bab1-5 br
-
Upload
jepisa-abizein -
Category
Documents
-
view
1.162 -
download
4
Transcript of bab1-5 br
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) selama ini selalu diidentikkan
dengan pajak lempung karena obyek pajak utamanya berupa tanah (bumi)
dengan wajib pajak yang meliputi seluruh golongan masyarakat dari
golongan rakyat jelata sampai dengan pejabat tinggi Negara, semenara
kontribusi finansial untuk penerimaan Negara masih relatif kecil
dibandingkan dengan jenis pajak lainya. Kecilnya kontribusi pemasukan
tersebut tercipta karena pertimbangan bahwa obyek PBB mencakup
kebutuhan dasar masyarakat dan aspek-aspek yang sanagat rentan terhadp
gejolak masyarakat.
Karena pajak PBB meliputi seluruh tanah (dan Bangunan) yang
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, serta wajib pajaknya terdiri
hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang merupakan unsur utama,
obyek, dan subyek pembangunan, PBB mempunyai posisi yang sangat
strategis dalam pengelolaan Negara. Dengan potensi basis data yang sangat
besar yang terdiri dari berbagai aspek yang terkait dengan obyek pajak dan
subyek pajak tersebut, PBB saat ini didukung dan dikelola dengan
memanfaatkan keunggulan teknologi informasi dan komunikasi terkini yang
bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Dalam lingkup perpajakan,
secara riil maupun teoritis, basis data PBB telah menyatu dan dapat
dimanfaatkan sebagai pendukung pengelolaan jenis pajak lainya maupun
sebagai alat kontrol dalam implementasi self assessment pengenaan pajak.
Berpijak pada kondisi obyektif pengenaan PBB yang meliputi hampir
seluruh strata masyarakat, maka penulis mengangkat topik dengan judul :
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM LAPORAN
PENGENAAN OBYEK PAJAK BANGUNAN PBB DEMAK.
1
2
1.2. Tujuan kerja Praktek
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan kerja Praktek adalah agar mahasiswa mendapat pengalaman
kerja yang relevan, sehingga mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan dibidangnya.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu dan teori-teori yang didapat
dari bangku kuliah untuk diterapkan di dunia kerja agar mengetahui
perbedaan-perbedaan yang ada untuk menyelesaikan suatu masalah.
2. Dengan Kerja Praktek diharapkan dapat menambah wawasan,
pendalaman ilmu pengetahuan dan keterampilan serta
menumbuhkan sikap professional dalam suatu pekerjaan pada
mahasiswa.
1.3. Manfaat
Penyusunan laporan Kerja Praktek ini diharapkan bermanfaat bagi
penulis, akademik, dan instansi.
1.3.1. Bagi penulis
1. Sebagai salah satu sarana untuk menerapkan dan mengembangkan
ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.
2. Sebagai wahana pelatihan mental dan ilmu pengetahuan dalam
sebagai acuan dalam mengembangkan system informasi geografis
pada bidang lainya
3. Untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir.
1.3.2. Bagi Instansi
1. Sebagai bahan informasi dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakt untuk mebayar pajak tepat
waktunya
3. Terjalin hubungan kemitraan diantara perguruan tinggi dan
perusahaan.
1.3.3. Bagi Akademik
1. Sebagai sarana untuk mengukur akan kemampuan mahasiswa dalam
memahami dan menguasai teori-teori yang telah diberikan.
2. Bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu pendidikan
3
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pemasalahan yang diajukan
adalah bagaimana menganalisa prosedur proses laporan pengenaan pajak
mulai dari pendaftaran wajib pajak hingga terbentuknya laporan pengenaan
obyek pajak bangunan.
1.5. Batasan masalah
Agar dapat mengena pada sasaran, maka penulis membatasi masalah
pada analisa dan perancangan pengenaan obyek Pajak Bangunan individu
saja.
1.6. Metodologi Pengumpulan Data
Data merupakan bagian sangat penting dalam penulisan laporan.
Sehingga diperlukan data yang obyektif, lengkap dan relevan. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan laporan adalah
1.6.1. Jenis Data
Berdasarkan jenis data yang dijadikan bahan dalam penulisan
laporan kerja praktek ini adalah :
1. Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dari
objek penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari lireratur ditambah buku-buku
yang berkaitan dengan obyek yang dibahas dan berfungsi
melengkapi data penulis.
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam laporan ini
adalah
1. Metode Wawancara
Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh melalui
wawancara langsung dengan pihak yang berkompeten, yaitu
Pembimbing Lapangan.
2. Metode Observasi
4
Suatu metode pengumpulan data Penulis melakukan
peninjauan langsung terhadap obyek penelitian dari tahap awal
sampai akhir dengan maksud melengkapi data serta informasi
yang diperlukan.
3. Metode Studi Kepustakaan
Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan
cara melihat atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan
laporan ini.
1.7. Sistematika Penyusunan
Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas dan sistematis
mengenai isi yang ada dalam laporan kerja praktek ini, maka penulis
membagi dalam beberapa bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan
masalah,batasan masalah,tujuan,manfaat,metode penelitian, dan
sistematika penyusunan.
BAB II GAMBARAN UMUM KPPBB DEMAK
Bab ini berisi tentang sejarah tingkat berdirinya KPPBB Demak,
Serta struktur organisasi instansi pemerintahan tersebut.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori – teori yang berhubungan judul penyusunan
Laporan Kerja Praktek.
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
Bab ini berisi tentang perancangan sistem,terdiri dari bahasan
mengenai context diagram,data flow diagram,kamus data,diagram
e-r,database file sistem.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran yang
di perlukan
5
BAB 11
GAMBARAN UMUM KPPBB DEMAK
2.1. Sejarah berdirinya KPPBB Demak
KPPBB Demak merupakan suatu badan usaha yang dikelola
pemerintah daerah sebagai salah satu pelaksanaan otonomi di sektor pajak.
berdiri tahun 2002 dengan luas tanah 2.500 m² dan luas bangunan 1.694 m²
dengan jumlah dua bangunan dan dua lantai. Kantor Pelayanan Pajak Bumi
dan Bangunan didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan sumber
pendapatan daerah yang mempunyai peranan yang strategis dan merupakan
komponen terbesar serta sumber utama pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan nasional.. mengingat PBB Demak adalah
penerimaan pajak daerah yang 80%.hasilnya diperuntukkan bagi
daerah.Sementara pusat hanya 10%. 80% dibagi untuk Dati I sebesar 34.4%
dan Dati II sebesar 64.6%. Saat ini Kantor Pelayanan PBB Demak telah
berganti menjadi KP Pratama Yang melayani semua jenis pajak.
2.2. Kedudukan dan Wilayah kerjaKantor pelayanan PBB Demak bertempat di JL. Sultan Fatah No 9
Demak Zona atau wilayah kerja Di kantor pelayanan PBB Demak selain
wilayah Demak tentunya juga mencakup Kabupaten Grobogan.
2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap dan hubungan diantara fungsi-fungsi dan bagian-bagian atau
posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
5
6
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan PBB
Demak
Sumber : Kantor Pelayanan PBB Demak
Keterangan :
* : Tempat KP
2.4. Uraian Tugas pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
sebagai berikut :
2.4.1. Kepala Kantor KP PBB
Mempunyai tugas Yaitu memimpin, mengkordinasikan,
mengawasi, dan mengendalikan pelaksanaan tugas pekerjaan yang
ada pada dinas.
2.4.2. Kepala bagian umum
Adapun tugasnya adalah :
1. Mengecek surat-surat yang akan dikirim,
2. Mengecek ekspedisi pengiriman surat-surat keluar
3. Menginventalisir alat-alat kantor yang patah untuk diperbaiki
atau diusulkan untuk diperbaiki
4. Mengatur tugas kegiatan umum di kantor
KA. KANTOR
KA. SUBBAG UMUM
KASI PENDATAAN DAN PENILAIAN
KASI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI
KASI PENETAPAN
KORLAK KLASIFIKASI
KORLAK PEMUTAKHIRAN DATA *
Daftar WP 21Diteliti dan membuat data nilai dari WPData perhitungan 1Data penetapan 1 2 Data pembebanan pjk 1 2 22NDaftar WP1
1N 2Input Data WP
Data WP
KORLAK MONOGRAFI
KORLAK PENGOLAHAN DATA
KORLAK DUKUNGAN KOMPT
KORLAK PELAYANAN RETPADU
KORLAK PENETAPAN
KORLAK PENETAPAN P3
KORLAK INTENSIFIKASI DAN EKSTENSIFIKASI PENETAPAN
KORLAK TU DAN KEPEGAWAIAN
KORLAK KEUANGAN
KORLAK RUMAH TANGGA
KASI PENERIMAAN
KASI PENAGIHAN
KASI KEBERATAN DAN PENGURANGAN
KORLAK PENERIMAAN DAN RESTITUSI
KORLAK PENAGIHAN AKTIF
KORLAK KEBERATAN DAN BANDING
KORLAK P2 DAN PEMBAGIAN PENERIMAAN
KORLAK TU PIUTANG PAJAK
KORLAK PENGURANGAN
KELOMPOK TENAGA FUNGSIONAL
7
2.4.2.1. Korlak TU dan Kepegawaian
Mempunyai tugas yaitu :
1. Membuat, mencatat dan mengorganisasi surat-surat yang
keluar dan masuk
2. Menyusun acara-acara yang diadakan kantor
2.4.2.2. Korlak Keuangan
Yaitu melakukan pencatata,up-date data distribusi
keuangan kantor yang keluar dan masuk di PBB.
2.4.2.3. Korlak Rumah Tangga
Yaitu Mengkoordinasikan alat-alat dan perlengkapan
yang dibutuhkan kantor yang baru maupun yang diperbaiki.
2.4.3. Kepala seksi Pendataan dan Penilaian
Adapun tugasnya adalah :
1. Mengatur kegiatan pendataan dan penilaian obyek pajak
2. Mengecek data-data yang masuk dan keluar dari masing-masing
korlak.
3. Membagi dan membuat laporan kegiatan.
2.4.3.1. Korlak Klasifikasi
Yaitu bertugas membagi data-data yang masuk sesuai
pengajuan obyek pajak yang baru.
2.4.3.2. Korlak Pemutakhiran Data
Yaitu Melakukan pembaharuan data dan penilaian baru
sesuai pengajuan obyek pajak dan melakukan komputerisasi
data.
2.4.3.3. Korlak Monografi
Yaitu memecah,membagi,dan menggabungkan nilai
obyek pajak secara spasial (manual) untuk digititasi.
2.4.4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Adapun tugasnya adalah :
1. Mengatur lalu lintas pengajuan data da pelayanan
2. Membagi dan mengendalikan sistem kerja data baru
3. Membuat laporan dan mengecek data-data yang masuk dan keluar
dari ruang seksi.
8
2.4.4.1. Korlak Pengolahan Data
Adapun tugasnya adalah :
1. Mencatat, mengecek data yang masuk sesuai dengan
identitas pemilik obyek pajak.
2. Membuat laporan sebelum di serahkan ke korlak dukugan
komputer.
2.4.4.2. Korlak Dukungan Komputer
Mempunyai tugas yaitu :
1. Melakukan pendataan secara komputerisasi ke basis data
PBB
2. Memberikan nomor obyek pajak (NOP) baru untuk
memudahkan pedataan.
2.4.4.3. Korlak Pelayanan Terpadu
Yaitu melayani masyarakat mengenai keluhan.
Konsultasi, tatacara pengajuan, baik yang baru maupun
pemutakhiran data (pengurangan,keberatan,dll).
2.4.5. Kepala seksi Penetapan
Adapun tugasnya adalah :
1. Mengatur, mengendalikan kegiatan penetapan data-data yang akan
disyahkan.
2. Membuat laporan kegiatan dan pengawasan, pengecekan data-data
yang masuk.
2.4.5.1. Korlak Penetapan
Yaitu melakukan pengecekan terhadap data-data yang
akan diserahkan kepala seksi.
2.4.5.2. Korlak Penetapan P3
Yaitu melukan pengecekan, penetapan terhadap data
pengajuan data (keberatan ,pengurangan,penggabungan).
2.4.5.3. Korlak Intensifikasi dan Ekstensifikasi Penetapan
Yaitu melaksanakn penetapan di dalam dan diluar
(lapangan) kantor sesuai pengajuan.
2.4.6. Kepala Seksi Penerimaan
Adapun tugasya adalah :
1. mengendalikan alur penerimaan data yang masuk
9
2. Mengatur, mengecek dan membuat laporan kegiatan.
2.4.6.1. Korlak Penerimaan dan restitusi
Adapun tugasya adalah :
1. Melakukan urusan tata usaha, dan peyusunan laporan
pajak,perubahan restitusi
2. Membuat register pemindahbukuan.
2.4.6.2. Korlak P2 dan Pembagian Penerimaan
Mempunyai tugas Yaitu melakukan urusan pembagian
penerimaan serta mempersiapkan surat dan ketetapan pajak,
mengembalikan kelebihan pembayaran pajak.
2.4.7. Kepala Seksi Penagihan
Adapun tugasnya adalah :
1. Mengelola, mengendalikan tagihan kepada wajib pajak yang
terkait
2. Memberikan nilai sangsi kepada wajib pajak yang melangggar
3. Memberikan batasan waktu pembayaran kepada wajib pajak
4. Membuat laporan hasil penagihan pajak
2.4.7.1. Korlak Penagihan aktif
Yaitu melakukan teguran dan penagihan langsung
(obyek pajak) kepada wajib pajak.
2.4.7.2. Korlak TU Piutang Pajak
Yaitu melakukan pencatatan dan urusan tata usaha
piutang dan tunggakan pajak.
2.4.8. Kepala Seksi Keberatan dan Pengurangan
Adapun tugasnya adalah :
1. mengendalikandan mengkoordinasikan kegiatan keberatan dan
pengurangan oleh wajib pajak
2. Membagi data kepada tiap korlak sesuai pengajuan
3. Membuat laporan kegiatan untuk pendataan dan dokumentasi
2.4.8.1. Korlak Keberatan dan Banding
Yaitu melayani pengajuan keberatan, dan melakukan
penyelesaian keberatan dan penyelisihan pajak.
10
2.4.8.2. Korlak Pengurangan
Yaitu melayani pengajuan pengurangan dan melakukan
kordinasi penambahan pengurangan pajak.
2.4.9. Kelompok Tenaga Fungsional
Yaitu para pegawai umum yang bertugas melakukan urusan
peyuluhan serta pelayanan konsultasi di bidang perpajakan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan
bagi wajib pajak yang belum mengetahui tentang pajak dan
kegunaanya.
11
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Umum Tentang Sistem Informasi
3.1.1. Konsep Dasar Pengertian Sistem
3.1.1.1. Pengertian Sistem
Pengertian sistem adalah “ Sekelompok elemen-elemen
yang paling berinteraksi dengan maksud yang sama untuk
mencapai tujuan, dimana elemen mempunyai tiga elemen
utama input, transformasi dan output” (Raymond Mc Leod, Jr :
2001).
Sistem juga didefinisikan sebagai “ Suatau jaringan
procedure yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan/instansi” (Mulyadi :
1997).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Sistem
adalah “Suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau subsistem
yang beribterksi untuk bertujuan yang diinginkan”.
3.1.1.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik-karakteristik
atau sifat-sifat yang tertentu (Jogiyanto H.M :1993) yaitu :
a.Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berinterkasi, bekerja sama membentuk satu-
kesatuan. Komponen-kompenen sistem atau elemen-
elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-
bagian sistem.
b. Batas Sistem
Batasan sistem merupakan sistem yang membatasi
antara suatu sistem dengan yang alinnya atau dengan
lingkungan luarnya. Batasan tersebut memungkinkan suatu
sistem dipandang sebagai salah satu kesatuan,juaga
menunjuk ruang lingkup dari sistem tersebut.
11
12
c.Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Adalah apapun diluar batas dari siostem yang
dipengaruhi oleh sistem operasi. Lingkungan luar sistem
dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan
sistem tersebut. Lingkungan luar sistem yang
menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan
demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan
lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan
dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan
hidup sistem.
d. Penghubung Sistem
Merupakan media penghubung antar suatu
subsistem dengan sub sistem lainnya. Output dari
subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang
lainnya. Melalui penghubung tersebut subsistem dapat
berintegrasi dengan subsistem yang lainnya dan
membentuk suatu satu kesatuan.
e.Masukan Sistem
Masukan merupakan energi yang dimasukkan
kedalam sistem, dapat masukan perawatan dan sinyal.
Contohnya, dalam sistem komputer program merupakan
peralatan input yang digunakan untuk mengoperasikan
komputernya dan data adalah sinyal input untuk diolah
sebagai informaasi.
f. Keluaran Sistem
Adalah hasil energi yang diolah dan
diklasifikasikan sebagai keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan. Keluaran dapat berupa masukkan bagi
subsistem yang lain misalnya, sistem komputer panas
maka yang akan dihasilkan berupa keluaran tidak
diinginkan atau tidak berguna, merupakan sisa hasil
pembuangan, dan informasi adalah keluaran yang
dibutuhkan.
13
g. Pengolahan Sistem
Sistem yang mempunyai bagian pengolahan atau
sistem itu sendiri bisa berperan sebagai pengolah juga.
Pengolahlah yang akan mengubah masukan menjadi
keluaran, misal sistem akutansi. Mengolah data-data
transaksi menjadi laporan-laporan keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen.
h. Sasaran Sistem
Sistem pastilah mempunyai tujuan dan sasaran, jika
sistem tidak mempunyai tujuan maka sistem tersebut tidak
berguna. Sasaran sistem adalah masukkan yang dibutuhkan
sistem. Sistem yang berhasil jika mengenai sasaran atau
tujuannya.
3.1.2. Konsep Dasar Pengertian Informasi
3.1.2.1. Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi
suatubentuk yang penting atau bernilai bagi penerimanya, dan
mempunyai nilai yang penting atau bernilai bagi penerimanya,
dan mempunyai nilai yang nyata untuk digunakan dalam
mengambil keputusan baik sekarang maupun yang akan
datang. (Gordon B. Davis : 2001)
Informasi juga merupakan data yang telah diproses dan
memiliki arti terhadap pemakai dalam membuat keputusan
untuk pemecahan masalah. (Raymond Mcleod. Jr : 2001)
Dari definisi dapat simpulkan bahwa informasi adalah
data yang sudah diolah menjadi bentuk lebih berguna dan
penerimanya, yang mengggambarkan suatu kejadian yang
dipakai sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan.
3.1.2.2. Kualitas Informasi
Kualitas informasi tergantung dari tiga hal, yaitu :
a. Akurat (Accurate)
Akurat berarti informasi harus bebas dari
kesalahan-kesalahan dan tidak bisa menyesatkan. Akurat
juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
14
maksudnya, informasi juga harus akurat karena sumber
informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang
dapat berubah atau merusak informasi tersebut.
b. Tepat Waktu (Timeliness)
Tepat waktu berarti informasi yang datang pada
penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah
usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi
merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
c. Relevan (Relevance)
Relevan berarti harus mempunyai manfaat bagi
pemakainya. Relevasi informasi tia-tiap orang satu dengan
lainya berbeda.
3.1.3. Konsep Dasar Sisten Informasi
3.1.3.1. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Dawis sistem
informasi merupakan suatu sistem didalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan-kebutuhanpengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan pihak
tertentu dengnan laporan uang yang diperlukan. (Jogiyanto
H.M : 2003) .
Dalam suatu sistem informasi terdapat beberapa
komponen yang melengkapi antara lain :
1. Blok Masukkan (input)
Blok masukkan dalam hal ini berupa input data
yang masuk ke dalam suatu sistem informasi, juga
termasuk metode serta media untuk menangkap data yang
dimasukkan.
2. Blok Model
Blok model merupakan kombinasi dari
prosedur, logika dan model matematika yang akan
memanipulasi data masukkan dan data tersimpan di dalam
basis data dengan tertentu untuk menghasilkan keluaran
yang diinginkan.
15
3. Blok Keluaran (output)
Blok keluaran merupakan produk atau hasil dari
sistem informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
berguna bagi semua tingkat manajemen.
4. Blok Teknologi
Blok teknologi digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan, mengakses data dan
mengirim keluaran serta mengendalikan sistem secara
keseluruhan.
5. Blok Basis Data
Basis data merupakan suatu pengorganisasian
sekumpulan data yang lain terkait sehingga memudahkan
aktivitas untuk memperoleh informasi. (Abdul Kadir :
2003)
6. Blok Kendali
Blok kendali merupakan blok pengendali didalam
suaru proses masukkan, keluaran serta pengaksesan data
yang terjadi.
3.1.3.2. Sistem Informasi Manajemen
Menurut George M. Scott, sistem informasi
manajemen adalah sekumpulah dari interaksi sistem-sistem
informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan
manajerial maupun kebutuhan operasi. Sedangkan menurut
Gordon B. Davis, sistem informasi manajemen merupakan
sistem manusia atau mesin yang menyediakan informasi untuk
mendukung operasi manajemen dan penggambilan keputusan
dari suatu organisasi. (Jogiyanto H.M : 1993)
Dari beberapa definisi diatas, maka kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa sistem informasi manajemen
adalah :
1. Kumpulan dari sistem informasi.
2. menghasilkan informasi yang berguna untuk semua
tingkatan manajemen
16
3.1.4. Konsep Dasar Sistem Informasi Berbasis Komputer
3.1.4.1. Pengertian Komputer
Komputer adalah serangkain alat elektronika yang
dapat menerima inputan data yang digunakan dalam mengolah
data, memberikan informasi dan bekerja sama otomatis
(Jogiyanto H.M : 1993). Komputer juga didefinisikan sebagai
serangkaian atau sekelompok mesin elektronik yang terdiri
dari ribuan bahkan jutaan komponen yang saling bekerja sama,
serta membentuk sistem kerja yang rapi dan teliti, sistem kerja
ini kemudian secara otomatis diberikan kepadanya (Edi
Noersasongko, 1996)
Sistem kerja komputer meliputi pemasukan data
(inputing), pengolahan data (processing), penyajian informasi
hasil proses (output). Ada tiga aspek yang berperan penting
dalam pengolahan data elektronik dengan komputer, yaitu
hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak) dan
brainware (pemakai)
3.1.4.2. Sistem Informasi Berbasis Komputer
Menurut Abdul Kadir sistem informasi berbasis
komputer mengandung unsur-unsur sebagai berikut (Abdul
Kadir : 2003) :
a. Manusia
Unsur manusia dalam sistem informasi berbasis
komputer sangat berperan penting agar sistem yang
diciptakan dapat bermanfaat. Unsur tersebut meliputi para
staf profesional, para pemakai sistem informasi tersebut.
b. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras ini terdiri dari komputer itu sendiri
bersama dengan peralatan pendukungnya, seperti peralatan
komunikasi, peralatan penyimpanan dan peralatan lainnya.
c. Perangkat Lunak (Software)
Terdiri dari program-program komputer beserta
petunjuk-petunjuknya, program ini meliputi instruksi yang
dapat dibaca oleh mesin sehingga dapat memerintahkan
17
bagian-bagian dari sistem informasi berbasis komputer
untuk dapat berfungsi sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan suatu keluhan seperti yang diinginkan.
d. Data
Data yang dimasukkan dalam sistem informasi
berbasis komputer akan diolah sehingga menghasilkan
yang akurat dan bermanfaat bagi pemakai.
3.1.5. Sistem Manajemen Basis Data
Suatu sistem manajemen database berisi satu koleksi yang saling
berelasi dan satu set program untuk mengakses data tersebut. Jadi
sistem manajemen berbasis data terdiri dari database dan set program
pengelolanya untuk menambah data, menghapus data dan membaca
data.
3.1.5.1. Pengertian Basis Data
Abdul Kadir (2003) mendefinisikan basis data
sebagai “suatu pengorganisasian sekumpulan data yang lain
terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh
informasi”.
3.1.5.2. Teknik Perancangan Basis Data
Perancangan basis data menggunakan teknik
normalisasi, proses normalisasi merupakan proses
pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang entity
dan relasinya.
3.2. Analisa Sistem
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai Penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-
permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-
perbaikan.
Tahap-tahap dalam analisa sistem (jogiyanto H.M, 2005):
1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah
a. Mengindentifikasikan penyebab masalah
18
b. Mengidentifikasikan titik keputusan
c. Mengidentifikasikan personil-personil kunci
2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
a. Menentukan jenis penelitian
b. Merencanakan jadual penelitian
c. Mengatur jadual wawancara
d. Mengatur jadual observasi
e. Mengatur jadual pengambilan sampel
f. Membuat penugasan penelitian
g. Membuat agenda wawancara
h. Mengumpulkan hasil penelitian
3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem
a. Menganalisis kelemahan Sistem
b. Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen
4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis
Tujuan :
a. Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan
b. Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah
ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai
menurut manajemen
c. Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak
manajemen
d. Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk
melakukan tindakan selanjutnya
3.3. Perancangan sistem
Menurut George M Scott, perancangan sistem (design system)
menentukan bagaimana sustu sistem menyelesaikan apa yang mesti
diselesaikan, tahap ini menyangkut kofigurasi dari komponen-komponen
perangkat lunak dan perangkat kerasdari suatu sistem sehingga setelah instalasi
dari sistem, akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah di
tetapkan sebagai tahap akhir perancangan sistem.
Tahap perancangan sistem mempunyai 2 tujuan utama yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
19
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai sasaran-
sasaran sebagai berikut :
1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah
digunakan. Ini berarti bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode
harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah
dipahami dan digunakan.
2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai
dengan yang didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan
pada tahap analisis sistem.
3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan
transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan
dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak
dilakukan oleh komputer.
4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk
masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan
informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang,
perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern.
Perancangan sistem ini menggunakan model air terjun (waterfall) karena
Dasar bagi model proses lainnya, Setiap tahap dikerjakan dengan lengkap dan
jelas serta mempunyai dokumentasi yang baik.
Tahapan model waterfall menurut pressman(1997) adalah suatu model
yang mana pada sekumpulan pekerjaan, sebuah tahap harus diselesaikan
terlebih dahulu sebelum tahap berikutnya dimulai. Fase model Waterfall yaitu :
1. Requirement definitions
Konsep software yg akan dibuat dieksplorasi dan ditentukan serta kebutuhan
klien dikumpulkan
2. System and Software Design.
Pada tahap ini spesifikasi dijadikan rancangan yang matang dalam bentuk
desain arsitektur dalam modul-modul dan desain rincian setiap modul.
3. Implementation and unit testing
Rancangan setiap komponen dikodekan dan dites
20
4. Integration and system testing
Komponen-komponen disatukan dan dites secara keseluruhan. Setelah itu tes
dilanjutkan pada klien (acceptance testing) dan akhirnya produk diinstal pada
komputer klien.
5. Operation and Maintenance
Perawatan dari produk yang telah diinstal pada komputer klien.
Maintenance : Repair dan Update.
Gambar 3.1 model waterfall
Sumber : Pressman,s,Roger, Rekayasa Perangkat Lunak;
Pendekatan Praktisi, jilid 1,199
3.4. Alat Bantu Analisa Sistem
3.4.1. Bagan Alir (flowchart)
Bagan alir(flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan alir
dalam program atau prosedur secara logika. Bagan ini digunakan unruk
membantu dalam dokumentasi dan komunikasi.
Ada beberapa macam bagan Alir, yaitu:
1. Bagan Alir Sistem(System flowchart)
Bagan Alir sistem adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan
secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelskan urutan dari
prosedur yang ada di dalam sistem dan apa yang di kerjakan
sistem.
Requirement Definitions
System and Software Design
Implementation Unit Testing
Integration and System Testing
Operation and Maintenaince
21
Tabel 3.1 Simbol Bagan Alir Sistem
Nama Simbol Gambar Simbol
Simbol Dokumen
Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk
proses manual, mekanik maupun komputer
Simbol Kegiatan Manual
Digunakan untuk mendefinisikan pekerjaan manual.
Simbol Kartu plong / Punched Card
merepresikan input/output yang menggunakan kartu
plong (punched Card).
Proses
Menunjukkan operasi pemrosesan yang dilakukan oleh
komputer.
Operasi Luar
Menunjukkan pemrosesan yang dilakukan di luar
operasi komputer.
Simbol hard disk
Menunjukkan input/output menggunakan hard disk
Simbol pengurutan offline
Menunjukkan proses pengurutan data di luar proses
computer.
Simbol pita magnetik
Menunjukkan input/output menggunakan pita magnetic.
Simbol drum magnetik
Menunjukan input/output menggunakan drum magnetik.
Simbol keyboard
Menunjukkan input yang menggunakan online keyboard
22
Simbol Penghubung
Menunjukkan symbol penghubunh dalam lembar yang
sama / halaman yang berbeda.
Simbol Alir data
Menunjukkan arus dari proses
Sumber : Jogiyanto H.M, Analisa dan Desain Sistem Informasi, 2005
2. Bagan Alir Dokumen(Document Flowchart)
Bagan Alir Dokumen disebut juga bagan Alir formulir dan
merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan
formulir termasuk tembusannya.
3. Bagan Alir Skematik(Shematic Flowchart)
Bagan Alir ini merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir
sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem.
Perbedaanya adalah bagan alir skematik selain menggunakan
simbol-simbol bagan alir, juga menggunakan gambar-gambar
computer dan peralatan lain yang digunakan, dengan tujuan untuk
lebih mudah dipahami.
4. Bagan Alir Program(Programme Flowchart)
Merupakan bagan alir yang menjelaskan secara rinci langkah-
langkah dalam proses program. Bagan alir ii terdiri dari dua
macam, yaitu bagan alir logika program( untuk menggambarkan
tiap langkah di dalam program computer secara logika), dan bagan
alir computer terinci (untuk menggambarkan instruksi-instruksi
program komputer secara terinci.
Tabel 3.2. Simbol Bagan Alir Program
23
Simbol Keterangan
Dokumen
Menunjukkan dokumen input dan output baik
untuk proses manual mekanaik atau komputer.
Kegiatan Manual
Digunakan untuk mendefinisikan pekerjaan
manual
Simpan Offline
File non komputer yang diarsipkan urut angka
(Numerik)
File non komputer yang diarsipkan urut huruf
abjad (alphabetic)
File non komputer yang diarsipkan urut tanggal
Penjelasan
Penjelasan menunjukkan penjelasan dari suatu
proses
Kartu Plong
Menunjukka input atau output yang
menggunakan kartu plong.
Proses
Menunjukkan kegiatan proses darioperasi
program komputer.
Harddisk
Menunjukkan input atau output menggunakan
harddisk
Garis Alir
Menunjukkan arah arus dari proses
Sumber : Husni Iskandar Pohan, Kunassriyanto Saiful Bahri,
Pengantar Perancang Sistem (1997).
N
C
A
24
5. Bagan Alir Proses(Process Flowchart)
Merupakan bagan alir yang banyak digunakan dalam bidang
teknik industri. Bagan ini juga berguna bagi analisis sistem untuk
menggambarkan proses dalam satu prosedur.
3.4.2. Data Flow Diagram (DFD) dan Context Diagram
3.4.2.1. Context Diagram
Diagram konteks yaitu diagram yang menunjukan
batas sistem informasi, merupakan pandangan dari sistem
informasi yang hanya menunjukkan hubungan antara proses
dengan entitas.
Tabel 3.3 Simbol Diagram Konteks (Context Diagram)
NAMA SIMBOL SIMBOL
PROSES
Menunjukkan proses dari keseluruhan
sistem.
ENTITY
Menunjukkan kesatuan luar external entity.
ALIRAN DATA
Arus data.
Sumber : Kusnasriyanto S. B dan Husni Iskandar Pohan
Pengantar Perencanaan Sistem 1997
3.4.2.2. Dekomposisi
Dekomposii merupakan bentuk grafik yang dapat
dipecah beberapa bagian yang kecil sehingga dipelajari.
Fungsi dekomposisi antara lain :
a. Memecahkan permasalahan yang besar ke dalam bagian-
bagian yang lebih kecil yang bisa dipecah.
b. Untuk membantu teting program
c. Untuk membantu penggambaran aliran
25
d. Untuk membantu di dalam melacak proses terkecil
sampai tinggi
3.4.2.3. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram(DFD) merupaka alat yang
digunakan untuk menggambarkan arus data dari sistem,
secara logika tanpa mempertimbangkan lingkugan fisik
dimana data tersebut mengalir/disimpan. DFD memudahkan
pemakai yang kurang menguasai bidang computer untuk
sistem yang dikerjakan.
Tabel 3.4 Simbol Data Flow Diagram
NAMA SIMBOL SIMBOL
PROSES
Menunjukkan transformasi dari masukan menjadi
keluaran, dalam hal ini sejumlah masukkan dapat
menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya.
ALIRAN DATA
Menggambarkan gerakan paket data atau
informasi dari satu bagian lain dari sistem dimana
penyimpanan mewakili lokasi penyimpanan data
PENYIMPANAN
Mendefinisikan file, basis data atau sering kali
mendefinisikan bagaimana penyimpanan
diimplementasikan dalam sistem komputer..
TERMINATOR (ASAL / TUJUAN)
Melambangkan orang atau kelompok orang
(misalnya organisasi diluar sistem, grup,
departemen, perusahaan pemerintah) yang
merupakan asal data atau tujuan informasi
Sumber : Kusnasriyanto dan Husni Iskandar Pohan
Pengantar Perancanaan Sistem 1997
3.4.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
Yaitu suatu model yang mendeskripsikan hubungan antara
penyimpanan data yang ada dalam DFD. Karena itu ERD berbeda
26
dengan DFD yang memodelkan fungsi sistem atau state Transition
Diagram.
ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk
menggambarkan strutur dan hubungan antar data misalnya pada
gambar dibawah ini :
Tabel 3.5 Simbol-simbol ERD
Nama Simbol Gambar Simbol
Simbol Entity
Digunakan untuk menggambar objek yang dapat
diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai.
Simbol Atribut
Digunakan untuk menggambarkan elemen-elemen,
dari suatu, entity yang menggambarkan karakter
entity
Simbol Relasi
Entity dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan
ini disebut relationship
Simbol Garis
Digunakan untuk menghubungkan antara entity
dengan entity atau entity dengan atribut.
Sumber : Fathansyah(1999)
Terdapat tiga macam hubungan antar entitas, yaitu :
1. Hubungan satu ke satu(One to One)
Setiap entitas dari gugus entitas tertentu direlasikan tepat
satu dengan gugus yang lain.
1 1
Wajib Pajak Mempuny
ai
NOP
27
2. Hubungan satu ke banyak (relasi 1-N)
Setiap entitas dari gugus tertentu direlasikan dengan satu
atau lebih entitas dari gugus lain ataupun sebaliknya.
1 N
3. Hubungan banyak ke banyak (relasi N-N)
Setiap entitas pada himpunan entitas pertama dapat
berelaasi banyak pada banyak entitas pada himpunan kedua,
demikian sebaliknya.
N N
3.5. Normalisasi
Normalisasi adalah proses pengorganisasian file untuk menghilangkan
group elemen yang berulang-ulang (Normalization) dan dilakukan dalam
merubah bentuk database dari struktur jaringan menjadi struktur hubungan.
Beberapa konsep yang harus diketahui yaitu :
1. Field/Atribut kunci
a. Candidate Key
Suatu atribut yang mengidentifikasikan dan secara urut suatu
kejadian. Spesifik dan entity.
b. Primary Key
Suatu atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara urut
suatu kejadian yang spesifik tetapi juga dapat mewakili setiap
kejadian dan suatu entity.
c. Alternatif Key
Candidat key yang tidak digunakan sebagai primary key biasanya
digunakan untuk sorting data.
d. Foreign Key
Suatu atribut yang melengkapi suatu hubungan yang menunjukkan
ke induk karyanya.
Petugas penilai penilaian
Obyek pajak
Obyek pajak Menghasilka
nSPOP
28
2. Functional Dependency/Ketergantungan fungsional
Hubungan antara satu atribut dengan atribut yang lain dalam relasi
R, atribut Y dikatakan tergantug fugsional kepada atribut X (dengan X
sebagai kunci kandidat) jika dan hanya jika dua record yang berbeda
mempuyai nilai X yang sama, maka nilai Y juga harus sama.
Dalam hal ini X dan Y melambangkan atribut-atribut dalam relasi
R. notasinya : R. X →R.Y
3. Bentuk-bentuk dalam Normalisasi
a. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, data
dapat saja lengkap atau terduplikasi dan terkumpul apa
adanya.
b. Bentuk normal kesatu (1NF)
Bentuk normal kesatu mempunyai ciri-ciri data dibentuk
dalam flat file (file datar/rata), tiap file hanya mempunyai satu
pengertian, bukan merupaka kumulan kata-kata yang memiliki
arti mendua. Suatu table memenuhi Normal Pertama(1NF) jika
dan hanya jika tabel tersebut tidak memiliki atribut bernilai
banyak.
c. Table normal kedua (2NF)
Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk
data telah memenuhi criteria bentuk normal kesatu. Atribut
bukan kunci haruslah bergantung secara fugsi kepada kunci
utama, sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah
sudah ditentukan kunci fieldya. Kunci field harus unik dan
dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
d. Bentuk normal ketiga (3NF)
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah
dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan kunci
hanya bergantung pada primary key secara menyeluruh.
3.6. Kamus Data
Kamus data merupakan fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi (Jogiyanto H. M : 1990). Tujuan adalah untuk memberikan
informasi mengenai defisi, struktur, pemakai dari masing-masing elemen.
29
Fungsi-fungsi Directonary adalah :
1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan
dalam DFD (Data Flow Diagram).
2. Mendiskripsikan komposisi penyimpanan
data yang bergerak melalui aliran data pada DFD (Data Flow
Diagram).
3. Menspesifikaasikan komposisi penyimpanan
data.
4. Mendiskripsikan komposisi penyimpanan
data.
5. Mendiskripsikan hubungan detail antara
penyimpanan.
Tabel 3.6 Simbol Kamus Data
NO. SIMBOL URAIAN
1. = Terdiri dari
mendefinsikan, diuraikan
menjadi artinya.
2. + Dan.
3. ( ) Optimal (Boleh ada atau
tidak).
4. { } Pengulangan.
5. [ ] Memilih salah satu dari
sejumlah alternatif.
6. * * Komentar.
7. @ Identifikasi atribut kunci.
8. | Pemisahan sejumlah
alternatif pilihan antara
simbol [ ].
Sumber : Jogiyanto H. M Analisa dan Desain 1993
3.7. HIPO (Hierarchy Plus input-proses-Output)
HIPO sebenarnya adalah alat dokumen program, akan tetapi sekarang
banyak digunakan teknik dokumen dalam siklus pengembangan sistem.
Penggunaan HIPO mempunyai sasaran utama sebagai berikut :
30
a. Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi-fungsi dari
sistem.
b. Untuk lebih menekankan fungsi-fungsi yang harus diselesaikan oleh
program.
c. Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus
digunakan dan output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungsi
pada tiap-tiap tingkatan dan diagram-diagram HIPO.
d. Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan pemakai.
3.8. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-
undang(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
PBB adalah Penerimaan Pajak Pusat yang sebagian besar hasilnya
diserahkan kepada daerah. Dalam anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), penerimaan PBB tersebut dimasukkan dala kelompok penerimaan
Bagi Hasil Pajak.
3.8.1. Dasar Hukum
Landasan hukum Pajak Bumi dan Bangunan adalah Undang-
undang Nomor 12 tahun 1994 tentang pajak bumi dan bangunan.
3.8.2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, Yaitu :
3.8.2.1. Fungsi budgetair
Pajak sebagai sumber bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaranya.
3.8.2.2. Fungsi Mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonmi.
3.8.3. Obyek PBB
31
Obyek PBB adalah bumi dan bangunan sesuai pasal 2 ayat
(1) UU No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 12 Tahun 1994.
Yang dimaksud obyek dengan bumi adalah permukaan bumi
yang meliputi tanah dan perairan serta laut indonesia, dan tubuh
bumi yang berada di bawahnya.
Sedangkan bangunan, berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-
undang tersebut, adalah konstruksi yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah dan/atau perairan. Termasuk dalam pegertian
bangunan adalah :
a. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks
bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemen, dan lain-lain
yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan
tersebut.
b. jalan tol;
c. kolam renang;
d. pagar mewah;
e. tempat olahraga;
f. galangan kapal;
g. fasilitas lain yang memberikan manfaat.
Jenis Obyek Pajak Bangunan :
1. Obyek Pajak Individu atau perorangan yaitu obyek
pajak yang dikenakan berupa tempat tinggal, contoh :
Rumah
2. Obyek Pajak umum yaitu pengenaan obyek pajak yang
tanah dan atau bangunan yang berfungsi unuk umum
dan memberikan keuntungan, contoh : Gedung Bank
swasta,perusahaan,lembaga swasta,dan lain-lain.
3.8.4 Obyek Pajak Yang Tidak Dikenakan PBB adalah :
Sesuai dengan Pasal 3 ayat (10 no. 12 Tahun 1994 obyek
pajak yang tidak dikenakan PBB adalah obyek pajak yang :
32
1. Digunakansemata-mata untuk melayani kpentingan umum di
bidang ibadah, sosial,kesehatan pendidikan dan kebudayaan
nasional untuk memperoleh keutungan.
2. Digunakan utuk kuburan,peningggalan sejarah atau sejenis itu.
3. Merupakan hutan lindung, wisata, taman nasional, dan tanah
negara yang dibebani oleh suatu hak.
4. Digunakan oleh badan atau perwakilan internasional yang
ditentukan menteri keuangan.
BAB IV
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1. Analisis Sistem Laporan Pengenaan Obyek Pajak Bangunan Di Kantor
Pelayanan Pajak Bumi Dan Bangunan Demak
Sistem Informasi Laporan Pengenaan Obyek Pajak KPPBB Demak
melalui tahapan prosedur yang telah di keluarkan atau ditetapkan oleh Kantor
Direktorat Jendral Pajak yaitu : dari mulai mendaftarkan diri menjadi wajib
pajak sehingga mendapatkan NOP(Nomor OByek Pajak) dengan menyerahkan
data diri. Data diri ini akan menjadi arsip untuk menghitung berapa jumlah
pajak yang harus dibayarkan tiap wajib pajak per bulanya dengan tariff PBB
sebesar setengah persen (0.5%) dari Nilai Jual Kena Pajak dan berlaku utuk
semua jenis obek pajak.
Wajib pajak kemudian akan mendapatkan penerbitan SPPT (Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang) yang berisikan antara lain nama serta alamat
wajib pajak, data-data mengenai obyek pajak, besarnya pajak terutang, tempat
pembayaran, dan jatuh tempo pembayaran. Hasil penghitungan yang
menjadikan pembebanan pajak yang ditetapkan dalam SPPT secara
keseluruhan akan menghasilkan pokok ketetapan PBB.
33
4.1.1 Flowchart Dokumen Sistem Informasi Pengenaan Obyek Pajak BangunanAdministrasi Kasi Pendanil Petugas Penilai32
34
Data WP
1
Daftar WP 2
Input Data WP
2
Daftar WP1
N1
start
Diteliti dan membuat data nilai dari WP
2Data perhitungan 1
2Data penetapan 1
2
Data pembebanan pjk 1
2N
2
Data perhitungan 2
Data penetapan 2
Data pembebanan pjk 2
Membuat surat penilaian pjk
2Srt perhitungan1
2Srt penetapan 1
2
Srt pembebanan pjk 1
N 3
3
35
Kepala KPP Kasi Pendanil Petugas penilai
ACC srt penilaian
Srt perhitungan ACC 22Srt penetapan ACC
Srt pembebanan pjk ACC
4
Srt perhitungan 2 22Srt penetapan 2
Srt pembebanan pjk 2
36
Kepala KPP Kasi Pendanil Wajib Pajak
4
Srt penetapan ACC
Srt pembebanan pjk ACC
Srt perhitungan ACC 22
ACC srt penetapan,perhitungan,pembebanan pjk
Srt penetapan ACC
Srt perhitungan ACC 22Srt pembebanan pjk ACC
5
5
Srt penetapan ACC
Srt perhitungan ACC 22Srt pembebanan pjk
ACC
Menerima &ACC srt penetapan,perhitungan,pembebanan pjk
Srt penetapan ACC
Srt perhitungan ACC 22Srt pembebanan
pjk ACC
6
6
Srt penetapan ACC
Srt perhitungan ACC
Srt pembebanan pjk ACC
Mencatat dlm buku pengawaan & membuat salinanya
2
Srt penetapan ACC1
2
Srt perhitungan ACC1
2
Srt Pembebanan pjk ACC1
8N
7
37
Gambar : 4.1 Flowchart Dokumen Sistem Informasi Laporan Pengenaan Objek Pajak bangunan
Keterangan : Kasi Pendanil : Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian
7
Srt Pembebanan pjk ACC2
Menerima srt pembebanan pjk ACC
Srt Pembebanan pjk ACC
N
8
Srt penetapan ACC2
Srt perhitungan ACC2
Membuat laporan srt penetapan,perhitungan dan arsip
2
Lap. penetapan ACC 1
2
Lap perhitungan ACC 1
N 9
9
Lap. penetapan ACC 2
Lap perhitungan ACC 2
Menerima & ACC lap penetapan,perhitungan
Lap.penetapan & perhitungan ACC
N
38
Penjelasan Flowchart Dokumen :
1. Bagian administrasi memasukkan data wajib pajak untuk membuat
daftar wajib pajak sebanyak 2 rangkap yang satu di arsip oleh pihak
administrasi sedangkan yang satunya lagi di teliti oleh pihak Kasi
Pendanil kemudian membuat data nilai dari daftar wajib pajak yang
terdiri dari data perhitungan, pembebanan pajak, dan penetapan yang
masing-masing data tersebut dibuat rangkap 2. Salah satu di arsip
sedangkan yang satunya lagi diberikan kepada petugas penilai untuk
dibuat surat nilai(pengenaan pajak).
2. Surat penetapan, perhitungan dan pembebanan pajak tersebut
kemudian diseahkan kembali kepada Kasi Pendanil untuk di ACC.
Surat penetapan, perhitungan, dan pembebanan pajak diberikan
kepada Kepala KPP untuk di ACC yang selanjutnya diberikan
kembali kepada Kasi Pendanil untuk di ACC dan diteruskan kepada
petugas penilai untuk dicatat dalam buku pengawasan penilaian dan
dibuat salinanya. Surat penetapan, perhitungan, dan pembebanan
pajak dibuat rangkap dua. Yang satu dibuat arsip dan yang satunya
diberikan kepada Kasi Pendanil berupa surat penetapan dan surat
perhitungan, serta surat pembebanan pajak kepada Wajib pajak.
3. Surat penetapan dan surat perhitungan diberikan kepada Kasi
Pendanil untuk di ACC dan membuat laporan surat penetapan dan
surat perhitungan sebagai arsip
4. Laporan yang telah di ACC Kasi Pendanil selanjutnya disampaikan
kepada Kepala KPP.
39
4.2. Perancangan sistem
4.2.1 Context Diagram
Gambar :4.2 Context Diagram
Keterangan :
WP : Wajib Pajak
Kasi Pendanil : Kepala seksi Pendataan dan Penilaian
0
SI ProsesPengenaan Obyek PajakBangunan
WajibPajak
KasiPendanil
PetugasPenilai
KepalaKPP
data_WP
data_laporan_nilai
data_nilai_WP
arsip_data_nilai
data_arsip_srt_nilai
persetujuan_data_nilai
laporan_WP
laporan_data_nilai
informasi_WParsip_WP
arsip_srt_nilai
srt_nilai
persetujuan_WP
Project Name:Project Path:Chart File:Chart Name:Created On:Created By:Modified On:Modified By:
New Project Namec:\maskuri\dfd00001.dfdContext DiagramOct-12-2009CELENGOct-12-2009CELENGi
40
41
4.2.2. DFD Level 0
Gambar : 4.3 DFD Level 0
Keterangan :
42
WP : Wajib Pajak
Kasi Pendanil : Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian
43
4.2.3 DFD Proses Pendataan
Gambar : 4.4 DFD Proses Pendataan
Keterangan :
WP : Wajib Pajak
Kasi Pendanil : Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian
1.1
PendataanPengenaan Pajak
1.2
PendataanWP
nilaiWajibPajak
KasiPendanil
KasiPendanil
WajibPajak
data_WP
arsip_WP
persetujuan_WP
informasi_WP
nilaidata_arsip_srt_nilai
data_laporan_nilaidata_nilai_WP
Project Name:Project Path:Chart File:Chart Name:Created On:Created By:Modified On:Modified By:
New Project Namec:\maskuri\dfd00004.dfdDFD Proses PendataanOct-12-2009CELENGOct-12-2009CELENG
44
45
4.2.4 DFD Proses Pemeriksaan
Gambar : 4.5 DFD Proses Pemeriksaan
2.1
Pemeriksaan PetugasPenilai
WajibPajak
nilai
srt nilai
nilai
srt_nilai
arsip_data_nilai
srt nilai
arsip_srt_nilai
Project Name:Project Path:Chart File:Chart Name:Created On:Created By:Modified On:Modified By:
New Project Namec:\maskuri\dfd00005.dfdDFD Proses PemeriksaanOct-12-2009CELENGOct-12-2009CELENG
46
47
4.2.5 DFD Proses Laporan
KasiPendanil
srt nilai
3.1
LaporanWP
3.2
LaporanPengenaan Pajak
KepalaKPP
srt nilaisrt nilai
persetujuan_data_nilaipersetujuan_data_nilai
laporan_WP laporan_WP
laporan_data_nilailaporan_data_nilai
Project Name:Project Path:Chart File:Chart Name:Created On:Created By:Modified On:Modified By:
New Project Namec:\maskuri\dfd00006.dfdDFD Proses LaporanOct-12-2009CELENGOct-12-2009CELENG
48
Gambar :4.6 DFD Proses Laporan
Keterangan :
WP : Wajib Pajak
Kasi Pendanil : Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian
49
4.3. HIPO
SI Proses Pengenaan
Obyek Pajak PBB
Pemeriksaan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Level 0
LaporanPendataan
Pendataan Wajib Pajak
Pendataan Pengenan
Pajak
Laporan Wajaib Pajak
Laporan Pengenaan
Pajak
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Level 1
50
Gambar : 4.7 HIPO
4.4. ERD
Diagram Entitas Wajib Pajak– Administrasi
*NOP*Nip
51
Gambar : 4.8 Diagram Hubungan Entitas Wajib Pajak-Administrasi
4.5 Normalisasi
4.5.1 Bentuk tidak normal
Kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan sesuai dengan apa adanya.
Nip Nama Alamat Jbtn_ptgs33.2103.090384 Andi Jl.fatah karyawan
Wajib Pajak Melaporkan pengenaan
Pajak
Administrasi
*NOP
nama
Alamat
Obyek_Pjk
Luas_bngn
*Nip
Nama
Alamat
Jbtn_ptgs
znt
M M
Luas_tnah
No_persil
Kode_jns_bngn
kelas
52
33.2103.090389 Amin Sayung Karyawan
Nop Nama Alamat Obyek_pjkKode_jns_bngn
Luas tanah
Luas_bngun
33.4.031.033.000.5660.2 Tio Dempet Perumahan 0035 160m² 110m²33.4.031.033.000.5665.2 150 m² 90 m²33.4.031.033.000.5667.2 Mawar Bonang Perumahan 0035 175 m² 110 m²33.4.031.033.000.5670.2 180 m² 115 m²
No persil Kelas Znt kota No_ketetapan Jml_nominal01 03 30A Demak 00120/002/09/09 20.150
00121/002/09/09 19.50002 02 35A Demak 00130/002/12/08 20.200
00131/002/12/08 20.800
Gambar :4.9 Tabel Tidak Normal
4.5.2 Bentuk Normal Pertama(1NF)
Suatu table memenuhi Normal Pertama(1NF) jika dan hanya jika tabel tersebut tidak memiliki atribut bernilai banyak.
Nip Nama Alamat Jbtn_ptgs33.2103.090384 Andi Jl.Fatah karyawan33.2103.090384 Andi Jl.Fatah karyawan33.2103.090389 Amin Sayung karyawan33.2103.090389 Amin Sayung karyawan
Nop Nama Alamat Obyek_pjk
Kode_jns_bngn
Luas_tanah
Luas_bngun
33.4.031.033.000.5660.2 Tio Dempet Perumahan 031 160m² 110m²33.4.031.033.000.5665.2 Tio Dempet Perumahan 031 150 m² 90 m²33.4.031.033.000.5667.1 Mawar Bonang Perumahan 031 175 m² 90m²33.4.031.033.000.5670.2 Mawar Bonang Perumahan 031 180 m² 115 m²
No persil Kelas Znt kota No_ketetapan Jml_nominal01 03 30A Demak 00120/002/09/09 20.50001 03 30A Demak 00121/002/09/09 19.50002 02 35A Demak 00130/002/12/08 15.75002 02 35A Demak 00131/002/12/08 20.800
Gambar : 4.10 Tabel normal pertama
53
4.5.3 Bentuk Normal Kedua (2NF)Karena terdapat satu atribut primary key, maka dapat
disimpulkan memenuhi normal kedua (2NF).
Tabel wajib pajak
Nop Nama Alamat Obyek_pjkLuas tanah
Luas_bngun
33.4.031.033.000.5660.2 Tio Dempet Perumahan 160m² 110m²33.4.031.033.000.5665.2 Tio Dempet Perumahan 150 m² 90 m²33.4.031.033.000.5660.1 Mawar Bonang Perumahan 150m² 90m²33.4.031.033.000.5670.2 Mawar Bonang Perumahan 180 m² 115m²
No_persil Kode_jns_bngn kelas znt01 031 03 30A01 031 03 30A02 031 02 35A02 031 02 35A
Tabel administrasiNip Nama Alamat Jbtn_ptgs
33.2103.090384 Andi Jl.Fatah karyawan33.2103.090384 Andi Jl.Fatah karyawan33.2103.090389 Amin Sayung karyawan33.2103.090389 Amin Sayung karyawan
Tabel ssp PBB(surat setoran pajak)
Nip NOP No_ketetapanJml_nominal
kota
33.2103.090384 33.4.031.033.000.5660.2 00120/002/09/09 20.500 Demak33.2103.090384 33.4.031.033.000.5665.2 00121/002/09/09 19.500 Demak33.2103.090389 33.4.031.033.000.5660.1 00130/002/12/08 15.750 Demak33.2103.090389 33.4.031.033.000.5670.2 00120/002/12/08 20.800 Demak
Gambar : 4.11 Tabel Normal Kedua
4.5.3 Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Semua atribut bukan kunci dari table yang telah terbentuk
tidak ada yang tergantung secara transitif pada atribut kunci, maka
memenuhi bentuk normal ketiga (3NF).
Key Field(KF) :
54
Nip ≠ Nama_wp,alamat_wp,Obyek_pjk,jml_nominal,
NOP,znt,no_persil,kode_jns_bngun,kelas,kota,no_
ketetapan
Nama_wp ≠ alamat_petugas, nama_petugas, NOP, Nip,
jml_nominal,kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs
Alamat_wp ≠ alamat_petugas,nama_petugs,NOP,jml_nominal,
kota,no_ketetapan,Jbtn_ptgs,Nip
Jns_pekerjaan ≠ alamat_petugas,nama_,NOP,Nip,jml_nominal,kota,
no_ketetapan,Jbtn_ptgs
NOP ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,jml_nominal,
no_ketetapan,Jbtn_ptgs,kota,Nip
jns_bangunan ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,Nip,kota
jml_nominal, no_ketetapan,Jbtn_ptgs
znt ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP, jml_nominal,
kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs, Nip
no_persil ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,jml_nominal,
kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs,Nip
kelas ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,jml_nominal,
kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs,Nip
kode_jns_bgn ≠ alamat_petugas,nama_petugas,NOP,jml_nominal,
kota, no_ketetapan,Jbtn_ptgs,Nip
No_ketetapan ≠ Nama_ptgs, jbtn_ptgs,Alamat_ptgs,nama_wp,kelas,
Alamat_wp,Obyek_pjk,kode_wil,znt,no_persil
jml_nominal ≠ Nama_ptgs, jbtn_ptgs,Alamat_ptgs,nama Alamat_
wp _wp, ,jns_bangunan,kode_jns_bgnn,
znt,no_persil,kelas
kota ≠ Nama_ptgs, jbtn_ptgsAlamat_ptgs,nama_wp, znt,
Alamat_wp,jns_bangunan,kode_jns_bgnn, kelas
no_persil.
nama_ptgs ≠ Kota,NOP,jml_nominal,nama_wp,Alamat_wp, ,znt
no_persil,jns_bangunan, kode_jns_bngn,kelas,
no_ketetapan
55
Alamat_ptgs ≠ Kota,NOP,jml_nominal,nama_wp,Alamat_wp,
no_persil, ,kelas,znt,jns_bangunan,
kode_jns_bngn,no_ketetapan
jbtn_ptgs ≠ Kota,NOP,jml_nominal,nama_wp,Alamat_wp,
no_persil,kelas,znt,jns_bangunan,kode_jns_bgnn,
no_ketetapan
Keterangan ≠ = tidak berhubungan dengan atribut tabel lain
Relasi tabel normal kedua
Wajib pajak SSP PBB AdministrasiNop *NamaAlamatObyek_pjkKode_jns_bangunNama_bangunLuas_anahLuas_bangunZntNo_persilkelas
*Nop**NipNo_ketetapanJml_nominalkota
*NipNamaAlamatJbtn_ptgs
* : Kunci Utama ** : Kunci Tamu
Gambar : 4.12 Relasi tabel normal ketiga
4.6 Kamus DataKamus Data pada pengolahan Data Elektronik sebagai berikut :
1. Data Wajib Pajak
Wajib Pajak
={NOP+Nama+Alamat+jns_bngn+Luas_tnh+
Luas_bngn+Kode_wil+No_persil+Kelas+
ZNT}
@NOP =1{numeric}20
Nama =1{Karakter}20
Alamat =1{Karakter}35
Obyek_pjk =1(Karakter025
Kode_jns_bgnun =1{Karakter}06
No_persl =1{Karakter}05
56
Kelas =1{Karakter}05
znt =1{Karakter}05
Jns_bngn =1{Karakter}25
Luas_tnh =1{karakter}10
Luas_bngn =1{Karakter}10
Ket :
Karakter =[A-Z |a-z|0-9]
Numerik =[0-9]
2. Data Administrasi
Administrasi = {Nip+Nama+Alamat+Jbtn_ptgs}
@Nip =1{Karakter}15
Nama =1{Karakter}25
Alamat =1{Karakter}35
Jbtn_ptgs =1{Karakter}15
Ket :
Karakter =[A-Z |a-z|0-9]
3. Data SSP PBB
SSP PBB ={Nip+NOP+No_ketetapan+
jml_nominal+Kota}
@Nip =1{Karakter)10
@@NOP =1{Numerik}20
No_ketetapan =1{Numerik}35
Jml_nominal =1{Numerik}17
Kota =1{Karakter)15
Ket :
Karakter =[A-Z |a-z|0-9]
Numerik =[0-9]
BAB V
PENUTUP
57
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan perancangan Sistem Laporan Pengenaan Obyek
Pajak Bangunan di KPPBB Demak ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Data Flow Diagram yang diperoleh dari Context Diagram terbagi dalam
beberapa Proses Yaitu DFD Level Pendataan, DFD Level Pemeriksaan,
dan DFD Level Laporan
2. Laporan Analisa dan perancangan sistem pengenaan Obyek Pajak
Bangunan di KPPBB Demak diharapkan memberikan masukan dalam
membuat sistem Informasi pengenaan Obyek Pajak
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai
berikut :
1. Perlunya mengikuti perkembangan teknologi guna menyempurnakan
sistem termasuk pengembangan perancangan sistem sebagaimana
fungsinya.
2. Meningkatakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pajak bumi dan
bangunan beserta manfaat buat pembangunan Negara
3. Menggalakkan kembali citra satelit(seperti Ikonos, quicbird)
utuk percepatan pendataan obyek pajak.
4. Membangun dan menigkatkan jaringan online pajak di
pedesaan untuk memudahakan wajib pajak melaporkan atau membayar
pajak di tempat.
DAFTAR PUSTAKA
55
58
Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Andi offset, Yogyakarta, 2003
Jogiyanto HM, MBA. Akt, Ph. D, Analisa dan Desain, Andi offset, Yogyakarta,
1993
Jogiyanto HM, MBA. Akt, Ph. D, Sistem Teknologi Informasi, Andi offset,
Yogyakarta, 2003
Kusnasriyanto S. B dan Husni Iskandar Pohan, Pengantar Perancangan Sistem, 1997
Bahri, Saiful Kusnassriyanto dan Pohan, Iskandar Husni. 1997. Pengantar
Perancangan Sistem. Erlangga.
Fathansyah, Ir, 2001. Basis Data. Bandung. Informatika.
Davis, Gordon B.2001 Manajemen Information System.
Raymond Mc Leod. Jr, Sistem Informaasi Manajemen, PT. Prehalindo, Jakarta, 2001
Pressman, S, Roger, 1997, ”Rekayasa Perangkat Lunak :Pendekatan Praktisi”, jilid 1,
ANDI, Yogyakarta
A.T. Salamun, 1990, Pajak, Citra dan Bebannya, Bina Rena Pariwara: Jakarta
Prof. Dr. Mardiasmo, MBA.Ak, Perpajakan, Edisi Revisi, Andi Yogyakarta, 2003