BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

14
BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK 5.1 Uraian Umum Pengendalian proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal sampai akhir pada suatu proyek yang bersifat menjamin adanya kesesuaian antara rencana dan hasil kerja serta melakukan tindakan-tindakan terhadap penyimpangan yang dijumpai di lapangan atau selama pelaksanaan, baik mengenai tenaga, bahan, peralatan, biaya, manajemen, waktu dan mutu. Dalam hal ini yang berhubungan dengan proses pengendalian adalah pengontrolan dan pengevaluasian. Tujuan pengendalian dan pengawasan proyek antara lain: 1) Agar hasil dari pelaksanaan proyek dapat sesuai dengan gambar rencana proyek dan spesifikasi yang telah ditentukan. 2) Dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 3) Menekan biaya pelaksanaan seefisien mungkin. 4) Bertanggung jawab dan menjaga kualitas pekerjaan. Beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek ini adalah : 1) Pengendalian mutu bahan 2) Pengendalian mutu peralatan 3) Pengendalian waktu 4) Pengendalian biaya 5) Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 58

description

laporan kerja praktek

Transcript of BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

Page 1: BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

BAB V

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

5.1 Uraian Umum

Pengendalian proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal sampai akhir pada

suatu proyek yang bersifat menjamin adanya kesesuaian antara rencana dan hasil kerja

serta melakukan tindakan-tindakan terhadap penyimpangan yang dijumpai di lapangan

atau selama pelaksanaan, baik mengenai tenaga, bahan, peralatan, biaya, manajemen,

waktu dan mutu. Dalam hal ini yang berhubungan dengan proses pengendalian adalah

pengontrolan dan pengevaluasian.

Tujuan pengendalian dan pengawasan proyek antara lain:

1) Agar hasil dari pelaksanaan proyek dapat sesuai dengan gambar rencana proyek dan

spesifikasi yang telah ditentukan.

2) Dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

3) Menekan biaya pelaksanaan seefisien mungkin.

4) Bertanggung jawab dan menjaga kualitas pekerjaan.

Beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek ini adalah :

1) Pengendalian mutu bahan

2) Pengendalian mutu peralatan

3) Pengendalian waktu

4) Pengendalian biaya

5) Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

6) Pengendalian tenaga kerja

5.2 Pengendalian Mutu Bahan

Pengendalian mutu bahan di lapangan meliputi inspeksi dan tes, pengendalian

produk yang tidak sesuai, serta pengendalian catatan mutu. Bahan–bahan yang diuji pada

proyek ini adalah:

1) Beton

Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu dilaksanakan pengambilan sampel

campuran beton untuk diuji dengan metode Slump Test. Campuran beton juga dilakukan

pengujian terhadap kuat tekan beton (Compression Test) yaitu dengan Cylinder Test.

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 58

Page 2: BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Pelaksanaan pembuatan benda uji dilakukan oleh penyedia/supplier beton ready mix,

dalam proyek ini PT. Pioneer, atas persetujuan dan pengawasan pihak pengawas lapangan.

Standar Pengambilan Contoh Benda Uji (Sampel )

Standar BS (British Standart)

Pembuatan sampel beton dilakukan pada setiap kelipatan 50 m3 akan dibuat 1 set (3

silinder) sampel. Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon ini, mengambil 4

buah sampel pada setiap kelipatan 25 m3, agar di dapatkan hasil pengujian yang lebih

maksimal. Pengetesan benda uji / sampelnya masing-masing (setiap set) diambil satu buah

benda uji untuk tes 7 hari ,dua buah benda uji untuk tes 28 hari dan satu buah benda uji

untuk cadangan.

a. Slump Test

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan

mutu beton. Dapat dilihat pada Gambar 5.1. Proyek Gedung Parkir Mall Solo

Paragon ini, slump yang disyaratkan yaitu 12 ± 2 cm. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan kerucut Abrams.

Cara pengujian :

1. Menyiapkan peralatan uji slump yaitu kerucut Abrams.

2. Kerucut Abrams diletakkan pada bidang rata dan datar namun tidak menyerap

air, biasanya menggunakan alas berupa tripleks atau seng.

3. Adukan beton dimasukkan dalam tiga lapis yang kira-kira sama tebalnya, dan

setiap lapis ditusuk 25 kali dengan menggunakan tongkat baja supaya adukan

yang masuk dalam kerucut lebih padat.

4. Adukan yang jatuh di sekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya diratakan

dan kerucut ditarik vertikal dengan hati – hati, kemudian dibuka dan diukur

penurunan puncak kerucut terhadap tinggi semula

5. Hasil pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan merupakan nilai

kekentalan dari adukan beton tersebut.

6. Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak boleh

digunakan.

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 59

Page 3: BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Gambar 5.1 Slump Test

Saat mengamati pengujian ini, pengukuran penurunan beton tidak hanya dilakukan

pada satu titik saja, akan tetapi dilakukan pada 4 titik yakni bagian samping 2 titik, bagian

tengah 2 titik. Pengukuran 4 titik tersebut akan diperoleh penurunan yang berbeda-beda

lalu nilai tersebut dirata-rata. Dari rata-rata penurunan tersebut akan didata apakah sesuai

dengan permintaan dari pihak kontraktor atau tidak. Pihak kontraktor PT. Wijaya Karya

Bangunan Gedung untuk proyek Gedung Parkir Mall Solo Paragon ini mensyaratkan nilai

slump 12 ± 2 cm. Jika hasil slump tidak memenuhi syarat maka beton akan dikembalikan

karena tidak sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditentukan.

b. Tes Uji Kuat Tekan ( Compression Test )

Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan maksimum yang dapat

diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran.

Cara pengujian :

1. Menyiapkan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

2. Cetakan silinder diletakkan pada plat atas baja yang telah dibersihkan dan sisi

dalamnya diolesi minyak pelumas seperlunya untuk mempermudah pelepasan

beton dari cetakannya.

3. Memasukkan adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test ke dalam

cetakan yang dibagi dalam tiga lapisan yang sama lalu menusuk–nusuk beton

segar sebanyak 25 kali tiap lapisan.

4. Meratakan bagian atas dan memberi kode tanggal pembuatan.

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 60

Page 4: BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

5. Mendiamkan selama 24 jam lalu direndam dalam air (curing) selama waktu

tertentu, kemudian diserahkan ke laboratorium dan di tes dengan mesin

compressor untuk dilakukan pengetesan beton. Cetakan smapel beton silinder

dapat dilihat pada Gambar 5.2

Hasil pengujian kuat tekan beton dari PT. Pioneer dapat dilihat pada Lampiran 5.1.

Compression Test Result. Di dalamnya terdapat informasi nilai slump, umur beton, berat

beton, serta kekuatan beton. Hasil uji kuat tekan (Compression Test Result) beton untuk

kolom mutu f’c 35 Mpa pada pengecoran tanggal 21 November 2011 dengan tanggal

pengujian 19 Desember 2011 untuk sample umur 7 hari sebesar 254,7 kg/cm² atau 25,47

MPa, sedang untuk kuat tekan 28 hari sebesar 393,3 kg/cm² atau 39,33 MPa menunjukkan

beton telah memenuhi persyaratan spesifikasi beton.

Gambar 5.2 Cetakan Sampel Beton Silinder

2) Baja Tulangan

Berdasarkan SNI 03-2874-2002, benda uji ditentukan sebagai berikut:

a. Benda uji merupakan batang proposional dimana perbandingan antara panjang dan

luas penampang sebelum pengujian adalah sama.

b. Apabila benda uji memiliki diameter < 15 mm gaya tarik masikmum lebih kecil dari

kapasitas mesin tarik, maka benda uji yang digunakan adalah dengan penampang

utuh.

c. Benda uji dengan diameter > 15 mm dimana gaya tarik maksimum melebihi

kapasitas mesin tarik, maka bentuk dan dimensi benda uji dibuat dengan

memperkecil penampang bagian tengah benda uji sesuai dengan ketentuan pada

manual pengujian.

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 61

Page 5: BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Certificate dari pabrik (melalui supplier) dan certificate dari laboratorium baik pada

saat pemesanan maupun secara periodik minimum 2 contoh percobaan (stress-strain test)

dan pelengkungan untuk setiap 20 ton baja tulangan harus ada untuk mendapatkan jaminan

atas kualitas baja tulangan yang diminta. Proses pengujian dilakukan dengan prosedur

sebagai berikut:

a. Membuat benda uji dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Setiap contoh dibuat 2 (dua) buah benda uji untuk pengujian ganda.

2. Setiap benda uji dilengkapi dengan nomor benda uji, nomor contoh serta

dimensinya.

b. Memasang benda uji dengan cara menjepit bagian h dari benda uji pada alat penjepit

mesi tarik, sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji.

c. Menarik benda uji dengan penambahan beban beban sebesar 10 MPa/detik sampai

benda uji tersebut putus.

d. Mencatat dan mengamati besarnya perpanjangan yang terjadi setiap penambahan-

penambahan beban 10 MPa.

e. Mencatat besarnya gaya tarik pada batas leleh Py dan pada bats putus Pmaks, bila

benda uji merupakan baja lunak.

f. Membuat grafik antara gaya tarik yang bekerja pada perpanjangan.

Proyek ini juga mengadakan pemeriksaan secara visual yaitu untuk melihat diameter

tulangan serta diameter efektif tulangan yang dipakai. Pengukuran dilakukan dengan

jangka sorong.

Hasil pengujian tarik baja dari laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi Universitas

Sebelas Maret, Solo, dapat dilihat pada Lampiran 5.2. Di dalamnya akan dapat diketahui

mechanical properties dari baja tersebut. Hasil uji pada tanggal 12 Januari 2012 dengan 3

benda uji menunjukkan bahwa rata-rata tegangan leleh baja untuk D25 adalah sebesar

417,627 MPa, tegangan maksimal 634,194 MPa, dengan beban maksimal 20600 kg, dan

beban leleh sebesar 1356,67 kg telah memenuhi persyaratan baja tulangan minimum yang

telah disyaratkan.

5.3 Pengendalian Mutu Peralatan

Peralatan adalah bagian terpenting dari pelaksanaan pekerjaan suatu struktur,

kerusakan pada alat dapat mengakibatkan tertundanya pekerjaan. Pengelolaan peralatan

selain ditujukan untuk mendapatkan efisiensi juga untuk menunjang produktivitas

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 62

Page 6: BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

kemajuan pekerjaan. Dilakukan pengaturan penempatan dan mobilisasi alat untuk

memperlancar pengoperasian alat. Pengendalian mutu peralatan ini, dilakukan evaluasi

kinerja alat dengan mencatat jumlah waktu operasi alat, kemudian membandingkan dengan

waktu ideal operasi alat dalam periode tertentu.

Hasil dari evaluasi dapat menghasilkan kebijakan penambahan atau penggantian

peralatan, maupun pengaturan kembali penempatan peralatan. Contoh pengendalian

peralatan adalah pada pekerjaan pengecoran, dari pihak Wijaya Karya selaku kontraktor

melakukan pencatatan kinerja alat-alat yang dibutuhkan pada setiap pengecoran setiap

harinya, yakni mengenai alat yang bekerja apa saja, yang stanby berapa, mencatat alat–alat

yang rusak. Apabila terdapat kerusakan alat, maka segera dilakukan perbaikan, sehingga

dapat mengurangi kemungkinan mundurnya pekerjaan yang lebih lama.

5.4 Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu pada proyek ini didasarkan pada time schedule pekerjaan.

Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran proyek. Agar

dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur

tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan. Time schedule menjabarkan

pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis pekerjaan, mulai dari permulaan sampai

akhir pekerjaan sehingga komulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurva

S realisasi. Kurva S realisasi akan dibandingkan dengan kurva S rencana. Namun dalam

hal ini, perbandingan yang dilakukan adalah perbandingan antara kurva S rencana dengan

pelaksanaan di lapangan. Dalam kurva S rencana, tertulis bahwa pekerjaan ramp putar

sudah dimulai pada minggu ke-2 bulan November 2011, tetapi dalam pelaksaan di

lapangan, pekerjaan ini baru mulai dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Desember 2011.

Berarti pekerjaan mangalami keterlambatan dari jadwal yang direncanakan semula. Kurva

S proyek dapat dilihat pada Lampiran 5.3.

5.5 Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah

dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini dapat

dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran

Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari pembandingan ini, dapat diketahui apabila

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 63

Page 7: BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga

dapat dilakukan evaluasi biaya.

Pengendalian biaya ini dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah

dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah

material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan, sedangkan pengendalian biaya

tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar presensi pekerja selama satu minggu dan

besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah

yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Total biaya yang

telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva-S realisasi dan untuk

memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

5.6 Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pengendalian K3 dalam proyek ini berkaitan dengan penyusunan Safety Plan,

Pengamanan Proyek (Security Plan), dan pengelolaan ketertiban serta kebersihan proyek

(House Keeping) dengan target ’zero accident’ (tidak ada kecelakaan kerja).

Safety Plan dibuat dengan mengikuti ketentuan-ketentuan maupun arahan yang

dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) selaku instansi yang melakukan kontrol

terhadap hal ini. Safety Plan mencakup antara lain penyusunan Safety Management,

identifikasi bahaya kerja dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat pengaman

seperti pagar, jaring pada tangga, railing serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan

muster point (zona aman), alat-alat pemadam kebakaran (tabung pemadam api), dan lain-

lain.

Security Plan berupa pos pengaman digunakan untuk mengawasi prosedur keluar

masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, dan identifikasi daerah rawan di wilayah

sekitar proyek.

Pengelolaan ketertiban dan kebersihan proyek meliputi pemasangan papan-papan

peringatan pada lokasi proyek yang rawan terjadi kecelakaan, penempatan bak sampah,

toilet pekerja, pengaturan jalan sementara, gudang, los kerja, barak pekerja, dan lain-lain.

Keselamatan kerja sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek ini, antara lain :

1) Penggunaan Pelindung Diri

Diwajibkan bagi pekerja menggunakan pelindung diri (Gambar 5.3) selama berada di

lokasi proyek baik itu helm proyek maupun sepatu yang standard digunakan di proyek.

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 64

Page 8: BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Gambar 5.3 Alat Perlindungan diri

2) Railing Tepi Lantai

Dipasang railing (Gambar 5.4) di tepi gedung untuk penanda daerah pinggir dan juga

berfungsi sebagai penahan benda jatuh, dan sampah yang dibuang sembarangan.

Gambar 5.4 Railing Tepi Lantai

3) Penutup Void

Untuk mengamankan dari benda jatuh maka tiap void / lubang ditutup dengan

menggunakan palay wood / jaring pengaman (Gambar 5.5) untuk menangkap benda jatuh

dari pekerjaan pembongkaran di lantai atasnya dan dilakukan tiap lantai.

Gambar 5.5 Penutup Lubang

4) Bak Sampah

Di beberapa tempat di tempatkan bak sampah (Gambar 5.6) agar kebersihan area

proyek terjaga dengan baik.

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 65

Page 9: BAB v- Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Gambar 5.6 Bak Sampah

5) Catatan Kinerja K3 Bulanan

Catatan kinerja K3 bulanan berguna untuk memberitakan kinerja K3 pada umum agar

bisa terpantau dengan baik. Catatan ini berisi tentang informasi jumlah total pekerja,

jumlah pekerja yang sakit, dan jumlah pekerja yang meninggal bulan lalu dan bulan

sekarang. Sehingga dapat terlihat perbandingan tingkatan kinerja K3.

5.7 Pengendalian Tenaga Kerja

Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat

menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan

suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pada proyek ini, seluruh pengadaan tenaga kerja

diserahkan pada tim pelaksana. Pemilihan dan penunjukan pemborong dilakukan

berdasarkan reputasi pemborong tersebut dalam menyelesaikan pekerjaan proyek yang

telah ada.

5.7.1 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja yang dimaksud tidak hanya kesehatan untuk para pekerja tetapi

juga kebersihan dan ketertiban yang harus dijaga, antara lain :

1) Pemeriksaan Jamsostek

Setiap pekerja yang bekerja pada proyek central park ini memiliki Jamsostek

sehingga jika terjadi sesuatu dapat ditanggung oleh asuransi jiwa tersebut.

2) Fogging

Dilakukan fogging untuk menghindari penyakit demam berdarah.

3) Fasilitas Sanitasi dan Tempat Sampah

Untuk fasilitas sanitasi di proyek sangat diperhatikan kebersihannya, jangan sampai

malah menimbulkan penyakit bagi pekerja. Untuk tempat sampah sudah disediakan

di tiap lantai.

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon 66