BAB V

11
61 BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA Dalam hal ini penulis mengambil perbandingan antara dua bidang yang berbeda yaitu bidang survey dan bidang produksi atau operation. Oleh karena itu agar perbandingan antara keduanya selaras maka perbandingan dilakukan dalam kurun waktu yang sama. Perbandingan data pada laporan ini diambil berdasarkan data mingguan atau biasa disebut weekly progress. Weekly progress merupakan pengumpulan data selama tujuh hari penuh dan dihimpun dalam satu bentuk data selain weekly progress ada juga yang disebut monthly progress. Sama halnya dengan Weekly progress namun perbedaannya adalah penghimpunan data dilakukan selama 30 hari kerja dalam satu bentuk data dan sekaligus data tersebut akan menentukan hasil atau perolehan dari perusahaan. Pada bab ini yang akan dibahas adalah faktor-faktor atau penyebab ketika terjadinya hal-hal sebagai berikut : 1. Ketika hasil survey lebih besar dari hasil perhitungan produksi alat angkut 2. Ketika hasil survey lebih kecil dari hasil perhitungan produksi alat angkut. 5.1 Hasil Survey Lebih Besar dari Produksi Alat Angkut (Truck Count)

description

aaaaaaaaaaaa

Transcript of BAB V

68

BAB VPEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Dalam hal ini penulis mengambil perbandingan antara dua bidang yang berbeda yaitu bidang survey dan bidang produksi atau operation. Oleh karena itu agar perbandingan antara keduanya selaras maka perbandingan dilakukan dalam kurun waktu yang sama. Perbandingan data pada laporan ini diambil berdasarkan data mingguan atau biasa disebut weekly progress. Weekly progress merupakan pengumpulan data selama tujuh hari penuh dan dihimpun dalam satu bentuk data selain weekly progress ada juga yang disebut monthly progress. Sama halnya dengan Weekly progress namun perbedaannya adalah penghimpunan data dilakukan selama 30 hari kerja dalam satu bentuk data dan sekaligus data tersebut akan menentukan hasil atau perolehan dari perusahaan.Pada bab ini yang akan dibahas adalah faktor-faktor atau penyebab ketika terjadinya hal-hal sebagai berikut :

1. Ketika hasil survey lebih besar dari hasil perhitungan produksi alat angkut

2. Ketika hasil survey lebih kecil dari hasil perhitungan produksi alat angkut.

5.1Hasil Survey Lebih Besar dari Produksi Alat Angkut (Truck Count)Ketika hasil survey lebih besar dari hasil produksi alat angkut maka bisa dikatakan perusahaan untung karena pelaporan akhir perusahaan kepada owner yaitu PT. MHU berdasarkan data survey. Pelaporan akhir yaitu data pembongkaran dan pengangkutan over burden dalam satuan volume yaitu BCM (bench metre cubic). Untuk perhitungan volume over burden berdasarkan survey maka data yang diambil adalah pada area loading point sehingga out put antara survey dan truck count berupa volume dalam satuan bcm, oleh karena itu faktor-faktor yang menyebabkan lebih besarnya hasil survey adalah sebagai berikut : Pengisian bucket truck yang melebihi kapasitas. Cheker akan mencatat ritase truck berdasarkan kapasitas truck tersebut sehingga ketika pengisian dilakukan dengan melebihi kapasitas truck maka data yang tercatat oleh cheker tetap berdasarkan kapasitas truck. Sedangkan pengukuran yang dilakukan oleh tim survey pada area loading point jelas akan mengacu pada banyaknya material over burden yang ada pada area loading point maka dari itu hasil perhitungan dari survey akan lebih besar dibandingkan dengan hasil perhitungan produksi alat angkut.Misalnya :

Kapasitas truck = 100 ton

Muatan truck aktual= 103 ton

Jika hal tersebut terjadi lebih dari satu kali ritase maka selisih antara kapasitas truck dan muatan truck actual akan semakin besar. Selisih antara keduanya adalah 3 ton berarti dalam satu kali ritase cheker akan mencatat banyaknya material 100 ton sedangkan material yang telah dibongkar dan diangkut dari loading point sebanyak 103 ton. Pencatatan data ritase yang tidak lengkap. Hal ini bisa terjadi ketika : Petugas cheker melakukan kegiatan-kegiatan lain selain pencatatan data ritase yang akan mengganggu proses pencatatan itu sendiri, Jika dalam satu pit terdapat lebih dari 3 fleet hal tersebut akan sedikit menyulitkan petugas dalam proses pencatatan sehingga ada ritase yang tidak tercatat. Ketika jarak loading point ke disposal relatif dekat maka proses ritase pun akan berlangsung cepat sehingga kemungkinan ada data ritase yang tidak tercatat sangat besar. Hal ini dapat juga terjadi pada survey yaitu ketika pengambilan data kurang akurat. Pengambilan data survey pada area loading point untuk mengukur volume over burden dengan memproyeksikan penampang material over burden tidak selalu akurat dan ada kalanya pengambilan data tersebut melebihi atau kurang dari bentuk penampang yang sebenarnya, ketika hal itu terjadi maka pada proses pengolahan data akan menghasilkan volume over burden yang tidak sesuai dengan kondisi aslinya.Stick Pengukuran (dengan tinggi stick yang sama)

Sebagai alat proyeksi

Hasil Proyeksi OB

Material OB

Gambar 5.1

Pengambilan Data Survey dengan Sistem Proyeksi

Maka dari itu ketika pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan stick tidak sesuai dengan penampang sebenarnya dan berlebih maka akan mengakibatkan hasil perhitungan volume yang lebih besar pula dibandingkan dengan keadaan asli di lapangan.

Gambar 5.2Proyeksi Over Burden sebelum dilakukan pembongkaran

Gambar 5.3

Proyeksi Over Burden setelah dilakukan pembongkaran

Jika dilihat dari gambar diatas maka tampak perbedaan dalam proses pengambilan data survey yaitu antara bidang over burden sebelum dibingkar pada loading point dengan bidang over burden setelah dibongkar pada loading point. Selisish volume itulah yang nantinya akan menjadi volume over burden berdasarkan hasil survey. Selisih tersebut jika digambarkan akan tampak seperti ini :Gambar 5.4

Volume over burden hasil selisih dari pengukuran sebelum dan sesudah pembongkaran5.2Hasil Survey Lebih Kecil dari Produksi Alat Angkut (Truck Count)

Jika hasil survey lebih kecil dari hasil produksi alat angkut maka biasa dikatakan dengan istilah down dan hal itu dapat pula merugikan perusahaan karena pelaporan akhir perusahaan kepada owner tetap mengacu pada data survey. Jika hasil produksi alat angkut besar dan data produksi alat angkut itu dikatakan akurat maka biaya yang dikeluarkan perushaan untuk membongkar dan mengangkut over burden tidak sesuai dengan pendapatan nantinya yang akan dihitung dari data survey. Biaya-biaya yang secara langsung berpengaruh pada pembongkaran dan pengangkutan over burden diantaranya : Biaya penyewaan alat muat dan alat angkut (dihitung setiap jam)

Biaya bahan bakar alat muat dan alat angkut (fuel)

Pembayaran gaji karyawan/operator alat muat dan alat angkut termasuk biaya penyediaan konsumsi bagi para operator setiap harinya serta biaya-biaya lainnya.

Dengan demikian faktor-faktor yang menyebabkan lebih kecilnya hasil survey dibandingkan dengan produksi alat angkut adalah :

Pengisian yang tidak optimal yaitu ketika proses loading alat muat terhadap alat angkut tidak optimal. Jika bak alat angkut dalam hal ini OHT tidak terisi penuh seusai dengan kapasitasnya maka akan mengurangi hasil perolehan dari survey contohnya ketika material yang diangkut mempunyai fragmentasi yang tidak seragam serta cenderung kea rah bongkahan (boulder) maka akan terbentuk rongga-rongga di dalam bak OHT sehingga akan mengurangi optimalisasi dari pengisian bak. Karena perhitungan yang dilakukan berdasarkan produksi alat angkut hanya mengacu pada ritase serta kapasita bak alat angkut. Hal ini secara tidak langsung mengabaikan kondisi sebenarnya dilapangan karena pengsian yang dilakukan secara penuh maupun tidak tetap tidak akan berpengaruh terhadap perhitungan produksi berdasarkan alat angkut. Yang berpengaruh terhadap perhitungan produksi alat angkut hanyalah ritase dari alat angkut sendiri. Ketika bak alat angkut tidak terisi penuh sedangkan pencatatan ritase tetap berdasarkan kapasitas bak alat angkut maka akan seperti ini :Contoh :

Kapasitas Kapasitas truck = 100 ton

Muatan truck aktual

= 96 ton

Maka kapsitas truck tersebut akan menjadi hasil perolehan dari produksi alat angkut sedangkat muatan truck actual akan menjadi hasi perolehan dari survey karena survey mengambil data berdasarkan keadaan asli dilapangan. Untuk mengetahui penyebab dari sering terjadinya pengisian yang tidak optimal adalah sebagai berikut : ketika alat angkut banyak mengantri pada area loading point untuk menunggu giliran pengisian maka terkadang operator alat muat akan sedikit cemas sehingga pengisian dilakukan secara cepat tanpa memperhatikan penuhnya muatan pada alat angkut, hal ini dilakukan hanya untuk mengejar target ritase yang akan dicapai tetapi disisi lain kapasitas alat angkut tidak terpenuhi secara optimal.

(Sumber : Dokumentasi Studi Lapangan KP, PT CIPTA KRIDATAMA)Foto 5.1

Fenomena yang Sering Terjadi Ketika Alat Angkut Mengantri

penyebab selanjutnya adalah ketika masih ada material yang menempel pada bucket excavator, hal ini biasa terjadi ketika material dalam kondisi sedikit basah. Alat muat mempunyai kecenderungan untuk mengisi atau melakukan proses loading berdasarkan kebiasaan banyaknya pass untuk satu alat angkut. Contoh ketika RH 40 melakukan loading terhadap Cat 773E dan pada umumnya banyaknya pass/bucket untuk satu alat angkut adalah 4 bucket tetapi jika terdapat material yang masih menempel pada bucket maka dengan jumlah 4 bucket sekalipun tidak akan terisi penuh seperti ketika bucket dalam keadaan kosong saat pengisisian. Hal tersebut akan mengakibatkan pengisian yang kurang optimal seperti pada point di atas. Material tidak seluruhnya diangkut dan ada sebagian material over burden yang digunakan untuk perbaikan front, hal ini juga akan mempengaruhi perolehan volume berdasarkan survey.

(Sumber : Dokumentasi Studi Lapangan KP, PT CIPTA KRIDATAMA)Foto 5.2

Material yang Masih Menempel Pada Bucket Selain faktor yang berasal dari alat muat dan alat angkut faktor lain yang ikut mempengaruhi adalah ketika pengambilan data survey kurang akurat. Pengambilan data dapat dikatakan kurang akurat ketika penempatan stick tembak tidak sesuai dengan bidang yang diukur / keadaan sebenarnya dilapangan. Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan data survey adalah : Tinggi stick tembak yang tidak seragam. Tinggi minimal stick tembak ketika proses pengambilan data biasanya 2 meter hal itu dilakukan untuk memudahkan total station dalam melihat prisma yang ada di ujung stick tembak karena banyak benda juga yang bisa menghalangi proses pengambilan data seperti pohon, tumpukan batubara, tebing dan lain-lain. Bidang yang tidak terukur yaitu ketika ada beda tinggi antara suatu bidang dengan bidang lainnya maka seharusnya dilakukan pengukuran juga dengan menggunakan stick tembak agar hasil proyeksi bidang yang diukur sesuai dengan keadaan aslinya dilapangan.Over burden sebelum dibongkar

Stick proeksi dengan tinggi sama

Hasil proyeksi

Hasil proyeksi

Stick proeksi dengan tinggi sama

Over burden setelah dibongkar

Volume over burden