4. PEMBAHASAN 4.1. Bagan, Sistem, dan Prosedur Kerja ... · 4.1. Bagan, Sistem, dan Prosedur Kerja...
Transcript of 4. PEMBAHASAN 4.1. Bagan, Sistem, dan Prosedur Kerja ... · 4.1. Bagan, Sistem, dan Prosedur Kerja...
4. PEMBAHASAN
4.1. Bagan, Sistem, dan Prosedur Kerja Pendampingan
4.1.1. Bagan
Bagan dari alur kerja selama proses pendampingan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1. Bagan Prosedur kerja pendampingan
37 Universitas Kristen Petra
38
4.1.2. Sistem Kerja Pendampingan
Sistem kerja pendampingan di Apotek Febby ini dapat diilustrasikan dari
gambar di bawah ini:
Gambar 4.2. Sistem Kerja Pendampingan
Berdasarkan ilustrasi proses di atas, maka sistem kerja pendampingan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
39
1. Wawancara awal:
Wawancara awal dilakukan dengan pemilik sebagai bentuk pengenalan
ketika melakukan praktek kerja di Apotek Febby, dilakukan pada:
Tabel 4.1. Waktu Wawancara Awal
Tanggal Durasi Materi 09 April 2006 35 menit Penjelasan visi dan misi Apotek Febby
10 April 2006 40 menit Lingkup tugas dan tanggung jawab tiap bagian dalam struktur organisasi
2. Penempatan:
Penempatan selama proses pendampingan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Waktu Proses Penempatan Praktek Kerja Pendampingan
Tanggal Penempatan 11 April – 20 April 2006 Asisten Apoteker 21 April – 17 Mei 2006 Gudang obat
3. Praktek kerja:
a. Observasi
Observasi dilakukan pada proses penjualan, mulai dari pembeli
memesan obat sampai dengan obat diterima oleh pembeli. Temuan
dari hasil observasi ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Waktu Observasi Praktek Kerja Pendampingan
Waktu Fokus observasi Temuan
Prosedur penjualan
• Prosedur penjualan bisa berjalan namun kurang cepat karena terjadi perangkapan fungsi, yaitu fungsi penerima pesanan, pembukuan, dan bagian obat Mulai 11 April – 17 Mei
2006
Sistem pembagian kerja
• Telah terjadi pembagian kerja sesuai dengan struktur organisasi Apotek Febby, hanya saja, namun pembagian kerja tiap bagian tersebut tidak efektif karena adanya perangkapan fungsi.
Universitas Kristen Petra
40
b. Wawancara
Wawancara dilakukan disela-sela proses pendampingan untuk
mengetahui berbagai permasalahan yang sebenarnya terjadi di
lingkungan Apotek Febby. Wawancara yang dilakukan selama proses
pendampingan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4. Waktu Wawancara dan Materi Praktek Kerja Pendampingan Waktu Bagian yang
Diwawancarai Materi wawancara
11 April 2006 Pemilik sarana apotek
• Penjelasan mengenai tujuan, visi, misi Apotek Febby
• Pengenalan bagian-bagian dalam apotek dan aturan kerja di apotek
• Penjelasan mengenai kendala-kendala sistem penjualan sebelumnya
29 April 2006 Asisten Apoteker
• Masalah-masalah kerja yang dihadapi asisten apoteker di apotek
• Penyelesaian masalah yang dilakukan oleh asisten apoteker menghadapi masalah kerja
08 Mei 2006 Pemilik sarana apotek
• Menjelaskan kepada PSA mengenai masalah lingkup kerja di apotek berdasarkan hasil pengamatan
• Menyampaikan alternative solusi dari masalah yang dihadapi asisten apoteker
• Memperhatikan masukan-masukan dari PSA terkait dengan solusi yang diajukan penulis atas masalah di prosedur kerja di Apotek Febby.
4.1.3. Prosedur Kerja Pendampingan
Dalam prosedur kerja pendampingan ini terdapat serangkaian proses yang
harus dilalui, yaitu:
1. Pengenalan lokasi
Pada tahap ini, penulis diberikan pengertian mengenai keberadaan Apotek
Febby dan tujuan-tujuan perusahaan yang hendak dicapai. Penjelasan ini
disampikan oleh pemilik sarana apotek tanggal 11 April 2006. Tujuan dari
Universitas Kristen Petra
41
pengenalan lokasi ini adalah untuk mengetahui pisah batas dan tanggung
jawab tiap bagian dalam struktur organisasi Apotek Febby. Selain itu,
melalui pengenalan lokasi ini bisa mengetahui kemungkinan alternative
solusi yang diajukan berkaitan dengan masalah yang dimungkinkan terjadi
di Apotek Febby.
2. Pengenalan tugas setiap bagian
Pada tahap ini, penulis diberikan penjelasan mengenai tugas masing-
masing mulai dari asisten apoteker sampai kerja apoteker di lingkungan
apotek. Selain itu, tugas Pemilik Sarana Apotek juga dijelaskan dalam
lingkungan operasional apotek. Adapun tugas setiap bagian ini
sebagaimana dijelaskan dalam bab 3 (gambaran umum perusahaan).
3. Realisasi praktek magang
Pada tahap ini, penulis seolah diperlakukan sebagai karyawan di Apotek
Febby sehingga penulis ini diperbantukan di tiap bagian yang
membutuhkan. Realisai praktek magang ini mulai Mulai 11 April – 17
Mei 2006
4.2. Mekanisme Interaksi dengan Pejabat Perusahaan
Interaksi antara pejabat perusahaan dan penulis dibatasi pada interaksi
tugas dan tanggung jawab. Penulis diberikan tanggung jawab untuk mengerjakan
pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh asisten apoteker.
Bentuk dari tanggung jawab kerja pendampingan ini adalah laporan kerja
yang disampaikan kepada pejabat perusahaan. Penulis diharuskan memberikan
penjelasan mengenai semua laporan yang diserahkan kepada pejabat perusahaan.
Laporan-laporan yang diajukan kepada pemilik sarana apotek sehubungan praktek
kerja pendampingan ini adalah sebagai berikut:
• Hasil evaluasi mengenai pola kerja penjualan di Apotek Febby
Data ini berupa uraian mengenai hasil pengamatan dan alur dokumen dalam
proses penjualan di Apotek Febby.
• Hasil evaluasi mengenai analisis ketepatan kerja asisten apotek dilihat dari
struktur organisasi perusahaan
Universitas Kristen Petra
42
Hasil ini berdasarkan pada pembandingan antara tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan struktur organisasi dengan realisasi praktek kerja dan tanggung
jawabnya di Apotek Febby.
• Memberikan laporan mengenai solusi atau alternatif penyelesaian masalah
yang bisa diajukan ke Apotek Febby.
Solusi atau alternatif ini berdasarkan pada hasil evaluasi atas berbagai
penyebab masalah yang terjadi di lingkungan Apotek Febby. Berbagai solusi
tersebut disertai cara penerapannya dengan memperhatikan keterbatasan-
keterbatasan Apotek Febby misalnya keterbatasan jumlah sumber daya
manusia.
4.3. Proses Pengumpulan data, Realisasi Kerja, dan Temuan Lapangan
Selama Kerja Pendampingan
4.3.1. Proses Pengumpuan Data
Proses pengumpulan data dilakukan selama melakukan kerja
pendampingan di Apotek Febby yaitu mulai 11 April 2006 – 17 Mei 2006.
wawancara dengan melibatkan dua bagian yaitu pemilik sarana apotek dan
asisten apoteker.
Cara pengumpulan data dikelompokkan menjadi tiga, yaitu wawancara,
observasi, dan dokumentasi (mengutip data perusahaan), dengan deskripsi sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, informasi
yang digali dalam proses ini adalah informasi mengenai pola kerja dan
masalah yang dihadapi asisten apoteker di lingkungan kerja sehubungan
dengan proses dan prosedur penjualan. Selain itu wawancara ini juga
menjelaskan mengenai kemungkinan penerapan solusi dari masalah yang
dihadapi.
2. Observasi
Observasi ini berkaitan dengan proses penjualan. Informasi yang digali adalah
sistem penjualan, dokumen yang digunakan, dan bagian-bagian yang terlibat
Universitas Kristen Petra
43
dalam proses dan prosedur penjualan di Apotek Febby. Observasi ini
dilakukan selama melakukan praktek kerja pendampingan di Apotek Febby.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan pada tanggal 03 Mei 2006, meliputi: dokumentasi atas
sejarah Apotek Febby, visi dan misi, tujuan pendirian Apotek Febby, jumlah
karyawan, struktur organisasi, dan tugas serta tanggung jawab setiap bagian
dalam organisasi Apotek Febby.
Semua informasi yang digali selama praktek kerja pendampingan ini
berguna untuk penyusunan tugas akhir sebagai bentuk pertanggung jawaban
selama melakukan praktek kerja pendampingan di Apotek Febby.
4.3.2. Realisasi Kerja
Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dari Force One kegiatan pendampingan
yang penulis lakukan di Apotek Febby Surabaya minimal 72 jam. Realisasi kerja
praktek pendampingan di Apotek Febby ini adalah sebagai berikut:
Tanggal: 11 April – 17 April 2006
• Input pesanan obat dari pembeli
• Proses penyusunan laporan dari input pembelian
• Memisahkan pesanan yang terealisasi karena produk tersedia dan pesanan
yang dibatalkan
Tanggal: 18 April – 24 April 2006
• Input barang masuk gudang (obat dari sales atau distributor obat)
• Menyusun laporan penerimaan obat kepada PSA
Tanggal: 25 April – 1 Mei 2006
• Pendampingan asisten apoteker yaitu melayani pembeli yang memesan
obat
• Membukukan resep dokter dalam buku penjualan obat
• Menghitung dan mencocokkan antara barang keluar (penjualan) dengan
barang masuk dan menghitung saldo (sisa) obat dalam gudang
penyimpanan obat
Universitas Kristen Petra
44
Tanggal: 2 Mei – 8 Mei 2006
• Wawancara dengan pemilik sarana apotek
• Wawancara dengan asisten apoteker
• Menyusun temuan-temuan selama kerja pendampingan.
4.3.3. Temuan Lapangan Selama Kerja Pendampingan
Temuan-temuan selama proses kerja pendampingan adalah penurunan
penjualan mulai Mei 2005 – Mei 2006, perangkapan fungsi dalam operasional
apotek yang menyebabkan semakin lamanya waktu untuk menyelesaikan satu kali
proses transaksi.
4.3.3.1. Penurunan Penjualan
Berdasarkan data penjualan Apotek Febby, ditemukan bahwa apotek ini
mengalami penurunan penjualan mulai Mei 2005 – Mei 2006, khususnya untuk
obat bebas dan obat bebas terbatas. Data yang menunjukkan adanya penurunan
penjualan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5. Penjualan Obat Bebas dan Obat bebas Terbatas Apotek Febby
April 2002 – Mei 2006 Periode Jenis Obat* Periode Jenis Obat*
Bebas Bebas Terbatas Bebas Bebas
Terbatas April 2002 3245 1654 Mei 2004 5083 2431 Mei 2002 3654 1456 Juni 2004 4987 2532 Juni 2002 3675 1345 Juli 2004 4456 2432 Juli 2002 3871 1432 Agustus 2004 4675 2198 Agust 2002 4098 1676 September 2004 4875 2543 Sept 2002 4567 1652 Oktober 2004 5253 2502 Okt 2002 4563 1765 Nopember 2004 5257 2543 Nop 2002 4563 1872 Desember 2004 4908 2432 Des 2002 4325 1768 Januari 2005 5432 2312 Januari 2003 4453 1543 Februari 2005 5467 2322 Februari 2003 4235 2675 Maret 2005 5674 2209 Maret 2003 4456 2314 April 2005 4653 2310 April 2003 4456 2242 Mei 2005 4322 1987 Mei 2003 4675 2345 Juni 2005 4092 1876 Juni 2003 4563 1978 Juli 2005 3763 1654 Juli 2003 4876 1998 Agustus 2005 3563 1542 Agustus 2003 4753 2098 September 2005 3534 1421
dilanjutkan
Universitas Kristen Petra
45
Lanjutan tabel 4.5 September 2003 4533 2132 Oktober 2005 3123 1123 Oktober 2003 3343 2234 Nopember 2005 3098 1098 Nopember 2003 4675 2323 Desember 2005 2876 1002 Desember 2003 4654 2342 Januari 2006 2783 970 Januari 2004 4490 2422 Februari 2006 2766 967 Februari 2004 4760 2532 Maret 2006 2673 762 Maret 2004 4987 2432 April 2006 2654 761 April 2004 5212 2453 Mei 2006 2653 654
* = Kuantifikasi berdasarkan satuan obat (botol, tablet, dan lainnya)
Berdasarkan pada tabel 4.5. di atas, ditemukan bahwa selama Mei 2005 –
Mei 2006 penjualan untuk obat bebas dan obat bebas terbatas mengalami
penurunan dan berbeda pada satu tahun sebelumnya yaitu mulai Mei 2004 –Mei
2005.
Perbedaan penjualan yang mencolok antara dua periode tersebut dapat
diilustrasikan dalam grafik berikut:
Grafik 4.1. Penjualan Obat bebas dan Bebas Terbatas Apotek Febby
Periode Mei 2004 – Mei 2005 dan Mei 2005 – Mei 2006
Penjualan Obat Bebas dan bebas Terbatas Apotek Febby
0
2000
4000
6000
8000
10000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Periode
Penj
uala
n
Periode Mei 2004-Mei 2005 Periode Mei 2005-Mei 2006
Sumber: Data internal Apotek Febby, diolah
Universitas Kristen Petra
46
Berdasarkan ilustrasi grafik di atas, dapat ditemukan bahwa jika Apotek
Febby mampu mempertahankan kinerja seperti kinerja pada periode Mei 2004 –
Mei 2005, maka kecenderungan penjualan yang mampu dicapai oleh apotek ini
akan meningkat.
Besarnya persentase penjualan obat bebas dan bebas terbatas di Apotek
Febby tersebut disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.6. Perbandingan Penjualan Obat bebas dan Bebas Terbatas Apotek Febby
Periode Mei 2004 – Mei 2005 dan Mei 2005 – Mei 2006
Periode Mei 2004-Mei 2005 Penjualan* Periode Mei 2005-Mei2006 Penjualan* Kenaikan
(Penurunan) (%)
Mei 2004 7514 Mei 2005 6309 (16,04)
Juni 2004 7519 Juni 2005 5968 (20,63)
Juli 2004 6888 Juli 2005 5417 (21,36)
Agustus 2004 6873 Agustus 2005 5105 (25,72)
September 2004 7418 September 2005 4955 (33,20)
Oktober 2004 7755 Oktober 2005 4246 (45,25)
Nopember 2004 7800 Nopember 2005 4196 (46,21)
Desember 2004 7340 Desember 2005 3878 (47,17)
Januari 2005 7744 Januari 2006 3753 (51,54)
Februari 2005 7789 Februari 2006 3733 (52,07)
Maret 2005 7883 Maret 2006 3435 (56,43)
April 2005 6963 April 2006 3415 (50,96)
Mei 2005 6309 Mei 2006 3307 (47,58)
Sumber: Data internal Apotek Febby, diolah
* = penjualan obat bebas dan obat bebas terbatas
Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang besar
dalam penjualan obat bebas dan bebas terbatas. Bahkan penurunan penjualan
mencapai 48 % dari penjualan pada periode yang sama di Apotek Febby. Hal ini
menunjukkan bahwa Apotek Febby harus melakukan evaluasi terhadap pola kerja
di apotek agar meningkatkan kepuasan konsumen.
4.3.3.2. Prosedur Kerja penjualan
Berdasarkan temuan dalam praktek kerja pendampingan ini, prosedur kerja
penjualan di Apotek Febby adalah sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
47
1. Proses penjualan, mulai dai pesanan obat sampai realisasi penerimaan ke
konsumen. Ilustrasi dari proses tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3. Alur Penjualan Apotek Febby
Sumber: pengamatan proses di Apotek Febby
Deskripsi dari alur penjualan berdasarkan alur dokumen dijelaskan sebagai
berikut:
Pembeli, melakukan pesanan dengan menggunakan dokumen pesanan
rangkap tiga (tiga lembar) yang diserahkan pada bagian asisten apoteker.
Universitas Kristen Petra
48
Selanjutnya, pembeli menerima satu lembar dokumen pesanan yang sudah dicatat
bagian asisten apoteker dari bagian ini dan menyimpannya sebagai arsip.
Asisten apoteker, menerima order pembelian melalui penyerahan 3 (tiga)
lembar dokumen pesanan dari pembeli. Kemudian, bagian asisten apoteker
mencatat tiga lembar dokumen pesanan tersebut. Lembar satu dan dua diserahkan
ke gudang (bagian tempat penyimpanan obat pada apotek).
Bagian gudang obat, menerima 2 (dua) lembar pesanan dari bagian asisten
apoteker, kemudian mencatatnya. Selanjutnya, dokumen pesanan tersebut
disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kesatu diserahkan kepada kasir. Kasir
membukukan pesanan dan menerbitkan kwitansi dua rangkap untuk diserahkan
kepada asisten apoteker dan diteruskan kepada pembeli. Setelah menyerahkan
uang kepada asisten apoteker, maka kwitansi ditandatangani pembeli dengan
mengetahui asisten apoteker dan diserahkan kepada kasir.
4.3.4. Temuan Observasi
Selama observasi di Apotek Febby, kami menemukan beberapa
kekurangan yaitu sebagai berikut :
1. Penurunan Penjualan
Berdasarkan pada data penjualan yang dikutip dari Apotek Febby tersebut,
diketahui bahwa Apotek Febby mengalami fluktuasi penjualan. Secara garis besar
fluktuasi penjualan ini dapat dikelompokkan pada dua kelompok yaitu penjualan
periode Mei 2004 – Mei 2005 dan Penjualan Periode Mei 2005 – Mei 2006.
Dalam dua periode yang berbeda dan penjualan yang berbeda tersebut, dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa Apotek Febby sebenarnya mampu mencapai
profitabilitas yang tinggi jika kinerja penjualan optimal. Berdasarkan data dua
periode tersebut, maka dapat disusun sebuah proyeksi penjualan. Adapun hasil
proyeksi penjualan tersebut disajikan tabel berikut:
Universitas Kristen Petra
49
Tabel 4.7. Formulasi Regresi Sederhana Untuk Penjualan Apotek Febby Periode
Mei 2004 – Mei 2005
Periode Penjualan
(Y) X X2 XY
1 7.419 (6) 36 (44.514)
2 7.665 (5) 25 (38.325)
3 7.514 (4) 16 (30.056)
4 7.519 (3) 9 (22.557)
5 6.888 (2) 4 (13.776)
6 6.873 (1) 1 (6.873)
7 7.418 - 0 -
8 7.755 1 1 7.755
9 7.800 2 4 15.600
10 7.340 3 9 22.020
11 7.744 4 16 30.976
12 7.789 5 25 38.945
13 7.883 6 36 47.298
97.607 - 182 6.493
Sumber: data internal Apotek Febby, diolah
Hasil dari kalkulasi tersebut dapat dimasukkan dalam formula regresi
linear sederhana dengan hasil sebagai berikut:
→ Y = a + bx
Dimana;
∑ Y 97,607 a = ⎯⎯ = ⎯⎯⎯⎯ = 6,972 n 14 ∑ XY 6,493 b = ⎯⎯ = ⎯⎯⎯ = 35,68 ∑ X2 182
sehingga:
→ Penjualan Berdasarkan data Mei 2004 – Mei 2005 (Y) =
6,972 + 35,68(X)
Universitas Kristen Petra
50
Dengan cara yang sama, maka persamaan regresi untuk penjualan obat
bebas dan bebas terbatas Apotek Febby periode Mei 2005 – Mei 2006 adalah
sebagai berikut:
→ Penjualan Berdasarkan data Mei 2005 – Mei 2006 (Y) =
4,703 - 344,14(X)
Berdasarkan pada dua persamaan tersebut, maka proyeksi penjualan 14
bulan setelah data proyeksi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8. Proyeksi Penjualan Apotek Febby
Berdasarkan data Mei 2004 - Mei 2005 dan Mei 2005 - Mei 2006 Proyeksi Penjualan Data Periode Mei
2004-Mei 2005 Proyeksi
Penjualan* Proyeksi Penjualan Data Periode Mei
2005-Mei2006 Proyeksi
Penjualan*
Bulan ke-1 7514 Bulan ke-1 6309
Bulan ke-2 7519 Bulan ke-2 5968
Bulan ke-3 6888 Bulan ke-3 5417
Bulan ke-4 6873 Bulan ke-4 5105
Bulan ke-5 7418 Bulan ke-5 4955
Bulan ke-6 7755 Bulan ke-6 4246
Bulan ke-7 7800 Bulan ke-7 4196
Bulan ke-8 7340 Bulan ke-8 3878
Bulan ke-9 7744 Bulan ke-9 3753
Bulan ke-10 7789 Bulan ke-10 3733
Bulan ke-11 7883 Bulan ke-11 3435
Bulan ke-12 6963 Bulan ke-12 3415
Bulan ke-13 6309 Bulan ke-13 3307
Sumber: data internal Apotek Febby, diolah
Terdapat dua ketimpangan dalam proyeksi penjualan berdasarkan dua
data yang berbeda yaitu data Mei 2004 - Mei 2005 dan Mei 2005-Mei 2006,
dimana berdasarkan data Mei 2004 - Mei 2005 maka proyeksi penjualan Apotek
Febby kecenderunganya meningkat, namun berdasarkan data Mei 2005 - Mei
2006 maka proyeksi penjualan Apotek Febby mempunyai kecenderungan terus
menurun.
Universitas Kristen Petra
51
2. Perangkapan fungsi
Terdapat perangkapan fungsi yang dilakukan asisten apoteker. Sedangkan
fungsi yang ada di Apotek Febby meliputi fungsi: penerimaan order, fungsi kasir,
fungsi gudang (penyiapan obat), fungsi pembukuan, dan fungsi pengiriman (untuk
penjualan obat yang memerlukan pengantaran). Terdapat ketimpangan antara
jumlah karyawan yang ada dan fungsi operasional yang dibutuhkan, sehingga
kondisi ini menganggu kelancaran penjualan di Apotek Febby. Secara teoritis,
seharusnya tidak terdapat perangkapan fungsi yang dilakukan oleh setiap
karyawan karena hal ini sangat rawan terhadap penyimpangan dan sangat
menghambat kelancaran proses penjualan. Akibat dari perangkapan fungsi ini,
maka proses setiap transaksi menjadi lebih lama. Data hasil observasi yang
menunjukkan perhitungan waktu proses adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9. Kalkulasi Waktu Proses Penjualan Apotek Febby
Aktivitas Waktu (menit)
Pemesanan obat 2 Pencarian obat di gudang obat 5 Pembayaran ke kasir 2 Input data oleh kasir 2 Total waktu 11
Sumber: hasil observasi
Terjadinya perangkapan fungsi antara fungi asisten apoteker dengan fungsi
bagian gudang obat. Terjadinya perangkapan fungsi ini menyebabkan waktu antri
yang relatif lebih lama karena lamanya proses setiap transaksi.
Pada periode sebelum Mei 2005, asisten apoteker di Apotek Febby juga
berjumlah 4 orang. Namun Pemilik Sarana Apotek (PSA) juga ikut bekerja
sebagai kasir dan dibantu oleh anaknya yaitu bertugas untuk menyediakan obat
yang dipesan konsumen. Namun mulai periode Mei 2005 – Mei 2006, pemilik
sarana apotek sering meninggalkan apotek karena mempunyai bisnis lainnya,
sedangkan anaknya melanjutkan kuliah di luar kota, sehingga secara otomatis
pekerjaan asisten apoteker menjadi lebih banyak.
Universitas Kristen Petra
52
Hasil kuesioner terhadap 15 orang konsumen Apotek Febby berkaitan
dengan bauran pemasaran dan kecepatan layanan Apotek Febby disajikan dalam
tabel-tabel berikut:
Tabel 4.10. Frekuensi Jawaban Responden Atas Bauran Pemasaran dan Layanan
di Apotek Febby
Sang
at ti
dak
setu
ju
Tida
k se
tuju
Bias
a-bi
asa
Setu
ju
Sang
at s
etuj
u
Jum
lah
No Pertanyaan
Frekuensi
1 Harga obat di Apotek Febby terjangkau oleh daya beli Saudara - - 2 9 4 15
2 Harga obat di Apotek Febby bersaing dengan harga obat apotek lain - - 2 11 2 15
3 Obat di Apotek Febby lengkap - - 3 10 2 15
4 Apotek Febby tidak pernah menjual obat yang telah jatuh tempo pemakaian (kadaluwarsa)
- - - 10 5 15
5 Desain internal Apotek Febby menunjukkan bahwa Apotek Febby spesialis menjual obat
- - 3 7 5 15
6 Apotek Febby dikenal di lingkungan Anda - - - 10 5 15
7 Apotek Febby tidak pernah kehabisan stock (obat) - - - 6 9 15
8 Assisten apoteker cepat memberikan tanggapan ketika konsumen melakukan pembelian
- 4 10 1 - 15
9 Kecepatan layanan dalam pembelian obat lebih cepat dibandingkan apotek lain - 3 12 - - 15
Sumber: data isian kuesioner
Berdasarkan tabel isian kuesioner tersebut, diketahui bahwa sebagian besar
konsumen menilai setuju dan sangat setuju atas bauran pemasaran Apotek Febby
yang meliputi harga, produk, promosi, dan distribusi. Namun sebagian besar
responden menilai bahwa kualitas layanan Apotek Febby masih rendah dan
diindikasikan dari sebagian besar konsumen yang memberikan jawaban biasa dan
Universitas Kristen Petra
53
tidak setuju atas kecepatan tanggapan asisten apoteker dan kecepatan dalam
memberikan layanan obat kepada konsumen.
Berdasarkan pada temuan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa kecepatan
layanan Apotek Febby masih perlu untuk ditingkatkan sehingga kepuasan
konsumen tetap terjaga. Konsumen selalu membandingkan antara kualitas layanan
di Apotek Febby dengan kualitas layanan apotek lainnya, dan hal ini menjadi
pertimbangan tertentu untuk memilih salah satu apotek.
4.4. Analisa Hasil Akhir
Berdasarkan pada hasil proyeksi penjualan Apotek Febby berdasarkan data
penjualan Mei 2004 - Mei 2005 dan berdasarkan data penjualan Mei 2005 - Mei
2006 tersebut, dapat diilustrasikan dalam grafik berikut:
Grafik 4.2. Proyeksi Penjualan Berdasarkan data Mei 2004 - Mei 2005 dan
Mei 2005 - Mei 2006
-4000
-2000
0
2000
4000
6000
8000
10000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
bulan ke-
Penj
uala
n
Penjualan obat bebas + bebas terbatas mei 2004 - mei 2005Penjualan obat bebas + bebas terbatas mei 2005 - mei 2006
Sumber: data internal Apotek Febby, diolah
Berdasarkan ilustrasi dalam grafik 4.2. tersebut, ditemukan bahwa
proyeksi penjualan Apotek Febby berdasarkan pada penjualan Mei 2004 - Mei
2005 mempunyai kecenderungan naik. Namun jika didasarkan pada data Mei
2005 - Mei 2006 penjualan terus mengalami penurunan.
Universitas Kristen Petra
54
Berdasarkan pada hasil skoring kuesioner, ditemukan bahwa sebagian
besar konsumen menilai bauran pemasaran yang diterapkan Apotek Febby sudah
baik karena sebagian besar konsumen menjawab setuju pertanyaan atas harga,
produk, promosi, dan distribusi. Namun untuk kualitas layanan, 10 orang dari 15
orang konsumen menilai bahwa Apotek Febby kurang cepat dalam memberikan
tanggapan atas pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Disamping itu 12 orang
konsumen dari 15 orang konsumen menyatakan bahwa kecepatan layanan Apotek
Febby masih rendah dibandingkan dengan kecepatan layanan apotek lainnya.
Universitas Kristen Petra