BAB VII Campuran Betonc

14
BAB VII PELAKSANAAN CAMPURAN BETON VII.1. Pembuatan Campuran Beton (ASTM C 192-90a) A. Tujuan Membuat campuran beton berdasarkan analisa agregat dan semen dari percobaan terdahulu. B. Peralatan yang diperlukan Timbangan analisa 100 kg Takaran air Ember Cetok Molen C. Bahan yang diperlukan Semen portland jenis I (S550) Pasir Kerikil Air bersih Bak tempat adonan basah D. Prosedur Siapkan bahan yang diperlukan Molen diisi dengan air secukupnya Masukkan kerikil ¾ bagian dari air Setelah semua kerikil terbasahi dengan rata masukkan semen lalu disusul dengan pasir Masukkan air sisanya tadi dan aduk sampai rata Setelah campurn beton homogen,(3-5 menit) campuran tersebut dapat dikeluarkan dari molen

description

c

Transcript of BAB VII Campuran Betonc

Page 1: BAB VII Campuran Betonc

BAB VII

PELAKSANAAN CAMPURAN BETON

VII.1. Pembuatan Campuran Beton (ASTM C 192-90a)

A. Tujuan

Membuat campuran beton berdasarkan analisa agregat dan semen dari percobaan terdahulu.

B. Peralatan yang diperlukan

Timbangan analisa 100 kg

Takaran air

Ember

Cetok

Molen

C. Bahan yang diperlukan

Semen portland jenis I (S550)

Pasir

Kerikil

Air bersih

Bak tempat adonan basah

D. Prosedur

Siapkan bahan yang diperlukan

Molen diisi dengan air secukupnya

Masukkan kerikil ¾ bagian dari air

Setelah semua kerikil terbasahi dengan rata masukkan semen lalu disusul

dengan pasir

Masukkan air sisanya tadi dan aduk sampai rata

Setelah campurn beton homogen,(3-5 menit) campuran tersebut dapat

dikeluarkan dari molen

Page 2: BAB VII Campuran Betonc

VII.2. Berat Volume Beton Segar (ASTM C 138 – 77)

A. Tujuan

Untuk mengetahui berat volume beton segar

B. Peralatan

Takaran denan volume 10 l

Alat

Cetak mason

Timbangan 100 kg

C. Bahan-bahan

Beton segar

D. Langkah-langkah

Timbang takaran kosong

Setelah campuran beton benar-benar homogen, ambil sebagian dan masukkan

dalam takaran

Takaran diisi semen 1/3 bagian

Dandirojok 25 kali, hingga penuh tiap 1/3 bagian dirojok

Ratakan permukaan takaran dan beratnya ditimbang

Berat volume Beton Segar

(ASTM C 138-77)

Percobaan no. 1 2 3

Berat silinder (w1 kg) 7 7 7

Berat beton + silinder (w2 kg) 31 30.8 30.4

Volume silinder (V L) 10 10 10

Berat vol.= (w2-w1)/v 2.4 kg/L 2.38 kg/L 2.34 kg/L

Perhitungan:

Berat Volume 1 =

Berat Volume 2 =

Berat Volume 3 =

Berat Volume rata-rata =

Page 3: BAB VII Campuran Betonc

Kesimpulan:

Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali. Pada percobaan pertama diperoleh berat volume

sebesar 2,4 kg/L, percobaan kedua diperoleh berat volume sebesar 2,38 kg/L, percobaan

ketiga diperoleh berat volume sebesar 2,34 kg/L. Setelah dirata-rata diperoleh berat

volume beton segar rata-rata sebesar 2,37 kg/L. Percobaan ini dilakukan untuk mengecek

apakah berat volume yang didapat sudah sama seperti yang didapat pada saat perhitungan

mix design.

Berat volume beton segar = 2.37 kg/L ≈ Berat volume beton = 2.4 Kg/L.

Page 4: BAB VII Campuran Betonc

VII.3. Percobaan Slump Test (ASTM C 143 – 78)

A. Tujuan

Untuk mengukur workability (kemampuan dikerjakan) dari campuran beton. Dan

memperoleh keseragaman pemakaian air.

B. Peralatan

Tabung kerucut besi

Alat perojo diameter 16 mm dan panjang 60 cm

Mistar

Plat baja

C. Langkah-langkah

Kerucut dibasahi dalamnya, disiapkan diatas baja

Beton dimasukkan dalam kerucut secara bertahap, 1/3 bagian I,II,III dirojok

masing – masing 25 kali

Setelah penuh beton diratakan permukaannya

Kerucut kita angkat pelan-pelan secara vertikal tanpa gaya horisontal dan

torsi, kita biarkan selama 30 detik

Kerucut kita letakkan disisi beton dalam keadaan terbalik, dan dengan

menggunakan mistar kita ukur selisih tinggi beton dan kerucut, dimana nilai

tersebut merupakan harga slump

Percobaan Slump Test

(ASTM C 143 – 78)

Percobaan no 1 2

Harga slump 80 85

Perhitungan:

Harga slump rata-rata = mm

Page 5: BAB VII Campuran Betonc

Kesimpulan:

Percobaan dilakukan sebanyak dua kali. Pada percobaan pertama didapat

harga slump sebesar 80 mm sedangkan pada percobaan kedua didapat harga slump

sebesar 85 mm. Rata-rata dari keduanya didapat harga slump sebesar 82.5 mm. Percobaan

ini dilakukan untuk mengecek apakah harga Slump yang didapat sudah sama seperti yang

ditetapkan pada saat perhitungan mix design. Hal ini menandakan proses pengerjaan

beton yang dilakukan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

Slump yang didapat = 82.5 mm ≈ Slump yang ditetapkan = 80 mm

Keterangan tambahan :

Slump test adalah alat kontrol kualitas yang baik. Perubahan slump dalam pekrejaan

beton menandakan perubahan dalam jumlah agregat dan air. Ini memandakan sesuatu terjadi

pada campuran yang membutuhkan perhatian. Pada umumnya beton pada slump yang sama

dapat digunkan dalam tujuan yang sama.

Page 6: BAB VII Campuran Betonc
Page 7: BAB VII Campuran Betonc

VII.4. Percobaan Mencetak Silinder Beton

A. Tujuan

Membuat silinder benda uji dengan ukuran diameter 15 cm tinggi 30 cm untuk

evaluasi mutu beton.

B. Peralatan yang diperlukan

Cetakan beton silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm.

Alat perojok diameter 16 mm panjang 60 cm

Page 8: BAB VII Campuran Betonc

Cetok

C. Bahan

Beton segar hasil campuran.

D. Prosedur pelaksanaan

Siapkan cetakan benda uji.

Eratkan baut-bautnya dan lapisi dengan sedikit oli sampai

merata.

Isi silinder dengan 1/3 spesi beton rojok 25 kali, isi 2/3 rojok

25kali, isi penuh rojok 25 kali dan ratakan permukaannya.

Tutup beton dengan karung basah setelah 24 jam, buka

cetakannya.

Rendam beton dalam air untuk curing.

VII.5. Proses Perawatan / Curing (ASTM C 31 / 31 M – 03a)

A. Tujuan

Mencegah penguapan air dalam beton benda uji.

B. Cara Pelaksanaan

i. Rendam beton dalam air

ii. Tutupi beton dengan goni basah.

iii. Sirami beton secara kontinyu.

C. Persiapan Pengetesan

Page 9: BAB VII Campuran Betonc

i. Beton yang akan dites dikeluarkan dari bak air dan dianginkan

sampai kering.

ii. Masing-masing benda uji ditandai dan ditimbang.

iii. Masing-masing benda uji di-caping dengan belerang dengan

tujuan untuk meratakan permukaan silinder beton yang kasar.

iv. Benda uji siap untuk dites tekan hancur dengan permukaan yang

di-caping menghadap ke atas.

v. Langkah-langkah diatas harus dilakukan pada setiap pengetesan

pada umur 3, 7, 14 dan 28 hari.

Kesimpulan :

Dalam praktikum beton ini, curing dilaksanakan dengan cara merendam beton

dalam bak yang berisi air sampai waktu pengetesan. Proses perawatan ( curing ) ini

dilakukan sehari atau 24 jam setelah proses pencetakan beton dan diangkat pada saat

beton akan dites (hari ke-3, 7, 14, dan 28). Hasil curing dapat dikatakan baik karena

pada beton tidak ada yang mengalami retak-retak atau rusak.

Keterangan tambahan :

Menurut PBI 1971 pasal 6.4 hal 58, perawatan beton dilakukan :

1. Untuk mencegah penguapan bidang – bidang beton selama paling sedikit 2

minggu atau 14 hari, beton harus dibasahi terus - menerus dengan

menutupinya dengan karung-karung basah.

2. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi , uap yang bertekanan udara luar ,

pemanasan atau proses-proses lainnya dapat dipakai untuk mempersingkat

waktu pengerasan.

Page 10: BAB VII Campuran Betonc