Bab iv.rumus baru

64
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, ada berbagai macam cara orang melakukan komunikasi dengan orang lain. Salah satunya dengan mengungkapkan isi hati dan ide atau gagasan pikiran tersebut melalui sastra. Sastra dianggap sebagai sebuah bidang kebudayaan manusia yang paling tua yang mendahului cabang-cabang kebudayaan lainnya. Sebelum adanya ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian sudah lahir sebagai media ekspresi pengalaman estetik manusia berhadapan dengan alam sebagai penjelma keindahan (Teeuw, 2003:19). Dalam menciptakan karya sastra, seorang pengarang perlu melihat sastra yang tepat untuk menuangkan pikiran, perasaan, pengetahuan dari keseluruhan peristiwa yang meliputinya. Kehidupan pengarang sangat tergantung pada keberadaan segala 1

Transcript of Bab iv.rumus baru

Page 1: Bab iv.rumus baru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, ada berbagai macam cara orang melakukan

komunikasi dengan orang lain. Salah satunya dengan mengungkapkan isi hati

dan ide atau gagasan pikiran tersebut melalui sastra. Sastra dianggap sebagai

sebuah bidang kebudayaan manusia yang paling tua yang mendahului

cabang-cabang kebudayaan lainnya. Sebelum adanya ilmu pengetahuan dan

teknologi, kesenian sudah lahir sebagai media ekspresi pengalaman estetik

manusia berhadapan dengan alam sebagai penjelma keindahan (Teeuw,

2003:19).

Dalam menciptakan karya sastra, seorang pengarang perlu melihat

sastra yang tepat untuk menuangkan pikiran, perasaan, pengetahuan dari

keseluruhan peristiwa yang meliputinya. Kehidupan pengarang sangat

tergantung pada keberadaan segala sesuatu di sekitarnya. Sebetulnya ia

sedang menghadirkan kembali keseharian hidupnya di atas karya sastra.

Realitas ini dituangkan menggunakan bahasa yang indah dan menarik.

Keindahan adalah sebuah aplikasi interesa dan incape. Interesa adalah

pengaruh yang nyata dari Tuhan terhadap ciptaan kreatif seseorang sastrawan,

sedangkan incape adalah pemahaman atau kekuatan melihat sesuatu dengan

pikiran hati sebagai suatu pijakan, realitas dalam sastra berdasarkan

kebenaran Tuhan, (Endaswara, 2003: 68).

1

Page 2: Bab iv.rumus baru

Pencipta suatu karya sastra (puisi) oleh seorang penyair perlu melihat

saat yang penting dan tepat untuk menuangkan pikiran, perasaan,

pengetahuan dan seluruh peristiwa yang melengkapinya. Seorang penyair

menuangkan seluruh peristiwa pengalaman, pikiran dan perasaannya dalam

puisi, inilah yang disebut puisi bersifat nyata. Puisi bersifat nyata, sedangkan

pikiran, pengetahuan, pengalaman dan perasaan bukanlah bersifat nyata

karena dapat dilihat dan dinikmati oleh orang lain. Puisi merupakan salah satu

karya sastra yang mengekspresikan pemikiran pengarang dan membangkitkan

perasaan yang merangsang imajinasi dan susunan kata yang bermakna

(Pradopo, 2001:106).

Puisi adalah hasil renungan mendalam yang dilakukan oleh para

penyair. Isinya pun harus diresapi secara mendalam agar bisa dipahami

maknanya. Sebuah fakta diresapi dan direnungi hingga mendapat makna yang

mendalam seperti yang dilakukan oleh Sr. Wilda, CIJ dalam puisinya yang

berjudul Terkenang: Mu.

Menurut Surana, dkk, (1986: 28) bahwa, menurut jamannya puisi

dibedakan antara puisi lama dengan puisi baru. Penggolongan ini jelas terlihat

pada segi bentuk, isi, maupun unsur yang mempengaruhinya sangat kontrak.

Puisi yang asli dan belum mendapat pengaruh dari puisi barat seperti pantun,

gurindam, syair, bidal dan mantra digolongkan dalam puisi lama, sedangkan

puisi-puisi yang muncul setelah adanya kontrak budaya dengan kesusastraan

barat digolongkan ke dalam puisi modern seperti soneta dan sajak bebas.

2

Page 3: Bab iv.rumus baru

Hakekat bahasa adalah mengungkapkan ide atau pikiran manusia. Ide

atau pikiran manusia yang dikonkretkan lewat bahasa akan dapat dimengerti

oleh orang lain, apabila ia sanggup untuk memahami maknanya. Ide yang

dimaksudkan sering mengandung dualisme atas tanggapan makna, yaitu

tanggapan makna tersirat dan makna tersurat atau konotatif, kita dituntut

untuk mengandalkan asosiasi terhadap kemungkinan tenaga, pernyataan

tersebut agar dapat mengalami makna. Hal ini merupakan kesulitan bagi para

peminat sastra pada umumnya. Terutama dalam mengabstrasikan peristiwa

atau kejadian yang dialami melalui proses imajinasi.

Bertitik tolak dari pemikiran di atas maka, berpendapat bahwa baik atau

tidaknya sebuah karya sastra, dalam hal ini puisi sangat tergantung pada

apresiasi yang diberikan oleh pembaca kepada karya yang bersangkutan,

sehingga dapat memberikan tuntunan kehidupan atau tidak hanya sebatas

hiburan semata. Dengan kata lain bahwa pembaca dapat menentukan unsur-

unsur estetik atau keindahan yang terdapat dalam karya sastra, khususnya

puisi serta dapat memperoleh makna yang dapat dijadikan jawaban atas

tantangan kehidupan peminat atau pembaca.

Dari beberapa pengertian dan kesimpulan di atas maka secara umum,

para siswa SMP harus diberikan pengajaran seni yang bersifat apresiatif

khususnya, siswa di SMP Negeri 1 Maurole. Pembelajaran apresiasi puisi

sangat ditekankan pada keaktifan siswa. Untuk meningkatkan kemampuan

mengapresiasi puisi, maka guru perlu merancang dengan berbagai latihan

yang terus menerus sehingga setiap siswa mampu mengerjakan secara tepat.

3

Page 4: Bab iv.rumus baru

Pendekatan pengajaran sastra diutamakan pada aspek kognitif, sejarah sastra

dan pengajaran ragam karya sastra.

Apabila kenyataan di atas diabaikan maka, pelajaran mengapresiasi

karya sastra di sekolah akan musnah begitu saja, lebih lanjut sebagai dasar

pertimbangan, bahwa keterampilan mengapresiasi puisi mempunyai dampak

positif terhadap siswa agar mampu berpikir kritis dan objektif, dengan

demikian peningkatan mutu pengajaran mengapresiasi puisi di sekolah sangat

diprioritaskan.

Pengajaran puisi di sekolah merupakan kekuatan yang menyebabkan

siswa itu sadar akan dirinya sendiri dan dunia yang mengamati, mengagumi

atau memberikan sesuatu atau secara singkat dapat dilakukan menjadikan

seseorang menjadi lengkap sebagai manusia. Dengan demikian bahwa siswa

SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013, telah mendapat materi

mengapresiasi puisi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Dari latar belakang di atas penulis mengangkat judul: Kemampuan

Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013

dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: Mu Karya Sr. Wilda, CIJ.

4

Page 5: Bab iv.rumus baru

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

pemikiran ini adalah: Bagaimanakah Kemampuan Siswa Kelas VIII/A SMP

Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi

Terkenang: Mu Karya Sr. Wilda, CIJ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berpedoman pada rumusan masalah tersebut di atas, peneliti

mengadakan penelitian pada siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole

Tahun Ajaran 2012/2013 dengan tujuan sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk membangkitkan penghargaan bahwa sastra adalah suatu sarana

untuk meneruskan kebudayaan kepada generasi mendatang yaitu

mengapresiasi puisi dan pembelajaran materi puisi.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menemukan dan

mendeskripsikan Kemampuan Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole

Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: mu Karya

Sr. Wilda, CIJ

1.4 Manfaat Penelitian

1.3.3 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah

pengetahuan pembaca mengenal aspek yang perlu dinilai dalam

pembelajaran di kelas.

5

Page 6: Bab iv.rumus baru

1.3.4 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk pihak-pihak berikut

ini:

1. Bagi Guru Mata Pelajaran

Memberikan kontribusi Kepada Setiap Guru Bahasa dan Sastra

Indonesia di Flores (ENDE) tentang mengapresiasi sebuah karya

sastra sebagai bahan ajar sastra Indonesia untuk diajarkan kepada

siswa dengan harapan siswa mudah memahami sastra yang berasal

dari latar budaya sendiri.

2. Bagi Peneliti

Sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian lebih

lanjut mengenai kemampuan mengapresiasi puisi lewat pembelajaran

apresiasi puisi.

3. Bagi Siswa

Menumbuhkan adanya kesadaran bahwa dengan belajar bersama

atau bekerja sama dengan orang lain dapat meningkatkan kecerdasan

intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang positif.

4. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur atau

referensi tambahan yang dapat dibaca apabila ada peneliti yang

meneliti tentang sastra.

6

Page 7: Bab iv.rumus baru

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Beberapa kajian terdahulu yang dianggap relefan dengan peneliti ini,

Lumba (2004) tentang Analisis Struktur Kumpulan Puisi Buah Rindu Karya

Amir Hamzah. Masalah yang diangkat adalah Struktur Puisi Buah Rindu

Karya Amir Hamzah dengan menggunakan teori Struktur puisi. Dari hasil

penelitian ditemukan bahwa puisi Buah Rindu Karya Amir Hamzah

merupakan bentuk puisi terikat dengan rima, irama, sehingga menimbulkan

keindahan serta memiliki makna yang mengandung keindahan dan kedekatan

diri terhadap Tuhan.

Sage (2005), dengan judul Analisis Struktur dan Nilai-nilai Patriotisme

Puisi-puisi Chairil Anwar Angkatan ’45. Masalah yang diteliti adalah

Struktur dan Nilai-nilai Patriotisme Puisi-puisi Chairil Anwar Angkatan ’45.

Hasil yang ditemukan berupa struktur puisi yang berisikan tema, amanat,

rima dan kesan. Tema berisikan puisi-puisi Chairil Anwar, amanat yakni

memberikan pesan kepada pembaca agar mengenang jasa-jasa proklamator

kita. Rima yang terdapat pada puisi Chairil Anwar rima ansonansi, aliterasi.

Kesannya, terharu, sedih dan bangga.

Sahuda (2009) tentang Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas

VIII SLTP Mutmainah Ende Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti

adalah kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi. Hasil penelitian

7

Page 8: Bab iv.rumus baru

menunjukkan bahwa siswa mampu memahami dan mengapresiasi puisi

dengan mencapai 85, 29% dengan kategori baik.

Usman (2009) tentang Kemampuan Mengapresiasi Struktur Puisi

“Lonceng-lonceng Berkelanangan” Karya W. S Rendra Pada Siswa SMPK

Paladhya Waiwerang Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti adalah

kemampuan mengapresiasi struktur fisik dan struktur batin puisi. Hasil

penetian menunjukkan siswa mampu mengapresiasi struktur puisi.

Sarmento (2010), tentang Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa kelas

IV SDN Ende 5 Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah yang diteliti kemampuan

mengapresiasi puisi. Hasil penelitian menunjukkan siswa mampu

mengapresiasi puisi.

Penelitian tersebut akan dijadikan bahan kajian karena ada hubungan

kesamaan seperti rima, irama dan makna puisi (tema, amanat, nada) dengan

kemampuan siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran

2012/2013 dalam Mengapresiasi puisi Terkenang: Mu karya Sr. Wilda, CIJ.

2.2. Konsep

2.2.1 Puisi

Kata puisi (Inggris: Poem, Poetry) berasal dari bahasa Yunani yang

juga bahasa Latin yaitu piotes yang berarti pembangunan, pembetukan atau

pembuat. Sedangkan kata poiotes itu terbentuk dari kata Peieo / poie yang

berarti menyebabkan, menimbul dan menyair (Milgana, 1955: 147) puisi

menurut lama yaitu karangan yang terikat oleh (1) banyaknya baris dalam tiap

bait : (2) banyaknya kata dalam tiap baris (3) banyaknya suku kata dalam tiap

8

Page 9: Bab iv.rumus baru

baris : (4) rima (5) irama (Soedarmo: 1984: 51). Puisi menurut pengertian

baru, yaitu karangan yang tidak terikat. Di sini para penyair dapat menulis

dan mengkombinasikan sarana-sarana keputusan yang disukainya, yang

penting saran yang dipilih itu dapat mengekspresikan pengalaman jiwanya

(Jassin, 1978 : 136) puisi adalah pengucapan dengan perasaan (Jassin, 1964 :

54).

Puisi adalah bentuk kata termasuk bentukan-bentukan fonetisnya yang

dibangun dengan mendasarkan diri pada bunyi-bunyi kata itu, karenanya

berhadapan dengan puisi para pembaca tidak hanya mendapatkan konfigurasi

bunyi yang membawa arti tetapi juga mendapatkan potensinya dalam

menimbulkan efek-efek estetis seperti rima dan ritme (Sayuti, 2003 : 101)

sampai disini ada puisi (1) buah.

Menurut Pradopo (2001: 97), bahwa puisi ialah karangan terikat berarti

puisi itu terikat oleh aturan-aturan yang ketat. Akan tetapi pada waktu

sekarang para penyair berusaha untuk melepaskan diri dari aturan yang ketat

itu. Dengan demikian, terjadilah apa yang disebut dengan karya bebas.

Sesungguhnya sajak itu bebas? sajak tetap tidak bebas tetapi yang

mengikatnya adalah hakikatnya sendiri, bukan aturan yang ditentukan oleh

penyair yang membuat masyarakat terdahulu.

2.2.2 Mengapresiasi Ciri-ciri Umum Puisi

Puisi dapat  didefinisikan sebagai seni tertulis dimana bahasa digunakan

untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja

9

Page 10: Bab iv.rumus baru

pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.

Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki

pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi

sebagai perwujud dan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala

kreatifitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang

membawa orang lain kedalam keadaan hatinya.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan

lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan

pemikirannya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata

yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi

tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk

segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan

penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara

puisi lama dan puisi baru.

Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber

belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi

itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’. kebanyakan penyair aktif sekarang baik

pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada

pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang

membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bermacam-macam,

salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.

Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering di nyanyikan dalam bentuk

10

Page 11: Bab iv.rumus baru

pantun. mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi

tersebut.

2.3 Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori apresiasi puisi

atau mengidentifikasi puisi (Antara, 1988: 9). Teori ini mengemukakan

keberhasilan pengajaran puisi harus didasarkan atas tahap-tahap yang terdapat

dalam pengajaran sastra. Tahap apresiasi yang dipakai sebagai patokan

pengajaran pembinaan sastra adalah:

1. Tahap Penikmatan

Siswa diajak menikmati puisi secara agak pasif yaitu, menonton,

mendengarkan sehingga timbul rasa puas, dan rasa senang pada diri

sendiri.

2. Tahap Penghargaan

Siswa diajak untuk setengah aktif yaitu, bagaimana menimbulkan

rasa kekaguman dan rasa senang. Pemberian rasa puas, kekaguman dan

puasnya itu kepada karya puisi tersebut. Apa sebabnya ? Misalnya : karena

baik, bernilai, bermanfaat atau telah menyusup di dalam diri mereka.

3. Tahap Pemahaman

Rasa itu ikut memiliki kemudian diteruskan dengan tahap

memahami, dan mengartikannya. Pemahaman itu ditekankan kepada

pemahaman unsur intrinsik dan ekstrinsik wacana puisi itu.

11

Page 12: Bab iv.rumus baru

4. Tahap Penghayatan

Tumbuh rasa pemahaman intrinsik dan ekstrinsik puisi itu

menimbulkan menghayati dari aspek terkecil dari puisi itu misalnya: tema,

bentuk, otografi, menganalisis, memparafrasikan dan diskusi.

5. Tahap Implikasi

Penguasaan terhadap empat tahap di atas akan membuahkan

terciptanya sebuah kreatifitas.

Ada beberapa ciri-ciri puisi yang harus diketahui

1. Ciri-ciri Puisi Lama:

1) Anonim (pengarangnya tidak diketahui)

2) Terikat jumlah baris, rima, dan irama

3) Merupakan kesusastraan lisan

4) Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise

5) Isinya fantastis dan istanaentris

2. Ciri-ciri Puisi Baru:

1) Pengarangnya diketahui

2) Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama

3) Berkembang secara lisan dan tertulis

4) Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah)

5) Isinya tentang kehidupan pada umumnya

12

Page 13: Bab iv.rumus baru

2.3.1 Kegiatan Mengapresiasi Ciri-ciri Umum Puisi

Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri umum puisi dapat dikelompokkan

atas:

a) Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri umum puisi secara langsung

Dalam jenis kegiatan ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara

sadar dengan tujuan agar dapat memahami, menikmati, menghargai, dan

menilai karya sastra secara tepat. Kegiatan mengidentifikasi langsung

meliputi:

1. Membaca puisi

2. Mendengarkan puisi yang dibacakan

3. Memahami unsur-unsur yang ada di dalam puisi

b) Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri umum puisi secara tidak langsung

Kegiatan mengapresiasi ciri-ciri umum puisi secara tidak langsung

merupakan kegiatan penunjang bagi kegiatan mengapresiasi ciri-ciri

umum puisi langsung. Jenis kegiatan ini seperti, membaca teori sastra,

membaca sejarah sastra, membaca kritik sastra, dan membaca esay sastra

(Djoko, 1980 : 10 - 13).

2.3.2 Unsur-unsur Puisi

Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur

puisi:

(1) Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri

dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling),

13

Page 14: Bab iv.rumus baru

amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi

diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.

(2) Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur

fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur

batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.

(3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak

menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline

buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi,

imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi,

verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.

(4) Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting

dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur

sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur

batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.

(5) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3)

bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun,

1989:6).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur

puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji,

(7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi

ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua

struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan

14

Page 15: Bab iv.rumus baru

struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan

rima).

2.3.3 Struktur fisik puisi

Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.

(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang

tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga

baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri

dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan

terhadap puisi.

(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam

puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata

dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih

secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya

dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam

Waluyo, 1987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9

(sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal,

penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan

sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa

tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis

(penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis

(penggunaan kapital hingga titik).

15

Page 16: Bab iv.rumus baru

(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.

Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji

penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji

dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan

merasakan seperti apa yang dialami penyair.

(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang

memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan

kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan

kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-

rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi,

kehidupan.

(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan

/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa

figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan

banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa

figuratif disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara lain

metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme,

repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks,

satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah

persamaan bunyi pada puisi, baik diawal, tengah, dan akhir baris puisi.

Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi), misal /ng/ yang

16

Page 17: Bab iv.rumus baru

memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola

bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak

berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan

sebagainya (Waluyo, 187:92), dan (3) pengulangan kata/ungkapan.

Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya

bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

2.3.4 Struktur Batin Puisi

Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.

(1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah

hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik

makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.

(2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang

terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya

dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar

belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan

dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan

pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam

menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair

memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih

banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan

kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan

psikologisnya.

17

Page 18: Bab iv.rumus baru

(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga

berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema

dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca

untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada

pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah

pembaca.

(4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang

mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari

sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam

puisinya.

18

Page 19: Bab iv.rumus baru

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Ada dua jenis pendekatan dalam penelitian, yakni penelitian kuantitatif

yaitu pendekatan yang berpijak pada logika deduktif yang mengedepankan

angka-angka yang teruji, terukur dan teramati, dan pendekatan kualitatif

yaitu pendekatan yang berpijak pada logika induktif dengan menggunakan

kata-kata verbal.

Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang berpijak pada logika deduktif

yang mengedepankan angka-angka teruji, terukur dan teramati.

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Datas

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tulis,

yaitu data yang diambil dari hasil pekerjaan siswa tentang

mengapresiasi puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ.

3.2.2 Sumber Data

Untuk keperluan penelitian ini, data diperoleh dari dua sumber

data yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber

data yaitu siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran

2012/2013, sebanyak 33 orang siswa. Data sekunder diperoleh dari

19

Page 20: Bab iv.rumus baru

guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan sumber lain yang

mendukung.

3.3 Metode, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data di lapangan

adalah metode tes.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data di

lapangan yakni dengan menggunakan teknik pedoman tes, dan tes yang

dilakukan adalah tes dalam bentuk pilihan ganda, yang terdiri dari 20

butir soal dengan penilaiannya sebagai berikut. Setiap soal yang

dijawab benar diberi skor 10 sedangkan jawaban yang salah diberi 0.

Setelah data dianalisis kemudian data tersebut disajikan dengan

menggunakan teknik formal dan informal. Teknik formal menggunakan

angka-angka untuk membuktikan kebenaran dampak pembelajaran

terhadap kemampuan mengapresiasi puisi. Angka-angka ini kemudian

dinarasikan dengan menggunakan teknik informal. Jadi teknik informal

adalah penggambaran analisis data dampak pembelajaran puisi dan

proses pembelajaran dengan kata-kata, yang terdapat dalam puisi

Terkenang: Mu karya Sr. Wilda, CIJ.

20

Page 21: Bab iv.rumus baru

3.3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis statistik. Analisis statistik adalah suatu cara untuk menghitung

data kuantitatif untuk mendapatkan rata-rata yang menggambarkan

tingkat kemampuan penguasaan dengan menerapkan metode

mengapresiasi puisi.

Ukuran tingkat penguasaan dapat diuji dengan rumus, (Faisal:

1989; Arikunto, 2002: 266).

M= ∑ ( ƒ × x ) n

Keterangan :

x = Besarnya nilai berturut

ƒ = Frekuensi

∑ = Jumlah keseluruhan

n = Banyaknya siswa

3.3.4 Teknik Penyajian Data

Teknik penyajian data yang digunakan adalah teknik formal

yaitu dengan menggunakan angka-angka.

21

Page 22: Bab iv.rumus baru

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Temuan

Berdasarkan temuan, maka berikut ini akan dijelaskan Kemampuan pada

Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam

Mengapresiasi Puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ. Sebelum membahas

hasil temuan, terlebih dahulu peneliti memberi nomor kode pada setiap siswa

yang dijadikan sampel seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1

Data Siswa Responden

22

Page 23: Bab iv.rumus baru

Sebelum peneliti menganalisis hasil tes kemampuan siswa kelas VIII/A

SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mengapresiasi puisi

Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ maka terlebih dahulu peneliti melakukan

kegiatan belajar mengajar selama 2 kali pertemuan tentang mengapresiasi puisi.

23

NO NAMA KODE

1. Annisa Juwia Nina AJN2. Adrianus Tasrin Rego ATR3. Agustina Cantika Mboru ACM4. Anastasia Timbu AT5. Alvianus Meka AM6. Cornelia Atrin Benge CAB7. Emiliana Trisiana Kapi ETK8. Efraim Simon Parman ESP9. Fiktorianus Albertus Falo FAF10. Gregorius Agung Paga GAP11. Hendrikus Puli HP12. Intan Rukmala Sari IRS13. Ice Trisnawati Nitu ITN14. Irenius Wolo Balu IWB15. Muhamad Sedi MS16. Meldiana Viani Padi MVP17. Maria Yosefin Paceli MYP18. Maria Yosephine Giolie Jama Namang MYGJN19. Mario Abdonsius Sado MAS20. Maria Susanti Segu MSS21. Maria Theresia Gau Gapo MTGG22. Merlliana Kristina Dhoti MKD23. Maria Etrisna Resi MER24. Melania Sofia Panda MSP25. Natalia Pia NP26. Oktavianus Nusa ON27. Oskarius Oliver Sale OOS28. Priskasiana Giwa PG29. Rofinus Erdan Wero REW30. Rikardus Koli Palu RKP31. Sardianus Dedu SD32. Samsudin Setu SS33. Yasinta Lawi YL

Page 24: Bab iv.rumus baru

Selanjutnya peneliti memberikan tes dalam bentuk pilihan ganda dikerjakan

secara individu. Siswa yang diteliti sebanyak 33 orang. Hasil tes dalam bentuk

pilihan ganda tersebut akan dianalisis untuk mengetahui Kemampuan Siswa Kelas

VIII/A SMP Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi

Puisi Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam pembelajaran

mengapresiasi puisi yaitu:

1. Tahap Pertama

Sebelum peneliti mengemukakan masalah yang akan dikerjakan oleh siswa,

peneliti menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam mengapresiasi puisi.

Selanjutnya, peneliti membagikan LKS yang di dalamnya terdapat puisi

Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ dan siswa diberi waktu beberapa menit

untuk membacakan puisi tersebut.

2. Tahap Kedua

Pada tahap ini peneliti mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang

dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Permasalahannya atau pertanyaan tersebut berupa tugas untuk menentukan

tema, amanat, nada dan suasana dalam puisi tersebut.

24

Page 25: Bab iv.rumus baru

3. Tahap Ketiga

Pada tahap tiga ini siswa menetapkan hipotesis atau praduga jawaban untuk

dikaji lebih lanjut. Hipotesis yang ditetapkan ini berkaitan dengan

permasalahan yang diajukan oleh peneliti.

4. Tahap Keempat

Pada tahap ini siswa mengapresiasi beberapa kemungkinan jawaban atau

menarik kesimpulan. Selanjutnya peneliti mengumpulkan pekerjaan siswa

untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh peneliti dengan

menyuruh siswa untuk menentukan tema, amanat, nada dan suasana dalam

puisi. Agar seluruh siswa yang ada di dalam kelas terlibat untuk

memecahkan masalah tersebut, maka setiap siswa mendapat giliran untuk

memberikan alasan atas hasil pekerjaannya. Dengan demikian siswa

diarahkan untuk menjawab permasalahan tersebut.

5. Tahap Kelima

Pada tahap ini peneliti membimbing siswa untuk merumuskan dan

menemukan sendiri tentang pembelajaran materi mengapresiasi puisi

berdasarkan fakta-fakta atas jawaban tersebut. Selanjutnya peneliti

memberikan komentar dan penjelasan tentang hasil temuan siswa dan

menjelaskan kembali bagaimana menentukan tema, amanat, nada dan

suasana dalam puisi sehingga masalah tersebut dapat terjawab.

Beberapa kriteria dalam memberikan penilaian atau skor terhadap hasil tes

antara lain, nilai setiap soal jika benar diberi nilai 10 dan yang salah diberikan nol

25

Page 26: Bab iv.rumus baru

0. Hasil tes kemampuan mengapresiasi puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ

dapat dilihat pada tabel Daftar Nilai Tes Prestasi dibawah ini

TABEL 2

26

Page 27: Bab iv.rumus baru

Tabel di atas merupakan skor perolehan nilai dari 33 sampel dari 20 nomor

soal dengan skor: bagi yang menjawab benar diberi skor sepuluh (10) dan bagi

yang menjawab salah diberi skor nol (0). Dari data di atas dapat dilihat bahwa

nilai yang diperoleh adalah (5.0), (5.5), (6.0), (6.5), (7.0), (7.5), (8.0), (8.5), (9.0)

dan (9.5), dengan rumus (Faisal : 1989 ; Arikunto, 2002 : 266):

M= ∑ ( ƒ×x

n

keterangan:

x : besarnya nilai berturut-turut

ƒ: frekuensi

∑: jumlah keseluruhan

n: banyaknya siswa.

27

Page 28: Bab iv.rumus baru

Dilihat dari hasil tes pada tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa jumlah

presentase siswa yang menjawab benar untuk setiap soal adalah sebagai berikut:

1. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 1 sebanyak 28 orang atau

sebanyak 8,48%

2. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 2 sebanyak 28 orang atau

sebanyak 8,48%

3. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 3 sebanyak 26 orang atau

sebanyak 7,87%

4. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 4 sebanyak 25 orang atau

sebanyak 7,57%

5. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 5 sebanyak 20 orang atau

sebanyak 6,61%

6. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 6 sebanyak 24 orang atau

sebanyak 7,27%

7. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 7 sebanyak 23 orang atau

sebanyak 6,97%

8. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 8 sebanyak 23 orang atau

sebanyak 6,97%

9. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 9 sebanyak 17 orang atau

sebanyak 5,15%

10. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 10 sebanyak 24 orang

atau sebanyak 7,27%

28

Page 29: Bab iv.rumus baru

11. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 11 sebanyak 25 orang

atau sebanyak 7,57%

12. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 12 sebanyak 25 orang

atau sebanyak 7,57%

13. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 13 sebanyak 19 orang

atau sebanyak 5,75%

14. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 14 sebanyak 11 orang

atau sebanyak 3,33%

15. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 15 sebanyak 18 orang

atau sebanyak 5,45%

16. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 16 sebanyak 19 orang

atau sebanyak 5,75%

17. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 17 sebanyak 24 orang

atau sebanyak 7,27%

18. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 18 sebanyak 32 orang

atau sebanyak 9,69%

19. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 19 sebanyak 29 orang

atau sebanyak 8,78%

20. Jumlah siswa yang menjawab benar soal nomor 20 sebanyak 31 orang

atau sebanyak 9,39%

Rata-rata presentase yang dicapai siswa yang menjawab benar

berdasarkan hasil tes pada tabel 2 tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa

jumlah dan presentase siswa yang menjawab salah adalah sebagai berikut:

29

Page 30: Bab iv.rumus baru

1. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 1 sebanyak 5 orang atau

sebanyak 1,51%

2. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 2 sebanyak 5 orang atau

sebanyak 1,51%

3. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 3 sebanyak 7 orang atau

sebanyak 2,12%

4. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 4 sebanyak 8 orang atau

sebanyak 2,42%

5. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 5 sebanyak 13 orang atau

sebanyak 3,93%

6. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 6 sebanyak 9 orang atau

sebanyak 2,72%

7. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 7 sebanyak 10 orang atau

sebanyak 3,03%

8. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 8 sebanyak 10 orang atau

sebanyak 3,03%

9. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 9 sebanyak 16 orang atau

sebanyak 4,84%

10. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 10 sebanyak 9 orang atau

sebanyak 2,72%

11. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 11 sebanyak 8 orang atau

sebanyak 2,42%

30

Page 31: Bab iv.rumus baru

12. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 12 sebanyak 8 orang atau

sebanyak 2,42%

13. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 13 sebanyak 14 orang atau

sebanyak 4,24%

14. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 14 sebanyak 22 orang atau

sebanyak 6,67%

15. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 15 sebanyak 15 orang atau

sebanyak 4,54%

16. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 16 sebanyak 14 orang atau

sebanyak 4,24%

17. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 17 sebanyak 9 orang atau

sebanyak 2,72%

18. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 18 sebanyak 1 orang atau

sebanyak 0,30%

19. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 19 sebanyak 4 orang atau

sebanyak 1,21%

20. Jumlah siswa yang menjawab salah soal nomor 20 sebanyak 2 orang atau

sebanyak 0,06%

Dilihat dari Kemampuan Siswa Kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole

Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengapresiasi Puisi Terkenang: mu Karya Sr.

Wilda, CIJ terutama pada 33 orang siswa sampel yang mampuh menjawab benar

dan yang masih menjawab salah pada item pertanyaan yang diajukan, maka dapat

dilihat pada tabel 3 (tiga) daftar perolehan nilai berdasarkan hasil tes dibawah ini:

31

Page 32: Bab iv.rumus baru

Tabel 3

Daftar Perolehan Nilai Berdasarkan Hasil Tes.

M= ∑ ( ƒ×x )

n

M= 235.5

33

= 7.136

4.2. Pembahasan

Dari hasil di atas maka peneliti menganalisisnya sebagai berikut:

1. Siswa yang berhasil adalah siswa yang mendapat nilai 6.0 ke atas. Hal ini

berarti siswa tersebut mampu mengapresiasi puisi Terkenang: mu karya

Sr. Wilda, CIJ.

2. Siswa yang kurang mampu adalah siswa yang mendapat nilai 5.5 ke

bawah. Hal ini berarti siswa tersebut kurang mampu dalam

mengapresiasi puisi Terkenang: mu karya Sr. Wilda, CIJ.

32

X ƒ ƒ×x

9.5 1 9.59.0 3 278.5 1 8.58.0 4 327.5 5 37.57.0 8 566.5 4 26 6.0 2 125.5 4 225.0 1 5.0

Jumlah 33 235.5

Page 33: Bab iv.rumus baru

Siswa yang mengikuti tes berjumlah 33 orang dengan standar nilai

terendah 5.0 dan nilai tertinggi 9.5. Siswa yang mampu sebanyak 27

orang dan siswa yang tidak mampu sebanyak 6 orang. Sesuai data yang

telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat menentukan presentase

keberhasilan dan kegagalan siswa sampel.

Peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui presentase keberhasilan siswa.

= jumlah siswa yang berhasil × 100% Jumlah siswa sampel

= 27 × 100 % 33

= 81.81 %

2. Untuk mengetahui presentase kegagalan siswa yakni:

= jumlah siswa yang gagal × 100 % Jumlah siswa sampel

= 6 × 100 % 33

= 18.18 %

Untuk lebih memperjelas presentase keberhasilan dan kegagalan siswa

sampel, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4

Presentase Keberhasilan dan Kegagalan Siswa

No Mampu / Kurang Mampu

Jumlah Siswa

Presentase

1. Siswa yang mampu 27 81.81%2. Siswa yang kurang 6 18.18%

33

Page 34: Bab iv.rumus baru

mampu

Berdasarkan analisis di atas dapat dikatakan bahwa siswa kelas VIII/A SMP

Negeri 1 Maurole Tahun Ajaran 2012/2013 mampu dalam memahami dan

mengapresiasi puisi Terkenang: mu Karya Sr. Wilda, CIJ dengan presentase

81.81% sebanyak 27 orang dengan nilai tertinggi 9.5, sedangkan yang kurang

mampu hanya 18.18% sebanyak 6 orang dengan nilai terendah 5.0.

4.3. Interprestasi Data

Dengan perolehan data ini dapat diketahui faktor-faktor yang memotivasi

siswa yang mampu berjumlah 27 orang sehingga mencapai presentase yang baik

yaitu 81.81% karena sering diberi latihan dan bimbingan tes. Pengajaran

mengapresiasi puisi diberikan sesuai program kurikulum yang berlaku. Pada

umumnya siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole selalu mengikuti pelajaran

sastra (puisi) karena guru sering mengarahkan mereka untuk lebih banyak berlatih

misalnya membuat puisi, membaca puisi, berdeklamasi dan mendramatisasi puisi

serta memaknai puisi.

Bagi siswa yang belum mampu berjumlah 6 orang dengan tingkat

keberhasilan 18.18% ditemukan alasan karena kurang perhatian, kesehatan

terganggu karena itu, ditempuh jalan keluar dengan cara memberikan tugas-tugas

tambahan, pengayaan, latihan secara terus menerus dalam membuat puisi dan

memaknai puisi.

34

Page 35: Bab iv.rumus baru

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan temuan dan pembahasan pada bab IV maka pada bab ini akan

dikemukan simpulan dan saran sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

Siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Maurole mampu memahami dan

mengapresiasi puisi. Hal ini ditunjukkan melalui hasil analisis data siswa yang

mampu mencapai 81,81% yang dikategorikan baik.

5.2 Saran

35

Page 36: Bab iv.rumus baru

Berdasarkan simpulan di atas maka dikemukakan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

Harus selalu berpartisipasi aktif dengan berusaha untuk kreatif

melalui kegiatan-kegiatan membaca puisi baik pembelajaran di kelas

maupun di luar kelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas diri.

2. Bagi Sekolah

Harus dapat menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang

lengkap agar dapat menunjang prestasi belajar siswa, khususnya

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Harus mempersiapkan diri secara matang dan menguasai materi

Bahasa dan Sastra Indonesia pada umumnya dan hendaknya lebih luwes

dalam pembelajaran di kelas, menggunakan berbagai metode yang

menunjang.

4. Bagi Orang Tua

Orang tua harus selalu memperhatikan segala kebutuhan dan

perlengkapan anaknya buku-buku yang dapat menunjang kemampuan

dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

36

Page 37: Bab iv.rumus baru

DAFTAR PUSTAKA

Antara, I. G. P. 1988. Acuan Pengajaran Puisi. Denpasar: Kayu mas.

Arikunto,S.2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Badudu, J.S. dkk 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Darmono, Supardi Djoko. 1980. Sastra di Sekolah Menengah. Jakarta: Budaya Jaya

Endaswara. 2003. Metode Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori dan Ablikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Fanamic, Z. 2001. Telaah Sastra. Yogjakarta: IKIP Muhamadya Press.

Hasanudin , W. S. 2001. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta : Gramedia.

Jassin, H.B 1968. Charil Anwar Pelopor Angkatan 45. Jakarta : Gunung Agung. 1976. Angkatan 66 prosa dan puisi.Jakarta : Gunung Agung.

Keraf, G . 1981 . Diksi dan Gaya Bahasa . Ende : Nusa Indah.

Lumba, S. K. Imelda. 2004. Analisis Struktur Kumpulan Puisi Buah Rindu Amir Hamzah.( Skripsi) Ende: PBSI. FKIP Uniflor

37

Page 38: Bab iv.rumus baru

Mantero, Yosep . 2008 . Unsur Diksi dan Persajakan Dalam Kumpulan Puisi Serumpun Madah di Pintu Janji Karya Sr. Wilda. (i) . (Skripsi) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor

Pakeda , M . Pulubuhu Y . P . 1993 Bahasa Indonesia Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum Ende Nusa Indah.

Poedjoesoe Darmo, Soepomo. 1979. Komponen Tutur Sebuah Makalah Dalam Seminar Masyarakat Linguistik Indonesia Tanggal 22 Sampai 24 Maret 1979 di Yogyakarta. Yogyakarta Pustaka Jaya.

Pradopo R. D . Dkk. 2001. Puisi . Jakarta : Universitas Terbuka 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Ratna, K. N. 2004 . Teori dan Teknik Penulisan Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sage, Kristina. 2006. Analisis Struktur Nilai Yang Terkandung Dalam Puisi Chairil Anwar. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor

Sahuda. 2009. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas VIII SLTP Mutmainah Ende Tahun Ajaran 2009/2010. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor

Sarmento, Aurora.2010. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas IV SDN Ende 5 Tahun Ajaran 2009/2010. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor

Sayuki S. A . 2002. Berkenalan Dengan Puisi Yogyakarta : Garma Media. 2005 Taufik Ismail Karya Dan Dunianya. Jakarta ; PT . Grasindo.

Surana, F.X dkk 1986. Himpunan Materi Seni Sastra. Solo : Tiga Serangkai.

Sr. Wilda , (i) . 2007 . Serumpun Madah Di Pintu Janji . Malang : Karmelindo

Susanto . S. Sn. http. WWW. Bangka Belitung. Prof . co.id. (akses 20 oktober 2010 ).

Tarigan, 1986. Prinsp-prinsip Dasar Sastra. Bandung

Teeuw , A . 2003 . Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya

Tjayono, T. 1998. Sastra Indonesia Pengantar Teori Apresiasi. Ende : Nusa Indah.

38

Page 39: Bab iv.rumus baru

Usman, Farida. 2009. Kemampuan Mengapresiasi Struktur Puisi Lonceng-lonceng Berkelenangan Karya W. S. Rendra Pada Siswa SMPK Phaladhya Waiwerang Flores Timur Tahun Ajaran 2009/2010. ( Skripsi ) Ende: PBSI. FKIP. Uniflor

Waluyo, J. Herman. 1997. Apresiasi Puisi. Yogyakarta: Kanisius.

INSTRUMEN PENILAIAN (1)

TES KEMAMPUAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1

MAUROLE TAHUN AJARAN 2012/2013

A. IDENTITAS SISWA

1. Nama :

2. Kelas :

3. Tanda tangan :

B. PETUNJUK

1. Bacalah dengan teliti soal-soal dibawah ini!

2. Dikerjakan sesuai dengan jawaban!

Puisi Terkenang: mu

Oleh: Sr. Wilda

Aku terkenang : mu

39

Page 40: Bab iv.rumus baru

Ketika ruang ini keburu kosong

Sajak-sajak sakti yang kueja segera

Telah menoreh cerita purba

Sebab setiap aku memulai

Aku telah mengurungmu

Pada celah kembara

Aku terkenang :mu

Bayang yang merunduk

Tenang rebah di batas jarak

Yang kerap menjauh

Dari tatapanku yang kian hilang.

C. Soal!

1. Apa tema dari puisi di atas?

a. Penantian

b. Mengenang kembali masa lalu.

c. Persahabatan

d. pendidikan

2. Apa arti dari ungkapan “sajak-sajak sakti yang kuejah”?

a. Ungkapan-ungkapan firman tuhan.

b. Merangkai sebuah puisi.

c. Menulis karangan masa lalu.

d. Persahabatan

3. Perulangan utuh terdapat pada kata?

a. Aku.

40

Page 41: Bab iv.rumus baru

b. Sajak-sajak.

c. Mu.

d. Cerita.

4. Nilai apa yang terkandung pada puisi diatas?

a. Nilai sosial.

b. Nilai religi.

c. Nilai budaya

d. Nilai ekonomi.

5. Puisi di atas menggambarkan suasana?

a. Suasana hening.

b. Suasana gembira

c. Suasana kacau

d. Suasana duka

6. Apa pesan-pesan yang disampaikan dalam puisi diatas?

a. Hidup adalah suatu pilihan.

b. Damai yang membahagiakan.

c. Teman adalah keluarga.

d. Mengenang akan masa lalu.

7. Bunyi yang paling dominan menurut anda pada puisi diatas adalah?

a. Vokal a

b. Vokal e

41

Page 42: Bab iv.rumus baru

c. Vokal i

d. Vokal u

8. Apa keistimewaan dari puisi “Terkenang : mu”?

a. Masa lalu tidak akan dilupakan.

b. Mengenang akan masa lalu.

c. Mengenang akan teman baik.

d. Mengenang akan keluarga.

9. Apa yang kita perlu teladani dari puisi “Terkenang : mu” diatas?

a. Menjadi orang lain.

b. Menjadi diri sendiri.

c. Menjadi teman.

d. Mengenang akan keluarga.

10. Majas yang terkandung dalam ungkapan “Sajak-sajak sakti yang ku

ejah” adalah majas?

a. Majas pertentangan.

b. Majas perulangan.

c. Majas perbandingan.

d. Majas personifikasi.

11. “Bayang yang merunduk” Ungkapan ini merupakan citraan?

a. Citraan gerak.

b. Citraan penglihatan.

c. Citraan pengecapan.

d. Citraan rabaan.

42

Page 43: Bab iv.rumus baru

12. Arti ungkapan “Sebab setiap aku memulai,aku telah mengurung

mu” merupakan citraan?

a. Citraan pendengaran.

b. Citraan gerak.

c. Citraan penciuman.

d. Citraan rabaan

13. Suasana yang tercipta dalam ungkapan “Tenang rebah di batas jarak

yang telah menjauh”? menggambarkan suasana?

a. Suasana tenang, hening.

b. Suasana gembira.

c. Suasana bahagia.

d. Suasana terharu.

14. Perulangan kata sajak merupakan rima...?

a. Rima awal.

b. Rima depan.

c. Rima tengah.

d. Rima akhir.

15. Apa maksud dari ungkapan “Sebab setiap aku memulai aku telah

mengurung mu”?

a. Cita-cita yang belum tercapai.

b. Mengenang akan masa lalu.

c. Mengenang akan arti persahabatan.

d. Tercapainya suatu cita-cita.

43

Page 44: Bab iv.rumus baru

16. Dari puisi di atas manakah yang termasuk citraan penglihatan?

a. Dari tatapanku yang kian hilang

b. Sajak-sajak sakti yang kueja segera

c. Telah menoreh cerita purba

d. Aku terkenang: mu

17. Jelaskan apa arti dari ungkapan “ yang kerap menjauh “?

a. Mengenang seseorang.

b. Sesuatu yang telah menjauh.

c. Merangkai sebuah puisi.

d. Menjadi orang lain.

18. Bunyi yang paling dominan menurut anda yang terdapat dalam

ungkapan “sajak-sajak sakti yang kueja segera”?

a. Vokal e

b. Vokal s

c. Vokal a

d. Vokal g

19. Dari unkapan “ketika ruang ini keburu kosong” merupakan citraan?

a. Citraan gerak.

b. Citraan rabaan

c. Citraan penglihatan

d. Citraan penciuman.

20. Siapakah “Aku” yang terdapat dalam puisi “Terkenang: mu”?

a. Mereka.

44

Page 45: Bab iv.rumus baru

b. Orang-orang

c. Pengarang (Sr. Wilda, CIJ)

d. Teman lama.

KUNCI JAWABAN

1. B 6. A 11. B 16. A

2. B 7. A 12. B 17. B

3. B 8. A 13. A 18. C

4. B 9. B 14. C 19. C

5. A 10. B 15. B 20. C

45