Bagan Perjalanan Obat7

download Bagan Perjalanan Obat7

of 9

Transcript of Bagan Perjalanan Obat7

  • 7/23/2019 Bagan Perjalanan Obat7

    1/9

    I.

    PROSES PERJALANAN OBAT

    Proses perjalanan obat melibatkan banyak sistem transport yang merupakan sebuah sistem dari

    proses farmakokinetik antara lain:

    1. Sistem transpor pasif yakni tidak menggunakan energi. Misalnya perjalanan molekul-molekul

    suatu obat melintasi dinding pembuluh ruang-ruang antar jaringan (interstitial) yang dapat terjadi

    melalui dua cara yaitu :

    a. Filtrasi : melalui pori-pori kecil dari membran, misalnya dinding kapiler. Yang difiltrasi

    adalah air dan zat-zat hidrofil yang molekulnya lebih kecil daripada pori, seperti alkohol dan

    urea (BM

  • 7/23/2019 Bagan Perjalanan Obat7

    2/9

    yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif. Ini terjadi karena untuk obat-obat

    tertentu, tidak semua yang diabsorpsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sestemik.

    Sebagaian akan dimetabolisme oleh enzim di dinding ususpada pemberian oral dan/atau di hati

    pada lintasan pertamanya melalui organ-organ tersebut. Metabolisme ini disebut metabolisme

    atau eliminasi lintas pertama (first pass metabolism or elimination) atau eliminasi prasistemik.

    Obat demikian mempunyai bioavailabilitas oral yang tidak begitu tinggi meskipun absorpsi

    oralnya mungkin hampir sempurna. Jadi istilah bioavailabilitas menggambarkan kecepatan dan

    kelengkapan absorpsi sekaligus metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi sistemik.

    Eliminasi lintas pertama ini dapat dihindari atau dikurangi dengan cara pemberian parenteral

    (misalnya lidokain), sublingual (misalnya nitrogliserin), rektal, atau memberikannya bersamamakanan.

    2) Distribusi

    Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain

    tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat fisikokimianya. Distribusi

    obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya di dalam tubuh. Distribusi fase pertama

    terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ yang perfusinya sangat baik misalnya jantung,

    hati, ginjal, dan otak. Selanjutnya, distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan

    yang perfusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak.

    Distribusi ini baru mencapai keseimbangan setelah waktu yang lebih lama. Difusi ke ruang

    interstisial jaringan terjadi karena celah antarsel endotel kapiler mampu melewatkan semua

    molekul obat bebas, kecuali di otak. Obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi

    membran sel dan terdistribusi ke dalam otak, sedangkan obat yang tidak larut dalam lemak akan

    sulit menembus membran sel sehingga distribusinya terbatas terurama di cairan ekstrasel.

    Distribusi juga dibatasi oleh ikatan obat pada protein plasma, hanya obat bebas yang dapat

    berdifusi dan mencapai keseimbangan. Derajat ikatan obat dengan protein plasma ditentukan

    oleh afinitas obat terhadap protein, kadar obat, dan kadar proteinnya sendiri. Pengikatan obat

    oleh protein akan berkurang pada malnutrisi berat karena adanya defisiensi protein.

    3) Biotransformasi / Metabolisme

  • 7/23/2019 Bagan Perjalanan Obat7

    3/9

    Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi

    dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar,

    artinya lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah

    diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga

    biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat. Tetapi, ada obat yang

    metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. Ada obat yang merupakan calon obat

    (prodrug) justru diaktifkan oleh enzim biotransformasi ini. Metabolit aktif akan mengalami

    biotransformasi lebih lanjut dan/atau diekskresi sehingga kerjanya berakhir.

    Enzim yang berperan dalam biotransformasi obat dapat dibedakan berdasarkan letaknya dalam

    sel, yakni enzim mikrosom yang terdapat dalam retikulum endoplasma halus (yang pada isolasiin vitro membentuk mikrosom), dan enzim non-mikrosom. Kedua macam enzim metabolisme ini

    terutama terdapat dalam sel hati, tetapi juga terdapat di sel jaringan lain misalnya ginjal, paru,

    epitel, saluran cerna, dan plasma.

    4) Ekskresi

    Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil

    biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat

    daripada obat larut lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru. Ginjal merupakan organ ekskresi

    yang terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante dari 3 proses, yakni filtrasi di glomerulus,

    sekresi aktif di tubuli proksimal, dan rearbsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal.

    Ekskresi obat melalui ginjal menurun pada gangguan fungsi ginjal sehingga dosis perlu

    diturunkan atau intercal pemberian diperpanjang. Bersihan kreatinin dapat dijadikan patokan

    dalam menyesuaikan dosis atau interval pemberian obat.

    Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat, liur, air mata, air susu, dan rambut, tetapi dalam

    jumlah yang relatif kecil sekali sehingga tidak berarti dalam pengakhiran efek obat. Liur dapat

    digunakan sebagai pengganti darah untuk menentukan kadar obat tertentu. Rambut pun dapat

    digunakan untuk menemukan logam toksik, misalnya arsen, pada kedokteran forensik.

  • 7/23/2019 Bagan Perjalanan Obat7

    4/9

    III. RUTE PEMBERIAN OBAT

    Rute pemberian obat terutama ditentukan oleh sifat dan tujuan dari penggunaan obat sehingga

    dapat memberikan efek terapi yang tepat. Terdapat 2 rute pemberian obat yang utama, enteral dan

    parenteral.

    Enteral

    1. Oral : memberikan suatu obat melalui mulut adalah cara pemberian obat yang paling

    umum tetapi paling bervariasi dan memerlukan jalan yang paling rumit untuk mencapai jaringan.

    Beberapa obat diabsorbsi di lambung, namun duodenum sering merupakan jalan masuk utama ke

    sirkulasi sistemik karena permukaan absorbsinya yang lebih besar. Kebanyakan obat diabsorbsi

    dari saluran cerna dan masuk ke hati sebelum disebarkan ke sirkulasi. Minum obat bersamaan

    dengan makanan dapat mempengaruhi absorbsi. Keberadaan makanan dalam lambung

    memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga obat yang tidak tahan asam, misalnya

    penisilin menjadi rusak atau tidak diabsorbsi. Oleh karena itu, penisilin atau obat yang tidak

    tahan asam lainnya dapat dibuat sebagai salut enterik yang dapat melindungi obat dari

    lingkungan asam dan bisa mencegah iritasi lambung. Obat akan disekresi melalui ginjal dengan

    tiga proses yaitu penyaringan glomerulus , penyerapan kembali pada tubulus ginjal , dan sekresi

    pengangkutan aktif pada tubulus ginjal.

    2. Sublingual :penempatan di bawah lidah memungkinkan obat tersebut berdifusi kedalam

    anyaman kapiler dan karena itu secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Pemberian

    suatu obat dengan rute ini mempunyai keuntungan obat melakukan bypass melewati usus dan

    hati dan obat tidak diinaktivasi oleh metabolisme.

  • 7/23/2019 Bagan Perjalanan Obat7

    5/9

    Parenteral

    Penggunaan parenteral digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui saluran cerna, dan

    untuk obat seperti insulin yang tidak stabil dalam saluran cerna. Pemberian parenteral juga

    digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang memerlukan kerja

    obat yang cepat.

    1. Intravena (IV) : suntikan intravena adalah cara pemberian obat parenteral yan sering

    dilakukan. Untuk obat yang tidak diabsorbsi secara oral, sering tidak ada pilihan. Dengan

    pemberian IV, obat menghindari saluran cerna dan oleh karena itu menghindari metabolisme

    first pass oleh hati. Rute ini memberikan suatu efek yang cepat dan kontrol yang baik sekali atas

    kadar obat dalam sirkulasi.

    2. Intramuskular (IM) :obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat berupa larutan

    dalam air atau preparat depo khusus sering berupa suspensi obat dalam vehikulum non aqua

    seperti etilenglikol. Absorbsi obat dalam larutan cepat sedangkan absorbsi preparat-preparat

    depo berlangsung lambat. Setelah vehikulum berdifusi keluar dari otot, obat tersebut mengendap

    pada tempat suntikan. Kemudian obat melarut perlahan-lahan memberikan suatu dosis sedikit

    demi sedikit untuk waktu yang lebih lama dengan efek terapetik yang panjang.

    3. Subkutan : suntikan subkutan mengurangi resiko yang berhubungan dengan suntikan

    intravaskular.

  • 7/23/2019 Bagan Perjalanan Obat7

    6/9

    Gambar 1. Bagan proses perjalanan obat secara oral

    l

    (Dimetabolisme)

    (Darah Dibersihkan)

    , ,

    ( )

  • 7/23/2019 Bagan Perjalanan Obat7

    7/9

    Keterangan Gambar 1:

    Obat masuk melalui rongga mulut, kemudian menuju ke esophagus melalui faring. Faring akan

    melakukan suatu gerakan untuk mencegah obat masuk ke dalam saluran pernapasan dengan menutupnya

    beberapa detik dan mendorong obat masuk ke esophagus. Kemudian obat dibawa kedalam gaster

    menggunakan proses peristaltic. Beberapa obat diabsorbsi di gaster, namun sebagian besar diabsorbsi di

    duodenum, jejunum, dan ileum. Karena usus halus memiliki permukaan membran yang lebih luas

    daripada di gaster yang hanya memiliki luas permukaan yang sempit. Selain itu pada usus halus, jaringanepitelnya tipis sehingga lebih mudah digunakan untuk menyerap obat daripada menembus membran kulit

    yang berlapis. Obat diserap oleh sel sel enterocyte yang ada di mukosa usus. Kemudian zat- zat yang

    telah diserap akan menuju vena segmental kemudian vena mesentrika superior dan masuk kedalam

    hepar melalui vena porta untuk dimetabolisme terlebih dahulu sebelum menuju sirkulasi sistemik.

    Metabolisme obat adalah proses tubuh mengubah komposisi obat yang nonpolar (larut lemak) menjadi

    polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Sebagian besar obat dibuang dari tubuh

    oleh ginjal dan melalui urin. Obat juga dapat dibuang melalui paru- paru, eksokrin (keringat, ludah,

    payudara), kulit dan traktus intestinal. Hasil dari metabolisme selanjutnya akan ikut dibawa oleh aliran

    darah menuju ke jantung untuk dipompa. Darah masuk ke jantung melalui vena hepatica kemudian masuk

    , , , .

    ()

  • 7/23/2019 Bagan Perjalanan Obat7

    8/9

    ke atrium kanan lalu ke ventrikel kanan selanjutnya akan dibawa menuju paru- paru untuk dibersihkan

    melalui arteri pulmonalis. Disini akan terjadi proses pertukaran gas O2dan CO2. CO2akan diekskesikan

    sementara O2akan diikat oleh darah dan dibawa kembali ke jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh.

    Darah masuk kembali ke jantung melalui vena pulmonalis kemudian menuju ke atrium kiri lalu ke

    ventrikel kiri selanjutnya darah keluar dari jantung melalui aorta yang merupakan arteri terbesar di tubuh.

    Darah yang keluar dari aorta kemudian akan masuk ke arteri coronaria dan arteri carotis communis.

    Jantung akan memperoleh darah yang mengandung O2yang masuk melalui arteri muscularis lalu arteriol

    kemudian menuju arteri cornaria. Darah yang masuk ke arteri carotis communis akan disebarkan menuju

    ke beberapa organ yang lainnya dalam tubuh diantaranya arteri subclavia ke tangan, arteri bronchialis ke

    paru- paru, arteri phrenicus ke dua cabang arteri yaitu arteri mesentrika superior ke usus halus dan arteri

    mesentrika inferior ke usus besar, arteri truncus celiacus ke duodenum; pancreas; gaster; hepar,arteri

    illiaca communis ke kaki dan arteri ranalis ke ginjal.

    Gambar 2.Bagan Proses perjalanan obat secara intravena

    ()

  • 7/23/2019 Bagan Perjalanan Obat7

    9/9

    Keterangan Gambar 2:

    Obat dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena dengan cara diinjeksi.obat masuk ke dalam vena

    superficialis dorsum manus yang ada dipergelangan tangan kemudian mengalir ke vena chepalica dan

    vena basilica.vena basilica dan vena chepalica ini bermuara pada vena axilaris selanjutnya menuju ke

    vena subclavia lalu ke truncus brachiochepalic kemudian akan masuk ke jantung untuk dipompa melalui

    vena cava superior ke atrium kanan lalu ke ventrikel kanan dan dibawa menuju ke paru melalui arteri

    pulmonalis untuk dibersihkan setelah dibersihkan darah akan dibawa kembali ke jantung melalui vena

    pulmonalis masuk ke atrium kiri lalu ke ventrikel kiri kemudian dibawa keluar melalui aorta dan

    selanjutnya akan disebarkan ke seluruh tubuh termasuk paru- paru,darah akan dibawa ke paru-paru

    melalui arteri brochialis.