Bab iv.rumus baru
-
Upload
nikmon-amal -
Category
Documents
-
view
940 -
download
1
Transcript of Bab iv.rumus baru
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, ada berbagai macam cara orang melakukan
komunikasi dengan orang lain. Salah satunya dengan mengungkapkan isi hati
dan ide atau gagasan pikiran tersebut melalui sastra. Sastra dianggap sebagai
sebuah bidang kebudayaan manusia yang paling tua yang mendahului
cabang-cabang kebudayaan lainnya. Sebelum adanya ilmu pengetahuan dan
teknologi, kesenian sudah lahir sebagai media ekspresi pengalaman estetik
manusia berhadapan dengan alam sebagai penjelma keindahan (Teeuw,
2003:19).
Dalam menciptakan karya sastra, seorang pengarang perlu melihat
sastra yang tepat untuk menuangkan pikiran, perasaan, pengetahuan dari
keseluruhan peristiwa yang meliputinya. Kehidupan pengarang sangat
tergantung pada keberadaan segala sesuatu di sekitarnya. Sebetulnya ia
sedang menghadirkan kembali keseharian hidupnya di atas karya sastra.
Realitas ini dituangkan menggunakan bahasa yang indah dan menarik.
Keindahan adalah sebuah aplikasi interesa dan incape. Interesa adalah
pengaruh yang nyata dari Tuhan terhadap ciptaan kreatif seseorang sastrawan,
sedangkan incape adalah pemahaman atau kekuatan melihat sesuatu dengan
pikiran hati sebagai suatu pijakan, realitas dalam sastra berdasarkan
kebenaran Tuhan, (Endaswara, 2003: 68).
1
Pencipta suatu karya sastra (puisi) oleh seorang penyair perlu melihat
saat yang penting dan tepat untuk menuangkan pikiran, perasaan,
pengetahuan dan seluruh peristiwa yang melengkapinya. Seorang penyair
menuangkan seluruh peristiwa pengalaman, pikiran dan perasaannya dalam
puisi, inilah yang disebut puisi bersifat nyata. Puisi bersifat nyata, sedangkan
pikiran, pengetahuan, pengalaman dan perasaan bukanlah bersifat nyata
karena dapat dilihat dan dinikmati oleh orang lain. Puisi merupakan salah satu
karya sastra yang mengekspresikan pemikiran pengarang dan membangkitkan
perasaan yang merangsang imajinasi dan susunan kata yang bermakna
(Pradopo, 2001:106).
Puisi adalah hasil renungan mendalam yang dilakukan oleh para
penyair. Isinya pun harus diresapi secara mendalam agar bisa dipahami
maknanya. Sebuah fakta diresapi dan direnungi hingga mendapat makna yang
mendalam seperti yang dilakukan oleh Sr. Wilda, CIJ dalam puisinya yang
berjudul Terkenang: Mu.
Menurut Surana, dkk, (1986: 28) bahwa, menurut jamannya puisi
dibedakan antara puisi lama dengan puisi baru. Penggolongan ini jelas terlihat
pada segi bentuk, isi, maupun unsur yang mempengaruhinya sangat kontrak.
Puisi yang asli dan belum mendapat pengaruh dari puisi barat seperti pantun,
gurindam, syair, bidal dan mantra digolongkan dalam puisi lama, sedangkan
puisi-puisi yang muncul setelah adanya kontrak budaya dengan kesusastraan
barat digolongkan ke dalam puisi modern seperti soneta dan sajak bebas.
2
Hakekat bahasa adalah mengungkapkan ide atau pikiran manusia. Ide
atau pikiran manusia yang dikonkretkan lewat bahasa akan dapat dimengerti
oleh orang lain, apabila ia sanggup untuk memahami maknanya. Ide yang
dimaksudkan sering mengandung dualisme atas tanggapan makna, yaitu
tanggapan makna tersirat dan makna tersurat atau konotatif, kita dituntut
untuk mengandalkan asosiasi terhadap kemungkinan tenaga, pernyataan
tersebut agar dapat mengalami makna. Hal ini merupakan kesulitan bagi para
peminat sastra pada umumnya. Terutama dalam mengabstrasikan peristiwa
atau kejadian yang dialami melalui proses imajinasi.
Bertitik tolak dari pemikiran di atas maka, berpendapat bahwa baik atau
tidaknya sebuah karya sastra, dalam hal ini puisi sangat tergantung pada
apresiasi yang diberikan oleh pembaca kepada karya yang bersangkutan,
sehingga dapat memberikan tuntunan kehidupan atau tidak hanya sebatas
hiburan semata. Dengan kata lain bahwa pembaca dapat menentukan unsur-
unsur estetik atau keindahan yang terdapat dalam karya sastra, khususnya
puisi serta dapat memperoleh makna yang dapat dijadikan jawaban atas
tantangan kehidupan peminat atau pembaca.
Dari beberapa pengertian dan kesimpulan di atas maka secara umum,
para siswa SMP harus diberikan pengajaran seni yang bersifat apresiatif
khususnya, siswa di SMP Negeri 1 Maurole. Pembelajaran apresiasi puisi
sangat ditekankan pada keaktifan siswa. Untuk meningkatkan kemampuan
mengapresiasi puisi, maka guru perlu merancang dengan berbagai latihan
yang terus menerus sehingga setiap siswa mampu mengerjakan secara tepat.
3
Pendekatan pengajaran sastra diutamakan pada aspek kognitif, sejarah sastra
dan pengajaran ragam karya sastra.
Apabila kenyataan di atas diabaikan maka, pelajaran mengapresiasi
karya sastra di sekolah akan musnah begitu saja, lebih lanjut sebagai dasar
pertimbangan, bahwa keterampilan mengapresiasi puisi mempunyai dampak
positif terhadap siswa agar mampu berpikir kritis dan objektif, dengan
demikian peningkatan mutu pengajaran mengapresiasi puisi di sekolah sangat
diprioritaskan.
Pengajaran puisi di sekolah merupakan kekuatan yang menyebabkan
siswa itu sadar akan dirinya sendiri dan dunia yang mengamati, mengagumi
atau memberikan sesuatu atau secara singkat dapat dilakukan menjadikan
seseorang menjadi lengkap sebagai manusia. Dengan demikian bahwa siswa
SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013, telah mendapat materi
mengapresiasi puisi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dari latar belakang di atas penulis mengangkat judul: Kemampuan
Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013
dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: Mu Karya Sr. Wilda, CIJ.
4
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
pemikiran ini adalah: Bagaimanakah Kemampuan Siswa Kelas VIII/A SMP
Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi
Terkenang: Mu Karya Sr. Wilda, CIJ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berpedoman pada rumusan masalah tersebut di atas, peneliti
mengadakan penelitian pada siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole
Tahun Ajaran 2012/2013 dengan tujuan sebagai berikut.
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk membangkitkan penghargaan bahwa sastra adalah suatu sarana
untuk meneruskan kebudayaan kepada generasi mendatang yaitu
mengapresiasi puisi dan pembelajaran materi puisi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menemukan dan
mendeskripsikan Kemampuan Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole
Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: mu Karya
Sr. Wilda, CIJ
1.4 Manfaat Penelitian
1.3.3 Manfaat Teoretis
Secara teoretis, manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah
pengetahuan pembaca mengenal aspek yang perlu dinilai dalam
pembelajaran di kelas.
5
1.3.4 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk pihak-pihak berikut
ini:
1. Bagi Guru Mata Pelajaran
Memberikan kontribusi Kepada Setiap Guru Bahasa dan Sastra
Indonesia di Flores (ENDE) tentang mengapresiasi sebuah karya
sastra sebagai bahan ajar sastra Indonesia untuk diajarkan kepada
siswa dengan harapan siswa mudah memahami sastra yang berasal
dari latar budaya sendiri.
2. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut mengenai kemampuan mengapresiasi puisi lewat pembelajaran
apresiasi puisi.
3. Bagi Siswa
Menumbuhkan adanya kesadaran bahwa dengan belajar bersama
atau bekerja sama dengan orang lain dapat meningkatkan kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang positif.
4. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur atau
referensi tambahan yang dapat dibaca apabila ada peneliti yang
meneliti tentang sastra.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Beberapa kajian terdahulu yang dianggap relefan dengan peneliti ini,
Lumba (2004) tentang Analisis Struktur Kumpulan Puisi Buah Rindu Karya
Amir Hamzah. Masalah yang diangkat adalah Struktur Puisi Buah Rindu
Karya Amir Hamzah dengan menggunakan teori Struktur puisi. Dari hasil
penelitian ditemukan bahwa puisi Buah Rindu Karya Amir Hamzah
merupakan bentuk puisi terikat dengan rima, irama, sehingga menimbulkan
keindahan serta memiliki makna yang mengandung keindahan dan kedekatan
diri terhadap Tuhan.
Sage (2005), dengan judul Analisis Struktur dan Nilai-nilai Patriotisme
Puisi-puisi Chairil Anwar Angkatan ’45. Masalah yang diteliti adalah
Struktur dan Nilai-nilai Patriotisme Puisi-puisi Chairil Anwar Angkatan ’45.
Hasil yang ditemukan berupa struktur puisi yang berisikan tema, amanat,
rima dan kesan. Tema berisikan puisi-puisi Chairil Anwar, amanat yakni
memberikan pesan kepada pembaca agar mengenang jasa-jasa proklamator
kita. Rima yang terdapat pada puisi Chairil Anwar rima ansonansi, aliterasi.
Kesannya, terharu, sedih dan bangga.
Sahuda (2009) tentang Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas
VIII SLTP Mutmainah Ende Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti
adalah kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi. Hasil penelitian
7
menunjukkan bahwa siswa mampu memahami dan mengapresiasi puisi
dengan mencapai 85, 29% dengan kategori baik.
Usman (2009) tentang Kemampuan Mengapresiasi Struktur Puisi
“Lonceng-lonceng Berkelanangan” Karya W. S Rendra Pada Siswa SMPK
Paladhya Waiwerang Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti adalah
kemampuan mengapresiasi struktur fisik dan struktur batin puisi. Hasil
penetian menunjukkan siswa mampu mengapresiasi struktur puisi.
Sarmento (2010), tentang Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa kelas
IV SDN Ende 5 Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti kemampuan
mengapresiasi puisi. Hasil penelitian menunjukkan siswa mampu
mengapresiasi puisi.
Penelitian tersebut akan dijadikan bahan kajian karena ada hubungan
kesamaan seperti rima, irama dan makna puisi (tema, amanat, nada) dengan
kemampuan siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran
2012/2013 dalam Mengapresiasi puisi Terkenang: Mu karya Sr. Wilda, CIJ.
2.2. Konsep
2.2.1 Puisi
Kata puisi (Inggris: Poem, Poetry) berasal dari bahasa Yunani yang
juga bahasa Latin yaitu piotes yang berarti pembangunan, pembetukan atau
pembuat. Sedangkan kata poiotes itu terbentuk dari kata Peieo / poie yang
berarti menyebabkan, menimbul dan menyair (Milgana, 1955: 147) puisi
menurut lama yaitu karangan yang terikat oleh (1) banyaknya baris dalam tiap
bait : (2) banyaknya kata dalam tiap baris (3) banyaknya suku kata dalam tiap
8
baris : (4) rima (5) irama (Soedarmo: 1984: 51). Puisi menurut pengertian
baru, yaitu karangan yang tidak terikat. Di sini para penyair dapat menulis
dan mengkombinasikan sarana-sarana keputusan yang disukainya, yang
penting saran yang dipilih itu dapat mengekspresikan pengalaman jiwanya
(Jassin, 1978 : 136) puisi adalah pengucapan dengan perasaan (Jassin, 1964 :
54).
Puisi adalah bentuk kata termasuk bentukan-bentukan fonetisnya yang
dibangun dengan mendasarkan diri pada bunyi-bunyi kata itu, karenanya
berhadapan dengan puisi para pembaca tidak hanya mendapatkan konfigurasi
bunyi yang membawa arti tetapi juga mendapatkan potensinya dalam
menimbulkan efek-efek estetis seperti rima dan ritme (Sayuti, 2003 : 101)
sampai disini ada puisi (1) buah.
Menurut Pradopo (2001: 97), bahwa puisi ialah karangan terikat berarti
puisi itu terikat oleh aturan-aturan yang ketat. Akan tetapi pada waktu
sekarang para penyair berusaha untuk melepaskan diri dari aturan yang ketat
itu. Dengan demikian, terjadilah apa yang disebut dengan karya bebas.
Sesungguhnya sajak itu bebas? sajak tetap tidak bebas tetapi yang
mengikatnya adalah hakikatnya sendiri, bukan aturan yang ditentukan oleh
penyair yang membuat masyarakat terdahulu.
2.2.2 Mengapresiasi Ciri-ciri Umum Puisi
Puisi dapat didefinisikan sebagai seni tertulis dimana bahasa digunakan
untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
9
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.
Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki
pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi
sebagai perwujud dan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala
kreatifitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang
membawa orang lain kedalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan
lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan
pemikirannya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata
yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi
tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk
segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan
penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara
puisi lama dan puisi baru.
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber
belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi
itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’. kebanyakan penyair aktif sekarang baik
pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada
pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang
membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bermacam-macam,
salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering di nyanyikan dalam bentuk
10
pantun. mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi
tersebut.
2.3 Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori apresiasi puisi
atau mengidentifikasi puisi (Antara, 1988: 9). Teori ini mengemukakan
keberhasilan pengajaran puisi harus didasarkan atas tahap-tahap yang terdapat
dalam pengajaran sastra. Tahap apresiasi yang dipakai sebagai patokan
pengajaran pembinaan sastra adalah:
1. Tahap Penikmatan
Siswa diajak menikmati puisi secara agak pasif yaitu, menonton,
mendengarkan sehingga timbul rasa puas, dan rasa senang pada diri
sendiri.
2. Tahap Penghargaan
Siswa diajak untuk setengah aktif yaitu, bagaimana menimbulkan
rasa kekaguman dan rasa senang. Pemberian rasa puas, kekaguman dan
puasnya itu kepada karya puisi tersebut. Apa sebabnya ? Misalnya : karena
baik, bernilai, bermanfaat atau telah menyusup di dalam diri mereka.
3. Tahap Pemahaman
Rasa itu ikut memiliki kemudian diteruskan dengan tahap
memahami, dan mengartikannya. Pemahaman itu ditekankan kepada
pemahaman unsur intrinsik dan ekstrinsik wacana puisi itu.
11
4. Tahap Penghayatan
Tumbuh rasa pemahaman intrinsik dan ekstrinsik puisi itu
menimbulkan menghayati dari aspek terkecil dari puisi itu misalnya: tema,
bentuk, otografi, menganalisis, memparafrasikan dan diskusi.
5. Tahap Implikasi
Penguasaan terhadap empat tahap di atas akan membuahkan
terciptanya sebuah kreatifitas.
Ada beberapa ciri-ciri puisi yang harus diketahui
1. Ciri-ciri Puisi Lama:
1) Anonim (pengarangnya tidak diketahui)
2) Terikat jumlah baris, rima, dan irama
3) Merupakan kesusastraan lisan
4) Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise
5) Isinya fantastis dan istanaentris
2. Ciri-ciri Puisi Baru:
1) Pengarangnya diketahui
2) Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama
3) Berkembang secara lisan dan tertulis
4) Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah)
5) Isinya tentang kehidupan pada umumnya
12
2.3.1 Kegiatan Mengapresiasi Ciri-ciri Umum Puisi
Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri umum puisi dapat dikelompokkan
atas:
a) Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri umum puisi secara langsung
Dalam jenis kegiatan ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara
sadar dengan tujuan agar dapat memahami, menikmati, menghargai, dan
menilai karya sastra secara tepat. Kegiatan mengidentifikasi langsung
meliputi:
1. Membaca puisi
2. Mendengarkan puisi yang dibacakan
3. Memahami unsur-unsur yang ada di dalam puisi
b) Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri umum puisi secara tidak langsung
Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri umum puisi secara tidak langsung
merupakan kegiatan penunjang bagi kegiatan mengapresiasi ciri-ciri
umum puisi langsung. Jenis kegiatan ini seperti, membaca teori sastra,
membaca sejarah sastra, membaca kritik sastra, dan membaca esay sastra
(Djoko, 1980 : 10 - 13).
2.3.2 Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur
puisi:
(1) Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri
dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling),
13
amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi
diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.
(2) Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur
fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur
batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.
(3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak
menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline
buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi,
imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi,
verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.
(4) Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting
dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur
sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur
batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.
(5) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3)
bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun,
1989:6).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur
puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji,
(7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi
ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua
struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan
14
struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan
rima).
2.3.3 Struktur fisik puisi
Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.
(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang
tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga
baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan
terhadap puisi.
(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata
dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih
secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya
dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam
Waluyo, 1987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9
(sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal,
penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan
sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa
tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis
(penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis
(penggunaan kapital hingga titik).
15
(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji
dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan
merasakan seperti apa yang dialami penyair.
(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan
kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan
kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-
rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi,
kehidupan.
(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan
/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa
figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan
banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa
figuratif disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara lain
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme,
repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks,
satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah
persamaan bunyi pada puisi, baik diawal, tengah, dan akhir baris puisi.
Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi), misal /ng/ yang
16
memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola
bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak
berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan
sebagainya (Waluyo, 187:92), dan (3) pengulangan kata/ungkapan.
Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya
bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
2.3.4 Struktur Batin Puisi
Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.
(1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik
makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya
dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar
belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan
dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan
pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam
menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair
memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih
banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan
kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
17
(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca
untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada
pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah
pembaca.
(4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang
mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari
sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam
puisinya.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Ada dua jenis pendekatan dalam penelitian, yakni penelitian kuantitatif
yaitu pendekatan yang berpijak pada logika deduktif yang mengedepankan
angka-angka yang teruji, terukur dan teramati, dan pendekatan kualitatif
yaitu pendekatan yang berpijak pada logika induktif dengan menggunakan
kata-kata verbal.
Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang berpijak pada logika deduktif
yang mengedepankan angka-angka teruji, terukur dan teramati.
3.2 Data dan Sumber Data
3.2.1 Datas
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tulis,
yaitu data yang diambil dari hasil pekerjaan siswa tentang
mengapresiasi puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ.
3.2.2 Sumber Data
Untuk keperluan penelitian ini, data diperoleh dari dua sumber
data yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber
data yaitu siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran
2012/2013, sebanyak 33 orang siswa. Data sekunder diperoleh dari
19
guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan sumber lain yang
mendukung.
3.3 Metode, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data di lapangan
adalah metode tes.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data di
lapangan yakni dengan menggunakan teknik pedoman tes, dan tes yang
dilakukan adalah tes dalam bentuk pilihan ganda, yang terdiri dari 20
butir soal dengan penilaiannya sebagai berikut. Setiap soal yang
dijawab benar diberi skor 10 sedangkan jawaban yang salah diberi 0.
Setelah data dianalisis kemudian data tersebut disajikan dengan
menggunakan teknik formal dan informal. Teknik formal menggunakan
angka-angka untuk membuktikan kebenaran dampak pembelajaran
terhadap kemampuan mengapresiasi puisi. Angka-angka ini kemudian
dinarasikan dengan menggunakan teknik informal. Jadi teknik informal
adalah penggambaran analisis data dampak pembelajaran puisi dan
proses pembelajaran dengan kata-kata, yang terdapat dalam puisi
Terkenang: Mu karya Sr. Wilda, CIJ.
20
3.3.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis statistik. Analisis statistik adalah suatu cara untuk menghitung
data kuantitatif untuk mendapatkan rata-rata yang menggambarkan
tingkat kemampuan penguasaan dengan menerapkan metode
mengapresiasi puisi.
Ukuran tingkat penguasaan dapat diuji dengan rumus, (Faisal:
1989; Arikunto, 2002: 266).
M= ∑ ( ƒ × x ) n
Keterangan :
x = Besarnya nilai berturut
ƒ = Frekuensi
∑ = Jumlah keseluruhan
n = Banyaknya siswa
3.3.4 Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data yang digunakan adalah teknik formal
yaitu dengan menggunakan angka-angka.
21
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Temuan
Berdasarkan temuan, maka berikut ini akan dijelaskan Kemampuan pada
Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam
Mengapresiasi Puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ. Sebelum membahas
hasil temuan, terlebih dahulu peneliti memberi nomor kode pada setiap siswa
yang dijadikan sampel seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Data Siswa Responden
22
Sebelum peneliti menganalisis hasil tes kemampuan siswa kelas VIII/A
SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mengapresiasi puisi
Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ maka terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan belajar mengajar selama 2 kali pertemuan tentang mengapresiasi puisi.
23
NO NAMA KODE
1. Annisa Juwia Nina AJN2. Adrianus Tasrin Rego ATR3. Agustina Cantika Mboru ACM4. Anastasia Timbu AT5. Alvianus Meka AM6. Cornelia Atrin Benge CAB7. Emiliana Trisiana Kapi ETK8. Efraim Simon Parman ESP9. Fiktorianus Albertus Falo FAF10. Gregorius Agung Paga GAP11. Hendrikus Puli HP12. Intan Rukmala Sari IRS13. Ice Trisnawati Nitu ITN14. Irenius Wolo Balu IWB15. Muhamad Sedi MS16. Meldiana Viani Padi MVP17. Maria Yosefin Paceli MYP18. Maria Yosephine Giolie Jama Namang MYGJN19. Mario Abdonsius Sado MAS20. Maria Susanti Segu MSS21. Maria Theresia Gau Gapo MTGG22. Merlliana Kristina Dhoti MKD23. Maria Etrisna Resi MER24. Melania Sofia Panda MSP25. Natalia Pia NP26. Oktavianus Nusa ON27. Oskarius Oliver Sale OOS28. Priskasiana Giwa PG29. Rofinus Erdan Wero REW30. Rikardus Koli Palu RKP31. Sardianus Dedu SD32. Samsudin Setu SS33. Yasinta Lawi YL
Selanjutnya peneliti memberikan tes dalam bentuk pilihan ganda dikerjakan
secara individu. Siswa yang diteliti sebanyak 33 orang. Hasil tes dalam bentuk
pilihan ganda tersebut akan dianalisis untuk mengetahui Kemampuan Siswa Kelas
VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi
Puisi Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam pembelajaran
mengapresiasi puisi yaitu:
1. Tahap Pertama
Sebelum peneliti mengemukakan masalah yang akan dikerjakan oleh siswa,
peneliti menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam mengapresiasi puisi.
Selanjutnya, peneliti membagikan LKS yang di dalamnya terdapat puisi
Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ dan siswa diberi waktu beberapa menit
untuk membacakan puisi tersebut.
2. Tahap Kedua
Pada tahap ini peneliti mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang
dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Permasalahannya atau pertanyaan tersebut berupa tugas untuk menentukan
tema, amanat, nada dan suasana dalam puisi tersebut.
24
3. Tahap Ketiga
Pada tahap tiga ini siswa menetapkan hipotesis atau praduga jawaban untuk
dikaji lebih lanjut. Hipotesis yang ditetapkan ini berkaitan dengan
permasalahan yang diajukan oleh peneliti.
4. Tahap Keempat
Pada tahap ini siswa mengapresiasi beberapa kemungkinan jawaban atau
menarik kesimpulan. Selanjutnya peneliti mengumpulkan pekerjaan siswa
untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh peneliti dengan
menyuruh siswa untuk menentukan tema, amanat, nada dan suasana dalam
puisi. Agar seluruh siswa yang ada di dalam kelas terlibat untuk
memecahkan masalah tersebut, maka setiap siswa mendapat giliran untuk
memberikan alasan atas hasil pekerjaannya. Dengan demikian siswa
diarahkan untuk menjawab permasalahan tersebut.
5. Tahap Kelima
Pada tahap ini peneliti membimbing siswa untuk merumuskan dan
menemukan sendiri tentang pembelajaran materi mengapresiasi puisi
berdasarkan fakta-fakta atas jawaban tersebut. Selanjutnya peneliti
memberikan komentar dan penjelasan tentang hasil temuan siswa dan
menjelaskan kembali bagaimana menentukan tema, amanat, nada dan
suasana dalam puisi sehingga masalah tersebut dapat terjawab.
Beberapa kriteria dalam memberikan penilaian atau skor terhadap hasil tes
antara lain, nilai setiap soal jika benar diberi nilai 10 dan yang salah diberikan nol
25
0. Hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ
dapat dilihat pada tabel Daftar Nilai Tes Prestasi dibawah ini
TABEL 2
26
Tabel di atas merupakan skor perolehan nilai dari 33 sampel dari 20 nomor
soal dengan skor: bagi yang menjawab benar diberi skor sepuluh (10) dan bagi
yang menjawab salah diberi skor nol (0). Dari data di atas dapat dilihat bahwa
nilai yang diperoleh adalah (5.0), (5.5), (6.0), (6.5), (7.0), (7.5), (8.0), (8.5), (9.0)
dan (9.5), dengan rumus (Faisal : 1989 ; Arikunto, 2002 : 266):
M= ∑ ( ƒ×x
n
keterangan:
x : besarnya nilai berturut-turut
ƒ: frekuensi
∑: jumlah keseluruhan
n: banyaknya siswa.
27
Dilihat dari hasil tes pada tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa jumlah
presentase siswa yang menjawab benar untuk setiap soal adalah sebagai berikut:
1. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 1 sebanyak 28 orang atau
sebanyak 8,48%
2. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 2 sebanyak 28 orang atau
sebanyak 8,48%
3. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 3 sebanyak 26 orang atau
sebanyak 7,87%
4. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 4 sebanyak 25 orang atau
sebanyak 7,57%
5. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 5 sebanyak 20 orang atau
sebanyak 6,61%
6. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 6 sebanyak 24 orang atau
sebanyak 7,27%
7. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 7 sebanyak 23 orang atau
sebanyak 6,97%
8. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 8 sebanyak 23 orang atau
sebanyak 6,97%
9. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 9 sebanyak 17 orang atau
sebanyak 5,15%
10. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 10 sebanyak 24 orang
atau sebanyak 7,27%
28
11. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 11 sebanyak 25 orang
atau sebanyak 7,57%
12. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 12 sebanyak 25 orang
atau sebanyak 7,57%
13. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 13 sebanyak 19 orang
atau sebanyak 5,75%
14. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 14 sebanyak 11 orang
atau sebanyak 3,33%
15. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 15 sebanyak 18 orang
atau sebanyak 5,45%
16. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 16 sebanyak 19 orang
atau sebanyak 5,75%
17. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 17 sebanyak 24 orang
atau sebanyak 7,27%
18. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 18 sebanyak 32 orang
atau sebanyak 9,69%
19. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 19 sebanyak 29 orang
atau sebanyak 8,78%
20. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 20 sebanyak 31 orang
atau sebanyak 9,39%
Rata-rata presentase yang dicapai siswa yang menjawab benar
berdasarkan hasil tes pada tabel 2 tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa
jumlah dan presentase siswa yang menjawab salah adalah sebagai berikut:
29
1. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 1 sebanyak 5 orang atau
sebanyak 1,51%
2. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 2 sebanyak 5 orang atau
sebanyak 1,51%
3. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 3 sebanyak 7 orang atau
sebanyak 2,12%
4. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 4 sebanyak 8 orang atau
sebanyak 2,42%
5. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 5 sebanyak 13 orang atau
sebanyak 3,93%
6. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 6 sebanyak 9 orang atau
sebanyak 2,72%
7. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 7 sebanyak 10 orang atau
sebanyak 3,03%
8. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 8 sebanyak 10 orang atau
sebanyak 3,03%
9. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 9 sebanyak 16 orang atau
sebanyak 4,84%
10. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 10 sebanyak 9 orang atau
sebanyak 2,72%
11. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 11 sebanyak 8 orang atau
sebanyak 2,42%
30
12. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 12 sebanyak 8 orang atau
sebanyak 2,42%
13. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 13 sebanyak 14 orang atau
sebanyak 4,24%
14. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 14 sebanyak 22 orang atau
sebanyak 6,67%
15. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 15 sebanyak 15 orang atau
sebanyak 4,54%
16. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 16 sebanyak 14 orang atau
sebanyak 4,24%
17. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 17 sebanyak 9 orang atau
sebanyak 2,72%
18. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 18 sebanyak 1 orang atau
sebanyak 0,30%
19. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 19 sebanyak 4 orang atau
sebanyak 1,21%
20. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 20 sebanyak 2 orang atau
sebanyak 0,06%
Dilihat dari Kemampuan Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole
Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: mu Karya Sr.
Wilda, CIJ terutama pada 33 orang siswa sampel yang mampuh menjawab benar
dan yang masih menjawab salah pada item pertanyaan yang diajukan, maka dapat
dilihat pada tabel 3 (tiga) daftar perolehan nilai berdasarkan hasil tes dibawah ini:
31
Tabel 3
Daftar Perolehan Nilai Berdasarkan Hasil Tes.
M= ∑ ( ƒ×x )
n
M= 235.5
33
= 7.136
4.2. Pembahasan
Dari hasil di atas maka peneliti menganalisisnya sebagai berikut:
1. Siswa yang berhasil adalah siswa yang mendapat nilai 6.0 ke atas. Hal ini
berarti siswa tersebut mampu mengapresiasi puisi Terkenang: mu karya
Sr. Wilda, CIJ.
2. Siswa yang kurang mampu adalah siswa yang mendapat nilai 5.5 ke
bawah. Hal ini berarti siswa tersebut kurang mampu dalam
mengapresiasi puisi Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ.
32
X ƒ ƒ×x
9.5 1 9.59.0 3 278.5 1 8.58.0 4 327.5 5 37.57.0 8 566.5 4 26 6.0 2 125.5 4 225.0 1 5.0
Jumlah 33 235.5
Siswa yang mengikuti tes berjumlah 33 orang dengan standar nilai
terendah 5.0 dan nilai tertinggi 9.5. Siswa yang mampu sebanyak 27
orang dan siswa yang tidak mampu sebanyak 6 orang. Sesuai data yang
telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat menentukan presentase
keberhasilan dan kegagalan siswa sampel.
Peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui presentase keberhasilan siswa.
= jumlah siswa yang berhasil × 100% Jumlah siswa sampel
= 27 × 100 % 33
= 81.81 %
2. Untuk mengetahui presentase kegagalan siswa yakni:
= jumlah siswa yang gagal × 100 % Jumlah siswa sampel
= 6 × 100 % 33
= 18.18 %
Untuk lebih memperjelas presentase keberhasilan dan kegagalan siswa
sampel, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Presentase Keberhasilan dan Kegagalan Siswa
No Mampu / Kurang Mampu
Jumlah Siswa
Presentase
1. Siswa yang mampu 27 81.81%2. Siswa yang kurang 6 18.18%
33
mampu
Berdasarkan analisis di atas dapat dikatakan bahwa siswa kelas VIII/A SMP
Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 mampu dalam memahami dan
mengapresiasi puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ dengan presentase
81.81% sebanyak 27 orang dengan nilai tertinggi 9.5, sedangkan yang kurang
mampu hanya 18.18% sebanyak 6 orang dengan nilai terendah 5.0.
4.3. Interprestasi Data
Dengan perolehan data ini dapat diketahui faktor-faktor yang memotivasi
siswa yang mampu berjumlah 27 orang sehingga mencapai presentase yang baik
yaitu 81.81% karena sering diberi latihan dan bimbingan tes. Pengajaran
mengapresiasi puisi diberikan sesuai program kurikulum yang berlaku. Pada
umumnya siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole selalu mengikuti pelajaran
sastra (puisi) karena guru sering mengarahkan mereka untuk lebih banyak berlatih
misalnya membuat puisi, membaca puisi, berdeklamasi dan mendramatisasi puisi
serta memaknai puisi.
Bagi siswa yang belum mampu berjumlah 6 orang dengan tingkat
keberhasilan 18.18% ditemukan alasan karena kurang perhatian, kesehatan
terganggu karena itu, ditempuh jalan keluar dengan cara memberikan tugas-tugas
tambahan, pengayaan, latihan secara terus menerus dalam membuat puisi dan
memaknai puisi.
34
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan temuan dan pembahasan pada bab IV maka pada bab ini akan
dikemukan simpulan dan saran sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
Siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole mampu memahami dan
mengapresiasi puisi. Hal ini ditunjukkan melalui hasil analisis data siswa yang
mampu mencapai 81,81% yang dikategorikan baik.
5.2 Saran
35
Berdasarkan simpulan di atas maka dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
Harus selalu berpartisipasi aktif dengan berusaha untuk kreatif
melalui kegiatan-kegiatan membaca puisi baik pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas diri.
2. Bagi Sekolah
Harus dapat menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang
lengkap agar dapat menunjang prestasi belajar siswa, khususnya
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
3. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Harus mempersiapkan diri secara matang dan menguasai materi
Bahasa dan Sastra Indonesia pada umumnya dan hendaknya lebih luwes
dalam pembelajaran di kelas, menggunakan berbagai metode yang
menunjang.
4. Bagi Orang Tua
Orang tua harus selalu memperhatikan segala kebutuhan dan
perlengkapan anaknya buku-buku yang dapat menunjang kemampuan
dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
36
DAFTAR PUSTAKA
Antara, I. G. P. 1988. Acuan Pengajaran Puisi. Denpasar: Kayu mas.
Arikunto,S.2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Badudu, J.S. dkk 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Darmono, Supardi Djoko. 1980. Sastra di Sekolah Menengah. Jakarta: Budaya Jaya
Endaswara. 2003. Metode Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori dan Ablikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Fanamic, Z. 2001. Telaah Sastra. Yogjakarta: IKIP Muhamadya Press.
Hasanudin , W. S. 2001. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta : Gramedia.
Jassin, H.B 1968. Charil Anwar Pelopor Angkatan 45. Jakarta : Gunung Agung. 1976. Angkatan 66 prosa dan puisi.Jakarta : Gunung Agung.
Keraf, G . 1981 . Diksi dan Gaya Bahasa . Ende : Nusa Indah.
Lumba, S. K. Imelda. 2004. Analisis Struktur Kumpulan Puisi Buah Rindu Amir Hamzah.( Skripsi) Ende: PBSI. FKIP Uniflor
37
Mantero, Yosep . 2008 . Unsur Diksi dan Persajakan Dalam Kumpulan Puisi Serumpun Madah di Pintu Janji Karya Sr. Wilda. (i) . (Skripsi) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor
Pakeda , M . Pulubuhu Y . P . 1993 Bahasa Indonesia Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum Ende Nusa Indah.
Poedjoesoe Darmo, Soepomo. 1979. Komponen Tutur Sebuah Makalah Dalam Seminar Masyarakat Linguistik Indonesia Tanggal 22 Sampai 24 Maret 1979 di Yogyakarta. Yogyakarta Pustaka Jaya.
Pradopo R. D . Dkk. 2001. Puisi . Jakarta : Universitas Terbuka 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Ratna, K. N. 2004 . Teori dan Teknik Penulisan Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sage, Kristina. 2006. Analisis Struktur Nilai Yang Terkandung Dalam Puisi Chairil Anwar. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor
Sahuda. 2009. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas VIII SLTP Mutmainah Ende Tahun Ajaran 2009/2010. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor
Sarmento, Aurora.2010. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas IV SDN Ende 5 Tahun Ajaran 2009/2010. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor
Sayuki S. A . 2002. Berkenalan Dengan Puisi Yogyakarta : Garma Media. 2005 Taufik Ismail Karya Dan Dunianya. Jakarta ; PT . Grasindo.
Surana, F.X dkk 1986. Himpunan Materi Seni Sastra. Solo : Tiga Serangkai.
Sr. Wilda , (i) . 2007 . Serumpun Madah Di Pintu Janji . Malang : Karmelindo
Susanto . S. Sn. http. WWW. Bangka Belitung. Prof . co.id. (akses 20 oktober 2010 ).
Tarigan, 1986. Prinsp-prinsip Dasar Sastra. Bandung
Teeuw , A . 2003 . Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya
Tjayono, T. 1998. Sastra Indonesia Pengantar Teori Apresiasi. Ende : Nusa Indah.
38
Usman, Farida. 2009. Kemampuan Mengapresiasi Struktur Puisi Lonceng-lonceng Berkelenangan Karya W. S. Rendra Pada Siswa SMPK Phaladhya Waiwerang Flores Timur Tahun Ajaran 2009/2010. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor
Waluyo, J. Herman. 1997. Apresiasi Puisi. Yogyakarta: Kanisius.
INSTRUMEN PENILAIAN (1)
TES KEMAMPUAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
MAUROLE TAHUN AJARAN 2012/2013
A. IDENTITAS SISWA
1. Nama :
2. Kelas :
3. Tanda tangan :
B. PETUNJUK
1. Bacalah dengan teliti soal-soal dibawah ini!
2. Dikerjakan sesuai dengan jawaban!
Puisi Terkenang: mu
Oleh: Sr. Wilda
Aku terkenang : mu
39
Ketika ruang ini keburu kosong
Sajak-sajak sakti yang kueja segera
Telah menoreh cerita purba
Sebab setiap aku memulai
Aku telah mengurungmu
Pada celah kembara
Aku terkenang :mu
Bayang yang merunduk
Tenang rebah di batas jarak
Yang kerap menjauh
Dari tatapanku yang kian hilang.
C. Soal!
1. Apa tema dari puisi di atas?
a. Penantian
b. Mengenang kembali masa lalu.
c. Persahabatan
d. pendidikan
2. Apa arti dari ungkapan “sajak-sajak sakti yang kuejah”?
a. Ungkapan-ungkapan firman tuhan.
b. Merangkai sebuah puisi.
c. Menulis karangan masa lalu.
d. Persahabatan
3. Perulangan utuh terdapat pada kata?
a. Aku.
40
b. Sajak-sajak.
c. Mu.
d. Cerita.
4. Nilai apa yang terkandung pada puisi diatas?
a. Nilai sosial.
b. Nilai religi.
c. Nilai budaya
d. Nilai ekonomi.
5. Puisi di atas menggambarkan suasana?
a. Suasana hening.
b. Suasana gembira
c. Suasana kacau
d. Suasana duka
6. Apa pesan-pesan yang disampaikan dalam puisi diatas?
a. Hidup adalah suatu pilihan.
b. Damai yang membahagiakan.
c. Teman adalah keluarga.
d. Mengenang akan masa lalu.
7. Bunyi yang paling dominan menurut anda pada puisi diatas adalah?
a. Vokal a
b. Vokal e
41
c. Vokal i
d. Vokal u
8. Apa keistimewaan dari puisi “Terkenang : mu”?
a. Masa lalu tidak akan dilupakan.
b. Mengenang akan masa lalu.
c. Mengenang akan teman baik.
d. Mengenang akan keluarga.
9. Apa yang kita perlu teladani dari puisi “Terkenang : mu” diatas?
a. Menjadi orang lain.
b. Menjadi diri sendiri.
c. Menjadi teman.
d. Mengenang akan keluarga.
10. Majas yang terkandung dalam ungkapan “Sajak-sajak sakti yang ku
ejah” adalah majas?
a. Majas pertentangan.
b. Majas perulangan.
c. Majas perbandingan.
d. Majas personifikasi.
11. “Bayang yang merunduk” Ungkapan ini merupakan citraan?
a. Citraan gerak.
b. Citraan penglihatan.
c. Citraan pengecapan.
d. Citraan rabaan.
42
12. Arti ungkapan “Sebab setiap aku memulai,aku telah mengurung
mu” merupakan citraan?
a. Citraan pendengaran.
b. Citraan gerak.
c. Citraan penciuman.
d. Citraan rabaan
13. Suasana yang tercipta dalam ungkapan “Tenang rebah di batas jarak
yang telah menjauh”? menggambarkan suasana?
a. Suasana tenang, hening.
b. Suasana gembira.
c. Suasana bahagia.
d. Suasana terharu.
14. Perulangan kata sajak merupakan rima...?
a. Rima awal.
b. Rima depan.
c. Rima tengah.
d. Rima akhir.
15. Apa maksud dari ungkapan “Sebab setiap aku memulai aku telah
mengurung mu”?
a. Cita-cita yang belum tercapai.
b. Mengenang akan masa lalu.
c. Mengenang akan arti persahabatan.
d. Tercapainya suatu cita-cita.
43
16. Dari puisi di atas manakah yang termasuk citraan penglihatan?
a. Dari tatapanku yang kian hilang
b. Sajak-sajak sakti yang kueja segera
c. Telah menoreh cerita purba
d. Aku terkenang: mu
17. Jelaskan apa arti dari ungkapan “ yang kerap menjauh “?
a. Mengenang seseorang.
b. Sesuatu yang telah menjauh.
c. Merangkai sebuah puisi.
d. Menjadi orang lain.
18. Bunyi yang paling dominan menurut anda yang terdapat dalam
ungkapan “sajak-sajak sakti yang kueja segera”?
a. Vokal e
b. Vokal s
c. Vokal a
d. Vokal g
19. Dari unkapan “ketika ruang ini keburu kosong” merupakan citraan?
a. Citraan gerak.
b. Citraan rabaan
c. Citraan penglihatan
d. Citraan penciuman.
20. Siapakah “Aku” yang terdapat dalam puisi “Terkenang: mu”?
a. Mereka.
44
b. Orang-orang
c. Pengarang (Sr. Wilda, CIJ)
d. Teman lama.
KUNCI JAWABAN
1. B 6. A 11. B 16. A
2. B 7. A 12. B 17. B
3. B 8. A 13. A 18. C
4. B 9. B 14. C 19. C
5. A 10. B 15. B 20. C
45