BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

32
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-1 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga; 11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.02/2013 Tahun 2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.02/2014 Tahun 2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 13. Permen PU Nomor 15/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan kewenangan pemerintah dan dilaksanakan melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 14. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : 348 Tahun 2013 tanggal 14 Desember 2013 tentang Pengangkatan Pengelola Keuangan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Dana Tugas Pembantuan Program Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian tahun 2014.

Transcript of BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

Page 1: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-1

BAB V

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

5.1. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara;

3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/ Kota;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman

Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan

dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.02/2013 Tahun 2013 tentang Petunjuk

Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.02/2014 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga;

13. Permen PU Nomor 15/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan

Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan kewenangan pemerintah dan

dilaksanakan melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

14. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : 348 Tahun 2013

tanggal 14 Desember 2013 tentang Pengangkatan Pengelola Keuangan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran Dana Tugas Pembantuan Program Ketenagakerjaan dan

Ketransmigrasian tahun 2014.

Page 2: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-2

5.2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan dan Jumlah Anggaran

Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan implementasi dari sistem

dan prosedur penugasan pemerintah kepada daerah, dari pemerintah provinsi kepada

kabupaten/kota dan/atau desa, untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan

pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan

mempertanggungjawabkan kepada pemberi penugasan.

Anggaran Tugas Pembantuan yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Barat

melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2014

bersumber dari 4 (empat) Kementerian, yaitu Kementerian Pertanian sebesar Rp.

313.645.096.000, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesar Rp.

3.452.462.000, Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp. 20.732.907.000, dan

Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp. 199.571.638.000,00. Jumlah seluruh

anggaran Tugas Pembantuan yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Tahun

2014 sebesar Rp. 537.402.103.000, dengan realisasi anggaran sebesar Rp.

493.316.118.296, atau sebesar 91,80%.

5.3. Satuan Kerja yang Melaksanakan

Pemberian anggaran Tugas Pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan umum. Adapun

tujuan pemberian Tugas Pembantuan tersebut adalah untuk memperlancar pelaksanaan

tugas dan penyelesaian permasalahan, membantu penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah. Urusan pemerintahan yang dapat ditugaspembantuankan

merupakan urusan pemerintahan diluar enam urusan yang bersifat mutlak, yang

berdasarkan peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai urusan pemerintah,

yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional,

serta agama.

Adapun OPD Provinsi Jawa Barat yang melaksanakan Tugas Pembantuan pada

Tahun Anggaran 2014 adalah sebanyak 7 (tujuh) OPD, yaitu:

1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan;

2. Dinas Perkebunan;

3. Dinas Peternakan;

4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

5. Dinas Perikanan dan Kelautan;

6. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air; dan

7. Dinas Bina Marga.

Page 3: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-3

5.4. Program dan Kegiatan serta Pelaksanaannya

1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Program dan Kegiatan

Pada tahun 2014, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat memperoleh

anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Pertanian sebesar Rp.

233.544.699.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 203.290.523.800,00 atau

sebesar 87,05%, dengan rincian program/kegiatan sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 11.889.813.000,00. Realisasi anggaran

sebesar Rp. 7.528.263.500,00 atau 63,32 %. Rincian kegiatan sebagai berikut :

- Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

- Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

- Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

- Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan

- Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan,

Output kegiatan adalah:

a) Laporan Pengembangan budidaya

aneka kacang dan umbi, serta

Laporan pelaksanaan Sekolah

Lapangan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (SLPTT) / pengembangan

budidaya aneka kacang dan umbi;

b) Laporan Pelaksanaan Sekolah

Lapangan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (SLPTT) komoditas

serealia 11.500 ha dan Laporan

pengelolaan produksi serealia;

c) Laporan Pelaksanaan

Pemberdayaan penangkar benih

tanaman pangan, Laporan kegiatan perbenihan;

d) Laporan kegiatan penanganan pasca panen tanaman pangan;

e) Dokumen Rancangan program, kegiatan dan rencana kerja tanaman

pangan.

Gerakan Tanam Dalam Kegiatan SLPTT

Komoditas Serealia

Page 4: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-4

Outcome kegiatan adalah:

Perluasan penerapan budidaya tanaman pangan untuk mewujudkan

produksi tanaman pangan yang berkelanjutan.

Permasalahan dan Solusi

Permasalahan: Keterbatasan produksi benih.

Solusi: Peningkatan pemberdayaan penangkar benih

2) Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pertanian dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 210.005.173.000,00 realisasi

anggaran sebesar Rp. 184.500.348.950,00 atau 87,86%. Rincian kegiatan

sebagai berikut :

- Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian

- Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian

- Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian

- Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan

Sarana Pertanian

- Fasilitas Pupuk dan Pestisida

- Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan (PUAP)

Dengan Output kegiatan adalah:

a) Pembangunan Sumber Air 5 unit,

Konservasi Air dan Antisipasi Anomali

Iklim 48 unit, Pengembangan

Jaringan Irigasi 45.750 Ha,

Pemberdayaan Kelembagaan 36 unit.

b) Pengembangan Optimasi Lahan 2.480

Ha, Pengembangan SRI (System of

Rice Intensification) 35.420 Ha,

Pra/Pasca Sertifikasi Lahan pertanian

11 pkt, Perluasan sawah 300 Ha,

Perluasan Areal Holtikultura/

Perkebunan/Peternakan 240 Ha,

Percepatan Optimasi Lahan 21.850

Ha, Layanan Perkantoran 12 Bulan

a) Bantuan PO, Bantuan Tarktor R-2,

Pembangunan Jitu dan Jides TA.

2014.

Page 5: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-5

dan R-4 serta Bantuan Pompa Air 1.440 Ha, Operasional Pengembangan,

Pengawasan, dan Kelembagaan Alsintan 9 pkt, Layanan Perkantoran 12

Bulan

b) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya untuk Layanan

Perkantoran 12 Bulan

c) Pendampingan Penyaluran Pupuk 24 pkt, Penguatan Komisi Pengawas

Pupuk Pestisida (KP3) 14 pkt

d) Operasional PUAP 20 pkt

Outcome kegiatan adalah: Terlaksananya penyediaan dan pengembangan

prasarana dan sarana pertanian melalui kegiatan perluasan dan pengelolaan

lahan; pengelolaan air irigasi; fasilitasi pembiayaan pertanian; fasilitasi

pupuk dan pestisida; serta fasilitasi alat dan mesin pertanian.

Permasalahan dan Solusi:

Dalam melaksanakan program pengembangan prasarana dan sarana

pertanian, permasalahan yang ada antara lain : 1) UU No.41/2009, Perda

No.27/2010 dan PP No.1/2011 belum terimplementasikan secara

menyeluruh di wilayah Provinsi Jawa Barat, sehingga alih fungsi lahan masih

tetap ada di Kab/Kota; 2) Kondisi fisik jaringan irigasi pada umumnya dalam

keadaan kurang baik; 3) Adanya konflik kebutuhan dan pemanfaatan

sumber air; 4) Petani masih beranggapan bahwa operasional dan

pemeliharaan jaringan irigasi tanggung jawab Pemerintah; 5) Kondisi modal

usaha petani masih sangat terbatas; 6) Belum menyeluruh penerapan

teknologi usahatani terutama dikalangan petani pemula.

Solusi atas permasalahan tersebut antara lain : Sosialisasi Undang-Undang,

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Melaksanakan

program melalui upaya penguatan kelembagaan (Capacity Building)

pengelola irigasi (KPI) pertanian beririgasi guna mendukung ketahanan

pangan; Memperbesar kapasitas produksi; Mengembangkan pendekatan

partisipatif; Mewujudkan kemandirian masyarakat; Membangun kreativitas

petani; Menciptakann keselarasan techno-farming dan eco-farming;

Membangun system kemandirian; Mengoptimalkan pemanfaatan irigasi tidak

saja untuk padi; Desentralisasi kewenangan pengelolaan irigasi; Konservasi

lingkungan berkelanjutan integrasi dengan program lain; Bimbingan teknis

dan pelatihan; Fasilitasi kelembagaan P3A/GP3A; Fasilitasi kemitraan;

Peningkatan daya guna lahan; Evaluasi kinerja usahatani; Peningkatan

Page 6: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-6

peran serta masyarakat petani menjadi factor kunci keberhasilan

pengelolaan irigasi dan lahan yang berkelanjutan; Perlu adanya

keberlanjutan dan penguatan peran dari kelembagaan pengelolaan irigasi

provinsi dan kab/kota; dan Membangun komitmen antara pemerintah pusat,

Provinsi, dan Kab/Kota untuk keberlanjutan pengelolaan lahan dan

pengembangan irigasi

3) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,

Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 11.649.713.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 11.261.911.350,00 atau

96,67 %. Rincian Kegiatan sebagai berikut:

- Pengembangan Pemasaran Domestik

- Pengembangan Pemasaran Internasional

- Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian,

Dengan Output kegiatan adalah : optimalisasi sarana dan kelembagaan pasar

domestik (6 unit pasar); akselerasi ekspor komoditi pertanian 4 unit; usaha

pengolahan hasil tanaman pangan (18 unit); usaha pengolahan hasil hortikultura

(12 unit); laporan kegiatan dan pembinaan (1 laporan); Outcome kegiatan

adalah Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

berkelanjutan.

Combine Harvester Kecil

Power Thresher Multiguna

Sarana Pasca panen padi

Bangunan Veritcal Dryer

Page 7: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-7

Permasalahan dan Solusi

1) Masih relatif kecilnya sarana dan kelembagaan pasar di tingkat sentra

produksi yang ada sekarang sehingga petani dan pelaku usaha belum dapat

mengembangkan usahanya dengan optimal.

2) Pelaku Usaha/petani yang menerapkan SOP Pasca Panen (GH) yang baik

masih relatif kecil.

3) Pendiversifikasian usaha dari produk segar ke olahan masih relatif kecil.

Solusinya adalah:

a) Adanya penambahan permodalan untuk pelaku usaha yang bermitra dengan

STA atau pasar yang sudah terjalin sehingga petani/pelaku usaha dapat

meningkatkan usahanya, yaitu dengan cara substitusi dana dari kegiatan

UKM APBD Provinsi TA 2014.

b) Penanganan pasca panen perlu ditingkatkan melalui bimbingan teknis pasca

panen, penambahan sarana dan prasarana pasca panen serta permodalan.

c) Peningkatan SDM pelaku olahan melalui bimbingan teknis (GMP) baik untuk

komoditas olahan hortikultura maupun pangan

d) Penambahan/peningkatan sarana prasarana alat olahan serta

permodalannya.

2. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Program dan Kegiatan

Pada Tahun Anggaran 2014, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat menerima

anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Pertanian sebesar Rp.

59.716.501.000,00, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 57.572.999.714,00 atau

sekitar 96,41%, dan realisasi fisik sebesar 99,71%. Adapun rincian realisasi dari

masing-masing Program dan Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

Sarana pascapanen ubi kayu (SIPP)

Page 8: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-8

1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan

Berkelanjutan, dengan pagu sebesar Rp.

54.089.901.000,00, Realisasi sebesar Rp.

52.560.647.214,00 atau 97,17% dengan

realisasi fisik 100%.

a) Kegiatan Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman

Rempah dan Penyegar dengan

alokasi anggaran sebesar Rp.

33.017.685.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 32.741.121.804,00 atau

99,16% dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah:

Intensifikasi Tanaman Teh di Kab Bandung, Bandung Barat, Sukabumi,

Tasikmalaya, Purwakarta dan Majalengka seluas 1.200 Ha, Rehabilitasi

Tanaman Teh di Kab Bandung, Sukabumi dan Tasikmalaya seluas 900 Ha,

Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar di kab. Bandung,

Sukabumi, Tasikmalaya, Majalengka, Purwakarta dan Bandung Barat

sebanyak 1.950 orang.

b) Kegiatan Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman

Semusim dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 13.540.005.000,00

realisasi anggaran sebesar Rp.

12.840.323.375,00 atau 94,83% dan

realisasi fisik sebesar 100%. Output

kegiatan adalah: Perluasan

Tanaman Tebu di Kabupaten

Subang dan Indramayu 150 Ha; Bongkar Ratoon di Kabupaten Kuningan

dan Cirebon 200 Ha; Rawat Ratoon di Kabupaten Kuningan, Subang,

Indramayu dan Cirebon 450 Ha; Dukungan Penyediaan Benih Tebu di

Kabupaten Kuningan, Subang, Indramayu dan Cirebon 33 Ha; Operasional

Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Pembantu Lapang Petugas Tenaga

Kontrak Pendamping (PLP-TKP) 20 orang; Pemberdayaan pekebun dan

penguatan kelembagaan petani tebu melalui orientasi dan sosialisasi

program, Manajemen Pelatihan dan Pendampingan, Pelatihan Petani,

Pelatihan Ketua dan Pengurus Kelompok Tani; Pendampingan, Pengawalan

dan pendampingan, bantuan perlatan tebu 80 unit; penataan varietas di

Sumedang, Majalengka, Kuningan dan Subang; dan Sensus Data Base Tebu

Pembangunan Tempat Pengolahan Hasil Teh di Kab Tasikmalaya

Perluasan Tanaman Tebu

Page 9: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-9

Sistem On Line, serta pemberian penghargaan kepada petani/kelompok tani

berprestasi.

c) Kegiatan Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman

Tahunan dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.788.232.000,00 realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.746.691.585,00

atau 98,51% dan realisasi fisik sebesar

100%. Output kegiatan ini adalah:

Peremajaan Kelapa Kabupaten

Tasikmalaya, Sumedang, Ciamis, Indramayu, Sukabumi dan Kota Banjar 600

ha; Peremajaan Tanaman Karet di Kab. Tasikmalaya dan Sukabumi 150 Ha,

Pembinaan dan Pengawalan Revitalisasi Perkebunan (Karet Rakyat);

Operasional Petugas Pendamping Revitalisasi (TKP dan PLP-TKP);

Pemberdayaan Pekebun Tanaman Kelapa di Kabupaten Sumedang dan

Tasikmalaya 500 orang; Pembangunan Kebun Induk Kemiri Sunan di Kab.

Karawang 5 Ha; Pelatihan Fasilitator Daerah Tanaman Tahunan di Provinsi

20 orang.

d) Kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen Komoditas Perkebunan

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.794.354.000,00 realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.700.609.850,00 atau 94,78% dan realisasi fisik sebesar 100%.

Output kegiatan adalah:

Pertemuan/ Koordinasi/Rapat

Fasilitasi Penanganan GUP dan

Konflik Perkebunan 18 kabupaten;

Sosialisasi, Pembinaan, Monev dan

Perizinan Usaha Perkebunan 10

Kabupaten; Pengadaan alat pasca

panen kopi di Bandung Barat 2 KT,

peralatan pasca panen pala di

Sukabumi 1 KT, peralatan pasca

panen karet di Sukabumi 2 KT,

peralatan pasca panen nilam di

Kuningan 1 KT; peralatan

pascpanen kelapa di Ciamis dan

peralatan pasca panen kelapa di

Pangandaran 3 KT.

Peremajaan Kelapa

Alat Pasca Panen Kelapa Kelompok Tani Mekarsari, Desa Marga Jaya, Kecamatan

Pamarican, Kabupaten Ciamis

Page 10: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-10

e) Kegiatan Dukungan Perlindungan Tanaman dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.718.265.000,00

realisasi anggaran sebesar Rp.

2.365.585.000,00 atau 87,03% dan

realisasi fisik sebesar 100%. Output

kegiatan adalah: SL-PHT Tanaman

Perkebunan (Karet) di Kab Sukabumi

2 KT, SL-PHT Tanaman Perkebunan

(Kopi) di Kab. Bandung Barat 2 KT,

SL-PHT Tanaman Perkebunan (Teh)

di Kab Tasikmalaya 2 KT; Pengendalian OPT Tanaman Kopi di Kab Bandung

dan Garut 300 Ha, Pengendalian OPT Tembakau di Kab Bandung 25 Ha,

Pengendalian OPT (Tikus) Tebu di Kab Subang dan Indramayu 250 Ha,

Pengendalian OPT Karet di Kab Garut 60 Ha, DemFarm Pengendalian JAP

pada Tanaman Karet di Kab Garut 10 Ha, Pengendalian OPT Kelapa (Oryctes

rhynoceros) di Kab Tasikmalaya 250 Ha.

f) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 231.360.000,00 realisasi

anggaran sebesar Rp. 166.315.60000- (100,%) dan realisasi fisik sebesar

100%. Output kegiatan adalah: Administrasi Kegiatan Dana Tugas

Pembantuan 12 bulan; Operasional Tim Teknis Kabupaten 6 bulan. Adapun

Outcome dari kegiatan ini adalah terfasilitasinya Administrasi Kegiatan Dana

Tugas Pembantuan selama 12 bulan; terfasilitasinya Operasional Tim Teknis

Kabupaten selama 6 bulan.

2) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran dan

Ekspor Hasil dengan pagu sebesar Rp. 2.934.000.000,00, Realisasi sebesar Rp.

2.320.402.500,00 atau sekitar 79,09% dengan realisasi fisik 94,13%.

a) Kegiatan Pemasaran Internasional dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.500.000.000,00 dan realisasinya sebesar Rp. 1.324.271.750,00 atau

88,28% dan realisasi fisiknya sebesar

100%. Output kegiatan adalah

terlaksananya akselerasi ekspor kopi

sebanyak 3 unit yang tersebar di

Kab. Garut, Kab. Bandung dan Kab.

Bandung Barat, Adapun Outcome

kegiatan adalah terpenuhinya alat

Dukungan Perlindungan Tanaman

Rumah-Bangunan Pengolahan Kopi

Page 11: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-11

pengolahan beserta bangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hasil

olahan kopi sehingga layak untuk diekspor.

b) Kegiatan Pengembangan Pengolahan

Hasil Pertanian dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.434.000.000,00 dan

realisasinya sebesar Rp. 996.130.750,00

atau 69,47% dengan realisasi fisiknya

sebesar 88,00%. Output kegiatan adalah

fasilitasi alat pengolahan teh celup dan

bangunan pengolahan teh hijau tepung di

Kab. Bandung, fasilitasi pengolahan bokar bersih sebanyak 1 unit alat

pengolahan karet di Kab. Ciamis, fasilitasi agro industri gula aren di Kab.

Sukabumi berupa bangunan dan alat pengolahan sebanyak 1 unit, adapun

Outcome kegiatan adalah terpenuhinya alat pengolahan beserta

bangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hasil olahan tanaman

perkebunan.

3) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

dengan pagu sebesar Rp. 2.692.600.000,00, Realisasi sebesar Rp.

2.691.950.000,00 atau 99,98% dengan realisasi fisik 100%.

a) Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian dengan alokasi nggaran

sebesar Rp. 840.000.000,00. Realisasi sebesar Rp. 840.000.000,00 atau

100,00% dengan realisasi fisik

100%. Output kegiatan adalah

terlaksananya pengembangan

konservasi air dan antisipasi

anomali iklim (embung) sebagai

suplesi air pada musim kemarau

untuk usaha tanaman

perkebunan sebanyak 120 unit

di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Garut 24 unit, Majalengka 24 unit,

Tasikmalaya 24 unit dan Bogor 48 unit, serta Pengembangan Sumber Air 9

unit di 5 kabupaten yaitu Kabupaten Bandung 2 unit, Cirebon 2 unit, Garut 2

unit, Sukabumi 1 unit, Sumedang 2 Unit, Adapun Outcome kegiatan adalah

tersedianya air untuk tanaman perkebunan di areal perkebunan rakyat.

Alat Pengolahan Teh Celup di Kab Bandung

Pengembangan Sumber Air di Kab Sumedang

Page 12: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-12

b) Kegiatan Perluasan Areal dan

Pengelolaan Lahan Pertanian dengan

alokasi anggaran sebesar Rp.

1.660.000.000,00 dan realisasinya

sebesar Rp. 1.659.960.000,00 atau

99,99% dengan realisasi fisik 100%.

Output kegiatan adalah terlaksananya

pengembangan optimasi lahan seluas 400 Ha di 3 kabupaten yaitu

kabupaten Bandung 150 ha, Ciamis 50 ha dan Tasikmalaya 200 ha, Pra

Sertifikasi Lahan Pertanian 10 paket di Kabupaten Bandung 5 paket = 250

persil, Kabupaten Ciamis 5 paket = 250 persil, Pasca Sertifikasi Lahan

Pertanian 2 paket di Kabupaten Sumedang, Perluasan Areal Perkebunan 100

ha di Kabupaten Garut 40 ha, Sumedang 40 ha, Tasikmalaya 20 ha. Adapun

Outcome kegiatan adalah meningkatnya areal tanam pada kawasan

perkebunan menjadikan meningkatnya produksi komoditas perkebunan.

c) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PSP

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 192.600.000,00 dengan realisasi

sebesar Rp. 191.990.000,00 atau 99,68% dengan realisasi fisik sekitar

100%. Output kegiatan adalah terlaksananya dukungan manajemen

terhadap program, penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana

pertanian Adapun Outcome kegiatan adalah terlaksananya kelancaran

kegiatan administrasi di kabupaten.

Permasalahan dan Solusi

a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Perkebunan Berkelanjutan:

Keterlambatan pencairan dana Bansos KBD Tebu sehubungan dengan

adanya edaran dari KPK tentang larangan pencairan dana Bansos

sebelum penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2014, sehingga waktu

penanaman KBD terlambat;

Pelaksanaan lelang sering gagal sehingga harus lelang ulang sehingga

menghambat pelaksanaan kegiatan;

Beberapa kegiatan yang pelaksanaannya tersebar di kabupaten/kota

khususnya dalam pelaksanaan fisik seperti pemberdayaan kelompok

tani tanaman semusim, tahunan, dan tanaman rempah penyegar

maupun kelompok tani yang mendukung pengendalian OPT, sehingga

memerlukan pengawalan pada saat pelaksanaan dan evaluasi yang

lebih intensif baik setelah melewati tahun berjalan, oleh sebab itu

Optimasi Lahan di Kab Bandung

Page 13: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-13

seyogianya perlu difasilitasi secara berkesinambungan baik dialokasi di

APBN, APBD Provinsi maupun APBD kabupaten/kota yang

bersangkutan. Melihat pengalaman di tahun-tahun ke belakang

sering kali terabaikan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan

sehingga outcome dan dampak kegiatan yang telah dilaksanakan

tersebut kurang termonitor dengan baik, sehingga kehilangan

informasi untuk salah satu bahan penyusunan kebijakan lanjutan dari

kegiatan yang telah dilaksanakan.

b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran

dan Ekspor Hasil:

Penghematan anggaran sehingga kegiatan sempat tertunda selama

kurang lebih 2 bulan, adanya gagal lelang sehingga lelang harus

diulang yang berakibat menambah waktu proses lelang, kemudian

terjadi gagal lelang yang proses lelangnya tidak bisa diulang yaitu

untuk pengadaan alat pengolahan teh hijau tepung di Kab. Bandung

Barat. Adapun solusi atas permasalahan tersebut adalah melakukan

koordinasi dan konsultasi lebih intensif dengan berbagai pihak terkait,

serta alokasi anggaran untuk sub-sub kegiatan yang tidak dapat

dilaksanakan disetor kembali ke KAS Negara, kemudian khusus untuk

pengadaan alat pengolahan teh hijau tepung pengangggarannya

diupayakan dari APBD Provinsi Jawa Barat TA. 2015.

3. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

Program dan Kegiatan

Pada Tahun 2014 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat menerima anggaran Tugas

Pembantuan dari Kementerian Pertanian sebesar Rp. 20.383.896.000,00, dengan

realisasi anggaran sebesar Rp. 17.400.710.082,00 atau sebesar 85,36%, dengan

rincian program/kegiatan sebagai berikut:

1) Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan

Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal.

a) Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber

Daya Lokal, dengan alokasi anggaran

Rp. 4.373.251.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp.

4.072.674.500,00 atau 93,15.%. Hasil

kegiatan adalah diperolehnya 9

kelompok pengembangan kawasan

sapi potong di Kabupaten Indramayu,

Kelompok Ternak Mekar Mulya Kecamatan

Banjaran Kabupaten Majalengka

Page 14: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-14

Kuningan, dan Majalengka;

diperolehnya 1 kelompok budidaya

sapi potong di Kabupaten Karawang,

diperolehnya 3 kelompok budidaya

sapi perah di Kabupaten Sumedang,

Majalengka dan Kuningan; berkembangnya 1 kelompok peternak ayam

lokal di kabupaten Kuningan; terlaksananya pengadaan ternak sapi

potong PO betina sebanyak 216 ekor dan sarana penunjangnya untuk

pengembangan kawasan sapi potong di Kabupaten Indramayu, Majalengka

dan Kuningan dengan agro input masing-masing kelompok mendapat

ternak sapi potong PO (Peranakan Ongole) betina 24 ekor, pakan

konsentrat 25 ton dan 1 paket obat-obatan; terlaksananya pengadaan

ternak sapi potong PO Betina sebanyak 24 ekor dan sarana penunjangnya

untuk pengembangan budidaya sapi potong di Kabupaten Karawang

dengan agro input masing-masing kelompok mendapat ternak sapi potong

PO (Peranakan Ongole) betina 24 ekor, pakan konsentrat 8 ton dan 1

paket obat-obatan; terlaksananya pengadaan ternak sapi perah FH dan

sarana penunjangnya untuk pengembangan budidaya sapi perah di

Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Kuningan dengan agro input

masing-masing kelompok mendapat ternak sapi perah Holstain Friesan

(FH) betina 19 ekor dan 7 ton pakan konsentrat; serta terlaksananya

pengadaan ternak ayam buras (DOC : 1.600 ekor dan Pullet : 506 ekor)

untuk pengembangan unggas lokal di Kabupaten Kuningan.

b) Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan Pendayagunaan

Sumber Daya Lokal dengan alokasi anggaran Rp. 4.280.645.000,00

realisasi anggaran sebesar Rp. 3.963.761.800,00 atau 93,60%. Hasil

kegiatan adalah terbentuknya kelompok pengolah bahan pakan di

Kabupaten Indramayu sebanyak 1 kelompok, terbentuknya kelompok yang

mengintegrasikan ternak sapi dengan padi di Kabupaten Majalengka

sebanyak 1 kelompok, terbentuknya kelompok Pengembangan Hijauan

Pakan Ternak di Lahan Kehutanan di Kabupaten Indramayu sebanyak 1

kelompok, terbentuknya kelompok Pengembangan Lumbung Pakan di

kabupaten Indramayu, Kuningan dan Majalengka sebanyak masing-masing

1 kelompok. Terlaksananya dukungan pakan sapi perah berkualitas di 20

kelompok peternak sapi perah di kabupaten Kuningan. Tersedianya

penguatan sumber bibit/benih hijauan pakan ternak di UPTD sebanyak 2

unit yaitu di UPTD BPTD Margawati dan SUPPTD Bunihayu; terbantunya

Page 15: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-15

kelancaran produksi unit pengolah pakan unggas di 1 kelompok di

Kabupaten Cirebon; berkembangnya 6 kelompok peternak pengelola

tanaman pakan berkualitas serta tersedianya bibit pakan hijauan ternak

sebanyak 120.000 stek untuk penanaman dan pengembangan pakan

hijauan ternak, melalui pengadaan chopper sebanyak 6 unit, alat angkut

roda tiga 6 unit, roda dorong 6 unit dan timbangan 4 unit;

c) Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit dengan

Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.800.000.000,00 realisasi keuangan sebesar Rp. 1.620.000.000,00 atau

90,00%, dengan target ternak bunting 1.562 ekor dari 9 kelompok di 9

kabupaten yaitu Ciamis, Kuningan, Bogor,

Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, Subang,

Cirebon dan Bekasi. Hasil kegiatan adalah

terselamatkannya sapi/kerbau betina bunting

sebanyak 1.418 ekor dari 8 kelompok tani

ternak di 8 kabupaten dalam penguatan

sapi/kerbau betina bunting, dengan realisasi

sebanyak 8 kelompok sehubungan 1 kelompok dari kabupaten Bekasi tidak

melaksanakan kegiatan ini dikarenakan keterbatasan jumlah ternak yang

bunting dan jangka waktu pelaksanaannya.

Permasalahan dan Solusi

Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya

Lokal sering terjadinya keterlambatan dalam proses pencairan pelaksanaan

kegiatan di KPPN Bandung I yang disebabkan oleh adanya update aplikasi

SILABI dan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) yaitu tidak

sinkronnya antara pemaketan pekerjaan di ULP-LPSE Jawa Barat dengan proses

pendaftaran ADK Kontrak di KPPN Bandung I. Solusinya adalah perlu adanya

Sosialisasi Kebijakan Updating Aplikasi SILABI dan SPAN oleh pihak Direktorat

Jenderal Perbendaharaan Negara/KPPN Bandung I kepada Pelaksana kegiatan

pada Satker dan ULP-LPSE Jawa Barat (Contoh : pada Rencana Umum

Pengadaan Barang/Jasa di ULP-LPSE hanya tercantum 6 digit Kode Akun,

sedangkan pada pendaftaran ADK Kontrak di KPPN Bandung I tercantum 9

Digit).

Kelompok Makmur Agro

Satwa Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Sukabumi

Page 16: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-16

2) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,

Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian.

a) Kegiatan Pengembangan Pemasaran

Domestik dengan alokasi anggaran Rp.

7.250.000.000,00 realisasi anggaran

sebesar Rp. 5.295.138.982,00,00 atau

73,04 %. Hasil kegiatan Pengembangan

Pemasaran Domestik adalah

terlaksananya fasilitasi sarana dan kelembagaan pasar ternak di Kabupaten

Cirebon, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Garut, Kabupaten Subang,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis;

tersedianya fasilitasi pemasaran untuk poktan dan gapoktan di Kabupaten

Garut, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten

Majalengka untuk menunjang pemasaran

ternak dan hasil ternak melalui

ketersediaan 1 unit pasar ternak dan 1

paket peralatan sarana pemasaran hasil

peternakan yang berlokasi di UPT Pasar

Hewan Ciledug Desa Sukadana

Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon, 1 buah kendaraan roda empat

untuk operasional pembinaan pasar ternak serta terlaksanakannya

bimbingan teknis pemasaran hasil peternakan di Kabupaten Cirebon;

ketersediaan 1 unit pasar ternak dan 1 paket peralatan sarana pemasaran

hasil peternakan yang berlokasi di UPTD

Pasar Hewan Desa Ciwareng Kecamatan

babakan Cikao Kabupaten Purwakarta serta

terlaksananya bimbingan teknis pemasaran

hasil peternakan Kabupaten Purwakarta;

ketersediaan 1 paket peralatan sarana

pemasaran hasil peternakan yang berlokasi

di Pasar Ternak Pagaden Kampung Julang

Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang, 8 buah

kendaraan motor roda dua untuk operasional petugas pasar ternak serta

terlaksananya bimbingan teknis pemasaran hasil peternakan Kabupaten

Subang; Ketersediaan 1 unit pasar ternak dan 1 paket peralatan sarana

pemasaran hasil peternakan yang berlokasi di Pasar Ternak Wanaraja Desa

Wanajaya Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut terlaksananya bimbingan

Pasar Hewan Ciawi Desa Pakemitan Kecamatan Ciawi

Kabupaten Tasikmalaya

Pasar Hewan Ciledug Desa

Sukadana Kec. Pabuaran

Kabupaten Cirebon

Pasar Hewan Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao

Kabupaten Purwakarta

Page 17: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-17

teknis pemasaran hasil peternakan

Kabupaten Garut; ketersediaan 1 unit pasar

ternak dan 1 paket peralatan sarana

pemasaran hasil peternakan yang berlokasi

di Pasar Hewan Ciawi Desa Pakemitan

Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya

serta terlaksananya bimbingan teknis

pemasaran hasil peternakan Kabupaten

Tasikmalaya; ketersediaan 1 unit pasar ternak dan 1 paket peralatan

sarana pemasaran hasil peternakan yang berlokasi di Pasar Ternak

Pamarican Desa Pamarican Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dan

Pasar Ternak Terpadu Ciamis Kelurahan Cigembor Kecamatan Ciamis

Kabupaten Ciamis, 1 unit kendaraan roda empat pengangkut ternak, 2 unit

motor roda dua serta terlaksananya bimbingan teknis pemasaran hasil

peternakan Kabupaten Ciamis; Terlaksananya bimbingan teknis pemasaran

hasil peternakan Kabupaten Bandung; Ketersediaan 1 unit sarana fasilitasi

pemasaran hasil peternakan untuk poktan dan gapoktan di Kelompok

Peternak Rundayan Sawargi Desa Karyamukti Kecamatan Cibalong

Kabupaten Garut; Ketersediaan 1 unit sarana fasilitasi pemasaran hasil

peternakan untuk poktan dan gapoktan di Kelompok Makmur Agro Satwa

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi; dan Ketersediaan 1 unit

bangunan dan 1 paket alat pemasaran hasil peternakan untuk poktan dan

gapoktan di KT Mekar Mulya Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka.

b) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian dengan alokasi

anggaran Rp. 1.000.000.000,00, realisasi anggaran sebesar Rp.

774.851.800,00 atau 77.49%. Realisasi fisik sebesar 100%. Hasil Kegiatan

Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian adalah terlaksananya

pengadaan Fasilitasi Pengolahan Hasil Peternakan (Susu) di Jawa Barat

meliputi 4 kabupaten/Kota yaitu Kota Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan,

Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor dan Kegiatan Fasilitasi

Pengolahan Hasil Peternakan (Daging) di Jawa Barat yaitu Kabupaten

Bandung. Terfasilitasinya Pengolahan Hasil Peternakan (Susu) di

Kabupaten Sukabumi yaitu untuk Kelompok Tunggal Jaya yang berlokasi di

Kampung Nagrog Rt 04/01 Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota

Tasikmalaya dan Terlaksananya bimbingan teknis pengolahan susu bagi

anggota Kelompok Tunggal Jaya; Terfasilitasinya Pengolahan Hasil

Peternakan (Susu) di Kabupaten Kuningan yaitu untuk Kelompok Ternak

Pasar Ternak Pamarican Desa Pamarican Kecamatan

Pamarican Kabupaten Ciamis

Page 18: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-18

Sapi Perah "Sinar Jaya" yang berlokasi di Kampung Palutungan Desa

Cisantana Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan dan terlaksananya

bimbingan teknis pengolahan susu bagi anggota kelompok Ternak Sapi

Perah "Sinar Jaya"; Terfasilitasinya Pengolahan Hasil Peternakan (Susu) di

Kabupaten Sukabumi yaitu untuk Kelompok P4S Liseli yang berlokasi di

Kp. Palasari RT 24/07 Desa Sudajaya Girang Kec. Sukabumi Kab. Sukabumi

dan terlaksananya bimbingan teknis pengolahan susu bagi anggota

kelompok P4S Liseli; Terfasilitasinya Pengolahan Hasil Peternakan (Susu) di

Kabupaten Bogor yaitu untuk Gabungan Kelompok Tani Ternak Sapi Perah

"ASTER" yang berlokasi di Kawasan Usaha Peternakan KPS Bogor, Ds. Situ

Udik Kec. Cibungbulang Kab. Bogor dan terlaksananya bimbingan teknis

pengolahan susu bagi anggota Gabungan Kelompok Tani Ternak Sapi

Perah "ASTER"; Terfasilitasinya Pengolahan Hasil Peternakan (Daging) di

Kabupaten Kuningan yaitu untuk Kelompok Aster Mekar yang berlokasi di

Kp. Babakan Cimahi RT 03 RW 06 Ds. Giri Mekar Kec. Cilengkrang Kab.

Bandung dan terlaksananya bimbingan teknis pengolahan susu bagi

anggota Kelompok Aster Mekar.

Permasalahan dan Solusi

Pembangunan pasar ternak di Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang dan

pasar ternak di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung tidak bisa

direalisasikan (gagal kontrak/pemutusan kontrak) karena perusahaan

pemenang lelang tidak dapat melanjutkan pembangunan disebabkan

kekurangan modal. Solusinya adalah:

b. Telah dilakukan teguran dan peringatan dari konsultasi pengawas dan

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kepada perusahaan/kontraktor dan

perusahaan kontraktor dimasukan ke daftar hitam (black list) di Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP).

c. Pekerjaan pembangunan pasar ternak tidak dibayar dan uang muka

dikembalikan ke negara.

d. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian RI untuk kelanjutan

pembangunan pasar ternak tahun 2015.

3) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pertanian

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan alokasi anggaran Rp.

150.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 144.283.000,00 atau

Page 19: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-19

96,19%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbinanya pelaksanaan

administrasi dan teknis di kabupaten; terencananya program dan kegiatan

PSP tahun 2015; terlaksananya evaluasi dan pengawasan kegiatan Ditjen

PSP Tahun 2014; terkoordinasinya kegiatan Ditjen PSP Tahun 2014 melalui

pembinaan administrasi dan teknis di kabupaten; dan penyusunan SAI

Ditjen PSP Tahun 2014.

b. Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian dengan alokasi anggaran

Rp. 900.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,00 atau

100,00%. Hasil kegiatan adalah terantisipasinya kebutuhan sumber air

untuk mendukung peternakan di Kabupaten Ciamis sebanyak 1 unit,

Sumedang sebanyak 2 unit, dan Tasikmalaya sebanyak 2 unit;

meningkatnya kinerja pembangunan peternakan melalui konservasi air dan

antisipasi anomali iklim mendukung peternakan di Kabupaten Ciamis,

Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Bogor melalui pembuatan embung di

Kabupaten Ciamis sebanyak 48 unit, Garut sebanyak 48 unit, Tasikmalaya

sebanyak 42 unit, Sukabumi sebanyak 48 unit, dan Bogor sebanyak 48

unit, serta pembinaan administrasi kegiatan di Kabupaten Ciamis,

Sumedang, Garut, Bogor, Tasikmalaya dan Sukabumi.

c. Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian dengan alokasi

anggaran Rp. 630.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp.

630.000.000,00 atau 100%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya luas areal peternakan di Kabupaten Sumedang, Garut,

Bogor, Indramayu, Cianjur, dan Tasikmalaya, melalui perluasan areal

peternakan di Kabupaten Sumedang seluas 10 ha, Garut seluas 20 ha,

Bogor seluas 10 ha, Indramayu seluas 20 ha, Cianjur seluas 10 ha, dan

Tasikmalaya seluas 20 ha.

4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

Program dan Kegiatan

Pembangunan transmigrasi bersifat lintas Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam

rangka pengembangan suatu kawasan yang membutuhkan sumberdaya manusia

dari daerah lain yang lebih baik untuk menstimulan sumber daya manusia yang ada.

Oleh karenanya pembangunan transmigrasi di suatu daerah merupakan inisiatif

Pemerintah Daerah setempat yang didasarkan oleh suatu kondisi obyektif adanya

kebutuhan.

Karena program transmigrasi merupakan kegitan lintas Provinis maka ada dua

Provinsi yang terlibat secara langsung yakni pemerintah daerah asal dan pemerintah

daerah penempatan dimana setiap derah memiliki tugas dan kewajiban yang

Page 20: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-20

berbeda, untuk daerah asal seperti Jawa Barat maka tugas yang harus dilaksanakan

adalah menyiapkan calon transmigran yang berkompeten, melaksanakan pelayanan

bagi calon transmigran dari mulai pendaftaran seleksi, penampungan sampai dengan

pemindahan dan pemberangkatan sampai debarkasi di daerah penempatan

Bidang transmigrasi khususnya seksi Pemindahan dan Pembinaan berperan dalam

hal pelayanan transmigran selama dipenampungan/transito baik di Kabupaten/Kota

maupun Provinsi sampai dengan pemindahan transmigran di debarkasi denga tujuan

agar calon transmigran merasa aman, nyaman dan tertib selama dalam pelayanan di

penampungan dan perjalanan Menuju daerah penempatan.

Pada tahun 2014 pemindahan dari Jawa Barat ke daerah penempatan dari alokasi

target 130 KK yang terbit Surat Perintah Pemberangkatan (SPP) sebanyak 93,

sedangkan realisasinya yang di berangkatkan hanya 91 KK 331 jiwa. Selebihnya SPP

yang tidak terealisasi sebanyak 17 KK, SPP yang tidak turun sebanyak 17 KK yang

Drop sebanyak 22 KK dan dikembalikan ke Jakarta.

Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di permukiman transmigrasi

merupakan hal yang penting dalam upaya meningkatkan derajat kehidupan

transmigran. Untuk itu diperlukan sinergitas dan koordinasi dengan unit kerja dan

Instansi/Lembaga terkait dalam upaya optimalisasi kegiatan pemberdayaan

masyarakat transmigran. Pembinaan dan pengembangan tersebut tidak hanya bagi

masyarakat yang berada di Lokasi Resettlement Jawa Barat tetapi juga masyarakat

trasmigran asal Jawa Barat yang berada di Lokasi Transmigran Antar Daerah.

Pembangunan resettlement (Transmigrani Lokal) di Jawa Barat yang dimulai sejak

tahun 2000, adalah wujud implementasi dari penyelenggaraan transmigrasi. Sampai

saat ini terdapat 21 lokasi Transmigrasi Lokal yang tersebar di 11 kabupaten dimana

merupakan kebijakan dari Pemerintah Pusat, diharapkan dapat menjadi solusi dalam

mengatasi masalah kependudukan, penanggulangan eksodan korban kerusuhan

sosial dan pemerataan pembangunan Jawa Barat bagian selatan.

Pada Tahun 2014 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

menerima anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi sebesar Rp. 3.452.462.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp.

2.821.309.090,00 atau 81,72%, dengan rincian program/kegiatan sebagai berikut:

1) Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 3.207.566.000,00 realisasi anggaran sebesara Rp. 2.603.186.090,-

atau 81,16% Output Keluarga yang difasilitasi perpindahannya ke kawasan

transmigrasi di wilayah strategis, Lembaga pemerintah yang berpartisipasi

dalam pembangunan kawasan transmigrasi di wilayah tertinggal/perbatasan,

Page 21: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-21

Pelayanan teknis administrasi Outcome Terwujudnya pemukiman dalam

kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak.

2) Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 244.896.000,00 realisasi anggaran

sebesar Rp. 218.123.000,00 atau 89,07%. Output Layanan perkantoran

Outcome Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang

teritegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang

berdaya saing.

Permasalahan dan Solusi:

a) Minat bertransmigrasi cukup banyak, sementara target yang tersedia dari

pusat terbatas.

b) Kesiapan daerah penempatan dalam pelaksanaan pembangunan

pemukiman transmigrasi belum semuanya dapat terselesaikan sehingga

berdampak pada realisasi penempatan transmigran asal Jawa Barat tidak

sesuai dengan target dan jadwal.

c). Petugas Kab/Kota dalam melaksanakan pendafsi belum mengacu pada

kepmen 208/men/X/2004 sehingga masih ditemukan usia yang melebihi

batas usia maksimal.

Solusinya adalah:

a) Koordinasi dengan Kemnakertrans RI dan daerah penempatan.

b) Melakukan koordinasi dengan Kepala UPT dan Kabupaten penempatan

setempat.

c) Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap pendafsi di

Kabupaten/Kota.

5. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat

Program dan Kegiatan

Pada tahun 2014 Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat menerima

anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp.

Fasilitasi Kerjasama Antar Daerah Bidang

Ketransmigrasian n

Rapat Evaluasi

Pemberdayaan Masyarakat

Transmigrasi Lokal

(Resettlement)

Pemberangkatan

Transmigran

Page 22: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-22

20.732.907.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 20.285.332.200 atau

sebesar 97,84% dengan rincian program/kegiatan sebagai berikut:

1) Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap

a) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan

Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan dan

Pengawakan Kapal Perikanan dengan

alokasi anggaran sebesar Rp.

15.845.190.000,00, dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 15.744.471.500,00 atau

99,36%. Rincian pekerjaan adalah: 1)

Pembangunan kapal perikanan >30 GT Rp.

14.515.190.000,00, 2) Laminasi kapal,

palkanisasi kapal, refrigasi palka dan

sarana penangkapan ikan diatas kapal Rp.

872.500.000,00. Output kegiatan adalah

terlaksananya pembangunan kapal

perikanan >30 GT sebanyak 10 unit;

terlaksananya pengadaan Freezer sebanyak 1 buah, Cool Box 600 liter

sebanyak 25 buah, Laminasi Kapal Perikanan > 30 GT sebanyak 2 unit dan

Laminasi Kapal Perikanan < 30 GT sebanyak 3 unit, serta tray (keranjang

buah) sebanyak 100 buah. Outcome kegiatan adalah meningkatnya

produktivitas perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan.

b) Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Ikan

(SDI) dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 234.000.000,00, dan realisasi

anggaran sebesar Rp. 232.140.000,00

atau 99,21%. Rincian pekerjaan:

pengadaan Rumah Ikan

(Fish Apartemen) Rp. 200.000.000,00.

Output kegiatan adalah terlaksananya

pengadaan rumah ikan (Fish Apartemen)

sebanyak 1 (satu) unit. Outcome kegiatan

adalah meningkatnya produktivitas

perikanan tangkap dan kesejahteraan

nelayan.

Kapal Inkamina

Coolbox

Rumah Ikan sebelum dan setelah ditenggelamkan

Page 23: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-23

Permasalahan dan Solusi

Secara umum pelaksanaan program berjalan lancar, namun dalam pencapaian

outcome masih terdapat beberapa permasalahan yaitu :

1) Struktur armada penangkapan masih menggunakan armada penangkapan

tradisional, untuk itu dilakukan upaya restrukturisasi armada penangkapan

diantaranya melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana penangkapan ikan,

2) Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perikanan seperti

prasarana TPI/PPI, untuk itu dilaksanakan pengembangan PPI/TPI melalui

penyempurnaan sarana dan prasarana, dan

3) Menurunnya stok sumber daya ikan di laut dan perairan umum dikarenakan

terjadi degradasi kualitas lingkungan, untuk itu dilakukan upaya rehabilitasi

lingkungan perairan yang ditindaklanjuti dengan pengkayaan stok sumber

daya ikan.

2). Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya.

a) Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.725.580.000,00, dan realisasi anggaran sebesar Rp.

2.541.945.700,00 atau 93,26%. Rincian pekerjaan : 1) Akselesari

peningkatan produksi induk unggul Ikan Nila Nirwana dan Ikan Mas di

BPBIAT Wanayasa Rp. 956.835.000,00; 2) Akselerasi peningkatan kualitas

induk Ikan Gurame dan Tawes di BPPBAT Singaparna Tasikmalaya Rp.

518.885.000,00; 3) Akselerasi peningkatan produksi induk unggul Ikan Lele

Sangkuriang di BPBAT Cijengkol Subang Rp. 773.233.000,00; 4) Akselerasi

peningkatan produksi benih unggul Ikan Nila Nirwana dan Ikan Mas di

BPBIAT Wanayasa Rp. 178.300.000,00; 5) Akselerasi peningkatan produksi

benih unggul Ikan Kerapu di BPBIAPL Pangandaran Rp. 102.050.000,00; 6)

Akselerasi peningkatan produksi benih unggul Ikan Nila Salin di BPBAPL

Karawang Rp. 103.475.000,00; 7) Pengadaan bahan operasional produksi

bibit Rumput Laut di Pulau Gosong Kabupaten Indramayu Rp.

88.000.000,00. Output kegiatan adalah terpenuhinya induk unggul sebanyak

2.236.067 induk; terpenuhinya benih ikan yang bermutu sebanyak

7.460.049 ekor; terpenuhinya produksi bibit rumput laut sebanyak 100 Ton.

Outcome kegiatan adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya

sebesar 871.572 Ton.

b) Kegiatan Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan

yang dilaksanakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat

Page 24: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-24

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.611.337.000,00 dan realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.453.955.000,00 atau 90,23%. Rincian pekerjaan :

1) Pembuatan kolam dalam dengan konstruksi beton di BPPBAT lokasi

Ceungceum, Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Rp. 974.617.000,00; 2)

Pembangunan pintu air dan saluran intake di BPBAT Instalasi Jatisari

Karawang Rp. 109.500.000,00; 3) Pembangunan bak pembenihan ikan Lele

Sangkuriang di Instalasi Jatisari Karawang Rp. 97.450.000,00; 4) Rehabilitasi

bak induk ikan laut di BPBIAPL Pangandaran Rp. 300.000.000,00. Output

kegiatan adalah terfasilitasi dan teridentifikasinya lahan budidaya sesuai

target produksi perikanan budidaya, tersedianya jumlah kawasan perikanan

budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai, tersedianya

jumlah kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya, tersusunnya

RSNI, teridentifikasinya kawasan potensi perikanan budidaya. Outcome

kegiatan adalah meningkatnya sarana dan prasarana pembudidayaan ikan di

Jawa Barat.

c) Kegiatan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang dilaksanakan oleh

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 80.040.000,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp.

80.040.000,00 atau 100,00%. Rincian pekerjaan : 1) Pengelolaan Satker

Tugas Pembantuan Provinsi Rp. 72.840.000,00; 2) Pengelolaan keuangan

dan asset milik Negara Rp. 7.200.000,00. Output kegiatan adalah

terlaksananya pengelolaan satuan kerja selama 12 bulan, tersusunnya

dokumen pengelolaan keuangan dan aset milik negara sebanyak 2 (dua)

dokumen. Outcome kegiatan adalah meningkatnya tertib administrasi

kegiatan.

Permasalahan dan Solusi

Dalam pencapaian outcome masih terdapat beberapa permasalahan yaitu :

a. Kualitas dan kuantitas benih dan induk ikan masih rendah, untuk itu

dilakukan peningkatan penyediaan induk/benih yang berkualitas dengan

menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), dan Cara Pembenihan

Ikan yang Baik (CPIB),

b. Sarana dan prasarana budidaya masih rendah, dilakukan peningkatan

sarana prasarana perikanan budidaya.

Page 25: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-25

3) Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan

a) Kegiatan Fasilitasi Penguatan dan

Pengembangan Pemasaran Dalam Negeri

Hasil Perikanan dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 100.000.000,00, dan realisasi

anggaran sebesar Rp. 99.000.000,00 atau

99,00%. Rincian pekerjaan: 1) Pengadaan

sarana pemasaran di Kabupaten

Indramayu Rp. 50.000.000,00; 2)

Pengadaan sarana pemasaran di

Kabupaten Ciamis Rp. 50.000.000,00.

Output kegiatan adalah tersedianya

sarana pemasaran hasil perikanan di

Kabupaten Indramayu berupa : trays 50

unit, motor roda-3 sebanyak 1 unit,

timbangan digital 10 unit, sepatu boot 15

unit; Kabupaten Ciamis berupa: tabung gas 5 buah, blong plastic 20 buah,

freezer 2 unit, regulator 5 buah, jerigen 110 unit, Happa 30 unit, jolang 30

unit, serokan 30 unit, drum plastic 10 unit. Outcome kegiatan adalah

meningkatnya produk perikanan yang berdaya saing.

b) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Industri

Pengolahan Hasil Perikanan yang

dilaksanakan dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 100.000.000,00, dan realisasi

anggaran sebesar Rp. 99.380.000,00 atau

99,38%. Rincian pekerjaan : pengadaan

sistem rantai dingin di Kabupaten

Karawang Rp. 100.000.000,00 Output kegiatan adalah terlaksananya

pengadaan sarana sistem rantai dingin (SRD) di Kabupaten Karawang

berupa coolbox sebanyak 28 unit, freezer sebanyak 4 unit, dan showcase

sebanyak 2 unit. Outcome kegiatan adalah meningkatnya mutu produk hasil

perikanan dan kelautan.

c) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Produk Hasil Perikanan Non Konsumsi

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36.760.000,00, dan realisasi anggaran

sebesar Rp. 34.400.000,00 atau 93,58%. Rincian pekerjaan: Perencanaan

dan pelaporan kegiatan. Output kegiatan adalah tersedianya dokumen

perencanaan anggaran dan pelaporan 1 paket. Outcome kegiatan adalah

Sepeda motor roda-3

Freezer

Coolbox

Page 26: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-26

meningkatnya kualitas dokumen perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan

kegiatan ragam produk hasil perikanan non konsumsi di Jawa Barat.

6. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat

Program dan Kegiatan

Pada Tahun 2014 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat menerima

anggaran Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharan (TPOP) dari Kementerian

Pekerjaan Umum sebesar Rp. 128.648.638.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp.

125.232.387.610,00 atau 97,34 % dan progres fisik 99,69 %. Rincian kegiatan terdiri

dari :

1. Kegiatan penelusuran/survey Jaringan Irigasi;

2. Kegiatan Operasi Rutin;

3. Kegiatan Pemeliharaan Rutin;

4. Kegiatan Pemeliharaan Berkala;

5. Kegiatan Administrasi Kegiatan (AP) & Pendaftaran dan Seleksi; dan

6. Kegiatan Pelaporan secara Elektronik.

Dari 6 kegiatan tersebut mencakup 17 Daerah Irigasi kewenangan pusat, terdiri dari:

Daerah Irigasi Cipamingkis Kabupaten Bogor dan Bekasi,

Daerah Irigasi Jatiluhur Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang dan Indramayu,

Daerah Irigasi Cipancuh Kabupaten Indramayu,

Daerah Irigasi Cileuleuy Kabupaten Subang,

Daerah Irigasi Leuwi Nangka Kabupaten Subang,

Daerah Irigasi Cihea Kabupaten Cianjur,

Daerah Irigasi Cikaranggeusan Kabupaten Sukabumi,

Daerah Irigasi Ciletuh Kabupaten Sukabumi,

Daerah Irigasi Rentang Kabupaten Indramayu dan Cirebon,

Daerah Irigasi Ciwaringin Kabupaten Cirebon,

Daerah Irigasi Cikeusik Kabupaten Cirebon,

Daerah Irigasi Seuseupan Kabupaten Cirebon,

Daerah Irigasi Cipanas II Kabupaten Indramayu,

Daerah Irigasi Kamun Kabupaten Majalengka,

Daerah Irigasi Cikunten I Kabupaten Tasikmalaya,

Daerah Irigasi Cikunten II Kabupaten dan Kota Tasikmalaya

Daerah Irigasi Lakbok Utara Kabupaten Ciamis.

Page 27: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-27

Gambar 5.1

Peta Lokasi Daerah Irigasi Kegiatan SKPD TPOP

inas PSDA Provinsi Jawa Barat

Pelaksanaan Kegiatan

1) Kegiatan Penelusuran/Survey Jaringan Irigasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran Rp. 1.742.800.000,00

realisasi anggaran sebesar Rp. 1.685.082.850,00 atau 96,69%, realisasi fisik

100%, Output kegiatan adalah terlaksananya penelusuran/survey jaringan

irigasi yang dilaksanakan dalam bentuk pemeriksaan/inspeksi saluran dan

bangunan seluruh jaringan irigasi yang bertujuan untuk mengetahui kondisi

jaringan irigasi baik saluran ataupun bangunan dan perhitungan Angka

Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) sehingga dapat

tersusunnya buku laporan AKNOP di 17 Daerah Irigasi Kewenangan Pusat.

Dalam pelaksanannya melibatkan peran serta dari Staf Pelaksana Kegiatan

sebanyak 80 orang dan Kelembagaan O&P di Daerah (UPT/Pengamat,

Juru/Mantri Pengairan, P3A/GP3A/ IP3A Mitra Cai). Outcome kegiatan adalah

tercapainya penyusunan program O & P Jaringan Irigasi di 17 Daerah Irigasi

Kewenangan Pusat.

2) Kegiatan Operasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran Rp. 30.844.050.000,00,

realisasi anggaran sebesar Rp. 30.534.799.000,00 atau 99%, realisasi fisik 100%.

Output kegiatan adalah terlaksananya operasi dan pengaturan Jaringan Irigasi

sebanyak 17 Daerah Irigasi kewenangan pemerintah pusat yang berada di

provinsi Jawa Barat berupa pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah

hujan, data luas tanam, dll); Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit; Pekerjaan

GAMBARAN UMUM LOKASI TP OP

DI.CIPAMINGKIS4.591 HA

DI.JATILUHUR237.790 HA

DI.LEUWINANGKA4.387 HA

DI.CILEULEUY5.378 HA

DI.CIHEA5.484 HA

DI.CIPANCUH6.318 HA

DI.KAMUN8.462 HA

DI.RENTANG87.232 HA

DI.CIWARINGIN4.364 HA

DI.CIPANAS II3.265 HA

DI.SEUSEUPAN3.897 HA

DI.CIKEUSIK6.924 HA

DI.LAKBOKUTARA6.673 HA

DI.CILETUH3.378 HA

DI.CIKARANGGEUSAN4.038 HA DI.CIKUNTEN I

3.222 HA

DI.CIKUNTEN II4.387 HA

Page 28: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-28

membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan Pemberian Air

Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan, dll; Pekerjaan

melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan : membuat

laporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu);

Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya

debit sungai banjir; Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras

endapan lumpur; Koordinasi antar instansi terkait; dan Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi. Outcome kegiatan adalah terkelolanya

jaringan irigasi pada 17 Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah Pusat yang

berada di Provinsi Jawa Barat dengan baik sehingga dapat mengalirkan air ke

petak persawahan sesuai dengan kebutuhan Ruang Lingkup Kegiatan Operasi

Jaringan Irigasi meliputi:

a) Perencanaan

1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan

2) Perencanaan Tata Tanam Detail

3) Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tanam

4) SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam

5) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan

b) Pelaksanaan

1) Laporan keadaan air dan tanaman (04-O)

2) Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan (05-O)

3) Pencatatan Debit Saluran (06-O)

4) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer (07-O)

5) Pencatatan Debit Sungai/Bangunan Pengambilan (08-O)

6) Perhitungan faktor-K atau Faktor Palawija Relatif (FPR) (09-O)

7) Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per Daerah Irigasi

(10-O)

8) Rekap Kabupaten per Masa Tanam (11-O)

9) Rekap Provinsi (12-O)

10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi

c) Monitoring dan Evaluasi

1) Monitoring Pelaksanaan Operasi

2) Kalibrasi alat ukur

3) Monitoring Kinerja Daerah Irigasi

Disamping itu dalam kegiatan ini terdapat juga pengadaan bahan

operasi dan pemeliharaan untuk menunjang sarana pendukung yaitu:

Page 29: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-29

penyedian blangko-blangko, (blangko operasi dan blangko pemeliharaan), serta

bahan lainnya.

3) Kegiatan Pemeliharaan Rutin

Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi

anggaran Rp. 33.030.306.000,00 realisasi

anggaran sebesar Rp. 32.688.086.100,00

atau 98,96%, realisai fisik 100%. Output

kegiatan adalah terlaksananya pemeliharaan

rutin melalui perawatan dalam rangka

mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi

yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian konstruksi yang

diubah atau diganti berupa pemberian minyak pelumas pada bagian pintu,

pembersihan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-semak,

pembersihan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran, Pembuangan

endapan lumpur di bangunan ukur, dan pemeliharaan tanaman lindung di sekitar

bangunan dan di tepi luar tanggul saluran, serta yang bersifat perbaikan ringan

berupa penutupan lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan dan

perbaikan kecil pada pasangan. Kegiatan ini banyak melibatkan peran petugas

operasi dan pemeliharaan dalam penggunaan peralatan lapangan seperti

cangkul, parang, sabit, garuk, sepatu kerja, topi, jas hujan, senter, meteran/ rol

meter, rompi dan pelampung. Outcome kegiatan adalah mempertahankan

kondisi jaringan irigasi pada 17 Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah Pusat

yang berada di Provinsi Jawa Barat terus menerus sehingga adapat mengalirkan

debit air sesuai rencana dalam rangka menunjang/mendukung ketahanan

pangan nasional.

4) Kegiatan Pemeliharaan Berkala

Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran Rp. 60.997.207.000, realisasi

anggaran sebesar Rp. 58.443.932.500 atau 95,81%, realisasi fisik 99,79%.

Output kegiatan adalah terlaksananya perawatan dan perbaikan saluran irigasi

sepanjang 685,02 Km dan 1.623 buah bangunan, terbagi dalam tiga pekerjaan

yaitu pemeliharaan yang bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat

perbaikan, dan pemeliharaan yang bersifat penggantian, meliputi:

a) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perawatan

1) Pengecatan pintu

2) Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran

b) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perbaikan

1) Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan Pengatur

Page 30: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-30

2) Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya

3) Perbaikan Saluran

4) Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk

5) Perbaikan Jalan Inspeksi

6) Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA

dan PPB, kendaraan dan peralatan

c) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian

1) Penggantian Pintu

2) Penggantian alat ukur

3) Penggantian peil schall

Kegiatan ini dilaksanakan oleh SKPD

Tugas Pembantuan Dinas Pengelolaan

Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat

dibantu oleh para pekerja harian lepas

Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A),

Kelompok Tani dan Gapoktan dengan

menggunakan cara swakelola yang

dilaksanakan dengan rekanan sesuai

dengan ketentuan dan kompetensinya.

Pelaksanaan pemeliharaan berkala

dilaksanakan secara periodik sesuai

kondisi Jaringan Irigasinya. Setiap jenis

kegiatan pemeliharaan berkala dapat

berbeda-beda periodenya, misalnya

setiap tahun, 2 tahun, 3 tahun dan

pelaksanaannya disesuaikan dengan

jadwal musim tanam serta waktu

pengeringan. Outcome kegiatan adalah mengembalikan fungsi dan kondisi

jaringan irigasi pada 17 Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah Pusat yang

berada di Provinsi Jawa Barat sehingga dapat mengalirkan debit air irigasi sesuai

rencana dalam rangka menunjang/mendukung ketahanan pangan nasional.

5) Kegiatan Administrasi Kegiatan (AP) & Pendaftaran dan Seleksi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.966.275.000, realisasinya sebesar Rp. 1.812.547.660,00 atau 92.18%,

realisasi fisik 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya Administrasi

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi di 17 Daerah Irigasi

Page 31: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-31

Kewenangan Pusat. Outcome kegiatan adalah terlaksananya kegiatan

Layanan Perkantoran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

6) Kegiatan Pelaporan secara Elektronik

Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran Rp. 68.000.000, realisasi

anggaran sebesar Rp. 67.998.500,00 atau 100%, realisasi fisik 100%. Output

kegiatan adalah terlaksananya pelaporan pelaksanaan Tugas Pembantuan melalui

sistem pelaporan elektronik (E-Monitoring) secara periodik (dwibulanan dan

triwulanan). Outcome kegiatan adalah terkendalinya pelaksanaan Tugas

Pembantuan dan terselenggaranya sistem pelaporan secara elektronik (E-

Monitoring).

7. Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat

Program dan Kegiatan

Pada tahun 2014 Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat menerima anggaran Tugas

Pembantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp. 70.923.000.000,00

dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 70.918.998.000,00 atau 99,99%. Anggaran

tersebut dialokasikan untuk Program Penyelenggaraan Jalan, yaitu Pelaksanaan

Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional. Hal ini bertujuan untuk

mempertahankan kondisi kemantapan jalan agar tetap dapat memberikan pelayanan

yang optimal terhadap arus lalu lintas yang melewatinya dalam batas repetisi beban

standar maupun struktur yang direncanakan.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah :

1). Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jalan alokasi anggaran sebesar Rp. 8.035.480.000,00

realisasi anggaran sebesar Rp. 8.035.357.000,00 atau 100%. Output kegiatan

adalah terlaksananya pemeliharaan berkala/rehabilitasi jalan nasional sepanjang

51,99 km, outcome kegiatan adalah terpertahankannya nilai struktur jalan sesuai

dengan umur rencana.

Pemeliharaan Rutin Jalan Bts Banten–Bagbagan–Cikembang

Sebelum Sesudah

2). Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jembatan alokasi anggaran sebesar Rp.

674.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 673.828.000,00 atau 99,97%.

Output kegiatan adalah terlaksananya pemeliharaan berkala/rehabilitasi jalan

Page 32: BAB V LKPJ ATA 2014.pdf

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-32

nasional sepanjang 51,99 km, outcome kegiatan adalah terpertahankannya nilai

struktur jembatan sesuai dengan umur rencana.

Pemeliharaan Rutin Jembatan Bts Banten–Bagbagan–Cikembang

Sebelum Sesudah

3). Kegiatan Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan alokasi anggaran sebesar Rp.

59.073.200.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 59.070.760.000,00 atau

100%. Output kegiatan adalah terlaksananya peliharaan berkala/rehabilitasi

jalan nasional sepanjang 27,33 m, outcome kegiatan adalah terpertahankannya

nilai struktur jalan sesuai dengan umur rencana.

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan Cikembang-Bagbagan

Sebelum Sesudah

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan Bts Banten - Cisolok

Sebelum Sesudah

4). Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Perkantoran (Layanan

Perkantoran) serta Sistem Pelaporan (e-Monitoring) dengan alokasi dana sebesar

Rp. 3.140.320.000,00 reallisasi anggaran Rp. 3.139.054.000,00 atau 99,96%.

Output kegiatan adalah terlaksananya penyelenggaraan administrasi

perkantoran, outcome kegiatan adalah terpenuhinya kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur untuk menunjang peningkatan kinerja.