Bab V. hasil evaluasi vita.doc

13
V. HASIL EVALUASI Identifikasi Masalah Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolak ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenangan antara unsur sistem lainnya dengan tolak ukur. Proses identifikasi masalah dilakukan secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolak ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab masalah pada unsur masukan (input, proses, atau lingkungan) LINGKUNGAN DAMPAK OUTPUT PROSES INPUT UMPAN BALIK

Transcript of Bab V. hasil evaluasi vita.doc

V

V. HASIL EVALUASI

Identifikasi MasalahSuatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolak ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenangan antara unsur sistem lainnya dengan tolak ukur. Proses identifikasi masalah dilakukan secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolak ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab masalah pada unsur masukan (input, proses, atau lingkungan)

Gambar . Pendekatan Sistem (Azwar, 2010)Tabel . Variabel Keluaran

Variabel KeluaranTolak UkurPencapaianMasalah

Angka bebas jentik meningkatAngka kematian

Angka kejadian kasus95 % wilayah kerja UPT. Puskesmas Raja Basa Indah bebas jentik

Angka kematian akibat DBD di wilayah kerja UPT. Puskesmas Raja Basa Indah = 0

Angka kasus DBD di wilayah kerja UPT. Puskesmas Raja Basa Indah dibatasi di bawah 30 kasus/ 100.000 pendudukJumlah kasus angka bebas jentik pada data laporan periode Januari 2014-Desember 2014 Jumlah angka bebas jentik dari bulan Januari 2014-Desember 2014 97,51% Jumlah angka kematian akibat DBD pada data Januari 2014-Desember 2014 = 1Jumlah kasus DBD pada data Januari 2014-Desember 2014 adalah 43 kasus/ 35,697 penduduk(-)

(+)

(+)

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Raja Basa Indah periode Bulan Januari-Desember Tahun 2014Masalah yang ditemukan pada program pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Raja Basa Indah pada bulan Januari 2014-Desember 2014 adalah bertambahnya angka kasus DBD dan meningkatnya angka kematian akibat DBD pada wilayah kerja Puskesmas Raja Basa Indah. Masalah ini ditegakkan karena adanya perbedaan antara hasil yang diharapkan pada tolak ukur, dimana angka kasus DBD dibatasi di bawah 30 kasus/ 100.000 penduduk, sementara rata-rata angka kasus DBD pada periode Januari 2014-Desember 2014 adalah 43 kasus/ 35,697 penduduk dan juga pada angka kematian yang dibatasi 0 kasus pertahun pada tahun 2014 terdapat 1 kematian akibat DBD Berdasarkan tolak ukur yang digunakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, maka angka kasus DBD yang dicapai oleh Puskesmas Raja Basa Indah belum mencapai target. Kerangka Konsep

Untuk mempermudah identifikasi faktor penyebab masalah bertambahnya angka kasus DBD di Puskesmas Raja Basa Indah diperlukan kerangka konsep dengan menggunakan pendekatan sistem.

Gambar . Kerangka konsep pelaksanaan program pemberantasan penyakit DBD (Dtjen PPM&PL, 2007)

Keterangan:

Masalah yang dihadapi adalah belum tercapainya target angka kasus DBD dengan pendekatan sistem maka diupayakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masalah yang dihadapi. Komponen sistem yang dapat menjadi penyebab masalah adalah masukan atau input dan lingkungan. Dari komponen masukan terdapat hal yang berpotensi menyebabkan masalah belum tercapainya target angka kasus DBD yaitu promosi kesehatan yang kurang digalakan, tenaga kerja yang tidak memadai dan kurangnya dana untuk membayar kader. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi angka kasus DBD adalah pengetahuan, sikap dan prilaku (PSP) keluarga tentang pentingnya pemberantasan penyakit DBD dan kurangnya pengetahuan bahaya DBD.

Gambar . Faktor yang berpengaruh dalam pemberantasan DBDIdentifikasi Faktor Penyebab Masalah

Sesuai dengan pendekatan sistem, angka kasus DBD yang kurang di Puskesmas Raja Basa Indah merupakan suatu output atau hasil yang tidak sesuai dengan target. Untuk mengatasinya, dengan pendekatan sistem harus diperhatikan kemungkinan adanya masalah pada komponen lain pada sistem, mengingat suatu sistem merupakan keadaan yang berkesinambungan dan saling mempengaruhi. Dalam mengidentifikasi faktor penyebab masalah, kami menggunakan diagram fishbone.

PromKes

Jumlah abate cukup

Setiap 3 bulanPromosi

tersedia 25 kg abate

Kesehatan kurang

AKD yang terjadi adalah 43kasus/35,694 penduduk dimana hal tersebut melebihi angka standar nasional yang hanya 30kasus/100.000 pendudukdana dirasa cukup Jumlah kader Kurang pengetahuan

sikap,perilaku

untuk pelaksanaan dirasa sesuai masyarakat tentang

kegiatan PSN dengan jumlah pentingnya 3M

rumah

Dana cukup SDM cukup Lingkungan

Gambar . Diagram Fishbone

Tabel . Tolak Ukur VariabelVARIABELTOLAK UKURPENCAPAIANMASALAH

Masukan

Promosi

Kesehatan

Lingkungan non fisik

Dana

Tenaga

Jumlah abate yang tersediaIntensitas penyuluhan di Posyandu/Puskesmas, tersedianya alat promosi kesehatan berupa poster, leaflet, tentang program pemberantasan penyakit DBD

Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang DBD

Tersedianya dana untuk biaya operasional termasuk biaya jasa kesehatan dan kadar kader yang berasal dari APBN atau APBD

Tenaga pelaksana kegiatan pemberantasan penyakit DBD

Jumlah abate yang tersedia sesuai dengan jumlah rumahPenyuluhan hanya dilakukan terutama di posyandu dan media promosi kesehatan terpasang di Posyandu atau Puskesmas

Kurangnya , pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat tentang DBD

Dana yang tersedia mencukupi untuk biaya operasional termasuk biaya jasa tenaga kesehatan dan kader

1 orang kader bertanggung jawab pada 20 rumah,yang memang semestinya 30 rumah

Jumlah abate yang tersedia cukup pada puskesmas(+)

(+)

(-)

(-)

(-)

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Raja Basa Indah periode Bulan Januari-Desember Tahun 2014Sedangkan untuk menetapkan prioritas penyebab masalah kami menggunakan teknik kriteria matriks.

Tabel . Teknik Kriteria MatriksNoDaftar MasalahITRJUM

IxTxR

PSRIDUSBPBPC

1. Promosi Kesehatan2

2

3

2

3

2

2

3

2

96

2. Lingkungan

Kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam mendukung progam PSN2

2

2

2

2

2

1

2

2

52

Keterangan :

1) Pentingnya masalah (I), yang terdiri dari:

a. Besarnya masalah (P)

b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (S)

c. Kenaikan besarnya masalah (RI)

d. Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (DU)

e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (SB)

f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (PB)

g. Suasana politik (PC)2) Kelayakan teknologi (T)Makin layaknya teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut.

3) Sumber daya yang tersedia (R)Terdiri dari man, money, material, makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah makin diprioritaskan masalah tersebut. Selanjutnya beri nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) pada tiap kotak dalam matriks sesuai dengan jenis masalah masing-masing. Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah yang memiliki nilai I x T x R tertinggi.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa proritas penyebab masalah dengan teknik matriks dan yang menjadi prioritas penyebab masalah adalah mengenai promosi kesehatan. Promosi yang dilakukan saat ini hanya bersifat pasif dan komunikasi satu arah seperti berupa spanduk dan leaflet. Promosi kesehatan yang bersifat dua arah seperti penyuluhan atau diskusi dirasa sangat kurang, dimana hanya dilakukan melalui posyandu. Padahal penyuluhan atau diskusi dirasakan sangat penting untuk membimbing dan memotivasi masyarakat dalam rangka untuk mewujudkan kemandirian masyarakat dalam mencegah penyakit demam berdarah, dimulai dengan program 3M plus, memantau timbulnya jentik nyamuk, mengetahui dengan segera bagaimana gejala dari demam berdarah dan menyegerakan membawa ketempat pelayanan kesehatan bila ditemukan gejala dari baik demam dengue maupun demam berdarah dengue. Kemudian hal yang kedua yang harus diperhatikan, promosi kesehatan dan pelatihan tentang progam pemberantasan DBD ini hanya melibatkan sampai masyarakat terkecil pada tingkat Posyandu dan pihak kelurahan. Hal ini dirasa kurang dapat menyentuh seluruh anggota masyarakat agar dapat merubah perilaku yang mendukung program pemberantasan DBD. Sebaiknya dalam pelaksanaan promosi kesehatan dan pelaksanaan progam pemberantasan DBD ini dapat juga melibatkan tokoh-tokoh serta lembaga-lembaga swadaya masyarakat seperti karang taruna, remaja masjid, ibu-ibu PKK, dan lain-lain. LINGKUNGAN

DAMPAK

OUTPUT

PROSES

INPUT

UMPAN BALIK

Dana yang Tersedia (input)

Jumlah tenaga kesehatan (input)

Promosi kesehatan (input)

Pentingnya pemberantasan penyakit DBD pada keluarga (lingkungan)

Tingkat pendidikan masyarakat (lingkungan)

Angka Kasus DBD

Jumlah abate yang tersedia (input)

Kegiatan Pemberantasan penyakit DBD

(proses)

Peran serta masyarakat (proses)

Outcome

Kejadian DBD berkurang

Output

Angka kasus DBD meningkat

Proses

Kegiatan pemberantasan penyakit DBD

Input

- Promosi kesehatan- Dana

-Jumlah SDM- Jumlah abate yang tersedia

PAGE