badak

5
Nama : Mustofa Hilmi Nim : D251130321 Perbedaan Campuran Mineral Pada Badak dan Kuda Dalam Pakan Kebutuhan akan mineral pada badak telah di jelaskan oleh Angel (2001) bahwa kebutuhan mineral dalam pakan badak sangat berbeda bila dibandingkan dengan kuda yang dipelihara setiap hari, meskipun kuda biasanya dianggap model hewan untuk merancang jenis pakan badak akan tetapi kebutuhan mineral tidak sama. Menurut clausess et al (2005) menjelaskan bahwa kekurangnya suplementasi mineral ( fosfor ) dan kelebihan suplementasi ( zat besi ) dapat memberikan dampak sindrom penyakit yang berbeda dalam badak hitam Secara umum kuda merupakan model hewan untuk merancang pakan karena usus besar lainnya sebagai pusat fermenter seperti pada badak dan gajah (Oftedal et al., 1996). Kebutuhan mineral ini disebabkan karena pola hidup dan ekologi berbeda sehingga kebutuhan akan nutrisi pada hewan itu sendiri akan berbeda. Badak merupakan strict browser (Clauss. et al., 2006) dan kebutuhan komposis mineral pakan hijauan dari alam berbeda dengan kebutuhan mineral kuda yang digembalakan (grazing) sesui dengan rokomendasi, misalnya rasio kalisium (Ca) dan foscor (P) rata-rata 14: 1 sedangkan kuda domestik 1,4: 1 (Meyer and Coenen, 2002), oleh karena perbedaan efisiensi penyerapan telah berevolosi dibadak dibandingkan dengan grazers pada kuda. Konsumsi pakan pada badak dengan sistem browser pada tanaman yg mengandung tanin bisa dipengaruhi oleh penyerapan zat besi (Paglia and Dennis, 1999). Perbedaan karekteristik penyerapan mineral pada kuda domistikasi dan badak hitam menurut Clauss,et al.2006) dapat dilihat dibawah ini.

Transcript of badak

Page 1: badak

Nama : Mustofa Hilmi

Nim : D251130321

Perbedaan Campuran Mineral Pada Badak dan Kuda Dalam Pakan

Kebutuhan akan mineral pada badak telah di jelaskan oleh Angel (2001) bahwa kebutuhan mineral dalam pakan badak sangat berbeda bila dibandingkan dengan kuda yang dipelihara setiap hari, meskipun kuda biasanya dianggap model hewan untuk merancang jenis pakan badak akan tetapi kebutuhan mineral tidak sama. Menurut clausess et al (2005) menjelaskan bahwa kekurangnya suplementasi mineral ( fosfor ) dan kelebihan suplementasi ( zat besi ) dapat memberikan dampak sindrom penyakit yang berbeda dalam badak hitam

Secara umum kuda merupakan model hewan untuk merancang pakan karena usus besar lainnya sebagai pusat fermenter seperti pada badak dan gajah (Oftedal et al., 1996). Kebutuhan mineral ini disebabkan karena pola hidup dan ekologi berbeda sehingga kebutuhan akan nutrisi pada hewan itu sendiri akan berbeda. Badak merupakan strict browser (Clauss. et al., 2006) dan kebutuhan komposis mineral pakan hijauan dari alam berbeda dengan kebutuhan mineral kuda yang digembalakan (grazing) sesui dengan rokomendasi, misalnya rasio kalisium (Ca) dan foscor (P) rata-rata 14: 1 sedangkan kuda domestik 1,4: 1 (Meyer and Coenen, 2002), oleh karena perbedaan efisiensi penyerapan telah berevolosi dibadak dibandingkan dengan grazers pada kuda. Konsumsi pakan pada badak dengan sistem browser pada tanaman yg mengandung tanin bisa dipengaruhi oleh penyerapan zat besi (Paglia and Dennis, 1999).

Perbedaan karekteristik penyerapan mineral pada kuda domistikasi dan badak hitam menurut Clauss,et al.2006) dapat dilihat dibawah ini.

Dari data diatas bahwa badak hitam mempunyai tingkat efesiensi penyerapan yang tinggi khususnya Ca dan Mg dari pada kuda tetapi penyerapan Na sangat tinggi, badak hitam memiliki penyerapan yang tinggi khususnya Na EFL yaitu 0,16 g/100 g DM. Kalium memberikan pola yang sama seperti Na. Secara umum perbandingan kurang konklusif untuk

Page 2: badak

pakan yang mengandung mikromineral dengan data yang tersebar lebih besar dan kurang data komperatif untuk kuda domistifikasi. Untuk Co tidak ada data kuda yang komperatif tersedia. Kisaran kandungan mineral pada pakan badak yaitu Cu : 5,3-13,8 mg / kg DM ; Mn : 30-117 mg / kg DM dan Zn : 30-121 mg / kg DM termasuk pakan yang akan dianggap kekurangan Cu , Mn atau Zn untuk pemeliharaan kuda domestifikasi . Sebaliknya , kandungan Fe ( 98-1009 mg / kg DM , berarti : 374 mg / kg DM ) adalah 2-25 kali lebih dari pemeliharaan kuda disyaratkan. Dibawah ini merupakan kandungan mineral dalam pakan freeranging badak yang dibandingkan kuda pada saat temperatur browse, grass dan rekomendasi kebutuhan mineral pada kuda domestifikasi

Pada bahan pakan browse kebutuhan rasio P dan Ca lebih tinggi dibandingkan grass faktanya bahwa kandungan P dan Ca pada kandungan hijauan mempunya perbedaan kalsium yang ter kandung didalam hijaun sehingga kebutuhan pada saat browse lebih tinggi khususnya pada badak hitam dan putih. Pemberian kalsium yang tinggi pada browse, pakan hay lucerne tidak seharus diminimkan dengan jumlah yang kandungan kalsium yang tinggi dibandingkan dengan hay gress. kebutuhan nutri Ca lebih tinggi khususnya pada pakan yang banyak hijauan karena kebutuhan ca khususnya hijaun mineral yang banyak dibutuhkan Kekurangan mineral ditemukan pada badak dan paling paling banyak mikro mineral pada kosentrasi pakan yg direkomendasikan untuk kuda seharusnya memadai juga pada badak (Dierenfeld, 1999). Beberapa pakan yang ada di kebun binatang diberikan pada badak asia yang ditemukan telah kekurangan mineral dibandingkan kebutuhan mineral pada kuda pada

Page 3: badak

beberapa mineral seperti fosfor, tembaga atau seng (Clauss, Polster et al., 2005), sebaliknya karena proporsi yang lebih tinggi pada pakan pellet yang ada senyawa mineralnya diberikan pada pakan badak hitam dan mineral yang paling tinggi adalah zat besi kecuali tembaga yang rendah itu pun pada pakan yg diberikan di kebun binatang. Pada data yang tersedia pada komposis mineral pada pakan badak hitam dan putih dibandingkan dengan nilai-nilai gress, lucerne dan browsing digunakan pada kebun binatang dengan daerah beriklim. Kebutuhan umum untuk suplementasi mineral tertentu untuk pakan yang mengandung serat yang tinggi umumnya kandungan mineral dan vitamin tidak seimbang sehingga perlu umtuk memantau perhitungan ransum agar terhindar dari kekuranggan dan kelebihan mineral.

DAFTAR PUSTAKA

Ange, K.; Crissey, S. D.; Doyle, C.; Lance, K.; Hintz, H., 2001: A survey of African and Asian elephant diets and measured body dimensions compared to their estimated nutrient requirements. Proceedings of the Nutrition Advisory Group (NAG) 4, Lake Buena Vista, FL, 5–14.

Clauss, M.; Polster, C.; Kienzle, E.; Wiesner, H.; Baumgartner, K.; von Houwald, F.; Streich, W. J.; Dierenfeld, E. S., 2005a: Energy and mineral nutrition and water intake in the captive Indian rhinoceros. Zoo Biology 24, 1–14.

Clauss, M.; Castell, J. C.; Kienzle, E.; Dierenfeld, E. S.; Flach, E. J.; Behlert, O.; Ortmann, S.; Streich, W. J.; Hummel, J.; Hatt, J. M., 2006a: Digestion coefficients achieved by the black rhinoceros (Diceros bicornis), alarge browsing hindgut fermenter. Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition 90, 325–334.

Dierenfeld, E. S. (1999): Rhinoceros feeding and nutrition. In Zoo and wild animal medicine (4th edn): 568–571. Fowler, M. E. & Miller, R. E. (Eds). Philadelphia, PA: W. B. Saunders.

Meyer, H.; Coenen, M., 2002: Pferdefu¨ tterung. Parey,Berlin.

National Research Council, 1989: Nutrient Requirements of Horses, 5th edn. National Academy Press, Washington.

Oftedal, O. T.; Baer, D. J.; Allen, M. E., 1996: The feeding and nutrition of herbivores. In: D. G. Kleimann, M. E. Allen, K. V., Thompson, S. Lumpkin (eds), Wild Mammals in Captivity: Principles and Techniques. University of Chicago Press, Chicago, pp. 129–138.

Paglia, D. E.; Dennis, P., 1999: Role of chronic iron overload in multiple disorders of captive black rhinoceroses. Proceedings of AAZV, Columbus, Ohio, 163–171.