BAB V baru
-
Upload
dinan-yahya -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
description
Transcript of BAB V baru
52
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan tentang
hubungan usia dan nutrisi terhadap penyembuhan luka akibat trauma kecelakaan
lalu lintas di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten
Bulukumba.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Data Umum
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Desa Bonto Sunggu memiliki keadaan geografis dengan luas
wilayah 5.300.000 m2 meliputi lima dusun yaitu dusun Maccope,
dusun Maroanging, dusun Lembangnge, dusun Bontosunggu dan
dusun Katinro Jangang. Batas – batas wilayah desa Bonto Sunggu
dari arah timur sampai barat merupakan jalur lalu lintas dengan
sebelah timur berbatasan dengan Desa Barombong, sebelah barat
Desa Paenre Lompoe, sebelah selatan Desa Bialo dan sebelah utara
Desa Bukit Tinggi dengan total jumlah penduduk 2910 jiwa.
2. Karakteristik Responden yang diteliti
a. Usia
Karakteristik usia reponden dapat dilihat pada tabel berikut :
53
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
Usia Responden Frekuensi Persentase (%)
< 17 tahun 18 6018 – 54 tahun 12 40
Total 30 100,0
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 30 orang
responden dalam penelitian ini, terdiri dari 18 orang (60%)
berada pada rentang usia 17 tahun kebawah dan sisanya
sebanyak 12 orang (40 %) berada dalam rentang usia 18-54
tahun.
b. Jenis Kelamin
Hasil karakteristik jenis kelamin reponden dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
Jenis Kelamin Responden Frequency Persentase
(%)Laki-Laki 19 63,3Perempuan 9 36,7
Total 30 100,0
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin laki – laki yaitu sebanyak 19
orang (63,3%) sedangkan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 9 orang (36,7 %).
54
c. Pendidikan
Hasil karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden menurut Pendidikan Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
Pendidikan Responden Frequency Persentase (%)
SD 8 26,7SMP 10 33,3SMA 9 30
Perguruan Tinggi 3 10Total 30 100,0
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui sebagian besar responden
berlatar belakang pendidikan SMP sebanyak 10 orang (33,3
%). Sisanya sebanyak 8 orang (26,7%) berlatar belakang
pendidikan SD, selanjutnya 9orang (30%) berlatar belakang
pendidikan SMA dan 3 orang (10 %) berlatar belakang
pendidikan perguruan tinggi
d. Pekerjaan
Hasil karakteristik pekerjaan reponden dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden menurut Pekerjaan Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
55
Pekerjaan Responden Frequency Persentase (%)
Pelajar / Mahasiswa 19 63,4PNS / TNI / Polri 4 13,3Pegawai Swasta 3 10
Petani 4 13,3Total 30 100,0
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa sebagian besar
responden masih berstasus sebgai pelajar/ mahasiswa
sebanyak 19 orang (63,4%), selanjutnya responden yang
berprofesi sebagai PNS / TNI / Polri sebanyak 4 orang
( 13,3%), dan responden yang berstasus sebagai Petani
sebanyak 4 orang ( 13,3%), sisanya sebanyak 3 orang
(10%) responden berprofesi sebagai pegawai swasta.
e. Status Perkawinan
Hasil karakteristik pekerjaan reponden dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden menurut Status Perkawinan Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
Status Perkawinan Responden Frequency Persentase
(%)Belum Kawin 21 70
Kawin 9 30Total 30 100,0
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa sebagian besar
56
Responden Belum Kawin yaitu sebanyak 21 orang (70%)
dan sisanya sebanyak 9 orang (30%) responden sudah
Kawin.
5.1.2 Data Khusus
1. Variabel Independen yang diteliti
a. Usia
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Responden Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
No. Kategori Usia Frequency Persentase (%)
12
Tidak BeresikoBeresiko
1812
6040
Total 30 100
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas maka dapat dilihat dari 30
responden yang diteliti ditemukan sebagian besar responden
penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu
lintas di ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang
Kabupaten Bulukumba berada pada kategori usia tidak
beresiko yaitu sebanyak 18 responden (60%) dan sisanya
sebanyak 12 responden (40%) berada pada kategori beresiko.
b. Nutrisi
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi berdasarkan Nutrisi Responden Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok
57
Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
No. Nutrisi Frequency Persentase (%)
12
BaikKurang Baik
228
73,326,7
Total 30 100
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas maka dapat dilihat dari 30
responden yang diteliti ditemukan sebagian besar responden
penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu
lintas di ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang
Kabupaten Bulukumba berada pada kategori bernutrisi baik
yaitu sebanyak 22 responden (73,3%) dan sisanya sebanyak 8
responden (26,7%) berada pada kategori kurang baik.
2. Variabel Dependen yang diteliti (Penyembuhan Luka Ekskoriasi)
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi berdasarkan Penyembuhan Luka Ekskoriasi Responden Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
NoProses
Penyembuhan Luka ekskoriasi
Frekuensi Persentase (%)
12
SembuhTidak Sembuh
228
73,326,7
Total 30 100
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas maka dapat dilihat dari 30 responden
yang diteliti ditemukan sebagian besar ada penyembuhan luka
ekskoriasi pada responden akibat trauma kecelakaan lalu lintas di
ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten
Bulukumba yaitu sebanyak 22 responden (73,3%) dan sisanya
58
sebanyak 8 responden (26,7%) tidak ada penyembuhan luka
ekskoriasi.
3. Hubungan antara variabel yang diteliti
Untuk mengetahui hubungan antara variabel maka dilakukan
analisis bivariat sebagai berikut :
a. Hubungan antara usia dengan penyembuhan luka ekskoriasi
Tabel 5.9 Hubungan Usia dengan Penyembuhan Luka Ekskoriasi pada Responden Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
No Usia
Penyembuhan Luka Ekskoriasi
Jumlah % P ValueSembuh Tidak
sembuhf % f %
12
Tidak BeresikoBeresiko
157
83,358,3
35
16,741,7
1812
100100
0,02
Jumlah 22 73,3 8 26,7 30 100
Berdasarkan tabel 5.9 diatas, dari 18 responden yang berada
pada kategori usia tidak beresiko, terdapat 15 responden (83,3%)
yang luka ekskoriasinya sembuh, sedangkan sebanyak 3 orang
responden ( 16,7%) yang luka ekskoriasinya tidak sembuh.
Selanjutnya dari 12 responden yang berada pada kategori usia
beresiko, terdapat 7 responden (58,3%) yang luka ekskoriasinya
sembuh, sedangkan sebanyak 5 orang responden ( 41,7%) yang
luka ekskoriasinya tidak sembuh.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi
square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value
59
0,002 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh usia terhadap
penyembuhan luka Ekskoriasi pada pada responden penyembuhan
luka ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu lintas di Ruang Ok
Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.
b. Hubungan antara nutrisi dengan penyembuhan luka ekskoriasi
Tabel5.10 Hubungan Nutrisi dengan Penyembuhan Luka Ekskoriasi pada Responden Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Tahun 2015
No Nutrisi
Penyembuhan Luka Ekskoriasi Jumla
h % P ValueSembuh Tidak
sembuhf % f %
12
BaikKurang Baik
202
9125
26
975
228
100100
0,010
Jumlah 22 73,3 8 26,7 30 100
Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dari 22 responden yang berada
pada kategori nutrisi baik, terdapat 20 responden (91%) yang luka
ekskoriasinya sembuh, sedangkan sebanyak 2 orang responden
( 9%) yang luka ekskoriasinya tidak sembuh. Selanjutnya dari 12
responden yang berada pada kategori nutrisi kurang baik, terdapat 2
responden (25%) yang luka ekskoriasinya sembuh, sedangkan
sebanyak 6 orang responden ( 75%) yang luka ekskoriasinya tidak
sembuh.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji
chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value
60
0,010 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh usia terhadap
penyembuhan luka Ekskoriasi pada responden penyembuhan luka
ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu lintas di Ruang Ok
Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengaruh Usia Terhadap Penyembuhan Luka Ekskoriasi
Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa Usia
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan Luka
Ekskoriasi di Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten
Bulukumba dapat dilihat dari tabel 5.4, didapatkan 15 (83,3%) responden
yang luka Ekskoriasinya sembuh pada kategori usia tidak beresiko, dan
hanya 7 orang responden (58,3%) yang sembuh untuk kategori usia
beresiko.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,002 yang
berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh usia terhadap penyembuhan luka
Ekskoriasi pada responden penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma
kecelakaan lalu lintas di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan
Gantarang Kabupaten Bulukumba.
Penelitian ini didukung pula oleh penelitian mengenai hubungan
antara usia dengan masa penyembuhan luka yang dipaparkan
oleh Valencia (2001) pada usia tua dan muda (orang tua dan remaja atau
61
anak). Penelitian tersebut menyatakan bahwa semakin tua usia pasien
maka angka komorbiditasnya akan meningkat. Respon terhadap fase
inflamasi, fase proliferasi dan maturasi mengalami perubahan dengan
pengaruh usia. Usia beresiko akan berhubungan dengan perubahan pada
penyembuhan luka yang berkaitan dengan penurunan respon inflamasi,
angiogenesis yang tertunda, penurunan sintesis dan degradasi kolagen
serta penurunan kecepatan epitelisasi (Butler, 2006).
Dari literatur dan hasil penelitian yang peneliti temui peneliti
berasumsi bahwa usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka ekskoriasi. Pada penelitian ini sebagian besar
memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyembuhan luka ekskoriasi
dikarenakan penyuluhan dan edukasi yang sering dilakukan oleh perawat
di Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba yang
sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan Luka Ekskoriasi
Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre
Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Walaupun demikian
masih didapati beberapa responden yang berada pada umur tidak
beresiko namun tidak terjadi proses penyembuhan terhadap luka
ekskoriasnya, ini disebabkan oleh faktor – faktor lain seperti imunitas
pasien, perawatan luka dan lain - lain.
5.2.2 Pengaruh Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka Ekskoriasi
Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa Nutrisi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan Luka
Ekskoriasi di Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten
62
Bulukumba dapat dilihat dari tabel 5.5, didapatkan 20 (91%) responden
yang luka Ekskoriasinya sembuh pada kategori responden bernutrisi baik,
dan hanya 2 orang responden (25%) yang sembuh untuk kategori
responden bernutrisi kurang baik.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,010 yang
berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh nutrisi terhadap penyembuhan luka
Ekskoriasi pada responden penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma
kecelakaan lalu lintas di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan
Gantarang Kabupaten Bulukumba.
Penelitian ini didukung pula oleh penelitian mengenai hubungan
antara nutrisi dengan masa penyembuhan luka yang dipaparkan oleh
oleh Susi Rahmawati (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan perawatan luka ekskoriasi di Rumah Sakit Umum Cempaka.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki gizi baik
akan berdampak baik pula terhadap penyembuhan luka perineum. Nilai
p-value 0,021 (α <0,01).
Dari literatur dan hasil penelitian yang peneliti temui peneliti
berasumsi bahwa nutrisi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi penyembuhan luka ekskoriasi. Pada penelitian ini
sebagian besar responden yang bernutrisi baik terjadi proses
penyembuhan pada luka ekskoriasinya. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya bahwa penyembuhan luka merupakan suatu proses yang
63
kompleks dan dinamis karena merupakan suatu kegiatan bioseluler dan
biokimia yang terjadi saling berkesinambungan. Proses penyembuhan
luka tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal saja
pada luka, namun dipengaruhi pula oleh faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik (InETNA,2004:13). Faktor Instrinsik adalah faktor dari
penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan meliputi :
usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status
imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, DM), ini juga tercermin
dari hasil penelitian bahwa dari 8 orang (26%) pada responden
penyembuhan luka ekskoriasi akibat trauma kecelakaan lalu lintas di
Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten
Bulukumba terdapat 6 orang responden yang berada pada kategori nutrisi
kurang baik.
64
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada hasil penelitian hubungan antara usia dan
nutrisi terhadap Proses Penyembuhan Luka Ekskoriasi Akibat Trauma
Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok Puskesmas Ponre Kecamatan
Gantarang Kabupaten Bulukumba dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ada hubungan antara Usia dengan Proses Penyembuhan Luka
Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok
Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba,
ditandai dengan nilai pvalue (0,002) < dari α-value (0,05)
2. Ada hubungan antara Nutrisi dengan Proses Penyembuhan Luka
Ekskoriasi Akibat Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Di Ruang Ok
Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba,
ditandai dengan nilai pvalue (0,010) < dari α-value (0,05).
6.2 Saran
Saran- saran yang disampaikan berdasarkan penelitian yang
dilakukan adalah:
1. Institusi dunia pendidikan dan tenaga kesehatan
Kiranya penelitian ini dapat menambah bahan referensi bagi
institusi utamanya bagi teman-teman seprofesi yang sementara
65
mengikuti pendidikan keperawatan, disamping itu kiranya dapat
memperkaya kajian mengenai Penyembuhan Luka Ekskoriasi
dengan menggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi
proses penyembuhan Luka Ekskoriasi yag tidak dimasukkan dalam
penelitian ini sehingga dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai referensi bagi penelitian dimasa yangakan datang.
2. Dinas Kesehatan
Agar pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba dapat
menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam membuat program
penanganan pasien akibat trauma kecelakaan lalu lintas di
Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.
3. Puskesmas
Dalam upaya pencapaian tugas pokok Puskesmas salah satunya
dengan mengedukasi pasien Luka Ekskoriasi, karena edukasi juga
membantu dalam penyembuhan luka Ekskoriasi. Dan disarankan
memiliki standar operasional dalam penanganan penyembuhan
luka Ekskoriasi serta standar evaluasi penyembuhan tingkat
kesembuhan luka.
4. Pasien Luka Ekskoriasi
Selain penanganan dalam penyembuhan luka Ekskoriasi,
pengetahuan pasien juga diperlukan dalam upaya mempercepat
proses penyembuhan luka Ekskoriasi, agar pasien dapat terhindar
dari infeksi yang dapat menghambat proses penyembuhan luka
Ekskoriasi.