Bab1-5 Makalah Pariwisata

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LAT AR BE LAKANG Pariwisata merupakan salah satu sektor utama dalam pembangunan yang tiada hentinya terus dikembangkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena pariwisata memp uny ai peran yang sanga t penti ng dalam pemb angu nan Indon esia khusu snya sebaga i sal ah satu pen gha sil dev isa neg ara. Seb aga i ind ust ri per dagangan jasa , kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran serta pemerintah baik pemerintah pusat maup un pemeri ntah daerah. Pemerintah bertangg ung jawab atas empa t hal utama ya itu ; pe ren can aan (planning daer ah atau ka wasan pa riwisata, pemb angunan (de vel opment !asi lit as uta ma dan penduk ung par iwi sata, pen gel uar an keb ijak an (policy pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation . Pe rtumbuh an ek ono mi par iwis at a In don es ia saat in i se la lu di atas  pertumbuhan ekonomi Indonesia keseluruhan bahkan dapat melebihi perkembangan  pariwisata dunia dekade ini. Pada tahun "#$$ lalu perolehan angka devisa dari  pariwisata yang diperkirakan bisa mencapai %,& miliar dollar 'S, naik menjadi $$,%  persen dibandingkan tahun sebelumnya. enaikan tersebut sebenarnya sudah meleb ihi pertumbuha n ekono mi Indon esia keselu ruhan yang dapat dipro yek sikan akan berada di level ),& persen dan dengan pertumbuhan ekonomi pariwisata dunia yang hanya kisaran *,& persen. +ntuk kontribusinya terhadap devisa negara, sektor ekonomi pariwisata sekarang ini berada di peringkat ke& setelah industri minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, dan batubara, serta karet olahan. Pariwisata di Indo ne sia me rupa kan sala h sa tu sekt or ekonomi pe nt in g. -isamping sebagai mesin penggerak ekonomi, pariwi sata adalah jalur yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran. -alam perekonomian nasional, pariwisata 1

Transcript of Bab1-5 Makalah Pariwisata

BAB I

PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGPariwisata merupakan salah satu sektor utama dalam pembangunan yang tiada hentinya terus dikembangkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai salah satu penghasil devisa negara. Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran serta pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation). Pertumbuhanekonomi pariwisata Indonesiasaat ini selalu di atas pertumbuhanekonomi Indonesiakeseluruhan bahkan dapat melebihi perkembangan pariwisata dunia dekade ini. Pada tahun 2011 lalu perolehan angka devisa dari pariwisata yang diperkirakan bisa mencapai 8,5 miliar dollar AS, naik menjadi 11,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut sebenarnya sudah melebihipertumbuhan ekonomi Indonesia keseluruhan yang dapat diproyeksikan akan berada di level 6,5 persen dan dengan pertumbuhanekonomi pariwisatadunia yang hanya kisaran 4,5 persen. Untuk kontribusinya terhadap devisa negara, sektor ekonomi pariwisata sekarang ini berada di peringkat ke-5 setelah industri minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, dan batubara, serta karet olahan. Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor ekonomi penting. Disamping sebagai mesin penggerak ekonomi, pariwisata adalah jalur yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran. Dalam perekonomian nasional, pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan melalui penerimaan devisa. Sektor pariwisata memberi dampak yang sangat besar bagi masyarakat, terutama masyarakat yang berada di kawasan atau lokasi yang menjadi tujuan wisatawan. Pariwisata merupakan sektor yang terus menerus dikembangkan pemerintah sebagai sebagai pilar pembangunan nasional karena mampu menopang perekonomian nasional pada saat dunia sedang mengalami krisis. Dalam Undang-Undang Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009 dinyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah yaitu dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi masyarakat. Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional seperti, meratakan dan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan.Kepariwisataan sebagai upaya ekonomi, bukan saja padat modal, tetapi juga padat karya. Dengan demikian, sektor pariwisata mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Penyerapan ini sangat berhubungan dengan peningkatan pariwisata sebagai andalan yang mampu menggalakkan sektor lain yang terkait. Adapun tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II Pasal 3, yang menyebutkan bahwa usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industry pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara. Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik. Keragaman budaya ini dilatari oleh adanya agama, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia. Di samping itu, alamnya yang indah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai. Hal ini membutuhkan kerja keras bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas komoditas lokal sehingga mampu bersaing dengan komoditas import. Selain itu, hal yang bisa dilakukan kalangan pemerintah daerah antara lain mempercepat proses perizinan penggunaan komoditas lokal1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :

a. Adakah pengaruh pariwisata di bidang ekonomi ?

b. Faktor-faktor apa sajakah yang dijadikan pedoman oleh pemerintah dalam pengembangan kepariwisataan ?c. Kebijakan dan Upaya-upaya apa sajakah yang dapat dilakukan Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam mengembangkan kepariwisataan umumnya dan di Bali khususnya ?1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk mengukur adakah pengaruh pariwisata di bidang ekonomi.b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang dijadikan pedoman oleh pemerintah dalam pengembangan kepariwisataan.c. Untuk mengetahui kebijakan dan upaya-upaya apa sajakah yang dapat dilakukan Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam mengembangkan kepariwisataan umumnya dan di Bali khususnya.1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari pembuatan makalah ini bukan untuk individu saja tetapi untuk semua element masyarakat, yaitu :

a. Untuk memberikan penjabaran tentang pengaruh pariwisata di bidang ekonomi.b. Untuk memberikan faktor-faktor apa sajakah yang dijadikan pedoman oleh pemerintah dalam dalam pengembangan kepariwisataan.c. .Untuk memberikan kajian kebijakan dan upaya-upaya Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam mengembangkan kepariwisataan umumnya dan di Bali khususnya.BAB II

LANDASAN TEORI2.1. Pengertian PariwisataDi dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan, menyatakan bahwa :1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.Menurut Kodyat (2001) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari\ keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Menurut Wahab (2003) menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sector yang kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.Sedangkan Burkart dan Medlik dalam Bram (2006) menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.

2.2. Pengembangan Pariwisata

Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran serta pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation).Pengembangan di bidang pariwisata merupakan suatu hal yang sangat perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah, mengingat banyak sekali keuntungan atau manfaat yang bisa diambil dari kegiatan pariwisata, antara lain dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni budaya daerah dan hasil kerajinan daerah untuk dapat dipasarkan kepada wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, dan yang tak kalah penting adalah dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD). Dalam melakukan pengembangan pariwisata dibutuhkan berbagai pendukung seperti: sumber daya manusia yang berkualitas, adanya dana yang cukup memadai, didukung sarana dan prasarana serta kebijakan dari Pemerintah Daerah yang memprioritaskan bidang pariwisata, artinya setiap pengembangan bidang pariwisata sangat membutuhkan dana serta SDM yang berkualitas disamping ditunjang adanya sarana dan prasarana serta kebijakan dari Pemerintah Daerah Pengembangan pariwisata.Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur, yaitu :1. Objek dan Daya Tarik Wisata

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009 Pasal 1 mengatakan bahwa : daya tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya.

Ada tiga kriteria yang menentukan suatu objek wisata dapat diminati wisatawan, yakni:

Something To See adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang biasa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Something To Do adalah agar wisatawan bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax, berupa fasilitas rekreasi baik arena bermain atau tempat makan, terutama makanan khas.

Something To Buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut.2. Prasarana Wisata

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata seperti: jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya.

3. Sarana Wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.

4.Tata Laksana/Infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:

Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah yang membantu sarana perhotelan/restoran. Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusikannya yang merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai. Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata. Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara cepat dan tepat. Sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan di berbagai sektor bagi para wisatawan. Keamanan diterminal, di perjalanan, dan di objek-objek wisata, di pusat-pusat perbelanjaan, akan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata maupun daerah tujuan wisata. 5. Masyarakat, Lingkungan dan Budayaa. MasyarakatMasyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. Dalam hal ini pemerintah melalui instansi-instansi terkait telah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyaraka dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata. Mereka akan memperoleh keuntungan dari para wisatawan yang membelanjakan uangnya. Para wisatawan pun akan untung karena mendapat pelayanan yang memadai dan juga mendapatkan berbagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya.b. Lingkungan

Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam ditinjauan sekitar objek wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak dan tercemar. Lalu lalang manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem fauna dan flora di sekitar objek wisata. Oleh sebab itu perlu adanya upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata.c. Budaya

Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan budaya ini pun kelestariannya tidak boleh tercemar oleh budaya asing, tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi tiap wisatawan yang berkunjung. Masyarakat yang memahami, menghayati, dan mengamalkan sapta pesona wisata di daerah tujuan wisata menjadi harapan semua pihak untuk mendorong pengembangan pariwisata yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.Pengembangan pariwisata Indonesia telah tercermin dalam rencana strategi yang dirumuskan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, yakni :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta pemerataan pembangunan di bidang pariwisata.

2. Mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkesinambungan sehingga memberikan manfaat sosial-budaya, sosial ekonomi bagi masyarakat dan daerah, serta terpeliharanya mutu lingkungan hidup.

3. Meningkatkan kepuasan wisatawan dan memperluas pangsa pasar.

4. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pembangunan pariwisata Indonesia sebagai berdayaguna, produktif, transparan, dan bebas KKN untuk melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat, dalam institusi yang merupakan amanah yang dipertanggungjawabkan (accountable).BAB III

PEMBAHASAN3.1 Pengaruh Pariwisata di Bidang EkonomiUntuk kontribusinya di bidang ekonom terhadap devisa negara, sektor ekonomi pariwisata sekarang ini berada di peringkat ke-5 setelah industri minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, dan batubara, serta karet olahan. Pertumbuhanekonomi pariwisata Indonesiasaat ini selalu di atas pertumbuhanekonomi Indonesia keseluruhan dan dapat melebihi perkembangan pariwisata dunia dekade ini. Pengembangan sektor ekonomi pariwisata fokusnya adalah menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas international, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan. 3.1.1. Dampak positif pariwisata terhadap perekonomian

A. Foreign Exchange Earnings (perdagangan valuta asing)Pengeluaran sektor pariwisata akan menyebabkan perekonomian masyarakat lokal menggeliat dan menjadi stimulus berinvestasi dan menyebabkan sektor keuangan bertumbuh seiring bertumbuhnya sektor ekonomi lainnya.

B.Contributions To Government RevenuesMeningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah. Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintah yakni: kontribusi langsung dari pajak pendapatan yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata dan secara tidak langsung yakni pajak atau bea cukai barang-barang yang diimportdan pajak yang dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung.

C. Employment GenerationMembuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour guide, waiter, bell boy, dan lain-lain. Sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja, penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi, restoran, klub, taxi, dan usaha kerajinan seni souvenir.

D.Infrastructure DevelopmentDibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh penduduk lokal pula seperti, penyediaan air bersih, listrik, telekomunikasi, transportasi umum dan fasilitas pendukung lainnya dan kesemuanya itu dapat meningkatkan kualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat lokal itu sendiri sebagai tuan rumah.

3.1.2. Dampak Negative Pariwisata Terhadap Perekonomian

A. Enclave TourismWisata dianggap hanya sebagai tempat persinggahan, sebagai contoh manajemen kapal pesiar dimana mereka hanya singgah pada sebuah deareah tanpa menginap di hotel-hotel yang telah disediakan industri lokal sebagai akibatnya dalam kedatangan wisatawan kapal pesiar tersebut manfaatnya dianggap sangat rendah atau bahkan tidak memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat di daerah yang dikunjunginya. Sebagai akibatnya masyarakat lokal tidak memperoleh manfaat ekonomi secara optimal.

B.Infrastructure CostPembangunan sektor pariwisata yang berstandar internasional dapat menjadi beban biaya tersendiri bagi pemerintah yang mengharuskan pemerintah untuk meningkatkan kualitas bandara, jalan raya, dan infrastruktur pendukungnya, dan tentunya semua hal tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit akan mengurangi anggaran sektor lainnya seperti pengurangan terhadap anggaran pendidikan dan kesehatan.

C.Increase in Prices (Inflation)Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal. Peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa dari wisatawan akan menyebabkan meningkatnya harga secara beruntun inflalsi yang pastinya akan berdampak negative bagi masyarakat lokal. Sebagai konsukuensinya pembangunan pariwisata juga berdampak pada meningkatnya harga-harga barang konsumtif, biaya pendidikan, dan harga-harga kebutuhan pokok lainnya sehingga pemenuhan akan kebutuhan pokok justru akan menjadi sulit bagi penduduk lokal.

D.Economic DependenceBahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap pariwisata. Negara yang hanya menggantungkan perekonomiannya pada salah satu sektor tertentu seperti pariwisata misalnya dan sektor lainnya dianggap sebagai anak tiri. Ketergantungan pada sebuah sektor, dan ketergantungan pada kedatangan orang asing dapat diasosiasikan hilangnya sebuah kemerdekaan sosial dan pada tingkat nasional, sangat dimungkinkan sebuah negara akan kehilangan kemandirian dan sangat tergantung pada sektor pariwisata.3.2Faktor-faktor yang Dijadikan Pedoman Oleh Pemerintah Dalam Mengembangkan Kepariwisataan

Kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran serta pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata pembuatan dan penegakan peraturan (regulation)Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable developmant guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan strategi- strategi khusus dari pemerintah kita untuk mengembangkan kepariwisataan nasional. Karena dengan itu cara pengembangan dapat lebih mudah dilaksanakan oleh pemerintah atau masyarakat luas. Berikut penjelasan 4 pedoman kepariwisataan yang harus diterapkan pemerintah:1. Planing (perencanaan)

Secara garis besar perencanaan pariwisata mencakup beberapa hal penting yaitu: perencanaan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan berbagai jenis industri yang berkaitan dengan pariwisata. perencanaan penggunaan lahan. perencanaan infrastruktur yang berhubungan dengan jalan, bandar udara, dan keperluan lainnya seperti; listrik, air, pembuangan sampah dan lain-lain. perencanaan pelayanan sosial yang berhubungan dengan penyediaan lapangan pekerjaan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesejastraan social. perencanaan keamanan yang mencakup keamanan internal untuk daerah tujuan wisata dan para wisatawan.2. Pembangunan Pariwisata.

Pembagunan pariwisata umumnya dilakukan oleh sektor swasta terutama pembangunan fasilitas dan jasa pariwisata. Namun, pengadaaan infrastruktur umum seperti jalan, listrik dan air yang berhubungan dengan pengembangan pariwisata terutama untuk proyek-proyek yang berskala besar yang memerlukan dana yang sangat besar seperti pembangunan bandar udara, jalan untuk transportasi darat, proyek penyediaan air bersih, dan proyek pembuangan limbah merupakan tanggung jawab pemerintah. Dukungan sarana dan prasarana merupakan faktor penting untuk keberlanjutan penyelenggaraan kegiatan pariwisata, seperti penyediaan akses, akomodasi, angkutan wisata dan sarana prasarana pendukung lainnya. Selain itu sarana dan prasarana yang dibangun hanya untuk kepentingan likal saja, belum dapat melayani kebutuhan penyelenggaraan pariwisata diluar lokasi. Seperti misalnya penyediaan angkutan wisata hanya tersedia di area kawasan saja, tetapi sarana angkutan untuk mencapai kawasan tersebut dari akses luar belum tersedia.Selain didukung oleh penataan ruang dan sarana-sarana yang menunjang dalam kegiatan pengembangan pariwisata juga didukung oleh beberapa sumber yakni sumber daya manusia, sumber keuangan dan sumber materi atau fisik. Ketiga sumber itu sangat berkaitan satu sama yang lainnya. Oleh karena itu ketiganya harus benar-benar bisa terpenuhi, karena pengembangannya sangat berpengaruh besar bagi kepariwisataan nasional kita. Selain itu, pemerintah juga beperan sebagai penjamin dan pengawas para investor yang menanamkan modalnya dalam bidang pembangunan pariwisata.3. Kebijakan Pariwisata

Kebijakan merupakan perencanaan jangka panjang yang mencakup tujuan pembangunan pariwisata. Kebijakan yang dibuat permerintah harus sepenuhnya dijadikan panduan dan ditaati oleh para stakeholders, kebijakan yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja dan hubungan politik terutama politik luar negeri bagi daerah tujuan wisata yang mengandalkan wisatawan manca negara. Umumnya kebijakan pariwisata dimasukkan ke dalam kebijakan ekonomi secara keseluruhan yang kebijakannya mencakup struktur dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Kebijakan ekonomi yang harus dibuat sehubungan dengan pembangunan pariwisata adalah kebijakan mengenai ketenagakerjaan, penanaman modal dan keuangan, industri-industri penting untuk mendukung kegiatan pariwisata, dan perdagangan barang dan jasa.4. Peraturan Pariwisata

Peraturan pemerintah memiliki peran yang sangat penting terutama dalam melindungi wisatawan dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman perjalanannya. Peraturan-peraturan penting yang harus dibuat oleh pemerintah untuk kepentingan tersebut adalah: peraturan perlindungan wisatawan terutama bagi biro perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan untuk membayar uang muka (deposit payment) sebagai jaminan pemesanan jasa seperti akomodasi, tour dan lain-lain.

peraturan keamanan kebakaran yang mencakup pengaturan mengenai jumlah minimal lampu yang ada di masing-masing lantai hotel dan alat-alat pendukung keselamatan lainnya.

peraturan keamanan makan dan kesehatan yang mengatur mengenai standar kesehatan makanan yang disuguhkan kepada wisatawan peraturan standar kompetensi pekerja-pekerja yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus seperti seperti pilot, sopir, dan nahkoda. Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam seperti: flora dan fauna yang langka, air, tanah dan udara agar tidak terjadi pencemaran yang dapat mengganggu bahkan merusak suatu ekosistem.Oleh karena itu, penerapan semua peraturan pemerintah dan UU Yyang berlaku mutlak harus dilaksanakan oleh pemerintah.3.3Kebijakan dan Upaya-upaya Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam Mengembangkan Kepariwisataan Umumnya dan di Bali KhususnyaPemerintah telah menerapkan sejumlah kebijakan sebagai pemandu dalam setiap perencanaan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan sebagai berikut :

1. UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan.2. UU Republik Indonesia No. 10 Th. 2009 Tentang Kepariwisataan.3. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969 Tentang Pedoman Pembinaan Pengembangan Kepariwisataan Nasional.4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata.5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.

6. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.17/HK.001/MKP- 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.7. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.PM.105/UM.001/MKP/2010 Tentang Perubahan Pertama Atas Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010-2014.

Jika berbicara pengembangan pariwisata khususnya di Bali, sangat besar mempengaruhi sektor ekonomi. Namun perkembangan ini belum secara menyeluruh ataupun menyentuh seluruh lapisan masyarakat Bali. Sampai saat ini perkembanganpariwisata di Balilebih terkonsentrasi di Bali Selatan, terutama di Kuta, Sanur dan Nusa Dua, tentunya juga karena pengaruh keberadaan Bandara Internasional Ngurah Rai yang berdekatan dengan lokasi tersebut, kemudian perkembangan pariwisata di Bali selatan ini juga akhirnya menyentuh daerah pecatu yang dulunya lahan yang tidak produktif, banyak berdiri,hotel, resor, villa dan lapangan golf, sehingga secara ekonomi membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

Sebagai daerah pariwisata, tentunya karena Bali memiliki banyakobjek wisatamenarik, begitu juga dengan hasil kreasi budaya yang mempunyai nilai seni tinggi, adat istiadat yang unik dan juga keramah-tamahan penduduk setempat sehingga menambah minat wisatawan untuk mengunjungi Bali. Atraksi wisata yang ada juga bervariasi, baik wisata petualangan, bahari dan banyak lagi yang lainnya, perkembangan sarana transportasi pun sangat beragam, wisatawan bisa memilih angkutan umum, taxi, trasnport freelance, sewa motor ataupunsewa mobil.

Adapun upaya nyata pemerintah dalam mengembangkan pariwisata nasional khususnya di Bali, seperti :1. Progam Aksi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Kuta-Sanur-Nusa DuaPengembangan dan pengelolaan kawasan strategis pariwisata nasional secara berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia memerlukan koordinasi yang baik antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Berdasarkan UU Pariwisata No.10/2009 ada 88 KSPN yang akan dikembangkan dan disempurnakan di seluruh Indonesia sampai dengan 2025 dan untuk 3-5 tahun pemerintah akan fokus ke 16 KSPN, termasuk Kuta-Sanur-Nusa Dua. Pembangunan KSPN ditujukan untuk meningkatkan daya saing destinasi wisata Indonesia secara berkelanjutan. Wilayah Kuta-Sanur-Nusa Dua Wilayah menyumbang 37% terhadap total kepariwisataan nasional serta merupakan pintu masuk utama bagi wisman ke Indonesia. Dalam rangka ini, sudah dilakukan evaluasi, studi perkembangan, rencana inisiatif (quick wins) jangka 5 tahun dan rencana induk KSPN Kuta-Sanur-Nusa Dua di beberapa lokasi destinasi wisata di dalam kawasan tersebut dengan melibatkan semua pihak terkait, baik pemerintah pusat, daerah, industri pariwisata dan masyarakat setempat. Walikota Denpasar dan Bupati Badung menyampaikan, Sejak tahun lalu sudah dilaksanakan beberapa rapat koordinasi dengan tujuan menyamakan perencanaan dan menyepakati rencana aksi serta pembagian tugas antara pusat dan daerah agar alokasi anggaran tepat sasaran dan dapat dilakukan perencanaanmulti yearsagar masyarakat merasakan dampaknya.

2. Desa Wisata PercontohanDalam pengembangan KSPN terdapat beberapa kegiatan utama yang mendukung pengembangan destinasi wisata dan salah satu yang sangat penting adalah pengembangan desa wisata agar kegiatan pariwisata dapat memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat lokal. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merencanakan untuk mengembangkan desa wisata percontohan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kuta-Sanur-Nusa Dua Bali. Program ini juga sejalan dengan aspirasi Pemerintah Propinsi Bali untuk mengembangkan Desa Wisata di seluruh Bali.

Desa Pelipuran di Kabupaten Bangli, Bali yang sudah difasilitasi pembangunan infrastrukturnya oleh Kementerian PU adalah model yang tepat dan sangat berhasil menciptakan ekonomi kerakyatan berbasis kepariwisataan. Diharapkan PU juga memfasilitasi pembangunan insfrastruktur pada desa wisata yang menjadi percontohan di KSPN Kuta-Sanur-Nusa Dua Bali.

Kemenparekraf mulai mengembangkan desa wisata dalam program PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri pariwisata dengan memfasilitasi sebanyak 1.440 desa pada periode 2009-2013. Namun saat ini berencana untuk mengembangkan konsep yang lebih komprehensif, terkoordinasi dan multi year agar desa wisata berkelanjutan dan mandiri dapat dihasilkan di seluruh Indonesia. Keberadaan desa wisata diharapkan akan mendorong partisipasi masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup, dan pada saat yang bersamaan menjadi garda terdepan dalam menjaga lingkungan dan melestarikan warisan budaya. (Puskompublik)3. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Merupakan sektor yang memiliki keterkaitan dengan banyak sektor lain, sehingga pengembangannya pun membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, seperti kementerian/lembaga terkait juga Pemerintah Daerah. Untuk itu, Kemenparekraf terus menggerakkan dan memberikan stimulus kepada pemangku kepentingan bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satu dampak langsung pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif adalah peningkatan kunjungan wisatawan yang berdampak pada pertumbuhan hotel serta pengurangan angka pencari kerja. Pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor yang menjanjikan peningkatan nilai tambah ekonomi terhadap sebuah produk. Apalagi, potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia sangat besar. Sehingga masing-masing daerah dapat terus mengoptimalkan potensi komoditas lokal yang memiliki keunikan sehingga dapat menjadi ikon pariwisata menjadi daya tarik bagi wisatawan. (Puskompublik)4. Cintai Produk Kreatif IndonesiaKeberhasilam produk Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri merupakan buah keberhasilan program Kenali Negerimu, Cintai Negerimu yang digagas oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam program ini seluruh masyarakat untuk dapat menceritkan Indonesia secara lebih luas, dimana kekayaan di negeri ini begitu berlimbah sehingga mampu menjadi daya tarik investor maupun para wisatawan untuk menikmati hasil dari alam Indonesia yang sudah disulap oleh para pengrajin Indonesia sehingga memiliki corak, keunikan, nilai seni dan nilai jual yang tinggi.

Marketing dan branding di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif sangat berpotensi meningkatkan pertumbuhannya. Untuk itu diperlukan kemampuan marketing yang handal agar bisa menjadi pilar ekonomi yang kuat bagi Indonesia. Pemerintah, baik pusat maupun daerah serta pemangku kepentingan lainnya untuk bisa mempromosikan produk dan jasa pariwisata dan indsuri kreatif dengan cara lebih kreatif dan inovatif. Terutama para pelaku industri kreatif di Indonesia yang banyak dilakukan oleh kelompok Usaha Kecil Menengah.BAB IV

PENUTUP4.1 KESIMPULAN4.2 SARAN-SARAN

Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, Limbah tersebut dapat didaur ulang kembali seperti : botol, plastic, kertas, kain, bekas kotoran hewan serta bekas tumbuh-tumbuhan yang sudah layu atau terurai untuk diolah menjadi pupuk dan barang kerajinan hasil daur ulang. Mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis dan sangat mengumtungkan.a. Subadra, I Nengah. 2006. Ekowisata Hutan Mangrove dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan: Studi Kasus di Mangrove Information Center, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. (tesis) S2 Kajian Pariwisata: Universitas Udayana.

b. Pitana, I Gde danPutu G. Gayatri. 2005.Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.c. Http://www.Metrobli.comd.

e. http://www.balinter.net/news_246_Pariwisata_Bali_sebagai_industri_dan_sumber_pendapatan_masyarakathtmlf.

g. http://tourismbali.wordpress.com/2011/04/10/dimensi-ekonomi-pariwisata-kajian-terhadap-dampak-ekonomi-dan-refleksi-dampak-pariwisata-terhadaph. http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata24