BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondo · Nomor Katalog : r t r r. y s r y ... suatu...

111
BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondow Katalog: 9302008.7107

Transcript of BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondo · Nomor Katalog : r t r r. y s r y ... suatu...

BADAN PUSAT STATISTIK

Kabupaten Bolaang Mongondow

Katalog: 9302008.7107

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

MENURUT LAPANGAN USAHA

2012-2016 Nomor Katalog : 9302008.7107

Nomor Publikasi : 71070.1701

ISBN : 978-602-400-098-1

Ukuran Buku : A4 (21 X 29,7 Cm)

Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow

Tahun 2017

iii Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Publikasi “Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mon-

gondow Utara 2012-2016”, merupakan lanjutan dari publikasi sejenis tahun sebelumnya yang disusun

oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow. Dalam publikasi ini penghitungan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) menggunakan tahun dasar 2010. Publikasi ini juga memuat tinjauan

perkembangan perekonomian Bolaang Mongondow Utara yang disajikan secara deskriptif dan dapat

digunakan sebagai bahan evaluasi maupun sebagai bahan dalam perencanaan pembangunan ekonomi

daerah. Disamping itu, disajikan pula tabel-tabel PDRB tahun 2012-2016 baik atas dasar harga berlaku

maupun konstan 2010 dalam bentuk nilai nominal dan persentase. Sebagai pelengkap ulasan tabel-tabel

tersebut, disajikan pula konsep, definisi dan penjelasan PDRB menurut lapangan usaha.

Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pengguna data, baik pihak pemerintah, para

peneliti, pihak perguruan tinggi dan insan pemerhati statistik. Kepada semua pihak yang telah berperan

langsung maupun tidak langsung dalam menyusun publikasi ini, diucapkan terimakasih.

Lolak, Agustus 2017

Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow

Jasni Makalunsenge, M.Si

Halaman ini sengaja dikosongkan

v Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN x

PENJELASAN TEKNIS 1

BAB 1. Penjelasan Umum 5

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 7

1.2 Kegunaan PDRB 8

1.3 Perubahan Tahun Dasar PDRB 8

1.4 Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar 2010 10

1.5 Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar 2010 11

Bab 2. Ruang Lingkup dan Metode Perhitungan 13

2.1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 15

2.2 Pertambangan dan Penggalian 20

2.3 Industri Pengolahan 22

2.4 Pengadaan Listrik dan Gas 27

2.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang 29

2.6 Konstruksi 30

2.7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 31

2.8 Transportasi dan Pergudangan 33

2.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 36

2.10 Informasi dan Komunikasi 37

2.11 Jasa Keuangan dan Asuransi 39

2.12 Real Estat 43

2.13 Jasa Perusahaan 44

2.14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 46

2.15 Jasa Pendidikan 46

BAB

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 vi

2.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 47

2.17 Jasa Lainnya 47

Bab 3. Tinjauan Ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 51

3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 53

3.2 Struktur Ekonomi 54

3.3 Pertumbuhan Ekonomi 56

3.4 PDRB Perkapita 59

3.5 Indeks Harga Implisit 60

Bab 4 Pertumbuhan dan Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha 61

4.1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 63

4.2 Pertambangan dan Penggalian 65

4.3 Industri Pengolahan 67

4.4 Pengadaan Listrik dan Gas 69

4.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang 70

4.6 Konstruksi 71

4.7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 72

4.8 Transportasi dan Pergudangan 73

4.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 74

4.10 Informasi dan Komunikasi 76

4.11 Jasa Keuangan dan Asuransi 77

4.12 Real Estat 78

4.13 Jasa Perusahaan 79

4.14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 80

4.15 Jasa Pendidikan 81

4.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 82

4.17 Jasa Lainnya 83

85 LAMPIRAN

vii Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB 11

Tabel 1.2. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar

2000 dan 2010 12

Tabel 1.3. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000

dan 2010 12

Tabel 3.1. Peranan Sektor Ekonomi, Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan Sumber Pertumbuhan

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 58

Tabel 3.2. Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012- 60

Tabel 4.1 Peranan Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas (Persen), 2012-2016 69

BAB

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 viii

Gambar 3.1. PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012-2016 (Triliun Rupiah) 53

Gambar 3.2. Struktur Perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Tahun 2012─2016

54

Gambar 3.3. Struktur Perekonomian Sulawesi Utara Menurut Lapangan Usaha Primer, Sekunder dan Tersier Tahun 2012– 2016

56

Gambar 3.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012 – 2016

59

Gambar 3.5. PDRB Perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2016 60

Gambar 4.1. Pertumbuhan Subkategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Tahun 2012-2016 (persen)

64

Gambar 4.2. Kontribusi Subkategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap PDRB Ka-bupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)

65

Gambar 4.3. Pertumbuhan Subkategori Pertambangan dan Penggalian Tahun 2012-2016 (persen)

66

Gambar 4.4. Kontribusi Subkategori Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB Kabupat-en Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (Persen)

66

Gambar 4.5. Pertumbuhan Subkategori Industri Pengolahan Tahun 2012-2016 (persen) 68

Gambar 4.6. Kontribusi Subkategori Industri pengolahan Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (Persen)

69

Gambar 4.7. Pertumbuhan Subkategori Pengadaan Listrik dan Gas Tahun 2012-2016 (persen) 70

Gambar 4.8. Pertumbuhan Kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Tahun 2012-2016 (persen)

70

Gambar 4.9. Kontribusi Kategori Konstruksi Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012-2016 (persen)

71

Gambar 4.10. Pertumbuhan Kategori Konstruksi Tahun 2012-2016 (persen) 71

Gambar 4.11. Kontribusi Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)

72

Gambar 4.12. Pertumbuhan Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor Tahun 2012-2016 (persen)

72

Gambar 4.13. Kontribusi Subkategori Transportasi dan Pergudangan Terhadap PDRB Kabupat-en Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)

73

Gambar 4.14 Pertumbuhan Subkategori Transportasi dan Pergudangan Tahun 2012-2016 (persen)

74

ix Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Gambar 4.15. Kontribusi Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2012-2016 (persen)

75

Gambar 4.16. Pertumbuhan Subkategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Tahun

2012-2016 (persen)

75

Gambar 4.17. Kontribusi Kategori Informasi dan Komunikasi 2012-2016 (persen) 76

Gambar 4.18. Pertumbuhan Kategori Informasi dan Komunikasi Tahun 2012-2016 (persen) 77

Gambar 4.19. Kontribusi Subkategori Jasa Keuangan dan Asuransi Terhadap Total PDRB Sula-wesi Utara Tahun 2016 (persen)

77

Gambar 4.20. Pertumbuhan Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi Tahun 2012-2016 (persen) 78

Gambar 4.21. Kontribusi Kategori Real Estat Tahun 2012-2016 (persen) 79

Gambar 4.22. Pertumbuhan Kategori Real Estat Tahun 2012-2016 (persen) 79

Gambar 4.23. Pertumbuhan Kategori Jasa Perusahaan Tahun 2012-2016 (persen) 80

Gambar 4.24. Kontribusi Kategori Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib Tahun 2012-2016 (persen)

81

Gambar 4.25. Pertumbuhan Kategori Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib Tahun 2012-2016 (persen)

81

Gambar 4.26. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Pendidikan 82

Gambar 4.27. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 82

Gambar 4.28. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Lainnya 83

BAB

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 x

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016

87

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar

Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016

89

Tabel 3 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mon-gondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012─2016

91

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mon-

gondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen),

2012─2016

93

Tabel 5. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mon-

gondow Utara Menurut Lapangan Usaha (2010 = 100), 2012─2016

95

Tabel 6 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016

97

Halaman ini sengaja dikosongkan

3 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

1. Penghitungan sta�s�k neraca nasional yang digunakan di sini mengiku� buku petunjuk yang diterbitkan oleh

Perserikatan Bangsa Bangsa yang dikenal sebagai “Sistem Neraca Nasional”. Namun, penerapan sta�s�k

neraca nasional tersebut telah disesuaikan dengan kondisi sosial-ekonomi Indonesia.

.2. Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB) pada �ngkat regional (Kabupaten) menggambarkan kemampuan

suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDRB

digunakan 2 pendekatan, yaitu produksi dan penggunaan. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah

dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan usaha) dan menurut komponen penggunaannya. PDRB

dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu

diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai ak�vitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan

menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut.

3. Penyajian PDRB menurut lapangan usaha dirinci menurut total nilai tambah dari seluruh lapangan usaha

yang mencakup kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri

Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;

Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan

Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan

Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;

Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya.

4. Produk Domes�k Regional Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu

atas dasar “harga berlaku” dan atas dasar “harga konstan”. Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh

agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya

didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. Dalam publikasi di sini digunakan harga tahun 2010

sebagai dasar penilaian.

5. Laju pertumbuhan Produk Domes�k Regional Bruto diperoleh dari perhitungan PDRB atas dasar harga

konstan. Laju pertumbuhan tersebut dihitung dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke-n terhadap

nilai pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan

dengan 100 persen. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu

tertentu terhadap waktu sebelumnya.

6. Harga Berlaku adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun

yang dikonsumsi pada harga tahun sedang berjalan.

7. Harga Konstan adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun

yang dikonsumsi pada harga tetap di satu tahun dasar.

8. Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai referensi sta�s�k, yang digunakan sebagai dasar penghitungan

tahun-tahun yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri data dengan indikator rinci

mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi.

Halaman ini sengaja dikosongkan

Halaman ini sengaja dikosongkan

7 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

1.1 Penger�an Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB)

Perencanaan pembangunan ekonomi, memerlukan bermacam data sta�s�k sebagai dasar

berpijak dalam menentukan strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat.

Strategi dan kebijakan yang telah diambil pada masa-masa lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil-

hasilnya. Berbagai data sta�s�k yang bersifat kuan�ta�f diperlukan untuk memberikan gambaran

tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa

yang akan datang.

Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang ber-

tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distri-

busi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran

kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari

pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai dengan

�ngkat pemerataan yang sebaik mungkin.

Untuk mengetahui �ngkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan sta�s�k

Pendapatan Nasional/Regional secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan

pembangunan nasional atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan nasional/

regional dapat dipakai juga sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan

oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta.

Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa

yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domes�k suatu negara yang �mbul akibat berbagai ak�vitas

ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperha�kan apakah faktor produksi yang dimiliki resi-

den atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (�ga) pendekatan yaitu pendekatan

produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 8

yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian.

Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan

untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 2016, penghitungan PDRB menggunakan tahun

dasar 2010 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang masih menggunakan tahun dasar 2000,

sehingga terdapat beberapa perubahan metodologi, klasifikasi, konsep, dan penjelasannya.

1.2 Kegunaan PDRB

Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi

perekonomian suatu wilayah se�ap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain

adalah:

1. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan

oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang

besar, begitu juga sebaliknya.

2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan atau se�ap kategori dari tahun ke tahun.

3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur perekonomian atau

peranan se�ap kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang

mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.

4. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan PNB per satu orang

penduduk.

5. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi

per kapita penduduk suatu wilayah.

1.3 Perubahan Tahun Dasar PDRB

Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal

yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada

tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan

perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang

perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan sta�s�k nasional.

Ba b 1 . Penjela sa n Umu m

9 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Salah satu bentuk adaptasi pencatatan sta�s�k nasional adalah melakukan perubahan tahun

dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan

mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of

Na�onal Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT).

Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domes�k

Regional Bruto (PDRB) Provinsi dan Kabupaten untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan.

Apa yang Dimaksud SNA 2008?

SNA 2008 merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur ak�vitas

ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi.

Rekomendasi yang dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan

neraca yang disepaka� secara internasional dalam mengukur item tertentu seper� PDRB.

SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang ak�vitas pelaku ekonomi dalam hal

produksi, konsumsi dan akumulasi harta dan dapat dimanfaatkan untuk kepen�ngan analisis, pengambi-

lan keputusan, dan pembuatan kebijakan. Dengan menggunakan Kerangka SNA, fenomena ekonomi

dapat dengan lebih baik dijelaskan dan dipahami.

Apa Manfaat Perubahan Tahun Dasar?

Manfaat perubahan tahun dasar PDRB antara lain :

1. Menginformasikan perekonomian regional yang terkini seper� pergeseran struktur dan

pertumbuhan ekonomi;

2. Meningkatkan kualitas data PDRB;

3. Menjadikan data PDRB dapat diperbandingkan secara internasional.

Apa Implikasi Perubahan Tahun Dasar?

Pergeseran harga tahun dasar juga akan memberikan beberapa dampak antara lain:

1. Meningkatkan nominal PDRB, yang pada gilirannya akan berdampak pada pergeseran kelompok

pendapatan suatu daerah dari pendapatan rendah, menjadi menengah, atau �nggi dan pergeseran

struktur perekonomian;

2. Akan merubah besaran indikator makro seper� rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan saving,

nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi;

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 10

3. Akan menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling dan forecas�ng.

Mengapa Tahun 2010 sebagai Tahun Dasar?

Badan Pusat Sta�s�k (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5

(lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000. Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar

baru menggan�kan tahun dasar 2000 karena beberapa alasan berikut:

Perekonomian Indonesia tahun 2010 rela�f stabil;

Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang in-

formasi dan teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya

produk-produk baru;

Rekomendasi PBB tentang pergan�an tahun dasar dilakukan se�ap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun;

Adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan, sumber data dan metodologi sesuai

rekomendasi dalam SNA 2008;

Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDRB seper� data Sensus Penduduk 2010 (SP 2010)

dan Indeks harga produsen (Producers Price Index /PPI);

Tersedianya kerangka kerja SUT yang menggambarkan keseimbangan aliran produksi dan konsumsi

(barang dan jasa) dan penciptaan pendapatan dari ak�vitas produksi tersebut.

1.4 Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar 2010

Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya dan 44 diantaranya merupakan revisi uta-

ma. Beberapa revisi yang diadopsi dalam penghitungan PDRB tahun dasar 2010 diantaranya:

Konsep dan Cakupan: Perlakuan Work-in Progress (WIP) pada Cul�vated Biological Resources

(CBR): Merupakan penyertaan pertumbuhan aset alam hasil budidaya manusia yang belum di panen

sebagai bagian dari output lapangan usaha yang bersangkutan seper�: nilai tegakan padi yang be-

lum di panen, nilai sapi perah yang belum menghasilkan, nilai pohon kelapa sawit atau karet yang

belum berbuah/dipanen.

Metodologi : Perbaikan metode penghitungan output bank dari Imputed Bank Services Charge

(IBSC) menjadi Financial Intermedia�on Services Indirectly Measured (FISIM)

Ba b 1 . Penjela sa n Umu m

11 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Valuasi : Nilai tambah lapangan usaha dinilai dengan Harga Dasar (Basic Price). Merupakan harga

keekonomian barang dan jasa di�ngkat produsen sebelum adanya intervensi pemerintah seper�

pajak dan subsidi atas produk. Valuasi ini hanya untuk penghitungan PDB, sedangkan PDRB

menggunakan harga produsen.

Klasifikasi : Klasifikasi yang digunakan berdasarkan Internasional Standard Classifica�on (ISIC rev.4)

dan Central Product Classifica�on (CPC rev.2). BPS mengadopsi kedua klasifikasi tersebut sebagai

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) dan Klasifikasi Baku Komodi� Indonesia

2010 (KBKI 2010).

Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode dari SNA sebelumnya dan SNA 2008 antara lain

dijelaskan pada Tabel 1.1.

1.5 Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar 2010

Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 (2000=100) menggunakan Klasifikasi

Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) sedangkan pada PDRB tahun dasar 2010 (2010=100)

menggunakan KBLI2009. Perbandingan keduanya pada �ngkat paling agregat dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB

Variabel Konsep Lama Konsep Baru

1. Output pertanian Hanya mencakup output pada saat panen

Output saat panen ditambah nilai hewan dan tumbuhan yang belum menghasilkan

2. Metode penghitungan output bank komersial.

Menggunakan metode Imputed Bank Services Charge (IBSC) .

Menggunakan metode Financial Intermediary Services Indirectly Measured (FISIM)

3. Valuasi Harga Produsen:

Harga Dasar:

4. Biaya eksplorasi mineral dan pembuatan produk original

Dicatat sebagai konsumsi antara

Dicatat sebagai output dan dikapitalisasi sebagai PMTB

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 12

Sementara klasifikasi PDRB menurut pengeluaran tahun dasar 2010 secara garis besar �dak

banyak mengalami perubahan seper� tabel berikut :

Ba b 1 . Penjela sa n Umu m

Tabel 1.2. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010

Tabel 1.3. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010

Halaman ini sengaja dikosongkan

15 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Uraian lapangan usaha yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari

masing-masing kategori dan subkategori lapangan usaha, cara-cara perhitungan Nilai Tambah Bruto

(NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010, serta sumber datanya.

2.1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Kategori ini mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan merupakan benda-

benda atau barang-barang biologis (hidup) yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidup sendiri atau untuk dijual kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan yang tujuan uta-

manya untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsisten) seper� pada kegiatan usaha tanaman pangan.

2.1.1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian

Subkategori ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hor�kultura, tanaman perke-

bunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan hewan yang ditujukan untuk dijual.

2.1.1.1 Tanaman Pangan

Melipu� semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang

dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan melipu� padi, palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang

hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seper� talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta tanaman serelia

lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll). Keseluruhan komoditas di atas masuk ke dalam go-

longan tanaman semusim, dengan wujud produksi pada saat panen atau wujud produksi baku lainnya

yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud produksi pada komoditas per-

tanian tanaman pangan antara lain: padi dalam wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam wujud

pipilan kering, dan ubi kayu dalam wujud umbi basah.

Data produksi padi dan palawija diperoleh dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Provinsi Sulawesi

Utara. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara.

Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sula-

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 16

wesi Utara dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman pangan dari Bidang

Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman pangan di-

peroleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT) yang dilakukan oleh

Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.

2.1.1.2 Tanaman Hor�kultura

Tanaman hor�kultura terdiri dari tanaman hor�kultura semusim dan tanaman hor�kultura ta-

hunan. Tanaman hor�kultura semusim melipu� tanaman hor�kultura yang umumnya berumur pendek

(kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali

penanaman. Sedangkan tanaman hor�kultura tahunan melipu� tanaman hor�kultura yang umumnya

berumur lebih dari satu tahun dan dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa panen

untuk satu kali penanaman. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman hor�kultura melipu� ke-

lompok komodi� sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias.

Data produksi komoditas hor�kultura diperoleh dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.

Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Data

indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi

Utara dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman hor�kultura dari Bidang

Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman hor�kultura di-

peroleh dari hasil Sensus Pertanian.

2.1.1.3 Tanaman Perkebunan

Tanaman perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan ta-

hunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun

swasta). Cakupan usaha perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, pena-

naman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan kegiatan. Komoditas yang dihasilkan

oleh kegiatan tanaman perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman

berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, dan-lain-lain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi,

teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan sebagainya.

Data produksi komoditas perkebunan diperoleh dari Dinas Perkebunan Kabupaten. Data harga

berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Data indikator har-

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

17 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

ga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara dan In-

deks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman perkebunan dari Bidang Sta�s�k Dis-

tribusi BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman perkebunan diperoleh dari

hasil Sensus Pertanian.

2.1.1.4 Peternakan

Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budi-

daya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan

diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Subkategori ini juga

mencakup pembudidayaan ternak maupun unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk

menghasilkan susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong,

kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaging, ayam ras petelur, i�k

manila, i�k, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur i�k, susu segar, dan sebagainya.

Data produksi komoditas peternakan diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten.

Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Data

indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi

Utara dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok peternakan dari Bidang Sta�s�k

Distribusi BPS Sulawesi Utara Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan peternakan di-

peroleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Peternakan (Ternak Besar dan Kecil, Ternak

Unggas, dan Sapi Perah) yang dilakukan oleh Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.

2.1.1.5 Jasa Pertanian dan Perburuan

Kegiatan jasa pertanian dan perburuan melipu� kegiatan jasa pertanian, perburuan dan pe-

nangkapan satwa liar, serta penangkaran satwa liar. Kegiatan jasa pertanian adalah kegiatan yang dil-

akukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang khusus yang

diberikan untuk menunjang kegiatan pertanian (tanaman pangan, tanaman hor�kultura, tanaman

perkebunan, dan peternakan). Dicakup juga dalam kegiatan jasa pertanian adalah penyewaan alat per-

tanian/hewan bersama operatornya dan risiko kegiatan jasa tersebut ditanggung oleh yang memberikan

jasa.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 18

Kegiatan perburuan dan penangkapan satwa liar mencakup usaha perburuan dan penangkapan

satwa liar dalam rangka pengendalian populasi dan pelestarian. Termasuk usaha pengawetan dan pen-

yamakan kulit dari furskin, rep�l, dan kulit unggas hasil perburuan dan penangkapan. Termasuk per-

buruan dan penangkapan binatang dengan perangkap untuk umum, penangkapan binatang (ma� atau

hidup) untuk makanan, bulu, kulit atau untuk peneli�an, untuk ditempatkan dalam kebun binatang atau

sebagai hewan peliharaan, produksi kulit bulu binatang, rep�l atau kulit burung dari kegiatan perburuan

atau penangkapan. Sedangkan kegiatan penangkaran satwa liar mencakup usaha penangkaran, pem-

besaran, peneli�an untuk pelestarian satwa liar, baik satwa liar darat dan satwa liar laut seper� mamalia

laut, misalnya duyung, singa laut dan anjing laut.

Output jasa pertanian diperoleh dengan pendekatan imputasi dengan memperha�kan proporsi

pengeluaran untuk jasa pertanian terhadap output yang dihasilkan oleh suatu kegiatan pertanian pada

periode tertentu. Output kegiatan pertanian diperoleh dari Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k

BPS Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sedangkan proporsi pengeluaran untuk jasa pertanian ter-

hadap output diperoleh dari hasil Sensus Pertanian, Survei Struktur Ongkos Usaha Tani, dan Survei Pe-

rusahaan Peternakan yang dilakukan oleh BPS.

2.1.2 Kehutanan dan Penebangan Kayu

Subkategori ini melipu� kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan,

getah-getahan, dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan ber-

dasarkan sistem balas jasa/kontrak. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan melipu� kayu

gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan, bambu,

dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam kegiatan kehutanan ini adalah jasa yang menunjang

kegiatan kehutanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dil-

akukan atas dasar kontrak.

Data produksi kayu bulat dan hasil hutan lainnya berasal dari Dinas Kehutanan produksi dan Sub-

dit Sta�s�k Kehutanan BPS. Data harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi

Utara. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS

Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan kehutanan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian

dan Survei Perusahaan Kehutanan (Hak Pengusahaan Hutan dan Pembudidaya Tanaman Kehutanan)

yang dilakukan oleh Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

19 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

2.1.3 Perikanan

Subkategori ini melipu� semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis

ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang

dihasilkan oleh kegiatan perikanan melipu� segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan bio-

ta air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak,

karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Dicakup juga dalam kegiatan perikanan ini adalah jasa yang

menunjang kegiatan perikanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak.

Data produksi komoditas perikanan diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten. Data

harga berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Data indi-

kator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara-

dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok perikanan dari Bidang Sta�s�k Distribusi

BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan perikanan diperoleh dari hasil Sensus Per-

tanian dan Survei Perusahaan Perikanan yang dilakukan oleh Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi

Utara.

Pendekatan yang digunakan dalam memperkirakan nilai tambah kategori pertanian, kehutanan

dan perikanan adalah melalui pendekatan produksi. Pendekatan ini didasarkan pada per�mbangan

ketersediaan data produksi dan harga untuk masing-masing komodi� pertanian.

Menurut sifatnya, output dibedakan atas dua jenis, yaitu output utama dan output ikutan.

Disamping itu, komodi� lainnya yang belum dicakup diperkirakan melalui besaran persentase pelengkap

yang diperoleh dari berbagai survei khusus. Penghitungan output kategori ini �dak hanya mencakup

output utama dan ikutan pada saat panen tetapi juga ditambahkan output yang diadopsi dari implemen-

tasi SNA 2008. Untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas yang dapat diambil hasilnya berulang kali,

outputnya mencakup biaya perawatan yang dikeluarkan selama periode tertentu yang dinamakan

dengan Cul�vated Biological Resurces (CBR). Sedangkan untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas

semusim atau yang diambil hasilnya hanya sekali, outputnya mencakup biaya yang dikeluarkan untuk

tanaman yang belum dipanen (standing crops) di akhir periode dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan

untuk tanaman yang belum dipanen (standing crops) di awal periode yang disebut Work-in-Progress

(WIP). Sehingga total output pada kategori ini merupakan penjumlahan dari nilai output utama, output

ikutan, dan CBR atau WIP dari seluruh komoditas ditambah dengan nilai pelengkapnya.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 20

Nilai Tambah Bruto (NTB) suatu subkategori diperoleh dari penjumlahan NTB �ap-�ap kegiatan

usaha yang menghasilkan komoditas tertentu. NTB ini didapat dari pengurangan nilai output atas harga

dasar dengan seluruh pengeluaran konsumsi antara (intermediate consump�on). Es�masi NTB atas da-

sar harga konstan 2010 menggunakan metode revaluasi, yaitu mengalikan produksi di tahun berjalan

dengan harga pada tahun dasar (tahun 2010) untuk menges�masi output konstan tahun berjalan.

2.2 Pertambangan dan Penggalian

Seluruh jenis komodi� yang dicakup dalam lapangan usaha pertambangan dan penggalian,

dikelompokkan dalam empat subkategori, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi (migas), per-

tambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih logam serta pertambangan dan penggalian lainnya.

2.2.1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi

Subkategori pertambangan migas dan panas bumi melipu� kegiatan produksi minyak bumi men-

tah, pertambangan dan pengambilan minyak dari serpihan minyak dan pasir minyak dan produksi gas

alam serta pencarian cairan hidrokarbon. Subkategori ini juga mencakup kegiatan operasi dan/atau

pengembangan lokasi penambangan minyak, gas alam, dan panas bumi. Komodi� yang ada dalam

subkategori ini di Provinsi Sulawesi Utara hanyalah berupa produksi panas bumi yang ada di Lahendong

Kota Tomohon.

Pendekatan penghitungan yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga

berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit

produksi pada masing-masing periode penghitungan. Sedangkan NTB atas dasar harga konstan 2010 di-

peroleh dengan cara revaluasi.

Data produksi untuk pertambangan migas diperoleh dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Min-

eral (ESDM). Data harga/indikator harga diperoleh dari Kementerian ESDM dan Sta�s�k PLN, dan Indeks

Harga Produsen (IHP) panas bumi sebagai penggerak harga panas bumi; Data struktur biaya diperoleh

dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara. Harga uap panas bumi menggunakan harga panas

bumi yang terdapat pada publikasi tahunan Sta�s�k PLN dan digerakkan dengan IHP gas dan panas

bumi.

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

21 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

2.2.2 Pertambangan Batubara dan Lignit

Pertambangan Batubara mencakup usaha operasi penambangan, pengeboran berbagai kualitas

batubara seper� antrasit, bituminous dan subbituminous baik pertambangan di permukaan tanah atau

bawah tanah, termasuk pertambangan dengan cara pencarian (liquefac�on). Operasi pertambangan ter-

sebut melipu� penggalian, penghancuran, pencucian, penyarinagan dan pencampuran serta pemadatan

meningkatkan kualitas atau memudahkan pengangkutan dan penyimpanan/penampungan. Termasuk

pencarian batubara dari kumpulan tepung bara. Pertambangan Lignit mencakup penambangan di per-

mukaan tanah termasuk penambangan dengan metode pencairan dan kegiatan lain untuk meningkat-

kan kualitas dan memudahkan pengangkutan dan penyimpanan. Di Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara belum ada kegiatan pertambangan batubara dan lignit.

2.2.3 Pertambangan Bijih Logam

Subkategori ini mencakup pertambangan dan pengolahan bijih logam yang �dak mengandung

besi, seper� bijih thorium dan uranium, aluminium, tembaga, �mah, seng, �mah hitam, mangan, krom,

nikel kobalt dan lain. Termasuk bijih logam mulia lainnya. Kelompok bijih logam mulia lainya mencakup

pembersihan dan pemurnian yang �dak dapat dipisahkan secara administra�f dari usaha pertambangan

bijih logam lainnya.

Beberapa jenis produknya, antara lain: pertambangan pasir besi dan bijih besi dan peningkatan

mutu dan proses aglomerasi bijih besi, pertambangan dan pengolahan bijih logam yang �dak mengan-

dung besi, seper� bijih thorium dan uranium, alumunium (bauksit), tembaga, �mah, seng, �mah hitam,

mangaan, krom, nikel kobalt dan lain-lain; serta pertambangan bijih logam mulia, seper� emas, pla�na,

perak dan logam mulia lainnya.

Penghitungan output bijih logam menggunakan metode pendekatan produksi dan NTB atas da-

sar harga konstan dihitung dengan menggunakan deflator Indeks Harga Produsen (IHP) tembaga dan

emas.

2.2.4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya

Subkategori ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seper� batu-

batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini ada-

lah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 22

bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komodi� penggalian selain tersebut di atas.

Termasuk dalam subkategori ini adalah komodi� garam hasil penggalian. Output dan produksi barang-

barang galian terdapat pada publikasi Sta�s�k penggalian tahunan.

2.3 Industri Pengolahan

Kategori industri pengolahan melipu� kegiatan ekonomi di bidang perubahan secara kimia atau

fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku industri pengolahan berasal

dari produk pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan atau penggalian seper� produk dari

kegiatan industri pengolahan lainnya. Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari ba-

rang secara umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. Unit industri pengolahan digambarkan se-

bagai pabrik, mesin atau peralatan yang khusus digerakkan dengan mesin dan tangan. Termasuk kate-

gori industri pengolahan adalah perubahan bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan,

kegiatan maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama dimana produk terse-

but dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas dasar kontrak.

2.3.1 Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi

Subkategori ini mencakup kegiatan perubahan minyak, gas bumi dan batubara menjadi produk

yang bermanfaat seper�: pengilangan minyak dan gas bumi, di mana melipu� pemisahan minyak bumi

menjadi produk komponen melalui teknis seper� pemecahan dan penyulingan. Produk khas yang

dihasilkan: kokas, butane, propane, petrol, gas hidrokarbon dan metan, gasoline, minyak tanah, gas

etane, propane dan butane sebagai produk penyulingan minyak. Termasuk disini adalah pengoperasian

tungku batubara, produksi batubara dan semi batubara, gas batubara, ter, lignit dan kokas. KBLI 2009:

kode 19. Namun di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara belum terdapat industri pengolahan batuba-

ra dan pengilangan minyak dan gas bumi

2.3.2 Industri Makanan dan Minuman

Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori, yaitu Industri makanan dan industri

minuman. Industri makanan mencakup pengolahan produk pertanian, perkebunan dan perikanan men-

jadi makanan dan juga mencakup produk setengah jadi yang �dak secara langsung menjadi produk ma-

kanan. Industri minuman mencakup pembuatan minuman baik minuman beralkohol maupun �dak be-

ralkohol, air minum mineral, bir dan anggur, dan pembuatan minuman beralkohol yang disuling.

Kegiatan ini �dak mencakup pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran, minuman dengan bahan

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

23 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

baku susu, dan pembuatan produk teh, kopi dan produk the dengan kadar kafein yang �nggi. KBLI 2009:

kode 10 dan 11.

2.3.3 Industri Pengolahan Tembakau

Subkategori ini melipu� pengolahan tembakau atau produk penggan� tembakau, rokok, cerutu,

cangklong, snuff, chewing dan pemotongan serta pengeringan tembakau tetapi �dak mencakup

penanaman atau pengolahan awal tembakau. Beberapa produk yang dihasilkan rokok dan cerutu, tem-

bakau pipa, tembakau sedot (snuff), rokok kretek, rokok pu�h dan lain-lain. KBLI 2009: kode 12.

Subkategori ini �dak terdapat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

2.3.4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi

Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori yaitu industri teks�l dan industri pa-

kaian jadi. Industri teks�l mencakup pengolahan, pemintalan, penenunan dan penyelesaian teks�l dan

bahan pakaian, pembuatan barang-barang teks�l bukan pakaian (seper�: sprei, taplak meja, gordein,

selimut, permadani, tali temali, dan lain-lain). Industri pakaian jadi mencakup semua pekerjaan menjahit

dari semua bahan dan semua jenis pakaian dan aksesoris, �dak ada perbedaan dalam pembuatan anta-

ra baju anak-anak dan orang dewasa, atau pakaian tradisional dan modern. Subkategori ini juga men-

cakup pembuatan industri bulu binatang (pakaian dari bulu binatang dan kulit yang berbulu). Contoh

produk yang dihasilkan: kain tenun ikat, benang, kain, ba�k, rajutan, pakaian jadi, pakaian sesuai pesan-

an, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 13 dan 14.

2.3.5 Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki

Subkategori ini mencakup pengolahan dan pencelupan kulit berbulu dan proses perubahan dari

kulit jangat menjadi kulit dengan proses penyamakan atau proses pengawetan dan pengeringan serta

pengolahan kulit menjadi produk yang siap pakai, pembuatan koper, tas tangan dan sejenisnya, pakaian

kuda dan peralatan kuda yang terbuat dari kulit, dan pembuatan alas kaki. Subkategori ini juga men-

cakup pembuatan produk sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi atau kulit �ruan), seper� alas kaki dari

bahan karet, koper dari teks�l, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 15.

2.3.6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman

Subkategori ini mencakup pembuatan barang-barang dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk

konstruksi dan juga mencakup berbagai proses pengerjaan dari penggergajian sampai pembentukan dan

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 24

perakitan barang-barang dari kayu, dan dari perakitan sampai produk jadi seper� kontainer kayu.

Terkecuali penggergajian, subkategori ini terbagi lagi sebagian besar didasarkan pada produk spesifik

yang dihasilkan. Subkategori ini �dak mencakup pembuatan mebeler, atau perakitan/pemasangan

perabot kayu dan sejenisnya. Contohnya: pemotongan kayu gelondongan menjadi balok, kaso, papan,

pengolahan rotan, kayu lapis, barang-barang bangunan dari kayu, kerajinan dari kayu, alat dapur dari

kayu, rotan dan bambu. KBLI 2009: kode 16.

2.3.7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan, dan Reproduksi Media Rekam

Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori yaitu industri kertas dan barang dari

kertas, dan industri pencetakan dan reproduksi media rekaman. Industri kertas dan barang dari kertas

mencakup pembuatan bubur kayu, kertas, dan produk kertas olahan Pembuatan dari produk-produk

tersebut merupakan satu rangkaian dengan �ga kegiatan utama. Kegiatan pertama pembuatan bubur

kertas, lalu yang kedua pembuatan kertas yang menjadi lembaran-lembaran dan yang ke�ga barang dari

kertas dengan berbagai tehnik pemotongan dan pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan lami-

nasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan selagi pencetakan bukanlah merupakan hal yang

utama. Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman mencakup pencetakan barang-barang dan

kegiatan pendukung yang berkaitan dan �dak terpisahkan dengan industri pencetakan; proses pence-

takan termasuk bermacam-macam metode/cara untuk memindahkan suatu image dari piringan atau

layar monitor ke suatu media melalui/dengan berbagai teknologi pencetakan. KBLI 2009: kode 17 dan

18.

2.3.8 Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisonal

Subkategori ini terdiri dari dua industri yaitu industri kimia dan industri farmasi dan obat tradi-

sional. Industri kimia mencakup perubahan bahan organik dan non organik mentah dengan proses kimia

dan pembentukan produk. Ciri produk kimia dasar yaitu yang membentuk kelompok industri pertama

dari hasil produk antara dan produk akhir yang dihasilkan melalui pengolahan lebih lanjut dari kimia da-

sar yang merupakan kelompok-kelompok industri lainnya. Industri farmasi dan obat tradisional men-

cakup pembuatan produk farmasi dasar dan preparat farmasi. Subkategori ini mencakup antara lain

preparat darah, obat-obatan jadi, preparat diagnos�k, preparat medis, obat tradisional atau jamu dan

produk botanikal untuk keperluan farmasi. KBLI 2009: kode 20 dan 21.

2.3.9 Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plas�k

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

25 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Subkategori ini mencakup pembuatan barang plas�k dan karet dengan penggunaan bahan baku

karet dan plas�k dalam proses pembuatannya. Misalnya; pembuatan karet alam, pembuatan ban karet

untuk semua jenis kendaraan dan peralatan, pengolahan dasar plas�k atau daur ulang. Namun demikian

�dak berar� bahwa semua barang dari bahan baku karet dan plas�k termasuk di subkategori ini, misal-

nya industri alas kaki dari karet, industri lem, industri matras, industri permainan dari karet, termasuk

kolam renang mainan anak-anak. KBLI 2009: kode 22.

2.3.10 Industri Barang Galian Bukan Logam

Kegiatan ini mencakup pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang berhubungan dengan

unsur tunggal suatu mineral murni, seper� gelas dan produk gelas, produk keramik dan tanah liat bakar,

semen dan plester. Industri pemotongan dan pengasahan batu serta pengolahan produk mineral lainnya

juga termasuk disini. KBLI 2009: kode 23.

2.3.11 Industri Logam Dasar

Subkategori ini mencakup kegiatan peleburan dan penyulingan baik logam yang mengandung

besi maupun �dak dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan bermacam teknik meta-

lurgi. Contoh produk: industri besi dan baja dasar, penggilingan baja, pipa, sambungan pipa dari baja,

logam mulia, logam dasar bukan besi dan lain-lain. KBLI 2009 : kode 24

2.3.12 Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k, dan Peralatan Listrik

Subkategori ini mencakup pembuatan produk logam "murni" (seper� suku cadang, container/

wadah dan struktur), pada umumnya mempunyai fungsi sta�s atau �dak bergerak, pembuatan per-

lengkapan senjata dan amunisi, pembuatan komputer, perlengkapan komputer, peralatan komunikasi,

dan barang-barang elektronik sejenis, termasuk pembuatan komponennya, pembuatan produk yang

membangkitkan, mendistribusikan dan menggunakan tenaga listrik. KBLI 2009: kode 25, 26 dan 27.

2.3.13 Industri Mesin dan Perlengkapan

Kegiatan yang tercakup dalam subkategori industri mesin dan perlengkapan adalah pembuatan

mesin dan peralatan yang dapat bekerja bebas baik secara mekanik atau yang berhubungan dengan

pengolahan bahan-bahan, termasuk komponen mekaniknya yang menghasilkan dan menggunakan

tenaga dan komponen utama yang dihasilkan secara khusus. Subkategori ini juga mencakup pembuatan

mesin untuk keperluan khusus untuk angkutan penumpang atau barang dalam dasar pembatasan,

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 26

peralatan tangan, peralatan tetap atau bergerak tanpa memperha�kan apakah peralatan tersebut dibu-

at untuk keperluan industri, pekerjaan sipil, dan bangunan, pertanian dan rumah tangga. KBLI 2009:

kode 28

2.3.14 Industri Alat Angkutan

Subkategori ini mencakup industri kendaraan bermotor dan semi trailer serta industri alat angku-

tan lainnya. Cakupan dari subkategori ini adalah pembuatan kendaraan bermotor untuk angkutan

penumpang atau barang, alat angkutan lain seper� pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong kereta

api dan lokomo�f, pesawat udara dan pesawat angkasa. Subkategori ini juga mencakup pembuatan

berbagai suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor, termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer.

KBLI 2009 : kode 29 dan 30.

2.3.15 Industri Furnitur

Industri furnitur mencakup pembuatan mebeller dan produk yang berkaitan yang terbuat dari

berbagai bahan kecuali batu, semen dan keramik. Pengolahan pembuatan mebeller adalah metode

standar, yaitu pembentukan bahan dan perakitan komponen, termasuk pemotongan, pencetakan dan

pelapisan. Perancangan produk baik untuk este�ka dan kualitas fungsi adalah aspek yang pen�ng dalam

proses produksi. Pembuatan mebeller cenderung menjadi kegiatan yang khusus. KBLI 2009: kode 31.

2.3.16 Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan

Subkategori ini mencakup pembuatan berbagai macam barang yang belum dicakup di tempat

lain dalam klasifikasi ini. Subkategori ini merupakan gabungan dari industri pengolahan lainnya dan jasa

reparasi serta pemasangan mesin dan peralatan. Subkategori ini bersifat residual, proses produksi, ba-

han input dan penggunaan barang-barang yang dihasilkan dapat berubah-ubah secara luas dan ukuran

umum. Subkategori ini �dak mencakup pembersihan mesin industri, perbaikan dan pemeliharaan

peralatan komputer dan komunikasi serta perbaikan dan pemeliharaan barang-barang rumah tangga.

Tetapi mencakup perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatan khusus barang-barang yang

dihasilkan oleh lapangan usaha industri pengolahan dengan tujuan untuk pemulihan mesin, peralatan

dan produk lainnya. KBLI 2009: kode 32 dan 33.

Sumber data industri makanan dan minuman sampai dengan industri pengolahan lainnya, jasa

reparasi, dan pemasangan mesin dan peralatan terdiri dari: produksi/indikator produksi yang dibagi

menjadi dua kelompok besar yaitu indeks produksi industri besar sedang (IBS) dan indeks produksi In-

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

27 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

dustri mikro dan kecil (IMK) diperoleh dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara; data harga/

indikator harga diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara; data struktur biaya di-

perkirakan dari hasil survei tahunan IBS dan hasil survei tahunan IMK, BPS ditambah dengan berbagai

survei khusus yang dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Sulawesi Utara.

Pendekatan es�masi untuk industri makanan dan minuman sampai dengan industri pengolahan

lainnya, jasa reparasi, dan pemasangan mesin dan peralatan menggunakan pendekatan produksi. Out-

put atas dasar harga konstan menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu perkalian antara output

tahun dasar dengan indeks produksi untuk masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga

berlaku dihitung dari output atas dasar harga konstan dikalikan indeks harga pada masing-masing tahun.

NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisih antara output atas dasar harga berlaku dengan

konsumsi antara untuk masing-masing tahun, sedangkan untuk NTB atas dasar harga konstan diperoleh

dari output atas dasar harga konstan dikurangi dengan konsumsi antara atas dasar harga konstan. Da-

lam penghitungan NTB Industri pengolahan subkategori ini, tabel SUT 2010 menjadi acuan sebagai ta-

hun dasar 2010.

2.4 Pengadaan Listrik dan Gas

Kategori ini mencakup kegiatan pengadaan tenaga listrik, gas alam dan buatan, uap panas, air

panas, udara dingin dan produksi es dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau pipa infrastruktur

permanen. Dimensi jaringan/infrastruktur �dak dapat ditentukan dengan pas�, termasuk kegiatan

pendistribusian listrik, gas, uap panas dan air panas serta pendinginan udara dan air untuk tujuan

produksi es. Produksi es untuk kebutuhan makanan/minuman dan tujuan non makanan. Kategori ini ju-

ga mencakup pengoperasian mesin dan gas yang menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga

listrik atau gas. Juga mencakup pengadaan uap panas dan Air Condi�oner (AC).

2.4.1 Ketenagalistrikan

Subkategori ini mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik kepada kon-

sumen, baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) maupun oleh perusahaan

swasta (Non-PLN), seper� pembangkitan listrik oleh perusahaan milik Pemerintah Daerah, dan listrik

yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang

dibangkitkan atau diproduksi melipu� listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan dis-

tribusi, dan listrik yang dicuri.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 28

Metode penghitungan dengan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga ber-

laku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga dasar per unit

produksi pada masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh

dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun

dengan harga dasar per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas

dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing ta-

hun dengan rasio NTB.

Data yang diperlukan data produksi dan harga. Data produksi berupa listrik terjual dan listrik

dibangkitkan baik oleh PLN maupun non-PLN. Sama seper� data produksi, harga juga mencakup harga

penjualan dan harga pembangkitan, Baik data produksi maupun data harga, diambil dari PT. PLN se�ap

triwulan dan juga sta�s�k PLN yang terbit se�ap tahun. Selain itu juga diperlukan data subsidi listrik dari

Kementerian Keuangan.

2.4.2 Pengadaan Gas dan Produksi Es

Subkategori ini menghasilkan gas alam, gas buatan, uap/air panas, udara dingin dan produksi es.

Sub-lapangan usaha ini mencakup pembuatan gas dan pendistribusian gas alam atau gas buatan ke

konsumen melalui suatu sistem saluran pipa, dan kegiatan penjualan gas. Subkategori ini juga men-

cakup penyediaan gas melalui berbagai proses, pengangkutan, pendistribusian dan penyediaan semua

jenis bahan bakar gas, penjualan gas kepada konsumen melalui saluran pipa. Termasuk penyaluran, dis-

tribusi dan pengadaan semua jenis bahan bakar gas melalui sis�m saluran, perdagangan gas kepada

konsumen melalui saluran, kegiatan agen gas yang mengurus perdagangan gas melalui sis�m distribusi

gas yang dioperasikan oleh pihak lain dan pengoperasian pengubahan komoditas dan kapasitas

pengangkutan bahan bakar gas.

Kegiatan pengadaan uap/air panas, udara dingin dan produksi es mencakup kegiatan produksi,

pengumpulan dan pendistribusian uap dan air panas untuk pemanas, energi dan tujuan lain, produksi

dan distribusi pendinginan udara, pendinginan air untuk tujuan pendinginan dan produksi es, termasuk

es untuk kebutuhan makanan/minuman dan tujuan non makanan. Namun di Kabupaten Bolaang Mon-

gondow Utara belum ada kegiatan gas alam, gas buatan, uap/air panas, udara dingin sehingga di

subkategori ini hanya berupa produksi es.

Metode penghitungan yang digunakan untuk seri 2010 dengan menggunakan pendekatan

produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

29 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar har-

ga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pa-

da masing-masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk mem-

peroleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pa-

da masing-masing tahun dengan rasio NTB.

Sumber data produksi es berasal dari indeks produksi industri besar sedang (IBS) dan indeks

produksi Industri mikro dan kecil (IMK) Direktorat Sta�s�k Industri, BPS; data harga/indikator harga di-

peroleh dari Direktorat Sta�s�k Harga, BPS; data struktur biaya diperkirakan dari hasil survei tahunan

IBS dan hasil survei tahunan IMK, BPS ditambah dengan berbagai survei khusus yang dilakukan oleh

Direktorat Neraca Produksi BPS RI.

2.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang

Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang berhubungan dengan pengel-

olaan berbagai bentuk limbah/sampah, seper� limbah/sampah padat atau bukan baik rumah tangga

ataupun industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses pengelolaan limbah sampah atau

kotoran ini dibuang atau menjadi input dalam proses produksi lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk

kategori ini, karena kegiatan ini sering kali dilakukan dalam hubungannya dengan atau oleh unit yang

terlibat dalam pengelolaan limbah/kotoran.

Metode penghitungan Nilai Tambah Bruto untuk pengadaan air tahun dasar 2010 menggunakan

pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum

barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Dan untuk data

harga yang �dak tersedia pada tahun terakhir diperkirakan dengan kenaikan laju IHK komponen bahan

bakar, penerangan dan air bersih. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan

cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan

harga per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga

berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing tahun dengan

rasio NTB.

Penghitungan pengelolaan sampah/limbah dengan pendekatan pendapatan. Dalam lembar kerja

pengelolaan, pembuangan dan pembersihan sampah dilakukan oleh Pemerintah dan swasta. Kegiatan

yang dilakukan pemerintah menggunakan APBN/APBD.

Sumber data untuk data produksi adalah dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara, APBD

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 30

(BAPPEDA); APBN (Kemenkeu) dan Perusahaan Daerah Air Mimum (PDAM). Data output sampah

diperoleh dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara. Data harga diperoleh dari Bidang Sta�s�k

Distribusi BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya diperoleh dari hasil Survei Tahunan Air

Bersih – BPS.

2.6 Konstruksi

Kategori konstruksi adalah kegiatan usaha di bidang konstruksi umum dan konstruksi khusus

pekerjaan gedung dan bangunan sipil. baik digunakan sebagai tempat �nggal atau sarana kegiatan

lainnya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan,

pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat semen-

tara. Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan

pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu

yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri.

Hasil kegiatan konstruksi antara lain: konstruksi gedung tempat �nggal; konstruksi gedung bukan

tempat �nggal; konstruksi bangunan sipil, misal: jalan, tol, jembatan, landasan pesawat terbang, jalan

rel dan jembatan kereta api, terowongan, bendungan, waduk, menara air, jaringan irigasi, drainase, sani-

tasi, tanggul pengendali banjir, terminal, stasiun, parkir, dermaga, pergudangan, pelabuhan, bandara,

dan sejenisnya; konstruksi bangunan elektrik dan telekomunikasi: pembangkit tenaga listrik; transmisi,

distribusi dan bangunan jaringan komunikasi, dan sebagainya; Instalasi gedung dan bangunan sipil: in-

stalasi listrik termasuk alat pendingin dan pemanas ruangan, instalasi gas, instalasi air bersih dan air

limbah serta saluran drainase, dan sejenisnya; Pengerukan: melipu� pengerukan sungai, rawa, danau

dan alur pelayaran, kolam dan kanal pelabuhan baik bersifat pekerjaan ringan, sedang maupun berat;

Penyiapan lahan untuk pekerjaan konstruksi, termasuk pembongkaran dan penghancuran gedung atau

bangunan lainnya serta pembersihannya; Penyelesaian konstruksi sipil seper� pemasangan kaca dan al-

uminium; pengerjaan lantai, dinding dan plafon gedung; pengecatan; pengerjaan interior dan dekorasi

dalam penyelesaian akhir; pengerjaan eksterior dan pertamanan pada gedung dan bangunan sipil

lainnya; Penyewaan alat konstruksi dengan operatornya seper� derek lori, molen, buldoser, alat pen-

campur beton, mesin pancang, dan sejenisnya.

Metode yang digunakan untuk memperkirakan ouput harga berlaku lapangan usaha konstruksi

adalah metode ekstrapolasi dengan indeks konstruksi harga berlaku sebagai ekstrapolatornya. Untuk

mendapatkan output harga konstan, output harga berlaku dideflasi dengan menggunakan IHPB

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

31 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

konstruksi sebagai deflator. Sementara input antara didapat dengan menggunakan metode commodity

flow beberapa komoditas utama dari input antara, misalnya produksi semen, kayu, juga bahan galian.

NTB berlaku didapat dari nilai output berlaku dikurangi dengan baiaya antara berlaku. Sementara NTB

konstan didapat dari mengalikan output konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010.

Sumber data indikator produksi survei konstruksi-BPS dan hasil Sensus Ekonomi 2006 serta data

realisasi pengeluaran pembangunan fisik pemerintah baik Kabupaten maupun desa dan juga dari

sumber lain baik itu pemerintah maupun swasta berupa dari kantor penanaman modal, dinas PU, tata

kota asosiasi perusahaan-perusahaan konstruksi dan Asosiasi Semen Indonesia (ASI); impor semen dan

bahan bangunan SITC 3 digit dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Indikator harga berupa

IHPB bahan bangunan dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Indeks konstruksi dari publikasi

Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.

2.7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Kategori ini melipu� kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran

(yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang

mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) mau-

pun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga mencakup

reparasi mobil dan sepeda motor.

Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan yang terkait dengan perdagangan,

seper� penyor�ran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang, pencampuran, pembotolan, pengepa-

kan, pembongkaran dari ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil,

penggudangan, baik dengan pendingin maupun �dak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian,

pemotongan lembaran kayu atau logam.

Pedagang besar seringkali secara fisik mengumpulkan, menyor�r, dan memisahkan kualitas ba-

rang dalam ukuran besar, membongkar dari ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran yang

lebih kecil. Sedangkan pedagang eceran melakukan penjualan kembali barang-barang (tanpa perubahan

teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau

penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order

houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-

lain. Pada umumnya pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang dijualnya, tetapi be-

berapa pedagang pengecer ber�ndak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 32

2.7.1 Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

Subkategori ini mencakup semua kegiatan (kecuali industri dan penyewaan) yang berhubungan

dengan mobil dan motor, termasuk lori dan truk, sebagaimana perdagangan besar dan eceran,

perawatan dan pemeliharaan mobil dan motor baru maupun bekas. Termasuk perdagangan besar dan

eceran suku cadang dan aksesori mobil dan motor, juga mencakup kegiatan agen komisi yang terdapat

dalam perdagangan besar dan eceran kendaraan.

2.7.2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor

Subkategori ini mencakup kegiatan ekonomi di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu

penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, baik penjualan secara grosir

(perdagangan besar) maupun eceran dan merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang da-

gangan selain produk mobil dan sepeda motor. Perdagangan besar nasional dan internasional atas

usaha sendiri atau atas dasar balas jasa atau kontrak (perdagangan komisi) juga merupakan cakupan da-

lam sub-lapangan usaha ini.

Output lapangan usaha perdagangan adalah margin perdagangan, yaitu nilai jual dikurangi nilai

beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi biaya angkutan yang dikeluarkan oleh pedagang.

Output perdagangan (berlaku/konstan) dihitung menggunakan metode �dak langsung, yaitu

menggunakan metode pendekatan arus barang “commodity flow approach”. Marjin perdagangan di-

peroleh dengan mengalikan rasio marjin perdagangan dengan output barang yang dihasilkan oleh indus-

tri penghasil barang domes�k ditambah impor barang dari luar negeri. Kemudian output atau marjin

perdagangan tersebut dikalikan dengan rasio nilai tambah untuk memperoleh nilai tambah

perdagangan. Sedangkan reparasi mobil dan sepeda motor dihitung dengan pendekatan produksi,

dengan indikator produksinya adalah jumlah kendaraan. Untuk mendapatkan nilai tambah konstannya,

nilai tambah berlaku yang diperoleh di-deflate menggunakan IHK umum (BPS).

Sumber data yang digunakan dalam kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan

sepeda motor adalah data output barang dari industri domes�k (dari Bidang Neraca Wilayah dan Ana-

lisis Sta�s�k BPS Sulawesi Utara), Sta�s�k Transportasi (BPS), Impor barang (BPS), Indeks Harga Kon-

sumen (BPS) dan survei lainnya yang dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Su-

lawesi Utara.

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

33 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

2.8 Transportasi dan Pergudangan

Kategori ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal mau-

pun �dak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhub-

ungan dengan pengangkutan. Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri atas: angkutan rel; angku-

tan darat; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan penyeberangan; angkutan udara; pergudangan

dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir. Kegiatan pengangkutan melipu� kegiatan pemindahan

penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau

kendaraan, baik bermotor maupun �dak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup

kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seper�: terminal, pelabuhan, pergudangan,

dan lain-lain.

2.8.1 Angkutan Rel

Angkutan Rel untuk penumpang dan atau barang yang menggunakan jalan rel kereta melalui an-

tar kota, dalam kota dan pengoperasian gerbong �dur atau gerbong makan kereta api yang sepenuhnya

dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI). Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara belum ter-

dapat kegiatan angkutan rel.

2.8.2 Angkutan Darat

Melipu� kegiatan pengangkutan penumpang dan barang menggunakan alat angkut kendaraan

jalan raya, baik bermotor maupun �dak bermotor. Termasuk pula kegiatan charter/sewa kendaraan baik

dengan atau tanpa pengemudi; serta jasa angkutan dengan saluran pipa untuk mengangkut minyak

mentah, gas alam, produk minyak, kimia dan air.

Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku

merupakan perkalian antara indikator produksi (jumlah kendaran wajib uji) dengan indikator harga (rata

-rata output untuk masing-masing jenis alat angkutan). Sedangkan output atas dasar harga konstan

2000 diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks jumlah kendaraan sebagai

ekstrapolatornya. NTB dihitung berdasarkan perkalian antara rasio NTB dengan outputnya.

Indikator produksi berupa jumlah kendaraan/armada wajib uji (taksi, angkot, bis, dan truk) di-

peroleh dari Direktorat Lalu Lintas POLRES Kabupaten atau Dinas Perhubungan Data untuk

penghitungan struktur output dan rasio NTB diperoleh dari beberapa perusahaan angkutan darat yang

ada di kabupaten/kota. Sedangkan data indikator harga menggunakan IHK jasa angkutan jalan dari Bi-

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 34

dang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara.

2.8.3 Angkutan Laut

Melipu� kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan kapal laut yang

beroperasi di dalam dan ke luar daerah domes�k. Tidak termasuk kegiatan pelayaran laut yang di-

usahakan oleh perusahaan lain yang berada dalam satu kesatuan usaha, di mana kegiatan pelayaran

ini sifatnya hanya menunjang kegiatan induknya dan data yang tersedia sulit untuk dipisahkan.

Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku

diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya.Output atas dasar har-

ga konstan 2010 dihitung dengan metode ekstrapolasi, yaitu indeks produksi jumlah penumpang dan

indeks muat barang sebagai ekstrapolatornya. Sedangkan NTB diperoleh dari hasil perkalian antara

rasio NTB dengan outputnya.

Indikator produksi berupa jumlah penumpang naik dan barang yang diangkut dari PT Pelabuhan

Indonesia (Pelindo) IV. Sedangkan indikator harga berupa rata-rata output per penumpang dan rata-rata

output per barang diperoleh dari PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), serta IHK jasa angkutan laut

dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Dalam penghitungan rasio NTB digunakan data

laporan rugi/laba perusahaan BUMN dan beberapa perusahaan angkutan laut.

2.8.4 Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Kegiatan yang dicakup melipu� kegiatan pengangkutan penumpang, barang dan kendaraan

dengan menggunakan kapal/angkutan sungai dan danau baik bermotor maupun �dak bermotor, serta

kegiatan penyeberangan dengan alat angkut kapal ferry.

Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan

adalah jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Output atas dasar harga berlaku

diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harga yang terdiri dari angkutan

sungai, danau serta penyeberangan. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode

ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi rata-rata ter�mbang jumlah

penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Selanjutnya, NTB diperoleh berdasarkan perkalian

antara rasio NTB dengan outputnya.

Data indikator produksi berupa jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut di-

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

35 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

peroleh dari Dinas Perhubungan dan Informa�ka Kabupaten Sedangkan indikator harga berupa rata-

rata output per penumpang, rata-rata output per barang dan rata-rata output per kendaraan diperoleh

dari PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, serta IHK jasa angkutan sungai,

danau dan penyeberangan dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Dalam penghitungan rasio

NTB digunakan data laporan rugi/laba PT. ASDP Indonesia Ferry.

2.8.5 Angkutan Udara

Kegiatan ini melipu� kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan pe-

sawat udara yang diusahakan oleh perusahaan penerbangan yang beroperasi di Indonesia. Metode es�-

masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah

penumpang dan jumlah barang yang diangkut, atau jumlah km-penumpang dan ton-km barang yang di-

angkut. Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan in-

dikator harganya untuk masing-masing angkutan penumpang dan barang baik domes�k maupun inter-

nasional. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi, dan sebagai

ekstrapolatornya adalah indeks produksi jumlah penumpang dan jumlah barang yang diangkut. Se-

dangkan NTB diperoleh dengan mengalikan rasio NTB dengan outputnya untuk masing-masing harga

tersebut.

Data indikator produksi berupa jumlah penumpang naik dan barang yang diangkut diperoleh dari

PT Angkasa Pura I (Kawasan Tengah dan Timur Indonesia). Sedangkan indikator harga berupa rata-rata

output per penumpang/km-penumpang dan rata-rata output per barang/km-ton barang diperoleh dari

laporan beberapa perusahaan penerbangan nasional; serta IHK jasa angkutan udara dari Bidang Sta�s�k

Distribusi BPS Sulawesi Utara.

2.8.6 Jasa Penunjang Angkutan, Pergudangan dan Pos dan Kurir

Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, yaitu

jasa-jasa pelabuhan udara, laut, sungai, darat (terminal dan parkir), jasa pelayanan bongkar muat ba-

rang darat dan laut, keagenan penumpang, jasa ekspedisi, jalan tol, pergudangan, jasa pengujian ke-

layakan angkutan darat dan laut, jasa penunjang lainnya, pos dan jasa kurir.

Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Nilai output dan NTB atas dasar

harga berlaku dari hasil pengolahan data pendapatan dan pengeluaran/biaya dari laporan rugi/laba

perusahaan BUMN dan beberapa perusahaan jasa penunjang angkutan. Sedangkan output atas dasar

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 36

harga konstan 2010 dihitung dengan metode deflasi, yaitu dengan membagi nilai output atas dasar

berlaku dengan indeks harga tahun dasar 2010. Nilai NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan

mengalikan output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010.

Sumber data utama untuk kegiatan jasa penunjang angkutan diperoleh dari badan usaha milik

negara, seper�: PT Angkasa Pura I, PT Pelabuhan Indonesia IV, dan beberapa perusahaan jasa penunjang

angkutan. Sedangkan indikator harga berupa IHK sarana penunjang transpor dari Bidang Sta�s�k Distri-

busi BPS Sulawesi Utara.

2.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan

pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis

layanan tambahan yang disediakan dalam kategori ini sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan

akomodasi jangka panjang seper� tempat �nggal utama, penyiapan makanan atau minuman bukan un-

tuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran.

2.9.1 Penyediaan Akomodasi

Subkategori ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek untuk pengunjung atau

pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan se-

jenisnya (seper� asrama atau rumah kost dengan makan maupun �dak dengan makan). Penyediaan ako-

modasi dapat hanya menyediakan fasilitas akomodasi saja atau dengan makanan dan minuman dan/

atau fasilitas rekreasi. Yang dimaksud akomodasi jangka pendek seper� hotel berbintang maupun �dak

berbintang, serta tempat �nggal lainnya yang digunakan untuk menginap seper� losmen, motel, dan

sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas

lainnya bagi para tamu yang menginap selama kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan mana-

jemen dengan penginapan, alasan penggabungan ini karena datanya sulit dipisahkan.

NTB subkategori akomodasi diperoleh dengan menggunakan pendekatan produksi. Indikator

produksi yang digunakan adalah jumlah malam kamar terjual dan indikator harganya adalah rata-rata

tarif per malam kamar. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara indikator

produksi dengan indikator harganya. Sedangkan NTB diperoleh berdasarkan perkalian output dengan

rasio NTB. Output dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode revaluasi.

Data produksi menggunakan data malam kamar terjual dari Subdit Sta�s�k Pariwisata, BPS. Indi-

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

37 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

kator harga menggunakan data tarif dari Survei Hotel Tahunan yang dilakukan oleh Bidang Sta�s�k Dis-

tribusi BPS Sulawesi Utara.

2.9.2 Penyediaan Makan dan Minum

Kegiatan subkategori ini mencakup pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau

minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran tradisional, restoran self service atau restoran take

away, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud

penyediaan makanan dan minuman adalah penyediaan makanan dan minuman untuk dikonsumsi

segera berdasarkan pemesanan.

Pendekatan yang digunakan untuk menghitung outputnya yaitu melalui pendekatan produksi.

Indikator produksinya berupa jumlah penduduk pertengahan tahun. Dan indikator harganya berupa

pengeluaran rata-rata per kapita atas makan minum jadi di luar rumah. Hasil perkalian kedua indikator

tersebut diperoleh output atas dasar harga berlaku. Sedangkan, output atas dasar harga konstan dihi-

tung dengan menggunakan metode deflasi, dengan IHK kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok

sebagai deflator. Dan NTB atas dasar harga berlaku maupun konstan diperoleh berdasarkan perkalian

output dengan rasio NTB.

Data indikator produksi subkategori penyediaan makan dan minum bersumber dari Proyeksi

Penduduk Indonesia Sensus Penduduk 2010 - BPS. Sedangkan data indikator harga diperoleh dari hasil

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan IHK makanan jadi, minuman dan rokok dari publikasi Indi-

kator Ekonomi - BPS.

2.10 Informasi dan Komunikasi

Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan alat

untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau kegiatan komunikasi,

informasi, teknologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Lapangan

usaha terdiri dari beberapa industri yaitu penerbitan, produksi gambar bergerak, video, perekaman

suara dan penerbitan musik, penyiaran dan pemograman (radio dan televisi), telekomunikasi,

pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi.

Kegiatan industri penerbitan mencakup penerbitan buku, brosur, leaflet, kamus, ensiklopedia,

atlas, peta dan grafik, penerbitan surat kabar, jurnal dan majalah atau tabloid, termasuk penerbitan

piran� lunak. Semua bentuk penerbitan (cetakan, elektronik atau audio, pada internet, sebagai produk

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 38

mul�media seper� cd-rom buku referensi dan lain-lain).

Kegiatan industri produksi gambar bergerak, video, perekaman suara dan penerbitan musik ini

mencakup pembuatan gambar bergerak baik pada film, video tape atau disk untuk diputar dalam

bioskop atau untuk siaran televisi, kegiatan penunjang seper� edi�ng, cu�ng, dubbing film dan lain-lain,

pendistribusian dan pemutaran gambar bergerak dan produksi film lainnya untuk industri lain.

Pembelian dan penjualan hak distribusi gambar bergerak dan produksi film lainnya, tercakup di sini.

Selain itu juga mencakup kegiatan perekaman suara, yaitu produksi perekaman master suara asli,

merilis, mempromosikan dan mendistribusikannya, penerbitan musik seper� kegiatan jasa perekaman

suara dalam studio atau tempat lain.

Kegiatan industri penyiaran dan pemrograman (radio dan televisi) ini mencakup pembuatan

muatan atau isi siaran atau perolehan hak untuk menyalurkannya dan kemudian menyiarkannya, seper�

radio, televisi dan program hiburan, berita, perbincangan dan sejenisnya. Juga termasuk penyiaran data,

khususnya yang terintegrasi dengan penyiaran radio atau TV.

Kegiatan industri telekomunikasi ini mencakup kegiatan penyediaan telekomunikasi dan kegiatan

jasa yaitu pemancar suara, data, naskah, bunyi dan video. Fasilitas transmisi yang melakukan kegiatan ini

dapat berdasar pada teknologi tunggal atau kombinasi dari berbagai teknologi. Umumnya kegiatan ini

adalah transmisi dari isi, tanpa terlibat dalam proses pembuatannya.

Kegiatan industri pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi ini mencakup

kegiatan penyediaan jasa keahlian di bidang teknologi informasi, seper� penulisan, modifikasi, pengujian

dan pendukung piran� lunak; perencanaan dan perancangan sistem komputer yang mengintegrasikan

perangkat keras komputer, piran� lunak komputer dan teknologi komunikasi; manajemen dan

pengoperasian sistem komputer klien dan/atau fasilitas pengolahan data di tempat klien serta kegiatan

profesional lainnya dan kegiatan yang berhubungan dengan teknis komputer.

Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku

didapat dari nilai produksi/pendapatan hasil olahan survei industri besar dan sedang, serta laporan

keuangan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri informasi dan telekomunikasi, sedangkan

NTB atas dasar harga berlaku didapat dari penjumlahan upah dan gaji, laba/rugi, penyusutan, dan

komponen-komponen lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan

metode deflasi, dan NTB atas dasar harga konstan didapat dari perkalian antara output atas dasar harga

konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010.

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

39 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Sumber data utama untuk kegiatan informasi diperoleh dari Subdit Sta�s�k Industri Besar dan

Sedang dan Subdit Sta�s�k Komunikasi dan Teknologi Informasi BPS RI, perusahaan-perusahaan

dibidang televisi dan teknologi informasi, sedangkan kegiatan telekomunikasi diperoleh dari perusahaan

telekomunikasi go public seper�: PT Telkom dan anak perusahaannya, PT Telekomunikasi Seluler

(Telkomsel); PT Indosat dan anak perusahaannya, Excel Axiata; dan PT. Smar�ren Telecom, Sedangkan

indikator harga berupa indeks harga seper�: IHP percetakan dan penerbitan dari Subdit Sta�s�k Harga

Produsen-BPS; IHK umum dan IHK jasa komunikasi dari Subdit Sta�s�k Harga Konsumen-BPS.

2.11 Jasa Keuangan dan Asuransi

Kategori ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan pensiun, jasa keuangan lainnya

serta jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan pemegang asset, seper� kegiatan

perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan se-

jenis.

2.11.1 Jasa Perantara Keuangan

Kegiatan yang dicakup didalam jasa perantara keuangan adalah kegiatan yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit/

pinjaman dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, seper-

�: menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, memberikan kredit/pinjaman baik kredit jangka

pendek/menengah dan panjang. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan

pokok jasa perantara keuangan sedangkan memberikan jasa lainnya hanya kegiatan pendukung, seper�:

mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga, mendiskonto surat wesel/kertas dagang/

surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat menyimpan barang berharga, dan sebagainya.

Kegiatan jasa perantara keuangan tersebut antara lain bank sentral, perbankan konvensional maupun

syariah, baik bank pemerintah pusat dan daerah, bank swasta nasional, bank campuran dan asing, dan

bank perkreditan rakyat, juga koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam, baitul maal wantanwil dan

jasa perantara moneter lainnya.

Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi untuk bank komersial (termasuk

BPR) dan pendekatan pengeluaran untuk bank sentral (Bank Indonesia). Output atas dasar harga berlaku

dari usaha bank komersial adalah jumlah penerimaan atas jasa pelayanan bank yang diberikan kepada

pemakainya, seper� biaya administrasi atas transaksi dengan bank, dan imputasi jasa implisit bank yang

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 40

diukur dengan menggunakan metode FISIM, juga pendapatan lainnya yang diperoleh karena melakukan

kegiatan pendukung, seper�: mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga.

Output bank sentral (Bank Indonesia) dihitung adalah jumlah atas biaya-biaya yang dikeluarkan,

termasuk konsumsi antara, pengeluaran untuk upah/gaji pegawai, pajak, dan penyusutan. Sedangkan

output KSP, BMT dan jasa moneter lainnya diperoleh dengan mengalikan rata-rata pendapatan usaha

dengan masing-masing jumlah usahanya. Penghitungan NTB atas dasar harga konstan 2010 dilakukan

dengan menggunakan metode deflasi dan sebagai deflatornya adalah IHK umum dan indeks implisit

PDRB tanpa jasa perantara keuangan. Data output dan NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank

Indonesia.

2.11.2 Asuransi dan Dana Pensiun

Asuransi dan dana pensiun mencakup penjaminan tunjangan hari tua serta polis asuransi, di-

mana premi tersebut diinvestasikan untuk digunakan terhadap klaim yang akan datang.

Asuransi dan Reasuransi

Asuransi dan reasuransi adalah salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang usaha

pokoknya menanggung resiko-resiko atas terjadinya musibah/kecelakaan terhadap barang atau orang,

termasuk tunjangan hari tua. Pihak tertanggung dapat menerima biaya atas hancur/rusaknya barang

atau karena terjadinya kema�an pihak tertanggung. Sub-lapangan usaha ini mencakup kegiatan asur-

ansi jiwa, asuransi non jiwa dan reasuransi, baik konvensional maupun dengan prinsip syariah. Output

dari kegiatan asuransi dan reasuransi merupakan penjumlahan dari hasil underwri�ng, hasil investasi,

dan pendapatan lainnya.

Dana Pensiun

Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola program yang menjanjikan manfaat pensiun.

Manfaat pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara berkala atau sekaligus pada masa

pensiun sebagai santunan hari tua/uang pension. Dana pensiun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Dana

Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Output dari kegiatan dana pensiun meru-

pakan hasil pengolahan laporan keuangan kegiatan tersebut.

Metode es�masi yang digunakan dalam menghitung output asuransi dan dana pensiun atas

dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari hasil pengolahan laporan keuangan. Se-

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

41 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

dangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana In-

deks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. NTB baik atas dasar harga berlaku

maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.

Sumber data berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Subdirektorat Sta�s�k Keuangan BPS.

Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Sta�s�k Harga Konsumen BPS.

2.11.3 Jasa Keuangan Lainnya

Jasa keuangan lainnya melipu� kegiatan jasa keuangan yang mencakup kegiatan leasing,

kegiatan pemberian pinjaman oleh lembaga yang �dak tercakup dalam perantara keuangan, serta

kegiatan pendistribusian dana bukan dalam bentuk pinjaman. Subkategori ini mencakup kegiatan sewa

guna usaha dengan hak opsi, pegadaian, pembiayaan konsumen, pembiayaan kartu kredit, modal ven-

tura, anjak piutang, dan jasa keuangan lainnya.

Pegadaian

Pegadaian mencakup usaha penyediaan fasilitas pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum

gadai. Kredit atau pinjaman yang diberikan didasarkan pada nilai jaminan barang bergerak yang

diserahkan, dengan �dak memperha�kan penggunaan dana pinjaman yang diberikan.

Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan mencakup kegiatan sewa guna usaha dengan hak opsi, pembiayaan kon-

sumen, pembiayaan kartu kredit, pembiayaan anjak piutang, dan pembiayaan leasing lainnya. Sewa guna

usaha dengan hak opsi mencakup kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk finance lease untuk

digunakan oleh penyewa (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

Pembiayaan konsumen mencakup usaha pembiayaan melalui pengadaan barang dan jasa berdasarkan

kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala. Pembiayaan kartu kredit

mencakup usaha pembiayaan dalam transaksi pembelian barang dan jasa para pemegang kartu kredit.

Pembiayaan anjak piutang mencakup usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan

piutang suatu perusahaan.

Modal Ventura

Modal ventura mencakup kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu

perusahaan pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu.

Metode es�masi yang digunakan dalam menghitung output jasa keuangan lainnya adalah pen-

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 42

dekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan-

perusahaan. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode

deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. NTB baik atas dasar

harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.

Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan jasa keuangan lainnya diperoleh dari Otoritas

Jasa Keuangan (OJK), PT Pegadaian, perusahaan-perusahaan pembiayaan dan Subdirektorat Sta�s�k

Keuangan BPS RI. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Sta�s�k Harga Konsumen

BPS RI.

2.11.4 Jasa Penunjang Keuangan

Jasa penunjang keuangan melipu� kegiatan yang menyediakan jasa yang berhubungan erat

dengan ak�vitas jasa keuangan, asuransi, dan dana pensiun. Sub-lapangan usaha ini mencakup kegiatan

administrasi pasar uang (bursa efek), manager investasi, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga

penyimpanan dan penyelesaian, wali amanat, jasa penukaran mata uang, jasa broker asuransi dan reas-

uransi, dan kegiatan penunjang jasa keuangan, asuransi dan dana pensiun lainnya.

Administrasi Pasar Uang (Bursa Efek)

Administrasi pasar uang (bursa efek) mencakup usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan

sistem dan sarana perdagangan efek. Kegiatannya mencakup operasi dan pengawasan pasar uang, sep-

er� bursa kontrak komoditas, bursa surat berharga, serta bursa saham.

Manager Investasi

Manager investasi mencakup usaha mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau

mengelola portofolio investasi kolek�f untuk sekelompok nasabah.

Lembaga Kliring dan Penjaminan

Lembaga kliring dan penjaminan mencakup usaha menyelenggarakan jasa kliring dan penja-

minan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien.

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

Lembaga penyimpanan dan penyelesaian mencakup usaha menyelenggarakan kustodian sentral

bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain, serta penyelesaian transaksi bursa yang teratur,

wajar, dan efisien.

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

43 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Wali Amanat

Wali amanat (trustee) mencakup kegiatan usaha pihak yang dipercayakan untuk mewakili

kepen�ngan seluruh pemegang obligasi.

Jasa Penukaran Mata Uang

Jasa penukaran mata uang (money changer) mencakup usaha jasa penukaran berbagai jenis ma-

ta uang, termasuk pelayanan penjualan mata uang.

Jasa Broker Asuransi dan Reasuransi

Jasa broker asuransi dan reasuransi mencakup usaha yang memberikan jasa dalam rangka

pelaksanaan penutupan objek asuransi milik tertanggung kepada perusahaan-perusahaan asuransi dan

reasuransi sebagai penanggung.

Metode es�masi yang digunakan dalam menghitung output jasa penunjang keuangan atas da-

sar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan

laporan keuangan perusahaan-perusahaan. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh

dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai

deflator. NTB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil

perkalian output dan rasio NTB.

Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan

Subdirektorat Sta�s�k Keuangan BPS RI. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Bidang Sta�s�k Dis-

tribusi BPS Sulawesi Utara.

2.12 Real Estat

Kategori ini melipu� kegiatan persewaan, agen dan atau perantara dalam penjualan atau pem-

belian real estat serta penyediaan jasa real estat lainnya bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik

orang lain yang dilakukan atas dasar balas jasa kontrak. Kategori ini juga mencakup kegiatan pem-

bangunan gedung, pemeliharaan atau penyewaan bangunan. Real estat adalah proper� berupa tanah

dan bangunan.

Output untuk persewaan bangunan tempat �nggal diperoleh dari perkalian antara pengeluaran

konsumsi rumah tangga perkapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas,

perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 44

Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat �nggal diperoleh dari perkalian antara

luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per m2. NTB diperoleh dari hasil perkalian

antara rasio NTB dengan outputnya. NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan

metode ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya indeks luas bangunan.

Sumber data usaha persewaan bangunan tempat �nggal diperoleh berdasarkan hasil Susenas dan

Sensus Penduduk, BPS (imputasi sewa rumah). Sedangkan data produksi usaha persewaan bangunan

bukan tempat �nggal diperoleh dari Survei Khusus Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Sula-

wesi Utara. Struktur input pada usaha persewaan bangunan tempat �nggal dan bangunan bukan tempat

�nggal diperoleh dari hasil Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ), BPS.

2.13 Jasa Perusahaan

Kategori jasa perusahaan merupakan gabungan dari 2 (dua) kategori, yakni kategori M dan kate-

gori N. Kategori M mencakup kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan teknik yang membutuhkan

�ngkat pela�han yang �nggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus yang tersedia

untuk pengguna. Kegiatan yang termasuk kategori M antara lain: jasa hukum dan akuntansi, jasa arsi-

tektur dan teknik sipil, peneli�an dan pengembangan ilmu pengetahuan, periklanan dan peneli�an

pasar, serta jasa professional, ilmiah dan teknis lainnya. Kategori N mencakup berbagai kegiatan yang

mendukung operasional usaha secara umum. Kegiatan yang termasuk kategori N antara lain: jasa per-

sewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyeleng-

garaan tur dan jasa reservasi lainnya, jasa keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung dan per-

tamanan, jasa administrasi kantor, serta jasa penunjang kantor dan jasa penunjang usaha lainnya.

Jasa Hukum

Jasa hukum mencakup usaha jasa pengacara/penasihat hukum, notaris, lembaga bantuan

hukum, serta jasa hukum lainnya.

Jasa Akuntansi, Pembukuan dan Pemeriksa

Jasa akuntansi, pembukuan dan pemeriksaan mencakup usaha jasa pembukuan, penyusunan,

dan analisis laporan keuangan, persiapan atau pemeriksaan laporan keuangan dan pengujian laporan

serta ser�fikasi keakuratannya. Termasuk juga jasa konsultasi perpajakan.

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

45 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Jasa Arsitek dan Teknik Sipil Serta Konsultasi Teknis Lainnya

Jasa arsitek dan teknik sipil serta konsultasi teknis mencakup usaha jasa konsultasi arsitek, seper-

� jasa arsitektur perancangan gedung dan dra�ing, jasa arsitektur perencanaan perkotaan, jasa arsi-

tektur pemugaran bangunan bersejarah, serta jasa inspeksi gedung atau bangunan.

Jasa Periklanan

Jasa periklanan mencakup usaha jasa bantuan penasihat, krea�f, produksi bahan periklanan,

perencanaan dan pembelian media. Termasuk juga kegiatan menciptakan dan menempatkan iklan di

surat kabar, majalah/tabloid, radio, televisi, internet, dan media lainnya.

Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Mesin dan Peralatan Konstruksi dan Teknik

Sipil

Jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik

sipil mencakup usaha jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan kon-

struksi dan teknik sipil termasuk perlengkapannya tanpa operatornya.

Jasa Penyaluran Tenaga Kerja

Jasa penyaluran tenaga kerja mencakup usaha jasa penampungan dan penyaluran para tuna kar-

ya yang siap pakai, seper� agen penyalur jasa tenaga kerja Indonesia, agen penyalur pembantu rumah

tangga, dan lainnya.

Jasa Kebersihan Umum Bangunan

Jasa kebersihan umum bangunan mencakup usaha jasa kebersihan bermacam jenis gedung, sep-

er� gedung perkantoran, pabrik, pertokoan, balai pertemuan, dan gedung sekolah.

Metode es�masi yang digunakan dalam menghitung output kategori jasa perusahaan atas da-

sar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah

tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. Sedangkan output atas dasar harga konstan

diperoleh dengan menggunakan metode revaluasi. NTB baik atas dasar harga berlaku maupun atas

dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.

Sumber data berupa jumlah tenaga kerja diperoleh dari Direktorat Sta�s�k Kependudukan dan

Ketenagakerjaan BPS RI. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sula-

wesi Utara.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 46

2.14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Kategori ini mencakup kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh ad-

ministrasi pemerintahan. Kategori ini juga mencakup perundang-undangan dan penterjemahan

hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya, seper� halnya administrasi pro-

gram berdasarkan peraturan perundang-undangan, kegiatan legisla�f, perpajakan, pertahanan nega-

ra, keamanan dan keselamatan negara, pelayanan imigrasi, hubungan luar negeri dan administrasi

program pemerintah, serta jaminan sosial wajib. Kegiatan yang diklasifikasikan di kategori lain dalam

KBLI �dak termasuk pada kategori ini, meskipun dilakukan oleh Badan pemerintahan. Sebagai contoh

administrasi sistem sekolah, (peraturan, pemeriksaan, dan kurikulum) termasuk pada kategori ini,

tetapi pengajaran itu sendiri masuk kategori Pendidikan (P) dan rumah sakit penjara atau militer

diklasifikasikan pada kategori Q.

NTB administrasi pemerintahan atas dasar harga berlaku merupakan penjumlahan seluruh belanja

pegawai dari kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan serta jasa pemerintahan lainnya

ditambah dengan penyusutan. Perkiraan NTB atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan cara

ekstrapolasi. Dan indeks ter�mbang jumlah pegawai negeri sipil menurut golongan kepangkatan sebagai

ekstrapolatornya.

Data bersumber dari Realisasi APBN Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan;

Realisasi anggaran belanja ru�n dan belanja pembangunan; Sta�s�k Keuangan Pemerintah daerah (K1,

K2, K3), BPS; Realisasi APBD, Biro Keuangan Pemerintah Daerah; Jumlah pegawai negeri sipil, Badan

Kepegawaian Negara (BKN) Regional.

2.15 Jasa Pendidikan

Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai �ngkatan dan untuk berbagai peker-

jaan, baik secara lisan atau tertulis seper� halnya dengan berbagai cara komunikasi. Kategori ini juga

mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran yang terutama mengenai kegiatan

olahraga, hiburan dan penunjang pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui

penyiaran radio dan televisi, internet dan surat menyurat. Tingkat pendidikan dikelompokan seper�

kegiatan pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan �nggi dan pendidikan lain, mencakup juga

jasa penunjang pendidikan dan pendidikan anak usia dini.

Penghitungan NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga berlaku menggunakan pendeka-

tan pengeluaran, dan untuk Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan Pendekatan Produksi.

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

47 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Untuk NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan Pendekatan

Deflasi, sedangkan Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan revaluasi.

Data diperoleh dari Realisasi APBN/APBD; Dinas Pendidikan Nasional; Kementerian Agama;

Berbagai Survei Khusus yang dilakukan Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Sulawesi Utara;

Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara.

2.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas

cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terla�h di rumah

sakit dan fasilitas kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan �ngkatan

kegiatan pelayanan kesehatan sampai kegiatan sosial yang �dak melibatkan tenaga kesehatan

profesional. Kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencakup: jasa rumah sakit; jasa

klinik; jasa rumah sakit lainnya; prak�k dokter; jasa pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh

paramedis; jasa pelayanan kesehatan tradisional; jasa pelayanan pnunjang kesehatan; jasa angkutan

khusus pengangkutan orang sakit (Medical Evacua�on); jasa kesehatan hewan; jasa kegiatan sosial.

Metode penghitungan untuk jasa pemerintah atas dasar harga berlaku menggunakan

pendekatan pengeluaran, sedangkan swasta menggunakan pendekatan produksi. NTB jasa kesehatan

dan kegiatan sosial pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan pendekatan deflasi,

sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial swasta menggunakan pendekatan revaluasi.

Data diperoleh dari Realisasi APBN/APBD; Dinas Kesehatan Kabupaten; Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas); Berbagai Survei Khusus yang dilakukan Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k

BPS Provinsi Sulawesi Utara; Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara.

2.17 Jasa Lainnya

Kategori jasa lainnya merupakan gabungan 4 kategori pada KBLI 2009. Kategori ini mempunyai

kegiatan yang cukup luas yang melipu�: kesenian, hiburan, dan rekreasi; jasa reparasi komputer dan ba-

rang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga; jasa perorangan yang melayani rumah tangga;

kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan sendiri untuk memen-

uhi kebutuhan; jasa swasta lainnya termasuk kegiatan badan internasional, seper� PBB dan perwakilan

PBB, Badan Regional, IMF, OECD, dan lain-lain.

Kesenian, Hiburan dan Rekreasi

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 48

Jasa kesenian, hiburan dan rekreasi berkategori R di dalam KBLI 2009 melipu� kegiatan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat umum akan hiburan, kesenian, dan krea�vitas, termasuk per-

pustakaan, arsip, museum, kegiatan kebudayaan lainnya, kegiatan perjudian dan pertaruhan, serta

kegiatan olahraga dan rekreasi lainnya.

Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan menggunakan metode pendekatan produksi,

yaitu output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga. Output

panggung hiburan/kesenian dihitung berdasarkan pajak tontonan yang diterima pemerintah. Output

untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah

perusahaan dan jumlah tenaga kerja masing-masing dengan rata-rata output per indikatornya. NTB atas

dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan output

dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi/ekstrapolasi dengan deflator/

ekstrapolatornya adalah IHK rekreasi dan olahraga/ indeks indikator produksi yang sesuai.

Sumber data produksi jasa kesenian, hiburan dan rekreasi diperoleh dari beberapa sumber, yaitu

Dinas Pariwisata, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), dan data penunjang intern BPS

(Ketenagakerjaan, Susenas, Sensus Ekonomi, Sta�s�k Harga Konsumen, dan Survei-survei Khusus yang

Dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Sulawesi Utara).

Kegiatan Jasa Lainnya

Kegiatan ini berkategori S yang mencakup kegiatan dari keanggotaan organisasi, jasa reparasi

komputer dan barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga, serta berbagai kegiatan jasa

perorangan lainnya.

Output atas dasar harga berlaku untuk Jasa Lainnya diperoleh dari perkalian antara masing-

masing jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. NTB atas dasar harga berlaku di-

peroleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan untuk memperoleh output dan

NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dimana deflatornya adalah IHK Umum.

Sumber data yang diperlukan berasal dari data penunjang intern BPS (Sensus Ekonomi, Subdit

Sta�s�k Demografi, Susenas, Sta�s�k Harga Konsumen).

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan yang Menghasilkan Barang dan Jasa oleh Ru-

mah Tangga yang Digunakan Sendiri untuk Memenuhi Kebutuhan

Kegiatan ini berkategori T mencakup kegiatan yang memanfaatkan jasa perorangan untuk melaya-

Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n

49 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

ni rumah tangga yang didalamnya termauk jasa pekerja domes�k (pembantu rumah tangga, satpam,

tukang kebun, supir, dan sejenisnya), dan kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tang-

ga yang digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan (didalamnya termasuk kegiatan pertanian, in-

dustri, penggalian, konstruksi, dan pengadaan air).

Output atas dasar harga berlaku untuk jasa perorangan yang melayani rumah tangga/ jasa

pekerja domes�k (pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir, dan sejenisnya) diperoleh dari

perkalian antara pengeluaran perkapita untuk jasa pekerja domes�k dengan jumlah penduduk perten-

gahan tahun, sedangkan NTB-nya sama dengan output yang dihasilkan karena konsumsi antara pekerja

jasa domes�k merupakan pengeluaran konsumsi rumah tangga majikan. Untuk kegiatan yang

menghasilkan barang oleh rumah tangga yang digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan,

(pertanian, industri, konstruksi, penggalian) output dan NTB berlaku diperoleh dengan hasil survei in-

tern BPS (SKTIR). Sedangkan output pengadaan air diperoleh dengan pendekatan rumah tangga yang

menggunakan pompa dan sumur, baik sumur terlindung maupun �dak terlindung. Sementara itu, out-

put dan NTB atas dasar harga konstan, baik untuk kegiatan pekerja domes�k maupun kegiatan

menghasilkan barang dan jasa untuk digunakan sendiri oleh rumah tangga diperoleh dengan

menggunakan metode deflasi dengan deflatornya laju IHK umum.

Sumber data subkategori ini diperoleh dari intern BPS, yaitu, Susenas, Sensus Penduduk, Subdit

PEK (Publikasi Sta�s�k Air Bersih), dan Survei Khusus yang dilakukan Bidang Neraca Wilayah dan Analisis

Sta�s�k BPS Sulawesi Utara.

Kegiatan Badan Internasional dan Ekstra Internasional Lainnya

Kategori U yang mencakup kegiatan badan internasional, seper� PBB dan perwakilannya, Badan

Regional dan lain-lain, termasuk The Internasional Moneter Fund, The World Bank, The World Customs

Organiza�on (WHO), The Organiza�on for Economic Co-opera�on and Development (OECD), The Organ-

iza�on of Petroleum Expor�ng Countries (OPEC) dan lain-lain.

Output dan NTB berlaku diperoleh dengan pendekatan biaya yang didapatkan dari laporan keu-

angan badan internasional dan ekstra internasional lainnya. Sementara, untuk output konstan diperoleh

dengan metode deflasi dengan deflator laju IHK umum.

Sumber data diperoleh dari laporan keuangan badan internasional dan ekstra internasional

lainnya yang berkantor pusat di Indonesia dan Sta�s�k Harga Konsumen.

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 52

Halaman ini sengaja dikosongkan

53 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

3.1 Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB)

Perkembangan kegiatan ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara berdampak pada

peningkatan nilai PDRB di kabupaten ini. Pada tahun 2012 nilai PDRB atas dasar harga berlaku adalah

1,20 triliun rupiah, dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 1,09 triliun rupiah. Berdasarkan harga

berlaku nilai PDRB tersebut meningkat menjadi 1,92 triliun rupiah pada tahun 2016. Sementara itu,

PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 yang secara umum menggambarkan dinamika produksi

seluruh ak�fitas perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, pada tahun 2016 mencapai

1,40 trilliun rupiah. Nilai tersebut lebih �nggi 6,17 persen dibanding tahun sebelumnya yang bernilai

1,32 trilliun rupiah. Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga berlaku maupun harga konstan dari

tahun 2012-2016 terlihat pada grafik berikut.

Perbedaan pada nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan adalah pada

faktor harga. PDRB atas dasar harga konstan dinilai menggunakan harga tahun dasar 2010. Semakin

Gambar 3.1. PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012-2016 (Triliun Rupiah)

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 54

besar inflasi/perubahan harga mengakibatkan semakin besar selisih dari nilai PDRB atas dasar harga

berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK).

3.2 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh potensinya baik potensi sumber daya

alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Salah satu indikator yang sering

digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah konstribusi lapangan usaha

dalam pembentukan PDRB secara keseluruhan.

Kontribusi lapangan usaha memberikan informasi tentang komposisi per kategori yang memberi

andil pada perekonomian daerah secara keseluruhan. Kontribusi suatu lapangan usaha dapat meningkat

secara nominal, namun menurun secara persentase. Oleh sebab itu, untuk keperluan analisis, angka

persentase distribusi lapangan usaha menjadi lebih pen�ng. Semakin besar persentase distribusi suatu

Ba b 3 . T injaua n Ek onomi Ka bu paten Bolaa ng Mongondow Utara

Gambar 3.2. Struktur Perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Tahun 2012─2016

55 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

lapangan usaha dalam pembentukan PDRB, maka akan semakin besar pula pengaruh lapangan usaha

tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Di samping itu, distribusi persentase dapat

memperlihatkan kontribusi nilai tambah se�ap lapangan usaha dalam pembentukan PDRB sehingga

akan tampak kategori-kategori lapangan usaha yang menjadi pemicu pertumbuhan (andalan) di wilayah

yang bersangkutan. Lebih jauh lagi, distribusi persentase juga bisa memperlihatkan ada �daknya

pergeseran struktur perekonomian daerah.

Kategori pertanian, kehutanan dan perikanan dari tahun 2012-2015 peranannya terus

menunjukkan penurunan, meskipun kategori pertanian, kehutanan dan perikanan masih menjadi

kategori dengan peranan terbesar. Kategori konstruksi dan kategori transportasi dan pergudangan dan

selama kurun waktu lima tahun terakhir cenderung menunjukkan tren yang semakin meningkat.

Dalam rangka melihat dominasi dan melihat ada �daknya transformasi struktur ekonomi, tujuh

belas kategori lapangan usaha ini dikelompokkan menjadi 3 (�ga) kelompok yaitu:

1. Lapangan Usaha Primer: Lapangan usaha yang �dak mengolah bahan baku, melainkan hanya

mendayagunakan sumber-sumber alam seper� tanah dan segala yang terkandung di dalamnya.

Kategori lapangan usaha ini melipu� kategori pertanian, kehutanan dan perikanan serta

kategori pertambangan dan penggalian.

2. Lapangan Usaha Sekunder: Lapangan usaha yang mengolah bahan baku baik dari lapangan usaha

primer maupun lapangan usaha sekunder itu sendiri, menjadi barang lain yang lebih �nggi

nilainya. Kategori lapangan usaha ini melipu� kategori industri pengolahan; kategori pengadaan

listrik dan gas, kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; serta

kategori konstruksi.

3. Lapangan Usaha Tersier: Lapangan usaha yang produksinya bukan dalam bentuk fisik, melainkan

dalam bentuk jasa. Dalam klasifikasi PDRB yang terbaru lapangan usaha tersier terbagi menjadi

11 lapangan usaha. Kategori lapangan usaha ini melipu� kategori perdagangan besar dan ece-

ran; reparasi mobil dan sepeda motor; kategori transportasi dan pergudangan, kategori penye-

diaan akomodasi dan makan minum; kategori informasi dan komunikasi; kategori jasa keuangan

dan asuransi; kategori real estat; kategori jasa perusahaan; kategori administrasi pemerintahan,

pertahanan dan jaminan sosial wajib; kategori jasa pendidikan; kategori jasa kesehatan dan

kegiatan sosial serta kategori jasa lainnya.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 56

Gambar 3.3 menyajikan kontribusi berdasarkan 3 lapangan usaha utama primer, sekunder dan

tersier. Dari gambar tersebut terlihat bahwa lapangan usaha primer masih mendominasi dalam

penciptaan nilai tambah di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama periode 2012-2016. Lapangan

usaha primer mendominasi lebih dari 50 persen atau lebih separuh total nilai tambah ekonomi Kabupat-

en Bolaang Mongondow Utara. Namun, dominasi tersebut semakin menurun khususnya dalam lima

tahun terakhir. Sebaliknya, lapangan usaha tersier dan sekunder terus mengalami peningkatan

kontribusi khususnya selama periode 2012-2016. Lapangan usaha primer mengalami penurunan share

dari 60,81 persen di tahun 2012 menurun hingga menjadi 58,33 persen di tahun 2015 kemudian menjadi

58,26 persen di tahun 2016. hal ini disebabkan meningkatnya produksi di sektor pertanian setelah “el

nino” dan peningkatan produksi pada sektor pertambangan dan penggalian. Pada lapangan usaha

sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi dari 16,56 persen di tahun 2012 menjadi 17,61 persen

di tahun 2016. Sedangkan share kontribusi lapangan usaha tersier meningkat dari 22,64 persen di tahun

2012 menjadi 24,12 persen di tahun 2016.

3.3 Pertumbuhan Ekonomi

Kemajuan pembangunan baik di �ngkat nasional maupun daerah senan�asa berorientasi pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu strategi pen�ng dalam rangka proses pembangunan

adalah berupaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dengan memacu pertumbuhan sektor-

sektor dominan. Hal ini dilakukan dengan asumsi “proses perembesan ke bawah (trickle down effect)”

akan terjadi, sehingga kesejahteraan masyarakat dengan sendirinya akan tercapai. Kemajuan ekonomi

secara makro seringkali banyak dilihat dari besaran Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB) dan laju

Ba b 3 . T injaua n Ek onomi Ka bu paten Bolaa ng Mongondow Utara

Gambar 3.3. Struktur Perekonomian Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha Primer, Sekunder dan Tersier Tahun 2012 – 2016

57 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

pertumbuhan ekonominya. Secara konsepsi, PDRB menggambarkan seberapa besar proses kegiatan

ekonomi (�ngkat produk�vitas ekonomi) di suatu wilayah, yang dihitung sebagai akumulasi dari

pencapaian nilai transaksi dari berbagai sektor ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,

PDRB merupakan gambaran nyata hasil ak�vitas pelaku ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa.

Indikator ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi perkembangan ekonomi dan sebagai landasan

penyusunan perencanaan pembangunan ekonomi.

Perhitungan pertumbuhan ekonomi mengalami perubahan tahun dasar, yang sebelumnya

dihitung menggunakan tahun dasar 2000 dan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) 1990 sekarang

sudah menggunakan tahun dasar 2010 dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) 2009.

Gambar 3.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012– 2016

Perekonomian Bolaang Mongondow Utara dari tahun ke tahun selalu menunjukkan

pertumbuhan yang posi�f, dan pada tahun 2016 perekonomian Bolaang Mongondow Utara tumbuh

sebesar 6,17 persen dimana hampir seluruh lapangan usaha mencatatkan pertumbuhan yang posi�f.

Adapun lima kategori lapangan usaha dengan pertumbuhan ter�nggi diantaranya kategori Jasa

Keuangan dan Asuransi yang tumbuh sebesar 26,00 persen, kategori Pengadaan Listrik dan Gas sebesar

14,78 persen, kategori Konstruksi 11,18 persen, kategori Administrasi Pemerinahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh sebesar 7,73 persen serta kategori Pertambangan dan Penggalian

sebesar 7,65 persen.

Besarnya sumbangan masing-masing kategori lapangan usaha dalam menciptakan laju pertum-

buhan ekonomi selama tahun 2016 menarik pula dicerma�. Lapangan usaha yang nilai nominal PDRB

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 58

atas dasar harga konstannya besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi laju pertumbuhan

ekonomi, walaupun laju pertumbuhan lapangan usaha tersebut bukan yang terbesar.

Kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan misalnya, walaupun bukan merupakan kategori

yang mengalami pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 3,49 persen, namun mampu memberikan

kontribusi laju pertumbuhan terbesar ke�ga yaitu 1,63 persen terhadap total pertumbuhan.

Tabel 3.1. Kontribusi, Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan Sumber Pertumbuhan

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016

Sebaliknya kategori Jasa Keuangan dan Asuransi walaupun laju pertumbuhannya paling �nggi,

yaitu sebesar 26,00 persen, namun kontribusi yang diberikan terhadap laju pertumbuhan hanya sekitar

0,22 persen. Penyumbang terbesar terhadap laju pertumbuhan ekonomi tahun 2016 adalah kategori

konstruksi sebesar 1,64 persen, kategori Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebesar 1,63 persen, kate-

Lapangan Usaha Kontribusi

Laju

Pertumbuhan

Ekonomi

Sumber

Pertumbuhan

Ekonomi

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 47,11 3,49 1,63

B. Pertambangan dan Penggalian 11,15 7,63 0,84

C. Industri Pengolahan 3,15 3,29 0,11

D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,04 14,78 0,01

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,28 3,19 0,01

F. Konstruksi 14,14 11,18 1,64

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 10,68 7,54 0,85

H. Transportasi dan Pergudangan 1,35 6,12 0,07

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,29 5,36 0,02

J. Informasi dan Komunikasi 0,51 4,87 0,03

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,93 26,00 0,22

L. Real Estat 2,90 8,53 0,26

M,N Jasa Perusahaan 0,01 6,77 0,00

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,37 7,73 0,24

P Jasa Pendidikan 2,40 6,88 0,14

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,95 6,68 0,07

R, S, T, U Jasa lainnya 0,71 6,55 0,04

Produk Domes�k Regional Bruto 100,00 6,17 6.17

Ba b 3 . T injaua n Ek onomi Ka bu paten Bolaa ng Mongondow Utara

59 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

gori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda sebesar 0,85 persen kategori Per-

tambangan dan Penggalian sebesar 0,84 persen dan kategori Real Estate sebesar 0,26 persen.

3.4 PDRB Perkapita

PDRB perkapita adalah ukuran produk�vitas dari faktor-faktor produksi dalam suatu wilayah

untuk melakukan transformasi berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya

finansial dalam proses produksi sehingga dapat menghasilkan sejumlah pendapatan dimana pendapatan

tersebut belum tentu seluruhnya diterima dan dinikma� masyarakat suatu wilayah tersebut.

PDRB perkapita secara kasar dapat digunakan sebagai proxy indikator pendapatan perkapita

yang mencerminkan pendapatan rata-rata se�ap individu di suatu wilayah sekaligus merupakan salah

satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan �ngkat kemakmuran masyarakat secara

makro. Semakin �nggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah, maka dalam kacamata

ekonomi, �ngkat kesejahteraan penduduk di wilayah tersebut dapat dikatakan bertambah baik. Angka

PDRB per kapita ini dapat diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan

tahun.

Gambar 3.5. PDRB Perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2016

Perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama 5 (lima) tahun

terakhir seper� yang terlihat dalam Gambar 3.5 menunjukkan pertumbuhan yang cukup �nggi. PDRB

perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku tumbuh sekitar 9 sampai 11

persen per tahun pada periode 2012 - 2016 yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan yang terus

menerus �ap tahun dari 16,39 juta rupiah di tahun 2012 menjadi 24,86 juta rupiah di tahun 2016.

Sementara jika dilihat berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan, yang memper�mbangkan

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 60

laju inflasi, pertumbuhan PDRB perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama 5 tahun

terakhir rela�f lebih lambat, yaitu hanya sebesar 3 sampai 5 persen. Pada tahun 2012, PDRB per kapita

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara masih sebesar 14,92 juta rupiah, kemudian meningkat perlahan

menjadi 18,11 juta rupiah pada tahun 2016.

Kondisi tersebut menjelaskan bahwa walaupun secara nominal PDRB perkapita mengalami

peningkatan yang cukup �nggi, namun secara riil, PDRB perkapita �dak mengalami perubahan yang

signifikan selama periode 2012-2016. Namun demikian, secara umum pertumbuhan perekonomian

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan penduduk

yang hanya berkisar 1 sampai 2 persen di periode yang sama.

3.5 Indeks Harga Implisit

Indikator lain yang bisa dijelaskan dalam analisis PDRB adalah pertumbuhan indeks harga implisit

Produk Domes�k Regional Bruto. Indeks harga implisit dipergunakan sebagai indikator untuk melihat

kenaikan harga secara umum akibat nilai tambah barang dan jasa yang diciptakan oleh faktor produksi.

Dengan kata lain, pertumbuhan Indeks harga implisit merupakan indikator kenaikan harga di �ngkat

produsen dalam hal ini disebut inflasi PDRB.

Tabel 3.2. Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012-2016

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa perkembangan inflasi PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara selama periode 2012-2016 cenderung meningkat dengan inflasi PDRB berada pada kisaran 4

hingga 6 persen. Pada tahun 2016, inflasi PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 5,31 persen,

menurun dari tahun 2015 dimana inflasi PDRB mencapai 5,38 persen.

Ba b 3 . T injaua n Ek onomi Ka bu paten Bolaa ng Mongondow Utara

Tahun Indeks Harga Implisit Inflasi PDRB

2012 109,86 4,54

2013 116,33 5,89

2014 123,68 6,32

2015 130,33 5,38

2016 137,25 5,31

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 62

Halaman ini sengaja dikosongkan

63 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17

kategori lapangan usaha dan dirinci lagi menjadi 54 subkategori. Pemecahan menjadi subkategori ini

disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009. Perkembangan se�ap

lapangan usaha diuraikan di bawah ini.

4.1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kategori ini mencakup subkategori pertanian, kehutanan dan perikanan yang terdiri atas

tanaman pangan, tanaman hor�kultura, tanaman perkebunan, peternakan, dan jasa pertanian dan

perburuan, subkategori usaha kehutanan dan penebangan kayu, dan subkategori perikanan. Kategori ini

masih menjadi tumpuan dan harapan dalam penyerapan tenaga kerja.

Nilai tambah bruto yang tercipta dari kategori pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2016

mencapai 906,30 rupiah menurut harga berlaku dan 637,18 miliar rupiah menurut harga konstan 2010.

Kontribusi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan share terbesar dalam

perekonomian Bolaang Mongondow Utara meskipun pada tahun 2015 mengalami sedikit penurunan

yaitu sebesar 47,11 persen dibanding kontribusi pada tahun 2015 yang sebesar 47,31 persen. Dengan

capaian tersebut maka kategori pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami pertumbuhan sebesar

3,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 2,24 persen.

Kinerja kategori pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami pertumbuhan yang cukup bagus

dibandingkan tahun lalu, subkategori Tanaman Pangan yang tumbuh nega�f di tahun 2015 sebagai aki-

bat dari kemarau atau “el nino”, kini tumbuh 3,46 persen pada tahun 2016 dengan kontribusi terhadap

PDRB sebesar 12,18 persen. Komodi� terbesar pada sub sektor tanaman pangan seper� padi dan jagung

mengalami peningkatan produksi dibandingkan tahun sebelumnya.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 64

Gambar 4.1. Pertumbuhan Subkategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Tahun 2012-2016 (persen)

Subkategori tanaman hor�kultura baik semusim maupun tahunan mengalami pertumbuhan

masing-masing 4,38 dan 6,19 persen dengan sumbangan total subkategori tanaman hor�kultura

terhadap total nilai PDRB pada tahun 2016 mencapai 6,90 persen.

Pada tahun 2016, subkategori peternakan mengalami pertumbuhan yang mencapai 6,06 persen

dengan kontribusi yang rela�f kecil terhadap total nilai PDRB yaitu hanya sebesar 2,29 persen.

Pertumbuhan ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 5,60 persen seiring dengan

kontribusi pada tahun 2015 yaitu sebesar 2,28 persen.

Untuk Subkategori Tanaman Perkebunan, komoditas tanaman kelapa mengalami penurunan

produksi tetapi komodiitas tanaman cengkeh, kakao dan kopi mengalami peningkatan produksi sehing-

ga angka pertumbuhan sub sektor ini posi�f sebesar 2,15 persen pada tahun 2016 dengan kontribusi

sebesar 6,44 persen.

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

65 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Gambar 4.2 Kontribusi Subkategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap

PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)

Selanjutnya subkategori kehutanan dan penebangan kayu, dalam lima tahun terakhir mengalami

pertumbuhan yang kurang stabil atau berfluktuasi, pada tahun 2012 subkategori ini tumbuh sekitar 2,99

persen, 0,11 persen di tahun 2013 kemudian mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 5,77

persen di tahun 2014. Pertumbuhan nega�f juga terjadi di tahun 2015 dimana pertumbuhan subkate-

gori kehutanan dan penebangan kayu minus 2,98 persen. Pada tahun 2016 kategori ini tumbuh posi�f

sebesar 3,70 persen. Sementara itu, sumbangannya terhadap total nilai PDRB hingga tahun 2016

sebesar 8,65 persen.

Pada tahun 2016, subkategori perikanan mengalami pertumbuhan 2,16 persen sementara sum-

bangan subkategori perikanan terhadap total nilai PDRB 10,05 persen.

4.2 Pertambangan dan Penggalian

Pada saat penggunaan tahun dasar 2000, lapangan usaha pertambangan terdiri dari

pertambangan minyak dan gas, pertambangan tanpa minyak dan gas serta penggalian. Namun sejak

tahun 2016, penghitungan PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara telah menggunakan tahun

dasar 2010 dimana penghitungan untuk kategori lapangan usaha pertambangan dan penggalian terbagi

menjadi 4 subkategori yaitu pertambangan minyak, gas dan panas Bumi, pertambangan batubara dan

lignit, pertambangan bijih logam, serta pertambangan dan penggalian Lainnya. Di Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara belum ada kegiatan subkategori pertambangan minyak, gas dan panas Bumi dan

pertambangan batu bara dan lignit.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 66

Nilai tambah yang tercipta dari kategori pertambangan dan penggalian pada tahun 2016

mencapai 214,52 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 155,70 milyar rupiah atas dasar harga

konstan 2010. Pada tahun 2016, kategori ini bertumbuh sebesar 7,63 persen, melambat dibanding ta-

hun sebelumnya yang tumbuh 8,68 persen.

Gambar 4.3 Pertumbuhan Sub kategori Pertambangan dan Penggalian

Tahun 2012-2016 (persen)

Nilai tambah subkategori pertambangan bijih logam pada tahun 2016 tumbuh sebesar 5,35

persen, melambat dibandingkan tahun 2015 yang mampu tumbuh sebesar 6,00 persen. Peningkatan

produksi dari pertambangan rakyat sangat mendorong petumbuhan ekonomi khususnya disektor

pertambangan biji logam. Sementara itu subkategori usaha pertambangan dan penggalian lainnya yang

mengandalkan galian C tumbuh 7,89 persen meskipun melambat dari tahun 2015.

Gambar 4.4. Kontribusi Subkategori Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (Persen)

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

67 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Peranan kategori pertambangan dan penggalian yang merupakan sumber daya alam yang �dak

dapat diperbaharui tumbuh cukup stabil dalam 5 tahun terakhir. Pada tahun 2016 kontribusi kategori ini

terhadap total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sedikit menurun menjadi 5,99 persen

dimana tahun sebelumnya peranannya sebesar 5,21 persen. Pertambangan masih sangat potensial

untuk dikembangkan, karena berdasarkan informasi pada pada harian Kompas tahun 2013 potensi

pertambangan terbesar di Sulawesi Utara berada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yakni

sebesar 83.058 hektar.

4.3 Industri Pengolahan

Sejak tahun 2016, penghitungan PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sudah

menggunakan tahun dasar 2010 dimana lapangan usaha industri pengolahan terpecah lebih rinci

menjadi 16 sub-lapangan usahanya. Namun di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara belum ada

kegiatan industri batubara dan pengolahan minyak, industri pengolahan tembakau, industri kulit, barang

dari kulit dan alas kaki, industri karet, industri logam dasar, serta industri mesin dan perlengkapan.

Nilai tambah dari produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh kategori Industri pengolahan di

tahun 2016 sebesar 60,67 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 46,21 milyar rupiah atas dasar

harga konstan. Pada tahun 2016, kategori industri pengolahan tumbuh sebesar 3,29 persen melambat

dari tahun sebelumnya, dimana industri pengolahan tumbuh sebesar 6,33 persen. Dilihat dari kontribusi

terhadap PDRB Bolaang Mongondow Utara, di tahun 2016 kategori industri pengolahan berperan

sebesar 3,15 persen. Melambatnya pertumbuhan kategori industri pengolahan disebabkan dengan mel-

ambatnya pula pertumbuhan subkategori industri makanan dan minuman yang merupakan subkategori

dominan pada kategori ini tumbuh hanya 4,55 persen, sedikit melambat dibandingkan tahun sebe-

lumnya yang tumbuh 6,54 persen. Berkurangnya bahan baku yang merupakan komodi� perkebunan ta-

hunan dan juga perikanan berdampak pada melambatnya pertumbuhan subkategori makanan dan mi-

numan.

Subkategori industri pengolahan yang mencatatkan laju pertumbuhan terbesar adalah Industri

Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman sebesar 7,29 persen pada

tahun 2016, kemudian diiku� Industri Makanan dan Minuman oleh yaitu sebesar 4,55 persen,

kemudian diiku� Industri Teks�l dan Pakaian Jadi sebesar 4,34 persen, serta Industri Barang Galian

bukan Logam sebesar 1,47 persen. Pertumbuhan nega�ve terjadi pada Industri Kayu, Barang dari Kayu

dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya dan Industri Logam Dasar yaitu mas-

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 68

ing-masing minus 2,60 persen dan minus 2,08 persen. Kontribusi terbesar pada kategori industri pen-

golahan adalah sub kategori industri makanan dan minuman sebesar 2,18 persen terhadap Total PDRB

Bolaang Mongondow Utara. Sebaliknya Industri logam dasar dan industry Kertas dan Barang dari Kertas,

Percetakan dan Reproduksi Rekaman memberikan kontribusi yang sangat kecil dibanding subkategori

industri lainnya terhadap PDRB Bolaang Mongondow Utara.

Gambar 4.5 Pertumbuhan Subkategori Industri Pengolahan Tahun 2012-2016 (persen)

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

69 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Gambar 4.6. Kontribusi Subkategori Industri pengolahan Terhadap PDRB

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (Persen)

4.4 Pengadaan Listrik dan Gas

Kategori lapangan usaha pengadaan listrik dan gas merupakan lapangan usaha yang pen�ng bagi

suatu wilayah. Kategori ini bersifat penunjang bagi kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. Keberadaan

lapangan usaha ini sangat vital baik bagi dunia usaha maupun bagi masyarakat. Lancarnya kegiatan di

lapangan usaha ini dapat dijadikan salah satu indikator baiknya salah satu kondisi infrastruktur di suatu

wilayah, yang pada akhirnya akan memperbaiki iklim investasi dan mendorong ak�vitas produksi.

Tabel 4.1. Peranan Kategori Pengadaan Listrik dan Gas (Persen), 2012-2016

Kategori pengadaan listrik dan gas berkontribusi sebesar 0,04 persen terhadap perekonomian

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2016. Dari kontribusi tersebut, sebagian besar (83,30

persen) disumbangkan oleh subkategori ketenagalistrikan, dan sisanya 16,70 persen oleh subkategori

pengadaan gas dan produksi es.

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

(1) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Ketenagalistrikan 80,85 80,86 80,75 82,76 83,30

2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 19,15 19,14 19,25 17,24 16,70

Pengadaan Listrik dan Gas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 70

Gambar 4.7. Pertumbuhan Subkategori Pengadaan Listrik dan Gas Tahun 2012-2016 (persen)

Laju pertumbuhan ekonomi kategori ini pada tahun 2016 tercatat tumbuh sebesar 14,78 persen.

Masing-masing subkategori juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup �nggi, di mana subkategori

ketenagalistrikan tumbuh sebesar 16,51 persen dan subkategori pengadaan gas dan produksi es tumbuh

sebesar 4,09 persen.

4.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan penditribusian air

melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan

pengumpulan, penjernihan dan pengolahan air dan sungai, danau, mata air, hujan dan lainnya. Tidak

termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan pertanian. Peranan kategori ini terhadap

perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama tahun 2012-2016 rela�f �dak banyak

mengalami perubahan, berada pada kisaran 0,29 persen. Sementara itu dilihat dari laju

pertumbuhannya, kategori ini cenderung melambat selama 3 tahun terakhir, dimana pada tahun 2016

kategori ini tumbuh sebesar 3,19 persen, melambat dari tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,78

persen.

Gambar 4.8. Pertumbuhan Kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang Tahun 2012-2016 (persen)

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

71 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

4.6 Konstruksi

Nilai tambah yang tercipta dalam kategori konstruksi pada tahun 2016 adalah sebesar 271,95

milyar rupiah berdasar harga berlaku dan 215,30 milyar rupiah berdasar harga konstan 2010. Kategori

konstruksi ini menyumbang sebesar 14,14 persen terhadap total perekonomian Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara. Angka tersebut sedikit naik dibanding tahun sebelumnya (13,95 persen).

Gambar 4.9 Kontribusi Kategori Konstruksi Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara Tahun 2012-2016 (persen)

Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan kategori konstruksi Ka-

bupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2016 bertumbuh sebesar 11,18 persen, naik dari tahun

sebelumnya yang mampu tumbuh 10,08 persen. Pertumbuhan tersebut didorong oleh berbagai proyek

pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah, swasta maupun rumah tangga. Beberapa kegiatan

pembangunan pendorong pertumbuhan kategori konstruksi antara lain pembangunan, perbaikan/

pelebaran di beberapa jalan di Bolaang Mongondow Utara, Pembangunan Jembatan, terminal dan

pasar, fasilitas umum, revitalisasi dan perbaikan beberapa bangunan, serta pembangunan pertokoan,

pabrik dan tempat usaha lainnya.

Gambar 4.10 Pertumbuhan Kategori Konstruksi Tahun 2012-2016 (persen)

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 72

4.7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Selama 5 tahun terakhir, kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda

motor menyumbang nilai tambah berkisar 10 - 11 persen terhadap PDRB Bolaang Mongondow Utara.

Pada tahun 2016, kontribusi kategori ini sebesar 10,68 persen, dengan 7,99 persen (74,8 persen

terhadap kategori) disumbangkan oleh subkategori perdagangan besar dan eceran, sedangkan sisanya

2,70 persen (25,2 persen terhadap kategori) disumbangkan oleh subkategori perdagangan mobil,

sepeda motor dan reparasinya.

Gambar 4.11 Kontribusi Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)

Kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor pada tahun 2016 tum-

buh 7,54 persen, melambat dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 12,77 persen. Pertumbuhan �ng-

gi kategori ini digerakkan oleh subkategori perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda mo-

tor yang tumbuh sebesar 8,07 persen, sedangkan subkategori perdagangan mobil, sepeda motor dan

reparasinya tumbuh 5,73 persen. Beberapa catatan yang dapat menjelaskan mengenai �ngginya per-

tumbuhan kategori ini pada tahun 2016 adalah menguatnya ak�vitas perdagangan eceran. Penguatan

ak�vitas perdagangan tersebut terindikasi dari berkembang dan bertambahnya secara masiv per-

belanjaan eceran di Bolaang Mongondow Utara contohnya munculnya indomaret dan alfamaret serta

took-toko pakaian.

Gambar 4.12 Pertumbuhan Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor Tahun 2012-2016 (persen)

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

73 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

4.8 Transportasi dan Pergudangan

Kategori transportasi dan pergudangan terdiri dari 6 subkategori, yaitu angkutan rel, angkutan

darat, angkutan laut, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan, angkutan udara, serta pergudangan

dan jasa penunjang angkutan. Ak�vitas lapangan usaha angkutan rel , angkutan laut, angkutan sungai,

danau, dan penyeberangan serta angkutan udara �dak terdapat di Bolaang Mongondow Utara sehingga

dalam PDRB Bolaang Mongondow Utara hanya muncul 2 subkategori saja.

Gambar 4.13 Kontribusi Subkategori Transportasi dan Pergudangan Terhadap PDRB

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)

Nilai tambah yang dihasilkan dari kategori transportasi dan pergudangan pada tahun 2016 sebe-

sar 26,02 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 16,11 milyar rupiah atas dasar harga konstan 2010.

Dengan nilai tersebut kategori transportasi dan pergudangan memiliki peranan sebesar 2,05 persen dari

total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Dalam kurun 5 tahun terakhir peranan tersebut

menunjukkan kecenderungan membesar dari yang mulanya pada tahun 2012 hanya sebesar 1,18 per-

sen. Jika dilihat menurut subkategorinya pada tahun 2016, angkutan darat memberikan kontribusi

terbesar dari kategori ini (1,28 %), diiku� subkategori pergudangan dan penunjang angkutan sebesar

0,08 persen.

Kategori transportasi dan pergudangan pada tahun 2016 tumbuh �nggi 6,12 persen, meskipun

melambat dari tahun sebelumnya yang tumbuh 7,40 persen. Subkategori angkutan darat tumbuh paling

�nggi, mencapai 6,29 persen. Sementara itu, subkategori pergudangan dan penunjang angkutan, pos,

dan kurir tumbuh sebesar 3,85 persen.

Perbaikan sarana jalan diberbagai wilayah mendorong �ngginya ak�vitas transportasi yang

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 74

tercermin dari meningkatnya jumlah pengguna jasa angkutan darat, sedangkan pergudangan dan

penunjang angkutan, pos dan kurir ditunjang bertambahnya pelayanan pengiriman dan ak�vitas

pergudangan. Sementara itu subkategori angkutan laut yang belum memberikan kontribusi perlu di-

tunjang agar ak�vitas sehingga bisa menopang perekonomian di Bolaang Mongondow Utara.

Gambar 4.14. Pertumbuhan Subkategori Transportasi dan Pergudangan Tahun 2012-2016 (persen)

4.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Kategori lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan lapangan usaha

yang berdiri sendiri yang pada penggunaan tahun dasar 2000 merupakan sub-lapangan usaha pada

lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran dengan beberapa penambahan cakupan.

Nilai tambah yang tercipta dari kategori penyediaan akomodasi dan makan minum pada tahun

2016 ialah sebesar 5,67 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 4,02 milyar atas dasar harga konstan

2010. Kategori penyediaan akomodasi dan makan minum dipecah menjadi 2 subkategori, yakni subkate-

gori penyediaan akomodasi dan subkategori penyediaan makan minum. Subkategori penyediaan makan

dan minum (0,25 persen) memiliki kontribusi yang lebih besar dibanding subkategori penyediaan ako-

modasi (0,05 persen) terhadap total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sehingga secara total,

kategori penyediaan akomodasi dan makan minum memiliki peran yang rela�f tergolong kecil, yakni

sekitar 0,29 persen terhadap perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Namun demikian

peranan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum di tahun 2016 telah sedikit mening-

kat dibanding tahun 2012 tetapi �dak berubah selama 3 tahun terakhir.

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

75 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Gambar 4.15. Kontribusi Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Tahun 2012-2016 (persen)

Di tahun 2016, kategori penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 5,36 persen.

Subkategori penyediaan akomodasi yang tumbuh hingga 7,35 meskipun meningkat jika dibandingkan

dengan tahun 2015 yang tumbuh 4,94 persen. Peranan subkategori penyediaan makan minum juga �d-

ak dapat diabaikan. Subkategori ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,94 persen, melambat

dibandingkan dengan tahun 2015 yang tumbuh hingga 7,28 persen. Pertumbuhan yang �nggi ini di-

dorong oleh peningkatan hunian kamar hotel mela� dan penginapan yang naik pesat sejak awal tahun

2016, juga ada peningkatan pelayanan dan jumlah pelanggan pada rumah makan, kedai, warung makan

dan kan�n yang ada di Bolaang Mongondow Utara.

Gambar 4.16. Pertumbuhan Subkategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Tahun 2012-2016 (persen)

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 76

4.10 Informasi dan Komunikasi

Kategori informasi dan komunikasi memiliki peranan sebagai penunjang ak�vitas di se�ap bidang

ekonomi. Dalam era globalisasi, peranan kategori ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu

bangsa, terutama jasa telekomunikasi. Dinilai dengan harga berlaku, nilai tambah yang dihasilkan kate-

gori informasi dan komunikasi pada tahun 2016 sebesar 9,82 milyar rupiah. Sedangkan atas dasar harga

konstan 2010 bernilai 7,97 milyar rupiah. Nilai tersebut memberi kontribusi sebesar 0,93 persen

terhadap total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Dilihat dari perkembangannya selama lima

tahun terakhir share kategori informasi komunikasi terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara terus berkurang dari 0,58 persen pada tahun 2012 kemudian turun menjadi 0,80 persen pada ta-

hun 2015 kemudian naik menjadi 0,51 persen pada tahun 2016.

Gambar 4.17. Kontribusi Kategori Informasi dan Komunikasi 2012-2016 (persen)

Kategori informasi dan komunikasi bertumbuh pesat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di In-

donesia. Peralatan teknologi komunikasi seper� telepon genggam/handphone, PC-tablet, tab, dan

peralatan handset bekembang sangat cepat. Perkembangan tersebut juga seiring dengan jumlah

penggunanya yang terus meningkat tahun demi tahun. Hal yang serupa juga terjadi di Kabupaten Bo-

laang Mongondow Utara. Fenomena tersebut terama� dari pertumbuhan nilai tambah yang tercipta

dari kategori informasi komunikasi yang tergolong �nggi sejak tahun 2012, meskipun tumbuh melambat

di tahun 2016, sebesar 4,87 persen jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang tumbuh 5,76 persen .

Pertumbuhan ter�nggi selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2014 sebesar 7,08 persen.

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

77 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Gambar 4.18. Pertumbuhan Kategori Informasi dan Komunikasi Tahun 2012-2016 (persen)

4.11 Jasa Keuangan dan Asuransi

Kategori jasa keuangan dan asuransi terdiri dari 4 kategori yakni jasa perantara keuangan, asur-

ansi dan dana pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang keuangan. Pada kondisi Bolaang

Mongondow Utara, ak�vitas jasa penunjang keuangan belum ada hingga tahun 2016, sehingga �dak di-

hitung dalam PDRB. Kategori ini memiliki peran dan fungsi yang unik sekaligus pen�ng dalam sebuah

perekonomian. Ciri khas utama dari kategori ini adalah fungsi perantara keuangan (intermediary) dari

pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak yang kekurangan/memerlukan dana

(lack of funds).

Gambar 4.19. Kontribusi Subkategori Jasa Keuangan dan Asuransi Terhadap

PDRB Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 78

Pada tahun 2016, kategori jasa keuangan dan asuransi berkontribusi 0,93 persen terhadap PDRB

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Subkategori jasa perantara keuangan merupakan subkategori

yang memiliki pangsa terbesar. Dengan share 0.81 persen (86,28 persen terhadap kategori) subkategori

jasa perantara keuangan mendominasi besaran dan pergerakan/pertumbuhan ekonomi dari kategori

jasa keuangan dan asuransi. Sementara itu subkategori jasa keuangan lainnya berperan 0,13 persen be-

rada di urutan terakhir dalam kategori terhadap total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Kategori jasa keuangan dan asuransi di tahun 2016 tumbuh melejit hingga 26,00 persen dan

merupakan pertumbuhan ter�nggi selama 5 tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut �dak dapat terlepas

dari menguatnya kinerja subkategori jasa perantara keuangan yang mampu tumbuh 30,92 persen di-

mana hampir sebagian besar subkategori tersebut ditopang oleh ak�vitas perbankan. Sedangkan untuk

subkategori Jasa Keuangan Lainnya, masing-masing tumbuh sebesar 5,16 persen melambat jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh 6,02 persen.

Gambar 4.20. Pertumbuhan Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi Tahun 2012-2016 (persen)

4.12 Real Estate

Kategori real estat memberikan kontribusi yang rela�f stabil bagi PDRB Kabupaten Bolaang Mon-

gondow Utara selama 5 tahun terakhir pada kisaran 3 persen. Pada tahun 2016 kategori real estate

memiliki peran 2,90 persen dengan nilai nominal mencapai 55,68 milyar rupiah atas dasar harga berlaku

dan sebesar 44,29 milyar rupiah jika dinilai atas dasar harga konstan 2010.

Laju pertumbuhan ekonomi kategori real estate tergolong cukup �nggi dalam 5 tahun terakhir.

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

79 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Kondisi terkini tahun 2016 lapangan usaha real estate tumbuh 8,53 persen, sama jika dibandingkan ta-

hun sebelumnya, dimana pertumbuhan tercatat sebesar 8,53 persen. Peningkatan pada kategori real

estate tercermin dari maraknya usaha persewaan bangunan, baik untuk tempat �nggal maupun usaha di

Bolaang Mongondow Utara.

Gambar 4.21. Kontribusi Kategori Real Estat Tahun 2012-2016 (persen)

Gambar 4.22. Pertumbuhan Kategori Real Estat Tahun 2012-2016 (persen)

4.13 Jasa Perusahaan

Kategori lapangan usaha jasa perusahaan memiliki cakupan kegiatan yang luas dan beragam.

Kegiatan jasa profesional, ilmiah dan teknis; dan kegiatan jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa

hak opsi, ketenagakerjaan,agen penunjang perjalanan dan penunjang usaha lainnya dicakup dalam kate-

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 80

gori ini. Namun demikian peranan kategori ini terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

terhitung sangat kecil dibanding kategori yang lain.

Perkembangan kontribusinya pun cenderung stagnan selama 6 tahun terakhir yakni sebesar 0,01

persen saja. Nilai tambah yang tercipta dari kegiatan kategori ini pada tahun 2016 adalah sebesar 208,7

juta rupiah atas dasar harga berlaku dan sebesar 161,3 juta rupiah jika dinilai atas dasar harga konstan

tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi kategori jasa perusahaan pada tahun 2016 sebesar 6,77 persen,

lebih cepat dari tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,35 persen.

Gambar 4.23. Pertumbuhan Kategori Jasa Perusahaan Tahun 2012-2016 (persen)

4.14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Kategori ini melipu� kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh

administrasi pemerintahan termasuk juga perundang-undangan dan penterjemahan hukum yang

berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya. Nilai tambah yang terbentuk dari kategori

administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib di Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara pada tahun 2016 sebesar 64,85 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 44,26 milyar rupiah

atas harga konstan 2010. Besaran nilai tambah tersebut memberi andil 3,37 persen dari total PDRB Ka-

bupaten Bolaang Mongondow Utara. Peranan kategori ini hampir sama dibandingkan tahun sebe-

lumnya. Pertumbuhan kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib pada

tahun 2016 tumbuh sebesar 7,73 persen, melambat dari tahun 2015 yang tumbuh sebesar 5,34 persen.

Angka pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan jumlah pegawai negeri sipil yang, belanja peg-

awai dan juga dari �ngginya belanja modal pemerintah di tahun 2016.

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

81 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Gambar 4.24. Kontribusi Kategori Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib

Tahun 2012-2016 (persen)

Gambar 4.25. Pertumbuhan Kategori Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib

Tahun 2012-2016 (persen)

4.15 Jasa Pendidikan

Pada tahun 2016, jasa pendidikan menyumbang sebesar 2,40 persen terhadap total

perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, share ini sedikit menurun dibandingkan share

pada tahun 2015 sebesar 2,41 persen. Laju pertumbuhan jasa pendidikan Kabupaten Bolaang Mon-

gondow Utara pada tahun 2016 tumbuh sebesar 6,88 persen. Pertumbuhan pada tahun 2014 adalah

yang ter�nggi selama 5 tahun terakhir yakni sebesar 9,78 persen.

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 82

Gambar 4.26. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Pendidikan

4.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas

cakupannya. Pada tahun 2016, nilai tambah yang terbentuk atas kategori ini adalah 18,36 milyar rupiah

dinilai dengan harga berlaku, dan jika dinilai atas dasar harga konstan 2010 sebesar 14,69 milyar rupiah.

Kontribusi kategori terhadap perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 0,95 persen

dengan laju pertumbuhan sebesar 6,68 persen. Selama tahun 2010-2016 peranan kategori jasa

kesehatan dan kegiatan sosial rela�f stabil pada kisaran 1 persen.

Gambar 4.27. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha

83 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

4.17 Jasa Lainnya

Pada tahun 2016 kategori Jasa Lainnya menyumbangkan nilai tambah sebesar 13,65 miliar rupiah

dinilai dengan dasar harga berlaku. Jika dinilai atas dasar harga konstan tahun dasar 2010 nilai tambah

yang terbentuk ialah sebesar 9,55 miliar rupiah. Peranan kategori Jasa Lainnya terhadap PDRB Bolaang

Mongondow Utara rela�f kecil dan stabil dalam lima tahun terakhir, hanya berkisar 0,7 persen. Pertum-

buhan ekonomi kategori ini pada tahun 2016 ialah sebesar 6,55 persen, sedikit lebih cepat dari tahun

2015 yang tumbuh 4,91 persen.

Gambar 4.28. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Lainnya

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 84

Halaman ini sengaja dikosongkan

87 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 600,483.5 667,438.6 734,170.7 814,025.1 906,300.1

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 357,830.2 396,159.8 440,989.0 493,071.2 546,603.4

a. Tanaman Pangan 160,321.2 175,291.7 188,495.2 214,611.5 234,267.0

b. Tanaman Hor�kultura Semusim 4,852.8 5,443.1 6,040.6 7,019.7 8,759.3

c. Perkebunan Semusim 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 65,258.4 76,273.4 92,679.9 107,025.9 126,220.9

e. Perkebunan Tahunan 95,221.6 102,723.9 112,613.4 116,784.2 123,868.8

f. Peternakan 26,271.9 29,639.1 34,139.3 39,200.5 44,123.5

g. Jasa Pertanian dan Perburuan 5,904.3 6,788.6 7,020.6 8,429.4 9,363.8

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 135,941.3 149,187.1 140,519.4 151,611.1 166,307.8

3 Perikanan 106,712.0 122,091.7 152,662.3 169,342.8 193,389.0

B Pertambangan dan Penggalian 128,079.5 150,648.0 173,869.9 189,542.1 214,524.3

1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

3 Pertambangan Bijih Logam 12,727.0 14,434.7 15,981.0 17,013.2 21,098.8

4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 115,352.5 136,213.3 157,888.9 172,528.9 193,425.5

C Industri Pengolahan 39,064.2 43,370.3 48,092.8 55,813.6 60,667.9

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

a. Industri Batu Bara 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

b. Industri Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

2 Industri Makanan dan Minuman 25,611.5 28,202.8 31,403.0 37,727.6 41,940.5

3 Pengolahan Tembakau 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 1,100.2 1,218.9 1,375.1 1,433.2 1,565.9

5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

2,726.8 3,106.0 3,539.1 3,921.6 3,885.5

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

123.8 158.5 167.7 188.3 213.6

8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

10 Industri Barang Galian bukan Logam 8,884.2 10,012.6 10,872.7 11,782.5 12,353.2

11 Industri Logam Dasar 211.4 232.7 249.6 250.0 237.8

12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k dan Peralatan Listrik

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

14 Industri Alat Angkutan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

15 Industri Furnitur 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan

406.3 439.0 485.6 510.4 471.4

Tabel 1. Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 88

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**

D Pengadaan Listrik dan Gas 457.6 514.0 577.9 681.5 759.7

1 Ketenagalistrikan 370.0 415.6 466.6 564.0 632.9

2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 87.6 98.4 111.2 117.5 126.9

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang 3,547.7 4,057.1 4,672.8 4,992.4 5,467.0

F Konstruksi 155,310.0 183,195.9 217,104.9 240,021.7 271,945.8

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 122,096.7 135,034.2 159,470.8 187,478.1 205,498.5

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 31,231.2 35,515.0 41,533.1 46,290.1 51,869.2

2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda

Motor 90,865.5 99,519.2 117,937.6 141,188.0 153,629.3

H Transportasi dan Pergudangan 14,168.1 16,875.6 19,784.1 23,257.2 26,017.3

1 Angkutan Rel 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

2 Angkutan Darat 13,154.8 15,746.9 18,495.7 21,898.6 24,530.9

3 Angkutan Laut 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

5 Angkutan Udara 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan

Kurir 1,013.3 1,128.8 1,288.4 1,358.7 1,486.3

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,340.3 3,712.2 4,247.6 5,024.6 5,674.6

1 Penyediaan Akomodasi 553.3 642.3 738.7 835.7 948.3

2 Penyediaan Makan Minum 2,787.0 3,069.9 3,508.9 4,188.9 4,726.2

J Informasi dan Komunikasi 7,130.3 7,855.2 8,506.6 9,183.6 9,817.9

K Jasa Keuangan dan Asuransi 10,740.4 12,107.5 12,996.3 13,760.8 17,958.6

1 Jasa Perantara Keuangan 8,924.8 10,130.2 10,883.9 11,449.5 15,494.8

2 Asuransi dan Dana Pensiun 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

3 Jasa Keuangan Lainnya 1,815.6 1,977.2 2,112.3 2,311.3 2,463.8

4 Jasa Penunjang Keuangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

L Real Estate 30,986.5 37,265.4 44,610.0 49,956.3 55,868.4

M,N Jasa Perusahaan 137.1 154.0 174.2 187.7 208.7

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 36,502.9 43,243.4 51,762.9 56,521.5 64,855.0

P Jasa Pendidikan 25,507.2 30,589.5 36,924.7 41,449.4 46,139.5

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,626.8 13,688.7 15,335.5 16,628.4 18,360.2

R,S,T,U Jasa lainnya 8,001.0 9,375.4 11,071.1 12,099.0 13,647.8

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1,198,179.7 1,359,125.1 1,543,372.7 1,720,622.7 1,923,711.4

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 1,198,179.7 1,359,125.1 1,543,372.7 1,720,622.7 1,923,711.4

Tabel 1. Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

La mpira n

89 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Tabel 2. Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 555,945.0 582,367.1 602,224.7 615,716.6 637,180.2

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 336,503.0 354,021.4 371,379.5 384,849.0 399,517.0

a. Tanaman Pangan 146,990.2 151,948.1 155,985.4 155,974.4 161,367.8

b. Tanaman Hor�kultura Semusim 4,371.3 4,731.0 5,097.5 5,399.6 5,636.3

c. Perkebunan Semusim 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 56,663.5 63,361.7 67,673.5 73,569.0 78,124.5

e. Perkebunan Tahunan 100,253.4 103,727.7 110,200.0 115,634.2 118,119.2

f. Peternakan 22,778.3 24,538.1 26,674.9 28,169.2 29,877.2

g. Jasa Pertanian dan Perburuan 5,446.3 5,714.9 5,748.2 6,102.6 6,392.1

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 128,603.3 128,744.3 121,311.8 117,691.1 122,043.3

3 Perikanan 90,838.6 99,601.4 109,533.4 113,176.6 115,619.9

B Pertambangan dan Penggalian 112,836.3 121,824.7 133,112.3 144,663.9 155,703.5

1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

3 Pertambangan Bijih Logam 12,117.6 12,947.4 13,792.4 14,620.0 15,402.0

4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 100,718.7 108,877.3 119,319.9 130,043.9 140,301.5

C Industri Pengolahan 37,221.1 39,573.7 42,079.4 44,741.9 46,213.0

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

a. Industri Batu Bara 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

b. Industri Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

2 Industri Makanan dan Minuman 24,698.8 26,543.0 28,743.4 30,623.7 32,016.5

3 Pengolahan Tembakau 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 1,017.9 1,066.3 1,129.8 1,150.9 1,200.9

5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

2,432.4 2,587.3 2,785.0 2,899.5 2,824.0

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

112.8 134.9 132.4 143.9 154.4

8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

10 Industri Barang Galian bukan Logam 8,382.7 8,645.5 8,660.9 9,284.7 9,421.4

11 Industri Logam Dasar 200.0 207.2 219.1 218.2 213.7

12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k dan Peralatan Listrik

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

14 Industri Alat Angkutan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

15 Industri Furnitur 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan

376.6 389.5 408.8 420.9 382.0

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 90

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**

D Pengadaan Listrik dan Gas 485.1 561.5 635.9 696.8 799.7

1 Ketenagalistrikan 403.9 474.5 542.1 599.9 698.9

2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 81.2 87.0 93.9 96.9 100.9

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,254.1 3,516.0 3,788.8 3,969.9 4,096.4

F Konstruksi 136,016.9 154,965.7 175,922.3 193,651.9 215,300.8

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 109,854.0 119,109.7 131,300.2 148,067.8 159,230.8

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 27,628.8 29,507.6 32,326.9 33,846.2 35,786.3

2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda

Motor 82,225.2 89,602.1 98,973.3 114,221.6 123,444.5

H Transportasi dan Pergudangan 12,389.6 13,238.5 14,176.6 15,180.7 16,109.9

1 Angkutan Rel 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

2 Angkutan Darat 11,459.0 12,256.3 13,134.7 14,106.2 14,994.0

3 Angkutan Laut 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

5 Angkutan Udara 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 930.6 982.2 1,041.9 1,074.5 1,115.9

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,143.6 3,338.7 3,566.7 3,811.8 4,016.0

1 Penyediaan Akomodasi 521.9 574.0 624.9 655.8 704.0

2 Penyediaan Makan Minum 2,621.7 2,764.7 2,941.8 3,156.1 3,312.0

J Informasi dan Komunikasi 6,418.1 6,827.0 7,310.2 7,603.0 7,973.5

K Jasa Keuangan dan Asuransi 9,847.2 10,574.4 10,930.4 11,233.1 14,153.2

1 Jasa Perantara Keuangan 8,074.3 8,667.4 8,903.6 9,084.2 11,893.4

2 Asuransi dan Dana Pensiun 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

3 Jasa Keuangan Lainnya 1,772.9 1,907.0 2,026.8 2,148.9 2,259.8

4 Jasa Penunjang Keuangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

L Real Estate 30,824.0 33,901.6 37,575.4 40,782.4 44,259.4

M,N Jasa Perusahaan 125.3 133.8 143.4 151.1 161.3

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 32,398.8 35,249.2 38,696.0 40,760.7 43,912.2

P Jasa Pendidikan 21,319.8 23,236.3 24,867.4 26,475.1 28,296.5

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,279.7 12,090.7 12,986.9 13,733.2 14,649.9

R,S,T,U Jasa lainnya 7,266.2 7,786.0 8,543.6 8,963.2 9,550.7

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1,090,624.7 1,168,294.6 1,247,860.3 1,320,203.0 1,401,607.2

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 1,090,624.7 1,168,294.6 1,247,860.3 1,320,203.0 1,401,607.2

Tabel 2. Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

La mpira n

91 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 50.12 49.11 47.57 47.31 47.11

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 29.86 29.15 28.57 28.66 28.41

a. Tanaman Pangan 13.38 12.90 12.21 12.47 12.18

b. Tanaman Hor�kultura Semusim 0.41 0.40 0.39 0.41 0.46

c. Perkebunan Semusim

d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 5.45 5.61 6.01 6.22 6.56

e. Perkebunan Tahunan 7.95 7.56 7.30 6.79 6.44

f. Peternakan 2.19 2.18 2.21 2.28 2.29

g. Jasa Pertanian dan Perburuan 0.49 0.50 0.45 0.49 0.49

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 11.35 10.98 9.10 8.81 8.65

3 Perikanan 8.91 8.98 9.89 9.84 10.05

B Pertambangan dan Penggalian 10.69 11.08 11.27 11.02 11.15

1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi

2 Pertambangan Batubara dan Lignit

3 Pertambangan Bijih Logam 1.06 1.06 1.04 0.99 1.10

4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 9.63 10.02 10.23 10.03 10.05

C Industri Pengolahan 3.26 3.19 3.12 3.24 3.15

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas

2 Industri Makanan dan Minuman 2.14 2.08 2.03 2.19 2.18

3 Pengolahan Tembakau

4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 0.09 0.09 0.09 0.08 0.08

5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman

dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 0.23 0.23 0.23 0.23 0.20

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Repro-

duksi Media Rekaman 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k

10 Industri Barang Galian bukan Logam 0.74 0.74 0.70 0.68 0.64

11 Industri Logam Dasar 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01

12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k

dan Peralatan Listrik

13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL

14 Industri Alat Angkutan

15 Industri Furnitur

16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan me-

sin dan peralatan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02

Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012─2016

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 92

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**

D Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04

1 Ketenagalistrikan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03

2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.30 0.30 0.30 0.29 0.28

F Konstruksi 12.96 13.48 14.07 13.95 14.14

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 10.19 9.94 10.33 10.90 10.68

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 2.61 2.61 2.69 2.69 2.70

2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda

Motor 7.58 7.32 7.64 8.21 7.99

H Transportasi dan Pergudangan 1.18 1.24 1.28 1.35 1.35

1 Angkutan Rel

2 Angkutan Darat 1.10 1.16 1.20 1.27 1.28

3 Angkutan Laut

4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

5 Angkutan Udara

6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.28 0.27 0.28 0.29 0.29

1 Penyediaan Akomodasi 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

2 Penyediaan Makan Minum 0.23 0.23 0.23 0.24 0.25

J Informasi dan Komunikasi 0.60 0.58 0.55 0.53 0.51

K Jasa Keuangan dan Asuransi 0.90 0.89 0.84 0.80 0.93

1 Jasa Perantara Keuangan 0.74 0.75 0.71 0.67 0.81

2 Asuransi dan Dana Pensiun

3 Jasa Keuangan Lainnya 0.15 0.15 0.14 0.13 0.13

4 Jasa Penunjang Keuangan

L Real Estate 2.59 2.74 2.89 2.90 2.90

M,N Jasa Perusahaan 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 3.05 3.18 3.35 3.28 3.37

P Jasa Pendidikan 2.13 2.25 2.39 2.41 2.40

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.05 1.01 0.99 0.97 0.95

R,S,T,U Jasa lainnya 0.67 0.69 0.72 0.70 0.71

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012─2016

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

La mpira n

93 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Kategori Uraian 2013 2014 2015* 2016**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.75 3.41 2.24 3.49

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Per-

tanian 5.21 4.90 3.63 3.81

a. Tanaman Pangan 3.37 2.66 -0.01 3.46

b. Tanaman Hor�kultura Semusim 8.23 7.75 5.93 4.38

c. Perkebunan Semusim

d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 11.82 6.81 8.71 6.19

e. Perkebunan Tahunan 3.47 6.24 4.93 2.15

f. Peternakan 7.73 8.71 5.60 6.06

g. Jasa Pertanian dan Perburuan 4.93 0.58 6.17 4.74

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 0.11 -5.77 -2.98 3.70

3 Perikanan 9.65 9.97 3.33 2.16

B Pertambangan dan Penggalian 7.97 9.27 8.68 7.63

1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi

2 Pertambangan Batubara dan Lignit

3 Pertambangan Bijih Logam 6.85 6.53 6.00 5.35

4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 8.10 9.59 8.99 7.89

C Industri Pengolahan 6.32 6.33 6.33 3.29

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas

a. Industri Batu Bara

b. Industri Pengilangan Migas

2 Industri Makanan dan Minuman 7.47 8.29 6.54 4.55

3 Pengolahan Tembakau

4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 4.75 5.96 1.87 4.34

5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan

Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 6.37 7.64 4.11 -2.60

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan

dan Reproduksi Media Rekaman 19.66 -1.84 8.68 7.29

8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k

10 Industri Barang Galian bukan Logam 3.13 0.18 7.20 1.47

11 Industri Logam Dasar 3.58 5.76 -0.41 -2.08

12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang

Elektronik, Op�k dan Peralatan Listrik

13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL

14 Industri Alat Angkutan

15 Industri Furnitur

16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan

pemasangan mesin dan peralatan 3.45 4.95 2.95 -9.23

2012

5.05

5.31

3.87

7.61

12.47

3.10

7.69

4.92

2.99

7.14

7.37

6.03

7.54

7.73

8.46

4.60

6.10

7.51

6.78

4.90

3.04

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 94

Kategori Uraian 2013 2014 2015* 2016**

D Pengadaan Listrik dan Gas 15.74 13.26 9.57 14.78

1 Ketenagalistrikan 17.48 14.24 10.67 16.51

2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 7.12 7.89 3.23 4.09

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang 8.05 7.76 4.78 3.19

F Konstruksi 13.93 13.52 10.08 11.18

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 8.43 10.23 12.77 7.54

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan

Reparasinya 6.80 9.55 4.70 5.73

2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil

dan Sepeda Motor 8.97 10.46 15.41 8.07

H Transportasi dan Pergudangan 6.85 7.09 7.08 6.12

1 Angkutan Rel

2 Angkutan Darat 6.96 7.17 7.40 6.29

3 Angkutan Laut

4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

5 Angkutan Udara

6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan,

Pos dan Kurir 5.55 6.08 3.13 3.85

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.20 6.83 6.87 5.36

1 Penyediaan Akomodasi 9.97 8.88 4.94 7.35

2 Penyediaan Makan Minum 5.45 6.40 7.28 4.94

J Informasi dan Komunikasi 6.37 7.08 4.01 4.87

K Jasa Keuangan dan Asuransi 7.38 3.37 2.77 26.00

1 Jasa Perantara Keuangan 7.35 2.73 2.03 30.92

2 Asuransi dan Dana Pensiun

3 Jasa Keuangan Lainnya 7.56 6.28 6.02 5.16

4 Jasa Penunjang Keuangan

L Real Estate 9.98 10.84 8.53 8.53

M,N Jasa Perusahaan 6.78 7.23 5.35 6.77

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 8.80 9.78 5.34 7.73

P Jasa Pendidikan 8.99 7.02 6.47 6.88

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.19 7.41 5.75 6.68

R,S,T,U Jasa lainnya 7.15 9.73 4.91 6.55

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7.12 6.81 5.80 6.17

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 7.12 6.81 5.80 6.17

2012

8.85

9.74

4.66

6.67

12.82

7.75

7.63

7.79

6.68

6.87

4.38

5.39

6.21

5.22

5.76

6.53

7.31

3.10

8.64

6.29

8.78

8.12

7.25

7.32

6.92

6.92

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

La mpira n

95 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 108.01 114.61 121.91 132.21 142.24

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 106.34 111.90 118.74 128.12 136.82

a. Tanaman Pangan 109.07 115.36 120.84 137.59 145.18

b. Tanaman Hor�kultura Semusim 111.01 115.05 118.50 130.00 155.41

c. Perkebunan Semusim

d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 115.17 120.38 136.95 145.48 161.56

e. Perkebunan Tahunan 94.98 99.03 102.19 100.99 104.87

f. Peternakan 115.34 120.79 127.98 139.16 147.68

g. Jasa Pertanian dan Perburuan 108.41 118.79 122.14 138.13 146.49

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 105.71 115.88 115.83 128.82 136.27

3 Perikanan 117.47 122.58 139.38 149.63 167.26

B Pertambangan dan Penggalian 113.51 123.66 130.62 131.02 137.78

1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi

2 Pertambangan Batubara dan Lignit

3 Pertambangan Bijih Logam 105.03 111.49 115.87 116.37 136.99

4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 114.53 125.11 132.32 132.67 137.86

C Industri Pengolahan 104.95 109.59 114.29 124.75 131.28

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas

a. Industri Batu Bara

b. Industri Pengilangan Migas

2 Industri Makanan dan Minuman 103.70 106.25 109.25 123.20 131.00

3 Pengolahan Tembakau

4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 108.09 114.31 121.71 124.52 130.40

5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman

dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 112.10 120.05 127.08 135.25 137.59

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Repro-

duksi Media Rekaman 109.81 117.46 126.66 130.81 138.33

8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k

10 Industri Barang Galian bukan Logam 105.98 115.81 125.54 126.90 131.12

11 Industri Logam Dasar 105.70 112.30 113.93 114.56 111.30

12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k

dan Peralatan Listrik

13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL

14 Industri Alat Angkutan

15 Industri Furnitur

16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin

dan peralatan 107.90 112.70 118.79 121.27 123.38

Tabel 5. Indeks Harga Implisit Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (2010 = 100), 2012─2016

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 96

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**

D Pengadaan Listrik dan Gas 94.33 91.54 90.87 97.81 95.00

1 Ketenagalistrikan 91.60 87.60 86.09 94.02 90.55

2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 107.88 113.07 118.51 121.25 125.79

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 109.02 115.39 123.33 125.76 133.46

F Konstruksi 114.18 118.22 123.41 123.94 126.31

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 111.14 113.37 121.46 126.62 129.06

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 113.04 120.36 128.48 136.77 144.94

2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda

Motor 110.51 111.07 119.16 123.61 124.45

H Transportasi dan Pergudangan 114.35 127.47 139.55 153.20 161.50

1 Angkutan Rel

2 Angkutan Darat 114.80 128.48 140.82 155.24 163.60

3 Angkutan Laut

4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

5 Angkutan Udara

6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan

Kurir 108.88 114.92 123.66 126.45 133.20

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 106.26 111.19 119.09 131.81 141.30

1 Penyediaan Akomodasi 106.01 111.90 118.21 127.43 134.71

2 Penyediaan Makan Minum 106.31 111.04 119.28 132.73 142.70

J Informasi dan Komunikasi 111.10 115.06 116.37 120.79 123.13

K Jasa Keuangan dan Asuransi 109.07 114.50 118.90 122.50 126.89

1 Jasa Perantara Keuangan 110.53 116.88 122.24 126.04 130.28

2 Asuransi dan Dana Pensiun

3 Jasa Keuangan Lainnya 102.41 103.68 104.22 107.56 109.03

4 Jasa Penunjang Keuangan

L Real Estate 100.53 109.92 118.72 122.49 126.23

M,N Jasa Perusahaan 109.46 115.11 121.42 124.24 129.38

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 112.67 122.68 133.77 138.67 147.69

P Jasa Pendidikan 119.64 131.65 148.49 156.56 163.06

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 111.94 113.22 118.09 121.08 125.33

R,S,T,U Jasa lainnya 110.11 120.41 129.58 134.98 142.90

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 109.86 116.33 123.68 130.33 137.25

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 109.86 116.33 123.68 130.33 137.25

Tabel 5. Indeks Harga Implisit Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (2010 = 100), 2012─2016

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

La mpira n

97 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

Kategori Uraian 2013 2014 2015* 2016**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.11 6.37 8.45 7.59

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 5.23 6.11 7.90 6.79

a. Tanaman Pangan 5.77 4.75 13.86 5.51

b. Tanaman Hor�kultura Semusim 3.64 3.00 9.71 19.54

c. Perkebunan Semusim

d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 4.52 13.77 6.23 11.06

e. Perkebunan Tahunan 4.27 3.19 -1.17 3.83

f. Peternakan 4.73 5.96 8.73 6.12

g. Jasa Pertanian dan Perburuan 9.57 2.82 13.09 6.05

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 9.62 -0.04 11.21 5.78

3 Perikanan 4.35 13.70 7.36 11.79

B Pertambangan dan Penggalian 8.94 5.63 0.31 5.16

1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi

2 Pertambangan Batubara dan Lignit

3 Pertambangan Bijih Logam 6.15 3.93 0.43 17.72

4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 9.24 5.77 0.26 3.92

C Industri Pengolahan 4.42 4.29 9.15 5.24

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas

a. Industri Batu Bara

b. Industri Pengilangan Migas

2 Industri Makanan dan Minuman 2.47 2.82 12.76 6.33

3 Pengolahan Tembakau

4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 5.75 6.47 2.31 4.71

5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang

Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 7.09 5.86 6.43 1.73

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan

Reproduksi Media Rekaman 6.96 7.83 3.28 5.75

8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k

10 Industri Barang Galian bukan Logam 9.28 8.40 1.09 3.32

11 Industri Logam Dasar 6.24 1.45 0.55 -2.84

12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang El-

ektronik, Op�k dan Peralatan Listrik

13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL

14 Industri Alat Angkutan

15 Industri Furnitur

16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan

pemasangan mesin dan peralatan 4.45 5.41 2.09 1.74

2012

4.18

3.60

2.45

2.97

8.38

1.53

5.86

4.30

2.07

9.03

5.96

2.94

6.30

2.05

2.07

1.07

5.66

1.30

1.19

2.13

0.69

Tabel 6. Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016

BAB

Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 98

Kategori Uraian 2013 2014 2015* 2016**

D Pengadaan Listrik dan Gas -2.95 -0.73 7.64 -2.88

1 Ketenagalistrikan -4.37 -1.73 9.22 -3.69

2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 4.81 4.81 2.32 3.74

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 5.84 6.88 1.97 6.12

F Konstruksi 3.53 4.39 0.43 1.91

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 2.00 7.13 4.25 1.93

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan

Reparasinya 6.48 6.75 6.45 5.98

2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan

Mobil dan Sepeda Motor 0.51 7.29 3.73 0.68

H Transportasi dan Pergudangan 11.47 9.48 9.78 5.41

1 Angkutan Rel

2 Angkutan Darat 11.92 9.60 10.24 5.39

3 Angkutan Laut

4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeber-

angan

5 Angkutan Udara

6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angku-

tan, Pos dan Kurir 5.55 7.60 2.26 5.34

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.64 7.11 10.68 7.20

1 Penyediaan Akomodasi 5.56 5.64 7.80 5.71

2 Penyediaan Makan Minum 4.45 7.42 11.27 7.52

J Informasi dan Komunikasi 3.57 1.13 3.80 1.94

K Jasa Keuangan dan Asuransi 4.98 3.84 3.03 3.58

1 Jasa Perantara Keuangan 5.74 4.59 3.10 3.37

2 Asuransi dan Dana Pensiun

3 Jasa Keuangan Lainnya 1.24 0.52 3.20 1.37

4 Jasa Penunjang Keuangan

L Real Estate 9.35 8.00 3.18 3.05

M,N Jasa Perusahaan 5.17 5.48 2.32 4.14

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 8.89 9.04 3.66 6.51

P Jasa Pendidikan 10.03 12.79 5.44 4.15

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.14 4.30 2.54 3.51

R,S,T,U Jasa lainnya 9.35 7.62 4.17 5.86

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.89 6.32 5.38 5.31

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 5.89 6.32 5.38 5.31

2012

-2.21

-3.55

4.24

4.25

4.48

5.78

6.98

5.37

6.67

6.75

5.54

3.44

2.74

3.58

5.35

5.62

6.23

2.60

-5.10

5.61

6.96

9.35

6.66

5.75

4.54

4.54

Tabel 6. Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

La mpira n

99 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016

BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondow BPS-Statistics of Bolaang Mongondow Regency Jl. Trans Sulawesi Desa Lalow Kec. Lolak 95761 Telp : - Fax : - Homepage : https://bolmutkab.bps.go.id E-Mail : [email protected]