BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada...

47
35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap buku Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo dan MN Kamba, mengkaji hasil interview dengan kedua penulis (Sujiwo Tejo dan MN Kamba) serta mengolah semua data yang ada. 1.1 Isi Buku Tuhan Maha Asyik Peneliti mengelompokkan tulisan dalam buku Tuhan Maha Asyik yang berisi kritik tentang fenomena sosial penggunaan agama untuk berbagai kepentingan. Teks yang dianalisis mulai dari halaman 1-230. Tidak semua bab dalam buku ini akan dianalisis karena tidak semuanya memuat pesan kritik terhadap praktik penggunaan agama untuk berbagai kepentingan. Ada 47 kalimat dalam buku ini yang akan dianalisis dan untuk memudahkan pemahaman, peneliti membagi kalimat-kalimat tersebut sebagai berikut. Tabel 5.1 Pembagian Kalimat Kalimat Bab/Halaman No Agama memberikan dasar teologis bagi perilaku kebudayaan, sedangkan kebudayaan menjadi dinamisator agama. Cacing/hal. 42 1 Dengan cara akulturasi demikianlah agama bertahan hidup dan membangun peradaban. Cacing/hal. 42 2 Keterbukaan agama pada proses akulturasi memungkinkannya untuk lebih elastis dan fleksibel. Cacing/hal. 43 3 Agama sesungguhnya mengajarkan bahwa wujud merupakan manifestasi Tuhan belaka, maka umat manusia harus menyadari batas-batas perannya hanya sebagai manusia. Gincu/hal 60 4

Transcript of BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada...

Page 1: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

35

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman

Fairclough terhadap buku Tuhan Maha Asyik karya Sujiwo Tejo dan MN Kamba,

mengkaji hasil interview dengan kedua penulis (Sujiwo Tejo dan MN Kamba)

serta mengolah semua data yang ada.

1.1 Isi Buku Tuhan Maha Asyik

Peneliti mengelompokkan tulisan dalam buku Tuhan Maha Asyik yang

berisi kritik tentang fenomena sosial penggunaan agama untuk berbagai

kepentingan. Teks yang dianalisis mulai dari halaman 1-230. Tidak semua bab

dalam buku ini akan dianalisis karena tidak semuanya memuat pesan kritik

terhadap praktik penggunaan agama untuk berbagai kepentingan. Ada 47 kalimat

dalam buku ini yang akan dianalisis dan untuk memudahkan pemahaman, peneliti

membagi kalimat-kalimat tersebut sebagai berikut.

Tabel 5.1

Pembagian Kalimat

Kalimat Bab/Halaman No

Agama memberikan dasar teologis bagi perilaku

kebudayaan, sedangkan kebudayaan menjadi

dinamisator agama.

Cacing/hal. 42 1

Dengan cara akulturasi demikianlah agama

bertahan hidup dan membangun peradaban. Cacing/hal. 42 2

Keterbukaan agama pada proses akulturasi

memungkinkannya untuk lebih elastis dan fleksibel. Cacing/hal. 43 3

Agama sesungguhnya mengajarkan bahwa wujud

merupakan manifestasi Tuhan belaka, maka umat

manusia harus menyadari batas-batas perannya

hanya sebagai manusia.

Gincu/hal 60 4

Page 2: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

36

Jangan sampai seseorang atau sekelompok orang

melampaui batas dengan adanya otoritas

keagamaan membangun interaksi sosial yang

mengasumsikan superioritas atas orang-orang yang

di luar kelompoknya.

Gincu/hal. 60 5

Dengan dalih melancarkan misi ketuhanan mereka

lantas mengabaikan kebijaksanaan dan lebih

mementingkan logika kelompok sehingga yang

penting adalah merekrut sebanyak mungkin

pengikut.

Gincu/hal. 60 6

Tapi, bukan berarti bahwa seseorang berhak

mengklaim diri sebagai gembala bagi orang lain. Gincu/hal. 60 7

Sepertinya ada kesalahan memahami pesan Tuhan

terkait kehidupan bersama, baik secara individual

maupun sosial.

Gincu/hal. 61 8

Ini berarti bahwa ajaran dalam kitab suci yang

kemudian diformulasikan dalam bentuk agama

tidak dimaksudkan untuk mengotak-kotakkan

manusia kedalam kelompok-kelompok yang saling

bermusuhan.

Gincu/hal. 61 9

Teguran lebih khusus ditujukan kepada para

pemangku otoritas keagamaan ketika mereka

mengklaim diri sebagai hakim penentu kesucian.

Antareja/hal 69 10

Maka, gagasan sertifikasi halal sesungguhnya juga

keliru, sebab sangat sulit mengidentifikasikan

kesucian objeknya.

Antareja/hal 69 11

Mungkin karenaalasan kesulitan inilah, Tuhan

hanya melarang makanan dan minuman tertentu. Antareja/hal 69 12

Tetapi anehnya otoritas keagamaan malah memberi

label halal pada barang dan jasa selain yang Antareja/hal 69 13

Page 3: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

37

dilarang.

Misalnya suatu produk makanan dan minuman

menjadi haram karena mengandung unsur babi dan

alkohol.

Antareja/hal 69 14

Untuk diketahui, Tuhan hanya melarang secara

eksplisit memakan daging babi, tapi otoritas

keagamaan malah mengharamkan semua yang

terkait dengan babi walau sudah dalam bentuk

produk olahan seperti kosmetik dan obat-obatan,

termasuk kulitnya yang diolah menjadi produk

fashion.

Antareja/hal 69 15

Para pemangku otoritas keagamaan merasa telah

memiliki sudut pandang berketuhanan, ketika

mampu dengan fasih menguraikan makna firman

Tuhan dalam kitab suci.

Ketombe/hal.89 16

Padahal, mereka hanya menjadikannya sebagai alat

untuk memperoleh kepentingan pribadi atau

kelompok.

Ketombe/hal.89 17

Sejarah perkembangan agama-agama menjelaskan

proses peralihan dari kesederhanaan ajaran agama

menjadi kompleks ketika dari dalam komunitas

agama muncul otoritas keagamaan.

Komat-kamit/hal

99 18

Sistem keberagamaan tersebut diklaim sebagai

representasi ajaran Tuhan.

Komat-kamit/hal

99 19

Padahal, sistem keberagaman yang diciptakan

manusia sama-sekali tidak bisa dibuktikan, apakah

betul merupakan kehendak Tuhan.

Komat-kamit/hal

99 20

Banyaknya institusi keagamaan dalam suatu

masyarakat hanya akan menghalangi umat manusia

mendekatkan diri kepada Tuhan.

Komat-kamit/hal

99 21

Page 4: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

38

Ini menafsirkan kenyataan bahwa apresiasi terhadap

kreativitas dan inovasi jarang ditemukan di

kalangan masyarakat yang terkungkung oleh

otoritas keagamaan.

Komat-kamit/hal

99 22

Problem utama mainstream adalah asumsinya yng

menafikkan adanya kemungkinan lain diluar diri

yang lazim.

Tersesat/hal. 105 23

Oleh karena itu, amat gampang menilai hal diluar

mainstream sebagai sebuah kesesatan. Tersesat/hal. 105 24

Tapi, lebih tidak waras jika agama dan atas nama

Tuhan menjadi alasan bagi manusia untuk saling

membenci dan menyakiti.

Diri (1)/110 25

Gagasan inilah yang hendak ditanakan oleh para

pendiri bangsa dalam sila pertama. Diri (2)/120 26

Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti yang

absolut, yang harus menjadi asas tunggal berbangsa

dan bernegara.

Diri (2)/120 27

Dalam negara yang berketuhanan tidak ada tempat

bagi mereka yang tidak memiliki rasa cinta, tidak

berperilaku memberi, tidak memiliki semangat

pengorbanan.

Diri (2)/121 28

Dalam negara yang berketuhanan tidak ada tempat

bagi mereka yang mementingkan kepentingan

kelompok dan individu.

Diri (2)/121 29

Tidak seperti kelakuan para penganut agama yang

suka mencitrakan diri sebagai orang saleh, taat

beragama, dan rajin mengunjungi rumah ibadah tapi

hatinya masih menyimpan kesombongan tatkala

merasa bangga dengan esalehan dan ketaatannya.

Sombong/hal141 30

Lalu tiba-tiba mencampuri urusan Tuhan, sehingga Sombong/hal141 31

Page 5: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

39

ada perasaan bahwa dirinyalah yang paling merasa

disayangi Tuhan.

Bahkan menjadikan dirinya Tuhan ketika mencap

orang lain sesat. Sombong/hal141 32

Bahwa penampilan dan pencitraan iri dengan

kesalehan dan ketaatan beragama sering kali

menipu dan palsu.

Sombong/hal143 33

Jika demikian halnya maka otoritas keagamaan

keliru jika melarang atau mengharamkan

permainan.

Main-main/hal 159 34

Kelemahan argumentasi yang diajukan oleh mereka

yang melarang jenis permainan tertentu atau

melarang permainan secara umum atas nama agama

adalah asumsinya bahwa permainan menjauhkan

dari Tuhan.

Main-main/hal 159 35

Asumsi ini muncul semata-mata karena memahami

hubungan dengan Tuhan hanya dapat dibangun

melalui ritual-ritual formal.

Main-main/hal 159 36

Institusi-institusi dan otoritas keagamaan pada

umumnya gagal membumikan nilai-nilai kebaikan

dari firman Tuhan karena mengabaikan proses

internalisasi.

Bahasa (1)/

hal.194 37

Alih-alih mendorong kesadaran diri, malah

melakukan proses indoktrinasi yang hanya

bertujuan membentuk komunitas-komunitas

kegamaan yang mengeksploitasi dan memanipulasi

firman-firman Tuhan untuk kepentingan golongan

sendiri.

Bahasa (1)/hal.

195 38

Para pemegang kepentingan dalam institusi

keagamaan mengajarkan pemahamannya terhadap

Bahasa (1)/hal.

195 39

Page 6: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

40

firman Tuhan sebagai representasi kehendak Tuhan

pada umat manusia agar menyembah-Nya.

Sementara di sisi lain mengajarkan pula bahwa

Tuhan tidak membutuhkan pengabdian hamba-Nya.

Bahasa (1)/hal.

195 40

Ini adalah inkonsistensi yang diakibatkan oleh

pemahaman teks kitab suci berdasarkan tata bahasa.

Bahasa (1)/hal.

195 41

Tidak hadirnya agama dalam pranata sosial modern,

tidak lain karena matinya daya kreativitas sang

penafsir Firman Tuhan lam]ntaran terpasung oleh

pendekatan tata bahasa.

Bahasa (2)/hal 204 42

Kehadiran agama malah sering dinilai sebagai

penghambat kemajuan, karena penafsiran an

pemahaman firman Tuhan tidak mengalami

perkembangan sesuai dengan perkembangan

zaman.

Bahasa (2)/ hal

204 43

Akibatnya, berbagai ajaran agama tidak

menemukan relevansinya dalam kehidupan.

Bahasa (2)/ hal

204 44

Dengan demikian, jihad tidak lagi dijadikan sekadar

bahan pidato oleh mereka yang memburu

kekuasaan dengan memprovokasi umatnya agar

menyerang golongan lain.

Bahasa (2)/ hal

205 45

Inilah antara lain fungsi agama yang paling esensial

yaitu membimbing umat manusia mengalami

transformasi spiritual agar bisa menjadi asisten

Tuhan dalam menebarkan kebaikan dan perdamaian

di muka bumi.

Nama/hal 223 46

Agama bukanlah paguyuban tempat berkumpul-

kumpul membentuk jamaah eksklusif, alapagi

melakukan pameran ritual untuk menyombongkan

diri.

Mengingat/230 47

Page 7: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

41

1.2 Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough

Ada tiga dimensi dalam analisis wacana kritis Norman Fairclough yang

melibatkan tiga dimensi analisis yaitu analisis teks (mikro) atau pendeskripsian

teks, analisis wacana yang menginterpretasi hubungan antara proses wacana dan

teks, serta analisis sosial budaya yang menjelaskan hubungan antara proses

wacana dengan proses sosial (Eriyanto, 2001:286-288; Titscher, 2000:244-247).

1.2.1 Analisis Teks, Wacana dan Sosial Budaya

1. Representasi teks pada masing-masing kalimat

Agama memberikan dasar teologis bagi perilaku kebudayaan,

sedangkan kebudayaan menjadi dinamisator agama.

(Terdapat pada bab Cacing di halaman 42)

Kalimat ini menyatakan bahwa agama dan kebudayaan

memiliki keterkaitan satu sama lain yang saling menguntungkan

jika digunakan dengan cara yang benar. Artinya, agama dan

kebudayaan bukanlah dua hal yang saling bertolak belakang.

Kebudayaan adalah sesuatu yang bersifat dinamis dan terus

berkembang. Sedangkan agama dengan ajaran kitab sucinya adalah

hal paten yang tidak bisa diganggu gugat. Dalam arti yang lebih

luas, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan

hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat.

Kebudayaan diperoleh dari proses belajar (Koentjaraningrat, 2009:

144).

Dari pengertian tersebut, baik kebudayaan maupun agama,

keduanya tidak serta merta diperoleh secara instan tetapi harus

melalui proses. Dalam mendalami kitab suci agama, seseorang

tidak bisa serta merta mengerti maksudnya. Hal ini tergantung

bagaimana kitab suci tersebut ditafsirkan dan penafsiran kitab suci

pun dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan sosial masyarakat.

Bagaimana kitab suci dan ajaran agama dipahami, sangat

Page 8: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

42

bergantung pada kondisi sosial budaya masyarakat. Hal ini yang

menjadikan hasil pemahaman agama dan kitab suci pada satu

kelompok agama berbeda dengan kelompok lainnya.

Kalimat kebudayaan menjadi dinamisator agama bisa

diartikan bahwa salah satu cara agar ajaran agama bisa tetap

diterima oleh masyarakat adalah dengan memanfaatkan

perkembangan kebudayaan. Karena kebudayaan terus berkembang

sesuai dengan perkembangan akal budi manusia. Oleh karena itu,

supaya ajaran agama tetap dapat diterima oleh masyarakat, ia bisa

memanfaatkan kebudayaan untuk membantu menyampaikan pesan

pada masyarakat. Seperti buku Tuhan Maha Asyik ini yang

menyampaikan ajaran agama dalam balutan karya sastra. Secara

tidak langsung, Sujiwo Tejo dan MN Kamba menyampaikan

pesan-pesan keagamaan melalui buku agar dibaca oleh masyarakat

luas.

Dengan cara akulturasi demikianlah agama bertahan hidup dan membangun peradaban.

(Terdapat pada bab Cacing, halaman 42)

Akulturasi berasal dari bahasa latin aculturate yang berarti

tumbuh dan berkembang bersama-sama. Penulis buku ini

menggunakan kalimat tersebut untuk menegaskan bahwa ajaran

agama memerlukan proses untuk bisa diterima ditengah-tengah

masyarakat. Proses tersebut memerlukan penyesuaian karena

terdapat perbedaan antara ajaran agama yang datang dengan kultur

masyarakat yang lebih dulu ada. Proses penyesuaian ini tidak

berarti lantas menghilangkan apa yang sudah ada dalam

masyarakat. Justru sebaliknya, agama melalui akulturasi akan

memperkaya apa yang sudah ada karena agama dituntut untuk bisa

menyesuaikan diri dan bertahan dalam masyarakat.

Page 9: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

43

Keberhasilan penyesuaian agama di tengah kehidupan

masyarakat pernah terjadi di Indonesia yaitu ketika ajaran Islam

masuk ditengah masyarakat Jawa yang sangat menggemari

kesenian wayang kulit. Oleh Walisongo, kesenian wayang kulit

dijadikan media untuk menyebarkan ajaran Islam. Hingga pada

akhirnya wayang kulit memiliki fungsi lain selain hiburan yaitu

sebagai media dakwah. Proses akultutasi terjadi dalam kurun

waktu yang lama karena kebudayaan baru dan lama masih

memiliki tarik menarik yang kuat. Hingga akhirnya tercipta

kebudayaan baru yang disepakati bersama.

Keterbukaan agama pada proses akulturasi memungkinkannya

untuk lebih elastis dan fleksibel.

(Terdapat pada bab Cacing, halaman 43)

Kalimat ini merupakan penegasan dari kalimat sebelumnya

yang membahas tentang akulturasi agama dan kebudayaan. Agama

seolah dituntut untuk semakin terbuka. Elastis bisa berarti lentur

atau tidak kaku. Sedangkan fleksibel dapat diartikan mudah dan

cepat menyesuaikan diri. Maksudnya adalah sangat mungkin bagi

ajaran agama untuk masuk ke dalam masyarakat jika ia hadir

dengan cara yang sesuai dengan kultur masyarakat tersebut. Bukan

dengan cara kaku sehingga ajaran agama menjadi lebih mudah

diterima dan dipahami.

Page 10: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

44

Agama sesungguhnya mengajarkan bahwa wujud

merupakan manifestasi Tuhan belaka, maka umat manusia

harus menyadari batas-batas perannya hanya sebagai

manusia.

(Terdapat pada bab Gincu, halaman 60)

Kata manifestasi berarti perwujudan dari sesuatu yang tidak

terlihat. Yang dimaksud tidak terlihat dalam kalimat ini adalah

Tuhan. Manifestasi Tuhan berarti manusia merupakan perwujudan

dari bentuk yang tidak terlihat, ini juga berarti manusia bukanlah

Tuhan. Manusia hanya bentuk perwujudan Tuhan. Ini dipertegas

dengan kalimat berikutnya yaitu manusia harus menyadari batas-

batas perannya hanya sebagai manusia yang berarti manusia harus

menyadari perannya sebagai manusia dan tidak mengambil alih

peran Tuhan.

Jangan sampai seseorang atau sekelompok orang melampaui

batas dengan adanya otoritas keagamaan dengan

membangun interaksi sosial yang mengasumsikan

superioritas atas orang-orang yang di luar kelompoknya.

(Terdapat pada bab Gincu, halaman 60)

Yang dimaksud batas dari kalimat ini mengacu pada

kalimat sebelumnya yaitu batas peran manusia yaitu sebagai

manusia, bukan Tuhan. Sujiwo Tejo dan MN Kamba memilih kata

seseorang dan sekelompok orang untuk menunjukkan beberapa

kasus pelanggaran oleh seseorang atau sekelompok orang yang

melampaui batasannya sebagai manusia. Yang dilanggar batasnya

tentu saja manusia lain, dimana seseorang atau sekelompok orang

merasa memiliki hak untuk menghakimi orang lain karena

perbedaan agama misalnya. Kata mengasumsikan dalam kalimat

Page 11: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

45

ini berarti dugaan yang dianggap sebagai suatu kebenaran. Dugaan

superioritas atas orang-orang yang ada di luar kelompoknya.

Jumlah kasus intoleransi agama di Indonesia bahkan

meningkat sejak beberapa tahun terakhir. Komnas HAM mencatat

ada peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun terutama pada

2014 hingga 2016. Tahun 2014 tercatat ada 74 pengaduan, dan

meningkat menjadi 89 pengaduan pada 2015. Bakan pada semester

pertama tahun 2016 sudah ada 34 kasus pelanggaran kebebasan

beragama dan berkeyakinan (KKB).9

Dengan dalih melancarkan misi ketuhanan mereka lantas

mengabaikan kebijaksanaan dan lebih mementingkan logika

kelompok sehingga yang penting adalah merekrut sebanyak

mungkin pengikut.

(Terdapat pada bab Gincu, halaman 60)

Penggunaan kata dalih dalam kalimat ini berarti alasan

yang dicari-cari atau alasan yang tidak sesungguhnya untuk

membenarkan suatu perbuatan. Yang digunakan sebagai dalih

dalam kalimat ini adalah misi ketuhanan. Sehingga yang dimaksud

Sujiwo Tejo dan MN Kamba kalimat ini adalah adanya

penyalahgunaan agama untuk kepentingan kelompok tertentu.

Tujuan ajaran agama adalah kebijaksanaan, tetapi oleh

kelompok ini justru agama digunakan sebagai alat untuk mencapai

tujuan kelompok. Namun kedua penulis tidak menyebutkan secara

spesifik mengenai kelompok mana yang dimaksud dalam buku ini.

___________________________ 9 http://www.rappler.com/indonesia/1383135-kasus-intoleransi-agama-indonesia-menigkat

Page 12: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

46

Indonesia memiliki catatan buruk untuk kasus intoleransi

beragama sejak belasan tahun lalu. Mulai dari kerusuhan Mei 1998

yang meninggalkan trauma mendalam bagi para korbanya, bahkan

pada tahun 2017 muncul tuduhan kasus penistaan agama oleh salah

satu tokoh politik. Pelanggaran HAM terkait kebebasan beragama

sangat beragam bentuknya. Mengutip pernyataan Kabid Humas

Polri, Kombes Pol Awi Setiyono yang mengatakan jika dalam dua

tahun terakhir (2015-2016) terjadi peningkatan kasus pelanggaran

HAM terkait kebebasn beragama. Mulai dari pelarangan aktivitas

keagamaan, perusakan rumah ibadah, diskriminasi atas dasar

keyakinan dan agama, intmidasi hingga pemaksaan keyakinan.10

Ketika dikonfirmasi dalam sebuah wawancara, keduanya

penulis menyatakan jika di Indonesia banyak kelompok-kelompok

yang mengatasnamakan agama untuk mencapai misi mereka. Sebut

saja organisasi masyarakat (Ormas) keagamaan di Indonesia yang

sering mendapat sorotan media karena aksinya yang tidak jarang

berujung pada vandalisme, Front Pembela Islam (FPI). Ormas yang

mengusung pandangan Islam konservatif ini menjadi sangat

terkenal dibandingkan dengan ormas-ormas lain yang serupa

karena aksi mereka yang kontroversi. Kritikan atas aksi mereka

yang sering main hakim sendiri juga mendapat sorotan dari

masyarakat. Namun mereka tidak mempedulikannya, bagi FPI

yang terpenting adalah kelompok mereka.

___________________________ 10 http://www.kompas.com/nasional/read/2017/18280081

Page 13: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

47

Tapi, bukan berarti bahwa seseorang berhak mengklaim diri

sebagai gembala bagi orang lain.

(Terdapat pada bab Gincu, halaman 60)

Kata mengklaim dalam kalimat ini menyiratkan adanya

tuntutan atas kebenaran. Dalam kalimat ini, yang dituntut untuk

dianggap benar adalah pandangan bahwa seseorang tertentu adalah

gembala bagi orang lainnya. Sujiwo Tejo dan MN Kamba memilih

kata mengklaim karena klaim berarti menuntut adanya pengakuan

hak atas sesuatu yang berasal dari satu pihak dan bukan dilakukan

oleh kedua belah pihak secara sukarela.

Gembala yang dimaksud dalam dalam kalimat ini mengacu

pada pengertian bahwa sesorang adalah penjaga keselamatan orang

banyak. Padahal seharusnya semua manusia memiliki hak yang

setara dan tidak ada superioritas atas manusia yang lain dalam hal

apapun termasuk dalam beragama.

Setiap pemeluk agama megklaim dirinya yang paling benar

dan yang lain sesat. Klaim inilah yang kemudian melahiran

keyakinan yang bisa disebut sebagai doktrin keselamatan. Yang

menyatakan bahwa surga hanya milik pemeluk agama tertentu dan

agama lain tidak berhak masuk ke surga mereka. Sejatinya, realitas

semacam ini telah menantarkan pluralisme kepada diskursus yang

semakin luas dan kompleks.11 Doktrin benar dan salah mengenai

konsep beragama dan Ketuhanan menjadi semakin panas ketika

dibenturkan dengan kenyataan bahwa keduanya digunakan untuk

kepentingan berbagai pihak. Konsep Ketuhanan yang sejatinya

digunakan sebagai tuntunan pemeluknya agar mencapai

pemahaman yang lebih bijak justru digunakan sebagai alat untuk

menguasai atau memaksakan kehendak.

___________________________ 11 Anis Malik Toha. 2005. Tren Plurarisme Agama. Jakarta: Perspektif. hal 1

Page 14: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

48

Sepertinya ada kesalahan memahami pesan Tuhan terkait

kehidupan bersama, baik secara individual maupun sosial.

(Terdapat pada bab Gincu, halaman 61)

Penggunaan kata sepertinya dalam kalimat ini berarti

adanya keraguan dari penulis (Sujiwo Tejo dan MN Kamba) yaitu

keraguan jika pesan Tuhan mampu dipahami dengan baik oleh

seseorang atau sekelompok orang. Tujuan dari ajaran agama adalah

agar tercipta harmoni dalam kehidupan manusia. Hal ini dipertegas

melalui kalimat selanjutnya yaitu secara individual maupun sosial.

Kedua berharap jika kehidupan beragama membawa dampak yang

baik bagi individu sehingga akan membawa dampak yang baik

pula bagi kehidupan bermasyarakatnya.

Ini berarti bahwa ajaran dalam kitab suci yang kemudian

diformulasikan dalam bentuk agama tidak dimaksudkan

untuk mengotak-kotakkan manusia kedalam kelompok-

kelompok yang saling bermusuhan.

(Terdapat pada bab Gincu, halaman 61)

Kata diformulasikan berarti dirumuskan. Dalam kalimat ini,

agama berasal dari hasil perumusan ajaran dalam kitab suci.

Namun siapa yang merumuskan ajaran dalam kitab suci tidak

disebutkan secara rinci dalam kalimat ini. Ketika perumusan ajaran

kitab suci tidak dimaksudkan untuk mengotak-kotakkan manusia,

yang terjadi adalah tercipta harmoni dalam kehidupan manusia.

Kata mengotak-kotakkan dalam kalimat ini diartikan membeda-

bedakan. Hal ini akan menimbulkan terciptanya kelompok-

kelompok yang saling bermusuhan seperti disebutkan dalam

kalimat ini.

Page 15: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

49

Teguran lebih khusus ditujukan kepada para pemangku

otoritas keagamaan ketika mereka mengklaim diri sebagai

hakim penentu kesucian.

(Terdapat pada bab Antareja,halaman 69)

Pemangku otoritas keagamaan yang dimaksud dalam

kalimat ini adalah pihak-pihak berwenang yang memiliki

kekuasaan sah untuk menjalankan tugas tertentu berkaitan dengan

hal-hal keagamaan. Otoritas juga berarti kuasa untuk memerintah

dan menentukan kebijakan. DI Indonesia, orotitas keagamaan salah

satunya adalah Majelis Ulama Indonesia atau MUI. Indonesia

memiliki penduduk dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar

di dunia. 12 Sehingga sekelompok orang merasa perlu mengambil

alih wewenang untuk mengatur urusan keagamaan. Dalam hal ini

keberadaan MUI di Indonesia berfungsi sebagai pembuat kebijakan

yang berkaitan dengan hal-hal keagamaan khususnya agama Islam.

Cara MUI mengatur urusan keagamaan penganut Islam di

Indonesia melalui fatwa yaitu pendapat yang dikeluarkan secara

resmi oleh lembaga tersebut.

Fatwa tersebut kemudian disampaikan secara resmi juga

kepada masyarakat Indonesia sebagai saran yang secara tidak

langsung menuntut harus diikuti. Ketika mengeluarkan fatwa, MUI

seolah-olah menjadi penentu kesucian seperti yang dimaksud

dalam kalimat ini.

___________________________ 12 http://www.worldatlas.com/articles/countries-with-the-largest-muslim-population

Page 16: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

50

Maka, gagasan sertifikasi halal sesungguhnya juga keliru,

sebab sangat sulit mengidentifikasikan kesucian objeknya.

(Terdapat pada bab Antareja, halaman 69)

Kalimat ini menyiratkan kritikan terhadap otoritas

keagamaan yang meneluarkan sertifikasi halal. Di Indonesia,

sertifikasi halal hanya bisa dikeluarkan oleh MUI. Kondisi ini

dikritisi oleh Sujiwo Tejo dan MN Kamba karena mereka

menganggap jika klaim kesucian itu bukan wewenang manusia.

Dalam wawancara dengan MN Kamba, ia menyampaikan jika apa

yang dilakukan oleh MUI merupakan bentuk penafsiran oleh

mereka. Kata sangat dalam kalimat ini merupakan penegasan jika

dalam menentukan kesucian sebuah objek bukan hal yang mudah

dan harus dilakukan secara detail. Oleh karena itu, Tuhan dalam

kitab sucinya menyebutkan hal-hal apa saja yang dihalalkan dan

diharamkan oleh agama.

Sertifikasi yang dimaksud dalam kalimat ini adalah

pernyataan tertulis. Jika halal yang dimaksud dalam kitab suci

dinyatakan dalam bentuk tertulis maka secara tidak langsung ini

merupakan pengambil alih penentu kesucian oleh otoritas

keagamaan. Gagasan sertifikasi halal inilah yang dikritik oleh

Sujiwo Tejo dan MN Kamba dalam buku Tuhan Maha Asyik.

Mungkin karena alasan kesulitan inilah, Tuhan hanya

melarang makanan dan minuman tertentu.

(Terdapat pada bab Antareja/hal 69)

Keseluruhan kalimat ini mengacu pada kalimat sebelumnya

yang membahas mengenai sertifikasi halal oleh MUI. Kalimat ini

mengacu pada sesuatu yang dianggap halal dan haram dalam

agama Islam. Kata kesulitan memperlihatkan jika penentuan halal

dan haram bukan perkara mudah yang bisa begitu saja dilakukan

Page 17: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

51

oleh manusia termasuk oleh otoritas keagamaan sekalipun. Maka

Tuhan melalui kitab suci hanya menyebutkan larangan terhadap

beberapa makanan dan minuman tertentu saja.

MN Kamba ketika dikonfirmasi menegaskan jika larangan

pada makanan dan minuman dalam kitab suci tersebut sebenarnya

memudahkan manusia. Karena Tuhan paham hal ini bukanlah

perkara mudah sehingga dibuatlah larangan yang memudahkan

manusia.

Tetapi anehnya otoritas keagamaan malah memberi label

halal pada barang dan jasa selain yang dilarang.

(Terdapat pada bab Antareja, halaman 69)

Penggunaan kata aneh mengesankan jika ada hal yang tidak

lazim dalam pemberian label halal pada barang selain yang

disebutkan dalam kitab suci agama Islam. Dalam kitab suci agama

Islam, yang dilarang adalah mengkonsumsi daging babi dan

alkohol. Maka jika mengacu pada ajaran dalam kitab suci, yang

diharamkan adalah mengonsumsi daging babi dan alkohol. Bukan

segala sesuatu yang mengandung babi dan alkohol disebut haram.

Otoritas keagamaan dianggap tidak lazim karena pemberian

label halal seolah menyatakan jika barang yang tidak berlabel halal

adalah haram. MN Kamba menyebut hal ini aneh karena ini

bukanlah wewenang manusia bahkan otoritas keagamaan untuk

menyatakan halal dan haramnya suatu barang dan jasa. Praktik

pemberian label halal ini seolah menjadikan agama sebagai

komoditas. Karena telah memberi nilai ekonomi pada sesuatu yang

tidak memiliki nilai ekonomi seperti agama. Maka oleh MN

Kamba dan Sujiwo Tejo hal ini dianggap sebagai sesuatu yang

aneh.

Page 18: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

52

Misalnya suatu produk makanan dan minuman menjadi

haram karena mengandung unsur babi dan alkohol.

(Terdapat pada bab Antareja, halaman 69)

Kata unsur berarti bagian terkecil dari suatu benda. Jika

yang dimaksud disini adalah babi dan alkohol, maka segala unsur

dari babi dan alkohol adalah haram bagi orang Islam. Secara

keseluruhan, alimat ini menyatakan jika semua produk yang

mengandung unsur babi dan alkohol adalah haram dan tidak boleh

dikonsumsi. Padahal dalam kitab suci agama Islam, yang

diharamkan adalah memakan daging babi dan meminum alkohol.

Untuk diketahui, Tuhan hanya melarang secara eksplisit

memakan daging babi, tapi otoritas keagamaan malah

mengharamkan semua yang terkait dengan babi walau sudah

dalam bentuk produk olahan seperti kosmetik dan obat-

obatan, termasuk kulitnya yang diolah menjadi produk

fashion.

(Terdapat pada bab Antareja, halaman 69)

Kalimat ini memperlihatkan adanya ketidakselarasan antara

ajaran agama dengan pengharaman yang dilakukan oleh otoritas

keagamaan. Kata hanya menegaskan bahwa memakan daging babi

adalah satu-satunya hal yang dilarang oleh Tuhan. Tetapi oleh

otoritas keagamaan yang dalam hal ini ditegaskan oleh MN Kamba

adalah MUI, justru mengharamkan semua yang terkait babi

meskipun tidak dimakan. Termasuk ketika sudah dalam bentuk

olahan seperti kosmetik, obat-obatan, dan fashion.

Pada 2013 lalu MUI pernah mengeluarkan fatwa haram

terhadap beberapa merk kosmetik di Indonesia. Hal ini kemudian

memicu kontroversi di kalangan masyarakat yang mungkin sudah

terlanjur menggunakan produk tersebut. Produsen kosmetik

Page 19: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

53

tersebut mendapat kecaman dari masyarakat muslim di Indonesia

untuk segera menarik produknya dari pasaran. 13 Terjadi salah

kaprah dalam masyarakat yang disebabkan oleh fatwa MUI

tersebut karena unsur haram yang diduga mengandung babi itu

tidak dikonsumsi, tetapi digunakan sebagai salah satu bahan

pembuat kosmetik. Tidak adanya sertifikasi halal dari MUI dalam

suatu produk, maka akan berdampak pada produk tersebut karena

masyarakat menganggapnya haram.

Fatwa MUI terkait dengan dunia medis terjadi pada 2016

saat ditemukan kandungan babi pada vaksin meningitis. Temuan

tersebut menjadi kontroversi di kalangan masyarakat karena

vaksin meningitis adalah salah satu syarat jamaah haji. Hingga

fatwa diturunkan, MUI masih mencari alternatif lain dan baru

ditemukan pada 2017 yaitu vaksin dari Cina.14

Para pemangku otoritas keagamaan merasa telah memiliki

sudut pandang berketuhanan, ketika mampu dengan fasih

menguraikan makna firman Tuhan dalam kitab suci.

(Terdapat pada bab Ketombe, halaman.89)

Kalimat ini memperlihatkan kesan jika otoritas keagamaan

berisi sekumpulan orang yang bisa menerjemahkan firman Tuhan

dalam kitab suci. Kata merasa dalam kalimat tersebut memberikan

kesan bahwa otoritas keagmaan sebenarnya belum memiliki sudut

pandang ketuhanan seperti yang mereka maksud. Karena merasa

bisa menjadi sangat subyektif. Kemampuan otoritas keagamaan

daam menafsirkan firman Tuhan tidak dimiliki oleh semua orang.

Dengan alasan inilah mereka merasa lebih berketuhanan

dibandingkan orang lain.

_______________________ 13 https://detik.com//news/berita/23wewr5454/bagaimana-produk-kosmetik-yang-dihalalkan-mui 14 https://republika.co.id/imunisasi-dan-vaksin-halal-atau-haram-ini=fakta-mui

Page 20: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

54

Padahal, mereka hanya menjadikannya sebagai alat untuk

memperoleh kepentingan pribadi atau kelompok.

(Terdapat pada bab Ketombe/hal.89)

Kata mereka dalam kalimat ini mengacu pada otoritas

keagamaan. Tetapi tidak dijelaskan secara rinci otoritas keagamaan

apa yang dimaksud dalam kalimat ini. Kata menjadikannya

mengacu pada kalimat sebelumnya yaitu firman Tuhan. Kalimat ini

menggambarkan jika firman Tuhan hanya dijadikan sebagai alat

untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Kata padahal pada awal kalimat mengesankan jika kalimat

ini merupakan penegasan dari kalimat sebelumnya. Otoritas

keagamaan seolah-olah menggunakan firman Tuhan untuk tujuan

yang bersifat keagamaan juga, tetapi faktanya tidak demikian

karena mereka menggunakannya untuk kepentingan kelompok atau

pribadi. Meskipun tidak dijelaskan kepentingan apa.

Dalam wawancara dengan MN Kamba dan Sujiwo Tejo,

keduanya menyatakan jika agama sering dijadikan kendaraan

untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Agama hanya dijadikan

alat untuk kepentingan pribadi tidak terkecuali pada otoritas

keagamaan. MN Kamba memberikan contoh ketika agama dibawa

ke ranah politik dan ekonomi. Agama kemudian menjadi alat bagi

mereka untuk menarik simpati, tetapi publik tidak sadar jika

mereka dimanfaatkan agar kepentingan para pemangku tercapai.

Sejarah perkembangan agama-agama menjelaskan proses

peralihan dari kesederhanaan ajaran agama menjadi

kompleks ketika dari dalam komunitas agama muncul

otoritas keagamaan.

(Terdapat pada bab Komat-kamit, halaman 99)

Page 21: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

55

Kalimat ini menjelaskan proses peralihan ajaran agama

yang sederhana menjadi kompleks ketika muncul otoritas

keagamaan. Kata agama-agama dipakai untuk menunjukkan

jumlah yang lebih dari satu. Tetapi tidak dijelaskan agama apa saja

yang dimaksud dalam kalimat ini. Secara tidak langsung, kalimat

ini menyatakan jika otoritas keagamaan justru membuat ajaran

yang sederhana menjadi tidak sederhana lagi.

Sistem keberagamaan tersebut diklaim sebagai representasi

ajaran Tuhan.

(Terdapat pada bab Komat-kamit, halaman 99)

Kata klaim dalam kalimat ini memberikan kesan pengakuan

sepihak. Yang dimaksud bisa saja adalah otoritas keagamaan yang

mengklaim atau mengaku bahwa mereka memiliki hak untuk

menerjemahkan firman Tuhan. Namun tidak jelas siapa yang

mengakui hak otoritas tersebut.

MN Kamba menjelaskan jika hak tersebut diperoleh dari

pengakuan otoritas keagamaan secara sepihak. Mereka merasa sah

untuk mengambil alih penafsiran ajaran Tuhan dalam kitab suci

agama.

Padahal, sistem keberagaman yang diciptakan manusia sama

sekali tidak bisa dibuktikan, apakah betul merupakan

kehendak Tuhan.

(Terdapat pada bab Komat-kamit, halaman 99)

Kalimat ini merupakan sanggahan atas gagasan jika sistem

keberagamaan yang diciptakan oleh manusia adalah benar

kehendak Tuhan. Karena kebenarannya tidak dapat dibuktikan.

Kata diciptakan menegaskan jika apa yang diterjemahkan tersebut

Page 22: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

56

berasal dari penafsiran manusia semata. Kalimat ini

memperlihatkan keraguan terhadap sistem keberagamaan yang

diciptakan manusia.

Banyaknya institusi keagamaan dalam suatu masyarakat

hanya akan menghalangi umat manusia mendekatkan diri

kepada Tuhan.

(Terdapat pada bab Komat-kamit/hal 101)

Kalimat ini mengesankan jika kedekatan manusia dengan

Tuhan bisa diraih secara personal atau pribadi. Keberadaan

institusi keagamaan yang terdiri dari beberapa kelompok dianggap

membuat proses kedekatan manusia dengan Tuhan jadi terhalang.

Namun apa yang menghalangi tidak dijelaskan secara detail. Setiap

institusi keagamaan mengusung misi kelompok masing-masing.

Bisa jadi misi kelompok inilah yang menghalangi misi individu

dalam mendekatkan diri dengan Tuhan.

Ini menafsirkan kenyataan bahwa apresiasi terhadap kreativitas

dan inovasi jarang ditemukan di kalangan masyarakat yang

terkungkung oleh otoritas keagamaan.

(Terdapat pada bab Komat-kamit/hal 101)

Apresiasi berarti penghargaan. Dalam kalimat ini apresiasi

kreativitas dan inovasi yang dimaksud berkaitan dengan aktivitas

keagamaan. Kreativitas dan inovasi biasanya akan menciptakan hal

baru dan menunjukkan sebuah pembaruan. Jika yang dimaksud

adalah pembaruan yang berkaitan dengan hal-hal keagamaan, maka

para pemangku otoritas keagamaan akan menganggapnya sebagai

sebuah pembangkangan.

Page 23: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

57

Pemakaian kata jarang bisa diartikan sebagai sesuatu yang

hampir tidak mungkin terjadi karena inovasi dan kreativitas adalah

hal yang tidak lazim dan biasanya dilakukan diluar pakem yang

sudah ada. Kata terkungkung pada kalimat ini menyiratkan adanya

pemaksaan terhadap masyarakat untuk mengikuti aturan yang

sudah dibuat oleh pemangku otoritas yaitu aturan yang sudah

berjalan. Sehingga siapapun yang keluar dari jalur tersebut bisa

saja dianggap tidak wajar atau tidak taat. MN Kamba dan Sujiwo

Tejo dalam wawancara menjelaskan jika kedekatan manusia

dengan Tuhan tidak hanya ditentukan oleh ritual formal

keagamaan. Kedekatan dengan Tuhan bisa saja terjadi dan tercipta

dari hal-hal yang ada diluar ritual keagamaan.

Problem utama mainstream adalah asumsinya yang menafikkan

adanya kemungkinan lain diluar diri yang lazim.

(Terdapat pada bab Tersesat/hal. 105)

Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, mainstream

berarti hal yang dilakukan banyak orang. Ketika ada hal-hal yang

ada diluar kebiasaan, maka itu dianggap sebagai masalah atau

dianggap tidak lazim. Padahal bisa saja hal yang baru itu lebih baik

atau lebih buruk. Anggapan tidak lazim itu berasal dari kelompok

orang yang menganggapnya lazim. Tetapi dalam kalimat ini tidak

dijelaskan lebih lanjut mengenai apa saja yang dianggap lazim dan

tidak.

Hal ini semakin ditegaskan dengan penggunaan kata

asumsinya yang berarti masih sebatas dugaan dan belum terbukti

kebenarannya. Meskipun masih sebatas dugaan, kemungkinan akan

adanya hal lain diluar mainstream sudah dicegah dengan cara

menganggapnya tidak lazim. Apa yang sudah ada dianggap sebagai

satu-satunya kebenaran dan harus diikuti.

Page 24: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

58

Oleh karena itu, amat gampang menilai hal diluar mainstream

sebagai sebuah kesesatan.

(Terdapat pada bab Tersesat/hal. 105)

Dalam kalimat ini Sujiwo Tejo dan MN Kamba

menekankan penilaian tidak lazim pasti akan muncul ketika

seseorang melakukan hal yang di luar mainstream. Kata amat

gampang menunjukkan tidak adanya pertimbangan dari orang atau

kelompok yang menilai hal tersebut sebagai ketidaklaziman.

Penilaian sesat yang begitu mudah diberikan kepada orang lain

menunjukkan adanya anggapan diri lebih baik dari orang yang

dinilai meskipun penilaian tersebut jelas sangat subjektif. Penilain

yang begitu mudah diberikan bisajuga terjadi karena si penilai

sudah terbiasa dengan aturan tertentu dalam waktu lama, sehingga

amat mudah baginya mengenali jika ada sesuatu yang berbeda dari

ajaran yang diterimanya selama ini.

Tapi, lebih tidak waras jika agama dan atas nama Tuhan

menjadi alasan bagi manusia untuk saling membenci dan

menyakiti.

(Terdapat pada bab Diri (1)/110)

Kata tidak waras dalam kalimat ini tidak berarti gila atau

disorientas mental seseorang. Penggunaan frasa tidak waras dalam

kalimat dimaksudkan sebagai kiasan bagi manusia yang

menggunakan agama dan Tuhan untuk saling membenci dan

menyakiti. Karena agama apapun tidak ada yang mengajarkan

umatnya untuk saling membenci dan menyakiti. Kalimat ini juga

bisa diartikan sebagai bentuk lain dari pernyataan jika memang ada

manusia yang menggunakan agama dan Tuhan untuk menebar

kebencian dan menyakiti orang lain.

Page 25: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

59

Gagasan inilah yang hendak ditanakan oleh para pendiri bangsa

dalam sila pertama.

(Terdapat pada bab Diri (2)/120)

Gagasan yang dimaksud dalam kalimat ini mengacu pada

peniadaan diri seseorang. Ketika seseorang sudah meletakkan

kepentingan diri diatas kepentingan yang lain maka muncullah

sikap egois. Seorang yang egois tidak mudah memberi dan berbagi

kecuali untuk kepentingannya sendiri. Gagasan dalam ajaran

agama mengenai peniadaan diri ini kemudian oleh penulis

diterjemahkan kedalam kehidupan berbangsa karena ketika

manusia tidak egois, ia akan mudah memberi untuk kepentingan

bersama. Ia akan mudah berbagi dengan sesama tanpa pamrih.

Kalimat ini menunjukkan adanya korelasi antara Sila

pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dengan gagasan peniadaan diri

dalam ajaran agama. Ketika seorang warga negara tidak mengenal

pamrih, maka akan sangat mudah buatnya untuk membela

Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti yang absolut, yang

harus menjadi asas tunggal berbangsa dan bernegara.

(Terdapat pada bab Diri (2)/120)

Penggunaan kata absolut dalam kalimat ini berarti mutlak.

Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sila pertama Pancasila dan

diartikan sebagai sesuatu yang absolut. Kata harus memperlihatkan

penegasan jika Pancasila adalah satu-satunya asas tunggal bangsa

Indonesia dan tidak memberikan tempat bagi ideologi lain untuk

menjadi dasar bangsa Indonesia. Kalimat ini secara tidak langsung

mengatakan jika ajaran ketuhanan dalam setiap agama di Indonesia

adalah landasan bagi individu atau masih dalam tataran mikro.

Karena hubungan Tuhan dnegan manusia adalah hal personal.

Page 26: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

60

Sedangkan dasar pada tataran berbangsa atau makro adalah

Pancasila. Khususnya pada sila pertama.

Dalam negara yang berketuhanan tidak ada tempat bagi mereka

yang tidak memiliki rasa cinta, tidak berperilaku memberi, tidak

memiliki semangat pengorbanan.

(Terdapat pada bab Diri (2)/121)

Kata negara yang berketuhanan dalam kalimat ini tidak

bermakna negara menganut agama tertentu, tetapi negara meyakini

adanya Tuhan melalui pengesahan agama di negara tersebut.

Indonesia mengakui adanya Tuhan dan mengesahkan agama-

agama yang dianut oleh rakyatnya. Tetapi dasar negara Indonesia

bukanlah salah satu agama. Sehingga maksud dari frasa tersebut

adalah Indonesia merupakan negara yang mengakui adanya Tuhan

dan menggunakan nilai-nilai ketuhanan sebagai dasar salah satu

silanya namun tetap memiliki dasar negara yang berbeda.

Ketuhanan berarti mengakui adanya Tuhan dan beberapa

cerminan dari sikap berketuhanan adalah lunturnya egoisme diri.

Dalam kalimat ini disebutkan mengenai beberapa sikap yang tidak

mencerminkan perilaku berketuhanan seperti tidak memiliki rasa

cinta, tidak berperilaku memberi dan tidak memiliki semangat

berkorban. Maka otomatis dalam negara berketuhanan,

masyarakatnya tidak akan memberikan ruang bagi mereka yang

tidak berketuhanan.

Page 27: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

61

Dalam negara yang berketuhanan tidak ada tempat bagi mereka

yang mementingkan kepentingan kelompok dan individu.

(Terdapat pada bab Diri (2)/121)

Kalimat ini memperlihatkan penegasan jika Indonesia

merupakan negara yang menggunakan nilai-nilai ketuhanan dalam

kehidupan berbangsanya meskipun Indonesia bukan negara agama.

Kalimat ini juga memberikan kesan bahwa sikap berketuhanan

yang sebenarnya berasal dari diri sendiri bisa diterapkan dalam

tataran yang lebih luas yaitu berbangsa. Namun dalam kalimat ini

tidak dijelaskan kepentingan apa dan siapa.

Tidak seperti kelakuan para penganut agama yang suka

mencitrakan diri sebagai orang saleh, taat beragama, dan rajin

mengunjungi rumah ibadah tapi hatinya masih menyimpan

kesombongan tatkala merasa bangga dengan kesalehan dan

ketaatannya.

(Terdapat pada bab Sombong/hal141)

Kalimat ini berisi kritik penulis terhadap para penganut

agama atas ketidaksesuain antara ajaran yang dipelajari dengan

sikap yang ditunjukkan. Kata pencitraan berarti adanya rekayasa

sikap. Dalam kalimat ini yang dimaksud adalah rekayasa sikap atau

sikap yang dibuat-buat untuk menggiring opini orang lain kepada

penilaian tertentu. Penganut agama yang mencitrakan diri seperti

dimaksud oleh kalimat ini secara tidak langsung telah melakukan

kebohongan publik dengan berpura-pura saleh. Tetapi kesalehan

yang ia tunjukkan didepan umum bukan dipersembahkan untuk

Tuhan melainkan untuk membuat publik terkesan. Sikap penganut

agama tersebut mendapat kritikan cukup keras dari penulis dan

ditunjukkan dengan pemilihan kata kelakuan. Pemilihan kata ini

mengasumsikan tindakan yang kurang baik.

Page 28: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

62

Lalu tiba-tiba mencampuri urusan Tuhan, sehingga ada

perasaan bahwa dirinyalah yang paling merasa disayangi

Tuhan.

(Terdapat pada bab Sombong/hal141)

Kata tiba-tiba dipakai untuk menggambarkan spontanitas.

Yaitu spontan mencampuri urusan Tuhan. Namun tidak dijelaskan

lebih lanjut mengenai urusan apa yang dimaksud. Tingkatan

superlatif ditunjukkan melalui pemilihan kata paling yaitu paling

disayangi. Tetapi kalimat ini menunjukkan sindiran pada sikap

merasa paling eksklusif dan klaim Tuhan oleh salah satu kelompok

atau individu. Kata perasaan dalam kalimat ini dipakai untuk

menegaskan jika ini hanya sebatas asumsi pribadi dan tidak ada

bukti bahwa Tuhan lebih menyayanginya dibanding yang lain.

Bahkan menjadikan dirinya Tuhan ketika mencap orang lain

sesat.

(Terdapat pada bab Sombong/hal 141)

Kata menjadikan dalam kalimat ini mengesankan

pengakuan secara sepihak yang tidak berdasar. Dikatakan tidak

berdasar karena tidak ada pengakuan dari Tuhan bahwa orang

tersebut adalah Tuhan. Kata mencap menunjukkan penghakiman

atas orang lain yang tidak sepaham dengannya. Merasa lebih tinggi

dari yang lain. Merasa menjadi Tuhan berarti merasa memiliki

kuasa atas orang lain.

Kasus intoleransi pernah terjadi di Indonesia ketika

sekelompok orang mengklaim mereka memiliki hak untuk

mengatur sikap orang lain. Mengatur dalam hal ini mengatur apa

yang tidak sesuai dengan ideologi mereka, tetapi sejatinya

kelompok ini lupa jika Indonesia merupakan negara yang

Page 29: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

63

pluralisme yang tidak hanya terdiri dari satu agama saja melainkan

banyak agama dan suku.

Pada (berita FPI sweeping puasa)

Bahwa penampilan dan pencitraan diri dengan kesalehan dan

ketaatan beragama sering kali menipu dan palsu.

(Terdapat pada bab Sombong/hal 143)

Kalimat ini menunjukkan jika kesalehan dan ketaatan

beragama yang ditunjukkan adalah sebuah kepura-puraan belaka.

Kepura-puraan tersebut ditunjukkan melalui kata pencitraan yang

berarti dengan sengaja membentuk citra diri sebagai seorang yang

taat dan saleh. Tetapi dalam kalimat ini tidak disebutkan secara

detail mengenai siapa dan apa tujuan pencitraan.

Taat dalam konteks keagamaan berarti patuh pada ajaran

agama yang dianut. Patuh dan mengikuti nilai-nilai agama yang

dianut dalam kehidupannya. Apa yang dinilai oleh publik adalah

apa yang terlihat oleh mereka. Tetapi sejatinya publik juga tidak

mengetahui tujuan dari kepura-puraan tersebut. Penggunaan kata

sering kali artinya telah terjadi beberapa kali dan berulang-ulang.

MN Kamba menegaskan jika kesalehan dan ketaatan

sebenarnya adalah urusan personal individu dengan Tuhan dan

bukan hak siapapun untuk mencampurinya. Tujuan ajaran agama

adalah kebijaksanaan, tetapi oleh kelompok atau individu tertentu

justru digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka.

Page 30: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

64

Jika demikian halnya maka otoritas keagamaan keliru jika

melarang atau mengharamkan permainan.

(Terdapat pada bab Main-main/hal 159)

Kalimat ini menunjukkan jika otoritas keagamaan memiliki

kewenangan yang tidak hanya terbatas pada ranah keagamaan saja

tetapi juga terkait dengan hal-hal diluar agama seperti permainan

misalnya. Ketika dikonfirmasi mengenai otoritas keagamaan mana

yang dimaksud, MN Kamba tidak menyebutkan secara spesifik

mengenai hal tersebut. Namun pernah terjadi pencekalan game di

Indonesia yang berasal dari rekomendasi otoritas keagamaan di

Indonesia MUI. Salah satu game yang pernah diblokir dan dicekal

oleh Kominfo dan Kepolisian adalah game Fight of Gods. Menurut

MUI, permainan tersebut tidak layak bagi masyarakat Indonesia

yang beragama karena dinilai bisa merusak keimanan masyarakat.

Fight of Gods adalah sebuah permainan pertarungan yang

menggunakan karakter nabi-nabi. Penggunaan karakter inilah yang

dipersoalkan oleh MUI hingga akhirnya mengajukan pencekalan

dan pemblokiran pada Kominfo dan Kepolisian terhadap

permainan ini.15

Kelemahan argumentasi yang diajukan oleh mereka yang

melarang jenis permainan tertentu atau melarang permainan

secara umum atas nama agama adalah asumsinya bahwa

permainan menjauhkan dari Tuhan.

(Terdapat pada bab Main-main/hal 159)

Kalimat ini menunjukkan kelemahan argumentasi otoritas

keagamaan karena melarang jenis permainan tertentu. Kelemahan

yang dimaksud adalah pada dasar asumsi jika permainan tersebut

_______________________ 15 https://liputan6.com/mui-game-fight-of-gods-dinilai-tidak-layak-untuk-masyarakat-indonesia

Page 31: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

65

bisa menjauhkan diri dari Tuhan. Asumsi adalah anggapan yang

belum terbukti kebenarannya. Kalimat ini menunjukkan betapa

kuatnya pengaruh otoritas keagamaan dalam kehidupan masyarakat

karena asumsi yang belum terbukti kebenarannya pun bisa

digunakan untuk melakukan pelarangan. Tindakan ini juga

didukung ketika otoritas tersebut mengatasnamakan agama sebagai

alasan utamanya.

Asumsi ini muncul semata-mata karena memahami hubungan

dengan Tuhan hanya dapat dibangun melalui ritual-ritual

formal.

(Terdapat pada bab Main-main/hal 159)

Kalimat ini menunjukkan adanya keterbatasan cara dalam

mengenal Tuhan. Kata hanya dalam kalimat ini menegaskan jika

ritual-ritual formal merupakan satu-satunya cara untuk mengenal

Tuhan sehingga menutup kemungkinan lain dalam mengenal

Tuhan. Selain itu, cara-cara tidak formal juga dianggap tidak bisa

digunakan sebagai media dalam mengenal Tuhan. Ritual formal

yang dimaksud dalam kalimat ini adalah cara yang ditetapkan oleh

agama untuk beribadah.

Institusi-institusi dan otoritas keagamaan pada umumnya gagal

membumikan nilai-nilai kebaikan dari firman Tuhan karena

mengabaikan proses internalisasi.

(Terdapat pada bab Bahasa (1)/ hal.194)

Kalimat ini menekankan kritik Sujiwo Tejo dan MN

Kamba terhadap otoritas dan institusi keagamaan di Indonesia.

Kata membumikan adalah kiasan dari memasyarakat. Kedua

penulis menganggap jika nilai-nilai kebaikan dari firman Tuhan

Page 32: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

66

gagal memasyarakat karena mengabaikan proses internalisasi.

Yaitu penghayatan terhadap doktrin atau ajaran agama. Wujud

nyata dari penghayatan ajaran agama adalah sikap pemeluknya.

Menurut MN Kamba, firman Tuhan pada dasarnya adalah

mengajak manusia untuk berdialog dengan dirinya sendiri.

Berpegang pada kitab suci, manusia bercermin dan merenungkan

makna firman Tuhan hingga pada akhirnya manusia akan sampai

pada tahapan realisasi sikap manusia dalam kehidupan pribadi dan

sosial. Ditegaskan oleh MN Kamba, indikasi kegagalan terlihat

dari banyaknya sikap intoleransi dalam masyarakat.

Alih-alih mendorong kesadaran diri, malah melakukan proses

indoktrinasi yang hanya bertujuan membentuk komunitas-

komunitas kegamaan yang mengeksploitasi dan memanipulasi

firman-firman Tuhan untuk kepentingan golongan sendiri.

(Terdapat pada bab Bahasa (1)/hal. 195)

Kalimat ini menegaskan adanya eksploitasi yang dilakukan

oleh kelompok atau komunitas keagamaan untuk kepentingan

mereka. Salah satu praktik manipulasi dan pembelokan firman

Tuhan demi kepentingan kelompok di Indonesia adalah ketika

Ormas Hizbut Tahrir Indonesia dibubarkan paksa oleh pemerintah

karena dianggap dan terbukti berusaha mendirikan negara Islam di

Indonesia. Ormas ini dianggap bertentangan oleh pemerintah

sehingga harus dibubarkan dan secara sah telah dilakukan pada Juli

2017 lalu.16 Kepentingan golongan yang dimaksud dalam kalimat

ini mengacu pada kenyataan bahwa firman Tuhan sengaja

dibelokkan demi tujuan kelompok.

___________________ 16 https://kompas.com/hti-resmi-dibubarkan-pemerintah/23d682gf397dc9=30/w24c342fre5

Page 33: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

67

Para pemegang kepentingan dalam institusi keagamaan

mengajarkan pemahamannya terhadap firman Tuhan sebagai

representasi kehendak Tuhan pada umat manusia agar

menyembah-Nya.

(Terdapat pada bab Bahasa (1)/hal. 195)

Kalimat ini menjelaskan jika pemahaman firman adalah

representasi kehendak Tuhan berasal dari para pemegang

kepentingan institusi keagamaan. Namun apa yang diajarkan oleh

para pemegang kepentingan juga tidak bisa diastikan kebenarannya

karena tidak ada cara yang bisa membuktikan apakah itu kehendak

Tuhan atau agenda lain pemimpin keagaman.

Sementara di sisi lain mengajarkan pula bahwa Tuhan tidak

membutuhkan pengabdian hamba-Nya.

(Terdapat pada bab Bahasa (1)/hal. 195)

Kalimat ini bisa diartikan sebagai bentuk sindiran terhadap

pemahaman yang diajarkan oleh ajaran agama. Tuhan dalam

kalimat ini digambarkan tidak membutuhkan pengabdian, teapi

justru sebaliknya manusialah yang membutuhkan Tuhan.

Kata pengabdian berarti menghambakan dan menyerahkan

diri. Dalam kehidupan beragama, pengabdian diajarkan sebagai

wujud kepatuhan hamba papa Tuhannya. Namun sebenarnya, tanpa

pengabdian dari hamba-Nya pun, Tuhan tidak ada masalah.

Ini adalah inkonsistensi yang diakibatkan oleh pemahaman teks

kitab suci berdasarkan tata bahasa.

(Terdapat pada bab Bahasa (1)/hal. 195)

Kalimat ini adalah bentuk ketidaksetujuan penulis

mengenai pemahaman kitab suci berdasarkan tata bahasa.

Page 34: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

68

Perbedaan bahasa asli kitab suci dengan bahasa terjemahan bisa

berpotensi menimbulkan kekeliruan pemahaman. Terlebih jika

pemahahaman dilakukan berdasarkan aturan-aturan bahasa tanpa

mengupas makna bahasa dalam kitab suci tersebut. Inkonsistensi

adalah tidak adanya konsistensi atau ketetapan. Ketika tidak ada

ketetapan pemahaman terhadap teks kitab suci, maka sangat

mungkin terjadi perbedaan pesan yang dibawa firman tersebut.

Apalagi jika sudah terkontaminasi dengan kecenderungan subjektif

penerjemahnya.

Tidak hadirnya agama dalam pranata sosial modern, tidak lain

karena matinya daya kreativitas sang penafsir firman Tuhan

lantaran terpasung oleh pendekatan tata bahasa.

(Terdapat pada bab Bahasa (2)/hal 204)

Matinya daya kreativitas bisa diartikan sebagai pelarangan

untuk berkreasi berkaitan dengan cara menafsirkan firman Tuhan.

Kata terpasung dalam kalimat ini memberikan kesan jika

penafsiran dibatasi pada makna tertentu saja dan tidak boleh

ditafsirkan diluar makna tersebut. Padahal kondisi masyarakat terus

berubah, jika kitab hanya dipahami dengan cara tersebut maka

akan terjadi pemahaman statis yang tidak bisa sesuai dengan

perkembagan masyarakat.

Kehadiran agama malah sering dinilai sebagai penghambat

kemajuan, karena penafsiran dan pemahaman firman Tuhan

tidak mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan

zaman.

(Terdapat pada bab Bahasa (2)/ hal 204)

Page 35: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

69

Kalimat ini menyatakan jika pemahaman agama yang statis

tidak akan bisa memyesuaikan dengan perkemangan masyarakat

yang dinamis dan terus berkembang. Kata malah dalam kalimat ini

secara tidak langsung menunjukkan jika penafsiran dan satis

tersebut sangat disayangkan. Sujiwo Tejo dan MN Kamba secara

tersirat menekankan adanya peyesuaian penafsiran dan pemahaman

kitab suci dengan kondisi masyarakat. Karena akan menjadi ironi

jika ajaran yang dipegang oleh masyarakat tidak sesuai dengan

kondisi dalam mereka.

Akibatnya, berbagai ajaran agama tidak menemukan

relevansinya dalam kehidupan.

(Terdapat pada bab Bahasa (2)/ hal 204)

Kalimat ini menunjukkan tidak adanya kaitan nyata antara

agama dengan kehidupan masyarakat. Artinya ajaran agama tidak

lagi bisa diterapkan dalam kehidupan manusia. Pengunaan kata

berbagai menunjukan jumlah jamak yang bisa diartikan tidak

hanya satu atau lebih dari satu agama. Ini berarti kondisi demikian

terjadi di banyak ajaran agama dan bukan hanya pada satu agama

tertentu saja.

Dengan demikian, jihad tidak lagi dijadikan sekadar bahan

pidato oleh mereka yang memburu kekuasaan dengan

memprovokasi umatnya agar menyerang golongan lain.

(Terdapat pada bab Bahasa (2)/ hal 205)

Kata jihad dalam kalimat ini didentikan dengan jihad dalam

konteks agama Islam yang berarti perang suci melawan orang kafir

untuk mempertahankan agama Islam. Kalimat ini memberikan

konotasi negatif terhadap makna jihad yang sebenarnya yaitu

Page 36: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

70

perjuangan untuk mencapai kebaikan. Hal ini bisa saja terjadi

karena bangsa Indonesia yang memilii sejarah buruk berkaitan

dengan aksi yang mengatasnamakan jihad dan agama untuk

memprovokasi agar menyerang orang lain.

Pada tahun 2002, Indonesia pernah mengalmi rangkaian

peristiwa pengeboman oleh kelmpok terorisme. Peristiwa yang

sering disebut dengan bom bali terjadi pada tahun 2002 dimana

terjadi serangan bom bunuh diri di pulau Bali dengan jumlah

korban tewas mencapai 209 orang. Peristiwa ini juga merupakan

peristiwa pengeboman terburuk bagi Indonesia.17

Kata provokasi dipakai untuk menguatkan konotasi negatif

jihad pada kalimat ini yang dijadikan senjata untuk menghasut

orang lain agar mau melakukan apa yang diperinahkan oleh

penghasutnya.

Inilah antara lain fungsi agama yang paling esensial yaitu

membimbing umat manusia mengalami transformasi spiritual

agar bisa menjadi asisten Tuhan dalam menebarkan kebaikan

dan perdamaian di muka bumi.

(Terdapat pada bab Nama/hal 223)

Penggunaan kata transformasi menunjukkan tuntuan

terhadap perubahan manusia secara spiritual. Agama dituntut untuk

bisa menggiring manusia kepada perubahan yang mampu mewakili

ajraan Tuhan seperti dalm kitab suci. Asisten adalah kata kiasan

untuk menekankan maksud kalimat ini karen aketika manusia

mampu meahami maksud ajaran agama dengan baik, maka

_____________________ 17 https://mediaindonesia.com/news/2002-traedi-bom-bali-adalah-yang-terburuk-bagi-bangsa-indonesia

Page 37: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

71

Agama bukanlah paguyuban tempat berkumpul-kumpul

membentuk jamaah eksklusif, alapagi melakukan pameran ritual

untuk menyombongkan diri.

(Terdapat pada bab Mengingat/ Hal 230)

Kalimat ini adalah bentuk sindiran terhadap individu atau

kelompok yang merasa eksklusif ketika memiliki kelompok

tersendiri. Kata eksklusif dalam kalimat ini bisa diartikan sebagai

satu-satunya dan lebih tinggi dari yang lain. Kata pameran juga

menyiratkan sindiran pada mereka yang gemar mepertontonkan

kegian ibadah mereka dengan tujuan agar orang lain tahu dan

mendapat pujian. Padahal sesungguhnya tujuan manusia beragama

bukan untuk menyombongkan. Kalimat ini sekaligus bentuk

penegasan penulis jika agama bukanlah alat untuk mencapai tujuan

sekelompok manusia.

2. Hubungan representasi teks dengan wacana

Dalam melakukan representasi terhadap rangkaian teks

antar dengan wacana, penulis menganalisis rangkaian tersebut

berdasarkan kelompok-kelompok paragraf hingga terbentuk pola.

Namun paragraf tersebut bukan dipahami berdasarkan tata bahasa

melainkan dilihat pola dan arah gagasannya saja. Hal yang dianlisis

adalah pola dan kesesuaian kalimat-kalimat tersebut sehingga

membentuk pengertian tersendiri.

Agama memberikan dasar teologis bagi perilaku

kebudayaan, sedangkan kebudayaan menjadi dinamisator

agama. Dengan cara akulturasi demikianlah agama bertahan

hidup dan membangun peradaban. Keterbukaan agama pada

proses akulturasi memungkinkannya untuk lebih elastis dan

fleksibel. Agama sesungguhnya mengajarkan bahwa wujud

merupakan manifestasi Tuhan belaka, maka umat manusia

Page 38: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

72

harus menyadari batas-batas perannya hanya sebagai manusia.

Jangan sampai seseorang atau sekelompok orang melampaui

batas dengan adanya otoritas keagamaan membangun interaksi

sosial yang mengasumsikan superioritas atas orang-orang yang

di luar kelompoknya. Dengan dalih melancarkan misi ketuhanan

mereka lantas mengabaikan kebijaksanaan dan lebih

mementingkan logika kelompok sehingga yang penting adalah

merekrut sebanyak mungkin pengikut. Tapi, bukan berarti

bahwa seseorang berhak mengklaim diri sebagai gembala bagi

orang lain. Sepertinya ada kesalahan memahami pesan Tuhan

terkait kehidupan bersama, baik secara individual maupun

sosial. Ini berarti bahwa ajaran dalam kitab suci yang kemudian

diformulasikan dalam bentuk agama tidak dimaksudkan untuk

mengotak-kotakkan manusia kedalam kelompok-kelompok yang

saling bermusuhan.

Rangkain 1: Rangkaian kalimat diatas diambil dari teks

nomor 1 hingga 9. Rangkaian tersebut memberikan gambaran

terhadap apa saja yang dikritisi oleh penulis buku Tuhan Maha

Asyik tetapi tidak secara detail. Penulis memberikan gambaran

mengenai kondsi masyarakat Indonesia secara umum, tersirat dan

hal-hal apa saja yang menjadi keprihatinan penulis.

Teguran lebih khusus ditujukan kepada para pemangku

otoritas keagamaan ketika mereka mengklaim diri sebagai hakim

penentu kesucian. Maka, gagasan sertifikasi halal sesungguhnya

juga keliru, sebab sangat sulit mengidentifikasikan kesucian

objeknya. Mungkin karenaalasan kesulitan inilah, Tuhan hanya

melarang makanan dan minuman tertentu. Tetapi anehnya

otoritas keagamaan malah memberi label halal pada barang dan

jasa selain yang dilarang. Misalnya suatu produk makanan dan

Page 39: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

73

minuman menjadi haram karena mengandung unsur babi dan

alkohol. Untuk diketahui, Tuhan hanya melarang secara

eksplisit memakan daging babi, tapi otoritas keagamaan malah

mengharamkan semua yang terkait dengan babi walau sudah

dalam bentuk produk olahan seperti kosmetik dan obat-obatan,

termasuk kulitnya yang diolah menjadi produk fashion. Para

pemangku otoritas keagamaan merasa telah memiliki sudut

pandang berketuhanan, ketika mampu dengan fasih

menguraikan makna firman Tuhan dalam kitab suci. Padahal,

mereka hanya menjadikannya sebagai alat untuk memperoleh

kepentingan pribadi atau kelompok.

Rangkaian 2: Rangkaian kalimat ini diambil dari teks

nomor 10 hingga 17. Pada rangkaian ini, penulis mulai

memberikan contoh yang lebih spesifik mengenai apa dan siapa

saja yang dikritik oleh penulis. Otoritas keagamaan mendapat

sorotan tajam dalam rangkaian ini.

Sejarah perkembangan agama-agama menjelaskan

proses peralihan dari kesederhanaan ajaran agama menjadi

kompleks ketika dari dalam komunitas agama muncul otoritas

keagamaan. Sistem keberagamaan tersebut diklaim sebagai

representasi ajaran Tuhan. Padahal, sistem keberagaman yang

diciptakan manusia sama-sekali tidak bisa dibuktikan, apakah

betul merupakan kehendak Tuhan. Banyaknya institusi

keagamaan dalam suatu masyarakat hanya akan menghalangi

umat manusia mendekatkan diri kepada Tuhan. Ini menafsirkan

kenyataan bahwa apresiasi terhadap kreativitas dan inovasi

jarang ditemukan di kalangan masyarakat yang terkungkung

oleh otoritas keagamaan. Problem utama mainstream adalah

asumsinya yang menafikkan adanya kemungkinan lain diluar

Page 40: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

74

diri yang lazim. Oleh karena itu, amat gampang menilai hal

diluar mainstream sebagai sebuah kesesatan.

Rangkaian 3: Rangkaian kalimat diatas diambil dari teks

nomor 18 hingga 24. Rangkaian ini menjelaskan bagaimana

manusia terkungkung dalam penafsiran otoritas keagamaan.

Tapi, lebih tidak waras jika agama dan atas nama Tuhan

menjadi alasan bagi manusia untuk saling membenci dan

menyakiti. Gagasan inilah yang hendak ditanakan oleh para

pendiri bangsa dalam sila pertama. Ketuhanan Yang Maha Esa

mengandung arti yang absolut, yang harus menjadi asas tunggal

berbangsa dan bernegara. Dalam negara yang berketuhanan

tidak ada tempat bagi mereka yang tidak memiliki rasa cinta,

tidak berperilaku memberi, tidak memiliki semangat

pengorbanan. Dalam negara yang berketuhanan tidak ada

tempat bagi mereka yang mementingkan kepentingan kelompok

dan individu.

Rangkaian 4: Rangkaian kalimat diatas diambil dari teks

nomor 25 hingga 29 yang menjelaskan hubungan antara sikap

ketuhanan dengan negara.

Tidak seperti kelakuan para penganut agama yang suka

mencitrakan diri sebagai orang saleh, taat beragama, dan rajin

mengunjungi rumah ibadah tapi hatinya masih menyimpan

kesombongan tatkala merasa bangga dengan kesalehan dan

ketaatannya. Lalu tiba-tiba mencampuri urusan Tuhan,

sehingga ada perasaan bahwa dirinyalah yang paling merasa

disayangi Tuhan. Bahkan menjadikan dirinya Tuhan ketika

mencap orang lain sesat. Bahwa penampilan dan pencitraan iri

Page 41: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

75

dengan kesalehan dan ketaatan beragama sering kali menipu

dan palsu. Jika demikian halnya maka otoritas keagamaan

keliru jika melarang atau mengharamkan permainan.

Kelemahan argumentasi yang diajukan oleh mereka yang

melarang jenis permainan tertentu atau melarang permainan

secara umum atas nama agama adalah asumsinya bahwa

permainan menjauhkan dari Tuhan. Asumsi ini muncul semata-

mata karena memahami hubungan dengan Tuhan hanya dapat

dibangun melalui ritual-ritual formal.

Rangkaian 5: Rangkaian kalimat diatas diambil dari teks

nomor 30 hingga 36. Rangkaian tersebut memberikan gambaran

terhadap pencitraan diri yang bertujuan untuk menghakimi. Serta

kritikan terhadap kewenangan otoritas keagaman yang terkesan

dangkal dalam memahami firman Tuhan.

Institusi-institusi dan otoritas keagamaan pada umumnya

gagal membumikan nilai-nilai kebaikan dari firman Tuhan

karena mengabaikan proses internalisasi. Alih-alih mendorong

kesadaran diri, malah melakukan proses indoktrinasi yang

hanya bertujuan membentuk komunitas-komunitas kegamaan

yang mengeksploitasi dan memanipulasi firman-firman Tuhan

untuk kepentingan golongan sendiri. Para pemegang

kepentingan dalam institusi keagamaan mengajarkan

pemahamannya terhadap firman Tuhan sebagai representasi

kehendak Tuhan pada umat manusia agar menyembah-Nya.

Sementara di sisi lain mengajarkan pula bahwa Tuhan tidak

membutuhkan pengabdian hamba-Nya. Ini adalah inkonsistensi

yang diakibatkan oleh pemahaman teks kitab suci berdasarkan

tata bahasa.

Page 42: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

76

Rangkaian 6: Rangkaian kalimat diatas diambil dari teks

nomor 37 hingga 41. Rangkaian tersebut menjelaskan kegagalan

institusi agama dalam menerjemahkan firman Tuhan serta sebab-

sebabnya.

Tidak hadirnya agama dalam pranata sosial modern,

tidak lain karena matinya daya kreativitas sang penafsir Firman

Tuhan lantaran terpasung oleh pendekatan tata bahasa.

Kehadiran agama malah sering dinilai sebagai penghambat

kemajuan, karena penafsiran dan pemahaman firman Tuhan

tidak mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan

zaman. Akibatnya, berbagai ajaran agama tidak menemukan

relevansinya dalam kehidupan. Dengan demikian, jihad tidak

lagi dijadikan sekadar bahan pidato oleh mereka yang memburu

kekuasaan dengan memprovokasi umatnya agar menyerang

golongan lain.

Rangkaian 7: Rangkaian kalimat diatas diambil dari teks

nomor 42 hingga 45 yang menyebutkan adanya ketidaksesuaian

antara ajaran agama dengan kehidupan masyarakat yang terus

berkembang.

Inilah antara lain fungsi agama yang paling esensial

yaitu membimbing umat manusia mengalami transformasi

spiritual agar bisa menjadi asisten Tuhan dalam menebarkan

kebaikan dan perdamaian di muka bumi. Agama bukanlah

paguyuban tempat berkumpul-kumpul membentuk jamaah

eksklusif, alapagi melakukan pameran ritual untuk

menyombongkan diri.

Page 43: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

77

Rangkaian 8: Rangkaian kalimat diatas diambil dari teks

nomor 46 & 47. Rangkaian yang berisi penegegasan dan

kesimpulan mengenai pesan dari buku ini yaitu kritik terhadap

penyalahgunaan agama dan nama Tuhan untuk kepentingan pribadi

atau kelompok.

1.3 Karakteristik Analis Wacana Kritis Ideologi Ketuhanan dalam berbagai

Kepentingan

Penulis menggunakan karakteristik analisis wacana kritis untuk menarik

kesimpulan ideologi ketuhanan yang digunakan dalam berbagai kepentingan pada

buku Tuhan Maha Asyik. Karakteristik tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

Hasil Penelitian Hasil Analisis

Karakteristik AWK Tindakan:

Sujiwo Tejo dan MN Kamba menulis

buku Tuhan Maha Asyik sebagai respon

atas berbagai kondisi masyarakat

Indonesia yang sering mengalami

konflik akibat dari penyalahgunaan

agama dan nama Tuhan. Hal ini terlihat

dari produksi tes pada 47 kalimat yang

telah dianalisis. Kalimat-kalimat

tersebut berasal dari 15 bab yang

dikelompokkan menjadi 8 rangkaian

sehingga memudahkan untuk dianalis.

Sebagai bentuk interaksi, wacana

ketuhanan yang ada dalam buku Tuhan

Maha Asyik diekspresikan secara sadar

oleh penulis dan memiliki tujuan

tertentu. Melalui tulisan-tulisan dalam

buku, kedua penulis berusaha

mengarahkan cara pandang masyarakat.

Cara ini membuktikan jika keduanya

berusaha mengendalikan opini

pembacanya melalui tulisan dalam

buku. Dalam buku tersebut pada

rangkaian kalimat 1-8, kedua penulis

pada awalnya menyampaikan apa saja

yang menjadi keprihatinan mereka dan

kemudian perlahan mulai

Page 44: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

78

menyampaikan siapa saja oknum yang

dianggap menyalahgunakan agama dan

nama Tuhan untuk kepentingan pribadi

maupun kelompok. Hingga pada

akhirnya kedua penulis menegaskan

gagasan utama dalam buku Tuhan

Maha Asyik yaitu kritik terhadap

penyalahgunaan agama dan nama

Tuhan untuk kepentingan pribadi atau

kelompok.

Karakteristik AWK Konteks:

Analisis wacana kritis

mempertimbangkan konteks wacana

dalam arti memperhatikan latar, situasi,

peristiwa, hingga kondisi tertentu.

Berdasarkan kalimat-kalimat yang

dianalisis dalam buku Tuhan Maha

Asyik, Sujiwo Tejo dan MN Kamba

adalah orang yang memandang Tuhan

dan agama sebagai hal universal. Maka

teks yang mereka hasilkan juga

merepresentasikan wacana mengenai

Tuhan yang universal.

Meski keduanya berlatar belakang

agama Islam, tetapi keseluruhan isi

buku tidak membicarakan mengenai

satu agama saja karena penulis

menyadari jika hal tersebut

bertentangan dengan pesan dalam buku.

Sehingga isi buku Tuhan Maha Asyik

tidak secara spesifik membicarakan

salah satu agama saja. Melalui tulisan

dalam buku tersebut, keduanya melihat

Tuhan sebagai milik semua makhluk

yang tidak terbatas pada klaim satu

agama atau golongan apapun. Hal ini

terlihat dari produksi teks yang mereka

hasilkan dalam semua bab pada buku.

Apapun cerita yang diangkat akan

selalu mengarah pada satu kesimpulan

yaitu Tuhan yang universal.

Page 45: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

79

Karakteristik AWK Historis:

Berdasarkan karakteristik historis,

kondisi bangsa Indonesia sedang

mengalami banyak gejolak sosial

politik terkait SARA. Serta rekam jejak

bangsa ini yang memiliki catatan buruk

akan hal itu. Sehingga tulisan Sujiwo

Tejo dan MN Kamba juga banyak

menyoroti akan kondisi tersebut.

Tulisan-tulisan Sujiwo Tejo dan MN

Kamba dalam buku Tuhan Maha Asyik

sangat berkaitan dengan kondisi

masyarakat Indonesia saat itu dimana

sering terjadi konflik SARA akibat dari

penyalahgunan agama untuk

kepentingan. Berbagi kepentingan

pribadi dan golongan bisa dicapai

Hal ini bisa dilihat dari penggunaan

bahasa serta pesan-pesan tersiratnya.

Bahkan dalam buku tersebut, ada

bagian yang secara khusus membahas

mengenai hubungan sikap ketuhanan

dan negara yaitu pada kalimat nomor

25-29.

Karakteristik AWK Kekuasaan:

Posisi Sujiwo Tejo dan MN Kamba

dalam buku Tuhan Maha Asyik sangat

dominan dan memiliki kekuasaan

penuh dalam memproduksi pesan

dalam teks buku Tuhan Maha Asyik.

Keduanya berusaha menyampaikan

konsep dan makna ketuhanan melalui

buku Tuhan Maha Asyik serta

mengarahkan cara pandang pembaca

seperti yang penulis inginkan.

Dominasi penulis terlihat jelas dari

produksiprodusi teksnya teruama dalm

47 kalimat yang dianlisis Hal ini bisa

dengan mudah dilakukan karena

penulis memiliki wewenang penuh

untuk meguasai keseluruhan isi teks

meski penerjemahanya bergantung pada

pembaca. Selain itu, peran mereka

sebagai tokoh masyarakat juga turut

menentukan keberhasilan penerimaan

pesan oleh masyarakat. Sujiwo Tejo

adalah seorang seniman, penulis dan

dalang. Perannya sebagai seniman dan

penulis terkenal dikalangan masyarakat

membuatnya lebih mudah diterima oleh

Page 46: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

80

masyarakat. Terlebih karena ia hjuga

seorang dalang, maka kesempatan

untuk menyampaikan pesan pada

masyarakat juga semakin luas dan

terpercaya. Sedangkan MN Kamba

adalah seorang akademisi (profesor)

sehingga tulisanya dalam buku ini

mengesankan jika ini adalah buah

pemikiran yang serius dan tidak

sembarangan karena ditulis oleh

seorang profesor.

Klaborasi keduanya menghasilkan

kepercayaan dalam masyarakat, hal ini

terbukti dengan seringnya mereka

diudang diberbagai universitas di

Indonesia sebagai pembicara.

Karateristik AWK Ideologi :

Ideologi ketuhanan yang dibentuk oleh

penulis dalam buku Tuhan Maha Asyik

dikomunikasikan kepada pembaca

sebagai cara pandang dalam melihat

agama dan Tuhan. Bahwa agama dan

Tuhan bukanlah alat untuk mencapai

kepentingan pribadi atau kelompok.

Teks dalam buku Tuhan Maha Asyik

diproduksi pada saat kondisi mayarakat

Indonesia sering terjadi konflik karena

banyak penyalahgunaan nama agama

dan Tuhan. Teks tersebut

merepresentasikan kondisi masyarakat

yang tidak memandang Tuhan sebagai

zat universal sehingga sering

dipertentangkan dan disalahgunakan.

Hal ini bertentangan dengan ideologi

ketuhanan penulis yang memandang

Tuhan sebagai zat universal dan milik

semua makhluk sehingga agama dan

Tuhan tidak boleh digunakan sebagai

Page 47: BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edu€¦ · 35 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN . Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap

81

alat untuk mencapai kepentingan

pribadi atau kelompok.

Ini artinya, teks dalam buku Tuhan

Maha Asyik merupakan cerminan

ideologi ketuhanan penulis yang

disampaikan pada masyarakat.