BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN...

16
7 BAB BAB BAB BAB II II II II KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA 2.1 2.1 2.1 2.1 KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN TEORI TEORI TEORI TEORI 2.1.1 2.1.1 2.1.1 2.1.1 Pengertian Pengertian Pengertian Pengertian Ilmu Ilmu Ilmu Ilmu Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan Alam Alam Alam Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam, baik tumbuhan maupun hewan serta di dalam IPA juga membahas tentang gejala alam. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Maksudnya, IPA merupakan suatu ilmu yang berdasarkan fakta yang ada (nyata). Ilmu alam bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda- benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapanpun dan dimanapun. Pada dasarnya, ilmu alam maupun ilmu sosial tidak bisa terlepas dari observasi, karena observasi merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mencari kebenaran dan keakuratan data yang diperoleh. Menurut Iskandar (1997: 2) yaitu Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa. Sains adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol. Penjelasan ini mengandung maksud bahwa sains selain menjadi sebagai produk juga sebagai proses. Sains sebagai produk yaitu pengetahuan manusia dan sebagai proses yaitu bagaimana mendapatkan pengetahuan tersebut (Asy'ari, 2006: 7). Berdasarkan beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains merupakan pengetahuan manusia tentang gejala- 7

Transcript of BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN...

Page 1: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

7

BABBABBABBAB IIIIIIII

KAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA

2.12.12.12.1 KAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN TEORITEORITEORITEORI

2.1.12.1.12.1.12.1.1 PengertianPengertianPengertianPengertian IlmuIlmuIlmuIlmu PengetahuanPengetahuanPengetahuanPengetahuan AlamAlamAlamAlam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam, baik tumbuhan

maupun hewan serta di dalam IPA juga membahas tentang gejala alam. Hal ini sejalan

dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat

empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut

menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Maksudnya, IPA

merupakan suatu ilmu yang berdasarkan fakta yang ada (nyata).

Ilmu alam bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah

istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-

benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapanpun dan

dimanapun. Pada dasarnya, ilmu alam maupun ilmu sosial tidak bisa terlepas dari

observasi, karena observasi merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mencari

kebenaran dan keakuratan data yang diperoleh.

Menurut Iskandar (1997: 2) yaitu Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan

manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang

sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip,

teori-teori dan hipotesa.

Sains adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara

yang terkontrol. Penjelasan ini mengandung maksud bahwa sains selain menjadi sebagai

produk juga sebagai proses. Sains sebagai produk yaitu pengetahuan manusia dan

sebagai proses yaitu bagaimana mendapatkan pengetahuan tersebut (Asy'ari, 2006: 7).

Berdasarkan beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains merupakan pengetahuan manusia tentang gejala-

7

Page 2: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

8

gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi, eksperimen/penelitian,

atau uji coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan manusia. Pengamatan manusia

dapat berupa fakta-fakta, aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan lain

sebagainya.

2.1.22.1.22.1.22.1.2 PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPAIPAIPAIPA

lmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para ahli saintis,

berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori. Sedangkan IPA sebagai proses adalah

strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal

tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau

peristiwa-peristiwa alam. IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikat IPA

sebagai proses.

Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA di SD yang perlu

diajarkan adalah produk dan proses IPA karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Guru

yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar produk dan proses IPA harus dapat

mengemas pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip

pembelajaran IPA untuk SD yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip tersebut antara

lain: Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik

secara inderawi maupun non inderawi. Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat

secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan

siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.

Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan

pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang guru miliki. Pengetahuan yang demikian

sebut miskonsepsi.

Guru perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama

pembelajaran.Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi

dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk

mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep,

simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.IPA terdiri atas produk dan proses. Guru

perlu mengenalkan kedua aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih

Page 3: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

9

senang menekankan pada produk IPA saja. Perlu diingat bahwa perkembangan IPA

sangat pesat. Guru yang akan mengembangkan IPA sebagai proses, maka akan

memasuki bidang yang disebut prosedur ilmiah. Guru perlu mengenalkan cara-cara

mengumpulkan data, cara menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-cara menarik

kesimpulan.

Proses belajar dan mengajar merupakan suatu langkah untuk membimbing siswa

dalam menguasai suatu konsep dan sub konsepnya. Siswa dibimbing melalui metode

mengajar dan media pembelajaran sehingga dapat menguasai konsep suatu pokok

bahasan. Ketercapaian konsep merupakan konsep-konsep dalam Standar Isi KTSP yang

secara minimal harus dikuasai oleh siswa. Ketercapaian konsep dapat diukur melalui tes

ketercapaian konsep kepada siswa.Kemampuan siswa dapat digolongkan menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif,

dan ranah psikomotor. Hasil belajar ranah kognitif berkaitan dengan penalaran dan mudah diamati

dengan menggunakan tes. Menurut Gorman dalam Bambang Subali dan Paidi (2002: 13)

kemampuan seseorang meliputi kemampuan intelektual (aptitude) dan kemampuan psikomotor.

Kemampuan intelektual mencakup produk dan proses. Adapun yang termasuk produk adalah

fakta, konsep, dan struktur ilmu pengetahuan, sedangkan yang termasuk proses adalah

kreativitas, pemecahan masalah, dan komprehensif. Pencapaian belajar atau hasil belajar

diperoleh setelah melakukan suatu program pembelajaran. Penilaian atau evaluasi hasil

belajar siswa merupakan salah satu cara untuk mengetahui seberapa jauh tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

2.1.32.1.32.1.32.1.3 TujuanTujuanTujuanTujuan PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPAIPAIPAIPA

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut kurikulum KTSP (Depdiknas,2006)

adalah :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan ala ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran teknologi, dan

masyarakat.

Page 4: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

10

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan

masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan

Tuhan, dan

6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

2.1.42.1.42.1.42.1.4 PengertianPengertianPengertianPengertian MetodeMetodeMetodeMetode PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran

Metode berasal dari bahasa Yunani (methodos = jalan, cara) dalam filsafat dan

ilmu pengetahuan metode diartikan sebagai cara memikirkan dan memeriksa suatu hal

menurut rencana tertentu. Dalam dunia pengajaran, metode adalah rencana penyajian

bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan approach tertentu.

Jadi metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan sedangkan approach bersifat

filosofis/aksioma. Karena itu dari suatu approach, dapat tumbuh beberapa metode

(Sabana dan Sunarti, 2009 :20).

Menurut Wiradi, metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan)

yang tersusun secara sistematis (urutannya logis). “Pembelajaran merupakan proses

interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan

menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian” (Poedjiadi, 2005:75).

Metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan

aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik

untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar

berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran

tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui,

mempelajari beberapa metode pembelajaran serta dipraktekkan pada saat mengajar.

Penerapan metode belajar harus memperhatikan berbagai faktor, antara lain keadaan

peserta didik, fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar, maupun mata pelajaran

yang diajarkan.

Page 5: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

11

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Arif, 2011).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada

diri siswa untuk mencapai tujuan.

2.1.52.1.52.1.52.1.5 PengertianPengertianPengertianPengertian MetodeMetodeMetodeMetodeMIDMIDMIDMID (Meaningful(Meaningful(Meaningful(Meaningful InstructionalInstructionalInstructionalInstructional Design)Design)Design)Design)Metode Pembelajaran MID (Meaningful Instructional Design) adalah pembelajaran

yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat

kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya adalah :

1) Lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisis

pengalaman, dan konsep-ide;

2) Reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar;3) Production melalui ekspresi-apresiasi konsep.

Salah satu model pengembangan pembelajaran yang relevan untuk mendesain

dan mengembangkan pembelajaran kolaborasi adalah model Constructivist InstructionalDesign (C-ID) dari Willis (1995; 2000). C-ID adalah suatu model pengembangan

pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik dengan pola kerja R2D2 (Reflective,Recursive, Design, and Development). Struktur model C-ID itu terdiri dari 4 tahap, yakni

(1) difine, (2) design, (3) development, dan (4) dissemination.Pengembangan model pembelajaran yang berpijak pada pandangan

konstruktivisme berbeda dengan pandangan behaviorisme (misalnya model Dick dan

Carey). Model pengembangan pembelajaran yang konstruktivis memiliki beberapa

karakteristik, diantaranya (1) proses pengembangan pembelajaran bersifat recursive, non-linier, dan tidak ada kepastian (chaos), (2) desain bersifat reflektif dan kolaboratif, (3)

tujuan muncul dari pekerjaan desain dan pengembangan, (4) pembelajaran menekankan

pada belajar dalam konteks yang bermakna, (5) evaluasi formatif menentukan, dan (6)

data subyektif lebih bernilai. Berikut disajikan secara rinci pengembangan model

pembelajaran yang berpijak pada C-ID (Constructivist Instructional Design) :

Page 6: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

12

1) Proses ID (Instructional Design) bersifat recursive, non-linier, dan kadang-kadang

semrawut.... Pengembangan bersifat recursive, yakni berpijak pada masalah nyata

pembelajaran dan masalah itu terus berkembang yang kini menjadi fokus perhatian

para pembelajar, siswa, dan para pengelola pembelajaran. Masalah itu bersifat

konteks, artinya terjadi di kampus atau sekolah itu saja yang penyelesainya juga

kontekstual. Proses pengembangan tidak linier, tidak berurutan, pemecahannya tidak

cukup melibatkan satu keahlian saja, dan tidak beorientasi pada pencapaian tujuan

tertentu yang terikat dalam kurikulum.

2) Proses desain dan pengembangan terus berkembang, reflektif, dan

kolaboratif.... Kegiatan pengembangan dimulai dari desain yang kurang jelas, namun

terus dilakukan kegiatan pengembangan sambil terus melakukan perbaikan.

Pengembangan bersifat kolaboratif, artinya melibatkan beberapa pihak, termasuk

pengguna produk hasil pengembangan. Pengembangan seperti itu, dengan

pengembangan pembelajaran yang behavioristik. Dalam pengembangan

pembelajaran yang behavioristik kegiatan desain dimulai dari perencanaan yang

sistematik, rapi, dan jelas, termasuk tujuan pembelajarannya.

3) Tujuan pembelajaran muncul dari desain dan pengembangan kinerja.... Tujuan

pengembangan bukan pijakan dalam melakukan proses pengembangan. Selama

proses pengembangan secara kolaboratif, tujuan muncul dan terkesan “kasar” atau

kurang jelas , kemudian menjadi lebih jelas. Dalam pengembangan pembelajaran

dengan pijakan behavioristik, rumusan tujuan pembelajaran yang opeasional sangat

penting dan menjadi acuan dalam pengembangan produk pembelajaran.

4) Ahli ID (Instructional Design) umum tidak perlu ada. Dalam pandangan

konstruktivisme, generalis ahli ID yang dapat bekerja dengan bidang keahlian dari

berbagai disiplin adalah mitos. Pengembang perlu lebih dulu memahami “proses

pengembangan” pembelajaran sebelum melakukan kegiatan pengembangan

pembelajaran. Jika pengembang melibatkan tenaga ahli, maka diutamakan mereka

yang memahami hal-hal berikut, yakni (1) menguasai isi bidang studi, (2) memahami

kontek pengembangan, (3) memiliki keterampilan dalam mendesain dan

mengembangkan pembelajaran, dan (4) memiliki kewenangan untuk mengabil

keputusan dalam bidang pembelajaran. Dalam pengembangan pembelajaran yang

Page 7: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

13

berpijak pada teori behaviristik, ahli yang memiliki pengetahuan khusus, sangat

diperlukan untuk mengembangan pembelajaran.

5) Pembelajaran lebih ditekankan pada kontek dan pemahamam individu yang lebih

bermakna (meaningful). Agar siswa dapat memahami isi lebih bermakna, maka

disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada masalah.

Siswa difasilitasi untuk dapat mengakses berbagai informasi (pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap) dalam rangka menyelesaikan masalah. Penyelesaian

masalah tersebut menggunakan berbagai sumber daya informasi, misalnya media

cetak, media audio, media audio visual, multimedia, internet, dan teknologi terpadu.

Hal ini berbeda dengan pengembangan pembelajaran yang berpijak pada teori

behavioristik, pengembangan pembelajaran diarahkan pada penyelesaian tugas atau

penguasaan pengetahuan secara sistematik (bagian demi bagian secara terpisah).

Teori Behavioristik menekankan pada subskill yang diajarkan.

6) Menekankan pada penilaian formatif. Dalam pembelajaran yang berpijak pada teori

konstruktivistik, penilaian formatif dianggap penting. Penilaian itu untuk

mengumpulkan sejumlah informasi dalam rangka perbaikan kualitas proses dan hasil

pembelajaran. Dalam pembelajaran yang behaviristik, yang dipandang penting

adalah penilaian sumatif, karena kegiatan pembelajaran lebih diarahkan ke

penguasaan pengetahuan yang telah diajarkan.

7) Data kualitatif mungkin lebih berharga. Penganut teori konstruktvistik meyakini bahwa

sesuatu dapat ditunjukkan atau diamati, tetapi tidak selalu dapat diukur. Untuk itu

disarankan menggunakan penilaian authentik, portofolio, kinerja, proyek, produk, dan

ethnografi. Selama proses pembelajaran, pengembang disarankan menggunakan

lembar observasi, melakukan wawancara, fokus group, kritik ahli, dan sebagainya.

Dalam pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik, lebih banyak

menggunakan data kuantitatif, misalnya menggunakan instrumen penilaian melalui

ujian pilihan ganda. Data kuantitatif digunakan untuk mengukur kebehasilan

pembelajaran dengan mengacu pada rumusan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Ketercapaian tujuan itu diukur dengan menggunakan pretes dan postes.

Dalam hal ini memang agak sulit untuk membedakan secara jelas antara praktek

belajar dan pembelajaran yang dilandasi paham kognitivisme dengan paham

Page 8: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

14

konstruktivisme karena kedua kesinambungan tersebut. Seperti yang diungkap aliran

konstruktivisme yang sebenarnya berbasis kognitivisme, belajar adalah suatu proses aktif

menyusun makna melalui setiap interaksi dengan lingkungan dengan membangun

hubungan antara konsepsi yang dimiliki dengan fenomena yang telah dipelajari.

Namun tidak boleh diabaikan bahwa ada sejumlah ahli yang menganggap adanya

sikap khas dari belajar menurut konstruktivisme dan berbeda dari aliran koginitivisme. Ini

di ungkap oleh para ahli yang cenderung menempatkan Jean Peaget sebagai pelopor

aliran kognitivisme, misalnya para ahli yang banyak mengembangkan

teori scaffolding. Konsepsi awal pada hakikatnya adalah skema atau struktur kognitif awal

yang telah dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran secara formal, sebagai hasil

pengalaman tatap muka dengan guru. Seringkali konsepsi siswa sering tidak cocok, tidak

konsisten dengan konsepsi ilmuan yang disampaikan oleh guru atau yang dibacanya dari

buku-buku dan majalah ilmiah. Maka terjadilah miskonsepsi, pre-konsepsi atau bingkai

kerja alternative (alternative framework). Miskonsepsi ini merangsang timbulnya apa yang

disebut disonansi kognitif, terjadi ketidakseimbangan (disekuilibrium) dan melalui

perubahan strukturnya kognitifnya, menurut pieget, harus dicapai keadaan ekuilibriummelalui proses yang disebut ekuilibrisasi. Untuk mencapai ekuilibrisasi itu agar terjadi

bentuk struktur kognitif yang baru maka siswa harus belajar.

2.1.62.1.62.1.62.1.6 MeaningfulMeaningfulMeaningfulMeaningful LearningLearningLearningLearning (Belajar(Belajar(Belajar(Belajar Bermakna)Bermakna)Bermakna)Bermakna)

Dalam belajar bermakna ada dua hal yang penting yang harus

diperhatikan. Pertama,karakteristik bahan yang dipelajari. Kedua adalah struktur kognitif

individu pembelajar. Bahan baru yang akan dipelajari tentu saja akan mengubah struktur

kognitif siswa haruslah bermakna, artinya dapat berwujud istilah yang memiliki makna,

konsep-konsep yang bermakana atau hubungan antara dua atau lebih konsep yang

memiliki makna. Selanjutnya bahan baru yang akan dipelajari hendaknya dihubungkan

dengan struktur kogntif siswa secara subtansial dan beraturan. Subtansial artinya bahan

yang dihubungkan harus sejenis atau sama subtansinya dengan yang sudah ada pada

struktur kognitif. Beraturan berarti mengikuti aturan yang sesuai dengan sifat bahan

tersebut (karakteristik pengetahuan baru yang diperkenalkan pada pengetahuan siswa).

Hal lain yang menentukan adalah siswa harus memiliki kemauan untuk menggabungkan

Page 9: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

15

konsep baru tersebut dengan strutur kognitifnya sendiri secara subtansial dan beraturan

pula.

Agar siswa dapat memahami isi lebih bermakna, maka disarankan menggunakan

pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada masalah. Siswa difasilitasi untuk dapat

mengakses berbagai informasi (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) dalam rangka

menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah tersebut menggunakan berbagai sumber

daya informasi, misalnya media cetak, media audio, media audio visual, multimedia,

internet, dan teknologi terpadu. Hal ini berbeda dengan pengembangan pembelajaran

yang berpijak pada teori behavioristik, pengembangan pembelajaran diarahkan pada

penyelesaian tugas atau penguasaan pengetahuan secara sistematik (bagian demi bagian

secara terpisah). Teori Behavioristik menekankan pada subskill yang diajarkan.

Pembelajaran lebih ditekankan pada kontek dan pemahamam individu yang lebih

bermakna (meaningful). Agar siswa dapat memahami isi lebih bermakna, maka disarankanmenggunakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada masalah. Siswa

difasilitasi untuk dapat mengakses berbagai informasi (pengetahuan, ketrampilan, dan

sikap) dalam rangka menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah tersebut

menggunakan berbagai sumber daya informasi, misalnya media cetak, media audio,

media audio visual, multimedia, internet, dan teknologi terpadu. Hal ini berbeda dengan

pengembangan pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik, pengembangan

pembelajaran diarahkan pada penyelesaian tugas atau penguasaan pengetahuan secara

sistematik (bagian demi bagian secara terpisah).

Pembelajaran bermakna memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut:

1) Menjelaskan hubungan atau relevansi bahan-bahan baru dengan bahan-bahan

lama.

2) Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahan baru dengan bahan lama.

3) Lebih dahulu memberikan ide yang paling umum kemudian hal-hal yang lebih

terperinci

4) Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai sepenuhnya sebelum ide yang

baru disajikan.

Page 10: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

16

2.1.72.1.72.1.72.1.7 PengertianPengertianPengertianPengertian InstruksiInstruksiInstruksiInstruksioooonalnalnalnal DesignDesignDesignDesign (((( DesainDesainDesainDesain Instruksional)Instruksional)Instruksional)Instruksional)

Desain artinya rancangan atau rencana. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia/KBBI (2002:257) dinyatakan kerangka kegiatan atau rancangan. Adapun yang

dimaksud dengan instruksional adalah pembelajaran atau pembelajaran. Dalam KBBI

(2002 :17) dibedakan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang

belajar, sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan mengajar, atau

mengajarkan.

Menurut Harjanto (2002) bahwa salah satu bagian dari proses keseluruhan

kegiatan mengajar adalah pembelajaran, pembelajaran selalu berhubungan dengan

belajar. Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran/belajar mengajar perlu

desain/rancangan.

Ibrahim Superman (2003) menyatakan , Desain instruktional (pengembangan,

perancangan, dan perencanaan instruktional ) adalah suatu proses yang sistematik dalam

menyusun sistem instruksional yang efektif dan efisien melalui kegiatan pengidentifikasian

masalah, pengembangan, dan pengevaluasian.

Berdasarkan uraian dan penjelasan para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa istilah desain instruktional pembelajaran sama dengan

pengembangan/perancangan pembelajaran. Desain instruktional adalah suatu

rancangan/perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh pengajar/perancang berdasarkan

analisis kebutuhan, tujuan yang ingin dicapai, yang disusun secara sistematis untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

2.1.82.1.82.1.82.1.8 KelebihanKelebihanKelebihanKelebihan dandandandan KKKKekuranganekuranganekuranganekurangan MetodeMetodeMetodeMetodeMeaningfulMeaningfulMeaningfulMeaningful InstructionalInstructionalInstructionalInstructional DesignDesignDesignDesign1.1.1.1. KelebihanKelebihanKelebihanKelebihan

a) Sebagai jembatan menghubungkan tentang apa yang sedang dipelajari siswa.

b) Mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah.

c) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep

secara lengkap

d) Membantu siswa membentuk, mengubah, diri atau mentransformasikan informasi

baru.

e) Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.

Page 11: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

17

f) Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya

untuk materi pelajaran yang mirip.

g) Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang

mirip walaupun telah terjadi lupa.

2.2.2.2. KekuranganKekuranganKekuranganKekurangan

a) Guru merasa kesulitan contoh-contoh konkrit dan realistik.

b) Karena ini membentuk suatu kelompok maka hal sering terjadi adalah

mengandalkan siswa yang pintar.

2.1.92.1.92.1.92.1.9 PerancanganPerancanganPerancanganPerancangan PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran dengandengandengandengan MetodeMetodeMetodeMetodeMeaningfulMeaningfulMeaningfulMeaningful InstructionalInstructionalInstructionalInstructional DesignDesignDesignDesign....Perancangan pembelajaran yang mengarah pada timbulnya pembelajaran

bermakna (Meaningful Instructional Design) sebagai berikut:1) Orientasi mengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi akademik, melainkan

juga diarahkan untuk mengembangkan sikap dan minat belajar serta potensi dasar

siswa.

2) Topik-topik yang dipilih dan dipelajari didasarkan pada pengalaman anak yang

relevan. Pelajaran tidak dipersepsi anak sebagai tugas atau sesuatu yang dipaksakan

oleh guru, melainkan sebagai bagian dari atau sebagai alat yang dibutuhkan dalam

kehidupan anak.

3) Metode mengajar yang digunakan harus membuat anak terlibat dalam suatu aktivitas

langsung dan bersifat bermain yang menyenangkan.

4) Dalam proses belajar perlu diprioritaskan kesempatan anak untuk bermain dan

bekerjasama dengan orang lain.

5) Bahan pelajaran yang digunakan hendaknya bahan yang konkret.

6) Dalam menilai hasil belajar siswa, para guru tidak hanya menekankan aspek kognitif

dengan menggunakan tes tulis, tetapi harus mencakup semua domain perilaku anak

yang relevan dengan melibatkan sejumlah alat penilaian.

2.1.102.1.102.1.102.1.10 HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar

Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (Tim Penyusun Kamus Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995: 43). Belajar adalah proses yang dilakukan

Page 12: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

18

oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap

tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari bayi sampai masa tua

melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat (Bell-Gredler, 1986:1). Sehingga hasil

belajar adalah suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan oleh

seseorang dalam interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya. Hasil belajar

yang merupakan perubahan tingkah laku yang telah diperoleh melalui kegiatan belajar

secara aktif otomatis akan tersimpan dengan baik dalm ingatan siswa.

Hasil belajar menurut Gagne dalam (Wahyudi, 2013:34) terdiri dari lima macam

kemampuan yaitu :

1) Ketrampilan intelektual, merupakan kemampuan untuk dapat membedakan ,

menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah.

2) Strategi kognitif, adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta

mengembangkan proses berpikir dengan caa merekam, membuat analisis dan

sintesis.

3) Informasi ferbal, adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan

pengetahuannya tentang fakta-fakta.

4) Ketrampilan motorik, dapat dilihat dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran

gerakan otot-otot, serta anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut.

5) Sikap, adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas

dasar penilaian terhadap stimulus tersebut.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan menjadi tiga kemampuan yaitu

pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Menurut Slameto (2003:3), perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak

sekali sifat maupun jenisnya. Karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri

seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam diri

seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri :

a) Perubahan terjadi secara sadar.

b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional .

c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

Page 13: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

19

f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Secara garis besar pembelajaran IPA harus mengacu pada standar kompetensi

maupun kompetensi dasar IPA. Standar kompetensi IPA yang dibakukan dan harus

ditunjukan siswa pada hasil belajarnya dalam pelajaran IPA.

2.1.112.1.112.1.112.1.11 Faktor-faktorFaktor-faktorFaktor-faktorFaktor-faktor yangyangyangyang MempengaruhiMempengaruhiMempengaruhiMempengaruhi HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: faktor yang terdapat

dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang

berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan

sebagainya.

a. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, yang dapat

digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan

motivasi.

1) Kecerdasan/intelegensi

2) Bakat

3) Minat

4) Motivasi

b. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang

sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan

keluarga, lingkungan. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan

tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995: 60) faktor

ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keluarga, keadaan sekolah dan

lingkungan masyarakat.”

1) Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

2) Keadaan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.

3) Lingkungan masyarakat di samping orang tua, lingkungan juga merupakan

salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa

Page 14: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

20

dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat

besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak.

Berdasarkan kajian tentang berbagai pendapat mengenai hasil belajar yang

dikemukakan oleh para ahli di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah hasil

yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran tertentu setelah siswa mengalami proses

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes dalam satu satuan waktu, berupa semester atau tahun pelajaran.

2.22.22.22.2 PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian yangyangyangyang RelevanRelevanRelevanRelevan

Penelitian yang dilakukan oleh Linda Lestari dengan judul, “Penggunaan ModelMeaningful Instructional Design untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan

Narasi Sugestif Siswa Kelas X MAN 1 Bandung Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode MeaningfulInstructional Design dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan

narasi. Nilai terendah pada siklus I adalah 44, kemudian pada siklus II meningkat menjadi

62. Nilai rata-rata pada sikuls I adalah 66,5 kemudian meningkat pada siklus II menjadi

72,1. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan jika penggunaan

metode Meaningful Instructional Design dapat meningkatkan minat siswa dalam

pembelajaran menulis karangan narasi.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu di atas maka dapat diketahui bahwa

penelitian tindakan kelas mengenai Penggunaan Metode Meaningful Instructional Designuntuk meningkatkan hasil belajar IPA sehingga orisinilitas konsep ini dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Terhadap hasil-hasil penelitian yang secara

variabel berhubungan akan semakin membuktikan akurasi hasil-hasil penelitian

sebelumnya.

2.32.32.32.3 KerangkaKerangkaKerangkaKerangka BerpikirBerpikirBerpikirBerpikir

Pada tahap awal sebelum guru menggunakan metode Meaningful InstructionalDesign, hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri Wringingintung 01 masih rendah.

Dengan rendahnya prestasi belajar IPA tersebut guru berupaya meningkatkan hasil belajar

Page 15: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

21

IPA dengan melakukan inovasi pembelajaran yang dilakukan adalah mengemas

pembelajarannya dengan menggunakan metode Meaningful Instructional Design.Penggunaan media yang dilakukan peneliti terdiri dua siklus. Pada siklus I hasil

pekerjaan siswa atau hasil kerja kelompok dipresentasikan pada kelompok lain. Pada

siklus II hasil pekerjaan siswa atau hasil kerja kelompok dipresentasikan pada kelompok

lain di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.

Berdasarkan asumsi tersebut, diperoleh pemahaman bahwa penerapan metode

Meaningful Instructional Design dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI semester

1 SDN Wringingintung 01 Kecamatan Tulis Kabupaten Batang.

Dari latar belakang dan kajian teori, maka dapat dirumuskan kerangka berpikir

dalam penelitian ini sebagai berikut :

GambarGambarGambarGambar 2.12.12.12.1SkemaSkemaSkemaSkema KerangkaKerangkaKerangkaKerangka BerfikirBerfikirBerfikirBerfikir

Membantu siswamemahamibahan belajar

Membantu siswamembentuk ,mengub

ah diri,mentransformasikan

informasi baru

Informasi yangdipelajari secarabermakna mudah

diingat

Informasi yangdipelajari secara

bermaknamemudahkanproses belajar

Penghubung apayang dipelajari

siswa

MetodeMeaningfulInstructionalDesign

HasilBelajar

Page 16: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7922/2/T1_262012064_BAB II.pdf · benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku ... dalam

22

2.42.42.42.4 HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis TindakanTindakanTindakanTindakan

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan diduga metode MeaningfulInstructional Design dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA

pada siswa kelas VI semester I SD Negeri Wringingintung 01 Kecamatan Tulis Kabupaten

Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.