BAB v Resusitasi Cairan

download BAB v Resusitasi Cairan

of 4

description

resusitasi cairan

Transcript of BAB v Resusitasi Cairan

BAB VRESUSITASI CAIRANPENDAHULUAN Jumlah total air pada tubuh manusia kurang lebih 57% dari berat badan, dan pada bayi dapat mencapai sampai 75% namun jumlah ini akan menurun pada usia tua dan menurun pada obesitas. Air terdiri dari komponen intracellular (60%) dan extracellular (40%). Komponen Ekstracellular terdiri atas 1/3 dari total cairan tubuh, terdiri dari volue darah dan cairan intersititial sedangakan komponen intracellular terdiri dari 2/3 total cairan tubuh. Cairan tubuh pada laki-laki 60% berat badan,wanita 50% dari berat badan dan infant 70% dari berat badan.Asupan cairan berasal dari mulut kira-kira 2/3 nya dalam bentuk air murni dan sisanya dalam bentuk minuman lain dan makanan. Sejumlah juga disintesis dari tubuh berkisar antar 150-25- cc/hari,tergantung kecepatan metabolisme. Asupan normal cairan, termasuk yang disintesis oleh tubuh,rata-rata 2300 cc/hari.Terapi cairan dibutuhkan bila tubuh tidak dapat lagi memasukkan air, elektroit dan zat makanan secara oral misalnya pada keadaan puasa lama, pembedahan saluran cerna, perdarahan banyak, syok hipovelemik, anoreksia berat, mual muntah dan lain-lain. Pemberian terapi cairan ini disebut juga dengan resusitasi cairan.Indikasi pemberian resusistasi cairan :1. Hipovalemi 2. Syok 3. Perdarahan Tujuan pemberian terapi cairan :1. Memulihkan volume sirkulasi darah2. Kesempurnaan keseimbangan cairan 3. Pada syok untuk memulihkan perfusi jaringan dan pengiriman oksigen ke sel tidak terjadi iskemia jaringan gagal organ

TERAPI CAIRANTerapi cairan ialah tindakan untuk memelihara , mengganti cairan tubuh dalam batas-batas fisiologis dengan cairan infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma expander) secara intravena. Terapi cairan berfungsi untuk mengganti defisit cairan saat puasa sebelum dan sesudah pembedahan , mengganti kebutuhan rutin saat pembedahan dan mengganti perdarahan yang terjadi.Terapi cairan terdiri atas 2 : 1. Terapi cairan resusitasi Bertujuan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh atau ekspansi cepat dari cairan intravaskular untuk memperbaiki perfusi jaringan. Dapat diberikan pada keadaan syok dan luka bakar. Terapi cairan resusitasi dapat dilakukan dengan pemberian infus Normal Saline, Ringerlactate maupun ringer asetat sebanyak 20 ml/kg selama 30-60 menit. Pada syok hemoragik bisa diberikan 2-3 L dalam 10 menit. 2. Terapi rumatan Bertujuan untuk memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi. Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-35 ml/kgBB/hari dan elektrolit utama Na+ = 1-2 mmol/kgBB/hari dan K+ = 1mmol/KgBB/hari. Kebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan yang hilang akibat pembentukan urine,sekresi gastrointestinal,keringat dan pengeluaran lewat paru atau insensible water losses.JENIS CAIRAN 1. Cairan KristaloidCairan ini mempunyai komposisi mirip cairan ekstravaskuler. Cairan koloid bila diberikan dalam jumlah cukup (3-4 kali cairan koloid) sama efektifnya dengan pemberian cairan koloid untuk mengatsi defisit volume intravaskular. Waktu paruh cairan kristaloid sekitar 20-30 menit. Larutan Ringer laktat merupakan cairan kristaloid yang paling banyak digunakan untuk resusitasi cairan walau agak hipotonis dengan susunan yang hampir menyerupai cairan intravaskular. Larutan NaCl adalah cairan kristaloid lain yang paling sering digunakan namun bila berlebihan dapat mengakibatkan asidosis hiperkloremik dan menurunnya kaar bikarbonat plasma akibar peningkatan klorida. Karena perbedaan sifat antar koloid dan kristaloid dimana kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang interstitiel dibandingkan dengan koloid, makan kristaloid dipilih untuk resuistasi defisit cairan di ruang interstitial.2. Cairan koloid Disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau sering disebut plasma ekspander. Di dalam caian koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan caian ini cenderung bertahan agak lama (waktu paruh 3-6 jam) dalam ruang intavaskular. Oleh karena itu koloid sering digunakan untuk resusitasi cairan secaa cepat untuk syok hipovalemik/hemoragik atau pada penderita hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein yang banyak (luka bakar).Berdasarkan pembuatanntya terdapat 2 jenis larutan koloid : Koloid alami : Yaitu fraksi protein plasma 5% dan albumin manusia. Dibuat dengan cara memanaskan plasma untuk membunuh virus hepatitis dan virus lainnya. Koloid sintetis Dextran Dextran 40 dengan berat molekul 40.000 an dextran 70 dengan berat molekul 60.000-70.000 diproduksi oleh baktrei Leuconostoc mesenteroides B yang tumbuh di media sukrosa. Dextran 40 mampu memperbaiki aliran darah lewat sirkulasi mikro karena dapat menurunkan kekentalan (viskositas) darah. Dextran mempunyai efek anti tombotik yang dapat mengurangi platelet adhesiveness,menekan faktor VIII, meningkatkan fibronilisis dan melancarkan aliran darah. Hydroxylethyl StarchTersedia dalam larutan 6% dengan berat molekul 10.000-1.000.000 , rata-rata 71.000, osmolaritasnya 310 mOsm/L dan tekanan onkotik 30 30 mmHg. Dipilih sebagai cairan koloid untuk meresusitasi pada penderita gawat. GelatinLarutan koloid 3,5-4% dalam balanced elecrolyte dengan berat molekul rata-rata 35.000 dibuat dari hidrolisa kolagen binatang. Terdiri atas 3 macam gelatin,yaitu : Plasmion dan hemacell Urea linked gelatin Oxypoly Gelatin EVALUASI TERAPI CAIRAN Perhatikan ABC nya A : Airway / Jalan nafas B : breathing / Nafas C : Circulation

Referensi : Adelmen ,R.D., 2009. Patofisiologi cairan tubuh dan terapi cairan Hasan F. Terapi cairan. 2008