BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondo · Nomor Katalog : r t r r. y s r y ... suatu...
Transcript of BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondo · Nomor Katalog : r t r r. y s r y ... suatu...
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA
MENURUT LAPANGAN USAHA
2012-2016 Nomor Katalog : 9302008.7107
Nomor Publikasi : 71070.1701
ISBN : 978-602-400-098-1
Ukuran Buku : A4 (21 X 29,7 Cm)
Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow
Tahun 2017
iii Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Publikasi “Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mon-
gondow Utara 2012-2016”, merupakan lanjutan dari publikasi sejenis tahun sebelumnya yang disusun
oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow. Dalam publikasi ini penghitungan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) menggunakan tahun dasar 2010. Publikasi ini juga memuat tinjauan
perkembangan perekonomian Bolaang Mongondow Utara yang disajikan secara deskriptif dan dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi maupun sebagai bahan dalam perencanaan pembangunan ekonomi
daerah. Disamping itu, disajikan pula tabel-tabel PDRB tahun 2012-2016 baik atas dasar harga berlaku
maupun konstan 2010 dalam bentuk nilai nominal dan persentase. Sebagai pelengkap ulasan tabel-tabel
tersebut, disajikan pula konsep, definisi dan penjelasan PDRB menurut lapangan usaha.
Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pengguna data, baik pihak pemerintah, para
peneliti, pihak perguruan tinggi dan insan pemerhati statistik. Kepada semua pihak yang telah berperan
langsung maupun tidak langsung dalam menyusun publikasi ini, diucapkan terimakasih.
Lolak, Agustus 2017
Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow
Jasni Makalunsenge, M.Si
v Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN x
PENJELASAN TEKNIS 1
BAB 1. Penjelasan Umum 5
1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 7
1.2 Kegunaan PDRB 8
1.3 Perubahan Tahun Dasar PDRB 8
1.4 Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar 2010 10
1.5 Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar 2010 11
Bab 2. Ruang Lingkup dan Metode Perhitungan 13
2.1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 15
2.2 Pertambangan dan Penggalian 20
2.3 Industri Pengolahan 22
2.4 Pengadaan Listrik dan Gas 27
2.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang 29
2.6 Konstruksi 30
2.7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 31
2.8 Transportasi dan Pergudangan 33
2.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 36
2.10 Informasi dan Komunikasi 37
2.11 Jasa Keuangan dan Asuransi 39
2.12 Real Estat 43
2.13 Jasa Perusahaan 44
2.14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 46
2.15 Jasa Pendidikan 46
BAB
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 vi
2.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 47
2.17 Jasa Lainnya 47
Bab 3. Tinjauan Ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 51
3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 53
3.2 Struktur Ekonomi 54
3.3 Pertumbuhan Ekonomi 56
3.4 PDRB Perkapita 59
3.5 Indeks Harga Implisit 60
Bab 4 Pertumbuhan dan Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha 61
4.1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 63
4.2 Pertambangan dan Penggalian 65
4.3 Industri Pengolahan 67
4.4 Pengadaan Listrik dan Gas 69
4.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang 70
4.6 Konstruksi 71
4.7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 72
4.8 Transportasi dan Pergudangan 73
4.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 74
4.10 Informasi dan Komunikasi 76
4.11 Jasa Keuangan dan Asuransi 77
4.12 Real Estat 78
4.13 Jasa Perusahaan 79
4.14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 80
4.15 Jasa Pendidikan 81
4.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 82
4.17 Jasa Lainnya 83
85 LAMPIRAN
vii Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB 11
Tabel 1.2. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar
2000 dan 2010 12
Tabel 1.3. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000
dan 2010 12
Tabel 3.1. Peranan Sektor Ekonomi, Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan Sumber Pertumbuhan
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 58
Tabel 3.2. Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012- 60
Tabel 4.1 Peranan Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas (Persen), 2012-2016 69
BAB
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 viii
Gambar 3.1. PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012-2016 (Triliun Rupiah) 53
Gambar 3.2. Struktur Perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Tahun 2012─2016
54
Gambar 3.3. Struktur Perekonomian Sulawesi Utara Menurut Lapangan Usaha Primer, Sekunder dan Tersier Tahun 2012– 2016
56
Gambar 3.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012 – 2016
59
Gambar 3.5. PDRB Perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2016 60
Gambar 4.1. Pertumbuhan Subkategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Tahun 2012-2016 (persen)
64
Gambar 4.2. Kontribusi Subkategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap PDRB Ka-bupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)
65
Gambar 4.3. Pertumbuhan Subkategori Pertambangan dan Penggalian Tahun 2012-2016 (persen)
66
Gambar 4.4. Kontribusi Subkategori Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB Kabupat-en Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (Persen)
66
Gambar 4.5. Pertumbuhan Subkategori Industri Pengolahan Tahun 2012-2016 (persen) 68
Gambar 4.6. Kontribusi Subkategori Industri pengolahan Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (Persen)
69
Gambar 4.7. Pertumbuhan Subkategori Pengadaan Listrik dan Gas Tahun 2012-2016 (persen) 70
Gambar 4.8. Pertumbuhan Kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Tahun 2012-2016 (persen)
70
Gambar 4.9. Kontribusi Kategori Konstruksi Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012-2016 (persen)
71
Gambar 4.10. Pertumbuhan Kategori Konstruksi Tahun 2012-2016 (persen) 71
Gambar 4.11. Kontribusi Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)
72
Gambar 4.12. Pertumbuhan Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor Tahun 2012-2016 (persen)
72
Gambar 4.13. Kontribusi Subkategori Transportasi dan Pergudangan Terhadap PDRB Kabupat-en Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)
73
Gambar 4.14 Pertumbuhan Subkategori Transportasi dan Pergudangan Tahun 2012-2016 (persen)
74
ix Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Gambar 4.15. Kontribusi Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2012-2016 (persen)
75
Gambar 4.16. Pertumbuhan Subkategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Tahun
2012-2016 (persen)
75
Gambar 4.17. Kontribusi Kategori Informasi dan Komunikasi 2012-2016 (persen) 76
Gambar 4.18. Pertumbuhan Kategori Informasi dan Komunikasi Tahun 2012-2016 (persen) 77
Gambar 4.19. Kontribusi Subkategori Jasa Keuangan dan Asuransi Terhadap Total PDRB Sula-wesi Utara Tahun 2016 (persen)
77
Gambar 4.20. Pertumbuhan Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi Tahun 2012-2016 (persen) 78
Gambar 4.21. Kontribusi Kategori Real Estat Tahun 2012-2016 (persen) 79
Gambar 4.22. Pertumbuhan Kategori Real Estat Tahun 2012-2016 (persen) 79
Gambar 4.23. Pertumbuhan Kategori Jasa Perusahaan Tahun 2012-2016 (persen) 80
Gambar 4.24. Kontribusi Kategori Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib Tahun 2012-2016 (persen)
81
Gambar 4.25. Pertumbuhan Kategori Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib Tahun 2012-2016 (persen)
81
Gambar 4.26. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Pendidikan 82
Gambar 4.27. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 82
Gambar 4.28. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Lainnya 83
BAB
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 x
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016
87
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016
89
Tabel 3 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mon-gondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012─2016
91
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mon-
gondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen),
2012─2016
93
Tabel 5. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mon-
gondow Utara Menurut Lapangan Usaha (2010 = 100), 2012─2016
95
Tabel 6 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016
97
3 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
1. Penghitungan sta�s�k neraca nasional yang digunakan di sini mengiku� buku petunjuk yang diterbitkan oleh
Perserikatan Bangsa Bangsa yang dikenal sebagai “Sistem Neraca Nasional”. Namun, penerapan sta�s�k
neraca nasional tersebut telah disesuaikan dengan kondisi sosial-ekonomi Indonesia.
.2. Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB) pada �ngkat regional (Kabupaten) menggambarkan kemampuan
suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDRB
digunakan 2 pendekatan, yaitu produksi dan penggunaan. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah
dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan usaha) dan menurut komponen penggunaannya. PDRB
dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu
diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai ak�vitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan
menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut.
3. Penyajian PDRB menurut lapangan usaha dirinci menurut total nilai tambah dari seluruh lapangan usaha
yang mencakup kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri
Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;
Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan
Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan
Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;
Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya.
4. Produk Domes�k Regional Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu
atas dasar “harga berlaku” dan atas dasar “harga konstan”. Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh
agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya
didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. Dalam publikasi di sini digunakan harga tahun 2010
sebagai dasar penilaian.
5. Laju pertumbuhan Produk Domes�k Regional Bruto diperoleh dari perhitungan PDRB atas dasar harga
konstan. Laju pertumbuhan tersebut dihitung dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke-n terhadap
nilai pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan
dengan 100 persen. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu
tertentu terhadap waktu sebelumnya.
6. Harga Berlaku adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun
yang dikonsumsi pada harga tahun sedang berjalan.
7. Harga Konstan adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun
yang dikonsumsi pada harga tetap di satu tahun dasar.
8. Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai referensi sta�s�k, yang digunakan sebagai dasar penghitungan
tahun-tahun yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri data dengan indikator rinci
mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi.
7 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
1.1 Penger�an Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB)
Perencanaan pembangunan ekonomi, memerlukan bermacam data sta�s�k sebagai dasar
berpijak dalam menentukan strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat.
Strategi dan kebijakan yang telah diambil pada masa-masa lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil-
hasilnya. Berbagai data sta�s�k yang bersifat kuan�ta�f diperlukan untuk memberikan gambaran
tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa
yang akan datang.
Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang ber-
tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distri-
busi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran
kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari
pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai dengan
�ngkat pemerataan yang sebaik mungkin.
Untuk mengetahui �ngkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan sta�s�k
Pendapatan Nasional/Regional secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan
pembangunan nasional atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan nasional/
regional dapat dipakai juga sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan
oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta.
Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa
yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domes�k suatu negara yang �mbul akibat berbagai ak�vitas
ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperha�kan apakah faktor produksi yang dimiliki resi-
den atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (�ga) pendekatan yaitu pendekatan
produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.
PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 8
yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 2016, penghitungan PDRB menggunakan tahun
dasar 2010 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang masih menggunakan tahun dasar 2000,
sehingga terdapat beberapa perubahan metodologi, klasifikasi, konsep, dan penjelasannya.
1.2 Kegunaan PDRB
Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi
perekonomian suatu wilayah se�ap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain
adalah:
1. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan
oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
besar, begitu juga sebaliknya.
2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan atau se�ap kategori dari tahun ke tahun.
3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur perekonomian atau
peranan se�ap kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang
mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.
4. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan PNB per satu orang
penduduk.
5. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi
per kapita penduduk suatu wilayah.
1.3 Perubahan Tahun Dasar PDRB
Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal
yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada
tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan
perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang
perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan sta�s�k nasional.
Ba b 1 . Penjela sa n Umu m
9 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Salah satu bentuk adaptasi pencatatan sta�s�k nasional adalah melakukan perubahan tahun
dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan
mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of
Na�onal Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT).
Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domes�k
Regional Bruto (PDRB) Provinsi dan Kabupaten untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan.
Apa yang Dimaksud SNA 2008?
SNA 2008 merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur ak�vitas
ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi.
Rekomendasi yang dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan
neraca yang disepaka� secara internasional dalam mengukur item tertentu seper� PDRB.
SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang ak�vitas pelaku ekonomi dalam hal
produksi, konsumsi dan akumulasi harta dan dapat dimanfaatkan untuk kepen�ngan analisis, pengambi-
lan keputusan, dan pembuatan kebijakan. Dengan menggunakan Kerangka SNA, fenomena ekonomi
dapat dengan lebih baik dijelaskan dan dipahami.
Apa Manfaat Perubahan Tahun Dasar?
Manfaat perubahan tahun dasar PDRB antara lain :
1. Menginformasikan perekonomian regional yang terkini seper� pergeseran struktur dan
pertumbuhan ekonomi;
2. Meningkatkan kualitas data PDRB;
3. Menjadikan data PDRB dapat diperbandingkan secara internasional.
Apa Implikasi Perubahan Tahun Dasar?
Pergeseran harga tahun dasar juga akan memberikan beberapa dampak antara lain:
1. Meningkatkan nominal PDRB, yang pada gilirannya akan berdampak pada pergeseran kelompok
pendapatan suatu daerah dari pendapatan rendah, menjadi menengah, atau �nggi dan pergeseran
struktur perekonomian;
2. Akan merubah besaran indikator makro seper� rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan saving,
nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi;
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 10
3. Akan menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling dan forecas�ng.
Mengapa Tahun 2010 sebagai Tahun Dasar?
Badan Pusat Sta�s�k (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5
(lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000. Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar
baru menggan�kan tahun dasar 2000 karena beberapa alasan berikut:
Perekonomian Indonesia tahun 2010 rela�f stabil;
Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang in-
formasi dan teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya
produk-produk baru;
Rekomendasi PBB tentang pergan�an tahun dasar dilakukan se�ap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun;
Adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan, sumber data dan metodologi sesuai
rekomendasi dalam SNA 2008;
Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDRB seper� data Sensus Penduduk 2010 (SP 2010)
dan Indeks harga produsen (Producers Price Index /PPI);
Tersedianya kerangka kerja SUT yang menggambarkan keseimbangan aliran produksi dan konsumsi
(barang dan jasa) dan penciptaan pendapatan dari ak�vitas produksi tersebut.
1.4 Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar 2010
Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya dan 44 diantaranya merupakan revisi uta-
ma. Beberapa revisi yang diadopsi dalam penghitungan PDRB tahun dasar 2010 diantaranya:
Konsep dan Cakupan: Perlakuan Work-in Progress (WIP) pada Cul�vated Biological Resources
(CBR): Merupakan penyertaan pertumbuhan aset alam hasil budidaya manusia yang belum di panen
sebagai bagian dari output lapangan usaha yang bersangkutan seper�: nilai tegakan padi yang be-
lum di panen, nilai sapi perah yang belum menghasilkan, nilai pohon kelapa sawit atau karet yang
belum berbuah/dipanen.
Metodologi : Perbaikan metode penghitungan output bank dari Imputed Bank Services Charge
(IBSC) menjadi Financial Intermedia�on Services Indirectly Measured (FISIM)
Ba b 1 . Penjela sa n Umu m
11 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Valuasi : Nilai tambah lapangan usaha dinilai dengan Harga Dasar (Basic Price). Merupakan harga
keekonomian barang dan jasa di�ngkat produsen sebelum adanya intervensi pemerintah seper�
pajak dan subsidi atas produk. Valuasi ini hanya untuk penghitungan PDB, sedangkan PDRB
menggunakan harga produsen.
Klasifikasi : Klasifikasi yang digunakan berdasarkan Internasional Standard Classifica�on (ISIC rev.4)
dan Central Product Classifica�on (CPC rev.2). BPS mengadopsi kedua klasifikasi tersebut sebagai
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) dan Klasifikasi Baku Komodi� Indonesia
2010 (KBKI 2010).
Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode dari SNA sebelumnya dan SNA 2008 antara lain
dijelaskan pada Tabel 1.1.
1.5 Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar 2010
Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 (2000=100) menggunakan Klasifikasi
Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) sedangkan pada PDRB tahun dasar 2010 (2010=100)
menggunakan KBLI2009. Perbandingan keduanya pada �ngkat paling agregat dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB
Variabel Konsep Lama Konsep Baru
1. Output pertanian Hanya mencakup output pada saat panen
Output saat panen ditambah nilai hewan dan tumbuhan yang belum menghasilkan
2. Metode penghitungan output bank komersial.
Menggunakan metode Imputed Bank Services Charge (IBSC) .
Menggunakan metode Financial Intermediary Services Indirectly Measured (FISIM)
3. Valuasi Harga Produsen:
Harga Dasar:
4. Biaya eksplorasi mineral dan pembuatan produk original
Dicatat sebagai konsumsi antara
Dicatat sebagai output dan dikapitalisasi sebagai PMTB
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 12
Sementara klasifikasi PDRB menurut pengeluaran tahun dasar 2010 secara garis besar �dak
banyak mengalami perubahan seper� tabel berikut :
Ba b 1 . Penjela sa n Umu m
Tabel 1.2. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010
Tabel 1.3. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010
15 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Uraian lapangan usaha yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari
masing-masing kategori dan subkategori lapangan usaha, cara-cara perhitungan Nilai Tambah Bruto
(NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010, serta sumber datanya.
2.1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Kategori ini mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan merupakan benda-
benda atau barang-barang biologis (hidup) yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sendiri atau untuk dijual kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan yang tujuan uta-
manya untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsisten) seper� pada kegiatan usaha tanaman pangan.
2.1.1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
Subkategori ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hor�kultura, tanaman perke-
bunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan hewan yang ditujukan untuk dijual.
2.1.1.1 Tanaman Pangan
Melipu� semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang
dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan melipu� padi, palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seper� talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta tanaman serelia
lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll). Keseluruhan komoditas di atas masuk ke dalam go-
longan tanaman semusim, dengan wujud produksi pada saat panen atau wujud produksi baku lainnya
yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud produksi pada komoditas per-
tanian tanaman pangan antara lain: padi dalam wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam wujud
pipilan kering, dan ubi kayu dalam wujud umbi basah.
Data produksi padi dan palawija diperoleh dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Provinsi Sulawesi
Utara. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara.
Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sula-
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 16
wesi Utara dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman pangan dari Bidang
Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman pangan di-
peroleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT) yang dilakukan oleh
Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.
2.1.1.2 Tanaman Hor�kultura
Tanaman hor�kultura terdiri dari tanaman hor�kultura semusim dan tanaman hor�kultura ta-
hunan. Tanaman hor�kultura semusim melipu� tanaman hor�kultura yang umumnya berumur pendek
(kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali
penanaman. Sedangkan tanaman hor�kultura tahunan melipu� tanaman hor�kultura yang umumnya
berumur lebih dari satu tahun dan dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa panen
untuk satu kali penanaman. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman hor�kultura melipu� ke-
lompok komodi� sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias.
Data produksi komoditas hor�kultura diperoleh dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.
Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Data
indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi
Utara dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman hor�kultura dari Bidang
Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman hor�kultura di-
peroleh dari hasil Sensus Pertanian.
2.1.1.3 Tanaman Perkebunan
Tanaman perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan ta-
hunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun
swasta). Cakupan usaha perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, pena-
naman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan kegiatan. Komoditas yang dihasilkan
oleh kegiatan tanaman perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman
berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, dan-lain-lain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi,
teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan sebagainya.
Data produksi komoditas perkebunan diperoleh dari Dinas Perkebunan Kabupaten. Data harga
berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Data indikator har-
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
17 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
ga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara dan In-
deks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman perkebunan dari Bidang Sta�s�k Dis-
tribusi BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman perkebunan diperoleh dari
hasil Sensus Pertanian.
2.1.1.4 Peternakan
Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budi-
daya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan
diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Subkategori ini juga
mencakup pembudidayaan ternak maupun unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk
menghasilkan susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong,
kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaging, ayam ras petelur, i�k
manila, i�k, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur i�k, susu segar, dan sebagainya.
Data produksi komoditas peternakan diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten.
Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Data
indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi
Utara dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok peternakan dari Bidang Sta�s�k
Distribusi BPS Sulawesi Utara Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan peternakan di-
peroleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Peternakan (Ternak Besar dan Kecil, Ternak
Unggas, dan Sapi Perah) yang dilakukan oleh Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.
2.1.1.5 Jasa Pertanian dan Perburuan
Kegiatan jasa pertanian dan perburuan melipu� kegiatan jasa pertanian, perburuan dan pe-
nangkapan satwa liar, serta penangkaran satwa liar. Kegiatan jasa pertanian adalah kegiatan yang dil-
akukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang khusus yang
diberikan untuk menunjang kegiatan pertanian (tanaman pangan, tanaman hor�kultura, tanaman
perkebunan, dan peternakan). Dicakup juga dalam kegiatan jasa pertanian adalah penyewaan alat per-
tanian/hewan bersama operatornya dan risiko kegiatan jasa tersebut ditanggung oleh yang memberikan
jasa.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 18
Kegiatan perburuan dan penangkapan satwa liar mencakup usaha perburuan dan penangkapan
satwa liar dalam rangka pengendalian populasi dan pelestarian. Termasuk usaha pengawetan dan pen-
yamakan kulit dari furskin, rep�l, dan kulit unggas hasil perburuan dan penangkapan. Termasuk per-
buruan dan penangkapan binatang dengan perangkap untuk umum, penangkapan binatang (ma� atau
hidup) untuk makanan, bulu, kulit atau untuk peneli�an, untuk ditempatkan dalam kebun binatang atau
sebagai hewan peliharaan, produksi kulit bulu binatang, rep�l atau kulit burung dari kegiatan perburuan
atau penangkapan. Sedangkan kegiatan penangkaran satwa liar mencakup usaha penangkaran, pem-
besaran, peneli�an untuk pelestarian satwa liar, baik satwa liar darat dan satwa liar laut seper� mamalia
laut, misalnya duyung, singa laut dan anjing laut.
Output jasa pertanian diperoleh dengan pendekatan imputasi dengan memperha�kan proporsi
pengeluaran untuk jasa pertanian terhadap output yang dihasilkan oleh suatu kegiatan pertanian pada
periode tertentu. Output kegiatan pertanian diperoleh dari Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k
BPS Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sedangkan proporsi pengeluaran untuk jasa pertanian ter-
hadap output diperoleh dari hasil Sensus Pertanian, Survei Struktur Ongkos Usaha Tani, dan Survei Pe-
rusahaan Peternakan yang dilakukan oleh BPS.
2.1.2 Kehutanan dan Penebangan Kayu
Subkategori ini melipu� kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan,
getah-getahan, dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan ber-
dasarkan sistem balas jasa/kontrak. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan melipu� kayu
gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan, bambu,
dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam kegiatan kehutanan ini adalah jasa yang menunjang
kegiatan kehutanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dil-
akukan atas dasar kontrak.
Data produksi kayu bulat dan hasil hutan lainnya berasal dari Dinas Kehutanan produksi dan Sub-
dit Sta�s�k Kehutanan BPS. Data harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi
Utara. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS
Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan kehutanan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian
dan Survei Perusahaan Kehutanan (Hak Pengusahaan Hutan dan Pembudidaya Tanaman Kehutanan)
yang dilakukan oleh Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
19 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
2.1.3 Perikanan
Subkategori ini melipu� semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis
ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang
dihasilkan oleh kegiatan perikanan melipu� segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan bio-
ta air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak,
karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Dicakup juga dalam kegiatan perikanan ini adalah jasa yang
menunjang kegiatan perikanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak.
Data produksi komoditas perikanan diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten. Data
harga berupa harga produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Data indi-
kator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara-
dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok perikanan dari Bidang Sta�s�k Distribusi
BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya kegiatan perikanan diperoleh dari hasil Sensus Per-
tanian dan Survei Perusahaan Perikanan yang dilakukan oleh Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi
Utara.
Pendekatan yang digunakan dalam memperkirakan nilai tambah kategori pertanian, kehutanan
dan perikanan adalah melalui pendekatan produksi. Pendekatan ini didasarkan pada per�mbangan
ketersediaan data produksi dan harga untuk masing-masing komodi� pertanian.
Menurut sifatnya, output dibedakan atas dua jenis, yaitu output utama dan output ikutan.
Disamping itu, komodi� lainnya yang belum dicakup diperkirakan melalui besaran persentase pelengkap
yang diperoleh dari berbagai survei khusus. Penghitungan output kategori ini �dak hanya mencakup
output utama dan ikutan pada saat panen tetapi juga ditambahkan output yang diadopsi dari implemen-
tasi SNA 2008. Untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas yang dapat diambil hasilnya berulang kali,
outputnya mencakup biaya perawatan yang dikeluarkan selama periode tertentu yang dinamakan
dengan Cul�vated Biological Resurces (CBR). Sedangkan untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas
semusim atau yang diambil hasilnya hanya sekali, outputnya mencakup biaya yang dikeluarkan untuk
tanaman yang belum dipanen (standing crops) di akhir periode dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk tanaman yang belum dipanen (standing crops) di awal periode yang disebut Work-in-Progress
(WIP). Sehingga total output pada kategori ini merupakan penjumlahan dari nilai output utama, output
ikutan, dan CBR atau WIP dari seluruh komoditas ditambah dengan nilai pelengkapnya.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 20
Nilai Tambah Bruto (NTB) suatu subkategori diperoleh dari penjumlahan NTB �ap-�ap kegiatan
usaha yang menghasilkan komoditas tertentu. NTB ini didapat dari pengurangan nilai output atas harga
dasar dengan seluruh pengeluaran konsumsi antara (intermediate consump�on). Es�masi NTB atas da-
sar harga konstan 2010 menggunakan metode revaluasi, yaitu mengalikan produksi di tahun berjalan
dengan harga pada tahun dasar (tahun 2010) untuk menges�masi output konstan tahun berjalan.
2.2 Pertambangan dan Penggalian
Seluruh jenis komodi� yang dicakup dalam lapangan usaha pertambangan dan penggalian,
dikelompokkan dalam empat subkategori, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi (migas), per-
tambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih logam serta pertambangan dan penggalian lainnya.
2.2.1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi
Subkategori pertambangan migas dan panas bumi melipu� kegiatan produksi minyak bumi men-
tah, pertambangan dan pengambilan minyak dari serpihan minyak dan pasir minyak dan produksi gas
alam serta pencarian cairan hidrokarbon. Subkategori ini juga mencakup kegiatan operasi dan/atau
pengembangan lokasi penambangan minyak, gas alam, dan panas bumi. Komodi� yang ada dalam
subkategori ini di Provinsi Sulawesi Utara hanyalah berupa produksi panas bumi yang ada di Lahendong
Kota Tomohon.
Pendekatan penghitungan yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga
berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit
produksi pada masing-masing periode penghitungan. Sedangkan NTB atas dasar harga konstan 2010 di-
peroleh dengan cara revaluasi.
Data produksi untuk pertambangan migas diperoleh dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Min-
eral (ESDM). Data harga/indikator harga diperoleh dari Kementerian ESDM dan Sta�s�k PLN, dan Indeks
Harga Produsen (IHP) panas bumi sebagai penggerak harga panas bumi; Data struktur biaya diperoleh
dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara. Harga uap panas bumi menggunakan harga panas
bumi yang terdapat pada publikasi tahunan Sta�s�k PLN dan digerakkan dengan IHP gas dan panas
bumi.
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
21 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
2.2.2 Pertambangan Batubara dan Lignit
Pertambangan Batubara mencakup usaha operasi penambangan, pengeboran berbagai kualitas
batubara seper� antrasit, bituminous dan subbituminous baik pertambangan di permukaan tanah atau
bawah tanah, termasuk pertambangan dengan cara pencarian (liquefac�on). Operasi pertambangan ter-
sebut melipu� penggalian, penghancuran, pencucian, penyarinagan dan pencampuran serta pemadatan
meningkatkan kualitas atau memudahkan pengangkutan dan penyimpanan/penampungan. Termasuk
pencarian batubara dari kumpulan tepung bara. Pertambangan Lignit mencakup penambangan di per-
mukaan tanah termasuk penambangan dengan metode pencairan dan kegiatan lain untuk meningkat-
kan kualitas dan memudahkan pengangkutan dan penyimpanan. Di Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara belum ada kegiatan pertambangan batubara dan lignit.
2.2.3 Pertambangan Bijih Logam
Subkategori ini mencakup pertambangan dan pengolahan bijih logam yang �dak mengandung
besi, seper� bijih thorium dan uranium, aluminium, tembaga, �mah, seng, �mah hitam, mangan, krom,
nikel kobalt dan lain. Termasuk bijih logam mulia lainnya. Kelompok bijih logam mulia lainya mencakup
pembersihan dan pemurnian yang �dak dapat dipisahkan secara administra�f dari usaha pertambangan
bijih logam lainnya.
Beberapa jenis produknya, antara lain: pertambangan pasir besi dan bijih besi dan peningkatan
mutu dan proses aglomerasi bijih besi, pertambangan dan pengolahan bijih logam yang �dak mengan-
dung besi, seper� bijih thorium dan uranium, alumunium (bauksit), tembaga, �mah, seng, �mah hitam,
mangaan, krom, nikel kobalt dan lain-lain; serta pertambangan bijih logam mulia, seper� emas, pla�na,
perak dan logam mulia lainnya.
Penghitungan output bijih logam menggunakan metode pendekatan produksi dan NTB atas da-
sar harga konstan dihitung dengan menggunakan deflator Indeks Harga Produsen (IHP) tembaga dan
emas.
2.2.4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya
Subkategori ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seper� batu-
batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini ada-
lah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 22
bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komodi� penggalian selain tersebut di atas.
Termasuk dalam subkategori ini adalah komodi� garam hasil penggalian. Output dan produksi barang-
barang galian terdapat pada publikasi Sta�s�k penggalian tahunan.
2.3 Industri Pengolahan
Kategori industri pengolahan melipu� kegiatan ekonomi di bidang perubahan secara kimia atau
fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku industri pengolahan berasal
dari produk pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan atau penggalian seper� produk dari
kegiatan industri pengolahan lainnya. Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari ba-
rang secara umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. Unit industri pengolahan digambarkan se-
bagai pabrik, mesin atau peralatan yang khusus digerakkan dengan mesin dan tangan. Termasuk kate-
gori industri pengolahan adalah perubahan bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan,
kegiatan maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama dimana produk terse-
but dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas dasar kontrak.
2.3.1 Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi
Subkategori ini mencakup kegiatan perubahan minyak, gas bumi dan batubara menjadi produk
yang bermanfaat seper�: pengilangan minyak dan gas bumi, di mana melipu� pemisahan minyak bumi
menjadi produk komponen melalui teknis seper� pemecahan dan penyulingan. Produk khas yang
dihasilkan: kokas, butane, propane, petrol, gas hidrokarbon dan metan, gasoline, minyak tanah, gas
etane, propane dan butane sebagai produk penyulingan minyak. Termasuk disini adalah pengoperasian
tungku batubara, produksi batubara dan semi batubara, gas batubara, ter, lignit dan kokas. KBLI 2009:
kode 19. Namun di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara belum terdapat industri pengolahan batuba-
ra dan pengilangan minyak dan gas bumi
2.3.2 Industri Makanan dan Minuman
Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori, yaitu Industri makanan dan industri
minuman. Industri makanan mencakup pengolahan produk pertanian, perkebunan dan perikanan men-
jadi makanan dan juga mencakup produk setengah jadi yang �dak secara langsung menjadi produk ma-
kanan. Industri minuman mencakup pembuatan minuman baik minuman beralkohol maupun �dak be-
ralkohol, air minum mineral, bir dan anggur, dan pembuatan minuman beralkohol yang disuling.
Kegiatan ini �dak mencakup pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran, minuman dengan bahan
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
23 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
baku susu, dan pembuatan produk teh, kopi dan produk the dengan kadar kafein yang �nggi. KBLI 2009:
kode 10 dan 11.
2.3.3 Industri Pengolahan Tembakau
Subkategori ini melipu� pengolahan tembakau atau produk penggan� tembakau, rokok, cerutu,
cangklong, snuff, chewing dan pemotongan serta pengeringan tembakau tetapi �dak mencakup
penanaman atau pengolahan awal tembakau. Beberapa produk yang dihasilkan rokok dan cerutu, tem-
bakau pipa, tembakau sedot (snuff), rokok kretek, rokok pu�h dan lain-lain. KBLI 2009: kode 12.
Subkategori ini �dak terdapat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
2.3.4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi
Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori yaitu industri teks�l dan industri pa-
kaian jadi. Industri teks�l mencakup pengolahan, pemintalan, penenunan dan penyelesaian teks�l dan
bahan pakaian, pembuatan barang-barang teks�l bukan pakaian (seper�: sprei, taplak meja, gordein,
selimut, permadani, tali temali, dan lain-lain). Industri pakaian jadi mencakup semua pekerjaan menjahit
dari semua bahan dan semua jenis pakaian dan aksesoris, �dak ada perbedaan dalam pembuatan anta-
ra baju anak-anak dan orang dewasa, atau pakaian tradisional dan modern. Subkategori ini juga men-
cakup pembuatan industri bulu binatang (pakaian dari bulu binatang dan kulit yang berbulu). Contoh
produk yang dihasilkan: kain tenun ikat, benang, kain, ba�k, rajutan, pakaian jadi, pakaian sesuai pesan-
an, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 13 dan 14.
2.3.5 Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki
Subkategori ini mencakup pengolahan dan pencelupan kulit berbulu dan proses perubahan dari
kulit jangat menjadi kulit dengan proses penyamakan atau proses pengawetan dan pengeringan serta
pengolahan kulit menjadi produk yang siap pakai, pembuatan koper, tas tangan dan sejenisnya, pakaian
kuda dan peralatan kuda yang terbuat dari kulit, dan pembuatan alas kaki. Subkategori ini juga men-
cakup pembuatan produk sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi atau kulit �ruan), seper� alas kaki dari
bahan karet, koper dari teks�l, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 15.
2.3.6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman
Subkategori ini mencakup pembuatan barang-barang dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk
konstruksi dan juga mencakup berbagai proses pengerjaan dari penggergajian sampai pembentukan dan
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 24
perakitan barang-barang dari kayu, dan dari perakitan sampai produk jadi seper� kontainer kayu.
Terkecuali penggergajian, subkategori ini terbagi lagi sebagian besar didasarkan pada produk spesifik
yang dihasilkan. Subkategori ini �dak mencakup pembuatan mebeler, atau perakitan/pemasangan
perabot kayu dan sejenisnya. Contohnya: pemotongan kayu gelondongan menjadi balok, kaso, papan,
pengolahan rotan, kayu lapis, barang-barang bangunan dari kayu, kerajinan dari kayu, alat dapur dari
kayu, rotan dan bambu. KBLI 2009: kode 16.
2.3.7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan, dan Reproduksi Media Rekam
Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori yaitu industri kertas dan barang dari
kertas, dan industri pencetakan dan reproduksi media rekaman. Industri kertas dan barang dari kertas
mencakup pembuatan bubur kayu, kertas, dan produk kertas olahan Pembuatan dari produk-produk
tersebut merupakan satu rangkaian dengan �ga kegiatan utama. Kegiatan pertama pembuatan bubur
kertas, lalu yang kedua pembuatan kertas yang menjadi lembaran-lembaran dan yang ke�ga barang dari
kertas dengan berbagai tehnik pemotongan dan pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan lami-
nasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan selagi pencetakan bukanlah merupakan hal yang
utama. Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman mencakup pencetakan barang-barang dan
kegiatan pendukung yang berkaitan dan �dak terpisahkan dengan industri pencetakan; proses pence-
takan termasuk bermacam-macam metode/cara untuk memindahkan suatu image dari piringan atau
layar monitor ke suatu media melalui/dengan berbagai teknologi pencetakan. KBLI 2009: kode 17 dan
18.
2.3.8 Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisonal
Subkategori ini terdiri dari dua industri yaitu industri kimia dan industri farmasi dan obat tradi-
sional. Industri kimia mencakup perubahan bahan organik dan non organik mentah dengan proses kimia
dan pembentukan produk. Ciri produk kimia dasar yaitu yang membentuk kelompok industri pertama
dari hasil produk antara dan produk akhir yang dihasilkan melalui pengolahan lebih lanjut dari kimia da-
sar yang merupakan kelompok-kelompok industri lainnya. Industri farmasi dan obat tradisional men-
cakup pembuatan produk farmasi dasar dan preparat farmasi. Subkategori ini mencakup antara lain
preparat darah, obat-obatan jadi, preparat diagnos�k, preparat medis, obat tradisional atau jamu dan
produk botanikal untuk keperluan farmasi. KBLI 2009: kode 20 dan 21.
2.3.9 Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plas�k
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
25 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Subkategori ini mencakup pembuatan barang plas�k dan karet dengan penggunaan bahan baku
karet dan plas�k dalam proses pembuatannya. Misalnya; pembuatan karet alam, pembuatan ban karet
untuk semua jenis kendaraan dan peralatan, pengolahan dasar plas�k atau daur ulang. Namun demikian
�dak berar� bahwa semua barang dari bahan baku karet dan plas�k termasuk di subkategori ini, misal-
nya industri alas kaki dari karet, industri lem, industri matras, industri permainan dari karet, termasuk
kolam renang mainan anak-anak. KBLI 2009: kode 22.
2.3.10 Industri Barang Galian Bukan Logam
Kegiatan ini mencakup pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang berhubungan dengan
unsur tunggal suatu mineral murni, seper� gelas dan produk gelas, produk keramik dan tanah liat bakar,
semen dan plester. Industri pemotongan dan pengasahan batu serta pengolahan produk mineral lainnya
juga termasuk disini. KBLI 2009: kode 23.
2.3.11 Industri Logam Dasar
Subkategori ini mencakup kegiatan peleburan dan penyulingan baik logam yang mengandung
besi maupun �dak dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan bermacam teknik meta-
lurgi. Contoh produk: industri besi dan baja dasar, penggilingan baja, pipa, sambungan pipa dari baja,
logam mulia, logam dasar bukan besi dan lain-lain. KBLI 2009 : kode 24
2.3.12 Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k, dan Peralatan Listrik
Subkategori ini mencakup pembuatan produk logam "murni" (seper� suku cadang, container/
wadah dan struktur), pada umumnya mempunyai fungsi sta�s atau �dak bergerak, pembuatan per-
lengkapan senjata dan amunisi, pembuatan komputer, perlengkapan komputer, peralatan komunikasi,
dan barang-barang elektronik sejenis, termasuk pembuatan komponennya, pembuatan produk yang
membangkitkan, mendistribusikan dan menggunakan tenaga listrik. KBLI 2009: kode 25, 26 dan 27.
2.3.13 Industri Mesin dan Perlengkapan
Kegiatan yang tercakup dalam subkategori industri mesin dan perlengkapan adalah pembuatan
mesin dan peralatan yang dapat bekerja bebas baik secara mekanik atau yang berhubungan dengan
pengolahan bahan-bahan, termasuk komponen mekaniknya yang menghasilkan dan menggunakan
tenaga dan komponen utama yang dihasilkan secara khusus. Subkategori ini juga mencakup pembuatan
mesin untuk keperluan khusus untuk angkutan penumpang atau barang dalam dasar pembatasan,
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 26
peralatan tangan, peralatan tetap atau bergerak tanpa memperha�kan apakah peralatan tersebut dibu-
at untuk keperluan industri, pekerjaan sipil, dan bangunan, pertanian dan rumah tangga. KBLI 2009:
kode 28
2.3.14 Industri Alat Angkutan
Subkategori ini mencakup industri kendaraan bermotor dan semi trailer serta industri alat angku-
tan lainnya. Cakupan dari subkategori ini adalah pembuatan kendaraan bermotor untuk angkutan
penumpang atau barang, alat angkutan lain seper� pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong kereta
api dan lokomo�f, pesawat udara dan pesawat angkasa. Subkategori ini juga mencakup pembuatan
berbagai suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor, termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer.
KBLI 2009 : kode 29 dan 30.
2.3.15 Industri Furnitur
Industri furnitur mencakup pembuatan mebeller dan produk yang berkaitan yang terbuat dari
berbagai bahan kecuali batu, semen dan keramik. Pengolahan pembuatan mebeller adalah metode
standar, yaitu pembentukan bahan dan perakitan komponen, termasuk pemotongan, pencetakan dan
pelapisan. Perancangan produk baik untuk este�ka dan kualitas fungsi adalah aspek yang pen�ng dalam
proses produksi. Pembuatan mebeller cenderung menjadi kegiatan yang khusus. KBLI 2009: kode 31.
2.3.16 Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan
Subkategori ini mencakup pembuatan berbagai macam barang yang belum dicakup di tempat
lain dalam klasifikasi ini. Subkategori ini merupakan gabungan dari industri pengolahan lainnya dan jasa
reparasi serta pemasangan mesin dan peralatan. Subkategori ini bersifat residual, proses produksi, ba-
han input dan penggunaan barang-barang yang dihasilkan dapat berubah-ubah secara luas dan ukuran
umum. Subkategori ini �dak mencakup pembersihan mesin industri, perbaikan dan pemeliharaan
peralatan komputer dan komunikasi serta perbaikan dan pemeliharaan barang-barang rumah tangga.
Tetapi mencakup perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatan khusus barang-barang yang
dihasilkan oleh lapangan usaha industri pengolahan dengan tujuan untuk pemulihan mesin, peralatan
dan produk lainnya. KBLI 2009: kode 32 dan 33.
Sumber data industri makanan dan minuman sampai dengan industri pengolahan lainnya, jasa
reparasi, dan pemasangan mesin dan peralatan terdiri dari: produksi/indikator produksi yang dibagi
menjadi dua kelompok besar yaitu indeks produksi industri besar sedang (IBS) dan indeks produksi In-
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
27 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
dustri mikro dan kecil (IMK) diperoleh dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara; data harga/
indikator harga diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara; data struktur biaya di-
perkirakan dari hasil survei tahunan IBS dan hasil survei tahunan IMK, BPS ditambah dengan berbagai
survei khusus yang dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Sulawesi Utara.
Pendekatan es�masi untuk industri makanan dan minuman sampai dengan industri pengolahan
lainnya, jasa reparasi, dan pemasangan mesin dan peralatan menggunakan pendekatan produksi. Out-
put atas dasar harga konstan menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu perkalian antara output
tahun dasar dengan indeks produksi untuk masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga
berlaku dihitung dari output atas dasar harga konstan dikalikan indeks harga pada masing-masing tahun.
NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisih antara output atas dasar harga berlaku dengan
konsumsi antara untuk masing-masing tahun, sedangkan untuk NTB atas dasar harga konstan diperoleh
dari output atas dasar harga konstan dikurangi dengan konsumsi antara atas dasar harga konstan. Da-
lam penghitungan NTB Industri pengolahan subkategori ini, tabel SUT 2010 menjadi acuan sebagai ta-
hun dasar 2010.
2.4 Pengadaan Listrik dan Gas
Kategori ini mencakup kegiatan pengadaan tenaga listrik, gas alam dan buatan, uap panas, air
panas, udara dingin dan produksi es dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau pipa infrastruktur
permanen. Dimensi jaringan/infrastruktur �dak dapat ditentukan dengan pas�, termasuk kegiatan
pendistribusian listrik, gas, uap panas dan air panas serta pendinginan udara dan air untuk tujuan
produksi es. Produksi es untuk kebutuhan makanan/minuman dan tujuan non makanan. Kategori ini ju-
ga mencakup pengoperasian mesin dan gas yang menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga
listrik atau gas. Juga mencakup pengadaan uap panas dan Air Condi�oner (AC).
2.4.1 Ketenagalistrikan
Subkategori ini mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik kepada kon-
sumen, baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) maupun oleh perusahaan
swasta (Non-PLN), seper� pembangkitan listrik oleh perusahaan milik Pemerintah Daerah, dan listrik
yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang
dibangkitkan atau diproduksi melipu� listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan dis-
tribusi, dan listrik yang dicuri.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 28
Metode penghitungan dengan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga ber-
laku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga dasar per unit
produksi pada masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh
dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun
dengan harga dasar per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas
dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing ta-
hun dengan rasio NTB.
Data yang diperlukan data produksi dan harga. Data produksi berupa listrik terjual dan listrik
dibangkitkan baik oleh PLN maupun non-PLN. Sama seper� data produksi, harga juga mencakup harga
penjualan dan harga pembangkitan, Baik data produksi maupun data harga, diambil dari PT. PLN se�ap
triwulan dan juga sta�s�k PLN yang terbit se�ap tahun. Selain itu juga diperlukan data subsidi listrik dari
Kementerian Keuangan.
2.4.2 Pengadaan Gas dan Produksi Es
Subkategori ini menghasilkan gas alam, gas buatan, uap/air panas, udara dingin dan produksi es.
Sub-lapangan usaha ini mencakup pembuatan gas dan pendistribusian gas alam atau gas buatan ke
konsumen melalui suatu sistem saluran pipa, dan kegiatan penjualan gas. Subkategori ini juga men-
cakup penyediaan gas melalui berbagai proses, pengangkutan, pendistribusian dan penyediaan semua
jenis bahan bakar gas, penjualan gas kepada konsumen melalui saluran pipa. Termasuk penyaluran, dis-
tribusi dan pengadaan semua jenis bahan bakar gas melalui sis�m saluran, perdagangan gas kepada
konsumen melalui saluran, kegiatan agen gas yang mengurus perdagangan gas melalui sis�m distribusi
gas yang dioperasikan oleh pihak lain dan pengoperasian pengubahan komoditas dan kapasitas
pengangkutan bahan bakar gas.
Kegiatan pengadaan uap/air panas, udara dingin dan produksi es mencakup kegiatan produksi,
pengumpulan dan pendistribusian uap dan air panas untuk pemanas, energi dan tujuan lain, produksi
dan distribusi pendinginan udara, pendinginan air untuk tujuan pendinginan dan produksi es, termasuk
es untuk kebutuhan makanan/minuman dan tujuan non makanan. Namun di Kabupaten Bolaang Mon-
gondow Utara belum ada kegiatan gas alam, gas buatan, uap/air panas, udara dingin sehingga di
subkategori ini hanya berupa produksi es.
Metode penghitungan yang digunakan untuk seri 2010 dengan menggunakan pendekatan
produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
29 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar har-
ga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pa-
da masing-masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk mem-
peroleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pa-
da masing-masing tahun dengan rasio NTB.
Sumber data produksi es berasal dari indeks produksi industri besar sedang (IBS) dan indeks
produksi Industri mikro dan kecil (IMK) Direktorat Sta�s�k Industri, BPS; data harga/indikator harga di-
peroleh dari Direktorat Sta�s�k Harga, BPS; data struktur biaya diperkirakan dari hasil survei tahunan
IBS dan hasil survei tahunan IMK, BPS ditambah dengan berbagai survei khusus yang dilakukan oleh
Direktorat Neraca Produksi BPS RI.
2.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang berhubungan dengan pengel-
olaan berbagai bentuk limbah/sampah, seper� limbah/sampah padat atau bukan baik rumah tangga
ataupun industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses pengelolaan limbah sampah atau
kotoran ini dibuang atau menjadi input dalam proses produksi lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk
kategori ini, karena kegiatan ini sering kali dilakukan dalam hubungannya dengan atau oleh unit yang
terlibat dalam pengelolaan limbah/kotoran.
Metode penghitungan Nilai Tambah Bruto untuk pengadaan air tahun dasar 2010 menggunakan
pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum
barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Dan untuk data
harga yang �dak tersedia pada tahun terakhir diperkirakan dengan kenaikan laju IHK komponen bahan
bakar, penerangan dan air bersih. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan
cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan
harga per unit produksi pada tahun 2010. Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga
berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing tahun dengan
rasio NTB.
Penghitungan pengelolaan sampah/limbah dengan pendekatan pendapatan. Dalam lembar kerja
pengelolaan, pembuangan dan pembersihan sampah dilakukan oleh Pemerintah dan swasta. Kegiatan
yang dilakukan pemerintah menggunakan APBN/APBD.
Sumber data untuk data produksi adalah dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara, APBD
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 30
(BAPPEDA); APBN (Kemenkeu) dan Perusahaan Daerah Air Mimum (PDAM). Data output sampah
diperoleh dari Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara. Data harga diperoleh dari Bidang Sta�s�k
Distribusi BPS Sulawesi Utara. Sedangkan data struktur biaya diperoleh dari hasil Survei Tahunan Air
Bersih – BPS.
2.6 Konstruksi
Kategori konstruksi adalah kegiatan usaha di bidang konstruksi umum dan konstruksi khusus
pekerjaan gedung dan bangunan sipil. baik digunakan sebagai tempat �nggal atau sarana kegiatan
lainnya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan,
pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat semen-
tara. Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan
pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu
yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri.
Hasil kegiatan konstruksi antara lain: konstruksi gedung tempat �nggal; konstruksi gedung bukan
tempat �nggal; konstruksi bangunan sipil, misal: jalan, tol, jembatan, landasan pesawat terbang, jalan
rel dan jembatan kereta api, terowongan, bendungan, waduk, menara air, jaringan irigasi, drainase, sani-
tasi, tanggul pengendali banjir, terminal, stasiun, parkir, dermaga, pergudangan, pelabuhan, bandara,
dan sejenisnya; konstruksi bangunan elektrik dan telekomunikasi: pembangkit tenaga listrik; transmisi,
distribusi dan bangunan jaringan komunikasi, dan sebagainya; Instalasi gedung dan bangunan sipil: in-
stalasi listrik termasuk alat pendingin dan pemanas ruangan, instalasi gas, instalasi air bersih dan air
limbah serta saluran drainase, dan sejenisnya; Pengerukan: melipu� pengerukan sungai, rawa, danau
dan alur pelayaran, kolam dan kanal pelabuhan baik bersifat pekerjaan ringan, sedang maupun berat;
Penyiapan lahan untuk pekerjaan konstruksi, termasuk pembongkaran dan penghancuran gedung atau
bangunan lainnya serta pembersihannya; Penyelesaian konstruksi sipil seper� pemasangan kaca dan al-
uminium; pengerjaan lantai, dinding dan plafon gedung; pengecatan; pengerjaan interior dan dekorasi
dalam penyelesaian akhir; pengerjaan eksterior dan pertamanan pada gedung dan bangunan sipil
lainnya; Penyewaan alat konstruksi dengan operatornya seper� derek lori, molen, buldoser, alat pen-
campur beton, mesin pancang, dan sejenisnya.
Metode yang digunakan untuk memperkirakan ouput harga berlaku lapangan usaha konstruksi
adalah metode ekstrapolasi dengan indeks konstruksi harga berlaku sebagai ekstrapolatornya. Untuk
mendapatkan output harga konstan, output harga berlaku dideflasi dengan menggunakan IHPB
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
31 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
konstruksi sebagai deflator. Sementara input antara didapat dengan menggunakan metode commodity
flow beberapa komoditas utama dari input antara, misalnya produksi semen, kayu, juga bahan galian.
NTB berlaku didapat dari nilai output berlaku dikurangi dengan baiaya antara berlaku. Sementara NTB
konstan didapat dari mengalikan output konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010.
Sumber data indikator produksi survei konstruksi-BPS dan hasil Sensus Ekonomi 2006 serta data
realisasi pengeluaran pembangunan fisik pemerintah baik Kabupaten maupun desa dan juga dari
sumber lain baik itu pemerintah maupun swasta berupa dari kantor penanaman modal, dinas PU, tata
kota asosiasi perusahaan-perusahaan konstruksi dan Asosiasi Semen Indonesia (ASI); impor semen dan
bahan bangunan SITC 3 digit dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Indikator harga berupa
IHPB bahan bangunan dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Indeks konstruksi dari publikasi
Bidang Sta�s�k Produksi BPS Sulawesi Utara.
2.7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Kategori ini melipu� kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran
(yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang
mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) mau-
pun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga mencakup
reparasi mobil dan sepeda motor.
Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan yang terkait dengan perdagangan,
seper� penyor�ran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang, pencampuran, pembotolan, pengepa-
kan, pembongkaran dari ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil,
penggudangan, baik dengan pendingin maupun �dak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian,
pemotongan lembaran kayu atau logam.
Pedagang besar seringkali secara fisik mengumpulkan, menyor�r, dan memisahkan kualitas ba-
rang dalam ukuran besar, membongkar dari ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran yang
lebih kecil. Sedangkan pedagang eceran melakukan penjualan kembali barang-barang (tanpa perubahan
teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau
penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order
houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-
lain. Pada umumnya pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang dijualnya, tetapi be-
berapa pedagang pengecer ber�ndak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 32
2.7.1 Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Subkategori ini mencakup semua kegiatan (kecuali industri dan penyewaan) yang berhubungan
dengan mobil dan motor, termasuk lori dan truk, sebagaimana perdagangan besar dan eceran,
perawatan dan pemeliharaan mobil dan motor baru maupun bekas. Termasuk perdagangan besar dan
eceran suku cadang dan aksesori mobil dan motor, juga mencakup kegiatan agen komisi yang terdapat
dalam perdagangan besar dan eceran kendaraan.
2.7.2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
Subkategori ini mencakup kegiatan ekonomi di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu
penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, baik penjualan secara grosir
(perdagangan besar) maupun eceran dan merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang da-
gangan selain produk mobil dan sepeda motor. Perdagangan besar nasional dan internasional atas
usaha sendiri atau atas dasar balas jasa atau kontrak (perdagangan komisi) juga merupakan cakupan da-
lam sub-lapangan usaha ini.
Output lapangan usaha perdagangan adalah margin perdagangan, yaitu nilai jual dikurangi nilai
beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi biaya angkutan yang dikeluarkan oleh pedagang.
Output perdagangan (berlaku/konstan) dihitung menggunakan metode �dak langsung, yaitu
menggunakan metode pendekatan arus barang “commodity flow approach”. Marjin perdagangan di-
peroleh dengan mengalikan rasio marjin perdagangan dengan output barang yang dihasilkan oleh indus-
tri penghasil barang domes�k ditambah impor barang dari luar negeri. Kemudian output atau marjin
perdagangan tersebut dikalikan dengan rasio nilai tambah untuk memperoleh nilai tambah
perdagangan. Sedangkan reparasi mobil dan sepeda motor dihitung dengan pendekatan produksi,
dengan indikator produksinya adalah jumlah kendaraan. Untuk mendapatkan nilai tambah konstannya,
nilai tambah berlaku yang diperoleh di-deflate menggunakan IHK umum (BPS).
Sumber data yang digunakan dalam kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
sepeda motor adalah data output barang dari industri domes�k (dari Bidang Neraca Wilayah dan Ana-
lisis Sta�s�k BPS Sulawesi Utara), Sta�s�k Transportasi (BPS), Impor barang (BPS), Indeks Harga Kon-
sumen (BPS) dan survei lainnya yang dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Su-
lawesi Utara.
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
33 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
2.8 Transportasi dan Pergudangan
Kategori ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal mau-
pun �dak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhub-
ungan dengan pengangkutan. Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri atas: angkutan rel; angku-
tan darat; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan penyeberangan; angkutan udara; pergudangan
dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir. Kegiatan pengangkutan melipu� kegiatan pemindahan
penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau
kendaraan, baik bermotor maupun �dak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup
kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seper�: terminal, pelabuhan, pergudangan,
dan lain-lain.
2.8.1 Angkutan Rel
Angkutan Rel untuk penumpang dan atau barang yang menggunakan jalan rel kereta melalui an-
tar kota, dalam kota dan pengoperasian gerbong �dur atau gerbong makan kereta api yang sepenuhnya
dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI). Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara belum ter-
dapat kegiatan angkutan rel.
2.8.2 Angkutan Darat
Melipu� kegiatan pengangkutan penumpang dan barang menggunakan alat angkut kendaraan
jalan raya, baik bermotor maupun �dak bermotor. Termasuk pula kegiatan charter/sewa kendaraan baik
dengan atau tanpa pengemudi; serta jasa angkutan dengan saluran pipa untuk mengangkut minyak
mentah, gas alam, produk minyak, kimia dan air.
Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku
merupakan perkalian antara indikator produksi (jumlah kendaran wajib uji) dengan indikator harga (rata
-rata output untuk masing-masing jenis alat angkutan). Sedangkan output atas dasar harga konstan
2000 diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks jumlah kendaraan sebagai
ekstrapolatornya. NTB dihitung berdasarkan perkalian antara rasio NTB dengan outputnya.
Indikator produksi berupa jumlah kendaraan/armada wajib uji (taksi, angkot, bis, dan truk) di-
peroleh dari Direktorat Lalu Lintas POLRES Kabupaten atau Dinas Perhubungan Data untuk
penghitungan struktur output dan rasio NTB diperoleh dari beberapa perusahaan angkutan darat yang
ada di kabupaten/kota. Sedangkan data indikator harga menggunakan IHK jasa angkutan jalan dari Bi-
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 34
dang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara.
2.8.3 Angkutan Laut
Melipu� kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan kapal laut yang
beroperasi di dalam dan ke luar daerah domes�k. Tidak termasuk kegiatan pelayaran laut yang di-
usahakan oleh perusahaan lain yang berada dalam satu kesatuan usaha, di mana kegiatan pelayaran
ini sifatnya hanya menunjang kegiatan induknya dan data yang tersedia sulit untuk dipisahkan.
Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku
diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya.Output atas dasar har-
ga konstan 2010 dihitung dengan metode ekstrapolasi, yaitu indeks produksi jumlah penumpang dan
indeks muat barang sebagai ekstrapolatornya. Sedangkan NTB diperoleh dari hasil perkalian antara
rasio NTB dengan outputnya.
Indikator produksi berupa jumlah penumpang naik dan barang yang diangkut dari PT Pelabuhan
Indonesia (Pelindo) IV. Sedangkan indikator harga berupa rata-rata output per penumpang dan rata-rata
output per barang diperoleh dari PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), serta IHK jasa angkutan laut
dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Dalam penghitungan rasio NTB digunakan data
laporan rugi/laba perusahaan BUMN dan beberapa perusahaan angkutan laut.
2.8.4 Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan
Kegiatan yang dicakup melipu� kegiatan pengangkutan penumpang, barang dan kendaraan
dengan menggunakan kapal/angkutan sungai dan danau baik bermotor maupun �dak bermotor, serta
kegiatan penyeberangan dengan alat angkut kapal ferry.
Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan
adalah jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Output atas dasar harga berlaku
diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harga yang terdiri dari angkutan
sungai, danau serta penyeberangan. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode
ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi rata-rata ter�mbang jumlah
penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Selanjutnya, NTB diperoleh berdasarkan perkalian
antara rasio NTB dengan outputnya.
Data indikator produksi berupa jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut di-
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
35 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
peroleh dari Dinas Perhubungan dan Informa�ka Kabupaten Sedangkan indikator harga berupa rata-
rata output per penumpang, rata-rata output per barang dan rata-rata output per kendaraan diperoleh
dari PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, serta IHK jasa angkutan sungai,
danau dan penyeberangan dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara. Dalam penghitungan rasio
NTB digunakan data laporan rugi/laba PT. ASDP Indonesia Ferry.
2.8.5 Angkutan Udara
Kegiatan ini melipu� kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan pe-
sawat udara yang diusahakan oleh perusahaan penerbangan yang beroperasi di Indonesia. Metode es�-
masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah
penumpang dan jumlah barang yang diangkut, atau jumlah km-penumpang dan ton-km barang yang di-
angkut. Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan in-
dikator harganya untuk masing-masing angkutan penumpang dan barang baik domes�k maupun inter-
nasional. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi, dan sebagai
ekstrapolatornya adalah indeks produksi jumlah penumpang dan jumlah barang yang diangkut. Se-
dangkan NTB diperoleh dengan mengalikan rasio NTB dengan outputnya untuk masing-masing harga
tersebut.
Data indikator produksi berupa jumlah penumpang naik dan barang yang diangkut diperoleh dari
PT Angkasa Pura I (Kawasan Tengah dan Timur Indonesia). Sedangkan indikator harga berupa rata-rata
output per penumpang/km-penumpang dan rata-rata output per barang/km-ton barang diperoleh dari
laporan beberapa perusahaan penerbangan nasional; serta IHK jasa angkutan udara dari Bidang Sta�s�k
Distribusi BPS Sulawesi Utara.
2.8.6 Jasa Penunjang Angkutan, Pergudangan dan Pos dan Kurir
Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, yaitu
jasa-jasa pelabuhan udara, laut, sungai, darat (terminal dan parkir), jasa pelayanan bongkar muat ba-
rang darat dan laut, keagenan penumpang, jasa ekspedisi, jalan tol, pergudangan, jasa pengujian ke-
layakan angkutan darat dan laut, jasa penunjang lainnya, pos dan jasa kurir.
Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Nilai output dan NTB atas dasar
harga berlaku dari hasil pengolahan data pendapatan dan pengeluaran/biaya dari laporan rugi/laba
perusahaan BUMN dan beberapa perusahaan jasa penunjang angkutan. Sedangkan output atas dasar
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 36
harga konstan 2010 dihitung dengan metode deflasi, yaitu dengan membagi nilai output atas dasar
berlaku dengan indeks harga tahun dasar 2010. Nilai NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan
mengalikan output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010.
Sumber data utama untuk kegiatan jasa penunjang angkutan diperoleh dari badan usaha milik
negara, seper�: PT Angkasa Pura I, PT Pelabuhan Indonesia IV, dan beberapa perusahaan jasa penunjang
angkutan. Sedangkan indikator harga berupa IHK sarana penunjang transpor dari Bidang Sta�s�k Distri-
busi BPS Sulawesi Utara.
2.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan
pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis
layanan tambahan yang disediakan dalam kategori ini sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan
akomodasi jangka panjang seper� tempat �nggal utama, penyiapan makanan atau minuman bukan un-
tuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran.
2.9.1 Penyediaan Akomodasi
Subkategori ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek untuk pengunjung atau
pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan se-
jenisnya (seper� asrama atau rumah kost dengan makan maupun �dak dengan makan). Penyediaan ako-
modasi dapat hanya menyediakan fasilitas akomodasi saja atau dengan makanan dan minuman dan/
atau fasilitas rekreasi. Yang dimaksud akomodasi jangka pendek seper� hotel berbintang maupun �dak
berbintang, serta tempat �nggal lainnya yang digunakan untuk menginap seper� losmen, motel, dan
sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas
lainnya bagi para tamu yang menginap selama kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan mana-
jemen dengan penginapan, alasan penggabungan ini karena datanya sulit dipisahkan.
NTB subkategori akomodasi diperoleh dengan menggunakan pendekatan produksi. Indikator
produksi yang digunakan adalah jumlah malam kamar terjual dan indikator harganya adalah rata-rata
tarif per malam kamar. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara indikator
produksi dengan indikator harganya. Sedangkan NTB diperoleh berdasarkan perkalian output dengan
rasio NTB. Output dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode revaluasi.
Data produksi menggunakan data malam kamar terjual dari Subdit Sta�s�k Pariwisata, BPS. Indi-
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
37 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
kator harga menggunakan data tarif dari Survei Hotel Tahunan yang dilakukan oleh Bidang Sta�s�k Dis-
tribusi BPS Sulawesi Utara.
2.9.2 Penyediaan Makan dan Minum
Kegiatan subkategori ini mencakup pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau
minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran tradisional, restoran self service atau restoran take
away, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud
penyediaan makanan dan minuman adalah penyediaan makanan dan minuman untuk dikonsumsi
segera berdasarkan pemesanan.
Pendekatan yang digunakan untuk menghitung outputnya yaitu melalui pendekatan produksi.
Indikator produksinya berupa jumlah penduduk pertengahan tahun. Dan indikator harganya berupa
pengeluaran rata-rata per kapita atas makan minum jadi di luar rumah. Hasil perkalian kedua indikator
tersebut diperoleh output atas dasar harga berlaku. Sedangkan, output atas dasar harga konstan dihi-
tung dengan menggunakan metode deflasi, dengan IHK kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok
sebagai deflator. Dan NTB atas dasar harga berlaku maupun konstan diperoleh berdasarkan perkalian
output dengan rasio NTB.
Data indikator produksi subkategori penyediaan makan dan minum bersumber dari Proyeksi
Penduduk Indonesia Sensus Penduduk 2010 - BPS. Sedangkan data indikator harga diperoleh dari hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan IHK makanan jadi, minuman dan rokok dari publikasi Indi-
kator Ekonomi - BPS.
2.10 Informasi dan Komunikasi
Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan alat
untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau kegiatan komunikasi,
informasi, teknologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Lapangan
usaha terdiri dari beberapa industri yaitu penerbitan, produksi gambar bergerak, video, perekaman
suara dan penerbitan musik, penyiaran dan pemograman (radio dan televisi), telekomunikasi,
pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi.
Kegiatan industri penerbitan mencakup penerbitan buku, brosur, leaflet, kamus, ensiklopedia,
atlas, peta dan grafik, penerbitan surat kabar, jurnal dan majalah atau tabloid, termasuk penerbitan
piran� lunak. Semua bentuk penerbitan (cetakan, elektronik atau audio, pada internet, sebagai produk
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 38
mul�media seper� cd-rom buku referensi dan lain-lain).
Kegiatan industri produksi gambar bergerak, video, perekaman suara dan penerbitan musik ini
mencakup pembuatan gambar bergerak baik pada film, video tape atau disk untuk diputar dalam
bioskop atau untuk siaran televisi, kegiatan penunjang seper� edi�ng, cu�ng, dubbing film dan lain-lain,
pendistribusian dan pemutaran gambar bergerak dan produksi film lainnya untuk industri lain.
Pembelian dan penjualan hak distribusi gambar bergerak dan produksi film lainnya, tercakup di sini.
Selain itu juga mencakup kegiatan perekaman suara, yaitu produksi perekaman master suara asli,
merilis, mempromosikan dan mendistribusikannya, penerbitan musik seper� kegiatan jasa perekaman
suara dalam studio atau tempat lain.
Kegiatan industri penyiaran dan pemrograman (radio dan televisi) ini mencakup pembuatan
muatan atau isi siaran atau perolehan hak untuk menyalurkannya dan kemudian menyiarkannya, seper�
radio, televisi dan program hiburan, berita, perbincangan dan sejenisnya. Juga termasuk penyiaran data,
khususnya yang terintegrasi dengan penyiaran radio atau TV.
Kegiatan industri telekomunikasi ini mencakup kegiatan penyediaan telekomunikasi dan kegiatan
jasa yaitu pemancar suara, data, naskah, bunyi dan video. Fasilitas transmisi yang melakukan kegiatan ini
dapat berdasar pada teknologi tunggal atau kombinasi dari berbagai teknologi. Umumnya kegiatan ini
adalah transmisi dari isi, tanpa terlibat dalam proses pembuatannya.
Kegiatan industri pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi ini mencakup
kegiatan penyediaan jasa keahlian di bidang teknologi informasi, seper� penulisan, modifikasi, pengujian
dan pendukung piran� lunak; perencanaan dan perancangan sistem komputer yang mengintegrasikan
perangkat keras komputer, piran� lunak komputer dan teknologi komunikasi; manajemen dan
pengoperasian sistem komputer klien dan/atau fasilitas pengolahan data di tempat klien serta kegiatan
profesional lainnya dan kegiatan yang berhubungan dengan teknis komputer.
Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku
didapat dari nilai produksi/pendapatan hasil olahan survei industri besar dan sedang, serta laporan
keuangan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri informasi dan telekomunikasi, sedangkan
NTB atas dasar harga berlaku didapat dari penjumlahan upah dan gaji, laba/rugi, penyusutan, dan
komponen-komponen lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan
metode deflasi, dan NTB atas dasar harga konstan didapat dari perkalian antara output atas dasar harga
konstan dengan rasio NTB tahun dasar 2010.
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
39 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Sumber data utama untuk kegiatan informasi diperoleh dari Subdit Sta�s�k Industri Besar dan
Sedang dan Subdit Sta�s�k Komunikasi dan Teknologi Informasi BPS RI, perusahaan-perusahaan
dibidang televisi dan teknologi informasi, sedangkan kegiatan telekomunikasi diperoleh dari perusahaan
telekomunikasi go public seper�: PT Telkom dan anak perusahaannya, PT Telekomunikasi Seluler
(Telkomsel); PT Indosat dan anak perusahaannya, Excel Axiata; dan PT. Smar�ren Telecom, Sedangkan
indikator harga berupa indeks harga seper�: IHP percetakan dan penerbitan dari Subdit Sta�s�k Harga
Produsen-BPS; IHK umum dan IHK jasa komunikasi dari Subdit Sta�s�k Harga Konsumen-BPS.
2.11 Jasa Keuangan dan Asuransi
Kategori ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan pensiun, jasa keuangan lainnya
serta jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan pemegang asset, seper� kegiatan
perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan se-
jenis.
2.11.1 Jasa Perantara Keuangan
Kegiatan yang dicakup didalam jasa perantara keuangan adalah kegiatan yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit/
pinjaman dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, seper-
�: menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, memberikan kredit/pinjaman baik kredit jangka
pendek/menengah dan panjang. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok jasa perantara keuangan sedangkan memberikan jasa lainnya hanya kegiatan pendukung, seper�:
mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga, mendiskonto surat wesel/kertas dagang/
surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat menyimpan barang berharga, dan sebagainya.
Kegiatan jasa perantara keuangan tersebut antara lain bank sentral, perbankan konvensional maupun
syariah, baik bank pemerintah pusat dan daerah, bank swasta nasional, bank campuran dan asing, dan
bank perkreditan rakyat, juga koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam, baitul maal wantanwil dan
jasa perantara moneter lainnya.
Metode es�masi yang digunakan adalah pendekatan produksi untuk bank komersial (termasuk
BPR) dan pendekatan pengeluaran untuk bank sentral (Bank Indonesia). Output atas dasar harga berlaku
dari usaha bank komersial adalah jumlah penerimaan atas jasa pelayanan bank yang diberikan kepada
pemakainya, seper� biaya administrasi atas transaksi dengan bank, dan imputasi jasa implisit bank yang
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 40
diukur dengan menggunakan metode FISIM, juga pendapatan lainnya yang diperoleh karena melakukan
kegiatan pendukung, seper�: mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga.
Output bank sentral (Bank Indonesia) dihitung adalah jumlah atas biaya-biaya yang dikeluarkan,
termasuk konsumsi antara, pengeluaran untuk upah/gaji pegawai, pajak, dan penyusutan. Sedangkan
output KSP, BMT dan jasa moneter lainnya diperoleh dengan mengalikan rata-rata pendapatan usaha
dengan masing-masing jumlah usahanya. Penghitungan NTB atas dasar harga konstan 2010 dilakukan
dengan menggunakan metode deflasi dan sebagai deflatornya adalah IHK umum dan indeks implisit
PDRB tanpa jasa perantara keuangan. Data output dan NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank
Indonesia.
2.11.2 Asuransi dan Dana Pensiun
Asuransi dan dana pensiun mencakup penjaminan tunjangan hari tua serta polis asuransi, di-
mana premi tersebut diinvestasikan untuk digunakan terhadap klaim yang akan datang.
Asuransi dan Reasuransi
Asuransi dan reasuransi adalah salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang usaha
pokoknya menanggung resiko-resiko atas terjadinya musibah/kecelakaan terhadap barang atau orang,
termasuk tunjangan hari tua. Pihak tertanggung dapat menerima biaya atas hancur/rusaknya barang
atau karena terjadinya kema�an pihak tertanggung. Sub-lapangan usaha ini mencakup kegiatan asur-
ansi jiwa, asuransi non jiwa dan reasuransi, baik konvensional maupun dengan prinsip syariah. Output
dari kegiatan asuransi dan reasuransi merupakan penjumlahan dari hasil underwri�ng, hasil investasi,
dan pendapatan lainnya.
Dana Pensiun
Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Manfaat pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara berkala atau sekaligus pada masa
pensiun sebagai santunan hari tua/uang pension. Dana pensiun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Dana
Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Output dari kegiatan dana pensiun meru-
pakan hasil pengolahan laporan keuangan kegiatan tersebut.
Metode es�masi yang digunakan dalam menghitung output asuransi dan dana pensiun atas
dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari hasil pengolahan laporan keuangan. Se-
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
41 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
dangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana In-
deks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. NTB baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.
Sumber data berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Subdirektorat Sta�s�k Keuangan BPS.
Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Sta�s�k Harga Konsumen BPS.
2.11.3 Jasa Keuangan Lainnya
Jasa keuangan lainnya melipu� kegiatan jasa keuangan yang mencakup kegiatan leasing,
kegiatan pemberian pinjaman oleh lembaga yang �dak tercakup dalam perantara keuangan, serta
kegiatan pendistribusian dana bukan dalam bentuk pinjaman. Subkategori ini mencakup kegiatan sewa
guna usaha dengan hak opsi, pegadaian, pembiayaan konsumen, pembiayaan kartu kredit, modal ven-
tura, anjak piutang, dan jasa keuangan lainnya.
Pegadaian
Pegadaian mencakup usaha penyediaan fasilitas pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum
gadai. Kredit atau pinjaman yang diberikan didasarkan pada nilai jaminan barang bergerak yang
diserahkan, dengan �dak memperha�kan penggunaan dana pinjaman yang diberikan.
Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan mencakup kegiatan sewa guna usaha dengan hak opsi, pembiayaan kon-
sumen, pembiayaan kartu kredit, pembiayaan anjak piutang, dan pembiayaan leasing lainnya. Sewa guna
usaha dengan hak opsi mencakup kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk finance lease untuk
digunakan oleh penyewa (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Pembiayaan konsumen mencakup usaha pembiayaan melalui pengadaan barang dan jasa berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala. Pembiayaan kartu kredit
mencakup usaha pembiayaan dalam transaksi pembelian barang dan jasa para pemegang kartu kredit.
Pembiayaan anjak piutang mencakup usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan
piutang suatu perusahaan.
Modal Ventura
Modal ventura mencakup kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu.
Metode es�masi yang digunakan dalam menghitung output jasa keuangan lainnya adalah pen-
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 42
dekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan-
perusahaan. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode
deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. NTB baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.
Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan jasa keuangan lainnya diperoleh dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), PT Pegadaian, perusahaan-perusahaan pembiayaan dan Subdirektorat Sta�s�k
Keuangan BPS RI. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Sta�s�k Harga Konsumen
BPS RI.
2.11.4 Jasa Penunjang Keuangan
Jasa penunjang keuangan melipu� kegiatan yang menyediakan jasa yang berhubungan erat
dengan ak�vitas jasa keuangan, asuransi, dan dana pensiun. Sub-lapangan usaha ini mencakup kegiatan
administrasi pasar uang (bursa efek), manager investasi, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, wali amanat, jasa penukaran mata uang, jasa broker asuransi dan reas-
uransi, dan kegiatan penunjang jasa keuangan, asuransi dan dana pensiun lainnya.
Administrasi Pasar Uang (Bursa Efek)
Administrasi pasar uang (bursa efek) mencakup usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan sarana perdagangan efek. Kegiatannya mencakup operasi dan pengawasan pasar uang, sep-
er� bursa kontrak komoditas, bursa surat berharga, serta bursa saham.
Manager Investasi
Manager investasi mencakup usaha mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolek�f untuk sekelompok nasabah.
Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga kliring dan penjaminan mencakup usaha menyelenggarakan jasa kliring dan penja-
minan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien.
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Lembaga penyimpanan dan penyelesaian mencakup usaha menyelenggarakan kustodian sentral
bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain, serta penyelesaian transaksi bursa yang teratur,
wajar, dan efisien.
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
43 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Wali Amanat
Wali amanat (trustee) mencakup kegiatan usaha pihak yang dipercayakan untuk mewakili
kepen�ngan seluruh pemegang obligasi.
Jasa Penukaran Mata Uang
Jasa penukaran mata uang (money changer) mencakup usaha jasa penukaran berbagai jenis ma-
ta uang, termasuk pelayanan penjualan mata uang.
Jasa Broker Asuransi dan Reasuransi
Jasa broker asuransi dan reasuransi mencakup usaha yang memberikan jasa dalam rangka
pelaksanaan penutupan objek asuransi milik tertanggung kepada perusahaan-perusahaan asuransi dan
reasuransi sebagai penanggung.
Metode es�masi yang digunakan dalam menghitung output jasa penunjang keuangan atas da-
sar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan
laporan keuangan perusahaan-perusahaan. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh
dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai
deflator. NTB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil
perkalian output dan rasio NTB.
Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
Subdirektorat Sta�s�k Keuangan BPS RI. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Bidang Sta�s�k Dis-
tribusi BPS Sulawesi Utara.
2.12 Real Estat
Kategori ini melipu� kegiatan persewaan, agen dan atau perantara dalam penjualan atau pem-
belian real estat serta penyediaan jasa real estat lainnya bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik
orang lain yang dilakukan atas dasar balas jasa kontrak. Kategori ini juga mencakup kegiatan pem-
bangunan gedung, pemeliharaan atau penyewaan bangunan. Real estat adalah proper� berupa tanah
dan bangunan.
Output untuk persewaan bangunan tempat �nggal diperoleh dari perkalian antara pengeluaran
konsumsi rumah tangga perkapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas,
perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 44
Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat �nggal diperoleh dari perkalian antara
luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per m2. NTB diperoleh dari hasil perkalian
antara rasio NTB dengan outputnya. NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan
metode ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya indeks luas bangunan.
Sumber data usaha persewaan bangunan tempat �nggal diperoleh berdasarkan hasil Susenas dan
Sensus Penduduk, BPS (imputasi sewa rumah). Sedangkan data produksi usaha persewaan bangunan
bukan tempat �nggal diperoleh dari Survei Khusus Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Sula-
wesi Utara. Struktur input pada usaha persewaan bangunan tempat �nggal dan bangunan bukan tempat
�nggal diperoleh dari hasil Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ), BPS.
2.13 Jasa Perusahaan
Kategori jasa perusahaan merupakan gabungan dari 2 (dua) kategori, yakni kategori M dan kate-
gori N. Kategori M mencakup kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan teknik yang membutuhkan
�ngkat pela�han yang �nggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus yang tersedia
untuk pengguna. Kegiatan yang termasuk kategori M antara lain: jasa hukum dan akuntansi, jasa arsi-
tektur dan teknik sipil, peneli�an dan pengembangan ilmu pengetahuan, periklanan dan peneli�an
pasar, serta jasa professional, ilmiah dan teknis lainnya. Kategori N mencakup berbagai kegiatan yang
mendukung operasional usaha secara umum. Kegiatan yang termasuk kategori N antara lain: jasa per-
sewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyeleng-
garaan tur dan jasa reservasi lainnya, jasa keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung dan per-
tamanan, jasa administrasi kantor, serta jasa penunjang kantor dan jasa penunjang usaha lainnya.
Jasa Hukum
Jasa hukum mencakup usaha jasa pengacara/penasihat hukum, notaris, lembaga bantuan
hukum, serta jasa hukum lainnya.
Jasa Akuntansi, Pembukuan dan Pemeriksa
Jasa akuntansi, pembukuan dan pemeriksaan mencakup usaha jasa pembukuan, penyusunan,
dan analisis laporan keuangan, persiapan atau pemeriksaan laporan keuangan dan pengujian laporan
serta ser�fikasi keakuratannya. Termasuk juga jasa konsultasi perpajakan.
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
45 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Jasa Arsitek dan Teknik Sipil Serta Konsultasi Teknis Lainnya
Jasa arsitek dan teknik sipil serta konsultasi teknis mencakup usaha jasa konsultasi arsitek, seper-
� jasa arsitektur perancangan gedung dan dra�ing, jasa arsitektur perencanaan perkotaan, jasa arsi-
tektur pemugaran bangunan bersejarah, serta jasa inspeksi gedung atau bangunan.
Jasa Periklanan
Jasa periklanan mencakup usaha jasa bantuan penasihat, krea�f, produksi bahan periklanan,
perencanaan dan pembelian media. Termasuk juga kegiatan menciptakan dan menempatkan iklan di
surat kabar, majalah/tabloid, radio, televisi, internet, dan media lainnya.
Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Mesin dan Peralatan Konstruksi dan Teknik
Sipil
Jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik
sipil mencakup usaha jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan kon-
struksi dan teknik sipil termasuk perlengkapannya tanpa operatornya.
Jasa Penyaluran Tenaga Kerja
Jasa penyaluran tenaga kerja mencakup usaha jasa penampungan dan penyaluran para tuna kar-
ya yang siap pakai, seper� agen penyalur jasa tenaga kerja Indonesia, agen penyalur pembantu rumah
tangga, dan lainnya.
Jasa Kebersihan Umum Bangunan
Jasa kebersihan umum bangunan mencakup usaha jasa kebersihan bermacam jenis gedung, sep-
er� gedung perkantoran, pabrik, pertokoan, balai pertemuan, dan gedung sekolah.
Metode es�masi yang digunakan dalam menghitung output kategori jasa perusahaan atas da-
sar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah
tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. Sedangkan output atas dasar harga konstan
diperoleh dengan menggunakan metode revaluasi. NTB baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB.
Sumber data berupa jumlah tenaga kerja diperoleh dari Direktorat Sta�s�k Kependudukan dan
Ketenagakerjaan BPS RI. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sula-
wesi Utara.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 46
2.14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Kategori ini mencakup kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh ad-
ministrasi pemerintahan. Kategori ini juga mencakup perundang-undangan dan penterjemahan
hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya, seper� halnya administrasi pro-
gram berdasarkan peraturan perundang-undangan, kegiatan legisla�f, perpajakan, pertahanan nega-
ra, keamanan dan keselamatan negara, pelayanan imigrasi, hubungan luar negeri dan administrasi
program pemerintah, serta jaminan sosial wajib. Kegiatan yang diklasifikasikan di kategori lain dalam
KBLI �dak termasuk pada kategori ini, meskipun dilakukan oleh Badan pemerintahan. Sebagai contoh
administrasi sistem sekolah, (peraturan, pemeriksaan, dan kurikulum) termasuk pada kategori ini,
tetapi pengajaran itu sendiri masuk kategori Pendidikan (P) dan rumah sakit penjara atau militer
diklasifikasikan pada kategori Q.
NTB administrasi pemerintahan atas dasar harga berlaku merupakan penjumlahan seluruh belanja
pegawai dari kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan serta jasa pemerintahan lainnya
ditambah dengan penyusutan. Perkiraan NTB atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan cara
ekstrapolasi. Dan indeks ter�mbang jumlah pegawai negeri sipil menurut golongan kepangkatan sebagai
ekstrapolatornya.
Data bersumber dari Realisasi APBN Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan;
Realisasi anggaran belanja ru�n dan belanja pembangunan; Sta�s�k Keuangan Pemerintah daerah (K1,
K2, K3), BPS; Realisasi APBD, Biro Keuangan Pemerintah Daerah; Jumlah pegawai negeri sipil, Badan
Kepegawaian Negara (BKN) Regional.
2.15 Jasa Pendidikan
Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai �ngkatan dan untuk berbagai peker-
jaan, baik secara lisan atau tertulis seper� halnya dengan berbagai cara komunikasi. Kategori ini juga
mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran yang terutama mengenai kegiatan
olahraga, hiburan dan penunjang pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui
penyiaran radio dan televisi, internet dan surat menyurat. Tingkat pendidikan dikelompokan seper�
kegiatan pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan �nggi dan pendidikan lain, mencakup juga
jasa penunjang pendidikan dan pendidikan anak usia dini.
Penghitungan NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga berlaku menggunakan pendeka-
tan pengeluaran, dan untuk Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan Pendekatan Produksi.
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
47 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Untuk NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan Pendekatan
Deflasi, sedangkan Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan revaluasi.
Data diperoleh dari Realisasi APBN/APBD; Dinas Pendidikan Nasional; Kementerian Agama;
Berbagai Survei Khusus yang dilakukan Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Sulawesi Utara;
Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara.
2.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas
cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terla�h di rumah
sakit dan fasilitas kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan �ngkatan
kegiatan pelayanan kesehatan sampai kegiatan sosial yang �dak melibatkan tenaga kesehatan
profesional. Kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencakup: jasa rumah sakit; jasa
klinik; jasa rumah sakit lainnya; prak�k dokter; jasa pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
paramedis; jasa pelayanan kesehatan tradisional; jasa pelayanan pnunjang kesehatan; jasa angkutan
khusus pengangkutan orang sakit (Medical Evacua�on); jasa kesehatan hewan; jasa kegiatan sosial.
Metode penghitungan untuk jasa pemerintah atas dasar harga berlaku menggunakan
pendekatan pengeluaran, sedangkan swasta menggunakan pendekatan produksi. NTB jasa kesehatan
dan kegiatan sosial pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan pendekatan deflasi,
sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial swasta menggunakan pendekatan revaluasi.
Data diperoleh dari Realisasi APBN/APBD; Dinas Kesehatan Kabupaten; Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas); Berbagai Survei Khusus yang dilakukan Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k
BPS Provinsi Sulawesi Utara; Bidang Sta�s�k Distribusi BPS Sulawesi Utara.
2.17 Jasa Lainnya
Kategori jasa lainnya merupakan gabungan 4 kategori pada KBLI 2009. Kategori ini mempunyai
kegiatan yang cukup luas yang melipu�: kesenian, hiburan, dan rekreasi; jasa reparasi komputer dan ba-
rang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga; jasa perorangan yang melayani rumah tangga;
kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan sendiri untuk memen-
uhi kebutuhan; jasa swasta lainnya termasuk kegiatan badan internasional, seper� PBB dan perwakilan
PBB, Badan Regional, IMF, OECD, dan lain-lain.
Kesenian, Hiburan dan Rekreasi
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 48
Jasa kesenian, hiburan dan rekreasi berkategori R di dalam KBLI 2009 melipu� kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat umum akan hiburan, kesenian, dan krea�vitas, termasuk per-
pustakaan, arsip, museum, kegiatan kebudayaan lainnya, kegiatan perjudian dan pertaruhan, serta
kegiatan olahraga dan rekreasi lainnya.
Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan menggunakan metode pendekatan produksi,
yaitu output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga. Output
panggung hiburan/kesenian dihitung berdasarkan pajak tontonan yang diterima pemerintah. Output
untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah
perusahaan dan jumlah tenaga kerja masing-masing dengan rata-rata output per indikatornya. NTB atas
dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan output
dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi/ekstrapolasi dengan deflator/
ekstrapolatornya adalah IHK rekreasi dan olahraga/ indeks indikator produksi yang sesuai.
Sumber data produksi jasa kesenian, hiburan dan rekreasi diperoleh dari beberapa sumber, yaitu
Dinas Pariwisata, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), dan data penunjang intern BPS
(Ketenagakerjaan, Susenas, Sensus Ekonomi, Sta�s�k Harga Konsumen, dan Survei-survei Khusus yang
Dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Sta�s�k BPS Sulawesi Utara).
Kegiatan Jasa Lainnya
Kegiatan ini berkategori S yang mencakup kegiatan dari keanggotaan organisasi, jasa reparasi
komputer dan barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga, serta berbagai kegiatan jasa
perorangan lainnya.
Output atas dasar harga berlaku untuk Jasa Lainnya diperoleh dari perkalian antara masing-
masing jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. NTB atas dasar harga berlaku di-
peroleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan untuk memperoleh output dan
NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dimana deflatornya adalah IHK Umum.
Sumber data yang diperlukan berasal dari data penunjang intern BPS (Sensus Ekonomi, Subdit
Sta�s�k Demografi, Susenas, Sta�s�k Harga Konsumen).
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan yang Menghasilkan Barang dan Jasa oleh Ru-
mah Tangga yang Digunakan Sendiri untuk Memenuhi Kebutuhan
Kegiatan ini berkategori T mencakup kegiatan yang memanfaatkan jasa perorangan untuk melaya-
Ba b 2 . Rua ng Lingku p da n Metode Perhi tu nga n
49 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
ni rumah tangga yang didalamnya termauk jasa pekerja domes�k (pembantu rumah tangga, satpam,
tukang kebun, supir, dan sejenisnya), dan kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tang-
ga yang digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan (didalamnya termasuk kegiatan pertanian, in-
dustri, penggalian, konstruksi, dan pengadaan air).
Output atas dasar harga berlaku untuk jasa perorangan yang melayani rumah tangga/ jasa
pekerja domes�k (pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir, dan sejenisnya) diperoleh dari
perkalian antara pengeluaran perkapita untuk jasa pekerja domes�k dengan jumlah penduduk perten-
gahan tahun, sedangkan NTB-nya sama dengan output yang dihasilkan karena konsumsi antara pekerja
jasa domes�k merupakan pengeluaran konsumsi rumah tangga majikan. Untuk kegiatan yang
menghasilkan barang oleh rumah tangga yang digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan,
(pertanian, industri, konstruksi, penggalian) output dan NTB berlaku diperoleh dengan hasil survei in-
tern BPS (SKTIR). Sedangkan output pengadaan air diperoleh dengan pendekatan rumah tangga yang
menggunakan pompa dan sumur, baik sumur terlindung maupun �dak terlindung. Sementara itu, out-
put dan NTB atas dasar harga konstan, baik untuk kegiatan pekerja domes�k maupun kegiatan
menghasilkan barang dan jasa untuk digunakan sendiri oleh rumah tangga diperoleh dengan
menggunakan metode deflasi dengan deflatornya laju IHK umum.
Sumber data subkategori ini diperoleh dari intern BPS, yaitu, Susenas, Sensus Penduduk, Subdit
PEK (Publikasi Sta�s�k Air Bersih), dan Survei Khusus yang dilakukan Bidang Neraca Wilayah dan Analisis
Sta�s�k BPS Sulawesi Utara.
Kegiatan Badan Internasional dan Ekstra Internasional Lainnya
Kategori U yang mencakup kegiatan badan internasional, seper� PBB dan perwakilannya, Badan
Regional dan lain-lain, termasuk The Internasional Moneter Fund, The World Bank, The World Customs
Organiza�on (WHO), The Organiza�on for Economic Co-opera�on and Development (OECD), The Organ-
iza�on of Petroleum Expor�ng Countries (OPEC) dan lain-lain.
Output dan NTB berlaku diperoleh dengan pendekatan biaya yang didapatkan dari laporan keu-
angan badan internasional dan ekstra internasional lainnya. Sementara, untuk output konstan diperoleh
dengan metode deflasi dengan deflator laju IHK umum.
Sumber data diperoleh dari laporan keuangan badan internasional dan ekstra internasional
lainnya yang berkantor pusat di Indonesia dan Sta�s�k Harga Konsumen.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 52
Halaman ini sengaja dikosongkan
53 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
3.1 Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB)
Perkembangan kegiatan ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara berdampak pada
peningkatan nilai PDRB di kabupaten ini. Pada tahun 2012 nilai PDRB atas dasar harga berlaku adalah
1,20 triliun rupiah, dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 1,09 triliun rupiah. Berdasarkan harga
berlaku nilai PDRB tersebut meningkat menjadi 1,92 triliun rupiah pada tahun 2016. Sementara itu,
PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 yang secara umum menggambarkan dinamika produksi
seluruh ak�fitas perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, pada tahun 2016 mencapai
1,40 trilliun rupiah. Nilai tersebut lebih �nggi 6,17 persen dibanding tahun sebelumnya yang bernilai
1,32 trilliun rupiah. Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga berlaku maupun harga konstan dari
tahun 2012-2016 terlihat pada grafik berikut.
Perbedaan pada nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan adalah pada
faktor harga. PDRB atas dasar harga konstan dinilai menggunakan harga tahun dasar 2010. Semakin
Gambar 3.1. PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012-2016 (Triliun Rupiah)
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 54
besar inflasi/perubahan harga mengakibatkan semakin besar selisih dari nilai PDRB atas dasar harga
berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK).
3.2 Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh potensinya baik potensi sumber daya
alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Salah satu indikator yang sering
digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah konstribusi lapangan usaha
dalam pembentukan PDRB secara keseluruhan.
Kontribusi lapangan usaha memberikan informasi tentang komposisi per kategori yang memberi
andil pada perekonomian daerah secara keseluruhan. Kontribusi suatu lapangan usaha dapat meningkat
secara nominal, namun menurun secara persentase. Oleh sebab itu, untuk keperluan analisis, angka
persentase distribusi lapangan usaha menjadi lebih pen�ng. Semakin besar persentase distribusi suatu
Ba b 3 . T injaua n Ek onomi Ka bu paten Bolaa ng Mongondow Utara
Gambar 3.2. Struktur Perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Tahun 2012─2016
55 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
lapangan usaha dalam pembentukan PDRB, maka akan semakin besar pula pengaruh lapangan usaha
tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Di samping itu, distribusi persentase dapat
memperlihatkan kontribusi nilai tambah se�ap lapangan usaha dalam pembentukan PDRB sehingga
akan tampak kategori-kategori lapangan usaha yang menjadi pemicu pertumbuhan (andalan) di wilayah
yang bersangkutan. Lebih jauh lagi, distribusi persentase juga bisa memperlihatkan ada �daknya
pergeseran struktur perekonomian daerah.
Kategori pertanian, kehutanan dan perikanan dari tahun 2012-2015 peranannya terus
menunjukkan penurunan, meskipun kategori pertanian, kehutanan dan perikanan masih menjadi
kategori dengan peranan terbesar. Kategori konstruksi dan kategori transportasi dan pergudangan dan
selama kurun waktu lima tahun terakhir cenderung menunjukkan tren yang semakin meningkat.
Dalam rangka melihat dominasi dan melihat ada �daknya transformasi struktur ekonomi, tujuh
belas kategori lapangan usaha ini dikelompokkan menjadi 3 (�ga) kelompok yaitu:
1. Lapangan Usaha Primer: Lapangan usaha yang �dak mengolah bahan baku, melainkan hanya
mendayagunakan sumber-sumber alam seper� tanah dan segala yang terkandung di dalamnya.
Kategori lapangan usaha ini melipu� kategori pertanian, kehutanan dan perikanan serta
kategori pertambangan dan penggalian.
2. Lapangan Usaha Sekunder: Lapangan usaha yang mengolah bahan baku baik dari lapangan usaha
primer maupun lapangan usaha sekunder itu sendiri, menjadi barang lain yang lebih �nggi
nilainya. Kategori lapangan usaha ini melipu� kategori industri pengolahan; kategori pengadaan
listrik dan gas, kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; serta
kategori konstruksi.
3. Lapangan Usaha Tersier: Lapangan usaha yang produksinya bukan dalam bentuk fisik, melainkan
dalam bentuk jasa. Dalam klasifikasi PDRB yang terbaru lapangan usaha tersier terbagi menjadi
11 lapangan usaha. Kategori lapangan usaha ini melipu� kategori perdagangan besar dan ece-
ran; reparasi mobil dan sepeda motor; kategori transportasi dan pergudangan, kategori penye-
diaan akomodasi dan makan minum; kategori informasi dan komunikasi; kategori jasa keuangan
dan asuransi; kategori real estat; kategori jasa perusahaan; kategori administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib; kategori jasa pendidikan; kategori jasa kesehatan dan
kegiatan sosial serta kategori jasa lainnya.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 56
Gambar 3.3 menyajikan kontribusi berdasarkan 3 lapangan usaha utama primer, sekunder dan
tersier. Dari gambar tersebut terlihat bahwa lapangan usaha primer masih mendominasi dalam
penciptaan nilai tambah di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama periode 2012-2016. Lapangan
usaha primer mendominasi lebih dari 50 persen atau lebih separuh total nilai tambah ekonomi Kabupat-
en Bolaang Mongondow Utara. Namun, dominasi tersebut semakin menurun khususnya dalam lima
tahun terakhir. Sebaliknya, lapangan usaha tersier dan sekunder terus mengalami peningkatan
kontribusi khususnya selama periode 2012-2016. Lapangan usaha primer mengalami penurunan share
dari 60,81 persen di tahun 2012 menurun hingga menjadi 58,33 persen di tahun 2015 kemudian menjadi
58,26 persen di tahun 2016. hal ini disebabkan meningkatnya produksi di sektor pertanian setelah “el
nino” dan peningkatan produksi pada sektor pertambangan dan penggalian. Pada lapangan usaha
sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi dari 16,56 persen di tahun 2012 menjadi 17,61 persen
di tahun 2016. Sedangkan share kontribusi lapangan usaha tersier meningkat dari 22,64 persen di tahun
2012 menjadi 24,12 persen di tahun 2016.
3.3 Pertumbuhan Ekonomi
Kemajuan pembangunan baik di �ngkat nasional maupun daerah senan�asa berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu strategi pen�ng dalam rangka proses pembangunan
adalah berupaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dengan memacu pertumbuhan sektor-
sektor dominan. Hal ini dilakukan dengan asumsi “proses perembesan ke bawah (trickle down effect)”
akan terjadi, sehingga kesejahteraan masyarakat dengan sendirinya akan tercapai. Kemajuan ekonomi
secara makro seringkali banyak dilihat dari besaran Produk Domes�k Regional Bruto (PDRB) dan laju
Ba b 3 . T injaua n Ek onomi Ka bu paten Bolaa ng Mongondow Utara
Gambar 3.3. Struktur Perekonomian Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha Primer, Sekunder dan Tersier Tahun 2012 – 2016
57 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
pertumbuhan ekonominya. Secara konsepsi, PDRB menggambarkan seberapa besar proses kegiatan
ekonomi (�ngkat produk�vitas ekonomi) di suatu wilayah, yang dihitung sebagai akumulasi dari
pencapaian nilai transaksi dari berbagai sektor ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
PDRB merupakan gambaran nyata hasil ak�vitas pelaku ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa.
Indikator ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi perkembangan ekonomi dan sebagai landasan
penyusunan perencanaan pembangunan ekonomi.
Perhitungan pertumbuhan ekonomi mengalami perubahan tahun dasar, yang sebelumnya
dihitung menggunakan tahun dasar 2000 dan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) 1990 sekarang
sudah menggunakan tahun dasar 2010 dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) 2009.
Gambar 3.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012– 2016
Perekonomian Bolaang Mongondow Utara dari tahun ke tahun selalu menunjukkan
pertumbuhan yang posi�f, dan pada tahun 2016 perekonomian Bolaang Mongondow Utara tumbuh
sebesar 6,17 persen dimana hampir seluruh lapangan usaha mencatatkan pertumbuhan yang posi�f.
Adapun lima kategori lapangan usaha dengan pertumbuhan ter�nggi diantaranya kategori Jasa
Keuangan dan Asuransi yang tumbuh sebesar 26,00 persen, kategori Pengadaan Listrik dan Gas sebesar
14,78 persen, kategori Konstruksi 11,18 persen, kategori Administrasi Pemerinahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh sebesar 7,73 persen serta kategori Pertambangan dan Penggalian
sebesar 7,65 persen.
Besarnya sumbangan masing-masing kategori lapangan usaha dalam menciptakan laju pertum-
buhan ekonomi selama tahun 2016 menarik pula dicerma�. Lapangan usaha yang nilai nominal PDRB
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 58
atas dasar harga konstannya besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi laju pertumbuhan
ekonomi, walaupun laju pertumbuhan lapangan usaha tersebut bukan yang terbesar.
Kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan misalnya, walaupun bukan merupakan kategori
yang mengalami pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 3,49 persen, namun mampu memberikan
kontribusi laju pertumbuhan terbesar ke�ga yaitu 1,63 persen terhadap total pertumbuhan.
Tabel 3.1. Kontribusi, Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan Sumber Pertumbuhan
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016
Sebaliknya kategori Jasa Keuangan dan Asuransi walaupun laju pertumbuhannya paling �nggi,
yaitu sebesar 26,00 persen, namun kontribusi yang diberikan terhadap laju pertumbuhan hanya sekitar
0,22 persen. Penyumbang terbesar terhadap laju pertumbuhan ekonomi tahun 2016 adalah kategori
konstruksi sebesar 1,64 persen, kategori Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebesar 1,63 persen, kate-
Lapangan Usaha Kontribusi
Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
Sumber
Pertumbuhan
Ekonomi
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 47,11 3,49 1,63
B. Pertambangan dan Penggalian 11,15 7,63 0,84
C. Industri Pengolahan 3,15 3,29 0,11
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,04 14,78 0,01
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,28 3,19 0,01
F. Konstruksi 14,14 11,18 1,64
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 10,68 7,54 0,85
H. Transportasi dan Pergudangan 1,35 6,12 0,07
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,29 5,36 0,02
J. Informasi dan Komunikasi 0,51 4,87 0,03
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,93 26,00 0,22
L. Real Estat 2,90 8,53 0,26
M,N Jasa Perusahaan 0,01 6,77 0,00
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,37 7,73 0,24
P Jasa Pendidikan 2,40 6,88 0,14
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,95 6,68 0,07
R, S, T, U Jasa lainnya 0,71 6,55 0,04
Produk Domes�k Regional Bruto 100,00 6,17 6.17
Ba b 3 . T injaua n Ek onomi Ka bu paten Bolaa ng Mongondow Utara
59 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
gori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda sebesar 0,85 persen kategori Per-
tambangan dan Penggalian sebesar 0,84 persen dan kategori Real Estate sebesar 0,26 persen.
3.4 PDRB Perkapita
PDRB perkapita adalah ukuran produk�vitas dari faktor-faktor produksi dalam suatu wilayah
untuk melakukan transformasi berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
finansial dalam proses produksi sehingga dapat menghasilkan sejumlah pendapatan dimana pendapatan
tersebut belum tentu seluruhnya diterima dan dinikma� masyarakat suatu wilayah tersebut.
PDRB perkapita secara kasar dapat digunakan sebagai proxy indikator pendapatan perkapita
yang mencerminkan pendapatan rata-rata se�ap individu di suatu wilayah sekaligus merupakan salah
satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan �ngkat kemakmuran masyarakat secara
makro. Semakin �nggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah, maka dalam kacamata
ekonomi, �ngkat kesejahteraan penduduk di wilayah tersebut dapat dikatakan bertambah baik. Angka
PDRB per kapita ini dapat diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun.
Gambar 3.5. PDRB Perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2016
Perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama 5 (lima) tahun
terakhir seper� yang terlihat dalam Gambar 3.5 menunjukkan pertumbuhan yang cukup �nggi. PDRB
perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku tumbuh sekitar 9 sampai 11
persen per tahun pada periode 2012 - 2016 yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan yang terus
menerus �ap tahun dari 16,39 juta rupiah di tahun 2012 menjadi 24,86 juta rupiah di tahun 2016.
Sementara jika dilihat berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan, yang memper�mbangkan
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 60
laju inflasi, pertumbuhan PDRB perkapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama 5 tahun
terakhir rela�f lebih lambat, yaitu hanya sebesar 3 sampai 5 persen. Pada tahun 2012, PDRB per kapita
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara masih sebesar 14,92 juta rupiah, kemudian meningkat perlahan
menjadi 18,11 juta rupiah pada tahun 2016.
Kondisi tersebut menjelaskan bahwa walaupun secara nominal PDRB perkapita mengalami
peningkatan yang cukup �nggi, namun secara riil, PDRB perkapita �dak mengalami perubahan yang
signifikan selama periode 2012-2016. Namun demikian, secara umum pertumbuhan perekonomian
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan penduduk
yang hanya berkisar 1 sampai 2 persen di periode yang sama.
3.5 Indeks Harga Implisit
Indikator lain yang bisa dijelaskan dalam analisis PDRB adalah pertumbuhan indeks harga implisit
Produk Domes�k Regional Bruto. Indeks harga implisit dipergunakan sebagai indikator untuk melihat
kenaikan harga secara umum akibat nilai tambah barang dan jasa yang diciptakan oleh faktor produksi.
Dengan kata lain, pertumbuhan Indeks harga implisit merupakan indikator kenaikan harga di �ngkat
produsen dalam hal ini disebut inflasi PDRB.
Tabel 3.2. Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012-2016
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa perkembangan inflasi PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara selama periode 2012-2016 cenderung meningkat dengan inflasi PDRB berada pada kisaran 4
hingga 6 persen. Pada tahun 2016, inflasi PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 5,31 persen,
menurun dari tahun 2015 dimana inflasi PDRB mencapai 5,38 persen.
Ba b 3 . T injaua n Ek onomi Ka bu paten Bolaa ng Mongondow Utara
Tahun Indeks Harga Implisit Inflasi PDRB
2012 109,86 4,54
2013 116,33 5,89
2014 123,68 6,32
2015 130,33 5,38
2016 137,25 5,31
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 62
Halaman ini sengaja dikosongkan
63 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17
kategori lapangan usaha dan dirinci lagi menjadi 54 subkategori. Pemecahan menjadi subkategori ini
disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009. Perkembangan se�ap
lapangan usaha diuraikan di bawah ini.
4.1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kategori ini mencakup subkategori pertanian, kehutanan dan perikanan yang terdiri atas
tanaman pangan, tanaman hor�kultura, tanaman perkebunan, peternakan, dan jasa pertanian dan
perburuan, subkategori usaha kehutanan dan penebangan kayu, dan subkategori perikanan. Kategori ini
masih menjadi tumpuan dan harapan dalam penyerapan tenaga kerja.
Nilai tambah bruto yang tercipta dari kategori pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2016
mencapai 906,30 rupiah menurut harga berlaku dan 637,18 miliar rupiah menurut harga konstan 2010.
Kontribusi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan share terbesar dalam
perekonomian Bolaang Mongondow Utara meskipun pada tahun 2015 mengalami sedikit penurunan
yaitu sebesar 47,11 persen dibanding kontribusi pada tahun 2015 yang sebesar 47,31 persen. Dengan
capaian tersebut maka kategori pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami pertumbuhan sebesar
3,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 2,24 persen.
Kinerja kategori pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami pertumbuhan yang cukup bagus
dibandingkan tahun lalu, subkategori Tanaman Pangan yang tumbuh nega�f di tahun 2015 sebagai aki-
bat dari kemarau atau “el nino”, kini tumbuh 3,46 persen pada tahun 2016 dengan kontribusi terhadap
PDRB sebesar 12,18 persen. Komodi� terbesar pada sub sektor tanaman pangan seper� padi dan jagung
mengalami peningkatan produksi dibandingkan tahun sebelumnya.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 64
Gambar 4.1. Pertumbuhan Subkategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Tahun 2012-2016 (persen)
Subkategori tanaman hor�kultura baik semusim maupun tahunan mengalami pertumbuhan
masing-masing 4,38 dan 6,19 persen dengan sumbangan total subkategori tanaman hor�kultura
terhadap total nilai PDRB pada tahun 2016 mencapai 6,90 persen.
Pada tahun 2016, subkategori peternakan mengalami pertumbuhan yang mencapai 6,06 persen
dengan kontribusi yang rela�f kecil terhadap total nilai PDRB yaitu hanya sebesar 2,29 persen.
Pertumbuhan ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 5,60 persen seiring dengan
kontribusi pada tahun 2015 yaitu sebesar 2,28 persen.
Untuk Subkategori Tanaman Perkebunan, komoditas tanaman kelapa mengalami penurunan
produksi tetapi komodiitas tanaman cengkeh, kakao dan kopi mengalami peningkatan produksi sehing-
ga angka pertumbuhan sub sektor ini posi�f sebesar 2,15 persen pada tahun 2016 dengan kontribusi
sebesar 6,44 persen.
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
65 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Gambar 4.2 Kontribusi Subkategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap
PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)
Selanjutnya subkategori kehutanan dan penebangan kayu, dalam lima tahun terakhir mengalami
pertumbuhan yang kurang stabil atau berfluktuasi, pada tahun 2012 subkategori ini tumbuh sekitar 2,99
persen, 0,11 persen di tahun 2013 kemudian mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 5,77
persen di tahun 2014. Pertumbuhan nega�f juga terjadi di tahun 2015 dimana pertumbuhan subkate-
gori kehutanan dan penebangan kayu minus 2,98 persen. Pada tahun 2016 kategori ini tumbuh posi�f
sebesar 3,70 persen. Sementara itu, sumbangannya terhadap total nilai PDRB hingga tahun 2016
sebesar 8,65 persen.
Pada tahun 2016, subkategori perikanan mengalami pertumbuhan 2,16 persen sementara sum-
bangan subkategori perikanan terhadap total nilai PDRB 10,05 persen.
4.2 Pertambangan dan Penggalian
Pada saat penggunaan tahun dasar 2000, lapangan usaha pertambangan terdiri dari
pertambangan minyak dan gas, pertambangan tanpa minyak dan gas serta penggalian. Namun sejak
tahun 2016, penghitungan PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara telah menggunakan tahun
dasar 2010 dimana penghitungan untuk kategori lapangan usaha pertambangan dan penggalian terbagi
menjadi 4 subkategori yaitu pertambangan minyak, gas dan panas Bumi, pertambangan batubara dan
lignit, pertambangan bijih logam, serta pertambangan dan penggalian Lainnya. Di Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara belum ada kegiatan subkategori pertambangan minyak, gas dan panas Bumi dan
pertambangan batu bara dan lignit.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 66
Nilai tambah yang tercipta dari kategori pertambangan dan penggalian pada tahun 2016
mencapai 214,52 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 155,70 milyar rupiah atas dasar harga
konstan 2010. Pada tahun 2016, kategori ini bertumbuh sebesar 7,63 persen, melambat dibanding ta-
hun sebelumnya yang tumbuh 8,68 persen.
Gambar 4.3 Pertumbuhan Sub kategori Pertambangan dan Penggalian
Tahun 2012-2016 (persen)
Nilai tambah subkategori pertambangan bijih logam pada tahun 2016 tumbuh sebesar 5,35
persen, melambat dibandingkan tahun 2015 yang mampu tumbuh sebesar 6,00 persen. Peningkatan
produksi dari pertambangan rakyat sangat mendorong petumbuhan ekonomi khususnya disektor
pertambangan biji logam. Sementara itu subkategori usaha pertambangan dan penggalian lainnya yang
mengandalkan galian C tumbuh 7,89 persen meskipun melambat dari tahun 2015.
Gambar 4.4. Kontribusi Subkategori Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (Persen)
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
67 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Peranan kategori pertambangan dan penggalian yang merupakan sumber daya alam yang �dak
dapat diperbaharui tumbuh cukup stabil dalam 5 tahun terakhir. Pada tahun 2016 kontribusi kategori ini
terhadap total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sedikit menurun menjadi 5,99 persen
dimana tahun sebelumnya peranannya sebesar 5,21 persen. Pertambangan masih sangat potensial
untuk dikembangkan, karena berdasarkan informasi pada pada harian Kompas tahun 2013 potensi
pertambangan terbesar di Sulawesi Utara berada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yakni
sebesar 83.058 hektar.
4.3 Industri Pengolahan
Sejak tahun 2016, penghitungan PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sudah
menggunakan tahun dasar 2010 dimana lapangan usaha industri pengolahan terpecah lebih rinci
menjadi 16 sub-lapangan usahanya. Namun di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara belum ada
kegiatan industri batubara dan pengolahan minyak, industri pengolahan tembakau, industri kulit, barang
dari kulit dan alas kaki, industri karet, industri logam dasar, serta industri mesin dan perlengkapan.
Nilai tambah dari produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh kategori Industri pengolahan di
tahun 2016 sebesar 60,67 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 46,21 milyar rupiah atas dasar
harga konstan. Pada tahun 2016, kategori industri pengolahan tumbuh sebesar 3,29 persen melambat
dari tahun sebelumnya, dimana industri pengolahan tumbuh sebesar 6,33 persen. Dilihat dari kontribusi
terhadap PDRB Bolaang Mongondow Utara, di tahun 2016 kategori industri pengolahan berperan
sebesar 3,15 persen. Melambatnya pertumbuhan kategori industri pengolahan disebabkan dengan mel-
ambatnya pula pertumbuhan subkategori industri makanan dan minuman yang merupakan subkategori
dominan pada kategori ini tumbuh hanya 4,55 persen, sedikit melambat dibandingkan tahun sebe-
lumnya yang tumbuh 6,54 persen. Berkurangnya bahan baku yang merupakan komodi� perkebunan ta-
hunan dan juga perikanan berdampak pada melambatnya pertumbuhan subkategori makanan dan mi-
numan.
Subkategori industri pengolahan yang mencatatkan laju pertumbuhan terbesar adalah Industri
Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman sebesar 7,29 persen pada
tahun 2016, kemudian diiku� Industri Makanan dan Minuman oleh yaitu sebesar 4,55 persen,
kemudian diiku� Industri Teks�l dan Pakaian Jadi sebesar 4,34 persen, serta Industri Barang Galian
bukan Logam sebesar 1,47 persen. Pertumbuhan nega�ve terjadi pada Industri Kayu, Barang dari Kayu
dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya dan Industri Logam Dasar yaitu mas-
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 68
ing-masing minus 2,60 persen dan minus 2,08 persen. Kontribusi terbesar pada kategori industri pen-
golahan adalah sub kategori industri makanan dan minuman sebesar 2,18 persen terhadap Total PDRB
Bolaang Mongondow Utara. Sebaliknya Industri logam dasar dan industry Kertas dan Barang dari Kertas,
Percetakan dan Reproduksi Rekaman memberikan kontribusi yang sangat kecil dibanding subkategori
industri lainnya terhadap PDRB Bolaang Mongondow Utara.
Gambar 4.5 Pertumbuhan Subkategori Industri Pengolahan Tahun 2012-2016 (persen)
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
69 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Gambar 4.6. Kontribusi Subkategori Industri pengolahan Terhadap PDRB
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (Persen)
4.4 Pengadaan Listrik dan Gas
Kategori lapangan usaha pengadaan listrik dan gas merupakan lapangan usaha yang pen�ng bagi
suatu wilayah. Kategori ini bersifat penunjang bagi kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. Keberadaan
lapangan usaha ini sangat vital baik bagi dunia usaha maupun bagi masyarakat. Lancarnya kegiatan di
lapangan usaha ini dapat dijadikan salah satu indikator baiknya salah satu kondisi infrastruktur di suatu
wilayah, yang pada akhirnya akan memperbaiki iklim investasi dan mendorong ak�vitas produksi.
Tabel 4.1. Peranan Kategori Pengadaan Listrik dan Gas (Persen), 2012-2016
Kategori pengadaan listrik dan gas berkontribusi sebesar 0,04 persen terhadap perekonomian
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2016. Dari kontribusi tersebut, sebagian besar (83,30
persen) disumbangkan oleh subkategori ketenagalistrikan, dan sisanya 16,70 persen oleh subkategori
pengadaan gas dan produksi es.
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Ketenagalistrikan 80,85 80,86 80,75 82,76 83,30
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 19,15 19,14 19,25 17,24 16,70
Pengadaan Listrik dan Gas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 70
Gambar 4.7. Pertumbuhan Subkategori Pengadaan Listrik dan Gas Tahun 2012-2016 (persen)
Laju pertumbuhan ekonomi kategori ini pada tahun 2016 tercatat tumbuh sebesar 14,78 persen.
Masing-masing subkategori juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup �nggi, di mana subkategori
ketenagalistrikan tumbuh sebesar 16,51 persen dan subkategori pengadaan gas dan produksi es tumbuh
sebesar 4,09 persen.
4.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan penditribusian air
melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan
pengumpulan, penjernihan dan pengolahan air dan sungai, danau, mata air, hujan dan lainnya. Tidak
termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan pertanian. Peranan kategori ini terhadap
perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara selama tahun 2012-2016 rela�f �dak banyak
mengalami perubahan, berada pada kisaran 0,29 persen. Sementara itu dilihat dari laju
pertumbuhannya, kategori ini cenderung melambat selama 3 tahun terakhir, dimana pada tahun 2016
kategori ini tumbuh sebesar 3,19 persen, melambat dari tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,78
persen.
Gambar 4.8. Pertumbuhan Kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang Tahun 2012-2016 (persen)
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
71 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
4.6 Konstruksi
Nilai tambah yang tercipta dalam kategori konstruksi pada tahun 2016 adalah sebesar 271,95
milyar rupiah berdasar harga berlaku dan 215,30 milyar rupiah berdasar harga konstan 2010. Kategori
konstruksi ini menyumbang sebesar 14,14 persen terhadap total perekonomian Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara. Angka tersebut sedikit naik dibanding tahun sebelumnya (13,95 persen).
Gambar 4.9 Kontribusi Kategori Konstruksi Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara Tahun 2012-2016 (persen)
Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan kategori konstruksi Ka-
bupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2016 bertumbuh sebesar 11,18 persen, naik dari tahun
sebelumnya yang mampu tumbuh 10,08 persen. Pertumbuhan tersebut didorong oleh berbagai proyek
pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah, swasta maupun rumah tangga. Beberapa kegiatan
pembangunan pendorong pertumbuhan kategori konstruksi antara lain pembangunan, perbaikan/
pelebaran di beberapa jalan di Bolaang Mongondow Utara, Pembangunan Jembatan, terminal dan
pasar, fasilitas umum, revitalisasi dan perbaikan beberapa bangunan, serta pembangunan pertokoan,
pabrik dan tempat usaha lainnya.
Gambar 4.10 Pertumbuhan Kategori Konstruksi Tahun 2012-2016 (persen)
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 72
4.7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Selama 5 tahun terakhir, kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda
motor menyumbang nilai tambah berkisar 10 - 11 persen terhadap PDRB Bolaang Mongondow Utara.
Pada tahun 2016, kontribusi kategori ini sebesar 10,68 persen, dengan 7,99 persen (74,8 persen
terhadap kategori) disumbangkan oleh subkategori perdagangan besar dan eceran, sedangkan sisanya
2,70 persen (25,2 persen terhadap kategori) disumbangkan oleh subkategori perdagangan mobil,
sepeda motor dan reparasinya.
Gambar 4.11 Kontribusi Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor Terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)
Kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor pada tahun 2016 tum-
buh 7,54 persen, melambat dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 12,77 persen. Pertumbuhan �ng-
gi kategori ini digerakkan oleh subkategori perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda mo-
tor yang tumbuh sebesar 8,07 persen, sedangkan subkategori perdagangan mobil, sepeda motor dan
reparasinya tumbuh 5,73 persen. Beberapa catatan yang dapat menjelaskan mengenai �ngginya per-
tumbuhan kategori ini pada tahun 2016 adalah menguatnya ak�vitas perdagangan eceran. Penguatan
ak�vitas perdagangan tersebut terindikasi dari berkembang dan bertambahnya secara masiv per-
belanjaan eceran di Bolaang Mongondow Utara contohnya munculnya indomaret dan alfamaret serta
took-toko pakaian.
Gambar 4.12 Pertumbuhan Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor Tahun 2012-2016 (persen)
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
73 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
4.8 Transportasi dan Pergudangan
Kategori transportasi dan pergudangan terdiri dari 6 subkategori, yaitu angkutan rel, angkutan
darat, angkutan laut, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan, angkutan udara, serta pergudangan
dan jasa penunjang angkutan. Ak�vitas lapangan usaha angkutan rel , angkutan laut, angkutan sungai,
danau, dan penyeberangan serta angkutan udara �dak terdapat di Bolaang Mongondow Utara sehingga
dalam PDRB Bolaang Mongondow Utara hanya muncul 2 subkategori saja.
Gambar 4.13 Kontribusi Subkategori Transportasi dan Pergudangan Terhadap PDRB
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)
Nilai tambah yang dihasilkan dari kategori transportasi dan pergudangan pada tahun 2016 sebe-
sar 26,02 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 16,11 milyar rupiah atas dasar harga konstan 2010.
Dengan nilai tersebut kategori transportasi dan pergudangan memiliki peranan sebesar 2,05 persen dari
total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Dalam kurun 5 tahun terakhir peranan tersebut
menunjukkan kecenderungan membesar dari yang mulanya pada tahun 2012 hanya sebesar 1,18 per-
sen. Jika dilihat menurut subkategorinya pada tahun 2016, angkutan darat memberikan kontribusi
terbesar dari kategori ini (1,28 %), diiku� subkategori pergudangan dan penunjang angkutan sebesar
0,08 persen.
Kategori transportasi dan pergudangan pada tahun 2016 tumbuh �nggi 6,12 persen, meskipun
melambat dari tahun sebelumnya yang tumbuh 7,40 persen. Subkategori angkutan darat tumbuh paling
�nggi, mencapai 6,29 persen. Sementara itu, subkategori pergudangan dan penunjang angkutan, pos,
dan kurir tumbuh sebesar 3,85 persen.
Perbaikan sarana jalan diberbagai wilayah mendorong �ngginya ak�vitas transportasi yang
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 74
tercermin dari meningkatnya jumlah pengguna jasa angkutan darat, sedangkan pergudangan dan
penunjang angkutan, pos dan kurir ditunjang bertambahnya pelayanan pengiriman dan ak�vitas
pergudangan. Sementara itu subkategori angkutan laut yang belum memberikan kontribusi perlu di-
tunjang agar ak�vitas sehingga bisa menopang perekonomian di Bolaang Mongondow Utara.
Gambar 4.14. Pertumbuhan Subkategori Transportasi dan Pergudangan Tahun 2012-2016 (persen)
4.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Kategori lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan lapangan usaha
yang berdiri sendiri yang pada penggunaan tahun dasar 2000 merupakan sub-lapangan usaha pada
lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran dengan beberapa penambahan cakupan.
Nilai tambah yang tercipta dari kategori penyediaan akomodasi dan makan minum pada tahun
2016 ialah sebesar 5,67 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 4,02 milyar atas dasar harga konstan
2010. Kategori penyediaan akomodasi dan makan minum dipecah menjadi 2 subkategori, yakni subkate-
gori penyediaan akomodasi dan subkategori penyediaan makan minum. Subkategori penyediaan makan
dan minum (0,25 persen) memiliki kontribusi yang lebih besar dibanding subkategori penyediaan ako-
modasi (0,05 persen) terhadap total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sehingga secara total,
kategori penyediaan akomodasi dan makan minum memiliki peran yang rela�f tergolong kecil, yakni
sekitar 0,29 persen terhadap perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Namun demikian
peranan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum di tahun 2016 telah sedikit mening-
kat dibanding tahun 2012 tetapi �dak berubah selama 3 tahun terakhir.
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
75 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Gambar 4.15. Kontribusi Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Tahun 2012-2016 (persen)
Di tahun 2016, kategori penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 5,36 persen.
Subkategori penyediaan akomodasi yang tumbuh hingga 7,35 meskipun meningkat jika dibandingkan
dengan tahun 2015 yang tumbuh 4,94 persen. Peranan subkategori penyediaan makan minum juga �d-
ak dapat diabaikan. Subkategori ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,94 persen, melambat
dibandingkan dengan tahun 2015 yang tumbuh hingga 7,28 persen. Pertumbuhan yang �nggi ini di-
dorong oleh peningkatan hunian kamar hotel mela� dan penginapan yang naik pesat sejak awal tahun
2016, juga ada peningkatan pelayanan dan jumlah pelanggan pada rumah makan, kedai, warung makan
dan kan�n yang ada di Bolaang Mongondow Utara.
Gambar 4.16. Pertumbuhan Subkategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Tahun 2012-2016 (persen)
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 76
4.10 Informasi dan Komunikasi
Kategori informasi dan komunikasi memiliki peranan sebagai penunjang ak�vitas di se�ap bidang
ekonomi. Dalam era globalisasi, peranan kategori ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu
bangsa, terutama jasa telekomunikasi. Dinilai dengan harga berlaku, nilai tambah yang dihasilkan kate-
gori informasi dan komunikasi pada tahun 2016 sebesar 9,82 milyar rupiah. Sedangkan atas dasar harga
konstan 2010 bernilai 7,97 milyar rupiah. Nilai tersebut memberi kontribusi sebesar 0,93 persen
terhadap total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Dilihat dari perkembangannya selama lima
tahun terakhir share kategori informasi komunikasi terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara terus berkurang dari 0,58 persen pada tahun 2012 kemudian turun menjadi 0,80 persen pada ta-
hun 2015 kemudian naik menjadi 0,51 persen pada tahun 2016.
Gambar 4.17. Kontribusi Kategori Informasi dan Komunikasi 2012-2016 (persen)
Kategori informasi dan komunikasi bertumbuh pesat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di In-
donesia. Peralatan teknologi komunikasi seper� telepon genggam/handphone, PC-tablet, tab, dan
peralatan handset bekembang sangat cepat. Perkembangan tersebut juga seiring dengan jumlah
penggunanya yang terus meningkat tahun demi tahun. Hal yang serupa juga terjadi di Kabupaten Bo-
laang Mongondow Utara. Fenomena tersebut terama� dari pertumbuhan nilai tambah yang tercipta
dari kategori informasi komunikasi yang tergolong �nggi sejak tahun 2012, meskipun tumbuh melambat
di tahun 2016, sebesar 4,87 persen jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang tumbuh 5,76 persen .
Pertumbuhan ter�nggi selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2014 sebesar 7,08 persen.
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
77 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Gambar 4.18. Pertumbuhan Kategori Informasi dan Komunikasi Tahun 2012-2016 (persen)
4.11 Jasa Keuangan dan Asuransi
Kategori jasa keuangan dan asuransi terdiri dari 4 kategori yakni jasa perantara keuangan, asur-
ansi dan dana pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang keuangan. Pada kondisi Bolaang
Mongondow Utara, ak�vitas jasa penunjang keuangan belum ada hingga tahun 2016, sehingga �dak di-
hitung dalam PDRB. Kategori ini memiliki peran dan fungsi yang unik sekaligus pen�ng dalam sebuah
perekonomian. Ciri khas utama dari kategori ini adalah fungsi perantara keuangan (intermediary) dari
pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak yang kekurangan/memerlukan dana
(lack of funds).
Gambar 4.19. Kontribusi Subkategori Jasa Keuangan dan Asuransi Terhadap
PDRB Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 (persen)
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 78
Pada tahun 2016, kategori jasa keuangan dan asuransi berkontribusi 0,93 persen terhadap PDRB
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Subkategori jasa perantara keuangan merupakan subkategori
yang memiliki pangsa terbesar. Dengan share 0.81 persen (86,28 persen terhadap kategori) subkategori
jasa perantara keuangan mendominasi besaran dan pergerakan/pertumbuhan ekonomi dari kategori
jasa keuangan dan asuransi. Sementara itu subkategori jasa keuangan lainnya berperan 0,13 persen be-
rada di urutan terakhir dalam kategori terhadap total PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Kategori jasa keuangan dan asuransi di tahun 2016 tumbuh melejit hingga 26,00 persen dan
merupakan pertumbuhan ter�nggi selama 5 tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut �dak dapat terlepas
dari menguatnya kinerja subkategori jasa perantara keuangan yang mampu tumbuh 30,92 persen di-
mana hampir sebagian besar subkategori tersebut ditopang oleh ak�vitas perbankan. Sedangkan untuk
subkategori Jasa Keuangan Lainnya, masing-masing tumbuh sebesar 5,16 persen melambat jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh 6,02 persen.
Gambar 4.20. Pertumbuhan Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi Tahun 2012-2016 (persen)
4.12 Real Estate
Kategori real estat memberikan kontribusi yang rela�f stabil bagi PDRB Kabupaten Bolaang Mon-
gondow Utara selama 5 tahun terakhir pada kisaran 3 persen. Pada tahun 2016 kategori real estate
memiliki peran 2,90 persen dengan nilai nominal mencapai 55,68 milyar rupiah atas dasar harga berlaku
dan sebesar 44,29 milyar rupiah jika dinilai atas dasar harga konstan 2010.
Laju pertumbuhan ekonomi kategori real estate tergolong cukup �nggi dalam 5 tahun terakhir.
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
79 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Kondisi terkini tahun 2016 lapangan usaha real estate tumbuh 8,53 persen, sama jika dibandingkan ta-
hun sebelumnya, dimana pertumbuhan tercatat sebesar 8,53 persen. Peningkatan pada kategori real
estate tercermin dari maraknya usaha persewaan bangunan, baik untuk tempat �nggal maupun usaha di
Bolaang Mongondow Utara.
Gambar 4.21. Kontribusi Kategori Real Estat Tahun 2012-2016 (persen)
Gambar 4.22. Pertumbuhan Kategori Real Estat Tahun 2012-2016 (persen)
4.13 Jasa Perusahaan
Kategori lapangan usaha jasa perusahaan memiliki cakupan kegiatan yang luas dan beragam.
Kegiatan jasa profesional, ilmiah dan teknis; dan kegiatan jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa
hak opsi, ketenagakerjaan,agen penunjang perjalanan dan penunjang usaha lainnya dicakup dalam kate-
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 80
gori ini. Namun demikian peranan kategori ini terhadap PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
terhitung sangat kecil dibanding kategori yang lain.
Perkembangan kontribusinya pun cenderung stagnan selama 6 tahun terakhir yakni sebesar 0,01
persen saja. Nilai tambah yang tercipta dari kegiatan kategori ini pada tahun 2016 adalah sebesar 208,7
juta rupiah atas dasar harga berlaku dan sebesar 161,3 juta rupiah jika dinilai atas dasar harga konstan
tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi kategori jasa perusahaan pada tahun 2016 sebesar 6,77 persen,
lebih cepat dari tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,35 persen.
Gambar 4.23. Pertumbuhan Kategori Jasa Perusahaan Tahun 2012-2016 (persen)
4.14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Kategori ini melipu� kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh
administrasi pemerintahan termasuk juga perundang-undangan dan penterjemahan hukum yang
berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya. Nilai tambah yang terbentuk dari kategori
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib di Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara pada tahun 2016 sebesar 64,85 milyar rupiah atas dasar harga berlaku dan 44,26 milyar rupiah
atas harga konstan 2010. Besaran nilai tambah tersebut memberi andil 3,37 persen dari total PDRB Ka-
bupaten Bolaang Mongondow Utara. Peranan kategori ini hampir sama dibandingkan tahun sebe-
lumnya. Pertumbuhan kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib pada
tahun 2016 tumbuh sebesar 7,73 persen, melambat dari tahun 2015 yang tumbuh sebesar 5,34 persen.
Angka pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan jumlah pegawai negeri sipil yang, belanja peg-
awai dan juga dari �ngginya belanja modal pemerintah di tahun 2016.
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
81 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Gambar 4.24. Kontribusi Kategori Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib
Tahun 2012-2016 (persen)
Gambar 4.25. Pertumbuhan Kategori Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib
Tahun 2012-2016 (persen)
4.15 Jasa Pendidikan
Pada tahun 2016, jasa pendidikan menyumbang sebesar 2,40 persen terhadap total
perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, share ini sedikit menurun dibandingkan share
pada tahun 2015 sebesar 2,41 persen. Laju pertumbuhan jasa pendidikan Kabupaten Bolaang Mon-
gondow Utara pada tahun 2016 tumbuh sebesar 6,88 persen. Pertumbuhan pada tahun 2014 adalah
yang ter�nggi selama 5 tahun terakhir yakni sebesar 9,78 persen.
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 82
Gambar 4.26. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Pendidikan
4.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas
cakupannya. Pada tahun 2016, nilai tambah yang terbentuk atas kategori ini adalah 18,36 milyar rupiah
dinilai dengan harga berlaku, dan jika dinilai atas dasar harga konstan 2010 sebesar 14,69 milyar rupiah.
Kontribusi kategori terhadap perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 0,95 persen
dengan laju pertumbuhan sebesar 6,68 persen. Selama tahun 2010-2016 peranan kategori jasa
kesehatan dan kegiatan sosial rela�f stabil pada kisaran 1 persen.
Gambar 4.27. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Ba b 4 . Per tu mbu ha n da n Pera na n PD RB Menu rut La pa nga n Usa ha
83 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
4.17 Jasa Lainnya
Pada tahun 2016 kategori Jasa Lainnya menyumbangkan nilai tambah sebesar 13,65 miliar rupiah
dinilai dengan dasar harga berlaku. Jika dinilai atas dasar harga konstan tahun dasar 2010 nilai tambah
yang terbentuk ialah sebesar 9,55 miliar rupiah. Peranan kategori Jasa Lainnya terhadap PDRB Bolaang
Mongondow Utara rela�f kecil dan stabil dalam lima tahun terakhir, hanya berkisar 0,7 persen. Pertum-
buhan ekonomi kategori ini pada tahun 2016 ialah sebesar 6,55 persen, sedikit lebih cepat dari tahun
2015 yang tumbuh 4,91 persen.
Gambar 4.28. Kontribusi dan Pertumbuhan Kategori Jasa Lainnya
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 84
87 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 600,483.5 667,438.6 734,170.7 814,025.1 906,300.1
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 357,830.2 396,159.8 440,989.0 493,071.2 546,603.4
a. Tanaman Pangan 160,321.2 175,291.7 188,495.2 214,611.5 234,267.0
b. Tanaman Hor�kultura Semusim 4,852.8 5,443.1 6,040.6 7,019.7 8,759.3
c. Perkebunan Semusim 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 65,258.4 76,273.4 92,679.9 107,025.9 126,220.9
e. Perkebunan Tahunan 95,221.6 102,723.9 112,613.4 116,784.2 123,868.8
f. Peternakan 26,271.9 29,639.1 34,139.3 39,200.5 44,123.5
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 5,904.3 6,788.6 7,020.6 8,429.4 9,363.8
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 135,941.3 149,187.1 140,519.4 151,611.1 166,307.8
3 Perikanan 106,712.0 122,091.7 152,662.3 169,342.8 193,389.0
B Pertambangan dan Penggalian 128,079.5 150,648.0 173,869.9 189,542.1 214,524.3
1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
3 Pertambangan Bijih Logam 12,727.0 14,434.7 15,981.0 17,013.2 21,098.8
4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 115,352.5 136,213.3 157,888.9 172,528.9 193,425.5
C Industri Pengolahan 39,064.2 43,370.3 48,092.8 55,813.6 60,667.9
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
a. Industri Batu Bara 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
b. Industri Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2 Industri Makanan dan Minuman 25,611.5 28,202.8 31,403.0 37,727.6 41,940.5
3 Pengolahan Tembakau 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 1,100.2 1,218.9 1,375.1 1,433.2 1,565.9
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
2,726.8 3,106.0 3,539.1 3,921.6 3,885.5
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
123.8 158.5 167.7 188.3 213.6
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
10 Industri Barang Galian bukan Logam 8,884.2 10,012.6 10,872.7 11,782.5 12,353.2
11 Industri Logam Dasar 211.4 232.7 249.6 250.0 237.8
12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k dan Peralatan Listrik
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
14 Industri Alat Angkutan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
15 Industri Furnitur 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan
406.3 439.0 485.6 510.4 471.4
Tabel 1. Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 88
Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**
D Pengadaan Listrik dan Gas 457.6 514.0 577.9 681.5 759.7
1 Ketenagalistrikan 370.0 415.6 466.6 564.0 632.9
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 87.6 98.4 111.2 117.5 126.9
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 3,547.7 4,057.1 4,672.8 4,992.4 5,467.0
F Konstruksi 155,310.0 183,195.9 217,104.9 240,021.7 271,945.8
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 122,096.7 135,034.2 159,470.8 187,478.1 205,498.5
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 31,231.2 35,515.0 41,533.1 46,290.1 51,869.2
2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda
Motor 90,865.5 99,519.2 117,937.6 141,188.0 153,629.3
H Transportasi dan Pergudangan 14,168.1 16,875.6 19,784.1 23,257.2 26,017.3
1 Angkutan Rel 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2 Angkutan Darat 13,154.8 15,746.9 18,495.7 21,898.6 24,530.9
3 Angkutan Laut 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
5 Angkutan Udara 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan
Kurir 1,013.3 1,128.8 1,288.4 1,358.7 1,486.3
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,340.3 3,712.2 4,247.6 5,024.6 5,674.6
1 Penyediaan Akomodasi 553.3 642.3 738.7 835.7 948.3
2 Penyediaan Makan Minum 2,787.0 3,069.9 3,508.9 4,188.9 4,726.2
J Informasi dan Komunikasi 7,130.3 7,855.2 8,506.6 9,183.6 9,817.9
K Jasa Keuangan dan Asuransi 10,740.4 12,107.5 12,996.3 13,760.8 17,958.6
1 Jasa Perantara Keuangan 8,924.8 10,130.2 10,883.9 11,449.5 15,494.8
2 Asuransi dan Dana Pensiun 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
3 Jasa Keuangan Lainnya 1,815.6 1,977.2 2,112.3 2,311.3 2,463.8
4 Jasa Penunjang Keuangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
L Real Estate 30,986.5 37,265.4 44,610.0 49,956.3 55,868.4
M,N Jasa Perusahaan 137.1 154.0 174.2 187.7 208.7
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 36,502.9 43,243.4 51,762.9 56,521.5 64,855.0
P Jasa Pendidikan 25,507.2 30,589.5 36,924.7 41,449.4 46,139.5
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,626.8 13,688.7 15,335.5 16,628.4 18,360.2
R,S,T,U Jasa lainnya 8,001.0 9,375.4 11,071.1 12,099.0 13,647.8
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1,198,179.7 1,359,125.1 1,543,372.7 1,720,622.7 1,923,711.4
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 1,198,179.7 1,359,125.1 1,543,372.7 1,720,622.7 1,923,711.4
Tabel 1. Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
La mpira n
89 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Tabel 2. Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016
Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 555,945.0 582,367.1 602,224.7 615,716.6 637,180.2
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 336,503.0 354,021.4 371,379.5 384,849.0 399,517.0
a. Tanaman Pangan 146,990.2 151,948.1 155,985.4 155,974.4 161,367.8
b. Tanaman Hor�kultura Semusim 4,371.3 4,731.0 5,097.5 5,399.6 5,636.3
c. Perkebunan Semusim 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 56,663.5 63,361.7 67,673.5 73,569.0 78,124.5
e. Perkebunan Tahunan 100,253.4 103,727.7 110,200.0 115,634.2 118,119.2
f. Peternakan 22,778.3 24,538.1 26,674.9 28,169.2 29,877.2
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 5,446.3 5,714.9 5,748.2 6,102.6 6,392.1
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 128,603.3 128,744.3 121,311.8 117,691.1 122,043.3
3 Perikanan 90,838.6 99,601.4 109,533.4 113,176.6 115,619.9
B Pertambangan dan Penggalian 112,836.3 121,824.7 133,112.3 144,663.9 155,703.5
1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
3 Pertambangan Bijih Logam 12,117.6 12,947.4 13,792.4 14,620.0 15,402.0
4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 100,718.7 108,877.3 119,319.9 130,043.9 140,301.5
C Industri Pengolahan 37,221.1 39,573.7 42,079.4 44,741.9 46,213.0
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
a. Industri Batu Bara 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
b. Industri Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2 Industri Makanan dan Minuman 24,698.8 26,543.0 28,743.4 30,623.7 32,016.5
3 Pengolahan Tembakau 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 1,017.9 1,066.3 1,129.8 1,150.9 1,200.9
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
2,432.4 2,587.3 2,785.0 2,899.5 2,824.0
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
112.8 134.9 132.4 143.9 154.4
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
10 Industri Barang Galian bukan Logam 8,382.7 8,645.5 8,660.9 9,284.7 9,421.4
11 Industri Logam Dasar 200.0 207.2 219.1 218.2 213.7
12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k dan Peralatan Listrik
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
14 Industri Alat Angkutan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
15 Industri Furnitur 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan
376.6 389.5 408.8 420.9 382.0
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 90
Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**
D Pengadaan Listrik dan Gas 485.1 561.5 635.9 696.8 799.7
1 Ketenagalistrikan 403.9 474.5 542.1 599.9 698.9
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 81.2 87.0 93.9 96.9 100.9
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,254.1 3,516.0 3,788.8 3,969.9 4,096.4
F Konstruksi 136,016.9 154,965.7 175,922.3 193,651.9 215,300.8
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 109,854.0 119,109.7 131,300.2 148,067.8 159,230.8
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 27,628.8 29,507.6 32,326.9 33,846.2 35,786.3
2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda
Motor 82,225.2 89,602.1 98,973.3 114,221.6 123,444.5
H Transportasi dan Pergudangan 12,389.6 13,238.5 14,176.6 15,180.7 16,109.9
1 Angkutan Rel 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2 Angkutan Darat 11,459.0 12,256.3 13,134.7 14,106.2 14,994.0
3 Angkutan Laut 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
5 Angkutan Udara 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 930.6 982.2 1,041.9 1,074.5 1,115.9
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,143.6 3,338.7 3,566.7 3,811.8 4,016.0
1 Penyediaan Akomodasi 521.9 574.0 624.9 655.8 704.0
2 Penyediaan Makan Minum 2,621.7 2,764.7 2,941.8 3,156.1 3,312.0
J Informasi dan Komunikasi 6,418.1 6,827.0 7,310.2 7,603.0 7,973.5
K Jasa Keuangan dan Asuransi 9,847.2 10,574.4 10,930.4 11,233.1 14,153.2
1 Jasa Perantara Keuangan 8,074.3 8,667.4 8,903.6 9,084.2 11,893.4
2 Asuransi dan Dana Pensiun 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
3 Jasa Keuangan Lainnya 1,772.9 1,907.0 2,026.8 2,148.9 2,259.8
4 Jasa Penunjang Keuangan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
L Real Estate 30,824.0 33,901.6 37,575.4 40,782.4 44,259.4
M,N Jasa Perusahaan 125.3 133.8 143.4 151.1 161.3
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 32,398.8 35,249.2 38,696.0 40,760.7 43,912.2
P Jasa Pendidikan 21,319.8 23,236.3 24,867.4 26,475.1 28,296.5
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,279.7 12,090.7 12,986.9 13,733.2 14,649.9
R,S,T,U Jasa lainnya 7,266.2 7,786.0 8,543.6 8,963.2 9,550.7
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1,090,624.7 1,168,294.6 1,247,860.3 1,320,203.0 1,401,607.2
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 1,090,624.7 1,168,294.6 1,247,860.3 1,320,203.0 1,401,607.2
Tabel 2. Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012─2016
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
La mpira n
91 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 50.12 49.11 47.57 47.31 47.11
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 29.86 29.15 28.57 28.66 28.41
a. Tanaman Pangan 13.38 12.90 12.21 12.47 12.18
b. Tanaman Hor�kultura Semusim 0.41 0.40 0.39 0.41 0.46
c. Perkebunan Semusim
d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 5.45 5.61 6.01 6.22 6.56
e. Perkebunan Tahunan 7.95 7.56 7.30 6.79 6.44
f. Peternakan 2.19 2.18 2.21 2.28 2.29
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 0.49 0.50 0.45 0.49 0.49
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 11.35 10.98 9.10 8.81 8.65
3 Perikanan 8.91 8.98 9.89 9.84 10.05
B Pertambangan dan Penggalian 10.69 11.08 11.27 11.02 11.15
1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi
2 Pertambangan Batubara dan Lignit
3 Pertambangan Bijih Logam 1.06 1.06 1.04 0.99 1.10
4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 9.63 10.02 10.23 10.03 10.05
C Industri Pengolahan 3.26 3.19 3.12 3.24 3.15
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas
2 Industri Makanan dan Minuman 2.14 2.08 2.03 2.19 2.18
3 Pengolahan Tembakau
4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 0.09 0.09 0.09 0.08 0.08
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman
dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 0.23 0.23 0.23 0.23 0.20
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Repro-
duksi Media Rekaman 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k
10 Industri Barang Galian bukan Logam 0.74 0.74 0.70 0.68 0.64
11 Industri Logam Dasar 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01
12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k
dan Peralatan Listrik
13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL
14 Industri Alat Angkutan
15 Industri Furnitur
16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan me-
sin dan peralatan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02
Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012─2016
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 92
Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
1 Ketenagalistrikan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.30 0.30 0.30 0.29 0.28
F Konstruksi 12.96 13.48 14.07 13.95 14.14
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 10.19 9.94 10.33 10.90 10.68
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 2.61 2.61 2.69 2.69 2.70
2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda
Motor 7.58 7.32 7.64 8.21 7.99
H Transportasi dan Pergudangan 1.18 1.24 1.28 1.35 1.35
1 Angkutan Rel
2 Angkutan Darat 1.10 1.16 1.20 1.27 1.28
3 Angkutan Laut
4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
5 Angkutan Udara
6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.28 0.27 0.28 0.29 0.29
1 Penyediaan Akomodasi 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
2 Penyediaan Makan Minum 0.23 0.23 0.23 0.24 0.25
J Informasi dan Komunikasi 0.60 0.58 0.55 0.53 0.51
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0.90 0.89 0.84 0.80 0.93
1 Jasa Perantara Keuangan 0.74 0.75 0.71 0.67 0.81
2 Asuransi dan Dana Pensiun
3 Jasa Keuangan Lainnya 0.15 0.15 0.14 0.13 0.13
4 Jasa Penunjang Keuangan
L Real Estate 2.59 2.74 2.89 2.90 2.90
M,N Jasa Perusahaan 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 3.05 3.18 3.35 3.28 3.37
P Jasa Pendidikan 2.13 2.25 2.39 2.41 2.40
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.05 1.01 0.99 0.97 0.95
R,S,T,U Jasa lainnya 0.67 0.69 0.72 0.70 0.71
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012─2016
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
La mpira n
93 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Kategori Uraian 2013 2014 2015* 2016**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.75 3.41 2.24 3.49
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Per-
tanian 5.21 4.90 3.63 3.81
a. Tanaman Pangan 3.37 2.66 -0.01 3.46
b. Tanaman Hor�kultura Semusim 8.23 7.75 5.93 4.38
c. Perkebunan Semusim
d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 11.82 6.81 8.71 6.19
e. Perkebunan Tahunan 3.47 6.24 4.93 2.15
f. Peternakan 7.73 8.71 5.60 6.06
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 4.93 0.58 6.17 4.74
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 0.11 -5.77 -2.98 3.70
3 Perikanan 9.65 9.97 3.33 2.16
B Pertambangan dan Penggalian 7.97 9.27 8.68 7.63
1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi
2 Pertambangan Batubara dan Lignit
3 Pertambangan Bijih Logam 6.85 6.53 6.00 5.35
4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 8.10 9.59 8.99 7.89
C Industri Pengolahan 6.32 6.33 6.33 3.29
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas
a. Industri Batu Bara
b. Industri Pengilangan Migas
2 Industri Makanan dan Minuman 7.47 8.29 6.54 4.55
3 Pengolahan Tembakau
4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 4.75 5.96 1.87 4.34
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 6.37 7.64 4.11 -2.60
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan
dan Reproduksi Media Rekaman 19.66 -1.84 8.68 7.29
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k
10 Industri Barang Galian bukan Logam 3.13 0.18 7.20 1.47
11 Industri Logam Dasar 3.58 5.76 -0.41 -2.08
12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang
Elektronik, Op�k dan Peralatan Listrik
13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL
14 Industri Alat Angkutan
15 Industri Furnitur
16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan
pemasangan mesin dan peralatan 3.45 4.95 2.95 -9.23
2012
5.05
5.31
3.87
7.61
12.47
3.10
7.69
4.92
2.99
7.14
7.37
6.03
7.54
7.73
8.46
4.60
6.10
7.51
6.78
4.90
3.04
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 94
Kategori Uraian 2013 2014 2015* 2016**
D Pengadaan Listrik dan Gas 15.74 13.26 9.57 14.78
1 Ketenagalistrikan 17.48 14.24 10.67 16.51
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 7.12 7.89 3.23 4.09
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang 8.05 7.76 4.78 3.19
F Konstruksi 13.93 13.52 10.08 11.18
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 8.43 10.23 12.77 7.54
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Reparasinya 6.80 9.55 4.70 5.73
2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil
dan Sepeda Motor 8.97 10.46 15.41 8.07
H Transportasi dan Pergudangan 6.85 7.09 7.08 6.12
1 Angkutan Rel
2 Angkutan Darat 6.96 7.17 7.40 6.29
3 Angkutan Laut
4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
5 Angkutan Udara
6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan,
Pos dan Kurir 5.55 6.08 3.13 3.85
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.20 6.83 6.87 5.36
1 Penyediaan Akomodasi 9.97 8.88 4.94 7.35
2 Penyediaan Makan Minum 5.45 6.40 7.28 4.94
J Informasi dan Komunikasi 6.37 7.08 4.01 4.87
K Jasa Keuangan dan Asuransi 7.38 3.37 2.77 26.00
1 Jasa Perantara Keuangan 7.35 2.73 2.03 30.92
2 Asuransi dan Dana Pensiun
3 Jasa Keuangan Lainnya 7.56 6.28 6.02 5.16
4 Jasa Penunjang Keuangan
L Real Estate 9.98 10.84 8.53 8.53
M,N Jasa Perusahaan 6.78 7.23 5.35 6.77
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 8.80 9.78 5.34 7.73
P Jasa Pendidikan 8.99 7.02 6.47 6.88
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.19 7.41 5.75 6.68
R,S,T,U Jasa lainnya 7.15 9.73 4.91 6.55
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7.12 6.81 5.80 6.17
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 7.12 6.81 5.80 6.17
2012
8.85
9.74
4.66
6.67
12.82
7.75
7.63
7.79
6.68
6.87
4.38
5.39
6.21
5.22
5.76
6.53
7.31
3.10
8.64
6.29
8.78
8.12
7.25
7.32
6.92
6.92
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
La mpira n
95 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 108.01 114.61 121.91 132.21 142.24
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 106.34 111.90 118.74 128.12 136.82
a. Tanaman Pangan 109.07 115.36 120.84 137.59 145.18
b. Tanaman Hor�kultura Semusim 111.01 115.05 118.50 130.00 155.41
c. Perkebunan Semusim
d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 115.17 120.38 136.95 145.48 161.56
e. Perkebunan Tahunan 94.98 99.03 102.19 100.99 104.87
f. Peternakan 115.34 120.79 127.98 139.16 147.68
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 108.41 118.79 122.14 138.13 146.49
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 105.71 115.88 115.83 128.82 136.27
3 Perikanan 117.47 122.58 139.38 149.63 167.26
B Pertambangan dan Penggalian 113.51 123.66 130.62 131.02 137.78
1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi
2 Pertambangan Batubara dan Lignit
3 Pertambangan Bijih Logam 105.03 111.49 115.87 116.37 136.99
4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 114.53 125.11 132.32 132.67 137.86
C Industri Pengolahan 104.95 109.59 114.29 124.75 131.28
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas
a. Industri Batu Bara
b. Industri Pengilangan Migas
2 Industri Makanan dan Minuman 103.70 106.25 109.25 123.20 131.00
3 Pengolahan Tembakau
4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 108.09 114.31 121.71 124.52 130.40
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman
dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 112.10 120.05 127.08 135.25 137.59
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Repro-
duksi Media Rekaman 109.81 117.46 126.66 130.81 138.33
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k
10 Industri Barang Galian bukan Logam 105.98 115.81 125.54 126.90 131.12
11 Industri Logam Dasar 105.70 112.30 113.93 114.56 111.30
12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Op�k
dan Peralatan Listrik
13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL
14 Industri Alat Angkutan
15 Industri Furnitur
16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin
dan peralatan 107.90 112.70 118.79 121.27 123.38
Tabel 5. Indeks Harga Implisit Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (2010 = 100), 2012─2016
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 96
Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015* 2016**
D Pengadaan Listrik dan Gas 94.33 91.54 90.87 97.81 95.00
1 Ketenagalistrikan 91.60 87.60 86.09 94.02 90.55
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 107.88 113.07 118.51 121.25 125.79
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 109.02 115.39 123.33 125.76 133.46
F Konstruksi 114.18 118.22 123.41 123.94 126.31
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 111.14 113.37 121.46 126.62 129.06
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 113.04 120.36 128.48 136.77 144.94
2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda
Motor 110.51 111.07 119.16 123.61 124.45
H Transportasi dan Pergudangan 114.35 127.47 139.55 153.20 161.50
1 Angkutan Rel
2 Angkutan Darat 114.80 128.48 140.82 155.24 163.60
3 Angkutan Laut
4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
5 Angkutan Udara
6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan
Kurir 108.88 114.92 123.66 126.45 133.20
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 106.26 111.19 119.09 131.81 141.30
1 Penyediaan Akomodasi 106.01 111.90 118.21 127.43 134.71
2 Penyediaan Makan Minum 106.31 111.04 119.28 132.73 142.70
J Informasi dan Komunikasi 111.10 115.06 116.37 120.79 123.13
K Jasa Keuangan dan Asuransi 109.07 114.50 118.90 122.50 126.89
1 Jasa Perantara Keuangan 110.53 116.88 122.24 126.04 130.28
2 Asuransi dan Dana Pensiun
3 Jasa Keuangan Lainnya 102.41 103.68 104.22 107.56 109.03
4 Jasa Penunjang Keuangan
L Real Estate 100.53 109.92 118.72 122.49 126.23
M,N Jasa Perusahaan 109.46 115.11 121.42 124.24 129.38
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 112.67 122.68 133.77 138.67 147.69
P Jasa Pendidikan 119.64 131.65 148.49 156.56 163.06
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 111.94 113.22 118.09 121.08 125.33
R,S,T,U Jasa lainnya 110.11 120.41 129.58 134.98 142.90
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 109.86 116.33 123.68 130.33 137.25
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 109.86 116.33 123.68 130.33 137.25
Tabel 5. Indeks Harga Implisit Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (2010 = 100), 2012─2016
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
La mpira n
97 Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016
Kategori Uraian 2013 2014 2015* 2016**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.11 6.37 8.45 7.59
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 5.23 6.11 7.90 6.79
a. Tanaman Pangan 5.77 4.75 13.86 5.51
b. Tanaman Hor�kultura Semusim 3.64 3.00 9.71 19.54
c. Perkebunan Semusim
d. Tanaman Hor�kultura Tahunan dan Lainnya 4.52 13.77 6.23 11.06
e. Perkebunan Tahunan 4.27 3.19 -1.17 3.83
f. Peternakan 4.73 5.96 8.73 6.12
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 9.57 2.82 13.09 6.05
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 9.62 -0.04 11.21 5.78
3 Perikanan 4.35 13.70 7.36 11.79
B Pertambangan dan Penggalian 8.94 5.63 0.31 5.16
1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi
2 Pertambangan Batubara dan Lignit
3 Pertambangan Bijih Logam 6.15 3.93 0.43 17.72
4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 9.24 5.77 0.26 3.92
C Industri Pengolahan 4.42 4.29 9.15 5.24
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas
a. Industri Batu Bara
b. Industri Pengilangan Migas
2 Industri Makanan dan Minuman 2.47 2.82 12.76 6.33
3 Pengolahan Tembakau
4 Industri Teks�l dan Pakaian Jadi 5.75 6.47 2.31 4.71
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 7.09 5.86 6.43 1.73
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan
Reproduksi Media Rekaman 6.96 7.83 3.28 5.75
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plas�k
10 Industri Barang Galian bukan Logam 9.28 8.40 1.09 3.32
11 Industri Logam Dasar 6.24 1.45 0.55 -2.84
12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang El-
ektronik, Op�k dan Peralatan Listrik
13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL
14 Industri Alat Angkutan
15 Industri Furnitur
16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan
pemasangan mesin dan peralatan 4.45 5.41 2.09 1.74
2012
4.18
3.60
2.45
2.97
8.38
1.53
5.86
4.30
2.07
9.03
5.96
2.94
6.30
2.05
2.07
1.07
5.66
1.30
1.19
2.13
0.69
Tabel 6. Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016
BAB
Produk Domes�k Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2012-2016 98
Kategori Uraian 2013 2014 2015* 2016**
D Pengadaan Listrik dan Gas -2.95 -0.73 7.64 -2.88
1 Ketenagalistrikan -4.37 -1.73 9.22 -3.69
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 4.81 4.81 2.32 3.74
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 5.84 6.88 1.97 6.12
F Konstruksi 3.53 4.39 0.43 1.91
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 2.00 7.13 4.25 1.93
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Reparasinya 6.48 6.75 6.45 5.98
2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan
Mobil dan Sepeda Motor 0.51 7.29 3.73 0.68
H Transportasi dan Pergudangan 11.47 9.48 9.78 5.41
1 Angkutan Rel
2 Angkutan Darat 11.92 9.60 10.24 5.39
3 Angkutan Laut
4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeber-
angan
5 Angkutan Udara
6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angku-
tan, Pos dan Kurir 5.55 7.60 2.26 5.34
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.64 7.11 10.68 7.20
1 Penyediaan Akomodasi 5.56 5.64 7.80 5.71
2 Penyediaan Makan Minum 4.45 7.42 11.27 7.52
J Informasi dan Komunikasi 3.57 1.13 3.80 1.94
K Jasa Keuangan dan Asuransi 4.98 3.84 3.03 3.58
1 Jasa Perantara Keuangan 5.74 4.59 3.10 3.37
2 Asuransi dan Dana Pensiun
3 Jasa Keuangan Lainnya 1.24 0.52 3.20 1.37
4 Jasa Penunjang Keuangan
L Real Estate 9.35 8.00 3.18 3.05
M,N Jasa Perusahaan 5.17 5.48 2.32 4.14
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 8.89 9.04 3.66 6.51
P Jasa Pendidikan 10.03 12.79 5.44 4.15
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.14 4.30 2.54 3.51
R,S,T,U Jasa lainnya 9.35 7.62 4.17 5.86
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.89 6.32 5.38 5.31
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 5.89 6.32 5.38 5.31
2012
-2.21
-3.55
4.24
4.25
4.48
5.78
6.98
5.37
6.67
6.75
5.54
3.44
2.74
3.58
5.35
5.62
6.23
2.60
-5.10
5.61
6.96
9.35
6.66
5.75
4.54
4.54
Tabel 6. Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domes�k Regional Bruto Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Menurut Lapangan Usaha (persen), 2012─2016
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
La mpira n
BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bolaang Mongondow BPS-Statistics of Bolaang Mongondow Regency Jl. Trans Sulawesi Desa Lalow Kec. Lolak 95761 Telp : - Fax : - Homepage : https://bolmutkab.bps.go.id E-Mail : [email protected]