bab1-5 br

79
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) selama ini selalu diidentikkan dengan pajak lempung karena obyek pajak utamanya berupa tanah (bumi) dengan wajib pajak yang meliputi seluruh golongan masyarakat dari golongan rakyat jelata sampai dengan pejabat tinggi Negara, semenara kontribusi finansial untuk penerimaan Negara masih relatif kecil dibandingkan dengan jenis pajak lainya. Kecilnya kontribusi pemasukan tersebut tercipta karena pertimbangan bahwa obyek PBB mencakup kebutuhan dasar masyarakat dan aspek-aspek yang sanagat rentan terhadp gejolak masyarakat. Karena pajak PBB meliputi seluruh tanah (dan Bangunan) yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, serta wajib pajaknya terdiri hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang merupakan unsur utama, obyek, dan subyek pembangunan, PBB mempunyai posisi yang sangat strategis dalam pengelolaan Negara. Dengan potensi basis data yang sangat besar yang terdiri dari berbagai aspek yang terkait dengan obyek pajak dan subyek pajak tersebut, PBB saat ini didukung dan dikelola dengan memanfaatkan keunggulan teknologi informasi dan komunikasi terkini yang bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Dalam lingkup perpajakan, secara riil maupun teoritis, basis data

Transcript of bab1-5 br

Page 1: bab1-5 br

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) selama ini selalu diidentikkan

dengan pajak lempung karena obyek pajak utamanya berupa tanah (bumi)

dengan wajib pajak yang meliputi seluruh golongan masyarakat dari

golongan rakyat jelata sampai dengan pejabat tinggi Negara, semenara

kontribusi finansial untuk penerimaan Negara masih relatif kecil

dibandingkan dengan jenis pajak lainya. Kecilnya kontribusi pemasukan

tersebut tercipta karena pertimbangan bahwa obyek PBB mencakup

kebutuhan dasar masyarakat dan aspek-aspek yang sanagat rentan terhadp

gejolak masyarakat.

Karena pajak PBB meliputi seluruh tanah (dan Bangunan) yang

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, serta wajib pajaknya terdiri

hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang merupakan unsur utama,

obyek, dan subyek pembangunan, PBB mempunyai posisi yang sangat

strategis dalam pengelolaan Negara. Dengan potensi basis data yang sangat

besar yang terdiri dari berbagai aspek yang terkait dengan obyek pajak dan

subyek pajak tersebut, PBB saat ini didukung dan dikelola dengan

memanfaatkan keunggulan teknologi informasi dan komunikasi terkini yang

bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Dalam lingkup perpajakan,

secara riil maupun teoritis, basis data PBB telah menyatu dan dapat

dimanfaatkan sebagai pendukung pengelolaan jenis pajak lainya maupun

sebagai alat kontrol dalam implementasi self assessment pengenaan pajak.

Berpijak pada kondisi obyektif pengenaan PBB yang meliputi hampir

seluruh strata masyarakat, maka penulis mengangkat topik dengan judul :

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM LAPORAN

PENGENAAN OBYEK PAJAK BANGUNAN PBB DEMAK.

1

Page 2: bab1-5 br

2

1.2. Tujuan kerja Praktek

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan kerja Praktek adalah agar mahasiswa mendapat pengalaman

kerja yang relevan, sehingga mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan

keterampilan dibidangnya.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu dan teori-teori yang didapat

dari bangku kuliah untuk diterapkan di dunia kerja agar mengetahui

perbedaan-perbedaan yang ada untuk menyelesaikan suatu masalah.

2. Dengan Kerja Praktek diharapkan dapat menambah wawasan,

pendalaman ilmu pengetahuan dan keterampilan serta

menumbuhkan sikap professional dalam suatu pekerjaan pada

mahasiswa.

1.3. Manfaat

Penyusunan laporan Kerja Praktek ini diharapkan bermanfaat bagi

penulis, akademik, dan instansi.

1.3.1. Bagi penulis

1. Sebagai salah satu sarana untuk menerapkan dan mengembangkan

ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

2. Sebagai wahana pelatihan mental dan ilmu pengetahuan dalam

sebagai acuan dalam mengembangkan system informasi geografis

pada bidang lainya

3. Untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir.

1.3.2. Bagi Instansi

1. Sebagai bahan informasi dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja

perusahaan.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakt untuk mebayar pajak tepat

waktunya

3. Terjalin hubungan kemitraan diantara perguruan tinggi dan

perusahaan.

1.3.3. Bagi Akademik

1. Sebagai sarana untuk mengukur akan kemampuan mahasiswa dalam

memahami dan menguasai teori-teori yang telah diberikan.

2. Bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu pendidikan

Page 3: bab1-5 br

3

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pemasalahan yang diajukan

adalah bagaimana menganalisa prosedur proses laporan pengenaan pajak

mulai dari pendaftaran wajib pajak hingga terbentuknya laporan pengenaan

obyek pajak bangunan.

1.5. Batasan masalah

Agar dapat mengena pada sasaran, maka penulis membatasi masalah

pada analisa dan perancangan pengenaan obyek Pajak Bangunan individu

saja.

1.6. Metodologi Pengumpulan Data

Data merupakan bagian sangat penting dalam penulisan laporan.

Sehingga diperlukan data yang obyektif, lengkap dan relevan. Adapun

metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan laporan adalah

1.6.1. Jenis Data

Berdasarkan jenis data yang dijadikan bahan dalam penulisan

laporan kerja praktek ini adalah :

1. Data Primer

Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dari

objek penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data yang

diperlukan dalam penelitian.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari lireratur ditambah buku-buku

yang berkaitan dengan obyek yang dibahas dan berfungsi

melengkapi data penulis.

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam laporan ini

adalah

1. Metode Wawancara

Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh melalui

wawancara langsung dengan pihak yang berkompeten, yaitu

Pembimbing Lapangan.

2. Metode Observasi

Page 4: bab1-5 br

4

Suatu metode pengumpulan data Penulis melakukan

peninjauan langsung terhadap obyek penelitian dari tahap awal

sampai akhir dengan maksud melengkapi data serta informasi

yang diperlukan.

3. Metode Studi Kepustakaan

Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan

cara melihat atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan

laporan ini.

1.7. Sistematika Penyusunan

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas dan sistematis

mengenai isi yang ada dalam laporan kerja praktek ini, maka penulis

membagi dalam beberapa bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan

masalah,batasan masalah,tujuan,manfaat,metode penelitian, dan

sistematika penyusunan.

BAB II GAMBARAN UMUM KPPBB DEMAK

Bab ini berisi tentang sejarah tingkat berdirinya KPPBB Demak,

Serta struktur organisasi instansi pemerintahan tersebut.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori – teori yang berhubungan judul penyusunan

Laporan Kerja Praktek.

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang perancangan sistem,terdiri dari bahasan

mengenai context diagram,data flow diagram,kamus data,diagram

e-r,database file sistem.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran yang

di perlukan

Page 5: bab1-5 br

5

BAB 11

GAMBARAN UMUM KPPBB DEMAK

2.1. Sejarah berdirinya KPPBB Demak

KPPBB Demak merupakan suatu badan usaha yang dikelola

pemerintah daerah sebagai salah satu pelaksanaan otonomi di sektor pajak.

berdiri tahun 2002 dengan luas tanah 2.500 m² dan luas bangunan 1.694 m²

dengan jumlah dua bangunan dan dua lantai. Kantor Pelayanan Pajak Bumi

dan Bangunan didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan sumber

pendapatan daerah yang mempunyai peranan yang strategis dan merupakan

komponen terbesar serta sumber utama pembiayaan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan nasional.. mengingat PBB Demak adalah

penerimaan pajak daerah yang 80%.hasilnya diperuntukkan bagi

daerah.Sementara pusat hanya 10%. 80% dibagi untuk Dati I sebesar 34.4%

dan Dati II sebesar 64.6%. Saat ini Kantor Pelayanan PBB Demak telah

berganti menjadi KP Pratama Yang melayani semua jenis pajak.

2.2. Kedudukan dan Wilayah kerjaKantor pelayanan PBB Demak bertempat di JL. Sultan Fatah No 9

Demak Zona atau wilayah kerja Di kantor pelayanan PBB Demak selain

wilayah Demak tentunya juga mencakup Kabupaten Grobogan.

2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan

pola tetap dan hubungan diantara fungsi-fungsi dan bagian-bagian atau

posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas,

wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

5

Page 6: bab1-5 br

6

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan PBB

Demak

Sumber : Kantor Pelayanan PBB Demak

Keterangan :

* : Tempat KP

2.4. Uraian Tugas pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan

sebagai berikut :

2.4.1. Kepala Kantor KP PBB

Mempunyai tugas Yaitu memimpin, mengkordinasikan,

mengawasi, dan mengendalikan pelaksanaan tugas pekerjaan yang

ada pada dinas.

2.4.2. Kepala bagian umum

Adapun tugasnya adalah :

1. Mengecek surat-surat yang akan dikirim,

2. Mengecek ekspedisi pengiriman surat-surat keluar

3. Menginventalisir alat-alat kantor yang patah untuk diperbaiki

atau diusulkan untuk diperbaiki

4. Mengatur tugas kegiatan umum di kantor

KA. KANTOR

KA. SUBBAG UMUM

KASI PENDATAAN DAN PENILAIAN

KASI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI

KASI PENETAPAN

KORLAK KLASIFIKASI

KORLAK PEMUTAKHIRAN DATA *

Daftar WP 21Diteliti dan membuat data nilai dari WPData perhitungan 1Data penetapan 1 2 Data pembebanan pjk 1 2 22NDaftar WP1

1N 2Input Data WP

Data WP

KORLAK MONOGRAFI

KORLAK PENGOLAHAN DATA

KORLAK DUKUNGAN KOMPT

KORLAK PELAYANAN RETPADU

KORLAK PENETAPAN

KORLAK PENETAPAN P3

KORLAK INTENSIFIKASI DAN EKSTENSIFIKASI PENETAPAN

KORLAK TU DAN KEPEGAWAIAN

KORLAK KEUANGAN

KORLAK RUMAH TANGGA

KASI PENERIMAAN

KASI PENAGIHAN

KASI KEBERATAN DAN PENGURANGAN

KORLAK PENERIMAAN DAN RESTITUSI

KORLAK PENAGIHAN AKTIF

KORLAK KEBERATAN DAN BANDING

KORLAK P2 DAN PEMBAGIAN PENERIMAAN

KORLAK TU PIUTANG PAJAK

KORLAK PENGURANGAN

KELOMPOK TENAGA FUNGSIONAL

Page 7: bab1-5 br

7

2.4.2.1. Korlak TU dan Kepegawaian

Mempunyai tugas yaitu :

1. Membuat, mencatat dan mengorganisasi surat-surat yang

keluar dan masuk

2. Menyusun acara-acara yang diadakan kantor

2.4.2.2. Korlak Keuangan

Yaitu melakukan pencatata,up-date data distribusi

keuangan kantor yang keluar dan masuk di PBB.

2.4.2.3. Korlak Rumah Tangga

Yaitu Mengkoordinasikan alat-alat dan perlengkapan

yang dibutuhkan kantor yang baru maupun yang diperbaiki.

2.4.3. Kepala seksi Pendataan dan Penilaian

Adapun tugasnya adalah :

1. Mengatur kegiatan pendataan dan penilaian obyek pajak

2. Mengecek data-data yang masuk dan keluar dari masing-masing

korlak.

3. Membagi dan membuat laporan kegiatan.

2.4.3.1. Korlak Klasifikasi

Yaitu bertugas membagi data-data yang masuk sesuai

pengajuan obyek pajak yang baru.

2.4.3.2. Korlak Pemutakhiran Data

Yaitu Melakukan pembaharuan data dan penilaian baru

sesuai pengajuan obyek pajak dan melakukan komputerisasi

data.

2.4.3.3. Korlak Monografi

Yaitu memecah,membagi,dan menggabungkan nilai

obyek pajak secara spasial (manual) untuk digititasi.

2.4.4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Adapun tugasnya adalah :

1. Mengatur lalu lintas pengajuan data da pelayanan

2. Membagi dan mengendalikan sistem kerja data baru

3. Membuat laporan dan mengecek data-data yang masuk dan keluar

dari ruang seksi.

Page 8: bab1-5 br

8

2.4.4.1. Korlak Pengolahan Data

Adapun tugasnya adalah :

1. Mencatat, mengecek data yang masuk sesuai dengan

identitas pemilik obyek pajak.

2. Membuat laporan sebelum di serahkan ke korlak dukugan

komputer.

2.4.4.2. Korlak Dukungan Komputer

Mempunyai tugas yaitu :

1. Melakukan pendataan secara komputerisasi ke basis data

PBB

2. Memberikan nomor obyek pajak (NOP) baru untuk

memudahkan pedataan.

2.4.4.3. Korlak Pelayanan Terpadu

Yaitu melayani masyarakat mengenai keluhan.

Konsultasi, tatacara pengajuan, baik yang baru maupun

pemutakhiran data (pengurangan,keberatan,dll).

2.4.5. Kepala seksi Penetapan

Adapun tugasnya adalah :

1. Mengatur, mengendalikan kegiatan penetapan data-data yang akan

disyahkan.

2. Membuat laporan kegiatan dan pengawasan, pengecekan data-data

yang masuk.

2.4.5.1. Korlak Penetapan

Yaitu melakukan pengecekan terhadap data-data yang

akan diserahkan kepala seksi.

2.4.5.2. Korlak Penetapan P3

Yaitu melukan pengecekan, penetapan terhadap data

pengajuan data (keberatan ,pengurangan,penggabungan).

2.4.5.3. Korlak Intensifikasi dan Ekstensifikasi Penetapan

Yaitu melaksanakn penetapan di dalam dan diluar

(lapangan) kantor sesuai pengajuan.

2.4.6. Kepala Seksi Penerimaan

Adapun tugasya adalah :

1. mengendalikan alur penerimaan data yang masuk

Page 9: bab1-5 br

9

2. Mengatur, mengecek dan membuat laporan kegiatan.

2.4.6.1. Korlak Penerimaan dan restitusi

Adapun tugasya adalah :

1. Melakukan urusan tata usaha, dan peyusunan laporan

pajak,perubahan restitusi

2. Membuat register pemindahbukuan.

2.4.6.2. Korlak P2 dan Pembagian Penerimaan

Mempunyai tugas Yaitu melakukan urusan pembagian

penerimaan serta mempersiapkan surat dan ketetapan pajak,

mengembalikan kelebihan pembayaran pajak.

2.4.7. Kepala Seksi Penagihan

Adapun tugasnya adalah :

1. Mengelola, mengendalikan tagihan kepada wajib pajak yang

terkait

2. Memberikan nilai sangsi kepada wajib pajak yang melangggar

3. Memberikan batasan waktu pembayaran kepada wajib pajak

4. Membuat laporan hasil penagihan pajak

2.4.7.1. Korlak Penagihan aktif

Yaitu melakukan teguran dan penagihan langsung

(obyek pajak) kepada wajib pajak.

2.4.7.2. Korlak TU Piutang Pajak

Yaitu melakukan pencatatan dan urusan tata usaha

piutang dan tunggakan pajak.

2.4.8. Kepala Seksi Keberatan dan Pengurangan

Adapun tugasnya adalah :

1. mengendalikandan mengkoordinasikan kegiatan keberatan dan

pengurangan oleh wajib pajak

2. Membagi data kepada tiap korlak sesuai pengajuan

3. Membuat laporan kegiatan untuk pendataan dan dokumentasi

2.4.8.1. Korlak Keberatan dan Banding

Yaitu melayani pengajuan keberatan, dan melakukan

penyelesaian keberatan dan penyelisihan pajak.

Page 10: bab1-5 br

10

2.4.8.2. Korlak Pengurangan

Yaitu melayani pengajuan pengurangan dan melakukan

kordinasi penambahan pengurangan pajak.

2.4.9. Kelompok Tenaga Fungsional

Yaitu para pegawai umum yang bertugas melakukan urusan

peyuluhan serta pelayanan konsultasi di bidang perpajakan sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan

bagi wajib pajak yang belum mengetahui tentang pajak dan

kegunaanya.

Page 11: bab1-5 br

11

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Umum Tentang Sistem Informasi

3.1.1. Konsep Dasar Pengertian Sistem

3.1.1.1. Pengertian Sistem

Pengertian sistem adalah “ Sekelompok elemen-elemen

yang paling berinteraksi dengan maksud yang sama untuk

mencapai tujuan, dimana elemen mempunyai tiga elemen

utama input, transformasi dan output” (Raymond Mc Leod, Jr :

2001).

Sistem juga didefinisikan sebagai “ Suatau jaringan

procedure yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk

melaksanakan kegiatan pokok perusahaan/instansi” (Mulyadi :

1997).

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Sistem

adalah “Suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau subsistem

yang beribterksi untuk bertujuan yang diinginkan”.

3.1.1.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik-karakteristik

atau sifat-sifat yang tertentu (Jogiyanto H.M :1993) yaitu :

a.Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang

saling berinterkasi, bekerja sama membentuk satu-

kesatuan. Komponen-kompenen sistem atau elemen-

elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-

bagian sistem.

b. Batas Sistem

Batasan sistem merupakan sistem yang membatasi

antara suatu sistem dengan yang alinnya atau dengan

lingkungan luarnya. Batasan tersebut memungkinkan suatu

sistem dipandang sebagai salah satu kesatuan,juaga

menunjuk ruang lingkup dari sistem tersebut.

11

Page 12: bab1-5 br

12

c.Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Adalah apapun diluar batas dari siostem yang

dipengaruhi oleh sistem operasi. Lingkungan luar sistem

dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan

sistem tersebut. Lingkungan luar sistem yang

menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan

demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan

lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan

dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan

hidup sistem.

d. Penghubung Sistem

Merupakan media penghubung antar suatu

subsistem dengan sub sistem lainnya. Output dari

subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang

lainnya. Melalui penghubung tersebut subsistem dapat

berintegrasi dengan subsistem yang lainnya dan

membentuk suatu satu kesatuan.

e.Masukan Sistem

Masukan merupakan energi yang dimasukkan

kedalam sistem, dapat masukan perawatan dan sinyal.

Contohnya, dalam sistem komputer program merupakan

peralatan input yang digunakan untuk mengoperasikan

komputernya dan data adalah sinyal input untuk diolah

sebagai informaasi.

f. Keluaran Sistem

Adalah hasil energi yang diolah dan

diklasifikasikan sebagai keluaran yang berguna dan sisa

pembuangan. Keluaran dapat berupa masukkan bagi

subsistem yang lain misalnya, sistem komputer panas

maka yang akan dihasilkan berupa keluaran tidak

diinginkan atau tidak berguna, merupakan sisa hasil

pembuangan, dan informasi adalah keluaran yang

dibutuhkan.

Page 13: bab1-5 br

13

g. Pengolahan Sistem

Sistem yang mempunyai bagian pengolahan atau

sistem itu sendiri bisa berperan sebagai pengolah juga.

Pengolahlah yang akan mengubah masukan menjadi

keluaran, misal sistem akutansi. Mengolah data-data

transaksi menjadi laporan-laporan keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen.

h. Sasaran Sistem

Sistem pastilah mempunyai tujuan dan sasaran, jika

sistem tidak mempunyai tujuan maka sistem tersebut tidak

berguna. Sasaran sistem adalah masukkan yang dibutuhkan

sistem. Sistem yang berhasil jika mengenai sasaran atau

tujuannya.

3.1.2. Konsep Dasar Pengertian Informasi

3.1.2.1. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi

suatubentuk yang penting atau bernilai bagi penerimanya, dan

mempunyai nilai yang penting atau bernilai bagi penerimanya,

dan mempunyai nilai yang nyata untuk digunakan dalam

mengambil keputusan baik sekarang maupun yang akan

datang. (Gordon B. Davis : 2001)

Informasi juga merupakan data yang telah diproses dan

memiliki arti terhadap pemakai dalam membuat keputusan

untuk pemecahan masalah. (Raymond Mcleod. Jr : 2001)

Dari definisi dapat simpulkan bahwa informasi adalah

data yang sudah diolah menjadi bentuk lebih berguna dan

penerimanya, yang mengggambarkan suatu kejadian yang

dipakai sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan.

3.1.2.2. Kualitas Informasi

Kualitas informasi tergantung dari tiga hal, yaitu :

a. Akurat (Accurate)

Akurat berarti informasi harus bebas dari

kesalahan-kesalahan dan tidak bisa menyesatkan. Akurat

juga berarti informasi harus jelas mencerminkan

Page 14: bab1-5 br

14

maksudnya, informasi juga harus akurat karena sumber

informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang

dapat berubah atau merusak informasi tersebut.

b. Tepat Waktu (Timeliness)

Tepat waktu berarti informasi yang datang pada

penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah

usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi

merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

c. Relevan (Relevance)

Relevan berarti harus mempunyai manfaat bagi

pemakainya. Relevasi informasi tia-tiap orang satu dengan

lainya berbeda.

3.1.3. Konsep Dasar Sisten Informasi

3.1.3.1. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Dawis sistem

informasi merupakan suatu sistem didalam suatu organisasi

yang mempertemukan kebutuhan-kebutuhanpengolahan

transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan

kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan pihak

tertentu dengnan laporan uang yang diperlukan. (Jogiyanto

H.M : 2003) .

Dalam suatu sistem informasi terdapat beberapa

komponen yang melengkapi antara lain :

1. Blok Masukkan (input)

Blok masukkan dalam hal ini berupa input data

yang masuk ke dalam suatu sistem informasi, juga

termasuk metode serta media untuk menangkap data yang

dimasukkan.

2. Blok Model

Blok model merupakan kombinasi dari

prosedur, logika dan model matematika yang akan

memanipulasi data masukkan dan data tersimpan di dalam

basis data dengan tertentu untuk menghasilkan keluaran

yang diinginkan.

Page 15: bab1-5 br

15

3. Blok Keluaran (output)

Blok keluaran merupakan produk atau hasil dari

sistem informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang

berguna bagi semua tingkat manajemen.

4. Blok Teknologi

Blok teknologi digunakan untuk menerima input,

menjalankan model, menyimpan, mengakses data dan

mengirim keluaran serta mengendalikan sistem secara

keseluruhan.

5. Blok Basis Data

Basis data merupakan suatu pengorganisasian

sekumpulan data yang lain terkait sehingga memudahkan

aktivitas untuk memperoleh informasi. (Abdul Kadir :

2003)

6. Blok Kendali

Blok kendali merupakan blok pengendali didalam

suaru proses masukkan, keluaran serta pengaksesan data

yang terjadi.

3.1.3.2. Sistem Informasi Manajemen

Menurut George M. Scott, sistem informasi

manajemen adalah sekumpulah dari interaksi sistem-sistem

informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan

manajerial maupun kebutuhan operasi. Sedangkan menurut

Gordon B. Davis, sistem informasi manajemen merupakan

sistem manusia atau mesin yang menyediakan informasi untuk

mendukung operasi manajemen dan penggambilan keputusan

dari suatu organisasi. (Jogiyanto H.M : 1993)

Dari beberapa definisi diatas, maka kita dapat

mengambil kesimpulan bahwa sistem informasi manajemen

adalah :

1. Kumpulan dari sistem informasi.

2. menghasilkan informasi yang berguna untuk semua

tingkatan manajemen

Page 16: bab1-5 br

16

3.1.4. Konsep Dasar Sistem Informasi Berbasis Komputer

3.1.4.1. Pengertian Komputer

Komputer adalah serangkain alat elektronika yang

dapat menerima inputan data yang digunakan dalam mengolah

data, memberikan informasi dan bekerja sama otomatis

(Jogiyanto H.M : 1993). Komputer juga didefinisikan sebagai

serangkaian atau sekelompok mesin elektronik yang terdiri

dari ribuan bahkan jutaan komponen yang saling bekerja sama,

serta membentuk sistem kerja yang rapi dan teliti, sistem kerja

ini kemudian secara otomatis diberikan kepadanya (Edi

Noersasongko, 1996)

Sistem kerja komputer meliputi pemasukan data

(inputing), pengolahan data (processing), penyajian informasi

hasil proses (output). Ada tiga aspek yang berperan penting

dalam pengolahan data elektronik dengan komputer, yaitu

hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak) dan

brainware (pemakai)

3.1.4.2. Sistem Informasi Berbasis Komputer

Menurut Abdul Kadir sistem informasi berbasis

komputer mengandung unsur-unsur sebagai berikut (Abdul

Kadir : 2003) :

a. Manusia

Unsur manusia dalam sistem informasi berbasis

komputer sangat berperan penting agar sistem yang

diciptakan dapat bermanfaat. Unsur tersebut meliputi para

staf profesional, para pemakai sistem informasi tersebut.

b. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras ini terdiri dari komputer itu sendiri

bersama dengan peralatan pendukungnya, seperti peralatan

komunikasi, peralatan penyimpanan dan peralatan lainnya.

c. Perangkat Lunak (Software)

Terdiri dari program-program komputer beserta

petunjuk-petunjuknya, program ini meliputi instruksi yang

dapat dibaca oleh mesin sehingga dapat memerintahkan

Page 17: bab1-5 br

17

bagian-bagian dari sistem informasi berbasis komputer

untuk dapat berfungsi sedemikian rupa sehingga dapat

menghasilkan suatu keluhan seperti yang diinginkan.

d. Data

Data yang dimasukkan dalam sistem informasi

berbasis komputer akan diolah sehingga menghasilkan

yang akurat dan bermanfaat bagi pemakai.

3.1.5. Sistem Manajemen Basis Data

Suatu sistem manajemen database berisi satu koleksi yang saling

berelasi dan satu set program untuk mengakses data tersebut. Jadi

sistem manajemen berbasis data terdiri dari database dan set program

pengelolanya untuk menambah data, menghapus data dan membaca

data.

3.1.5.1. Pengertian Basis Data

Abdul Kadir (2003) mendefinisikan basis data

sebagai “suatu pengorganisasian sekumpulan data yang lain

terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh

informasi”.

3.1.5.2. Teknik Perancangan Basis Data

Perancangan basis data menggunakan teknik

normalisasi, proses normalisasi merupakan proses

pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang entity

dan relasinya.

3.2. Analisa Sistem

Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai Penguraian dari suatu

sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-

permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan

kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-

perbaikan.

Tahap-tahap dalam analisa sistem (jogiyanto H.M, 2005):

1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah

a. Mengindentifikasikan penyebab masalah

Page 18: bab1-5 br

18

b. Mengidentifikasikan titik keputusan

c. Mengidentifikasikan personil-personil kunci

2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada

a. Menentukan jenis penelitian

b. Merencanakan jadual penelitian

c. Mengatur jadual wawancara

d. Mengatur jadual observasi

e. Mengatur jadual pengambilan sampel

f. Membuat penugasan penelitian

g. Membuat agenda wawancara

h. Mengumpulkan hasil penelitian

3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem

a. Menganalisis kelemahan Sistem

b. Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen

4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis

Tujuan :

a. Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan

b. Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah

ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai

menurut manajemen

c. Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak

manajemen

d. Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk

melakukan tindakan selanjutnya

3.3. Perancangan sistem

Menurut George M Scott, perancangan sistem (design system)

menentukan bagaimana sustu sistem menyelesaikan apa yang mesti

diselesaikan, tahap ini menyangkut kofigurasi dari komponen-komponen

perangkat lunak dan perangkat kerasdari suatu sistem sehingga setelah instalasi

dari sistem, akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah di

tetapkan sebagai tahap akhir perancangan sistem.

Tahap perancangan sistem mempunyai 2 tujuan utama yaitu :

1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem

Page 19: bab1-5 br

19

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai sasaran-

sasaran sebagai berikut :

1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah

digunakan. Ini berarti bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode

harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah

dipahami dan digunakan.

2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai

dengan yang didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan

pada tahap analisis sistem.

3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan

transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan

dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak

dilakukan oleh komputer.

4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk

masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan

informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang,

perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern.

Perancangan sistem ini menggunakan model air terjun (waterfall) karena

Dasar bagi model proses lainnya, Setiap tahap dikerjakan dengan lengkap dan

jelas serta mempunyai dokumentasi yang baik.

Tahapan model waterfall menurut pressman(1997) adalah suatu model

yang mana pada sekumpulan pekerjaan, sebuah tahap harus diselesaikan

terlebih dahulu sebelum tahap berikutnya dimulai. Fase model Waterfall yaitu :

1. Requirement definitions

Konsep software yg akan dibuat dieksplorasi dan ditentukan serta kebutuhan

klien dikumpulkan

2. System and Software Design.

Pada tahap ini spesifikasi dijadikan rancangan yang matang dalam bentuk

desain arsitektur dalam modul-modul dan desain rincian setiap modul.

3. Implementation and unit testing

Rancangan setiap komponen dikodekan dan dites

Page 20: bab1-5 br

20

4. Integration and system testing

Komponen-komponen disatukan dan dites secara keseluruhan. Setelah itu tes

dilanjutkan pada klien (acceptance testing) dan akhirnya produk diinstal pada

komputer klien.

5. Operation and Maintenance

Perawatan dari produk yang telah diinstal pada komputer klien.

Maintenance : Repair dan Update.

Gambar 3.1 model waterfall

Sumber : Pressman,s,Roger, Rekayasa Perangkat Lunak;

Pendekatan Praktisi, jilid 1,199

3.4. Alat Bantu Analisa Sistem

3.4.1. Bagan Alir (flowchart)

Bagan alir(flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan alir

dalam program atau prosedur secara logika. Bagan ini digunakan unruk

membantu dalam dokumentasi dan komunikasi.

Ada beberapa macam bagan Alir, yaitu:

1. Bagan Alir Sistem(System flowchart)

Bagan Alir sistem adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan

secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelskan urutan dari

prosedur yang ada di dalam sistem dan apa yang di kerjakan

sistem.

Requirement Definitions

System and Software Design

Implementation Unit Testing

Integration and System Testing

Operation and Maintenaince

Page 21: bab1-5 br

21

Tabel 3.1 Simbol Bagan Alir Sistem

Nama Simbol Gambar Simbol

Simbol Dokumen

Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk

proses manual, mekanik maupun komputer

Simbol Kegiatan Manual

Digunakan untuk mendefinisikan pekerjaan manual.

Simbol Kartu plong / Punched Card

merepresikan input/output yang menggunakan kartu

plong (punched Card).

Proses

Menunjukkan operasi pemrosesan yang dilakukan oleh

komputer.

Operasi Luar

Menunjukkan pemrosesan yang dilakukan di luar

operasi komputer.

Simbol hard disk

Menunjukkan input/output menggunakan hard disk

Simbol pengurutan offline

Menunjukkan proses pengurutan data di luar proses

computer.

Simbol pita magnetik

Menunjukkan input/output menggunakan pita magnetic.

Simbol drum magnetik

Menunjukan input/output menggunakan drum magnetik.

Simbol keyboard

Menunjukkan input yang menggunakan online keyboard

Page 22: bab1-5 br

22

Simbol Penghubung

Menunjukkan symbol penghubunh dalam lembar yang

sama / halaman yang berbeda.

Simbol Alir data

Menunjukkan arus dari proses

Sumber : Jogiyanto H.M, Analisa dan Desain Sistem Informasi, 2005

2. Bagan Alir Dokumen(Document Flowchart)

Bagan Alir Dokumen disebut juga bagan Alir formulir dan

merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan

formulir termasuk tembusannya.

3. Bagan Alir Skematik(Shematic Flowchart)

Bagan Alir ini merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir

sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem.

Perbedaanya adalah bagan alir skematik selain menggunakan

simbol-simbol bagan alir, juga menggunakan gambar-gambar

computer dan peralatan lain yang digunakan, dengan tujuan untuk

lebih mudah dipahami.

4. Bagan Alir Program(Programme Flowchart)

Merupakan bagan alir yang menjelaskan secara rinci langkah-

langkah dalam proses program. Bagan alir ii terdiri dari dua

macam, yaitu bagan alir logika program( untuk menggambarkan

tiap langkah di dalam program computer secara logika), dan bagan

alir computer terinci (untuk menggambarkan instruksi-instruksi

program komputer secara terinci.

Tabel 3.2. Simbol Bagan Alir Program

Page 23: bab1-5 br

23

Simbol Keterangan

Dokumen

Menunjukkan dokumen input dan output baik

untuk proses manual mekanaik atau komputer.

Kegiatan Manual

Digunakan untuk mendefinisikan pekerjaan

manual

Simpan Offline

File non komputer yang diarsipkan urut angka

(Numerik)

File non komputer yang diarsipkan urut huruf

abjad (alphabetic)

File non komputer yang diarsipkan urut tanggal

Penjelasan

Penjelasan menunjukkan penjelasan dari suatu

proses

Kartu Plong

Menunjukka input atau output yang

menggunakan kartu plong.

Proses

Menunjukkan kegiatan proses darioperasi

program komputer.

Harddisk

Menunjukkan input atau output menggunakan

harddisk

Garis Alir

Menunjukkan arah arus dari proses

Sumber : Husni Iskandar Pohan, Kunassriyanto Saiful Bahri,

Pengantar Perancang Sistem (1997).

N

C

A

Page 24: bab1-5 br

24

5. Bagan Alir Proses(Process Flowchart)

Merupakan bagan alir yang banyak digunakan dalam bidang

teknik industri. Bagan ini juga berguna bagi analisis sistem untuk

menggambarkan proses dalam satu prosedur.

3.4.2. Data Flow Diagram (DFD) dan Context Diagram

3.4.2.1. Context Diagram

Diagram konteks yaitu diagram yang menunjukan

batas sistem informasi, merupakan pandangan dari sistem

informasi yang hanya menunjukkan hubungan antara proses

dengan entitas.

Tabel 3.3 Simbol Diagram Konteks (Context Diagram)

NAMA SIMBOL SIMBOL

PROSES

Menunjukkan proses dari keseluruhan

sistem.

ENTITY

Menunjukkan kesatuan luar external entity.

ALIRAN DATA

Arus data.

Sumber : Kusnasriyanto S. B dan Husni Iskandar Pohan

Pengantar Perencanaan Sistem 1997

3.4.2.2. Dekomposisi

Dekomposii merupakan bentuk grafik yang dapat

dipecah beberapa bagian yang kecil sehingga dipelajari.

Fungsi dekomposisi antara lain :

a. Memecahkan permasalahan yang besar ke dalam bagian-

bagian yang lebih kecil yang bisa dipecah.

b. Untuk membantu teting program

c. Untuk membantu penggambaran aliran

Page 25: bab1-5 br

25

d. Untuk membantu di dalam melacak proses terkecil

sampai tinggi

3.4.2.3. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram(DFD) merupaka alat yang

digunakan untuk menggambarkan arus data dari sistem,

secara logika tanpa mempertimbangkan lingkugan fisik

dimana data tersebut mengalir/disimpan. DFD memudahkan

pemakai yang kurang menguasai bidang computer untuk

sistem yang dikerjakan.

Tabel 3.4 Simbol Data Flow Diagram

NAMA SIMBOL SIMBOL

PROSES

Menunjukkan transformasi dari masukan menjadi

keluaran, dalam hal ini sejumlah masukkan dapat

menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya.

ALIRAN DATA

Menggambarkan gerakan paket data atau

informasi dari satu bagian lain dari sistem dimana

penyimpanan mewakili lokasi penyimpanan data

PENYIMPANAN

Mendefinisikan file, basis data atau sering kali

mendefinisikan bagaimana penyimpanan

diimplementasikan dalam sistem komputer..

TERMINATOR (ASAL / TUJUAN)

Melambangkan orang atau kelompok orang

(misalnya organisasi diluar sistem, grup,

departemen, perusahaan pemerintah) yang

merupakan asal data atau tujuan informasi

Sumber : Kusnasriyanto dan Husni Iskandar Pohan

Pengantar Perancanaan Sistem 1997

3.4.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Yaitu suatu model yang mendeskripsikan hubungan antara

penyimpanan data yang ada dalam DFD. Karena itu ERD berbeda

Page 26: bab1-5 br

26

dengan DFD yang memodelkan fungsi sistem atau state Transition

Diagram.

ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk

menggambarkan strutur dan hubungan antar data misalnya pada

gambar dibawah ini :

Tabel 3.5 Simbol-simbol ERD

Nama Simbol Gambar Simbol

Simbol Entity

Digunakan untuk menggambar objek yang dapat

diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai.

Simbol Atribut

Digunakan untuk menggambarkan elemen-elemen,

dari suatu, entity yang menggambarkan karakter

entity

Simbol Relasi

Entity dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan

ini disebut relationship

Simbol Garis

Digunakan untuk menghubungkan antara entity

dengan entity atau entity dengan atribut.

Sumber : Fathansyah(1999)

Terdapat tiga macam hubungan antar entitas, yaitu :

1. Hubungan satu ke satu(One to One)

Setiap entitas dari gugus entitas tertentu direlasikan tepat

satu dengan gugus yang lain.

1 1

Wajib Pajak Mempuny

ai

NOP

Page 27: bab1-5 br

27

2. Hubungan satu ke banyak (relasi 1-N)

Setiap entitas dari gugus tertentu direlasikan dengan satu

atau lebih entitas dari gugus lain ataupun sebaliknya.

1 N

3. Hubungan banyak ke banyak (relasi N-N)

Setiap entitas pada himpunan entitas pertama dapat

berelaasi banyak pada banyak entitas pada himpunan kedua,

demikian sebaliknya.

N N

3.5. Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengorganisasian file untuk menghilangkan

group elemen yang berulang-ulang (Normalization) dan dilakukan dalam

merubah bentuk database dari struktur jaringan menjadi struktur hubungan.

Beberapa konsep yang harus diketahui yaitu :

1. Field/Atribut kunci

a. Candidate Key

Suatu atribut yang mengidentifikasikan dan secara urut suatu

kejadian. Spesifik dan entity.

b. Primary Key

Suatu atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara urut

suatu kejadian yang spesifik tetapi juga dapat mewakili setiap

kejadian dan suatu entity.

c. Alternatif Key

Candidat key yang tidak digunakan sebagai primary key biasanya

digunakan untuk sorting data.

d. Foreign Key

Suatu atribut yang melengkapi suatu hubungan yang menunjukkan

ke induk karyanya.

Petugas penilai penilaian

Obyek pajak

Obyek pajak Menghasilka

nSPOP

Page 28: bab1-5 br

28

2. Functional Dependency/Ketergantungan fungsional

Hubungan antara satu atribut dengan atribut yang lain dalam relasi

R, atribut Y dikatakan tergantug fugsional kepada atribut X (dengan X

sebagai kunci kandidat) jika dan hanya jika dua record yang berbeda

mempuyai nilai X yang sama, maka nilai Y juga harus sama.

Dalam hal ini X dan Y melambangkan atribut-atribut dalam relasi

R. notasinya : R. X →R.Y

3. Bentuk-bentuk dalam Normalisasi

a. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, data

dapat saja lengkap atau terduplikasi dan terkumpul apa

adanya.

b. Bentuk normal kesatu (1NF)

Bentuk normal kesatu mempunyai ciri-ciri data dibentuk

dalam flat file (file datar/rata), tiap file hanya mempunyai satu

pengertian, bukan merupaka kumulan kata-kata yang memiliki

arti mendua. Suatu table memenuhi Normal Pertama(1NF) jika

dan hanya jika tabel tersebut tidak memiliki atribut bernilai

banyak.

c. Table normal kedua (2NF)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk

data telah memenuhi criteria bentuk normal kesatu. Atribut

bukan kunci haruslah bergantung secara fugsi kepada kunci

utama, sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah

sudah ditentukan kunci fieldya. Kunci field harus unik dan

dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

d. Bentuk normal ketiga (3NF)

Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah

dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan kunci

hanya bergantung pada primary key secara menyeluruh.

3.6. Kamus Data

Kamus data merupakan fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan

informasi (Jogiyanto H. M : 1990). Tujuan adalah untuk memberikan

informasi mengenai defisi, struktur, pemakai dari masing-masing elemen.

Page 29: bab1-5 br

29

Fungsi-fungsi Directonary adalah :

1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan

dalam DFD (Data Flow Diagram).

2. Mendiskripsikan komposisi penyimpanan

data yang bergerak melalui aliran data pada DFD (Data Flow

Diagram).

3. Menspesifikaasikan komposisi penyimpanan

data.

4. Mendiskripsikan komposisi penyimpanan

data.

5. Mendiskripsikan hubungan detail antara

penyimpanan.

Tabel 3.6 Simbol Kamus Data

NO. SIMBOL URAIAN

1. = Terdiri dari

mendefinsikan, diuraikan

menjadi artinya.

2. + Dan.

3. ( ) Optimal (Boleh ada atau

tidak).

4. { } Pengulangan.

5. [ ] Memilih salah satu dari

sejumlah alternatif.

6. * * Komentar.

7. @ Identifikasi atribut kunci.

8. | Pemisahan sejumlah

alternatif pilihan antara

simbol [ ].

Sumber : Jogiyanto H. M Analisa dan Desain 1993

3.7. HIPO (Hierarchy Plus input-proses-Output)

HIPO sebenarnya adalah alat dokumen program, akan tetapi sekarang

banyak digunakan teknik dokumen dalam siklus pengembangan sistem.

Penggunaan HIPO mempunyai sasaran utama sebagai berikut :

Page 30: bab1-5 br

30

a. Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi-fungsi dari

sistem.

b. Untuk lebih menekankan fungsi-fungsi yang harus diselesaikan oleh

program.

c. Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus

digunakan dan output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungsi

pada tiap-tiap tingkatan dan diagram-diagram HIPO.

d. Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan-

kebutuhan pemakai.

3.8. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-

undang(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

PBB adalah Penerimaan Pajak Pusat yang sebagian besar hasilnya

diserahkan kepada daerah. Dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD), penerimaan PBB tersebut dimasukkan dala kelompok penerimaan

Bagi Hasil Pajak.

3.8.1. Dasar Hukum

Landasan hukum Pajak Bumi dan Bangunan adalah Undang-

undang Nomor 12 tahun 1994 tentang pajak bumi dan bangunan.

3.8.2. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak, Yaitu :

3.8.2.1. Fungsi budgetair

Pajak sebagai sumber bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaranya.

3.8.2.2. Fungsi Mengatur (regulerend)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan

ekonmi.

3.8.3. Obyek PBB

Page 31: bab1-5 br

31

Obyek PBB adalah bumi dan bangunan sesuai pasal 2 ayat

(1) UU No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan UU

No. 12 Tahun 1994.

Yang dimaksud obyek dengan bumi adalah permukaan bumi

yang meliputi tanah dan perairan serta laut indonesia, dan tubuh

bumi yang berada di bawahnya.

Sedangkan bangunan, berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-

undang tersebut, adalah konstruksi yang ditanam atau dilekatkan

secara tetap pada tanah dan/atau perairan. Termasuk dalam pegertian

bangunan adalah :

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks

bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemen, dan lain-lain

yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan

tersebut.

b. jalan tol;

c. kolam renang;

d. pagar mewah;

e. tempat olahraga;

f. galangan kapal;

g. fasilitas lain yang memberikan manfaat.

Jenis Obyek Pajak Bangunan :

1. Obyek Pajak Individu atau perorangan yaitu obyek

pajak yang dikenakan berupa tempat tinggal, contoh :

Rumah

2. Obyek Pajak umum yaitu pengenaan obyek pajak yang

tanah dan atau bangunan yang berfungsi unuk umum

dan memberikan keuntungan, contoh : Gedung Bank

swasta,perusahaan,lembaga swasta,dan lain-lain.

3.8.4 Obyek Pajak Yang Tidak Dikenakan PBB adalah :

Sesuai dengan Pasal 3 ayat (10 no. 12 Tahun 1994 obyek

pajak yang tidak dikenakan PBB adalah obyek pajak yang :

Page 32: bab1-5 br

32

1. Digunakansemata-mata untuk melayani kpentingan umum di

bidang ibadah, sosial,kesehatan pendidikan dan kebudayaan

nasional untuk memperoleh keutungan.

2. Digunakan utuk kuburan,peningggalan sejarah atau sejenis itu.

3. Merupakan hutan lindung, wisata, taman nasional, dan tanah

negara yang dibebani oleh suatu hak.

4. Digunakan oleh badan atau perwakilan internasional yang

ditentukan menteri keuangan.

BAB IV

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisis Sistem Laporan Pengenaan Obyek Pajak Bangunan Di Kantor

Pelayanan Pajak Bumi Dan Bangunan Demak

Sistem Informasi Laporan Pengenaan Obyek Pajak KPPBB Demak

melalui tahapan prosedur yang telah di keluarkan atau ditetapkan oleh Kantor

Direktorat Jendral Pajak yaitu : dari mulai mendaftarkan diri menjadi wajib

pajak sehingga mendapatkan NOP(Nomor OByek Pajak) dengan menyerahkan

data diri. Data diri ini akan menjadi arsip untuk menghitung berapa jumlah

pajak yang harus dibayarkan tiap wajib pajak per bulanya dengan tariff PBB

sebesar setengah persen (0.5%) dari Nilai Jual Kena Pajak dan berlaku utuk

semua jenis obek pajak.

Wajib pajak kemudian akan mendapatkan penerbitan SPPT (Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang) yang berisikan antara lain nama serta alamat

wajib pajak, data-data mengenai obyek pajak, besarnya pajak terutang, tempat

pembayaran, dan jatuh tempo pembayaran. Hasil penghitungan yang

menjadikan pembebanan pajak yang ditetapkan dalam SPPT secara

keseluruhan akan menghasilkan pokok ketetapan PBB.

Page 33: bab1-5 br

33

4.1.1 Flowchart Dokumen Sistem Informasi Pengenaan Obyek Pajak BangunanAdministrasi Kasi Pendanil Petugas Penilai32

Page 34: bab1-5 br

34

Data WP

1

Daftar WP 2

Input Data WP

2

Daftar WP1

N1

start

Diteliti dan membuat data nilai dari WP

2Data perhitungan 1

2Data penetapan 1

2

Data pembebanan pjk 1

2N

2

Data perhitungan 2

Data penetapan 2

Data pembebanan pjk 2

Membuat surat penilaian pjk

2Srt perhitungan1

2Srt penetapan 1

2

Srt pembebanan pjk 1

N 3

3

Page 35: bab1-5 br

35

Kepala KPP Kasi Pendanil Petugas penilai

ACC srt penilaian

Srt perhitungan ACC 22Srt penetapan ACC

Srt pembebanan pjk ACC

4

Srt perhitungan 2 22Srt penetapan 2

Srt pembebanan pjk 2

Page 36: bab1-5 br

36

Kepala KPP Kasi Pendanil Wajib Pajak

4

Srt penetapan ACC

Srt pembebanan pjk ACC

Srt perhitungan ACC 22

ACC srt penetapan,perhitungan,pembebanan pjk

Srt penetapan ACC

Srt perhitungan ACC 22Srt pembebanan pjk ACC

5

5

Srt penetapan ACC

Srt perhitungan ACC 22Srt pembebanan pjk

ACC

Menerima &ACC srt penetapan,perhitungan,pembebanan pjk

Srt penetapan ACC

Srt perhitungan ACC 22Srt pembebanan

pjk ACC

6

6

Srt penetapan ACC

Srt perhitungan ACC

Srt pembebanan pjk ACC

Mencatat dlm buku pengawaan & membuat salinanya

2

Srt penetapan ACC1

2

Srt perhitungan ACC1

2

Srt Pembebanan pjk ACC1

8N

7

Page 37: bab1-5 br

37

Gambar : 4.1 Flowchart Dokumen Sistem Informasi Laporan Pengenaan Objek Pajak bangunan

Keterangan : Kasi Pendanil : Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian

7

Srt Pembebanan pjk ACC2

Menerima srt pembebanan pjk ACC

Srt Pembebanan pjk ACC

N

8

Srt penetapan ACC2

Srt perhitungan ACC2

Membuat laporan srt penetapan,perhitungan dan arsip

2

Lap. penetapan ACC 1

2

Lap perhitungan ACC 1

N 9

9

Lap. penetapan ACC 2

Lap perhitungan ACC 2

Menerima & ACC lap penetapan,perhitungan

Lap.penetapan & perhitungan ACC

N

Page 38: bab1-5 br

38

Penjelasan Flowchart Dokumen :

1. Bagian administrasi memasukkan data wajib pajak untuk membuat

daftar wajib pajak sebanyak 2 rangkap yang satu di arsip oleh pihak

administrasi sedangkan yang satunya lagi di teliti oleh pihak Kasi

Pendanil kemudian membuat data nilai dari daftar wajib pajak yang

terdiri dari data perhitungan, pembebanan pajak, dan penetapan yang

masing-masing data tersebut dibuat rangkap 2. Salah satu di arsip

sedangkan yang satunya lagi diberikan kepada petugas penilai untuk

dibuat surat nilai(pengenaan pajak).

2. Surat penetapan, perhitungan dan pembebanan pajak tersebut

kemudian diseahkan kembali kepada Kasi Pendanil untuk di ACC.

Surat penetapan, perhitungan, dan pembebanan pajak diberikan

kepada Kepala KPP untuk di ACC yang selanjutnya diberikan

kembali kepada Kasi Pendanil untuk di ACC dan diteruskan kepada

petugas penilai untuk dicatat dalam buku pengawasan penilaian dan

dibuat salinanya. Surat penetapan, perhitungan, dan pembebanan

pajak dibuat rangkap dua. Yang satu dibuat arsip dan yang satunya

diberikan kepada Kasi Pendanil berupa surat penetapan dan surat

perhitungan, serta surat pembebanan pajak kepada Wajib pajak.

3. Surat penetapan dan surat perhitungan diberikan kepada Kasi

Pendanil untuk di ACC dan membuat laporan surat penetapan dan

surat perhitungan sebagai arsip

4. Laporan yang telah di ACC Kasi Pendanil selanjutnya disampaikan

kepada Kepala KPP.

Page 39: bab1-5 br

39

4.2. Perancangan sistem

4.2.1 Context Diagram

Gambar :4.2 Context Diagram

Keterangan :

WP : Wajib Pajak

Kasi Pendanil : Kepala seksi Pendataan dan Penilaian

0

SI ProsesPengenaan Obyek PajakBangunan

WajibPajak

KasiPendanil

PetugasPenilai

KepalaKPP

data_WP

data_laporan_nilai

data_nilai_WP

arsip_data_nilai

data_arsip_srt_nilai

persetujuan_data_nilai

laporan_WP

laporan_data_nilai

informasi_WParsip_WP

arsip_srt_nilai

srt_nilai

persetujuan_WP

Project Name:Project Path:Chart File:Chart Name:Created On:Created By:Modified On:Modified By:

New Project Namec:\maskuri\dfd00001.dfdContext DiagramOct-12-2009CELENGOct-12-2009CELENGi

Page 40: bab1-5 br

40

Page 41: bab1-5 br

41

4.2.2. DFD Level 0

Gambar : 4.3 DFD Level 0

Keterangan :

Page 42: bab1-5 br

42

WP : Wajib Pajak

Kasi Pendanil : Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian

Page 43: bab1-5 br

43

4.2.3 DFD Proses Pendataan

Gambar : 4.4 DFD Proses Pendataan

Keterangan :

WP : Wajib Pajak

Kasi Pendanil : Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian

1.1

PendataanPengenaan Pajak

1.2

PendataanWP

nilaiWajibPajak

KasiPendanil

KasiPendanil

WajibPajak

data_WP

arsip_WP

persetujuan_WP

informasi_WP

nilaidata_arsip_srt_nilai

data_laporan_nilaidata_nilai_WP

Project Name:Project Path:Chart File:Chart Name:Created On:Created By:Modified On:Modified By:

New Project Namec:\maskuri\dfd00004.dfdDFD Proses PendataanOct-12-2009CELENGOct-12-2009CELENG

Page 44: bab1-5 br

44

Page 45: bab1-5 br

45

4.2.4 DFD Proses Pemeriksaan

Gambar : 4.5 DFD Proses Pemeriksaan

2.1

Pemeriksaan PetugasPenilai

WajibPajak

nilai

srt nilai

nilai

srt_nilai

arsip_data_nilai

srt nilai

arsip_srt_nilai

Project Name:Project Path:Chart File:Chart Name:Created On:Created By:Modified On:Modified By:

New Project Namec:\maskuri\dfd00005.dfdDFD Proses PemeriksaanOct-12-2009CELENGOct-12-2009CELENG

Page 46: bab1-5 br

46

Page 47: bab1-5 br

47

4.2.5 DFD Proses Laporan

KasiPendanil

srt nilai

3.1

LaporanWP

3.2

LaporanPengenaan Pajak

KepalaKPP

srt nilaisrt nilai

persetujuan_data_nilaipersetujuan_data_nilai

laporan_WP laporan_WP

laporan_data_nilailaporan_data_nilai

Project Name:Project Path:Chart File:Chart Name:Created On:Created By:Modified On:Modified By:

New Project Namec:\maskuri\dfd00006.dfdDFD Proses LaporanOct-12-2009CELENGOct-12-2009CELENG

Page 48: bab1-5 br

48

Gambar :4.6 DFD Proses Laporan

Keterangan :

WP : Wajib Pajak

Kasi Pendanil : Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian

Page 49: bab1-5 br

49

4.3. HIPO

SI Proses Pengenaan

Obyek Pajak PBB

Pemeriksaan

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Level 0

LaporanPendataan

Pendataan Wajib Pajak

Pendataan Pengenan

Pajak

Laporan Wajaib Pajak

Laporan Pengenaan

Pajak

------------------------------------------------------------------------------------------------------------Level 1

Page 50: bab1-5 br

50

Gambar : 4.7 HIPO

4.4. ERD

Diagram Entitas Wajib Pajak– Administrasi

*NOP*Nip

Page 51: bab1-5 br

51

Gambar : 4.8 Diagram Hubungan Entitas Wajib Pajak-Administrasi

4.5 Normalisasi

4.5.1 Bentuk tidak normal

Kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan sesuai dengan apa adanya.

Nip Nama Alamat Jbtn_ptgs33.2103.090384 Andi Jl.fatah karyawan

Wajib Pajak Melaporkan pengenaan

Pajak

Administrasi

*NOP

nama

Alamat

Obyek_Pjk

Luas_bngn

*Nip

Nama

Alamat

Jbtn_ptgs

znt

M M

Luas_tnah

No_persil

Kode_jns_bngn

kelas

Page 52: bab1-5 br

52

33.2103.090389 Amin Sayung Karyawan

Nop Nama Alamat Obyek_pjkKode_jns_bngn

Luas tanah

Luas_bngun

33.4.031.033.000.5660.2 Tio Dempet Perumahan 0035 160m² 110m²33.4.031.033.000.5665.2 150 m² 90 m²33.4.031.033.000.5667.2 Mawar Bonang Perumahan 0035 175 m² 110 m²33.4.031.033.000.5670.2 180 m² 115 m²

No persil Kelas Znt kota No_ketetapan Jml_nominal01 03 30A Demak 00120/002/09/09 20.150

00121/002/09/09 19.50002 02 35A Demak 00130/002/12/08 20.200

00131/002/12/08 20.800

Gambar :4.9 Tabel Tidak Normal

4.5.2 Bentuk Normal Pertama(1NF)

Suatu table memenuhi Normal Pertama(1NF) jika dan hanya jika tabel tersebut tidak memiliki atribut bernilai banyak.

Nip Nama Alamat Jbtn_ptgs33.2103.090384 Andi Jl.Fatah karyawan33.2103.090384 Andi Jl.Fatah karyawan33.2103.090389 Amin Sayung karyawan33.2103.090389 Amin Sayung karyawan

Nop Nama Alamat Obyek_pjk

Kode_jns_bngn

Luas_tanah

Luas_bngun

33.4.031.033.000.5660.2 Tio Dempet Perumahan 031 160m² 110m²33.4.031.033.000.5665.2 Tio Dempet Perumahan 031 150 m² 90 m²33.4.031.033.000.5667.1 Mawar Bonang Perumahan 031 175 m² 90m²33.4.031.033.000.5670.2 Mawar Bonang Perumahan 031 180 m² 115 m²

No persil Kelas Znt kota No_ketetapan Jml_nominal01 03 30A Demak 00120/002/09/09 20.50001 03 30A Demak 00121/002/09/09 19.50002 02 35A Demak 00130/002/12/08 15.75002 02 35A Demak 00131/002/12/08 20.800

Gambar : 4.10 Tabel normal pertama

Page 53: bab1-5 br

53

4.5.3 Bentuk Normal Kedua (2NF)Karena terdapat satu atribut primary key, maka dapat

disimpulkan memenuhi normal kedua (2NF).

Tabel wajib pajak

Nop Nama Alamat Obyek_pjkLuas tanah

Luas_bngun

33.4.031.033.000.5660.2 Tio Dempet Perumahan 160m² 110m²33.4.031.033.000.5665.2 Tio Dempet Perumahan 150 m² 90 m²33.4.031.033.000.5660.1 Mawar Bonang Perumahan 150m² 90m²33.4.031.033.000.5670.2 Mawar Bonang Perumahan 180 m² 115m²

No_persil Kode_jns_bngn kelas znt01 031 03 30A01 031 03 30A02 031 02 35A02 031 02 35A

Tabel administrasiNip Nama Alamat Jbtn_ptgs

33.2103.090384 Andi Jl.Fatah karyawan33.2103.090384 Andi Jl.Fatah karyawan33.2103.090389 Amin Sayung karyawan33.2103.090389 Amin Sayung karyawan

Tabel ssp PBB(surat setoran pajak)

Nip NOP No_ketetapanJml_nominal

kota

33.2103.090384 33.4.031.033.000.5660.2 00120/002/09/09 20.500 Demak33.2103.090384 33.4.031.033.000.5665.2 00121/002/09/09 19.500 Demak33.2103.090389 33.4.031.033.000.5660.1 00130/002/12/08 15.750 Demak33.2103.090389 33.4.031.033.000.5670.2 00120/002/12/08 20.800 Demak

Gambar : 4.11 Tabel Normal Kedua

4.5.3 Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Semua atribut bukan kunci dari table yang telah terbentuk

tidak ada yang tergantung secara transitif pada atribut kunci, maka

memenuhi bentuk normal ketiga (3NF).

Key Field(KF) :

Page 54: bab1-5 br

54

Nip ≠ Nama_wp,alamat_wp,Obyek_pjk,jml_nominal,

NOP,znt,no_persil,kode_jns_bngun,kelas,kota,no_

ketetapan

Nama_wp ≠ alamat_petugas, nama_petugas, NOP, Nip,

jml_nominal,kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs

Alamat_wp ≠ alamat_petugas,nama_petugs,NOP,jml_nominal,

kota,no_ketetapan,Jbtn_ptgs,Nip

Jns_pekerjaan ≠ alamat_petugas,nama_,NOP,Nip,jml_nominal,kota,

no_ketetapan,Jbtn_ptgs

NOP ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,jml_nominal,

no_ketetapan,Jbtn_ptgs,kota,Nip

jns_bangunan ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,Nip,kota

jml_nominal, no_ketetapan,Jbtn_ptgs

znt ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP, jml_nominal,

kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs, Nip

no_persil ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,jml_nominal,

kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs,Nip

kelas ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,jml_nominal,

kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs,Nip

kode_jns_bgn ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,jml_nominal,

kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs,Nip

No_ketetapan ≠ Nama_ptgs, jbtn_ptgs,Alamat_ptgs,nama_wp,kelas,

Alamat_wp,Obyek_pjk,kode_wil,znt,no_persil

jml_nominal ≠ Nama_ptgs, jbtn_ptgs,Alamat_ptgs,nama Alamat_

wp _wp, ,jns_bangunan,kode_jns_bgnn,

znt,no_persil,kelas

kota ≠ Nama_ptgs, jbtn_ptgsAlamat_ptgs,nama_wp, znt,

Alamat_wp,jns_bangunan,kode_jns_bgnn, kelas

no_persil.

nama_ptgs ≠ Kota,NOP,jml_nominal,nama_wp,Alamat_wp, ,znt

no_persil,jns_bangunan, kode_jns_bngn,kelas,

no_ketetapan

Page 55: bab1-5 br

55

Alamat_ptgs ≠ Kota,NOP,jml_nominal,nama_wp,Alamat_wp,

no_persil, ,kelas,znt,jns_bangunan,

kode_jns_bngn,no_ketetapan

jbtn_ptgs ≠ Kota,NOP,jml_nominal,nama_wp,Alamat_wp,

no_persil,kelas,znt,jns_bangunan,kode_jns_bgnn,

no_ketetapan

Keterangan ≠ = tidak berhubungan dengan atribut tabel lain

Relasi tabel normal kedua

Wajib pajak SSP PBB AdministrasiNop *NamaAlamatObyek_pjkKode_jns_bangunNama_bangunLuas_anahLuas_bangunZntNo_persilkelas

*Nop**NipNo_ketetapanJml_nominalkota

*NipNamaAlamatJbtn_ptgs

* : Kunci Utama ** : Kunci Tamu

Gambar : 4.12 Relasi tabel normal ketiga

4.6 Kamus DataKamus Data pada pengolahan Data Elektronik sebagai berikut :

1. Data Wajib Pajak

Wajib Pajak

={NOP+Nama+Alamat+jns_bngn+Luas_tnh+

Luas_bngn+Kode_wil+No_persil+Kelas+

ZNT}

@NOP =1{numeric}20

Nama =1{Karakter}20

Alamat =1{Karakter}35

Obyek_pjk =1(Karakter025

Kode_jns_bgnun =1{Karakter}06

No_persl =1{Karakter}05

Page 56: bab1-5 br

56

Kelas =1{Karakter}05

znt =1{Karakter}05

Jns_bngn =1{Karakter}25

Luas_tnh =1{karakter}10

Luas_bngn =1{Karakter}10

Ket :

Karakter =[A-Z |a-z|0-9]

Numerik =[0-9]

2. Data Administrasi

Administrasi = {Nip+Nama+Alamat+Jbtn_ptgs}

@Nip =1{Karakter}15

Nama =1{Karakter}25

Alamat =1{Karakter}35

Jbtn_ptgs =1{Karakter}15

Ket :

Karakter =[A-Z |a-z|0-9]

3. Data SSP PBB

SSP PBB ={Nip+NOP+No_ketetapan+

jml_nominal+Kota}

@Nip =1{Karakter)10

@@NOP =1{Numerik}20

No_ketetapan =1{Numerik}35

Jml_nominal =1{Numerik}17

Kota =1{Karakter)15

Ket :

Karakter =[A-Z |a-z|0-9]

Numerik =[0-9]

BAB V

PENUTUP

Page 57: bab1-5 br

57

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan Sistem Laporan Pengenaan Obyek

Pajak Bangunan di KPPBB Demak ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Data Flow Diagram yang diperoleh dari Context Diagram terbagi dalam

beberapa Proses Yaitu DFD Level Pendataan, DFD Level Pemeriksaan,

dan DFD Level Laporan

2. Laporan Analisa dan perancangan sistem pengenaan Obyek Pajak

Bangunan di KPPBB Demak diharapkan memberikan masukan dalam

membuat sistem Informasi pengenaan Obyek Pajak

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai

berikut :

1. Perlunya mengikuti perkembangan teknologi guna menyempurnakan

sistem termasuk pengembangan perancangan sistem sebagaimana

fungsinya.

2. Meningkatakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pajak bumi dan

bangunan beserta manfaat buat pembangunan Negara

3. Menggalakkan kembali citra satelit(seperti Ikonos, quicbird)

utuk percepatan pendataan obyek pajak.

4. Membangun dan menigkatkan jaringan online pajak di

pedesaan untuk memudahakan wajib pajak melaporkan atau membayar

pajak di tempat.

DAFTAR PUSTAKA

55

Page 58: bab1-5 br

58

Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Andi offset, Yogyakarta, 2003

Jogiyanto HM, MBA. Akt, Ph. D, Analisa dan Desain, Andi offset, Yogyakarta,

1993

Jogiyanto HM, MBA. Akt, Ph. D, Sistem Teknologi Informasi, Andi offset,

Yogyakarta, 2003

Kusnasriyanto S. B dan Husni Iskandar Pohan, Pengantar Perancangan Sistem, 1997

Bahri, Saiful Kusnassriyanto dan Pohan, Iskandar Husni. 1997. Pengantar

Perancangan Sistem. Erlangga.

Fathansyah, Ir, 2001. Basis Data. Bandung. Informatika.

Davis, Gordon B.2001 Manajemen Information System.

Raymond Mc Leod. Jr, Sistem Informaasi Manajemen, PT. Prehalindo, Jakarta, 2001

Pressman, S, Roger, 1997, ”Rekayasa Perangkat Lunak :Pendekatan Praktisi”, jilid 1,

ANDI, Yogyakarta

A.T. Salamun, 1990, Pajak, Citra dan Bebannya, Bina Rena Pariwara: Jakarta

Prof. Dr. Mardiasmo, MBA.Ak, Perpajakan, Edisi Revisi, Andi Yogyakarta, 2003