BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN...

15
BAB BAB BAB BAB II II II II KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA 2.1. 2.1. 2.1. 2.1. Model Model Model Model Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Kooperatif Kooperatif Kooperatif Tipe Tipe Tipe Tipe Picture Picture Picture Picture and and and and Picture Picture Picture Picture Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan Kelas adalah model Picture and Picture . Pembelajaran dengan menggunakan model ini menitik beratkan pada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu. Menurut Eko Budiono, model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Menurut Aprudin, picture and picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis Model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai faktor utama dalam pembelajaran, gambar-gambar tersebut di pasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran picture and picture menurut (Hamdani, 2010:89). Kelebihan: 1) Guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa, 2)Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis. Kelemahan: 1) Memakan banyak waktu, 2)Banyak siswa yang pasif. Sedangkan menurut Istarani (Aprudin, 2012) kelebihan dan kekurangan picture and picture yaitu: Kelebihan Model Pembelajaran picture and picture 1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. 2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. 3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

Transcript of BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN...

Page 1: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

BABBABBABBAB IIIIIIII

KAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA

2.1.2.1.2.1.2.1. ModelModelModelModel PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran KooperatifKooperatifKooperatifKooperatif TipeTipeTipeTipe PicturePicturePicturePicture andandandand PicturePicturePicturePictureSalah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan

Kelas adalah model Picture and Picture . Pembelajaran dengan menggunakan model ini

menitik beratkan pada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu.

Menurut Eko Budiono, model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode

belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.

Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses

pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.

Menurut Aprudin, picture and picture adalah suatu model pembelajaran dengan

menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu

sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis

Model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai faktor utama dalam pembelajaran, gambar-gambar

tersebut di pasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran picture and picture menurut

(Hamdani, 2010:89). Kelebihan: 1) Guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa,

2)Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis. Kelemahan: 1) Memakan banyak waktu,

2)Banyak siswa yang pasif.

Sedangkan menurut Istarani (Aprudin, 2012) kelebihan dan kekurangan picture andpicture yaitu:

Kelebihan Model Pembelajaran picture and picture1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru

menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih

dahulu.

2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan

gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh

guru untuk menganalisa gambar yang ada.

Page 2: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan

alasan siswa mengurutkan gambar.

5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung

gambar yang telah dipersiapkan oleh guru

Kelemahan Model Pembelajaran picture and picture1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai

dengan materi pelajaran.

2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau

kompetensi siswa yang dimiliki.

3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar

sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan

gambar-gambar yang diinginkan

Langkah-langkah Pembelajaran dengan picture and picture (Hamdani, 2010:89)

antara lain:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

3) Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk

memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6) Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep atau

materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

2.1.12.1.12.1.12.1.1 PenerapanPenerapanPenerapanPenerapan ModelModelModelModel PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran KooperatifKooperatifKooperatifKooperatif TipeTipeTipeTipe PicturePicturePicturePicture andandandandPicturePicturePicturePicture padapadapadapada IPAIPAIPAIPA dalamdalamdalamdalam ProsesProsesProsesProses PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas berdasar prosedur yang

tepat dan sesuai. Sebelum kegiatan dilaksanakan langkah awal ialah membuat

perencanaan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap guru pada

Page 3: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan baka, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang

dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan

RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan,

(BSNP No 41, 2007).

(1) Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran

yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta

didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (BSNP No 41, 2007).

(2) Kegiatan Inti

Sesuai BSNP No 14 Tahun 2007 bahwa kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.

(3) Kegiatan Akhir

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,

penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut (BSNP No. 41, 2007).

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RRP. Pelaksanaan

pembelajarannya adalah sebagai berikiut:

1) Kegiatan awal

a. Membuka pelajaran dengan salam

b. Melakukan absensi siswa

c. Melakukan apersepsi dan motivasi

Page 4: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

2) Kegiatan inti

(1) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas tentang topik/tema

materi IPA yang sedang dipelajari.

b. Menyampaikan materi pembelajaran mata pelajararan IPA.

c. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

(2) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Memberi petunjuk kepada siswa tentang kegiatan yang akan

dilakukan (mengurutkan gambar-gambar).

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengurutkan gambar-

gambar yang tersedia menjadi urutan yang logis.

c. Bertanya kepada siswa mengenai alasan penyusunan gambar-

gambar yang telah dilakukannya.

(3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Membenarkan pemahaman siswa yang masih salah tentang materi

yang telah dipelajari.

b. Memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari.

c. Bersama siswa mebuat kesimpulan tentang materi yang telah

dipelajari.

d. Bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari.

3) Kegiatan akhir

Dalam kegiatan akhir, guru :

a. Melakukan evaluasi akhir pertemuan.

b. Melakukan refleksi.

2.22.22.22.2 .... HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar IlmuIlmuIlmuIlmu PengetahuanPengetahuanPengetahuanPengetahuan AlamAlamAlamAlam (((( IPAIPAIPAIPA ))))

Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Anggapan dasar ialah proses

pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi

Page 5: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk

menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari

pengajaran itu.

Menurut Purwanto (2008:38), hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang

berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.

Sedangkan menurut Sudjana (2011:22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setiap guru pasti memiliki

keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dibimbingnya. Karena itu guru

harus memiliki hubungan dengan siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar mengajar.

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar

yang dicapai siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak

guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan

kemampuan mental siswa.

Bloom (Sudjana, 2005:22-23) mendifinisikan hasil belajar sebagai hasil perubahan

tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotor. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis

dan evaluasi. Pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif

rendah. Analisis, sintesis dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi. Ranah afektif

meliputi penerimaan, perhatian, penanggapan, penyesuaian, penghargaan dan penyatuan.

Ranah psikomotor meliputi peniruan, penggunaan, ketelitian, koordinasi, dan naturalisasi.

• Berdasarkan uraian tentang hasil belajar, maka dapat ditegaskan bahwa

salah satu fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai

prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta

siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang mereka alami.

Aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses

belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar

tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa

Page 6: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

rendah. Untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa

digunakan alat penilaian untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah

ditetapkan tercapai atau tidak. Hasil belajar yang berupa aspek kognitif,

aspek afektif, dan aspek psikomotorik menggunakan alat penilaian yang

berbeda-beda. Untuk aspek kognitif digunakan alat penilaian yang berupa tes,

sedangkan untuk aspek afektif digunakan alat penilaian yaitu skala sikap

(ceklist) untuk mengetahui sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan

aspek psikomotorik digunakan lembar observasi.

Berdasarkan uraian tentang hasil belajar dapat disimpulkan hasil belajar merupakan

hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti

pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang

berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu

tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang

menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik yang

menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti

pembelajaran.

2.2.1Penerapan2.2.1Penerapan2.2.1Penerapan2.2.1Penerapan ModelModelModelModel PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran KooperatifKooperatifKooperatifKooperatif TipeTipeTipeTipe PicturePicturePicturePicture AndAndAndAnd PicturePicturePicturePictureHasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri Tambahrejo 01 masih belum optimal. Hal ini

disebabkan karena pembelajaran IPA di kelas tersebut kurang berkualitas. Pembelajaran

menggunakan metode ceramah. Selain itu pada umumnya guru mengajar dengan tidak

memperhatikan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran masih berpusat pada guru

(teacher center). Guru mengajar dengan berceramah dan mengharapkan siswa hanya

mendengarkan, mencatat dan menghafalkan. Selain dari faktor pendidik, faktor lain adalah

sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, tidak mau

mengungkapkan ide-ide ataupun penyelesaian atas soal-soal latihan yang diberikan.

Dengan keadaan yang demikian guru harus merubah kebiasaan mengajar di kelas.

Oleh karena itu penulis berinisiatif menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture andpicture melalui metode diskusi. Diharapkan dengan model pembelajaran ini hasil belajar

siswa akan meningkat.

Page 7: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui metode

diskusi adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

c. Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

d. Guru membagi siwa menjadi beberapa kelompok secara heterogen

(campur menurut prestasi, jenis kelamin)

e. Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam berdiskusi.

f. Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusinya kedepan kelas.

g. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan

h. Guru memberi evaluasi.

Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan model

pembelajaran yang memotivasi siswa dalam belajar. Karena penggunaan gambar-gambar

dalam penyampaian materi pelajaran khususnya IPA, siswa lebih tertarik dan materi

pelajaran akan mudah diserap oleh siswa.

Melalui metode diskusi, secara langsung siswa dilibatkan dalam proses pembelajran.

Siswa dapat belajar lebih aktif dan belajar untuk bekerjasama dengan teman-teman

lainnya, karena dalam pembelajaran ini, siswa didorong untuk bagaimana memecahkan

sebuah masalah bersama-sama dengan kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui metode diskusi. Selain

siswa aktif dalam kelompoknya di dalam proses pembelajaran, materi yang disampaikan

guru menjadi lebih mudah diterima oleh siswa, karena siswa akan termotivasi dalam

mengikuti pelajaran dan belajar mandiri dalam memahami materi pelajaran. Dengan begitu,

akan perpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat.

Pada akhirnya dapat diduga pemahaman IPA siswa kelas 4 meningkat, sebab guru

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif picture and picturemelalui metode diskusi yang lebih menarik. Peneliti berpendapat bahwa pemberian

suasana baru dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui

metode diskusi dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari pelajaran IPA.

Page 8: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

2.3 IlmuIlmuIlmuIlmu PengetahuanPengetahuanPengetahuanPengetahuan AlamAlamAlamAlam (IPA)(IPA)(IPA)(IPA)

2.3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam”

Menurut H. W. Fowler dalam Trianto (2010:136), ”IPA adalah pengetahuan yang

sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan

didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.” Adapun Wahyana dalam Trianto

(2010:136) mengatakan bahwa ”IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya

metode ilmiah dan sikap ilmiah.”

Trianto (2010:136) menyimpulkan bahwa ”IPA adalah suatu kumpulan teori yang

sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan

berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap

ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.”

2.3.2.2.3.2.2.3.2.2.3.2. HakikatHakikatHakikatHakikat IlmuIlmuIlmuIlmu PengetahuanPengetahuanPengetahuanPengetahuan AlamAlamAlamAlam

Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi

dalam Depdiknas yang dikutip Trianto (2010:138) adalah sebagai berikut: 1)Menanamkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2)Mengembangkan keterampilan, sikap dan

nilai ilmiah, 3)Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan

teknologi, 4)Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan

pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Fungsi dan tujuan tersebut kiranya semakin jelas bahwa hakikat IPA semata-mata

tidaklah pada dimensi pengetahuan (keilmuan), tetapi lebih dari itu, IPA lebih menekankan

pada dimensis nilai ukhrawi, di mana dengan memperhatikan keteraturan di alam semesta

akan semakin meningkatkan keyakinan akan adanya sebuah kekuatan yang maha

dahsyat yang tidak dapat dibantah lagi, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dengan dimensi ini

IPA hakihatnya mentautkan antara aspek logika-materiil dengan aspek jiwa-spiritual, yang

sementara ini dianggap cakrawala kosong, karena suatu anggapan antara IPA dan agama

merupakan dua sisi yang berbeda dan tidak mungkin dipersatukan satu sama lain dalam

Page 9: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

satu bidang kajian. Padahal senyatanya terdapat benang merah ketertautan di antara

keduanya.

IPA adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala-gelaja melalui

serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap

ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen

terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.

2.3.3.2.3.3.2.3.3.2.3.3. HakikatHakikatHakikatHakikat PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPAIPAIPAIPA

Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum

sebagaimana tercantum dalam taksonomi bloom bahwa: diharapkan dapat memberikan

pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis

pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang

bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta

yang ada di alam untuk memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya

keterangan serta keteraturannya. Di samping itu, pembelajaran IPA diharapkan pula

memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman,

kebiasaan dan apresiasi.(Prihanto Laksmi dalam Trianto, 2010:142)

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran IPA, maka Trianto (2010:143)

mengemukakan tentang hakikat dan tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat

memberikan antara lain sebagai berikut:

a) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prindip dan konsep,

fakta yang ada di alam. Hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara

sains dan teknologi.

c) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,

memecahkan masalah dan melakukan observasi.

Page 10: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

d) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitif, obyektif, jujur terbuka,

benar, dan dapat bekerja sama.

e) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan

deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan

berbagai peristiwa alam.

f) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan

keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.

2.3.4.2.3.4.2.3.4.2.3.4. PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPAIPAIPAIPA didididi SekolahSekolahSekolahSekolah DasarDasarDasarDasar

Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI dijelaskan

mengenai pembelajaran IPA, yaitu:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

alamsecara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi

agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan

untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. BSNP (2007:13)

Proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses,

hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan

sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas

proses pendidikan maupun produk pendidikan.

Pembelajaran IPA dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Page 11: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan

sikap ilmiah.

2.3.5.2.3.5.2.3.5.2.3.5. TujuanTujuanTujuanTujuan PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPAIPAIPAIPA didididi SekolahSekolahSekolahSekolah DasarDasarDasarDasar

Tujuan mata pelajaran IPA di SD dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2006 yaitu:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengarui antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bakal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjudkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.3.6.2.3.6.2.3.6.2.3.6. RuangRuangRuangRuang LingkupLingkupLingkupLingkup PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPAIPAIPAIPA didididi SekolahSekolahSekolahSekolah DasarDasarDasarDasar

Page 12: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006, mata pelajar IPA

pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya

Berdasarkan ruang lingkup pembelajaran IPA di tingkat SD/MI, maka materi tentang

kenampakan permukaan bumi merupakan materi yang dijelaskan di kelas tiga pada

semester dua dengan standar kompetensi yaitu memahami kenampakan permukaan bumi,

cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia

memelihara dan melestarikan alam, dan kompetensi dasar adalah mendeskripsikan

kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar.

2.4.Penelitian2.4.Penelitian2.4.Penelitian2.4.Penelitian yangyangyangyang RelevanRelevanRelevanRelevan

Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Suparman (2011) yang berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode

Pembelajaran Picture And Picture Siswa Kelas V SD Negeri Kemiri 02 Kecamatan Kemiri

Kabupaten Purworejo Tahun 2011/2012.” Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode

Picture and Picture dengan KKM 6,5 dapat meningkatkan hasil belajar pada mata

pelajaran IPA siswa kelas V semester 1 SD Kemiri 02 Kecamatan Kemiri Kabupaten

Purworejo tahun 2011/2012, hal ini dapat dilihaat dari kenaikan nilai hasil belajar setiap

siklus dimana pra siklus ketuntasan belajar siswa pada pra siklus ada 6 siswa atau 27,3%

naik menjadi 16 siswa atau 72,7% pada siklus 1, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 19

siswa atau 86,4%. Demikian juga peningkatan juga terjadi pada keaktifan siswa dimana

pada pra siklus keaktifan siswa pada kategori baik dan baik sekali ada 7 siswa atau 31,8%

Page 13: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

naik menjadi 14 siswa atau 6,37% pada siklus 1 dan terakhir pada siklus 2 menjadi 20

siswa atau 90,9%. Dari hasil ini ketuntasan belajar dan keaktifan belajar siswa sudah

mencapai indikator 80% ke atas. Dengan kata lain hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode Picture and Picture telah tuntas atau mencapai KKM yang

diharapkan.

Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Budi Santoso (2012) dengan judul ”Diskusi

Kelompok Sepahai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Sifat-Sifat

Bangun Ruang Bagi Siswa Kelas V SDN Gringsing 01 Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang Semester IITahun 2011/2012.” Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini

adalah terjadi peningkatan pemahaman yang ditandai dengan ketuntasan hasil belajar.

Peningkatan pemahaman belajar siswa tersebut terjadi secara bertahap, dimana pada

kondisi awal hanya terdapat 16 siswa (59,25%) yang telah tuntas dalam belajarnya, pada

siklus I melalui 3 pertemuan ketuntasan belajar siswa meningkatkan menjadi 20 siswa

(74,07%) yang telah tuntas, dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat lagi

menjadi 92,59%. Dengan kata lain, penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Fida Reni Susanti (2012) juga telah melakukan penelitian yang berjudul ”Penggunaan

Metode Picture and Picture Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Perkembangan Teknologi Produksi,

Komunikasi, Dan Transportasi di Kelas IV SD Negeri Pojok Kecamatan Pulokulon

Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2011/2012.” Berdasarkan penelitian diperoleh

hasil bahwa penggunaan metode Picture and Picture dengan media gambar dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Perkembangan

Teknologi Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi di kelas IV SD Negeri Pojok

Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2011/2012. Berdasarkan

analisis data diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal siswa yang

sudah mencapai KKM 65 sebanyak 5 siswa dengan persentase 33,33% dan siswa yang

belum tuntas sebanyak 10 siswa dengan persentase 66,67%. Pada pelaksanaan siklus I

siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa dengan persentase 53,33% dan siswa yang belum

tuntas sebanyak 7 siswa dengan persentase 46,67%. Pada pelaksanaan siklus II jumlah

siswa yang sudah tuntas meningkat sebanyak 15 siswa dengan persentase 100%. Dengan

Page 14: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

kata lain, penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, diperoleh hasil bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar.

Meskipun demikian perlu dibuktikan lagi pada penelitian tindakan kelas ini apakah

penggunaan Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

2.5.Kerangka2.5.Kerangka2.5.Kerangka2.5.Kerangka PikiranPikiranPikiranPikiran

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka, maka dapat digambarkan bagankerangka berfikir sebagai berikut:

Pembelajaran Menggunakan Metode Konvensional

Guru kurangmemaksimalkan

kegiatan siswa di kelas

Hasil belajar IPA siswarendah di bawah KKM

≤ 70

Siswa tidak dapatmenemukan gagasan

sendiri dari materi yangdiajarkan

Diterapkan model pembelajaran picture and picture melalui metode diskusidalam pelajaran IPA

Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture melalui metode diskusi:a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.c. Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.d. Guru membagi siwa menjadi beberapa kelompok secara heterogen (campurmenurut prestasi, jenis kelamin)

e. Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam berdiskusi.f. Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinyakedepan kelas.

g. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkanh. Guru memberi evaluasi.

Kegiatanpembelajaran lebih

bermakna

Hasil belajar IPAsiswa tinggi di atas

KKM ≥ 70

Siswa lebih aktifdalam pembelajaran

Page 15: BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

2.6.Hipotesis2.6.Hipotesis2.6.Hipotesis2.6.Hipotesis PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian atauatauatauatau TindakanTindakanTindakanTindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture andpicture dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Tambahrejo

01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.