BAB VIII

32
142 BAB VIII PINTU DAN JENDELA 8.1 PINTU 8.1.1 Karakteristik Pintu Pintu adalah lobang penghubung antar ruangan, dipasang pada dinding dan mempunyai penutup yang dapat dibuka dan ditutup. Rangka pintu biasa disebut Kosen (jawa : gawang), dapat dibuka dari Alumiium dan Kayu. Rangka aluminium banyak dipakai untuk bangunan umum atau bangunan komersill, karena bentuknya indah dan memberi kesan mewah.Ukuran yang lazim dipakai adalah balok 6 / 12 dan 6 / 15 (cm2).Jenis kayu yang baik untuk rangka pintu adalah ; kayu jati, kayu kamper, kayu sawo nangka. Bagian-bagian dari rangka pintu adalah : Ambang atas : berfungsi untuk menahan beban pasangan bata dipasangnya. Tiang : untuk pegangan dan tumpuan daun pintunya. Kaki (tiang Duk) : dibuat dari campuran kedap air, 1 semen : 2 pasir, Fungsinya untuk melindungi tiang bagian bawah dari Air atau lembab, agar tidak cepat lapuk. Bagian ujung ambang yang menjepit pasangan bata, disebut telinga ambang (kupingan), dengan ukuran panjang 10-20 cm. Pada punggung tiang dipasang angkar baja sebagai pegangan rangka pintu dan ikatan dengan pasangan bata. Duk untuk pintu yang terlindung oleh pengaruh air, tingginya dibuat debgan ukuran 10-12 cm. Sedang daun pintu yang terkena air duknya dibuat dengan ukuran tinggi 15 cm.

Transcript of BAB VIII

Page 1: BAB VIII

142

BAB VIII

PINTU DAN JENDELA

8.1 PINTU

8.1.1 Karakteristik Pintu

Pintu adalah lobang penghubung antar ruangan, dipasang pada dinding dan

mempunyai penutup yang dapat dibuka dan ditutup.

Rangka pintu biasa disebut Kosen (jawa : gawang), dapat dibuka dari

Alumiium dan Kayu. Rangka aluminium banyak dipakai untuk bangunan

umum atau bangunan komersill, karena bentuknya indah dan memberi

kesan mewah.Ukuran yang lazim dipakai adalah balok 6 / 12 dan 6 / 15

(cm2).Jenis kayu yang baik untuk rangka pintu adalah ; kayu jati, kayu

kamper, kayu sawo nangka.

Bagian-bagian dari rangka pintu adalah :

• Ambang atas : berfungsi untuk menahan beban pasangan bata

dipasangnya.

• Tiang : untuk pegangan dan tumpuan daun pintunya.

• Kaki (tiang Duk) : dibuat dari campuran kedap air, 1 semen : 2

pasir, Fungsinya untuk melindungi tiang bagian bawah dari Air

atau lembab, agar tidak cepat lapuk.

Bagian ujung ambang yang menjepit pasangan bata, disebut telinga

ambang (kupingan), dengan ukuran panjang 10-20 cm. Pada punggung

tiang dipasang angkar baja sebagai pegangan rangka pintu dan ikatan

dengan pasangan bata.

Duk untuk pintu yang terlindung oleh pengaruh air, tingginya dibuat

debgan ukuran 10-12 cm. Sedang daun pintu yang terkena air duknya

dibuat dengan ukuran tinggi 15 cm.

Page 2: BAB VIII

143

Daun pintu dapat dibuat dari papan-papan yang dirangkai menjadi satu

(diklem), atau dari rangka papan tebal 3 cm yang bagian tengahnya diisi

dengan papan-papan yang lebih tipis atau kaca, jenis daun pintu disebut

pintu panel, macamnya dapat dilihat pada ganbar.

Daun pintu diletakkan pada rangka pintu dengan menggunakan engsel,

yang dipasang pada sponnengnya. Ukuran daun pintu selalu dibuat lebih

besar dari ukuran lobangnya pada rangka, yaitu dengan ditmbah dalamnya

sponneng.

Pintu memiliki beberapa fungsi yang dapat dipetakan sebagai berikut:

1. Masalah sekuritas/privasi.Kita tentu tidak menginginkan seseorang

yang tidak kita kenal menerobos masuk kerumah, karena rumah tidak

memiliki pintu. Sementara untuk anggota keluarga yang tinggal

dirumah tersebut, pintu kamar diciptakan untuk menjaga privasinya.

Pintu berfungsi sebagai pembatas antar saturuangan ke ruangan

lainnya.

2. Pintu dirumah secara umum berfungsi sebagai akses kaluar masuk

manusia menuju/ keluar dari ruang di dalam rumah dan sebaliknya.

3. Selain sebagai jalur sirkulai manusia, juga berfungsi mengalirkan

udara kedalam rumah misalnya saat pintu dibuka, atau mengalirkan

cahaya keruangan(pintu kaca).

4. Pintu dengan mudah merubah definisi ruang dari ruang tertutup yang

dibatasi oleh tembok-tembok maif menjadi lebih terbuka.

8.1.2 Ukuran Pintu

Pada umumnya ukuran lobang pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan

menggunakan engsel, yanng dipasang pada sponengnya. Ukuran daun pintu selalu

lebih besar dari ukuran lobang pintunya pada rangka yaitu dengan ditambah

dalamnya sponneng.

Page 3: BAB VIII

144

Ukuran daun pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan kebutuhan

ruangannya atau jenis dari bangunan. Beberapa ukuran yang banyak dipakai

adalah sebagai berikut :

Jenis bangunan Ukuran lobang pintu (lebar x tinggi) Jumlah daun pintu

Rumah tinggal 80 cm x 200 cm 1 daun Bangunan umum 90 cm x 200 cm 1 daun Sekolah, toko,bioskop 120 cm x 200 cm 2 daun Pintu utama pada bangunan umum 160 cm x 200 cm 2 daun

Pintu kamar mandi 70 cm x 200 cm 1 daun

8.1.3 Konstruksi Pintu

Daun pintu papan merupakan konstruksi pintu dari kayu yang paling

sederhana dibuat dari papan tebal 18-24 mm. Papan-papan daun pintu Disambung

tumpul atau beralur-lidah. Papan tersebut diketam, kemudian dipasang papan

berkelam kura-kura 28x120 mm. Kelam diagonal disambung dengan gigi tunggal

pada papan kura-kura dan dengan sekrup pada daun pintu. Engsel pasak atau

engsel T. ditempatkan ditengah papan kura-kura. Pintu papan dipasang biasanya

pada konstruksi bingkai pintu dari kayu, bukan pada kosen.

Page 4: BAB VIII

145

Konstruksi dan Bahan kosen dan daun pintu :

o Konstruksi kosen Kayu

Umpak pada kaki ambang tegak menjadi landasan untuk kosen kayu

yang menghindari naiknya kelembapan dari bawah dan mengakibatkan

lapuknya kayu. Umpak tersebut dibuat dengan ukuran mirip kosen dan

tingginya12-20 cm (sesuai dengan pelat ubin lantai yang terpasang

sebagai lies lantai base board). D i ujung bawah diberi duri baja

(dooka) 10-12 mm sebagai angkur yang menjaga agar ujung kaki

kosen tidak memuntir.

o Konstruksi kosen pelat baja yang dilipat

Untuk pintu ini tidak berbeda dengan konstruksi kosen untuk jendela

karena konstruksi tidak akan melapuk. Sebagai ambang bawah

digunakan besi siku sebagai penjarak atau penentu beda tinggi

lantai(misalnya pada kamar mandi.

Page 5: BAB VIII

146

o Konstruksi kosen beton prakilang

Sam dengan kosen beton, tak akan melapuk

Untuk dapat menempatkan daun pintu dengan baik maka pada dinding perlu

dipasangi kusen dan begitupula pada lobang untuk jendela. Kusen dapat dibuat

dari kayu yang merupakan sebuah rangka. Pintu di pasang untuk keperluan

memasuki suatu ruangan dan memperlancar lalu lintas orang. Sedangkan jendela

di pasang untuk memenuhi keperluan akan pemasukan penerangan pada siang hari

dan untuk pertukaran udara. Pintu terdiri dari : daun pintu dan ibu pintu (kosen

pintu), begitu pula pada jendela.

A. Kusen Pintu Kayu

Tinggi minimal pintu adalah 1,95 m. Oleh karena itu, kusen dari kayu

dilengkapi dengan tiga angker pada masing-masing ambang tegak.

Untuk pintu biasa dengan satu daun, ukuran kayu yang digunakan

adalah 5/10, 5/12, 5/14, 5/15, 6/10, 6/12, 6/14, 6/15, 7/12 sedangkan

untuk pintu rangkap dengan dua daun dipakai 8/10, 8/12, 8/14, 8/15.

Bagian bawah konstruksi pintu menggunakan umpak beton yang

tingginya disesuaikan dengan plat ubin lantai yang terpasang satu

barisan secara berdiri pada pinggir lantai/dinding. Kusen dari kayu

diberi angker dan umpak kemudian dicor setelah kusen selaesai

terpasang dengan profil yang sama dengan profil kusen.

Page 6: BAB VIII

147

B. Macam-Macam Konstruksi Bingkai Pintu

Bingkai pintu adalah tempat memasang daun pintu, bukan pada kusen.

Macam-macam konstruksi bingkai pintu adalah sbb:

Bingkai pintu biasa pada konstruksi Bingkai pintu biasa pada dinding tembok, diskrup dengan pasak fischer konstruksi dinding kayu

disekrup

Konstruksi kusen hemat pada konstruksi Konstruksi kusen hemat pada dinding tembok, dipasang dengan angker konstruksi dinding kayu, disekrup

Konstruksi kusen palsu pada konstruksi Konstruksi kusen palsu pada

dinding tembok, disekrup pada pasak kayu konstruksi dinding kayu, disekrup

Konstruksi dinding papan pada konstruksi Konstruksi kusen papan pada

dinding tembok, dipaku pada pasak kayu konstruksi dinding kayu, dipaku

Page 7: BAB VIII

148

C. Jenis-jenis Pintu

1) Pintu Kisi

Pintu kisi digunakan untuk ruang gudang atau sebagai pembatas

bangsal. Pintu kisi terdiri atas kisi-kisi tegak lurus berukuran 24/48

mm dipakukan pada dua papan melintang dengan ukuran 30/120

mm. Kelam diagonal dipasang dengan diarahkan pada titik skanir

(engsel bawah) supaya pintu menjadi stabil dan tidak mudah turun.

2) Pintu Papan

Pintu papan dibuat dari papan setebal 18-24 mm diketam di kedua

sisi. Papan-papan dihungkan tumpul atau dengan alur lidah. Saat

dipasang, papan-papan tadi diketam dahulu baru dipasang les atau

papan kura-kura setebal 36/140 mm. Kelam diagonal dihubungkan

dengan papan kura-kura dengan gigi tunggal. Engsel-engsel

hendaknya ditempatkan pada tengah-tengah papan kura-kura.

Page 8: BAB VIII

149

3) Pintu Panil

Pintu panil adalah pintu yang terdiri dari bingkai yang

dihubungkan dengan pen dan lubang. Panilnya dibuat dari kayu

massif atau kayu tripleks atau multipleks. Untuk panil kaca

digunakan les kaca. Ukuran bingkai pintu 40/80 mm.

4) Pintu dengan Daun Papak

Menurut konstruksinya, pintu ini dibagi atas dua golongan, yaitu:

! Daun pintu papak masif, dibuat dari satu lembar multipleks

atau tatalan kayu setebal 36-45 mm. Pinggir daun pintunya

dibuat dengan dua cara, yaitu dengan les pinggir tambahan

atau dengan les pinggir tertanam yang dua-duanya

disambung dengan perekat.

! Daun pintu papak hamba, dibuat dari dua lapisan tripleks

setebal 4 mm pada satu bingkai daun yang berisi kertas atau

suatu raster dengan beberapa malang kayu.

Daun pintu papak masif

Daun pintu papak hamba

Pinggir daun pintu papak massif dapat dibuat dengan dua cara,

yaitu dengan les pinggir tambahan atau les pinggir tertanam yang

dua-duanya disambung dengan perekat.

Page 9: BAB VIII

150

Les pinggir tertanam les pinggir tambahan

5) Pintu Berlapis

Pintu berlapis adalah pintu panil denga lapisan dari papan yang

berhubungan dengan lidah alur atau bingkai dengan malang yang

dilapis sebelah menyebelah dengan papan yang berhubungan

dengan lidah alur, ditambah dengan pelapisan vertical sehingga air

hujan tidak dapat merembes melalui celah-celahnya.

Menurut konstruksi daunnya, pintu berlapis dibagi dua, yaitu:

! Sebagai pintu panil

! Sebagai pintu denhgan daun papak massif dnegan lapisan kayu

pada satu sisi atau dua sisi. Konstruksi ini tidak begitu cocok

untuk pintu rumah karena bahaya akan membengkok dan tidak

dapat ditutup rapat lagi.

Daun pintu berlapis horizontal satu sisi pada konstruksi pintu panil

dengan bingkai pintu biasa

denah Tampak

potongan

Page 10: BAB VIII

151

Daun pintu berlapis vertikal pada kedua sisi dengan

bingkai daun tanpa kusen

denah

tampak

potongan

6) Pintu Gerbang Dorong

Keuntungan konstruksi ini adalah pada waktu membuka tidak

diperlukan banyak tempat, namun kekurangannya penutupan pintu

kurang rapat.

Menurut ukuran dan penggunaannya ada dua macam:

! Pintu gerbang dorong yang bergantung

! Pintu gerbang dorong yang berdiri

Konstruksi pintu gerbang dorong yang bergantung

Konstruksi ini dipilih jika lantai pada bagian luar dan dalam tidak

bisa dipasang rel. Agar pintu dorong dapat dibuak dengan mudah,

maka di ujung dinding dipasang rol atau profil baja T yang

dipasang pada lantai di ujung dinding.

Page 11: BAB VIII

152

Konstruksi pintu gerbang dorong yang berdiri

Konstruksi ini merupakan konstruksi yang sangat kuat karena

diikat pada keempat ujungnya. Tebal bingkai daun pintu untuk tinggi pintu

sampai 4 m adalah 60 mm, jika ketinggian sampai 5 m tebalnya 80 mm.

Pelapis pintu gerbang dorong dilakukan dengan papan berikat setebal

minimal 20 mm. Papan-papan tersebut dipasang dengan baut yang cukup

panjang karena pemakuan tidak mencukupi syarat kekuatan dan

keamanan.

Page 12: BAB VIII

153

Page 13: BAB VIII

154

8.2 JENDELA

8.2.1 Karakteristik Jendela

Rangka jendela tidak berbeda jauh dengan rangka pintu, hanya di sini

selain ambang atas, terdapat juga ambang bawah, jadi tiang diapit atas

bawah oleh ambang.

Fungsi jendela adalah untuk memberikan penerangan dan ventilasi pada

satu ruangan. Untuk kamar mandi, biasanya jendelanya dipasang agak

tinggi, disebut jendela atas (bovenlight).

Untuk daun penutup jendelanya dapat dibuat dengan daun yang dapat

dibuka dan ditutup atau berupa kaca mati. Pada masa sekarang ini, banyak

dipakai jendela yang diisi dengan jendela nako. Lebarnya untuk untuk

Page 14: BAB VIII

155

daun kaca 5 mm sebaiknya tidak lebih dari80 cm.sedang tingginya dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

H = 14 cm x jumlah daun + 2 cm

Contoh :

Jumlah daun nako 8 buah, maka tinggi lobang jendela yang dibutuhkan

adalah

14 cm x 8 + 2 = 114 cm.

Jendea berfungsi :

1. Jendela rumah biasanya didominasi oleh kaca. Membiarkan cahaya alami

masuk kedalam rung akan lebih banyak manfatnya dibandingkan denga

cahaya buatan.

2. berhubungan dengan kesehatan, yaitu saluran sirkulasi udara / ventilasi.

3. sebagai wahana untuk melihat pemendangan keluar ruangan, serta

berfungsi sebagai estetika

Jendela terbagi menjadi:

1. Kosen Jendela

a. Kosen dari kayu

b. Kosen dari beton dan batu-batuan

c. Konstruksi jendela tanpa kosen

d. Kosen dari pelat baja yang dilipat

e. Kosen tiruan

2. Daun Jendela

a. Dari kaca

b. Dari kayu

Page 15: BAB VIII

156

8.2.2 Macam-Macam Jendela

Ukuran dan bentuk jendela disesuaikan dengan ukuran luar dan tujuan

ruang yang akan diberi jendela. Secara umum jendela dibagi berdasarkan

pembukaannya, yaitu:

1. Jendela yang dipasang mati dalam kosen

2. Jendela dengan sayap berputar vertikal dan buka ke luar atau ke dalam

3. Jendela dengan sayap berputar horizontal

4. Jendela dengan sayap jatuh yang buka ke dalam

Page 16: BAB VIII

157

5. Jendela dengan sayap gantung (jungkit) yang buka ke luar

6. Jendela dengan sayap sorong vertikal

7. Jendela dengan lamel / jendela krepyak kaca

8. Jendela dengan sayap sorong ke samping

Page 17: BAB VIII

158

Jenis jendela berdasarkan bahannya

1. Jendela Lamel (Naco)

Merupakan jendela yang memungkinkan pengaturan udara

bergerak dalam ruang yang sangat teiti, terutama jika jendela tersebut

berbentuk sempit (tidak lebar) dan tinggi, serta terletak di sudut ruang

yang berlawanan.

2. Jendela Krepyak

Biasanya dipasang pada (di luar) jendela kaca atau bingkai kawat

nyamuk sebagai pelindung terhadap hujan, panas terik matahari, maling,

dan sebagainya. Jendela ini biasanya dibuat dari kayu yang menuntut

konstruksi jendela yang membuka ke dalam.

Page 18: BAB VIII

159

8.2.3 Konstruksi Jendela

Fungsi kusen adalah sebagai rangka pemegang daun jendela, tempat daun

jendela melekat dan menggantung. Ukuran kusen ditentukan oleh syarat

konstruktif dan estetis. Tinggi minimalnya 50 cm dan lebarnya disesuaikan

dengan kebutuhan.

A. Kusen Jendela

1. Kusen Kayu

Fungsi kosen adalah sebagai rangka pemegang daun jendela,

tempat daun atau sayap jendela melekat dan menggantung.

Ukuran-ukuran kosen di tentukan oleh syarat-syarat peraturan

bangunan nasional dan syarat konstruktif di samping juga dari segi

arsitektur. Tinggi minimal kosen jendela 50 cm, lebar kosen di

sesuaikan dengan kebutuhan. Macam-macam ukuran kayu untuk

kusen adalah 5/10, 5/12, 5/14, 5/15, 6/10, 6/12, 6/14, 6/15, 7/12

dan untuk jendela rangkap digunakan kayu ukuran 7/14.

Pemasangan kusen jendela dari kayu pada dinding tembok dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Rata dengan lis penutup

2. Berimpitan

Pada ambang tegak dan ambang bawah, hubungan kusen jendela

dengan dinding tembok diperkuat dengan sponing kapur, namun

pada ambang atas sponing tidak dibuat karena sponing akan

menampung air lepa pada ambang atas sehingga dapat

menyebabkan kayu membusuk. Sponing kapur berbentuk mulut

ikan dengan lebar 1/3 lebar kusen dan dalamnya 1½ - 2 cm yang

dibuat mulai 5 cm di bawah ambang atas. Hubungan dinding

dengan kusen juga diperkuat dengan memakai angker diameter 12

mm dengan panjang 25 cm. Angker minimal dipasang 2 buah pada

tiap ambang tegak kusen.

Hubungan amabng tegak, ambang atas,, dan ambang bawah dibuat

dengan pen dan lubang sehingga kayu bagian muka terjamin,

Page 19: BAB VIII

160

sedangkan untuk memperkuat pada ambang bawah dan ambang

atas dibuat telinga (kupingan) sepanjang 10 cm yang berbentuk

konis dengan sponing kapur kecil yang bersilangan.

Sponing untuk jendela dibuat sesuai denga jenis jendela. Besarnya

tergantung jendela dan engsel yang digunakan, tetapi biasanya

ukuran yang dipakai panjangnya 3,5 – 5,2 cm dan lebarnya 1,5 – 3

cm. Ambang bawah bagian luar dibuat miring sehingga air hujan

mengalir ke bawah. Kemiringan antara 6 – 10 mm. telinga

ambang atas

kupingan

angker

min 50 cm ambang tegak

ambang bawah

2. Kusen dari Beton dan Batu Buatan

Batu buatan untuk kusen bisa mengandung marmer, granit, andesit,

atau batu buatan lainnya. Tebal batu buatan yang mengandung batu

telinga

10 cm

Page 20: BAB VIII

161

alam sekita 3 cm untuk bagian yang terlihat sedangkan untuk

bagian yang tidak terlihat terdiri dari beton.

Proses pembuatan beton dari batu buatan:

a) Diadakan pengecoran pada bekisting yang sudah disiapkan.

b) Lalu didiamkan selama 15-20 menit.

c) Kemudian bekisting dilepas pada bagian yang akan ditempel

batu buatan, pada bagian ini dibersihkan dan diberi struktur

yang dikehendaki.

d) Setelah 5 hari, batu buatan ditempel dan kusen akan kering

setelah 28 hari.

Keuntungan dari kusen beton dan batu buatan ini adalah lebih

tahan terhadap cuaca.

3. Konstruksi Jendela tanpa Kusen

Bingkai jendela langsung dipasang pada tembok dinding yang

lubangnya dibuat menurut ukurannya. Pada ambang tegak dan

ambang atas hanya diberi plesteran, sedangkan pada ambang

bawah dapat diberi kayu, beton, batu buatan, seng, atau plesteran,

asal permukaan atasnya dibuat miring sehingga air hujan bisa

mengalir ke bawah.

Page 21: BAB VIII

162

B. Konstruksi Jendela dari Kayu

Konstruksi ini menggunakan kayu yang kering, lurus, dan mudah

divernis atau dicat.

Untuk pemasangan kaca, perlu diperhatikan ukuran sponing, yaitu sbb:

! Kaca tebal 1,5-2 mm, tebal tunggal sponing dalamnya 12 mm,

lebrnya 8 mm.

! Kaca minimal 3 mm, tebal ganda sponing dalamnya 12 mm,

lebarnya 8 mm.

! Kaca lebih dari 3 mm, sponing dalamnya 15 mm, lebarnya 10 mm.

C. Konstruksi Jendela Jalusi (Krepyak)

Jendela jalusi biasanya dipasang pada jendela kaca untuk melindungi

hujan, sinar matahari, dan pengaruh lainnya. Jendela ini hanya dapat

dipasang pada konstruksi jendela kaca yang membuka ke dalam.

Seperti pada jendela kaca, jendela jalusi juga harus menggunakan kayu

yang kering, lurus, dan mudah divernis atau dicat. Supaya air tidak

merembes melalui ujung bingkai kayu yang vertical, maka dibuat

Page 22: BAB VIII

163

bingkai horizontal teratas dari kayu terusan, pen dan sponing dibuat

pada bingkai yang tegak.

8.2.4 Alat Perlengkapan Jendela

1) Skanir dan Engsel

Skanir adalah alat penggantung atau pelipat pada jendela yang

terpasang tetap, artinya jendela pada waktu dibuka tidak dapat

dilepaskan. Pemasangannya bebas, bisa di sebaelah kiri atau kanan.

Engsel juga merupakan alat penggantung seperti skanir, tetapi

sayap jendela mudah dilepas dalam keadaan terbuka. Pemasangan

engsel lebih rumit daripada skanir karena adanya kekhususan, yaitu

engsel kiri dan engsel kanan.

Page 23: BAB VIII

164

a) Skanir

Skanir ada bermacam-macam, di antaranya skanir dengan

pasak lepas, skanir dengan pasak tetap atau pasak mati, skanir dari

besi dipres atau dari tembaga tuang, skanir yang sudah divernikel.

Macam-macam lipat daun skanir:

a. Lipat daun biasa

b. Lipat daun rata

c. Lipat daun gondok

d. Lipat daun gondok ganda

b) Engsel pomel

Engsel pomel atau engsel kupu-kupu sering digunakan pada

jendela dengan sayap yang terbuka ke samping. Engsel ini terdiri

dari dua daun. Tiap daun beruas tunggal, di antaranya ada cincin

dari baja atau kuningan yang berputar bebas.

Macam-macam bentuk engsel pomel:

a. Engsel pomel biasa

b. Engsel pomel bergondok

c. Engsel pomel bergondok ganda

Page 24: BAB VIII

165

c) Skanir gunting jendela

Pada skanir gunting jendela terdapat plat-plat pengerat yang

tidak berbentuk siku pada ujung yang berhubungan. Persediaan

lengan skanir ada yang bergerak bebas dan ada yang terbatas. Titik

persediaan di tengah skanir gunting jendela ada yang dapat

dimatikan.

Ket :

Gambar a = skanir gunting jendela

dengan titik putar bebas

Gambar b = skanir gunting jendela

dengan titik putar terbatas

Gambar c = pemasangannya

Gambar d = penampang

Skanir ini digunakan untuk membatasi membukanya daun jendela

atau penerangan atas (ventilasi). Pada bagian batang lengan skanir

harus dibuat rumah-rumah pada bagian dalam (yang masuk dalam

sponing). Plat-plat penahan skanir disekrupkan atau dimatikan

pada tempat yang telah ditentukan.

2) Kunci Jendela

Jendela sederhana biasanya dikunci dengan gerendel, untuk

jendela yang lebih besar dan jendela pada bangunan mewah digunakan

espanyolet (bahasa Perancis : espagnolette).

Page 25: BAB VIII

166

8.3 Konstruksi Pintu dan Jendela

8.3.1 Persyaratan

Pintu dipasang pada dinding sebagai lobang untuk keperluan memperlancar

lalulintas orang,sedangkan jendela dipasang untuk memenuhi keperluan

akan pemasukan cahaya (penerangan) pada siang hari dan sebagai tempat

pertukaran udara

Setiap bangunan tempat tinggal akan dilengkapi dengan pintu dan jendela

Dengan berbagai macam bentuk dan ukuran.

Hal-hal yang harus diketahui dalam pembuatan pintu

1. Konstruksi daun pintu dan jendela harus dibuat sedemikian kaku

sehingga nantinya tidak mengalami perubahan seperti jajaran genjang

2. Daun pintu dan jendela yang memakai bingkai,harus mempunyai ukuran

lebar dan tebal yang sesuai sehingga tidak melentur di hari kemudian

3. Konstruksi kusen dibuat sedemikian kaku sehingga tidak terjadi lenturan

(perubahan bentuk) bila kusen terjadi perubahan bentuk maka pintu akan

susah di buka atau di tutup

4. Untuk mencegah terjadinya penyusutan atau pelenturan maka kayu yang

digunakan untuk kusen maupun pintu harus mempunyai mutu yang baik

Page 26: BAB VIII

167

8.3.2 Macam-macam daun pintu dan daun jendela

Macam-macam daun pintu dan jendela :

a) Daun pintu dan jendela klamp\tempel

tersusun atas beberapa papan melebar tegak yang saling dihubungkan

dengan alur dan lidah susunan papan ini melebar tegak ini kemudian

dipaku\disekrup pada 2 atau 3 klamp yang arahnya horizontal dan

pada masing-masing ujung klamp dikurangi 2 cm terhadap tepi pintu

maupun jendela untuk mendcegah perubahn bentuk maka perlu

dipasang papan penyokong yang disebut schoor yang ujungnya

bertumpu pada klamp atas dan bawah

b) daun pintu dan jendela kaca

dibuat dengan tujuan untuk memberi penerangan kedalam ruangan

disamping untuk mendapatkan pengelihatan keluar, sebagian besar

atau seluruh luas pintu \ jendela berkaca itu untuk mendapatkan

penerangan yang sebanyak-banyaknya,jumlah kaca untuk

memperoleh penerangan sangat bergantung pada penggunaan

ruangan tersebut

c) daun pintu dan jendela panil

daun jendela dan pintu seperti ini termasuk model lama ,namun

sekarang banyak di gunakan dengan macam-macam varian

pintu dan jendela panil ini terdiri dari 1 lembarpapan atau lebih yang

diapit oleh bingkai tegak dan datar bingkai ini terdiri dari tiang,

Page 27: BAB VIII

168

ambang atas, ambang bawah, dan bila perlu dapat dipasang ambang

tengah,seperti hanya pada pintu-pintu lainya

8.4 Material Pintu dan Jendela

A. Kayu

Sentuhan normal pada kayu menjadikannya tetap diminati sepanjang

masa. Keragaman kayu dipengaruhi oleh sifat khas dari tiap jenis kayu.

Keindahan tampilan yang bisa ditunjukkan oleh tekstur dan serat yang

dimiliki seringkali menjadi alasan utama saat memilihnya.

Kayu merupakan bahan bangunan untuk kosen, bingkai jendela, maupun

bingkai sayap jendela. Hendaknya digunakan kayu yang kering, lurus,

mudah dilem, dan mudah divernis atau dicat. Kayu yang dipilih harus

padat dan keras ( mutu kelas l), tahan rayap, sulit dinyalakan dan aman

jika terjadi kebakaran. Kayu merupakana bahan bangunan ekologis karena

dapat dibudidayakan. Kayu yang digunakan terutama untuk sayap jendela

harus kering ( klin-dry)

1. Sifat kayu

Mengenali sifat kayu bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu berdasarkan

data kuantitatif dan kualitatif.data kuantitatif terdiri dari :

• Berat jenis

• Keawetan

• Keawetan kayu

Sedangkan data kualitatif terdiri dari :

• Warna

• Daya retak

• Sifat pengerjaan

• Kekerasan

• Tekstur

• Serat

Page 28: BAB VIII

169

Tabel sifat beberapa jenis kayu :

Jati Bangkirai kamper meranti

Awet >20thn 10-20thn 10-15thn Maks 10thn

Warna Coklat tua/coklat muda

Coklat kuning kemerahan

Coklat merah Merah agak gelap, tidak homogen

Muai-susut kecil Sangat besar sedang Meranti sedang

Daya retak rendah sedang tinggi Rendah (arah radial)

kekerasan Sangat keras Sangat keras sedang Lunak sedang

tekstur kasar Kasar agak halus Agak kasar dan merata

Agak kasar dan rata

serat Lurus, berpadu Lurus atau berpadu

Lurus atau berpadu

Berpadu

Hal khusus Harganya mahal Warna kemerahan, banyak pecah rambut

Paling cocok untuk kusen dan daun pintu

Paling cepat dimakan rayap

Merbau Sungkai Nyatoh

Awet 15-20thn 10-15thn 15thn

Warna Coklat/merah, coklat tua ada garis terang, merah maroon

Putih, jika kering jadi kekuning-kuningan

Coklat kemerahan

Muai-susut Kecil sedang Kecil

Daya retak Rendah rendah Rendah

Kekerasan Sanagt keras lunak Cukup lunak

Tekstur Agak-kasar halus Lebih halus dibaning kamper

Serat Lurus/berpadu Lurus beraturan Lurus

Hal khusus Kayu bergetah,cocok untuk eksterior dan kusen

Tidak cocok untuk daun pintu karena ukuran yang ada kecildan suka melintir

Cocok untuk kusen namun tidak untuk daun pintu

Page 29: BAB VIII

170

Hal hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kayu untuk kusen,daun

pintu dan jendela:

• Bobot kayu -- Ini akan mempengaruhi berat dan kekuatan kayu.

• Karakter -- Beberapa jenis kayu mempunyai karakter retak-retak

dan terlihat nyata secara visual.

• Ukuran -- Ketersediaan ukuran kayu yang dijual dipasaran juga

mempengaruhi pemilihan.

• Tingkat muai susut -- Kayu yanga memiliki sifat muai susut yang

besar dan tidak stabil tidak cocok digunakan sabagai daun pintu.

2. Kelemahan KAYU

Pemakaian bahan kayu banyak memiliki kekurangan, diantaranya

adalah ;

a. Berderit dan seret. Ini merupakan akibat dari pelumas pada engsel

yang kering atau karatan.

b. Slot rusak. Ini merupakan akibat dari sering terhempas angin.

c. Menggesek lantai atau kusen akibat dari engsel yang aus serta

beban pintu yang terlalu berat.

d. Renggang dan retak. Akibat dari papan panel menyusut dan tidak

menempel pada atap.

e. Warna pudar dan pecah-pecah.akibat dari pengaruh cuaca ( snar

matahari langsung atau hempasan hujan).

f. Berjamur. Akibat dari kayu yang lembab (tidak diawetkan) atau

diletakkan pada tempat yang lembab.

B. Beton

Beton dapat digunakan sebagai bahan konstruksi kosen prakilang

untukjendela maupun pintu. Kosen beton prakilang menguntungkan

terutamap ada gedung umum karena kuat dan tahan terhadap rayap

maupun kebakaran, Karena harga bahan bangunan beton cukup mahal

Page 30: BAB VIII

171

kalau memperhatikan ongkos bekistingya rumit, juga dapat dimengerti

bahwa system ini hanya dapat diterapkan pada gedung besar dengan

ukuran jendela yang telah distandardisasi.

C. Baja

Logam Baja bisb berbentuk lipatan pelat baja merupakan bahan bangunan

yang dapat digunakan untuk kosen maupun sayap jendela terutama pada

gedung umum karena kuat dan tahan terhadap rayap maupun kebakaran.

D. Aluminium

Aluminium terutama sebagai aluminium campuran magnesium dan

silisium (antikorodal) merupakan bahan logam untuk profil kosen maupun

sayap jendela yang lebih mewah dari baja dan tahan karat.

Banyak sekali hal-hal yang dijadikan pertimbangan orang lebih memilih

material aluminium, diantaranya adalah :

1. Persediaan Terjamin. Sebagai salah satu bahan logam hasil fabrikasi

maka persediaan alumunium lebih terjamin daripada persediaan kayu

yang merupakan produk alam, serta dapat di daur ulang

2. Jenisnya Beragam. Dari bahan dasar yang sama bisa dihasilkan

produk yang berbeda terganrung pada jenis campuran

3. Sudah Tidak ”murahan” dalam perkembangannya kini berat satu kusen

dan pintu adalah (90 x 220 cm) setara dengan berat pintu jatiberykuran

sama, yaitu sekitar 18kg

4. Muai-susut stabil alumunium memberikan kestabilan respon dan

pengendalian yang lebih baik terhadap pengaruh cuaca.

5. Standar Kualitas jelas alumunium memiliki sifat stabil dalam hal

kualitasnya, tidak ada tipe / standar ketentuan alumunium

6. Motif merekat kuat pemberian motif yang beragam menambah

tampilan artistik serta menambah kekokohan alumunium karena

perekatan motifnya sangat kuat

Page 31: BAB VIII

172

7. Bebas rayap, lapuk , dan jamur Perbaikan mudah. Jika terjadi

kerusakan pada salah satu panel, dapat diganti hanya pada bagian panel

yang rusak saja

8. Harga relatif murah. Karena tidak lagi memerlukan finishing sama

sekali.

9. Simpel dan modern tampilan alumunium yang simpel dan bersih jika

berpadu dengan bahan kaca sangat pas di aplikasikan pada bangunan

modern.

E. Kaca

Kaca sebagai pengisi sayap jendela atau lamel terkena energi matahari

dalam bentuk cahaya dan panas. Frekuensi cahaya (termasuk sinar

ultraungu ) 280-770 nm, sedangkan frekuensi panas (termasuk inframerah)

77 0-3000 nm.

F. PVC

PVC merupakan jenis bahan plsatik yang cukup kuat. Karena kekuatannya

itulah PVC dapat digunakan secara beragam. Sekalipun masuk dalam

kategori plastik bahan ini liat dan tidak mudah pecah serta permukaaanya

pun mudah dibersihkan (cukup mengelapnya dengan kain halus yang di

basahi air). Tapi, apabila tergores benda tajam seperti linggis, palu, dan

pisau maka bahan ini tentunya akan rusak. Karena tahan air, pintu PVC

biasanya ditempatkan diarea basah seperti kamar mandi dan dapur. Namun

untuk penggunaan eksterior perlu di beli pelapis khusus anti UV

G. UPVC

Jenis Plastik UPVC berbeda dengan PVC meskipun keduanya

mengandung bahan plastik. Jenis plastik pada UPVC sama juga dipakai

sebagai bahan pembuatan badan pesawat terbang. Pintu dan jendela UPVC

umumnya memiliki kerangka. Contohnya Mirip Sieben menggunakan

kerangka baja. Kerangka baja ini pula yang menyebabkan pintu dan

Page 32: BAB VIII

173

jendela UPVC menjadi lebih berat. Kobinasi kusen dan daun jendela dapat

membuat ruangan kedap suara. Perlindungan terhadap suara diberikan oleh

lapisan karet yang menutup rapat cepah pada pintu maupun jendela

Sesuai dengan sifat plastik yang mudah dibentuk, pintu dan jendela juga

bisa dibentuk. Sifat material yang fleksibel yang menyebabkan pintu dan

jendelanya memiliki desain yang beragam seperti minimalis etnik atau

classic.