BAB V-LKPJ ATA 2012.pdf
Click here to load reader
Transcript of BAB V-LKPJ ATA 2012.pdf
V-1
BAB V
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
Tugas Pembantuan yang Diterima
A. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan Dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.02/2009 tentang Penunjukkan,
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Serta Pengesahan dan
Pelaksana DIPA Tahun 2009;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
B. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan implementasi dari sistem
dan prosedur penugasan Pemeriontah kepada daerah dan atau desa, dari pemerintah
provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta pemerintah kabupaten/kota kepada
desa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pembangunan yang disertai
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada
pemberi penugasan.
Instansi pemberi tugas pembantuan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada
tahun anggaran 2012, adalah:
1. Kementerian Pertanian
2. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3. Kementerian Sosial
4. Kementerian Kelautan dan Perikanan
5. Kementerian Pekerjaan Umum
6. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
7. Kementerian Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah
C. Satuan Kerja yang Melaksanakan
Maksud pemberian tugas pembantuan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan umum. Adapun
V-2
tujuan pemberian tugas pembantuan tersebut, untuk memperlancar pelaksanaan tugas
dan penyelesaian permasalahan, membantu penyelenggaraan pemerintahan, serta
pengembangan pembangunan bagi daerah dan desa. Urusan pemerintahan yang dapat
ditugaspembantuankan dari Pemerintah kepada daerah dan atau desa, dari pemerintah
provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta pemerintah kabupaten/kota kepada
desa, merupakan urusan pemerintahan di luar enam urusan yang bersifat mutlak, yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai urusan Pemerintah, yaitu
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta
agama.
Adapun organisasi perangkat daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat yang
melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan Pemerintah pada tahun anggaran 2012,
yaitu:
1. Dinas Perkebunan
2. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan
3. Dinas Permukiman dan Perumahan
4. Dinas Peternakan
5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
6. Dinas Sosial
7. Dinas Perikanan dan Kelautan
8. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
9. Dinas Bina Marga
10. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
D. Program dan Kegiatan yang Diterima serta Pelaksanaannya
1. Dinas Perkebunan
a. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.02/2012 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Penyusunan Dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga.
b. Program dan Kegiatan
1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan.
a) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah
dan Penyegar (TP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.107.305.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp.1.104.839.800,- atau 99,78%. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah rehabilitasi tanaman teh di kabupaten
purwakarta sebanyak 100 ha, perluasan pala di Kabupaten Bogor 100 ha.
V-3
b) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim
(TP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.13.254.650.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp.10.682.547.600,- atau 80,59%. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah Pengembangan tebu (50 Ha di Kabupaten Sumedang, 87
Ha di Kabupaten Subang, 66 Ha di Kabupaten Majalengka, 169 Ha di
Kabupaten Indramayu); 2 unit traktor dan implement; 23 org TKP dan
PLP-TKP; 10 ha pengembangan nilam di Kabupaten Sumedang; 5 Ha
Demplot Stevia di Kabupaten Bandung; 2 paket integrasi tebu ternak (5
ha/10 ekor) di Kabupaten Majalengka dan Indramayu.
c) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
(TP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.023.878.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp.849.143.000,- atau 82,93%. Hasil pelaksanaan
kegiatan: Peremajaan Kelapa (150 Ha di Kota Banjar, 100 Ha di Kabupaten
Indramayu); 20 Ha perluasan kemiri sunan (Kabupaten Subang 5 ha,
Kabupaten Sumedang 5 Ha, Kabupaten Majalengka 5 Ha, Kabupaten
Indramayu 5 Ha).
d) Kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen Komoditas Perkebunan
(TP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.573.850.000,- realisasi anggaran
sebesar Rp.571.200.500,- atau 99,54%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
pembangunan 2 unit Rumah Pelayuan Nilam di Kabupaten Sumedang.
e) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.881.522.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp.855.691.900,- atau 97,07%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya pengendalian OPT PBKo di Kabupaten Sumedang seluas 50
Ha; Pengendalian Hama Tikus seluas 100 Ha dan Penggerek Batang Tebu
seluas 25 Ha di Kabupaten Cirebon.
f) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (TP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.224.520.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp.211.120.000,- atau 94,03%. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah pembinaan, pengawalan dan monev
pembangunan perkebunan (PMD) sebanyak 15 Kabupaten/Kota, serta
terfasilitasinya pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan asset
yang berkualitas dalam 12 bulan.
2) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran dan
Ekspor Hasil
Kegiatan Pengembangan Mutu dan standardisasi, Pengembangan pengolahan
hasil pertanian, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.275.000.000,- realisasi
V-4
anggaran sebesar Rp.1.170.490.000,- atau 91,80%. Hasil kegiatan adalah
terlaksana Pengembangan Mutu Kopi di 1 kabupaten yaitu Kabupaten Garut;
terlaksana pengembangan agroindustri kelapa (gula aren) di 1 Kabupaten
yaitu Kabupaten Garut; dan terlaksana pengembangan bongkar bersih di 1
kabupaten yaitu Kabupaten Tasikmalaya.
3) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Kegiatan Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Satker 08 (Direktorat Jenderal Sarana Prasarana), dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.3.700.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.2.405.000.000,-
atau 65% Hasil kegiatan adalah termanfaatkannya pembangunan embung
dan pengembangan sumber air adalah dapat membantu ketersediaan air
apabila terjadi musim kemarau, shingga tanaman yang ada di sekitar embung
tidak kekeringan. Perluasan areal dan optimalisasi lahan adalah
termanfaatkannya lahan yang ada serta mempunyai potensi untuk ditanami
dengan komoditas perkebunan, mendorong kualitas lingkungan sumber daya
alam terutama dalam mencegah erosi, serta mendukung ketersediaan sumber
oksigen. Pra sertifikasi lahan membantu petani perkebunan pemilik sertifikat
apabila ingin meningkatkan modal usaha melalui kerjasama dengan pihak
bank, melalui penambahan luas areal tanaman perkebunan, pembangunan
embung untuk usaha perkebunan, meningkatnya indeks pertanaman pada
kawasan perkebunan, penyediaan status kepemilikan lahan milik petani
perkebunan.
c. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaannya antara lain: Pengembangan
tebu di Kabuaten Cirebon seluas 108,29 Ha tidak terlaksana, karena dokumen
yang dipersyaratkan tidak dipenuhi. Peremajaan kelapa di Kabupaten Cirebon
seluas 150 Ha juga tidak terlaksana, karena tidak ada penetapan CP/CL dari
Tim Teknis Kabupaten. Solusinya anggaran dikembalikan kepada kas Negara.
2) Secara umum pelaksanaan program kegiatan berjalan dengan lancar sesuai
dengan yang direncanakan, tetapi ada beberapa kegiatan penunjang seperti
pertemuan teknis yang merupakan undangan dari pusat (Ditjen PPHP) tidak
dapat direalisasikan karena undangan terlambat diterima oleh pihak kabupaten
sehingga tidak dapat menghadiri pertemuan dimaksud. Adapun solusi atas
permasalahan tersebut adalah melakukan koordinasi dan konsultasi lebih
intensif dengan berbagai pihak terkait, serta alokasi anggaran untuk sub-sub
kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan disetor kembali ke KAS Negara.
V-5
3) Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program/kegiatan ini adalah di
Kabupaten Subang PPK nya tidak memiliki sertifikat Barang dan Jasa. Di
Kabupaten Kuningan kelompok taninya tidak siap untuk melaksanakan
pembangunan embung. Perluasan areal di Kabupaten Ciamis CP/CL yang
diajukan tidak sesuai peruntukkan perluasan areal sebagaimana yang telah
diatur dalam pedoman teknis namun lebih cocok untuk optimasi lahan. Di
Kabupaten Cirebon kelompok tani bersifat temporer/nomaden. Kemudian
beberapa kelengkapan belum dipenuhi sehingga memerlukan pertimbangan
dan analisis lebih mendalam sebelum ditindaklanjuti dalam pelaksanaan
penyaluran dana. Solusinya adalah menunda rencana kegiatan di Kabupaten
tersebut serta untuk dapat dipertimbangkan pada periode berikutnya.
2. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan
a. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/OT.140/12/2010 Tanggal 29
Desember 2010 perihal Penugasan Kepada Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan
dan Tanggung Jawab Tugas Pembantuan Provinsi TA. 2011.
b. Program dan Kegiatan
1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk
Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.100.206.572.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp.99.678.419.469,- atau 99,47 %. Hasil kegiatan adalah Perluasan penerapan
budidaya tanaman pangan yang tepat yang didukung oleh sistem penanganan
pasca panen dan penyediaan benih serta pangamatan produksi yang efisien
untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan,
melalui:
a) Pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT)
Komoditas Aneka Kacang dan Umbi pada lahan 540 Ha; SL PTT komoditas
serealia pada lahan 3095 ha ; rancangan pengembangan perbenihan;
perbanyakan benih sumber tanaman pangan pada lahan 65 hektar ;
pelatihan teknis bidang perbenihan tanaman pangan; hasil penilaian
varietas hasil pengawasan peredaran benih; hasil sertifikasi benih
tanaman; rapat koordinasi perbenihan.
b) Penyusunan berbagai jenis laporan yaitu: Pelaksanaan SLPTT/
pengembangan budidaya aneka kacang dan umbi, pengelolaan produksi
aneka kacang dan umbi; pelaksanaan SLPTT serealia dan pengembangan
budidaya serealia lainnya; pengelolaan produksi serealia; kegiatan
V-6
perbenihan; kegiatan perlindungan tanaman pangan. kegiatan penanganan
pasca panen tanaman pangan; pelaksanaan manajemen tanaman pangan
c) Penyediaan sarana prasarana, peralatan dan inventaris kantor BBI;
kendaraan roda-4 BPSBTPH; perangkat pengolah data dan komunikasi .
peralatan dan fasilitas perkantoran; database perlindungan tanaman
pangan; peralatan dan fasilitas perkantoran;
2) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk
Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.13.254.475.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.12.186.486.550,- atau 91,94%. Hasil kegiatan adalah program peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai
swasembada dan swasembada berkelanjutan perluasan penerapan budidaya
tanaman pangan yang tepat yang didukung oleh sistem penanganan pasca
panen dan penyediaan benih serta pengamanan produksi yang efisien untuk
mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan, melalui:
a) Penyusunan pedoman perlindungan tanaman pangan; dokumen
perencanaan perlindungan tanaman pangan; database perlindungan
tanaman pangan; visualisasi kegiatan perlindungan tanaman pangan;
rumusan paket teknologi pengendalian OPT berwawasan PHT; laporan
kegiatan perlindungan tanaman pangan
b) Pelaksanaan pelatihan teknis perlindungan tanaman pangan; SLPHT; SL
Iklim; operasional laboratorium pengamatan hama penyakit/laboratorium
agens hayati
c) Penyediaan sarana penanggulangan OPT/ DPI
3) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman
Hortikultura Berkelanjutan (Dana Tugas Pembantuan), dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.1.940.115.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp.1.895.714.000,- atau 97,71%. Hasil kegiatan adalah program peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura berkelanjutan
terwujudnya agribisnis hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan,
melalui pengembangan kawasan tanaman florikultura (2500m2); kawasan
tanaman sayuran dan tanaman obat (30 ha); penataan dan pengelolaan
laporan pelaksanaan kegiatan pengembangan hortikultura dan layanan
perkantoran.
4) Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana Dan Sarana Pertanian
Terlaksananya Pengembangan Fasilitasi Dalam Pengelolaan Lahan Dan Air
Melalui Upaya Pemberdayaan Lahan Pertanian, Pengelolaan Air Irigasi
V-7
Pertanian Dan Perluasan Areal Pertanian (Dana Tugas Pembantuan), dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.163.057.200.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.161.634.517.000,- atau 99,13%. Hasil kegiatan adalah program penyediaan
dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian terlaksananya
pengembangan fasilitasi dalam pengelolaan lahan dan air melalui upaya
pemberdayaan lahan pertanian, pengelolaan air irigasi pertanian dan perluasan
areal pertanian, melalui pembinaan pengembangan jaringan dan optimasi air;
pembinaan kelembagaan; optimasi, rehabilitasi dan konservasi lahan; perluasan
sawah (200 ha); pengembangan alat dan mesin pertanian; fasilitasi
pembiayaan pertanian (1 paket).
5) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran Dan
Ekspor Hasil Pertanian Meningkatnya Usaha Pengolahan Dan Pemasaran Hasil
Pertaian Berkelanjutan (Dana Tugas Pembantuan), dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.4.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.3.987.155.900,-
atau 96,08%. Hasil kegiatan adalah program peningkatan nilai tambah, daya
saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian meningkatnya usaha
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan, melalui optimalisasi
sarana dan kelembagaan pasar domestik (3 unit pasar); kendaraan bermotor (1
unit); unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan (10 kelompok usaha);
layanan perkantoran.
6) Program Pengembangan SDM Pertanian Dan Kelembagaan Petani
Pengembangan Sdm Pertanian, Melalui Pemberdayaan SDM Dan Kelembagaan
Petani, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.47.546.712.000,-, realisasi
anggaran Rp.44.921.357.950,- atau 99,48%. Hasil kegiatan adalah program
pengembangan SDM pertanian dan kelembagaan petani pengembangan SDM
pertanian, melalui pemberdayaan SDM dan kelembagaan petani, melalui
Pelatihan teknis yang diikuti oleh 90 orang aparatur dan 60 orang non
aparatur; penyusunan norma. standar, pedoman dan kebijakan yang dihasilkan
dan dikembangkan, materi penyuluhan; Fasilitasi kelembagaan penyuluhan
pertanian; kelembagaan petani; ketenagaan penyuluhan yang difasilitasi
c. Permasalahan dan Solusi
1) Kebutuhan pangan masyarakat, khusunya padi dan palawija, sangat ditentukan
oleh ketersediaan produksi. Produksi pangan yang memadai sangat ditentukan
oleh faktor input yang tersedia, antara lain benih. Permasalahan yang sering
dihadapi yaitu ketersediaan benih bersertifikat. Hal ini dikarenakan pada 1) saat
tanam untuk benih (varietas unggul baru) bersertifikat kurang tersedia, 2)
terkena serangan organisme pengnganngu tanaman dan bencana alam seperti
V-8
banjir dan kekeringan sehingga perlu ada pengulangan tanam. Disamping itu,
masalah lain yaitu: ketersediaan anggaran untuk proses budidaya yang kurang
memadai dan tidak tepat waktu. Sehingga jadwal tanam mundur. Solusi
penyelesaian masalah tersebut yaitu: a) Pemberdayaan Petani Penangkar benih
di kabupaten/kota yang dijadikan sebagai mitra Balai Benih Kabupaten/kota
dan provinsi, b) Pemberdayaan Petani Pengamat Hama atau Alumni SLPTT dan
SL-Iklim kabupaten/kota dijadikan sebagai mitra Petugas OPT dikabupaten/kota
yang sudah berkurang jumlahnya.
2) Pengembangan agribisnis hortikultura memberikan nilai tambah yang cukup
besar tehadap pendapatan petani. Permasalahan dalam pengembangan
agribisnis hortikultura agar berdaya saing, antara lain: Terbatasnya
penggunaan teknologi dalam pengembangan agribisnis hortikultura di tingkat
petani, baik dalam budidaya maupun pengepakan pasca panen sehingga
berpengaruh terhadap nilai jual. Hal tersebut dikarenakan hasil-hasil teknologi
produksi untuk peningkatan mutu kualitas produk-produk hortikultura sepeti
buah, florikultura, sayuran dan obat masih sangat kurang. Solusi pemecahan
masalah tersebut antara lain, yaitu Melaksanakan penerapan teknologi
budidaya dan pasapanen komoditas buah, florikultura, sayuran, dan obat
kepada petani; Melaksanakan penerapan teknologi produksi untuk
meningkatkan mutu produk; Pelatihan keahlian bagi PPL/Petugas, Tenaga
Registrasi, Petani dalam penerapan Good Agricultura Practises (GAP), Good
Handling Practises (GHP) dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL
PHT).
3) Dalam melaksanakan program pengembangan prasarana dan sarana pertanian,
permasalahan yang ada antara lain: a) UU No.41/2009, Perda No.27/2010 dan
PP No.1/2011 belum terimplementasikan secara menyeluruh di wilayah Provinsi
Jawa Barat, sehingga alih fungsi lahan masih tetap ada di Kabupaten/Kota; b)
Kondisi fisik jaringan irigasi pada umumnya dalam keadaan kurang baik; c)
Adanya konflik kebutuhan dan pemanfaatan sumber air; d) Petani masih
beranggapan bahwa operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi tanggung
jawab Pemerintah; e) Kondisi modal usaha petani masih sangat terbatas; f)
Belum menyeluruh penerapan teknologi usahatani terutama dikalangan petani
pemula. Solusi atas permasalahan tersebut antara lain: Sosialisasi Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Melaksanakan program
melalui upaya penguatan kelembagaan (Capacity Building) pengelola irigasi
(KPI) pertanian beririgasi guna mendukung ketahanan pangan; Memperbesar
V-9
kapasitas produksi; Mengembangkan pendekatan partisipatif; Mewujudkan
kemandirian masyarakat; Membangun kreativitas petani; Menciptakann
keselarasan techno-farming dan eco-farming; Membangun system kemandirian;
Mengoptimalkan pemanfaatan irigasi tidak saja untuk padi; Desentralisasi
kewenangan pengelolaan irigasi; Konservasi lingkungan berkelanjutan integrasi
dengan program lain; Bimbingan teknis dan pelatihan; Fasilitasi kelembagaan
P3A/GP3A; Fasilitasi kemitraan; Peningkatan daya guna lahan; Evaluasi kinerja
usahatani; Peningkatan peran serta masyarakat petani menjadi factor kunci
keberhasilan pengelolaan irigasi dan lahn yang berkelanjutan; Perlu adanya
keberlanjutan dan penguatan peran dari kelembagaan pengelolaan irigasi
provinsi dan Kabupaten/Kota; dan Membangun komitmen antara pemerintah
pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota untuk keberlanjutan pengelolaan lahan
dan pengembangan irigasi.
3. Dinas Permukiman dan Perumahan
a. Program dan Kegiatan
1) Program Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan
a) Kegiatan Administrasi Kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.289.827.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.267.865.950,- atau
92,42%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kinerja kegiatan satuan kerja,
melalui penyelenggaraan Administrasi Kegiatan dengan baik.
b) Kegiatan Sosialisasi Program Pengembangan Kota Hijau Kabupaten Ciamis
(Sosialisasi, GreenMap, Master Plan dan Perencanaan Teknis), dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.491.395.000,- atau 81,90 %. Hasil Kegiatan adalah termanfaatkannya
dokumen perencanaan kota hijau serta meningkatnya pemahaman
aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis dalam proses penyusunan
dokumen perencanaan kota hijau melalui Sosialisasi Program
Pengembangan Kota Hijau Kabupaten Ciamis.
c) Kegiatan Sosialiasasi Program Pengembangan Kota Hijau Kabupaten
Tasikmalaya, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp.577.209.800,- atau 96,20%. Hasil Kegiatan adalah
tersedianya dokumen perencanaan kota hijau serta meningkatnya
pemahaman aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam
proses penyusunan dokumen perencanaan kota hijau, melalui Sosialisasi
Program Pengembangan Kota Hijau Kabupaten Tasikmalaya.
V-10
d) Kegiatan Sosialisasi Program pengembangan Kota Hijau Kabupaten
Kuningan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp.548.086.200,- atau 91,35%. Hasil Kegiatan adalah
tersedianya dokumen perencanaan kota hijau serta meningkatnya
pemahaman aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan dalam
proses penyusunan dokumen perencanaan kota hijau, melalui Sosialisasi
Program Pengembangan Kota Hijau Kabupaten Kuningan.
e) Kegiatan Sosialisasi Program Pengembangan Kota Hijau Kabupaten Bekasi,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,-, realisasai anggaran
sebsar Rp.486.333.555 atau 81,06%. Hasil Kegiatan adalah tersedianya
dokumen perencanaan kota hijau serta meningkatnya pemahaman
aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dalam proses penyusunan
dokumen perencanaan kota hijau, melalui Sosialisasi Program
Pengembangan Kota Hijau Kabupaten Bekasi.
f) Kegiatan Sosialiasi Program Pengembangan Kota Hijau Kabupaten
Bandung, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp.448.958.600,- atau 74,83%. Hasil Kegiatan adalah
tersedianya dokumen perencanaan kota hijau serta meningkatnya
pemahaman aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dalam
proses penyusunan dokumen perencanaan kota hijau, melalui Sosialisasi
Program Pengembangan Kota Hijau Kabupaten Bandung.
g) Kegiatan Sosialisasi Program pengembangan Kota Hijau Kota Bogor,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp.361.919.500,- atau 60,32%. Hasil Kegiatan adalah tersedianya
dokumen perencanaan kota hijau serta meningkatnya pemahaman
aparatur Pemerintah Daerah Kota Bogor dalam proses penyusunan
dokumen perencanaan kota hijau, melalui Sosialisasi Program
Pengembangan Kota Hijau Kota Bogor.
h) Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas RTH
Perkotaan kota Bogor, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.50.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.47.520.000,- atau 95,04%. Hasil Kegiatan
adalah meningkatnya Kuantitas dan Kualitas RTH Perkotaan Kota Bogor
sesuai dengan dokumen perencanaan kota hijau, melalui Supervisi
Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas RTH Perkotaan Kota Bogor.
i) Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di kota
Bogor, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.850.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp.624.942.000,- atau 73.52%. Hasil Kegiatan adalah
V-11
meningkatnya Luas lahan (persentase rth di Kota Bogor), melalui
Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di Kota Bogor.
j) Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas RTH
Perkotaan Kabupaten Bandung, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.47.025.000,- atau 94,05%.
Hasilo kegiatan adalah terlaksananya Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan
Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Bandung sesuai dengan dokumen
perencanaan kota hijau, melalui Supervisi Kegiatan Peningkatan Kuantitas
dan Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Bandung.
k) Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di
Kabupaten Bandung, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.850.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.722.136.000,- atau 84,96%. Hasil kegiatan
adalah meningkatnya Luas lahan (persentase rth di Kabupaten Bandung),
melalui Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di
Kabupaten Bandung.
l) Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas RTH
Perkotaan Kabupaten Bekasi, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.32.725.000,- atau 65,45%.
Hasil kegiatan adalah terlaksananya Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan
Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Bekasi sesuai dengan dokumen
perencanaan kota hijau, melalui Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan
Kuantitas dan Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Bekasi.
m) Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di
Kabupaten Bekasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.850.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.684.828.000,- atau 80,57%. Hasil kegiatan
adalah meningkatnya Luas lahan (persentase rth di Kabupaten Bekasi),
melalui Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di
Kabupaten Bekasi.
n) Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas RTH
Perkotaan Kabupaten Kuningan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.47.590.000,- atau 95,18%.
Hasil kegiatan adalah terlaksananya Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan
Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Kuningan sesuai dengan dokumen
perencanaan kota hijau, melalui Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan
Kuantitas dan Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Kuningan.
o) Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di
Kabupaten Kuningan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.850.000.000,-,
V-12
realisasi anggaran sebesar Rp.648.546.000,- atau 76.30%. Hasil kegiatan
adalah meningkatnya Luas lahan (persentase rth di Kabupaten Kuningan),
melalui Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di
Kabupaten Kuningan.
p) Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas RTH
Perkotaan Kabupaten Tasikmalaya, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.47.685.000,- atau 95.37%.
Hasil kegiatan adalah terlaksananya Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan
Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Tasikmalaya sesuai dengan dokumen
perencanaan kota hijau, melalui Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan
Kuantitas dan Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Tasikmalaya.
q) Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di
Kabupaten Tasikmalaya, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.850.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.684.947.000,- atau
80,58%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Luas lahan (persentase rth di
Kabupaten Tasikmalaya), melalui Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang
terbuka Hijau perkotaan di Kabupaten Tasikmalaya..
r) Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas RTH
Perkotaan Kabupaten Ciamis, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.47.795.000,- atau 95,59%.
Hasil kegiatan adalah terlaksananya Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan
Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Ciamis sesuai dengan dokumen
perencanaan kota hijau, melalui Kegiatan Supervisi Kegiatan Peningkatan
Kuantitas dan Kualitas RTH Perkotaan Kabupaten Ciamis.
s) Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di
Kabupaten Ciamis, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.850.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.712.004.000,- atau 83,77%. Hasil kegiatan
adalah meningkatnya Luas lahan (persentase rth di Kabupaten Ciamis),
melalui Kegiatan Peningkatan Kuantitas Ruang terbuka Hijau perkotaan di
Kabupaten Ciamis.
t) Kegiatan Penyusunan RAKH, Sosialisasi P2KH dan Penyiapan peta Hijau di
Kota Bandung, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.445.211.900,- atau 8904%. Hasil kegiatan
adalah tersedianya dokumen perencanaan kota hijau serta meningkatnya
pemahaman aparatur Pemerintah Daerah kota Bandung dalam proses
penyusunan dokumen perencanaan kota hijau, melalui Kegiatan
V-13
Penyusunan RAKH, Sosialisasi P2KH dan Penyiapan peta Hijau di Kota
Bandung.
u) Kegiatan Penyusunan RAKH, Sosialisasi P2KH dan Penyiapan peta Hijau di
Kota Bekasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.500.000.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp.322.113.700,- atau 64,42%. Hasil kegiatan adalah
tersedianya dokumen perencanaan kota hijau serta meningkatnya
pemahaman aparatur Pemerintah Daerah Kota Bekasi dalam proses
penyusunan dokumen perencanaan kota hijau, melalui Kegiatan
Penyusunan RAKH, Sosialisasi P2KH dan Penyiapan peta Hijau di Kota
Bekasi.
v) Kegiatan Penyusunan RAKH, Sosialisasi P2KH dan Penyiapan peta Hijau di
Kota Tasikmalaya, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.414.114.900,- atau 82,82%. Hasil kegiatan
adalah tersedianya dokumen perencanaan kota hijau serta meningkatnya
pemahaman aparatur Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya dalam proses
penyusunan dokumen perencanaan kota hijau, melalui Kegiatan
Penyusunan RAKH, Sosialisasi P2KH dan Penyiapan peta Hijau di Kota
Tasikmalaya.
2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Perumahan Rakyat.
Kegiatan Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Perumahan
Permukiman, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.532.380.000,-, realisasi
keuangan Rp.513.629.000,- atau 96,48%. Hasil kegiatan adalah
terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Kementerian Perumahan Rakyat, melalui koordinasi dan pembinaan
perencanaan dan penganggaran bidang perumahan dan kawasan permukiman
di antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah
Kabupaten/Kota di Jaw Barat.
b. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan pada program ini adalah penetapan Dokumen Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari Kementerian Perumahan Rakyat yaitu akhir
Oktober 2012, sehingga waktu pelaksanaan kegiatan relative lebih pendek,
sedangkan solusi yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan ketersediaan
waktu ada.
V-14
4. Dinas Peternakan
a. Dasar Hukum
1) Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2012 oleh Menteri Pertanian RI
Nomor: 5830/018-06.3.01/12/2012 tanggal 09 Desember 2011
2) Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2012 oleh Menteri Pertanian RI
Nomor: 4673/018-07.4.01/12/2011 tanggal 09 Desember 2011
3) Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2012 oleh Menteri Pertanian RI
Nomor: 4674/018-08.4.01/12/2011 tanggal 09 Desember 2011
b. Program dan Kegiatan
1) Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan
Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal.
a) Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber
Daya Lokal, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.18.202.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.16.595.688.325,- atau 91,18%. Hasil
kegiatan adalah terdapatnya 10 kelompok Kawasan Sapi Perah di 6
kabupaten; 9 kelompok budidaya sapi perah di 9 kabupaten; 1 kelompok
budidaya kerbau di Kabupaten Sukabumi; tersedianya ULIB di 56
kelompok; tersedianya 8 uni SPIB di 8 kabupaten; tersedianya 13 unit
Pos IB di 9 Kabupaten; tersedianya 2 kelompok kambing/domba;
tersedianya kambing perah di 6 Kabupaten outcome; budidaya unggas
lokal di 8 kab; tersedianya budidaya non unggas d 2 Kabupaten; serta
tersedianya 12 untuk provinsi dan kabupaten, melalui pengadaan ternak
sapi perah dan sarana penunjangnya untuk pengembangan Kawasan
Sapi Perah di 6 kabupaten masing-masing di Kabupaten Subang, Garut,
Sukabumi, Sumedang, Bandung dan Bandung Barat; pengadaan ternak
sapi perah dan sarana penunjangnya untuk Budidaya Sapi Perah di 9
Kabupaten Yaitu Kabupaten Cianjur, Bogor, Sukabumi, Subang,
Kuningan, Majalengka, Garut, Bandung Barat dan Sumedang; pengadaan
ternak kerbau dan sarana penunjangnya untuk budidaya kerbau di
Kabupaten Sukabumi; pengembangan ULIB di 21 kabupaten yaitu
Kabupaten Cianjur, Tasikmalaya, Majalengka, Ciamis, Bogor, Kuningan,
Subang, Bandung Barat, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bekasi, Bandung,
Karawang, Purwakarta, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Sumedang,
Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Cirebon, dan Kabupaten Garut; pembangunan 8 unit SPIB di 8 Kabupaten
Yaitu Kabupaten Sumedang, Bogor, Cianjur, Tasikmalaya, Karawang,
Purwakarta, Subang dan Sukabumi; pembangunan 13 unit Pos IB di 9
V-15
Kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur, Subang, Sumedang, Tasikmalaya,
Majalengka, kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta
serta Kota Bogor; pengembangan ternak kambing/domba di 2 kelompok
di Kabupaten Karawang; budidaya kambing perah di 6 Kabupaten yaitu
Kabupaten Bandung Barat, Bogor, Cianjur, Garut, Sukabumi dan Banjar;
budidaya unggas lokal Lokal di 8 kab, yaitu di Kabupaten Bandung Barat,
Bogor, Cianjur, Sumedang, Sukabumi, Ciamis, Bekasi, Kuningan;
budidaya non unggas di 2 Kabupaten di Kabupaten Bogor dan Bandung
Barat. output terlaksananya pengadaan 12 unit kendaraan bermotor
b) Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan Pendayagunaan
Sumber Daya Lokal, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.4.095.000.000,-, realisasi anggaran Rp.3.815.155.000,- atau 93,17%.
Hasil kegiatan adalah tersedianya bahan pakan di KabupatenGarut;
tersedianya tanaman hijauan pakan ternak (HPT) untuk ternak
ruminansia di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Kuningan, Karawang dan
Bekasi; tersedianya pakan ternak unggas di Kabupaten Bandung Barat;
tersedianya hijauan pakan ternak di Kabupaten Subang; tersedianya
lumbung pakan di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Sukabumi, Majalengka,
Cianjur dan Indramayu; tersedianya lumbung pakan unggas di 3
Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung Barat, Sukabumi dan Sumedang;
tersedianya kawasan sapi perah di 3 Kabupaten Yaitu Kabupaten
Bandung, Sukabimi dan Garut, melalui usaha unit Bahan pakan di
Kabupaten Garut; integrasi tanaman hijauan pakan ternak (HPT) untuk
ternak ruminansia di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Kuningan, Karawang
dan Bekasi; integrasi tanaman ternak unggas di Kabupaten Bandung
Barat; hijauan pakan ternak di Kabupaten Subang; lumbung pakan di 4
Kabupaten yaitu Kabupaten Sukabumi, Majalengka, Cianjur dan
Indramayu, output terlaksananya pengembangan lumbung pakan unggas
di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung Barat, Sukabumi dan
Sumedang; serta kawasan sapi perah di 3 Kabupaten Yaitu Kabupaten
Bandung, Sukabumi dan Garut.
c) Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular
Strategis dan Penyakit Zoonosis, dengan alokasi anggaran
Rp.4.100.000.000,-, realisasi angggaran Rp.3.926.675.000,- atau
95,77%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pelayanan petugas pada
peternak; peternak semakin cepat dan mudah dalam mendapatkan
diagnosa penyakit hewan; meningkatnya kemampuan pengujian lab tipe
V-16
B di BP3HK Lembang; meningkatnya jumlah pelayanan petugas pada
peternak; serta meningkatnya jumlah pelayanan petugas pada peternak,
melalui peralatan Puskeswan untuk Puskeswan Cikijing di Kabupaten
Majalengka, Pamijahan di Kabupaten Bogor dan Kuningan di Kabupaten
Kuningan; pembangunan lab Tipe C di Kabupaten Sumedang dan
Tasikmalaya; pembangunan lab Tipe B di BP3HK Cikole Lembang;
pembangunan 2 unit Puskeswan, 6 paket obat-obatan, untuk puskeswan
sapi perah, 5 unit kendaraan operasional puskeswan sapi perah di
Kabupaten Bandung dan Bandung Barat; tersedianya 10 unit kendaraan
operasional bagi Puskeswan.
d) Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit dengan
Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal, dengan alokasi anggaran
Rp.53.374.000.000,-, realisasi angggaran sebesar Rp.50.509.296.950,-
atau 94,63%. Hasil kegiatan adalah tersedianya bibit Sapi Perah yang
sesuai dengan SNI di Kabupaten Cianjur; bibit Kambing/Domba sebanyak
30 Ekor betina dan 3 ekor jantan di Kabupaten Indramayu; menurunnya
jumlah pemotongan betina produktif serta meningkatnya kelahiran ternak
ruminansia; meningkatnya kualitas bibit sapi perah di lokasi kegiatan;
meningkatnya kualitas bibit sapi potong dilokasi kaegiatan serta
dihasilkannya straw semen beku PO dari BPPT Sapi Potong Ciamis;
outcome tersedianya bibit sapi perah di kawasan di 3 Kabupaten, melalui
Pembibitan Sapi Perah sebanyak 18 ekor di Kabupaten Cianjur;
Pembibitan Kambing/Domba sebanyak 30 Ekor betina dan 3 ekor jantan
di Kabupaten Indramayu; Pengendalian Sapi/Kerbau Betina Produktif di
19 Kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur, Bogor, Kota Bogor, Sukabumi,
Purwakarta, Subang, Karawang, Bekasi, Indramayu, Kuningan,
Majalengka, Cirebon, Ciamis, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Sumedang,
Bandung Barat, Garut dan Bandung; penambahan ternak indukan sapi
perah impor sebanyak 450 ekor di 4 Kabupaten Yaitu di Kabupaten
Bandung, Bandung Barat, Garut dan Sumedang; Penguatan Unit
Pembibitan Daerah di BPPT Sapi Potong Ciamis melalui pengadaan bull
PO, bibit sapi rancah, pengadaan konsentrat dan penunjang lainnya;
penambahan bibit di Kawasan Sapi Perah di 3 Kabupaten yaitu di
Kabupaten Bandung, Sukabumi dan Garut,
e) Kegiatan Penjaminan Pangan Asal Hewan Yang Aman dan Halal serta
Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.3.950.000.000,-, realisasi anggaran
V-17
Rp.3.609.687.500,- atau 91,38%. Hasil kegiatan adalah Fasilitasi Tempat
Pengumpulan Susu (TPS) berupa meningkatnya kualitas susu di
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung Barat, Fasilitasi Rumah Potong
Hewan Ruminansia untuk Pembangunan RPH Ruminansia di Kabupaten
Bekasi dan kota Cirebon dan fasilitasi Peningkatan Penanganan pasca
Panen di Kabupatendan kota Bogor dan pengadaan kendaraan bermotor
untuk meningkatnya kualitas daging dari RPH-R di kota dan Kabupaten
Bogor.
2) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan
Ekspor Hasil.
a) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik, dengan alolasi anggaran
sebesar Rp.1.350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.853.908.900,-
atau 65,43%. Hasil kegiatan adalah tersedianya bangunan pasar ternak
di Kabupaten Sumedang, Bogor dan Subang yang memadai untuk
kelancaran pelaksanaan pemasaran ternak Jawa Barat, melalui
pembangunan pasar ternak di Kabupaten Sumedang, Bogor dan Subang
b) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.1.359.000.000,-, realisasi realisasi anggaran
sebesar Rp.966.364.400,- atau 71,11%. Hasil kegiatan adalah
berkembangnya UPH Pengolahan Susu di kota Bogor, Kabupaten
Sukabumi, Bandung Barat dan Cianjur secara optimal dan berkelanjutan
serta meningkatnya kegiatan pengolahan hasil peternakan, melalui
beroperasinya UPH Pengolahan Susu di kota Bogor, Kabupaten
Sukabumi, Bandung Barat dan Cianjur.
3) Program penyediaan dan pengembangan Sarana dan Prasarana
a) Kegiatan Pengelolaan air irigasi mendukung Peternakan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.2.160.000.000,-, realisasi realisasi anggaran
sebesar Rp.2.160.000.000,- atau 100%. Hasil kegiatan adalah
tersedianya 15 paket pengembangan sumber air dan embung, melalui
pembangunan 15 paket pengembangan sumber air dan pembuatan
embung.
b) Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan lahan mendukung Peternakan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.050.000.000,-, realisasi realisasi
anggaran sebesar Rp.1.050.000.000,- atau 100%. Hasil kegiatan adalah
tersedianya 140 ha lahan HMT, melalui perluasan Areal dan Pengelolaan
lahan mendukung Peternakan.
V-18
c) Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.45.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.43.800.000,- atau
97,33%. Hasil kegiatan adalah tersedianya data progress bantaun
pengolahan pupuk, melalui Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
c. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan tugas pembantuan pada Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
tidak terdapat masalah yang berarti.
5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
a. Dasar Hukum
1) Keputusan Presiden No. 26 Tahun 2010 tentang Rincian ABPP dan SPRKAKL
Nomor. STAP-026.06.10-0/AG/2010 dan DNA No. 02/026.06/2011
2) Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Pembinaan
Pembangunan Kawasan Transmigrasi Tahun Anggaran 2012 Nomor:
0980/026-06.4.01/12/2012
3) Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Pembinaan
Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi Tahun Anggaran 2012
Nomor: 0182/026-06.4.01/12/2012.
b. Program dan Kegiatan
1) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.8.266.316.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp.6.488.068.448,- atau 78,56%. Hasil kegiatan adalah terlaksananya
pemindahan transmigran ke daerah penempatan di luar Jawa, melalui
pemindahan transmigran ke daerah penempatan.
2) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.269.430.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.219.517.500,- atau 81,47%. Hasil kegiatan adalah terbinanya
masyarakat transmigrasi local di 21 unit pemukiman transmigrasi (UPT) 11
Kabupaten/Kota, melalui pembinaan translok.
c. Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan:
a) Besaran wilayah dan jumlah masa yang perlu mendapat penyuluhan lebih
besar dari alokasi dana yang disediakan
b) Tidak ada tempat untuk kegiatan pelatihan/transito di Kabupaten sudah
beralih fungsi
c) Banyak calon transmigran yang berusia lanjut dan bukan petani
V-19
d) Pelaksanaan kegiatan di daerah penempatan dan daerah asal pada tahun
yang bersamaan
e) Banyak STP/SPP terbit di akhir tahun
f) Pemberangkatan melalui laut menyesuaikan jadwal Kapal, karena tidak bisa
diketahui lebih awal.
2) Solusi:
a) Pemberangkatan tidak mengejar kualitas tapi kuantitas
b) Meminta Asrama Transito di Kabupaten/Kota untuk dikembalikan
fungsinya.
c) Sosialisasi kepada petugas Kabupaten/Kota
d) Pemberangkatan di daerah penempatan dilaksanakan setahun lebih awal
dari pelaksanaan penempatan.
e) STP/SPP diharapkan terbit paling lambat pertengahan bulan Nopember
6. Dinas Sosial
a. Dasar Hukum
Departemen Keuangan RI Nomor 0032/027-03.4/12/2011 (Ditjen Pemberdayaan
Sosial Depsos RI), Nomor 0032/027-04.4/12/2011 (Ditjen Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial Depsos RI), dan Nomor 0032/027-05.4/12/2011 (Ditjen Bantuan
dan Jaminan Sosial Depsos RI) tanggal 20 Desember 2010 tentang Surat
Pengesahan Daftar Isian Pelaksana Anggaran Tahun 2011 pada Dinas Sosial
Provinsi Jawa Barat.
b. Program dan Kegiatan
1) Program Perlindungan Sosial
a) Kegiatan Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.304.652.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp.117.000.000,- atau 38,40%. Hasil kegiatan adalah terbantunya korban
bencana alam di daerah bencana.
b) Kegiatan Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.35.400.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp.14.000.000,- atau 39,55%. hasil kegiatan adalah terbantunya korban
bencana alam di daerah bencana.
c. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan tugas pembantuan pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat tidak
terdapat masalah yang berarti.
V-20
7. Dinas Perikanan dan Kelautan
a. Dasar Hukum
Surat Pengesahan Menteri Keuangan RI Nomor 0208/032-03.4.01/12/2011 tentang
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2011.
b. Program dan Kegiatan
1) Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap. Program ini
dilaksanakan oleh Bidang Perikanan Tangkap. Adapun rincian kegiatan yang
dilaksanakan adalah:
a) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap
Ikan dan Pengawakan Kapal Perikanan. Hasil kegiatan adalah
meningkatnya produktivitas perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan
(produksi perikanan tangkap Jawa Barat tahun 2012 tercapai 189.389,34
Ton; pendapatan nelayan pemilik Rp2.122.022,80 dan nelayan buruh
Rp.471.560,62), melalui pembangunan kapal perikanan >30 GT sebanyak
4 unit, di Kabupaten Indramayu dan Cirebon.
b) Kegiatan Pengembangan Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan
Perikanan. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pelayanan tambat labuh
kapal perikanan, melalui breakwater sisi barat PPI Cikidang Kabupaten
Ciamis, 1 unit.
c) Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Ikan, berupa pembangunan rumah
ikan (Fish Apartemen). Hasil kegiatan adalah meningkatnya wilayah
pengelolaan perikanan (WPP) yang terjamin ketersediaan sumber daya
ikan dengan data dan pengelolaan pemanfaatan yang terintegrasi dan
akuntabel, melalui pembangunan rumah ikan di Kabupaten Indramayu, 1
paket.
2) Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya. Program ini dilaksanakan
oleh Bidang Perikanan Budidaya. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a) Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan. Hasil kegiatan adalah
terpenuhinya kebutuhan benih ikan untuk produksi dan pasar dengan
mutu terjamin dan data akurat, melalui produksi induk unggul sejumlah
2.236.067 ekor; jumlah unit perbenihan yang bersertifikat sebanyak 11
unit; jumlah benih dengan mutu terjamin sebanyak 6.185.696 ekor;
jumlah bibit rumput laut sebanyak 800 ton.
b) Kegiatan Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan
Ikan. Hasil kegiatan adalah tersedianya lahan kawasan perikanan budidaya
yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai, melalui kawasan
budidaya yang difasilitasi sesuai target produksi perikanan budidaya seluas
V-21
750 Ha, dan kawasan perikanan budidaya memiliki sarana dan prasarana
memadai seluas 500 Ha, kawasan minapolitan berbasis perikanan
budidaya 11 kabupaten/kota.
3) Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan. Program ini dilaksanakan
oleh Bidang Pengembangan Usaha. Adapun kegiatan yang dilaksanakan
adalah:
a) Kegiatan Fasilitasi Penguatan dan Pengembangan Pemasaran Dalam
Negeri Hasil Perikanan. Hasil kegiatan adalah meningkatnya tingkat
ketersedian konsumsi ikan Jawa Barat rata-rata 28,39 kg/kapita/tahun,
melalui sarana pemasaran hasil perikanan untuk Kabupaten Sumedang,
Garut dan Bogor, masing-masing kabupaten berupa coolbox 20 unit,
keranjang ikan 15 unit, troly 4 unit dan timbangan 4 unit.
b) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan.
Hasil kegiatan adalah meningkatnya jumlah unit pengolahan ikan yang
bersertifikat kelayakan pengolahan, melalui pengadaan peralatan Sistem
Rantai Dingin (cool box/peti fiberglass) di 6 lokasi, yaitu Kabupaten Bekasi
(8 unit), Ciamis (40 unit), Cianjur (8 unit), Garut (16 unit), Karawang (40
unit) dan Bogor (32 unit); Cold Storage di Kabupaten Karawang 1 unit.
c) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Produk Hasil Perikanan Non Konsumsi.
Hasil kegiatan adalah meningkatnya nilai produk non konsumsi pada
tingkat pedagang, melalui pengembangan bursa ikan hias (kolam
pembenihan ikan) di Ciherang, Cianjur 1 paket; aquarium dan
peralatannya, 4 paket di Kabupaten Sumedang, Bogor, Garut dan kota
Sukabumi.
c. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan kegiatan yang difasilitasi dana Tugas Pembantuan yang
dikelola oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat selama kurun
waktu 2012 antara lain:
1) Struktur armada penangkapan masih pincang, dimana 90% masih merupakan
nelayan tradisional, untuk itu dilakukan pengembangan sarana dan prasarana
penangkapan ikan;
2) Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana usaha budidaya ikan dan
penangkapan, seperti: jaringan irigasi di tambak maupun saluran budidaya air
tawar, prasarana TPI/PPI, serta sarana penangkapan dan budidaya ikan di
laut; untuk itu dilaksanakan pengembangan PPI/TPI melalui penyempurnaan
sarana dan prasarana; Untuk melengkapi prasarana budidaya dan
penangkapan maka secara bertahap perlu terus dilakukan berbagai
V-22
penyempurnaan, di antaranya: Pembenahan sarana/prasarana BBI/BBU,
PPI/TPI, Laboratorium, subsidi peralatan maupun input produksi untuk
pembudidaya ikan/nelayan, seperti: bantuan peralatan penangkapan, mesin
kapal, induk ikan dan obat-obatan.
3) Menurunnya stok sumber daya ikan di perairan umum; untuk itu dilakukan
pengkayaan stok ikan di perairan umum;
4) Kualitas dan kuantitas benih dan induk ikan masih rendah, untuk itu dilakukan
peningkatan penyediaan induk/benih yang berkualitas melalui rekayasa
teknologi dengan mengoptimalkan pemberdayaan UPTD terkait.
5) Masih rendahnya konsumsi ikan di Jawa Barat, untuk itu dilakukan promosi
dan sosialisasi Gemar Makan Ikan, serta pengadaan bahan pangan ikan
melalui peningkatan produksi sendiri dan impor antar provinsi.
8. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
a. Program dan Kegiatan
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya, Kegiatan Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharan (TPOP)
Jaringan Irigasi, dengan alokasi anggaran Rp.75.591.360.000,-, realisasi
Rp.74.390.357.000,- atau 98,41%. Hasil kegiatan adalah tertanganinya Operasi &
Pemeliharaan jaringan irigasi di daerah irigasi kewenangan pusat yang berada di
Provinsi Jawa Barat dalam rangka mempertahankan kondisi jaringan irigasi
sebanyak 15 Daerah Irigasi seluas 419.592 Ha, melalui monitoring dan evaluasi
pada 15 Daerah irigasi kewenangan pusat seluas 419.592 Ha, terlaksananya
kegiatan Operasi dan Pemeliharaan rutin melalui perbaikan bendung 33 buah,
bangunan bagi/sada/bagi sadap 2.421 buah, bangunan pelengkap 2.325 buah,
normalisasi saluran induk 360,25 Km, saluran sekunder 2.785,72 Km dan
perbaikan pintu air 3.938 buah, dan terlaksananya kegiatan pemeliharaan berkala
meliputi perbaikan bangunan bagi/sada/bagi sadap 121 buah, perbaikan saluran
induk 1,5 Km, normalisasi saluran sekunder 2.204,72 Km dan perbaikan pintu air
383 buah.
b. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan tugas pembantuan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Jawa Barat tidak terdapat masalah yang berarti.
V-23
9. Dinas Bina Marga
a. Program dan Kegiatan
Program Penyelenggaraan Jalan,
1) Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jalan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.26.527.386.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.26.527.061.000,- atau
100%. Hasil kegiatan adalah terpertahankannya nilai struktur jalan sesuai
umur rencana, melalui peliharaan jalan nasional sepanjang 418,00 km,
2) Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jembatan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.775.890.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.775.538.000,- atau 100%.
Hasil kegiatan adalah terpertahankannya nilai struktur jembatan sesuai
umur rencana, melalui peliharaan jembatan nasional sepanjang 5.817,00m,
3) Kegiatan Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Jalan Nasional, dengan alokasi
anggaran Rp.12.088.414,- realisasi anggaran sebesar Rp.12.085.201.000,-
atau 100%. Hasil kegiatan adalah kembalinya nilai struktur jalan sesuai
dengan umur rencana, melalui rehabilitasi jalan nasional sepanjang 8.00
km.
4) Kegiatan Rekontruksi/Peningkatan Struktur Jalan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.58.801.868.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp.58.798.908.000,- atau 100%. Hasil kegiatan adalah meningkatnya nilai
struktur jalan sesuai dengan umur rencana, melalui peningkatan jalan
nasional sepanjang 54,00 km.
5) Kegiatan Pembangunan Jalan Baru dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.32.312.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.32.303.168.000,- atau
100%. Hasil kegiatan adalah meningkatkan aksesibilitas barang, orang dan
jasa, melalui pembangunan jalan baru pada ruas jalan Sentul – Puncak
sepanjang 11 km.
6) Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Perkantoran dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.2.444.750.000,-, realisasi anggaran
Rp.2.440.587.000,- atau 100%. Hasil kegiatan adalah terpenuhinya
kebutuhan sarana dan prasarana aparatur untuk menunjang peningkatan
kinerja, melalui pengadaan sarana dan prasarana aparatur,
b. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan tugas pembantuan pada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa
Barat tidak terdapat masalah yang berarti.
V-24
10. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
a. Program dan kegiatan
1) Program Pengembangan Nilai Budaya, Seni dan Perfilman kegiatan Pelestarian
dan Pengembangan Kesenian, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.1.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.009.908.000,-.
2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan meliputi:
a) Pengembangan usaha, industri dan investasi Pariwisata melalui Pola
Perjalanan (Travel Pattern) dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.400.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.399.954.000,- atau
99,99%.
b) Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.400.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.399.825.000,-
atau 99,96%.
c) Peningkatan Publikasi Pariwisata, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.100.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.97.865.500,- atau
97,86%.
3) Program Pelestarian Budaya, dengan kegiatan Pelestarian Cagar Budaya dan
Permuseuman, alokasi anggaran yang tersedia sebesar Rp.8.000.000.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp.7.896.025.400,- atau 98,70%.
4) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, kegiatan Pengembangan Daya
Tarik Pariwisata melalui Pengembangan Sarana dan Prasarana Daya Tarik
Pariwisata, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.500.000.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp.930.922.050,- atau 62,06%.
b. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan tugas pembantuan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Jawa Barat tidak terdapat masalah yang berarti.