BAB VIII

download BAB VIII

of 7

description

xc

Transcript of BAB VIII

ALEXIUS SEBASTIAN GINTING11 306 012BAB VIIIANALISA KEKAR

8.1. Dasar TeoriPenganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam hubungannya dengan menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah tersebut. Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh Moody dan Hill (1956). Kekar merupakan suatu rekahan yang relatif tanpa mengalami pergesaran pada bidang rekahannya. Penyebab terjadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik. Kekar (joint) secara sederhana dikatakan sebagai rekahan berbentuk teratur pada masa batuan yang tidak menampakkan (dilihat dengan mata telanjang) telah terjadi pergeseran pada kedua sisi-sisinya.

Gambar 8.1. Kekar

8.2. Hubungan Gaya dan Pola KekarBerdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk pada daerah lipatan (syncline maupun anticline).Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :1. ElasticBenda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi pada bentuk dan ukuran semula. batas dimana suatu benda masih dapat kembali seperti semula jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar gaya yang bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula, jika gaya hilang.2. PlasticBenda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya dihilangkan.3. Brittle and DuctileBenda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya melewati titik elastic. Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan. Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan berupa syncline dan sesar turun terbentuk pada daerah lipatan yang berupa anticline. Hal ini dikarenakan ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar karena pergerakan yang terjadi pada bidang kekarDari penjelasan barusan, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.

Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan analisis kekar untuk mendapatkan nilai 1, 2, 3. Jika kedudukan 1, 2 relatif horizontal, sedangkan 3 relatif vertikal sehingga menghasilkan hanging wall bergerak naik terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar naik. Jika kedudukan 2, 3 relatif horisontal, sedangkan 1 vertikal sehingga menyebabkan hanging wall bergerak turun terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar turun. Jika kedudukan 1, 3 relatif horisontal, sedangkan 2 vertikal, sehingga menyebabkan blok bergeser ke kanan atau kiri maka sesar tersebut merupakan sesar geser.

8.3. Analisa KekarPenganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam hubungannya dengan menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah tersebut. Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh Moody dan Hill (1956).Dalam menganalisis kekar dapat dikerjakan dengan menggunakan tiga metode,yaitu:a. Histogramb. Diagram kipasc. StereografisDalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis hanyalah jurus dan kekar dengan mengabaikan besar dan analisis arah kemiringan sehingga analsis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis mempunyai dip yang cukup besar atau mendekati 900 .Gaya yang bekerja dianggap lateral, karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah N 1800 E dihitung sama dengan N 650 W . Jadi semua pengukuran dihitung ke dalam interval N 00 E- N 900 E Dan N 00 W N 900 W. Untuk analisis statistik , data yang diperkenankan umumnya 50 data , tetapi 30 data masih diperkenankan . Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan , karena gaya yang bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut berbeda.

Buat tabulasi fata dari hasil pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam tabel , kemudian buat interval misalnya 5 derajat . Hitung frekuensi dan prosentase masing-masing interval. Prosentase dihitung masing-masing interval terhadap pengukuran. Membuat histograma.Buat sumbu datar untuk jurus kekar dan sumbu tegak lurus sebagai prosentaseb.Sumbu datar terdiri dari interval N 00 E- N 900 E Dan N 00 W N 900 W. Buat skala sesuai interval.c.Buat balok masing-masing interval sesuai dengan besar prosentase msing-masing interval.

Membuat diagram kipas Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukan besar prosentase terbesar dari interval yang ada, misal 24%. Busur dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi menjadi 18 segmen). Plot jurus kekar sesuai interval. Buat busur lingkaran dengan jari-jari sama dengan prosentase masing-masing interval mulai dari batas bawah interval , hingga atas interval . Misal N 00 E N 50 W prosentase 20%, maka buat busur lingkaran dari sumbu dekat (N 00 E) hingga sama N 50 W dengan jari-jari skala 20%. InterpretasiArah gaya membentuk kekar membagi dua sudut lancip yang dibentuk oleh kedua kekar.a. Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jenis kekar) yang terbaca pada busur lingkungan , yang diperoleh dengan membeagi dua dari dua maksimal (interval dengan prosentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90 derajat.b. Pada Histogram, arah gaya sama dengan sudut yang terbaca pada sumbu datar yang merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak kurang dari 900.c. Bila ingin mencari arah sumbu lipatan , tambahkan 900 dari arah gaya , searah atau berlawanan jarum jam.

8.4. Alat dan Bahan8.4.1. Alat : Pensil Penghapus Pensil Warna Penggaris panjang Busur lingkar 36008.4.2. Bahan : Kertas HVS 5 Lembar atau sesuai kebutuhan Kertas kalkir 5 Lembar atau sesuai kebutuhan

8.5. Prosedur KerjaLangkah Kerja 1 : Membuat tabel dengan kolom arah, turus, jumlah dan presentase. Tulis arah (N 0 E) dengan interval 5, sampai 3600. Masukkan data menggunakan turus, kemudian hitung jumlahnya. Presentase hasil hitungannya.

Membuat Diagram Kipas Buat diagram kipas. Masukkan data dari tabel sesuai dengan jumlahnya dengan cara mengarsir daerah yang dimaksud. Arsiran terpanjang merupakan arah umum juga merupakan shear joint. Mencari 1 dari pertengahan derajat 290-295 dengan 255-260, sehingga didapatkan 2750 Pusat dari diagram kipas merupakan 2. 3 didapatkan dari 1 + 900 = 50.

Membuat Histogram Buat sumbu x dan sumbu y. Sumbu x sebagai besarnya sudut dan sumbu y sebagai jumlah. Masukkan data dari tabel. Jumlah tertinggi menunjukkan arah umum (shear joint). 00 sebagai 2, sesuai dengan diagram kipas. 1 = 2750, 3 = 50, sesuai dengan diagram kipas.

Membuat Diagram kontur Letakkan kertas kalkir pada polar equal area net. Gambarkan titik-titik yang dimaksud dari soal. Pindahkan kertas kalkir ke kalsbeek counting net. Beri angka pada titik pusat segienam sesuai dengan jumlah titik yang masuk dalam tiap segienam. Hubungkan dengan garis, titik-titik yang telah diberi angka tadi sesuai dengan jumlahnya. Beri warna bidang-bidang kontur yang terbentuk. Hubungkan titik pusat kontur dengan titik pusat lingkaran sebagai arah umum dan shear joint.

Langkah Kerja 2 : Membuat Analisa Masukkan/ letakkan kertas kalkir pada schimdt net. Gambar garis shear joint sesuai dengan kedudukannya pada diagram kontur tadi. Tarik garis lurus dari pusat lingkaran melalui perpotongan shear joint. Perpotongan shear joint sebagai 2. Membuat bidang bantu diukur 900 dari perpotongan shear joint. Cari tengah-tengah/ titik tengah antara kedua shear joint, kemudian hubungkan dengan pusat lingkaran. Perpotongan antara garis pertengahan shear joint dengan bidang bantu sebagai 3. Membuat garis lengkung dengan cara mencari garis yang kira-kira cocok untuk menghubungkan titik 3 dengan titik 2. Garis lengkung tersebut sebagai release joint. Membuat 1, 900 dari 3 ke arah barat dan akan berpotongan dengan bidang bantu pada 1 titik. Titik tadi sebagai 1. Hubungkan 1 dan 2, dengan garis lengkung sebagai extension joint.

8.6. Kesimpulan Arah semua tegasan dari suatu kekar dapat ditulis atau juga dapat digambarkan dengan metode statistika ataupun dengan stereonet. Dari data dilapangan dapat dianalisis untuk kemudian diketahui arah umum kekar dan juga arah tegasan. Kekar merupakan suatu rekahan yang relatif tanpa mengalami pergesaran pada bidang rekahannya. Penyebab terjadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik. Kekar (joint) secara sederhana dikatakan sebagai rekahan berbentuk teratur pada masa batuan yang tidak menampakkan (dilihat dengan mata telanjang) telah terjadi pergeseran pada kedua sisi-sisinya. Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi pada bentuk dan ukuran semula Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya dihilangkan. Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya melewati titik elastic Penganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam hubungannya dengan menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah tersebut. Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh Moody dan Hill (1956).

VIII-7