BAB IX Pengaruh Penyimpanan Komersil Dari Bahan Makanan Yang Mengalami Proses Terhadap Zat Gizi...
description
Transcript of BAB IX Pengaruh Penyimpanan Komersil Dari Bahan Makanan Yang Mengalami Proses Terhadap Zat Gizi...
BAB IXPENGARUH PENYIMPANAN KOMERSIL
DARI BAHAN MAKANAN YANG MENGALAMI PROSES TERHADAP ZAT
GIZI YANG TERKANDUNG
EVALUASI NILAI GIZI PANGAN
PENDAHULUAN
Kualitas bahan atau bahan makanan tidak terlepas dari berbagai pengaruh seperti kondisi dan lingkungan yang menjadikan layak atau tidak suatu makanan dikonsumsi.
Iklim tropis Indonesia Curah hujan ↑, Suhu ↑, Kelembaban ↑↓ Pertumbuhan kapang
STABILITAS PENYIMPANAN BAHAN PANGAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas penyimpanan bahan pangan, yaitu :1.Jenis dan kualitas bahan pangan yang digunakan2.Metode dan keefektifan pengolahan3.Jenis dan keadaan pengemasan dalam penyimpanan dan distribusi4.Pengaruh yang ditimbulkan oleh suhu dan kelembaban penyimpanan
Hubungan antara kualitas produk dengan kondisi penyimpanan
Faktor yang mempengaruhi daya simpan bahan pangan :-perubahan warna, bau, cita rasa, tekstur, zat gizi, kadar air dari produk. -kemasan yang digunakan.
Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Warna
Suhu stabilitas warna pada setiap produk berbeda-beda
0 – 20 F perubahan kenampakan warna yang sangat nyata.
47 F menghasilkan perubahan yang signifikan, terutama bahan pangan yang kurang mantap.
70 – 100 F produk cenderung menjadi lebih gelap, cokelat dan pucat, layu.
Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Tekstur
Suhu penyimpanan yang terlalu rendah chilling injury (kerusakan karena dingin seperti timbul bercak-bercak cokelat / hitam, jaringan keropos.
Kerusakan zat gizi pangan dalam sistem penyimpanan ada 3 cara :
1.Perubahan zat gizi pada waktu penyimpanan setelah pemanenan terdiri dari :
A.Kerusakan MikrobiologisUmumnya disebabkan oleh mikroba yang dapat
merusak zat gizi yang terdapat dalam bahan makanan.Mikroorganisme penyebab kerusakan selama
penyimpanan, antara lain :- Aspergillus rescikus- Aspergillus glaucus menyebabkan warna biru pada
jagung- Aspergillus niger warna hitam
Sumber-sumber karbohidrat dan serealia Kapang (Aspergillus, Penicilin, Fuasarium, Rhizopus, Monilia).
Bahan pangan sumber protein tinggi seperti daging, susu, dan telur bakteri.
Bahan pangan yang mengandung gula Khamir mempunyai sifat fermentative dan oksidatif
Kerusakan bahan pangan selama penyimpanan oleh mikroorganisme, yaitu :- Bahan pangan tidak layak dikonsumsi- Penurunan nilai gizi- Perubahan warna- Perubahan rasa dan bau - Adanya pembusukan
B.Kerusakan Mekanis Diakibatkan oleh benturan-benturan mekanis (memar) yang biasanya terjadi pada waktu permanen atau pengangkutan
C.Kerusakan FisikContohnya : - Case Hardening (Pengeringan) - Chilling Injuries (Pendinginan) - Freezing Injuries - Freezing burn (Pembekuan)
D. Kerusakan fisiologis dan biologisContohnya : pada daging yang membusuk disebabkan oleh proses autolisis, biasanya disebabkan oleh reaksi-reaksi metabolisme dan enzim-enzim dalam bahan pangan sehingga menyebabkan penurunan zat gizi yang ditandai dengan adanya pembusukan
E. Kerusakan kimiaBiasanya disebakan oleh panas yang tinggi sehingga mengakibatkan beberapa asam lemak rusak
2.Penyimpanan Setelah PengolahanPenyimpanan setelah pengolahan
menyebabkan perubahan zat gizi pangan karena zat gizi peka terhadap pH, O2, panas, dan cahaya
Perubahan komposisi selama penyimpanan : Respirasi Metabolisme KH dan lemak CO2 + air + Energi
(panas)Suhu tinggi kadar air yang diperlukan tinggi
Perubahan Karbohidrat- Hidrolisa pati enzim amylase- Kurangnya gula karena pernapasan- KH m.o asam + apek- Non enzim browning
Perubahan ProteinNitrogen total sebagian besar tidak mengalami perubahan. Nitrogen dari protein sedikit menurun.
Perubahan LemakEnzim lipase dipercepat oleh suhu dan kadar air tinggi perubahan hidrolitik. Kerusakan hidrolitik lemak dipercepat jamur karena aktivitas lipolitiknya tinggi
Contoh Perubahan Pada Beberapa Penyimpanan Produk :a.Padi-padian
Kehilangan vitamin B pada beras yang disimpan selama 2,5 tahun dalam temperatur kamar
b.Biji-bijianTerjadi penurunan kandungan zat gizi bahan
pangan yang diakibatkan oleh pertumbuhan jamur, serta metabolik yang beracun
c.Buah-buahan dan Sayur-sayuranContohnya :- Juice tomat yang disimpan dalam suhu 96F selama 4 bulan akan mengakibatkan banyak kehilangan vitamin C daripada disimpan pada suhu 70F selama 12 bulan.
Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap perubahan nilai gizi pada beberapa bahan pangan :
- Jeruk keprok pada suhu 0C selama 8 minggu sedikit kehilangan asam askorbat
- Buah jeruk pada suhu 10C selama 3-6 hari vitamin C yang lebih sedikit.
- Buah jeruk pada suhu 21C selama 7 hari asam askorbat menyusut.
- Wortel segar mengalami kenaikan riboflavin setelah disimpan dalam suhu dingin selama 3 bulan.
- Kentang penyusutan asam askorbat pada suhu yang tinggi.
- Karoten ubi jalar naik pada suhu penyimpanan 13C atau lebih tinggi.
d. Susu dan Hasil Olah Susu Dalam perlakuan panas pasteurisasi protein
dan mineral dalam susu hanya sedikit dipengaruhi oleh panas dimana albumin dan globulin akan menggumpal
Penyimpanan susu beberapa jam dalam botol kaca di bawah sinar matahari penyusutan riboflavin sebanyak 60%.
Pasteurisasi pada suhu 180F per menit (68C) akan mengakibatkan penyusutan :- Kalsium sebanyak 9,75%- Fosfor sebanyak 9,53%- Riboflavin sebanyak 5,9%- Niacin sebanyak 10%- Thiamin sebanyak 2 – 3 %- Dan vitamin A, D, E, K
e. Daging, Ikan, dan Unggas Suhu Tinggi :- Asam amino akan turun diantaranya lisin,
histidin, theronin, metionin, dan sistin- Terjadinya degradasi protein- Penyusutan vitamin B komplek terutama vitamin
B12
Suhu Rendah atau Pembekuan :- Pada daging terjadi penyusutan vitamin
terutama thiamine dan riboflavin- Pada unggas terjadi penurunan nilai gizi
terutama lemak dan terjadinya oksidasi pada lemak
- Penyimpanan pada suhu rendah akan mempertahankan nilai gizi produk hewan segar
- Dengan suhu pendinginan, karkas kehilangan berat hampir 2% kehilangan air
- Ikan pendinginan memperlambat proses daging ikan menjadi lunak dan lembek, warna cerah dari kulit berubah menjadi kusam, cita rasa hilang
f. Hasil Unggas dan Telur Pengaruh waktu penyimpanan terhadap
kandungan mutu telur : Kehilangan air sebanyak 5,5% karena kulit telur berpori. Dalam 1 bulan ruang udara dalam telur akan bertambah.
Penyimpanan telur selama 12 bulan susut bobot sekitar 5%
Penyimpanan dalam suhu tinggi atau RH yang rendah susut bobot yang besar
Jadi kesimpulan dari faktor-faktor yang mempengaruhi bahan pangan selama penyimpanan :1.Suhu dan lama penyimpanan
- Menyebabkan vitamin C rusak atau susut pada bahan makanan
- Berpengaruh pada denaturasi protein dan oksidasi lemak2.Sinar dan cahaya
Sinar dan cahaya berpengaruh pada terdegradasi lemak dan beberapa vitamin
3. RH (Kelembaban)RH tinggi menyebabkan dehidrasi umumnya pada buah-buahan dan sayur-sayuran
4. OksigenOksigen dapat mempercepat kerusakan vitamin
3. Penyimpanan Steril Makanan yang Dikalengkan Secara Komersil
Perubahan organoleptik dan zat gizi selama penyimpanan makanan yang dikalengkan dimana besarnya tergantung pada :- Suhu Penyimpanan- Sistem Penyimpanan- Sifat Produknya
Perlakuan penyimpanan dapat dilakukan dengan beberapa cara :
A. Perlakuan Pendinginan- Pada bahan nabati penyusutan vitamin C
sebanyak 17% dan 30%- Pada bahan hewani niacin mengalami
penyusutan tetapi thiamine dan riboflavin meningkat
B. Pembekuan- Pada bahan nabati susut vitamin C tidak
berarti- Pada bahan hewani Contohnya pada
daging babi susut vitamin B tidak berarti tetapi banyak mengalami susut pada thiamine, riboflavin, asam pantotenat, dan piridoksin serta sejumlah kecil niacin
C. Penyimpanan Beku- Pada bahan nabati mempengaruhi susut
vitamin C- Pada bahan hewani susut vitamin B dari
jaringan hewan selama penyimpanan bekuD. Pencairan- Pada bahan nabati sebagian besar
menyebabkan susut vitamin C- Pada bahan hewani susut thiamin dari
jaringan hewan selama pencairan pembekuan
E. Seluruh Proses Pembekuan- Pada bahan nabati susut vitamin C pada
beberapa buah dan sari buah- Pada bahan hewani susut vitamin dari
jaringan hewan selama seluruh proses pembekuan
Penyimpanan Pada Produk Susu dan Margarin
Selama pembekuan dan penyimpanan 24 bulan pada -
10C, mentega hanya mengalami susut vitamin D
sedikit
Sedangkan mentega dan margarin mengalami susut
vitamin A sekitar 17%
Es krim yang dibekukan dan disimpan 7 bulan pada -
23C mengalami susut riboflavin 5%, karoten 13%, dan
vitamin C 100%
Pengawetan Telur Dalam Bentuk Olahan (Tepung Telur)
Penyimpanan telur menjadi tepung telur sedikit mengubah nilai gizi telur, tetapi terjadi perubahan warna kuning telur yaitu karena kandungan karoten.
Tanda-tanda yang menunjukkan penurunan kualitas tepung telur, antara lain :
1.Penurunan daya larut, viskositas dan kemampuan berbusa pada saat dicampur dengan air, lalu diikuti oleh adanya gumpalan lemak pada bagian atas telur.
2.Kehilangan viskositas dan kemampuan berbusa kembali pada bagian putih telur.
3.Peningkatan keasaman selama penyimpanan.
4.Perubahan warna, aroma, dan flavor yang tidak layak
Teknik Penyimpanan Tepung Telur
Iklim yang lembab memungkinkan terjadinya absorpsi yang menyebabkan kondensasi uap air dalam kaleng. Daya absorpsi terhadap air pada penyimpanan tepung telur adalah pada suhu 25C.
Telur dalam bentuk tepung mempunyai umur simpan yang relatif cukup lama, walaupun dalam kondisi tropis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan selama penyimpanan adalah :
1.Tepung telur disimpan dalam kaleng bebas hama, dalam keadaan tertutup. Sebelum penutupan gas CO2 dan nitrogen dikeluarkan atau dihilangkan.
2.Kondisi ruangan penyimpanan harus bersih dan bebas aroma lain.
3.Suhu ruang penyimpanan sebaiknya < 10C.
Telur BekuPenyimpanan telur beku pada suhu rendah
mencegah pertumbuhan jasad renik yang hidup selama proses pembekuan dan mencegah kerusakan terhadap kualitas yang disebabkan oleh perlakuan panas.
Suhu yang tepat untuk menyimpan telur beku adalah 0C hingga telur beku tersebut siap digunakan.
Teknik Penyimpanan Produk Susu
Usaha untuk memperpanjang masa simpan susu tidak terlepas dari pengawetan, yaitu mengolahnya menjadi produk olahan susu agar tahan lama dan memudahkan dalam penyimpanan.
Kerusakan Susu Bubuk selama penyimpanan :- Susu bubuk lebih tahan terhadap semua bentuk
kerusakan biologis tetapi masih memungkinkan terhadap adanya kerusakan kimia seperti oksidasi lemak dan reaksi browning enzimatik
Susu evaporasi dan susu kental manis disimpan dalam kondisi kaleng atau kotak tetap tertutup rapat. Khusus untuk susu evaporasi sebaiknya disimpan pada suhu rendah (cold storage).
Susu bubuk disimpan pada kondisi kering dan tidak lembab. Apabila ditemukan pembentukan gumpalan atau pemadatan, merupakan indikasi kerusakan susu bubuk.
Kerusakan dan Daya Simpan Produk Perikanan
Salah satu penyebab sifat mudah rusak produk perikanan yaitu tingginya pH daging ikan (pH 6,4 – 6,6) karena rendahnya cadangan glikogen dalam daging ikan. Pada saat penangkapan, ikan selalu bergerak-gerak atau menggelepar-gelepar sehingga cadangan glikogen menurun. Walaupun demikian ikan tidak mengalami kerusakan bakteri sampai rigor mortis selesai.
Kerusakan Ikan Kering Selama Penyimpanan :- Setelah ikan mengalami proses pengolahan,
kandungan zat gizi menurun. Proses pengeringan ikan asin memungkinkan terjadinya oksidasi terhadap asam lemak pada ikan, yang dapat menghasilkan gugus aldehida. Gugus aldehida ini dapat bereaksi dengan asam amino, sehingga jumlahnya menurun.
Jenis kerusakan ikan kering terdiri dari :- kerusakan karena jasad renik- serangan serangga dan gangguan tikus- penyimpangan warna pada jenis ikan berlemak
Penyimpanan Tepung Ikan
Penyimpanan tepung ikan dalam karung plastik atau kemasan yang dilapisi polietilen kedap udara dan air telah banyak dilakukan.
Masalah yang timbul umumnya berupa penggumpalan pada bagian-bagian tertentu akibat peningkatan kadar air.
Penyimpanan tepung ikan pada kadar air 12% dapat menimbulkan serangan jasad renik.
Kadar lemak tepung ikan berkisar 10 – 12%. Kandungan lemak yang telah tinggi akan menyebabkan ketengikan, demikian juga nilai NH3. Semakin tinggi nilai NH3 maka semakin rendah mutunya.
Daya Awet dan Pengemasan Ikan Olah
Menurut Winarno (1997) pendinginan ikan asap dan penyimpanannya pada suhu es meleleh dapat mengawetkan ikan asap selama 7 sampai 14 hari tergantung jenis ikannya.
Pembekuan dan penyimpanan dingin dapat memperpanjang daya simpan ikan asap sampai beberapa bulan.
Teknik PenyimpananSebelum makanan kaleng disimpan, perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap peti kemas sekunder yang rusak, keadaan kaleng, dan label.
Penumpukan hendaknya tidak terlalu tinggi, jumlah peti untuk setiap penumpukan tidak lebih dari 500 buah. Bantalan kayu ditempatkan di bawah tumpukan. Pengawasan yang teratur pada penyimpanan ikan kaleng sangat diperlukan. Setidaknya pemeriksaan dilakukan setiap kurang dari 1 bulan.
Tindakan segera perlu diambil jika kaleng bocor atau pecah dalam tumpukan.
Penyimpanan Daging
Beberapa cara pengawetan daging untuk memudahkan penyimpanan, yaitu :
1. PendinginanPendinginan merupakan cara penyimpanan jangka pendek (sementara) sebelum daging diolah lebih lanjut.
Tabel Hubungan Antara Suhu dan RH Pada Penyimpanan Daging
Suhu (C) RH (%)
0 92
2 88
4 75
2. Curing- Jenis daging yang biasa disimpan secara
curing adalah daging sapi dan daging babi. - Penggunaan nitrit dalam curing efektif untuk
menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum yang dapat menghasilkan racun perusak makanan.
- Nitrat dalam curing mampu mengubah kondisi anaerob dan gula pada curing untuk menurunkan pH serta menghalangi pertumbuhan mikroorganisme (protein sparing action).
3. PengasapanPenyimpanan daging dalam bentuk diasap
selain dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan dioksidasi lemak juga meningkatkan palabilitas.
4. PengeringanKelemahannya adalah sifat asal bahan dapat berubah. Dendeng merupakan salah satu daging kering yang merupakan produk khas Indonesia.
5. Pengalengan- Masa simpan daging yang dikalengkan
tergantung pada waktu dan suhu sterilisasi, pH, curing, bentuk, dan ukuran kaleng, jumlah clostridium yang mungkin ada pada produk.
- Pada daging kaleng biasanya jumlah bakteri mesophillic dan clostridia yang masih hidup hanya sedikit.
6. PembekuanSuhu yang baik untuk penyimpanan daging dalam keadaan beku adalah -12C sampai -24C, pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24C sampai -40C.
7. IrradiasiPenyimpanan daging panggang maupun daging kering dapat dikombinasi dengan irradiasi dan sterilisasi. Metode penyimpanan ini dapat menggantikan metode pengalengan, pendinginan, dan pembekuan.
8. Penyimpanan Atmosfer TerkendaliDasar pertimbangan untuk memilih sistem penyimpanan daging dengan pengendalian atmosfer adalah adanya jasad renik aerobik pada daging segar (Pseudomonas dan Achotomobacter).
Perbandingan susut vitamin dalam sayuran pada suhu tetap-18oC dan 7oC
Produk
Nisbah % Susut pada suhu tetap -18OC selama X bulan terhadap % susut pada -18OC selam X-1 bulan ditambah 1
bulan pada suhu -7OC
Waktu bulan
(harga X)C
Karoten-β
Asam Folat
NiasinAsam
PantotenatB-2 B-1 B-6
Buncis Jenis
Perancis
3 39:66 20:37 0:0 0:0 51:68 0:0 0:0 0:0
6 44:69 53:57 0:61 0:0 16:16 9:0 0:1212:2
2
12 52:76 23:27 6:0 0:0 53:57 0:9 0:021:2
1
Kapri Hijau
3 17:48 15:15 12:37 0:0 27:53 0;8 0:0 0:0
6 12:52 15:17 50:75 0:0 0:4 8:17 0:0 9:0
12 11:64 4:10 0:6 0:1 29:40 0:0 3:0 7:9Sumber: Derse dan Teply (1958).
Susut vitamin dari jaringan hewan selama seluruh
proses pembekuan.
ProdukKeadaan
Penyimpanan
Susut Vitamin B
B-1
(%)
B-2
(%)
Niasin(%)
Asam Pantotenat(%
)
Piridoksin
(%)
Hati sapi, irisan 60 hari -20 oC 32 35 +
Bistiik, Lemusir6 bulan -18 oC 8 9 0 8 24
10-12 bulan -18 oC 2 43 4
Daging sapi, (lemusir dan has)
3tahun -18 oC tak diperam
+34
+9 20
3tahun -18 oC diperam 3 +8 +1
Daging babi, lulur2 1 tahun -18 oC 11+44
+14 +6
Daging unggas, utuh 8 builan -18 oC
Daging putih 12 3 +10
Daging gelap 42 11 0
Daging unggas, kurang dari 84 hari
8-12 bulan -18 oC
Dada 16 0 9
Kaki 5 33 22
Daging kalkun, umur 27 – 36 minggu.
3 bulan -23 oC
Dada 0 8 0
Kaki 18 0 0
Tiram2 6 bulan -18 oC 22 0 35 + 46
Susut vitamin B selama pemasakan daging sapi dan babi yang
telah dibekukan
Produk
Kondisi penyimpana
n beku menjelang pemasakan
Susut Vitamin B
B-1(%)
B-2(%)
Niasin(%)
Asam pantoten
at(%)
Piridoksin
(%)
Bistik (lemusir)
Tak disimpan 40 5 6 +2 146-10 bulan -18
oC35 3 15 15 +16
Potongan daging Babi
(lemusir)
Tak didsimpan 15 0 +
6 bulan -18 oC 19 0 14 + 8
Pengaruh Pengukusan Pada Susut Vitamin Dari Sayuran Selama Penyimpanan Beku
Produk Kondisi penyimpananSusut vitamin
C (%) B-1(%) B-2(%) Karoten(%)
Buncis Tak dikukus 9 bulan pada 35 A1
Dikukus -19 OC 10 <A Tak dikukus 1 tahun pada 91 74 39
Dikukus -20 OC 47 22 3Lima bean
Tak dikukus 6 - 24 bulan B Dikukus Pada -20 OC B-10
Kapri hijau Tak dikukus 6 - 24 bulan C-50
Dikukus Pada -20 OC 40 Tak dikukus 9 bulan pada 14
Dikukus -19 OC Tak dikukus 5 bulan pada D
Dikukus -18 OC <DBayam
Tak dikukus 9 bulan pada 54 E Dikukus -19 OC 24 E
Tak dikukus 6 - 24 bulan F Dikukus Pada -20 OC F-28
1 Jika susut mutlak tidak ada, susut didasarkan pada selisih antara produk yang dikukus dan tidak dikukus. Misalnya, jika susut vitamin C pada produk tak dikukus adalah A, maka susut pada produk yang hampir sama jenisnya setelah penyusutan dapat dinyatakan berdasarkan A.
Tabel Retensi Vitamin Dalam Bahan Makanan Kalengan Selama Penyimpanan
Produk Kondisi
penyimpanan (C)
Bulan
% Retensi
Asam Askorb
atKaroten Niasin Riboflavin
Tiamin
Aprikot 101827
121212
969385
948583
---
---
---
Aprikot 101827
242424
949056
918476
---
---
---
Asparagus hijau
101827
121212
979489
978885
898584
928783
897966
Asparagus hijau
101827
242424
939186
888476
939187
817772
857254
Asparagus putih
101827
121212
969487
---
969497
---
827462
Asparagus putih
101827
242424
908782
---
969897
---
726552
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi
penyimpanan (C)
Bulan
% Retensi
Asam Askorba
t
Karoten
Niasin Riboflavin Tiami
n
Buncis 101827
121212
929085
---
838180
726962
928678
Buncis 101827
242424
888174
---
868686
625742
828067
Lima Bean 101827
121212
1009895
---
10110099
959188
888274
Lima Bean 101827
242424
868378
---
9997100
757570
877666
Wortel 101827
121212
---
949793
---
---
---
Wortel 101827
242424
---
909591
---
---
---
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi
penyimpanan (C)
Bulan
% Retensi
Asam Askorba
tKaroten Niasin
Riboflavin
Tiamin
Jagung putih
101827
121212
989286
---
828588
---
978578
Jagung putih
101827
242424
908878
---
848688
---
948971
Jagung kuning
101827
121212
989489
858784
898991
848078
908674
Jagung kuning
101827
242424
928981
697287
919096
716861
897660
Sari jeruk bali
101827
121212
959175
---
---
---
9910093
Sari jeruk bali
101827
242424
948257
---
---
---
999484
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi
penyimpanan (C)
Bulan
% Retensi
Asam Askorba
tKaroten Niasin
Riboflavin
Tiamin
Segmen jeruk bali
101827
121212
949173
---
---
---
---
Segmen jeruk bali
101827
242424
877746
---
---
---
---
Sari jeruk 101827
121212
979277
---
---
---
1009889
Sari jeruk 101827
242424
958050
---
---
---
1019483
Persik 101827
121212
988572
959086
101102101
---
929081
Persik 101827
242424
988053
756463
1009899
---
8810086
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi
penyimpanan (C)
Bulan
% Retensi
Asam Askorba
tKaroten Niasin
Riboflavin
Tiamin
Kapri Alaska 101827
121212
918984
979591
827782
918482
918675
Kapri Alaska 101827
242424
908881
959389
998785
807368
898568
Kapri manis 101827
121212
949288
989291
958790
938984
938873
Kapri manis 101827
242424
928981
949090
969595
888481
918572
Sari nanas 101827
121212
11010893
---
---
---
939387
Sari nanas 101827
242424
10810079
---
---
---
10310098
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi
penyimpanan (C)
Bulan
% Retensi
Asam Askorba
tKaroten Niasin
Riboflavin
Tiamin
Buah nanas irisan
101827
121212
1009574
---
---
---
979689
Buah nanas irisan
101827
242424
837853
---
---
---
10210389
Plums ungu (prunes)
101827
121212
---
10210097
9593103
848278
---
Plums ungu (prunes)
101827
242424
---
909886
869195
848276
---
Bayam 101827
121212
939186
919084
10010399
928985
968976
Bayam 101827
242424
908881
808081
96100101
828069
908271
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi
penyimpanan (C)
Bulan
% Retensi
Asam Askorba
tKaroten Niasin
Riboflavin
Tiamin
Tomat 101827
121212
959482
949895
919393
949591
949382
Tomat 101827
242424
898770
757574
888885
969897
918770
Sari tomat 101827
121212
1009786
9810099
999999
888483
959385
Sari tomat 101827
242424
1029274
949798
929190
929494
1039477
Tabel pengaruh pengukusan pada susut vitamin dari sayuran selama penyimpanan
beku
Produk
Susut zat gizi selama 12 bulan pada - 18C
B1 (%)
B2 (%)
Niasin (%)
B6 (%)
Vitamin K
Asam Folat (%)
Asam pantotena
t (%)
Karoten (%)
Fe (%)
Mineral
lain1 (%)
Buncis 0 – 32
0 00 – 21
0 6 53 0 – 23 18 0
Lima Bean
45 26 0
Brokoli 6 0
Kubis 0 0
Kapri hijau
0 – 16
0 – 8 0 – 8 7 0 0 29 0 – 4 20 0
Bayam 0 421P, Mg, Ca, K, Na
Tabel Retensi Vitamin B Kompleks Pada Telur Selama Penyimpanan Pada Suhu 0°C
VitaminLama Penyimpanan (Bulan)
0 3 6 12
Riboflavinµg/gµg/telur%Retensi
3,49170
-
3,3216396
2,9314686
3,0714787
Niasinµg/gµg/telur%Retensi
0,6631,3
-
0,6028,092
0,54†27,8†82†
0,6732,1102
Asam Pantotenat
µg/gµg/telur%Retensi
12,5608
-
11,757094
11,757895
11,856092
Biotin µg/gµg/telur%Retensi
10,76225
-
11,63244108
10,36†220†96†
10,4222897
Asam Folatµg/gµg/telur%Retensi
944,59
-
934,59100
803,8484
743,3774
Vitamin B6
µg/gµg/telur%Retensi
2,52124
-
2,069980
1,788367
1,346048
Kolin µg/gµg/telur%Retensi
7,5252
-
-255101
-†260†103†
8,7251100
Telur segar : 33,6 g
Usia 12 bulan : 28,9 g† Penyimpanan 7 bulan
Tabel Kehilangan Rata-rata Vitamin Dalam Beras Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang Selama 2
½ Tahun
Jenis Beras Tiamin (%)Riboflavin
(%)Niasin (%)
Rough † 19,87 6,34 4,12
Brown ‡ 25,40 4,20 3,87
White § 29,40 5,44 3,77† Beras yang mengandung sekam ; dikenal juga dengan padi‡ Beras yang kandungan sekamnya sudah dihilangkan§ Beras ………..
Tabel Kehilangan Asam Askorbat Pada Beberapa Jenis Sayuran yang Dilakukan Pada Beberapa
Kondisi Penyimpanan
Komoditas Kondisi Penyimpanan Kehilangan (%)
Asparagus 24 hari pada 66-78°F24 hari pada 35°F24 hari pada 70°F1 minggu pada 32°F1 minggu pada 70°F
403205070
Asparagus tips 96 hari pada suhu ruang 80
Kapri hijau 24 hari pada suhu ruang96 hari pada suhu ruang24 hari pada 46-50°F24 hari pada 66-78°F
203010
10-30
Brokoli 24 hari pada suhu ruang96 hari pada suhu ruang24 hari pada 46-50°F96 hari pada 46-50°F
5080
10-3025-40
LanjutanKomoditas Kondisi Penyimpanan Kehilangan (%)
Bit, Swiss 24 hari pada suhu ruang96 hari pada suhu ruang24 hari pada 46-50°F96 hari pada 46-50°F
35853070
Jagung 7 hari pada 34-40°F 0
Lima Beans 48 hari pada suhu ruang48 hari pada suhu refrigerated
6716
Lima Beans, Polong 48 hari pada suhu ruang48 hari pada suhu refrigerated96 hari pada suhu ruang96 hari pada suhu refrigerated
3957219
LanjutanKomoditas Kondisi Penyimpanan Kehilangan (%)
Bayam 24 hari pada suhu ruang192 hari pada suhu ruang
72 hari pada 72-79°F72 hari pada 34-37°F
48 hari pada suhu ruang48 hari pada 32°F24 hari pada 41°F
72 hari pada 70-72°F24 hari pada 70°F48 hari pada 70°F
24 hari pada 66-78°F
34-489550078
Diabaikan 19
50-90434729
Tabel Retensi Asam Askorbat Dalam Sayuran Beku Selama Penyimpanan
Sayuran Asam Askorbat Sebelum
Penyimpanan (mg/100 g)
Waktu Penyimpanan
(Bulan)
% Retensi
10°F 0°F -20°F
Asparagus 40 48
12
501010
1009090
100100100
Brokoli 78 48
12
502015
808073
959090
Kapri Hijau 14 48
12
45305
858570
100100100
Buncis 22 48
12
352515
959075
100100100
LanjutanSayuran Asam Askorbat
Sebelum Penyimpanan
(mg/100 g)
Waktu Penyimpanan
(Bulan)
% Retensi
10°F 0°F -20°F
Lima Beans
21 4812
807247
929574
969886
Bunga Kol 78 4812
703020
955550
1008080
Kacang Polong
17 4812
755821
1009589
10010098
Bayam 31 4812
451510
855045
1008590