BAB V baru

22
52 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan usia dan nutrisi terhadap penyembuhan luka akibat trauma kecelakaan lalu lintas di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Data Umum 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Bonto Sunggu memiliki keadaan geografis dengan luas wilayah 5.300.000 m2 meliputi lima dusun yaitu dusun Maccope, dusun Maroanging, dusun Lembangnge, dusun Bontosunggu dan dusun Katinro Jangang. Batas – batas wilayah desa Bonto Sunggu dari arah timur sampai barat merupakan jalur lalu lintas dengan sebelah timur berbatasan dengan Desa Barombong, sebelah barat Desa Paenre

description

ASDSFGHFHJG

Transcript of BAB V baru

Page 1: BAB V baru

52

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan tentang

hubungan usia dan nutrisi terhadap penyembuhan luka akibat trauma kecelakaan

lalu lintas di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Data Umum

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Bonto Sunggu memiliki keadaan geografis dengan luas

wilayah 5.300.000 m2 meliputi lima dusun yaitu dusun Maccope,

dusun Maroanging, dusun Lembangnge, dusun Bontosunggu dan

dusun Katinro Jangang. Batas – batas wilayah desa Bonto Sunggu

dari arah timur sampai barat merupakan jalur lalu lintas dengan

sebelah timur berbatasan dengan Desa Barombong, sebelah barat

Desa Paenre Lompoe, sebelah selatan Desa Bialo dan sebelah utara

Desa Bukit Tinggi dengan total jumlah penduduk 2910 jiwa.

2. Karakteristik Responden yang diteliti

a. Usia

Karakteristik usia reponden dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 2: BAB V baru

53

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

Usia Responden Frekuensi Persentase (%)

< 17 tahun 18 6018 – 54 tahun 12 40

Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 30 orang

responden dalam penelitian ini, terdiri dari 18 orang (60%)

berada pada rentang usia 17 tahun kebawah dan sisanya

sebanyak 12 orang (40 %) berada dalam rentang usia 18-54

tahun.

b. Jenis Kelamin

Hasil karakteristik jenis kelamin reponden dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

Jenis Kelamin Responden Frequency Persentase

(%)Laki-Laki 19 63,3Perempuan 9 36,7

Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin laki – laki yaitu sebanyak 19

orang (63,3%) sedangkan yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 9 orang (36,7 %).

Page 3: BAB V baru

54

c. Pendidikan

Hasil karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden menurut Pendidikan Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

Pendidikan Responden Frequency Persentase (%)

SD 8 26,7SMP 10 33,3SMA 9 30

Perguruan Tinggi 3 10Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui sebagian besar responden

berlatar belakang pendidikan SMP sebanyak 10 orang (33,3

%). Sisanya sebanyak 8 orang (26,7%) berlatar belakang

pendidikan SD, selanjutnya 9orang (30%) berlatar belakang

pendidikan SMA dan 3 orang (10 %) berlatar belakang

pendidikan perguruan tinggi

d. Pekerjaan

Hasil karakteristik pekerjaan reponden dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden menurut Pekerjaan Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

Page 4: BAB V baru

55

Pekerjaan Responden Frequency Persentase (%)

Pelajar / Mahasiswa 19 63,4PNS / TNI / Polri 4 13,3Pegawai Swasta 3 10

Petani 4 13,3Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa sebagian besar

responden masih berstasus sebgai pelajar/ mahasiswa

sebanyak 19 orang (63,4%), selanjutnya responden yang

berprofesi sebagai PNS / TNI / Polri sebanyak 4 orang

( 13,3%), dan responden yang berstasus sebagai Petani

sebanyak 4 orang ( 13,3%), sisanya sebanyak 3 orang

(10%) responden berprofesi sebagai pegawai swasta.

e. Status Perkawinan

Hasil karakteristik pekerjaan reponden dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden menurut Status Perkawinan Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

Status Perkawinan Responden Frequency Persentase

(%)Belum Kawin 21 70

Kawin 9 30Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa sebagian besar

Page 5: BAB V baru

56

Responden Belum Kawin yaitu sebanyak 21 orang (70%)

dan sisanya sebanyak 9 orang (30%) responden sudah

Kawin.

5.1.2 Data Khusus

1. Variabel Independen yang diteliti

a. Usia

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Responden Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

No. Kategori Usia Frequency Persentase (%)

12

Tidak BeresikoBeresiko

1812

6040

Total 30 100

Berdasarkan Tabel 5.6 diatas maka dapat dilihat dari 30

responden yang diteliti ditemukan sebagian besar responden

penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu

lintas di ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang

Kabupaten Bulukumba berada pada kategori usia tidak

beresiko yaitu sebanyak 18 responden (60%) dan sisanya

sebanyak 12 responden (40%) berada pada kategori beresiko.

b. Nutrisi

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi berdasarkan Nutrisi Responden Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok

Page 6: BAB V baru

57

Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

No. Nutrisi Frequency Persentase (%)

12

BaikKurang Baik

228

73,326,7

Total 30 100

Berdasarkan Tabel 5.7 diatas maka dapat dilihat dari 30

responden yang diteliti ditemukan sebagian besar responden

penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu

lintas di ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang

Kabupaten Bulukumba berada pada kategori bernutrisi baik

yaitu sebanyak 22 responden (73,3%) dan sisanya sebanyak 8

responden (26,7%) berada pada kategori kurang baik.

2. Variabel Dependen yang diteliti (Penyembuhan Luka Ekskoriasi)

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi berdasarkan Penyembuhan Luka Ekskoriasi Responden Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

NoProses

Penyembuhan Luka ekskoriasi

Frekuensi Persentase (%)

12

SembuhTidak Sembuh

228

73,326,7

Total 30 100

Berdasarkan Tabel 5.8 diatas maka dapat dilihat dari 30 responden

yang diteliti ditemukan sebagian besar ada penyembuhan luka

ekskoriasi pada responden akibat trauma kecelakaan lalu lintas di

ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba yaitu sebanyak 22 responden (73,3%) dan sisanya

Page 7: BAB V baru

58

sebanyak 8 responden (26,7%) tidak ada penyembuhan luka

ekskoriasi.

3. Hubungan antara variabel yang diteliti

Untuk mengetahui hubungan antara variabel maka dilakukan

analisis bivariat sebagai berikut :

a. Hubungan antara usia dengan penyembuhan luka ekskoriasi

Tabel 5.9 Hubungan Usia dengan Penyembuhan Luka Ekskoriasi pada Responden Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

No Usia

Penyembuhan Luka Ekskoriasi

Jumlah % P ValueSembuh Tidak

sembuhf % f %

12

Tidak BeresikoBeresiko

157

83,358,3

35

16,741,7

1812

100100

0,02

Jumlah 22 73,3 8 26,7 30 100

Berdasarkan tabel 5.9 diatas, dari 18 responden yang berada

pada kategori usia tidak beresiko, terdapat 15 responden (83,3%)

yang luka ekskoriasinya sembuh, sedangkan sebanyak 3 orang

responden ( 16,7%) yang luka ekskoriasinya tidak sembuh.

Selanjutnya dari 12 responden yang berada pada kategori usia

beresiko, terdapat 7 responden (58,3%) yang luka ekskoriasinya

sembuh, sedangkan sebanyak 5 orang responden ( 41,7%) yang

luka ekskoriasinya tidak sembuh.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi

square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value

Page 8: BAB V baru

59

0,002 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh usia terhadap

penyembuhan luka Ekskoriasi pada pada responden penyembuhan

luka ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu lintas di Ruang Ok

Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

b. Hubungan antara nutrisi dengan penyembuhan luka ekskoriasi

Tabel5.10 Hubungan Nutrisi dengan Penyembuhan Luka Ekskoriasi pada Responden Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

No Nutrisi

Penyembuhan Luka Ekskoriasi Jumla

h % P ValueSembuh Tidak

sembuhf % f %

12

BaikKurang Baik

202

9125

26

975

228

100100

0,010

Jumlah 22 73,3 8 26,7 30 100

Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dari 22 responden yang berada

pada kategori nutrisi baik, terdapat 20 responden (91%) yang luka

ekskoriasinya sembuh, sedangkan sebanyak 2 orang responden

( 9%) yang luka ekskoriasinya tidak sembuh. Selanjutnya dari 12

responden yang berada pada kategori nutrisi kurang baik, terdapat 2

responden (25%) yang luka ekskoriasinya sembuh, sedangkan

sebanyak 6 orang responden ( 75%) yang luka ekskoriasinya tidak

sembuh.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji

chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value

Page 9: BAB V baru

60

0,010 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh usia terhadap

penyembuhan luka Ekskoriasi pada responden penyembuhan luka

ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu lintas di Ruang Ok

Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengaruh Usia Terhadap Penyembuhan Luka Ekskoriasi

Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa Usia

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan Luka

Ekskoriasi di Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba dapat dilihat dari tabel 5.4, didapatkan 15 (83,3%) responden

yang luka Ekskoriasinya sembuh pada kategori usia tidak beresiko, dan

hanya 7 orang responden (58,3%) yang sembuh untuk kategori usia

beresiko.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square

dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,002 yang

berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh usia terhadap penyembuhan luka

Ekskoriasi pada responden penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma

kecelakaan lalu lintas di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan

Gantarang Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini didukung pula oleh penelitian mengenai hubungan

antara usia dengan masa penyembuhan luka yang dipaparkan

oleh Valencia (2001) pada usia tua dan muda (orang tua dan remaja atau

Page 10: BAB V baru

61

anak). Penelitian tersebut menyatakan bahwa semakin tua usia pasien

maka angka komorbiditasnya akan meningkat. Respon terhadap fase

inflamasi, fase proliferasi dan maturasi mengalami perubahan dengan

pengaruh usia. Usia beresiko akan berhubungan dengan perubahan pada

penyembuhan luka yang berkaitan dengan penurunan respon inflamasi,

angiogenesis yang tertunda, penurunan sintesis dan degradasi kolagen

serta penurunan kecepatan epitelisasi (Butler, 2006).

Dari literatur dan hasil penelitian yang peneliti temui peneliti

berasumsi bahwa usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

penyembuhan luka ekskoriasi. Pada penelitian ini sebagian besar

memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyembuhan luka ekskoriasi

dikarenakan penyuluhan dan edukasi yang sering dilakukan oleh perawat

di Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba yang

sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan Luka Ekskoriasi

Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre

Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Walaupun demikian

masih didapati beberapa responden yang berada pada umur tidak

beresiko namun tidak terjadi proses penyembuhan terhadap luka

ekskoriasnya, ini disebabkan oleh faktor – faktor lain seperti imunitas

pasien, perawatan luka dan lain - lain.

5.2.2 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka Ekskoriasi

Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa Nutrisi

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan Luka

Ekskoriasi di Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten

Page 11: BAB V baru

62

Bulukumba dapat dilihat dari tabel 5.5, didapatkan 20 (91%) responden

yang luka Ekskoriasinya sembuh pada kategori responden bernutrisi baik,

dan hanya 2 orang responden (25%) yang sembuh untuk kategori

responden bernutrisi kurang baik.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square

dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,010 yang

berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh nutrisi terhadap penyembuhan luka

Ekskoriasi pada responden penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma

kecelakaan lalu lintas di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan

Gantarang Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini didukung pula oleh penelitian mengenai hubungan

antara nutrisi dengan masa penyembuhan luka yang dipaparkan oleh 

oleh Susi Rahmawati (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan perawatan luka ekskoriasi di Rumah Sakit Umum Cempaka.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki gizi baik

akan berdampak baik pula terhadap penyembuhan luka perineum. Nilai

p-value 0,021 (α <0,01).

Dari literatur dan hasil penelitian yang peneliti temui peneliti

berasumsi bahwa nutrisi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi penyembuhan luka ekskoriasi. Pada penelitian ini

sebagian besar responden yang bernutrisi baik terjadi proses

penyembuhan pada luka ekskoriasinya. Seperti yang telah dibahas

sebelumnya bahwa penyembuhan luka merupakan suatu proses yang

Page 12: BAB V baru

63

kompleks dan dinamis karena merupakan suatu kegiatan bioseluler dan

biokimia yang terjadi saling berkesinambungan. Proses penyembuhan

luka tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal saja

pada luka, namun dipengaruhi pula oleh faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik (InETNA,2004:13). Faktor Instrinsik adalah faktor dari

penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan meliputi :

usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status

imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, DM), ini juga tercermin

dari hasil penelitian bahwa dari 8 orang (26%) pada responden

penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu lintas di

Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba terdapat 6 orang responden yang berada pada kategori nutrisi

kurang baik.

Page 13: BAB V baru

64

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada hasil penelitian hubungan antara usia dan

nutrisi terhadap Proses Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma

Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan

Gantarang Kabupaten Bulukumba dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ada hubungan antara Usia dengan Proses Penyembuhan Luka

Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok

Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba,

ditandai dengan nilai pvalue (0,002) < dari α-value (0,05)

2. Ada hubungan antara Nutrisi dengan Proses Penyembuhan Luka

Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok

Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba,

ditandai dengan nilai pvalue (0,010) < dari α-value (0,05).

6.2 Saran

Saran- saran yang disampaikan berdasarkan penelitian yang

dilakukan adalah:

1. Institusi dunia pendidikan dan tenaga kesehatan

Kiranya penelitian ini dapat menambah bahan referensi bagi

institusi utamanya bagi teman-teman seprofesi yang sementara

Page 14: BAB V baru

65

mengikuti pendidikan keperawatan, disamping itu kiranya dapat

memperkaya kajian mengenai Penyembuhan Luka Ekskoriasi

dengan menggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi

proses penyembuhan Luka Ekskoriasi yag tidak dimasukkan dalam

penelitian ini sehingga dari hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai referensi bagi penelitian dimasa yangakan datang.

2. Dinas Kesehatan

Agar pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba dapat

menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam membuat program

penanganan pasien akibat trauma kecelakaan lalu lintas di

Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

3. Puskesmas

Dalam upaya pencapaian tugas pokok Puskesmas salah satunya

dengan mengedukasi pasien Luka Ekskoriasi, karena edukasi juga

membantu dalam penyembuhan luka Ekskoriasi. Dan disarankan

memiliki standar operasional dalam penanganan penyembuhan

luka Ekskoriasi serta standar evaluasi penyembuhan tingkat

kesembuhan luka.

4. Pasien Luka Ekskoriasi

Selain penanganan dalam penyembuhan luka Ekskoriasi,

pengetahuan pasien juga diperlukan dalam upaya mempercepat

proses penyembuhan luka Ekskoriasi, agar pasien dapat terhindar

dari infeksi yang dapat menghambat proses penyembuhan luka

Ekskoriasi.