saat ini masih kurang

dibandingkan dengan waktu pembelajaran yang disediakan FK Unhas.

Pada sistem indera, waktu pembelajaran yang dibutuhkan menurut dokter muda FK

Unhas ialah 407 jam di luar belajar mandiri, bila dibandingkan dengan waktu pembelajaran

yang disediakan FK Unhas untuk sistem indera sebanyak kurang lebih 240 jam masih sangat

kurang. Begitu juga pada sistem kulit, waktu pembelajaran yang dibutuhkan menurut dokter

muda FK Unhas ialah 276 jam di luar belajar mandiri, bila dibandingkan dengan waktu

pembelajaran yang disediakan FK Unhas untuk sistem kulit sebanyak kurang lebih 100 jam

juga masih sangat kurang. Sedangkan pada sistem endokrin, metabolik dan nutrisi, waktu

pembelajaran yang dibutuhkan menurut dokter muda FK Unhas ialah 104 jam di luar belajar

mandiri, bila dibandingkan dengan waktu pembelajaran yang disediakan FK Unhas untuk

sistem endokrin, metabolik dan nutrisi sebanyak 240 jam hal ini lebih dari cukup.

Metode Pembelajaran Yang Efektif

Dari Hasil penelitian didapatkan menurut dokter muda FK Unhas, metode

pembelajaran yang paling efektif ialah belajar mandiri, hal ini dilihat dari hasil kuesioner dari

sistem indera, kulit, endokrin, metabolik dan nutrisi dimana mencapai 37-39 %. Namun tetap

diselingi dengan metode pembelajaran yang lain agar dapat mencapai standar kompetensi

dokter indonesia.

Persepsi Dokter Muda FK Unhas Terhadap Kompetensi Yang Dimiliki Berdasarkan

SKDI

Dari Hasil Penelitian didapatkan Dokter Muda FK Unhas mempunyai persepsi

terhadap kompetensi dirinya berdasarkan SKDI masih tergolong rendah, dengan pencapaian

pada sistem indera sebesar 67,62%, sistem kulit sebesar 72,31 % dan sistem endokrin,

metabolik dan nutrisi sebesar 69,29 %. Hal ini dapat dikarenakan dengan kurangnya waktu

pembelajaran yang disediakan selama preklinik.

Page 57: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini

dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

a. Dokter muda memiliki waktu yang terbatas untuk mencapai SKDI yang telah

ditentukan. Waktu yang ditentukan untuk preklinik yaitu 3 tahun belum mencukupi

untuk dokter muda menguasai semua materi. Dokter muda juga menyatakan terdapay

beberapa materi yang tidak pernah dibawakan oleh dosen pada waktu kuliah.Selain

itu, menyadari bahwa keterbatasan waktu dalam proses pendidikan menyebabkan

Page 58: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

keterbatasannya ilmu dokter muda. Mereka menyatakan bahwa dokter muda lebih

banyak mendapatkan ilmu dalam lapangan baik dari segi ketrampilan maupun ilmu

suatu penyakit, maka sebaiknya kesempatan mahasiswa kedokteran untuk bertemu

pasien yang sebenarnya di setting klinis dapat dimulai sejak dini di tingkat S1 untuk

mencapai standar SKDI yang telah ditentukan.

b. Metode pembelajaran yang sangat efektif pada saat ini menurut dokter muda adalah

belajar mandiri. Ini adalah karena apabila mahasiswa belajar mandiri mereka dapat

menganalisa materi kuliah yang telah mereka terima. Seterusnya mereka dapat

menerapkan ilmu tersebut ke dalam PBL dan CSL.

c. Persepsi dokter muda tentang kompetensi dirinya berdasarkan SKDI masih tergolong

rendah, dengan pencapaian pada sistem indera sebesar 67,62 sistem kulit sebesar

72,31% dan sistem hematoimmunologi sebesar 69,29%. Ini adalah sangat jelas akibat

dari kekurangan waktu untuk dokter muda pelajari materi kedokteran serta

mengaplikasikan ke lapangan. Inovasi untuk mengubah keaadaan ini haruslah diambil

untuk menghasilkan dokter yang berkualitas dan kompeten.

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua

pihak yang berperan dalam penelitian ini. Antara saran tersebut yaitu:

a) Penelitian ini bisa dijadikan masukan dan informasi kepada pihak universitas supaya

dapat digunakan dalam menentukan waktu pembelajaran yang diperlukan oleh

mahasiswa kedokteraan dalam mencapai Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada institusi pendidikan dan

bidang kesehatan dalam mengkaji lebih jauh faktor-faktor lain yang berpengaruh

dalam mencapai Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

c) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau menjadi bahan masukan

bagi penelitian di masa yang akan datang.

d) Penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena hanya melibatkan jumlah dan sumber

sampel yang terbatas. Sehingga terlalu dini jika mengambil kesimpulan kalau Standar

Page 59: BAGIAN IKM-IKK SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2013 ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZWM2... · bagian ikm-ikk skripsi fakultas kedokteran juni 2013

Kompetensi Dokter Indonesia belum dicapai oleh lulusan Fakultas kedokteraan

Hasanuddin. Selanjutnya akan lebih baik juka dilakukan penelitian lanjutan dengan

mengunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan melibatkan supervisor klinik

dalam menilai kemampuan kompetensi mahasiswa.